kakkonsultansijembtan bobolio waouso

11
1. LATAR BELAKANG 2. MAKSUD DAN TUJUAN 1. 2. 3. LOKASI 4. LINGKUP KEGIATAN 1. Persiapan Desain 2. Survey Pendahuluan 3. Survey Pengukuran 4. Survey Penyeledikan Tanah 5. Survey Hidrologi 6. 5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA 6. SUMBER PENDANAAN 7. HASIL YANG DIHARAPKAN Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini : KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) DESAIN / PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN JEMBATAN S. BOBOLIO dan S. WAWOUSO BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Konawe Kepulauan Sebagai Daerah Otonomi Baru Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun 2013 dan diresmikan oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 23 Oktober 2013 yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Konawe sebagai Kabupaten induk. Sebagai wilayah kepulauan tentunya masih sangat membutuhkan pembangunan prasarana jalan/jembatan yang merupakan Prasarana dasar untuk dapat mendukung mobilitas penduduk sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah permukiman yang menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi. Pertumbuhan kebutuhan prasarana transportasi menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan jaringan jalan/jembatan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan di seluruh wilayah, sehingga dibutuhkan ketersediaan Desain yang mendetail/terinci dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mengantisipasi perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi jalan/jembatan. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan telah mengalokasikan dana pada APBD Tahun Anggaran 2014, yang tertuang dalam DPA Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten Konawe Kepulauan untuk membiayai Jasa Konsultansi Pembuatan Detail Engineering Design (DED) Pembangunan Jalan/Jembatan untuk beberapa ruas jalan dan jembatan yang menjadi prioritas. Lokasi Jembatan yang akan didesain dalam pekerjaan ini terletak di Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan pada Ruas Jalan Bobolio - Batulu, yaitu Jembatan S. Bobolio dan Jembatan S. Wawouso. Lingkup kegiatan yang dilakukan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut : Rencana Teknis yang mencakup pekerjaan perhitungan, penggambaran, perhitungan kuantitas dan Spesifikasi Teknik. Pengguna jasa adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten Konawe Kepulauan Provinsi Sulawesi Tenggara. Maksud Jasa Konsultan yang dimaksud dalam Kerangka acuan kerja ini adalah untuk pekerjaan Perencanaan Teknis Jembatan Tujuan Untuk efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya dan tenaga konsultan, pelaksanaan jasa akan diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan harapan atau tingkat kegiatan penyedia jasa dilokasi proyek. Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah),- termasuk PPN dengan sumber dana APBD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun Anggaran 2014. Tersedianya desain yang mendetail/terinci sesuai program penanganan jembatan yang ada.

Upload: ajir-arch-en-ciel

Post on 10-Apr-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kak konsultan

TRANSCRIPT

Page 1: KAKkonsultansiJEMBTAN bobolio waouso

1. LATAR BELAKANG

2. MAKSUD DAN TUJUAN

1.

2.

3. LOKASI

4. LINGKUP KEGIATAN

1. Persiapan Desain

2. Survey Pendahuluan

3. Survey Pengukuran

4. Survey Penyeledikan Tanah

5. Survey Hidrologi

6.

5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA

6. SUMBER PENDANAAN

7. HASIL YANG DIHARAPKAN

Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini :

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)DESAIN / PERENCANAAN TEKNIS

PEMBANGUNAN JEMBATAN S. BOBOLIO dan S. WAWOUSO

BAB IPENDAHULUAN

Kabupaten Konawe Kepulauan Sebagai Daerah Otonomi Baru Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun

2013 dan diresmikan oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 23 Oktober 2013 yang merupakan pemekaran dari

Kabupaten Konawe sebagai Kabupaten induk. Sebagai wilayah kepulauan tentunya masih sangat membutuhkan

pembangunan prasarana jalan/jembatan yang merupakan Prasarana dasar untuk dapat mendukung mobilitas

penduduk sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah permukiman yang menyebabkan semakin

meningkatnya kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi.

