karbohidrat2

28
LEMBAR PENGESAHAN Judul Praktikum: Karbohidrat Hari/Tanggal : Selasa, 1 November 2011 Waktu : 12.00-14.30 WITA Tempat : Laboratorium Kimia Fakultas Kedokteran UNLAM Praktikan Indah Dwi Astuti NIM. I1B111201 Banjarbaru, 7 Oktober 2011 Mengetahui,

Upload: irham

Post on 29-Dec-2014

58 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: karbohidrat2

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Karbohidrat

Hari/Tanggal : Selasa, 1 November 2011

Waktu : 12.00-14.30 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia Fakultas Kedokteran UNLAM

Praktikan

Indah Dwi AstutiNIM. I1B111201

Banjarbaru, 7 Oktober 2011

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Asisten Kelompok

d r . Edyson M.Kes Tity Riezka Rianthi NIM I1B110214

Page 2: karbohidrat2

KarbohidratIndah Dwi Astuti 2 , Bernadino O Manembu1, Nor Ella Dayani, Alpianor2,

M.Akbar Nugraha, Rizki Lukmana,2

1Ketua Kelompok IV Mahasiswa Pengikut Mata Kuliah Kimia Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM Banjarbaru

2 Anggota Kelompok IV Mahasiswa Pengikut Mata Kuliah Kimia Keperawatan Fakultas Kedokteran UNLAM Banjarbaru

AbstrakLatar belakang : Glukosa merupakan sumber energi utama yang digunakan untuk aktivitas fisiologis tubuh. Dalam bidang medis, pemberian glukosa melalui cairan infuse merupakan salah satu tindakan klinis yang penting dan sering dilakukan. Oleh karena itulah, seorang paramedic harus memiliki pengetahuan mengenai cara mengidentifikasi zat yang terkandung dalam cairan infuse.Metode : Penelitian dilakukan menggunakan reaksi Tommer, Benedict, Seliwanoff, dan uji Tollens.Hasil : Dari hasil penelitian akan terlihat hasil positif yaitu terbentuknya endapan dan perubahan warna dan terbentuknya cincin pada dinding tabung reaksi.Kesimpulan : Karena bahan uji menunjukan hasil positif, maka bahan uji mengandung karbohidrat

Kata kunci : Karbohidrat, Infus, Identifikasi

Abstract Background : Glucose is the source of main energy which used for physiological activity of body. In the medical field, giving of glucose through dilution of infuse is one of the important clinical action and often been done. Because of that, a paramedic must have procedural knowledge to identify the substance which implied in dilution of infuse.Metode : This research is done by using reaction of Molisch, Tommer, Benedict, Seliwanoff, and Tollens test.Result : The experiment showed the existing of sediments and color changing and existing of ring on wall of reaction tube.Conclusion : Doe to the material test showed positive reaction, it means that the tested material (infuse liquid) contained carbohydrate

Keyword : Carbohydrate, Infuse, Identification

Page 3: karbohidrat2

PENDAHULUAN

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen, dan oksigen yang

terdapat di alam. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehid atau keton. Banyak

senyawa ini yang memiliki berat molekul kelipatan CH2O, misalnya C6H12O6 dan

C5H10O5. Kimia karbohidrat sarat dengan istilah. Misalnya molekul karbohidrat yang

paling sederhana yang tidak terikat pada karbohidrat lain dinamakan gula sederhana

atau monosakarida. Disakarida adalah senyawa yang terdiri atas dua monosakarida

yang terikat, trisakarida mengandung tiga monosakarida yang terikat, sedangkan

polisakarida adalah rantai panjang yang tersusun dari banyak monosakarida.1

Karbohidrat adalah senyawaan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon,

dan senyawaan-senyawaan yang jika dihidrolisis akan menghasilkan polihidroksi

tersebut. Karbohidrat di alam terdapat dalam jumlah yang besar, terutama pada

tumbuh-tumbuhan, berkisar antara 60-90% dari bahan padatnya. Manusia dan hewan

memerlukan karbohidrat sebagai kebutuhan dasar yang diperlukan tubuhnya.1

Dalam tumbuhan serta hewan, unsur makanan ini mempunyai peranan

struktural maupun metabolic. Di dalam tumbuhan, glukosa disintesis dari karbon

dioksida serta air melalui fotosintesis dan disimpan sebagai patiatau diubah menjadi

