kajian teori, hasil penelitian, dan analisis

62
BAB II KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A. KAJIAN TEORI 1. OTONOMI DAERAH Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah : “Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia” 1 Menurut HAW. Widjaja Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2 Dan Pasal 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah adalah : “ Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan Pemerintah dan kepentingan masayrakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masayarakat dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia “ 3 . a. Urusan Pemerintahan 1 Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah 2 HAW,Widjaja.Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta.PT.Raja Grafindo Persada.2002.hal.76 3 Pasal 1 angka (12) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

BAB II

KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

A. KAJIAN TEORI

1. OTONOMI DAERAH

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah :

“Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia”1

Menurut HAW. Widjaja Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.2

Dan Pasal 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah

Daerah adalah :

“ Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat

hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan

mengurus urusan Pemerintah dan kepentingan masayrakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masayarakat dalam system Negara

Kesatuan Republik Indonesia “ 3.

a. Urusan Pemerintahan

1 Pasal 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

2 HAW,Widjaja.Otonomi Daerah dan Daerah Otonom.Jakarta.PT.Raja Grafindo Persada.2002.hal.76 3 Pasal 1 angka (12) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

Page 2: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Urusan Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintah yang menjadi

kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh kementrian

negara dan penyelenggara Pemerintah Daerah untuk melindungi, melayani,

memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.

Pembagian urusan pemerintah :

- Urusan Pemerintah absolut yaitu Urusan Pemerintah yang sepenuhnya

menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.

- Urusan Pemerintah konkuren yaitu Urusan Pemerintah yang dibagi

anatara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten

atau kota . Urusan pemerintah konkuren yang diserahkan ke Daerah

menjadi dasar pelaksanan Otonomi Daerah.

- Urusan Pemerintah umum yaitu Urusan Pemerintah yang menjadi

kewenangan Presiden kepada pemerintah.

Urusan Pemerintah konkuren yang menjadi kewenangan daerah terdiri dari:

Urusan Pemerintah Wajib Berkaitan dengan pelayanan dasar :

- Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan umum dan penataan ruang,

Perumahan rakyat dan kawasan permukiman, Ketentraman, ketertiban

umum, dan perlindungan masyarakat dan sosial.

Yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar :

Page 3: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

- Tenaga Kerja, Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,

Pangan, Pertanahan, Lingkungan hidup, Administrasi kependudukan

dan pencatatan sipil, Pemberdayaan masyarakat dan Desa, dsb.

Urusan Pemerintah pilihan meliputi :

- Kelautan dan perikanan, Pariwisata, Pertanian, Kehutanan, Energy

dan sumber daya mineral, Perdagangan, Industry dan Transmigrasi.

b. Asas –Asas Pemerintah Di Daerah

Sesuai dengan Tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan daerah

Kabupaten Kendal bahwa Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan

tugas pembantuan di bidang pendidikan, mengenai asas otonomi daerah itu

sendiri telah diatur dalam Pasal 5 ayat(4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintah Daerah adalah :

Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan

dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah oleh pemerintah

kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertical di

wilayah tertentu.

Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah

dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta

dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Page 4: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Logemann dalam Hanif Nurcholis membagi Desentralisasi menjadi dua macam :

Dekontrasi atau Desentralisasi jabatan (ambtelifke decentralisatie) yaitu

pelimpahan kekuasaan dari alat perlengkapan Negara tingkatan lebih atas kepada

bawahannya guna melancarkan pekerjaan didalam melaksanakan tugas

pemerintah.

Desentralisasi ketatanegaraan (staatkundige decentralisatie) yang sering

juga disebut dengan desentralisasi politik, yaitu pelimpahan kekuasaan

perundangan dan pemerintahan kepada daerah-daerah otonom di dalam

lingkunganya. Di dalam desentralisasi politik semacam ini, rakyat dengan

menggunakan dan memanfaatkan saluran-saluran tertentu (perwakilan) ikut serta

dalam pemerintahan, dengan batas wilayah masing-masing.

c. Pengertian Pemerintah Daerah

Dalam bidang ilmiah dibedakan antara pengertian pemerintah sebagai

organ (alat) Negara yang menjalankan tugas (fungsi) dan pengertian pemerintah

sebagi fungsi pemerintah. Pemerintah sebagai organ dibedakan atas pemerintah

dalam arti luas dan pemerintah dalam arti sempit :

Pemerintah dalam arti sempit dimaksudkan khusus kekuasaan eksekutif , contoh :

Menurut UUD 1945, UUD 1950 dan Konstitusi RIS , Pemerintah inilah

Presiden yang dibantu oleh Wakil Presiden dan Menteri-Menteri

Pemerintahan dalam arti luas ialah semua organ Negara yang termasuk DPR

mempelajari mengenai Pemerintahan Daerah untuk mengetahui, memahami, dan

mendalami berbagai hal, berbagai konsep yang berkaitan dengan Peraturan

Pemerintah Daerah dan Praktinya yang berlaku di Indonesia, Istilah pemerintah

diartikan dengan perbuatan (cara, hal urusan dan sebagainya) dalam memerintah.

Page 5: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Menurut Soemantri, Istilah kata Pemerintah berasal dari kata “perintah” yang

berarti menyuruh melakukan sesuatu sehingga dapat dikatakan bahwa pemerintah

adalah kekuasaan yang memerintah suatu Negara (daerah Negara) atau badan

tertinggi.

Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Tahun 1945”.4

d. Perangkat Daerah

Apabila ditelaah pasal demi pasal yang mengatur tentang Perangkat

Daerah dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah ,

serta ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah dapat ditarik kesimpulan bahwa penyelenggaraan fungsi-

fungsi pemerintah daerah hamper seluruhnya dilaksanakan oleh Perangkat Daerah.

Secara garis besar, organ-organ Perangkat Daerah di daerah Kabupaten dan Daerah

Kota meliputi : Sekertariat Daerah, Inspektorat, Dinas, Badan, dan Kecamatan.

Pemberian nama/nomenklatur Dinas dan Badan disesuaikan dengan perumpunan dan

klasifokasi yang telah ditentukan.

Pembentukan organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah

dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah.

4 Pasal 1 ayat(2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pemerintah Daerah

Page 6: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Peraturan daerah tersebut mengatur mengenai susunan, kedudukan, tugas pokok

organisasi Perangkat Daerah , rincian tugas, fungsi dan tata kerja diatur dengan

peraturan Bupati.

Dasar utama penyususnan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi adalah

adanya urusan pemerintahan yang perlu ditangani. Namun tidak berarti bahwa setiap

penangann urusan pemerintahan harus dibentuk kedalam organisasi.

Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perngkat daerah bagi masing-masing

daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

e. Dinas Kabupaten/ Kota

Dinas Kabupaten/Kota merupakan unsur pelaksana pemerintah kabupaten/kota

dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada

Bupati/Walikota melalui Sekertaris daerah. Dinas Kabupaten/Kota mempunyai tugas

melaksanakan kewenangan otonomi daerah Kabupaten/ Kota dalam rangka

pelaksanaan tugas desentralisasi.

Pokok Pokok Materi UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Komitmen bangsa Indonesia terhadap pendidikan dengan sangat jelas tercermin pada

konstitusi negara, UUD’45, Khususnya Pasal 31 yang menegaskan bahwa setiap

warga negara berhak mendapatkan pendidikan (Ayat 1) dan setiap warga negara wajib

mengikuti pendidikan dasar, dan pemerintah wajib membiayainya (Ayat 2). Skema

pembiayaan pendidikan oleh pemerintah tersebut Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan Penyelenggaraan

Pendidikan. Kemiskinan merupakan masalah yang sampai saat ini belum

terselesaikan, banyak masyarakat di Indonesia hidup didalam kemiskinan. Banyak

Page 7: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia, seperti

pemberian subsidi tersebut berbentuk kebijakan yang telah ada dan dilakukan oleh

pemerintah untuk pendidikan bagi siswa yang kurang mampu :

a. Bantuan Siswa Miskin (BSM)

Sebagai upaya mengatasai permasalahan tersebut, pemerintah mengeluarkan program

baru untuk menangani masalah pendidikan bagi siswa yang kurang mampu yang disebut

Bantuan Siswa Miskin (BSM). Hal ini didasarkan pada Undang-Undang nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap peserta didik berhak

mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu.

Sebagai implementasi dari UU tersebut pemerintah telah menetapkan Peraturan

Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan dimana dalam Pasal 2 ayat

1 berbunyi bahwa pendanaan pendidikan mejadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,

pemerintah daerah dan masyarakat dan tertuang didalam Permendikbud No.12 Tahun 2015

tentang Program Indonesia Pintar (PIP). Berdasarkan peraturan tersebut dalam rangka

pemerataan pendidikan khususnya memberikan kesempatan kepada anak yang berasal dari

keluarga kurang mampu agar dapat tetap bersekolah, pemerintah melalui Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama RI memberikan Bantuan Siswa

Miskin (BSM).

Bantuan Siswa Miskin (BSM) adalah Program Nasional yang bertujuan untuk

menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan membantu

siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak mencegah putus sekolah

menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa memenuhi kebutuhan

dalam kegiatan pembelajaran, mendukung Program Pendidikan Sembilan Tahun (bahkan

Page 8: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

hingga menengah atas), serta membantu kelancaran program sekolah. Sumber dana bantuan

ini adalah dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Menurut Juknis Tahun 2016 BSM merupakan satu dari empat kompensasi yang akan

diberikan Pemerintah kepada masyarakat. Program ini merupakan program nasional yang

bertujuan untuk menghilangkan halangan bagi siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah

dengan membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak,

mencegah putus sekolah, menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu siswa

memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung program Wajib Belajar

Pendidikan Dasar Sembilan Tahun (bahkan hingga tingkat menengah atas), serta membantu

kelancaran program sekolah. Berdasarkan buku Petunjuk Teknis (Juknis) BSM taun 2016

Sesuai dengan petunjuk teknis yang telah dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan bahwa tujuan diberikannya Bantuan Siswa Miskin memberikan peluang kepada

anak usia 6 sampai 21 utuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat di satuan

pendidikan sekolah dasar, menengah atau yang sederajat dari keluarga kurang mampu untuk

sampai ke jenjang menengah Universal dan Mencegah siswa miskin putus sekolah akibat

kesulitan ekonomi sehingga program Bantuan Siswa Miskin memiliki landasan hukum yang

menjadi pedoman, Program ini bersifat bantuan langsung kepada siswa dan bukan beasiswa,

karena berdasarkan kondisi ekonomi siswa dan bukan berdasarkan prestasi (beasiswa)

mempertimbangkan kondisi siswa, sedangkan beasiswa diberikan dengan

mempertimbangkan prestasi siswa .

Dana BSM diberikan kepada siswa mulai dari tingkat dasar hingga Perguruan Tinggi

dengan besaran sebagai berikut:

1. BSM SD & MI sebesar Rp 225.000 per semester atau Rp 450.000 per tahun.

2. BSM SMP/MTs sebesar Rp 375.000 per semester atau Rp 750.000 per tahun

3. BSM SMA/SMK/MA sebesar Rp 500.000 per semester atau Rp 1.000.000 per tahun

Page 9: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Sumber dana ini diambilkan dari dana APBN .alokasi ini tertuang dalam DIPA lingkup

kementerian pendidikan dan kebudayaan dan DIPA lingkup kementerian agama dan

Penerima dana BSM yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah

siswa miskin dan rentan pada Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri dan swasta

yang telah memenuhi kriteria sesuai pedoman/petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dana BSM dapat dimanfaatkan untuk:

1. Pembelian perlengkapan siswa (misalnya buku pelajaran, alat tulis, sepatu dan tas)

2. Biaya transportasi siswa ke sekolah/madrasah

3. Uang saku siswa untuk sekolah .

Penerima dana BSM yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

adalah siswa miskin dan rentan pada Sekolah Dasar (SD) negeri dan swasta yang telah

memenuhi kriteria sesuai pedoman/petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Agama .

Berdasarkan hasil evaluasi terkait pelaksanaan Program BSM pada periode sebelum

2012, Sekretariat TNP2K ( Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan)

kemudian mengusulkan rekomendasi kebijakan untuk memperbaiki pelaksanaan program

BSM kepada Kemendikbud dan Kemenag sebagai pelaksana Program BSM. Rekomendasi

perbaikan program dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan untuk:

Memastikan keberlanjutan pendidikan siswa penerima program BSM dari

keluarga/rumah tangga miskin antar kelas dan jenjang pendidikan terutama bagi siswa/peserta

didik yang berada pada periode transisi dan program BSM dapat menjangkau lebih banyak

Page 10: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

siswa miskin dan rentan maupun anak yang belum dan tidak lagi bersekolah. Nilai/manfaat

Program BSM juga terus dipastikan ada peningkatan agar kebutuhan personal pendidikan

siswa/peserta didik dari keluarga miskin dan rentan, dapat terpenuhi dengan lebih baik.

