els-antm klinik sist resp ku 2008 repair

16
1 ANATOMI KLINIK SISTEM RESPIRATORIUS Oleh: dr. Nur Hayati Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran UMY TUJUAN: Setelah membaca materi kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan anatomi tractus respiratorius: upper respiratory tract dan lower respiratory tract. 2. Menjelaskan masalah-masalah klinik ditinjau dari aspek anatomi tractus respiratorius. 3. Menjelaskan mekanisme bernafas. 4. Menjelaskan otot-otot yang berfungsi dalam proses respirasi, baik respirasi tenang maupun paksa. 5. Menjelaskan masalah-masalah klinik mekanisme bernafas ditinjau dari aspek anatomi otot-otot pernafasan. PENDAHULUAN Respirasi meliputi 2 proses: 1. Internal atau selular: proses di mana glukosa dan molekul lainnya dioksidasi untuk menghasilkan energi. Proses ini memerlukan oksigen dan menghasilkan sisa karbondioksida. 2. Respirasi eksterna (“bernafas”): proses pengambilan oksigen dari udara ke dalam tubuh dan pembuangan sisa karbondioksida ke udara. Pada kuliah ini yang akan dibahas adalah respirasi eksterna yang kadang-kadang disebut juga pertukaran gas. Sistem respirasi meliputi organ-organ: Pars Conductoria: alat-alat pernafasan yang dilalui udara (penghantar udara pernafasan). Pada bagian ini udara disaring, dibersihkan, dilembabkan, diatur suhunya. Terdiri atas nasus, sinus paranasalis, pharynx, larynx, trachea, dan bronchus (bronchus principalis, bronchus lobaris, bronchus segmentalis, bronkhiolus terminalis, bronchiolus respiratorius)

Upload: adnajani

Post on 30-Nov-2015

66 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

1

ANATOMI KLINIK

SISTEM RESPIRATORIUS

Oleh: dr. Nur Hayati

Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran UMY

TUJUAN:

Setelah membaca materi kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat:

1. Menjelaskan anatomi tractus respiratorius: upper respiratory tract dan lower

respiratory tract.

2. Menjelaskan masalah-masalah klinik ditinjau dari aspek anatomi tractus

respiratorius.

3. Menjelaskan mekanisme bernafas.

4. Menjelaskan otot-otot yang berfungsi dalam proses respirasi, baik respirasi

tenang maupun paksa.

5. Menjelaskan masalah-masalah klinik mekanisme bernafas ditinjau dari aspek

anatomi otot-otot pernafasan.

PENDAHULUAN

Respirasi meliputi 2 proses:

1. Internal atau selular: proses di mana glukosa dan molekul lainnya dioksidasi

untuk menghasilkan energi. Proses ini memerlukan oksigen dan menghasilkan

sisa karbondioksida.

2. Respirasi eksterna (“bernafas”): proses pengambilan oksigen dari udara ke

dalam tubuh dan pembuangan sisa karbondioksida ke udara.

Pada kuliah ini yang akan dibahas adalah respirasi eksterna yang kadang-kadang

disebut juga pertukaran gas.

Sistem respirasi meliputi organ-organ:

• Pars Conductoria: alat-alat pernafasan yang dilalui udara (penghantar udara

pernafasan). Pada bagian ini udara disaring, dibersihkan, dilembabkan, diatur

suhunya. Terdiri atas nasus, sinus paranasalis, pharynx, larynx, trachea, dan

bronchus (bronchus principalis, bronchus lobaris, bronchus segmentalis,

bronkhiolus terminalis, bronchiolus respiratorius)

Page 2: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

2

• Pars Respiratoria: tempat pertukaran O2 dan CO2 langsung antara udara dan

darah. Terdiri atas pulmo dan jaringan pembungkusnya, yaitu pleura.

