karakterisasi lipid

41
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM PERCOBAAN III KARAKTERISASI LIPID KOMPLEKS OLEH : NAMA : MUH. YAMIN A NIM : F1C1 08 049 KELOMPOK : III (TIGA) ASISTEN : GAYUH AGASTIA JURUSAN KIMIA

Upload: rafian-dizar-santya

Post on 28-Nov-2015

427 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM

PERCOBAAN III

KARAKTERISASI LIPID KOMPLEKS

OLEH :

NAMA : MUH. YAMIN A

NIM : F1C1 08 049

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : GAYUH AGASTIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2010

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahan bakar atau energi yang disimpan dalam jaringan tanaman adalah pati,

sedangkan dalam jaringan hewan adalah glikogen. Baik pada tanaman maupun

hewan, cadangan energi dapat pula disimpan dalam bentuk lemak atau minyak.

Dalam tanaman, lemak dan minyak dibuat dari karbohidrat (misalnya buah-buahan

yang masak patinya akan menurun dan lemaknya meningkat). Pada tubuh hewan pun,

lemak dibuat dari karbohidrat (contoh : seekor babi yang kegemukan karena makan

makanan yang sebagian besar tersusun dari karbohidrat). Namun, berbeda dengan

tanaman, hewan juga bisa menyimpan lemak dalam tubuhnya dalam bentuk “lemak

ingested”.

Kolesterol adalah jenis lemak yang paling dikenal oleh masyarakat. Kolesterol

merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen

utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan

sejumlah komponen penting seperti vitamin D (untuk membentuk &

mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks (contohnya Estrogen &

Testosteron) dan asam empedu (untuk fungsi pencernaan ).

Apabila didalam tubuh mengalami kelebihan kolesterol, akan dapat

menyebabkan gangguan pada pembuluh darah yang berakibat stroke dan bahkan

serangan jantung. Oleh sebab itu pada percobaan ini dilakukan penentuan kandungan

kolesterol pada otak sapi berdasarkan fraksi-fraksinya dengan cara ekstraksi. Agar

dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengkonsumsi makanan dalam rangka

menjaga kesehatan.

B. Permasalahan

Permasalahan pada percobaan ini yaitu bagaimana cara mengkarakterisasi

fraksi I, II dan III melalui uji Salkowski, uji Lieberman-Buchard, uji kromatografi

kertas, uji bilangan iod dan uji bilangan penyabunan?

C. Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mengkarakterisasi fraksi I, II dan III melalui uji

Salkowski, uji Lieberman-Buchard, uji kromatografi kertas, uji bilangan iod dan uji

bilangan penyabunan.

D. Manfaat

dapat mengkarakterisasi fraksi I, II dan III melalui uji Salkowski, uji

Lieberman-Buchard, uji kromatografi kertas, uji bilangan iod dan uji bilangan

penyabunan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Lemak terdiri dari unsur C, H dan 0 yang mempunyai sifat tidak larut dalam

air, tetapi larut dalam bahan organik misalnya Ether, Petroleum Spirit, Heksan,

Kloroform. Lemak juga mempunyai fungsi sebagai pelarut vitamin-vitamin A dan D,

E dan K. Lemak dan minyak secara kimiawi merupakan bagian terbesar dari

kelompok Lipida, yang umumnya berupa Trigliserida. Trigliserida ini merupakan

hasil dari reaksi satu molekul Gliserol dengan tiga molekul Asam Lemak (ketiganya

dapat berbeda) yang membentuk reaksi satu molekul Trigliserida dan tiga molekul

air.

Reaksi pembentukan lemak :

(Darmasih, 1997).

Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat dalam

jaringan tanaman dan hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut dalam

pelarut organik seperti ether, kloroform dan benzena. Salah satu kelompok yang

berperan penting dalam nutrisi adalah lemak dan minyak. Lemak tersimpan dalam

tubuh hewan, sedangkan minyak tersimpan dalam jaringan tanaman sebagai cadangan

energi (Abun, 2009).