selulosa. Hewan dapat mensintesis sebagian karbohidrat dari lemak dan protein,

tetapi jumlah terbesar karbohidrat dalam jaringan hewan berasal dari tumbuhan.1

Karbohidrat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :1

1. Monosakarida

Bentuk karbohidrat ini tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih

sedrhana lagi. Menurut jumlah atom karbon yang dimilikinya, bentuk

monosakarida dapat dibagi lagi menjadi tritosa, pentose, heksosa, heptosa atau

oktosa. Suatu monosakarida dapat pula digolongkan sebagai suatu aldosa atau

ketosa, tergantung apakah gugus aldehide ataukah keton yang terdapat pada

gugusnya.

Page 4: karbohidrat2

2. Disakarida

Bentuk ini akan menghasilkan dua molekul monosakarida yang sama atau

berbeda jika dihidrolisis. Sebagai contoh, maltosa yang menghasilkan dua

molekul glukosa, sukrosa, yang menghasilkan satu molekul glukosa dan satu

molekul fruktosa.

3. Oligosakarida

Jika dihiodrolisis bentuk ini akan menghasilkan dua hingga sepuluh unit

monosakarida. Contohnya maltotriosa.

4. Polisakarida

Bentuk ini akan menghasilkan lebih dari sepuluh molekul monosakarida

pada hidrolisis. Contohnya pati dan dekstrin.

Tatanama monosakarida bergantung pada letak gugus fungsional dan gugus

hidroksil yang dimilikinya. Monosakarid yang mengandung satu gugus aldehid

disebut aldosa, sedangkan monosakarida yang mengandung gugus keton dinamakan

ketosa. Analisis karbohidrat berdasarkan sifat-sifat sakarida dan reaksi kimia yang

spesifik, maka karbohidrat dapat dianalisis secara kualitatif. Beberapa uji kimia yang

dapat digunakan untuk analisis karbohidrat antara lain uji Molisch, uji Tommer, uji

Benedict, Modifikasi reaksi Barfoed, uji Seliwanoff, uji Tollens, dan lain-lain.1

Sebagai contoh karbohidrat adalah glukosa yang sangat diperlukan oleh

tubuh, begitu juga pada orang hamil karena glukosa, asam amino, dan laktat adalah

energi utama selama janin di dalam rahim, glukosa sendiri berperan setengah dari

total energi yang ada. Glukosa merupakan produk akhir metabolisme karbohidrat

yang terpenting. Dalam bentuk glukosa lah, massa karbohidrat makanan diserap ke

dalam aliran darah, atau ke dalam bentuk glukosa lah karbohidrat dikonversi di dalam

hati, serta dari glukosa lah semua bentuk karbohidrat lain di dalam tubuh dapat

dibentuk.2

Di samping sebagai sumber energi utama yang digunakan untuk aktivitas

fisiologis, karbohidrat juga ikut berperan sebagai penyusun senyawa atau komponen

Page 5: karbohidrat2

biomolekul yang nantinya berperan sebagai komponen dari sel maupun berbagai

jaringan tubuh.2

Karbohidrat mempunyai sifat dapat dicerna dan tidak dapat dicerna; yang

tidak dapat dicerna adalah serat bahan makanan. Ikatan karbohidrat yang dapat

dicerna hampir semua dalam bentuk -1,4 atau -1,6. Ikatan dalam serat cenderung

dalam bentuk -1,4 (selulose, pektin); manusia tidak mempunyai enzim untuk

mencernanya. 3

Glukosa merupakan produk akhir metabolisme karbohidrat yang terpenting.

