repository.uksw.edu · kata yunani yang digunakan dalam perjanjian baru ialah ... itu akan masuk ke...

44

Upload: others

Post on 01-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum
Page 2: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum
Page 3: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum
Page 4: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum
Page 5: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum
Page 6: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum
Page 7: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum
Page 8: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum
Page 9: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum
Page 10: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum
Page 11: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

1

LATAR BELAKANG

Greja Kristen Jawi Wetan atau GKJW merupakan Gereja Kristen

yang berada di provinsi Jawa Timur. Penggunaan kata-kata “Jawi Wetan”

yang berarti Jawa Timur ini melambangkan letak teritorial dari gereja tersebut

dan bukan sebagai identitas kesukuan. Sekarang jemaat-jemaat GKJW

tersebar di seluruh provinsi Jawa Timur dengan jumlah warga gereja yang

diperkirakan mencapai 150.000 jiwa dan terhimpun dalam 152 jemaat.1

Sebagai Gereja Protestan GKJW mengakui eksistensi dua sakramen utama,

yaitu baptisan dan perjamuan kudus atau ekaristi. Dalam tulisan ini penulis

akan memfokuskan ulasan kepada sakramen perjamuan kudus atau ekaristi.

Berdasarkan hasil survey awal, di GKJW terdapat peraturan yang berkenaan

dengan Sakramen Perjamuan Kudus mengenai kriteria tertentu bagi jemaat

yang hendak mengikuti Perjamuan Kudus. Hasil survey awal ini akan kembali

diuji melalui hasil penelitian di bagian selanjutnya.

Jika berbicara mengenai istilah sakramen itu sendiri, terdapat

beberapa versi mengenai asal-usulnya mulai dari pemaknaan bahasa asli

hingga kepada budaya atau kebiasaan dari prajurit Romawi Kuno. Dari segi

bahasa asli, kata sakramen berasal dari terjemahan lama dari Perjanjian Baru

dalam bahasa Latin. Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah

mysterion yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai

sacramentum.2 Sedangkan menurut pemahaman budaya jikalau terdapat dua

pihak yang bertikai tentang suatu hal biasanya mereka datang kepada imam di

kuil untuk menyelesaikan pertikaian. Masing-masing pihak yang bertikai akan

menyerahkan uang sebagai taruhan (sacrum). Seusai pemeriksaan, pihak yang

menang akan memperoleh kembali uang yang dipertaruhkan. Kemudian uang

itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang

disebut sebagai sacramentum yang dimaknai sebagai jaminan suci.3

1 “Tentang GKJW”, last modified January 1, 2009, diakses Maret 20, 2015, http:

//www.gkjw.web.id/tentang-gkjw/. 2 Dr. J. L. Ch. Abineno, Perjamuan Malam: Menurut Ajaran Para Reformator (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 1990), 3. 3 Abineno, “Perjamuan Malam”, 2.

Page 12: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

2

Istilah Perjamuan Kudus atau ekaristi itu sendiri juga mengandung

makna yang mendalam. Ekaristi berasal dari kata Yunani eukharizein yang

berarti mengagumi, bersyukur, berterima kasih.4 Dari interpretasi Injil kata

Yunani yang menjadi akar kata dari Ekaristi lebih dimaknai sebagai semacam

ungkapan syukur. Kata kerja eukharizein yang digunakan dalam empat kitab

Injil ini mendeskripsikan bagaimana Yesus mengungkapkan syukur dalam

Perjamuan Terakhir melalui roti dan

anggur.5 Sedangkan bila ditinjau dari segi rujukan untuk Perjamuan Kudus itu

sendiri, maka terdapat dua titik tolak. Rujukan pertama berasal dari jamuan

malam yang diadakan Yesus dengan para murid-Nya sehari sebelum Dia

disalibkan. Jamuan malam tersebut merupakan makan malam perpisahan di

mana Yesus memecah-mecahkan roti dan menuangkan anggur (Lukas 22:19-

21). Rujukan kedua terdapat dalam I Korintus 11:23-26 yang memberikan

penjelasan bahwa sakramen ini harus dilakukan gereja bukan sekedar untuk

mengingat Yesus Kristus tetapi juga untuk memberitakan kematian Tuhan

sampai Ia datang kembali.6 Dalam Injil yang merupakan Berita Baik tentang

Yesus Kristus, sebagaimana disampaikan oleh para rasul dalam tulisan-

tulisannya,7 terdapat laporan-laporan atau kisah-kisah mengenai Perjamuan

Kudus. Pasal-pasal tersebut antara lain ialah Matius 26:26-28, Markus 14:22-

24, Lukas 22:19,20, dan 1 Korintus 4:24 yang mana tiap nats-nats di dalamnya

saling berlainan. Oleh karena itu, bila mengambil pemahaman dari hal ini

maka dapat disampaikan bahwa Tuhan Yesus pada waktu memerintahkan

penyeleggaraan Perjamuan Malam tidak menghendaki supaya Perjamuan

Malam tersebut dilakukan dalam rumusan yang tidak boleh berubah.8

Pada satu sisi Perjamuan Kudus juga nampak serupa dengan

perjamuan makan yang biasa dilakukan oleh orang Timur Tengah Kuno.

4 Dr. G. Kirchberger SVD, Gereja Yesus Kristus Sakramen Roh Kudus (Flores: Nusa Indah, 1988),

195. 5 Alasdair I. C. Heron, Table and Tradition (Philadelphia: The Westminister Press, 1983), xiii.

6 Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo, Manusia dalam Perjalanan Menjumpai Allah Yang Kudus: Suatu

Pemikiran Eklesiologi dan Eskhatologi Kontekstual di Indonesia (Salatiga: Satya Wacana

University Press, 2013), 73. 7 Dr. G. C. van Niftrik & Dr. B.J Bolland, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1997), 405. 8 Dr. P. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 1985, 192.

Page 13: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

3

Perjamuan makan bersama atau dapat disebut pula sebagai tafelgemeenschap

mengandung makna berupa keakraban dari para pihak yang ambil bagian

dalam perjamuan tersebut. Tidak ada permusuhan, perasaan curiga maupun

perasaan-perasaan lain yang tidak berkenan di antara mereka yang turut ambil

bagian dalam perjamuan makan tersebut.9 Dalam jamuan makan ini juga

nampak keramah-tamahan para tuan rumah untuk menjamu para tamunya.

Perjamuan Kudus sebagai ketetapan dari Tuhan dirayakan sebagai peringatan

akan Yesus Kristus yang membawa atmosfir persaudaraan dan keramah-

tamahan yang sama. Allah menjamu manusia sebagai tamu-Nya sebagai tanda

tidak lagi ada konflik di antara Allah dan manusia.10

Ekaristi merupakan suatu

puncak dari kebersamaan.11

Hal ini mengisyaratkan bila dalam Perjamuan

Kudus juga terselip aspek pengampunan dosa. Pengampunan dosa memiliki

dua sisi, yaitu manusia dibebaskan dari hal-hal yang memisahkan dia dari

Allah sehingga mereka hidup dalam permusuhan dengan Allah. Di sisi lain,

pengampunan dosa ini memberikan masa depan yang baru bagi manusia.

Manusia yang hidup dalam dosa telah menjadi manusia yang hidup dalam

kebenaran.12

Setelah melihat definisi yang terkandung dalam istilah sakramen dan

Perjamuan Kudus yang begitu kaya, maka dapat kita simpulkan bila pada

dasarnya sakramen Perjamuan Kudus memiliki tiga tujuan utama, yaitu

sebagai wujud ungkapan syukur, pengenangan atas pengorbanan Sang Juru

Selamat (Perayaan Keselamatan), dan yang terakhir ialah sebagai wujud

pengampunan dosa. Meskipun demikian, dalam realitanya terdapat peraturan-

peraturan bagi mereka yang hendak mengikuti Perjamuan Kudus antara lain

memiliki kepercayaan, pertobatan dan motivasi untuk hidup dalam kebenaran

dan kekudusan.13

Seiring dengan berjalannya waktu, maka peraturan-

peraturan ini juga mengalami perkembangan hingga menyentuh aspek iman

jemaat. Menurut Dr. Albinus Netti, peraturan yang dibuat oleh gereja tidak

9 Nuban Timo, Manusia dalam Perjalanan, 87.

10 Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo, Umat Allah di Tapal Batas, (-), 206.

11 E. Martasudjita, Pr, Sakramen-Sakramen Gereja: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral

(Yogyakarta: Kanisius, 2003), 266-268. 12 Nuban Timo, Manusia dalam Perjalanan, 89. 13

Ester P. Widiasih, “Fencing The Lord’s Table, SOLA EXPERTIA 1, no. 2 (Oktober 2013): 178.

Page 14: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

4

seharusnya sampai menyentuh iman jemaat, cukuplah peraturan dibuat untuk

hal-hal penting terutama bagi hal-hal yang rawan menimbulkan

kesalahpahaman dan tidak terdapat satu peraturan yang berlaku untuk segala

waktu dan tempat.14

Peraturan gereja mengenai penggembalaan khusus sebelum

mengikuti Perjamuan Kudus bagi mereka yang dipandang telah menyalahi

kehendak Tuhan bukanlah sebuah rahasia lagi. Mereka yang melakukan

kesalahan di dalam kehidupannya baik secara langsung maupun tidak

langsung tidak diperkenankan untuk mengikuti sakramen Perjamuan Kudus

sebelum mengikuti penggembalaan khusus. Hal ini juga terjadi secara umum

di GKJW. Dalam buku tata gereja GKJW atau Tata Pranata GKJW diatur

dengan sistematis perihal seputar Perjamuan Kudus dan Penggembalaan

Khusus. Sakramen dalam Tata Gereja GKJW memiliki definisi sebagai tanda

kudus yang ditetapkan oleh Tuhan Allah yang menyatakan tentang

persekutuan Tuhan Allah dengan orang-orang yang menjadi milikNya dalam

kematian dan kebagkitan Yesus Kristus. Penjabaran ini diikuti dengan dasar

sakaramen adalah berita sukacita tentang pengampunan dosa, penyucian dan

pengharapan akan hidup yang kekal dalam kematian dan kebangkitan Yesus

Kristus serta tujuannya untuk menghayati kematian dan kebangkitan Yesus

Kristus serta pemberlakuan hidup baru.15

Sedangkan Perjamuan Kudus

dimaknai sebagai tanda kudus yang ditetapkan oleh Tuhan Allah untuk umat

milik-Nya yang mengandung penghayatan akan kematian dan kebangkitan

Yesus Ktistus.16

Definisi, dasar, dan tujuan dari Perjamuan Kudus telah

dirumuskan dalam kerangka yang baik, namun sayangnya rumusan yang baik

ini tidak didukung oleh peraturan dalam pelayanannya, di mana dalam BAB

VII Pasal 13 mengenai Pelayanan Perjamuan Kudus. Pada poin a dalam pasal

13 tersebut dituliskan bahwasanya yang dapat mengikuti Perjamuan Kudus

14 Dr, Albinus L. Netti, Ibadah dan Tata Ibadah dalam Permenungan (Salatiga: Satya Wacana

Press, 2014), 108. 15

Majelis Agung, Tata dan Pranata Gereja Kristen Jawi Wetan dan Peraturan Majelis Agung

Tentang Badan-Badan Pembantu Majelis (Malang, 1996), 159. 16

Majelis Agung, Tata dan Pranata, 161.

