kamis, 26 mei 2011 negara didesak aktif ambil … 26 mei 2011 megapolitan 7 ia mencium aroma mafia...

1
7 M EGAPOLITAN KAMIS, 26 MEI 2011 Ia mencium aroma mafia peradilan di belakang kasus Trisakti sehingga perlu diteliti lebih lanjut. “Yayasan milik perorangan, tapi bisa mendapatkan keputus- an hukum memiliki aset yang sejatinya milik negara. Saya meminta Komisi III mengam- bil langkah supaya eksekusi Trisakti tidak dilakukan,” im- buhnya. Pada 19 Mei, Pengadilan Negeri Jakarta Barat berupaya mengeksekusi Trisakti yang berakhir dengan kegagalan karena ditentang ribuan sivitas akademika. (*/J-1) [email protected] merintah siap menjadi mediator terkait dengan kasus sengketa Universitas Trisakti dengan Ya- yasan Trisakti,” imbuhnya. Dalam menimpali janji Men- diknas, menurut Kahar Muzakir, pemerintah sebaiknya segera mengakhiri konik Trisakti me- lalui pengembalian aset kepada negara. Pasalnya, kata dia, pada awal pendiriannya, Trisakti di- buka negara melalui SK Mente- ri Pendidikan Tinggi tahun 1965. Setahun kemudian, baru yayasan berdiri. “Dua-duanya (pihak rektorat maupun yayasan) bukan pemi- lik, melainkan negara. Pemerin- tah harus ambil alih dan jadikan universitas negeri, kelola secara baik,” tandasnya. Aroma mafia Selain menjadi salah satu poin pembahasan di Komisi X yang membawahkan pendidikan, Komisi III yang membawah- kan hukum juga memasukkan kasus Trisakti dalam agenda pembahasan. “Komisi III menyoroti khusus kasus ini dan segera mengeluar- kan rekomendasi,” terang Wakil Ketua Komisi III Aziz Syamsu- din saat menerima Forum Ko- munikasi Karyawan Universitas Trisakti, Selasa (24/5). Delegasi Usakti yang bertemu Komisi III diwakili Wakil Rektor I Prof Dr Itjang D Gunawan, Ketua Senat Usakti Prof Dr Prajitno, Wakil Rektor II Prof Dr Yzwar M Basri, Ketua Forum Komunikasi Karyawan Trisakti Dr Advendi Simangunsong ser- ta Dekan Fakultas Hukum Dr Endar Pulungan. Setelah mendengarkan penje- lasan dan bukti-bukti yang dibawa delegasi, Aziz Syamsu- din menyatakan mendukung Trisakti dikembalikan kepada negara untuk dijadikan univer- sitas negeri. Anggota Komisi III lainnya, Syarifuddin Sudding dari Ha- nura, menilai putusan Mahka- mah Agung yang mengalihkan kepemilikan Trisakti kepada yayasan penuh kejanggalan. Negara Didesak Aktif Ambil Alih Trisakti Anggota DPR mencium aroma mafia peradilan di belakang kasus Trisakti sehingga perlu diteliti lebih lanjut. VINI MARIYANE ROSYA D ESAKAN menasio- nalisasi Universitas Trisakti menguat. Juhaini Alie dari Fraksi Partai Demokrat mende- sak pemerintah bertindak aktif mengambil alih Trisakti karena merupakan aset negara. Permintaan itu disampaikan Juhaini Alie dalam rapat dengar pendapat antara Komisi X DPR RI dan Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh di Gedung MPR/DPR, kemarin. Menurut Dedi Wahidi dari Fraksi PKB, sebaiknya negara mengambil kembali Trisakti yang sekarang menjadi sebuah perguruan tinggi bergengsi di Ibu Kota. “Aset milik negara jangan diberikan begitu saja ke- pada swasta,” paparnya. Wakil Ketua Komisi X Rully Chairul Azwar selaku pemimpin rapat juga menganggap perma- salahan