skripsi bu kartini

99
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, pendidikan merupakan salah satu unsur yang terpenting. Pendidikan yang baik akan berdampak pada mengembangkan potensi diri setiap individu untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan demikian, untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang berkualitas dengan mengadakan pembaharuan dalam model, metode, pendekatan dan media dalam proses pembelajaran. Gagne dan Briggs (dalam Hamalik. 1994:89 ) menyatakan bahwa Instruction atau pembelajaran adalah “suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi

Upload: khrisna-ableh

Post on 26-Nov-2015

60 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Bu Kartini

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, pendidikan

merupakan salah satu unsur yang terpenting. Pendidikan yang baik akan

berdampak pada mengembangkan potensi diri setiap individu untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan

demikian, untuk meningkatkan mutu pendidikan perlu mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran yang berkualitas dengan mengadakan

pembaharuan dalam model, metode, pendekatan dan media dalam proses

pembelajaran.

Gagne dan Briggs (dalam Hamalik. 1994:89) menyatakan bahwa

Instruction atau pembelajaran adalah “suatu sistem yang bertujuan untuk

membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,

disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses

belajar siswa yang bersifat internal”.

Proses belajar akan mencapai hasil yang maksimal apabila didasari dengan

pemahaman akan konsep-konsep dasar pada bidang ilmu itu sendiri dan bukan

hanya sekedar hapalan semata. Salah satu bidang ilmu yang memegang peranan

penting dalam kehidupan adalah Matematika. Matematika merupakan ilmu yang

universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran

dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Dengan demikian,

1

Page 2: Skripsi Bu Kartini

2

mata pelajaran matematika dapat membekali peserta didik untuk berpikir logis,

analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta bekerjasama untuk bertahan hidup pada

keadaan yang terus berubah dan tak pasti.

Namun, berdasarkan wawancara yang dilaksanakan di SD Triamarta

Kecamatan Kediri, Tabanan khususnya kelas IV mayoritas siswa menyatakan

bahwa mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sulit dan tidak

disenangi oleh siswa. Sedangkan, salah satu dari siswa tersebut menyatakan mata

pelajaran matematika itu menyenangkan bila bisa menjawab soal-soal dari bapak

guru. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar siswa

tidak menyukai pelajaran matematika karena dianggap sulit, dan apabila

matematika itu dapat dimengerti maka akan menjadi mata pelajaran yang

menyenangkan.

Selain itu, berdasarkan wawancara yang dilaksanakan kepada guru mata

pelajaran matematika ditemui salah satu kendala yang dihadapi guru dalam

mengajar matematika adalah terbatasnya media pembelajaran yang ada disekolah,

sehingga guru sulit untuk menjelaskan apa yang ingin disampaikan kepada peserta

didik. Walaupun dapat dijelaskan oleh guru kadang-kadang siswa tidak mengerti

dengan apa yang dijelaskan guru dan pembelajarannya pun kadang-kadang

menjadi kurang efektif karena siswa merasa jenuh dan kurang tertarik terhadap

materi yang diajarkan.

Beberapa gejala juga ditemui dalam observasi yang dilaksanakan dikelas

IV seperti: penyampaian materi oleh guru kepada peserta didik masih berlangsung

secara tradisional atau konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru,

penggunaan media dalam proses pembelajaran masih terbatas sehingga siswa sulit

Page 3: Skripsi Bu Kartini

3

memahami konsep matematika khususnya pada materi bangun ruang. Akibatnya

terjadi banyak kesulitan siswa dalam menjawab soal-soal, baik soal-soal ulangan

harian maupun soal-soal ulangan umum. Dengan proses pembelajaran tersebut

wajarlah bila hasil belajar matematika siswa kelas IV masih dibawah standar

yaitu dengan nilai rata-rata 50.

Dari data tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar

matematika pada siswa kelas IV di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan

perlu ditingkatkan.

Berdasarkan temuan dari hasil wawancara dan observasi, maka peneliti

mengadakan diskusi dengan kepala sekolah, wali kelas IV dan guru mata

pelajaran matematika di SD Triamarta Kecamatan Kediri Tabanan, maka peneliti

memberi gambaran mengenai model yang tepat digunakan dalam pembelajaran

matematika. Adapun model sebagai gambaran dalam diskusi untuk meningkatkan

hasil belajar matematika adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Divisions (STAD).

Beranjak dari permasalahan tersebut pula, maka peneliti mencoba

melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Bermedia Bangun Ruang

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Semester Genap

Di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat

diidentifikasikan masalah yang muncul adalah sebagai berikut.

Page 4: Skripsi Bu Kartini

4

1. Kurangnya pengetahuan guru akan perkembangan model dan metode dalam

pembelajaran.

2. Penyampaian materi masih bersifat tradisional atau konvensional.

3. Penggunaan media dalam pembelajaran masih terbatas.

4. Siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan materi yang diajarkan.

5. Siswa sulit memahami konsep matematika khususnya materi bangun ruang.

1.3 PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti akan membatasi

dan memfokuskan penelitian ini hanya pada “hasil belajar pada materi Balok dan

Kubus siswa kelas IV semester genap di SD Triamarta Kecamatan Kediri,

Tabanan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun ruang”. Media bangun ruang

yang digunakan dalam penelitian ini hanya Balok dan Kubus.

1.4 PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka masalah yang

dapat dikaji dalam penelitan ini adalah sebagai berikut.

Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun ruang dapat meningkatkan hasil

belajar Matematika siswa khususnya pada materi Balok dan Kubus siswa kelas IV

semester genap di SD Triamarta Tabanan ?

Page 5: Skripsi Bu Kartini

5

1.5 TUJUAN PENELITIAN

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

meningkatkan hasil belajar Matematika khususnya pada materi Balok dan Kubus

siswa kelas IV semester genap di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan

setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun ruang.

1.6 MANFAAT HASIL PENELITIAN

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan bagi pengembangan model dan

media pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Matematika.

1.6.2 Manfaat praktis

1.6.2.1 Bagi Guru Matematika

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam memilih dan menggunakan

model, metode dan media pembelajaran yang tepat.

1.6.2.2 Bagi Siswa

Dapat meningkatkan hasil belajar dan semangat belajar.

Page 6: Skripsi Bu Kartini

6

BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas, berikut ini akan

dijelaskan mengenai (1) Model Pembelajaran (2) Model Pembelajaran Kooperatif

(3) Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD, (4) Media Pembelajaran, dan (5)

Hasil Belajar.

2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Joice dan Weil (dalam Dimyati dan Moedjiono, 2006:109) berpendapat

bahwa model pengajaran adalah “suatu rencana atau pola yang dapat digunakan

untuk membentuk kurikulum (suatu rencana pengajaran jangka panjang), meran-

cang bahan-bahan pengajaran, dan membimbing di kelas atau yang lain”.

David Ausabel (dalam Irinto 2008:234) menyatakan bahwa “model

mengajar mencakup pengorganisasian ilmu pengetahuan (curriculum content),

kegiatan mental dalam proses informasi baru (learning), dan bagaimana guru

dapat mengaplikasikan gagasan tentang kurikulum dan belajar pada saat

menjanjikan bahan pelajaran baru”.

Mengacu pada pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sengaja dirancang secara

sistematis sebagai pengorganisasian pengetahuan atau bahan pelajaran baru untuk

membelajarkan pebelajar dalam suatu kelas tertentu.

6

Page 7: Skripsi Bu Kartini

7

2.2 Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Saptono (dalam Trianto 2011: 56) mengemukakan bahwa “dalam belajar

kooperatif menitikberatkan pada pengelompokan siswa dengan kemampuan

akademik yang berbeda dengan kelompok-kelompok kecil”. Saptono menekankan

pada pembelajaran kelompok kecil yang berbeda kemampuan akademik.

Menurut Slavin (dalam Trianto, 2011:56), “dalam belajar kooperatif, siswa

dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 atau 5 orang untuk

bekerjasama dalam menguasai materi yang diberikan oleh guru”.

Jadi, pada dasarnya model pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran dengan cara membentuk kelompok-kelompok kecil dengan

kemampuan akademik yang berbeda-beda untuk menyelesaikan tugas-tugas

kelompok demi memaksimalkan kondisi belajar dan hasil belajar sebagai tujuan

dari pembelajaran.

Adapun ciri-ciri dari model pembelajaran kooperatif menurut Muslimin

Ibrahim (dalam Irinto, 2009:61) yaitu: (1) siswa bekerja dalam kelompok secara

kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, (2) kelompok dibentuk dari

siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, (3) bila mungkin

anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda, dan

(4) penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

Menurut Muslimin (dalam Trianto, 2011:58) terdapat enam tahap dalam

pembelajaran kooperatif, dimulai dari guru menyampaikan tujuan pembelajaran

hingga memberikan penghargaan.

Page 8: Skripsi Bu Kartini

8

Tabel 2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif

FaseAktivitas GuruFase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.Guru menyampaikan semua

tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa belajar.Fase-2

Menyajikan InformasiGuru Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan

demonstrasi atau lewat bahan bacaan.Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.Guru

menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar

dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-

kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.Fase-5

EvaluasiGuru Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari

atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.Fase-6

Memberikan penghargaanGuru mencari cara untuk menghargai baik upaya

maupun hasil belajar individu dan kelompok. 2.3 Pengertian Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Slavin (dalam Trianto, 2011:68) menyatakan bahwa ada 5 komponen

utama yang perlu diperhatikn dalam pembelajaran kooperatif, yaitu (1) tahap

penyajian kelas (class presentasion), (2) belajar dalam kelompok (teams), (3)

tes/kuis (quizzes), (4) skor kemajuan individu (individual improvement scores),

dan (5) penghargaan kelompok (teams recognition).

Adapun ciri-ciri dari Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD menurut Slavin

(dalam Trianto, 2011:69) adalah sebagai berikut.

a. Siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil.