Page 15: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

5

ialah mereka yang tidak terkena penggembalaan khusus.17

Penggembalaan

Khusus diberlakukan kepada mereka yang menyimpang dari kaidah dan

ajaran GKJW untuk diarahkan menuju pertobatan. Sebelum mereka mencapai

pertobatan tersebut maka selama itu pulalah mereka dilarang untuk

mengambil bagian dalam sakramen gereja, salah satunya ialah Perjamuan

Kudus.

Jadi, di GKJW Perjamuan Kudus hanya dapat diikuti oleh mereka

yang telah memenuhi syarat gerejawi. Sakramen dipahami sebagai wujud

nyata gereja sehingga tanpa adanya sakaramen gereja tidak dapat disebut

sebagai gereja. Dalam kerangka wujud nyata gereja inilah sakramen

dipandang sebagai tanda kudus sehingga hanya mereka yang dianggap telah

“siap” yang boleh ambil bagian di dalamnya. Terdapat pula hal-hal yang

perlu dihormati dalam pelaksanaan sakramen ini, yaitu tubuh Kristus yang

dapat dipahami sebagai persekutuan Jemaat maupun karya keselamatan yang

telah Kristus lakukan. Mereka yang terkena penggembalaan khusus

dipandang telah melukai persekutuan dan melukai hati anggota persekutuan

dan juga tidak menghargai karya keselamatan yang telah dilakukan oleh

Kristus.18

Nampaknya kata “kudus” yang terdapat dalam pengertian Perjamuan

Kudus dalam Tata Pranata dan pandangan mengenai wujud nyata gereja

inilah yang menjadi kata kunci dalam melihat kelayakan jemaat untuk

mengikuti Perjamuan Kudus. Bila memang kata “kudus” yang digunakan

sebagai titik tolak pelarangan-pelarangan, lalu bagaimanakah dengan aspek

pengampunan dosa yang dituliskan dalam dasar pelaksanaan sakramen?

apakah pengampunan dosa itu hanya berlaku bagi jemaat yang telah

memenuhi kriteria “kudus” tersebut? bila demikian bukankah seharusnya

mereka yang dipandang melakukan pelanggaran seharusya dilihat sebagai

pihak yang lebih membutuhkan bila dibandingkan dengan mereka yang

dipandang telah sesuai dengan kriteria “kudus” yang ditetapkan oleh gereja.

Hal ketidaksempurnaan seharusnya tidak menjadi penghalang untuk turut

17

Majelis Agung, Tata dan Pranata, 162. 18

Wawancara dengan Pdt. BM, tanggal 7 Maret 2016 di Kantor Gereja.

Page 16: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

6

serta dalam Perjamuan Kudus, sebab Perjamuan Kudus diperuntukkan bagi

mereka yang merasa lemah dan mencari kekuatan daripada Tuhan, juga bagi

orang yang menginsyafi kelemahan imannya.19

Sakramen Perjamuan Kudus seringkali dianggap sebagai “daerah-

daerah kudus” yang hanya boleh disentuh oleh mereka yang telah memenuhi

syarat. Peraturan yang mengatur syarat-syarat tersebut tanpa disadari telah

menjadi semacam “tembok pemisah” antara “daging” yang berkuasa dan

daerah di mana “Roh” yang berkuasa.20

Peraturan tersebut pulalah yang

mengaburkan tujuan gereja, menobatkan umatnya atau menjaga citra kesucian

gereja semata. Upaya pembinaan yang dilakukan gereja dalam

penggembalaan khusus mugkin dapat dipahami bila lebih difokuskan

terhadap perbaikan perspektif diri maupun pembangunan perspektif yang

baru. Namun, larangan untuk ambil bagian di dalam Perjamuan Kudus inilah

yang menjadi pertanyaan. Bila kembali kepada hakikat dari Perjamuan Kudus

itu sendiri, maka seharusnya semua orang dapat mengambil bagian di

dalamnya. Maka dari itu melalui tulisan ini, penulis akan memaparkan sejauh

syarat-syarat mengenai peraturan dalam Perjamuan Kudus itu dipahami dan

dipraktekkan oleh Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW).

Penelitian ini ingin mengetahui secara mendalam apa makna

Perjamuan Kudus bagi GKJW serta apa saja syarat-syarat yang ditentukan

GKJW untuk mengikuti Perjamuan Kudus, dengan tujuan untuk

mendeskripsikan makna Perjamuan Kudus bagi GKJW dan mendeskripsikan

serta menganalisa syarat-syarat yang ditetapkan GKJW untuk mengikuti

Perjamuan Kudus.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan dua manfaat, yaitu

manfaat secara teoritis dan praktis. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan

dapat berkontribusi dalam hal menambah kekayaan pemahaman dan hal-hal

seputar hakikat dari pelaksanaan Perjamuan Kudus bagi GKJW. Secara

Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan refleksi dan

19

Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, 194. 20

Netti, Ibadah dan Tata Ibadah, 111.

Page 17: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

7

evaluasi mengenai posisi dan peran pastoral bagi warga jemaat yang dianggap

memerlukan pelayanan khusus bagi GKJW.

Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis untuk meneliti

permasalahan yang menjadi pokok kajian utama ialah metode kualitatif.

Pengumpulan data primer akan dilakukan melalui wawancara. Wawancara

akan dilakukan secara tidak terstruktur untuk menanyakan secara mendalam

maksud dari penjelasan para informan atau nara sumber.21

Sedangkan untuk

data sekundernya akan diperoleh dari dokumen-dokumen maupun tulisan-

tulisan yang berhubungan dengan topik bahasan. Responden yang dipilih oleh

penulis untuk memaparkan informasi ialah Komisi Teologi di Sinode

(Majelis Agung) GKJW.

MAKNA DARI ISTILAH SAKRAMEN DAN PERJAMUAN KUDUS

Perjamuan Kudus termasuk ke dalam salah satu rangkaian sakramen

yang diakui oleh Gereja Kristen Protestan. Kata “sakramen” itu sendiri

memiliki banyak definisi dengan berbagai perspektif. Terdapat pemaknaan

yang mengatakan bahwa sakramen bukan istilah yang diambil dari Alkitab

melainkan dari adat istiadat Roma, yang berasal sari akar kata sacramentum

yang mengandung dua arti. Pertama, sumpah prajurit yaitu sumpah kesetiaan

yang harus diucapkan oleh seorang prajurit di hadapan panji-panji kaisar.

Kedua, uang taruhan atau uang tanggungan. Uang ini harus diletakkan di kuil

oleh dua golongan yang sedang berperkara. Pihak yang kalah dalam perkara

itu akan kehilangan uangnya. Maka dari itu kata “sakramen” (yang berasal

dari kata sacer = kudus) mengandung juga arti : perbuatan atau perbuatan

yang rahasia, yang kudus, dan yang berhubungan dengan para dewa. Kata ini

kemudian diterjemahkan sebagai mysterion dalam Bahasa Yunani. Awalnya,

yang disebut sebagai sakramen di dalam gereja adalah segala rahasia yang

bersangkutan dengan Tuhan Allah dan penyataan-Nya. Namun, lama-

21

Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Edisi Ketiga (Jakarta: Gramedia,

1997), 129.

Page 18: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

8

kelamaan pengertian ini menyentuh segala hal yang berkaitan dengan hidup

kekristenan.22

Gereja Reformasi hanya mengakui dua sakramen saja, perbedaan ini

disebabkan oleh fokus yang digunakan oleh Gereja Reformasi yang berupa

pengertian mengenai hakikat sakramen. Calvin sebagai salah satu reformator

memaknai sakramen sebagai alat bantu yang serupa dengan Pemberitaan Injil

berupa tanda lahiriah yang dapat menopang dan meneguhkan iman. Namun,

sakramen juga tergantung kepada aspek janji Ilahi sehingga sakramen lebih

berfungsi sebagai konfirmasi atas janji tersebut.23

Perjamuan Kudus sebagai

salah satu sakramen dalam tradisi Kristen dipandang sebagai sebuah

perjanjian atau konvenan.24

Perjamuan Kudus juga membawa orang percaya

untuk ikut ambil bagian oleh iman dalam semua manfaat Kristus, seperti

penebusan, kebenaran, dan kehidupan kekal sehingga orang-orang percaya

tersebut juga mendapatkan dorongan untuk menghargai ciptaan.25

Istilah yang digunakan untuk menyebut Perjamuan Kudus itu

sendiri juga beranekaragam, mulai dari Ekaristi, Pejamuan Malam,

Pemecahan Roti, Kurban Kudus, Sakramen Mahakudus, Misa, hingga

Perjamuan Tuhan. Ekaristi berasal dari Bahasa Yunani eukharizein yang

artinya mengagumi, bersyukur, dan berterima kasih. Sedangkan istilah

Perjamuan Malam ini banyak digunakan oleh Gereja Protestan yang melihat

sakramen tersebut secara historis di mana sakramen tersebut dirayakan

sebagai kenangan akan perjamuan perpisahan yang dirayakan Yesus beserta

para murid-Nya pada malam sebelum Ia disalibkan. Sedangkan istilah

Perjamuan Tuhan digunakan seturut dengan apa yang disampaikan Paulus

dalam 1 Korintus 11:20 yang menojolkan peranan Kristus sebagai tuan

pesta.26

Istilah “Ekaristi”, “Sakramen Mahakudus”, dan “Misa” cenderung

digunakan oleh Gereja Katolik Roma, sedangkan istilah-istilah lain seperti

22

Dr. Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 424-426. 23

Francois Wendel, Calvin: Asal Usul dan Perkembangan Pemikiran Religiusnya (Surabaya:

Momentum, 2010), 355-358. 24

Wendel, Calvin, 377. 25

Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), 240. 26

Kirchberger, Gereja Yesus, 194-197.