Tahapan pelaksanaan rekomendasi kebijakan ini dilakukan sesuai dengan

karakteristik pelaksanaan Program BSM. Pelaksanaan Program BSM memiliki karakteristik

program yang cukup kompleks dan unik dari segi pelaksanaan secara kebijakan, teknis

maupun administratif. Salah satu contoh adalah program ini dilaksanakan oleh beberapa

Direktorat Pelaksana teknis di dua Kementerian yang berbeda (Kemdikbud dan Kemenag),

yaitu Direktorat Pembinaan SD, Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Pembinaan SMA,

Direktorat Pendidikan SMK, dan Direktorat Pendidikan Madrasah.5

Oleh karena itu, rekomendasi kebijakan yang diusulkan oleh Sekretariat TNP2K

untuk perbaikan dan peningkatan pelaksanaan Program BSM, direncanakan secara

bertahap melalui proses advokasi, lokakarya teknis serta kegiatan koordinasi (baik formal

maupun informal) yang intensif sejak awal tahun 2012 dengan Kemdikbud dan Kemenag.

Advokasi dan koordinasi yang terus dilakukan oleh Sekretariat TNP2K penting untuk

memastikan agar kedua Kementerian tersebut memiliki komitmen dan pemahaman yang

sama terutama mengenai pentingnya perbaikan ketepatan sasaran program, ketepatan

jumlah dan ketepatan waktu penyaluran, agar di dalam rekomendasi kebijakan perbaikan

program, kedua Kementerian dapat berkontribusi dan turut serta secara aktif dalam

memantau dan mengevalusi efektifitas perbaikan program dengan baik.

Reformasi yang pertama kali dilakukan oleh TNP2K adalah melakukan perbaikan

penetapan sasaran BSM. Perbaikan ini dilakukan dengan dua mekanisme. Mekanisme

5 Suharto, Edi. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia: Menggagas Model Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan. 2009.hal 108. Bandung: Alfabeta.

Page 11: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

yang pertama adalah pemanfaatan informasi yang tercantum dalam Basis Data Terpadu

(BDT) sebagai sumber data calon siswa penerima BSM. Mekanisme yang kedua terkait

dengan proses alur usulan siswa calon penerima BSM dengan berpedoman kepada

petunjuk teknis Bantuan Siswa Miskin yang pengelolaan sudah diatur dari tingkat

sekolah/madrasah hingga ke tingkat pusat setiap tingkat pengelola BSM memiliki peran

dan tugas masing-masing.

Pengelolaan dana BSM pada tingkat sekolah adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala

Sekolah, Guru yang ditunjuk dan Komite Sekolah dengan memiliki tugas untuk

mensosialisasikan kepada guru, komite dan orang tua siswa dan bersama komite sekolah

memverivikasi dan mengidentifikasi calon penerima bantuan yang akan diusulkan ke

kabupaten/kota sesuai persyaratan dan prioritas siswa tidak lupa melengkapi data. Sasaran

dari penerima program BSM dan meningkatkan cakupan penerima BSM yang berasal

dari keluarga/rumah tangga miskin, dengan memanfaatkan informasi dari BDT dan

melalui pengiriman Kartu Calon Penerima BSM (selanjutnya disebut sebagai Kartu BSM)

di tahun 2012 dan di tahun 2013 – melalui pengiriman Kartu Perlindungan Sosial/KPS.6

Pemerataan pendidikan ini belum dilakukan secara merata terutama di kalangan

masyarakat miskin. Pendidikan di Indonesia yang relatif mahal dan mayoritas penduduk

Indonesia yang hidup dalam kemiskinan membuat pendidikan itu tidak merata dikalangan

masyarakat miskin. Pemerintah telah melakukan upaya-upaya untuk menanggulangi

ketidakmerataan pendidikan ini dengan cara Wajib Belajar Sembilan Tahun, pemberian

beasiswa-beasiswa bagi masyarakat yang kurang mampu atau miskin, kemudian muncul

bantuan yang khusus untuk kalangan masyarakat miskin yang sering disebut Bantuan

Siswa Miskin (BSM). Walaupun sudah diadakan sekolah gratis melalui Bantuan Siswa

6 Petunjuk Teknis Bantuan Siswa Miskin 2013

Page 12: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Miskin (BSM). Namun bantuan yang diberikan belum merata. Masih banyak masyarakat

miskin yang tidak mendapatkan apa yang seharusnya mereka dapatkan, padahal seluruh

rakyat berhak mendapatkan pendidikan yang layak, Sasaran penerima Program BSM

masih lemah dimana ditemukan banyak penerima BSM yang bukan berasal dari keluarga/

rumah tangga miskin dan banyak siswa dari keluarga/rumah tangga miskin tidak

menerima manfaat BSM serta masih manualnya cara yang digunakan dalam merankingan

penerima BSM tersebut.

Oleh karena itu, agar proses perankingan penerima BSM menjadi lebih objektif dan

praktis, sebaiknya dilakukan Secara komputerisasi, yaitu dengan mengembangkan suatu

aplikasi yang mengimplementasikan metode-metode yang dapat mempermudah proses

dalam pengambilan keputusan serta dapat membantu dalam meningkatkan ketepatan

sasaran dari penerima program BSM tersebut. Sehingga pemerintah mengembangkan

kebijakan demokrasi untuk pendidikan bagi siswa yang kurang mampu Peran negara

dalam bidang pendidikan di negara demokrasi seharusnya bersifat akomodatif terhadap

kepentingan warga negaranya di bidang pendidikan. Namun peran negara dalam bidang

pendidikan bisa saja dilaksanakan dalam rangka melegitimasi dan mempertahankan

status-quo. Upaya ini biasanya dilakukan merasuk dalam sistem pendidikan dalam hidden

curriculum. Atau menurut Michael W. Aplle politik kebudayaan suatu negara disalurkan

melalui lembaga – lembaga pendidikan.7

Masalah mahalnya pendidikan antara lain disebabkan kurang adanya komitmen

dari pemerintah maupun partai politik untuk memprioritaskan bidang pendidikan. Ini

terlihat dari anggaran pendidikan yang sangat minim. Negara sebagai penanggung jawab

utama pendidikan nasional seharusnya menyediakan fasilitas pendidikan yang realistik

7 Tilaar, H.A.R. . Kekuasaan & Pendidikan : Suatu Tinjauan dari Perspektif Studi Kultural.

(2003).hal145.Magelang : Indonesiatera.

Page 13: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

dan memadai. Secara normatif dalam sejarah pernah ada kebijakan negara yang

mengamanatkan anggaran pendidikan 25% dari APBN (Tap MPRS No.

XXVII/MPRS/1966). Begitu pula di era reformasi UUD 1945 mengamanatkan anggaran

pendidikan 20 % dari APBN. Dalam kenyataan empirik dana pendidikan dewasa ini

diperkirakan hanya sekitar 4 % dari APBN. Ironisnya DPR dan partai politik tidak ada

yang protes.

Maka dari itu hak untuk memperoleh pendidikan sebagai hak bangsa, juga dianut

dalam konstitusi kita (Undang-Undang Dasar NRI 1945); dalam pembukaannya

eksplisit ditegaskan ”membentuk suatu pemerintahan yang mencerdaskan kehidupan

bangsa…” Bahkan keterlibatan negara menanggung perwujudan hak demikian masih

ditegaskan lagi dalam Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (UUD NRI 1945) yang terdiri atas 6 (enam) ayat:

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan;

2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayaianya;

3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,

yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-Undang;

4. Negara memperioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen

dari anggaran pendapatan belanja negara serta dari pendapatan belanja daerah untuk

memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional;

5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan menjunjung tinggi

nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan

ummat manusia.

Page 14: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Selain itu, masih pula hak tersebut terderivasi dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor

39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia yang menegaskan “setiap orang berhak atas

perlindungan bagi pengembangan pribadinya, untuk memperoleh pendidikan, dan

meningkatkan kualitas hidupnya agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa,

bertanggung jawab, berakhlak mulia, bahagia, dan sejahtera sesuai dengan hak asasi

manusia.”8

Hanya saja dalam kondisi faktualnya, ternyata hak untuk memperoleh pendidikan

tersebut tereliminasi secara perlahan. Mulai dari penjabaran lebih lanjut dari UUD NRI

1945 ke dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional (Undang-Undang Sisdiknas) dan segala peraturan pelaksanaannya hingga pada

tataran realisasi kebijakannya, tidak lagi selayaknya menempatkan negara dalam domain

penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Negara melalui pranatanya untuk

mengurusi pendidikan formal sebagaian urusan pendanaan dan pemenuhan hak bagi yang

tidak mampu terabaikan.

Institusi pendidikan dianjurkan dalam status badan hukum, kendati dimaksudkan

untuk meningkatkan penyemerataan tanpa nirlaba, tapi pada kenyataannya institusi

pendidikan “dibajak” untuk kepentingan bisnis. Sengaja dibentuk dalam format mandiri,

sekolah bertaraf internasional, sekolah jarak jauh, hingga membuka keran investor untuk

menanamkan modal ke dalam insitusi pendidikan merupakan konkretisasi negara telah

melepaskan diri dari perwujudan hak bagi warga negara untuk memperoleh pendidikan.

Dalam tataran implementatif yang mengacu pada hasil kebijakan pengelolaan dan

penyelenggaraan pendidikan, pada hakikatnya juga tidak sesuai dengan pengharapan.

Sebuah anomali pendidikan yang diharapkan untuk mencerdaskan dan mampu berdaya

8 Undang- Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia

Page 15: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

saing dalam menciptakan sumber daya manusia berkualitas, justru mengalami degradasi

dalam daya cipta, rasa dan karsa. Dari jumlah presentase yang diproduksi oleh institusi

pendidikan masih rendah dalam menghasilkan publikasi karya ilmiah hingga inovasi

dalam bidang tekhnologi. Termasuk dalam segi karsa dan rasa, produk institusi

pendidikan tidaklah menunjukan hasil yang berintegritas terhadap aparatur sipil negara

untuk mengurusi pemerintahan, pembuktian demikian cukup dengan menyodorkan

terpidana korupsi yang berasal dari struktur pemerintahan dengan rata-rata bergelar

sarjana.

Pemerintah Indonesia sampai sekarang belum memiliki political will untuk

memprioritaskan pendidikan untuk perbaikan ekonomi dan sumber daya manusia.

Sesungguhnya telah banyak bukti seperti dinyakatan Lauritz-Holm Nielson (Lead

Specialist for Higher Education, Science and Technology the World Bank) pada acara

International Conference Higher Education Reform 2001 di Jakarta bahwa pendidikan

tinggi merupakan kunci terpenting dalam pembangunan ekonomi secara global.

Akumulasi penguasaan pengetahuan dapat menjadi keunggulan kompetitif suatu negara.

Selanjutnya Nielson menyatakan di negara – negara maju,.9

Begitu pula dibutuhkan sebuah partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

pendidikan guna untuk membantu penuntasan wajib belajar 12 tahun mulai cenderung

memiliki orientasi bisnis yang kuat. Tidak mudah bagi mereka yang berada pada level

menengah ke bawah bisa menikmati pendidikan di sekolah swasta. Partisipasi

masyarakat dalam menuntaskan wajib belajarpun masih memprihatinkan. Misalnya bisa

dilihat indikatornya masih banyaknya usia wajib belajar belum memperoleh pendidikan.

Oleh karena itu biaya pendidikan dirasakan oleh masyarakat semakin relatif mahal.

9 Azra, Azyumardi, 1999, Pendidikan Nasional versus Kemiskinan dalam Esei-esei Intelektual Muslim dan

Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Page 16: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Meskipun pengeluaran penduduk untuk pendidikan di Indonesia (tahun 2001 – 2002)

masih rendah yakni 1,3 % dari total PDB sebesar 662,9 miliar dollar AS. Pada sisi lain

banyak fasilitas pendidikan yang jauh dari layak. Sementara itu rakyat tidak banyak bisa

berbuat banyak untuk mempengaruhi perumusan kebijakan pendidikan.

Muchtar Bukhori salah seorang pakar pendidikan Indonesia menilai” Kebijakan

pendidikan kita tak pernah jelas. Pendidikan kita hanya melanjutkan pendidikan yang

elite dengan kurikulum yang elitis yang hanya bisa ditangkap oleh 30 % anak didik”,

sedangkan 70% lainnya tidak bisa mengikuti. (Kompas, 4 September 2004). Padahal

kondisi daerah di Indonesia dilihat dari sisi SDM-nya sangat kompleks. Maka tidak

mengherankan apabila banyak terjadi kejanggalan, misalnya daerah yang SDA-nya

tinggi tetapi SDM-nya rendah. 10

Kesenjangan di atas, apabila tidak segera dilakukan pembuatan kebijakan

pendidikan yang jelas orientasinya dapat memicu disintegrasi. Orientasi kebijakan

pendidikan yang diperkirakan dapat memperkuat integrasi nasional adalah meningkatkan

mutu SDM dan pemerataannya di daerah. Dengan demikian kebijakan pemerintah pusat

lebih pada pengendalian mutu, sedangkan daerah diberikan keluasan untuk secara kreatif

mengembangkan berbagai kebijakan teknis yang dianggap tepat dengan berpedoman pada

mutu standar nasional. Untuk mewujudkan pendidikan yang murah bagi kalangan miskin,

ada beberapa langkah kongkrit dan strategis yang bisa diambil seperti ;

1. Janganlah kemiskinan dijadikan penyebab terhambatnya anak bangsa untuk

memperoleh pendidikan. Pendidikan yang bermutu harus bisa diakses dan dinikmati

oleh segenap komponen anak bangsa secara adil dan merata. Dan, negara harus

10 T. Sulistyono, Drs. M.Pd.,MM. 2003. Wawasan Pendidikan. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Page 17: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

menanggung sepenuhnya segala biaya pendidikan mereka. Mereka harus dibebaskan

dari beban biaya pendidikan.

