kajian permasalahan sistem manajemen mutu iso 9001:2008 ... · kota bogor baru menerapkan iso...
TRANSCRIPT
KAJIAN PERMASALAHAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008
PADA SMP NEGERI 1 KOTA BOGOR
Oleh
SITI NURAINI
H24087066
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
RINGKASAN
SITI NURAINI. H24087066. Kajian Permasalahan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Pada SMP NEGERI 1 KOTA BOGOR. Di bawah bimbingan H MUSA HUBEIS.
SMP Negeri 1 Kota Bogor telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008. Klausul yang digunakan dalam ISO 9001:2008, yaitu (1) ruang lingkup, (2) referensi normatif, (3) istilah dan definisi, (4) SMM, (5) tanggungjawab manajemen, (6) manajemen sumber daya, (7) realisasi produk, (8) pengukuran analisa dan peningkatan. Tujuan Penelitian adalah (1) Mengetahui penerapan SMM ISO 9001:2008 pada SMP NEGERI 1 KOTA BOGOR, (2) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menjadi permasalahan di dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 dan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi.
Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Pemilihan narasumber sebanyak tujuh orang dilakukan dengan memperhatikan tingkat pendidikan dan pemahaman responden terhadap pelaksanaan dan permasalahan SMM pada SMP NEGERI 1 KOTA BOGOR. Pengolahan data untuk identifikasi permasalahan penerapan SMM ISO 9001:2008 menggunakan metode Analytical Hierarchy Proses (AHP) untuk mendapatkan strategi yang tepat dan optimal.
Hasil pengolahan data pada tingkat dua (faktor atau kriteria masalah) menunjukkan bahwa kriteria masalah yang dihadapi SMP Negeri 1 Bogor berturut-turut adalah SMM (0,326), Tanggungjawab Manajemen (0,258), Manajemen Sumber Daya (0,183), Realisasi Produk (0,132), dan Pengukuran, Analisis dan Peningkatan (0,098). Hasil pengolahan data pada tingkat tiga (aktor) menunjukkan bahwa secara berurutan peranan pelaku atau aktor yang bertanggung jawab terhadap faktor atau kriteria masalah dalam pelaksanaan ISO 9001:2008 di SMP Negeri 1 Bogor adalah pihak Middle Management (0,6585), Top Management (0,4583) dan Operational Management (0,2476).
Hasil pengolahan data pada tingkat 4 (tujuan) menunjukkan bahwa secara berurutan tujuan yang hendak dicapai oleh aktor-aktor dalam hubungannya dalam pelaksanaan ISO 9001:2008 di SMP Negeri 1 Bogor adalah Perbaikan Dokumentasi dan Administrasi (0,5966), Perbaikan Sistem Informasi (0,4257) Perbaikan Mutu Karyawan (0,2952). Hasil pengolahan data pada tingkat 5 (alternatif tindakan) menunjukkan bahwa secara berurutan, alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan atau memecahkan penyebab permasalahan adalah Teamwork/kerjasama (0,4801), Penambahan Fasilitas Penunjang (0,3909), Input Data yang Tepat Waktu (0,0,2754) dan Entry Data secara Online (0,2136).
KAJIAN PERMASALAHAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008
PADA SMP NEGERI 1 KOTA BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
SITI NURAINI
H24087066
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Judul Skripsi : Kajian Permasalahan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 pada SMP NEGERI 1 KOTA BOGOR
Nama : Siti Nuraini
NIM : H24087066
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing., DEA)
NIP : 195506261980031002
Mengetahui :
Ketua Departemen
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, Msc)
NIP : 196101231986011002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Siti Nuraini dilahirkan di Bogor pada tanggal 12 Nopember 1986. Penulis
adalah anak kedua dari empat bersaudara dari keluarga Bapak H. Cecep Holilulloh
dan Ibu Empat Pathonah.
Pendidikan SD di tempuh dari tahun 1992-1998 di SD Al-Ghazaly Bogor.
Penulis melanjutkan pendidikan dan diterima di SLTP Negeri 2 Bogor pada
tahun1998 dan lulus tahun 2001. Pada Tahun yang sama melanjutkan pendidikan di
SMU Negeri 5 Bogor dan lulus tahun 2004.
Penulis diterima di Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis dan
Koperasi, Departemen Pertanian, Faklutas Pertanian, IPB, Bogor pada tahun 2004
dan lulus di tahun 2007. Penulis pernah melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di
Koperasi Subang pada tahun 2006 dan CV Ramadhan Kue Cianjur pada tahun 2007.
Pada Tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan Strata 1 pada Program
Sarjana Manajemen Alih Jenis, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, IPB, Bogor. Penulis telah bekerja sebagai administrasi Komite Sekolah
SMP Negeri 1 Kota Bogor dari tahun 2010 sampai saat ini.
KATA PENGANTAR
Skripsi berjudul Kajian Permasalahan Sistem Manejemen Mutu ISO
9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota Bogor ini merupakan hasil penelitian dan
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di bidang
Studi Manajemen. Rasa syukur sangat luar biasa dan terima kasih yang tiada
terhingga dalam benak penulis ketika skripsi ini dapat diselesaikan. Segala puji dan
syukur kehadirat Allah SWT, yang tanpa rahmat dan hidayah-Nya, maka semua ilmu
tidak akan memberikan manfaat.
Skripisi ini merupakan hasil penelitian penulis selama tiga bulan di Bogor.
Penulis tertarik terhadap Permasalahan SMM ISO 9001:2008, karena SMP Negeri 1
Kota Bogor baru menerapkan ISO 9001:2008 pada tahun 2009 dan memberikan
tempat untuk melakukan penelitian yang mendukung dalam penyelesaian skripsi.
Semoga Allah S.W.T melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua.
Kritik dan saran membangun tetap diharapkan oleh penulis, semoga tugas akhir ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua, Amin Ya Robbal Aalamin.
Bogor, Agustus 2011
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih kepada begitu banyak pihak yang terkait yang memberikan warna
dan pola pikir dan pandangan penulis, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih,
terutama kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA sebagai
dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan dengan
penuh kesabaran. Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Hetty Mulyati, STP, MM dan Bapak Nur Hadi Wijaya, STP, MM., atas
kesediaannya menguji dan memberikan saran, serta masukan kepada penulis.
2. Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB.
3. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM., selaku Ketua Program Sarjana Alih Jenis Manajemen,
Departemen Manajemen, Faklutas Ekonomi dan Manajemen, IPB.
4. Kepala Sekolah serta seluruh Staff Guru dan TU SMP Negeri 1 Kota Bogor yang
telah memberikan informasi yang dibutuhkan.
5. Ketua Komite Sekolah SMP Negeri 1 Kota Bogor, Bapak Hamid, Ibu Eka, Bapak
Deden, Bapak Harwinoko, Bapak Fery, Bapak Sukoco, Ibu Esty, Ibu Yusniar, Ibu
Etty beserta komite lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih
atas dukungan dan pengertian kepada penulis.
6. Bapak dan Mamah tercinta atas do’a dan kasih sayang yang tiada henti.
7. Teh Hani, Bibah dan Farhan tersayang, kakak dan adik terbaik di dunia.
8. Kekasihku Asep Suryadi beserta keluarga yang memberikan kasih sayang luar biasa
pada penulis.
9. Teh Finina, Sahabat-sahabat tersayang (Odha, Shandra, Ussy, Irma, Ika, Ifa, Fajar,
Miss Kania, Miss Selly, Rahmat, Soleh, Adi, Rini, Melly, Bilqis, Alit, Utari, Ria,
Debby, Icha, Dila dan Linda ).
10. Teman-teman angkatan 5 Alih Jenis Manajemen, terutama sahabat satu bimbingan
(Teh Kiki, Niken, Iwan, Yusuf, Teguh), semoga kita dapat menjadi kenangan indah
dalam perjalanan hidup.
11. Staff Sekretariat Alih Jenis Manajemen yang membantu penulis dalam hal
administrasi kampus.
vi
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3 1.4 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5
2.1 Konsep Mutu .................................................................................... 5 2.2 Manajemen Mutu Terpadu ................................................................. 7 2.3 SMM ISO 9000 ................................................................................. 9 2.4 SMM ISO 9001:2008 ........................................................................ 12 2.4.1 Pengertian SMM ISO 9001:2008 .......................................... 12 2.4.2 Manfaat Penerapan SMM ISO 9001:2008 ............................ 15 2.4.3 Langkah-langkah Penerapan ISO 9001:2008 ......................... 16 2.4.4 Persyaratan dari SMM ISO 9001:2008 ................................. 17 2.5 Perbedaan ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008 ............................ 32 2.6 Analisis Hirarki Proses ....................................................................... 33 2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................... 36
III. METODE PENELITIAN .................................................................... 38
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................... 38 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 39 3.3 Pengumpulan Data ............................................................................ 39
3.4 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................ 41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 48
4.1 Profil Perusahaan ................................................................................ 48 4.1.1 Deskripsi Umum Institusi ....................................................... 48 4.1.2 Logo Institusi .......................................................................... 48 4.1.3 Area dan Fasilitas SMP Negeri 1 Kota Bogor ........................ 49 4.1.4 Visi dan Misi SMP Negeri 1 Kota Bogor ............................... 50
4.2 Penerapan ISO 9001:2008 .................................................................. 51 4.3 Permasalahan Penerapan ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota
Bogor .................................................................................................. 63
vii
Halaman 4.3.1 Analisis Permasalahan ............................................................ 63 4.3.2 Aktor ....................................................................................... 64 4.3.3 Tujuan ..................................................................................... 65 4.3.4 Alternatif Tindakan ................................................................ 66 4.4 Struktur Hirarki .................................................................................. 66 4.5 Analisis Prioritas Faktor, Aktor, Tujuan dan Alternatif ..................... 67 4.6 Implikasi Manajerial .......................................................................... 70
KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 72
1. Kesimpulan ................................................................................................ 72 2. Saran .......................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 73
LAMPIRAN ................................................................................................. 74
viii
DAFTAR GAMBAR
NO Halaman
1. Perbaikan berkelanjutan SMM .................................................................. 14 2. Model perbaikan proses berkelanjutan dengan titik anjak standar mutu. .. 16 3. Kerangka pemikiran penelitian .................................................................. 39 4. Kerangka pemikiran AHP .......................................................................... 47
ix
DAFTAR TABEL
NO Halaman
1. Karakteristik ISO pada dunia pendidikan ................................................. 15 2. Jenis data yang digunakan dalam peneleitian ............................................ 40 3. Nilai skala banding berpasangan ................................................................ 42 4. Nilai RI ....................................................................................................... 45 5. Susunan prioritas faktor kriteria masalah ................................................... 68 6. Susunan prioritas aktor ............................................................................... 68 7. Susunan prioritas tujuan ............................................................................. 69 8. Susunan prioritas alternatif tindakan .......................................................... 70
x
DAFTAR LAMPIRAN
NO Halaman
1. Daftar pertanyaan penelitian ...................................................................... 75 2. Kuesioner penelitian .................................................................................. 76 3. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Kota Bogor ......................................... 83 4. Struktur Hirarki Pengindentifikasian Permasalahan Implementasi ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota Bogor .............................................. 84 5. Hasil pengolahan data................................................................................ 85 6. Sertifikat ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota Bogor....................... 90
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan sudah sejak jaman dahulu kala menjadi salah satu
bentuk usaha manusia dalam rangka mempertahankan keberlangsungan
eksistensi kehidupan maupun budaya manusia itu sendiri. Salah satu
permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan, khususnya pada jenjang sekolah.
Mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu
institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam
menghadapi tekanan eksternal yang berlebihan. Mutu didefinisikan sebagai
sesuatu yang memuaskan dan melampauai keinginan dan kebutuhan
pelanggan. Peningkatan mutu menjadi semakin penting bagi institusi yang
digunakan untuk memperoleh kontrol lebih baik (Sallis, 2010).
Pengertian Mutu dalam konteks pendidikan mengacu pada proses dan
hasil pendidikan. Proses pendidikan melibatkan berbagai input yaitu bahan
ajar, metodologi, sarana sekolah, dukungan administrasi dan sarana prasarana.
Manajemen sekolah berfungsi mensinkronkan berbagai input atau
mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar
baik antara guru, siswa dan sarana pendukung.
Mutu dalam konteks pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai
oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. Kebijakan Pemerintah telah
memberikan keleluasaan terhadap institusi pendidikan yang mempunyai
potensi dalam pengelolaan pendidikan yang bermutu dimungkinkan untuk
mendapat sertifikasi ISO.
2
Manajemen mutu di bidang pendidikan adalah sesuatu model atau
bentuk pengelolaan pendidikan dalam upaya reformasi pendidikan menuntut
adanya dukungan dan keinginan pemerintah, dukungan dari warga sekolah
dan warga masyarakat. Agar sekolah memiliki standar baku yang ditetapkan
organisasi internasional, sekolah yang telah memiliki kriteria tertentu
dimungkinkan untuk dapat memperoleh sertifikasi ISO (The International
Organization for Standarization).
ISO adalah suatu badan yang mengatur sertifikasi atau mengesahkan
suatu standar. ISO dibuat karena keinginan instansi dari berbagai macam
bidang usaha untuk meningkatkan mutu dan pelayanan sesuai dengan standar
yang ditetapkan. ISO bukan badan yang menciptakan standar, melainkan
suatu badan yang menghasilkan cara untuk memastikan standar yang diikuti
sejalan dengan laju perusahaan yang menggunakan standar yang dipilihnya.
Kepuasan pelanggan sekolah, sangat berperan penting dalam jaminan
mutu terhadap masyarakat pendidikan dan selanjutnya akan menjadi tolak
ukur berhasil tidaknya sekolah dalam merancang kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Proses perubahan-perubahan positif yang dibangun secara
berkelanjutan oleh suatu sekolah akan menjadikan sekolahnya unggul dan
bermutu.
SMP Negeri 1 Kota Bogor dapat dikategorikan sebagai instansi
pendidikan yang telah memiliki kriteria untuk dapat memperoleh sertifikasi
ISO karena manajemen sekolah tersebut sudah cukup baik. Hal itu didukung
dengan adanya kelas yang berfungsi untuk mensinkronkan berbagai input atau
mensinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar mengajar,
baik antara guru, siswa dan sarana pendukung dikelas maupun di luar kelas,
baik konteks kurikuler maupun ekstrakurikuler, baik dalam lingkup subtansi
yang akademik maupun non akademik dalam rangka mendukung proses
belajar.
3
Keberhasilan yang dicapai oleh SMP Negeri 1 Kota Bogor ini
didukung oleh beberapa faktor, diantaranya adalah peran serta sekolah, orang
tua, masyarakat, dan pemerintah. Standar ISO 9000 adalah standar tentang
Sistem Manajemen Mutu (SMM) yang penerapannya dimaksudkan untuk
meningkatkan mutu produk dan jasa/pelayanan, sehingga mampu memberikan
dan meningkatkan kepuasan pelanggan dan kinerja organisasi. Salah satu
standar mutu yang berkembang di negara maju maupun di negara berkembang
adalah ISO 9001:2008. Tujuan utama dikeluarkannya ISO 9001:2008 adalah
untuk mengklarifikasi atau lebih menjelaskan inti atau substansi dari ISO
9001 versi sebelumnya, yakni ISO 9001:2000.
SMP Negeri 1 Kota Bogor melakukan peningkatan mutu pendidikan
dengan menerapkan SMM ISO 9001:2008. Konsep penerapan ISO 9001:2008
yang dilakukan di SMP Negeri 1 Kota Bogor adalah realisasi peningkatan dan
pengembangan manajemen mutu, dengan melakukan penetapan standar mutu
yang ingin dicapai, sehingga pelanggan pendidikan mempunyai persepsi sama
dalam menentukan acuan mutu yang diharapkan. Penerapan ISO 9001:2008
pada SMP NEGERI 1 KOTA BOGOR dimulai sejak tahun 2009, bekerjasama
dengan WQA (Worldwide Quality Assurance).
1.2 Perumusan Masalah
Standarisasi manajemen merupakan tuntutan bagi instansi untuk
menghasilkan suatu output (keluaran) bermutu dan mempunyai nilai tambah.
ISO 9001:2008 merupakan salah satu standarisasi manajemen yang berlaku
secara internasional yang merupakan klarifikasi penjelasan inti atau substansi
dari ISO 9001:2000. Sertifikasi ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota
Bogor memberikan jaminan bahwa instansi akan memberikan output
(keluaran) yang memenuhi persyaratan.
Ditingkat inilah pentingnya membicarakan gagasan tentang
“pelanggan” dalam konteks pendidikan, dimana tujuan instansi pendidikan
dalam penerapan mutu adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelanggan.
Output (keluaran) yang dihasilkan oleh suatu instansi pendidikan adalah mutu
4
tinggi yang bermutu, merupakan sesuatu hal yang diinginkan oleh pelanggan.
Kepuasan pelanggan sekolah sangat berperan penting dalam jaminan mutu
terhadap masyarakat pendidikan. Selanjutnya akan menjadi tolak ukur
berhasil tidaknya sekolah dalam merancang kebutuhan dan keinginan
pelanggan sekolah.
Berdasarkan uraian, maka perumusan permasalahan adalah :
1. Bagaimana penerapan ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota Bogor saat
ini ?
2. Faktor-faktor apakah yang menjadi permasalahan dalam penerapan ISO
9001:2008 dan bagaimana alternatif pemecahan dari permasalahan yang
dihadapi SMP Negeri 1 Kota Bogor ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi penerapan SMM ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1
Kota Bogor.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menjadi
permasalahan di dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 dan alternatif
pemecahan permasalahan yang dihadapi.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian adalah permasalahan SMM ISO 9001:2008
pada SMP Negeri 1 Kota Bogor, yaitu mencari faktor permasalahan yang
timbul dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 dan mencari alternatif
pemecahan masalah yang terjadi dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 pada
SMP Negeri 1 Kota Bogor.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Mutu Mutu dalam bahasa asingnya quality, juga didefinisikan sebagai
peningkatan produktivitas dalam cakupan yang luas, penurunan biaya-biaya,
perluasan dan peningkatan penetrasi pasar, serta penguatan daya saing
(Atmadi, 2011). Menurut Widodo (2011), mutu merupakan gagasan dinamis
yang sulit untuk diseragamkan. Di suatu sisi, mutu dapat dipahami sebagai
konsep absolut dan pada sisi lain dapat dipahami sebagai konsep relatif.
Secara konsep mutu dapat dibedakan menjadi dua (2), yaitu :
1. Konsep Absolut.
Mutu akan menjadi simbul status bagi pelanggan internal maupun
eksternal, sehingga stakeholder (pemilik) akan merasa bangga dan merasa
puas, khususnya bagi orang tua peserta didik.
2. Konsep Relatif.
Mutu sebagai konsep relatif, sangat mengikuti keinginan pelanggan yang
menghasilkan keluaran (output) secara kontekstual.
Menurut Crosby dalam Syukur (2010), mutu merupakan kesesuaian
terhadap persyaratan. Crosby dalam Atmadi (2011) melakukan pendekatan
terhadap upaya peningkatan mutu melalui transformasi budaya. Menurut
Crosby, peningkatan mutu dapat dilakukan dengan melibatkan setiap orang
dalam organisasi dengan alur kebijakan top-down dari pimpinan kepada para
pelaksana. Langkah dilakukan adalah mendefinisikan mutu yang sesuai
persyaratan, mencegah, menetapkan Standar bebas cacat dan menurunkan
biaya mutu.
