kakkonsultansijembtan bobolio waouso
DESCRIPTION
kak konsultanTRANSCRIPT
1. LATAR BELAKANG
2. MAKSUD DAN TUJUAN
1.
2.
3. LOKASI
4. LINGKUP KEGIATAN
1. Persiapan Desain
2. Survey Pendahuluan
3. Survey Pengukuran
4. Survey Penyeledikan Tanah
5. Survey Hidrologi
6.
5. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA
6. SUMBER PENDANAAN
7. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini :
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)DESAIN / PERENCANAAN TEKNIS
PEMBANGUNAN JEMBATAN S. BOBOLIO dan S. WAWOUSO
BAB IPENDAHULUAN
Kabupaten Konawe Kepulauan Sebagai Daerah Otonomi Baru Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 13 Tahun
2013 dan diresmikan oleh Menteri dalam Negeri pada tanggal 23 Oktober 2013 yang merupakan pemekaran dari
Kabupaten Konawe sebagai Kabupaten induk. Sebagai wilayah kepulauan tentunya masih sangat membutuhkan
pembangunan prasarana jalan/jembatan yang merupakan Prasarana dasar untuk dapat mendukung mobilitas
penduduk sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah permukiman yang menyebabkan semakin
meningkatnya kebutuhan akan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang mencukupi.
Pertumbuhan kebutuhan prasarana transportasi menyebabkan perlu dilakukannya program penanganan jaringan
jalan/jembatan yang terencana secara efektif dan efisien serta berkesinambungan di seluruh wilayah, sehingga
dibutuhkan ketersediaan Desain yang mendetail/terinci dan dapat dipertanggung jawabkan untuk mengantisipasi
perubahan yang sangat cepat terhadap kondisi jalan/jembatan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka Pemerintah Kabupaten Konawe Kepulauan telah mengalokasikan
dana pada APBD Tahun Anggaran 2014, yang tertuang dalam DPA Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan
Kabupaten Konawe Kepulauan untuk membiayai Jasa Konsultansi Pembuatan Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Jalan/Jembatan untuk beberapa ruas jalan dan jembatan yang menjadi prioritas.
Lokasi Jembatan yang akan didesain dalam pekerjaan ini terletak di Wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan pada
Ruas Jalan Bobolio - Batulu, yaitu Jembatan S. Bobolio dan Jembatan S. Wawouso.
Lingkup kegiatan yang dilakukan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Rencana Teknis yang mencakup pekerjaan perhitungan, penggambaran, perhitungan kuantitas dan
Spesifikasi Teknik.
Pengguna jasa adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kabupaten Konawe Kepulauan Provinsi
Sulawesi Tenggara.
MaksudJasa Konsultan yang dimaksud dalam Kerangka acuan kerja ini adalah untuk pekerjaan Perencanaan
Teknis Jembatan
TujuanUntuk efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya dan tenaga konsultan, pelaksanaan jasa akan diatur
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan harapan atau tingkat kegiatan penyedia jasa dilokasi proyek.
Pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 200.000.000,- (Dua ratus juta rupiah),- termasuk PPN dengan
sumber dana APBD Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun Anggaran 2014.
Tersedianya desain yang mendetail/terinci sesuai program penanganan jembatan yang ada.
I. PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN
A. Tujuan
Persiapan desain ini bertujuan :
a. Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal.
b.
c. Menetapkan ruas/jembatan yang akan disurvey.
B. Lingkup Pekerjaan
Kegiatan pekerjaan ini meliputi :
a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan/jembatan yang akan di desain.
b. Mempersiapkan peta-peta dasar berupa ; (sesuai dengan jenis pekerjaan)
1. Peta Topografi skala 1 : 250.000 s/d 1 : 25.000 atau yang lebih besar.
2. Peta Tata guna tanah.
c.
d.
II. SURVEY DAN INVESTIGASI
F Pelebaran perkerasan
F Rekonstruksi perkerasan
F Konstruksi Jembatan Baru
F Penggantian Jembatan
1 Survey Pendahuluan
2 Inventarisasi Jalan
3 Survey Topografi
4 Investigasi Geoteknik & Geologi
5 Survey Hidrologi & Hidrolika
II.1. Survey Pendahuluan
1. Tujuan
Sasaran Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey atau Preliminary Survey adalah :
a.
b.
c.
d.
e. Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang berkaitan.
Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survey pendahuluan.
Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait termasuk juga mengumpulkan informasi
harga satuan/upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.
Mengumpulkan dan mempelajari laporan–laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi
atau mempengaruhi jembatan yang akan direncanakan.
Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data lapangan sampai dengan tingkat
ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran
penanganan yang hendak dicapai. Konsultan Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa harus
menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal.
BAB IIMETODOLOGI
ya ya
ya ya
Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan
penanganan yang akan dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabila
tidak ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan
investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel Ruang Lingkup Survey dan Investigasi
No. Jenis survey atau investigasiPelapisan ulang
Perkerasan lama
Jika perlu ya
Pengumpulan informasi menyangkut jembatan dan bangunan struktur yang ada, termasuk data
sekunder dari berbagai sumber yang relevan, untuk maksud menetapkan survey detail berikutnya
yang diperlukan
Pencatatan kondisi perkerasan secara umum dan prakiraan penyebab kerusakan yang telah dan
mungkin akan terjadi
Lokasi tertentu ya
Jika perlu ya
Perkiraan secara umum tentang penanganan yang diperlukan tentang bangunan-bangunan struktur
lainnya, dan peningkatan keselamatan jalan
Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan kebutuhan pembebasan lahan atau studi lingkungan
(Amdal, UKL/UPL), jika masing-masing diperlukan
2. Ruang Lingkup
a. dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi lingkungan;
b.
c. peta-peta dasar yang relevan;
d. dan sebagainya.
3. Keluaran
a. Kondisi sungai/jembatan, termasuk jenis-jenis kerusakan yang terjadi
b. Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan.
Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan :
a. Sketsa penampang memanjang/melintang sungai
b. Batas-batas ruang milik jalan
c.
d.
e.
f. Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.
II.2. Inventarisasi Jembatan
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
Pelaksanaan inventarisasi jembatan dilakukan untuk :
a.
i)
ii)
iii) pagar, dinding/tembok penahan tebing, dsb.;
iv)
v)
vi) kondisi aliran sungai;
vii)
b.
Survey Pendahuluan dilaksanakan dengan menggunakan kendaraan survey dan berjalan kaki, sesuai
dengan kebutuhan, untuk memperoleh data atau informasi yang ditargetkan sebagaimana ditentukan di
dalam sasaran tersebut di atas
Pengambilan data lapangan untuk maksud Survey Pendahuluan harus dilaksanakan pada sepanjang ruas
jalan cakupan jembatan (dari titik cakupan arah awal ruas sampai dengan titik cakupan arah akhir ruas),
dengan interval paling jauh setiap 50 meter atau setiap kali ada perubahan kondisi lapangan
Laporan mengenai jenis survey detail berikutnya yang harus dilaksanakan, yang mengutarakan antara
lain lokasi survey dan cakupan yang diperlukan.
Diagram strip longitudinal, mulai dari titik cakupan awal ruas sampai dengan titik cakupan akhir ruas, yang
memuat gambaran :
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu Tim Survey harus menyiapkan dan
mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antara lain :
as built drawings di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan sebelumnya (jika ada);
Sasaran kegiatan ini adalah pengumpulan data secara umum menyangkut fitur-fitur utama dan bangunan-
bangunan struktur utama pada ruas jalan lokasi jembatan yang sedang akan didisain, dan melengkapi hasil
Survey Pendahuluan yang sudah dilaksanakan, sebagai bahan masukan untuk perencanaan survey detail
yang akan dilakukan berikutnya.
mendapatkan informasi mengenai existing jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau,
mencakup antara lain :
nama, lokasi, tipe, dan kondisi umum jembatan;
dimensi jembatan, yang meliputi bentang, lebar, ruang bebas, dan jenis lantai;
Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih memerinci hal-hal tersebut dalam diagram strip
longitudinal tersebut dalam butir 3.a di atas
Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan dapat dimanfaatkan, seperti quarry pasir, batu, atau
bahan timbunan
Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan mempengaruhi konstruksi, seperti misalnya kondisi
sungai, danau, laut, lembah, jurang, bukit, gunung, dan sebagainya
Lokasi bangunan-bangunan tertentu pada ruas jalan cakupan jembatan yang diperkirakan dapat atau
akan mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pelayanan lalu lintas jalan
Di samping hal yang ditentukan tersebut dalam butir (i) di atas, inventarisasi jembatan harus mengacu juga
kepada pedoman-pedoman BMS untuk kegiatan pemeriksaan jembatan.