Pertumbuhan kebutuhan prasarana transportasi menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan jaringan

jalan/jembatan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan di seluruh wilayah, sehingga

dibutuhkan ketersediaan Desain yang mendetail/terinci dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mengantisipasi

perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi jalan/jembatan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan telah mengalokasikan

dana pada APBD Tahun Anggaran 2014, yang tertuang dalam DPA Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan

Kabupaten Konawe Kepulauan untuk membiayai Jasa Konsultansi Pembuatan Detail Engineering Design (DED)

Pembangunan Jalan/Jembatan untuk beberapa ruas jalan dan jembatan yang menjadi prioritas.

Lokasi Jembatan yang akan didesain dalam pekerjaan ini terletak di Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan pada

Ruas Jalan Bobolio - Batulu, yaitu Jembatan S. Bobolio dan Jembatan S. Wawouso.

Lingkup kegiatan yang dilakukan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

Rencana Teknis yang mencakup pekerjaan perhitungan, penggambaran, perhitungan kuantitas dan

Spesifikasi Teknik.

Pengguna jasa adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten Konawe Kepulauan Provinsi

Sulawesi Tenggara.

MaksudJasa Konsultan yang dimaksud dalam Kerangka acuan kerja ini adalah untuk pekerjaan Perencanaan

Teknis Jembatan

TujuanUntuk efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya dan tenaga konsultan, pelaksanaan jasa akan diatur

sedemikian rupa sehingga sesuai dengan harapan atau tingkat kegiatan penyedia jasa dilokasi proyek.

Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah),- termasuk PPN dengan

sumber dana APBD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun Anggaran 2014.

Tersedianya desain yang mendetail/terinci sesuai program penanganan jembatan yang ada.

Page 2: KAKkonsultansiJEMBTAN bobolio waouso

I. PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN

A. Tujuan

Persiapan desain ini bertujuan :

a. Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.

b.

c. Menetapkan ruas/jembatan yang akan disurvey.

B. Lingkup Pekerjaan

Kegiatan pekerjaan ini meliputi :

a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan/jembatan yang akan di desain.

b. Mempersiapkan peta-peta dasar berupa ; (sesuai dengan jenis pekerjaan)

1. Peta Topografi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000 atau yang lebih besar.

2. Peta Tata guna tanah.

c.

d.

II. SURVEY DAN INVESTIGASI

F Pelebaran perkerasan

F Rekonstruksi perkerasan

F Konstruksi Jembatan Baru

F Penggantian Jembatan

1 Survey Pendahuluan

2 Inventarisasi Jalan

3 Survey Topografi

4 Investigasi Geoteknik & Geologi

5 Survey Hidrologi & Hidrolika

II.1. Survey Pendahuluan

1. Tujuan

Sasaran Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey atau Preliminary Survey adalah :

a.

b.

c.

d.

e. Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang berkaitan.

Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survey pendahuluan.

Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait termasuk juga mengumpulkan informasi

harga satuan/upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.

Mengumpulkan dan mempelajari laporan–laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi

atau mempengaruhi jembatan yang akan direncanakan.

Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data lapangan sampai dengan tingkat

ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran

penanganan yang hendak dicapai. Konsultan Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa harus

menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal.

BAB IIMETODOLOGI

ya ya

ya ya

Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan

penanganan yang akan dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabila

tidak ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan

investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini.

Tabel Ruang Lingkup Survey dan Investigasi

No. Jenis survey atau investigasiPelapisan ulang

Perkerasan lama

Jika perlu ya

Pengumpulan informasi menyangkut jembatan dan bangunan struktur yang ada, termasuk data

sekunder dari berbagai sumber yang relevan, untuk maksud menetapkan survey detail berikutnya

yang diperlukan

Pencatatan kondisi perkerasan secara umum dan prakiraan penyebab kerusakan yang telah dan

mungkin akan terjadi

Lokasi tertentu ya

Jika perlu ya

Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan tentang bangunan-bangunan struktur

lainnya, dan peningkatan keselamatan jalan

Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan lahan atau studi lingkungan

(Amdal, UKL/UPL), jika masing-masing diperlukan

Page 3: KAKkonsultansiJEMBTAN bobolio waouso

2. Ruang Lingkup

a. dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi lingkungan;

b.

c. peta-peta dasar yang relevan;

d. dan sebagainya.