2. Pengalokasian anggaran pendidikan dari APBN dan APBD. Pemerintah dan

pemerintah daerah harus fokus pada bagaimana anggaran 20% bisa direalisasikan

dengan nyata dan konsisten. UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) mengamanatkan bahwa

negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN

dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

Bahkan, UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas Pasal 49 ayat (1) menegaskan bahwa

dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan

minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBD.

2. HAK ANAK ATAS PENDIDIKAN

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang melekat pada diri manusia yang

sifatnya kodrati dan universal sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa dan berfungsi

untuk menjaga kelangsungan hidup, kemerdekaan, perkembangan manusia dan

masyarakat, yang tidak boleh diabaikan, dirampas atau diganggu gugat siapapun.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 telah menjelaskan secara terperinci

tentang HAM yang diantaranya adalah hak untuk hidup, hak untuk berkeluarga, hak

untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi dan hak untuk memperoleh

pendidikan.

Menurut Pasal 31 (Ayat 1) Undang- Undang Dasar sudah dijelaskan bahwa

“Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”

Salah satu bentuk perwujudan dari pemberdayaan secara konstitusional yaitu

dengan terbentuknya Undang-Undang Republik Indonesia No.39 tahun 1999 tentang

Page 18: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Hak Asasi Manusia yang mencantumkan hak anak dalam memperoleh pendidikan

yaitu pasal 60 ayat (1) dan (2) yang menyatakan (1) "setiap anak berhak untuk

memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya

sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya; Sedangkan ayat (2)

menyatakan "setiap anak berhak mencari, menerima, memberikan informasi sesuai

dengan tingkat intelektualitas dan usianya demi pengembangan dirinya sepanjang

sesuai dengna nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014

menjelaskan setiap anak berhak mendapatkan pendidikan

“ Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan

dipenuhi oleh Orang Tua, Keluarga, Masyarakat, Negara, Pemerintah, dan Pemerintah

Daerah”.11

Menurut Pasal 9 ayat (1) Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2014

menjelaskan mengenai hak anak atas pendidikan.

“ Setiap Anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka

pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat “

.12

Hak anak atas pendidikan juga diatur didalam Konvensi Hak Anak

Dalam menelaah peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kesehatan

pendidikan, Konvensi Hak Anak (Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990) kembali

digunakan sebagai alat ukurnya. Hal ini dikarenakan konvensi ini diakui sebagai

11 Pasal 1 ayat(1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak 12 Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak

Page 19: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

pengaturan yang paling komprehensif mengenai hak anak dan negara-negara yang

meratifikasi wajib melakukan upaya pemenuhannya

Hak-hak anak dalam KHA dapat dikelompokkan menjadi empat bagian :

a. Membuat pendidikan dasar suatu kewajiban dan tersedia secara cuma-cuma .

b. Mendorong pengembangan bentuk-bentuk pendidikan menengah yang berbeda,

termasuk pendidikan umum dan kejuruan, menyediakan pendidikan tersebut untuk

setiap anak, dan mengambil langkah-langkah yang tepat seperti penerapan pendidikan

cuma-cuma dan menawarkan bantuan keuangan bila diperlukan.Membuat pendidikan

tinggi terjangkau untuk semua anak berdasarkan kemampuan, dengan semua cara

yang layak untuk mengurangi angka putus sekolah.13

3. PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN

DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DIKABUPATEN KENDAL

Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 10 Tahun 2012 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Kendal Pasal 15 huruf (d)

bahwa setiap anak akan mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang

orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.14

Tujuan adanya bantuan atau mendapatkan biaya pendidikan dalam

Mengurangi hambatan siswa miskin dalam mengkases layanan pendidikan, mencegah

angka putus sekolah & menarik siswa miskin untuk bersekolah kembali, membantu

siswa miskin memenuhi kebutuhan personal dalam kegiatan pembelajaran,

mendukung penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun, pendidikan dasar

13 .Pasal 28 Konvensi Hak Anak (Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990) 14 Pasal 15 huruf(d) Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Kendal

Page 20: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

dan mengurangi angka buta huruf, pelaku pencurian bahkan anak jalanan di

Kabupaten Kendal.

Setiap anak wajib mendapatkan haknya untuk mendapatkan pelayanan dalam

pendidikan untuk menuntaskan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

Kabupaten Kendal. Tidak lupa diperlukan partisipasi atau kesadaran setiap warga

negara untuk menuntaskan program wajib belajar sebagaimana dimaksud di dalam

Pasal 32 ayat(1). memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada

tingkat pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/Mts serta satuan pendidikan yang

sederajat) dan menyediakan, sesuai dengan Pasal 13 ayat(2) dijelaskan satuan

pendidikan wajib mengalokasikan paling sedikit 20% dalam proses penerimaan

peserta didik baru bagi keluarga miskin/ tidak mampu, disamping itu Pemerintah

daerah juga memilik hak untuk melakukan monitoring kepada setiap satuan

pendidikan.

Pemerintah daerah tidak hanya miliki hak namun juga memilik kewajiban

yang harus dilaksanakan yang sudah diatur dalam Pasal 21 huruf (a) Peraturan Daerah

Nomor 10 Tahun 2012 dalam melaksanakan tugas keprofesionalan tenaga

kependidikan berkewajiban : “Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan

melaporkan pelaksanaan setiap tugas pokok dan fungsinya”. Dan juga diatur di dalam

Pasal 32 “ Pemerintah Daerah wajib menuntaskan program wajib belajar Pendidikan

dasar 12 (dua belas) tahun dan setiap warga masyarakat juga wajib berpartisipasi

dalam menuntaskan program wajib belajar sebagaimana pada ayat (1). Sehingga

Pemerintah Daerah wajib memperhatikan hak dan kewajiban Guru dan tenaga

Kependidikan dalam menentukan dan melaksanakan serta mengevaluasi kebijakan

Page 21: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

pendidikan daerah sesuai dengan Pasal 22 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012

tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Kendal.

Sudah dipertegas juga dengan Pasal 31 ayat (2) Undang-Undang Dasar

“ Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah

wajib membiayainya”. diatur pula di dalam Pasal 33 ayat (1) Peraturan Daerah

Kabupaten Kendal Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan dan

penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Kendal yang menjelaskan

“ Pemerintah Daerah menjamin tersedianya dana, sarana dan prasarana Pendidikan,

Pendidik dan/Tenaga Kependidikan untuk mensukseskan wajib belajar 12 tahun ” 15

Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan

dimana dalam Pasal 2 ayat 1 berbunyi “ bahwa pendanaan pendidikan mejadi

tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat ”

dan tertuang didalam Permendikbud No.12 Tahun 2015 tentang Program Indonesia

Pintar (PIP). 16

“Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan

potensidirinya melalui proses pembelajaran dan / atau cara lain yang dikenal dan

diakui oleh masyarakat dan Pemerintah.”

Sesuai amanat dan alinea ke empat pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu :

1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia

15 Pasal 33 ayat(1) Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Dan

Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Kendal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan dimana dalam Pasal (2 )ayat (1)

Page 22: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

2. Memajukan kesejahteraan umum

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Hak untuk memperoleh pendidikan adalah hak dasar setiap warga negara.

Lebih-lebih di negeri yang angka buta hurufnya menakjubkan, terutama negeri yang

masih dipenuhi wabah. Pendidikan adalah tangga untuk mobilitas kelas, bersama

dengan pendidikan seseorang merubah nasibnya. Pendidikan juga sebaiknya melatih

kemampuan solidaritas dan kepekaan.

Karena dampak sosial yang besar itulah, pendidikan memiliki peran penting.

Tingginya angka putus sekolah membuat pendidikan jauh dari akses mereka.

Sebaiknya pemerintah turun langsung menangani pendidikan di indonesia dengan

cara memberlakukan dana BSM secara adil dan merata diseluruh indonesia supaya

masyarakat mendapatkan hak pendidikan yang harus mereka dapatkan. Selain itu,

pendidikan karakter , pendidikan nilai, pendidikan moral, pendidikan akhlaq dan

pendidikan budi pekerti harus dtanamkan sejak dini supaya pendidikan di indonesia

semakin maju dan hak mendapatkan pendidikan harus didapatkan oleh semua

masyarakat indonesia.

Pada hakikatnya pendidikan adalah hak dasar bagi setiap warga negara

Indonesia untuk dapat menikmatinya. Pendidikan merupakan usaha sadar yang

dilakukan oleh manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses

pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah diakui dan

sekaligus memiliki legalitas yang sangat kuat sebagaimana tertuang dalam Undang-

Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa:” Setiap warga

negara berhak mendapat pendidikan”. Hak memperoleh pendidikan ini diperjelas

dengan Pasal 31 ayat (2) yang bunyinya: ”Setiap warga negara wajib mengikuti

Page 23: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Selanjutnya pada ayat (3)

dituangkan pernyataan yang berbunyi:” Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan

ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang

diatur dengan undang-undang”.

Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara berhak

memperoleh pendidikan yang layak terutama pendidikan dasar. Selain membahas

tentang pendidikan sebagai suatu hak, pasal 31 juga mempertegas bahwa pendidikan

(terutama pendidikan dasar) merupakan kewajiban bagi setiap warga negara dan

pemerintah wajib membiayainya.17

5.TEORI HUKUM MENURUT GUSTAV RADBURCH

Gustav Radbruch adalah seorang filosof hukum dan seorang legal scholar

dari Jerman yang terkemuka yang mengajarkan konsep tiga ide unsur dasar hukum.

Ketiga konsep dasar tersebut dikemukakannya pada era Perang Dunia II. Tujuan

hukum yang dikemukakannya tersebut oleh berbagai pakar diidentikkan juga sebagai

tujuan hukum Adapun tiga tujuan hukum tersebut adalah kepastian, keadilan, dan

kemanfaatan.

Faktanya apakah ketiga unsur tujuan hukum tersebut tidak menimbulkan

masalah . Karena tidak jarang antara kepastian hukum terjadi benturan dengan

keadilan, benturan antara kepastian hukum dengan kemanfaatan, dan antara keadilan

dengan kepastian hukum. Dapat diambil contoh dalam sebuah perkara hukum, kalau

17 Pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945

Page 24: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

hakim diharuskan mengambil keputusan yang adil maka rasa adil dari pihak lain

tentu akan dikorbankan.

Jika ingin menegakkan keadilan maka tentu kemanfaatan dan kepastian

hukum harus dikorbankan. Meskipun memang antara penggugat dan tergugat

memiliki nilai atau rasa adil yang berbeda-beda. Keadilan bisa saja lebih diutamakan

dan mengorbankan kemanfaatan bagi masyarakat luas. Maka atas teorinya Gustav

Radbruch mengajarkan adanya skala prioritas yang harus dijalankan, dimana

perioritas pertama selalu keadilan, kemudian kemanfaatan, dan terakhir barulah

kepastian hukum. Hukum menjalankan fungsinya sebagai sarana konservasi

kepentingan manusia dalam masyarakat. Tujuan hukum mempunyai sasaran yang

hendak dicapai yang membagi hak dan kewajiban antara setiap individu didalam

masyarakat. Hukum juga memberikan wewenang dan mengatur cara memecahkan

masalah hukum serta memelihara kepastian hukum.

Tujuan hukum perlu diketahui objek kajiannya yang jelas. Untuk itu perlu

dipahami dasar dan latar belakang dari objek pembahasan tersebut. Hal ini sangat

penting demi memudahkan dalam pemahamannya. Kajian dari tujuan hukum ini

berorientasi agar uraian pengertian dan batasan topik masalah mudah untuk

dipahami.

Berbicara mengenai tujuan hukum pada umumnya menurut Gustav Radbruch

memakai asas prioritas. Asas prioritas tersebut dijadikan sebagai sebagai tiga nilai

dasar tujuan hukum yaitu : keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Setiap

hukum yang diterapkan memiliki tujuan spesifik. Misalnya, hukum pidana memiliki

tujuan spesifik dibandingkan dengan hukum perdata, hukum formal mempunyai

tujuan spesifik jika dibandingkan dengan hukum materil. Tujuan hukum adalah

sekaligus keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum maka faktanya hal tersebut

Page 25: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

akan menimbulkan masalah. Tidak jarang antara kepastian hukum berbenturan

dengan kemanfaatan, antara keadilan dengan kepastian hukum, dan antara keadilan

terjadi benturan dengan kemanfaatan. Contoh yang mudah untuk dipahami adalah

jika hakim dihadapkan dalam sebuah kasus untuk mengambil sebuah keputusannya

adil. Pembaruan oleh hakim melalui putusannya juga tidak bisa dilakukan secara

maksimal, selain pengaruh civil law system yang menghendaki hakim mendasarkan

diri secara ketat pada bunyi undang-undang meski undang-undang tersebut telah

ketinggalan zaman. Maka penerapan keadilan dalam pembuatan putusan bukanlah

hal mudah untuk dilakukan.