Page 9: Skripsi Bu Kartini

9

Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok belajar beranggotakan 4-5

orang secara heterogen baik dari tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan ras atau

suku. Adapun fungsi pengelompokan ini adalah untuk mendorong adanya

kerjasama kelompok dalam mempelajari materi dan menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru. Selain itu pengelompokan bertujuan untuk menyiapkan

semua anggota kelompok menghadapi tes perorangan, sehingga tumbuh kesadaran

dalam diri siswa bahwa belajar dengan model kooperatif menyenangkan.

b. Memperhatikan skor awal.

Skor awal merupakan skor kuis yang diperoleh dalam pembelajaran

sebelumnya. Skor awal ini sangat berguna untuk mengetahui perkembangan

secara individu. Tujuan pemberian skor awal adalah apakah pada tes berikutnya

mengalami peningkatan atau penurunan.

c. Kuis

Pemberian kuis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa

terhadap materi secara individu. Dalam mengerjakan kuis, siswa harus bekerja

sendiri. Dengan demikian, siswa bertanggung jawab atas materi pelajaran secara

individu.

d. Skor kemajuan individu

Skor kemajuan individu digunakan untuk mengetahui kemajuan siswa

secara individu. Skor kemajuan diperoleh dengan membandingkan skor awal

(base score) dengan skor akhir (quis score). Dalam STAD skor kemajuan sangat

diperlukan untuk menentukan skor tim.

Page 10: Skripsi Bu Kartini

10

Pemberian skor kemajuan bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa

untuk meningkatkan skor kuisnya, makin besar skor kuis maka makin besar pula

sumbangan pada skor prestasi kelompok.

Tabel 2.2. Kriteria Pemberian Skor Kemajuan Individu

NoSkor TesSkor Kemajuan1Lebih dari 10 poin di bawah skor

awal52Antara 1 sampai 10 poin di bawah skor awal103Antara 0 sampai 10

poin di atas skor awal204Lebih dari 10 poin di atas skor awal305Nilai

sempurna (tidak berdasarkan skor awal30

e. Penghargaan kelompok

Penghargaan kelompok adalah pemberian predikat pada masing-masing

kelompok dengan melihat skor kemajuan kelompok. Langkah pertama sebelum

memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rata-rata skor kelompok.

Untuk memperoleh rata-rata kelompok dilakukan dengan menjumlahkan skor

kemajuan masing-masing anggota kelompok, kemudian jumlah itu dibagi jumlah

anggota kelompok yang mengikuti kuis. Rata-rata skor kelompok ini disebut

prestasi masing-masing kelompok atau skor kemajuan kelompok (X).

Berdasarkan skor tersebut guru memberi hadiah berupa predikat kepada masing-

masing kelompok yang memenuhi kreteria tertentu. Adapun kreteria dan predikat

kelompok adalah sebagai berikut.

Tabel 2.3. Kriteria dan Predikat Kemajuan Kelompok Kooperatif

Page 11: Skripsi Bu Kartini

11

NoKriteria Rerata KelompokPredikat1X < 15Tanpa Predikat215 < X <

20Kelompok Cukup (Good Team)320 < X < 25Kelompok baik (Great Team)4X

> 25Kelompok Sangat Baik (Super Team)

Keterangan:

X = rata-rata skor kelompok

Dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD, Slavin juga

mengemukakan bahwa terdapat beberapa tahap yang perlu diperhatikan, yaitu:

tahap persiapan (preparation), tahap penyajian kelas (teach), tahap belajar dalam

kelompok (team studi), dan penghargaan kelompok (team recognition). Tahap-

tahap pembelajaran tersebut dibagi menjadi tahap persiapan, tahap pembelajaran

yang mencakup komponen penyajian kelas, belajar kelompok, tes, dan tahap akhir

adalah penghargaan kelompok yang meliputi menentukan skor kemajuan

individu, dan pengakuan prestasi kelompok. Masing-masing persiapan dapat

dipaparkan sebagai berikut.

1. Persiapan

Hal-hal yang dipersiapkan pada tahap ini adalah materi pelajaran, membagi

siswa dalam kelompok-kelompok kecil, menentukan skor awal siswa. STAD

terdiri dari siklus kegiatan pembelajaran yang tetap yaitu mengajar, belajar

dalam kelompok, tes, dan penghargaan kelompok.

2. Penyajian kelas

Kegiatan pembelajaran dalam STAD dimulai dengan penyajian materi

pelajaran, yang diawali dengan pendahuluan, menjelaskan materi, dan latihan

Page 12: Skripsi Bu Kartini

12

terbimbing, pada pendahuluan ditekankan pada apa yang akan dipelajari siswa

dalam tugas kelompok. Hal ini penting dilakukan untuk memotivasi siswa

tentang materi yang akan mereka pelajari.

3. Kegiatan kelompok

Pada kegiatan kelompok siswa bersama kelompoknya melakukan diskusi

kelompok, membahas tentang materi yang diberikan dan diharapkan saling

membantu dalam menyelesaikan soal permasalahan.

4. Tes

Tes dikerjakan secara individu. Skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan

tes akan dipergunakan sebagai skor kelompok.

5. Penghargaan kelompok

Setelah tes dilakukan, dihitung skor kemajuan individu dan skor kelompok

serta memberi penghargaan pada kelompok-kelompok tersebut. Apabila

mungkin, skor kelompok diumumkan pada pertemuan pertama setelah tes. Hal

ini akan meningkatkan motivasi mereka untuk melakukan yang terbaik.

Menurut Nurhadi (dalam Trianto, 2011:70) ada beberapa kelemahan dari

model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut.

1. Dalam pembelajaran di kelas membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga

kadang materi yang disampikan tidak terselesaikan.

2. Menuntut guru untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih

matang.

3. Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti labolatorium, tempat duduk

siswa harus terkondisi untuk belajar kelompok.

4. Karena bersifat kelompok, maka kondisi siswa kadang agak ribut.

Oleh karena model pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai

kelebihan dan kelemahan, sebaiknya guru atau pendidik menggunakan model

pembelajaran ini disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan sehingga

Page 13: Skripsi Bu Kartini

13

menghasilkan hasil belajar yang memuaskan dan dapat meningkatkan hasil belajar

siswanya.

Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kelas

adalah sebagai berikut.

1. Sebelum pebelajar berkumpul menurut kelompok STAD masing-masing, guru

menjelaskan ringkasan materi dengan cara mendemonstrasikan dan

mengajukan pertanyaan sekitar 10-15 menit.

2. Guru mempersilahkan pebelajar berkumpul menurut kelompok STAD masing-

masing.

3. Semua kelompok disuruh menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan sesuai

dengan petunjuk yang telah ditetapkan.

4. Masing –masing pebelajar berdiskusi dan saling bertukar pendapat agar semua

pebelajar dalam satu kelompok memahami tugas-tugas yang telah dikerjakan.

5. Salah seorang anggota kelompok bertugas menulis jawaban yang telah

disepakati bersama.

6. Guru mengumpulkan laporan masing-masing kelompok.

7. Laporan pebelajar dikoreksi, dikomentari, dinilai dan dikembalikan pada

pertemuan berikutnya.

8. Hasil kuis dikoreksi dan dibuatkan daftar kemajuan secara individu dan

kelompok.

2.4 Pengertian Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

“Medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu

perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa

ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (dalam

Akhmad Sudrajat, 2008) mengemukakan bahwa “Media pembelajaran

adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk

keperluan pembelajaran”. Sementara itu, Briggs (dalam Akhmad Sudrajat,

Page 14: Skripsi Bu Kartini

14

2008 ) berpendapat bahwa “Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk

menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti; buku, film, video dan

lain sebagainya. Sedangkan National Education Association (dalam

Akhmad Sudrajat, 2008) mengungkapkan bahwa “Media pembelajaran

adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,

termasuk teknologi perangkat keras”.

Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dapat

merangsang pikiran,perasaan dan kemauan peserta didik sehingga dapat

mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

Dari berbagai pengelompokan media pembelajaran secara

sederhana media pembelajaran dapat dipilah menjadi tiga kelompok saja

yaitu sebagai berikut.

a. Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan

menggunakan indra penglihatan. Jenis media inilah yang paling sering

digunakan oleh guru-guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi

dalam proses pembelajaran. Media Visual ini terdiri atas media yang tidak

dapat diproyeksikan (non projected visual), dan media yang dapat

diproyeksikan (projected visual). Media yang dapat diproyeksikan dapat

berupa gambar diam (still pictures) atau bergerak (motion pictures).

Contoh dari media visual adalah tabel, poster, foto, dan slide.

b. Media Audio

Page 15: Skripsi Bu Kartini

15

Media Audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk

auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemauan para siswa untuk mempelajari materi

pembelajaran, contohnya program kaset suara dan program radio.

Penggunaan media audio dalam proses pembelajaran pada umumnya

untuk melatih keterampilan yang berhubungan dengan aspek-aspek

keterampilan mendengarkan.

c. Media Audiovisual

Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi antara

audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Dalam

batas-batas tertentu, media ini dapat juga menggantikan peran dan tugas

guru yang dalam hal ini guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi

(narasumber) karena penyajian materi dapat digantikan oleh media. Oleh

sebab itu, peran guru dapat juga beralih menjadi fasilitator belajar yaitu

memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh dari media

audiovisual diantaranya program video/televisi pendidikan, video/televisi

intruksional, dan program slide suara (soundslide), dan pembelajaran

dengan komputer. (Hernawan, 2008:203)

2.5 Media Bangun Ruang

Media bangun ruang merupakan “bangun geometri tiga dimensi dengan

batas-batas berbentuk bidang dan atau bidang lengkung” (Sri Subarinah dalam

Dalman, 2006:136). Pengertian tersebut menekankan bahwa bangun ruang

merupakan hubungan dari bidang datar.

Page 16: Skripsi Bu Kartini

16

Menurut Siskandar dan Mohamad dalam Dalman (1990:370) bangun

ruang adalah “kotak yang terbagi menjadi bagian luar kotak, kotak itu sendiri, dan

bagian dalam kotak”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa bangun

ruang merupakan hubungan dari batas-batas suatu bidang datar yang berbentuk

bidang dan atau lengkung yang terbagi menjadi bagian luar kotak, kotak itu

sendiri, dan bagian dalam kotak.

