kata pengantar€¦ · web viewsel sebagai satuan struktural dan fungsional organisme. tugas mata...
TRANSCRIPT
SEL SEBAGAI SATUAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
ORGANISME
TUGAS MATA KULIAH “BIOLOGI UMUM”
(ABKC-6201)
Dosen :
Dra. Hj. Noorhidayati, M.Si.
Dra. St. Wahidah Arsyad, M.Pd.
Riya Irianti, S.Pd., M.Pd.
Oleh :
Kelompok 1
Muhammad Mirza Fahlevi NIM : 1710119210016
Rabiatul Jannah NIM : 1710119120021
Siti Fathya Annida NIM : 1710119120023
Siti Sarah NIM : 1710119320024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “Sel sebagai Satuan Struktural dan Fungsional Organisme”.
Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi dan
pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.
Banjarmasin, 28 september 2017
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................2
1.4 Metode Penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Sejarah Teori Sel dan Konsep Sel..................................................................3
2.1.1 Perkembangan Teori-Teori Sel................................................................3
2.1.2 Konsep Sel...............................................................................................4
2.2 Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan............................................................7
2.3 Fungsi Organel Sel Hewan dan Tumbuhan serta Karakteristiknya...............8
2.3.1 Fungsi Organel Sel Hewan yang Tidak Dimiliki Sel Tumbuhan............8
2.3.2 Fungsi Organel Sel Tumbuhan yang Tidak Dimiliki Sel Hewan............9
2.4 Isolasi Sel untuk Mendapatkan Struktur Dalam Sel.....................................10
2.5 Transfer Energi dan Materi Yang Terjadi Pada Organisme.........................11
2.6 Prinsip Klasifikasi Diferensiasi Sel..............................................................14
2.7 Manfaat Alat Optik (Loupe dan Mikroskop) Dalam Pengamatan Sel.........15
BAB III PENUTUP...............................................................................................17
3.1 Kesimpulan...................................................................................................17
3.2 Saran.............................................................................................................17
REFERENSI..........................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi. Seluruh organisme terdiri
dari sel dalam hirarki organisasi biologis, sel merupakan kumpulan materi
paling sederhana atau terkecil yang terdapat dalam suatu organisme,ada
beragam jumlah sel dalam suatu organisme mulai dari bersel tunggal
sampai kompleks. Sel yang terspesialisasi tidak akan bertahan lama jika
masing-masing berdiri sendiri. Namun, ketika sel ini disusun menjadi
tingkatan organisme yang lebih tinggi, seperti jaringan dan organ, sel
dapat dipisahkan sebagai unit dasar dari struktur dan fungsi organisme.
Sel sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri atas
sel-sel yang memiliki satu kesatuan struktur tertentu. Makhluk hidup yang
terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal/uniseluler dan
makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel disebut makhluk hidup
multiseluler..
Sel sebagai unit fungsional berarti seluruh fungsi kehidupan atau
aktivitas kehidupan (proses metabolisme, reproduksi, iritabilitas,
digestivus, ekskresi dan lainnya) pada makhluk hidup bersel tunggal dan
bersel banyak berlangsung di dalam tubuh yang dilakukan oleh sel.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah teori sel dan konsep sel?
2. Apa perbedaan sel tumbuhan dan hewan?
3. Apa saja fungsi organel sel hewan dan tumbuhan serta karakteristiknya?
4. Bagaimana cara isolasi sel untuk mendapatkan struktur dalam sel?
5. Bagaimana cara transfer energi dan materi yang terjadi pada organisme?
6. Apa saja prinsip klasifikasi diferensiasi sel?
7. Apa saja manfaat alat optik (loupe dan mikroskop) dalam pengamatan sel?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah teori sel dan konsep sel.