Juran dalam Syukur (2010) menyatakan, mutu sebagai kesesuaian
dengan penggunaan. Menurut Juran dalam Atmadi (2011) mendefinisikan,
mutu sebagai hasil produksi, baik produk, barang, maupun jasa berhasil
memenuhi kepusan pelanggan dan bebas cacat. Langkah yang dilakukan
adalah perencanaan, pengendalian dan perbaikan.
6
Menurut Taguchi dalam Atmadi (2011), mutu ditingkatkan dengan
cara mengurangi ragam proses dan produk sehingga akan menurunkan biaya
yang pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kerugian yang harus
ditanggung oleh konsumen. Untuk itu, langkah yang ditempuh adalah dengan
menghindari penyimpangan target untuk mengurangi tingkat kerugian.
Menurut Deming dalam Atmadi (2011), mutu didefinisikan sebagai
hasil produksi, baik produk, barang, maupun jasa yang bebas dari
penyimpangan standar yang diukur dengan alat statistik melalui pengukuran
dan perbaikan secara berkesinambungan. Deming menerapkan langkah
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindaklanjut Plan-Do-Check-Action
(PDCA) secara terus menerus untuk meningkatkan mutu.
Gravi dan Danis dalam Hadis dan Nurhayati (2010) menyatakan, mutu
adalah suatu kondisi dinamik yang berhubungan dengan produk, tenaga kerja,
proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan. Dengan perubahan mutu produk tersebut, diperlukan peningkatan
atau perubahan keterampilan tenaga kerja, proses produksi dan tugas, serta
perubahan lingkungan perusahaan, agar produk dapat memenuhi dan melebihi
harapan konsumen.
Menurut Haberer dan Webb (2010), mutu menuntut komitmen total
dari semua level organisasi, manajemen puncak sampai keterlibatan
karyawan. Feigenbaum dalam Syukur (2010) mengemukakan bahwa mutu
adalah kesesuaian dengan pengharapan. Menurut Feigenbaum dalam Hadis
dan Nurhayati (2010), mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya
(full customer satisfaction). Suatu produk dianggap bermutu, apabila dapat
memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan
harapan konsumen atas produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut
Sallis (2010), mutu merupakan sebuah cara yang menentukan, apakah produk
terakhir sesuai standar atau belum.
7
Ishikawa dalam Syukur (2010) berpendapat bahwa mutu merupakan
kepuasan pelanggan. Setiap bagian proses dalam organisasi memiliki
pelanggan. Kepuasan pelanggan internal akan menyebabkan kepuasan
pelanggan organisasi. Menurut Ishikawa dalam Widodo (2011), mutu
memberi makna bahwa ukuran mutu sebagai pemaknaan kepuasan pelanggan,
baik internal maupun eksternal. Pelanggan adalah wasit terhadap mutu,
sehingga institusi sekolah dapat bertahan karena kepuasan pelanggan. Konsep
mutu sebagai berikut :
1. Kriteria tertentu yang ditetapkan terhadap produk/jasa sesuai dengan
kebutuhan pelanggan.
2. Standar minimal yang ditetapkan menurut kriteria tertentu.
3. Mutu adalah strategi dasar bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
4. Mutu dilihat dari spesifikasinya dan apa yang diperoleh pelanggan
(customer).
2.2 Manajemen Mutu Terpadu
Manajemen Mutu Terpadu (MMT) atau Total Quality Management
(TQM) dijabarkan sebagai suatu pendekatan manajemen organisasi
berasaskan pada mutu dan partisipasi seluruh anggota organisasi. Sasaran
keberhasilan jangka panjangnya adalah kepuasan pelanggan dan keuntungan
atau benefit bagi anggota organisasi dan masyarakat (Karyawan, Perusahaan,
Pemerintah, Masyarakat) yang sering disebut sebagai Stakeholder (Atmadi,
2010).
MMT merupakan suatu pendekatan berorientasi pada pelanggan
dengan memperkenalkan perubahan manajemen sistematik dan perbaikan
terus menerus terhadap proses, output dan pelayanan suatu organisasi
(Widodo, 2011).
8
Menurut Herber dan Webb (2010), ada 4 (empat) hakikat dari TQM.
Keempat (4) hakikat tersebut adalah :
1. Berfokus pada Pelanggan.
Mencapai mutu berarti memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dengan
kinerja dari produk atau jasa.
2. Melibatkan keseluruhan angkatan kerja dalam pengambilan keputusan.
Unit pembuatan tindakan dan pengambilan keputusan biasa bukan seorang
manajer individual, melainkan sebuah tim karyawan.
3. Komitmen terhadap perbaikan terus-menerus.
Perbaikan terus-menerus hanya berarti tak pernah puas dengan
kemenangan-kemenangan.
4. Rencana Tindakan.
Rencana tindakan adalah kontrak yang menyatakan apa yang akan
dilakukan pada waktu tertentu.
Menurut Juran dan Ishikawa dalam Widodo (2011) mengemukakan
bahwa MMT adalah upaya organisasi menilai kembali cara-cara, kebiasaan,
praktik dan aktivitas yang ada kemudian secara inovatif memfungsikan
seluruh sumber dayanya ke dalam proses lintas fungsi yang mengabdi pada
kepentingan klien, sehingga organisasi mampu mencapai visi dan misinya.
TQM diasumsikan sebagai suatu filosofi manajemen yang
melembagakan sumber daya yang ada, terencana, berkesinambungan dan
mengasumsikan peningkatan mutu dari hasil semua aktivitas yang terjadi
dalam organisasi, bahwa semua fungsi manajemen yang ada dan semua tenaga
untuk berpartisipasi dalam proses perbaikan.
9
2.3. SMM ISO 9000
Definisi Standar ISO 9000 untuk sistem Manajemen mutu
Quality Management System (QMS) adalah struktur organisasi,
tanggungjawab, prosedur-prosedur, proses-proses dan sumber-sumber daya
untuk penerapan manajemen mutu.
SMM merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-
praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian
dari suatu proses dan produk (barang dan/atau jasa) terhadap kebutuhan atau
persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan ini ditentukan atau
dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi (Gaspersz, 2003).
ISO adalah badan Standar dunia berkedudukan di Swiss dan didirikan
pada tahun 1947. Menurut Patterson (2010), Standar ISO terdiri atas lima (5)
dokumen dasar, yaitu :
1. ISO 9000 - suatu seri panduan untuk memilih dan menggunakan standar
sistem ISO 9001, ISO 9002 atau ISO 9003 yang sesuai. ISO 9000
menyajikan panduan tentang pemilihan dan penggunaan standar
manajemen dan jaminan mutu dengan menjelaskan keseluruhan seri
tersebut, bagi pemasok maupun pelanggan.
2. ISO 9001 – seri ini berlaku untuk fasilitas yang mendesain,
mengembangkan, memproduksi, memasang dan memberikan layanan
produk atau jasa kepada pelanggan yang menetapkan bagaimana produk
atau jasa harus tampil. ISO 9001 adalah bagian ISO yang paling
komprehensif.
3. ISO 9002 – seri ini berlaku untuk fasilitas yang menyediakan barang atau
jasa yang sesuai dengan desain atau spesifikasi yang disediakan pelanggan.
ISO 9002 berkaitan dengan mutu dalam produksi dan pemasangan.
4. ISO 9003 – seri ini berlaku pemeriksaan dan pengujian akhir dan
merupakan bagian yang paling rinci dalam kelompok Standar ISO 9000.
ISO 9003 hanya menjamin kepatuhan dalam pengujian dan pemeriksaan
akhir. ISO 9003 digunakan untuk organisasi seperti laboratorium
10
pengujian, badan kalibrasi, dan distributor peralatan yang memeriksa dan
menguji produk yang dipasok.
5. ISO 9004 – perangkat fondasi yang memungkinkan untuk menyesuaikan
standar mutu dan membuatnya selaras dengan situasi kehidupan nyata
dalam bisnis. ISO 9004 adalah unsur dasar dalam proses mengembangkan
suatu sistem mutu yang sesuai dengan situasi.
Beberapa dokumen lain ISO 9000 menurut Patterson (2010) adalah :
1. ISO 8402 adalah daftar istilah mutu tersebut.
2. ISO 9000-2 berkaitan dengan SMM dan jaminan mutu, bagian 2, panduan
umum untuk penerapan ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 9003.
3. ISO 9004-2 berkaitan dengan unsur manajemen mutu dan sistem mutu,
bagian 2, panduan untuk jasa.
4. ISO 10011-1 adalah seperangkat panduan untuk sistem mutu audit, bagian
1 dan audit.
5. ISO 10011-2 adalah seperangkat panduan untuk sistem mutu audit, bagian
2 dan kriteria kualifikasi untuk auditor.
6. ISO 10011-3, menyajikan panduan sistem audit, bagian 3 dan pengelolaan
program audit.
7. ISO 10012-1, berkaitan dengan persyaratan jaminan mutu untuk peralatan
pengukuran, bagian 1 dan manajemen peralatan pengukuran.
Dalam Widodo (2011) dijelaskan bahwa versi ISO yang banyak
disorot oleh dunia pendidikan adalah ISO 9000, dimana versi terbarunya
dipublikasikan pada tahun 2008 meliputi 4 (empat) seri, yaitu :
1. ISO 9000:2005 menguraikan dasar-dasar SMM dan merinci istilah-istilah
yang digunakan dalam SMM.
2. ISO 9001:2008 merincikan persyaratan SMM suatu organisasi.
3. ISO 9004:2000 memberikan panduan untuk perbaikan berkelanjutan pada
kinerja dan efisiensi menyeluruh pada organisasi.