Semua asam lemak bersifat hidrofobik (takut air), sedangkan gliserol dengan

atom oksigennya lebih bersifat hidrofilik (suka air), karena oksigen dapat membentuk

ikatan hidrogen dalam molekul air. Pada atom karbon gliserol yang tidak mengikat

asam lemak akan berasosiasi dengan molekul lain yang bersifat hidrofilik karena

molekul tersebut bermuatan listrik atau mengandung banyak atom oksigen. Molekul

yang mengandung bagian hidrofilik dan hidrofobik yang jelas ini disebut molekul-

molekul amfipatik (Haryati, 2003).

Lemak jenuh dikaitkan dengan kadar kolesterol darah yang tinggi.

Kolesterol biasanya dijumpai pada membran sel penyusun tubuh. Jika kadar

kolesterol darah terlalu tinggi, maka kelebihannya akan ditimbun di lapisan dalam

pembuluh darah. Timbunan kolesterol dalam dinding pembuluh darah akan

menghambat pasokan darah ke organ-organ tubuh dan juga meningkatkan tekanan

darah (nutrien dan pencernaan). Kolesterol darah yang berlebihan dapat

mengakibatkan penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah yang kemudian dapat

menyebabkan penyakit jantung (Irawan et al, 2008).

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada

golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam

air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),

kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut

dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas

yang sama dengan pelaut tersebut. Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam

karboksilat dan gliserol (Herlina dan Ginting, 2002).

Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran

plasma. Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon. Kolesterol

berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada dinding

arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit,

penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan

infark miokard dan stroke.

Struktur dasar darikolesterol

(Nugroho, 2000)

Lemak pada biji kedelai berupa lemak kasar yang terdiri dari trigliserida

sebesar 90-95%, sedangkan sisanya ialah fosfatida, asam lemak bebas dan sterol.

Analisis lemak metode Folch et al., 1957 dalam Sudarmadji dkk., 1984 menggunakan

kloroform-metanol sebagai pelarut, sehingga lemak yang terlarut dari kedelai adalah

trigliserida dan asam lemak. Ikatan ester trigliserida pada kedelai oleh enzim lipase

Rhizopus dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas (Septiani et al, 2004).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Waktu dilaksanakannya percobaan ini pada hari Jumat tanggal 26 November

2010 bertempat di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Haluoleo.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet tetes,

rak tabung, erlenmeyer 125 mL, Gelas ukur, buret 50 mL, timbangan analitik, hot

plate, pipet kapiler, statif dan klem, pipet ukur 10 mL, gelas kimia 500 mL, filler dan

Oven.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah H2SO4 2 N, KOH 0,1

M, kloroform, lemak 0,27 g, fraksi I, etanol 96% (25 mL), tiosulfat 0,1 N, CH3OH,

aquades, NH4OH pekat, larutan iod 0,1 N, etanol 96%, H2SO4 pekat, asam asetat

anhidrat dan indikator PP.

C. Rancangan Percobaan

1. Uji salkowski

2. Uji Liberman – Buchard

1 mL CHCL3 + 1 mL H2SO4 dalam tabung I

0,01 g Fraksi I 1 mL CHCL3 + 1 mL H2SO4 dalam tabung II

- Di amati yang terbentuk

- Tabung I : terbentuk 2 lapisan, atas bawah bening. - Tabung II

Fraksi I : larut. Berwarna kecoklatan. Tidak terbentuk lapisanFraksi II : Larut. Berwarna merah bata. Tidak terbentuk laipsanFraksi III : tidak larut, terbentuk 2 lapisan.

2 mL kloroform pada tabung I

0,01 gr fraksi I + 2 mL kloroform pada tabung II

- Ditambahkan 1 mL asam asetat anhidrida

- Diaduk - Ditambahkan 2 mL H2SO4 pekat- Didiamkan 30 menit- Diamati

- Tabung I : larutan bening. Terbentuk 3 lapisan. Atas (keruh), tengah (bening), bawah (bening)

- Tabung IIFraksi I : lar.berwarna. Terbentuk 3 lapisan. Atas (merah muda), tengah (coklat tua), bawah (coklat muda)Fraksi II : Lar.keruh. Terbentuk 3 lapisan. Atas (keruh), tengah (bening), bawah (kuning)Fraksi III : lar.tidak larut. Terbentuk 2 lapisan. Atas (bening), bawah (keruh)

