pgsd_ptk - dra. hartono, m.hum

47
i MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh : Drs. Hartono, M.Hum. PANITIA SERTIFIKASI GURU RAYON 113 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Upload: informasi-guru-sekolah-dasar

Post on 27-Oct-2015

647 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

TRANSCRIPT

Page 1: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

i

MODUL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU

(PLPG)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh :

Drs. Hartono, M.Hum.

PANITIA SERTIFIKASI GURU

RAYON 113 UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT., atas rahmat dan

karunia yang telah dilimpahkan, sehingga penyusunan modul ini dapat terlaksana

dengan baik. Penulisan modul ini dapat terlaksana dengan baik berkat kerja keras

dan partisipasi dari berbagai pihak. Berkenaan dengan itu, diucapkan terimakasih

kepada:

1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang sekaligus selaku Ketua

Panitia Sertifikasi Guru Rayon 113 yang telah mempercayakan penulisan

materi ini.

2. Dekan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang sekaligus selaku

Ketua Pelaksana Panitia Sertifikasi Guru Rayon 113 yang telah

mempercayakan penulisan materi ini.

3. Rekan-rekan Panitia Sertifikasi Guru atas kebersamaannya sehingga dalam

waktu singkat mampu menyiapkan berbagai hal berkenaan dengan

penyiapan PLPG, khususnya penulisan modul.

4. Semua pihak yang telah memberikan berbagai jenis bantuan

Semoga segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan menjadi

amal baik dan dilimpahi rahmat oleh Allah SWT. Akhirnya, semoga buku ajar ini

dapat memberikan manfaat pada kita, khususnya bagi peserta pendidikan dan

Latihan Profesi Guru dalam meningkatkan kompetensinya.

Penulis

Page 3: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta iii

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. TUJUAN ..................................................................................................... 1

B. SKENARIO WORKSHOP PTK ................................................................. 1

C. OUT PUT WORKSHOP PTK .................................................................... 1

BAB II PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH ................................................... 3

A. Pengantar ..................................................................................................... 3

B. Bahan dan Ukuran Naskah .......................................................................... 4

C. Pengetikan ................................................................................................... 4

D. Penomoran ................................................................................................... 6

E. Pengutipan ................................................................................................... 7

F. Tabel dan Gambar ....................................................................................... 8

G. Penggunaan Bahasa ..................................................................................... 8

H. Penulisan Nama ........................................................................................... 9

I. Catatan Kaki dan Istilah Baru ................................................................... 11

BAB III ENYUSUNAN PROPOSAL PTK .......................................................... 12

A. Pengantar ................................................................................................... 12

B. Sistematika Proposal PTK ......................................................................... 12

C. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 16

BAB IV PENYUSUNAN LAPORAN PTK ......................................................... 34

A. Pengantar ................................................................................................... 34

B. Tujuan Penulisan Laporan Penelitian ........................................................ 34

C. Struktur Laporan Penelitian ...................................................................... 35

D. Bahasa dalam Laporan Penelitian ............................................................. 39

BAB V VALUASI DAN REFLEKSI ................................................................... 40

A. Tugas Kelompok: ...................................................................................... 40

B. Tugas Individual: ....................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41

Page 4: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. TUJUAN

Setelah melakukan workshop Penelitian Tindakan Kelas (selanjutnya

disingkat PTK) ini, peserta PLPG diharapkan dapat memiliki kompetensi:

1. Menerapkan tata cara penulisan karya ilmiah dalam penyusunan proposal

PTK.

2. Mengetahui langkah-langkah/tahapan pelaksanaan PTK.

3. Menyusun proposal PTK untuk perbaikan pembelajaran.

4. Mengetahui cara menyusun laporan PTK.

B. SKENARIO WORKSHOP PTK

Pada saat workshop, setiap kelas (36 peserta) difasilitasi oleh

instruktur/asesor dengan skenario sebagai berikut.

1. Instruktur menyampaikan pokok-pokok materi penulisan karya ilmiah dan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selama 2 JP (2 x 50 menit).

2. Peserta difasilitasi instruktur untuk mengidentifikasi masalah-masalah

pembelajaran yang ada di kelas pada sekolah tempat tugasnya.

3. Peserta memilih masalah yang paling penting dan memerlukan pemecahan

dengan segera.

4. Peserta membuat rancangan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang sekurang-kurangnya mengandung unsur seperti butir (C) berikut.

5. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok.

6. Peserta diskusi hasil kerja kelompok.

7. Peserta mempresentasikan rancangan proposalnya.

C. OUT PUT WORKSHOP PTK

Out put workshop ini adalah proposal PTK berdasarkan permasalahan

yang sedang dialami oleh guru untuk perbaikan pembelajaran. Komponen

proposal PTK menggunakan format sebagai berikut.

Page 5: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 2

JUDUL

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

B. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

B. Subjek Penelitian

C. Data dan Sumber Data

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Validitas Data

F. Teknik Analisis Data

G. Indikator Kinerja/Keberhasilan

H. Prosedur Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Page 6: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 3

BAB II

PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

A. Pengantar

Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang mengikuti kaidah dan jalan

pikiran yang berlaku dalam ilmu pengetahuan serta memberikan sumbangan

kepada khazanah ilmu pengetahuan di bidang masing-masing. Suatu karya tulis

disebut karya tulis ilmiah jika karya tulis itu: (1) mempermasalahkan pengetahuan

ilmiah, (2) penulisnya dijiwai oleh metode ilmiah, dan (3) memenuhi persyaratan

tata cara penulisan keilmuan. Ilmiah artinya bersifat dan berada pada kawasan

keilmuan. Sementara itu, metode ilmiah adalah cara berpikir sistematis, logis, dan

objektif berdasarkan fakta untuk menemukan, membuktikan, dan

mengembangkan pengetahuan tertentu.

Karya tulis ilmiah dapat dibedakan atas: laporan hasil kegiatan ilmiah,

tulisan ilmiah, dan buku. Laporan hasil kegiatan ilmiah adalah karya tulis yang

berisi sajian hasil penelitian, pengembangan atau evaluasi yang disajikan dengan

menggunakan kerangka isi, aturan, dan format tertentu. Laporan hasil kegiatan

ilmiah pada umumnya dipublikasikan secara terbatas; namun ada pula yang

diedarkan secara luas dalam bentuk buku. Tulisan ilmiah adalah karya tulis yang

merupakan ringkasan laporan hasil kegiatan ilmiah atau tinjauan atau ulasan

ilmiah yang disajikan dengan menggunakan kerangka isi, aturan atau format

tertentu. Tulisan ilmiah antara lain dapat berwujud buku, laporan penelitian

(termasuk PTK), artikel (dimuat di majalah atau jurnal ilmiah, surat kabar, dsb.),

dan makalah yang disajikan dalam forum ilmiah. Tulisan ilmiah yang disajikan

dalam format dan bahasa baku, tetapi ada juga yang menggunakan bahasa yang

popular untuk masyarakat umum disebut sebagai tulisan ilmiah popular. Buku

adalah karya tulis yang berisi bahan pelajaran yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran. Buku tersebut dapat berupa buku pelajaran,

modul, diktat, atau karya terjemahan.

Penulisan karya ilmiah perlu memperhatikan tata cara penulisan karya ilmiah.

Berikut disajikan tata cara penulisan karya ilmiah, khususnya dalam penyusunan

Page 7: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 4

proposal PTK, diantaranya: bahan dan ukuran naskah, pengetikan, penomoran, tabel

dan gambar, bahasa, penulisan nama, dan catatan kaki dan istilah baru.

B. Bahan dan Ukuran Naskah

Naskah diketik pada kertas HVS ukuran kuarto atau A4 (21 cm x 28 cm) 70

atau 80 gram dan tidak bolak-balik.

C. Pengetikan

Pada bagian ini diuraikan jenis huruf, bilangan dan satuan, jarak baris, batas

tepi, pengisian ruang, alinea baru, permulaan kalimat, judul dan subjudul, dan

rincian ke bawah.

1. Jenis huruf

a. Naskah diketik dengan huruf Times New Roman font 12. Untuk

seluruh naskah harus dipakai jenis huruf yang sama.

b. Huruf miring (italic) digunakan untuk tujuan tertentu.

c. Lambang atau tanda-tanda yang tidak dapat diketik, harus ditulis rapi

dengan tinta hitam.

2. Bilangan dan satuan

a. Bilangan diketik dengan angka, kecuali jika terdapat pada permulaan

kalimat, maka bilangan itu harus dieja, misalnya “10 kata” diketik

“sepuluh kata”.

b. Bilangan desimal ditandai dengan koma bukan dengan titik, misalnya

”berat telur 50,5 g”.

c. Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya tanpa titik di

belakangnya, misalnya ”m, g, kg, cal”.