2. Mengetahui perbedaan sel hewan dan tumbuhan.
3. Mengetahui fungsi organel sel hewan dan tumbuhan serta karakteristiknya.
4. Mengetahui cara isolasi sel untuk mendapatkan struktur dalam sel.
5. Mengetahui cara transfer energi dan materi yang terjadi pada organisme.
6. Mengetahui prinsip klasifikasi diferensiasi sel.
7. Mengetahui manfaat alat optik (loupe dan mikroskop) dalam pengamatan
sel.
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun makalah ini adalah
metode diskriptif dengan teknik studi kepustakaan yang dilakukan dengan
mengumpulkan referensi dari berbagai sumber buku dan penunjang internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Teori Sel dan Konsep Sel.
2.1.1 Perkembangan Teori-Teori Sel
No
.
Nama Teori Gambar
1. Robert Hook (1665)
Mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber menggunakan mikroskop. Dalam pengamatannya, ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal. Robert Hooke menyebut ruang-ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae artinya sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel gabus yang telah mati.
2. Antonie van Leeuwenhoek (1632-1723)
Merancang sebuah mikroskop kecil berlensa tunggal. Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Ia menemukan organisme yang bergerak-gerak di dalam air yang kemudian disebut bakteri. Antonie van Leeuwenhoek merupakan orang pertama yang menemukan sel hidup.
3. Hanstein (1880)
Menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi).
3
4. Felix Durjadin (1835)
Meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut “Sarcode”.
4
5. Johanes Purkinje (1787-1869)
Mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma. Dia adalah orang yang pertamakali menggunakan istilah protoplasma untuk menyebut bahan-bahan embrional dalam telur.
6. Matthias Schleiden (ahli botani) dan Theodore Schwann (ahli zoologi) (1838)
Menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan. Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel, konsep yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan satuan struktural makhluk hidup.
7. Robert Brown (1831)
Menemukan benda kecil yang melayang-layang pada proto- plasma yaitu inti (nukleus) dan menyatakan bahwa inti sel (nukleus) tersebut merupakan bahan yang terpenting dalam suatu sel.
8. Max Shultze ahli anatomi (1825-1874)
Menyatakan sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup.
9. Rudolf Virchow (1858)
Menyatakan bahwa setiap cel berasal dari cel sebelumnya (omnis celulla ex celulla). Sehingga ia menyatakan bahwa sel merupakan unit per-tumbuhan.
10. Theodor Heinrich Boveri (1862-1915)
Menyatakan bahwa sifat menurun dari orangtua diturun-kan kepada anak-anaknya melalui sel, sehingga ia menyata-kan bahwa sel merupakan unit hereditas.
2.1.2 Konsep Sel
Sel merupakan suatu protoplasma pembangun kehidupan. Sel merupakan
6
unit struktural dan unit fungsional kehidupan. Sel merupakan satu kesatuan
kehidupan. Pada dasarnya, semua bentuk kehidupan di bumi disusun oleh sel.
Organisme (mahluk hidup) yang terdiri dari banyak sel disebut multiseluler,
contohnya adalah manusia, hewan, dan tumbuhan. Sedangkan organisme yang
hanya memiliki satu sel saja disebut uniseluler, contohnya adalah bakteri dan
ganggang. Inilah contoh makhluk hidup yang bisa hidup walau hanya memiliki
satu sel. Perbedaan organisme multiseluler dan organesme uniseluler selain dari
jumlah sel penyusun tubuhnya adalah ukuran tubuhnya. Organisme multiseluler
memiliki ukuran besar dan dapat dilihat oleh mata tanpa menggunakan alat bantu.
Sedangkan organisme uniseluler biasanya berukuran mikroskopis dan harus
menggunakan mikroskop untuk melihatnya.
Sel Prokariotik dan Eukariotik, berdasarkan ada tidaknya membran inti,
sel dibagi menjadi dua jenis, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Pro artinya
sebelum, eu artinya sudah dan karion artinya inti sel. Sel prokariotik adalah tipe
sel yang tidak memiliki membran inti sehingga sel tipe ini memiliki materi inti
yang tidak dibatasi oleh sistem membran, tidak memiliki organel yang dibatasi
oleh sistem membran. Sedangkan sel eukariotik adalah tipe sel yang memiliki
membran inti, sehingga organel terpisah bagian-bagian inti sel.
