karakteristik bambu

6
Karakteristik Bambu Published: 2009-7-7 Author: , , , Bambu adalah bagian dari sumber daya hutan yang sangat penting, di dunia ada sekitar 70 lebih Genus, 1200 lebih spesies bambu, tersebar luas di daerah Asia, Afrika, Amerika. Cina adalah negara pengasil bambu terbesar di dunia, dalam sumber spesies bambu, luas hutan bambu, simpanan bambu dan produksi bambu, Cina menduduki urutan pertama. Industri bambu Cina sudah menjadi Industri dengan masa depan paling berpotensi di dalam masa depan industri kehutanan. Pertama kegunaan bambu luas, adalah spesies tumbuhan yamg baik suatu Negara yang kuat dan kaya. Bambu memiliki tekstur yang lurus, halus dan kokoh, merupakan bahan penting untuk membuat alat musik, kerajinan seni, alat olahraga. Dalam bidang indusrti, kegunaannya lebih luas, sudah menjadi hampir ratusan jenis barang, seperti panel bambu, pulp, arang bambu, karbon aktif, dsb. Sekuat tenaga mengembangkan sumber daya bambu, menyebarkan ‘bambu menggantikan kayu’, kegunaan bambu perlahan-lahan akan menjadi penyelesaian dari berbagai masalah penggunaan hutan. Bambu akan menjadi produk pengganti kayu yang paling berpotensi. Rebung bambu sebagai salah satu jenis makanan hijau alami, tidak hanya enak rasanya, tapi juga kaya akan nutrisi, merupakan mutiara gunung yang amat segar. Memiliki nilai konsumsi dan nilai pengobatan yang tinggi. Menurut penelitian. Rebung mengandung protein 2.65-3.28%, lemak 0.49%, total gula 2.5% , crude fiber 0.68%, masih ada lagi phosphorus, magnesium, calcium, iron dan elemen-elemen lainnya serta vitamin B1, B2, C, dan 17 macam asam amino. Benar-benar makanan hijau yang kaya akan protein, rendah lemak, dapat membantu pencernaan dan pengeluaran kotoran, sering mengkonsumsi rebung bisa mengurangi dan menyerap zat berbahaya

Upload: rifma-atma-wijaya-kusuma

Post on 13-Jan-2016

414 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

edbaf

TRANSCRIPT

Page 1: Karakteristik Bambu

Karakteristik Bambu

Published:  2009-7-7        Author:  , , ,

   

  Bambu adalah bagian dari sumber daya hutan yang sangat penting, di dunia ada sekitar 70 lebih Genus, 1200 lebih spesies bambu, tersebar luas di daerah Asia, Afrika, Amerika. Cina adalah negara pengasil bambu terbesar di dunia, dalam sumber spesies bambu, luas hutan bambu, simpanan bambu dan produksi bambu, Cina menduduki urutan pertama. Industri bambu Cina sudah menjadi Industri dengan masa depan paling berpotensi di dalam masa depan industri kehutanan. Pertama kegunaan bambu luas, adalah spesies tumbuhan yamg baik suatu Negara yang kuat dan kaya. Bambu memiliki tekstur yang lurus, halus dan kokoh, merupakan bahan penting untuk membuat alat musik, kerajinan seni, alat olahraga. Dalam bidang indusrti, kegunaannya lebih luas, sudah menjadi hampir ratusan jenis barang, seperti panel bambu, pulp, arang bambu, karbon aktif, dsb. Sekuat tenaga mengembangkan sumber daya bambu, menyebarkan ‘bambu menggantikan kayu’, kegunaan bambu perlahan-lahan akan menjadi penyelesaian dari berbagai masalah penggunaan hutan. Bambu akan menjadi produk pengganti kayu yang paling berpotensi. Rebung bambu sebagai salah satu jenis makanan hijau alami, tidak hanya enak rasanya, tapi juga kaya akan nutrisi, merupakan mutiara gunung yang amat segar. Memiliki nilai konsumsi dan nilai pengobatan yang tinggi. Menurut penelitian. Rebung mengandung protein 2.65-3.28%, lemak 0.49%, total gula 2.5% , crude fiber 0.68%, masih ada lagi phosphorus, magnesium, calcium, iron dan elemen-elemen lainnya serta vitamin B1, B2, C, dan 17 macam asam amino. Benar-benar makanan hijau yang kaya akan protein, rendah lemak, dapat membantu pencernaan dan pengeluaran kotoran, sering mengkonsumsi rebung bisa mengurangi dan menyerap zat berbahaya yang tertinggal dalam tubuh, memiliki fungsi anti-kanker dan pendietan. Selain itu, kegunaan guna rebung bambu dari segi medis sangatlah tinggi. Rebung dianggap sebagai makanan yang dapat mendietkan serta mencegah kanker. Karena selulosa di dalam rebung dapat membantu gerakan peristaltik, meningkatkan pengeluaran dari kelenjar pencernaan, baik bagi pencernaan dan ekskersi. Dapat mengurangi dan menyerap zat berbahaya yang tertimbun dalam tubuh, ini bisa mengurangi terjadinya keracunan dan kanker usus. Beberapa tahun ini masi ditemukan, di dalam rebung ada banyak zat gula yang bisa mencegah kanker. Gabungan selulosa dan asam lemak dapat mencegah pembentukan plasma koresterol. Kandungan Tyrosine dalam rebung dapat mengobati Hyperthyroidism. Menghambat perkembangan sel kanker.  Kedua, bambu memiliki keefektivan ekologi yang jelas. Akar bambu yang menjalar di dalam tanah, memiliki akar yang kuat, memiliki fungsi penahan tahan yang sangat kuat. Dapat secara efektif menanggulangi kehilangan air tanah. Batang dan daun bambu padat, permukaan daun sangat luas. Dapat secara efektif membersihkan udara, memperbaiki lingkungan, kemampuan