Trisakti sudah berlarut- larut. “Mendiknas harus segera turun tangan agar bisa didapat- kan solusi yang baik untuk kebaikan bersama. Mahasiswa Trisakti tetap harus mendapat- kan pendidikan yang terbaik,” ujarnya. Saat menjawab desakan De- wan, Nuh menyatakan kesiap- annya melakukan mediasi. “Pe- EKSEKUSI TRISAKTI: Kuasa hukum Universitas Trisakti, Bambang Widjojanto (berdiri) mencoba menenangkan aksi mahasiswa dan karyawan akibat pembacaan eksekusi oleh juru sita pengadilan di Universitas Trisakti, Jakarta, Kamis (19/5). Kini negara didesak mengambil alih Trisakti. LIMA warga negara (WN) Ma- laysia ditangkap oleh petugas Bea dan Cukai Bandara Soekar- no-Hatta setelah kedapatan me- nyelundupkan sabu sebanyak total 9 kilogram atau senilai Rp15 miliar di Terminal 2-D ke- datangan internasional, Selasa (24/5) malam. Mereka ialah Sook Thien Hung (STH), 40, Kee Leek Sing (KLS), 20, Poo Sook Ho (PSH), 28, Liem Chuang Guan (LCG), 32, dan Wong Song Ping (WSP), 49. Menurut Kepala Kantor Peng- awasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta Iyan Rubiyanto, penangkapan dilakukan berawal dari kecuri- gaan petugas bea dan cukai yang melihat barang bawaan penumpang pesawat Air Asia (QZ-7695) rute Kuala Lumpur- Jakarta. Ketika melintas di X Ray, kata Iyan, di dalam koper milik STH menunjukkan sesuatu yang aneh. Petugas Bea dan Cukai langsung melakukan pemerik- saan sik dan di dalam koper itu ditemukan kotak makanan ri- ngan yang berisi kristal bening. Setelah dicek lebih jauh dengan narkotes, terbukti kristal bening tersebut positif sabu. “STH yang sampai di banda- ra ini sekitar pukul 18.30 WIB langsung kami amankan untuk diperiksa lebih lanjut,” kata Iyan. Dua jam kemudian, petugas Bea dan Cukai juga mengaman- kan dua orang Malaysia lainnya yang kedapatan membawa barang serupa di tempat yang sama. Mereka ialah KLS dan PSH yang merupakan penum- pang pesawat Air Asia (AK-388) rute Kuala Lumpur-Jakarta. Lima WN Malaysia Selundupkan Sabu Rp15 Miliar Setelah melakukan pengam- bangan lebih lanjut, petugas bea dan cukai akhirnya menga- mankan dua orang Malaysia lainnya, LCG dan WSP, yang menerima barang tersebut di sekitar Bandara Soekarno-Hat- ta. Meski demikian, ketika di tanya apakah kedua orang itu datang terlebih dahulu di ban- dara ataukah sudah lama ting- gal di Indonesia, Iyan enggan menjelaskan. Alasannya, kasus itu masih dalam pengembangan petugas Polres Metro Bandara Soekarno-Hatta. “Yang jelas kelima orang ini masih dalam satu jaringan,” kata dia. Berdasarkan informasi yang diperoleh di lokasi, dua orang penerima barang sebenarnya datang ke Indonesia bersamaan dengan STH yang tertangkap terlebih dahulu. Namun, kedua orang itu tidak tahu jika STH telah tertangkap karena tidak keluar bandara bersama-sama. Mereka bahkan sudah check-in di salah satu hotel di kawasan bandara. Namun saat mau menjemput STH, KLS dan PSH langsung dibekuk. (SM/J-4) STH yang sampai di bandara ini sekitar pukul 18.30 WIB langsung kami amankan untuk diperiksa lebih lanjut.” Iyan Rubiyanto Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta ANTARA/ DHONI SETIAWAN

