kasus koledokolithiasis
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Kasus Koledokolithiasis
1/13
Penyakit Batu Empedu
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas Problem Based Learning
Disusun oleh :
S. Krissattryo Rosarianto I.
Kelompok B-1
102011374
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
2012
-
8/10/2019 Kasus Koledokolithiasis
2/13
Penyakit Batu Empedu 2013
2 |B L O K 1 7
Pendahuluan
I. Latar Belakang
Penyakit batu empedu adalah penyakit yang disebabkan oleh karena adanya batu di
saluran empedu. Sebagian besar pasien dengan batu empedu tidak mempunyai keluhan. Risiko
penyandang batu empedu untuk mengalami gejala dan komplikasi relatif kecil. Walaupun
demikian, sekali batu empedu mulai menimbulkan serangan nyeri kolik yang spesifik maka risiko
untuk mengalami masalah dan penyulit akan terus meningkat.
Batu empedu umumnya ditemukan di dalam kandung empedu, tetapi batu tersebut
dapat bermigrasi melalui duktus sistikus ke dalam saluran empedu menjadi batu saluran
empedu dan disebut sebagai batu saluran empedu sekunder.
II. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah seorang wanita berusia 50 tahun datang ke
poliklinik dengan keluhan nyeri hebat yang hilang timbul secara mendadak pada perut kanan
atasnya dan menjalar hingga ke punggung kanan sejak 6 jam yang lalu.
III. Hipotesis
Hipotesis dalam makalah ini adalah seorang wanit berusia 50 tahun mengalami penyakit
batu saluran empedu.
-
8/10/2019 Kasus Koledokolithiasis
3/13
Penyakit Batu Empedu 2013
3 |B L O K 1 7
Isi
1. Penyakit Batu Empedu
a. Patogenesis dan Tipe Batu
Menurut gambaran makroskopik dan komposisi kimianya, batu saluran empedu
dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori mayor, yaitu: 1) batu kolesterol di mana
komposisi kolesterol melebihi 70%, 2) batu pigmen coklat atau batu calcium bilirubinate
yang mengandung Ca-bilirubinatesebagai komponen utama, dan 3) batu pigmen hitam
yang kaya akan residu hitam tak terekstraksi.1
Ada tiga faktor penting yang berperan dalam patogenesis batu kolesterol: 1)
hipersaturasi kolesterol dalam kantung empedu, 2) percepatan terjadinya kristalisasi
kolesterol dan 3) gangguan motilitas kandung empedu dan usus. Adanya pigmen di
dalam inti batu kolesterol berhubungan dengan lumpur kandung empedu pada stadium
awal pembentukan batu.1
Patogenesis batu pigmen melibatkan infeksi saluran empedu, stasis empedu,
malnutrisi, dan faktor diet. Kelebihan aktivitas enzim -glucuronidase bakteri dan
manusia (endogen) memegang peran kunci dalam patogenesis batu pigmen pada pasien
di negara timur. Hidrolisis bilirubin oleh enzim tersebut akan membentuk bilirubin tak
terkonjugasi yang akan mengendap sebagai calcium bilirubuinate. Enzim -
glucuronidase bakteri berasal dari kuman E.coli dan kuman lainnya di saluran empedu.
Enzim ini dapat dihambat oleh glucarolactone yang konsentrasinya meningkat pada
pasien dengan diet rendah protein dan rendah lemak.1
b. Koledokolitiasis
Koledokolitiasis adalah terdapatnya batu empedu di dalam saluran empedu
yaitu di duktus koledukus komunis (CBD). Koledokolitiasis terbagi dua tipe yaitu primer
dan sekunder. Koledokolitiasis primer adalah abtu empedu yang terbentuk di dalam
saluran empedu sedangkan koledokolitiasis sekunder merupakan batu kandung empedu
yang bermigrasi masuk ke duktus koledokus melalui duktus sistikus. Koledokolitiasis
-
8/10/2019 Kasus Koledokolithiasis
4/13
-
8/10/2019 Kasus Koledokolithiasis
5/13
Penyakit Batu Empedu 2013
5 |B L O K 1 7
atau hepatitis berulang seperti juga didapatkan sebanyak 60% pada penelitian di Jakarta
yang mencakup 74 pasien dengan batu saluran empedu.
Pemeriksaan Radiologi2
USG mempunyai spesifitas dan sensitifitas yang tinggi untuk deteksi batu kandung
empedu dan pelebaran saluran empedu intra maupun ekstra hepatik, namun sensitifitas
untuk batu koledokus hanya 50%. Tidak terlihatnya batu koledokus di USG tidak
menyingkirkan koledokolitiasis.