Struktur sel, secara umum struktur/bagian sel dapat dibagi menjadi 3:
1. Membran sel/plasma tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan
senyawa lipid/lemak dengan senyawa protein) yang berfungsi untuk
menyeleksi zat yang keluar masuk sel. Membran sel bersifat Selektif
Permeabel (hanya dapat memasukkan/di lewati molekul tertentu saja).
2. Sitoplasma yaitu cairan sel dimana 90% penyusun utamanya air serta
terlarut zat organik dan anorganik, berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia
dan tempat terjadinya reaksi kimia sel. Terdiri dari organel, antara lain :
a) Retikulum Endoplasma (RE), sebagai alat transportasi zat-zat di
dalam sel, ada 2 jenis yaitu RE Granuler dan RE Agranuler.
b) Ribosom, sebagai tempat sintesis protein.
c) Mitokondria, sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan
banyak ATP (energi).
d) Lisosom, mengandung banyak protein yang dihasilkan oleh
aparatus golgi, sebagai penyimpan enzim dan berperan dalam
matinya sel-sel.
e) Badan Golgi, dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan
fungsi ekskresi, seperti ginjal.
f) Sentrosom, berfungsi dalam pembelahan sel.
g) Plastida, ada 3 jenis, yaitu :
1. Leukoplas (berwarna putih, penyimpan makanan)
2. Kloroplas (berwarna hijau, penghasil klorofil dan tempat
berlangsungnya fotosintesis)
3. Kromoplas (mengandung pigmen)
h) Vakuola, didindingnya disebut tonoplas bersifat semipermeabel.
Berfungsi menampung zat-zat yang dihasilkan oleh aktivitas sel.
Berisi larutan sisa pertukaran zat, yaitu asam dan garam-garam
organik; garam-garam nitrat; alkaloid; dan getah/kelenjar.
i) Mikrotobulus, mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka
sel.
j) Mikrofilamen, seperti mikrotobulus namun lebih lembut,
terbentuk dari protein aktin dan myosin. Berfungsi dalam
pergerakan sel.
k) Peroksisom (badan mikro), memiliki ukuran sama dengan
lisosom, banyak mengandung enzim oksidase dan katalase.
3. Nukleus atau inti sel yang berfungsi sebagai pusat pengendalian, terdiri
dari :
a) Selaput inti (karioteka)
b) Nukleoplasma (kariolimfa)
c) Kromatin/kromosom
d) Nukleolus (anak inti)
2.2 Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan.
Struktur dasar sel hewan dan tumbuhan adalah sama. Sel hewan memiliki
organel tertentu yang tidak dimiliki oleh sel tumbuhan, begitu pula sebaliknya. Sel
hewan memiliki sentriol dan lisosom yang tidak dimiliki sel tumbuhan.
Sedangkan, sel tumbuhan memiliki dinding sel, plastida, dan vakuola yang tidak
dimiliki sel hewan. Berikut perbedaannya :
No. Perbedaan Sel Hewan Sel Tumbuhan
1. Dinding sel Tidak Ada Ada2. Membran Plasma Ada Ada3. Sitoplasma Ada Ada4. Mitokondria Ada Ada5. Lisosom Ada Tidak Ada6. Ribosom Ada Ada7. Badan golgi Ada Ada8. Sentrosom Ada Ada9. Plastida Tidak Ada Ada10. Mikrotobulus Ada Tidak Ada11. Vakuola Tidak ada (walaupun
ada juga yang memiliki vakuola tapi ukurannya
kecil)
Ada (besar)