kondisi dan tipe/jenis bangunan bawah dan pondasi;
penanganan perbaikan atau pemeliharaan yang diperlukan, termasuk perkiraan kuantitas jenis-
jenis pekerjaannya;
dan lain sebagainya yang memerlukan perhatian pada saat perencanaan teknis atau pada saat
pelaksanaan konstruksi.
pengambilan foto-foto kondisi existing jembatan tersebut, termasuk yang memperlihatkan kondisi
aliran sungainya.
3. Keluaran
II.3. Pengukuran Topografi
1. Tujuan
2. Lingkup Pekerjaan
2.1. Pemasangan patok-patok
F
F
F
F
F
2.2. Pengukuran titik kontrol horizontal
F
F
F
F
2.3. Pengukuran titik kontrol vertikal
F Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 stan pembacaan.
F
F
F
F
Informasi yang komprehensif mengenai data inventarisasi jembatan, untuk dipergunakan sebagai input
pada tahapan perencanaan teknis mendetail dan dapat dipergunakan untuk estimasi awal kuantitas
sebagian pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan jembatan yang diperlukan; dan diharapkan dituangkan
dalam format-format yang kompatibel dengan bahan masukan untuk program BMS.
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian
permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan,
serta 1:500 untuk perencanaan jembatan.
Patok-patok BM harus dibuat dari Kayu bulat yang keras dan lurus ukuran diameter 10x75 cm
dan di atasnya dipasang neut dari paku seng, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah
terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan
dipasang minimal 3, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/alur dan 1 (buah)
disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan air sungai.
Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan
jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai
dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor.
Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan semua titik ikat (BM)
harus dijadikan sebagai titik poligon.
Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran atau
dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca dalam detik.
Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau yang setingkat.
Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm,
dicat warna kuning, diberi lambang Pekerjaan Umum, notasi dan nomor BM dengan warna
hitam.
Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi
dengan nilai koordinat serta elevasi.
Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus,
dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya
diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok
bantu.
Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda
khusus.
Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap.
Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran dan untuk setiap
interval + 5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila pengamatan matahari tidak bisa
dilakukan, disarankan menggunakan alat GPS Portable (Global Positioning System).
Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat datar, dan
potongan melintang) dan titik BM.
Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama.
Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu
Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter.
Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB.
2.4. Pengukuran situasi
F
F
F Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.
2.5. Pengukuran Penampang Melintang.
2.6. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan.
F
F
F
3. Persyaratan
3.1. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur.
a. Pemeriksaaan theodolit:
? Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
? Sumbu II tegak lurus sumbu I.
? Garis bidik tegak lurus sumbu II
? Kesalahan kolimasi horizontal = 0.
? Kesalahan indeks vertikal = 0.
b. Pemeriksaan alat sifat datar:
Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.
Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.
3.2. Ketelitian dalam pengukuran
a. Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut :
b.
c. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”.
Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur,
sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang
cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya:
sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan
tingkat kerapatan yang lebih tinggi.
Pengukuran penampang melintang menggunakan alat Theodolit dan harus dilakukan dengan
persyaratan:
Lebar koridor (m) Interval (m) Interval (m)
KondisiLuar Dalam Jalan baru Jembatan/Longsoran
25
Pegunungan 50 50 50 25
Datar, landai, & lurus 50 50 100
25
Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 200 m dari perkiraan garis
perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap
keamanan jembatan dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25
meter.
Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum 100 m dari garis
tepi sungai/jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan
interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.
Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan memanjang baik
terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m.
Tikungan 50 100 25
Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia
disekitar persilangan tersebut.
Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi
sebagai berikut:
Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”√n, (n adalah jumlah titik poligon dari
pengamatan matahari pertama ke pengamatan matahari selanjutnya atau dari pengukuran GPS
pertama ke pengukuran GPS berikutnya).