Pada hakekatnya proses pembelajaran merupakan proses komunikasi

dikelas, dimana pembelajar (guru) berperan sebagai komunikator yang akan

menyampaikan pesan/bahan ajar kepada pebelajar (siswa) sebagai penerima

pesan. Tujuan dari pembelajaran adalah mengantarkan siswa menuju perubahan

tingkah laku, baik intelektual, moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri baik

secara individu maupun makhluk sosial.

Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam

pengajarannya yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar

yang dicapainya. Hamalik (2005:211) menyebutkan bahwa ada beberapa alasan,

mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa yaitu sebagai

berikut.

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi siswa.

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih mudah

dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan

pengajaran lebih baik.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi tidak semata-mata berkomunikasi

verbal melalui penelusuran kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan

dan guru tidak menghabiskan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap

jam pelajaran.

Page 17: Skripsi Bu Kartini

17

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

5. Taraf berpikir siswa (manusia) mengikuti tahap perkembangan dimulai dari

berpikir konkret menuju ke berpikir abstrak, dari berpikir sederhana ke

berpikir kompleks.

2.6 Hasil Belajar

Dari sekian banyak ahli pendidikan dan psikologi tidak ada yang

memiliki definisi dan perumusan yang sama mengenai hasil belajar,

namun di antara mereka memiliki pemahaman yang sama mengenai

makna hasil belajar. Dimyati dan Moedjiono (1994:35) menyatakan bahwa

hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau

tindak belajar. Demikian pula dalam Kamus Beasar Bahasa Indonesia

disebutkan bahwa ”hasil belajar merupakan sesuatu yang diadakan,dibuat,

dijadikan oleh suatu usaha atau dapat juga berarti pendapatan atau

perolehan, buah” (Poerwadarminta,1996:337).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dalam konteks penelitian

ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perolehan siswa setelah

mengalami interaksi proses pembelajaran. Hasil belajar Matematika adalah

perolehan belajar yang dicapai oleh seseorang setelah mengalami proses

interaksi pembelajaran mata pelajaran Matematika.

Secara umum dinyatakan bahwa ada banyak faktor yang

mempengaruhi hasil belajar. Berkaitan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, menurut Rusyan (1993:2) “Faktor-faktor

yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu;

Page 18: Skripsi Bu Kartini

18

(1) faktor kesiapan,yaitu kapasitas baik fisik maupun mental untuk

melakukan sesuatu, (2) motivasi, yaitu dorongan dari diri sendiri untuk

melakukan sesuatu, (3) tujuan yang ingin dicapai”.

Selain hal tersebut diatas, ada beberapa faktor ekstrensik yang juga

mempengaruhi hasil belajar, “faktor-faktor tersebut adalah faktor

guru,siswa, kurikulum, dan lingkungan” (Ali, 1992:5). Keempat faktor

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

1). Faktor GuruSetiap guru memiliki pola mengajar sendiri-sendiri yang

tercermin dalam tingkah laku saat mengajar. Gaya mengajar guru mencerminkan bagaimana pelaksanaan pengajaran guru yang bersangkutan dipengaruhi oleh pandangannya sendiri tentang mengajar, konsep, psikologi dan kurikulum. 2). Faktor Siswa

Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan maupun kepribadian, kecakapan yang dimiliki masing-masing itu meliputi kecakapan potensial maupun kecakapan yang diperoleh dari hasil belajar.3). Faktor Kurikulum

Bahan-bahan pengajaran sebagai isi kurikulum mengacu pada tujuan yang hendak dicapai.4). Faktor Lingkungan

Lingkungan meliputi keadaan tata ruang dan berbagai situasi yang ada disekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.

2.7 KERANGKA BERPIKIR

Terkait dengan mata pelajaran matematika yang pada dasarya merupakan

pelajaran yang sulit dan ditakuti oleh siswa, sudah jelas hasil belajar siswa

menjadi kurang maksimal. Buktinya, berdasarkan hasil observasi pada proses

pembelajaran matematika di kelas IV SD Triamarta Kecamatan Kediri Tabanan

diperoleh bahwa model dan metode yang digunakan cendrung masih

konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru. Ditemukan juga guru

jarang menggunakan media pembelajaran, walaupun menggunakan media,

terbatas pada media grafis (gambar) saja.

Page 19: Skripsi Bu Kartini

19

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan metode

pembelajaran yang berorientasi pada pebelajar dalam bentuk kelompok-kelompok

kecil yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen, yang nantinya dapat

saling membantu untuk menyelesaikan suatu masalah yang diberikan. Media

bangun ruang yang merupakan bangun tiga dimensi dalam bentuk kubus dan

balok secara konkrit akan membantu siswa untuk mengerti materi dan mengurangi

pemahaman secara abstrak. Dengan demikian, siswa akan lebih aktif,

bersemangat, mampu mengembangkan keterampilan sosial, dan akhirnya mampu

mengoptimalkan potensi dirinya sendiri.

Maka dari itu, peneliti menduga bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun

ruang tepat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada materi balok dan

kubus siswa kelas IV semester genap di SD Triamarta Kecamatan Kediri,

Tabanan.

2.8 HIPOTESIS

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas maka berikut ini dapat

diajukan hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut.

“Jika penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions (STAD) bermedia bangun ruang dapat diterapkan dengan

baik maka dapat diduga hasil belajar pada materi balok dan kubus siswa kelas IV

semester genap di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan dapat meningkat”.

Page 20: Skripsi Bu Kartini

20

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Dalam penelitian yang akan dilakukan, maka peneliti mengambil sebuah

subjek penelitian di SD Triamarta Kecamatan Kediri, Tabanan yang melibatkan

para siswa kelas IV dengan jumlah 20 orang.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang

dilaksanakan pada semester genap serta berlangsung dari bulan April sampai

bulan Mei 2013.

Dalam penelitian ini, jenis penelitian tindakan yang akan digunakan adalah

penelitian tindakan kolaboratif, yaitu kolaborasi atau kerjasama antara guru dan

peneliti. Peneliti dan guru menyiapkan instrumen evaluasi / observasi, ikut terlibat

dalam pembelajaran dan dalam perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan ,

serta melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang sudah disiapkan

bersama. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus, tapi tidak menutup

kemungkinan dilanjutkan ke siklus berikutnya apabila belum memenuhi target

Page 21: Skripsi Bu Kartini

21

penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan ditambah 1 kali

pertemuan untuk evaluasi belajar siswa.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus, tapi tidak menutup

kemungkinan dilanjutkan ke siklus berikutnya apabila belum memenuhi target

penelitian. Akhir siklus I ditandai dengan pelaksanaan ulangan harian begitupun

dengan siklus II dan siklus selanjutnya bila belum memenuhi target penelitian.

Adapun rancangan dari penelitian tindakan kelas ini adalah :

Siklus I Siklus II

Gambar : 1.1 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas (Kasbullah, 2007)

3.3.1 Rencana Tindakan

Adalah perencanaan yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan

proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan tindakan ini

adalah : (1) menyiapkan meteri yang akan diajarkan, (2) menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan model dan metode serta

materi pembelajaran, (3) menyiapkan media pembelajaran, (4) menyiapkan

instrument penilaian/tes.

3.3.2 Pelaksanaan

Adalah upaya yang dilakukan oleh guru / peneliti untuk melakukan

perbaikan atau peningkatan yang diinginkan. Kegiatan yang dilakukan pada

rancangan pelaksanaan ini adalah : melaksanakan proses pembelajaran sesuai

Rencana Tindakan

Pelaksanaan

Evaluasi/ Observasi/

Refleksi Refleksi Rencana Tindakan

Evaluasi/Observasi Pelaksanaan

21

Page 22: Skripsi Bu Kartini

22

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah

dipersiapkan,yaitu: (1) penyampaian materi ajar di kelas dengan metode

demontrasi tanya-jawab, (2) membentuk kelompok-kelompok heterogen, (3)

memberikan tugas pada masing-masing kelompok, (4) mengumpulkan laporan

masing-masing kelompok.

3.3.3 Evaluasi / Observasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil dari pembelajaran. Kegiatan

yang dilakukan pada rancangan evaluasi ini adalah : (1) penilaian tugas

kelompok, dan (2) penilaian terhadap hasil ulangan harian. Observasi

dilakukan untuk mengamati guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Kegiatan yang dilakukan dalam observasi ini adalah: (1) mengobservasi guru

dalam membuka pelajaran, menyampaikan materi dan menutup pelajaran, dan

(2) mengobservasi siswa dalam kerja kelompok.

3.3.4 Refleksi

Refleksi dilakukan untuk melihat, mengkaji dan mempertimbangkan

dampak tindakan yang telah diberikan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti

bersama-sama guru dapat melakukan perbaikan kekurangan-kekurangan

dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan refleksi

ini adalah peneliti mengkaji dan merenungkan hasil penilaian terhadap

pelaksanaan tindakan tersebut dengan maksud jika terjadi hambatan, akan

dicari pemecahan masalahnya untuk direncanakan tindakan pada siklus

selanjutnya

3.4. Dentifikasi Variabel

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel, yakni variabel

bebas dan variabel terikat. Adapun variabel yang digunakan dalam penilitian ini,

sebagai berikut.

3.4.1 Variabel Bebas : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD bermedia

bangun ruang.

3.4.2 Variabel Terikat : Hasil belajar.

3.5 Metode Dan Instrumen Pengumpulan Data

Page 23: Skripsi Bu Kartini

23

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dan instrumen yakni

dengan menggunakan metode tes dan instrumen pengumpulan data berupa soal-

soal tes. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam metode ini berupa soal-

soal latihan untuk mengukur hasil belajar setelah menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD bermedia bangun ruang.