12. Retikulum Endoplasma (RE)
Ada Ada
13. Nukleus Ada Ada14. Sentriol Ada Tidak Ada
2.3 Fungsi Organel Sel Hewan dan Tumbuhan serta Karakteristiknya.
2.3.1 Fungsi Organel Sel Hewan yang Tidak Dimiliki Sel
Tumbuhan
1. Sentriol, merupakan hasil perkembangan sentrosom, yaitu pusat sel,
daerah sitoplasma yang dekat dengan nukleus. Sentriol berupa kumpulan
mikrotubulus yang berperan sebagai kutub-kutub pembelahan sel secara
mitosis atau miosis. Dari sentriol memancar benang-benang gelendong
pembelahan sehingga kromosom akan terjerat pada benang tersebut.
Melalui benang gelendong inilah nantinya tiap-tiap kromosom berjalan
menuju kutub masing-masing.
2. Lisosom, merupakan kantong yang dikelilingi membran tunggal yang
digunakan sel untuk mencerna makro molekul. Lisosom berperan dalam
pencernaan intrasel, misalnya pada protozoa atau sel darah putih. Lisosom
juga berperan dalam autofagus. Sebgai contoh, pada waktu kecebong
berubah menjadi katak, ekornya secara bertahap diserap. Sel-sel ekornya
yang kaya akan lisosom, mati dan hasil penghancurannnya digunakan
untuk pertumbuhan sel-sel baru yang berkembang. Lisosom terutama di
temukan pada sel hewan.
2.3.2 Fungsi Organel Sel Tumbuhan yang Tidak Dimiliki Sel
Hewan
1. Dinding sel, merupakan struktur tebal yang terdapat pada bagian terluar
sel. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung berbagai komponen di dalam
sel sekaligus sebagai pemberi bentuk sel tumbuhan. Ada 3 bagian, yaitu :
a) Dinding primer, terdapat pada sel merismatis.
b) Dinding sekunder, terdapat pada sel yang bentuknya teta dan
mempunyai fungsi khusus.
c) Lamella tengah, penghubung antara sel satu dengan sel lain,
terdapat noktah, dan terdapat penjuluran plasma untuk hubungan
antar sel (plasmodesmata).
2. Plastida, ada tiga macam, yaitu kromoplas, leukoplas, dan kloroplas.
a) Kromoplas adalah plastida berwarna karena mengandung pigmen
selain klorofil.
b) Leukoplas yaitu plastida yang berwarna putih untuk menyimpan
amilum (amiloplas), minyak (elaioplas), dan protein (aleuroplas).
12
c) Kloroplas yaitu plastida yang mengandung klorofil.
Kloroplas dan plastida lainnya memiliki membran rangkap. Membran
dalam melingkupi matriks yang dinamakan stroma. Membran dalam ini
terlipat perpasangan yang disebut lamela. Secara berkala, lamela ini
membesar sehingga terbentuk gelembung pipih terbungkus membran yang
dinamakan tilakoid. Struktur ini tersusun dalam tumpukan mirip koin.
Tumpukan tilakoid dinamakan granum.
3. Vakuola (rongga sel), organel sitoplasma yang berisi cairan yang dibatasi
oleh suatu membran atau selaput yang disebut tonoplas. Vakuola terbentuk
oleh pelipatan ke dalam dari membran sel. Sel tumbuhan muda berisi
banyak vakuola kecil. Akan tetapi, dengan semakin matangnya usia sel,
akan terbentuk vakuola yang semakin membesar.
2.4 Isolasi Sel untuk Mendapatkan Struktur Dalam Sel.
Isolasi seladalah proses pengambilan suatu partikel sel dari tempat
asalnya untuk diteliti lebih lanjut. Sel dapat diisolasi dari suspensi
jaringan. Ada dua cara dalam isolasi sel, yaitu :
1) Fluorescence-Activated Cell Sorter
Prinsip metode ini ialah menggunakan antibodi yang berikatan
dengan zat fluoresen untuk melabel sel spesifik.Suspensi sel dilewatkan
pada sinar laser dan dibaca oleh detektor. Suspensi yang mengandung sel
di berisinyal positif atau negatif bergantung pada sel nya mengandung zat
flurense atau tidak. Suspensi kemudian melewati aliran listrik dan
dipisahkan ketempat masing-masing sesuai muatannya.