Page 2: Karakteristik Bambu

bambu yang berfungsi menyerap karbon dioksida, menghasilkan oksigen dibandingkan pohon lain dengan luas permukaan daun yang sama maka kemampuan bambu lebih tinggl 1.5 kali lipat. Kemampuan bambu dalam mengurangi kebisingan dibanding daun-daun pohon biasa juga lebih tinggi. Ketiga. Bambu memiliki nilai seni yang tinggi. Adalah sumber daya pariwisata yang sangat penting.Jenis  bambu ada banyak, dihitung dari spesies, jenis, bentuk, penanaman, berjumlah 500an lebih jenis. Yang terkenal ada Nan Bamboo, Fengwei Bamboo, XiangFei Bamboo, Chimonobambusa, Long Zhu Po, Wong, mercury bamboo, face bamboo,  flowers bamboo, Phyllostachys nigra, Chiloscyllium, Tortoise bamboo,gold bamboo, japonica bamboo, Silver Chain bamboo, jade bamboo edge, Pseudosasa, arrow bamboo, soak bamboo, Rohan bamboo, bamboo seedling, goose feather bamboo, Bambusa, Wong Fei, China Indocalamus, Maizhokunggar, dsb.

Belajar tentang Bambu Indonesia

Posted December 7, 2011 by yanuaryani in Sustainable Development. Leave a Comment

Saya akan berbagi informasi dari pengalaman mengikuti belajar sehari mengenai Bambu Indonesia (Learning Day “Bambu Indonesia”) bersama yayasan KAHATI. Diskusi dihadiri oleh pakar dari LIPI, litbang kehutanan, Yayasan Bambu Indonesia, perwakilan dari komunitas ciliwung condet, wartawan, beberapa masyarakat umum, staf KAHATI, dan perwakilan dari Konsil Bangunan Hijau Indonesia pada 6 Desember 2011 di kantor yayasaan KAHATI.

Siapa yang tak mengenal bambu? Tanaman ini begitu lekat dengan masyarakat Indonesia. Penggunaan bambu dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu sebagai sumber makanan, alat rumah tangga, perabotan, kerajinan, konstruksi, hingga terkait dengan adat istiadat. Dari sisi ekologi pun bambu dikenal sangat efektif untuk mereboisasi hutan yang gundul, ataupun sebagai penahan erosi, penyimpan air, peredam suara, dan penyerap karbon (Yayasan KEHATI, 2011).  Manfaat lebih jauh bisa klik disini atau dalam bahasa inggris bisa klik disini.

Bambu pada dasarnya adalah jenis tanaman Bamboidae anggota sub familia rumput yang memiliki keanekaragam jenis sekitar 1500 – 2000 di seluruh dunia. Indonesia memiliki 160 jenis dengan 22 genera atau setara dengan 10,7% jenis bambu dunia (Wijaya et al, 2004). Dari 160 jenis yang ada di negara kita, 122 jenis diantaranya adalah spesies endemik atau hanya ada di Indonesia.  Berikut sebaran jenis di beberapa kepulauan Indonesia: Jawa (56 spesies), Bali (44 spesies), Papua (31 spesies), Sulawesi (25 spesies), Kalimantan (23 spesies), Laiser sunda island (17 spesies), moluccas (14 spesies) (Wijaya, 2011). Elizabeth Wijaya adalah peneliti dari LIPI yang sudah puluhan tahun berkecimpung dengan koleksi dan identifikasi bambu di seluruh pulau Indonesia.