3.3. Perhitungan? Perhitungan Koordinat.
? Perhitungan Sifat Datar.
? Perhitungan Ketinggian Detail.
? Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.
3.4. Keluaran
Q
Q Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
Q
Q
Q Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
II.4. Survey Geologi dan Geoteknik
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
2.1. Penyelidikan Geologi
2.1.1. Penyelidikan lapangan
2.1.2. Pemetaan
Q Gerakan tanah
Q Tebal pelapukan tanah dasar
Q Kondisi drainase alami, pola aliran air permukaan dan tinggi muka air tanah
Q Tata guna lahan
Q Kedalaman rawa (apabila rencana trase jalan tersebut harus melewati daerah rawa)
Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus
dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda
tingginya.
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik
pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk
jembatan.
Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-nya.
Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu
dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata,
tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.
Sangat disarankan untuk menggunakan Geoguide bilamana terdapat suatu kondisi tanah dasar yang lunak
(Soft Soil).
Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail dengan peta dasar topografi skala
1:250.000 s/d skala 1:100.000. Pencatatan kondisi geoteknik pada lokasi jembatan dilakukan
menggunakan lembar isian.
Meliputi pemeriksaan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah, warna, perkiraan prosentase butiran
kasar/ halus) sesuai dengan Metoda USCS.
Jenis batuan yang ada disepanjang trase jalan dipetakan, batas-batasnya ditetapkan dengan
jelas sesuai dengan data pengukuran untuk selanjutnya diplot dalam gambar rencana dengan
skala 1:2000 ukuran A3. Pemetaan mencakup jenis struktur geologi yang ada antara lain:
sesar/patahan, kekar, perlapisan batuan, dan perlipatan.
Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 500 meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan
secara grafis.
Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang harus
digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis
ketinggian (contour) 1 meter.
Tujuan penyelidikan geologi dan geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk melakukan pemetaan
penyebaran tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan, memberikan informasi mengenai
stabilitas tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan struktur, serta
mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.
Lapukan batuan dianalisis berdasarkan pemeriksaan sifat fisik/ kimia, kemudian hasilnya diplot
di atas peta geologi teknik termasuk didalamnya pengamatan tentang:
2.2. Penyelidikan Geoteknik
Kegiatan penyelidikan geoteknik meliputi :
2.1.1.Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji
2.1.2.Sondir (Pneutrometer Static)
Ada dua macam alat sondir yang digunakan :
1. Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton
2. Sondir berat dengan kapasitas 10 ton
2.3. Lokasi Quarry
3. Persyaratan3.1. Pengujian Lapangan
No.
1 Resistivity
2
3 Stand Pipe
3.2. Pekerjaan Laboratorium
Pekerjaan Laboratorium dilaksanakan sesuai ketentuan yang tercantum pada Tabel berikut:
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi konus dan jumlah
hambatan pelekat (JHP). Grafik yang dibuat adalah perlawanan penetrasi konus (qc) pada tiap
kedalaman dan jumlah hambatan pelekat (JHP) secara kumulatif.
Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun untuk bahan
timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada disekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka
harus menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan.
Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke
lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam proses penambangannya,
dilengkapi dengan foto-foto.
Metoda pekerjaan lapangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan seperti yang dijelaskan pada
Tabel Pengujian Lapangan pada halaman berikut ini:
Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 25 - 40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap contoh
tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur uji, lokasi, kedalaman). Penggalian
sumuran uji dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila
jenis tanah sama, dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji yang digali dan contoh tanah
yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor sumur uji, dan lokasi.
Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara- Selatan) lebar 1,0 m, Log sumuran uji digambarkan dalam
4 bidang, dengan diskripsi yang lengkap dan 1 kolom untuk unit satuan batuan.
Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras, menentukan lapisan-
lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan daya lekat tanah setiap kedalaman yang
diselidiki, alat ini hanya dapat digunakan pada tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada
daerah aluvium yang mengandung komponen berangkal dan kerakal serta batu gamping yang
berongga, karena hasilnya akan memberikan indikasi lapisan tanah keras yang salah.