ERCP (Endoscopic retrograde cholangio-pancreatography). ERCP merupakan
pemeriksaan terbaik untuk mendeteksi saluran empedu. Pada ERCP, kanul dimasukkan
ke dalam duktus koledokus dan duktus pankreatikus, kemudian bahan kontras
disuntikkan ke dalam duktus tersebut. Indikasi utama ERCP adalah ikterus obstruktif.
MRCP(Magnetic resonance cholangio-pancreatography). MRCP merupakan teknik
pencitraan menggunakan gama magnet tanpa zat kontras, instrument, dan radiasi ion.
Pada MRCP, saluran empedu akan terlihat terang karena intensitas sinyal yang tinggi,
sedangkan batu saluran empedu akan terlihat dengan intensitas sinyal rendah yang
dikelilingi empedu yang intensitasnya tinggi. Maka, metode ini sangat cocok untuk
mendeteksi batu saluran empedu.
Dewasa ini US merupakan pencitraan pilihan pertama untuk mendiagnosis batukandung empedu dengan sensitivitas tinggi melebihi 95% sedangkan untuk deteksi batu
saluran empedu sensitivitasnya relatif rendah berkisar antara 18-74%.1
Pada studi di Jakarta yang melibatkan 325 pasien dengan dugaan penyakit bilier,
nilai diagnostik ultrasoungdalam mendiagnosis batu saluran empedu telah
dibandingkan dengan endoscopic retrograde cholangio panceatography (ERCP) sebagai
acuan metode standar kolangiografi direk. Secara keseluruhan akurasi ultrasounduntuk
batu saluran empedu adalah sebesar 77%.1
ERCP sangat bermanfaat dalam mendeteksi batu saluran empedu dengan
sensitivitas 90%, spesifitas 98%, dan akurasi 96% tetapi prosedur ini invasif dan dapat
menimbulkan komplikasi pankreatitis dan kolangitis yang dapat berakibat fatal.1
-
8/10/2019 Kasus Koledokolithiasis
6/13
Penyakit Batu Empedu 2013
6 |B L O K 1 7
Gambaran Radiologis3
Film polos memvisualisasi sekitar 10% kalkulus yang radioopak. Kalkulus
tersebut mungkin memiliki permukaan dengan lapisan multipel.
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan penunjang definitif, di mana batu
empedu terlihat sebagai area ekogenik yang menimbulkan bayangan. Dinding
kandung empedu menebal dan diameter duktus bilier komunis juga dinilai. Batu
duktus bilier komunis secara umum tidak teridentifikasi dengan akurat.
Ultrasonografi merupakan pilihan pemeriksaan penunjang awal pada pasien
dengan jaundice. Pemeriksaan ini dapat mendemonstrasikan duktus bilier
komunis berdilatasi dan turun hingga setinggi striktur.
Kolesistografi kini tidak digunakan secara luas namun dapat menilai fungsi
kandung empedu.
Perjalanan kalkulus dari kandung empedu ke dalam duktus bilier komunis dapat
menyebabkan nyeri hebat dan sering menyebabkan jaundice obstruktif. Ultrasonografi
merupakan pilihan pemeriksaan penunjang awal dan ini dapat membuktikan adanya
dilatasi duktus bilier komunis sekaligus dilatasi duktus intrahepatik; namun demikian,
kalkulus pada duktus bilier komunis sering sulit untuk divisualisasi. ERCP biasanya
dilakukan jika ultrasonografi menunjukkan sistem bilier yang berdilatasi. Ini
merupakan pemeriksaan penunjang yang sangat berguna, karena tidak hanya
dengan jelas mengidentifikasi kalkulus sebagai efek pengisian pada duktus bilier
komunis yang berdilatasi, pemeriksaan ini juga memiliki kemampuan untuk
mengangkat kalkulus tersebut, baik dengan menggunakan basket atau sfingterotomi.