Page 19: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

9

“Perjamuan Malam”, “Perjamuan Tuhan” dan “Perjamuan Kudus” lebih

sering ditemukan dalam Gereja Protestan. Meskipun istilah yang digunakan

berbeda dan perspektiif yang digunakan berlainan, namun kesemuanya

bertolak dari perjamuan yang dirayakan oleh Yesus dengan murid-murid-Nya

dan oleh jemaat mula-mula (Kis., 1 Kor).27

Gereja-gereja Protestan cenderung

lebih menonjolkan aspek Perjamuan Malam, ekaristi sebagai peringatan akan

perbuatan Yesus pada malam sebelum ia memasuki masa sengsara.

Peringatan tersebut lebih kepada tujuan untuk mengenang kembali tanpa

kehadiran realitas kurban dan perbuatan Kristus.28

Bila dikelompokkan ke dalam lima aspek, maka Perjamuan Kudus

dapat diartikan sebagai :

1. Perjamuan Kudus merupakan suatu Perjamuan Peringatan, Yesus

menghendaki kita memperingati-Nya dengan perantaraan roti dan

anggur. Roti dan anggur tersebut mengingatkan kita atas peristiwa yang

pernah terjadi di Bukit Golgota. Namun meskipun demikian, bukan

hanya kematian Yesus yang kita peringati terlebih juga kebangkitan-Nya.

Perjamuan Kudus dirayakan sebagai perjamuan peringatan yang

dilakukan dengan cara memusatkan pikiran kita dengan penuh khidmat

dan kepercayaan kepada Yesus yang telah mati dan bangkit kembali,

Tuhan atas kehidupan.29

2. Perjamuan Kudus adalah suatu Perjamuan Persekutuan dengan Yesus

yang dimuliakan dan dirayakan dengan Roh, dalam artian ini

Perjamuan Kudus lebih dimaknai secara rohani. Merayakan Perjamuan

Kudus adalah makan bersama-sama dalam persekutuan dengan Yesus.

Persekutuan dengan Yesus juga persekutuan dengan karunia-Nya, yakni

pengampunan dosa, pembaharuan hidup setiap hari dan hidup kekal. Para

umat diberikan kepastian melalui anggur dan roti bahwa dosa-dosa telah

diberikan pengampunan dan diangkat menjadi anak Allah.30

27

Christian de Jonge, Apa Itu Calvinisme? (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 211. 28

Kirchberger, Gereja Yesus, 195. 29

Dr. J. Verkuyl, Aku Percaya: Uraian Tentang Injil dan Seruan untuk Percaya, (Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2001), 234-235. 30

Verkuyl, Aku Percaya, 236.

Page 20: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

10

3. Perjamuan Kudus memiliki arti bagi Persekutuan antara Orang-Orang

Beriman, arti ini hanya mampu dipahami bila dimulai dengan keinsyafan

bahwa setiap kita yang duduk di meja perjamuan merupakan orang

bedosa yang diperkenankan menerima bagian atas pengampunan dosa.

Kita mengetahui sedikit tentang sesama kita dan mengenal perjuangan

mereka masinng-masing. Kita duduk bukan bersama orang-orang yang

kita pilih sendiri melainkan dengan orang-orang yang dipilih oleh

Tuhan.31

4. Perjamuan Kudus adalah suatu Perjamuan Iman, pada Perjamuan

Kudus kita tidak hidup dari apa yang kita lihat melainkan dari iman, dan

kepercayaan. Siapa yang menerima roti yang dipecah-pecahkan, ia

diundang untuk menerima Kristus dalam iman. Namun sayangnya,

seringkali Perjamuan Kudus dilebih-lebihkan nilainya.32

5. Perjamuan Kudus merupakam suatu Perjamuan Kerinduan dan

Pengharapan, Perjamuan Kudus merupakan Perjamuan Pengharapan

akan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya dan kehadiran langit serta

bumi yang baru. Perjamuan Kudus di dunia merupakan suatu permulaan,

permulaan yang membangkitkan kerinduan kepada penggenapan.33

PERJAMUAN KUDUS MENURUT INJIL DAN SURAT-SURAT

PAULUS

Merupakan sebuah kenyataan bahwa Perjanjian Baru tidak banyak

membahas mengenai Perjamuan Kudus di dalam tulisan-tulisan yang ada.

Ketiga Kitab Injil Sinoptik hanya menyampaikan bahwa Yesus mengucapkan

beberapa kalimat singkat pada waktu Ia mengadakan perjamuan terakhir

bersama para murid-Nya, yang mana kalimat-kalimat tersebut dikenal sebagai

“Amanat Penetapan” (Mrk. 14:22-25; Mat. 26:26-29; Luk. 22:14-20). Penulis

Kitab Injil keempat juga menguraikan peristiwa perjamuan dengan lebih

31

Verkuyl, Aku Percaya, 236. 32

Verkuyl, Aku Percaya, 237. 33

Verkuyl, Aku Percaya, 238.

Page 21: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

11

terinci, namun sayanganya tidak diiringi dengan penyampaian “Amanat

Penetapan” (Yoh. 13).34

Tidak perlu diragukan bahwa Matius, Markus, Lukas, dan Paulus

menceritakan peristiwa yang sama.35

Ketiga penulis Injil sangat menghindari

salah pengertian dengan menegaskan bahwa “Amanat Penetapan” Perjamuan

Malam diucapkan Yesus pada suatu perjamuan. Para penulis Injil juga

sependapat bahwa perjamuan itu sangat khusus sifatnya, yaitu Perjamuan

Paskah tahunan yang sesuai dengan Alkitab dan tradisi. Berbeda dengan

ketiga Injil, Paulus dalam surat-suratnya sama sekali tidak menyebutkan hal

ini.36

“Amanat Penetapan” Perjamuan Kudus diberitakan dalam empat bagian

(Mrk. 14:22-25; Mat. 26:26-29; Luk. 22:14-20; 1 Kor. 11:23-26).37

Matius dan Markus tidak memiliki perbedaan yang terlalu ekstrem.

Matius pada dasarnya mengikuti pendahulunya, yaitu Markus. Namun

perubahan urutan peristiwa dan tambahan kata-kata baru merupakan ciri khas

yang dimiliki oleh Matius. Penambahan yang paling utama terdapat dalam

kalimat “Amanat Penetapan”: “Sebab inilah darahKu, darah perjanjian, yang

ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa”(Mat. 26:28).

Penambahan kata-kata ini menunjukkan bagaimana penulis Matius

menghayati tindakan Tuhan.38

Lain halnya dengan Lukas, dalam Lukas

“Amanat Penetapan” Perjamuan Kudus didahului oleh suatu perantaraan yang

menimbulkan kesan bahwa telah terdapat cawan lain yang telah diedarkan

terlebih dahulu (Luk. 22:14-18). Selain itu, dalam formulasi “Amanat

Penetapan” Lukas nampak memiliki keterkaitan dengan Rasul Paulus.39

Surat-surat yang ditulis oleh Rasul Paulus memiliki dua kali

pernyataan mengenai “Perjamuan Tuhan” (1Kor. 10:14-22 dan 11:17-34).

Penekanan yang ia sampaikan dalam tulisan-tulisan tersebut ialah untuk

mengingatkan para pembacanya akan amanat penetapan yang Yesus ucapkan

34

Dr. C. J. Den Heyer, Perjamuan Tuhan: Studi Mengenai Paskah dan Perjamuan Kudus

Bertolak dari Penafsiran dan Teologi Alkitabiah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), ix. 35

Heyer, Perjamuan Tuhan, 1. 36

Heyer, Perjamuan Tuhan, 16. 37

Heyer, Perjamuan Tuhan, 1. 38

Heyer, Perjamuan Tuhan, 91-92. 39

Heyer, Perjamuan Tuhan, 94-95

Page 22: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

12

sebelum Ia ditangkap (1 Kor. 11:23-26).40

Paulus melalui suratnya yang

pertama kepada jemaat Korintus menyampaikan gambaran mengani perayaan

Perjamuan Kudus pada tahun lima puluhan dalam abad pertama. Surat

pertama ini juga memuat mengenai tanggapannya atas masalah-masalah dan

ketegangan yang terjadi. Perpecahan internal yang terjadi membawa dampak

dalam perayaan Perjamuan Kudus di Jemaat Korintus. Perjamuan Kudus

biasanya selalu diawali dengan makan biasa. Namun, permasalahan timbul

ketika mereka yang menyediakan banyak makanan enggan untuk

membaginya dengan mereka yang berkekurangan. Hal inilah yang digaris

bawahi oleh Paulus sehingga Paulus memberlakukan kembali tradisi yang

ada. Paulus mengutip kalimat “Amanat Penetapan” untuk mengatasi situasi

tersebut: “Barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum

cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu

hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia

makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum

tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya” (1

Kor. 11: 27-29). 41

Seluruh naskah yang ada di dalam Injil dan surat-surat Paulus

menyatakan bahwa Perjamuan Kudus bukanlah sebuah peristiwa yang

bersifat individual melainkan segala hal dan segi yang kena mengena dengan

hakikat berjemaat. Perjanjian Baru juga sama sekali tidak memberikan

petujuk mengenai pertanyaan siapa yang boleh dan tidak boleh dalam

mengikuti Perjamuan Tuhan itu, meskipun Paulus tampil dengan

menyampaikan peringatan tetapi peringatan tersebut lebih ditujukan kepada

komitmen dan kesadaran masing-masing secara pribadi mengenai hakikat

Tubuh Kristus, khususnya dalam hal berelasi dengan sesama dan hal

kepercayaan.42

Jemaat Korintus pada masa Paulus mengalami masa-masa

buruk di sekitar perayaan Perjamuan Kasih dan Perjamuan Kudus.