4. ISO 1901:2002 memberikan panduan tentang pengauditan SMM dan audit
manajemen lingkungan.
11
Widodo (2011) menjelaskan konsepsi SMM memerlukan persyaratan
masukan pelanggan harus dipenuhi, rancangan produk yang akan dihasilkan,
pengukuran analisis dan perbaikan sesuai prinsip-prinsip manajemen mutu,
tanggungjawab manajemen, serta bagaimana mengelola sumber daya agar
terealisasi produk yang diharapkan. Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi,
adalah :
1. Perhatian kepada pelanggan (Customer Focus), dalam arti organisasi
pendidikan menggantungkan kepada pelanggannya, sehingga harus
memahami kebutuhan pelanggan.
2. Kepemimpinan (Leadership), yaitu pemimpin menetapkan kesatuan tujuan
arahan dan lingkungan internal kondusif dalam hal ini menciptakan
lingkungan dimana orang dapat terlibat secara penuh dalam pencapaian
tujuan organisasi.
3. Keterlibatan Orang (People Involvement), yaitu keterlibatan orang-orang
disemua tingkatan adalah penting bagi suatu organisasi dan keterlibatannya
secara penuh akan menjadikan potensi yang dimilikinya untuk memberikan
manfaat (benefit) secara maksimal pada organisasi.
4. Pendekatan proses (Process Approach), untuk pencapaian efektifitas
organisasi, melalui identifikasi dan pengelolaan aktivitas. Menggunakan
sumber daya dari pengelolaan penyampaian input menjadi output dengan
mempertimbangkan proses.
5. System Approach to Management, yaitu melakukan identifikasi, memahami
dan mengelola suatu sistem dari proses-proses yang saling terkait untuk
suatu tujuan yang telah ditetapkan dalam memperbaiki suatu organisasi.
6. Perbaikan Berkelanjutan (Continual Improvement) adalah suatu tujuan
organisasi permanen, mengukur untuk pencapaian tujuan melalui
perbaikan, menetapkan rencana yang dipersyaratkan dan mengelola
perbaikan berkelanjutan.
12
7. Mutually Beneficial Supplier Relationships adalah suatu organisasi dan
para pemasok harus saling bergantung, serta hubungan saling
menguntungkan akan meningkatkan kemampuan kedua (2) pihak untuk
menciptakan suatu nilai (value).
Manfaat penerapan ISO 9001 menurut Syukur (2010), adalah :
1. Membuat sitem kerja menjadi standar kerja terdokumentasi yang
memudahkan pelaksanaan pekerjaan.
2. Ada jaminan bahwa perusahaan mempunyai SMM dan produk yang
dihasilkan sesuai keinginan pelanggan.
3. Sebagai standar kerja untuk melatih karyawan baru.
4. Menjamin bahwa proses yang dilaksanakan sesuai dengan SMM yang
ditetapkan.
5. Meningkatkan semangat karyawan karena adanya kejelasan kerja.
6. Adanya kejelasan hubungan tanggungjawab dan wewenang antara bagian
yang terlibat dalam melaksankan pekerjaan.
7. Dapat mengarahkan karyawan agar berwawasan mutu dalam memenuhi
permintaan pelanggan.
8. Mengurangi kerja ulang untuk menghemat biaya.
9. Membiasakan bertindak berdasarkan data.
10. Memungkinkan pemantauan pencapaian mutu lebih ketat.
2.4 SMM ISO 9001:2008
2.4.1. Pengertian SMM ISO 9001:2008
Widodo (2011) menjelaskan bahwa ISO adalah SMM yang
didasarkan pada konsensus internasional atas praktik-praktik
manajemen terbaik. Dalam hal ini disarikan menjadi persyaratan standar
generik, sehingga dapat diterapkan pada semua organisasi, apapun jenis,
ukuran dan produk yang disediakan dengan menggunakan struktur
hubungan antara proses yang logik.
13
Tujuan implementasi standar adalah peningkatan kepuasan
pelanggan melalui penerapan sistem secara efektif. Menurut Syukur
(2010), SMM ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan untuk SMM
dimana suatu organisasi harus menunjukkan kemampuannya dalam
memberikan produk dan memenuhi persyaratan pelanggan dan pedoman
hukum dan peraturan.
Konsep dasar SMM ISO 9001:2008 adalah :
1. Perusahaan harus mempunyai standar sistem operasional yang jelas,
untuk membantu karyawan untuk bekerja dengan output mutu yang
baik.
2. Karyawan yang bekerja harus kompeten, sehingga dapat
menghindari output ketidaksesuaian terhadap persyaratan produk
sebagai akibat dari pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan kurang
kompeten.
3. Infrastrukutur yang dimiliki oleh perusahaan (gedung, mesin,
peralatan kerja dan hardware maupun software) harus memadai
untuk menghindari output mutu kurang baik akibat kurang
memadainya infrastruktur perusahaan.
4. Perusahaan harus memiliki kebijakan mutu, sasaran mutu dan
strategi untuk pencapaian sasaran mutu.
5. Perusahaan harus melakukan review secara berkala terhadap kinerja
internal perusahaan, tingkat kepuasan pelanggan dan pencapaian
sasaran mutu.
6. Perusahaan harus melakukan tindakan perbaikan atas penyimpangan
yang terjadi (Corrective and Preventife Action atau CAPA),
mempunyai program peningkatan secara terus menerus (Continuous
Improvement).
14
Keluaran
Proses SMM dalam ISO dapat dijabarkan pada Gambar 1.
M
Masukan
Masukan
Kegiatan Penambahan nilai Aliran Informasi
Gambar 1. Perbaikan berkelanjutan SMM (Widodo, 2011)
Perbaikan Berkelanjutan SISTEM MANAJEMEN MUTU
P E L A N G G A N
P e r s y a r a t a n
P E L A N G G A N
K e p u a s a n
Tanggungjawab Manajemen
Manajemen Sumber daya
Pengukuran, Analisis dan Perbaikan
Realisasi Produk/Jasa
Produk/ Jasa
15
2.4.2. Manfaat Penerapan SMM ISO 9001 :2008
Menurut Widodo (2011), penerapan SMM ISO dalam dunia
pendidikan pada dasarnya sama dengan penerapan ISO pada organisasi
lain. Untuk itu, ISO berkarakter industri perlu diterjemahkan dengan
jelas pada dunia pendidikan (Tabel 1).
Tabel 1. Karakteristik ISO pada Dunia Pendidikan.
NO Karakteristik ISO Terjemahan untuk Pendidikan. 1. Tanggungjawab
Manajemen Komitmen Manajemen terhadap mutu.
2. Sistem Mutu Sistem Mutu. 3. Kontrak Kontrak dengan pelanggan internal dan
eksternal. 4. Kontrol Dokumen Kontrol dokumen. 5. Pengadaan Bahan Kebijakan seleksi dan ujian masuk. 6. Persediaan Produk Layanan pendukung bagi peserta didik, yaitu
kesejahteraan, konseling dan pengajaran. 7. Identifikasi Produk Catatan kemajuan peserta didik. 8. Kontrol Proses Pengembangan design dan penyampaian
kurikulum dan strategi pembelajaran. 9. Inspeksi dan Tes Penilaian dan Tes 10. Perlengkapan,
inspeksi, pengukuran, dan tes
Konsistensi metode penilaian
11. Status inspeksi dan tes
Prosedur dan catatan penilaian
12. Kontrol produk yang tidak sesuai
Metode dan prosedur diagnostik untuk mengidentifikasi kegagalan dan keabsahan.
13. Tindakan Perbaikan Tindakan perbaikan terhadap peserta didik dan sistem dalam menghadapi tuntutan masyarakat.
14. Penanganan pengamanan, pengepakan dan penyampain
Fasilitas dan lingkungan fisik, bentuk tawaran lain seperti fasilitas olahraga, kelompok, ekstrakurikuler, osis dan fasilitas pembelajaran.
15. Catatan Mutu Catatan mutu. 16. Audit Mutu Internal Proses pengesahan audit mutu. 17. Pelatihan Pelatihan dan pengembangan staf yang
mencakup prosedur-prosedur untuk menilai kebutuhan pelatihan dan Evaluasi.
18. Teknik-teknik Statistik
Metode Review dan monitoring.
16
Dinamika Pelanggan Menghendaki Mutu Produk dan Jasa yang semakin tinggi
Standar dan sasaran mutu mengacu pada kepuasan pelanggan
2.4.3. Langkah-Langkah Penerapan ISO 9001:2008
Widodo (2011) menjelaskan bahwa proses uji sertifikasi
meliputi pengendalian, dokumentasi, pengendalian rekaman,
pengendalian produk, audit internal, perkembangan produk dan koreksi
produk. ISO mengharuskan penggunaan model perbaikan proses
berkelanjutan sebagai pengembangan prinsip-prinsip TQM dengan
mematok titik anjak standar mutu yang telah ditetapkan pada Gambar 2.
Plan
Do
Check
Act
menghendaki
Gambar 2. Model perbaikan proses berkelanjutan dengan titik anjak standar mutu (Widodo, 2011)
P D A C
17
Pada Gambar 2, ISO menetapkan titik anjak dimana ukuran
mutu, yaitu relevansi, efektivitas, efisiensi dan akuntabilitas organisasi
yang harus tetap bertahan tidak boleh turun. Untuk itu organisasi
sekolah dituntut selalu meningkatkan mutu, melalui langkah-langkah
berikut :
1. Memperhatikan tuntutan/keinginan pelanggan.
2. Manajemen sumber daya yang baik, yaitu mengelola sumber daya
yang baik (manusia, uang, alat, mesin dan metode).
3. Realisasi dari produk menghasilkan outcame, yaitu lulusan yang
bermutu dan melanjutkan ke jenjang sekolah bermutu.