CT, dan khususnya MRI berguna dalam mendiagnosis kasus yang tidak jelas.3
d. Penatalaksanaan
Batu saluran empedu selalu menyebabkan masalah yang serius, karena itu harus
dikeluarkan baik melalui operasi terbuka maupun melalui suatu prosedur yang disebut
endoscopic retrograde cholangio pancreaticography(ERCP).6Pada ERCP, suatu
endoskop dimasukkan melalui mulut, kerongkongan, lambung dan ke duodenum. Zat
kontras radioopak masuk ke dalam saluran empedu melalui sebuah selang di dalam
-
8/10/2019 Kasus Koledokolithiasis
7/13
Penyakit Batu Empedu 2013
7 |B L O K 1 7
sfingter Oddi. Pada sfingterotomi, otot sfingter dibuka agak lebar sehingga batu yang
menyumbat saluran akan berpindah ke usus halus dan dikeluarkan bersama tinja.2
ERCP dan sfingterotomi telah berhasil dilakukan pada 90% kasus. Kurang dari 4
dari setiap 1000 penderita yang meninggal dan 3-7% mengalami komplikasi, sehingga
prosedur ini lebih aman dibandingkan operasi terbuka. Komplikasi yang mungkin segera
terjadi adalah pendarahan, pankreatitis akut dan perforasi atau infeksi saluran empedu.
Pada 2-6% penderita, saluran dapat menciut kembali dan batu empedu dapat timbul
lagi.6
Pada tatalaksana batu saluran empedu yang sempit dan sulit, diperlukan
beberapa prosedur endoskopik tambahan sesudah sfingterotomi seperti pemecahan
batu dengan litotripsi mekanik, litotropsi laser, electro-hydraulic shock wave lithotripsy.Bila usaha oemecahan batu empedu dengan berbagai cara diatas gagal, maka dapat
dilakukan pemasangan stentbilier perendoskopik di sepanjang batu yang terjepit. Stent
bilier dapat dipasang di dalam saluran empedu sepanjang batu yang besar atau terjepit
yang sulit dihancurkan dengan tujuan drainase empedu.2
e. Faktor Resiko
Batu empedu dapat terjadi dengan atau tanpa faktor resiko dibawah ini.
Namun, semakin banyak faktor resiko yang dimiliki seseorang, semakin besar
kemungkinan untuk terjadinya batu empedu. Faktor resiko batu kolesterol antara lain:4
1. Obesitas
Sindrom metabolik pada obesitas trunkal, resistensi insulin, diabetes
melitus tipe 2, hipertensi, dan hiperlipidemia dapat meningkatkan sekresi
kolesterol hepatik yang kemudian mengakibatkan kadar kolesterol dalam
kandung empedu tinggi. Kadar kolesterol dalam kandung empedu yang tinggi
dapat mengurangi garam empedu serta mengurangi kontraksi atau
pengosongan kandung empedu sehingga meningkatkan resiko terjadinya
kolelitiasis.
2. Obat-obatan
Penggunaan estrogen dapat meningkatkan sekresi kolesterol di dalam
empedu. Obat-obat clofibrat dan fibrat dapat meningkatkan eliminasi kolesterol
-
8/10/2019 Kasus Koledokolithiasis
8/13
Penyakit Batu Empedu 2013
8 |B L O K 1 7
melalui sekresi empedu dan tampaknya meningkatkan resiko terjadinya batu
kolesterol empedu. Sedangkan obat-obat dari analog somatostatin dapat dapat
mengurangi pengosongan kandung empedu.
3. Kehamilan
Faktor resiko meningkat pada wanita yang telah beberapa kali hamil.
Kadar progesteron tinggi dapat mengurangi kontraktilitas kandung empedu
yang mengakibatkan retensi memanjang dan konsentrasi tinggi biledalam
kandung empedu.
4. Kandung empedu statis
Kandung empedu yang statis diakibatkan dari konsumsi obat-obatan
dan terlalu lama puasa setelah pasca operasi dengan total nutrisi parenteral dan
penurunan berat badan yang berlebihan.
5. Keturunan
Faktor genetik memegang peranan sekitar 25%. Batu empedu terjadi 1
sampai 2 kali lebih umum diantara orang-orang Skandinavia dan orang-orang
Amerika keturunan Meksiko. Diantara orang-orang Amerika keturunan Indian,
kelaziman batu empedu mencapai lebih dari 80%. Perbedaan-perbedaan ini
mungkin dipertanggungjawabkan oleh faktor-faktor genetik (yang diturunkan).
f. Komplikasi
1. Kolesistitis akut
Kolesistitis merupakan suatu inflamasi akut pada kandung empedu. Hal
ini disebabkan karena adanya obstruksi dari duktus sistikus. Keluhan nyeri sering
dimulai secara progresif memberat. Nyeri sangat sering terjadi pada malam hari
atau menjelang pagi. Nyeri ini biasanya terdapat pada kuadran kanan atas
abdomen atau di epigastrium. Keluhan nyeri ini dapat disertai dengan demam.
