kajian
DESCRIPTION
fiswanTRANSCRIPT
![Page 1: KAJIAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022013118/5498eec5b47959a7498b4ba2/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Ikan Mas ( Cyprinus carpio)
Ikan mas merupakan satu spesies ikan air tawar yang mudah
ditemukan serta mudah di kembang biakkan. Hal ini dikarenakan mudahnya
beradaptasi terhadap lingkungan dan makanan yang diperoleh. Semua itu dapat
berpengaruh terhadap proses pencernaan dalam tubuh ikan mas.
Sisterna digestoria tersusun atas 2 bagian utama, yakni:
1. Tractus digestivus ( Saluran pencernaan)
2. Glandula digestoria (Kelenjar pencernaan )
Tractus digestivus (saluran pencernaan ) pada ikan mas tersusun atas :
1. Caum oris (rongga mulut) termasuk kelenjar-kelenjar yang bermuara
padanya. Cavum oris di batasi oleh sepasang rahang atas (maxilla) dan
rahang bawah (mandibula) yang padanya terdapat dentele/ gigi kecil,
runcing dan seragam. Pada dasarnya mulut terdapat lingua (lidah) yang
pendek dan tak dapat digerakkan. Lingua ikan merupakan lipatan lapis
dasar mulut, tidak mempunyai fungsi sebagai organ pembantu pengecap
atau pembantu menelan. Kelenjar yang bermuara pada cavum hanya
berupa kelenjar lendir tidak mengandung enzim pencernaan seperti pada
vertebrata lain. Tidak hanya glandula salivarus (kelenjar ludah).
2. Pharynx, merupakan pangkal oesophagus yang terdaoat pada ujung
bagian dalam dari cavum oris.
3. Osephagus, pada ikan mas sangat pendek. Dari daerah ini terdapat
saluran halus yang menuju ke pneumatocyst disebut ductus pneumaticus.
4. Ventriculus (lambung), merupakan kelanjutan dari esophagus yang
membesar
5. Intestinum (usus) merupakan kelanjutan dari lambung yang bagian besar
dilingkupi oleh kelenjar hepatopancreas dan berakhir pada anus.
Glandula digertonia (kelenjar pencernaan) pada ikan mas hanya ada
satu yang disebut dengan kelenjar hepatopancreas yang dibangun oleh sel-sel
1
![Page 2: KAJIAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022013118/5498eec5b47959a7498b4ba2/html5/thumbnails/2.jpg)
hati dan sel-sel pankreas yang sudah membaur menjadi satu. Tampak
menyelubungi hampir seluruh intestinum. Saluran pelepasan dari kelenjar ini
sangat halus seperti benang terdapat berderet sepanjang instetinum anterior yang
disebut ductus hepatopancreaticus. Hasil kerja hepatopancreas disimpan dari
dalam vesica fellea (kantung empedu) yang kemudian dikeluarkan ke dalam usus
melewati ductus coleodocus (ductus cysticus) yang bermuara pada intestium
anterior.
Organ lain yang diduga termasuk dalam sistem pencernaan pada ikan
mas adalah limpa (lien) yang berbentuk gepeng, karena letaknya yang hampir
tertutup oleh hepatopancreas. Namun ternyata limpa tidak termasuk dalam
sistem pencernaan pada ikan mas. Limpa berperan membantu pekerjaan sel-sel
hati, kaitannya dalam fungsinya sebagai perombak sel-sel darah merah yang
telah tua dan rusak.
B. Anatomi dan fisiologi kantung empedu serta saluran empedu
Kantung empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk
menyimpan empedu (cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang
dihasilkan oleh hati). Kantung empedu memiliki bentuk seperti buah pir dengan
panjang 2-3 cm dan merupakan membran berotot. Terletak di dalan fossa dari
permukaan visceral hati. Kantung empedu terbagi ke dalam sebuah fundus,
badan, dan leher.
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus dari kiri dan
kanan, yang selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum. Saluran
ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kantung
empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum dan masuk
ke dalam duodenum.
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kantung
empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam
duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga
kantung empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam
duodenum dan bercampur dengan makanan.