3. Jarak baris

Jarak antara dua baris dibuat dua spasi, kecuali intisari, kutipan

langsung, judul tabel, dan gambar yang lebih dari satu baris, serta daftar

pustaka, yang diketik dengan jarak satu spasi.

4. Batas tepi (margin)

Batas-batas pengetikan dari tepi kertas adalah sebagai berikut.

a. tepi atas : 4 cm,

b. tepi bawah : 3 cm,

Page 8: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 5

c. tepi kiri : 4 cm,

d. tepi kanan : 3 cm.

5. Pengisian ruang

Ruang yang terdapat pada halaman naskah diisi penuh. Pengetikan

dimulai dari batas tepi kiri sampai ke batas tepi kanan, kecuali akan

memulai alinea baru, persamaan, tabel, gambar, judul subbab, atau hal-

hal yang khusus.

6. Alinea baru

Alinea baru dimulai pada ketikan yang ke-5 dari batas margin kiri.

7. Judul bab, judul subbab, judul anak subbab, dan lain-Iain

a. Judul bab ditulis dengan huruf besar (kapital), simetris (centering),

dengan jarak 4 cm tepi atas tanpa titik.

b. Judul subbab dimulai dari margin kiri, semua kata dimulai dengan

huruf besar (kapital), kecuali kata penghubung dan kata depan,

dicetak tebal tanpa titik. Kalimat pertama sesudah judul subbab

dimulai dengan alinea baru.

c. Judul anak subbab dimulai dari margin kiri dengan huruf besar,

dicetak tebal, tanpa titik. Kalimat pertama sesudah judul anak

subbab dimulai dengan alinea baru.

d. Judul anak subbab dimulai pada ketikan ke-5 dari margin kiri,

diikuti titik dan dicetak tebal. Kalimat pertama yang menyusul

kemudian diketik terus ke belakang dalam satu baris dengan judul

anak subbab. Di samping itu, judul anak subbab dapat berupa

kalimat. Judul anak subbab yang berfungsi sebagai subjudul

ditempatkan paling depan dan dicetak tebal.

e. Judul gambar, judul tabel, dan judul grafik ditulis di tengah

(centering) di atas gambar, tabel, dan grafik.

f. Keterangan gambar, keterangan tabel, dan keterangan grafik ditulis di

tengah (centering) di bawah gambar, tabel, dan grafik.

8. Rincian ke bawah

Jika pada penulisan naskah terdapat rincian yang harus disusun ke bawah,

penomorannya menggunakan angka, huruf, angka dengan kurung

Page 9: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 6

tunggal, angka dalam kurung ganda sesuai dengan derajat rincian. Atau

menggunakan rincian angka berderet. Tidak dibenarkan menggunakan

garis penghubung (-), titik tebal (bullet) di depan rincian.

Contoh:

I. ....

A. ....

1. ....

a. ....

1) ....

b) ....

(1) .....; (2) ....; (3) .... dan seterusnya.

(a) .....; (b) ....; (c) .... dan seterusnya.

Atau:

1. ....

1.1 ....

Dst.

1.2 ....

1.2.1 ....

Dst.

2.1 ....

2.1.1 ....

Dst.

D. Penomoran

Pada bagian ini diuraikan penomoran halaman, tabel, gambar, dan

persamaan.

1. Penomoran Halaman

a. “Bagian Awal” tulisan ilmiah, mulai dari halaman judul sampai ke abstract,

diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil.

b. “Bagian Utama” dan “Bagian Akhir”, mulai dari Pengantar (Bab I) sampai ke

halaman terakhir, memakai angka arab sebagai nomor halaman.

c. Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas. Jika ada judul atau bab

pada suatu halaman, nomor halaman ditulis di tengah bawah.

Page 10: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 7

d. Nomor halaman diketik dengan jarak tiga cm dari tepi kanan kertas dan 1,5 cm

dari tepi atas atau tepi bawah kertas.

2. Penomoran Tabel

Tabel diberi nomor urut dengan angka arab.

3. Penomoran Gambar

Gambar (termasuk bagan, grafik, foto, peta) diberi nomor dengan angka arab.

4. Penormoran Persamaan

Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematika, reaksi kimia, dan lain-

lainnya ditulis dengan angka Arab di dalam kurung dan ditempatkan di dekat batas

tepi kanan.

CaS04 + K,C03 'ZZ> CaC03 + K, S04

E. Pengutipan

1. Pengutipan ide/gagasan/pemikiran.

a. Apabila mengutip ide/gagasan/pemikiran penulis lain harus

dicantumkan nama penulis dan tahun penerbitan (kecuali tanpa tahun).

b. Apabila mengutip ide/gagasan/pemikiran seseorang harus dicantumkan

nama orang tersebut, ditambahkan catatan “pembicaraan langsung”

(personal communication).

2. Pengutipan kalimat/alinea

a. Apabila mengutip satu atau beberapa kalimat/alinea dari penulis lain,

harus dicantumkan nama penulis, tahun penerbitan (jika tanpa tahun

ditulis “t.t” atau “n.d.”) dan halaman.

b. Apabila mengutip satu atau beberapa kalimat/alinea dari sumber yang

tidak ada nama penulisnya, harus dicantumkan “anonim”, tahun

penerbitan, dan halaman.

c. Apabila mengutip satu atau beberapa kalimat/alinea dari penulis lain

dari sumber tulisan berbahasa asing, harus diketik satu spasi dan

diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

d. apabila mengutip satu/beberapa kalimat dari sumber lisan, harus

dicantumkan nama narasumber, kedudukan, dan waktu (khusus bidang

sejarah ditambahkan usia, tempat wawancara, dan alamat narasumber)

Page 11: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 8

3. Pengutipan dari Website/Internet

www.kitlv.nl.20jannuari2005 (dicantumkan pada Catatan Kaki dan Daftar

Pustaka).

F. Tabel dan Gambar

1. Bagan, grafik, peta, dan foto semuanya disebut gambar (tidak dibedakan).

2. Nomor tabel/gambar yang diikuti dengan judul ditempatkan simetris di atas

tabel/gambar, tanpa titik

3. Tabel/gambar tidak boleh terpenggal, kecuali kalau memang panjang

sehingga tidak mungkin diketik/dicetak dalam satu halaman. Pada halaman

lanjutan tabel/gambar, dicantumkan nomor tabel/gambar dan kata “lanjutan”,

tanpa judul.

4. Kolom-kolom tabel diberi nama dan dipisahkan dengan tegas.

5. Apabila tabel/gambar lebih besar dari ukuran kertas sehingga harus dibuat

memanjang kertas (format landscape), maka bagian atas (judul)

tabel/gambar diletakkan di sebelah kiri kertas.

6. Untuk memisahkan dengan uraian pokok, antara judul dan akhir

tabel/gambar dengan teks dibuat jarak dua kali dua spasi.

7. Tabel/gambar diketik/dicetak simetris (centering).

8. Tabel/gambar yang lebih dari dua halaman atau yang harus dilipat, ditempatkan

di bagian “Lampiran”.

9. Keterangan gambar (legend) dituliskan pada tempat-tempat yang kosong di

dalam gambar. Keterangan gambar (caption) dituliskan di bawah gambar.

10. Ukuran gambar (lebar dan tingginya) disesuaikan dengan ukuran kertas tanpa

mengubah proporsi.

11. Skala pada grafik harus dibuat sedemikian rupa untuk memudahkan

interpolasi atau ektrapolasi.

G. Penggunaan Bahasa

1. Bahasa yang dipakai

Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia baku (subjek dan

predikatnya jelas). Ejaan mengikuti EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

2. Bentuk kalimat

Page 12: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 9

Kalimat-kalimat tidak menampilkan orang pertama (“saya”, “kami”,

“kita”) atau berupa konstruksi pasif.

3. Istilah

a. Istilah (terminologi) yang dipakai adalah istilah Indonesia atau

yang telah diindonesiakan.

b. Jika harus memakai istilah asing, maka istilah tersebut dicetak miring

(italic).

4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan

a. Kata penghubung seperti “sehingga”, “sedangkan”, “tetapi”,

“dan”, dan “atau” tidak boleh digunakan pada awal kalimat.

b. Kata depan “pada” dan “di” tidak boleh diletakkan di depan subjek

dalam kalimat aktif.

c. Kata “di mana” dan “dari” tidak digunakan untuk menggantikan

kata "where" dan "of” dalam bahasa Inggris.

d. Awalan “ke-“ dan “di-“ pada kata kerja (verba) harus dibedakan

dengan kata depan (preposisi) “ke” dan “di”.

e. Tanda baca harus dipergunakan sesuai dengan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD).

H. Penulisan Nama

Bagian ini mengenai penulisan nama penulis yang diacu dalam uraian,

nama narasumber, daftar pustaka, nama yang lebih dari satu kata, nama dengan

garis penghubung, nama yang diikuti dengan singkatan, dan gelar kesarjanaan.