Perpecahan, egoisme, kedangkalan berpikir dan sifat-sifat buruk yang

40

Heyer, Perjamuan Tuhan, ix. 41

Heyer, Perjamuan Tuhan, 82-84. 42

Heyer, Perjamuan Tuhan, 104. .

Page 23: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

13

ditularkan oleh pemujaan berhala yang terdapat di lingkungan mereka

membingungkan Paulus.43

Seiring dengan perkembangan gereja, Perjamuan Kudus juga

mengalami perkembangan dalam hal pelayanannya. Terdapat kriteria-kriteria

bagi mereka yang hendak mengikutinya seperti:

a) Pengetahuan

b) Perilaku hidup

c) Usia

Mereka yang hendak mengikuti Perjamuan Kudus harus melewati

proses katekisasi yang tidak singkat sebelum menerima baptisan sehingga

dengan pengetahuan dari katekisasi tersebut mereka dirasakan layak untuk

ikut serta dalam meja Perjamuan. Pengetahuan mengenai Iman Kristen

merupakan hal yang dianggap penting. Perilaku hidup berkaitan dengan

kebiasaan-kebiasaan lama dalam perkembangannya juga menjadi sebuah

indikator yang penting. Bahkan, penyelewengan dalam kebiasaan hidup dapat

mengakibatkan seseorang tidak diperkenankan mengambil tempat di meja

Perjamuan. Perjamuan kudus dinilai mengkehendaki iman yang kuat,

pertobatan yang lebih tinggi tarafnya dan di samping itu keadaan hati yang

lain sekali, sebuah kepastian bahwa kita dengan kesungguhan hati yang

dalam sehingga dapat menguji diri kita. Oleh karena kriteria yang tinggi

tersebut, kelompok yang dapat mengikutinyapun kemudian dipersempit, yaitu

dikhususkan bagi orang dewasa saja.44

DOKTRIN CALVINISME

Greja Kristen Jawi Wetan lebih condong kepada perspektif John

Calvin dalam melaksanakan kehidupan bergereja. Oleh karena itu penulis

akan menjabarkan beberapa bagian yang merepresentasikan pemikiran Calvin

dan doktin yang dihasilkan.

43

Dr. I. H. Enklaar, Baptisan Massal dan Pemisahan Sakramen-Sakramen (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 1978), 11. 44

Enklaar, Baptisan Massal, 9-21.

Page 24: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

14

Ajaran Calvin lebih bersifat kontekstual sehingga penekanan-

penekanan di dalam ajaran Calvin seringkali mengalami pergeseran karena

gereja-gereja yang menganut ajaran tersebut hidup dalam zaman yang

berbeda. Ajaran Calvin yang dipelihara terkadang mengalami penambahan

atau justru perubahan. Evolusi ajaran tersebut membuat istilah “Calvinisme”

menjadi semakin kaya dan luas.45

Tokoh-tokoh yang berkontribusi pada

pembentukan doktrin Calvinis antara lain Luther, Augustinus, dan Bucher.46

Calvinisme bertitik tolak dari Allah yang berdaulat, yaitu Allah

Tritunggal.47

Calvinis selalu mengutamakan pemikiran akan Allah, sehingga

pemikiran tidak dimulai dari kepentingan manusia melainkan berpijak pada

pemahaman mengenai bagaimana Allah memperoleh apa yang menjadi hak-

Nya.48

Dalam perspektif Calvinisme Allah merupakan sosok yang dinamis,

yang berintervensi dalam sejarah manusia. Namun, meskipun demikian

transendensi Allah sangat mendapatkan perhatian sehingga beberapa

pandangan seperti Pantheisme dan Deisme mendapatkan penolakan.

Penolakan ini berakar pada pemahaman bahwa Allah adalah Allah yang

menciptakan dan menyempurnakan. Allah tidak hanya menciptakan tetapi

terus melakukan penyempurnaan menuju kepada penggenapan.49

Calvinisme memiliki tradisi khas yang membedakannya dengan

aliran atau perspektif lain, yaitu perihal melihat sisi positif dari Taurat sebagai

cermin dalam kehidupan. Oleh karenanya Calvinisme sangat mengedepankan

penerapan kebajikan sebagai wujud dari tuntutan taurat yang baru dalam

Injil.50

Implikasi dari tradisi ini ialah posisi moralitas dan etika Kristen yang

sangat penting. Pentingnya moralitas dan etika Kristen ini sebenarnya juga

dipengaruhi oleh posisi Allah yang central dalam pandangan Calvinisme,

sehingga kemuliaan Allah amat diutamakan. Alasan lain mengapa moralitas

sangat ditekankan ialah bersumber kepada kesadaran akan kebobrokan

45

Jonge, Apa itu Calvinisme?, 2. 46

Wendel, Calvin, 379. 47

Pdt. Dr. Stephen Tong, Reformasi dan Teologi Reformed (Jakarta: Lembaga Reformed Injili

Indonesia, 1994), 66. 48

H. Henry Meeter, Pandangan-Pandangan Dasar Calvinisme (Surabaya: Momentum, 2009), 7. 49

Tong, Reformasi dan Teologi Reformed, 37- 66. 50

Tong, Reformasi dan Teologi Reformed, 38.

Page 25: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

15

totalnya. Seorang Calvinis percaya bahwa manusia berada dalam kondisi

bobrok secara total. Orang yang paling menyadari ketidakberdayaannya

adalah pribadi yang paling bergantung pada Allah sehingga ia akan menimba

paling banyak dari kekayaan anugerah Allah untuk pembaharuan moralnya.51

Gereja dalam perspektif Calvin dipahami sebagai sarana yang

diberikan Allah kepada orang-orang percaya yang lemah untuk membina dan

memelihara mereka dalam iman.52

Calvin memahami bahwa gereja kudus

karena Allah memberikan hal-hal kudus, yaitu berupa Firman dan sakramen-

sakramen di dalamnya.53

Calvin menyatakan bila iman yang kita miliki

bersifat sempurna, baginya iman kita tidak sempurna. Iman bersifat tidak

stabil sehingga bisa berubah karena jika tidak demikian manusia tidak akan

terus menjadi orang berdosa. Oleh karena iman yang tidak sempurna inilah

sakramen diperlukan terkhusus Perjamuan Kudus dengan mengingat aspek-

aspek yang ada di dalamnya.54

Peran penting gereja dalam definisi tersebut

menimbulkan kesadaran bahwa kehidupan gereja perlu diatur dengan sebaik-

baiknya, sehingga diperlukan kumpulan peraturan-peraturan atau tata gereja.

Tata Gereja pertama yang ditulis oleh Calvin diperuntukkan oleh gereja di

Genewa dengan latar belakang krisis yang tengah terjadi karena munculnya

upaya dari seorang kardinal untuk membawa kembali jemaat-jemaat di

Genewa ke dalam naungan Katolik Roma.55

Selain peristiwa tersebut,

konteks Genewa juga menjadi faktor pendorong yang penting. Ketika Calvin

memulai pelayanannya di Genewa, kota ini baru saja membebaskan diri dari

pemerintahan uskup Genewa dan darah Savoye.56

Genewa menjadi sebuah

kota yang bebas.57

Hidup tanpa aturan dan bebas ini membuat jemaat Genewa

cenderung hidup dalam perbuatan-perbuatan tidak bermoral seperti mabuk-

mabukkan, bermain judi, mencuri, perzinahan dan tindakan yang tidak

51

Meeter, Pandangan-Pandangan, 52-53. 52

Jonge, Apa Itu Calvinisme?, 99. 53

Jonge, Apa Itu Calvinisme?, 150. 54

Wendel, Calvin, 382. 55

Jonge, Apa Itu Calvinisme?, 8-9. 56

Jonge, Apa Itu Calvinisme?, 8. 57

Dr. J. L. Ch. Abineno, Johanes Calvin: Pembangunan Jemaat, Tata Gereja, dan Jabatan

Gerejawi (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1992), 25.

Page 26: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

16

bermoral lainnya.58

Pelanggaran-pelanggaran itulah yang dinilai terjadi

sebagai akibat dari dosa-dosa berat dianggap membahayakan persekutuan

jemaat. Hal ini secara khusus nampak dalam perayaan Perjamuan Kudus. 59

Tradisi Calvinisme juga mengenal istilah disiplin gereja. Yang

dimaksudkan dengan displin oleh Calvin ialah ketertiban di dalam gereja,

semacam usaha untuk menghindari dan menghilangkan dosa. Tujuan utama

dari disiplin tersebut ialah mempertahankan kesucian gereja sebagai

persekutuan yang merayakan Perjamuan Kudus, supaya nama Allah tetap

dipermuliakan dan tidak dicemarkan.60

Disiplin Calvin bertalian erat dengan

perayaan Perjamuan Kudus karena bagi Calvin jemaat adalah persekutuan

yang mendengar Firman dan merayakan sakramen-sakramen sehingga pada

hakikatnya jemaat merupakan persekutuan Perjamuan Kudus. Doktrin dasar

Calvinisme mengenai kemuliaan Allah sebagai pokok dari segalanya menjadi

acuan munculnya larangan bagi pihak-pihak yang dinilai tidak memiliki

tingkah laku yang pantas dan mengalami penyimpangan ajaran untuk turut

ambil bagian dalam perayaan Perjamuan Kudus.61

Penggalan tulisan dalam

surat Rasul Paulus bagi jemaatnya di Korintus (1 Kor. 11: 27-29) pada era

Calvin mendapatkan perhatian khusus dalam pelayanan Perjamuan Kudus.62

Sayangnya penerapan kutipan dari surat Paulus ini tidak disertai dengan

peninjauan yang mendalam. Banyak ahli menyatakan bahwa Calvin dalam

pembahasannya terutama dalam hal jabatan gerejawi dan tata gereja

cenderung menggunakan Alkitab sebagai kumpulan hukum dan peraturan

yang harus diikuti secara harafiah.63

Bagi sebagian ahli baik tata gereja maupun disiplin gereja yang

diselenggarakan oleh Calvin menggunakan istilah “doctrina” yang lebih

merujuk kepada ajakan untuk “mengajar” orang lain. Sedangkan

penerapannya dalam perayaan Perjamuan Malam lebih bersifat paedagogis

58

Gridmedlis Hattu, “Sikap Warga Jemaat GPM Haria Terhadap Larangan Mengikuti Perjamuan

Kudus Bagi Pasangan Kawin Piara” (S. Si Teol Tugas Akhir, Universitas Kristen Satya Wacana,

2016), 10. 59

Jonge, Apa Itu Calvinisme?, 146. 60

Jonge, Apa Itu Calvinisme?, 151. 61

Jonge, Apa Itu Calvinisme?, 153. 62

Heyer, Perjamuan Tuhan, 83. 63

Abineno, Johanes Calvin, 32.