Dalam bentuk glukosa lah, massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah,

atau ke dalam bentuk glukosa lah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari

glukosa lah semua bentuk karbohidrat lain di dalam tubuh dapat dibentuk.2

Di samping sebagai sumber energi utama yang digunakan untuk aktivitas

fisiologis, karbohidrat juga ikut berperan sebagai penyusun senyawa atau komponen

biomolekul yang nantinya berperan sebagai komponen dari sel maupun berbagai

jaringan tubuh.2

Glukosa tidak mengalami pencernaan sehingga dapat diberikan secara

langsung melalui pembuluh darah. Kadar normal glukosa darah 100 mg% ( 1mg/ml )

dengan variasi 80-140 mg%. Glukosa yang berlebihan jumlahnya dalam tubuh dapat

dikeluarkan lewat urine sehingga menimbulkan gejala glukosuria yaitu adanya

glukosa dalam jumlah abnormal tinggi. Sebenarnya dalam urine normal juga

mengandung glukosa, tetapi kadarnya sangat kecil yaitu 150-250 mg/d. Glukosa

dalam keadaan yang kekurangan ( di bawah normal ) juga dapat menyebabkan

gangguan sistem biologis tubuh kita. Salah satunya adalah hipoglikemia, yaitu

keadaan dimana konsentrasi glukosa dalam darah berkurang secara abnormal.

Hipoglikemia dapat menimbulkan gemetar, keringat dingin, piloereksi, hipotermia,

dan sakit kepala. Apabila kronik dan berat, dapat menyebabkan manifestasi susunan

saraf pusat.3

Dalam bidang klinis, glukosa dapat diberikan melalui cairan infus.

Pemberian cairan infus yang mengandung glukosa ini sangat penting untuk berbagai

Page 6: karbohidrat2

tindakan klinis, misalnya pada pasien yang kadar glukosa dalam darahnya jauh di

bawah normal. Seorang paramedis, baik itu dokter atau perawat, diharapkan mampu

mengidentifikasi zat yang terkandung dalam cairan infus tersebut. Hal ini akan sangat

membantu apabila kita menemui permasalahan pada kasus yang kita bahas kali ini.

Jadi , apabila kita ragu dengan zat yang terkandung dalam cairan infus, kita bisa

melakukan identifikasi dengan metode-metode yang sudah dipelajari.

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi adanya karbohidrat

pada cairan infuse dengan menggunakan uji Molisch, uji Tommer, Benedict,

Seliwanoff, dan uji Tollens.1

METODE

Page 7: karbohidrat2

1.Alat dan Bahan

Alat

Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :

tabung reaksi

pipet tetes

rak tabung reaksi

penjepit tabung

gelas ukur

Pemanas bunsen

Gelas kimia

Bahan

Bahan-bahan yang akan diteliti antara lain adalah :

Pereaksi Molisch

Glukosa 0,1 M

Fruktosa 0,1 M

Sukrosa 0,1 M

Pati/kanji 1%

CuSO4 5%

NaoH 10 %

Reagent Benedict

Reagent Seliwanoff

AgNO3

Ammonium hidroksida

2. Cara Kerja

a. Reaksi Tommer

Page 8: karbohidrat2

Ke dalam 2 tabung reaksi masukkan masing-masing 2 ml gliserol dan 2 ml cairan

infus. Tambahkan pada masing-masing tabung 2 tetes larutan CuSO4 5% dan 4 tetes

larutan NaOH 10%. Pada kedua tabung akan terlihat warna biru. Panaskan kedua

tabung di atas. Pada tabung yang berisi glukosa akan terbentuk endapan merah atau

kuning sedangkan yang berisi gliserol tidak mengalami perubahan.

b. Reaksi Benedict

Masukkan 1 ml larutan benedict ke dalam tabung reaksi lalu tambahkan 4 tetes

larutan yang akan diperiksa. Campur dan didihkan selama 2 menit atau masukkan ke

dalam penangas air mendidih selama 5 menit. Dinginkan perlahan-lahan. Perhatikan

apakah ada endapan yang terbentuk dan bagaimana warna endapan tersebut? Endapan

berwarna hijau, kuning atau merah menandakan reaksi positif; perubahan warna

larutan saja tidak berarti positif. Lakukanlah percobaan ini dengan larutan 0,1 M

glukosa, fruktosa, laktosa dan larutan kanji 1%.

c. Reaksi Seliwanoff

Masukkan 3 tetes larutan yang akan diperiksa ke dalam tabung reaksi. Tambahkan

2,5 ml pereaksi seliwanoff. Campur dan didihkan selama 30 detik tepat atau panaskan

dalam penangas air mendidih selama 60 detik. Perhatikan perubahan warna yang

terjadi. Gunakanlah untuk percobaan ini larutan 0,1 M glukosa, fruktosa, dan sukrosa.