3. Kromatografi Kertas

4. Penentuan Bil. Iod

0,01 gr fraksi I 0,01 gr fraksi II 0,01 gr fraksi III

- Dilarutkan dalam kloroform : etanol (3:2)

- Dilarutkan dalam kloroform : metanol (3:1)

- Dilarutkan dalam kloroform : metanol (3:1)

- Ditotolkan pada kertas kromatogram- Dielusi dengan eluen (CHCl3 : CH3OH :

NH4OH) (75 : 25 : 1)- Dikeringkan diudara- Dikeringkan H2SO4 50 %- Dikeringkan dalam oven- Dihitung Rf nya

Semua uji yang dilakukan hasilnya negatif

0,01 gram fraksi I

- Dimasukkan dalam erlenmeyer- Ditambahkan 20 mL akuades - Ditambahkan 1 mL H2SO4 2 N dan 10

mL larutan iod 0,1 N- Dititrasi dengan larutan Na-tiosulfat 0,1

N sampai warna iod menghilang- Diulangi untuk bilangan blanko- Dihitung jumlah Na-tiosulfat yang

diperlukan - Dihitung bil. Iod

Bilangan iod = 4314,94 mg iod /gr lemak

5. Bilangan Penyabunan

0,1 gram lemak

- Dimasukkan dalam erlenmeyer- Ditambahkan 25 mL etanol 90 %- Ditambahkan 5 – 10 tetes indikator pp- Dititrasi dengan KOH 0,1 M hingga

timbul warna merah muda dalam larutan

- Dihitung jumlah KOH yang diguanakan

- Ditentukan bilangan penyabunan lemak

Bilangan penyabunan = 1400 mg KOH / gram lemak

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut

dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan pelarut nonpolar, seperti CHCl3 atau eter.

Secara garis besar, lipid terbagi ke dalam 3 kelompok, yaitu lipid sederhana (ester

asam lemak dengan berbagai alkohol), lipid gabungan (lipid asam lemak dengan

gugus tambahan), dan derivat lipid (senyawa dari hasil hidrolisis lipid). Berdasarkan

kemiripan struktur kimianya lipid terdiri atas asam lemak, lemak, lilin, fosfolipid,

sfingolipid, terpen, steroid, dan lipid kompleks. Lipid memiliki sifat tidak dapat larut

dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik.

Steroid merupakan jenis lipid yang banyak terdapat di alam. Steroid

termasuk salah satu lipid yang tidak tersabunkan, artinya jika dihidrolisis dengan basa

tidak menghasilakan sabun. Steroid terbagi atas beberapa kelompok, yaitu kolesterol,

lanosterol, fitosterol, dan mikosterol.

Pada percobaan ini akan diindetifikasi kolesterol pada otak sapi yang telah

dibagi ke dalam 3 fraksi. Adanya kolesterol dalam suatu sampel dapat ditentukan

melalui beberapa reaksi warna. Reaksi warna yang digunakan untuk menguji adanya

kolesterol dalam otak sapi adalah uji Salkowski dan uji Liebermann-Buchard. Pada

uji Salkowski digunakan dua tabung reaksi, di tabung I berisi CHCl3 + H2SO4 pekat

dan tabung reaksi II berisi CHCl3 + H2SO4 pekat + fraksi I yang diduga

mengandung kolesterol. Larutan pada tabung I digunakan sebagai larutan

pembanding terhadap larutan di tabung II. Dari hasil pengamatan diperoleh warna

yang dihasilkan pada tabung satu terdiri atas dua lapisan, lapisan atas keruh dan

lapisan bawah bening, sedangkan pada tabung II lapisan atasnya keruh dan lapisan

bawahnya berwarna kecoklatan. Jika kolesterol dilarutkan dalam kloroform yang

ditambah asam sulfat pekat, maka bagian asamnya akan berwarna kecoklatan. Hal ini

sesuai dengan hasil pengamatan pada tabung II, adanya warna kecoklatan

disebabkan oleh adanya kolesterol. Sedangkan pada tabung I warna bening

menunjukkan asam sulfat murni yang terpisahkan dari kloroform akibat perbedaan

tingkat kepolaran.