3. Keluaran

a. Kondisi sungai/jembatan, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi

b. Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan.

Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :

a. Sketsa penampang memanjang/melintang sungai

b. Batas-batas ruang milik jalan

c.

d.

e.

f. Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.

II.2. Inventarisasi Jembatan

1. Tujuan

2. Ruang Lingkup

Pelaksanaan inventarisasi jembatan dilakukan untuk :

a.

i)

ii)

iii) pagar, dinding/tembok penahan tebing, dsb.;

iv)

v)

vi) kondisi aliran sungai;

vii)

b.

Survey Pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survey dan berjalan kaki, sesuai

dengan kebutuhan, untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan sebagaimana ditentukan di

dalam sasaran tersebut di atas

Pengambilan data lapangan untuk maksud Survey Pendahuluan harus dilaksanakan pada sepanjang ruas

jalan cakupan jembatan (dari titik cakupan arah awal ruas sampai dengan titik cakupan arah akhir ruas),

dengan interval paling jauh setiap 50 meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan

Laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus dilaksanakan, yang menguta­ra­kan antara

lain lokasi survey dan cakupan yang diperlukan.

Diagram strip longitudinal, mulai dari titik cakupan awal ruas sampai dengan titik cakupan akhir ruas, yang

memuat gambaran :

Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey harus menyiapkan dan

mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antara lain :

as built drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan sebelumnya (jika ada);

Sasaran kegiatan ini adalah pengumpulan data secara umum menyangkut fitur-fitur utama dan bangunan-

bangunan struktur utama pada ruas jalan lokasi jembatan yang sedang akan didisain, dan melengkapi hasil

Survey Pendahuluan yang sudah dilaksanakan, sebagai bahan masukan untuk perencanaan survey detail

yang akan dilakukan berikutnya.

mendapatkan informasi mengenai existing jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau,

mencakup antara lain :

nama, lokasi, tipe, dan kondisi umum jembatan;

dimensi jembatan, yang meliputi bentang, lebar, ruang bebas, dan jenis lantai;

Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih memerinci hal-hal tersebut dalam diagram strip

longitudinal tersebut dalam butir 3.a di atas

Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan, seperti quarry pasir, batu, atau

bahan timbunan

Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi konstruksi, seperti misalnya kondisi

sungai, danau, laut, lembah, jurang, bukit, gunung, dan sebagainya

Lokasi bangunan-bangunan tertentu pada ruas jalan cakupan jembatan yang diperkirakan dapat atau

akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pelayanan lalu lintas jalan

Di samping hal yang ditentukan tersebut dalam butir (i) di atas, inventarisasi jembatan harus mengacu juga

kepada pedoman-pedoman BMS untuk kegiatan pemeriksaan jembatan.

kondisi dan tipe/jenis bangunan bawah dan pondasi;

penanganan perbaikan atau pemeliharaan yang diperlukan, termasuk perkiraan kuantitas jenis-

jenis pekerjaannya;

dan lain sebagainya yang memerlukan perhatian pada saat perencanaan teknis atau pada saat

pelaksanaan konstruksi.

pengambilan foto-foto kondisi existing jembatan tersebut, termasuk yang memper­li­hat­kan kondisi

aliran sungainya.

Page 4: KAKkonsultansiJEMBTAN bobolio waouso

3. Keluaran

II.3. Pengukuran Topografi

1. Tujuan

2. Lingkup Pekerjaan

2.1. Pemasangan patok-patok

F

F

F

F

F

2.2. Pengukuran titik kontrol horizontal

F

F

F

F

2.3. Pengukuran titik kontrol vertikal

F Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 stan pembacaan.