Upload: dinhthu

Post on 12-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAMIS, 26 MEI 2011 Negara Didesak Aktif Ambil … 26 MEI 2011 MEGAPOLITAN 7 Ia mencium aroma mafia peradilan di belakang kasus Trisakti sehingga perlu diteliti lebih lanjut. “Yayasan

7MEGAPOLITANKAMIS, 26 MEI 2011

Ia mencium aroma mafia peradilan di belakang kasus Trisakti sehingga perlu diteliti lebih lanjut.

“Yayasan milik perorangan, tapi bisa mendapatkan keputus-an hukum memiliki aset yang sejatinya milik negara. Saya meminta Komisi III mengam-bil langkah supaya eksekusi Trisakti tidak dilakukan,” im-buh nya.

Pada 19 Mei, Pengadilan Ne geri Jakarta Barat berupaya meng eksekusi Trisakti yang berakhir dengan kegagalan karena ditentang ribuan sivitas akademika. (*/J-1)

[email protected]

merintah siap menjadi mediator terkait dengan kasus sengketa Universitas Trisakti dengan Ya-yasan Trisakti,” imbuhnya.

Dalam menimpali janji Men-diknas, menurut Kahar Muza kir, pemerintah sebaiknya segera mengakhiri konfl ik Trisakti me-lalui pengembalian aset kepa da negara. Pasalnya, kata dia, pada awal pendiriannya, Trisakti di-buka negara melalui SK Mente-ri Pendidikan Tinggi tahun 1965. Setahun kemudian, baru yayasan berdiri.

“Dua-duanya (pihak rektorat maupun yayasan) bukan pemi-lik, melainkan negara. Pemerin-tah harus ambil alih dan jadikan universitas negeri, kelola secara

baik,” tandasnya.

Aroma mafia Selain menjadi salah satu poin

pembahasan di Komisi X yang membawahkan pendidikan, Komisi III yang membawah-kan hukum juga memasukkan kasus Trisakti dalam agenda pembahasan.

“Komisi III menyoroti khusus kasus ini dan segera mengeluar-kan rekomendasi,” terang Wakil Ketua Komisi III Aziz Syamsu-din saat menerima Forum Ko-munikasi Karyawan Universitas Trisakti, Selasa (24/5).

Delegasi Usakti yang bertemu Komisi III diwakili Wakil Rektor I Prof Dr Itjang D Gunawan,

Ketua Senat Usakti Prof Dr Prajitno, Wakil Rektor II Prof Dr Yzwar M Basri, Ketua Forum Komunikasi Karyawan Trisakti Dr Advendi Simangunsong ser-ta Dekan Fakultas Hukum Dr Endar Pulungan.

Setelah mendengarkan penje-lasan dan bukti-bukti yang dibawa delegasi, Aziz Syamsu-din menyatakan mendukung Trisakti dikembalikan kepada negara untuk dijadikan univer-sitas negeri.

Anggota Komisi III lainnya, Syarifuddin Sudding dari Ha-nura, menilai putusan Mahka-mah Agung yang mengalihkan kepemilikan Trisakti kepada yayasan penuh kejanggalan.

Negara Didesak Aktif Ambil Alih Trisakti

Anggota DPR mencium aroma mafia peradilan di belakang kasus Trisakti sehingga perlu diteliti lebih lanjut.

VINI MARIYANE ROSYA

DESAKAN menasio-nalisasi Universitas Trisakti menguat. Ju haini Alie dari

Frak si Partai Demokrat mende-sak pemerintah bertindak aktif mengambil alih Trisakti karena merupakan aset negara.

Permintaan itu disampaikan Juhaini Alie dalam rapat dengar pendapat antara Komisi X DPR RI dan Menteri Pendidikan Na sional Muhammad Nuh di Gedung MPR/DPR, kemarin.

Menurut Dedi Wahidi dari Frak si PKB, sebaiknya negara mengambil kembali Trisakti yang sekarang menjadi sebuah perguruan tinggi bergengsi di Ibu Kota. “Aset milik negara ja ngan diberikan begitu saja ke-pada swasta,” paparnya.