Uji warna lain yang dilakukan untuk mengidentifikasi adanya kolesterol

adalah uji Liebremann-Buchard. Pada uji ini juga digunakan dua tabung reaksi, di

tabung I berisi CHCl3 + H2SO4 pekat + asam asetat dan tabung reaksi II berisi CHCl3

+ H2SO4 pekat + fraksi I + asam asetat yang diduga mengandung kolesterol.

Larutan pada tabung I merupakan larutan pembanding bagi tabung II. Dari hasil

pengamatan diperoleh warna yang dihasilkan pada tabung satu terdiri atas tiga

lapisan, lapisan atas keruh dan lapisan tengan dan bawah bening, sedangkan pada

tabung II yaitu pada fraksi I terdiri atas 3 lapisan yaitu atas (merah muda), tengah

(coklat tua), bawah (coklat muda). Pada fraksi II juga terdiri dari 3 lapisan yaitu atas

(keruh), tengah (bening), bawah (kuning) dan fraksi III terdiri 2 lapisan atas (bening),

bawah (keruh). Warna merah yang dihasilkan merupakan larutan kolesterol. Jika

larutan ini dipendar pada cahaya warna merah yang tampak akan menunjukkan warna

biru atau hijau. Selain untuk uji secara kualitatif, uji Liebermann-Buchard juga dapat

digunakan untuk menentukan jumlah kolesterol secara kuantitatif. Semakin pekat

warna yang ditunjukan, maka semakin banyak kolesterol yang terdapat pada sampel.

Ada beberapa cara untuk dapat menentukan jumlah lemak yang terdapat

dalam sampel secara kuantitatif. Diantaranya adalah penentuan bilangan iod dan

penentuan bilangan penyabunan. Lemak mengandung bermacam-macam asam lemak

tidak jenuh yang dapat bereaksi dengan iod. Bilangan iod adalah banyaknya iod yang

diabsoprsi oleh 100 g lemak/minyak. Iod akan memutuskan ikatan rangkap yang

terdapat pada asam lemak tak jenuh. Jumlah iod yang diabsorpsi menunjukkan

ketidakjenuhan lipid. . Untuk mengetahui seberapa besar iod yang terikat maka dapat

ditentukan dengan titrasi sampel dengan menggunkan Na-tiosulfat (Na2S2O3). Dalam

titrasi ini Na-tiosulfat akan mereduksi iod yang terikat menjadi I- yang ditandai

dengan hilangnya warna iod (menjadi bening). Dari perhitungan diperoleh bilangan

iod sebesar 4314,94 mg Iod/gram lemak.

Dalam proses hidrolisis, lemak akan terurai menjadi asam lemak dan

gliserol. Proses ini dapat berjalan menggunakan suasana asam, basa, atau bantuan

enzim tertentu. Proses hidrolisis yang menggunakan basa menghasilkan gliseroldan

garam asam lemak atau sabun. Oleh karena itu, proses hidrolisis ini disebut juga

dengan proses penyabunan. Jumlah mol basa yang digunakan dalam proses

penyabunan tergantung pada jumlah mol asam lemak. Untuk lemak dengan berat

tertentu, jumlah mol asam lemak tergantung dari panjang rantai karbon pada asam

lemak tersebut. Untuk menghitung bayaknya lemak pada sampel dapat ditentukan

melalui bilangan penyabunannya. Bilangan penyabunan adalah jumlah mg KOH yang

diperlukan untuk menyabunkan 1 g lemak. Dari data yang ada maka diperoleh

bilangan penyabunan pada perlakuan ini sebesar 1400 mg KOH/g lemak.