Paradigma berpikir hakim juga lebih condong pada mendasarkan diri pada

filsafat positivisme hukum. Melihat dari sudut pandang ini tujuan utama hukum

menjadi bukan keadilan melainkan kepastian. Hanya hal yang bersifat pasti saja yang

dapat dijadikan ukuran kebenaran. Ukuran adil cenderung disesuaikan dengan rasa

keadilan pribadi masing-masing. Masyarakat pada umumnya masih beranggapan

putusan hakim yang ada masih kaku dengan dengan bunyi aturan dalam undang-

undang.

Keadilan adalah hak asasi yang harus dinikmati oleh setiap manusia yang

mampu mengaktualisasikan segala potensi manusia. Tentu dalam hal ini akan

memberikan nilai dan arti yang berbeda keadilan yang berbeda untuk terdakwa dan

pihak lain yang jadi korban ketika hakim membuat putusan. Maka dalam hal ini bisa

saja keadilan akan berdampak pada kemanfaatan bagi masyarakat luas. Tetapi ketika

kemanfaatan masyarakat luas yang harus dipuaskan, maka nilai keadilan bagi orang

tertentu mau tidak mau akan dikorbankannya. Maka keadilan, kemanfaatan dan

kepastian hukum akan sangat sulit untuk ditegakkan secara bersama.

Page 26: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Hukum memiliki fungsi tidak hanya menegakkan keadilan tetapi juga

menegakkan kepastian dan kemanfaatan. Berkaitan dengan hal tersebut asas prioritas

yang telah ditelurkan Gustav Radbruch menjadi titik terang dalam masalah ini.

Prioritas keadilan dari segala aspek lain adalah hal penting. Kemanfaatan dan

kepastian hukum menduduki strata dibawah keadilan. Faktanya sampai saat ini

diterapkannya asas prioritas ini membuat proses penegakan dan pemberlakuan

hukum positif di Indonesia masih dapat berjalan.

Faktanya dilapangan ketiga tujuan hukum yang ditelurkan Gustav Radbruch

tetap saja ada pertetangan. Dalam teori filsafat hukum juga selalu mengagungkan

keadilan, mulai teori hukum alam sejak Socrates hingga Francois Geny, selalu

mempertahankan keadilan sebagai mahkota hukum. Banyak teori mengenai keadilan

dan masyarakat yang adil, semua menegaskan bahwa keadilan harus diagungkan.

Keadilan harus dinomorsatukan, dan keadilan harus di atas segala-galanya untuk

selalu diperjuangkan oleh setiap manusia. Itulah keadilan yang seharusnya selalu

diperjuangkan.

Maka demi tercapainya tujuan hukum yang menuntut kedamaian,

ketentraman, kesejahteraan dan ketertiban dalam masyarakat. Asas prioritas dalam

tujuan hukum yang ditelurkan Gustav Radbruch dapat dijadikan pedoman. Apalagi

dengan kondisi masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai latar belakang. Asas

prioritas yang mengedepankan keadilan daripada manfaat dan kepastian hukum

menjawab persoalan kemajemukan di Indonesia. Tetapi menjadi catatan penerapan

asas prioritas dapat dilakukan selama tidak mengganggu ketenteraman dan

kedamaian manusia selaku subjek hukum dalam masyarakat. 18

18 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Penerbit: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta hal 161. , 2010.

Page 27: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Menurut teori hukum gustav radburch bahwa keadilan mengenai hak anak

untuk mendapatkan pendidikan yang layak , manfaat dengan adanya bantuan ini

diharapkan dapat terpenuhinya hak anak dalam pendidikan untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat, dan mendapatkan kepastian bahwa setiap anak mendapatkan

haknya untuk mendapatkan layanan pendidikan guna untuk menuntaskan program

wajib belajar yang sudah disesuaikan oleh pemerintah guna untuk mengembangkan

minatnya .

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran Umum Tentang Kabupaten Kendal

Pemerintah Daerah Merupakan Koordinator semua instansi sektoral dan kepala

daerah yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pembinaan dan

pengembangan wilayahnya yang 19

mencakup segala bidang kehidupan, dan bidang

pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten

Kendal melaksanakan pembangunan yang memiliki arah dan tujuan tertentu yang

harus dicapai melalui pembangunan disemua bidang, salah satunya adalah bidang

pendidikan. Hal ini berarti pembangunan pendidikan kabupaten Kendal merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari rencana pembangunan Kabupaten Kendal.

Kabupaten Kendal adalah salah satu wilayah Kabupaten di Jawa Tengah dengan

luas wilayah keseluruan sekitar 1.002.23 km2 atau 100.223 hektar. Letak Kabupaten

Kendal berbatasan langsung dengan Kota Semarang berjarak kurang lebih 31 km.

Selain itu, posisinya yang berada dijalur pantura memberikan keuntungan dalam

perkembangan pembangunan daerah di Kabupaten Kendal. Dilihat dari jumlah

penduduk Kabupaten Kendal sampai dengan pertengahan tahun 2015 mencapai

Page 28: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

1.903.429 jiwa yang terdiri dari laki-laki 961.172 jiwa (50.18%) dan perempuan

942.257 jiwa (49.82%) .

Namun pada tahun 2015 angka kemiskinan di Indonesia sebesar 28.592.792 jiwa

atau sekitar 11,22 persen dengan garis kemiskinan Rp. 330.776,00, sedangkan angka

kemiskinan di Jawa Tengah 4.577.038 jiwa atau 11,22 persen dengan garis

kemiskinan Rp. 297.851,00. Tahun 2015 Kabupaten Kendal mempunyai garis

kemiskinan Rp. 301.449,00 dengan angka kemiskinan sebesar 109.270 jiwa atau

11,62 persen. Memahami angka kemiskinan di Kabupaten Kendal artinya ada sekitar

11,62 persen penduduk di Kabupaten Kendal yang hidup di bawah garis kemiskinan

atau dengan kata lain masih ada 11,62 persen penduduk di Kabupaten Kendal yang

rata – rata pengeluaran perkapita perbulannya kurang dari Rp.301.449,00. Jika

dibandingkan tahun 2014, di Kabupaten Kendal terjadi penurunan angka kemiskinan

sebesar 0,18 persen, hal ini merupakan capaian yang baik mengingat ada beberapa

Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah yang mengalami kenaikan angka

kemiskinan.Upaya penurunan angka kemiskinan harus terus dilakukan oleh

pemerintah agar pembangunan berjalan dengan cepat.Semoga fokus pemerintah

bukan hanya penurunan kemiskinan secara kuantitas saja,tetapi juga menaikkan

kehidupan mereka menjadi lebih berkualitas.20

2. Kedudukan dan Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal

Dinas Pendidikan merupakan salah satu bagian perangkat daerah yang

dapat menyelenggarakan sekuruh urusan yang menyangkut tentang pendidikan.

Dinas daerah selama ini menangani pelaksanaan tugas-tugas yang diserahkan

20 Buku Panduan Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal

Page 29: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

kepadanya semakin memiliki wewenang yang sangat penting dalam Pemerintah

Daerah.

Demikian pula halnya dengan Dinas Pendidikan yang memiliki tugas dan

fungsi yang tidak kalah penting dengan dinas yang lainnya dalam prinsip

koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik dalam lingkungannya masing-

masing maupun antara satuan organisasi dalam lingkungan Pemerintah yang

disesuaikan dengan tugas-tugasnya. Dinas pendidikan dalam melaksanakan

tugas menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan Kebijakan teknis

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur

Dinas Pendidikan di pimpin langsung oleh Kepala dinas. Kepala dinas

berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada gubernur melalui sekretaris

daerah. Pada dinas daerah dapat dibentuk unit pelaksana teknis dinas untuk

melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang

yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa daerah kabupaten/kota.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi Tata

Kerja Dinas Daerah di Kabupaten Kendal yang Kemudian dijabarkan dengan Peraturan

Bupati Kendal Nomor 37 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi, Uraian

Tugas Jabatan Sturutural dan Tata Kerja pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal.

Page 30: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Daerah di Kabupaten Kendal yang kemudian dijabarkan dengan Peraturan

Bupati Kendal Nomor 37 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi,

Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Tata Kerja pada Dinas Pendidikan Kabupaten

Kendal adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas, dibantu oleh :Sekretaris, dibantu oleh :

1. Sekretaris;

2. Kepala Bidang Pendidikan Dasar;

3. Kepala Bidang Pendidikan Menengah;

4. Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal;

5. Kepala Bidang Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

Page 31: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

6. Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD);

7. Kelompok Jabatan Fungsional;

2. Kepala Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan;

3. Kepala Sub Bagian Keuangan;

4. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

5. Kepala Bidang Pendidikan Dasar, dibantu oleh :

6. Kepala Seksi TK/SD;

7. Kepala Seksi SMP;

8. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Dasar;

9. Kepala Bidang Pendidikan Menengah, dibantu oleh:

10. Kepala Seksi SMA;

11. Kepala Seksi SMK;

12. Kepala Seksi Sarana Dan Prasarana Pendidikan Menengah;

13. Kepala Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal, dibantu oleh:

14. Kepala Seksi Pendidikan Anak Usia Dini;

15. Kepala Seksi Pendidikan Masyarakat;

16. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan Non Formal dan Informal;

17. Kepala Bidang Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dibantu oleh :

18. Kepala Seksi Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar;

19. Kepala Seksi Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan

Menengah;

20. Kepala Seksi Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non

Formal dan Informal.

Dalam rangka mendukung pembangunan pendidikan secara komprehensif, Struktur

Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Page 32: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

sebagai berikut :

1. Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan ;

2. Kepala SKB Cepiring, dibantu oleh :

a. Kepala Subag Tata Usaha.

b. Tenaga Fungsional / Guru Pamong .

Masing-masing bagian memiliki tugas pokok dan fungsi sendiri sesuai dengan

penjelasan dari Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas

Pokok, fungsi dan uraian tugas .

3. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal

Sesuai yang sudah dijelaskan di Pasal 5 dalam Peraturan Daerah Nomor 17

Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah di Kabupaten Kendal

dan sesuai dengan penjelasan dari Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2011 tentang

Penjabaran Tugas Pokok, fungsi dan uraian tugas dari masing-masing bagian,

menjelaskan :

“Dinas Pendidikan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang

pendidikan.” Dan Penjabaran dari masing-masing bagian Tugas Pokok, Fungsi dan

Uraian Tugas :

1. Kepala Dinas Pendidikan

1. Tugas Pokok :

Melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam bidang pendidikan

Page 33: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

2. Fungsi :

a : Perumusan kebijakan teknis dibidang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan, Pendidikan Anak Usia

Dini, serta Non Formal dan Informal.

b : Penyelenggaraan urusan pemerintah bidang pendidikan.

c : Pembinaan dan Pelaksanaan tugas bidang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan, Pendidikan Anak

Usia Dini, serta Non Formal dan Informal.

d : Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

3. Rincian Tugas :

a : Merumusakn program kerja dan anggaran Dinas Pendidikan

b : Merumuskan kebijakan dibidang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan, Pendidikan Anak Usia

dini serta Non Formal Dan Informal.

c : Menetapkan kebijakan teknis dibidang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Pendidikan Anak

Usia Dini serta Non formal dan Informal.

2. Sekretariat

1. Tugas Pokok:

Page 34: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Sekretariat Dinas dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas untuk merumuskan kebijakan,

mengoordinasikan, membina, dan mengendalikan kegiatan di bidang perencanaan,

monitoring, evaluasi, pelaporan, administrasi umum,kepegawaian, dan keuangan.

2. Fungsi :

a . Pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, dan rumah tangga Dinas.

b . Pengelolaan administrasi keuangan Dinas dan

c . Pelaksanaan perencanaan, monitoring evaluasi, dan pelaporan kegiatan

Dinas.

3. Rincian Tugas

a. Menyusun program kerja dan anggaran Sekretariat berdasarkan rangkuman

rencana Subbagian-Subbagian.

b. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas bidangnya, dan

mengarah kepada pelaksanaan kegiatan.

c. Mengordinasikan penyusunan program kerja Dinas

d. Mengoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggran dengan seluruh

Bidang di lingkungan Dinas

e. Menyelenggarakan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, keuangan,

kearsipan, perpustakaan, perlengkapan rumah tangga Dinas sesuai ketentuan

yang berlaku guna kelancaran tugas.

f. Mengordinasikan Penyusunan laporan pertanggung jawaban pelaksanaan

kegiatan Dinas.

g. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan keseluruhan

h. Menyusun laporan pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan secretariat.

Page 35: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

i. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran

pelaksanaan tugas.

j. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

m. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja pelaksanaan

tugas bawahan secara berkala melaluisistem penilaian yang tersedia;

n. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar

pengambilan kebijakan;

o. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik kelancaran

pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan perintah atasan.