3.6 Teknik Analisis dan Kriteria Keberhasilan

Setelah data tes hasil belajar dan lembar observasi dalam penelitian

ini terkumpul maka selanjutnya akan dilakukan analisis data. Dalam

menganalisis data ini digunakan metode analisis statistik deskriptif. Untuk

data hasil belajar langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: menghitung

nilai rata-rata kelas, menganalisis data ketuntasan belajar siswa secara

individu, dan menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal.

1. Menghitung mean (rata-rata) skor siswa

Adapun rumusnya adalah sebagai berikut.

M = X1 + X2 + X3...... Xn

N

Keterangan:

M = Mean

X = Skor siswa

N = Jumlah siswa

(Nurkancana, 1990:173)

2. Menganalisis data ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang

dihitung dengan norma absolut dengan skala seratus (persentil).

Adapun rumusnya adalah:

Page 24: Skripsi Bu Kartini

24

P = § x 100%

Keterangan:

P = Persentil

X = Skor yang dicapai

SMI = Skor Maksimal Ideal

(Nurkancana,1990:90)

Pedoman yang digunakan untuk menilai hasil belajar siswa dapat

ditentukan dengan membandingkan M (%) atau rata-rata persen dengan

PAP skala lima seperti dalam tabel berikut ini

Tabel 3.2 Pedoman PAP Skala Lima

PersentaseNilai

HurufNilai

AngkaKriteria Hasil

Belajar 85% - 100% A 4 Sangat Baik 70% - 84% B 3

Baik 55% - 69% C 2 Cukup 40% - 54% D 1

Kurang 0% - 39% E 0 Sangat Kurang

Menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal

Adapun rumusnya adalah:

KB = § x 100%

Keterangan:

KB = Ketuntasan Belajar

Untuk menentukan keberhasilan siswa, maka dilakukan penskoran

dan penentuan standar keberhasilan belajar. Secara umum sistem penilaian

Page 25: Skripsi Bu Kartini

25

dalam penelitian ini menggunakan ”mastery learning” yaitu siswa anan

dikategorikan berhasil apabila telah mencapai 75% secara individu. Pada

penelitian ini, keberhasilan proses pembelajaran ditentukan pada

pencapaian penguasaan materi yaitu sebesar 75% secara individu dan

secara klasikal. Apabila tingkat pencapaian penguasaan materi telah

mencapai 75% secara individu dan secara klasikal, maka penelitian ini

akan dihentikan, serta akan disimpulkan bahwa siklus tersebut telah

berhasil.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Observasi Awal

Sebelum melaksanakan tindakan penelitian siklus I, peneliti

melaksanakan kegiatan observasi awal untuk mengetahui hasil belajar

siswa. Berikut ini adalah data hasil belajar siswa pada tahap observasi

awal.

Tabel 4.1 Nilai Observasi Awal

No

AbsenKode

SubjekPenguasaan

MateriKriteria

Ketuntasan100130BT200270T300360T400470T500530BT600660T700730BT8

00840BT9

26

Page 26: Skripsi Bu Kartini

26

00970T1001070T110110BT1201250BT1301370T1401440BT1501510BT160163

0BT1701740BT1801850BT1901970T2002070TJumlah990

Berdasarkan pada observasi awal, diketahui bahwa total nilai hasil belajar

menyimak siswa adalah 990. Selanjutnya dilakukan penghitungan skor rata-rata

(M) kelas dengan cara sebagai berikut.

1). Skor rata-rata (M) kelas hasil belajar menyimak siswa.

M = X1 + X2 + X3...... Xn

N

= §

= 49,50

2). Menganalisis data ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang

dihitung dengan norma absolut dengan skala seratus (persentil). Adapun

rumusnya adalah:

P = § x 100%

= § x 100%

= 49,50%

Berdasarkan pada pedoman PAP Skala Lima, skor sebesar 49,50%

termasuk dalam kategori Kurang.

Tabel 4.2 Pedoman Konversi PAP Skala Lima

Page 27: Skripsi Bu Kartini

27

PersentaseNilai

HurufNilai

AngkaKriteria Hasil

Belajar 85% - 100% A 4 Sangat Baik 70% - 84% B 3

Baik 55% - 69% C 2 Cukup 40% - 54% D 1 Kurang

0% - 39% E 0 Sangat Kurang

Setelah menghitung nilai rata-rata siswa, selanjutnya dilakukan

penghitungan untuk mengetahui nilai Ketuntasan Belajar (KB) secara klasikal

3. Ketuntasan Belajar (KB) secara klasikal pada observasi awal adalah sebagai

berikut.

KB = § x 100%

= § x 100%

= 50,00 %

4.1.1 Data Hasil Penelitian Siklus I

4.1.1.1 Data Hasil Belajar Siklus I

Data tentang hasil belajar pada siklus I disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.3. Data Hasil Belajar Siklus I

No AbsenKode SubjekSkor Yang Dicapai (X)P=

§ x 100Kriteria

Ketuntasan10017070T

20026060T30037070T40048080T50054040BT60067070BT70074040BT

80086060T90098080T100108080T110113030BT120126060T130137080

T140146060T150154040BT160166060T170174040BT180186060T19019

8080T200207070TJumlah12201220

Page 28: Skripsi Bu Kartini

28

Keterangan :

BT : Belum Tuntas

T : Tuntas

SMI = 100

1. Menghitung nilai rata-rata kelas.

Skor rata-rata (M) kelas hasil belajar menyimak siswa adalah

sebagai berikut:

M = X1 + X2 + X3...... Xn

N

= 1220

20

= 61,00

2). Menganalisis data ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang

dihitung dengan norma absolut dengan skala seratus (persentil). Adapun

rumusnya adalah:

P = § x 100%

=1220 x 100%

20

=61,00 %

Skor rata-rata kelas sebesar 61,00 % jika dibandingkan dengan

PAP skala 5 termasuk dalam kategori cukup.

Tabel 4.4. Pedoman Konversi PAP Skala Lima

Tingkat Penguasaan

Page 29: Skripsi Bu Kartini

29

(%)Nilai HurufNilai AngkaKriteria HasilBelajar85 – 100A4Sangat Baik70 – 84B3Baik55 – 69C2Cukup40 –

54D1Kurang0 – 39E0Sangat Kurang

3. Menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal

Adapun ketuntasan belajar (KB) secara klasikal adalah sebagai berikut.

KB = § x 100%

= § x 100%

= 70,00 %

4.1.1.2. Hasil Refleksi Siklus I

Setelah dilakukan observasi dan evaluasi pada siklus I, kemudian

dilakukan pengkajian atas kekurangan-kekurangan dan hambatan-

hambatan yang masih terjadi pada siklus I tersebut. Secara umum dapat

disimpulkan bahwa pada siklus I diperolah skor rata-rata hasil belajar

siswa sebesar 61,00 dengan hasil belajar secara klasikal sebesar 61,00%

yang termasuk dalam kategori cukup. Secara klasikal pada siklus I

ketuntasan belajar siswa mencapai 70,00%, dimana ini menunjukkan

adanya peningkatan jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar secara

klasikal pada observasi awal yang hanya sebesar 50,00%.

Namun ketuntasan belajar secara klasikal ini belum memenuhi kriteria

keberhasilan penelitian ini yaitu sebesar 75%.

Berdasarkan analisis data hasil belajar pada siklus I, masih

ditemukan beberapa permasalahan yaitu:

a. Siswa belum berani mengemukakan pendapat maupun mengajukan

pertanyaan terkait dengan materi pembelajaran yang dibahas.

Page 30: Skripsi Bu Kartini

30

b. Masih ada siswa yang kurang berkonsentrasi dan tidak mau bekerjasama

dalam kelompok.

Permasalahan tersebut disebabkan karena pada kegiatan awal

pembelajaran guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran, guru juga

belum melakukan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran. Selain itu, pada saat kegiatan inti kelompok lain tidak

diberikan kesempatan untuk mengajukan pendapat ataupun menanggapi

pendapat dari kelompok lain.

Berdasarkan permasalahan yang ditemui tersebut, maka dilakukan

tindakan perbaikan sebagai berikut.

a. Siswa lebih dimotivasi dan dirangsang supaya lebih mengemukakan

pendapat maupun bertanya terkait dengan materi dalam proses

pembelajaran.

b. Memperbaiki cara penyajian atau penyampaian materi sehingga lebih

menarik bagi siswa.

c. Mengurangi metode ceramah sehingga siswa tidak merasa bosan lebih

berkonsentrasi dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut dan dengan melihat kendala-kendala pada siklus I,

maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II untuk memperoleh hasil sesuai dengan

yang diharapkan.

4.1.2 Data Hasil Penelitian Siklus II

4.1.2.1 Data Hasil Belajar Siklus

Data hasil belajar pada siklus II disajikan dalam tabel berikut.

Page 31: Skripsi Bu Kartini

31

Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siklus II

No AbsenKode SubjekSkor Yang Dicapai (X)P= § x 100Kriteria Ketuntasan

10017070T 20028080T 30039090T 40048080T 50059090T 60068080T

70078080T 80088080T 90098080T 100108080T 110117070T

120128080T 130138080T 140148080T 150155050BT 160165050BT

170178080T 180188080T 190198080T 200209090T Jumlah

15501550

Keterangan:

BT : Belum Tuntas

T : Tuntas

SMI = 100

1. Menghitung nilai rata-rata kelas

Skor rata-rata (M) kelas hasil belajar matematika siswa adalah

sebagai berikut.

M = X1 + X2 + X3...... Xn

N

=1550

20

= 77,50

2). Menganalisis data ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang

dihitung dengan norma absolut dengan skala seratus (persentil). Adapun

rumusnya adalah:

P = § x 100%

=1550 x 100%

Page 32: Skripsi Bu Kartini

32

20

=77,50 %

Skor sebesar 77,50% tersebut jika dibandingkan dengan PAP skala

5 termasuk dalam kategori Baik.

Tabel 4.4. Pedoman Konversi PAP Skala Lima

Tingkat Penguasaan(%)Nilai HurufNilai AngkaKriteria Hasil

Belajar 85 – 100 A 4 Sangat Baik 70 – 84 B 3 Baik 55 – 69 C

2 Cukup 40 – 54 D 1 Kurang 0 – 39 E 0Sangat Kurang

3. Menentukan persentase ketuntasan belajar secara klasikal

Adapun ketuntasan belajar (KB) secara klasikal adalah sebagai berikut.