Selain dengan penentuan reaksi warna, penentuan bilangan iod dan

penentuan bilangan penyabunan karakterisasi kolesteol juga dilaklukan dengan

kromatografi kertas. Dalam kromatografi kertas ini dilakukan dengan tiga

perbandingan pada masing-masing fraksi kolesterol (fraksi I, II, III). Oleh karena

kolesterol relatif non polar, maka pada percobaan ini menggunakan pelarut lemak

yang juga merupakan senyawa non polar. Pelarut yang digunakan merupakan

campuran antara metanol, CHCl3, dan NH4OH dalam perbandingan 75 : 25 : 1. Dalam

kromatografi pelarut ini dinamakan dengan eluen. Ketiga pelarut tersebut memiliki

sifat kepolaran yang berbeda, hal ini dimaksudkan agar semua senyawa-senyawa

yang terdapat dalam sampel dapat teradsorpsi dengan eluen tersebut. Namun pada

percobaan ini tidak diperoleh nilai Rf dari satu pun fraksi yang digunakan. Tetapi

secara teori, ketika suatu sample memiliki nilai Rf yang sama, maka pada sample

tersebut sesungguhnya memiliki sifat atau karakteristik yang sama.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa

dalam karakterisasi Fraksi (kolesterol) dilakukan dengan uji warna pada uji

Salkowski dan uji Libermann-Buchard. Pada kromatografi kertas harga Rf dari tiap

fraksi menunjukkan sifat dan karakteristik tiap fraksi. Bilangan iod diperoleh sebesar

4314,94 mg Iod/g lemak, dan bilangan penyabunan siperoleh sebesar 1400 mg

KOH/g lemak.

DAFTAR PUSTAKA

Abun. 2009. “Lipid dan Asam Lemak pada Unggas dan Monogastrik”. Bahan Ajar Mata Kuliah Nutrisi Ternak Unggas Dan Monogastrik.

Darmasih. 1997. “Penetapan Kadar Lemak Kasar dalam Makanan Ternak Non Ruminansia dengan Metode Kering”. Lokakarya Fungsional Non Peneliti.

Haryati. 2003. Biomembran. Program Study Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Herlina, N., dan Ginting, H.M.S. 2002. “Lemak dan Minyak”. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara.

Irawan, A.W., Rismawan, T., dan Kusumadewi, S. 2008. “Sistem Pendukung Keputusan Penentu Kadar Prosentase Lemak Tubuh Menggunakan Regresi Linier”. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.

Nugroho, 2000, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IX, Penerjemah: Setiawan I, Tengadi LMAKA, Santoso A, Jakarta: EGC.

Septiani, Y., Purwoko, T., dan Pangastuti, A. 2004. “Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe”. Bioteknologi, 1(2) : 48-53.

Lampiran

1. Uji Salkowski

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1.Tabung I : 1 mL CHCl3 + 1 mL H2SO4 Terbentuk 2 lapisan berwarna

putih dan beningSebagai pembanding

2.

Tabung II0,01 gram fraksi I + 1 mL CHCl3 + 1 ml H2SO4

0,01 gram fraksi II + 1 mL CHCl3 + 1 ml H2SO4

0,01 gram fraksi III + 1 mL CHCl3 + 1 ml H2SO4

Tidak terbentuk lapiasan. Larutan berwarna coklatTidak terbentuk lapisan. Larutan berwarna merah bataTidak larut, terbentuk lapisan

2. Uji Liberman – Buchard

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1.

Tabung I : 2 mL CHCl3 + 1 mL CH3COOH + 2 mL H2SO4

Larutannya bening. Terbentuk 3 lapisan. Atas (keruh), tengah (bening), dan bawah (bening)Sebagai pembanding

2.

Tabung II :0,01 gram fraksi I + 2 mL CHCl3 + 1 mL CH3COOH + 2 mL H2SO4

0,01 gram fraksi II + 2 mL CHCl3 + 1 mL CH3COOH + 2 mL H2SO4

0,01 gram fraksi III + 2 mL CHCl3 + 1 mL CH3COOH + 2 mL H2SO4

Larutannya berwarna. Terbentuk 3 lapisan. Atas (merah muda), tengah (coklat tua), dan bawah (coklat muda)Larutan keruh. Terbentuk 3 lapisan. Atas (keruh), tengah (bening), dan Bawah (kuning).Larutan tidak larut. Terbentuk 2 lapisan. Atas (bening), dan bawah (keruh).

3. Kromatografi Kertas

Cat : Semua perlakuan yang dilakukan hasilnya negatif. Tidak terbentuk bercak

dari tiap fraksi yang digunakan.

