kasus besar
TRANSCRIPT
![Page 1: Kasus Besar](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/557203064979599169a46e34/html5/thumbnails/1.jpg)
KASUS
Pasien laki-laki usia 37 tahun, nomor rekam medis 168204, datang ke IGD
Rumah Sakit Panti Rapih (RSPR) pada tanggal 26 Januari 2010, pukul 13.20. Pasien
datang dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit yang
semakin memberat sehingga pasien datang ke IGD RS Panti Rapih.
Sesak nafas mulai dirasakan pada saat pasien sedang istirahat di rumah. Sesak
nafas dirasakan membaik dengan posisi duduk. Namun, sesak nafas tidak hilang dengan
pemberian obat semprot dan istirahat. Pasien tidak mampu berbicara panjang, hanya kata
per kata saja. Suara mengik terdengar saat pasien menghembuskan nafas.
Sebelumnya, pasien menderita batuk berdahak dan pilek semenjak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Pasien tidak merasakan demam, nyeri dada maupun berdebar-debar.
Pasien merasakan mual akibat sesak yang dirasakannya dan selalu muntah setelah
makan. Muntah berisikan cairan dan makanan. Pasien juga tidak mampu makan banyak
karena sesak walaupun ia merasa ingin makan.
Pasien tidak mengeluhkan adanya kelainan saat buang air kecil maupun buang air
besar.
Pasien datang ke IGD RSPR dalam keadaan kompos mentis dan tampak sakit
berat. Tanda-tanda vital: TD 140/100 mmHg, RR 22 kali/menit, Nadi 97 kali/menit, suhu
35,5 ºC dan saturasi O2 97%. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan adanya wheezing saat
ekspirasi pada kedua lapangan paru dan retraksi dinding dada. Akral dingin dan disertai
keringat dingin. Jantung, abdomen dan punggung dalam batas normal.
Pasien mendapat pertolongan berupa nebulisasi dengan ventolin 1 vial, flixotide 1
vial dan NaCl 0,9%. Setelah nebulisasi, pasien masih merasa sesak dan tidak berkurang
sama sekali. Kemudian dipasang IV line dan pasien diberi drip infus Aminofilin 1 vial
dalam cairan D5 1 kolf dengan kecepatan 20 tetes/menit. Pasien juga mendapat injeksi
Kalmetason sebanyak 2 ampul bolus secara IV. Namun, keadaan pasien tidak juga
membaik. Kemudian pasien mendapat injeksi Amidex 1:1, nebulisasi dengan venflix 1
ampul dan NaCl 0,9% dan kalmethasone 2 ampul iv bolus. Namun kadaaan pasien tidak
kunjung membaik. Selanjutnya pasien diberi extra medixon 125mg. Evaluasi berikutnya
menunjukkan keadaan pasien membaik.
![Page 2: Kasus Besar](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/557203064979599169a46e34/html5/thumbnails/2.jpg)
Hasil pemeriksaan analisa gas darah kadar FiO2 28%, pH 7.5, pCO2 35,3 mmHg,
pO2 63,1 mmHg, HCO3 26,8 mmol/L, saturasi O2 946 % , Base Excess 3,5 meq/L, TCO2
27,9 mmol/L, O2CT 19,6% , AADO2 91,8mmHg , barometer pressure 745,2 mmHg.
Kesimpulan: alkalosis respiratorik.
Foto thorax menunjukkan cor : CTR <0.5, aorta normal, pulmo: corakan
bronkovaskuler tampai ramai dan kasar dengan penebalan dinding bronkus. Kesan
gambaran bronkitis dengan cor normal.
Hasil pemeriksaan darah rutin: Hb 14,8 g/dl, leukositosis (leukosit 11.800/ l),
eritrosit meningkat 9,19.106 /l, hematokrit 45,5%, dan trombosit
357.000/ l. Hitung jenis leukosit: eosinofil 8,5%, basofil 0,4%, neutrofil
58,4%, limfosit 25,4%, dan monosit 7,3%. Index eritrosit : MCH 87, 6 fl,
MCH 28,4 pg , MCHC 32,5 g/dl, RDW-CV 14,1 % , peningkatan LED 1
jam 18mm/jam dan LED 2jam = 28 mm/jam.
Fungsi hati: SGOT 36,5 U/l, dan peningkatan SGPT 42,4 U/l.
Pemeriksaan fungsi ginjal: dijumpai ureum 20 mg/dl, kreatinin 0,98
mg/dl. GDS 64 mg/dl. Hasil pemeriksaan elektrolit: natrium 140 mmol/l,
kalium 4 mmol/l. Hasil pemeriksaaan EKG didapatkan irama sinus
dengan HR 95 kali /menit.
Pasien didiagnosis sebagai asma eksaserbasi moderate severe.
Pasien dikonsulkan ke bagian paru karena sesak nafas tidak membaik
dan disarankan untuk rawat inap, nebulisasi dengan venflix /6jam, drip
aminofilin dalam D5, kalmethasone 2x1ampul, dan Zistic 1x1. Pasien
setuju untuk rawat inap dan mendapat pengobatan sesuai dengan
terapi dokter spesiais paru.
Di ruang perawatan Elisabeth 3 pasien masih merasakan sesak walaupun sudah
berkurang. Keadaan umum pasien tampak sakit berat, kesadaran kompos mentis,
Tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 95 x/menit, suhu 37 °C , RR : 26 x/menit
dan saturasi 96%. Kemudian pasien mendapat terapi Zistic 1x1, Nebulisasi per 6 jam
dengan Venflix.