Dalam klasifikasi yang lain, alat-alat pernafasan dibedakan menjadi 2 bagian:

1. Saluran pernafasan yang ada di kepala, yaitu nasus, sinus paranasalis dan pharynx

disebut sebagai saluran pernafasan bagian atas (upper respiratory tract).

2. Saluran pernafasan yang ada di leher dan truncus, yaitu larynx, trachea, bronchus dan

pulmo disebut sebagai saluran pernafasan bagian bawah (lower respiratory tract).

Gb. Tractus respiratorius

Gb. Organ-organ tractus respiratorius

Page 3: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

3

NASUS

Nasus terdiri atas nasus externus dan cavum nasi.

Nasus disusun oleh:

Kerangka tulang keras: os nasale, processus frontalis maxillae dan pars nasalis

os frontale

Kerangka tulang rawan hialin: cartilago nasi superior, inferior dan cartilago septi

nasi.

Cavum nasi dimulai dari nares (lubang hidung) dan berakhir di choanae. Cavum nasi

dibagi oleh septum nasi menjadi 2 bagian kiri dan kanan.

Cari dan sebutkan batas-batas cavum nasi!

Pada dinding lateral cavum nasi terdapat 3 tonjolan: concha nasalis superior, medius

dan inferior.

Daerah di bawah concha:

Meatus nasi superior: terdapat muara sinus ethmoidales posteriores.

Meatus nasi medius: terdapat muara sinus maxillaris (pada hiatus semilunaris),

sinus frontalis dan sinus ethmoidales anteriores.

Meatus nasi inferior: terdapat muara ductus nasolacrimalis.

Recessus sphenoethmoidalis: di atas concha nasalis superior, padanya bermuara

sinus sphenoidalis.

Cavum nasi dilapisi oleh mucosa, kecuali daerah vestibulum nasi yang dilapisi oleh

lapisan kulit. Terdapat 2 jenis mucosa:

1. Mucosa olfactoris (regio olfactoria): di kranial dan medial concha superior dan di

septum nasi bagian cranial. Epitelnya berupa neuroepitelium (ujung n. olfactorius

yang berfungsi sebagai saraf penghidu).

2. Mucosa respiratoris (regio respiratoria): melapisi cavum nasi bagian bawah,

berfungsi untuk menghangatkan, melembabkan dan membersihkan udara respirasi.

Pelajari inervasi dan vascularisasi cavum nasi!

Page 4: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

4

Gb. Nasus dan cavitas nasi

Masalah klinis.

1. Fraktur tulang-tulang hidung: akibat pukulan langsung dari depan.

2. Infeksi cavum nasi: dapat menyebar ke sinus paranasales (melalui muara sinus

paranasales ke meatus nasi) dan auris media (melalui nasopharynx dan tuba

auditiva) .

3. Benda asing: sering ditemui pada anak-anak.

4. Epistaxis

Pada cavum nasi terdapat daerah yang sangat mudah mengalami perdarahan

hidung (epistaxis), yaitu daerah di atas plexus Kiesslbach (anastomosis a.

sphenopalatina dan a. facialis).

Gb. Anatomi cavum nasi, plexus Kiesslbach.

Concha nasalis

inferior

n. olfactorius

Meatus nasi

inferior

Page 5: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

5

5. Pemeriksaan cavum nasi: dengan menggunakan spekulum hidung.

6. Septum nasi: deviasi septum nasi dapat mengganggu drainase hidung dan sinus

paranasales.

SINUS PARANASALES

Sinus paranasales adalah ruangan-ruangan di dalam tulang-tulang cranium, dilapisi oleh

mucoperiosteum dan berisi udara serta berhubungan dengan cavum nasi.

1. Sinus maxillaris: terletak dalam corpus maxillaris, bermuara ke dalam meatus

nasi medius melalui hiatus semilunaris.

2. Sinus frontalis: terdapat dalam os frontale, jumlah 2 buah dan bermuara ke

meatus nasi medius melalui infudibulum.