KB = § x 100%

= § x 100%

= 90,00 %

4.1.2.2 Hasil Refleksi Siklus II

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pada siklus II diperoleh

skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 77,50 dengan hasil belajar klasikal

sebesar 77,50%. Secara klasikal pada siklus II ketuntasan belajar siswa

mencapai 90,00%, hal ini sudah menunjukkan adanya peningkatan sebesar

20,00% dibandingkan dengan ketuntasan belajar secara klasikal pada

siklus I yang hanya mencapai 70,00%.

Melihat hasil penelitian diatas, secara keseluruhan penelitian dapat

dikategorikan berhasil karena pada akhir penelitian kriteria keberhasilan

Page 33: Skripsi Bu Kartini

33

yang ditetapkan sudah terpenuhi. Kendala-kendala yang ditemui pada

siklus I sebelumnya sudah dapat diatasi pada siklus II karena guru sudah

melaksanakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan baik dan ini

berarti penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD bermedia

bangun ruang dapat meningkatkan hasil belajar menyimak siswa kelas IV

SD Triamarta Kediri Tabanan tahun pelajaran 2012/2013.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan guru kelas IV dan

serta dari pengamatan pada pembelajaran matematika di kelas IV SD

Triamarta Kediri Tabanan maka dapat diketahui bahwa permasalahan yang

dihadapi dalam pembelajaran tersebut adalah rendahnya hasil belajar siswa

dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari adanya 10 orang

siswa dari jumlah keseluruhan 20 orang belum memenuhi KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) atau sebesar 50,00% pada observasi awal. Hal ini

disebabkan karena guru belum melaksanakan langkah-langkah pembelajaran

dengan baik sehingga pengelolaan kelas juga kurang baik, siswa juga kurang

berkonsentrasi pada saat mengikuti proses pembelajaran. Selain itu guru juga

lebih banyak berceramah sehingga membuat siswa lebih cepat bosan, serta

kurangnya pemanfaatan media pembelajaran sehingga proses belajar mengajar

kurang efektif dan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa khususnya

pada pelajaran matematika.

Berdasarkan pada uraian di atas, dicoba diberikan alternatif pemecahan

masalah untuk mengatasi masalah yang muncul, yaitu dengan menerapkan

Page 34: Skripsi Bu Kartini

34

model pembelajaran kooperatif tipe STAD bermedia bangun ruang dengan

harapan hasil belajar siswa khususnya dalam pelajaran menyimak dapat

meningkat dari sebelumnya.

Dalam penelitian tindakan yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus ini

menunjukkan terjadinya peningkatan hasil belajar yang telah dicapai mulai

dari observasi awal, siklus I sampai pada siklus II sebagaimana yang dapat

digambarkan dalam grafik dibawah ini.

µ §

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dilihat bahwa didapat data pra

tindakan dengan nilai rata-rata kelas sebesar 49,50 dengan hasil belajar

klasikal sebesar 49,50% dalam kategori kurang dan persentase ketuntasan

belajar secara klasikal sebesar 50,00%. Pada siklus I sudah terjadi peningkatan

nilai rata-rata menjadi 61,00 dengan hasil belajar klasikal sebesar 61,00%

dalam kategori cukup dan persentase ketuntasan hasil belajar secara klasikal

meningkat menjadi 70,00% dan pada siklus II juga terjadi peningkatan pada

nilai rata-rata menjadi 77,50 dengan hasil belajar klasikal sebesar 77,50%

dalam kategori baik dan peningkatan persentase ketuntasan belajar secara

klasikal menjadi 90,00%. Hasil belajar secara klasikal ini sudah memenuhi

kriteria keberhasilan penelitian ini yaitu sebesar 75%.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara

keseluruhan penelitian dapat dikatakan berhasil karena pada akhir penelitian

Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata dan Ketuntasan Hasil Belajar Secara Klasikal Siklus I dan Siklus II.

Page 35: Skripsi Bu Kartini

35

semua kriteria keberhasilan yang ditetapkan terpenuhi. Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD bermedia bangun ruang juga dapat

dijadikan sebagai salah satu acuan atau referensi dalam meneliti materi

pembelajaran yang lain dalam proses pembelajaran karena model

pembelajaran ini dapat memotivasi siswa menjadi lebih aktif dan

berkonsentrasi.

Page 36: Skripsi Bu Kartini

36

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV seperti

yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut.

Beranjak dari kenyataan rendahnya hasil belajar siswa khususnya dalam

pelajaran Matematika, maka diputuskanlah untuk melakukan penelitian dalam

bentuk penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD yang dilakukan sebanyak dua siklus. Subyek dalam

penelitian ini adalah siswa kelas IV semester genap SD Triamarta Kediri Tabanan

tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 orang. Dalam penelitian ini, metode

pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, dengan metode analisis

data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Data awal observasi menunjukkan

bahwa nilai rata-rata siswa sebesar 49,50 dengan persentase hasil belajar siswa

secara klasikal hanya sebesar 49,50% dan persentase ketuntasan belajar (KB)

sebesar 50,00%. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I, terdapat peningkatan nilai

rata-rata menjadi 61,00 dengan persentase hasil belajar siswa secara klasikal

sebesar 61,00% yang termasuk dalam kategori cukup serta dengan persentase

ketuntasan hasil belajar secara klasikal menjadi 70,00 % dan pada siklus II terjadi

peningkatan pada nilai rata-rata menjadi 77,50 dan persentase hasil belajar

3839

Page 37: Skripsi Bu Kartini

37

klasikal siswa sebesar 77,50% yang termasuk dalam kategori baik dengan

peningkatan persentase ketuntasan belajar secara klasikal menjadi 90,00 %.

Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siswa secara klasikal dapat diketahui

adanya peningkatan hasil belajar menjasi sebesar 77,50%. Hasil belajar secara

klasikal ini sudah memenuhi kriteria penelitian yaitu sebesar 75%. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa penelitian dapat dikatakan berhasil karena pada akhir

penelitian kriteria keberhasilan yang ditetapkan sudah terpenuhi.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut.

1. Kepada guru kelas IV disarankan untuk menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan mengoptimalkan penggunaan media

pembelajaran khususnya media bangun ruang dalam pembelajaran

Matematika pada khususnya ataupun penggunaan media lain pada

pembelajaran yang lainnya.

2. Bagi pihak sekolah, metode ini dapat juga digunakan sebagai acuan untuk

meningkatkan proses bembelajaran Matematika ataupun mata pelajaran

lain dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi calon peneliti lain yang sekiranya berminat untuk mengadakan

penelitian lebih lanjut terutama yang berkaitan dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif terutama tipe STAD bermedia bangun ruang

hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin dapat

mempengaruhi penelitian.

Page 38: Skripsi Bu Kartini

38

DAFTAR PUSTAKA

Agus M., Drs. dkk. 2012. Cemerlang Untuk Kelas 5 Semester Gasal. Solo: Usaha

Makmur Solo.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Dalman. 2012. Pembelajaran MatematikaYang Menyenangkan.Jakarta: Raja

Grafindo Grafika.

Hamalik. 1994. Metode Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nurkancana dan Suhartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha

Nasional.

Roestiyah, N.K. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

S. Rositawaty dan Aris Muharam. 2008. BSE Senang Belajar Bahasa indonesia

untuk Kelas V Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sunaryo. Pendekatan Pembelajaran. 1989. Jakarta: PT Antariksa Persada.

Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

Page 39: Skripsi Bu Kartini

39

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 40: Skripsi Bu Kartini

40

Lampiran 01. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SD/MI : SD Triamarta

Kelas/Semester : IV/2

Mata Pelajaran : Matematika

Jumlah Pertemuan : 2 kali pertemuan

Standar Kompetensi :

8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar

Kompetensi Dasar :

8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana

Indikator Kompetensi:

8.1.1 Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sederhana

8.1.2 Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan

8.1.3 Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok

A. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui membaca isi buku dan diskusi kelompok, siswa dapat menyebutkan

sifat-sifat bangun ruang : balok

2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menggambar bangun sesuai sifat-sifat

bangun ruang yang diberikan

3. Melalui penjelasan guru siswa dapat menggambar berbagai jarring-jaring

kubus

B. Materi Pembelajaran

Mengenal sifat-sifat Bangun Ruang

Sifat-sifat Balok

A

D

B

C

E

H G

F

A B

CD

E F

H G

E

H G

F

E F

Page 41: Skripsi Bu Kartini

41

Perhatikan Bangun Ruang Balok diatas !

Balok terdiri dari :

6 bidang sisi yaitu :

Sisi bawah ABCD Sisi kanan BCGF

Sisi atas EFGH Sisi depan ABFE

Sisi kiri ADHE Sisi belakang DCGH

8 titik sudut yaitu :

Titik sudut A, B, C, D, E, F dan H

12 rusuk yaitu :

Rusuk AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, dan HE

Setelah bagian-bagian dari balok dipahami sekarang kita perhatikan sifat-sifat

balok

Terdapat 3 pasang sisi yang sama luasnya, yaitu :

Sisi bawah ABCD = sisi atas EFGH

Sisi kiri ADHE = sisi kanan BCGF

Sisi depan ABFE = sisi belakang DCGH

Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar (//), yaitu :

Sisi bawah ABCD // sisi atas EFGH

Sisi kiri ADHE // sisi kanan BCGF

Sisi depan ABFE // sisi belakang DCGH

Terdapat 3 pasang rusuk yang sama panjang, yaitu :

Rusuk AB = rusuk DC = rusuk EF = rusuk HG

Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH

Rusuk AD = rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH

Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//), yaitu :

Rusuk AB // rusuk DC // rusuk EF // rusuk AG

Rusuk AE // rusuk BF // rusuk CG // rusuk DH

Rusuk AD // rusuk DC // rusuk FG // rusuk EH

C. Alokasi waktu : 2 x 35 menit (70 menit)

Page 42: Skripsi Bu Kartini

42

D. Model dan Metode Pembelajaran

a. Metode ceramah digunakan untuk mewujudkan indikator menyebutkan

sifat-sifat bangun ruang sederhana

b. Metode penugasan digunakan untuk mewujudkan indikator

menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan

c. Metode pengamatan digunakan untuk mewujudkan indikator

menggambar

berbagai jarring-jaring kubus

NoIndikatorMetode PembelajaranMedia Pembelajaran1Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sederhana Ceramah, Tanya jawabBuku Paket

Matematika kls IV2Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan Tanya jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika

kls IV, gambar 3Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok Tanya Jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika kls IV, gambar

Sintaks Pembelajaran Kooperatif

FaseAktivitas GuruFase-1Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa belajar.Fase-2Menyajikan InformasiGuru Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.Fase-3Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.Fase-4Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.Fase-5EvaluasiGuru Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.Fase-6Memberikan penghargaanGuru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

E. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan I

1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

a. Koordinasi Kelas

1) Mengucapkan salam.