Pada kolesistitis akut dapat terjadi terjadi peningkatan sel darah putih
dan MurphySign(nyeri perut kanan atas yang diraba saat inspirasi).5
2. Kolesistitis kronik
Kolisistitis akut yang berulang mengarah pada inflamasi kandung
empedu kronik. Biasanya tidak terdapat demam atau peningkatan sel darah
putih. Keluhannya bisa berupa seperti dispepsia, rasa penuh di epigastrium, dan
-
8/10/2019 Kasus Koledokolithiasis
9/13
-
8/10/2019 Kasus Koledokolithiasis
10/13
Penyakit Batu Empedu 2013
10 |B L O K 1 7
Pembahasan
1. Skenario
Seorang wanita berusia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri hebat yang
hilang timbul secara mendadak pada perut kanan atasnya dan menjalar hingga ke punggung
kanan sejak 6 jam yang lalu. Selain itu, sejak 5 hari yang lalu, pasien juga mengeluh demam
tinggi, tubuhnya berwarna kekuningan dan tinjanya bwerwarna pucat seperti dempul.
2. Mind Map
3. Pembahasan Skenario
Dari skenario dapat diketahui bahwa pasien datang dengan keluhan nyeri hebat yang
hilang timbul secara mendadak pada perut kanan atasnya dan menjalar hingga ke punggung
kanan. Pertama-tama tentu dilakukan anamnesis terlebih dahulu berkaitan dengan keluhan
pasien, dari data anamnesis diperoleh bahwa selain nyeri pasien juga mengalami demam tinggi,
kulit tubuhnya kekuningan dan tinjanya berwarna pucat seperti dempul.
Dari data anamnesis tersebut sudah jelas bahwa pasien mengalami ikterus, yang
disebabkan karena meningkatnya kadar bilirubin di dalam tubuhnya sehingga menyebabkan
tubuhnya menjadi berwarna kuning. Selain itu tinja pasien juga berwarna seperti dempul dapat
RMGejala Klinis
Anamnesis
Patogenesis
Faktor Risiko
Penatalaksanaandan Pengobatan
WD DD
Pemeriksaan Fisikdan Penunjang
Komplikasi
Prognosis
-
8/10/2019 Kasus Koledokolithiasis
11/13
-
8/10/2019 Kasus Koledokolithiasis
12/13
Penyakit Batu Empedu 2013
12 |B L O K 1 7
Penutup
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah wanita berusia 50 tahun tersebut menderita
penyakit batu saluran empedu yaitu koledokolitiasis.
-
8/10/2019 Kasus Koledokolithiasis
13/13
Penyakit Batu Empedu 2013
13 |B L O K 1 7
Daftar Pustaka
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 3
Ed 5. Jakarta: Interna Publishing,2009.h. 721-6.
2. Ndraha S. Bahan ajar gastroenteropatologi. Jakarta: Publikasi FK UKRIDA, 2013.h. 191-2.
3. Patel PR. Radiologi. Ed 2. Jakarta: Erlangga, 2007.h. 142-3.
4. Busro VO. Patogenesis, gambaran klinis dan tatalaksana batu empedu. Diunduh dari
http://infopenyakitdalam.com/berita-151-patogenesis-gambaran-klinis-dan-tatalaksana-batu-
empedu.htmlpada tanggal 15 Juni 2013.
5. Suharjo JB. Batu Empedu. Jakarta: Kanisisus, 2009.h. 56-60.
6. Batu Empedu. Diunduh darihttp://medicastore.com/penyakit/67/Batu_Empedu.htmlpada
tanggal 15 Juni 2013.
http://infopenyakitdalam.com/berita-151-patogenesis-gambaran-klinis-dan-tatalaksana-batu-empedu.htmlhttp://infopenyakitdalam.com/berita-151-patogenesis-gambaran-klinis-dan-tatalaksana-batu-empedu.htmlhttp://infopenyakitdalam.com/berita-151-patogenesis-gambaran-klinis-dan-tatalaksana-batu-empedu.htmlhttp://medicastore.com/penyakit/67/Batu_Empedu.htmlhttp://medicastore.com/penyakit/67/Batu_Empedu.htmlhttp://medicastore.com/penyakit/67/Batu_Empedu.htmlhttp://medicastore.com/penyakit/67/Batu_Empedu.htmlhttp://infopenyakitdalam.com/berita-151-patogenesis-gambaran-klinis-dan-tatalaksana-batu-empedu.htmlhttp://infopenyakitdalam.com/berita-151-patogenesis-gambaran-klinis-dan-tatalaksana-batu-empedu.html