3. Sinus sphenoidalis: jumlah 2, terdapat dalam corpus sphenoidalis dan bermuara

ke recessus sphenoethmoidalis.

4. Sinus ethmoidales: terdapat dalam os ethmoidale, terbagi dalam 3 kelompok,

yaitu anterior (bermuara ke infudibulum), media (bermuara ke meatus medius),

dan posterior (bermuara ke meatus superior).

Gb. Sinus paranasales

Sinus

frontalis

Sinus

ethmoidalis

Sinus

maxillaris

Page 6: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

6

Gb. Muara sinus paranasales pada cavum nasi

Masalah klinis:

1. Infeksi sinus paranasales.

Komplikasi umum infeksi hidung

Akar gigi premolar I dan II serta molar III sering menonjol ke arah sinus

maxillaris dan kadang-kadang berhubungan langsung dengan mukosa sinus.

Akibatnya, pada pencabutan gigi dapat mengakibatkan fistula dan infeksi pada

akar gigi dapat mengakibatkan sinusitis.

Muara sinus maxillaris ke meatus medius letaknya relatif tinggi, sehingga

menyulitkan drainase cairan dalam sinus.

Muara sinus frontalis dekat dengan hiatus semilunaris. Akibatnya, setiap

sinusitis frontalis biasanya diikuti oleh sinusitis maxillaris.

2. Pemeriksaan sinus: dengan cara transluminasi.

3. Nyeri alih

Sinus frontalis diinervasi oleh n. supraorbitalis yang juga menginervasi kulit dahi-kulit

kepala daerah vertex. Akibatnya rasa nyeri akibat sinusitis frontalis juga dirasakan pada

daerah tersebut. Rasa nyeri akibat sinusitis maxillaris juga dapat dirasakan di rahang

atas dan giginya (inervasi n. infraorbitalis).

PHARYNX

Pharynx terletak di belakang cavum nasi (nasopharynx, berhubungan dengan

cavum nasi melalui apertura nasalis posterior), mulut (oropharynx, berhubungan

dengan cavum oris melalui isthmus faucium) dan larynx (laryngopharynx).

Dinding pharynx terdiri atas 3 lapisan:

Page 7: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

7

1. Lapisan mucosa, yang bersambung dengan mucosa cavum nasi, mulut dan

larynx.

2. Lapisan fibrosa, melekat erat dengan basis cranii.

3. Lapisan muscular, terdiri atas m. constrictor pharyngis superior, media dan

inferior (berjalan melingkar), m. stylopharyngeus dan m. salpingopharyngeus.

Nasopharynx.

Pada atapnya terdapat kumpulan jaringan lymphoid yang disebut tonsilla pharyngea.

Pada dinding lateralnya terdapat muara tuba auditiva. M. salpingopharyngeus melekat

di tepi bawah tuba dan membentuk lipatan plica salpingopharyngea.

Oropharynx.

Laryngopharynx.

Masalah klinis:

1. Jelaskan mengapa ketika naik pesawat terbang saat take off telinga terasa penuh,

dan menjadi hilang/berkurang dengan cara menelan ludah!

2. Coba ingat kembali bagaimana mekanisme menelan itu!

LARYNX

Larynx berarti kotak suara. Sehingga organ ini merupakan organ yang berfungsi untuk

menghasilkan suara. Kerangka larynx dibentuk oleh beberapa cartilago yang

dihubungkan melalui membran dan ligamentum dan digerakkan oleh otot.

Sebutkan cartilago-cartilago yang menyusun larynx.

Page 8: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

8

Gb. Pharynx, larynx

Masalah klinis:

1. Bagaimana proses batuk bisa terjadi?

2. Bagaimana mekanisme kerja larynx pada saat bernafas dan menelan?

3. Bagaimana proses pembentukan suara?

4. Otot larynx diinervasi oleh n. laryngeus recurrens dan n. laryngeus externus.

Saraf-saraf ini dapat cedera pada saat operasi glandula thyroid, karena letaknya

sangat berdekatan dengan arteri kelenjar ini:

Terpotongnya r. laryngeus externus menyebabkan melemahnya suara karena

plica vocalis tidak dapat ditegangkan dan lumpuhnya m. cricothyroideus.