2) Laser Capture Microdissection
Prinsip metode ini digunakan untuk memotong bagian terentu dan
memidahkannya ketempat lain. Contohnya memisahkan sel tumor dari
jaringannya.
2.5 Transfer Energi dan Materi Yang Terjadi Pada Organisme.
Metabolisme pada organisme multiseluler meliputi banyak hal, di
antaranya transpor energi dan materi. Sistem transportasi sangat penting bagi
tumbuhan dan hewan yang berkaitan dengan massa organisme tersebut. Pada
tanaman dan hewan yang masih sederhana atau belum memiliki struktur
organisasi yang rumit, transport materi (nutrisi dan zat hara) dan hasil
metabolisme cukup dari sel ke sel. Transportasi tersebut dapat berlangsung secara
aktif maupun pasif.
1. Transpor Pasif, transpor yang tidak memerlukan energi. Transpor ini
berlangsung akibat adanya perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan.
Transpor pasif terdiri dari :
a) Difusi, perpindahan zat (gas, padat, atau cair) dengan atau tanpa
melewati membran, dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke
daerah yang konsentrasinya rendah sehingga konsentrasi zat
menjadi sama. Misalnya pada hewan bersel satu, O2 diambil dari
lingkungan hanya deangan cara difusi.
b) Osmosis, tekanan osmotik dapat dikatakan sebagai tekanan yang
diperlukan untuk mencegah pelarut (air) bergerak melalui
membran semipermeabel.
c) Difusi terbantu (Facillitated Difussion, difusi yang memerlukan
bantuan protein, misalnya enzim. Contoh bakteri Escherichia coli
jika dipindahkan ke medium yang mengandung laktosa, maka
metabolismenya menurun. Salah satu sebabnya adalah membran
selnya tidak dapat dilalaui laktosa (impermeabel).
2. Tanspor aktif, transpor yang memerlukan energi. Energi yang digunakan
di dalam sel adalah ATP (adenosin trifosfat) yaitu energi kimia tinggi yang
berasal dari hasil respirasi sel. Transpor aktif berfungsi memelihara
keseimbangan di dalam sel. Contoh sitoplasma sel darah merah manusia
mempunyai kadar ion kalium 30 kali lebih besar dari pada cairan ekstrasel,
yaitu plasma darah. Di lain pihak, kadar ion natrium plasma darah 11 kali
lebih besar dari pada sel darah merah. Untuk itu, perlu pengangkutan ion
kalium da ion natrium. Transpor aktif melalui membran sel dapat berupa :
a) Endositosis, peristiwa pembentukan kantong membran sel saat
larutan atau partikel di transfer ke dalam sel. Endositosis antara
lain pinositosis dan fagositosis.
1. Pinositosis, tahapan proses pinositosis adalah sebagai
berikut : mula-mula, zat pemicu menempel pada reseptor
khusus membran sel. Kemudian terjadi lekukan
(invaginasi) dari membran sel membentuk gelembung/
kantong atau saluran pinositosik. Di dalam sel, gelembung
dapat pecah menjadi gelembung lebih kecil atau bergabung
menjadi gelembung yang lebih besar.
2. Fagositosis, proses fagositosis sama dengan pinositosis,
tetapi terjadi pada benda padat yang berukuran lebih besar.
