kartini
DESCRIPTION
Konsep Pendidikan (Fungsi dan Tujuan) Menurut R. A. KartiniTRANSCRIPT
R. A. KARTINI
Sekolah umum yang diprakarsai
oleh bangsa Indonesia sendiri semakin
berkembang, sebagai contohnya adalah
Sekolah Kartini yang merupakan bentuk
kegigihan R. A. Kartini dalam
memperjuangkan pendidikan kaum
perempuan di masanya. Dimana pada
masa R. A. Kartini, selain anak-anak
bangsawan perempuan tidak
diperbolehkan mengenyam pendidikan
seperti halnya kaum laki-laki. Sekolah
Kartini ini sebagai simbol rintisan
pendidikan bagi rakyat biasa, dengan adanya sekolah ini pendidikan dapat
diperoleh dan berkembang di kalangan rakyat biasa, tidak hanya pada kaum
bangsawan saja.
Fungsi Pendidikan
1. Memajukan perempuan di Indonesia
2. Dengan pendidikan yang diperolehnya perempuan dapat disejajarkan dengan kaum
laki-laki.
3. Dengan adanya pendidikan perempuan, tujuan-tujuan itu adalah mempersiapkan ibu
pendidik yang kuat, mencerdaskan pikiran dan mendewasakan diri.
4. Untuk lembaga pendidikan agar memberikan porsi pendidikan keagamaan yang
lebih banyak dalam kurikulum karena ilmu tanpa agama adalah kesombongan,
sedangkan agama tanpa dilandasi ilmu adalah kebohongan.
5. Pendidikan agama pada anak didik perempuan mutlak menjadi prioritas dalam
lembaga pendidikan manapun (keluarga, sekolah dan masyarakat). Sebab perempuan
adalah makhluk lemah dalam arti mudah terpengaruh dengan hal-hal diluar dirinya.
6. Kepada setiap penyelenggara pendidikan Islam khusunya agar memberikan
pengertian pada anak didiknya untuk mengidolakan Rasulullah Saw sebagai panutan
dalam hidupnya.
7. Memberi kesempatan untuk dapat berkarya guna kemajuan bangsa.
Proses Pendidikan
Di dalam sekolah kartini
para perempuan selain
mengajarkan ilmu pendidikan
seperti sekolah pada umumnya
tetapi perbedaan dengan
sekolah lain adalah dalam
sekolah ini para perempuan
diajarkan pelajaran tambahan
yaitu memasak, merangkai
kerajinan, dan menjahit. Dalam perkembangannya didirikan sekolah tambahan,
berupa Sekolah Kejuruan Industri Pariwisata (SKIP) pada tahun 1971 dan Sekolah
Menengah Kesejahteraan Keluarga (SMKK) tahun 1976. Dalam SKIP diajarkan
cara memasak menurut standar masakan Indonesia, Eropa, dan Tionghoa. Selain
itu juga ada pelajaran tentang tata cara pengaturan belanja, pengaturan kebersihan,
dan hal-hal lain yang berhubungan dengan rumah tangga untuk kepentingan
pariwisata. Sedang di SMKK, lulusannya diharapkan melanjutkan ke IKIP di
Jurusan Kesejahteraan Keluarga.