Pemotongan n. laryngeus recurrens unilateral: plica vocalis ipsilateral berada

dalam posisi antara abduksi dan adduksi kemampuan bicara masih bisa

normal.

Pemotongan n. laryngeus recurrens bilateral: plica vocalis dalam posisi

antara abduksi dan adduksi, rima glottidis sebagian tertutup. Akibatnya

pernafasan menjadi terganggu dan penderitanya tidak bisa berbicara lagi.

Pemotongan parsial n. laryngeus recurrens: paralisis otot abductor dan

adductor plica vocalis, sehingga timbul sesak nafas akut dan stridor. Pada

kondisi ini perlu dilakukan tracheostomi.

TRACHEA

nasopharynx

oropharynx

laryngopharynx

larynx

Page 9: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

9

Trachea berbentuk tabung flexible yang selalu terbuka, berawal dari larynx dan

berakhir di bifurcatio trachea. Dindingnya berupa jaringan fibroelastis yang tertanam

dalam 16-20 cincin cartilago hialin untuk memperthankan lumennya tetap terbuka.

Panjang trachea 9-11cm dengan diameter lebar 2,5 cm.

Gb. Trachea dan bronchus

BRONCHUS PRINCIPALIS

Bronchus principalis kanan lebih lebar, lebih pendek dan lebih vertikal dibandingkan

bronchus principalis kiri. Panjang bronchus principalis kanan sekitar 2,5cm. Bronchus

principalis kanan bercabang 3: bronchus lobaris superior (dipercabangkan sebelum

masuk paru-paru), medius dan inferior. Bronchus principalis kiri memiliki panjang 5cm,

berjalan di bawah arcus aorta dan di depan esophagus. Bronchus principalis kiri

bercabang 2: bronchus lobaris superior dan inferior.

Masalah Klinis:

1. Penekanan trachea

Dalam keadaan normal, trachea dipertahankan tetap terbuka oleh adanya

cartilago berbentuk seperti cincin/U. Keadaan-keadaan yang dapat menyebabkan

penekanan pada trachea antara lain: pelebaran arcus aorta (aneurisma) dan

pembesaran kelenjar tiroid baik unilateral maupun bilateral.

2. Inhalasi benda asing.

Page 10: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

10

Sering terjadi pada anak-anak. Mainan, koin uang, kacang, gigi dan lain-lain

dapat masuk langsung ke bronchus kanan karena lebih lebar dan lebih vertikal.

3. Bronchoscopi: pemeriksaan bagian dalam trachea dan bronchus principalis,

dapat pula mencapai bronchus lobaris dan permulaan bronchus segmentalis.

Selain itu, alat ini juga memungkinkan untuk biopsi mukosa dan mengeluarkan

benda asing yang masuk ke tractus respiratorius.

4. Trakeostomi: tindakan untuk mengatasi obstruksi total akibat penyumbatan

benda asing atau edema mukosa larynx.

5. Asma bronchiale: penyempitan bronchus karena konstriksi otot polos bronchus,

penebalan lumen bronchus karena proses inflamasi dan penumpukan sekret pada

lumen.

PULMO

Pulmo terletak dalam cavum thorax, di samping mediastinum. Kedua pulmo dipisahkan

oleh jantung, pembuluh darah besar dan struktur lainnya dalam mediastinum. Masing-

masing pulmo memiliki apex yang tumpul yang menjorok sekitar 2,5cm di atas

clavicula.

Pulmo memiliki permukaan: facies costalis, facies diaphragmatica dan facies

mediastinalis. Hilus pulmonis adalah daerah di mana bronchus, vasa darah, vasa

lymphatica dan saraf masuk ke pulmo untuk membentuk radix pulmonis.