2
![Page 3: KAJIAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022013118/5498eec5b47959a7498b4ba2/html5/thumbnails/3.jpg)
C. Proses pembentukan dan fungsi spesifik empedu
Empedu sebagian besar adalah hasil dari excretory dan sebagian
adalah sekresi dari pencernaan. Garam-garam empedu termasuk ke dalam
kelompok garam natrium dan kalium dari asam empedu yang berkonjugasi
dengan glisin atau taurin suatu derifat / turunan dari sistin, mempunyai peranan
sebagai pengelmulsi, penghancur dari molekul-molekul besar lemak menjadi
suspensi dari lemak dengan diameter ± 1 µm dan absorpsi dari lemak, tergantung
dari sistem pencernaannya. Terutama setelah garam-garam empedu bergabung
dengan lemak dan membentuk Miceles, kompleks yang larut dalam air sehingga
lemak dapat lebih muda terserap dalam sistem pencernaan (efek hidrotrofik).
Ukuran lemak yang sangat kecil sehingga mempunyai luas permukaan yang
lebar sehingga kerja enzim lipase dari pankreas yang penting dalam pencernaan
lemak dapat berjalan dengan baik. Kolesterol larut dalam empedu karena adanya
garam-garam empedu dan lesitin.
Empedu mempunyai beberapa fungsi khusus, antara lain adalah:
1. Garam empedu dapat meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak,
dan vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses
penyerapan.
2. Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk
membantu penyerapan isinya.
3. Sebagai tempat berbagai protein yang berperan dalam fungsi
empedu
D. Getah empedu
Getah empedu yang dihasilkan oleh hati tidak mengandung enzim
pencerna. Tetapi tetap mempunyai fungsi penting dalam pencernaan dan
penyerapan lemak. Getah empedu membentuk lemak menjadi emulsi, sehingga
memudahkan kerja enzim lipase dan mudah diserap oleh dinding usus halus,
serta mengikat asam lemak menjadi garam kompleks yang mudah larut dalam
air. Disamping itu, getah empedu juga berperan dalam pembuangan limbah
tertentu dari tubuh, terutama hemoglobinyang berasal dari penghancuran sel
darah merah dan kelebihan kolesterol.
3
![Page 4: KAJIAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022013118/5498eec5b47959a7498b4ba2/html5/thumbnails/4.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Bahar, Asrul. 2001. Makanan dan Gizi. Surabaya: Unipress.
Kimball, John W. 1983. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Mitchell, Campbell Reece. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Sukiya. 2000. Petunjuk Praktikum Biologi Avertebrata. Yogyakarta: UNY Press.
Lehninger, Albert L. 1997. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
Walangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
4
![Page 5: KAJIAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022013118/5498eec5b47959a7498b4ba2/html5/thumbnails/5.jpg)
F. DESAIN PERCOBAAN
1. Tes Pembuktian Adanya Amilase
5
Tabung A Tabung B
Larutan Amilium 2 ml Larutan Amilium 2 ml
Ekstra usus 1 ml + +
Akuades 1ml
Benedict setetes
+ +
Benedict setetes
Kocok lalu panaskan ± 5 menit
![Page 6: KAJIAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022013118/5498eec5b47959a7498b4ba2/html5/thumbnails/6.jpg)
2. Tes Pembuktian Adanya Maltase
6
Tabung A Tabung B
Larutan Amilium 2 ml Larutan Maltosa 2 ml
Ekstra usus 1 ml + +
Akuades 1ml
Benedict setetes
+ +
Benedict setetes
Kocok lalu panaskan ± 5 menit
![Page 7: KAJIAN](https://reader030.vdokumen.com/reader030/viewer/2022013118/5498eec5b47959a7498b4ba2/html5/thumbnails/7.jpg)
3. Tes Pembuktian Adanya Tripsin
7
Tabung A Tabung B
Larutan Putih Telur
Dipanaskan
+
5 Tetes Biuret
Ekastrak usus 1 ml
+
Akuades 1ml
Berisi Berisi
5 Tetes Biuret