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondir dihentikan
apabila pembacaan pada manometer berturut-turut menunjukan harga >150 kg/cm2, alat sondir
terangkat keatas, apabila pembacaan manometer belum menunjukan angka yang maksimum,
maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakan pada baja kanal jangkar.
Standard Penetration Test termasuk Split
Spoon Sampling ASTM D1586-94Pada daerah rencana
jembatan, harus
mencapai kedalaman
lapisan keras.
AASHTO T252-84
Pengujian Acuan Keterangan
ASTM G57-78
No.
SIFAT INDEKS
1 Kadar air
2 Batas susut
3 Batas plastis - Fresh Condition
4 Batas cair - oven dried 100 oC
5 Analisa saringan
6 Berat Jenis Gunakan ' Wet method '
7 Berat isi
8 Chloride Content
9 Carbonate Content
10 Sulphate Content
SIFAT KUAT GESER TANAH
11 Direct Shear SNI 03-2813-1992
ASTM D 3080-90 - Fresh sample tanpa Penjenuhan
SIFAT PEMAMPATAN TANAH
12 Swelling ASTM D 4546-90
KEPADATAN
13Pemadatan
SIFAT KELULUSAN
14Permeabilitas KH Head Vol. 2 1984
II.5. Survey Hidrologi dan Hidraulik
1. Tujuan
2. Ruang Lingkup
Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi:
a.
b.
c.
d.
e. Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan.
f.
3. Persyaratan
ASTM D 2216-92
ASTM D 427-93
ASTM D 4318-93
SK-SNI M-07-1989-F
Tabel Spesifikasi Pengujian Tanah di Laboratorium.
Pengujian Acuan Keterangan
K.H. Head, Vol I, 1984
K.H. Head, Vol. 1, 1984
- Fresh sample dengan Penjenuhan
- Fresh sample dioven 70 oC selama satu
hari
SNI-03-3423-1994
ASTM D 854-92
SNI-1742-1989
K.H. Head, Vol.1, 1984
Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan yang
meliputi: lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir.
Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air banjir
rencana dengan periode ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahun untuk jalan kolektor, 5 tahunan
untuk jalan lokal dan 50 tahunan jembatan dengan metode yang sesuai.
Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan dalam proses
perencanaan yang aman.
Menentukan rencana elevasi aman untuk jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya bangunan
air ( aflux).
- Fresh Condition - Dioven 40 oC dan 70
oC selama satu hari
Manual of Soil Laboratory Testing.
Gunakan metode Falling Head
Tujuan survey hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan
data hidrologi dan karakter/perilaku aliran air pada bangunan air yang ada disekitar lokasi jembatan, guna
keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan
drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan.
Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam jangka 10 tahun
pada daerah tangkapan (catchment area) atau pada daerah yang berpengaruh terhadap lokasi
pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan/atau instansi
terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan.
Merencanakan bangunan pengaman jembatan terhadap gerusan samping atau horisontal dan
vertikal.
Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau
Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi
dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai).
III. PERENCANAAN
A.1. PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
a. Bridge Management System (BMS) 1992 bagian BDC (Bridge Design Code) dengan revisi :
?
?
?
b.
A.4. PERENCANAAN STABILITAS LERENG
Dimana : Na = Angka Stabilitas Taylor
C = Kohesi tanah (Ton/m2)
H = Tinggi lapisan tanah (m)
ɣw = Berat isi tanah basah (Ton/m3)
Fk = Faktor keamanan (FK > 1,251 =====> lereng aman)
IV. PENGGAMBARAN
A.1. Rancangan (Draft Perencanaan Teknik)
Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya antara lain :
a.
b.
c.
d. Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas Jembatan.
e. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.
A.2. Gambar Rencana (Final Desain)
a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.
b. Daftar isi.
c. Peta lokasi proyek.
d. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry).
e. Daftar simbol dan singkatan.
f. Daftar bangunan pelengkap dan volume.
g. Daftar rangkuman volume pekerjaan.
Na x ɣw x H
Bagian 6 dengan Perencanaan Struktur Beton dan Jembatan (SK. SNI T-12-2004), sesuai
Kepmen PU No. 360/KPTS/M/2004.