Page 27: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

17

dan pastoral karena ia berbincang dengan anggota jemaat sebelum masuk ke

dalam perayaan. Perbincangan tersebut juga mengandung unsur pengakuan di

dalamnya. Penolakan bagi anggota tertentu untuk ikut serta dalam perayaan

lebih dimaksudkan untuk mengajar orang-orang itu dan memimpinnya

kepada hidup yang lebih baik. Calvin dinilai sebagai tokoh yang membenci

praktek disiplin yang merusak (memecahkan) Gereja dan yang tidak

menunjang kesatuaannya. Tata gereja dan disiplin gereja ia adakan untuk

memajukan dan memelihara kelangsungan pemberitaan Firman dalam artinya

yang luas (sebagai doktrin).64

Bagi Calvin orang yang menyadari dosanya dan

sadar bahwa ia patut dihukum oleh Allah, boleh menyerahkan diri kepada

Allah dalam iman dan menjadi yakin bahwa Allah membenarkannya.65

Ajaran Calvinisme memiliki lima prinsip dasar yang lahir dari

dengan perselisihan orang-orang Armenius perihal konsep keselamatan dan

predestinasi, yaitu Total Depravity (kerusakan total manusia yang berdosa),

Unconditional Election (pilihan Allah yang tanpa syarat), Limited

Antonement (penebusan Kristus atas orang-orang yang percaya), Irresistible

Grace (anugerah Roh Kudus yang tidak dapat ditolak), dan Perseverence of

the saints (ketekunan orang kudus sampai pada akhirnya). Kelimanya dimulai

dengan orang yang berdosa dan diakhiri dengan orang yang dikuduskan yang

menunjukkan proses perubahan status karena penebusan Kristus. Allah Bapa

memilih kita, Anak menebus kita, dan Roh Kudus mengaruniakan

keselamatan bagi kita.66

AJARAN MENGENAI DOSA

Penyebab utama munculnya peraturan dan larangan bagi pihak-pihak

tertentu untuk mengambil bagian dalam perayaan Perjamuan Kudus tidak lain

ialah karena dosa. Mereka yang dilarang bergabung di dalam perjamuan

64

Dr. J.L. Ch. Abineno, Garis-Garis Besar Hukum Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011),

75-76. 65

Jonge, Apa Itu Calvinisme?, 229. 66

Tong, Reformasi dan Teologi Reformed, 74.

Page 28: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

18

dinilai telah melakukan pelanggaran berat dan tentunya menimbulkan dosa

yang dapat mengancam kekudusan perayaan Perjamuan Kudus.

Perjanjian Lama menyampaikan penjabaran mengenai dosa dengan

cara yang beragam. Dosa terkadang didefinisikan sebagai kata yang setara

dengan makna kehilangan (Kel. 20: 20; Ams. 8:23). Kehilangan yang

dimakudkan di sini ialah bagaimana manusia kehilangan tujuannya atau

bahkan tidak dapat mencapai tujuannya karena mengesampingkan peraturan

yang diberlakukan oleh Tuhan Allah. Bagian lain dari Perjanjian Lama,

memaknai dosa sebagai : bengkok, keliru, menyimpang dari jalan, sehingga

dosa mengandung unsur kesengajaan. Manusia dipandang sebagai makhluk

yang berhati jahat sehingga melanggar hukum Tuhan, sehingga definisi dosa

lebih mengerucut kepada “kesalahan” (Ayb. 15:5; 20:7; dll). Istilah lain yang

menggambarkan makna dari dosa ialah memberontak, yaitu memberontak

terhadap kekuasaan yang sah (1 Rj. 12:9; 2 Rj. 8:20), pemberontakan

terhadap hukum Tuhan Allah (Hos. 8:1). 67

Perjanjian Baru juga memiliki gayanya sediri untuk mendeskripsikan

dosa. Dosa disebut sebagai pelanggaran hukum Allah (1 Yoh. 3:4), atau

dalam bahasa aslinya disebut: anomia, yaitu perbuatan yang tanpa kasih (1

Yoh. 4:8) atau kejahatan (1 Yoh. 5:17). Istilah-istilah lain yang digunakan

ialah: ketidaktaatan, ketidaksetiaan, tidak percaya. Intinya, seluruh istilah

tersebut menunjukkan bahwa ada sesuatu yang hilang karena dosa itu.68

Dosa

juga merusak hubungan antara Allah dan manusia maupun hubungan antara

manusia dan manusia.69

Tradisi Kekristenan memperkenalkan kita kepada istilah dosa

turunan. Agustinus yang memahami bahwa dosa turunan itu berakar pada

pelanggaran yang dilakukan oleh Adam karena memakan buah pengetahuan.

Dosa yang dilakukan oleh Adam tersebut membuatnya mengalami

keterpisahan dengan Sang Pencipta. Keterpisahan yang mencerminkan

rusaknya hubungan ini tidak semata-mata ditanggung oleh Adam secara

pribadi, namun juga oleh keturunannya. Sedangkan tokoh lain, yaitu Pelagius

67

Hadiwijono, Iman Kristen, 234-235. 68

Hadiwijono, Iman Kristen, 235. 69

Hadiwijono, Iman Kristen, 237.

Page 29: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

19

beranggapan bahwa Adam dengan kesalahannya hanya mencelakakan dirinya

sendiri dan tidak merugikan keturunannya. Jika dosa itu menurun kepada

generasinya itu karena generasi tersebut telah meniru pelanggaran yang

dilakukan oleh nenek moyangnya. Namun, dalam hal ini Calvin lebih

berpihak kepada pandangan Agustinus.70

MAKNA PERJAMUAN KUDUS BAGI GKJW

Greja Kristen Jawi Wetan atau GKJW dimulai dengan adanya

sejumlah orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan

dan Juruselamat yang dibuktikan dengan adanya Baptisan Kudus pertama

pada tanggal 12 Desember 1843 di Surabaya, Jawa Timur. Orang-orang

percaya itu kemudian menyatukan diri sebagai persekutuan gerejawi pada

tanggal 11 Desember 1931 dengan nama Pasamuwan-pasamuwan Kristen

Djawi ing Tanah Djawi Wetan. Persekutuan ini mendapatkan pengakuan

khusus dari pemerintah pada saat itu yang dinyatakan dalam Besluit Gubernur

Djenderal Hindia Belanda No. 53 (Staatsblad No. 372) pada tanggal 27 Juni

1932, yang menyebut persekutuan ini dengan nama Oost-Javaansche Kerk.

Nama ini kemudian diubah menjadi Greja Kristen Jawi Wetan dan disahkan

oleh Surat Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat (Kristen)

Protestan Departemen Agama Republik Indonesia Ni. F/KEP/38/3685/79

tanggal 10 Oktober 1979.71

Sebagai bagian dari Gereja Reformasi maka

GKJW hanya mengakui eksistensi dari dua sakramen saja, yaitu Baptisan dan

Perjamuan Kudus. Dua sakramen tersebut dipilih karena hanya dua sakramen

itulah yang dinyatakan secara jelas di dalam Alkitab. Tradisi reformasi yang

bersifat dogmatis ini merupakan hal yang dirasakan perlu untuk terus

dilestarikan. Namun, dalam hal ajaran maupun hal-hal lain yang berkaitan

dengan kehidupan gerejawi lainnya GKJW menyatakan bahwa mereka tidak

dapat menjadi begitu identik dengan ajaran Calvin karena GKJW memandang

70

Yohanes Calvin, Institutio (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 58-61. 71

Majelis Agung, Tata dan Pranata, 2.

Page 30: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

20

konteks yang real sehingga dapat mengungkapkan pengakuan yang

kontekstual.72

Sebelum merujuk kepada makna Perjamuan Kudus bagi GKJW,

maka akan lebih baik bila kita melihat pengertian dan pemaknaan sakramen

bagi GKJW terlebih dahulu. Sakramen dimaknai sebagai tanda kudus yang

ditetapkan oleh Tuhan Allah yang menyatakan tentang persekutuan Tuhan

Allah dengan orang-orang yang menjadi milik-Nya dalam kematian dan

kebangkitan Yesus Kristus. Dasar dari pelayanan sakramen dimaknai sebagai

berita sukacita tentang pengampunan dosa, penyucian dan pengharapan akan

hidup yang kekal dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dengan

tujuan untuk menghayati kematian dan kebangkitan Yesus Kristus serta

pemberlakuan hidup baru.73

Berita Sukacita yang dimaksudkan ialah berita

yang menimbulkan rasa gembira/ sukacita karena Tuhan Allah telah

mengampuni, menebus, menyucikan manusia dari dosa dan memberi

pengharapan akan hidup kekal dalam kematian dan kebangkitan Tuhan

Yesus. Hal ini sejalan dengan apa yang diberitakan oleh Alkitab berkaitan

dengan karya penyelamatan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan

“menghayati” adalah kegiatan batin yang terus menerus dilakukan oleh

seseorang untuk mentransformasikan hal-hal yang sudah lama terjadi

(peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus) ke dalam kehidupan

masa kini sehingga kehidupan yang sekarang memiliki kepastian masa depan

(hidup kekal). Hidup Baru juga memiliki definisi yang spesifik, yaitu hidup

yang diberikan oleh Tuhan Allah kepada orang yang menjadi milik-Nya

dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus yang penuh dengan

pengampunan, penyucian manusia dari dosa dan pengharapan akan hidup

yang kekal. Hidup baru ini akan senantiasa nampak pada orang-orang yang

menjadi milik Tuhan Allah dalam kehidupannya sehari-hari.74

Sakramen

disadari sebagai inti kehidupan iman orang percaya yang sangat dibutuhkan

oleh gereja (warga Kristen) dalam kehidupan dan iman mereka dan

72

Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 1 Juni 2016 di Kantor Sinode GKJW. 73

Majelis Agung, Tata dan Pranata, 159. 74

Majelis Agung, Tata dan Pranata, 164-165.

