karbohidrat 2
DESCRIPTION
gfjhfjhfjfvTRANSCRIPT
Karbohidrat Apr 13, '09 9:35 PMfor everyone
KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah senyawa yang menyimpan energi kimia yang juga merupakan sumber
energi utama bagi makhluk hidup. Pada hewan dan manusia energi tersebut disimpan dalam
bentuk glikogen sedangkan pada tumbuhan dalam bentuk pati. Selain itu, karbohidrat dapat
disimpan dalam bentuk selulosa, hemiselulosa, pektin, khitin, dan lignin yang merupakan
kerangka makhluk hidup (misalnya; selulosa yang terdapat pada dinding sel hewan berperan
sebagai komponen utama dinding sel tumbuhan, dan peptidoglikan terdapat di dinding sel
bakteri). Secara umum, karbohidrat digolongkan menjadi tiga yaitu monosakarida, oligosakarida,
dan polisakarida. Namun, seringkali oligosakarida digolongkan ke dalam polisakarida.
A. FUNGSI KARBOHIDRAT
1. Sumber energi
Karbohidrat merupakan sumber energi terbesar bagi tubuh. Satu karbohidrat menghasilkan 4
kilokalori. Sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai
glukosa untuk keperluan energi segera, sebagiannya disimpan sebagai glikogen dalam hati
dan jaringan otot, dan sebagian lagi diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan
sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.
2. Pemberi rasa manis pada makanan
Karbohidrat, khususnya monosakarida dan disakarida berfungsi untuk memberi rasa manis
pada makanan. Fruktosa merupakan gula yang paling manis.
3. Penghemat protein
Jika karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein digunakan untuk memenuhi
kebutuhan energi dan protein tersebut tidak lagi berfungsi sebagai zat pembangun.
Sebaliknya, bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai
zat pembangun.
4. Pengatur metabolisme lemak
Karbohidrat dapat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna sehingga dapat
menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-
butirat. Bahan-bahan tersebut dibentuk dalam hati dan dikeluarkan melalui urine dengan
mengikat basa berupa ion natrium. Proses pengeluaran ini dapat menyebabkan
ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi, serta pH cairan tubuh menurun. Keadaan ini
menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat merugikan tubuh. Oleh karena itu, kita
membutuhkan karbohidrat antara 50-100 gram perhari untuk mencegah ketosis.
5. Membantu pengeluaran feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan mengatur peristaltik usus dan memberi
bentuk pada feses. Selulosa dalam makanan mengatur peristaltik usus, sedangkan
hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi
bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.
B. PENGGOLONGAN KARBOHIDRAT
1. MONOSAKARIDA
Pembagian Monosakarida
Monosakarida merupakan gula sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi menjadi
bagian yang lebih kecil. Kebanyakan monosakarida rasanya manis, tidak berwarna, berupa
kristal padat yang bebas larut dalam air tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar. Monosakarida
terdiri dari satu unit polihidrosi aldehida atau keton.
Kerangka monosakarida berupa rantai karbon berikatan tunggal yang tidak bercabang.
Satu diantara atom karbon berikatan ganda terhadap suatu atom oksigen, membentuk gugus
karbonil; masing-masing atom karbon lainnya berikatan dengan gugus hidroksil. Berdasarkan
gugus fungsi inilah monosakarida digolongkan menjadi dua jenis yaitu aldosa dan ketosa. Suatu
monosakarida disebut aldosa jika gugus karbonilnya berada pada ujung rantai karbon, dan
disebut ketosa jika gugus karbonnya berada pada tempat lain. Contoh monosakarida yang sering
dijumpai adalah heksosa.
D-Glukosa, suatu aldoheksosa
D- Fruktosa, suatu ketoheksosa
Gambar 1. Contoh aldosa dan ketosa(http://www.steve.gb.com/science/carbohydrates.html )
Rumus umum monosakarida sesuai dengan nama karbohidrat yaitu (CH2O)n, di mana
jumlah n sesuai dengan jumlah atom karbon yang dimiliki. Berdasarkan jumlah atom karbon
tersebut, monosakarida dibagai menjadi beberapa bagian yaitu, triosa (C3H6O3), tetrosa (C4H8O4),
pentosa (C5H12O5), heksosa (C6H12O6), dan heptosa (C7H12O7).