F

F

F

F

Informasi yang komprehensif mengenai data inventarisasi jembatan, untuk dipergunakan sebagai input

pada tahapan perencanaan teknis mendetail dan dapat dipergunakan untuk estimasi awal kuantitas

sebagian pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan jembatan yang diperlukan; dan diharapkan dituangkan

dalam format-format yang kompatibel dengan bahan masukan untuk program BMS.

Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian

permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk

penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan,

serta 1:500 untuk perencanaan jembatan.

Patok-patok BM harus dibuat dari Kayu bulat yang keras dan lurus ukuran diameter 10x75 cm

dan di atasnya dipasang neut dari paku seng, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah

terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan

dipasang minimal 3, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/alur dan 1 (buah)

disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan air sungai.

Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan

jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai

dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan semua titik ikat (BM)

harus dijadikan sebagai titik poligon.

Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran atau

dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.

Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.

Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau yang setingkat.

Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm,

dicat warna kuning, diberi lambang Pekerjaan Umum, notasi dan nomor BM dengan warna

hitam.

Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi

dengan nilai koordinat serta elevasi.

Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus,

dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya

diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih

nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok

bantu.

Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda

khusus.

Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap.

Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran dan untuk setiap

interval + 5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila pengamatan matahari tidak bisa

dilakukan, disarankan menggunakan alat GPS Portable (Global Positioning System).

Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat datar, dan

potongan melintang) dan titik BM.

Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.

Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu

Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter.

Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB.

Page 5: KAKkonsultansiJEMBTAN bobolio waouso

2.4. Pengukuran situasi

F

F

F Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

2.5. Pengukuran Penampang Melintang.

2.6. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan.

F

F

F

3. Persyaratan

3.1. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.

a. Pemeriksaaan theodolit:

? Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.

? Sumbu II tegak lurus sumbu I.

? Garis bidik tegak lurus sumbu II

? Kesalahan kolimasi horizontal = 0.

? Kesalahan indeks vertikal = 0.

b. Pemeriksaan alat sifat datar:

Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.

Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.

Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.

3.2. Ketelitian dalam pengukuran

a. Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :

b.

c. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.

Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup semua obyek yang

dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,

sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.

Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang

cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya:

sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan

tingkat kerapatan yang lebih tinggi.

Pengukuran penampang melintang menggunakan alat Theodolit dan harus dilakukan dengan

persyaratan:

Lebar koridor (m) Interval (m) Interval (m)

KondisiLuar Dalam Jalan baru Jembatan/Longsoran

25

Pegunungan 50 50 50 25

Datar, landai, & lurus 50 50 100

25

Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 200 m dari perkiraan garis

perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap

keamanan jembatan dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25

meter.

Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum 100 m dari garis

tepi sungai/jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan

interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.

Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan memanjang baik

terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.

Tikungan 50 100 25

Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia

disekitar persilangan tersebut.

Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi

sebagai berikut:

Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”√n, (n adalah jumlah titik poligon dari

pengamatan matahari pertama ke pengamatan matahari selanjutnya atau dari pengukuran GPS

pertama ke pengukuran GPS berikutnya).

Page 6: KAKkonsultansiJEMBTAN bobolio waouso

3.3. Perhitungan? Perhitungan Koordinat.

? Perhitungan Sifat Datar.

? Perhitungan Ketinggian Detail.

? Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.

3.4. Keluaran

Q

Q Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.

Q

Q

Q Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.

II.4. Survey Geologi dan Geoteknik

1. Tujuan

2. Ruang Lingkup

2.1. Penyelidikan Geologi

2.1.1. Penyelidikan lapangan

2.1.2. Pemetaan

Q Gerakan tanah

Q Tebal pelapukan tanah dasar

Q Kondisi drainase alami, pola aliran air permukaan dan tinggi muka air tanah

Q Tata guna lahan

Q Kedalaman rawa (apabila rencana trase jalan tersebut harus melewati daerah rawa)

Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus

dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda

tingginya.

Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik

pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.

Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk

jembatan.

Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-nya.

Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu

dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata,

tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek

mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.

Sangat disarankan untuk menggunakan Geoguide bilamana terdapat suatu kondisi tanah dasar yang lunak

(Soft Soil).

Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail dengan peta dasar topografi skala

1:250.000 s/d skala 1:100.000. Pencatatan kondisi geoteknik pada lokasi jembatan dilakukan

menggunakan lembar isian.

Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, warna, perkiraan prosentase butiran

kasar/ halus) sesuai dengan Metoda USCS.

Jenis batuan yang ada disepanjang trase jalan dipetakan, batas-batasnya ditetapkan dengan

jelas sesuai dengan data pengukuran untuk selanjutnya diplot dalam gambar rencana dengan

skala 1:2000 ukuran A3. Pemetaan mencakup jenis struktur geologi yang ada antara lain:

sesar/patahan, kekar, perlapisan batuan, dan perlipatan.

Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 500 meter panjang gambar harus dicantumkan

petunjuk arah Utara.

Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan

secara grafis.

Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang harus

digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis

ketinggian (contour) 1 meter.

Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk melakukan pemetaan

penyebaran tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan, memberikan informasi mengenai

stabilitas tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan struktur, serta

mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.

Lapukan batuan dianalisis berdasarkan pemeriksaan sifat fisik/ kimia, kemudian hasilnya diplot

di atas peta geologi teknik termasuk didalamnya pengamatan tentang:

Page 7: KAKkonsultansiJEMBTAN bobolio waouso

2.2. Penyelidikan Geoteknik

Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi :

2.1.1.Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji

2.1.2.Sondir (Pneutrometer Static)

Ada dua macam alat sondir yang digunakan :

1. Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton

2. Sondir berat dengan kapasitas 10 ton

2.3. Lokasi Quarry

3. Persyaratan3.1. Pengujian Lapangan

No.

1 Resistivity

2

3 Stand Pipe

3.2. Pekerjaan Laboratorium

Pekerjaan Laboratorium dilaksanakan sesuai ketentuan yang tercantum pada Tabel berikut:

Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi konus dan jumlah

hambatan pelekat (JHP). Grafik yang dibuat adalah perlawanan penetrasi konus (qc) pada tiap

kedalaman dan jumlah hambatan pelekat (JHP) secara kumulatif.

Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun untuk bahan

timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada disekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka

harus menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan.

Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke

lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam proses penambangannya,

dilengkapi dengan foto-foto.

Metoda pekerjaan lapangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan seperti yang dijelaskan pada

Tabel Pengujian Lapangan pada halaman berikut ini:

Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 25 - 40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap contoh

tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur uji, lokasi, kedalaman). Penggalian

sumuran uji dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila

jenis tanah sama, dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji yang digali dan contoh tanah

yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor sumur uji, dan lokasi.

Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara- Selatan) lebar 1,0 m, Log sumuran uji digambarkan dalam

4 bidang, dengan diskripsi yang lengkap dan 1 kolom untuk unit satuan batuan.

Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras, menentukan lapisan-

lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan daya lekat tanah setiap kedalaman yang

diselidiki, alat ini hanya dapat digunakan pada tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada

daerah aluvium yang mengandung komponen berangkal dan kerakal serta batu gamping yang

berongga, karena hasilnya akan memberikan indikasi lapisan tanah keras yang salah.

Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondir dihentikan

apabila pembacaan pada manometer berturut-turut menunjukan harga >150 kg/cm2, alat sondir

terangkat keatas, apabila pembacaan manometer belum menunjukan angka yang maksimum,

maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakan pada baja kanal jangkar.

Standard Penetration Test termasuk Split

Spoon Sampling ASTM D1586-94Pada daerah rencana

jembatan, harus

mencapai kedalaman

lapisan keras.