4. Penentuan Bilangan Iod

Dik: Vol. Na2S2O3 pada titrasi sampel = 19,8 mL

Vol. Na2S2O3 pada titrasi blanko = 23,2 mL

Massa lemak = 0,01 gram

[Na2S2O3] = 0,1 mg.ek/mL

Mr Iod = 126,91 mg/mmol

Dit: Bilangan Iod …?

Peny:

Angka iod = VolumeTitrasi(blangko−sampel)

massa lemak x N Na2S2O3 x Ar Iod

= (23,2−19,8 ) ml

0,01 gramx0,1 N (mg .

ekml ) x126,91 mg

iodmmol

= 4314,94 mg iod / gr lemak

5. Penentuan Bilangan Penyabunan

Dik: Vol. KOH = 25 mL

BM KOH =56 mg/mmol

Massa lemak = 0,1 gram

[KOH] = 0,1 mmol/mL

Dit: Bilangan Penyabunan …?

Peny:

Bol. Penyabunan = Volume KOH x M KOH x BM KOH

massa lemak

= 25 ml x0,1

mmolmL

x56mg

mmol0,1 gram

= 1400 mg KOH / gram lemak

LAPORAN SEMENTARAPERCOBAAN IV

Hari, tanggal : Jumat, 19 November 2010

Judul : Ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks

Data Pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamatan

1.

Uji SalkowsiTabung I : 1 mL CHCl3 + 1 mL H2SO4

Tabung II0,01 gram fraksi I + 1 mL CHCl3 + 1 ml H2SO4

0,01 gram fraksi II + 1 mL CHCl3 + 1 ml H2SO4

0,01 gram fraksi III + 1 mL CHCl3 + 1 ml H2SO4

Terbentuk 2 lapisan berwarna putih dan beningSebagai pembanding

Tidak terbentuk lapiasan. Larutan berwarna coklatTidak terbentuk lapisan. Larutan berwarna merah bataTidak larut, terbentuk lapisan

2. Uji Liberman – Buchard Tabung I : 2 mL CHCl3 + 1 mL CH3COOH + 2 mL H2SO4

Tabung II :0,01 gram fraksi I + 2 mL CHCl3 + 1 mL CH3COOH + 2 mL H2SO4

0,01 gram fraksi II + 2 mL CHCl3 + 1 mL CH3COOH + 2 mL H2SO4

0,01 gram fraksi III + 2 mL CHCl3 + 1

Larutannya bening. Terbentuk 3 lapisan. Atas (keruh), tengah (bening), dan bawah (bening)Sebagai pembanding

Larutannya berwarna. Terbentuk 3 lapisan. Atas (merah muda), tengah (coklat tua), dan bawah (coklat muda)Larutan keruh. Terbentuk 3 lapisan. Atas (keruh), tengah (bening), dan Bawah (kuning).

mL CH3COOH + 2 mL H2SO4 Larutan tidak larut. Terbentuk 2 lapisan. Atas (bening), dan bawah (keruh).

3.

Kromatografi kertas0,01 g Farksi I dalam kloroform : etanol (3:2)0,01 g Farksi II dalam kloroform : metanol (3:1)0,01 g Farksi III dalam kloroform : metanol (3:1)Semua perlakuak dielusi dengan CHCl3 : CH3OH : NH4OH pekat + dikeringkan diudara + dikeringankan dengan H2SO4 50 %Dikeringkan dioven + dihitung Rf-nya

Tidak terbentuk bercak dari setiap fraksi yang digunakan.Hasil uji yang dilakukan negatif

4.

Penentuan bialangan Iod0,01 gr Fraksi I dalam erlenmeyer + 20 mL akuades + 1 mL H2SO4 2 N dan 10 mL larutan iod 0,1 N + dititrasi dengan Na-tiosulfat 0,1 NDihitung bilangan iod

Larutan warna iod menghilang

Bilangan iod = 4314,94 mg iod / gr lemak

5.

Bilangan Penyabunan0,3 gr lemak dalam erlenmeyer + 25 mL etanol 90 % + 5 – 10 tetes indikator pp + ditirasi dengan KOHDihitung bilangan penyabunannya

Larutan berwarna merah muda

Bilangan penyabunan = 1400 mg KOH / gram lemak

Kendari, 26 November 2010Asisten Pembimbing

GAYUH AGASTIA