1. Nama penulis yang diacu dalam uraian

Penulis yang tulisannya diacu dalam uraian hanya disebutkan nama akhirnya saja

dan kalau lebih dari tiga orang, hanya nama akhir penulis pertama yang

dicantumkan diikuti dengan “dkk.” atau “et al.”.

Contoh:

a. Menurut Calvin (1978)…..

b. Pirolisis ampas tebu (Onma dan Fernstrom, 1943)

c. Bensin dapat dibuat dari metanol (Mdsel dkk, 1976) ... Yang membuat

tulisan pada contoh (c) berjumlah 4 orang yaitu Meisel, S.I., McCullough, J.P.,

Leckhaler. C.H., dan Welsz, P.B.

Page 13: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 10

2. Nama Narasumber

a. untuk narasumber yang diwawancara: dalam pengutipan ditulis nama

narasumber Pada daftar pustaka ditulis nama, alamat tinggal, tanggal

wawancara. Apabila jumlah narasumber lebih dari 2 dibuat daftar tersendiri di

bawah daftar pustaka.

b. untuk narasumber yang tidak diwawancara (dari ceramah): dalam pengutipan

ditulis nama narasumber. Pada daftar pustaka ditulis nama, tanggal ceramah,

dan tempat. Apabila jumlah narasumber lebih dari 2 dibuat daftar tersendiri di

bawah daftar pustaka.

3. Nama penulis dalam daftar pustaka

Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan namanya, dan tidak boleh

hanya penulis pertama ditambah ”dkk.” atau ”et al.” saja.

Contoh:

Meisel, S.I., McCullough, IP, Leckhaler, C.H., and Weisz, P.B, 1976… dan tidak

boleh hanya: Meisel,. S.I., dkk atau Meisel, S I, et al.

4. Nama penulis lebih dari satu kata

Jika nama penulis terdiri atas dua kata atau lebih, cara penulisannya ialah:

a. nama akhir diikuti nama depan dan tengah, dipisahkan dengan tanda koma.

Contoh: Alisjahbana, Sutan Takdir

b. nama akhir diikuti singkatan nama tengah dan seterusnya.

Contoh: Alisjahbana, S.T.

5. Nama dengan garis penghubung

Apabila nama penulis dalam sumber aslinya ditulis dengan garis penghubung

di antara dua katanya, maka keduanya dianggap sebagai kesatuan

Contoh:

a. Heddy Shri Ahimsa-Putra ditulis Ahimsa-Putra, Heddy Shri

b. Soelastin-Soetrisno ditulis Soelastin-Soetrisno

6. Nama yang diikuti dengan singkatan

Nama yang diikuti dengan singkatan dianggap bahwa singkatannya itu

menjadi satu dengan kata yang ada di depannya

Contoh:

a. William D. Ross Jr. ditulis Ross Jr., W.D.

Page 14: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 11

b. J. van Baal ditulis van Baal, J.

c. P.E. de Josselin de Jong ditulis de Josselin de Jong, P.E.

d. S.H. Mintardja ditulis Mintardja, S.H.

e. Mohammad Buchori bin Ishak ditulis Buchori, M.b.I.

7. Gelar Kesarjanaan/Profesi/Jabatan/Keagamaan/Kebangsawanan

Gelar kesarjanaan/profesi/jabatan/Keagamaan/Kebangsawanan tidak boleh

dicantumkan.

I. Catatan Kaki dan Istilah Baru

1. Catatan kaki (footnote)

Catatan kaki bisa diberikan untuk menjelaskan hal-hal yang penting yang

apabila diletakkan di dalam teks akan mengganggu. Penomoran catatan kaki

dimulai dengan angka 1 pada setiap bab baru.

2. Istilah baru

a. Istilah-istilah baru yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia dapat

digunakan, asal konsisten. Pada penggunaan yang pertama kali perlu

diberikan padanannya dalam bahasa asing (dalam kurung).

b. Apabila banyak sekali digunakan istilah baru, sebaiknya dibuatkan daftar

istilah.

Page 15: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 12

BAB III

PENYUSUNAN PROPOSAL PTK

A. Pengantar

Kegiatan penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana itu disebut

usulan penelitian atau yang lazim disebut proposal penelitian. Proposal penelitian

merupakan cetak biru (blue print) dari sebuah penelitian. Untuk dapat menyusun

proposal penelitian dengan baik perlu dipahami terlebih dahulu komponen-

komponen proposal.

B. Sistematika Proposal PTK

Sistematika Proposal Penelitian Tindakan Kelas pada umumnya terdiri

atas komponen-komponen sebagai berikut.

JUDUL

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

B. Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Tindakan

III. METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

B. Subjek Penelitian

C. Data dan Sumber Data

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Validitas Data

F. Teknik Analisis Data

G. Indikator Kinerja/Keberhasilan

H. Prosedur Penelitian

Page 16: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 13

I. Jadwal Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan sistematika di atas, berikut ini Anda dapat mengikuti uraian

singkat tiap-tiap komponen tersebut.

1. Judul Penelitian

Judul proposal memuat pernyataan yang jelas tentang permasalahan yang

diteliti (misal: peningkatan kemampuan menulis siswa) dan bentuk tindakan yang

akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut (misal: penggunaan model

quantum learning). Meminjam istilah dalam penelitian kuantitatif, permasalahan

yang diteliti (Y) dan bentuk tindakan untuk mengatasi permasalahan (X). Judul

hendaknya dikemukakan secara singkat, spesifik, jelas, dan mensugesti

ketertarikan pembaca (mengorak pesona). Penjudulan yang baik akan menarik

pembaca untuk membaca lebih jauh isi proposal penelitian tersebut.

Berikut cara mudah membuat judul PTK:

1. Pola 1: Masalah Tindakan (Baca: masalah diatasi dengan tindakan)

Masalah/Tujuan

Konjungsi

Tindakan

Konjungsi

Spesifik

(Obyek,

tempat, dan

waktu)

PENINGKATAN

KETERAMPILAN

MENULIS

PERMULAAN

MELALUI/

DENGAN

MODEL

QUANTUM

LEARNING

PADA SISWA

KELAS ...

SEKOLAH

“X” TAHUN

PELAJARAN

...

Pola 2: Tindakan Masalah (Baca: tindakan untuk mengatasi masalah)

Tindakan

Konjungsi

Masalah/Tujuan

Konjungsi

Spesifik

(Obyek,

tempat, dan

waktu)

PENGGUNAAN UNTUK / MENINGKATAN PADA SISWA

Page 17: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 14

MODEL

QUANTUM

LEARNING

SEBAGAI

UPAYA

KETERAMPILAN

MENULIS

PERMULAAN

KELAS ...

SEKOLAH

“X” TAHUN

PELAJARAN

Judul tersebut menjadi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN MELALUI

MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS ... SEKOLAH “X”

TAHUN PELAJARAN ...

2. Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah

Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan pembelajaran di

kelas. Kemukakan hal-hal yang mendorong atau argumentasi pentingnya

dilakukan penelitian. Mengapa sesuatu itu dipermasalahkan dan akan diteliti.

Uraikan proses yang terjadi—yang dilakukan guru atau antara guru dan guru atau

antara guru dan dosen—dalam mengidentifikasi permasalahan penelitian. Dalam

bagian ini perlu dikemukakan kondisi nyata (baik siswa maupun guru), kondisi

yang seharusnya atau diharapkan (baik siswa maupun guru), masalah nyata

(adanya kesenjangan antara kenyataan yang ada dengan kondisi yang seharusnya

atau diharapkan). Kemukakan data-data atau fakta-fakta yang ditemukan di

lapangan (kelas atau sekolah), baik dari refleksi guru itu sendiri, pengamatan

terhadap kegiatan KBM, wawancara dengan siswa atau guru, analisis berbagai

dokumen yang relevan, dan sebagainya. Sejalan dengan masalah yang telah Anda

kemukakan kemukakan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk lebih

meyakinkan bahwa pilihan tindakan yang Anda ajukan memiliki pijakan ilmiah

sedapat mungkin cerahi dengan kerangka teoretik dari studi pustaka.

b. Perumusan Permasalahan

Permasalahan merupakan bagian terpenting dalam sebuah proposal

penelitian. Permasalahan adalah pertanyaan (-pertanyaan) yang jawabannya ingin

dikaji melalui penelitian. Permasalahan hendaknya dirumuskan secara jelas dan

rinci dan sebaiknya dalam bentuk pertanyaan. Hendaknya diingat bahwa

Page 18: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 15

permasalahan yang akan dikaji merupakan permasalahan nyata yang terdapat di

kelas atau sekolah. Oleh karena itu, variabel yang akan diakaji harus diungkapkan

secara jelas dan demikian pula hubungan antarvariabel yang dikaji. Dengan

perkataan lain, dalam perumusan masalah, hendaknya tergambar permasalahan

dan tindakan yang bakal dilakukan.