4. Adanya pengukuran dan analisa serta pengembangan sekolah,
sehingga instruksi kerja dijadikan patokan dalam melakukan
perbaikan berkelanjutan.
5. Adanya tanggungjawab dari manajemen yang memungkinkan proses
manajemen sekolah berjalan baik.
6. Hasil/lulusan/outcome dari sekolah memenuhi tuntutan pelanggan.
2.4.4 Persyaratan dari SMM ISO 9001:2008
Syukur (2010) menjelaskan sembilan (9) klausul yang penting
dalam ISO 9001:2008, yaitu (1) ruang lingkup, (2) referensi normatif,
(3) istilah dan definisi, (4) SMM, (5) tanggungjawab manajemen, (6)
manajemen sumber daya, (7) realisasi produk, (8) pengukuran analisa
dan peningkatan.
Klausul 1. RUANG LINGKUP
Klausul 1.1 Umum
Organisasi apapun mendemonstrasikan kemampuannya secara
konsisten untuk menghasilkan produk memenuhi persyaratan pelanggan,
peraturan dan perundangan (statutory dan regulatory). Meningkatkan
kepuasan pelanggan melalui aplikasi yang efektif dari SMM, perbaikan
terus menerus melalui perbaikan proses dan menjamin kesesuaian
persyaratan pelanggan dan peraturan perundangan.
18
Klausul 2. REFERENSI NORMATIF
Klausul ini hanya memuat landasan/dasar-dasar dari SMM
ISO 9001:2008.
Klausul 3. ISTILAH DAN DEFINISI
Klausul ini memuat istilah dan definisi yang berlaku pada ISO
9001:2008. Istilah “produk” yang muncul dalam teks standar
internasional ini juga berarti “jasa”, istilah dan definisi sesuai ISO 9001.
Penjelasan tentang pelanggan, organisasi, supplier dihilangkan. ISO
9001 menganggap bahwa “produk” juga termasuk perangkat keras,
perangkat lunak, jasa dan material yang digunakan pada proses.
Klausul 4. SISTEM MANAJEMEN MUTU
Klausul 4.1 Persyaratan Umum
Klausul ini menetapkan, mendokumentasikan, melaksanakan,
memelihara dan secara terus-menerus meningkatkan SMM ISO
9001:2008, perusahaan harus menentukan proses, menetapkan urutan
dan interaksi dari proses. Menetapkan kriteria dan metode sehingga
proses bisa berjalan efektif, memantau, mengukur bila memungkinkan
dan menganalisa proses-proses tersebut dan melaksanakan tindakan
untuk mencapai hasil yang telah direncanakan serta terus-menerus
meningkatkan efektifitas proses.
Klausul 4.2 Persyaratan Dokumentasi
Klausul 4.2.1 Umum
SMM ISO 9001:2008 membutuhkan dokumentasi. Dokumen
mencakup kebijakan mutu, manual mutu, proses terdokumentasi
(prosedur di ISO 9001). Sistem dokumentasi ditentukan berdasarkan
ukuran dan tipe organisasi, kerumitan dan interaksi dari rangkaian
proses dan kompetensi personil.
19
Klausul 4.2.2 Pedoman Mutu
Isi pedoman mutu adalah ruang lingkup dari SMM ISO
9001:2008 termasuk pengecualiannya. Apabila persyaratan dari standar
ini tidak dapat diterapkan karena sifat sebuah organisasi atau produknya,
maka ini dapat dipertimbangkan untuk dikecualikan. Apabila ada
pengecualian, tuntutan kesesuaian standar ini tidak diterima, kecuali jika
pengecualian tersebut tidak mempengaruhi kemampuan atau
tanggungjawab organisasi dalam menyediakan produk yang memenuhi
persyaratan pelanggan dan peraturan yang berlaku.
Klausul 4.2.3 Pengendalian Dokumen
Dokumen eksternal yang ditentukan teridentifikasi perubahan
dan status terkini dari dokumen teridentifikasi jelas harus ada approval
dokumen sebelum digunakan, yaitu dokumen tersedia di tempat, dapat
terbaca dan teridentifikasi untuk mencegah penggunaan dokumen yang
sudah tidak terpakai, jika ingin disimpan harus ada identifikasi yang
jelas, yang menyatakan dokumen sudah tidak terpakai, melakukan
review, update, dan re-approve dokumen.
Klausul 4.2.4 Pengendalian Rekaman
Klausul ini menyatakan bahwa record harus disimpan sebagai
bukti kesesuaian, sesuai ketentuan record tidak boleh hilang, rusak dan
bisa diperoleh kembali sistem pemusnahan record harus diatur.
Dokumen yang terkait dengan pengendalian rekaman adalah dokumen
softcopy yang tidak tersambung dalam jaringan (server) misalnya data di
laptop, atau data di software mesin. Lokasi penyimpanan backup server
berada di gedung yang sama (hilang/rusaknya semua data ketika terjadi
kebakaran).
20
Klausul 5. TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN
Klausul 5.1 Komitmen Manajemen
Demonstrasi komitmen manajemen yaitu mengkomunikasikan
pentingnya memenuhi permintaan costumer dan peraturan terkait,
penetapan kebijakan dan sasaran mutu, mengadakan tinjauan
manajemen, penyediaan sumber daya yang diperlukan seperti sumber
daya manusia (SDM), infrastruktur, serta alat bantu kerja.
Klausul 5.2 Fokus kepada Pelanggan
Persyaratan pelanggan telah ditetapkan dan dipenuhi dengan
tujuan untuk memenuhi persyaratan pelanggan. Persyaratan pelanggan
yang tertulis adalah tanggal pengiriman, harga, persyaratan teknis dan
non teknis lain yang tercantum dalam kontrak.
Klausul 5.3 Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu sejalan dengan tujuan perusahaan yaitu adanya
misi perusahaan yang menjadikan perusahaan klien untuk lebih
kompetitif dan memiliki sistem efektif dalam menghadapi persaingan
global. Mengandung komitmen untuk memenuhi persyaratan dan terus-
menerus meningkatkan keefektifan dari SMM. Dikomunikasikan dan
dimengerti oleh seluruh organisasi. Direview untuk melihat
kesesuaiannya sebagai suatu kerangka kerja untuk menetapkan dan
mereview sasaran mutu.
Klausul 5.4 Perencanaan
Klausul 5.4.1 Sasaran Mutu
Sasaran mutu harus terukur dan konsisten dengan kebijakan
mutu, sasaran mutu merupakan bagian dari business plan atau target
sasaran mutu perusahaan. Ditetapkan departemen penanggungjawab
terhadap sasaran perusahaan, menetapkan sasaran perusahaan kemudian
dijabarkan ke sasaran divisi dan sasaran departemen.
21
Klausul 5.4.2 Perencanaan SMM
Integritas sistem manajemen mutu dipelihara ketika perubahan
SMM direncanakan dan diimplementasikan. Perubahan struktur
organisasi, peningkatan volume bisnis yang cukup besar dan
penggantian lokasi proses.
Klausul 5.5 Tanggungjawab, wewenang dan komunikasi
Klausul 5.5.1 Tanggungjawab dan Wewenang
Tanggungjawab manajemen adalah membuat dan
mengembangkan sistem kontrol, sehingga mutu produk terjamin,
melakukan kontrol terhadap seluruh aktifitas mutu. Wewenang
manajemen adalah memutuskan produk yang baik dapat dikirim atau
tidak. Komunikasi manajemen didalam organisasi menjadi jelas yang
bertanggungjawab terhadap mutu dan memiliki wewenang untuk
menyatakan produk yang baik dapat dikirim atau tidak.
Klausul 5.5.2 Wakil Manajemen
Klausul ini menyatakan bahwa Top Manajemen menunjuk salah
seorang anggota manajemen untuk menjadi Management Representative
(MR) yang mempunyai tanggungjawab dan wewenang sebagai berikut :
a. Menjamin bahwa proses yang diperlukan untuk SMM telah
ditetapkan, diimplementasikan, dan dipelihara.
b. Melakukan performa SMM.
c. Melaporkan kebutuhan akan peningkatan/improvement.
d. Menjamin promosi kepedulian terhadap persyaratan customer di
seluruh organisasi.
e. Menjalin hubungan dengan pihak luar yang terkait SMM.
Klausul 5.5.3 Komunikasi Internal
Klausul ini menyatakan bahwa Top Manajemen menetapkan
mekanisme internal antara fungsi-fungsi terkait dalam organisasi,
sehingga SMM ISO 9001:2008 dapat berjalan dengan efektif.
22
Klausul 5.6 Tinjauan Manajemen
Klausul 5.6.1 Umum
Top Management haru meninjau SMM ISO 9001:2008 pada
interval yang direncanakan untuk memastikan kecocokan, kecukupan
dan keefektifan.
Klausul 5.6.2 Input Tinjauan Manajemen
Klausul ini menyatakan bahwa input tinjauan manajemen
memiliki agenda berikut :
a. Hasil audit (internal dan eksternal audit).
b. Feedback dari customer.
c. Performa proses.
d. Kesesuaian produk.
e. Status tindakan perbaikan dan pencegahan.
f. Follow up hasil keputusan tinjauan manajemen sebelumnya.
g. Perubahan yang berpengaruh terhadap SMM, termasuk kebijakan
mutu dan sasaran mutu.
h. Peluang dan rekomendasi perbaikan/improvement.
Klausul 5.6.3 Output Tinjauan Manajemen
Output tinjuan manajemen berupa keputusan dan tindakan
peningkatan keefektifan dari SMM ISO 9001:2008 dan prosesnya,
kebutuhan sumber daya, peningkatan produk terkait dengan persyaratan
customer, yaitu membuat produk lebih tahan lama dan mepermudah
proses transaksi.