d. Uji Tollens ( Uji cermin perak )

Masukkan ke dalam tabung reaksi 1 ml perak nitrat 5%, 2 tetes NaOH dan

ammonium hidroksida encer tetes demi tetes sambil digoyang agar endapan perak

oksida dapat larut. Kemudian tambahkan 1 ml cairan infus. Sumbatlah tabung dan

kocok beberapa saat, diamkan kira-kira 10 menit. Jika reaksi belum tampak, panaskan

tabung dalam penangas air suhu 40oC. Amati cincin perak yang terjadi pada dinding

tabung. Tulis reaksinya ! Ulangi percobaan dengan menggunakan glukosa, fruktosa,

sukrosa, dan pati sebagai senyawa uji.

HASIL

Dari beberapa uji yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut.

Page 9: karbohidrat2

Uji Glukosa Fruktosa Sukrosa Pati Laktosa Gliserol

Molisch

Tommer + -

Benedict + + - - +

Seliwanoff + + +

Tollens +

Keterangan :

= Bahan tidak diujikan

(+) = Reaksi positif

(-) = Reaksi negatif

1. Untuk uji tommer, reaksi positif jika terbentuk endapan berwarna merah atau

kuning.

2. Untuk uji benedict, reaksi positif jika terbentuk endapan berwarna merah, kuning

atau hijau.

3. Untuk uji seliwanoff, reaksi positif jika terjadi perubahan warna larutan menjadi

merah anggur.

4. Untuk uji tollens, reaksi positif jika terbentuk cincin perak pada dinding tabung

Gambar uji tommer

Gambar reaksi benedict

Glukosa 0,1 M Glukosa 0,005 M Glukosa 0,02 M Glukosa 0,1 M Glukosa 0,001

M

Glukosa Gliserol

Page 10: karbohidrat2

Fruktosa Laktosa sukrosa Pati/kanji

Gambar uji seliwanof

Glukosa 0,1 M Fruktosa Sukrosa

Gambar uji tollens

PEMBAHASAN

Istilah karbohidrat lebih sering dikenal dengan nama gula atau sakarida.

Sakarida yang terbentuk dari satu molekul aldehid atau keton dinamakan gula

sederhana atau monosakarida. Glukosa dan fruktosa adalah contoh monosakarida.

Page 11: karbohidrat2

Monosakarida bisa bergabung melalui ikatan asetal atau ikatan glikosida membentuk

disakarida, trisakarida, tetrasakarida, maupun polisakarida. Oligosakarida terbentuk

dari beberapa unit sakarida, sedangkan polisakarida terbentuk dari ribuan unit

sakarida yang sama atau yang berbeda.1

Struktur monosakarida mirip satu sama lain, glukosa dan fruktosa dibedakan

oleh adanya gugus aldehide pada glukosa dan gugus keton pada fruktosa. Jadi

glukosamerupakan suatu aldosa, sedangkan fruktosa adalah suatu ketosa. Glukosa

dan galaktosa adalah epimer satu terhadap lainnya. Epimer adalah diastereoisomer

yang konfigurasinya berbeda hanya pada satu dari atom-atom karbon kiralnya.

Struktur glukosa dapat digambarkan dengan tiga cara sebagai berikut :1

a. Bentuk rumus bangun rantai lurus, dapat menghasilkan sebagian sifat glukosa.

b. Struktur siklik, bentuk ini lebih disukai atas dasar termodinamika dan

menghasilkan sifat-sifat kimiawi lainnya.

c. Glukosa dapat digambarkan sebagai bentuk kursi. Analisis difraksi sinar X

menunjukkan bahwa cincin beranggota enam atom karbon yang mengandung

satu otom oksigen sebenarnya berbentuk kursi.

Reaksi – reaksi monosakarida terdiri dari oksidasi dan reduksi monosakarida

yaitu :2

a. Oksidasi monosakarida

Suatu gugus aldehida sangat mudah dioksidasi menjadi suatu gugus

karboksil. Gula yang dapat dioksidasi leh zat pengoksidasi seperti reagensia Tollens

disebut gula pereduksi. Bentuk-bentuk hemiasetal siklik dari semua aldosa mudah

dioksidasi karena mereka berada dalam kesetimbangan dengan bentuk aldehida rantai

terbukanya.2

Meskipun berupa suatu keton, fruktosa juga merupakan gula pereduksi.