Contoh:

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah model Quantum Learning dapat meningkatkan keterampilan

siswa dalam menulis permulaan pada kelas ... SEKOLAH “X” tahun

pelajaran ...?

2. Hal apakah yang menjadi kendala dalam meningkatkan pembelajaran

menulis permulaan dengan menggunakan model Quantum Learning?

3. Dll.

Penentuan permasalahan penelitian memerlukan kehati-hatian dan

kecermatan. Harus disadari oleh peneliti bahwa tidak semua masalah keilmuan

yang dihadapi dan telah diidentifikasi akan dijamin sebagai masalah yang layak

dan sesuai untuk diteliti. Peneliti perlu memperhatikan hal-hal berikut ini.

(1) Kemanfaatan hasil penelitian, yaitu seberapa jauh penelitian terhadap

suatu masalah tersebut akan memberikan sumbangan pada khasanah teori

ilmu pengetahuan atau pada pemecahan masalah-masalah praktis.

(2) Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu (a) mempunyai

khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis dan (b)

memiliki kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empirik yang

diperlukan guna pengujian hipotesis.

(3) Persyaratan dari segi peneliti, yaitu seberapa jauh kemampuan si peneliti

untuk melakukan penelitian. Hal ini setidak-tidaknya menyangkut lima

faktor: biaya, waktu, alat dan bahan, bekal kemampuan teoretis peneliti,

dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yang akan

digunakannya.

c. Tujuan Penelitian

Page 19: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 16

Tujuan penelitian menyatakan target tertentu yang akan diperoleh dari

kegiatan penelitian yang direncanakan. Tujuan penelitian harus dinyatakan secara

spesifik dalam pernyataan yang jelas. Kemukakan secara singkat tujuan

penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian yang telah diidentifikasi dan

dirumuskan. Tujuan umum dan khusus dikemukakan secara jelas sehingga dapat

diukur tingkat pencapaian keberhasilannya.

Contoh:

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan keterampilan menulis permulaan siswa kelas ... Sekolah

“X” melalui model Quantum learning

2. Mendiskripsikan kendala yang muncul pada penerapan model Quantum

Learning dalam meningkatkan keterampilan menulis permulaan

d. Kontribusi Penelitian

Kontribusi atau kegunaan penelitian menyatakan manfaat yang dapat

dipetik dari pemecahan masalah yang didapat dari hasil penelitian. Uraikan

kontribusi atau kegunaan penelitian pada proses belajar mengajar dan inovasi

yang akan dihasilkan dalam penelitian ini dalam memecahkan masalah.

Kemukakan manfaat teoretis (kepentingan ilmiah) dan manfaat praktis

(kepentingan terapan). Berkenaan dengan manfaat praktis, kemukakan, misalnya,

manfaat untuk siswa, guru, dan sekolah.

Contoh: (sebagian)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

meningkatkan keterampilan menulis permulaan khususnya dengan

menggunakan huruf tegak bersambung pada kelas ... SEKOLAH “X” pada

pelajaran Bahasa Indonesia serta menambah wawasan tentang penggunaan

model yang tepat sesuai materi dan kondisi yang ada, dan seterusnya.

C. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain

yang diperoleh dari acuan (buku atau jurnal-jurnal ilmiah), yang dijadikan

landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan. Kemukakan kajian teori

yang relevan dengan variabel masalah maupun variabel tindakan. Berdasarkan

Page 20: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 17

urutan, kemukakan terlebih dahulu kajian teori yang gayut dengan variabel

masalah dan baru kemudian kajian teori yang gayut dengan variabel tindakan.

Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori dan kerangka

berpikir sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis.

a. Deskripsi Teori

Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang

teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil

penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok

teori yang perlu dikemukakan atau dideskripsikan akan bergantung pada luasnya

permasalahan dan secara teknis bergantung pada jumlah variabel yang diteliti.

Oleh karena itu, makin banyak variabel yang diteliti, maka akan makin banyak

teori yang perlu dikemukakan.

Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-

variabel yang diteliti melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap dan

mendalam dari berbagai referensi sehingga ruang lingkup, kedudukan dan

perdiksi terhadap hubungan antarvariabel yang akan diteliti akan menjadi lebih

jelas dan terarah.

Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian

dapat digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks

yang diteliti atau tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan

dengan baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan

antarvariabel yang diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan

konteks penelitian.

Untuk menguasai teori maupun generalisasi-generalisasi dari hasil

penelitian, peneliti harus rajin membaca. Orang harus rajin membaca dan

menelaah yang dibaca itu setuntas-tuntasnya agar ia dapat menegakkan landasan

yang kokoh bagi langkah-langkah berikutnya. Untuk dapat membaca dengan baik,

peneliti harus mengetahui sumber-sumber bacaan. Sumber-sumber bacaan dapat

berupa buku-buku teks, kamus (khususnya kamus istilah), ensiklopedia, jurnal

ilmiah, internet, dan hasil-hasil penelitian.

Page 21: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 18

Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi,

kelengkapan, dan kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah, penelitian ini justru

menggunakan sumber-sumber yang lama). Relevansi berkenaan dengan

kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan,

kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran

berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang digunakan, makin

mutakhir teori tersebut.

Terdapat sejumlah prinsip dalam memilih sumber pustaka. Prinsip-prinsip

itu dikemukakan berikut ini.

(1) Relevansi

Telaah pustaka sering disebut landasan teoretis. Oleh karena itu, sumber

pustaka yang digunakan harus benar-benar relevan, berisi pernyataan-

pernyataan yang dapat digunakan sebagai acuan dan kerangka pemikiran

dalam memecahkan masalah penelitian. Relevansi tersebut juga dapat ditinjau

dari kesesuaian antara sumber pustaka itu dengan disiplin ilmu yang dibahas.

(2) Kemutakhiran

Prinsip ini sangat penting dengan pertimbangan bahwa ilmu dan teknologi

telah makin berkembang dengan pesat dan kemajuan zaman menghendaki

peneliti memilih teori yang mutakhir.

(3) Akurasi dan Kualitas

Jika sejumlah data dikemukakan oleh seseorang penulis dan data tersebut akan

kita gunakan untuk menyusun sebuah rancangan penelitian, maka kita perlu

mempertanyakan apakah data tersebut akurat dan dapat

dipertanggungjawabkan validitasnya. Sementara itu, sumber data yang

berkualitas adalah sumber data yang memuat uraian tentang suatu teori atau

konsep yang teliti berdasarkan pemikiran yang akurat, luas, mendalam, dan

disajikan secara sistematis. Di samping itu, perlu juga dipertimbangkan

kewenangan atau otoritas penulisnya.

Contoh:

Landasan teori disusun berdasarkan variabel dan subvariabel penelitian.

Dalam uraian di atas dicontohkan judul PTK: PENINGKATAN

KETERAMPILAN MENULIS PERMULAAN MELALUI MODEL

Page 22: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 19

QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS ... SEKOLAH “X”

TAHUN PELAJARAN ...

Maka hal-hal pokok yang perlu diuraikan seperti contoh berikut.

LANDASAN TEORI

A. Kajian teori

1. Hakikat model Quantum Learning

a. Model Pembelajaran

b. Model Quantum learning

c. Prinsip Model Quantum Learning

d. Faktor Pendukung model Quantum Learning

e. Penerapan model Quantum Learning dalam Pembelajaran

2. Hakikat keterampilan Menulis permulaan

a. Keterampilan menulis

b. Menulis permulaan

c. Menulis tegak bersambung

d. Pembelajaran Menulis Permulaan Dengan Huruf Tegak

Bersambung

b. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan

secara teoretis pertautan antarvariabel yang akan diteliti. Pertautan antarvariabel

tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh

karena itu, pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada

kerangka berpikir.

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi

argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.

Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala

yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar

suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur

Page 23: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 20

pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan

kesimpulan yang berupa hipotesis.

Kerangka berpikir merupakan sintesis tentang hubungan antarvariabel

yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori

yang telah dideskripsikan itu selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis

sehingga menghasilkan sistesis tentang hubungan antarvariabel yang diteliti.

Sintesis tentang hubungan antarvariabel tersebut selanjutnya digunakan untuk

merumuskan hipotesis.

Kerangka berpikir yang baik antara lain memuat (1) variabel-variabel yang

akan diteliti harus dijelaskan dan (2) diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat

menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antarvariabel yang diteliti dan

ada teori yang mendasari. Dalam PTK, berdasarkan kajian teori yang telah

dilakukan, penyusun proposal harus mampu menjelaskan bahwa bentuk tindakan

yang akan dilakukan dapat mengatasi permasalahan.

Contoh:

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai

berikut.

Gambar 1. Gambar Bagan Kerangka Berpikir

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Belum diterapkan model

Quantum learning

Penerapan model

Quantum Learning

Setelah diterapkan

model Quantum

Learning

Siklus I

Siklus

III

Keterampilan siswa

dalam menulis

permulaan rendah.