AASHTO T252-84

Pengujian Acuan Keterangan

ASTM G57-78

Page 8: KAKkonsultansiJEMBTAN bobolio waouso

No.

SIFAT INDEKS

1 Kadar air

2 Batas susut

3 Batas plastis - Fresh Condition

4 Batas cair - oven dried 100 oC

5 Analisa saringan

6 Berat Jenis Gunakan ' Wet method '

7 Berat isi

8 Chloride Content

9 Carbonate Content

10 Sulphate Content

SIFAT KUAT GESER TANAH

11 Direct Shear SNI 03-2813-1992

ASTM D 3080-90 - Fresh sample tanpa Penjenuhan

SIFAT PEMAMPATAN TANAH

12 Swelling ASTM D 4546-90

KEPADATAN

13Pemadatan

SIFAT KELULUSAN

14Permeabilitas KH Head Vol. 2 1984

II.5. Survey Hidrologi dan Hidraulik

1. Tujuan

2. Ruang Lingkup

Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi:

a.

b.

c.

d.

e. Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan.

f.

3. Persyaratan

ASTM D 2216-92

ASTM D 427-93

ASTM D 4318-93

SK-SNI M-07-1989-F

Tabel Spesifikasi Pengujian Tanah di Laboratorium.

Pengujian Acuan Keterangan

K.H. Head, Vol I, 1984

K.H. Head, Vol. 1, 1984

- Fresh sample dengan Penjenuhan

- Fresh sample dioven 70 oC selama satu

hari

SNI-03-3423-1994

ASTM D 854-92

SNI-1742-1989

K.H. Head, Vol.1, 1984

Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan yang

meliputi: lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.

Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air banjir

rencana dengan periode ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahun untuk jalan kolektor, 5 tahunan

untuk jalan lokal dan 50 tahunan jembatan dengan metode yang sesuai.

Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan dalam proses

perencanaan yang aman.

Menentukan rencana elevasi aman untuk jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya bangunan

air ( aflux).

- Fresh Condition - Dioven 40 oC dan 70

oC selama satu hari

Manual of Soil Laboratory Testing.

Gunakan metode Falling Head

Tujuan survey hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan

data hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada bangunan air yang ada disekitar lokasi jembatan, guna

keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan

drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan.

Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam jangka 10 tahun

pada daerah tangkapan (catchment area) atau pada daerah yang berpengaruh terhadap lokasi

pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan/atau instansi

terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan.

Merencanakan bangunan pengaman jembatan terhadap gerusan samping atau horisontal dan

vertikal.

Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau

Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi

dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai).

Page 9: KAKkonsultansiJEMBTAN bobolio waouso

III. PERENCANAAN

A.1. PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN

a. Bridge Management System (BMS) 1992 bagian BDC (Bridge Design Code) dengan revisi :

?

?

?

b.

A.4. PERENCANAAN STABILITAS LERENG

Dimana : Na = Angka Stabilitas Taylor

C = Kohesi tanah (Ton/m2)

H = Tinggi lapisan tanah (m)

ɣw = Berat isi tanah basah (Ton/m3)

Fk = Faktor keamanan (FK > 1,251 =====> lereng aman)

IV. PENGGAMBARAN

A.1. Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)

Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain :

a.

b.

c.

d. Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas Jembatan.

e. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.

A.2. Gambar Rencana (Final Desain)

a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.

b. Daftar isi.

c. Peta lokasi proyek.

d. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).

e. Daftar simbol dan singkatan.

f. Daftar bangunan pelengkap dan volume.

g. Daftar rangkuman volume pekerjaan.

Na x ɣw x H

Bagian 6 dengan Perencanaan Struktur Beton dan Jembatan (SK. SNI T-12-2004), sesuai

Kepmen PU No. 360/KPTS/M/2004.

Bagian 7 dengan Perencanaan Struktur Baja dan Jembatan (SK. SNI T-03-2005), sesuai

Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005.