Page 31: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

21

keikutsertaan dalam menyambut sakramen ini merupakan kewajiban bagi

seluruh warga gereja.75

Perjamuan Kudus sendiri dimaknai sebagai tanda kudus yang

ditetapkan oleh Tuhan Allah untuk umat milik-Nya yang mengandung

penghayatan akan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.76

Kata “yang

mengandung” dalam definisi tersebut secara tidak langsung hendak

menyampaikan mengenai kewajiban bagi orang milik-Nya untuk menerima

Perjamuan Kudus, sedangkan “penghayatan” yang dimaksudkan adalah

keikutsertaan secara lahir dan batin dari umat milik Tuhan Allah dalam

menerima Perjamuan Kudus itu dengan kesadaran iman yang sejati.

Keikutsertaan ini bukan dikarenakan terpaksa melainkan karena dorongan

kesukacitaan dan kerinduan. Oleh karena itu hendaklah keikutsertaan tersebut

penuh dengan sukacita dan khidmat. Makna Perjamuan Kudus disadari lebih

luas dari penghayatan yang dituliskan, namun yang ingin ditekankan pada

pemaknaan ini ialah dimensi penghayatannya. Dengan kata lain terjadi peng-

kini-an kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dan kepastian harapan akan

hidup yang kekal. 77

Definisi ini dinyatakan sebagai pemaknaan yang tepat

sebab bersifat utuh, akomodatif, dan mengakomodir Kekristenan Reformasi

yang universal dan constant dari waktu ke waktu. Namun, sikap gereja

terhadap sakramen dapat mengalami perkembangan dan pembaharuan dari

waktu ke waktu, seperti halnya dalam sikapnya yang terbaru gereja

menyatakan bahwa anak-anak bisa turut mengambil bagian dalam Perjamuan

Kudus. Sikap yang baru ini dilandasi oleh keyakinan bahwa anak-anak

memiliki tingkat kejujuran yang tinggi dan cenderung masih polos, sehingga

bila disertai dengan bimbingan khusus maka mereka dapat ikut ambil bagian

dalam sakramen Perjamuan Kudus dengan baik.78

GKJW melayankan

Perjamuan Kudus sebanyak 4 (empat) kali dalam setahun, yaitu pada Hari

75

Majelis Agung, Tata dan Pranata, 164. 76

Majelis Agung, Tata dan Pranata, 161. 77

Majelis Agung, Tata dan Pranata, 168. 78

Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 1 Juni 2016 di Kantor Sinode GKJW.

Page 32: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

22

Paskah, Hari Pembangunan Greja Kristen Jawi Wetan, Hari Perjamuan

Kudus se-dunia, dan Hari Perayaan Natal.79

SYARAT-SYARAT YANG DITENTUKAN GKJW UNTUK

MENGIKUTI PERJAMUAN KUDUS

Bila kita pahami secara keseluruhan dalam pemaknaan Sakramen

Perjamuan Kudus bagi GKJW, kata “kudus” memiliki posisi yang penting.

Posisi “kekudusan” yang tinggi ini membawa implikasi-implikasi dalam

pelaksanaan pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus, antara lain ialah adanya

larangan bagi warga jemaat yang terkena Penggembalaan Khusus untuk turut

serta di dalamnya.

Peraturan mengenai pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus ini

dicantumkan dengan jelas di dalam tata gereja GKJW yang bernama Tata dan

Pranata Greja Kristen Jawi Wetan dan Peraturan Majelis Agung Tentang

Badan-Badan Pembantu Majelis. Tata Pranata ini dalam kurun waktu tertentu

akan mengalami perubahan atau proses revisi sebagai akibat dari perubahan

konteks, sebab GKJW menyadari betul bahwa setiap zaman memiliki

pergumulannya masing-masing.80

Proses revisi yang dilaksanakan mengacu

kepada lima hal, yaitu Alkitab (isi dan pesannya), Sejarah Greja Kristen Jawi

Wetan, Tata dan Pranata yang ada, Kenyataan kehidupan seluruh persekutuan

Greja Kristen Jawi Wetan (Jemaat, Majelis Daerah, Majelis Agung dan

Badan Pembantunya) dan campur tangan Roh Kudus.81

Sejauh ini Tata

Pranata GKJW memiliki lima versi, yaitu tahun 1931, 1947, 1967, 1989,

1966.82

Ketika penelitian ini dilaksanakan, proses revisi terhadap Tata Pranata

tengah dilaksanakan sehingga acuan yang digunakan oleh penulis ialah Tata

Pranata versi 1966. Namun, mengenai perubahan yang terjadi dalam

hubungannya dengan Sakramen Perjamuan Kudus kemungkinan besar hanya

79

Majelis Agung, Tata dan Pranata, 162-163. 80

Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 1 Juni 2016 di Kantor Sinode GKJW. 81

Majelis Agung, Tata dan Pranata, i. 82

Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 1 Juni 2016 di Kantor Sinode GKJW.

Page 33: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

23

akan meliputi pengadaan Perjamuan Kudus bagi anak-anak dan perubahan

istilah Penggembalaan Khusus menjadi Penggembalaan saja.83

Pranata mengenai Pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus terdapat

dalam BAB VII Pranata tentang Sakramen. Pada pasalnya yang ke-13

dicantumkan mengenai siapa yang dapat mengikuti Perjamuan Kudus.

Yang dapat menerima pelayanan Perjamuan Kudus adalah:

a. Seluruh warga dewasa yang tidak sedang terkena penggembalaan

khusus.

b. Warga dewasa dari jemaat/ gereja lain yang tidak berhalangan

mengikuti Perjamuan Kudus, yang dinyatakan secara tertulis oleh

Majelis Jemaat/ gereja asal.

c. Dalam hal khusus di luar yang sudah disebutkan dalam titik a dan b,

dapat atau tidaknya seseorang menerima pelayanan Perjamuan Kudus

diserahkan kepada kebijakan Majelis yang bersangkutan.84

Dari ketiga butir persyaratan di atas dapat kita pahami bersama bila

syarat mutlak untuk mengikuti Perjamuan Kudus ialah termasuk kategori

warga dewasa (dalam hal ini ialah jemaat yang telah Sidi) tidak terkena

Penggembalaan Khusus. Tata dan Pranata GKJW juga menguraikan

ketetapan mengenai Penggembalaan Khusus. Secara ringkas upaya

Penggembalaan Khusus ini ditujukan bagi mereka yang perilaku atau

kepercayaannya menyimpang dari kaidah-kaidah dan ajaran Alkitab yang

berlaku di GKJW dengan tujuan supaya warga yang bersangkutan kembali

kepada perilaku dan kepercayaan yang sesuai demi damai sejahtera

persekutuan umat Tuhan Allah yang baru.85

Yang dimaksudkan dengan

“menyimpang dari kaidah dan ajaran GKJW” antara lain ialah menganut

ajaran sesat, berperilaku yang bertentangan dengan tingkah laku Kristen atau

tidak menurut kehendak Tuhan Allah seperti yang diajarkan gereja, yang lalai

(nglirwakake) menjalankan tugas jabatan gerejawi, dan mengganggu tata dan

kehidupan persekutuan dengan bermacam cara.86

Sederhananya

83

Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 31 Mei 2016 di Kantor Sinode GKJW. 84

Majelis Agung, Tata dan Pranata, 161-162. 85

Majelis Agung, Tata dan Pranata, 183. 86

Majelis Agung, Tata dan Pranata, 196.

Page 34: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

24

Penggembalaan Khusus ini ditujukan bagi mereka yang tidak mencerminkan

identitas sebagai anggota persekutuan kudus. Perilaku dan kepercayaan yang

tidak sesuai ini dinilai dapat mengganggu kehidupan persekutuan dan

menimbulkan kendala dalam pemberitaan kabar baik. Peraturan mengenai hal

ini juga telah terdapat dalam Tata dan Pranata di versi-versi sebelumnya.87

Gereja dipahami sebagai rekan sekerja Allah dalam misi

penyelamatan, ajakan itu dipahami sama seperti ketika Yesus memanggil para

rasul-Nya. Hal itulah yang dihayati dengan penuh sehingga timbul kesadaran

bahwa kita tanpa terkecuali merupakan murid Kristus yang menyediakan diri

sebagai ruang kerja dan rekan kerja dalam rangka membangun kerajaan

Allah. Oleh karena itu bila terdapat anggota yang dirasakan tidak menyadari

pentingnya peran yang dimiliki, maka penggembalaan khusus perlu untuk

dilakukan. Kepentingan utama dari penggembalaan khusus tersebut bukanlah

untuk menuding atau mendakwa orang lain tetapi justru untuk menjadikan

diri orang terebut sebagai lahan dan rekan kerja yang benar. Motif mengasihi,

menyayangi, dan membina sampai tuntas tidak dapat dihilangkan dalam hal

ini sehingga dialog dalam bentuk sharing dengan menggunakan bahasa

sehari-hari dirasakan sangat cocok untuk diterapkan dalam proses

penggembalaan. Mereka yang terkena penggembalaan khusus sama halnya

dengan orang yang tengah sakit. Orang yang tengah sakit dinilai tidak dapat

turut bekerja atau menjadi rekan sekerja Allah karena memerlukan waktu

untuk pemulihan. Oleh karena itu, mereka yang terkena penggembalaan

khusus tidak dapat menduduki jabatan gerejawi dan mengikuti Perjamuan

Kudus. Namun dalam hal ini berjalan atau tidaknya proses penggembalaan

khusus di dalam jemaat sangat ditentukan oleh sumber daya pemimpin yang

ada di dalam jemaat tersebut, karena pada dasarnya gereja tidak akan

mengeluarkan pernyataan tertulis berkaitan dengan hal tersebut. 88

87

Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 1 Juni 2016 di Kantor Sinode GKJW. 88

Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 1 Juni 2016 di Kantor Sinode GKJW.