TINDAKAN

HASIL

Siklus

II

Page 24: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 21

c. Perumusan Hipotesis

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam

penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir.

Tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua penelitian harus merumuskan hipotesis.

Penelitian yang bersifat eksploratif dan sering juga dalam penelitian deskriptif

tidak perlu merumuskan hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan

baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat

dinyatakan sebagai jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian, belum

jawaban yang empirik.

Hipotesis merupakan kesimpulan kerangka berpikir. Dalam penelitian

kuantitatif, hipotesis inilah yang akan diuji melalui penelitian. Berbeda dengan

penelitian kuantitatif, dalam penelitian kualitatif, hipotesis tidak harus ada.

Hipotesis pengarah dapat dirumuskan sebagai arahan yang bersifat tentatif.

Sementara itu, dalam penelitian tindakan kelas, hipotesis yang dirumuskan atau

diajukan oleh peneliti adalah hipotesis tindakan.

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa tinjauan pustaka menguraikan

teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan (buku atau

jurnal-jurnal ilmiah), yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang

diusulkan. Uraian dalam tinjauan pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau

konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Berdasarkan teori dan kerangka

berpikir itulah selanjutnya dikemukakan hipotesis tindakan atau hipotesis kerja.

Contoh:

Pada Penelitian Tindakan kelas ini hipotesis penelitian yang diajukan yaitu:

1. Penerapan model Quantum Learning dapat meningkatkan keterampilan

menulis permulaan pada siswa kelas ... SEKOLAH “X” tahun pelajaran

....

2. Hal yang menjadi kendala dalam pembelajaran menulis permulaan

dengan menggunakan model Quantum Learning adalah guru

Page 25: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 22

mengalami sedikit kesulitan dalam mempraktekan pembelajaran dengan

model Quantum Learning. Hal ini dikarenakan kondisi siswa yang

dimungkinkan ramai.

d. Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian dan memperoleh manfaat penelitian

sebagaimana yang telah dirumuskan perlu dipilih metode penelitian yang

tepat. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa komponen-komponen yang

tercakup dalam metode penelitian meliputi setting penelitian, subjek

penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

pemeriksaan validitas data, teknik analisis data, indikator kinerja, dan

prosedur penelitian. Uraian berikut ini akan menjelaskan komponen-

komponen tersebut secara singkat.

a. Setting Penelitian

Setting penelitian mengacu pada waktu dan tempat penelitian

dilakukan.

Contoh:

Penelitian ini dilakukan di Sekolah “X”. Pemilihan tempat itu

didasarkan pada pertimbangan (1) .......... , (2) ........, dsb.

Penelitian ini berlangsung selama ... bulan, yaitu bulan ... s.d. ...

tahun .... Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah sbb.: persiapan

penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan,

tindakan, monitoring dan evaluasi, dan refleksi), penyusunan laporan

penelitian, seminar hasil penelitian, penyempurnaan laporan

berdasarkan masukan seminar, serta penggandaan dan pengiriman

laporan penelitian.

b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa dan guru yang terlibat dalam

pelaksanaan pembelajaran. Hal ini sangat bergantung pada setting

penelitian dan peneliti. Jika peneliti melakukan penelitian PTK di kelas

yang diampunya, maka subjek penelitian adalah siswa di kelas itu.

Namun, jika seorang peneliti melaukan PTK di kelas yang tidak

diampunya dan peneliti tersebut melibatkan guru kelas sebagai

Page 26: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 23

kolaborator, maka subjek penelitiannya meliputi siswa dan guru (guru

kelas atau guru mata pelajaran).

Contoh:

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas ...

Sekolah “X” yang berjumlah 45 siswa, terdiri dari 19 siswa putra dan

26 siswa putri. Siswa kelas ... sebagai subjek yang akan diamati

kegiatan pembelajarannya dan dikenai tindakan.

c. Data dan Sumber Data

Pada bagian ini hendaknya dikemukakan jenis data apa saja yang

dibutuhkan serta sumber data tersebut. Jenis data yang dijelaskan

disesuaikan dengan fokus penelitian.

Contoh:

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses

pembelajaran menulis, kemampuan siswa dalam menulis, motivasi

siswa dalam menulis, serta kemampuan guru dalam menyusun rencana

pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran (termasuk penggunaan

strategi pembelajaran) di kelas. Data penelitian itu dikumpulkan dari

berbagai sumber yang meliputi:

(1) Informan atau nara sumber, yaitu siswa dan guru.

(2) Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran

mengarang dan aktivitas lain yang bertalian.

(3) Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa Kurikulum, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, hasil karangan siswa, dan buku

penilaian.

d. Teknik Pengumpulan

Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan serta sumber data yang ada

selanjutnya dikemukakan teknik pengumpulan data.

Contoh:

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi

pengamatan, wawancara atau diskusi, kajian dokumen, angket, dan tes

yang masing-masing secara singkat diuraikan berikut ini.

Page 27: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 24

(1) Pengamatan

Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan

serta secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap guru ketika

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja

siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Pengamatan

dilakukan oleh peneliti dengan mengambil tempat duduk paling

belakang. Dalam posisi itu, peneliti dapat secara lebih leluasa

melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar-mengajar siswa

dan guru di kelas.

(2) Wawancara atau diskusi

Wawancara atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil

pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau

diskusi dilakukan antara peneliti dan guru. Wawancara atau diskusi

dengan guru dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama

terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM) dimaksudkan untuk

memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya

pembelajaran menulis. Wawancara dengan guru dilakukan pada

tanggal 4 Agutus 2003. Dari wawancara itu serta kegiatan

pengamatan dan kajian dokumen yang telah dilakukan

diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan

dengan pembelajaran menulis serta faktor-faktor penyebabnya.

Selain untuk mengidentifikasi permasalahan, wawancara/diskusi

dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun

kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. Diskusi antaranggota

tim peneliti dapat dilakukan di sekolah. Kegiatan diskusi itu

dipimpin oleh peneliti. Dalam kegiatan diskusi itu, pemimpin

diskusi melakukan hal-hal berikut: (1) meminta pendapat guru

tentang penampilannya dalam melaksanakan pembelajaran di kelas,

yang antara lain adalah mengungkapkan kelebihan dan

kekurangannya serta perasaan-perasaan yang bersangkut-paut

dengan kegiatan itu; (2) mengemukakan catatan tentang hasil

Page 28: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 25

pengamatannya terhadap KBM yang dilakukan guru sesuai dengan

fokus penelitian, mengemukakan segi-segi kelebihan dan

kekurangannya; (3) mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan

baik oleh guru maupun peneliti untuk menyamakan persepsi

tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam kegiatan

pembelajaran.

(3) Kajian dokumen

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang

ada, seperti Kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang

dibuat guru, buku atau materi pelajaran, hasil tulisan atau karangan

siswa, dan nilai yang diberikan guru.

(4) Angket

Angket diberikan kepada para siswa untuk mengetahui berbagai hal

yang berkaitan dengan aktivitas menulis atau mengarang dan

aktivitas membaca. Angket ini diberikan dua kali, yaitu sebelum

kegiatan penelitian tindakan dan pada akhir penelitian tindakan.

Dengan menganalisis informasi yang diperoleh melalui angket

tersebut dapat diketahui peningkatan kualitas proses atas kegiatan

menulis siswa serta dapat diketahui ada tidaknya peningkatan

motivasi siswa dalam menulis.

(5) Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil

yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes

mengarang diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk

mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan siswa dalam

mengarang dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan

mutu hasil karangan siswa. Dengan perkataan lain, tes disusun dan

dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan

menulis siswa sesuai dengan siklus yang ada.

e. Teknik Pemeriksaan Validitas Data

Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa

validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan

Page 29: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 26

dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik simpulan.

Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data antara lain

adalah triangulasi dan review informan kunci.

Triangulasi adalah teknik pemeriksanaan validitas data dengan

memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

pembandingan data itu (Lexy J. Moleong, 1995: 178). Teknik

triangulasi yang digunakan antara lain berupa triangulasi sumber data

dan triangulasi metode pengumpulan data. Misalnya, untuk mengetahui

kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam kegiatan mengarang dan

faktor-faktor penyebabnya, peneliti melakukan hal-hal berikut: (1)

memberikan tes mengarang dan selanjutnya menganalisis hasil

karangan itu untuk mengidentifikasi kesalahan yang masih mereka buat

dan (2) melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui

pandangan guru tentang hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam

mengarang, fasilitas pembelajaran yang dimiliki atau tidak dimiliki

sekolah, kegiatan pembelajaran mengarang di kelas, penilaian yang

dilakukan guru, dan sebagainya.