Fruktosa mudah teroksidasi karena dalam larutan basa fruktosa berda dalam

kesetimbangan dengan dua aldehida diastereoisomerik serta penggunaan suatu zat

antara tautomerik enadiol. Jadi gula seperti D-glukosa dan D-fruktosa menghasilkan

warna merah bata dengan pereaksi Benedict, dengan pereaksi Tollens memberikan

Page 12: karbohidrat2

cermin perak. Pereaksi Benedict dapat digunakan untuk menguji adanya glukosa

dalam air seni penderita diabetes. Gula tidak memberikan uji posotof dengan pereaksi

positif dengan pereaksi Benedict dan Tollens jika siklik dan aldehida berada dalam

kesetimbangan dengan bentuk aldehida.2

Produk oksidasi dari gugus aldehida suatu aldosa adalah suatu asam

polihidroksi karboksilat, yang disebut asam aldonat. Zat pengoksidasi kuat

mengoksidasi gugus aldehida dan juga gugus hidroksil ujung (suatu alcohol primer)

dari suatu monosakarida dengan menghasilkan asam aldarat. Dalam system biologis

struktur gugus CH2OH ujung dapat dioksidasi dengan enzim tanpa teroksidasinya

gugus aldehida, produknya disebut asam uronat. Asam glukoronat penting dalam

system hewan karena banyak zat toksik yang dibuang lewat air seni dalam bentuk

glukoronida.4

b. Reduksi Monosakarida

Baik aldosa maupun ketosa dapat direduksi oleh zat pereduksi karbonil,

menjadi polialkohol yang disebut alditol. Akhiran untuk nama dari salah satu

polialkohol ini ialah –itol. Jadi, produk reduksi D-glukosa disebut D-glusitol atau

sorbitol.3

Gula deoksi merupakan senyawa dimana gugus hidroksil yang melekat pada

bangunan cincin digantikan oleh atom hydrogen. Sebagai contoh, deoksiribosa yang

terdapat dalam asam nukleat (DNA). Gula deoksi L-fruktosa ditemukan pada

glikoprotein. Senyawa 2-deoksiglukosa merupakan karbohidrat yang penting sebagai

inhibitor metabolism glukosa.1

Gula amino (heksosamina) merupakan komponen glikoprotein, gangliosida

dan glikosaminoglikan. Contoh gula amino adalah D-glukosamina (2-amino D-

glukopiranosa bentuk α), galaktosamina (2-imino-D-galaktopiranosa) dan D-

manosamina. Glukosamina merupakan unsur pembentuk asam hialuronat.

Galaktosamina merupakan unsure pembentuk kondroitin. Beberapa antibiotik, seperti

eritromisin, mengandung gula amino. Gula amino ini diyakini mempunyai hubungan

dengan aktuvitas antibiotic pada obat-obatan.1

Page 13: karbohidrat2

Disakarida merupakan gula yang tersusun dari 2 molekul residu

monosakarida yang disatukan oleh ikatan glikosidat. Nama kimia disakarida

mencerminkan komponen monosakaridanya. Disakarida dengan makna fisiologis

yang penting adalah maltose, sukrosa, laktosa, dan trehalosa.1

Maltosa merupakan hasil hidrolisis pati. Maltosa terdiri atas dua dua molekul

D-glukopiranosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosida α. Sukrosa terdiri atas α-D-

glukosa dan β-D-fruktosa. Hidrolisis sukrosa oleh asam atau enzim menghasilkan

gula invert, yaitu campuran glukosa dan fruktosa denagn jumlah mol yang sama.