Page 35: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

25

SYARAT-SYARAT DAN MAKNA PERJAMUAN KUDUS YANG

DITERAPKAN DI GKJW: ANALISA KRITIS

GKJW memandang Perjamuan Kudus sebagai hal Kudus yang

berasal dari Tuhan yang mencangkup dua aspek penting dalam Iman Kristen

yaitu kematian dan kebangkitan Yesus. Peristiwa kematian dan kebangkitan

itulah yang harus ditarik ke masa kini sehingga menimbulkan penghayatan

yang berdampak kepada motivasi yang tepat bagi mereka yang mengambil

bagian dalam Perjamuan Kudus, yaitu dorongan dan kerinduan yang datang

dari dalam diri masing-masing individu. Motivasi yang tepat dalam mengikuti

Perjamuan Kudus ini tidak hanya semakin mempertegas makna dari

Perjamuan Kudus itu sendiri tetapi juga membawa sukacita ke dalam hati.

Kedua aspek yang terkandung dalam pemaknaan Perjamuan Kudus menurut

GKJW ini sangat mengacu kepada dasar sakramen yang juga tertulis di dalam

Tata Pranata. Dasar yang dimaksudkan ialah berita sukacita tentang

pengampunan dosa, penyucian dan pengharapan akan hidup yang kekal.

`Sayangnya, tidak semua jemaat yang memiliki dorongan dari dalam

diri dapat duduk menghadap ke meja Perjamuan karena terdapat syarat-syarat

yang ditentukan, seperti harus terhitung sebagai warga dewasa (telah sidi) dan

tidak terkena penggembalaan khusus. Majelis jemaat memiliki peran yang

besar dalam penerapan kriteria-kriteria ini karena dalam beberapa situasi

pelayanan kepada pihak-pihak tertentu didasarkan kepada pertimbangan

majelis jemaat. Hal-hal teknis tersebut diuraikan secara lugas di dalam

memory penjelasan Tata Pranata GKJW. Kita tidak dapat menutup mata

bahwa kriteria-kriteria utama seperti pengetahuan, perilaku hidup, dan usia

diterapkan dalam Pelayanan Perjamuan Kudus di GKJW. Pengetahuan,

perilaku, dan usia menjadi semacam filter yang menyaring pihak mana yang

dapat disebut layak dan pihak mana yang dipandang sebaliknya. Pada tingkat

usia tertentu jemaat diharapkan memiliki tingkat pengetahuan Iman Kristen

yang semakin kaya dan matang sehingga dapat memberikan implikasi dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 36: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

26

Eksisnya peraturan ini dalam kehidupan bergereja, khususnya dalam

ranah Sakramen Perjamuan Kudus di GKJW dapat teridentifikasi

dilatarbelakangi oleh beberapa hal, seperti:

Pertama, meskipun tidak seratus persen mengadopsi ajaran Yohanes

Calvin namun GKJW memiliki aura Calvinisme di dalam dirinya. Hal ini

dapat ditemukan bila kita mencermati pemaknaan-pemaknaan yang

disampaikan dalam buku Tata Pranata. Oleh karena itu, sedikit banyak cara

pandang GKJW juga dipengaruhi oleh sudut pandang Calvin. Seperti yang

kita ketahui Calvin sangat mengutamakan Etika Kristen serta moralitas dalam

gereja dan begitu menyoroti tulisan Paulus dalam 1 Korintus 11: 27-29 dalam

pelayanan sakramen Perjamuan Kudus. Baik Calvin maupun Paulus memiliki

alasan mereka masing-masing mengenai aspek aspek tersebut yang mana telah

penulis bahas pada bagian terdahulu, namun yang kita miliki di sini ialah

pengertian bahwa prioritas Etika Kristen dan moralitas ini menjadi salah satu

faktor pendukung tercetusnya Tata Gereja dan Disiplin gereja oleh Calvin,

yang diikuti oleh gereja-gereja pada masa kemudian. Penulis melihat bahwa

syarat-syarat untuk mengikuti Perjamuan Kudus yang ditetapkan oleh GKJW

tidak serta merta muncul begitu saja, melainkan telah diwariskan oleh gereja-

gereja yang terdahulu.

Kedua, cara GKJW memandang dirinya. Bagaimana gereja

memaknai dan mengenal dirinya sangat berpengaruh kepada perspektif

teologis yang dibangun dan berimplikasi kepada kegiatan pewartaan dan

pelayanan yang dilakukan. GKJW memahami dirinya sebagai rekan sekerja

Allah dalam misi penyelamatan. Ajakan untuk ikut serta di dalamnya sama

seperti ketika Yesus memanggil para rasul, hal inilah yang dihayati.

Sedangkan warga gereja dilihat sebagai orang-orang yang dipanggil untuk

menjadi ladang kerja sekaligus pekerja. Pekerja yang tengah berada dalam

status penggembalaan khusus dipandang sebagai pekerja yang tengah sakit

sehingga perlu mengambil jeda dari beberapa kegiatan (salah satunya

Sakramen Perjamuan Kudus) sehingga ia nantinya menjadi lahan yang benar-

Page 37: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

27

benar menjadi rekan kerja Allah supaya tanda kerajaan Allah semakin

tersebar. 89

Ketiga, penekanan yang berlebihan terhadap sakramen terutama

Perjamuan Kudus. Tentu GKJW bukanlah satu-satunya gereja yang terlampau

memandang tinggi Sakramen Perjamuan Kudus, karena penekanan yang

berlebihan tersebut juga terjadi ada gereja-gereja reformasi terdahulu.

Seringkali kita memberikan penekanan yang berlebihan terhadap Perjamuan

Kudus sehingga nampak begitu suci sampai tidak terjangkau oleh anggota-

anggota gereja. Iman yang dalam dan kesucian yang besar serta kesalehan

yang nyata merupakan aspek-aspek yang diperlukan sehingga hanya berlaku

bagi mereka yang “layak”. Tidak sedikit pihak yang sangat takut untuk

menodai kesucian Perjamuan sampai menuntut Kekristenan yang sejati. Tidak

sedikit pula pihak yang takut menghilangkan kewibawaan Perjamuan.

Padahal, seharusnya Perjamuan dihormati melalui cara yang tidak

bertentangan dengan hakikatnya serta maknanya.90

Dapat kita pahami bersama bila tujuan awal pembuatan peraturan

dan persyaratan untuk mengikuti Perjamuan Kudus adalah mulia, namun

sayangnya peraturan dan persyaratan ini seringkali bertentangan dengan

hakikat dan tujuan dari Sakramen maupun Perjamuan Kudus itu sendiri.

Ukuran-ukuran yang digunakan dalam pembuatan peraturan dan syarat itupun

masih sangat relatif dan subyektif, sehingga berpotensi menimbulkan

ketidakadilan di dalam jemaat berkaitan dengan interpretasi dan penilaian

dosa. Semakin gereja berusaha untuk merumuskan peraturan dan syarat-syarat

yang paling tepat bagi jemaat untuk mengikuti Perjamuan Kudus, maka

semakin hilanglah dasar dan tujuan dari Sakramen Perjamuan Kudus yang

sebelumnya telah dituliskan dengan sangat baik.

Tentunya baik secara tersirat maupun tersurat aspek kesucian dan

kekudusan sangat dilindungi melalui peraturan-peraturan mengenai syarat-

syarat atau larangan tersebut. Selalu ada pihak yang berpikir bahwa orang

Kristen harus hidup suci sesuai perintah Kristus dan dapat kehilangan

89

Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 1 Juni 2016 di Kantor Sinode GKJW. 90

Enklaar, Baptisan Massal, 142-145.

Page 38: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

28

keselamatan kalau mereka berdosa. Bagi pihak yang demikian gereja kudus

karena anggota-anggotanya yang suci. Akan tetapi kekudusan gereja tidak

terletak pada manusia, tetapi pada Allah yang mengaruniakan keselamatan

melalui gereja-Nya. Gereja adalah kudus karena memberikan hal-hal kudus,

yakni Firman dan sakramen-sakramen kepada orang-orang yang berdosa.91

Perjamuan tersedia bagi mereka yang menyesal karena dosanya92

sehingga tidak seharusnya larangan untuk mengikuti Perjamuan dibuat dengan

menggunakan dosa sebagai alasannya. Justru mereka yang berdosa inilah yang

lebih memerlukan pembaharuan dan penguatan iman melalui Perjamuan.

Mereka yang “sakit” seharusnya tidak disembuhkan dengan cara dipisahkan

dari Perjamuan, sebab Perjamuan inilah yang dapat membantu mereka

mencapai kesembuhan. Perjamuan Kudus bagi mereka yang “sakit” ibarat

obat yang harus dikonsumsi secara rutin. Pembaharuan dan penguatan iman

yang didapatkan melalui Perjamuan merupakan aspek yang diperlukan oleh si

“sakit” untuk mencapai kepulihan. Perjamuan Kudus bukanlah “lahan kerja”

bagi para pekerja Kristus, melainkan sarana pengisian ulang tenaga sekaligus

sarana pembaharuan sehingga para pekerja Kristus dapat bekerja dengan

menggunakan energi yang prima di lahan yang sesungguhnya, yaitu dunia

kesehariannya.

Perjamuan Kudus merupakan lanjutan dari kebiasaan Paskah

bangsa Yahudi yang berupa kegiatan makan bersama, sehingga semua orang

dapat berpartisipasi di dalamnya, lintas pengetahuan, lintas usia. Perjamuan

Kudus juga tidak semata-mata berorientasi kepada pengenangan akan masa

lalu saja tetapi juga untuk mengantisipasi masa depan, yaitu keselamatan.

Keselamatan berlaku bagi untuk semua orang sehingga setiap manusia berhak

akan hal itu, mereka yang tipis pengetahuanya, mereka yang disoroti perilaku

hidupnya, dan mereka yang masih anak-anak hingga lansia. Penetapan

kriteria-kriteria semacam ini tidak ditemukan pada zaman Para Rasul. Pada

masa itu tidak terdapat pemikiran bahwa orang-orang Kristen yang hendak

mengikuti Perjamuan Kudus harus mencapai tingkat pengetahuan tentang

91

Jonge, Apa Itu Calvinisme?, 146-147. 92

Enklaar, Baptisan Massal, 144.