Review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau

interpretasi temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh

kesepakatan antara peneliti dan informan tentang data atau interpretasi

temuan tersebut. Hal ini dilakukan melalui kegiatan diskusi antartim

peneliti setelah kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen.

f. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang

telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif

komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis.

Taknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif,

yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus. Peneliti

membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap

siklus. Misal: membandingkan rerata nilai kemampuan menulis siswa

pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II, dan

seterusnya. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif.

Page 30: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 27

Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan

dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar

berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoretis

maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar

dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai

dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan/atau

setelah pengumpulan data.

g. Indikator Kinerja

Pada bagian ini perlu dikemukakan atau dirumuskan indikator sebagai

tolok ukur keberhasilan penelitian yang dilakukan. Indikator kinerja

merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam

menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian.

Contoh:

Peningkatan kemampuan menulis siswa.

Misalnya:

Anak yang memperoleh nilai 7,5 lebih dari 80 %

Nilai rata-rata menulis siswa meningkat (dari 65 menjadi 70)

h. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas pada umumnya dilakukan dalam beberapa

siklus, misalnya tiga siklus. Oleh karena itu, perlu digambarkan

rancangan tindakan pada masing-masing siklus.

Contoh:

Terdapat beberapa model penelitian tindakan yang diusulkan oleh

sejumlah tokoh, seperti model Kemmis dan McTanggart, model Elliot,

model Ebbutt, dan model McKernan. Model-model tersebut

dikembangkan dari pemikiran Kurt Lewin—orang yang dianggap

sebagai penggagas awal penelitian tindakan. Kurt Lewin (dalam

McNiff, 1992: 22) mengambarkan penelitian tindakan sebagai

serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah memiliki

empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Langkah-langkah itu

dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

Page 31: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 28

planning

reflecting acting

observing

GambarGambar 2. Model 2. Model DasarDasar PenelitianPenelitian TindakanTindakan KelasKelas

Tahap-tahap di atas, yang membentuk satu siklus, dapat dilanjutkan ke

siklus berikutnya dengan rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi

ulang berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus sebelumnya. Jumlah

siklus dalam suatu penelitian tindakan bergantung pada apakah

permasalahan penelitian yang dihadapi sudah dapat dipecahkan.

Pengembangan terhadap model dasar tersebut dapat dilihat pada

Gambar 2 di bawah ini.

Model PTK Model PTK ((pengembanganpengembangan))

plan

reflect act

observe

plan

reflectact

observe

GambarGambar 3. Model 3. Model DasarDasar PenelitianPenelitian yang yang DikembangkanDikembangkan

Model PTK Model PTK ((pengembanganpengembangan))

PTK dalam pelaksanaannya diawali dengan diagnosis masalah,

kesadaran permasalahan yang Anda rasakan mengganggu dan

menghalangi pencapaian tujuan pendidikan sehingga ditengarai telah

berdampak kurang baik terhadap proses dan/atau hasil belajar siswa,

dan/atau implementasi program sekolah.

dst.

Page 32: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 29

Bertolak dari kesadaran mengenai adanya permasalahan tersebut—yang

mungkin masih tergambarkan secara kabur, baik oleh Anda sendiri

sebagai guru maupun dalam kolaborasi dengan guru lain yang menjadi

mitra—Anda kemudian menetapkan fokus permasalahan secara lebih

tajam, kalau perlu dengan mengumpulkan tamhan data lapangan secara

lebih sistematis dan/atau melakukan kajian pustaka yang relevan.

Dengan perumusan permasalahan yang lebih tajam tersebut dapat

dilakukan diagnosis kemungkinan-kemungkinan penyebab

permasalahan secara lebih cermat sehingga terbuka peluang untuk

menjajaki alternatif-alternatif tindakan perbaikan yang diperlukan

sebagai upaya mengatasi atau memecahkan masalah yang perlu

ditunjang dengan data lapangan yang sistematis dan kajian pustaka

yang relevan.

Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan

dalam tahap-tahap sebagai berikut:

Siklus I

a. Plan (Tahap Perencanaan)

1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi, wawancara

dan pencatatan arsip

2) Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan model Quantum

Learning

3) Membuat lembar observasi kegiatan untuk mengamati kegiatan guru dan

siswa dalam pembelajaran.

b. Act (Tahap Pelaksanaan Tindakan)

1) Guru meneranapkan pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menulis tegak

bersambung dengan menggunakan model Quantum Learning di kelas ...

Sekolah “X” berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2) Siswa belajar menulis tegak bersambung dengan menggunakan model

Quantum Learning dengan bimbingan guru.

c. Observe (Tahap Observasi)

1) Guru berkeliling dari siswa satu ke siswa yang lain untuk memonitor

kegiatan dalam belajar menulis tegak bersambung

Page 33: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 30

2) Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan pada

saat mengerjakan tugas

3) Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengobservasi tingkat

keterampilan siswa dalam menulis tegak bersambung dengan lembar

observasi yang telah disiapkan.

d. Reflect (Tahap Refleksi)

Guru mengadakan refleksi. Berdasarkan hasil refleksi ini dapat diketahui

kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat

digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

Bila hasil refleksi dan evaluasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan

keterampilan dalam menulis tegak bersambung dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia pada siswa kelas ... Sekolah “X”, maka tidak perlu dilanjutkan

dengan siklus II. Namun apabila belum memperlihatkan adanya peningkatan

keterampilan dalam menulis tegak bersambung, maka dibuat siklus II yang

meliputi: tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap

observasi tindakan dan tahap refleksi.

Siklus II

a. Plan (Tahap Perencanaan)

1) Mengidentifikasi masalah pada siklus I dan menetapkan alternatif

pemecahan masalah

2) Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan model Quantum

Learning

3) Membuat lembar observasi kegiatan untuk mengamati kegiatan guru dan

siswa dalam pembelajaran

b. Act (Tahap Pelaksanaan Tindakan)

1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I

2) Guru menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu menulis tegak

bersambung dengan menggunakan model Quantum Learning di kelas ...

Sekolah “X” berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Page 34: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 31

3) Siswa belajar menulis tegak bersambung dengan menggunakan model

Quantum Learning dengan bimbingan guru.

c. Observe (Tahap Observasi)

1) Guru berkeliling dari siswa satu ke siswa yang lain untuk memonitor

kegiatan dalam belajar menulis tegak bersambung.

2) Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan

pada saat mengerjakan tugas.

3) Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengobservasi kegiatan

siswa dalam menulis pembelajaran tegak bersambung dengan lembar

observasi yang telah disiapkan

4) Mengumpulkan data tindakan II

d. Reflect (Tahap Refleksi)

Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil refleksi ini

dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

sehingga dapat digunakan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang

dilakukan guru dalam meningkatkan keterampilan menulis permulaan

menggunakan huruf tegak bersambung pada siswa kelas ....

Siklus III

a. Plan (Tahap Perencanaan)

1) Mengidentifikasi masalah pada siklus II dan menetapkan alternatif

pemecahan masalah

2) Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan model Quantum

Learning

3) Membuat lembar observasi kegiatan untuk mengamati kegiatan guru dan

siswa dalam pembelajaran

b. Act (Tahap Pelaksanaan Tindakan)

1) Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus II

2) Guru menerapkan pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu menulis tegak

bersambung dengan menggunakan model Quantum Learning di kelas ...

Sekolah “X” berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Page 35: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 32

3) Siswa belajar menulis tegak bersambung dengan menggunakan model

Quantum Learning dengan bimbingan guru.

c. Observe (Tahap Observasi)

1) Guru berkeliling dari siswa satu ke siswa yang lain untuk memonitor

kegiatan dalam belajar menulis tegak bersambung.

2) Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan

pada saat mengerjakan tugas.

3) Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengobservasi tingkat

keterampilan siswa dalam menulis tegak bersambung dengan lembar

observasi yang telah disiapkan.

4) Mengumpulkan data tindakan III

d. Reflect (Tahap Refleksi)

Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil refleksi ini

dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru

sehingga dapat digunakan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang

dilakukan guru dalam meningkatkan keterampilan menulis permulaan

menggunakan huruf tegak bersambung pada siswa kelas ... Sekolah “X”.

J. Jadwal Penelitian

Peneliti harus membuat jadwal penelitian mulai dari kegiatan persiapan,

pelaksanaan dan penyusunan laporan. Akan lebih baik dibuat dalam bentuk tabel

atau matriks. Sebagai contoh dapat dilihat pada matriks berikut:

N

o

Kegiatan/ Minggu ke (dalam

tahun...)