Fagositosi terjadi misalnya saat rotifera, Ciliata, atau
organisme mikroskopik lain ditelan oleh amoeba. Amoeba
memangsa paramecium dengan cara menangkapnya dengan
kaki semu (pseudopodium), kemudian mengurungnya
dalam vakuola (fagosom). Selama fagositosis, mangsa
menjadi tak berdaya karena sekresi enzim pencerna dari sel
pemangsa (fagositik).
b) Eksositosis, kebalikan dari endositosis. Pada sel-sel yang
megeluarkan protein dalam juamlah besar, protein tersebut mula-
mula berkumpul di dalam sebuah kantong yang dilapisi membran
dalam kompleks Golgi. Kantong kemudian bergerak ke permukaan
sel dan mengosongkan isinya keluar.
c) Pompa ion, transpor ion melewati membran plasma yang melawan
semua sel memeliki perbedaan energi potensial listrik antara
sitoplasma dan lingkungan sekitarnya, yang disebut potensial
membran. Potensial membran bertindak seperti sebuah baterai,
yaitu sebagai sumber energi yang mempengaruhi transport ion
masuk dan keluar sel. Sebagai contoh, dibandingkan lingkungan
sekitarnya, sel hewan memilki konsentrasi ion K+ lebih tinggi dan
konsentrasi Na+ lebih rendah. Membran plasma mempertahankan
konsentrasi ion dalam sel dengan memompa Na+ keluar sel dan
K+ ke dalam sel.
d) Kotranspor, adalah transpor suatu zat yang mengaktifkan
transport zat lain melewati membran plasma. Kotranspor
melibatkan dua protein membran. Sebagai contoh, sel-sel
tumbuhan memompakan ion hidrogen untuk mengaktifkan
transport sukrosa ke dalam sel. Sukrosa dapat masuk ke dalam sel
melalui protein membran melawan gradient konsentrasi jika
bersamaan ion hidrogen.
2.6 Prinsip Klasifikasi Diferensiasi Sel.
Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis makhluk hidup
kedalam suatu kelompok yang disusun berdasarkan tingkatan (hirarki)
yang secara ilmiah pengelompokan makhluk hidup akan diurutkan dalam
jenjang takson. Takson dibagi menjadi beberapa tingkatan, dimulai dari
yang terendah (anggota takson paling sedikit, tetapi paling banyak
memilliki kesamaan ciri), hingga yang paling tertinggi (anggota takson
paling banyak, tetapi paling sedikit kesamaan cirinya). Takson dari
tumbuhan terdiri dari : kingdom, filum, kelas, ordo, famili, genus, dan
spesies. Sedangkan hewan terdiri dari : kingdom, kelas, ordo, famili, genus
dan spesies.
Diferensiasi sel adalah suatu perubahan sel dimana sel yang telah
mencapai volume pertumbuhan akhir akan menjadi terspesialisi sesuai
fungsinya untuk menghasilkan jenis jaringan, organ atau organisme baru.
Diferensiasi terjadi beberapa kali selama perkembangan organisme
multiseluler ketika organisme berubah dari zigot sederhana menjadi suatu
sistem jaringan dan jenis
18
sel yang rumit. Diferensiasi secara dramatis mengubah ukuran, bentuk, potensial
membran, aktivitas metabolisme dan ketanggapan sel terhadap sinyal, perubahan-
perubahan itu sebagian besar diakibatkan oleh modifikasi eksprsi gen yang sangat
terkontrol. Dengan sejumlah pengecualian, diferensiasi sel hampir tidak pernah
mengubah urutan DNA nya sendiri. Karena itu, beberapa sel bisa memiliki ciri
khas fisik yang sangat berbeda meski genom yang sama. Namun, dalam banyak
hal, diferensiasi terjadi sekali dan pada awal perkembangan. Sebagai contoh
mungkin tidak ada diferensiasi lebih lanjut lagi dari sel-sel saraf setelah masa
anak. Dalam kasus lain diferensiasi berlanjut dalam seluruh kehidupan, beberapa
macam sel darah secara terus-menerus diganti sepanjang kehidupan.
2.7 Manfaat Alat Optik (Loupe dan Mikroskop) Dalam Pengamatan Sel.
1. Mikroskop, alat yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar
tampak jelas dan besar. Mikroskop terdiri atas dua buah lensa cembung.