Sebagai bahan pangan, sukrosa bernilai kalori tinggi.1

Laktosa atau gula susu menyusun 5% dari susu sapid an 7% dari susu

ibu.laktosa tersusun atas satu molekul D-galaktosa dan satu D-glukosa. Ikatan

glikosida diantara gula melibatkan karbon anomerik dari galaktosa, karena itu laktosa

berupa suatu galaktosida, bukan glukosida.1

Strutur dan fungsi polisakarida terdiri dari :1

a. Pati dibentuk oleh rantai α-glioksidat. Pati merupakan sumber karbohidart yang

paling penting dalam makanan. Dua unsure utama pati adalah amilosa (15-20%)

yang memppunyai struktur heliks tanpa cabang dan amilopektin (80-85%) yang

terdiri atas rantai bercabang, tersusun atas 24-30 residu glukosa yang pada titik

cabangnya disatukan oleh ikatan 1→4 dan 1→6 di dalam rantai tersebut.

b. Glikogen merupakan polisakarida simpanan pada tubuh hewan. Glikogen

memiliki rantai 12-14 residu α-D-glukopiranosa (dalam ikatan α[1→4]-

glukosidat) dengan percabangan melalui ikatan α[1→6]-gluksidat.

c. Selulusa adalah unsure utama yang membangun kerangka tumbuhan. Bentuk ini

terdiri atas sejumlah unit β-D-glukopiranosa yang dihubungkan lewat ikatan

β(1→4) untuk membentuk rantai lurus dan panjang yang dikuatkan oleh ikatan

hydrogen berikatan silang. Selulosa tidak dapat dicerna oleh banyak mamalia

termasuk manusia, karena tidak adanya enzim hidrolaseyang menyerang ikatan

β. Dengan demikian, selulosa menjadi sumber massa yang penting dalam

makanan. Di dalam usus binatang pemamah biak dan herbivora lain terdapat

Page 14: karbohidrat2

mikroorganisme yang dapat menyerang ikatan β sehingga selulosa dapat

digunakan sebagai sumber penghasil kalori yang penting.

d. Glikosaminoglikan (mukopolisakarida) terdiri atas sejumlah rantai karbohidrat

kompleks yang ditandai oleh kandungan gula amino dan asam-asam uronat.

Kalau rantai ini melekat pada molekul protein, senyawa tersebut dikenal dengan

sebagai proteoglikan. Sebagai bahan dasar atau pengikat, senyawa tersebut

berhubungan dengan unsure- unsure pembentuk struktur jaringan seperti tulang,

elastin, dan kolagen. Contoh : asam hialuronat, kondroitin sulfat dan heparin.

e. Glikoprotein (mukoprotein) dalam situasi yang berbeda terdapat da dalam cairan

dan jaringan, termasuk membrane sel. Senyawa ini merupakan protein yang

mengandung karbohidat denga jumlah beragam dan melekat sebagai rantai tak

bercabang atau yang bercabang pendek maupun panjang (hingga 15 unit). Rantai

tersebut biasanya dinamakan rantai oligosakarida.

Pemeriksaan analisis terhadap komponen membran sel mamalia menunjukan

bahwa kurang lebih 5% dari komponen tersebut adalah karbohidrat yang terdapat

dalam bentuk glikoprotein dan glikolipid. Karbohidrat juga terdapat dalam sebagian

lipoprotein. Adanya karbohidrat dalam permukaan luar membran plasma

(glikokaliks) telah dibuktikan dengan menggunakan zat lektin tumbuhan yang secara

khusus mengikat residu glikosil tertentu. Glikoforin merupakan glikoprotein

membran integral utama pada eritrosit manusia.4

Uji molisch adalah uji pertama yang dilakukan. Pereaksi molisch merupakan

larutan alpha-naftol yang ada dalam 5% etanol.. Dalam uji ini digunakan asam kuat

H2SO4 untuk memberikan suasana asam. Prinsip dasar dari reaksi molisch adalah

ikatan glikosida pada karbohidrat akan terhidrolisis oleh H2SO4 (pekat) menghasilkan

monosakarida yang kemudian dihidrasi membentuk furfural, dan jika bereaksi dengan

alpha naftol akan memberi cincin berwarna ungu. Tetapi percobaan pada uji reaksi

molish tidak dilakukan, karena tidak adanya bahan 1

Pada uji tommer, reaksi positif ditandai dengan terbentuknya endapan

berwarna merah atau kuning. Perubahan warna ini terjadi karena reaksi reduksi

Page 15: karbohidrat2

oksidasi, dimana glukosa memiliki gugus –OH laktol bebas yang dapat mereduksi

dan melarutkan Cu(OH)2 . Uji tommer digunakan untuk membedakan karbohidrat

dan gliserol,yaitu alkohol gula trihidroksi yang mengandung banyak lemak. Uji

tommer akan memberikan reaksi positif pada glukosa dan reaksi negatif untuk

gliserol. Pada percobaan, didapatkan bahwa cairan infus memberikan reaksi positif.