3. Bidang Pendidikan Dasar

a. Seksi TK dan Sekolah Dasar

Melaksanakan Tugas Dinas Pendidikan di bidang Taman Kanak-Knak dan

Sekolah Dasar

b. Seksi SMP

Melaksanakan Tugas Dinas Pendidikan di bidang Sekolah Menengah pertama

c. Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan dasar

Melaksanakan Tugas Dinas Pendidikan di bidang Sarana dan Prasarana

Pendidikan tingkat dasar

4. UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas)

Page 36: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Memberi petunjuk, membagi tugas, membimbing, memeriksa, mengevaluasi,

mengawasi dan merencanakan kegiatan urusan keorganisasian dan ketatalaksanaan

umum. Kepegawaian, perlengkapan, program dan pelaporan serta keuangan dalam

rangka mendukung mekanisme kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Pendidikan Tingkat Kecematan

Sehingga tugas pokok dan fungsi dinas pendidikan bagi siswa yang kurang

mampu itu sendiri adalah melaksanakan urusan pemerintah dalam melaksanakan

tugasnya untuk pengembangan pendidikan guna untuk meningkatkan kesejahteraan

rakyat atau masyarakat sekitar.21

Melihat semakin cepat perkembangan zaman, maka pemerintah pusat

memberikan program untuk masyarakat yang rumah tangganya dapat digolongkan

menjadi masyarakat yang kurang mampu untuk tetap mendapatkan haknya

memperoleh pendidikan, oleh karena itu pemerintah memberikan kewenangnya

kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan tugasnya untuk membantu

mensukseskan program dalam penuntasan wajib belajar yang sudah dibuat

pemerintah pusat untuk meningkatkan keaejahteraan rakyatnya melalui program

Bantuan Siswa Miskin Pemerintah berharap tidak ada lagi siswa yang tidak

mendapatkan haknya untuk memperoleh pendidikan.

Sehingga pemerintah memiliki prosedur atau Mekanisme dalam melakukan

Pengusulan untuk calon Penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) atau Progrram

Indonesia Pintar (PIP) sebagai berikut :

Bagi Siswa / Peserta didik yang dari keluarga yang memilik KPS( Kartu Perlindungan

Sosial )/KKS ( Kartu Keluarga Sejahtera ) /KIP ( Kartu Indonesia Pintar ). Sekolah

21 Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2011 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Pendidikan

Page 37: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

melakukan entri/ atau update data siswa ( Nomor KPS/KKS/KIP), calon penerima

BSM/PIP yang memilik KPS/KKS/KIP kedalam aplikasi Dapodik secara benar dan

lengkap. Data ini sekaligus untuk data usulan calon penerima BSM/PIP tingkat

sekolah kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota dan Direktorat Pembinaan

Sekolah Dasar

Bagi Siswa/ Peserta didik yang dari keluarga tidak memiliki KPS/KKS/KIP

Siswa miskin/ rentan miskin yang tidak memiliki KPS/KKS/KIP dapat diusulkan oleh

sekolah dengan menggunakan format Usulan Sekolah setelah seluruh siswa pemegang

KPS/KKS/KIP ditetapkan sebagai penerima BSM/PIP pada waktu dan tanggal yang

ditetapkan kemudian dengan mekanisme/ tata cara sebagai berikut :

- Sekolah menyeleksi dan menyusun daftar siswa yang tidak memiliki

KPS/KKS/KIP sebagai calon pnerima BSM/PIP berdasrkan alokasi sementara

sasaran Kabupaten/Kota yang akan ditetapkan oleh Direktorat Pembina Sekolah

Dasar :

Siswa yang berasal dari rumah tangga program keluarga harapan (PKH),

Siswa yang bersatus Yatim Piatu, Siswa yang terkena dampak Bencana Alam, Siswa

yang terancam Putus Sekolah, Siswa yang kesulitan ekonomi dengan pertimbangan

khusus seperti kelainan fisik, siswa yang dari orang tua terkena PHK, siswa dari

keluarga terpidana, dan anak yang berada di Lembaga Permasyarakatan.

- Sekolah mengusulkan hasil seleksi melalui Verifikasi Indonesia Pintar (VIP),

- Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota melakukan validasi dan verifikasi calon

penrima BSM/PIP dari sekolah melalui aplikasi Verifikasi Indonesia Pintar (VIP),

dan

Page 38: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

- Hasil validasi dan verifikasi calon penerima BSM/PIP selanjutnya di Sahkan

oleh Kepala Dinas dan dikirim ke Direktorat Pembina Sekolah Dasar.

Pemerintah menetapkan kuota sebagai batas calon penerima BSM, sehingga

Pemerintah menetapkan kuota didaerah Kabupaten Kendal sebanyak 5000 siswa

untuk memenuhi 20% APBD sesuai dengan amanat yang ditetapkan bahwa 20%

anggaran APBD untuk pendidikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bidang pendidikan sekolah dasar

Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal hanya menerima data yang masuk dari setiap

sekolah dan melakukan validasi dan verifikasi kepada setiap siswa yang mengajukan

Bantuan Siswa Miskin. Sesuai dengan penetapan kuota terhadap masyarakat miskin di

Kabupaten Kendal, diharapkan tidak adanya lagi siswa yang putus sekolah karena

mahalnya biaya pendidikan. 22

Namun pemberian bantuan ini dapat dibatalkan jika

siswa keluar atau tidak sekolah lagi, mengundurkan diri, di dakwa melakukan

tindakan criminal, tidak masuk lagi didalam kategori miskin.

Sehingga dapat terpenuhinya hak-hak setiap anak untuk mendapatkan

pendidikan bagi siswa yang kurang mampu. Tetapi faktanya masih banyak anak

yang tidak mendapatkan haknya untuk mendapatkan pelayanan pendidikan yang

baik dari pemerintah, hanya ada 14.58% saja yang diterima atau menerima bantuan

dari pemerintah dengan jumlah 3.248 siswa se- Kabupaten Kendal yang menerima

.

Dengan melihat data dibawah ini total pengajuan calon penerima Bantuan

Siswa Miskin ada 18.565 siswa, Namun pemerintah menetapkan 20% dari dana

APBD untuk pendidikan namun yang diterima atau menerima bantuan hanya 3.248

22 Kepala bidang pendidikan dinas pendidikan kabupaten Kendal bapak joko pratikno

Page 39: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

siswa atau hanya 17.50 tidak menyampai 20% .maka akan mengetahui bahwa

masih banyaknya siswa yang kurang mampu di Kabupaten Kendal.

3. DATA PENDIDIKAN BAGI SISWA KURANG MAMPU DI KABUPATEN

KENDAL

Data penerima program Bantuan Siswa Miskin yang diberikan oleh pemerintah untuk

siswa yang kurang mampu di Kabupaten Kendal adalah :

Tabel 3.1

Penerima Bantuan Siswa Miskin Kabupaten Kendal

No

Wilayah Jumlah

Siswa yang

diajukan

Jumlah Siswa

yang

menerima

Dana yang

diajukan

Dana yang

ditemia

Keteran

gan

1 Boja 1.275 siswa

414 siswa

Rp.478.575.000 Rp.129.600

.000

32,47 %

27.08%

2 Brangsong 1.023 siswa

11 siswa

Rp.397.757.000 2.475.000 1.08 %

0.62 %

3 Cepiring 747 siswa

159 siswa

Rp.298.350.000 53.550.000 21.29 %

17.95 %

4 Gemuh

883 siswa

244 siswa

Rp.348.075.000 Rp.81.225.

000

27,63 %

23,34 %

5 Kaliwungu 1.071 siswa

287 siswa

Rp.357.300.000 Rp.64.575.

000

26,80 %

18,07 %

6 Kaliwungu

selatan

1.064 siswa

230 siswa

Rp.399.375.000 Rp.67.050.

000

21,62 %

16,79 %

7 Kota

Kendal

839 siswa

0 siswa

Rp.310.050.000 0 rupiah 0 %

Page 40: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

8 Limbangan 741 siswa

51 siswa

Rp.298.350.000 Rp.16.650.000

6,88 %

5,58 %

9 Ngampel 505 siswa

154 siswa

Rp.191.475.000 Rp.

48.600.000

30,50 %

25, 38 %

10 Pagerruyu

ng

982 siswa

0 siswa

Rp.392.625.000 0 rupiah 0 %

11 Patean

1.059 siswa

45 siswa

Rp.418.950.000 Rp.

78.588.550

5.88 %

4.58 %

12 Patebon 911 siswa

300 siswa

Rp.346.275.000 Rp.98.550.000

33,04 %

28,46 %

13 Pegandon 655 siswa

0 siswa

Rp.257.400.000 0 rupiah 0 %

14 Plantungan 1.014 siswa

185 siswa

Rp.403.200.000 Rp.64.350.

000

18,24 %

15,96 %

15 Ringinaru

m

626 siswa

243 siswa

Rp.244.350.000 Rp.81.225.

000

38,82 %

33, 24 %

16 Rowosari 848 siswa

159 siswa

Rp.334.800.000 Rp.55.575.

000

18,75 %

16,60 %

17 Singorojo 1.349 siswa

368 siswa

Rp.535.950.000 Rp.124.200

.000

27,28 %

23,17 %

18 Sukorejo 1.034 siswa

0 siswa

Rp.396.450.000 0 rupiah 0 %

19 Weleri 1.048 siswa

219 siswa

Rp.399.825.000 Rp.67.275.

000

20,90 %

16,83 %

Total 18.565

siswa

3.293 siswa

7.143.075.000 1.026.225.

000

18.10

14.37

Sumber data : Data sekunder pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal

Page 41: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Berdasarkan data diatas maka dapat dikatakan bahwa setiap wilayah yang menerima

bantuan siswa miskin ada 150 siswa per wilayah.

Sehingga dilihat dari presentasi penerima Bantuan Siswa Miskin dikabupaten kendal

tidak sesuai dengan apa yang di amanatkan oleh Undang- Undang Sistem Pendidikan

Nasional yang menjelaskan bahwa 20% pendanaan untuk masyarakat yang kurang mampu,

Namun faktanya tidak mencapai dengan jumlah yang disesuaikan atau jumlah yang diajukan

oleh setiap kecematan/ atau wilayah total keseluruhan siswa yang telah diajukan oleh setiap

wilayah ada 18.565 siswa Sekolah Dasar namun pada kenyataannya hanya 3,248 siswa yang

menerima Bantuan Siswa Miskin yang sudah di jadikan atau diberi nama Program Indonesia

Pintar, dan masih 15.317 siswa yang belum menerima BSM tidak mencapai 20 %, salah

satunya adalah daerah Kecamatan Patean, masih banyak anak yang tidak menerima bantuan

atau masih 0%. padahal, masih banyak anak yang dikategorikan kurang mampu tidak

menerima bantuan dan masih banyak sekolah yang memberikan pungutan kepada setiap

siswa sehingga, siswa yang mendapatkan bantuan tidak dapat menerima seutuhnya bantuan .

Pelaksanaan program bantuan siswa miskin di Kabupaten Kendal untuk siswa yang

kurang mampu sejumlah 18.565 Siswa Sekolah Dasar, kurang terlaksana dengan baik

penerima bantuan biaya bagi siswa yang kurang mampu tidak mencapai 20%, dengan melihat

penetapan kuota yang sudah ditetapkan oleh pemerintah hanya 3.248 siswa yang menerima,

sehingga masih banyak siswa yang kurang mampu putus sekolah dikarenakan biaya sekolah

yang semakin mahal dikatakan gratis tapi masih ada pungutan-pungutan yang dilakukan

sekolah kepada orang tua murid khususnya yang kedua orang tuanya tidak mampu, salah satu

kecamatan yang tidak adanya pencairan dana untuk siswa yang kurang mampu adalah di

Kecamatan Limbangan .

Page 42: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Sudah jelas diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kendal bahwa melaksanakan tugas pembantuan

sesuai dengan asas otonomi daerah di dalam bidang pendidikan dan sudah jelas bahwa fungsi

Dinas Pendidikan di Kabupaten Kendal adalah melakukan pelaksanaan , perencanaan dan

evaluasi kepada setiap sekolah apakah pelaksanaan pembagian bantuan biaya gratis bagi

siswa yang kurang mampu sudah dilaksanakan secara baik dan terbagi kepada setiap siswa

sekolah dasar yang membutuhkan.

Namun pada kenyataannya sudah jelas terlihat masih banyak siswa yang tidak

mendapatkan haknya untuk mendapatkan layanan akses pendidikan bagi siswa yang kedua

orang tuanya tidak mampu untuk membiayai sekolah. Seperti halnya di Kecamatan Patean

dari 1.059 siswa yang diajukan oleh dinas pendidikan setempat hanya 45 siswa yang

menerima dan di Kecamatan Limbangan dari 741 siswa sekolah dasar yang diajukan hanya

51 yang menerima bantuan, dengan melihat data dari salah satu Kecamatan yang ada di

Kabupaten Kendal maka akan diketahui bahwa masih banyak siswa yang seharusnya

mendapatkan bantuan untuk mendapatkan biaya sekolah secara gratis namun tidak diberikan

salah satunya di Kecamatan Boja dan Kecamatan Limbangan.

Dilihat dari data penerima bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada

siswa yang kurang mampu di Kecamatan Patean.