Klausul 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA
Klausul 6.1 Penyedia SDM
Penyedia SDM menetapkan dan menyediakan sumberdaya yang
dibutuhkan untuk menjalankan dan memelihara SMM ISO 9001:2008,
terus-menerus meningkatkan keefektifan dari SMM ISO 9001:2008,
meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan
pelanggan.
23
Klausul 6.2 Sumber Daya Manusia
Klausul 6.2.1 Umum
Karyawan yang pekerjaannya mempengaruhi kesesuaian
persyaratan produk harus kompeten. Kompetensi meliputi pendidikan,
pelatihan, kemampuan dan pengalaman. Ukuran kompetensi ditentukan
oleh masing-masing perusahaan tergantung dari jenis usaha.
Klausul 6.2.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kesadaran
Kompetensi bukan jabatan distruktur organisasi, tetapi
kompetensi berdasarkan fungsi kerja. Langkah penyusunan matriks
kompetensi adalah identifikasi fungsi kerja serta kompetensi kerja,
tentukan standar kompetensi dan membuat matriks kompetensi.
Karyawan yang memiliki kompetensi dibawah standar yang telah
ditetapkan oleh perusahaan harus diberi pelatihan, maka matriks
kompetensi adalah :
a. Menetapkan kebutuhan kompetensi personil yang pekerjaannya
mempengaruhi kesesuaian persyaratan produk.
b. Menyediakan pelatihan atau tindakan lainnya untuk memenuhi
kebutuhan kompetensi, melakukan evaluasi keefektifan dari tindakan
yang telah diambil.
c. Menjamin setiap personel peduli akan pentingnya aktifitas dan
kontribusi terhadap pencapaian sasaran mutu.
d. Memelihara catatan pendidikan, pelatihan, keahlian dan pengalaman.
Klausul 6.3 Infrastruktur
Manajemen organisasi HARUS menetapkan, menyediakan dan
memelihara infrastruktur yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian
terhadap persyaratan produk adalah :
a. Bangunan, ruang kerja dan perlengkapan lain.
b. Peralatan Hardware maupun Software
c. Peralatan pendukung seperti transportasi, komunikasi atau sistem
informasi.
24
d. Penyediaan infrastruktur dapat dilakukan melalui penyewaan.
Klausul 6.4 Lingkungan Kerja
Manajemen organisasi harus menetapkan dan mengatur
lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap
persyaratan produk. Istilah “lingkungan kerja” berkaitan kondisi-kondisi
pekerjaan dilakukan termasuk faktor fisik, lingkungan dan faktor lain
seperti kebisingan, temperature, kelembaban, pencahayaan atau cuaca.
Klausul 7. REALISASI PRODUK
Klausul 7.1 Perencanaan Realisasi Produk
Merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkan
untuk realisasi produk adalah :
a. Konsisten dengan persyaratan dari proses lain SMM ISO 9001:2008.
b. Menetapkan sasaran mutu dan persyaratan produk.
c. Kebutuhan untuk menetapkan proses, dokumen dan penyediaan
sumber daya yang spesifik bagi produk.
d. Menetapkan sistem verifikasi, validasi, pemantauan, pengukuran,
inspeksi dan uji spesifik bagi produk.
e. Menetapkan kriteria produk yang baik.
f. Menetapkan record yang dibutuhkan sebagai bukti produk telah
sesuai persyaratan.
Klausul 7.2 Proses yang Terkait dengan Pelanggan
Klausul 7.2.1 Penetapan Persyaratan Produk
Penetapan persyaratan produk meliputi :
a. Persyaratan pelanggan, termasuk persyaratan untuk delivery dan post
delivery.
b. Persyaratan yang tidak ditetapkan oleh customer tetapi penting untuk
kegunaan produk.
c. Persyaratan perundangan dan peraturan yang sesuai dengan produk.
d. Persyaratan tambahan yang diperlukan organisasi.
25
Apabila persyaratan berubah, harus ada amandemen dan
personel terkait mengetahuinya yaitu Record hasil review dan tindakan
yang diambil, bila pelanggan tidak menyediakan dokumen persyaratan,
persyaratan pelanggan dikonfirmasikan oleh perusahaan sebelum
menerima order, dalam beberapa kondisi, seperti pembelian melalui
internet, formal review tidak praktis. Review dapat dilakukan terhadap
informasi produk seperti katalog atau materi iklan.
Klausul 7.2.2 Peninjauan Kemampuan Perusahaan
Kemampuan perusahaan sebelum persetujuan adalah
persyaratan produk sudah jelas, perbedaan sudah diselesaikan dan
perusahaan mempunyai kemampuan memenuhi semua yang telah
ditetapkan.
Klausul 7.2.3 Komunikasi Pelanggan
Organisasi harus menetapkan dan mengimplementasikan
sistem komunikasi yang efektif dengan pelanggan terkait, yaitu
informasi mengenai produk, permintaan penanganan kontrak atau order,
customer feedback termasuk keluhan pelanggan baik complain langsung
maupun complain tidak langsung. Proses terkait dengan komunikasi
pelanggan adalah proses evaluasi project baru, proses customer claim
serta proses promosi termasuk informasi melalui internet.
Klausul 7.3 Desain dan Pengembangan
Klausul 7.3.1 Perencanaan Desain dan Pengembangan
Perencanaan desain dan pengembangan, yaitu :
a. Perubahan desain harus direview, verifikasi dan validasi.
b. Pelaksanaan review termasuk evaluasi terhadap produk terkait dan
produk yang telah dikirim.
c. Merencanakan dan mengontrol program desain.
d. Menetapkan tahapan desain.
e. Rencana review, verifikasi dan validasi design.
26
f. Menetapkan penanggungjawab dan wewenang dari tiap tahapan
desain.
g. Menetapkan keterkaitan antara grup, sehingga komunikasi berjalan
efektif.
h. Menetapkan design input.
i. Persyaratan fungsi dan performa.
j. Peraturan terkait dengan produk.
k. Input dari produk similar.
Klausul 7.3.2 Input Desain dan Pengembangan
Input yang terkait persyaratan produk harus ditetapkan dan
catatannya dipelihara. Persyaratan-persyaratan harus lengkap, Input
tersebut direview kesesuainnya dan tidak bertentangan satu dengan yang
lain.
Klausul 7.3.3 Output Desain dan Pengembangan
Output desain harus diperiksa kesesuainnya sebelum
diterbitkan. Output desain sesuai persyaratan input desain. Berisi
informasi yang jelas untuk proses pembelian, produksi dan kebutuhan
service. Penetapan karakteristik produk yang berhubungan dengan
keselamatan dan penggunaan yang tepat.
Klausul 7.3.4 Peninjauan-Ulang Desain dan Pengembangan
Melakukan review sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan, mengevaluasi kemampuan desain yang memenuhi
persyaratan, mengidentifikasi problem dan rencana perbaikan.
Klausul 7.3.5 Verifikasi Desain dan Pengembangan
Verifikasi design dilakukan sesuai rencana yang telah ditetapkan
untuk menjamin output design sesuai design input.
Klausul 7.3.6 Validasi Desain dan Pengembangan
Validasi design dilakukan sesuai rencana yang telah ditetapkan
untuk menjamin produk dapat memenuhi persyaratan aplikasi dan
27
penggunaannya. Validasi design harus sudah dilakukan sebelum
delivery atau proses produksi.
Klausul 7.4 Pembelian
Klausul 7.4.1 Proses Pembelian
Proses pembelian meliputi tahapan :
a. Informasi pembelian harus jelas.
b. Memilih supplier atas dasar kemampuan memenuhi persyaratan
persyaratan, melakukan evaluasi dan re-evaluasi.
c. Kriteria harus ditetapkan.
d. Menjamin produk yang dibeli sesuai spesifikasi.
e. Jenis dan system kontrol supplier tergantung dari efek dari barang
atau jasa terhadap proses produksi diperusahaan.
Klausul 7.4.2 Informasi Pembelian
Organisasi menjamin data lengkap sebelum dikomunikasikan ke
supplier, meninjau ulang persyaratan approval produk, proses dan
peralatan serta persyaratan kualifikasi personal. Persyaratan SMM
dalam verifikasi produk adalah bila perusahaan atau customer
perusahaan ingin melakukan pemeriksaan, maka harus menjelaskan
tujuan dan metode pemeriksaannya
Klausul 7.5 Penyediaan Produk dan Jasa
Klausul 7.5.1 Pengendalian Ketentuan Produksi dan Jasa
Pengendalian ketentuan produksi dan jasa adalah inti dari
aktifitas produk dan jasa disediakan dalam kondisi terkendali, yaitu
informasi produk jelas, instruksi kerja tersedia sesuai kebutuhan,
ketersediaan peralatan yang sesuai, ketersediaan dan penggunaan alat
ukur serta monitor. Pelaksanaan monitor dan pengukuran, pelaksanaan
kegiatan pelepasan produk, pengiriman dan aktifitas setelah pengiriman.
28
Klausul 7.5.2 Validasi Ketentuan Proses Produksi dan Jasa
Hasil produksi tidak dapat diperiksa alat ukur atau alat monitor
yang tersedia sebagai konsekuensi bila kerusakan diketahui setelah
produk digunakan atau pelayanan telah diberikan, perusahaan
melakukan validasi terhadap proses produksi atau jasa.
Klausul 7.5.3 Identifikasi dan Mampu Telusur (Traceability)
Identifikasi status produk dalam realisasi produk adalah :
a. Identifikasi produk untuk menghindari kesalahan pengambilan part,
jenis produk atau service.
b. Mampu telusur dimana produk atau service dikeluarkan atau
diterima.
c. Memelihara catatan.
d. Mengetahui sumber bahan baku, pemeriksaan status/uji, personel,
proses dan catatan mutu.