Sifat-Sifat Monosakarida
1. Reaksi dengan basa dan asam
Apabila glukosa dilarutkan ke dalam basa encer, beberapa jam kemudian dihasilkan
campuran yang terdiri dari fruktosa, manosa, dan sebagian glukosa semula. Sedangkan, dalam
basa encer, monosakarida sangat stabil, tetapi jika aldoheksosa dipanaskan dalam asam kuat,
akan mengalami dehidrasi dan diperoleh bentuk hidroksimetil furtural. Dalam bentuk yang sama,
pentose juga akan berubah menjadi bentuk furtural.
2. Gula pereduksi
Sebagian karbohidrat bersifat gula pereduksi. Sifat gula pereduksi ini disebabkan adanya
gugus aldehida dan gugus keton yang bebas, sehingga dapat mereduksi ion-ion logam. Gugus
aldehida pada aldoheksosa mudah teroksidasi menjadi asam karboksilat dalam pH netral oleh zat
pengoksidasi atau enzim. Dalam zat pengoksidasi kuat, gugus aldehida dan gugus alkohol primer
akan teroksidasi membentuk asam dikarboksilat atau asam ardalat. Gugus aldehida atau gugus
keton monosakarida dapat direduksi secara secara kimia menjadi gula alkohol, misalnya D-
sorbito yang berasal dari D-glukosa.
3. Pembentukan glikosida
Monosakarida dapat membentuk glikosida dan asetal. Jika gugus hidroksil pada sebuah
molekul gula bereaksi dengan hidroksil dari hemiasetal atau hemiaketal molekul gula yang lain,
maka akan terbentuk glikosida yang disebut disakarida. Ikatan ini dinamakan ikatan glikosida
yang berfungsi untuk menghubungkan sejumlah besar unit monosakarida menjadi polisakarida.
4. Pembentukan ester
Semua monosakarida atau polisakarida dapat terasetilasi oleh asam asetat anhidrida yang
berlebihan membentuk O-asetil-α-D-glukosa. Gugus asetil yang berikatan secara ester ini bisa
dihidrolisis oleh asam atau basa. Sifat ini sering juga digunakan untuk penentuan struktur
karbohidrat. Senyawa ester yang penting dalam dalam metabolisme adalah ester fosfat.
5. Fenilosazon dan Osazon
Monosakarida dapat bereaksi dengan larutan fenil hidrazin dalam suasana asam pada
suhu 100oC, membentuk ozazon. Senyawa ini tidak larut dalam air dan mudah mengkristal.
Glukosa, fruktosa, dan manosa akan menghasilkan fenolsazon yang sama, selanjutnya, akan
terbentuk asazon yang berwarna, mengkristal secara khas, dan dapat digunakan untuk
menentukan jenis karbohidrat.
Struktur Monosakarida
Struktur monosakarida ada yang ditulis dalam bentuk rantai lurus, ada pula dalam bentuk
cincin. Monosakarida yang memiliki lima atau lebih atom karbonnya biasanya berada dalam
struktur cincin, di mana gugus karbonil membentuk ikatan kovalen dengan atom oksigen dari
gugus hidroksil pada atom karbon lainnya. Struktur cincin piranosa (turunan dari piran)
terbentuk karena aldehida bereaksi dengan alkohol dan membentuk senyawa turunan yang
disebut hemiasetal. Reaksi ini terjadi antara atom karbon aldehida no 1 dengan gugus hidroksil
bebas pada atom karbon ke-5 sehingga terbentuk struktur cincin bersudut 6. Hanya aldosa yang
memiliki 5 atau lebih atom karbon yang dapat membentuk cincin piranosa yang stabil. Ada pula
reaksi yang membentuk cincin 5 sudut beranggotakan lima furan yang disebut furanosa. Pada
ketoheksosa gugus hidroksil pada atom karbon 5 bereaksi dengan gugus karbonil pada atom
karbon 2, membentuk cincin furanosa yang mengandung suatu ikatan hemiaketal. Penggambaran
struktur piranosa dan furanosa karbohidrat biasanya dilakukan dengan menggunakan proyeksi
Haworth. Pinggir cincin yang dekat dengan pembaca ditulis lebih tebal. Cincin piranosa terdapat
dalam dua bentuk yaitu bentuk kapal dan bentuk kursi. Bentuk yang paling umum adalah bentuk
kursi karena bentuk ini lebih stabil daripada bentuk kapal.