Tabel 3.2

Penerima Bantuan Siswa Miskin Kecamatan Patean

No Nama Sekolah

Dasar di

Kecamatan Patean

Siswa

yang

mengajuk

an

Siswa yang

menerima

Dana yang

diajukan

Dana yang

diterima

Keterangan

%

Page 43: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

1 SD N 1 CURUGSEWU

12 siswa

0

Rp.4.950.000 0 0,00

2 SD N 1 GEDONG

28 siswa

4

Rp.10.800.000 900.000 4.50

3 SD N 1

KALIBARENG

54 siswa

0

Rp.21.600.000 0 0,00

4 SD N 1

KALILUMPANG

55 siswa

2

Rp.21.375.000 450.000 4.50

5 SD N 1

PAGERSARI

24 siswa

1

Rp.9.225.000 225.000 2.50

6 SD N 1

PLOSOSARI

28 siswa

9

Rp.9.900.000 2.025.000 11.08

7 SD N 1

SIDOKUMPUL

25 siswa

2

Rp.10.350.000 450.000 3.50

8 SD N 1

WIROSARI

16 siswa

0

Rp.6.525.000 0 0,00

9 SD N 2

CURUGSEWU

33 siswa

1

Rp.12.600.000 225.000 2.50

10 SD N 2 GEDONG

27 siswa

3

Rp.10.575.000 675.000 4.25

2.25

11 SD N 2

KALILUMPANG

39 siswa

1

Rp.14.625.000 225.000 2.50

12 SD N 2

PAGERSARI

15 siswa

0

Rp.6.075.000 0 0,00

13 SD N 2

PLOSOSARI

55 siswa

0

Rp.20.700.000 0 0,00

14 SD N 2 SIDODADI

20 siswa

2

Rp.8.100.000 450.000 10.00

5.25

15 SD N 2

WIROSARI

32 siswa

0

Rp.12.600.000 0 0,00

0,00

16 SD N 3 GEDONG

56 siswa

2

Rp.22.050.000 450.000 12.25

7.25

17 SD N 3

PLOSOSARI

42 siswa

0

Rp.15.750.000 0 0,00

18 SD N 3 SIDODADI

20 siswa

0

Rp.8.325.000 0 0,00

19 SD N 3

SIDOKUMPUL

10 siswa

0

Rp.3.825.000 0 0,00

20 SD N 4

PLOSOSARI

51 siswa

0

Rp.20.250.000 0 0,00

21 SD N 4 SIDODADI

45 siswa

0

Rp.17.550.000 0 0,00

22 SD N 4

SIDOKUMPUL

35 siswa

2

Rp.15.075.000 450.000 11.10

6.15

23 SD N 6

SIDOKUMPUL

14 siswa

0

Rp.5.625.000 0 0,00

0,00

24 SD N KALICES

66 siswa

1

Rp.26.775.000 225.000 4.25

2.25

25 SD N 35 siswa 0 Rp.14.400.000 0 0,00

Page 44: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

MLATIHARJO

26 SD N

SUKOMANGLI

8 siswa

0

Rp.3.375.000 0 0,00

0,00

27 SD NEGERI 1

SIDODADI

35 siswa

2

Rp.14.625.000 450.000 11.11

6.25

28 SD NEGERI 3

CURUGSEWU

23 siswa

4

Rp.9.000.000 900.000 16.11

8.40

30 SD NEGERI

PAKISAN

55 siswa

7

Rp.22.050.000 1.575.000 15.25

5.25

31 SD NEGERI SELO

19 siswa

0

RP.7.650.000 0 0,00

32 SDN 2

SIDOKUMPUL

50 siswa

0

Rp.19.575.000 0 0,00

33 SDN 5

SIDOKUMPUL

32 siswa

2

Rp.13.050.000 450.000 10.58

5.25

Total

1.059

siswa

45

Rp.418.950.00 78.588.550 5.88%

4.58%

Sumber data : Data sekunder pada Dinas Pendidikan Kecamatan Patean

Dilihat dari jumlah yang menerima bantuan siswa miskin di Kecamatan Patean yang

diajukan oleh Dinas Pendidikan Setempat ada 1.059 siswa sekolah dasar mengenai program

yang sudah direncanakan oleh Pemerintah Pusat guna untuk meningkatkan kesejahteraan,

Namun pada kenyataannya dari 1.059 hanya sebagian besar siswa sekolah dasar di

Kecamatan Patean yang menerima Bantuan Siswa Miskin, Program ini bertujuan agar siswa

dari kalangan tidak mampu dapat terus melanjutkan pendidikan di sekolah. Selain itu juga

bertujuan untuk mengurangi jumlah siswa putus sekolah akibat permasalahan biaya

pendidikan dan mencegah hambatan siswa kurang mampuuntuk mendapatkan akses layanan

pendidikan. Besarnya Bantuan yang diterima setiap siswa adalah Rp. 450.000 untuk SD.MI.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan di Kecamatan

Patean bahwa Dinas Pendidikan Kecamatan Patean atau UPTD Kecamatan Patean Hanya

mengajukan siswa yang dikategorikan miskin kepada Dinas Pendidikan di Kabupaten

Kendal mengenai bantuan untuk siswa miskin. mengenai data yang telah diajukan oleh Dinas

Pendidikan Kecamatan Patean, tugas dan peran dinas pendidikan kecamatan hanya

Page 45: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

melakukan pendataan ulang yang sudah diajukan oleh setiap sekolah dan Dinas Pendidikan

Kabupaten Kendal menyeleksi siswa yang mendapatkan BSM dan melakukan verifikasi data

tentang bantuan siswa miskin ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, Dinas

Pendidikan Kabupaten Kendal menetukan Kriteria salah satunya adalah dilihat dari segi

perekonomian orang tua calon penerima BSM .

Setelah melakukan wawancara dan pengamatan penulis bertemu dengan salah satu

orang tua siswa penerima bantuan BSM secara langsung, penulis melihat ketidaksesuaian

antara kondisi ekonomi yang menjadi syarat utama penerimaan bantuan BSM dengan gaya

hidup sehari-hari siswa penerima bantuan BSM. Dilihat dari sisi ekonomi keluarga calon

siswa yang memperoleh bantuan BSM memang terlihat keluarga kurang mampu, Namun

melihat adanya kepemilikan barang mewah tersebut menjadi hal yang bertolak belakang

dengan yang seharusnya menjadi sasaran penerima bantuan BSM. Oleh karena itu,sangat

perlu untuk menelaah kembali kesesuaian syarat penerimaan terutama kondisi ekonomi

sebenarnya kondisi siswa penerima bantuan BSM, serta sangat perlu menelaah penggunaan

BSM yang diterima oleh siswa penerima bantuan BSM, karena dikhawatirkan sumber untuk

membeli barang tersebut berasal dari bantuan yang diterima oleh siswa tersebut. 23

Kurang meratanya bantuan tersebut kepada siswa atau sekolah yang menerima

dikarenakan masyarakat patean masih kurangnya kesadaran mengenai bantuan yang

diberikan dan tidak mengikuti sesuai dengan prosedur yang disesuaikan oleh pemerintah.

Namun berbeda dengan Kecamatan Limbangan dengan kita melihat tabel penerima Bantuan

Siswa Miskin di Kecamatan Limbangan di bawah ini masih banyak sekolah-sekolah yang

tidak menerima bantuan atau tidak terakses oleh pemerintah pusat yang telah melimpahkan

23 Bapak zudi dan tanggal 24 februari 2017

Page 46: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

segalanya kepemerintah daerah dalam melakukan atau mendata siswa yang kurang mampu di

Kecamatan Limbangan . 24

Data Penerima bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat ke daerah untuk siswa yang

kurang mampu di Kecamatan Limbangan sebagai berikut :

Tabel 3.3

Penerima Bantuan Siswa Miskin Kecamatan Limbangan

No

Nama Sekolah Dasar

di Wilayah Kecamatan

Limbangan

Siswa

yang

diajukan

Siswa

yang

menerima

Dana yang

diajukan

Dana yang

diterima

Keterangan

%

1 SD N 1

GONOHARJO

17 siswa

0 siswa

Rp.6.975.000 0 0,00

2 SD N 1

KEDUNGBOTO

33 siswa

0 siswa

Rp.12.375.000 0 0,00

3 SD N 1

NGESREPBALONG

12 siswa

5 siswa

Rp.4.500.000 1.350.000 41,67

30,00

4 SD N 1 PAGERWOJO

19 siswa

0 siswa

Rp.7.425.000 0 0,00

5 SD N 2

NGESREPBALONG

28 siswa

11 siswa

Rp.11.700.000 4.275.000 39,29

36,54

6 SD N 2 PAGERWOJO

18 siswa

2 siswa

Rp.7.200.000 450.000 11,11

6,25

24 Hasil Wawancara dengan Kepala Dinas Pendidikan Kecamatan Patean , nama dan 24 februari 2017.

Page 47: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

7 SD N 2 PAKIS

7 siswa

0 siswa

Rp.3.150.000 0 0,00

8 SD N 3

KEDUNGBOTO

43 siswa

0 siswa

Rp.17.775.000 0 0,00

9 SD N 4

KEDUNGBOTO

22 siswa

0 siswa

Rp.8.550.000 0 0,00

10 SD N JAWISARI

53 siswa

0 siswa

Rp.22.050.000 0 0,00

11 SD N PAGERTOYA

16 siswa

8 siswa

Rp.6.075.000 2.475.000 50,00

40,74

12 SD N SRIWULAN

32 siswa

0 siswa

Rp.13.050.000 0 0,00

0,00

13 SD N TABET

24 siswa

5 siswa

Rp.9.900.000 1.575.000 20,83

15,91

14 SD N TAMBAHSARI

48 siswa

0 siswa

Rp.18.900.000 0 0,00

15 SD NEGERI 1

GONDANG

38 siswa

0 siswa

Rp.15.300.000 0 0,00

16 SD NEGERI 1

LIMBANGAN

13 siswa

0 siswa

Rp.5.175.000 0 0,00

17 SD NEGERI 1

MARGOSARI

26 siswa

0 siswa

Rp.11.025.000 0 0,00

18 SD NEGERI 1 PAKIS

6 siswa

0 siswa

Rp.2.250.000 0 0,00

19 SD NEGERI 1

PERON

29 siswa

0 siswa

Rp.12.150.000 0 0,00

0,00

20 SD NEGERI 1

TAMANREJO

21 siswa

1 siswa

Rp.8.775.000 Rp.225.000 4,76

2,56

21 SD NEGERI 2

GONDANG

39 siswa

0 siswa

Rp.15.750.000 0 0,00

22 SD NEGERI 2

LIMBANGAN

12 siswa

0 siswa

Rp.4.050.000 0 0,00

23 SD NEGERI 2

MARGOSARI

27 siswa

5 siswa

Rp.11.250.000 Rp.1.800.0

00

18,52

16,00

24 SD NEGERI 2

PERON

17 siswa

0 siswa

Rp.6.975.000 0 0,00

25 SD NEGERI 2

SUMBERAHAYU

11 siswa

0 siswa

Rp.4.950.000 0 0,00

26 SD NEGERI 2

TAMANREJO

20 siswa

0 siswa

Rp.8.100.000 0 0,00

27 SD NEGERI 3

GONOHARJO

16 siswa

10 siswa

Rp.5.625.000 Rp.3.150.0

00

62,50

56,00

28 SD NEGERI 3

LIMBANGAN

35 siswa

0 siswa

Rp.13.275.000 0 0,00

29 SD NEGERI 3

NGESREPBALONG

24 siswa

0 siswa

Rp.9.450.000 0 0,00

30 SD NEGERI 4

PERON

35 siswa

4 siswa

Rp.14.625.000 Rp.1.350.0

00

11,43

9,23

Page 48: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Total

741 siswa

51 siswa

298.350.000 16.650.000 6,88

5,58

Sumber : Data Sekunder pada Dinas Pendidikan Kecamatan limbangan

Setelah dilihat dari tabel diatas Kecamatan Patean dan Kecamatan Limbangan masih

terlihat jelas kurangnya campur tangan Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal mengenai

Bantuan Siswa Miskin yang seharusnya terpenuhi secara merata terhadap setiap sekolah yang

sudah mengajukan bantuan bagi siswa yang kurang mampu di wilayah Patean dan

Limbangan. Perbandingan antara data dari Kecamatan Patean dan Kecamatan Limbangan

yang menyimpulkan bahwa Penetapan sasaran penerima Program BSM masih lemah dimana

ditemukan banyak penerima BSM yang bukan berasal dari keluarga/rumah tangga miskin dan

banyak siswa dari keluarga/rumah tangga miskin tidak menerima manfaat BSM.

Permasalahan klasik lain yang timbul pada setiap program bantuan pemerintah termasuk

program BSM adalah penyaluran realisasi yang terlambat. Selain itu, persoalan yang sering

dialami dalam penyaluran bantuan pemerintah adalah masalah pendataan yang kerapkali

tidak akurat, Ada siswa yang seharusnya menerima tetapi tidak menerima sementara ada

siswa yang seharusnya tidak perlu menerima bantuan tetapi diberikan bantuan. Jumlah siswa

penerima BSM didasarkan pada data penduduk miskin yang dikeluarkan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS), padahal fluktuasi penduduk miskin di lapangan terjadi begitu cepat dan tidak

masuk ke dalam data BPS yang menyebabkan data tidak akurat. Hal ini terkait dengan

persoalan pendataan.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu guru di sekolah dasar di Kecamtan

Limbangan, sekolah hanya melakukan pendataan kepada setiap siswa yang mengajukan

kepada sekolah untuk menerima bantuan dan sekolah melaporkan kepada Dinas Pendidikan

Page 49: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Kecamatan Limbangan atau UPTD Kecamatan Limbangan untuk melakukan verifikasi data

.25

Masih ada juga siswa yang tidak mau atau gengsi untuk mengajukan dan sekolah

hanya melakukan pendataan kepada siswa yang membutuhkan saja dan sekolah tidak

bertanggung jawab atas dana yang sudah diterima oleh setiap siswa yang berasal dari

keluarga tidak mampu atau miskin, sekolah juga melakukan pendataan kembali kepada siswa

yang tidak mau mengajukan bantuan dengan alasan gengsi dan Dinas tidak ikut menanggung

kepada siswa yang masih malu atau gengsi tidak menerima Bantuan Siswa Miskin tersebut.