Page 11: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

11

Pulmo dextra lebih besar dibanding yang sinistra, terdiri atas 3 lobus: superior, medius

dan inferior. Pulmo sinistra memiliki 2 lobus: superior dan inferior.

PLEURA

Ada 2 macam pleura:

1. Pleura parietalis: membatasi dinding dada

2. Pleura visceralis: meliputi seluruh permukaan luar pulmo.

Antara lapisan parietal dan visceral dipisahkan oleh ruangan yang disebut cavitas

pleuralis yang dalam keadaan normal terisi oleh sedikit cairan pleura.

Pleura parietalis meliputi: pleura cervicale, pleura costalis, pleura mediastinalis dan

pleura diaphragmatica.

Recessus costodiaphragmaticus adalah daerah bagian bawah cavitas pleuralis yang

dimasuki pulmo pada saat inspirasi.

Recessus costomediastinalis adalah celah antara pleura costalis dan mediastinalis,

terletak sepanjang pinggir anterior pleura.

Inervasi pleura:

1. Pleura parietalis diinervasi oleh n. intercostalis (pleura costalis), n. phrenicus (pleura

mediastinalis) dan n. intercostalis bagian bawah dan n. phrenicus (pleura

diaphragmatica).

2. Pleura visceralis diinervasi oleh sistem saraf otonom dan tidak peka oleh sensasi

nyeri maupun raba.

Page 12: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

12

Gb. Proyeksi externa pulmo

Masalah Klinik:

1. Trauma

Serpihan costa yang mengalami fraktur dapat menembus paru-paru dan udara

dapat masuk ke dalam cavum pleura, menyebabkan pneumothorax dan kolaps

pulmo. Apabila udara masuk ke jaringan subcutan, menimbulkan keadaan yang

disebut emfisema subcutan.

2. Nyeri pada dada.

Jaringan pulmo dan pleura parietalis tidak mempunyai ujung saraf peka nyeri,

sehingga kerusakan pada struktur pulmo, misalnya tuberculosis atau pneumonia

tidak bisa dirasakan di pulmo, namun akan dirasakan di daerah dada atau daerah

lain sesuai dermatom yang terlibat.

Bila kerusakan pada jaringan paru-paru menembus pleura visceralis sehingga

mengenai pleura parietalis, maka akan terasa nyeri hebat yang diperparah

dengan inspirasi dalam dan batuk. Bagian bawah pleura parietalis dipersarafi

oleh n. intercostalis bagian bawah yang juga menginervasi dinding anterior

abdomen. Oleh karena itu pleuritis pada daerah ini sering menimbulkan rasa

nyeri yang dialihkan ke daerah abdomen dan disangka sebagai abdomen akut.

Pleura diaphragmatica mendapat inervasi dari n. phrenicus (3,4 dan 5), oleh

karena itu pleuritis pada daerah ini mengakibatkan nyeri alih di sekitar bahu.

Page 13: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

13

3. Adanya cairan serosa di cavum pleura disebut efusi pleura, sedangkan bila

terdapat nanah dinamakan empiema.

4. Pembedahan pada paru-paru.

Pada kasus lesi lokal kronik seperti tuberculosis atau neoplasma jinak dapat

dilakukan pembedahan paru-paru melalui spatium intercostalis.

5. Carcinoma Bronchogenik.

Keganasan ini terdapat pada mukosa bronchus besar yang ada di hilus

pulmonalis, sehingga dapat menyebar dengan cepat ke nll. tracheobronchialis

MEKANISME RESPIRASI

Dua mekanisme penting untuk meningkatkan volume thorax adalah:

1. Gerakan costa

2. Kontraksi diaphragma.

Costa dapat bergerak karena adanya otot-otot yang melekat padanya. Otot-otot ini

dibagi dalam 2 kelompok:

1. Otot-otot pernafasan: aksinya hanya untuk menggerakkan costa selama respirasi,

terdiri atas:

M. intercostalis externus

Kontraksi m. intercostalis externus akan menyebabkan costa tertarik ke atas,

sehingga menjadi lebih horisontal, akibatnya diameter antero-posterior akan

meningkat, volume cavum thorax akan membesar, dan terjadilah inspirasi.