Juli Agustus September Oktober

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. Persiapan

a. Koordinasi

b. Susun pedoman kerja

lapangan

c. Persiapan bahan dan alat

d. Identifikasi informasi dan

Page 36: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 33

Catatan:

Contoh matriks di atas bukan contoh baku, dapat disesuaikan dengan kondisi

dan situasi yang ada pada saat penelitian dilakukan.

dokumen

2. Pelaksanaan

a. penyusunan pedoman

penelitian

b. Survey awal ke lokasi

c. Pengumpulan data dan

analisis awal (Siklus 1)

d. Diskusi hasil temuan awal

e. Pengumpulan data dan

analisis lanjut (Siklus 2)

f. Peerdebriefing, triangulasi

dan recheck

(Siklus 3)

g. Diskusi lanjut

3. Laporan

a. Susun draft laporan

b. Seminar hasil

c. Revisi laporan

d. Penulisan artikel

e. Penggandaan dan jilid

f. Pengesahan dan pengiriman

Page 37: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 34

BAB IV

PENYUSUNAN LAPORAN PTK

A. Pengantar

Penulisan laporan penelitian pada hakikatnya dimaksudkan untuk

mengomunikasikan kegiatan dan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

seorang peneliti. Bentuk paling umum yang digunakan untuk mengomunikasikan

hasil-hasil penelitian adalah bentuk laporan penelitian tertulis. Penulisan laporan

sebagai bagian dari keseluruhan rangkaian kegiatan penelitian merupakan tahap

yang sangat penting. Arti penting dan nilai sebuah penelitian pada umumnya

ditentukan oleh kualitas serta kegunaan laporan tersebut.

Banyak hal dipersyaratkan untuk dimiliki seorang peneliti agar ia mampu

menyusun laporan penelitian dengan baik. Hal-hal tersebut, antara lain, adalah

pengetahuan yang memadai mengenai bagian-bagian laporan, keterampilan-

keterampilan pengorganisasian dan kemampuan menulis (sudah tentu termasuk

kemampuan berbahasa karena bahasa digunakan sebagai mediumnya),

ketersediaan waktu, kecermatan, ketelitian, dan barangkali juga kesabaran.

Dalam modul ini akan dikemukakan tiga hal pokok, yaitu (1) tujuan

penulisan laporan penelitian, (2) struktur laporan penelitian, dan (3) bahasa yang

digunakan dalam laporan penelitian.

B. Tujuan Penulisan Laporan Penelitian

Tujuan penulisan laporan penelitian adalah untuk mengomunikasikan

hasil-hasil penelitian kepada pihak lain. Selain itu, laporan penelitian

dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban peneliti kepada pihak tertentu

atas proses dan hasil penelitian yang telah dilakukan. Berkenaan itu, peneliti

haruslah menyadari untuk siapakah laporan penelitian itu ditulis atau

disampaikan. Jawaban terhadap pertanyaan ini mempengaruhi hampir semua

bagian atau aspek dalam laporan penelitian. Laporan yang ditulis dan ditujukan

kepada lembaga pemberi dana penelititan tentu harus disusun sesuai dengan

format dan segala ketentuan yang digariskan. Lain lagi kalau laporan itu berupa

skripsi, tesis atau disertasi yang ditulis orang seorang mahasiswa. Laporan

Page 38: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 35

penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel untuk sebuah jurnal ilmiah tentu

berbeda dengan artikel yang disusun dalam bentuk makalah, buku, atau yang akan

dipublikasikan di surat kabar atau majalah.

Brown (1994) berpendapat bahwa karena faktor jarak antara penulis dan

pembaca, penulis dituntut memilki empati kognitif, yaitu kemampuan “membaca”

tulisannya sendiri dari perspektif pikiran pembaca sasaran (target reader). Penulis

hendaknya dapat memprediksi pengetahuan, budaya, dan skemata pembaca;

memiliki pengetahuan spesifik tentang pokok persoalan yang ditulisnya; dan yang

lebih penting lagi pilihan bahasanya dapat dipahami.

Laporan penelitian pada umumnya ditulis setelah peneliti merampungkan

semua proses pengumpulan data serta menganalisis data tersebut. Cara kerja

demikian dapat dikatakan kurang efisien. Peneliti hendaknya mempersiapkan

proses penyusunan laporan sejak kegiatan penelitian dimulai. Sehubungan dengan

itu, peneliti perlu merancang garis besar laporan bersamaan waktunya dengan

pada waktu ia mengajukan desain penelitian.

C. Struktur Laporan Penelitian

Laporan penelitian biasanya terdiri atas tiga bagian, bagian awal

(preliminary), bagian pokok, dan bagian akhir. Namun, aspek-aspek yang

tercakup dalam masing-masing bagian tersebut bisa bervariasi. Hal itu bergantung

pada jenis penelitian maupun lembaga penelitian atau lembaga penyandang dana

penelitian. Berikut ini dikemukakan salah satu contoh struktur atau format

penelitian.

Bagian Awal

LEMBAR JUDUL PENELITIAN

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL (JIKA ADA)

DAFTAR GAMBAR (JIKA ADA)

DAFTAR LAMPIRAN

Page 39: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 36

Bagian Pokok

Bab I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Perumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

B. Temuan Hasil Penelitian Relevan

C. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

BAB III: METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

B. Subjek Penelitian

C. Data dan Sumber Data

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Validitas Data

F. Teknik Analisis Data

G. Indikator Kinerja

H. Prosedur Penelitian

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Perencanaan

b. Tindakan

c. Pengamatan

d. Refleksi

2. Siklus II

a. Perencanaan

b. Tindakan

c. Pengamatan

d. Refleksi

Page 40: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 37

3. dst.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V: SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

B. Saran

Bagian Akhir

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Uraian berikut ini menjelaskan secara singkat setiap bagian laporan

Penelitian Tindakan Kelas.

a. Abstrak

Pada bagian ini dituliskan dengan ringkas hal-hal pokok tentang (a)

permasalahan, khususnya rumusan masalah atau tujuan penelitian (b)

metode penelitian, dan (c) hasil penelitian.

b. Pendahuluan

Bagian ini memuat unsur latar belakang masalah, data awal tentang

permasalahan pentingnya masalah dipecahkan, perumusan masalah, tujuan

penelitian, dan manfaat penelitian.

c. Tinjauan Pustaka

Bagian ini menguraikan teori terkait dan temuan penelitian yang relevan,

yang memberi arah pada pelaksanaan PTK dan usaha peneliti membangun

argumen teoretis bahwa dengan tindakan tertentu dimungkinkan dapat

ditingkatkan mutu proses hasil pendidikan dan pembelajaran, bukan untuk

membuktikan teori. Bab ini diakhiri dengan hipotesis tindakan.

d. Metode Penelitian

Bagian ini menguraikan setting penelitian (deskripsi tempat atau lokasi

dan waktu penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada), menguraikan

subjek penelitian (termasuk menguraikan karakteristik subjek penelitian

secara rinci), menjelaskan data yang diperlukan sesuai dengan

permasalahan penelitian dan sumber datanya, menjelaskan teknik

pengumpulan data beserta instrument yang digunakan, menjelaskan upaya

Page 41: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 38

peneliti untuk memperoleh data yang valid (validitas data), menjelaskan

teknik analisis data, mengemukakan indicator kinerja atau keberhasilan

sebagaimana telah dirumuskan dalam proposal penelitian, dan

menguraikan prosedur penelitian.

e. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bagian ini mengemukakan pelaksanaan penelitian serta hasil penelitian

dan pembahasannya.

Pelaksanaan Penelitian

Pada bagian ini dijelaskan pelaksanaan penelitian pada setiap siklus:

perencanaan, tindakan, cara pemantauan beserta jenis instrumen, dan cara

analisis dan refleksi. Tindakan yang dilakukan bersifat rasional dan

feasible serta collaborative. Uraian masing-masing siklus menyajikan data

lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi

yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang

terjadi. Perlu ditambahkan hal yang mendasar, yaitu hasil perubahan

(kemajuan) pada diri siswa, lingkungan, guru sendiri, motivasi, dan

aktivitas belajar, situasi kelas, dan hasil belajar. Kemukakan grafik dan

tabel secara optimal, hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang

terjadi disertai pembahasan secara sistematis dan jelas.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Kemukakan grafik dan tabel secara optimal, hasil analisis data yang

menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara

sistematis dan jelas. Penjelasan hasil menggunakan perspektif teori

tertentu maupun norma atau ketentuan yang berlaku.

f. Kesimpulan dan Saran

Bagian ini menyajikan simpulan hasil penelitian (potret kemajuan) sesuai

dengan tujuan penelitian. Berikan saran tindak lanjut berdasarkan

pembahasan hasil penelitian.

g. Daftar Pustaka

Bagian ini memuat semua sumber pustaka yang digunakan dalam

penelitian secara alfabetis.

h. Lampiran-lampiran

Page 42: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 39

Memuat instrumen penelitian, personalia tenaga peneliti, riwayat hidup

masing-masing peneliti, data penelitian, dan bukti lain pelaksanaan

penelitian.