2) Absensi.

Page 43: Skripsi Bu Kartini

43

3) Guru menyiapkan siswa belajar.

b. Apersepsi

Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja yang termasuk bangun

ruang” ?

c. Guru menjelaskan tujuan dan langkah pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (40 menit)

a. Kegiatan Eksplorasi

1) Siswa membentuk kelompok secara heterogen dan sama rata.

2) Siswa mendengarkan arahan dari guru.

3) Siswa mengamati gambar.

4) Siswa membaca buku tentang materi mengenal sifat-sifat bangun

ruang.

b. Kegiatan Elaborasi

1) Siswa mengadakan diskusi secara kelompok dan menyebutkan sifat-

sifat bangun ruang sederhana dibantu bimbingan guru

2) Siswa berdiskusi tentang menggambar bangun sesuai sifat-sifat

bangun ruang yang diberikan

3) Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman kelompok dan guru

mengenai berbagai jaring-jaring balok.

c. Kegiatan Konfirmasi

1) Guru memberikan komentar terhadap penjelasan siswa mengenai

bangun ruang.

2) Guru menyebutkan nama siswa yang hasil diskusinya paling tepat

3) Guru menjelaskan kembali tentang materi bangun ruang (balok )

4) Guru mempertegas materi yang sudah diberikan.

5) Guru mempersilakan siswa menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti

3. Kegiatan penutup (10 menit)

a. guru bersama siswa meresume atau menyimpulkan materi pelajaran

b. Mengevaluasi siswa

c. Memberikan tindak lanjut

Page 44: Skripsi Bu Kartini

44

d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

e. Menutup pelajaran.

F. Alat dan Sumber Belajar

Alat : Media Gambar

Sumber :

a. Silabus

b. Buku Paket Matematika SD kelas IV

G. Penilaian

Teknik : Tes tertulis

Bentuk : Obyektif

Instrumen : Soal

2. Sifat-sifat Kubus

Perhatikan bangun ruang kubus

disamping !

Kubus terdiri dari

6 bidang sisi, yaitu :

Sisi bawah KLMN

Sisi atas OPQR

Sisi kiri KNRO

Sisi Kanan LMQP

Sisi depan KLPO

Sisi belakang NMQR

8 titik sudut, yaitu :

Titik sudut K, L, M, N, O, P, Q dan R

12 rusuk, yaitu :

Rusuk KL, KM, NM, NK, KO, LP, MQ, NR, OP, PO, OR dan RO

K

N

L

M

O

R Q

P

Page 45: Skripsi Bu Kartini

45

Setelah bagian-bagian dari kubus dipahami sekarang kita perhatikan sifat-

sifat kubus

Terdapat enam sisi yang sama luasnya, yaitu :

Sisi KLMN = OPQR = KMRO = LMQP = KLPO = MNOR.

Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar ( //)

Artinya jika dua sisi diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu :

Sisi bawah KLMN // sisi atas OPQR

Sisi kiri KNRO // sisi kanan LMQP

Sisi depan KLPO // sisi belakang NMQR

Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//)

Artinya jika dua rusuk diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu :

Rusuk KL // rusuk MN // rusuk QR // rusuk OP

Rusuk KO // rusuk LP // rusuk MQ // rusuk NR

Rusuk KN // rusuk LM // rusuk PQ // rusuk OR

Kedua rusuknya sama panjang, yaitu :

Rusuk KL = LM = MN = NK= KO = LP = MQ = NR = OP = PQ = OR =

RO

C. Alokasi Waktu : 2x35 menit ( 70 Menit )

D. Metode Pembelajaran

1. Metode ceramah digunakan untuk mewujudkan indikator menyebutkan

sifat-sifat bagun ruang sederhana.

2. Metode penugasan digunakan untuk mewujudkan indikator menggambar

bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan.

3. Metode pengamatan digunakan untuk mewujudkan indikator menggambar

berbagai jarring-jaring kubus dan balok.

K

O R

N

ML

P Q

R O K

Q P L

Page 46: Skripsi Bu Kartini

46

NoIndikatorMetode PembelajaranMedia Pembelajaran1Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sederhana Ceramah, Tanya jawabBuku Paket

Matematika kls IV2Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan Tanya jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika

kls IV, gambar 3Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok Tanya Jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika kls IV, gambar

E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

d. Koordinasi Kelas

4) Mengucapkan salam.

5) Absensi.

6) Guru menyiapkan siswa belajar.

e. Apersepsi

Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja yang termasuk bangun

ruang” ?

f. Guru menjelaskan tujuan dan langkah pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (40 menit)

d. Kegiatan Eksplorasi

5) Siswa membentuk kelompok secara heterogen dan sama rata.

6) Siswa mendengarkan arahan dari guru.

7) Siswa mengamati gambar.

8) Siswa membaca buku tentang materi mengenal sifat-sifat bangun

ruang.

e. Kegiatan Elaborasi

4) Siswa mengadakan diskusi secara kelompok dan menyebutkan sifat-

sifat bangun ruang sederhana.

5) Siswa berdiskusi tentang menggambar bangun sesuai sifat-sifat

bangun ruang yang diberikan

6) Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman kelompok dan guru

mengenai berbagai jaring-jaring kubus dan balok.

f. Kegiatan Konfirmasi

Page 47: Skripsi Bu Kartini

47

6) Guru memberikan komentar terhadap penjelasan siswa mengenai

bangun ruang.

7) Guru menyebutkan nama siswa yang hasil diskusinya paling tepat

8) Guru menjelaskan kembali tentang materi bangun ruang (balok dan

kubus)

9) Guru mempertegas materi yang sudah diberikan.

10) Guru mempersilakan siswa menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti

Kegiatan penutup (10 menit)

a. guru bersama siswa meresume atau menyimpulkan materi pelajaran

b. Mengevaluasi siswa

c. Memberikan tindak lanjut

d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

e. Menutup pelajaran.

E. Penilaian

a. Aspek yang dinilai :

1. Kognitif

2. Afektif

3. Psikomotor

b. Contoh soal atau instrumen

c. Penskoran

Skor masing-masing soal obyektif = 1

Penilaian dengan PAP

Jumlah skor yang diperoleh

Nilai = ---------------------------------------- X 100%

Jumlah skor ideal

Penguasaan

Page 48: Skripsi Bu Kartini

48

(%)Kriteria Nilai AngkaKriteria Nilai Huruf90-10010Istimewa80-899Sangat Baik70-798Baik60-797Lebih dari cukup50-596Cukup40-495Hampir cukup30-394Kurang20-293Sangat kurang10-192Buruk00-091Sangat buruk

F. Sumber Belajar

1. Buku Matematika kls IV Sekolah Dasar

2. Media dan alat peraga yang menunjang pembelajaran

3. Lingkungan sekitar sekolah

4. Pengalaman siswa

Soal-soal

( Tes Objektif )

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang

(X) pada huruf a,b,c atau d di bawah ini !

1. Balok terdiri dari ..............................

a. 8 bidang sisi b. 6 bidang sisi c. 4 bidang sisi

2. Balok mempunyai titik sudut .............................

a. 8 titik sudut b. 6 titik sudut c. 4 titik sudut

3. Jumlah rusuk pada balok adalah ............................

a. 6 b. 10 c. 12

4. Suatu bangun ruang sederhana memiliki 6 bidang sisi yang kongruen, 12 rusuk

yang Sama panjang 8 titik sudut siku-siku adalah bangun ruang ......................

a. Balok b. Kubus c. Limas

5. Sisi kubus berbentuk ............................

a. Persegi panjang b. Persegi c.Belah

ketupat

6. Kubus memiliki ..................... rusuk sejajar yang sama panjang

a. 4 b. 8 c. 12

Page 49: Skripsi Bu Kartini

49

7. Bangun ruang yang mempunyai 6 sisi persegi yang sama luasnya

adalah ................

a. Balok b. Tabung c. Kubus

8. Perhatikan pernyataan tentang bangun ruang :

1) Mempunyai 8 titik sudut

2) Mempunyai 12 rusuk

3) Mempunyai 3 pasang sisi yang berhadapan

4) Sisi yang berhadapan sama besar

Bangun ruang yang sesuai dengan pernyataan tersebut adalah .....................

a. Balok b. Tabung c. Kubus

9. Berikut adalah sifat balok kecuali .....................

a. Mempunyai 6 sisi

b. Mempunyai 12 rusuk

c. Semua sisi sama besar

10. Yang merupakan sifat kubus ........................

a. Mempunyai 8 rusuk

b. Mempunyai 12 sisi

c. Mempunyai 6 sisi yang sama besar

Kuci Jawaban

1. B 6. C

2. A 7. C

3. C 8. A

4. A 9. C

5. B 10.C

Mengetahui/Menyetujui Tabanan, 11 April 2013

Guru kelas IV Peneliti

Ni Putu Eka Danwantari, S.Pd Ni Ketut Kartini

Nim : 1091031010

Page 50: Skripsi Bu Kartini

50

Mengetahui/ Menyetujui

Kepala SD Triamarta Kediri

Drs. Gusti Bagus Budiantara

Lampiran 02. Lembar kerja Siswa Siklus I

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

SIKLUS I

KELOMPOK :

NAMA : 1.____________________

2.____________________

3.____________________

4.____________________

5.____________________

Amatilah gambar bangun ruang berikut, lalu diskusikan bersama kelompokmu

A

D

B

C

E

H G

F

Page 51: Skripsi Bu Kartini

51

Jawabanlah pertanyaan berikut !