Kondisi khusus yang tidak terdapat dalam BMS 1992 (dan revisinya) dapat menggunakan AASHTO

atau peraturan lain yang sejenis dengan mendapat persetujuan dari Penguna Jasa.

Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang berapa tinggi maksimum dan

kemiringan lereng desain galian yang aman dari keruntuhan.

Rujukan yang dipakai untuk perencanaan struktur jembatan baik bangunan atas dan bawah dalam

pekerjaan ini adalah:

Bagian 2 dengan Pembebanan untuk Jembatan (SK. SNI T-02-2005), sesuai Kepmen PU No.

498/KPTS/M/2005.

Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan

mengajukannya kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui.

Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:1000 dan dilengkapi dengan data

yang dibutuhkan.

Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1:1000 dan skala vertikal 1:100 yang

mencakup data yang dibutuhkan.

Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan,

marka jalan, dan sebagainya.

Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang

diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.

Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah, f = sudut geser tanah dan ɣw = berat

isi tanah

Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman) dilakukan dengan

menggunakan rumus dan Grafik Taylor. Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :

Fk =C

------------

Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan perencanaan disetujui oleh pengguna

jasa dengan memperhatikan koreksi dan saran yang diberikan.

Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah diperbaiki dan dilengkapi dengan:

Page 10: KAKkonsultansiJEMBTAN bobolio waouso

3.1. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN

Profesional Staf

Team Leader 1 orang OB

Bridge Engineer 1 orang OB

Geotechnical Engineer 1 orang OB

Cost & Quantity Engineer 1 orang OB

Hidrologi Engineer - orang OB

4 orang OB

Sub Profesional Staf

Asisten Ahli - orang OB

Juru gambar (Drafter) 1 orang OB

Surveyor 1 orang OB

2 orang OB

URAIAN SINGKAT TUGAS TENAGA AHLI :

1. Pimpinan Tim /Ahli Teknik Jalan

Tugas dan Tanggung Jawab Pimpinan Tim adalah :

a.

b.

c.

d. Bertanggung jawab terhadap perencanaan teknis

e. Memberikan petunjuk dan pengarahan pada Tim Kerja Konsultan.

2. Bridge Engineer

Tugas dan Tanggung Jawab :

a.

b.

c.

d.

e.

3. Geotechnical Engineer

4. Hidrologi Engineer

Posisi dan jumlah tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan ini,

adalah sebagai berikut :

No. Posisi / Jabatan Jumlah Tenaga Jumlah MM

BAB III

PERSYARATAN TENAGA PELAKSANA

A.

4 2.00

5 -

1 2.00

2 2.00

3

1 -

2 2.00

1.00

Jumlah Profesional Staff 7.00

B.

Setiap tenaga ahli (profesional Staff) tersebut harus sudah mempunyai sertifikat keahlian (SKA) dari asosiasi

yang berwenang, untuk bidang yang sesuai/sama dengan jenis pekerjaannya.

Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 7 (tujuh) tahun dalam bidang Teknik Jalan

Raya dengan berpengalaman pada Perencanaan Teknis Jermbatan Jalan Raya.

Memimpin dan mengkoordinasi pekerjaan agar dalam pelaksanaanya dapat berjalan lancar.

Mengawasi pelaksanaan secara rutin dan menjamin setiap pelaporan kemajuan proyek agar tepat

waktu.

3 1.00

Jumlah Sub Profesional Staff 3.00

Bertanggung jawab terhadap keakuratan kelengkapan hasil Survai Pengumpulan Data Jembatan

yang dimaksud serta ketepatan waktunya sesuai wilayah tanggung jawabnya.

Bertanggung jawab terhadap keakuratan hasil Pemasukan Data.

Dalam melaksanakan tugas, Bridge Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader.

Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun dibidang pekerjaan

tanah/mektan Tugasnya adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup

pelaksanaan penyelidikan tanah dilapangan dan dilaboratorium, pengolahan dan analisis data tanah dan

perhitungan mektan serta menjamin bahwa perhitungan mektan yang dihasilkan adalah benar, akurat dan

siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi dan sifat-sifat tanah dan stabilitas

badan jalan untuk tahap perencanaan teknis jalan.