D. Bahasa dalam Laporan Penelitian

Laporan penelitian dapat digolongkan sebagai karya ilmiah. Oleh karena

itu, dalam penyusunan laporan penelitian hendaknya digunakan ragam bahasa

baku. Suriasumantri (1987) berpendapat bahwa dalam tulisan ilmiah, fungsi

simbolik lebih ditekankan dari pada fungsi emotif dan afektif agar bahasa yang

digunakan bersifat reproduktif, yakni gagasan yang disampaikan penulis dapat

dipahami secara tepat oleh pembacanya.

Laras bahasa yang digunakan dalam laporan penelitian adalah laras bahasa

keilmuan. Menurut Dardjowidjojo (1988), ciri-ciri laras bahasa keilmuan

mencakupi: (1) wujud bahasanya haruslah lengkap (afiksasi yang di dalam ragam

informal opsional, dalam bahasa ilmiah wajib), (2) kosakata yang dipakai harus

utuh, (3) menggunakan tanda baca yang tepat, (4) padat isi, bukan padat kata-kata,

(5) adanya ketepatan ungkapan dan ketunggalan arti, (6) pemakaian bahasa

bersifat abstrak, (7) banyak dutemukan kalimat pasif (penekanan pada peristiwa),

dan (8) adanya kelengkapan unsur kalimat (seperti subjek dan predikat).

Sementara itu, menurut Brotowidjoyo (1985), karangan ilmiah antara lain

memiliki ciri-ciri (1) objektif, (2) cermat dan tepat, (3) sistematis, dan (4) tidak

emotif.

Berdasarkan uraian di atas tampak dengan jelas bahwa dalam penyusunan

laporan penelitian, peneliti harus memperhatikan aspek penalaran, struktur

paragraf, struktur kalimat, diksi, dan ejaan (Ejaan Bahasa Indonesia Yang

Disempurnakan). Selain itu, harus pula diperhatikan sistematika dan logika

keseluruhan tulisan/laporan.

Page 43: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 40

BAB V

EVALUASI DAN REFLEKSI

A. Tugas Kelompok:

Identifikasikanlah masalah-masalah yang Anda hadapi di sekolah tempat Anda

mengajar!

B. Tugas Individual:

Berdasarkan pada permasalahan pembelajaran yang telah berhasil Anda

identifikasi, cobalah Anda susun rancangan penelitian dengan kriteria dan acuan

sebagai berikut:

No Kriteria Acuan

1 Judul Maksimal 20 kata, spesifik, jelas menggambarkan masalah

yang diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah, hasil

yang diharapkan, dan tempat penelitian. 2 Pendahuluan a. Keberadaan masalah nyata, jelas, dan mendesak

b. Penyebab masalah jelas

c. Masalah dan penyebabnya diidentifikasi secara jelas 3 Perumusan

dan

Pemecahan

Masalah

a. Rumusan masalah dalam bentuk rumusan

masalah PT/PTK

b. Bentuk tindakan untuk memecahkan masalah

sesuai dengan masalah

c. Secara jelas tampak indikator keberhasilan

4 Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah

5 Manfaat Jelas manfaat hasil penelitiannya 6 Kajian Pustaka a. Relevansi antara point-point yang dikaji

dengan permasalahan

b. Jelas kerangka berpikir penelitiannya 7 Metode

Penelitian

a. Jelas subjek, tempat, dan waktu (setting)

penelitian

b. Ada perencanaan rinci langkah-langkah

(skenario) PTK c. Jelas dan tepat siklus-siklusnya

d. Kriteria keberhasilan 8 Jadwal

Penelitian

Jelas jadwal penelitiannya dalam bentuk Gantt

Chart (tindakan dimulai bulan Juli) 9 Daftar Pustaka Penulisan daftar pustaka sesuai ketentuan

10 Penggunaan

Bahasa

Bahasa baku

Page 44: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 41

DAFTAR PUSTAKA

Brown, H. Douglas. 1994. Teaching by Principles: An Interactive Approach to

Language Pedagogy. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall

Regents.

Dardjowijojo, Soenjono. 1988. Prinsip dan Format Penulisan Ilmiah.

Yogyakarta: Bharata.

Depdiknas. 2001. Pedoman penyusunan Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan

dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Direktorat

Tenaga Kependidikan Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Gorys Keraf. 1980. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah

Harun Joko Prayitno, M. Thoybi, dan Adyana Sunanda (Ed.). 2000. Pembudayaan

Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Second

Edition.

Philadelphia: Open University Press.

Imam dkk. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia. Jakarta: Dit.

PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas.

Jujun S. Suriasumantri. 1987. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:

Sinar Harapan.

Kasihani Kasbolah E.S. 2002. “Penelitian Tindakan kelas untuk Peningkatan

Profesionalisme Guru SLTP” Makalah. Malang: Universitas Negeri

Malang.

Page 45: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 42

McNiff, Jean. 1992. Action Research: Principles and Practice. London:

Routledge.

Mukayat D. Brotowidjojo. 1985. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika

Pressindo.

Rochman Natawidjaya. 1997. Konsep dasar Penelitian Tindakan. Bandung: IKIP

Bandung.

Sarwiji Suwandi. 2003a. ”Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam

Mengimplementasikan Kurikukum Berbasis Kompetensi,” Makalah

dipresentasikan pada Seminar Kurukulum Berbasis Kompetensi yang

diselenggarakan MKKS SLTP Kab. Wonogiri dan Dinas Pendidikan Kab.

Wonogiri pada tanggal 20 Juli 2003.

_________. 2003b. “Penelitian Tindakan Kelas sebagai Strategi Pengembangan

Profesi Guru”, Makalah dipresentasikan pada Pendidikan dan Pelatihan

Manajemen Sekolah bagi Kepala SLTP Kabupaten Wonogiri yang

diselenggarakan BKD Pemkab Wonogiri, 8-26 September 2003.

_________. 2003c. “Penelitian Tindakan Kelas: Strategi Penyusunan Proposal”,

Makalah dipresentasikan pada Penlok PTK yang diselenggarakan P3M

STAIN Surakarta, 24-25 September 2003.

_________. 2003d. “Peranan Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa

Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi”, Makalah

dipresentasikan pada Kongres Bahasa Indonesia VIII, Jakarta, 14–17

Oktober 2003.

_________. 2004. “Penelitian Tindakan Kelas”, Makalah dipresentasikan pada

Penlok PTK yang diselenggarakan Lembaga Penelitian Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 20 September 2004.

Page 46: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 43

_________. 2005a. “Penulisan Makalah dan Artikel Ilmiah”, Makalah

dipresentasikan pada Diklat Pengembangan Profesi bagi Guru Jawa

Tengah diselenggarakan LPMP Jateng Ditjen PMPTK Depdiknas, 20 – 29

Juni 2005.

_________. 2005b. “Penyusunan Proposal dan Laporan Penelitian Tindakan

Kelas”, Makalah dipresentasikan pada Diklat Peningkatan Profesionalisme

bagi Guru-Guru SD-SMA Kabupaten Cilacap diselenggarakan LPMP

Jateng Ditjen PMPTK Depdiknas, 10-15 Oktober 2005.

_________. 2005. ”Penerapan Strategi Komposisi Terkendali dan Terarah

(Controlled and Guided Composition) untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Siswa, dalam Varidika Vol. 17 No. 1 Juni 2005. Surakarta: UMS.

_________. 2006. “Classroom Action Research: Penelitian untuk Pemecahan

Permasalahan Pendidikan dan Perbaikan Sistem Pembelajaran”, Makalah

dipresentasikan pada Lokakarya Peningkatan Kemampuan Penelitian

Tindakan bagi Guru dan Kepala Sekolah, diselenggarakan Dinas

Pendidikan Kota Bogor, 14 – 20 Agustus 2006.

_________. 2010., Modul PLPG Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: PSG

Rayon 13 UNS.

Soenjono Dardjowijojo. 1988. Prinsip dan Format Penulisan Ilmiah. Yogyakarta:

Bharata.

Soly Abimanyu dkk. 1995. Penelitian Praktis untuk Perbaikan Pengajaran.

Jakarta:Bagian Proyek PGSD, Ditjen Dikti Depdikbud.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara.

Page 47: Pgsd_ptk - Dra. Hartono, m.hum

Modul PLPG PGSD Rayon 113 UNS Surakarta 44

Suminar Setiati Achmadi. 2001. Anatomi Artikel Ilmiah dalam Harun Joko

Prayitno, M. Thoyibi, & Adyana Sunanda (Ed.) Pembudayaan Penulisan

Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Suwarsih Madya. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Lembaga

Penelitian IKIP Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Wahyu Wibowo. 2008. Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi: Paradigma Baru

Kiat Menulis Artikel Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.

Zuber-Skerritt, Ortrun. 1996. “Introduction: New Direction in Action Research”,

dalam Ortrun Zuber-Skerritt (Ed.). New Direction in Action

Research.Washington, D.C.: The Falmer Press.