![Page 3: Kasus Besar](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/557203064979599169a46e34/html5/thumbnails/3.jpg)
Riwayat penyakit dahulu, pasien mengaku pertama kali didiagnosa sebagai
penderita asma saat berumur 7 tahun. Sejak saat itu pasien mulai mendapat terapi asma.
Namun, pasien tidak mengingat nama obat – obat yang telah dipakai.
Pasien mulai mencoba merokok saat berusia 18 tahun (SMA), namun pasien
mengaku kebiasaan merokoknya baru dimulai saat masuk dunia kerja. Pasien mengaku
merokok 1 bungkus per hari sejak dua tahun yang lalu.
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 1 Febuari 2010 di ruang perawatan
Elisabeth 3. Keadaan umum pasien tampak sakit ringan, status gizi baik, berat badan
56kg, tinggi badan 164 cm. Tanda – tanda vital: Tekanan Darah 130/90 mmHg, Nadi 72
kali/menit, RR 16 kali/menit, Suhu 36,3 ºC.
Pada pemeriksaan kepala, mata, telinga, leher tidak ditemukan kelainan. Hidung:
ditemukan sekret pada kedua lubang hidung. Pemeriksaan Thoraks meliputi jantung dan
paru – paru. Paru – paru dalam batas normal, suara wheezing tidak terdengar. Jantung
dalam batas normal, tidak terdengar adanya murmur maupun bunyi gallop. Pada
pemeriksaan abdomen, tidak ditemukan adanya kelainan. Ekstremitas tidak ditemukan
adanya kelainan, edema negatif, sianosis negatif dan tidak ada pitting edema.
Hari kedua perawatan 27 Januari 2010: pasien masih merasakan sesak nafas dan
nyeri pada ulu hati. Keadaan umum compos mentis, tampak sakit berat. Tekanan darah
150/90 mmHg, Nadi 92 kali/menit, RR 20 kali / menit, Suhu 37 ºC, Saturasi O2 97 %.
Terapi: Inpepsa 3x10 cc, Cespan 2x100 mg, Aldisa SR 2x1, Kalmetason 2x1 IV. Terapi
yang lain dilanjutkan. Hasil pemeriksaan Urinalisis : Bj 1010, Nitrit negatif, darah +/-,
pH 6.5, protein/albumin negatif, glukosa / reduksi ++++, Keton +, urobilinogen -,
Biliruin -, Leukosit Esterase -. Sedimen urin: eritrosit 3.3 /uL, bentuk eritrosit RBC -,
Leukosit 2.3 /uL, sel epithel 4.0/uL, silinder hialin 0, bakteri 15,7 /uL, kristal 0, jamur 0,
epithel poligonal 3.5 /uL, silinder patologis 0, mukus 0, konduktifitas 8.5 ms/cm.
Hari ketiga perawatan 28 Januari 2010: pasien masih merasakan sesak nafas,
batuk disertai dengan dahak, nyeri di ulu hati berkurang. Keadaan umum compos mentis,
tampak sakit berat. Tekanan darah 140/100 mmHg, RR 20 kali/menit, Nadi 96 kali
/menit, Suhu 36.6 ºC, Saturasi O296 % . Hasil pemeriksaan serologi: HS- CRP 2.7 mg/dL,
IgE 652.88 IU/mL.
![Page 4: Kasus Besar](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081719/557203064979599169a46e34/html5/thumbnails/4.jpg)
Hari perawatan keempat 29 Januari 2010: pasien merasakan sesak nafas
berkurang, nyeri ulu hati sudah tidak ada. Pasien masih merasa mual. Suara wheezing
masih terdengar tapi berkurang. Keadaan umum pasien compos mentis tampak sakit
sedang. Tekanan darah 140/90 mmHg, Nadi 80 kali/menit, RR 24 kali/ menit, suhu 36,7
ºC. Tambahan terapi ranitidin 2x1 amp, Imboost 2x1 tab.
Hari perawatan kelima 30 Januari 2010: pasien mengalami perbaikan, keluhan
tidak ada. Keadaan umum tampak sakit sedang. Tekanan darah 110/80 mmHg, RR
20x/menit, nadi 88 kali/menit, suhu 36.5 ºC, saturasi O2: 97%. Tambahan terapi:
Vecterine 2x1 tab. Terapi yang lain dilanjutkan.
Hari perawatan keenam 31 Januari 2010: pasien sudah tidak ada keluhan. Sudah
ada mobilisasi aktif. Tekanan darah 120 /90 mmHg, RR 22 kali/menit, Nadi 64
kali/menit, suhu 36.1 ºC. Terapi dilanjutkan.
Hari perawatan ketujuh 1 Febuari 2010: pasien sudah tidak ada keluhan. Tekanan
darah 130/90 mmHg, RR 20 kali/menit, Nadi 72 kali/menit, Suhu 36.4 ºC. Hasil
pemeriksaan spirometri: KI2 restriksi ringan, KI2 obstruksi ringan, Fad ventilasi restriksi
dan obstruksi ringan. Terapi Kalmethason dihentikan dan diganti dengan
Methylprednisolon 2x1, Aminofilin dihentikan dan diganti Phylocortin 2x1, Nebulisasi
dengan Flexotide /8jam, yang lain dilanjutkan.
Hari perawatan kedelapan 2 Febuari 2010 : pasien tidak ada keluhan. Tekanan
Darah 130/80 mmHg, RR 20 kali/menit, Suhu 36,5 ºC, Nadi 76 kali/menit. Pasien boleh
pulang dengan obat pulang Serotide 2x100mg, Zistic 1x500mg, Methylprednisolon 2x1/2
tab, Phyllocotrim 2x1 dan Rimpitor 1x1.