Page 39: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

29

agama Kristen yang lebih tinggi dan perilaku yang lebih baik sebelum mereka

diperkenankan hadir di dalam sakramen. Mereka yang telah menjadi Kristen

terus ikut serta, setiap orang, bahkan mereka yang baru masuk agama Kristen

dan masih harus banyak belajar serta meninggalkan kebiasaan-kebiasaan

lama juga bisa menerima pelayanan sakramen, sedangkan kedewasaan yang

seringkali digunakan sebagai kriteria sebenarnya tidak di dasarkan kepada

usia melainkan kepada kedewasaan dalam hal kepercayaan kepada Kristus.

Tidak adanya kriteria khusus ini berangkat dari pemahaman bahwa melalui

Perjamuan Kudus inilah iman para anggota Kristiani mendapatkan penguatan.

Mereka yang telah menerima Baptisan secara otomatis memiliki tempat di

meja Perjamuan. Sikap Para Rasul ini meneladankan bahwa pelayanan

Sakramen seperti Baptisan tidak dapat ditunda dengan mudahnya meskipun

pengetahuan mengenai Iman Kristen masih begitu tipis dan langkah-langkah

kehidupannya masih belum stabil, asalkan orang tersebut sungguh-sungguh

mengaku Yesus sebagai Juruselamatnya.93

Peraturan mengenai syarat-syarat untuk mengikuti Perjamuan Kudus

pada satu sisi baik secara langsung maupun tidak langsung memotivasi jemaat

yang tengah terkena penggembalaan khusus untuk segera melakukan

pertobatan. Motivasi ini berkaitan dengan kerinduan atas kesatuan dengan

jemaat, ketenangan batiniah, dan kerinduan untuk ikut serta dalam suasana

sakramen. Namun di lain sisi, peraturan ini mengaburkan hakikat dari

sakramen dan membangun pemahaman yang lain mengenai Perjamuan Kudus

serta menjauhkan keduanya dari tujuan aslinya. Usaha gereja untuk menjaga

kekudusannya dengan cara menjaga kekudusan dari sakramen yang di

layankannya tanpa disadari telah membuat sakramen tersebut kehilangan

esensi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian yang telah penulis sampaikan, dapat kita simpulkan

bahwa meskipun tidak diakui secara eksplisit, GKJW dapat dikategorikan

sebagai gereja yang menganut aliran Calvinis. Hal ini dapat kita identifikasi

93

Enklaar, Baptisan Massal, 9-21.

Page 40: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

30

dari faktor-faktor yang cukup mencolok seperti keterbukaan gereja terhadap

kontekstualisasi demi menjawab kebutuhan masa kini, kemudian mengenai

bagaimana gereja menghayati dirinya, dan pemaknaan serta penerapan

konsep disiplin gereja, khususnya dalam ranah Sakramen Perjamuan Kudus.

Terdapat penekanan khusus terhadap Sakramen Perjamuan Kudus sehingga

menimbulkan kesan bahwa Sakramen ini memiliki tempat yang lebih tinggi

bila dibandingkan dengan sakramen yang lain. Moralitas dan Etika Kristen

begitu dikedepankan dalam pelayanan sakramen ini. Kesucian sakramen

berimplikasi kepada pemikiran bahwa perlu diadakan seleksi terhadap jemaat

yang hendak mengikuti Perjamuan Kudus. Secara umum kriteria-kriteria

yang ditentukan antara lain ialah pengetahuan, usia, dan perilaku hidup.

Amanat Penetapan Perjamuan seringkali digunakan sebagai landasan

untuk melakukan penyeleksian. Namun, perlu kita ingat bahwa Paulus

mengutip Amanat Penetapan tersebut karena terjadi keengganan untuk

berbagi di dalam jemaat dan bukan karena dosa pribadi jemaat. Penetapan

persyaratan-persyaratan bagi mereka yang hendak mengikuti Perjamuan

Kudus tidak sejalan dengan makna dan tujuan dari Perjamuan Kudus itu

sendiri. Unsur-unsur yang terdapat di dalam Sakramen Perjamuan Kudus

seperti pengampunan dosa, penyucian, pengharapan akan hidup yang kekal,

dan penghayatan akan kematian Sang Juru Selamat seharusnya menyadarkan

gereja bahwa Perjamuan Kudus memang diperuntukkan bagi mereka yang

berdosa.

Akan sangat indah bila Sakramen Perjamuan Kudus dapat diikuti

oleh siapa saja, terutama bagi mereka yang merasa bahwa dirinya sangat

memerlukan sakramen tersebut. GKJW, sebagai gereja yang telah menempuh

perjalanan panjang akan lebih baik bila sesekali menelaah kembali esensi-

esensi dari pelayanan yang telah dilaksanakan selama ini, khususnya

Sakramen Perjamuan Kudus. GKJW merayakan Perjamuan Kudus sebanyak

empat kali dalam setahun, jumlah ini menunjukkan bahwa GKJW mengakui

kewibawaan Perjamuan Kudus dalam memperingati peristiwa-peristiwa

penting. Penelaahan esensi dirasakan sebagai hal yang penting supaya upaya-

upaya kebaikan yang dilakukan tidak bertentangan atau justru mengaburkan

Page 41: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

31

makna asli dari apa yang layankan. Dalam kurun waktu yang cukup lama,

Perjamuan Kudus hanya dapat diikuti oleh mereka yang dirasakan “layak”

dalam ukuran-ukuran kasat mata yang gereja tentukan. Seyogyanya, di

kemudian hari mereka yang dipandang “tidak layak” pun bolehlah mengambil

bagian di meja Perjamuan dengan keinsyafan bahwa Perjamuan Kudus

memang diperuntukkan bagi manusia-manusia yang berdosa. Akan lebih baik

pula bila hal penggembalaan dan Perjamuan dipahami dalam korelasi yang

lebih positif. Melarang mereka yang terkena penggembalaan khusus untuk

ikut serta dalam Perjamuan Kudus sama halnya dengan menjauhkan si sakit

dari obat-obatan yang diperlukan. Perjamuan Kudus tidak perlu dipisahkan

dari sakramen untuk menjadi terbuka bagi semua jemaat, sebab tanpa

sakramen yang mengiringinya berita sukacita tentang pengampunan dosa,

penyucian dan pengharapan akan hidup yang kekal tidak akan ada di

dalamnya. Penulis berharap dikemudian hari penggembalaan dan pelayanan

Sakramen Perjamuan Kudus dapat berjalan secara beriringan dengan

bergandengan tangan.

Page 42: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

32

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abineno, Ch. Garis-Garis Besar Hukum Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2011.

Abineno, Ch. Johanes Calvin: Pembangunan Jemaat, Tata Gereja, dan Jabatan

Gerejawi. Jakarta: BPK Gunung Mulia,1992.

Abineno, J. L. Ch. Perjamuan Malam. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982.

Abineno, J. L. Ch. Perjamuan Malam: Menurut Ajaran Para Reformator. Jakarta:

BPK Gunung Mulia, 1990.

Calvin, Yohanes. Institutio. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.

De Jonge, Christian. Apa Itu Calvinisme?. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.

Enklaar, H. Baptisan Massal dan Pemisahan Sakramen-Sakramen. Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 1978.

Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Pustaka, 2003.

Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005.

Heron, Alasdair I. C. Table and Tradition. Philadelphia: The Westminister Press,

1983.

Heyer, Den. Perjamuan Tuhan: Studi Mengenai Paskah dan Perjamuan Kudus

Bertolak dari Penafsiran dan Teologi Alkitabiah. Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 1997.

Kirchberger, G. Gereja Yesus Kristus Sakramen Roh Kudus. Flores: Nusa Indah,

1988.

Koentjaraningrat. Metode-metode Penelitian Masyarakat, Edisi Ketiga. Jakarta:

Gramedia, 1997.

Lohse, Bernhard. Pengantar Sejarah Dogma Kristen: Dari Abad Pertama sampai

dengan Masa Kini. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013.

Page 43: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

33

Majelis Agung, Tata dan Pranata Gereja Kristen Jawi Wetan dan Peraturan

Majelis Agung Tentang Badan-Badan Pembantu Majelis. Malang,

1996.

Martasudjita , E. Sakramen-Sakramen Gereja: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan

Pastoral .Yogyakarta: Kanisius, 2003.

McGrath, Alister. Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

1999.

Meeter, Henry. Pandangan-Pandangan Dasar Calvinisme. Surabaya: Momentum,

2009.

Netti, Albinus L. Ibadah dan Tata Ibadah dalam Permenungan. Salatiga: Satya

Wacana Press, 2014.

Nuban Timo, Ebenhaizer. Manusia dalam Perjalanan Menjumpai Allah Yang

Kudus: Suatu Pemikiran Eklesiologi dan Eskhatologi Kontekstual di

Indonesia. Salatiga: Satya Wacana University Press, 2013.

Nuban Timo, Ebenhaizer. Umat Allah di Tapal Batas. –

Palmer, Edwin. Lima Pokok Calvinisme (edisi ketiga). Surabaya: Momentum,

2011.

Soedarmo, P. Ikhtisar Dogmatika. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1985.

Tong, Stephen. Reformasi dan Teologi Reformed. Jakarta: Lembaga Reformed

Injili Indonesia, 1994.

van Niftrik , G. C., Dogmatika Masa Kini, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997.

Verkuyl, J. Aku Percaya: Uraian Tentang Injil dan Seruan untuk Percaya.

Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.

Wendel, Francois. Calvin: Asal Usul dan Perkembangan Pemikiran Religiusnya.

Surabaya: Momentum, 2010.

Tugas Akhir

Hattu, Gridmedlis. (2016). Sikap Warga Jemaat GPM Haria Terhadap Larangan

Mengikuti Perjamuan Kudus Bagi Pasangan Kawin Piara. Universitas

Kristen Satya Wacana.

Page 44: repository.uksw.edu · Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah ... itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum

34

Jurnal

Widiasih, Ester P. “Fencing The Lord’s Table, SOLA EXPERTIA 1, no. 2

(Oktober 2013): 178.

Website

Google. “Tentang GKJW”, last modified January 1, 2009, diakses Maret 20,

2015, http: //www.gkjw.web.id/tentang-gkjw/.