Jadi, diketahui bahwa di dalam cairan infus memang terkandung karbohidrat. 4

Gula dapat dibedakan menjadi gula pereduksi dan bukan pereduksi

berdasarkan reaksinya terhadap Pereaksi Benedict, Tollens dan Fehling. Apabila gula

bisa dioksidasi oleh pereaksi ini, maka gula tersebut termasuk gula pereduksi, begitu

pula sebaliknya.2

Pereaksi benedict mengandung CuSO4, Na2CO3 serta Natrium sitrat. Untuk

memberikan reaksi positif, karbohidrat harus mengandung hemiketal yang akan

dihidrolisis dalam larutan menjadi bentuk aldehid. Pereaksi benedict adalah larutan

basa yang mengandung ion Cu2+, yang mengoksidasi aldehid menjadi asam

carboxylic. Selanjutnya, ion Cu2+ akan direduksi menjadi endapan Cu2O yang

memberikan warna merah bata. 1,

Aldosa +  2Cu2+  +  4OH- ----->   Asam aldonat  +  Cu2O  +  2H2O

Aldosa dalam lingkungan basa akan mudah dioksidasi menjadi asam

aldonat, meskipun dengan oksidator yang sangat lemah. Oksidator yang banyak

digunakan adalah ion Cu2+ ( reaksi benedict ) dan Ag+ ( reaski tollens ). Hal ini

digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya aldosa dalam zat yang diuji,

misalnya pada uji benedict dan tollens. 1

Uji benedict pada percobaan, memberikan reaksi positif untuk glukosa,

fruktosa dan cairan infus, sedangkan untuk sukrosa dan pati reaksinya negatif.

Glukosa dan fruktosa merupakan gula pereduksi, sedangkan sukrosa dan pati

termasuk golongan bukan pereduksi. Cairan infus yang memberikan reaksi yang sama

seperti glukosa dan fruktosa, menunjukkan bahwa jenis gula yang terkandung dalam

cairan infus termasuk golongan gula pereduksi.1

Page 16: karbohidrat2

Reaksi tollens hampis sama dengan reaksi benedict, hanya saja oksidator

yang dipakai adalah ion perak. Pereaksi tollens terdiri dari AgNO3 dan NH3. Dalam

medium basa, aldosa akan mengalami reaksi oksidasi dengan Ag+ sehingga pada

akhir reaksi akan terbentuk cermin perak pada dinding tabung yang merupakan

endapan dari Ag. Reaksi tollens memberikan reaksi positif untuk semua bahan yang

diuji, kecuali pati. 1

Uji selanjutnya adalah uji Barfoed. Akan tetapi, uji ini tidak dilakukan pada

praktikum karena tidak adanya bahan. Uji Barfoed dapat digunakan untuk

membedakan monosakarida dan disakarida. Prinsip dasar reaksi dari uji barfoed

merupakan hidrolisis yang berpatokan pada waktu. Pereaksi Barfoed akan bereaksi

dengan monosakarida untuk menghasilkan Cu2O dalam waktu yang lebih cepat

daripada jika bereaksi dengan disakarida.1

RCHO  +  2Cu2+  +  2H2O ----->   RCOOH  +  Cu2O  +  4H+

Uji seliwanoff spesifik untuk karbohidrat yang memiliki gugus ketosa,

misalnya fruktosa dan sukrosa. Di dalam reaksi seliwanoff terdapat pereaksi HCl dan

resorcinol. Ketika zat yang diuji dipanaskan, heksosa akan berubah menjadi senyawa

metilhidroksifurfural yang mana jika bereaksi dengan resorcinol akan memberikan

warna merah seperti anggur. Untuk monosakarida lainnya ( dalam konsentrasi yang

sama ) reaksi seliwanoff akan memberikan warna merah anggur dalam waktu yang

lebih lama.1

Reaksi seliwanoff pada praktikum, memberikan reaksi positif untuk

fruktosa, sukrosa, glukosa. Hal ini disebabkan karena fruktosa dan sukrosa

mengandung gugus keton, sedangkan glukosa tidak mengandung gugus keton tapi

gugus aldehid. Cairan infus dan glukosa memberikan reaksi yang sama, yaitu negatif.