Page 3: Karakteristik Bambu

Indonesia merupakan negara ketiga terbesar di dunia yang memiliki hutan bambu terluas setelah Cina dan India. Namun sayangnya keragaman jenis ini terancam punah seiring dengan berkurangnya lahan habitat tumbuhnya bambu akibat konversi lahan menjadi perumahan ataupun pertanian. Selain itu, bambu sebagai sumber daya terbarukan di Indonesia dengan jumlah yang melimpah memiliki kendala dalam pemanfaatannya menjadi barang jadi karena kurangnya sumber daya manusia dan teknologi yang handal terkait dengan pengawetan bambu serta kurangnya dukungan pemerintah. Sebuah kasus ironi yang kerap kita jumpai ditengah melimpahnya bambu adalah bahan baku bambu di ekspor ke luar negeri kemudian diolah menjadi produk jadi di luar negeri lalu diimpor kembali ke negara kita. Sebagai contoh beberapa kegunaan serat bambu antara lain: untuk pakaian, kertas, bungkus flashdisc, kaos kaki anti bakteri, popok bayi, parket.

Menurut salah seorang pengusaha bambu Pak Jatnika dari Yayasan Bambu Indonesia (YBI), saat ini pemanfaatan bambu sedang gencar dalam memproduksi ‘rumah bambu’. Jumlah produksi sekitar 3127 rumah bambu yang digunakan di dalam negeri dan di ekspor ke luar negeri antara lain Amerika dan Jerman. Produksi rumah bambu ini merupakan muara sang pengrajin artinya menyerap banyak tenaga kerja daerah pedesaan. Salah satu contoh yaitu untuk membuat bilik rumah bambu dilakukan oleh penduduk di dua desa. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahan pengawet untuk rumah bambu ekspor tidak boleh menggunakan arsenik karena sudah dilarang, oleh karena itu YBI menggunakan borax sebagai pengawet. Pak Jatnika mengutip fatwa dari Raja Haor Koneng yang konon berasal dari kerajaan di Cianjur Selatan pada jaman dahulu kala; Kalau ingin sejahtera, maka orang sunda harus menanam 1000 rumpun bambu. Inilah yang menyemangati beliau untuk terus bergelut dalam perbambuan Indonesia.

Pak Pipin, salah seorang informan dari Litbang kehutanan menyaakan bahwa divisinya sudah pernha memiliki ide untuk membuat kampung terpadu berupa ‘Roadmap Bambu’, tinggal menunggu arah politik dan kepemimpinan selanjutnya.

Terkait dengan rumah bambu, maka arsitek harus memahami karakter bambu. Bahwa meskipun bambu sudah diawetkan dan tahan terhadap hama, namun sifat bambu juga harus dikenal. Bambu sebaiknya tidak berada pada tempat dengan kelembaban tinggi, basah atau terkena matahari terlalu sering. Hal ini dapat mengundang kumbang bubuk dan rayap sebagai hama utama, sehingga mengurangi estetika, menurunkan kegunaan dan kekuatan bambu. Oleh karena itu orientasi bangunan terhadap jatuhnya sinar

Page 4: Karakteristik Bambu

matahari perlu dipertimbangkan. Biasanya rumah bambu dibuat semi permanen dan sedemikian rupa membuat overstek agar bambu eksterior tetap awet.

Tips dalam penggunaan bambu untuk arsitektural adalah bambu yang dipanen pada umur yang tepat (biasanya 4-5 tahun), pengawetan bambu benar, pemakaian bambu diperlakukan seperti kayu yaitu tidak terkena matahari dan hujan. Dengan treatment yang tepat usia rumah dari bambu bisa lebih dari sekitar 15 tahun.

Hutan bambu banyak ditanam di pinggir sungai untuk memperkuat struktur tanah, mengurangi sedimentasi dan membantu purifikasi air sungai (penjernihan air dengan filter akarnya). Di desa, umumnya mencari mata air di dekat pohon bambu karena airnya biasanya jernih. Namun, bambu lembah (dekat sungai) kualitasnya tidak sebagus bambu yang ditanam di lereng. Karena air hujan di hutan bambu yang berada di lereng akan langsung mengalir ke daerah yang permukaannya lebih rendah sehingga kelembaban bambu lereng lebih rendah dibandingkan bambu lembah. Dengan demikian, untuk pembuatan perabot dan kerajinan sebaiknya jangan menggunakan bambu lembah.

Dulu ada anggapan bahwa rumah di kota yang terbuat dari bambu adalah rumahnya orang miskin, tapi saat ini dari informasi YBI bahwa konsumen rumah bambu di Jakarta rata-rata adalah kalangan menengah keatas. Meskipun tidak harus mahal, nampaknya belum semua siap dengan hunian dan pemanfaatn bambu, hal ini antara lain karena faktor informasi dan akses mengenai bambu dan manfaatnya yang belum sampai keberbagai lapisan masyarakat. Jadi.. sudah siapkah kita mendukung penggunaan material terbarukan??