Bertanggung jawab untuk semua pelaksanaan survey inventarisasi jalan dan survey kondisi jalan.

Adalah sarjana teknik sipil (S1) yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun di bidang jembatan

Mengendalikan Supervisor dan Suveyor dan memberikan petunjuk seperlunya dalam Survai

Pengumpulan Data Jembatan dimaksud sesuai wilayah tanggung jawabnya.

Memeriksa dan menganalisa semua hasil Survai Pengumpulan Data Jembatan sehingga diperoleh

data yang dapat dipertanggung jawabkan.

Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) hidrologi yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun dibidang pekerjaan

Hidrologi.

Tugas ahli Hidrologi adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup

pelaksanaan pekerjaan hidrologi, pengolahan dan analisis dan perhitungan data Hidrologi, untuk tahap

Perencanaan bentuk dan dimensi bangunan Hidrologi serta harus menjamin bahwa data yang dihasilkan

benar/rinci dan siap untuk digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai curah hujan dan

pola aliran air permukaan untuk tahap perencanaan teknis Jembatan.

Page 11: KAKkonsultansiJEMBTAN bobolio waouso

5. Cost & Quantity Engineer

6. Tenaga Penunjang terdiri atas :

Tenaga Penunjang terdiri atas : sebagaimana dicantumkan dalam OE

3.2. PERALATAN

3.3. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.4. PELAPORAN

Bentuk Pelaporan yang harus diserahkan oleh konsultan :

1. Laporan Pendahuluan

2. Laporan Antara

3. Draft Laporan Akhir

4. Laporan Akhir

5. Laporan CD

6. Cuci cetak foto

Pengguna Anggaran (PA)

Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan

Kabupaten Konawe Kepulauan,

Ir. H. AMRULLAH, MT. E R O, ST., MT

Bidang Bina Marga dan Pengairan

Peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan ini meliputi : perangkat komputer, sewa kantor dan mess, sewa

mobil, rol meter, Theodolit, Water Pas, DCP, dan peralatan penunjang lainnya yang dicantumkan dalam OE.

Jangka Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini 2 (dua) Bulan

Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiatan yang antara lain

meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode / cara

pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga

pentahapan pekerjaan, jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas dalam

pertemuan dengan Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (tiga puluh) setelah

diterbitkan SPMK dan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan dengan

Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 45 (empat puluh lima) setelah diterbitkan

SPMK dan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.

Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun dibidang jembatan, tugasnya

adalah melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data quantitas/volume pekerjaan,

analisis dan penyusunan rencana mengenai hal-hal yang menyangkut volume dalam pelaksanaan

konstruksi jembatan.

Asisten Ahli dengan pendidikan minimal D3 Teknik Sipil dan telah berpengalaman dibidangnya, juru

gambar (Drafter), surveyor, sekretaris/operator komputer, pelayan kantor dan buruh/tenaga lokal yang

diperlukan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.

Laporan ini merupakan produk akhir sementara yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna

Jasa. Konsep laporan akhir ini yang diserahkan pada hari ke 55 (lima puluh lima) setelah dikeluarkannya

SPMK. Jumlah buku yang akan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.

Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan ini akan diserahkan pada

akhir masa kontrak pada hari ke 60 (enam puluh) setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak 5

(lima) buku dan digunakan sebagai dasar pembayaran terakhir prestasi pekerjaan.

Disket/CD (Compact Disk) tersebut berisikan data-data yang sudah ada laporan lapangannya termasuk foto-

foto dokumentasi di lapangan sebanyak 5 buah atau secukupnya.

Semua hasil dokumentasi di lapangan, di cuci/cetak dan diserahkan bersama dengan laporan lainnya.

Langara, Maret 2014

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

NIP. 19650303 199504 1 00 2 NIP. 19660115 199803 1 002

Mengetahui/Menyetujui :