Bagian 7 dengan Perencanaan Struktur Baja dan Jembatan (SK. SNI T-03-2005), sesuai
Kepmen PU No. 498/KPTS/M/2005.
Kondisi khusus yang tidak terdapat dalam BMS 1992 (dan revisinya) dapat menggunakan AASHTO
atau peraturan lain yang sejenis dengan mendapat persetujuan dari Penguna Jasa.
Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang berapa tinggi maksimum dan
kemiringan lereng desain galian yang aman dari keruntuhan.
Rujukan yang dipakai untuk perencanaan struktur jembatan baik bangunan atas dan bawah dalam
pekerjaan ini adalah:
Bagian 2 dengan Pembebanan untuk Jembatan (SK. SNI T-02-2005), sesuai Kepmen PU No.
498/KPTS/M/2005.
Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan
mengajukannya kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui.
Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:1000 dan dilengkapi dengan data
yang dibutuhkan.
Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1:1000 dan skala vertikal 1:100 yang
mencakup data yang dibutuhkan.
Gambar standar yang mencakup antara lain: gambar bangunan pelengkap, drainase, rambu jalan,
marka jalan, dan sebagainya.
Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat fisik tanah setempat yang
diperoleh dari contoh tabung (undisturbed sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.
Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu C = kohesi tanah, f = sudut geser tanah dan ɣw = berat
isi tanah
Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum yang aman) dilakukan dengan
menggunakan rumus dan Grafik Taylor. Salah satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :
Fk =C
------------
Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan perencanaan disetujui oleh pengguna
jasa dengan memperhatikan koreksi dan saran yang diberikan.
Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah diperbaiki dan dilengkapi dengan:
3.1. TENAGA AHLI YANG DIPERLUKAN
Profesional Staf
Team Leader 1 orang OB
Bridge Engineer 1 orang OB
Geotechnical Engineer 1 orang OB
Cost & Quantity Engineer 1 orang OB
Hidrologi Engineer - orang OB
4 orang OB
Sub Profesional Staf
Asisten Ahli - orang OB
Juru gambar (Drafter) 1 orang OB
Surveyor 1 orang OB
2 orang OB
URAIAN SINGKAT TUGAS TENAGA AHLI :
1. Pimpinan Tim /Ahli Teknik Jalan
Tugas dan Tanggung Jawab Pimpinan Tim adalah :
a.
b.
c.
d. Bertanggung jawab terhadap perencanaan teknis
e. Memberikan petunjuk dan pengarahan pada Tim Kerja Konsultan.
2. Bridge Engineer
Tugas dan Tanggung Jawab :
a.
b.
c.
d.
e.
3. Geotechnical Engineer
4. Hidrologi Engineer
Posisi dan jumlah tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan ini,
adalah sebagai berikut :
No. Posisi / Jabatan Jumlah Tenaga Jumlah MM
BAB III
PERSYARATAN TENAGA PELAKSANA
A.
4 2.00
5 -
1 2.00
2 2.00
3
1 -
2 2.00
1.00
Jumlah Profesional Staff 7.00
B.
Setiap tenaga ahli (profesional Staff) tersebut harus sudah mempunyai sertifikat keahlian (SKA) dari asosiasi
yang berwenang, untuk bidang yang sesuai/sama dengan jenis pekerjaannya.
Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 7 (tujuh) tahun dalam bidang Teknik Jalan
Raya dengan berpengalaman pada Perencanaan Teknis Jermbatan Jalan Raya.
Memimpin dan mengkoordinasi pekerjaan agar dalam pelaksanaanya dapat berjalan lancar.
Mengawasi pelaksanaan secara rutin dan menjamin setiap pelaporan kemajuan proyek agar tepat
waktu.
3 1.00
Jumlah Sub Profesional Staff 3.00
Bertanggung jawab terhadap keakuratan kelengkapan hasil Survai Pengumpulan Data Jembatan
yang dimaksud serta ketepatan waktunya sesuai wilayah tanggung jawabnya.
Bertanggung jawab terhadap keakuratan hasil Pemasukan Data.
Dalam melaksanakan tugas, Bridge Engineer bertanggung jawab kepada Team Leader.
Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun dibidang pekerjaan
tanah/mektan Tugasnya adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pelaksanaan penyelidikan tanah dilapangan dan dilaboratorium, pengolahan dan analisis data tanah dan
perhitungan mektan serta menjamin bahwa perhitungan mektan yang dihasilkan adalah benar, akurat dan
siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi dan sifat-sifat tanah dan stabilitas
badan jalan untuk tahap perencanaan teknis jalan.
Bertanggung jawab untuk semua pelaksanaan survey inventarisasi jalan dan survey kondisi jalan.
Adalah sarjana teknik sipil (S1) yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun di bidang jembatan
Mengendalikan Supervisor dan Suveyor dan memberikan petunjuk seperlunya dalam Survai
Pengumpulan Data Jembatan dimaksud sesuai wilayah tanggung jawabnya.
Memeriksa dan menganalisa semua hasil Survai Pengumpulan Data Jembatan sehingga diperoleh
data yang dapat dipertanggung jawabkan.
Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) hidrologi yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun dibidang pekerjaan
Hidrologi.
Tugas ahli Hidrologi adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup
pelaksanaan pekerjaan hidrologi, pengolahan dan analisis dan perhitungan data Hidrologi, untuk tahap
Perencanaan bentuk dan dimensi bangunan Hidrologi serta harus menjamin bahwa data yang dihasilkan
benar/rinci dan siap untuk digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai curah hujan dan
pola aliran air permukaan untuk tahap perencanaan teknis Jembatan.
5. Cost & Quantity Engineer
6. Tenaga Penunjang terdiri atas :
Tenaga Penunjang terdiri atas : sebagaimana dicantumkan dalam OE
3.2. PERALATAN
3.3. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.4. PELAPORAN
Bentuk Pelaporan yang harus diserahkan oleh konsultan :
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Draft Laporan Akhir
4. Laporan Akhir
5. Laporan CD
6. Cuci cetak foto
Pengguna Anggaran (PA)
Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan
Kabupaten Konawe Kepulauan,
Ir. H. AMRULLAH, MT. E R O, ST., MT
Bidang Bina Marga dan Pengairan
Peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan ini meliputi : perangkat komputer, sewa kantor dan mess, sewa
mobil, rol meter, Theodolit, Water Pas, DCP, dan peralatan penunjang lainnya yang dicantumkan dalam OE.
Jangka Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini 2 (dua) Bulan
Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiatan yang antara lain
meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode / cara
pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga
pentahapan pekerjaan, jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas dalam
pertemuan dengan Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (tiga puluh) setelah
diterbitkan SPMK dan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan dengan
Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 45 (empat puluh lima) setelah diterbitkan
SPMK dan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
Adalah Sarjana Teknik Sipil (S1) yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun dibidang jembatan, tugasnya
adalah melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data quantitas/volume pekerjaan,
analisis dan penyusunan rencana mengenai hal-hal yang menyangkut volume dalam pelaksanaan
konstruksi jembatan.
Asisten Ahli dengan pendidikan minimal D3 Teknik Sipil dan telah berpengalaman dibidangnya, juru
gambar (Drafter), surveyor, sekretaris/operator komputer, pelayan kantor dan buruh/tenaga lokal yang
diperlukan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan.
Laporan ini merupakan produk akhir sementara yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna
Jasa. Konsep laporan akhir ini yang diserahkan pada hari ke 55 (lima puluh lima) setelah dikeluarkannya
SPMK. Jumlah buku yang akan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku.
Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir. Laporan ini akan diserahkan pada
akhir masa kontrak pada hari ke 60 (enam puluh) setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak 5
(lima) buku dan digunakan sebagai dasar pembayaran terakhir prestasi pekerjaan.
Disket/CD (Compact Disk) tersebut berisikan data-data yang sudah ada laporan lapangannya termasuk foto-
foto dokumentasi di lapangan sebanyak 5 buah atau secukupnya.
Semua hasil dokumentasi di lapangan, di cuci/cetak dan diserahkan bersama dengan laporan lainnya.
Langara, Maret 2014
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
NIP. 19650303 199504 1 00 2 NIP. 19660115 199803 1 002
Mengetahui/Menyetujui :