1. Apa nama bangun ruang diatas ?

2. Berapa jumlah titik sudutnya ? Sebutkan namanya !

3. Berapa jumlah sisinya ? Sebutkan !

4. Ada berapa jumlah rusuknya ?

Sebutkanlah nama-nama rusuk yang sejajar !

5. Adakah rusuk-rusuk yang sama panjang ?

Jika ada, Sebutkan !

Lampiran 03. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SD/MI : SD Triamarta

Kelas/Semester : IV/2

Mata Pelajaran : Matematika

Jumlah Pertemuan : 2 kali pertemuan

Standar Kompetensi :

8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun datar

Kompetensi Dasar :

8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus

Indikator Kompetensi:

8.2.1 Menggambar berbagai jaring-jaring kubus dan balok

8.2.2 Mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan balok dari berbagai bentuk

Page 52: Skripsi Bu Kartini

52

jaring-jaring bangun ruang

A. Tujuan Pembelajaran

3. Melalui membaca isi buku dan diskusi kelompok, siswa dapat menggambar

berbagai jaring-jaring kubus dan balok

4. Melalui diskusi kelompok siswa dapat mengidentifikasi jaring-jaring kubus

dan balok dari berbagai bentuk jaring-jaring bangun ruang

B. Materi Pembelajaran

Mengenal sifat-sifat Bangun Ruang

Sifat-sifat Balok

Perhatikan Bangun Ruang Balok diatas !

Balok terdiri dari :

6 bidang sisi yaitu :

Sisi bawah ABCD Sisi kanan BCGF

Sisi atas EFGH Sisi depan ABFE

Sisi kiri ADHE Sisi belakang DCGH

8 titik sudut yaitu :

Titik sudut A, B, C, D, E, F dan H

12 rusuk yaitu :

Rusuk AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, dan HE

Setelah bagian-bagian dari balok dipahami sekarang kita perhatikan sifat-sifat

balok

Terdapat 3 pasang sisi yang sama luasnya, yaitu :

Sisi bawah ABCD = sisi atas EFGH

Sisi kiri ADHE = sisi kanan BCGF

Sisi depan ABFE = sisi belakang DCGH

Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar (//), yaitu :

A

D

B

C

E

H G

F

A B

CD

E F

H G

E

H G

F

E F

Page 53: Skripsi Bu Kartini

53

Sisi bawah ABCD // sisi atas EFGH

Sisi kiri ADHE // sisi kanan BCGF

Sisi depan ABFE // sisi belakang DCGH

Terdapat 3 pasang rusuk yang sama panjang, yaitu :

Rusuk AB = rusuk DC = rusuk EF = rusuk HG

Rusuk AE = rusuk BF = rusuk CG = rusuk DH

Rusuk AD = rusuk BC = rusuk FG = rusuk EH

Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//), yaitu :

Rusuk AB // rusuk DC // rusuk EF // rusuk AG

Rusuk AE // rusuk BF // rusuk CG // rusuk DH

Rusuk AD // rusuk DC // rusuk FG // rusuk EH

C. Alokasi waktu : 2 x 35 menit (70 menit)

D. Model dan Metode Pembelajaran

a. Metode ceramah digunakan untuk mewujudkan indikator menyebutkan

sifat-sifat bangun ruang sederhana

b. Metode penugasan digunakan untuk mewujudkan indikator

menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan

c. Metode pengamatan digunakan untuk mewujudkan indikator

menggambar

berbagai jarring-jaring kubus

NoIndikatorMetode PembelajaranMedia Pembelajaran1Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sederhana Ceramah, Tanya jawabBuku Paket

Matematika kls IV2Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan Tanya jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika

kls IV, gambar 3Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok Tanya Jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika kls IV, gambar

Sintaks Pembelajaran Kooperatif

FaseAktivitas GuruFase-1Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa belajar.Fase-2Menyajikan InformasiGuru Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.Fase-3

Page 54: Skripsi Bu Kartini

54

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.Fase-4Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.Fase-5EvaluasiGuru Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.Fase-6Memberikan penghargaanGuru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

E. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan I

1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

g. Koordinasi Kelas

7) Mengucapkan salam.

8) Absensi.

9) Guru menyiapkan siswa belajar.

h. Apersepsi

Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja yang termasuk bangun

ruang” ?

i. Guru menjelaskan tujuan dan langkah pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (40 menit)

g. Kegiatan Eksplorasi

9) Siswa membentuk kelompok secara heterogen dan sama rata.

10) Siswa mendengarkan arahan dari guru.

11) Siswa mengamati gambar.

12) Siswa membaca buku tentang materi mengenal sifat-sifat bangun

ruang.

h. Kegiatan Elaborasi

7) Siswa mengadakan diskusi secara kelompok dan menyebutkan sifat-

sifat bangun ruang sederhana dibantu bimbingan guru

8) Siswa berdiskusi tentang menggambar bangun sesuai sifat-sifat

bangun ruang yang diberikan

9) Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman kelompok dan guru

mengenai berbagai jaring-jaring balok.

i. Kegiatan Konfirmasi

Page 55: Skripsi Bu Kartini

55

11) Guru memberikan komentar terhadap penjelasan siswa mengenai

bangun ruang.

12) Guru menyebutkan nama siswa yang hasil diskusinya paling tepat

13) Guru menjelaskan kembali tentang materi bangun ruang (balok )

14) Guru mempertegas materi yang sudah diberikan.

15) Guru mempersilakan siswa menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti

3. Kegiatan penutup (10 menit)

a. guru bersama siswa meresume atau menyimpulkan materi pelajaran

b. Mengevaluasi siswa

c. Memberikan tindak lanjut

d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

e. Menutup pelajaran.

F. Sumber Belajar

a. Silabus

b. Buku Paket Matematika SD kelas IV

c. Media dan alat peraga yang menunjang pembelajaran

d. Lingkungan sekitar sekolah

e. Penglaman sekolah

G. Penilaian

Teknik : Tes tertulis

Bentuk : Obyektif

Instrumen : Soal

2. Sifat-sifat Kubus

Perhatikan bangun ruang kubus

disamping !

K

N

L

M

O

R Q

P

Page 56: Skripsi Bu Kartini

56

Kubus terdiri dari

6 bidang sisi, yaitu :

Sisi bawah KLMN

Sisi atas OPQR

Sisi kiri KNRO

Sisi Kanan LMQP

Sisi depan KLPO

Sisi belakang NMQR

8 titik sudut, yaitu :

Titik sudut K, L, M, N, O, P, Q dan R

12 rusuk, yaitu :

Rusuk KL, KM, NM, NK, KO, LP, MQ, NR, OP, PO, OR dan RO

Setelah bagian-bagian dari kubus dipahami sekarang kita perhatikan sifat-

sifat kubus

Terdapat enam sisi yang sama luasnya, yaitu :

Sisi KLMN = OPQR = KMRO = LMQP = KLPO = MNOR.

Terdapat 3 pasang sisi yang sejajar ( //)

Artinya jika dua sisi diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu :

Sisi bawah KLMN // sisi atas OPQR

Sisi kiri KNRO // sisi kanan LMQP

Sisi depan KLPO // sisi belakang NMQR

Terdapat 3 pasang rusuk yang sejajar (//)

Artinya jika dua rusuk diperpanjang tidak akan berpotongan, yaitu :

Rusuk KL // rusuk MN // rusuk QR // rusuk OP

Rusuk KO // rusuk LP // rusuk MQ // rusuk NR

Rusuk KN // rusuk LM // rusuk PQ // rusuk OR

Kedua rusuknya sama panjang, yaitu :

Rusuk KL = LM = MN = NK= KO = LP = MQ = NR = OP = PQ = OR =

RO

K

O R

N

ML

P Q

R O K

Q P L

Page 57: Skripsi Bu Kartini

57

C. Alokasi Waktu : 2x35 menit ( 70 Menit )

D. Metode Pembelajaran

4. Metode ceramah digunakan untuk mewujudkan indikator menyebutkan

sifat-sifat bagun ruang sederhana.

5. Metode penugasan digunakan untuk mewujudkan indikator menggambar

bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan.

6. Metode pengamatan digunakan untuk mewujudkan indikator menggambar

berbagai jarring-jaring kubus dan balok.

NoIndikatorMetode PembelajaranMedia Pembelajaran1Menyebutkan sifat-sifat bangun ruang sederhana Ceramah, Tanya jawabBuku Paket

Matematika kls IV2Menggambar bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan Tanya jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika

kls IV, gambar 3Menggambar berbagai jarring-jaring kubus dan balok Tanya Jawab, Penugasan, DiskusiBuku Paket Matematika kls IV, gambar

E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

a. Koordinasi Kelas

1.) Mengucapkan salam.

2.) Absensi.

3.) Guru menyiapkan siswa belajar.

b. Apersepsi

Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja yang termasuk bangun ruang” ?

c. Guru menjelaskan tujuan dan langkah pembelajaran.

2. Kegiatan Inti (40 menit)

j. Kegiatan Eksplorasi

1.) Siswa membentuk kelompok secara heterogen dan sama rata.

Page 58: Skripsi Bu Kartini

58

2.) Siswa mendengarkan arahan dari guru.

3.)Siswa mengamati gambar.

4.) Siswa membaca buku tentang materi mengenal sifat-sifat bangun ruang.

k. Kegiatan Elaborasi

1.) Siswa mengadakan diskusi secara kelompok dan menyebutkan sifat-

sifat bangun ruang sederhana

2.) Siswa berdiskusi tentang menggambar bangun sesuai sifat-sifat

bangun ruang yang diberikan

3.) Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman kelompok dan guru

mengenai berbagai jaring-jaring kubus dan balok

l. Kegiatan Konfirmasi

1.) Guru memberikan komentar terhadap penjelasan siswa mengenai

bangun ruang.

