kasus tutorial fso i resp

2
KASUS TUTORIAL FSO I MATERI: PNEUMONIA (Kamis 2 April 2015) Tn. TA umur 64 tahun sakit perut parah, demam, dan dehidrasi selama kurang lebih 24 jam terakhir sebelum masuk ruang gawat darurat RS MW. Dia menderita diabetes tergantung insulin, hipertensi, dan insufisiensi ginjal ringan. Tn.TA adalah perokok berat dan peminum alkohol moderat pada hampir setiap hari. Pada pemeriksaan fisik di ruang gawat darurat, diketahui tekanan darah 130/90, denyut jantung 135, suhu tubuh 40°C, RR 30, kulit lembab dan dingin, dan nyeri abdomen yang meluas. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan jumlah WBC 16.000 dan hematokrit 32. Kepada Tn. TA diberikan resusitasi cairan dan antimikroba empirik ampicillin-sulbactam dan Levofloxacin. Pemeriksaan CT scan perut menunjukkan adanya massa kuadran kanan lebih rendah. Tn TA segera dibawa ke ruang operasi. dan pada saat operasi ditemukan adanya perforated appendicitis . Hasil kultur intraoperatif: bakteri E coli dan Klebsiella yang keduanya sensitif terhadap antibiotic empirik. Pada pagi hari setelah operasi Tn TA terlihat lebih baik dan nyeri perut hilang. Pada hari ke-2 pasca operasi demam hilang dan WBC secara bertahap menurun ke kisaran normal, kreatinin 3 mg/dL meskipun produksi urine memadai. Tn.TA dipindahkan ke bangsal medis/bedah pada pasca operasi hari-3. Pada pasca operasi hari ke-8, Tn.TA diberi nutrisi melaui oral (sebelumnya parenteral). Pemberian ampicillin- sulbactam dan levofloxacin dilanjutkan. Pada pasca operasi hari ke-10, suhu tubuh Tn.TA 39,5°C, dan hitung WBC diatas 12.000, ada diare. Pada pemeriksaan CXR menunjukkan adanya infiltrat dengan sedikit perubahan pada lobus kanan bawah. CTscan abdomen menunjukkan perubahan pasca operasi tetapi tidak menunjukkan adanya abses atau kumpulan cairan. Pemeriksaan mikrobiologis feses untuk C.difficile hasilnya negatif, tetapi pemeriksaan spesimen sputum menyimpulkan adanya mix infection , yaitu ditemukan 1) bakteri Streptococcus pneumoniae yang sensitif terhadap amikacin, amoxicillin + clavulanic acid, meropenem, doksisiklin, dan 2) budding cell Gram positif tanpa hasil uji sensitivitas. Pertanyaan:

Upload: shandra-cewe-buali

Post on 28-Sep-2015

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

teks

TRANSCRIPT

KASUS TUTORIAL FSO I

MATERI: PNEUMONIA

(Kamis 2 April 2015)

Tn. TA umur 64 tahun sakit perut parah, demam, dan dehidrasi selama kurang lebih 24 jam terakhir sebelum masuk ruang gawat darurat RS MW. Dia menderita diabetes tergantung insulin, hipertensi, dan insufisiensi ginjal ringan. Tn.TA adalah perokok berat dan peminum alkohol moderat pada hampir setiap hari.

Pada pemeriksaan fisik di ruang gawat darurat, diketahui tekanan darah 130/90, denyut jantung 135, suhu tubuh 40C, RR 30, kulit lembab dan dingin, dan nyeri abdomen yang meluas. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan jumlah WBC 16.000 dan hematokrit 32. Kepada Tn. TA diberikan resusitasi cairan dan antimikroba empirik ampicillin-sulbactam dan Levofloxacin. Pemeriksaan CT scan perut menunjukkan adanya massa kuadran kanan lebih rendah. Tn TA segera dibawa ke ruang operasi. dan pada saat operasi ditemukan adanya perforated appendicitis. Hasil kultur intraoperatif: bakteri E coli dan Klebsiella yang keduanya sensitif terhadap antibiotic empirik.

Pada pagi hari setelah operasi Tn TA terlihat lebih baik dan nyeri perut hilang. Pada hari ke-2 pasca operasi demam hilang dan WBC secara bertahap menurun ke kisaran normal, kreatinin 3 mg/dL meskipun produksi urine memadai. Tn.TA dipindahkan ke bangsal medis/bedah pada pasca operasi hari-3. Pada pasca operasi hari ke-8, Tn.TA diberi nutrisi melaui oral (sebelumnya parenteral). Pemberian ampicillin-sulbactam dan levofloxacin dilanjutkan.Pada pasca operasi hari ke-10, suhu tubuh Tn.TA 39,5C, dan hitung WBC diatas 12.000, ada diare. Pada pemeriksaan CXR menunjukkan adanya infiltrat dengan sedikit perubahan pada lobus kanan bawah. CTscan abdomen menunjukkan perubahan pasca operasi tetapi tidak menunjukkan adanya abses atau kumpulan cairan. Pemeriksaan mikrobiologis feses untuk C.difficile hasilnya negatif, tetapi pemeriksaan spesimen sputum menyimpulkan adanya mix infection, yaitu ditemukan 1) bakteri Streptococcus pneumoniae yang sensitif terhadap amikacin, amoxicillin + clavulanic acid, meropenem, doksisiklin, dan 2) budding cell Gram positif tanpa hasil uji sensitivitas.

Pertanyaan:

1. Apa dasar menegakkan diagnosis penyakit yang dialami Tn.TA setelah dirawat di RS MW ?

2. Apakah penyakit Tn.TA termasuk kriteria parah sehingga memerlukan perawatan di ICU ?

3. Bagaimana manajemen perawatan untuk pasien tsb. setelah 10 hari di RS MW dan bagaimana pemberian terapi yang tepat?

4. Bagaimana rencana asuhan kefarmasian (monitoring, evaluasi, edukasi) terhadap kondisi pasien Tn.TA secara keseluruhan?

5. Bagaimana cara menurunkan risiko terjadinya HAP?

6. Mengapa pada pasien perlu dilakukan kultur feses untuk C.difficile?

Kerjakan sesuai acuan SOAP

SELAMAT MENGERJAKAN