Artinya, cairan infus tersebut sama-sama bukan golongan ketosa, tetapi aldosa. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa cairan infus tersebut memang mengandung glukosa di

dalamnya.

Penelitian klinis secara acak menunjukkan bahwa berbeda jenis RS

menimbulkan indikasi glukosa darah yang berbeda. Penelitian ini mendukung

Page 17: karbohidrat2

penelitian sebelumnya di mana RS dilemahkan oleh respon glukosa, karena kedua

jenis RS dalam penelitian ini dilemahkan respon glukosa dibandingkan dengan

dextrose. Tetapi jumlah data ini menunjukkan bahwa tidak semua RS jenis glukosa

menimbulkan tanggapan serupa, sebagai respon RS4XL kurang dari RS2. Alasan

untuk pengamatan ini mungkin RS4XL mengandung serat makanan yang lebih

besar (91,9%) dan lebih RS (83%) dibandingkan dengan serat (60%) dan RS konten

(46%) dari versi RS2 yang digunakan . Ini adalah masalah aplikasi kritis karena

perusahaan menggunakan fungsional pati sebagai bahan dalam produk makanan.

Sebagai suatu bahan, hasil ini menunjukkan bahwa berdasarkan perbandingan berat

badan, RS4XL yang memunculkan kemampuan lebih besar untuk menipiskan respon

glukosa. Selain itu, sebelumnya telah telah menunjukkan bahwa RS4XL melemahkan

glukosa darah dan respon insulin ketika dimasukkan dalam makanan.5

Baru baru ini tikus yang kadar kolesterol dan fruktosanya tinggi dilakukan

diet selama 15 minggu, yang menurut laporan memiliki sindrom pertahanan terhadap

insulin dan mengidap gangguan jantung yang hebat.selain hal ini ditemukannya

HCF pada tikus juga bisa pada hewan model hewan yang langka untuk selanjutnya

dipelajari hubungan antara diabetes dan penyakit jantung. Tetapi model HCF bisa

saja tetap dengan karakteristik tersebut.6

SIMPULAN

Simpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Reaksi Tommer terhadap glukosa memberikan hasil positif dengan terbentuknya

endapan warna merah dan spesifik pada gugus aldehid.

Page 18: karbohidrat2

2. Reaksi Benedict negatif pada sukrosa dan pati. Reaksi ini digunakan untuk

membedakan gugus aldehid dan keton. Reaksi ini spesifik pada gugus aldehid

dengan terbentuknya warna hijau, merah dan kuning..

3. Reaksi Tollens bernilai positif pada gugus aldehid dan terbentuknya cincin perak.

4. Jadi melalui serangkaian percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa cairan

infus tersebut mengandung glukosa.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymous. 2011. Diktat dan Modul Kimia Keperawatan. Banjarbaru :

UNLAM.

2. J. Sienko, Michell. 1961. Chemistry. USA : McGraw-Hill Book Company.

3. M. Sukmariah, Karmianti.1990. Kimia Kedokteran edisi 2. Jakarta: Binarupa

Page 19: karbohidrat2

Aksara.

4. Keenan, Bull, Bowman. 1970. Fundamentals of College Chemistry. New York :

Happer & Row.

5. Haub Mark .D, Hubach Kelcie .L, Al-tamimi Enas .K, Ornelas Sammy, Sieb

Paul .A. Different Types of Resistant Starch Elicit Different Glucose Reponses

in Humans. Journal of Nutrition and Metabolism. 10:2-4,2009.

6. Axelsen Lene .N, Pedersen Henrik .D, Petersen Jorgen .S, Niels-Henrik

Holstein-Rathlou, Kjolbye Anne Louise. Metabolic and cardiac changes in

high cholesterol–fructose-fed rats. Journal of Pharmacological and

Toxicological Methods. 61:292–296,2010.