Klausul 7.5.4 Barang Milik Pelanggan
Organisasi harus melakukan hal-hal berikut :
a. Identifikasi, verifikasi, pengamanan dan memelihara barang milik
pelanggan.
b. Kehilangan, rusak atau tidak layak pakai harus dicatat dan dilaporkan
ke pelanggan dan menyimpan catatan tersebut.
c. Meliputi Hardware, Software, data pelanggan dan informasi.
d. Contoh barang milik pelanggan adalah komponen, peralatan, material
kemas dan informasi.
Klausul 7.5.5 Pemeliharaan Produk
Pemeliharaan produk adalah memastikan produk tidak
mengalami penurunan mutu selama proses pengerjaan di internal dan
pengiriman sampai ke tujuan yang telah ditetapkan. Pemeliharaan
termasuk identifikasi, handling, pengepakan, penyimpanan serta
pengamanan. Jangkauan perawatan termasuk part atau produk terkait.
29
Klausul 7.6 Pengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran
Pengendalian sarana pemantauan dan pengukuran meliputi :
a. Peralatan pengujian dan pengukuran tetap akurat.
b. Kalibrasi dan pengaturan secara periodik dan sebelum digunakan.
c. Pengamanan dari proses pengaturan (segel).
d. Pengamanan dari kerusakan dan penurunan mutu selama proses
penanganan dan penyimpanan.
e. Re-assesment dilakukan pada produk jika ditemukan hasil kalibrasi
tidak sesuai.
f. Identifikasi hasil kalibrasi.
g. Catatan hasil kalibrasi harus disimpan.
Klausul 8. PENGUKURAN, ANALISIS dan PENINGKATAN
Klausul 8.1 Umum
Merencanakan dan mengimplementasikan sistem pemantauan,
analisis dan peningkatan proses untuk menunjukkan kesesuaian
persyaratan produk memastikan kesesuaian SMM ISO 9001:2008,
meningkatkan secara berkesinambungan keefektifan SMM ISO
9001:2008. Pemantuan, analisis dan peningkatan menggunakan metode
yang sesuai, termasuk penggunaan teknik statistik.
Klausul 8.2 Pemantauan dan Pengukuran
Klausul 8.2.1 Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan pada pemantauan dan pengukuran adalah :
a. Memantau informasi terkait persepsi pelanggan terhadap perusahaan
dalam memenuhi persyaratan pelanggan.
b. Metode memperoleh dan menggunakan informasi harus ditetapkan
dengan menyebarkan angket kepuasan pelanggan, data pelanggan pada
mutu produk yang dikirimkan, survei opini pengguna, analisa
kehilangan bisnis, pujian, hak garansi dan laporan dealer.
30
Klausul 8.2.2 Internal Audit
Klausul ini menyatakan bahwa menetapkan program internal
audit sesuai interval yang telah ditentukan untuk memeriksa SMM ISO
9001:2008 dijalankan sesuai rencana dan persyaratan yang telah
ditetapkan oleh pelanggan. Internal audit dipelihara dan
diimplementasikan secara efektif.
Schedul audit dibuat berdasarkan status dan kepentingan area
yang di audit, serta hasil audit sebelumnya. Auditor yang digunakan
harus independen dan tidak melakukan audit areanya sendiri. Internal
audit harus ada prosedur terdokumentasi dan record audit harus
dipelihara. Manajemen yang bertanggungjawab terhadap area yang
diaudit harus memastikan bahwa tindakan koreksi dan korektif terhadap
ketidaksesuaian dan penyebab ketidaksesuaian telah dilakukan tanpa
penundaan.
Klausul 8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses
Pemantauan dan pengukuran proses adalah menetapkan
metode pengukuran dan pemantauan proses SMM ISO 9001:2008,
metode yang digunakan harus dapat mendemonstrasikan kemampuan
proses mencapai hasil yang telah direncanakan, bila hasilnya tidak
sesuai dengan rencana, maka harus ada koreksi dan korektif sesuai
kebutuhan.
Klausul 8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk
Pemantauan dan pengukuran produk adalah :
a. Memantau dan mengukur karakteristik produk untuk memeriksa
bahwa persyaratan produk telah terpenuhi.
b. Proses pemantauan harus dilakukan pada tiap tahapan proses sesuai
aturan yang telah direncanakan.
c. Bukti kesesuaian harus disimpan.
31
Klausul 8.3 Pengendalian Produk Tidak Sesuai
Pengendalian produk tidak sesuai adalah :
a. Perusahaan harus menjamin produk yang tidak sesuai, teridentifikasi,
tercegah dari penggunaan dan tercegah dari pengiriman.
b. Harus ada prosedur yang terdokumentasi, mengenai sistem kontrol
terkait dengan tanggungjawab dan wewenang untuk mengendalikan
produk tidak sesuai.
c. Penetapan disposisi produk yang tidak sesuai dengan melakukan
perbaikan untuk menghilangkan ketidaksesuaian, setelah diperbaiki
harus dicek ulang.
d. Record ketidaksesuaian, tindakan yang diambil, termasuk konsesi
harus disimpan jika produk tidak sesuai terdeteksi setelah pengiriman
atau setelah digunakan, harus diambil tindakan yang sesuai
tergantung dari efek atau potensi efek yang terjadi.
Klausul 8.4 Analisis data
Analisa data menetapkan, mengumpulkan dan menganalisis
data untuk mendemonstrasikan kesesuaian dan keefektifan SMM ISO
9001:2008, evaluasi peluang peningkatan SMM ISO 9001:2008.
Klausul 8.5 Peningkatan
Klausul 8.5.1 Peningkatan Berkesinambungan
Perusahaan harus melakukan peningkatan keefektifan SMM
ISO 9001:2008 secara berkesinambungan melalui penggunaan
kebijakan mutu, sasaran mutu, hasil audit, analisis data, tindakan
perbaikan dan pencegahan, tinjauan manajemen.
Klausul 8.5.2 Tindakan Perbaikan
Tindakan perbaikan harus termasuk review ketidaksesuaian
dari customer. Tindakan perbaikan harus sesuai dengan dampak dari
kesesuaian yang ditangani.
32
Klausul 8.5.3 Tindakan Pencegahan
Tindakan pencegahan merupakan tindakan untuk mencegah
potensi masalah berubah menjadi masalah. Menentukan Penyebab
ketidaksesuaian. Melakukan tindakan untuk menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian sehingga kasus yang sama tidak terulang. Tindakan
korektif atau pencegahan harus disesuaikan efek ketidaksesuaian yang
terjadi evaluasi efektifitas tindakan korektif atau pencegahan untuk
menjamin ketidaksesuaian tidak terulangi atau tidak terjadi. Record
hasil tindakan perbaikan harus disimpan.
2.5 Perbedaan ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:2008
ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem
manajemen kualitas. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan
rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu,
yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk
(barang/jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan (Gaspersz, 2003).
Menurut Setyawan (2010) ISO 9001 merupakan standar internasional
yang mengatur tentang SMM, maka seringkali disebut sebagai “ISO 9001,
QMS”. Tulisan 2008 menunjukkan tahun revisi, maka ISO 9001:2008 adalah
SMM ISO 9001 hasil revisi tahun 2008. Pada versi tahun 2000 tidak lagi
dikenal 20 klausul wajib, tetapi lebih pada proses bisnis yang terjadi di dalam
organisasi.
Pada perkembangan berikutnya, versi 2008 lahir sebagai bentuk
penyempurnaan atas revisi tahun 2000. Perbedaan antara versi 2000 dengan
2008 secara nyata lebih menekankan pada efektivitas proses yang
dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada versi 2000 mengatakan
harus dilakukan corrective dan preventive action, maka versi 2008
menetapkan bahwa proses corrective dan preventive action yang dilakukan
harus secara efektif berdampak positif pada perubahan proses yang terjadi
dalam organisasi (Setyawan, 2010).
33
2.6 Analisis Hirarki Proses
Menurut Saaty (1993), metode Analisis Hirarki Proses (AHP) adalah
sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan
yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses
pengambilan keputusan melalui pemecahan persoalan kedalam bagian-
bagiannya, menata bagian atau peubah ini dalam suatu susunan hirarki,
memberi nilai numerik pada pertimbangan subyektif tentang pentingnya tiap
peubah dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan peubah
yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk
mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.
Metode AHP membantu memecahkan persoalan yang kompleks
dengan menstruktur suatu hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil
dan menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau
prioritas. Metode ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika
yang bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai
pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengan perkiraan
secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan yang
telah dibuat.
Analisis Hirarki Proses (AHP) adalah suatu metode yang sering
digunakan untuk menilai tindakan yang dikaitkan dengan perbandingan bobot
kepentingan antara faktor dan perbandingan beberapa alternatif pilihan. AHP
merupakan pendekatan dasar dalam pengambilan keputusan. Tujuan dari AHP
adalah menyelesaikan masalah yang kompleks atau tidak berkerangka dimana
data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi sangat sedikit,
mengatasi antara nasionalitas dan intuisi, memilih yang terbaik dari sejumlah
alternatif yang telah dievaluasi dengan memperhatikan beberapa kriteria.
Proses hirarki adalah suatu model yang memberikan kesempatan bagi
perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan
mengidentifikasikan persoalan dengan membuat asumsi masing-masing dan
34
memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Ada dua (2) alasan utama
untuk menyatakan suatu tindakan akan lebih baik dibanding tindakan lain.
Alasan yang kesatu (1) adalah pengaruh-pengaruh tindakan tersebut
kadang-kadang tidak dapat dibandingkan, karena satu ukuran atau bidang
yang berbeda dan yang kedua (2) menyatakan pengaruh tindakan tersebut
kadang-kadang saling bentrok artinya perbaikan pengaruh tindakan tersebut
yang satu dapat dicapai dengan pemburukan lainnya. Kedua alasan tersebut
akan menyulitkan dalam membuat ekuivalensi antar pengaruh sehingga
diperlukan suatu skala luwes yang disebut prioritas. Prioritas merupakan suatu
ukuran abstrak yang berlaku untuk semua skala. Penentuan prioritas ini
dilakukan menggunakan proses analisis hirarki.