D-Glucose, Fischer projection
β-D-glucopyranose, Haworth projection
β-D-glucopyranose, bentuk kapal.
Gambar 2. Contoh pembentukan struktur piranosa (http://www.steve.gb.com/science/carbohydrates.html)
2. OLIGOSAKARIDA
Disakarida
Disakarida merupakan gabungan dua unit monosakarida yang berikatan kovalen terhadap
sesamanya. Ikatan ini disebut ikatan glikosida yang dibentuk jika gugus hidroksil pada salah satu
gula bereaksi dengan karbon anomer pada gula yang kedua. Disakarida yang banyak ditemukan
di alam yaitu laktosa, sukrosa, dan maltosa.
a. Laktosa
Laktosa sering juga disebut gula susu karena hanya terdapat dalam susu. Bila dihidrolisis,
laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa. Laktosa memiliki satu atom karbon
hemiasetal dan mempunyai gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa
sehingga laktosa termasuk disakarida pereduksi.
b. Sukrosa
Sukrosa atau gula tebu merupakan disakarida yang paling manis yang terdiri dari glukosa
dan fruktosa. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai
atom karbon hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer
bebas karena karbon anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu dengan yang lain. Sukrosa
juga mudah dihidrolisis menjadi D-glukosa dan D-fruktosa. Sumber-sumber sukrosa yang
terdapat di alam antara lain: tebu (100% mengandung sukrosa), bit, gula nira (50%), dan
jelly.
c. Maltosa
Maltosa merupakan disakarida yang paling sederhana. Maltosa terdiri dari dua residu D-
glukosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Sebuah molekul glukosa dihubungkan
melalui atom karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada
molekul glukosa yang lainnya. Kedua residu glukosa tersebut berada dalam bentuk piranosa.
Maltosa memilliki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi, sehingga
maltosa mempunyai sifat gula pereduksi. Di dalam tubuh, maltosa didapat dari hasil
pemecahan amilum yang lebih mudah dicerna. Maltosa banyak terdapat kecambah, susu dan
pada serealia, misalnya beras.
3. POLISAKARIDA
Polisakarida adalah senyawa karbohidrat kompleks. Bila dihidrolisis, polisakarida akan
menghasilkan banyak unit monosakarida. Polisakarida terdiri atas dua jenis yaitu
homopolisakarida (mengandung hanya satu jenis unit monomer) dan heteropolisakarida
(mengandung dua atau lebih jenis unit monosakarida yang berbeda). Polisakarida biasanya tidak
berasa, tidak larut dalam air, dan memiliki berat molekul yang tinggi. Contoh homopolisakarida
adalah pati yang hanya mengandung unit-unit D-glukosa, sedangkan asam hialuronat pada
jaringan pengikat mengandung residu dari dua jenis unit gula secara berganti-ganti merupakan
contoh dari heteropolisakarida.
Fungsi Polisakarida
Beberapa polisakarida berfungsi sebagai bentuk penyimpan bagi monosakarida dan yang lainnya
berfungsi sebagai unsur struktural di dalam dinding sel dan jaringan pengikat. Glikogen dan pati
merupakan polisakarida simpanan yang terdapat pada tumbuhan dan manusia sedangkan selulosa
merupakan polisakarida strukural yang berfungsi sebagai tulang semu bagi tumbuhan. Pati dan
glikogen dihidrolisa di dalam saluran pencernaan oleh amilase, sedangkan selulosa tidak dapat
dicerna. Namun, selulosa mempunyai peran penting bagi manusia karena merupakan sumber
serat dalam makanan manusia.
Jenis-jenis Polisakarida
a. Pati
Pati adalah polisakarisa simpanan yang terdapat pada tumbuhan. Hampir semua sel tanaman
mampu menghasilkan pati. Pati banyak terdapat dalam golongan umbi seperi kentang dan pada
biji-bijian seperti jagung. Pati mengandung dua jenis polimer glukosa yaitu, α-amilasi (amilosa)
dan amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida linear dari rantai unit-unit D-glukosa yang
panjang, tidak bercabang yang dihubungkan oleh ikatan α (1-4)-glukosida dengan berat molekul
yang bervariasi. Amilopektin memiliki berat molekul yang tinggi, memiliki banyak cabang, yang
terdiri dari beberapa unit glukosa berantai lurus. Unit tersebut dihubungkan oleh ikatan
glikosidik pada ikatan α (1-4) tetapi titik percabangannya merupakan ikatan α (1-6). Amilosa
memberi warna biru dengan adanya iodium sedangkan amilopektin akan menghasilkan warna
jingga sampai merah bila ditambahkan larutan iodium.