Lensa yang dekat dengan benda yang diamati (objek) disebut lensa
objektif dan lensa yang dekat dengan pengamat disebut lensa okuler.
Mikroskop yang memiliki dua lensa disebut mikroskop cahaya
lensa ganda. Mikroskop laboratorium yang lazim mempunyai tiga lensa
obyektif: daya rendah, daya tinggi, imersi minyak. Lensa terakhir adalah
yang berdaya tertinggi diantara ketiganya dan digunakan khusus untuk
mengamati bakteri(Volk, Wesley A., Wheeler, Margaret F., 1993: 24).
Mikroskop yang digunakan untuk mengamati sel adalah mikroskop
elektron transmisi.
Sifat-sifat bayangan yang terbentuk pada mikroskop sebagai
berikut:
20
a) Bayangan yang dibentuk lensa objektif adalah nyata, terbalik, dan
diperbesar.
b) Bayangan yang dibentuk lensa okuler adalah maya, tegak, dan
diperbesar.
c) Bayangan yang dibentuk mikroskop adalah maya, terbalik, dan
diperbesar terhadap bendanya.
Beberapa manfaat dari mikroskop adalah dapat memudahkan
manusia untuk melakukan penelitian terhadap objek benda hidup atau mati
yang tidak mampu dilihat oleh mata biasa dikarenakan ukurannya yang
sangat kecil seperti bakteri, sel, virus dan lain-lain. Serta mempermudah
pengembangan penelitian terhadap objek baru yang sangat bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
2. LUP atau kaca pembesar, sebuah lensa cembung yang mempunyai titik
fokus yang dekat dengan lensanya. Lup berfungsi untuk mengamati benda-
benda kecil sehingga tampak menjadi besar dan lebih jelas yang tidak
dapat dilihat dengan mata secara langsung dengan menggunakan sebuah
lensa cembung (positif), bayangan yang dihasilkan bersifat tegak, nyata
dan diperbesar.
Manfaat lup bagi kehidupan : dalam kehidupan sehari-hari, lup
biasanya digunakan untuk mengamati benda yang kecil tetapi masih bisa
dilihat oleh mata dan tidak serinci menggunakan mikroskop.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi. Seluruh organisme terdiri
dari sel dalam hirarki organisasi biologis, sel merupakan kumpulan materi
paling sederhana atau terkecil yang terdapat dalam suatu organisme,ada
beragam jumlah sel dalam suatu organisme mulai dari bersel tunggal
sampai kompleks.
Sel sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri atas
sel-sel yang memiliki satu kesatuan struktur tertentu. Makhluk hidup yang
terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal/uniseluler dan
makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel disebut makhluk hidup
multiseluler.
Sel sebagai unit fungsional berarti seluruh fungsi kehidupan atau
aktivitas kehidupan (proses metabolisme, reproduksi, iritabilitas,
digestivus, ekskresi dan lainnya) pada makhluk hidup bersel tunggal dan
bersel banyak berlangsung di dalam tubuh yang dilakukan oleh sel.
3.2 Saran
Berdasarkan apa yang telah penulis jelaskan dalam makalah
mengenai ini pasti ada kekurangan maupun kelebihannya. Adapun kritik
maupun saran dapat disampaikan ke penulis agar dapat memperbaiki
22
makalah ini baik dari segi penulisan, materi, maupun tata bahasa yang
disampaikan. Penulis mengharapkan pembaca dapat mengambil manfaat
dari makalah yang telah dibuat.
23
REFERENSI
http://robi-biologi.blogspot.co.id/2015/05/konsep-dan-sejarah-perkembangan-sel.html (diakses pada tanggal 11 Oktober 2017)
https://lukmanulhadie.wordpress.com/2014/05/26/pengertian-dan-konsep-tentang-sel/ (diakses pada tanggal 11 Oktober 2017)
24