Sekolah juga tidak ikut campur dalam pengelolaan dana BSM yang sudah diterima oleh

setiap siswa. Orang tua siswa mengambilnya melalui bank dan di damping oleh anaknya yang

menerima bantuan tersebut. 26

.

Terkait dengan tabel diatas masih banyak siswa miskin di Kabupaeten Kendal yang

tidak mendapatkan BSM, Kabupaten Kendal masih belum bisa memenuhi sesuai amant

UUD’45 yang seharusnya 20 % hanya 17.50% siswa miskin yang menerima dengan kuota

yang diterima hanya 3.293 siswa sekolah dasar, sedangkan ketetapan dari pemerintah daerah

Kabupaten Kendal adalah 5000 siswa yang harus diterima.

Masih rendahnya serapan dana BSM di, DPR meminta pemerintah bekerja keras

untuk menyalurkannya agar bantuan yang disalurkan tepat guna dan tepat waktu bagi seluruh

siswa miskin di Indonesia. Jika anggaran BSM tidak terserap secara tuntas, kinerja

Kemendikbud dan kementerian lain yang terkait dengan penyaluran BSM belum optimal. Ini

disebakan karena dana BSM yang disalurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Indonesia baru 24% dari seharusnya. Oleh karena itu, ia meminta petugas kantor pos untuk

menyosialisasikan BSM kepada pemegang Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang mencapai

16,6 juta rumah tangga sasaran dengan tujuan pemegang Kartu Perlindungan Sosial

25 Hasil wawancara dengan guru sekolah dasar negeri 2 tamanrejo bapak suyanto tanggal 25 januari 2017. 26

Hasil wawancara dengan salah satu pendidik di sekolah dasar Kabupaten Kendal, suripto dan tanggal 26

februari 2017

Page 50: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

mengetahui mengenai BSM. Kendatipun demikian, ia menjamin mayoritas siswa yang

dikategorikan sangat miskin dan miskin sudah mendapatkan bantuan berupa BSM.

Komitmen merupakan pengakuan seutuhnya sebagai sikap yang sebenarnya yang

berasal dari watak yang keluar dari dalam diri sendiri. Dinas Pendidikan mempunyai

komitmen dailam pelaksanaan pendidikan di Kabupaten Kendal yang biasa disebut “

IKRAR” berikut kepanjangan dari kata “IKRAR” :

1. Inisiatif Untuk Maju

Inisiatif ini ditunjukan bukan hanya untuk pendidik namun juga untuk peserta didik

harus mempunyai rasa untuk memajukan pendidikan khususnya di Kabupaten Kendal.

2. Kondisikan untuk Kemajuan Bersama

Kondisi ini diperlukan dalam pelaksanaan pendidikan di Kabupaten Kendal tanpa

ada kepentingan pribadi sehingga ada keinginan untuk kemajuan bersama .

3. Respek Positif Sesama Teman Sejawat

Saling menghargai sesame teman sejawat tanpa ada yang saling menjatuhkan

sehingga dalam pelaksaan proses pendidikan di Kabupaten Kendal berjalan secara harmonis.

4. Adanya Keterbukaan

Di dalam menjalankan tugas dan wewenang dibutuhkan keterbukaan sehingga

apabila tidak sesuai dengan semestinya maka dapat segera diperbaiki untuk meningkatkan

mutu dan kualitas pendidikan di Kabupaten Kendal.

5. Resiko dan Tanggung Jawab

Page 51: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Setiap tindakan pasti akan ada resiko sehingga diusahakan tidak meminimalisisr

resiko yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan di Kabupaten Kendal dan Bertanggung

jawab atas tindakan yang diperbuat .

B. ANALISIS

1 Peran Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal dalam melaksanakan Program Bantuan

Siswa Miskin.

Sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

yang tercantum di dalam Pasal 11 ayat (2) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib

menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang

berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. Sesuai dengan pasal 8 Peraturan Daerah

Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kendal

bahwa melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan asas otonomi daerah di dalam bidang

pendidikan dan sudah jelas bahwa fungsi Dinas Pendidikan di Kabupaten Kendal adalah

melakukan pelaksanaan, perencanaan dan evaluasi kepada setiap sekolah apakah pelaksanaan

pembagian bantuan biaya gratis bagi siswa yang kurang mampu sudah dilaksanakan secara

baik. .

Sehingga penerima bantuan BSM bisa merasakan manfaat dan kegunaan dari dana

bantuan tersebut. Dan sesuai dengan penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31

ayat(1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, serta dijelaskan juga didalam

ayat(2) setiap warga wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai,

juga dijelaskan di dalam Pasal 53 ayat(1) Undang-Undang Perlindungan Anak yang berbunyi

Pemerintah dan Pemerintah Daerah Bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan

Page 52: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

dan/atau bantuan cuma-cuma atau/ pelayanan khusus bagi anak dari keluarga kurang mampu,

Anak terlantar, dan Anak yang bertempat tinggal di tempat terpencil, Dan Ayat(2)

Pertanggung jawaban Pemerintah Daerah sebagaiaman dimaksud dalam ayat(1) termasuk

pula mendorong masyarakat berpartisipasi dalam pelaksanaan penuntasan wajib belajar 12

tahun melalui program BSM .

Namun faktanya sudah jelas terlihat berdasarkan dari tabel data Kecamatan Patean

dan Kecamatan Limbangan perbandingan ini masih jelas bahwa kurangnya campur tangan

Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal terhadap setiap sekolah yang sudah mengajukan

bantuan sesuai dengan kuota yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dan tidak sesuai dengan

apa yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, dari anggaran APBD 20% nya

adalah untuk pendidikan.

Melihat adanya 18.565 siswa yang diajukan dan hanya 3.293 yang diterima masih

15.317 siswa yang tidak menerima BSM dan hanya 14.58% yang menerima dan

Perbandingan yang sangat tidak signifikan antara Kecamatan Patean dan Kecamatan

Limbangan bahwa Kecamatan Patean tidak ada satupun sekolah yang menerima Bantuan

siswa miskin yang berupa bantuan langsung tunai membantu bagi siswa yang kurang mampu

di wilayah Patean dan Limbangan. Sedangkan sudah jelas diatur di dalam Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 19 tahun 2016 Pasal 12 huruf(d) Pengelola PIP tingkat

Kabupaten/Kota merupakan Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota yang bertugas untuk

melakukan pemantauan dan evaluasi implementasi PIP di wilayah. Penetapan sasaran

penerima Program BSM masih lemah dimana ditemukan banyak penerima BSM yang bukan

berasal dari keluarga/rumah tangga miskin dan banyak siswa dari keluarga/rumah tangga

miskin tidak menerima manfaat BSM.

Page 53: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Dengan jelas terlihat bahwa masih lemahnya sasaran Bantuan Siswa Miskin salah satu

program bantuan yang sudah dialokasikan oleh pemerintah untuk siswa yang kurang mampu

di Kabupaten Kendal. Dengan banyak siswa sekolah dasar tidak mendapatkan biaya gratis

yang sudah diberikan pemerintah pusat ke setiap sekolah. Sudah jelas bahwa pelaksanaan

program yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal mengenai pembiayaan

sekolah untuk masyarakat yang kurang mampu diatur di Undang-Undang Dasar Komitmen

bangsa Indonesia terhadap pendidikan dengan sangat jelas tercermin pada konstitusi negara,

UUD 45, khususnya Pasal 31, yang menegaskan bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan pendidikan (Ayat 1) dan setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar,

dan pemerintah wajib membiayainya (Ayat 2). Oleh karena itu Pemerintah pusat memberikan

wewenangnya kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan pegawasan dan evaluasi apakah

Dana atau Bantuan Siswa Miskin atau sebagai sudah diberikan secara merata kepada setiap

siswa yang membutuhkan.

Dalam hal ini pelaksanaan pendidikan harus disertai dengan adanya peningkatan

peran sumber-sumber daya pendidikan (dana pendidikan) yang telah tertuang dalam Undang-

undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum

pasal 1 ayat 23 yang menjelaskan bahwa Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang

dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan,

masyarakat, dana, sarana, dan prasarana. Jelas bahwa Pemerintah daerah memiliki tanggung

jawab yang besar dan bersifat jangka panjang di sektor pendidikan, tetapi tidak memiliki

sumber dana yang cukup dan stabil untuk mendanai. Jika situasinya tidak berubah, Daerah

tidak akan mampu memenuhi 20% anggaran untuk pendidikan seperti yang diamanatkan

UUD 1945 dan pada gilirannya ada risiko terjadi penurunan kualitas SDM sebagai dampak

otonomi daerah . Dan dinas memiliki sebuah Komitmen untuk memajukan Pendidikan di

Page 54: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Kabupaten Kendal, sedangkan komitmen itu sendiri adalah janji pada diri sendiri atau orang

lain yang tercermin pada tindakan.

Maka dari itu sudah jelas terlihat bahwa Dinas Pendidikan kurang melaksanakan apa

yang sudah di amanatkan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang tercantum

dalam Pasal 10 bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhak mengarahkan,

membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan Pasal 11 ayat (1) juga sudah menjelaskan

“Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta

menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa

diskriminasi”.

Sehingga Hak anak untuk mendapatkan pendidikan di Kabupaten Kendal terpenuhi

secara merata dan Dinas Pendidikan merupakan salah satu Perangkat Daerah yang mengatur

di bidang pendidikan untuk melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Pemerintah Pusat

untuk mengurangi angka buta huruf di Kabupaten Kendal.

Menurut Pasal 15 huruf (d) Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 10 Tahun

2012 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Kendal bahwa

Pemerintah Daerah wajib memberikan bantuan kepada setiap anak untuk mendapatkan biaya

pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu, guna untuk membantu

kesejahteraan setiap anak, juga diatur di dalam Pasal 1 ayat (2) Intruksi Presiden Republik

Indonesia tentang Pelaksanaan program simpanan keluarga sejahtera, Program Indonesia

Pintar, dan Program Indonesia Sehat untuk membangun keluarga produktif, sesuai dengan

peraturan atau dasar hukum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan juga diatur di dalam

Permendikbud No.12 Tahun 2015 tentang Program Indonesia Pintar (PIP). Dengan jelas

terlihat pada data diatas bahwa sasaran penerima Program BSM masih lemah dimana

Page 55: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

ditemukan banyak penerima BSM yang bukan berasal dari keluarga/ rumah tangga miskin

dan banyak siswa dari keluarga/rumah tangga miskin tidak menerima manfaat BSM serta

masih manualnya cara yang digunakan dalam merankingan penerima BSM tersebut.

Oleh karena itu, agar proses perankingan penerima BSM menjadi lebih objektif dan

praktis, sebaiknya dilakukan secara komputerisasi, yaitu dengan mengembangkan suatu

aplikasi yang mengimplementasikan metode-metode yang dapat mempermudah proses dalam

pengambilan keputusan serta dapat membantu dalam meningkatkan ketepatan sasaran dari

penerima program BSM tersebut, tugas pokok dan fungsi dinas pendidikan bagi siswa yang

kurang mampu itu sendiri adalah melaksanakan urusan pemerintah dalam melaksanakan

tugasnya untuk pengembangan pendidikan guna untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

atau masyarakat terlaksana dengan baik. Maka dari itu Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal

harus melakukan monitoring atau evaluasi mengenai Bantuan Siswa Miskin kepada setiap

wilayah agar melakukan pendataan ulang kepada siswa yang menerima kartu KPS/KKS dan

KIP bahkan jika yang tidak memiliki kartu tersebut bisa mengajukan dengan meminta surat

keterangan miskin kepada pengurus desa agar bantuan ini dapat diberikan secara merata

kepada setiap wilayah atau Kecamatan.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kendal bahwa melaksanakan Tugas pembantuan sesuai

dengan asas otonomi daerah di dalam bidang pendidikan dan sudah jelas bahwa fungsi Dinas

Pendidikan di Kabupaten Kendal adalah melakukan Pelaksanaan, Perencanaan dan Evaluasi

kepada setiap sekolah apakah pelaksanaan pembagian bantuan biaya gratis bagi siswa yang

kurang mampu sudah dilaksanakan secara baik dan terbagi kepada setiap siswa sekolah dasar

yang membutuhkan.

Namun pada kenyataannya sudah jelas bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal

hanya saja menerima data yang masuk dari berbagai wilayah bukan dengan melakukan

Page 56: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

pengawasaan atau evaluasi kepada setiap daerah, sudah terlihat dengan jelas masih banyak

siswa yang tidak mendapatkan haknya untuk mendapatkan biaya sekolah bagi siswa yang

digolongkan sebagai orang miskin atau kurang mampu untuk pemenuhan haknya untuk

mendapatkan pendidikan dasar sesuai yang di amantkan di dalam Undang-Undang Dasar

1945.