Wakil Ketua Komisi X Rully Chairul Azwar selaku pemimpin rapat juga menganggap perma-salahan Trisakti sudah berlarut-larut. “Mendiknas harus segera turun tangan agar bisa didapat-kan solusi yang baik untuk ke baikan bersama. Mahasiswa Trisakti tetap harus mendapat-kan pendidikan yang terbaik,” ujarnya.

Saat menjawab desakan De-wan, Nuh menyatakan kesiap-an nya melakukan mediasi. “Pe-

EKSEKUSI TRISAKTI: Kuasa hukum Universitas Trisakti, Bambang Widjojanto (berdiri) mencoba menenangkan aksi mahasiswa dan karyawan akibat pembacaan eksekusi oleh juru sita pengadilan di Universitas Trisakti, Jakarta, Kamis (19/5). Kini negara didesak mengambil alih Trisakti.

LIMA warga negara (WN) Ma-laysia ditangkap oleh petugas Bea dan Cukai Bandara Soekar-no-Hatta setelah kedapat an me-nyelundupkan sabu sebanyak total 9 kilogram atau senilai Rp15 miliar di Terminal 2-D ke-datangan internasional, Selasa (24/5) malam. Mereka ialah Sook Thien Hung (STH), 40, Kee Leek Sing (KLS), 20, Poo Sook Ho (PSH), 28, Liem Chuang Guan (LCG), 32, dan Wong Song Ping (WSP), 49.

Menurut Kepala Kantor Peng-awasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta Iyan Rubiyanto, penangkapan dilakukan berawal dari kecuri-gaan petugas bea dan cukai yang melihat barang bawaan penumpang pesawat Air Asia (QZ-7695) rute Kuala Lumpur-Jakarta.

Ketika melintas di X Ray, kata Iyan, di dalam koper milik STH menunjukkan sesuatu yang aneh. Petugas Bea dan Cukai langsung melakukan pemerik-saan fi sik dan di dalam koper itu ditemukan kotak makanan ri-ngan yang berisi kristal bening. Setelah dicek lebih jauh dengan narkotes, terbukti kristal bening tersebut positif sabu.

“STH yang sampai di banda-ra ini sekitar pukul 18.30 WIB langsung kami amankan untuk diperiksa lebih lanjut,” kata Iyan.

Dua jam kemudian, petugas Bea dan Cukai juga mengaman-kan dua orang Malaysia lainnya yang kedapatan membawa ba rang serupa di tempat yang sama. Mereka ialah KLS dan PSH yang merupakan penum-pang pesawat Air Asia (AK-388) rute Kuala Lumpur-Jakarta.

Lima WN MalaysiaSelundupkan Sabu

Rp15 MiliarSetelah melakukan pengam-

bangan lebih lanjut, petugas bea dan cukai akhirnya menga-mankan dua orang Malaysia lainnya, LCG dan WSP, yang menerima barang tersebut di sekitar Bandara Soekarno-Hat-ta.

Meski demikian, ketika di tanya apakah kedua orang itu datang terlebih dahulu di ban-dara ataukah sudah lama ting-gal di Indonesia, Iyan enggan menjelaskan. Alasannya, kasus itu masih dalam pengembangan petugas Polres Metro Bandara Soekarno-Hatta.

“Yang jelas kelima orang ini masih dalam satu jaringan,” kata dia.

Berdasarkan informasi yang diperoleh di lokasi, dua orang penerima barang sebenarnya datang ke Indonesia bersamaan dengan STH yang tertangkap terlebih dahulu. Namun, kedua orang itu tidak tahu jika STH telah tertangkap karena tidak keluar bandara bersama-sama.

Mereka bahkan sudah check-in di salah satu hotel di kawasan bandara. Namun saat mau menjemput STH, KLS dan PSH langsung dibekuk. (SM/J-4)

STH yang sampai di banda ra ini

sekitar pukul 18.30 WIB langsung kami amankan untuk diperiksa lebih lanjut.”Iyan RubiyantoKepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta

ANTARA/ DHONI SETIAWAN