2.) Guru menyebutkan nama siswa yang hasil diskusinya paling tepat

3.) Guru menjelaskan kembali tentang materi bangun ruang (balok dan

kubus)

4.) Guru mempertegas materi yang sudah diberikan.

5.) Guru mempersilakan siswa menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti

Kegiatan penutup (10 menit)

a. guru bersama siswa meresume atau menyimpulkan materi pelajaran

b. Mengevaluasi siswa

c. Memberikan tindak lanjut

d. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

e. Menutup pelajaran.

E. Penilaian

a. Aspek yang dinilai :

1. Kognitif

2. Afektif

3. Psikomotor

Page 59: Skripsi Bu Kartini

59

b. Contoh soal atau instrumen

c. Penskoran

1. Skor masing-masing soal obyektif = 1

2. Skor masing-masing soal isian = 2

3. Skor masing-masing soal uraian = 3

4. Skor maksimal ideal = 50

Penilaian dengan PAP

Jumlah skor yang diperoleh

Nilai = ---------------------------------------- X 100%

Jumlah skor ideal

Penguasaan(%)Kriteria Nilai AngkaKriteria Nilai Huruf90-10010Istimewa80-899Sangat Baik70-798Baik60-797Lebih dari cukup50-596Cukup40-495Hampir cukup30-394Kurang20-293Sangat kurang10-192Buruk00-091Sangat buruk

F. Sumber Belajar

5. Buku Matematika kls IV Sekolah Dasar

6. Media dan alat peraga yang menunjang pembelajaran

7. Lingkungan sekitar sekolah

8. Pengalaman siswa

Isilah titik-titik dibawah ini !

C

F

D

E

G

J I

H

Page 60: Skripsi Bu Kartini

60

1. Nama bangun ruang diatas adalah ...........

2. Banyak titik sudut ada ..........................

3. Banyak sisi ada ..........................

4. Sisi FJGC sejajar dengan sisi ..................

5. Sisi CDHG sejajar dengan sisi .......................

6. Sisi GHIJ sejajar dengan sisi .........................

7. Rusuk GJ // .............//.................//........................

8. Rusuk DH //............//.................//........................

9. Rusuk GH // ..........//.................//.........................

10. Banyak rusuk ada .............................

Kunci Jawaban :

1. Kubus 6. CDEF

2. 8 7. HI // DE // CF

3. 6 sisi 8. CG // FJ // EI

4. DEHI 9. CD // EF // JI

5. EFJI 10. 12 rusuk

Mengetahui/Menyetujui Tabanan, 11 April 2013

Guru kelas IV Peneliti

Ni Putu Eka Danwantari, S.Pd Ni Ketut Kartini

Page 61: Skripsi Bu Kartini

61

Nim : 1091031010

Mengetahui/ Menyetujui

Kepala SD Triamarta Kediri

Drs. Gusti Bagus Budiantara

Lampiran 03. Lembar kerja Siswa Siklus II

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

SIKLUS II

Page 62: Skripsi Bu Kartini

62

KELOMPOK :

NAMA : 1.____________________

2.____________________

3.____________________

4.____________________

5.____________________

Amatilah gambar bangun ruang berikut, lalu diskusikan bersama kelompokmu

Jawabanlah pertanyaan berikut !

1. Apa nama bangun ruang diatas ?

2. Berapa jumlah titik sudutnya ? Sebutkan namanya !

3. Berapa jumlah sisinya ? Sebutkan !

4. Ada berapa jumlah rusuknya ?

Sebutkanlah nama-nama rusuk yang sejajar !

5. Adakah rusuk-rusuk yang sama panjang ?

Jika ada, Sebutkan !

Lampiran 05. Pedoman Observasi Penilaian Aktifitas Belajar Siswa Siklus I

PEDOMAN OBSERVASI

PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

C

F

D

E

G

J I

H

Page 63: Skripsi Bu Kartini

63

Kelas/Semester : IV / II

Hari/Tanggal :

Siklus : I

NoKode SubjekIndikator Keaktifan BelajarJumlah

SkorIIIIIIIVV10013322212200223433153003333331540044434520500535434

196006422341570073343316800824434179009212329100101132181101144312

141201224233141301344351171401412222915015312118160162313312170173

422112180183335418190193322111200201233413

Keterangan:

Indikator I = Berani mengemukakan pendapat

Indikator II = Berani menjawab pertanyaan

Indikator III = Menghargai pendapat teman

Indikator IV = Antusias dalam mengerjakan tugas

Indikator V = Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok

Skor :

1 = Sangat kurang aktif

2 = Kurang aktif

3 = Cukup aktif

4 = Aktif

5 = Sangat aktif

Page 64: Skripsi Bu Kartini

64

Lampiran 06. Pedoman Observasi Penilaian Aktifitas Belajar Siswa Siklus II

PEDOMAN OBSERVASI

PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Kelas/Semester : IV / II

Hari/Tanggal :

Siklus : II

NoKode SubjekIndikator Keaktifan BelajarJumlah

SkorIIIIIIIVV10013333315200233434173003443341840044444521500545444

216006433341770073344418800844434199009333331510010343331611011443

341812012443332113013443531914014333331515015332231316016233331417

0173442316180183455421190195343419200203343518

Keterangan:

Indikator I = Berani mengemukakan pendapat

Indikator II = Berani menjawab pertanyaan

Indikator III = Menghargai pendapat teman

Indikator IV = Antusias dalam mengerjakan tugas

Indikator V = Berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok

Skor :

1 = Sangat kurang aktif

Page 65: Skripsi Bu Kartini

65

2 = Kurang aktif

3 = Cukup aktif

4 = Aktif

5 = Sangat aktif

Lampiran 07. Lampiran Observasi Guru Siklus I

LEMBAR OBSERVASI GURU

SIKLUS I

No

Aspek

IndikatorDilakukanYaTidak1.Kegiatan

Page 66: Skripsi Bu Kartini

66

Awal Guru membuka pelajaran, memberi salam

dan mengabsensi siswa. Guru memberikan apersepsi terkait

dengan materi yang akan diajarkan. Guru menyampaikan tujuan dan langkah-

langkah pembelajaran. Guru membagi siswa dalam kelompok-

kelompok kecil. 2.Kegiatan

IntiSiswa mengamati media gambar yang dipergunakan dalam proses

pembelajaran Guru memberikan pertanyaan atau

permasalahan kepada tiap kelompok. Guru membagikan LKS sebagai pedoman

kegiatan yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS.

Guru membimbing siswa mendapatkan

informasi melalui media gambar. Guru memberikan kesempatan kepada

tiap-tiap kelompok untuk mempresen- tasikan hasil kerja kelompoknya. Guru

memberikan kesempatan atau me-

minta kelompok lain untuk memberikan tanggapan. Guru mengomentari hasil

kerja siswa 3.Kegiatan

AkhirGuru memberikan komentar, penguatan

dan penghargaan terhadap hasil pekerjaan

siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang

belum dipahami. Guru menyimpulkan materi pembelajaran

dengan melibatkan siswa. Guru melakukan refleksi dengan membe-

rikan evaluasi.

Page 67: Skripsi Bu Kartini

67

Lampiran 08. Lampiran Observasi Guru Siklus II

LEMBAR OBSERVASI GURU

SIKLUS II

No

Aspek

IndikatorDilakukanYaTidak1.Kegiatan

Awal Guru membuka pelajaran, memberi salam

dan mengabsensi siswa. Guru memberikan apersepsi terkait

dengan materi yang akan diajarkan. Guru menyampaikan tujuan dan langkah-

langkah pembelajaran. Guru membagi siswa dalam kelompok-

kelompok kecil. 2.Kegiatan

IntiSiswa mengamati media gambar yang dipergunakan dalam proses

pembelajaran Guru memberikan pertanyaan atau

permasalahan kepada tiap kelompok. Guru membagikan LKS sebagai pedoman

kegiatan yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS.

Guru membimbing siswa mendapatkan

informasi melalui media gambar. Guru memberikan kesempatan kepada

tiap-tiap kelompok untuk mempresen- tasikan hasil kerja kelompoknya. Guru

memberikan kesempatan atau me-

Page 68: Skripsi Bu Kartini

68

minta kelompok lain untuk memberikan tanggapan. Guru mengomentari hasil

kerja siswa 3.Kegiatan

AkhirGuru memberikan komentar, penguatan

dan penghargaan terhadap hasil pekerjaan

siswa. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang

belum dipahami. Guru menyimpulkan materi pembelajaran

dengan melibatkan siswa. Guru melakukan refleksi dengan membe-

rikan evaluasi.

Lampiran 09. Daftar Nama Siswa

DAFTAR NAMA SISWA

KELAS IV SEMESTER II SD TRIAMARTA KEDIRI TABANAN

Page 69: Skripsi Bu Kartini

69

NoNISNama SiswaL/P14901Gst Putu Aldi Hizkia Wardana L24902Angeline

Marvelia MichelleP34903Ni Kadek Ari Anjani P44904Artya Putri Andini

Gunawan P54905I Gede Bagus Chesa Raditya Mukti L64906Putu Cintya My

Dewi P74907Ida Ayu Darmanita Maharani PutriP84908Dian Johnson Dalton

L94909Ni Putu Dian Putri IndrianiP104910Komang Dinda Olivia

SendyP114911Frandi Cristian TariganL124912Frendi Cristian TariganL134913Ni

Wyn Galuh Pradnya Paramita PJP144914Putu Jegeg Satya Bella P154915I

Komang Jimmi Kristian Saputra L164916Kadek vijayaL174917Khatvaangga

Khrisnadiptam AgastyaL184918Dewa Bagus Krisna Nida L194919Dewa Ayu

Kristiani P204920Luh Putu Maharani Giri Putri P