b. Glukogen
Glikogen adalah polisakarisa simpanan pada hewan dan manusia. Strukturnya serupa dengan
amilopektin, namun jumlah percabangannya lebih banyak. Glikogen bercabang dari D-glukosa
dalam ikatan α (1-4) dan ikatan pada percabangannya adalah α (1-6). Glikogen banyak diemukan
di dalam hati dan urat daging.
c. Selulosa
Selulosa atau polisakarida struktur adalah polisakarida yang banyak terdapat dalam
tumbuhan, terutama pada bagian dinding sel. Selulosa berfungsi untuk menjaga strukur sel
tersebut. Selulosa berupa rantai lurus homopolisakarida yang disusun oleh unit-unit D-
glikopiranosa melalui ikatan β (1-4)-glikosida. Selulosa tidak dapat dipecahkan oleh α atau β-
amilase dan tidak dapat dicerna oleh vertebrata kecuali oleh hewan ruminan (seperti sapi,
kambing, dan domba) yang mengandung bakteri penghasil selulosa. Bakteri selulosa ini dapat
memecahkan selulosa menjadi D-glukosa sehingga dapat digunakan sebagai makanan pada
organisme tingkat tinggi lainnya.
C. METABOLISME KARBOHIDRAT
1. Glikolisis
Glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi piruvat melalui suatu rantai reaksi.
Glikolisis terjadi dalam sitoplasme sel secara anaerobik (tidak membutuhkan oksigen). Reaksi
yang terjadi pada glukolisis terbagi menjadi dua fase. Pada awal glikolisis, glukosa yang
diaktifkan oleh mulekul ATP diubah menjadi glukosa fosfat. Kemudian, glukosa fosfat diubah
menjadi asam piruvat melalui reaksi oksidasi. Hasil akhir glikolisis adalah pemecahan glukosa
yang mempunyai 6 atom karbon menjadi dua ikatan yang mengandung tiga atom karbon yaitu
piruvat/asam piruvat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
2. Siklus Krebs
Asam piruvat hasil glikolisis dioksidasi melalui siklus krebs sehingga menghasilkan CO2
dan asetil KoA. Asetil KoA teroksidasi sempuna menghasilkan atom hidrogen berenergi tinggi
serta melepaskan O2 dan energi dalam bentuk ATP, NADH, dan FADH2.
Gambar 3. siklus krebs
(http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0117%20Bio%203-
1f.htm)
3. Sistem Transport Elektron
Atom hidrogen berenergi tinggi hasil siklus krebs akan berpisah menjadi proton berupa ion
hidrogen (H+) dan elektron berenergi tinggi. Ion H+ akan menangkap elektron dari oksigen bebas
membentuk senyawa H2O, sedangkan elektron berenergi tinggi akan berpindah ke dalam
molekul pembawa elektron, yaitu NAD dan FAD. Selanjutnya, NAD dan FAD akan masuk ke
dalam rantai transport elektron dan fosfolirasi oksidatif yang akhirnya menghasilkan energi
dalam bentuk ATP. Keseluruhan proses tersebut dibantu oleh enzim sitokom oksidase.
Daftar pustaka
Almatsier, S. (2005). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Aryulina, D., dkk. (2004). Biologi SMA untuk kelas XI. Jakara: Erlangga
Girindra, A. (1993). Biokimia 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lehninger. (). Dasar-dasar biokimia jilid 1 [Principles of Biochemistry]. Jakarta: Erlangga.
(Original work published: Worh Publisher).
Nursanyo, H., dkk. (1992). Ilmu Gizi :zat gizi utama. Jakarta: Golden terayon Press.
Carbohydrates: Monosaccharides. Retrieved: 17 June 2008 from: http://www.steve.gb.com/science/carbohydrates.html
Respirasi, from: http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0117%20Bio%203-1f.htm
Tags: karbohidratPrev: Ciri-ciri Protozoa