M. intercostalis internus

Kerja otot ini kompleks, di mana kontraksi otot bagian parasternalis akan

menyebabkan inspirasi dan kontraksi bagian lateralis akan menyebabkan

ekspirasi (berdasarkan pemeriksaan aktivitas elektriknya).

M. Subcostalis dan m. transversus thoracis

Kontraksi otot-otot ini menyebabkan ekspirasi.

Mm. Vertebrocostalis: m. serratus posterior superior, m. levatores costarum, m.

seratus posterior inferior.

Page 14: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

14

Otot-otot ini adalah otot-otot inspirasi.

Gb. Otot-otot pernafasan

2. Otot-otot pernafasan aksesori.

Otot-otot ini berorigo pada costa, manubrium dan sternum, di mana fungsi utamanya

adalah untuk gerakan leher, kepala, dan extremitas atas ke arah thorax.

Otot-otot pernafasan aksesori dapat membantu ventilasi bila diperlukan, dengan cara

memfiksasi insersinya, sehingga bila otot-otot ini berkontraksi, maka costa akan

terangkat. Terdiri atas:

Inspirasi:

M. sternocleidomastoideus: mengangkat manubrium sterni

M. infrahyoid: mengangkat manubrium sterni

M scalenus: mengangkat costa 1 dan 2

M. Pectoralis minor: mengangkat costa 3-5

M. pectoralis major: menekan sternum ke depan atas

M. serratus anterior: mengangkat, abduksi dan eversi costa

M. erector spinae: memperkuat konkavitas spina thoracis.

Ekspirasi:

M. rectus abdominis

M. obliquus externus abdominis

M. obliquus internus abdominis

M. transversus abdominis

Fungsi otot dinding abdomen ini adalah menurunkan costa terbawah, meningkatkan

tekanan intra-abdominal dan fleksi spina thoracis.

Page 15: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

15

Gb. Otot-otot pernafasan aksesori

Ctt. Keterangan gambar lihat di Atlas Sobotta.

Bila dilihat dari masanya, otot-otot pernafasan aksesori lebih besar dibandingkan

dengan otot pernafasan (inspirasi) itu sendiri.

Bantuan untuk ekspirasi hanya berasal dari otot-otot flexor toracis dan vertebra

lumbalis, yaitu otot-otot dinding perut. Bila otot ini berkontraksi, costa terbawah akan

ditarik ke bawah, collumna vertebralis akan fleksi dan tekanan intraabdominal akan

meningkat. Efek ini adalah ekspirasi. Kenaikan tekanan intraabdominal akan menekan

kubah diphragma ke arah cavum thorax.

Inspirasi memerlukan aktivitas otot yang lebih kuat dibandingkan ekspirasi.

Page 16: Els-Antm Klinik Sist Resp Ku 2008 Repair

16

DIAPHRAGMA

Diaphragma adalah septum muskular dan tendinosa yang menutupi apertura thoracis

inferior dan merupakan otot utama dalam fase inspirasi.

Kontraksi diaphragma menarik centrum tendineum ke bawah ke bawah dan

meningkatkan diameter vertikal thorax.

Kepustakaan :

- Diktat Anatomi Viscera Thoracis

- Anatomi Klinik - Snell

- Clinically Oriented Anatomi- Keith Moore

- Gray's Anatomy

- Atlas dan teks Anatomi - Kahle

- Atlas Sobotta

Informasi lanjut:

Nur Hayati

Departemen Anatomi dan Histologi FK UMY

Email: [email protected]