Seperti halnya di Kecamatan Patean dari 1.059 siswa yang diajukan oleh dinas

pendidikan setempat hanya sebagian siswa yang menerima haknya untuk mendapatkan

bantuan yang sudah diajukan oleh UPTD Kecamatan dan di Kecamatan Limbangan dari 741

siswa sekolah dasar yang diajukan hanya 51 yang menerima bantuan, dengan melihat data

dari salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Kendal maka akan diketahui bahwa masih

banyak siswa yang seharusnya mendapatkan bantuan untuk mendapatkan biaya sekolah

secara gratis namun tidak diberikan salah satunya di Kecamatan Patean dan Kecamatan

Limbangan.

Oleh karena itu Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal harus melakukan monitoring

atau evaluasi sesuai dengan Penjabaran pada setiap Pasal kepada setiap sekolah secara

langsung bahwa setiap kuota yang diajukan oleh setiap wilayah terpenuhi semuanya dengan

melihat data yang sudah diajukan setiap sekolah kepada pihak pemerintah pusat bahwa ada

18.565 siswa di Kabupaten Kendal dengan setiap sekolah dasar mengajukan 50 siswa per

sekolah, apa Bantuan Siswa miskin sudah tepat pada sasaran untuk siswa yang dikategorikan

miskin.

Sudah mengajukan kepada setiap sekolah untuk dilakukan pendataan guna untuk

mendapatkan bantuan biaya sekolah yang dapat di cairkan secara langsung untuk membantu

kesejahteraan dan membantu perekonomian setiap keluarganya agar tetap bisa melanjutkan

sekolah kejenjang yang lebih tinggi lagi. Sudah jelas terlihat dengan tabel data penerima

BSM dan hasil wawancara kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal masih banyak siswa

Page 57: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

yang tidak mendapatkan haknya untuk mendapatkan layanan akses pendidikan bagi siswa

yang kedua orang tuanya tidak mampu untuk membiayai sekolah. Dikarenakan tidak sesuai

dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat, sehingga masih banyaknya

salah sasaran kepada siswa yang rentan miskin bukan siswa yang sudah dikategorikan

miskin. Seperti halnya di Kecamatan Patean dari 1.059 siswa yang diajukan oleh dinas

pendidikan setempat tidak ada satu pun siswa yang menerima dan di Kecamatan Limbangan

dari 741 siswa sekolah dasar yang diajukan hanya 51 yang menerima bantuan. dengan

melihat data yang ada di Kabupaten Kendal maka akan diketahui bahwa masih banyak siswa

yang seharusnya mendapatkan bantuan untuk mendapatkan biaya sekolah secara gratis

namun tidak diberikan salah satunya di Kecamatan Patean dan Kecamatan Limbangan dan

apakah sudah sesuai dengan kuota yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah dan tidak sesuai dengan amanat yang sudah ditetapkan oleh Undang-

Undang Dasar Pasal 31 ayat (4) bahwa 20% anggaran pendidikan untuk pemberian bantuan

kepada siswa yang kurang mampu.

Sehingga hak anak untuk mendapatkan pendidikan di dalam Kabupaten Kendal

Khususnya di Kecamatan Patean tidak terpenuhi sesuai dengan amanat Undang-Undang

Dasar 1945 bahwa 20% anggaran pendidikan di ambil dari dana APBD yang seharusnya

100% terpenuhi tapi tidak sama sekali atau 0%, dengan menghubungan teori hukum gustav

radburch tidak adanya keterkaitan antara keadilan , kemanfaat dan kepastian hukum

terhadap program Bantuan Siswa Miskin .

Tidak adanya keadilan terhadap setiap hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang

layak sesuai dengan Pasal 31 Undang- Undang Dasar 1945 ayat(1) setiap warga negara

berhak mengikuti pendidikan dan juga dijelaskan di dalam Ayat(2) setiap warga negara wajib

mengikuti pendidikan dasar. sehingga tidak adanya keadilan setiap anak di Kabupaten Kendal

untuk mendapatkan bantuan untuk biaya sekolah masih jelas apalagi di Kecamatan Patean

Page 58: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

semuanya tidak mendapatkan biaya untuk sekolah, berbanding terbalik dengan Kecamatan

Limbangan masih ada yang menerima .

Di dalam kemanfaatnya, masyarakat masih belum bisa memanfaatkan bantuan yang

sudah diberikan kepada setiap anak untuk biaya sekolah sehari-hari disalah gunakan untuk

membeli kebutuhan yang tidak penting seperti halnya untuk membeli handphone atau pulsa .

Tidak adanya kepastian hukum dari pemerintah untuk melakukan pengawasan dan

evaluasi dari Pemerintah Daerah atas program bantuan siswa miskin untuk menuntaskan dan

mengurangi angka buta huruf di Kabupaten Kendal.

2 Hambatan yang dihadapi dalam program pemberian Bantuan Siswa Miskin

C.2.1 Faktor Program Dinas Pendidikan ke Sekolah

Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan

yang terungkap dari evaluasi pelaksanaan BSM. Beberapa hasil dari evaluasi dan studi

berlanjut terhadap pelaksanaan Program BSM menunjukkan kelemahan dari program, yaitu

terkait ketepatan penetapan sasaran BSM dimana ditemukan masih banyaknya rumah tangga

tidak miskin yang menerima BSM dan jumlah beasiswa yang kurang memadai. Penetapan

sasaran penerima Program BSM masih lemah dimana ditemukan banyak penerima BSM

yang bukan berasal dari keluarga/rumah tangga miskin dan banyak siswa dari keluarga/rumah

tangga miskin tidak menerima manfaat BSM,

Permasalahan klasik lain yang timbul pada setiap program bantuan pemerintah

termasuk program BSM adalah penyaluran realisasi yang terlambat. Selain itu, persoalan

yang sering dialami dalam penyaluran bantuan pemerintah adalah masalah pendataan yang

kerapkali tidak akurat, Ada siswa yang seharusnya menerima tetapi tidak menerima

sementara ada siswa yang seharusnya tidak perlu menerima bantuan tetapi diberikan bantuan

Page 59: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

seharusnya proses pendataan siswa penerima BSM hendaknya berasal dari bawah misalnya

melibatkan Rukun Tetangga(RT), Rukun Warga (RW), Kelurahan dan Sekolah, bukan

ditentukan oleh Pemerintah Pusat agar meminimalisir kesalahan pendataan. Jumlah siswa

penerima BSM didasarkan pada data penduduk miskin yang dikeluarkan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS), padahal fluktuasi penduduk miskin di lapangan terjadi begitu cepat dan tidak

masuk ke dalam data BPS yang menyebabkan data tidak akurat. Hal ini terkait dengan

persoalan pendataan. Diatur di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor

19 tahun 2016 Pasal 12 huruf(d) Pengelola PIP tingkat Kabupaten/Kota merupakan Dinas

Pendidikan Kabupaten/ Kota yang bertugas untuk melakukan pemantauan dan evaluasi

implementasi PIP di wilayah sehingga program berjalan dengan lancar.

C.2.2 Faktor kebijakan sekolah

Selain kendala dalam melakukan pendataan siswa miskin, persoalan lain yang muncul

dalam hal penyaluran bantuan adalah masalah penggunaan keuangan bantuan oleh para siswa

penerima. Pencairan BSM yang langsung ke rekening siswa menyebabkan sekolah tidak

mampu mengontrol penggunaan BSM yang diterima siswa, akibatnya uang bantuan BSM

yang diterima secara langsung oleh para siswa berpotensi disalah gunakan oleh penerima

bantuan seperti untuk membeli kebutuhan yang tidak penting atau urgen misalnya

handphone, pulsa atau membeli barang lainnya yang tidak menjawab kebutuhan yang riil

para siswa miskin untuk membeli barang yang seharusnya untuk kebutuhan sekolah, Sekolah

seyogyanya dilibatkan dalam pengelolaan BSM yang diterima oleh siswa diharapkan agar

BSM yang disalurkan kepada para siswa hendaknya dapat membantu meringankan beban

orang tua dan pendidikan anak-anak sekolah dan siswa yang menerima diminta untuk

melaporkan penggunaan uang yang diterima dari BSM kepada Dinas Pendidikan Kabupaten.

Page 60: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Maka, Perlu juga untuk Meningkatkan kesadaran orang tua dan guru juga perlu mengontrol

keuangan yang diterima oleh siswa.

Berdasarkan pada tabel data penerima bantuan siswa miskin yang ada bahwa hasil

dari evaluasi dan studi berlanjut terhadap pelaksanaan Program BSM menunjukkan

kelemahan dari program ini, yaitu terkait ketepatan penetapan sasaran BSM dimana

ditemukan masih banyaknya rumah tangga tidak miskin yang menerima BSM dan jumlah

beasiswa yang kurang memadai. Sehingga faktor utama penentu keberhasilan dalam

pelaksanaan program Bantuan Siswa Miskin adalah masyarakat itu sendiri, semakin baik

respon Masyarakat mengenai BSM maka semakin baik menunjukan sebuah kesejahteraan

dalam keberhasilan siswa/siswi yang kedua orang tuanya kurang mampu. kurangnya campur

tangan dari pemerintah daerah mengenai dana bantuan yang seharusnya sudah dibagikan

secara merata.

Beberapa hambatan yang terjadi dalam program Bantuan Siswa Miskin ini

persoalan lain yang muncul dalam hal penyaluran bantuan adalah masalah penggunaan

keuangan bantuan oleh para siswa penerima. Pencairan BSM yang langsung ke rekening

siswa menyebabkan sekolah tidak mampu mengontrol penggunaan BSM yang diterima

siswa, akibatnya uang bantuan BSM yang diterima secara langsung oleh para siswa

berpotensi disalahgunakan oleh penerima bantuan seperti untuk membeli kebutuhan yang

tidak urgen misalnya handphone, pulsa atau membeli barang lainnya yang tidak menjawab

kebutuhan riil para siswa miskin. Untuk itu, diharapkan agar BSM yang disalurkan kepada

para siswa hendaknya dapat membantu meringankan beban orang tua dan pendidikan anak-

anak sekolah. Maka, orang tua dan guru juga perlu mengontrol keuangan yang diterima oleh

siswa. Upaya yang harus dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal mengenai

hambatan yang akan muncul ketika pelaksana program Bantuan Siswa Miskin.

Page 61: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

C.3 Faktor Pemerintah

Di dalam Penjelasan Pasal 1 ayat(35) Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012

“Dewan Pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat

yang peduli pendidikan dengan melakukan peningkatkan koordinasi Pemerintah” serta antar

pelaksana Program BSM yaitu lintas direktorat dan lintas lembaga (Kemendikbud dan

Kemenag) serta mensosialisasikan program kepada masyarakat luas mengingat program ini

baru dilaksanakan dan belum semua masyarakat mengetahuinya.

Seperti didalam Penjelasan dalam Pasal 77 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012

Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Kendal “Pemerintah

Daerah, Dewan Pendidikan, Komite Sekolah/ Madrasah melakukan pengawasan atas

pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan pada satuan jenis dan jenjang pendidikan sesuai

dengan kewenangan masing-masing “ Masyarakat diharapkan melapor ke pihak yang

berwenang apabila menemukan kasus penyelewengan dana BSM. Diharapkan masyarakat

dan pemerintah dapat bersama-sama bersinergi dalam mengawasi pelaksanaan program BSM

ini, agar program ini tidak disalahgunakan oleh pihak yang hanya mencari keuntungan

semata. pelaksana program BSM. Intensitas koordinasi antar lembaga yang dirasa masih

kurang,karena hanya terdapat dua kali proses koordinasi yang dilakukan oleh lembaga

pelaksana kebijakan yaitu antara Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal dengan satuan

pendidikan (sekolah) dalam satu periode. Dengan minimnya intensitas koordinasi dari

lembaga pelaksana program tersebut, maka akan berdampak pada rendahnya tingkat

komunikasi yang terjadi selama proses implementasi program BSM berlangsung, sehingga

dapat menimbulkan kesalah-pahaman (missed communication) dalam menyampaikan atau

menerima.

C.4 Faktor Koordinasi Pemerintah kepada Sekolah

Page 62: KAJIAN TEORI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

Dalam pelaksanaan suatu program kebijakan bisa saja sudah memiliki tujuan yang

jelas. Namun masih terdapat faktor-faktor yang berperan penting di dalam pelaksanaan

program tersebut yaitu sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah salah satu aspek

yang mempengaruhi dalam mutu peningktan pendidikan. Sesuai dengan faktanya masih

Kurangnya sumber daya manusia untuk melakukan sosialisi kepada masyarakat kurang

mampu yang tidak terakses oleh pemerintah. Sehingga masih banyak siswa yang tidak

mendapatkan bantuan untuk biaya sekolah dan memanfaatkan bantuan .

C.5. Sarana Dan Prasarana

Kurangnya fasilitas sarana dari pemerintah untuk menjangkau ke tempat dimana

pendidikan di selenggarkan, dan kurangnya jangkauan dari pemerintah kepada setiap wilayah

yang terpencil.