Menurut Saaty (1993), ada empat (4) prinsip dalam memecahkan
persoalan dengan AHP, yaitu :
1. Prinsip menyusun hirarki (Decomposition)
Setelah mendefinisikan permasalahan perlu dilakukan dekomposisi yaitu
memecahkan persoalan utuh menjadi unsur-unsurnya sampai yang
sekecil-kecilnya.
2. Prinsip menentukan prioritas (Comparative Judgement)
Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua (2)
unsur pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan
diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan
berpengaruh terhadap prioritas unsur-unsur.
3. Prinsip sintesis prioritas (Synthesis of Prioritas)
Dari setiap matriks pairwise comparison vector eigen dimana akan
menghasilkan prioritas lokal, karena pairwise comparison terdapat pada
setiap tingkat, maka untuk melakukan global harus dilakukan sintesis
diantara prioritas lokal. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut
bentuk hierarki.
35
4. Prinsip konsistensi logis (Logical Consistency)
Konsistensi memiliki dua (2) makna. Kesatu (1) adalah bahwa objek-
objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai keragaman dan
relevansinya. Kedua (2) adalah tingkat hubungan antara obyek-obyek
yang didasarkan pada kriteria tertentu.
Keuntungan menggunakan AHP sebagai alat analisis adalah :
1. AHP memberi modal tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk
beragam persoalan yang tidak terstruktur.
2. AHP memadukan rancangan deduktif dan rancangan berdasarkan sistem
dalam memecahkan persoalan kompleks.
3. AHP dapat menangani saling ketergantungan unsur-unsur dalam suatu
sistem dan tidak memaksakan pemikiran linaer.
4. AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah
unsur-unsur suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan
mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.
5. AHP memberi suatu skala dalam mengukur hal-hal yang tidak terwujud
untuk mendapatkan prioritas.
6. AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang
digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.
7. AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap
alternatif.
8. AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor
sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan
tujuan-tujuannya.
9. AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil
representatif dari penilaian yang berbeda-beda.
10. AHP memungkinkan orang memperhalus definisi pada suatu persoalan
dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian melalui pengulangan.
36
2.7 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Laksmi (2010) dalam penelitiannya mengenai analisis implementasi
ISO 9001:2000 pada departemen Collection PT. Para Bandung Propertindo
Jakarta memaparkan faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam
penerapan SMM ISO 9001:2000 berdasarkan hirarki penyusunannya adalah
SMM, tanggungjawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi
produk, perbaikan, analisis dan peningkatan. Alat analisis yang digunakan
adalah AHP dan dari analisis tersebut diketahui bahwa yang paling
memegang peranan penting dalam penerapan ISO 9001:2000 pada
Departemen Collection adalah top management. Penyebab permasalahan
dalam penerapan SMM adalah perbaikan dokumentasi dan administrasi
(prioritas 1), perbaikan sistem informasi (prioritas 2) dan perbaikan mutu
karyawan (prioritas 3). Alternatif pemecahan masalah yang dilakukan berupa
penambahan fasilitas penunjang (prioritas 1), input data yang tepat waktu
(prioritas 2), entry data online (prioritas 3) dan sosialisasi dan pendidikan
dan penelitian (diklat) (prioritas 4). Hasil dari penelitian ini adalah keempat
(4) alternatif tersebut dapat memberikan manfaat pada beberapa aspek
perusahaan yaitu aspek pemasaran, aspek SDM, aspek produksi dan operasi.
Wulandari (2009) dalam penelitiannya mengenai kajian penerapan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 pada PT. Unitex Tbk bogor
memaparkan tujuan dari penerapan ISO 9001:2000 adalah perbaikan
administrasi dan dokumentasi, perbaikan infrastruktur dan perbaikan
partisipasi karyawan. Faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam
penerapan SMM ISO 9001:2000 berdasarkan hirarki penyusunannya adalah
SMM, tanggungjawab manajemen, manajemen sumberdaya, realisasi
produk, serta perbaikan, analisis dan peningkatan. Aktor yang paling
memegang peranan dalam penerapan ISO 9001:2000 adalah top
management. Alternatif tindakan berupa perbaikan sistem informasi
(prioritas 1), sosialisasi diklat (prioritas 2), perbaikan mesin dan bangunan
(prioritas 3) dan team building (prioritas 4).
37
Widianingrum (2006) dalam penelitiannya mengenai analisis
penerapan ISO 9001:2000 pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Bogor
memaparkan penyusunan dan pengolahan hirarki permasalahan dalam
penerapan ISO 9001:2000 pada tingkat dua (2) faktor atau kriteria masalah
adalah SMM, tanggungjawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi
produk, serta pengukuran, analisis dan peningkatan; tingkat tiga (3) pelaku
atau aktor yang paling berperan terhadap kriteria permasalahan SMM adalah
manajemen, eksekutif dan operasional; tingkat empat (4) penyebab
permasalahan dalam penerapan SMM seperti sistem (prioritas 1), keuangan
(prioritas 2), sarana (prioritas 3); pada tingkat lima (5) alternatif kegiatan
atau tindakan pemecahan masalah berupa kerjasama (teamwork) (prioritas
1), inovasi teknologi (prioritas 2), pendidikan dan pelatihan (prioritas 3)
dan perbaikan sistem administrasi (prioritas 4). Hasil pengolahan data pada
tingkat satu (1) berupa identifikasi permasalahan penerapan ISO 9001:2000
pada PT. Telekomunikasi Tbk Bogor yang merupakan sasaran utama.
Dari ketiga penelitian tersebut terinformasikan bahwa penerapan ISO
9001:2000 pada sebuah perusahaan memberikan manfaat yang besar
terhadap mutu perusahaan. Penerapan ISO 9001:2000 perlu dilakukan pada
seluruh departemen yang dimiliki perusahaan, sehingga meningkatkan mutu
perusahaan, baik untuk aspek pemasaran, sumber daya maupun produksi.
Dalam penerapan ISO 9001:2000 tersebut diperlukan adanya pemeriksaaan
dan pemantauan untuk mengetahui berbagai permasalahan yang dihadapi
untuk mencari alternatif permasalahan bagi perbaikan yang
berkesinambungan dan terus-menerus.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Penelitian mengenai kajian permasalahan ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1
Kota Bogor ini diawali dengan menganalisis penerapan prinsip-prinsip dasar ISO
9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota Bogor. Prinsip-prinsip dasar ini menjadi
landasan dalam penyusunan klausul-klausul ISO 9001:2008 (Syukur, 2010). Analisis
ini berkaitan dengan seluruh prinsip dari ISO 9001:2008. Analisis penerapan ISO
9001:2008 dilakukan menggunakan metode wawancara, pengamatan secara langsung
dan dokumentasi internal perusahaan.
Hasil dari analisis ini menginformasikan bagaimana penerapan dasar-dasar
ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota Bogor dan dilakukan identifikasi masalah
dalam penerapan konsep ISO 9001:2008 melalui kajian penerapan kalusul-klausul
ISO 9001:2008. Alat analisis yang digunakan dalam identifikasi kendala penerapan
ISO 9001:2008 adalah Analisis Hirarki Proses (AHP).
Hasil penerapan prinsip dasar ISO 9001:2008 yang diikuti identifikasi
permasalahan melalui pembobotan masalah penerapan klausul-klausul ISO 9001:2008
digunakan untuk menilai penerapan ISO 9001:2008 di SMP Negeri 1 Kota Bogor.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti dapat mengajukan saran dan rekomendasi perbaikan
yang mungkin dapat dilakukan oleh institusi pendidikan dalam rangka penerapan ISO
9001:2008 dan mempertahankan SMM yang telah tercapai. Uraian tersebut dapat
dilihat dalam Gambar 3.
39
Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian
3.2 Lokasi Waktu dan Biaya Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Kota Bogor, bertempat di Jalan Ir. H.
Djuanda No. 16 Bogor. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa SMP
Negeri 1 Kota Bogor telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008, sehingga dianggap
cukup relevan untuk pengkajiannya, serta kesediaan SMP Negeri 1 Kota Bogor
menyediakan tempat penelitian dan memberikan data yang diperlukan, dengan waktu
dari bulan April-Juni 2011.
3.3 Pengumpulan data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder,
baik kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dan
pengisian kuesioner oleh pihak-pihak terkait, serta berdasarkan pengamatan langsung.
Kuesioner dan daftar pertanyaan wawancara dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2.
Data sekunder diperoleh dari data institusi, bahan pustaka yang terkait dan internet.
Jenis-jenis data yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Pemilihan narasumber dilakukan dengan memperhatikan tingkat pendidikan
dan pemahaman responden terhadap pelaksanaan dan permasalahan SMM di SMP
Negeri 1 Kota Bogor. Narasumber terdiri dari pihak-pihak yang berhubungan dengan
SMP NEGERI 1 KOTA BOGOR
Kajian Permasalahan ISO 9001:2008
Identifikasi Masalah dan Kendala dalam Penerapan ISO 9001:2008
Rekomendasi Perbaikan Penerapan ISO 9001:2008 bagi Institusi
pendidikan
AHP
40
pelaksanaan ISO 9001:2008, yaitu top management, middle management dan
operational management.
Top management di SMP Negeri 1 Kota Bogor adalah Kepala Sekolah yang
memiliki jabatan tertinggi di institusi pendidikan tersebut. Middle management dalam
tim ISO 9001:2008 adalah PKS (Pembantu Kepala Sekolah) yang terdiri dari 4
(empat) bidang, yaitu kesiswaan, kurikulum, pendanaan dan manajemen, serta
Operational management untuk analisis ISO 9001:2008 di SMP Negeri 1 Kota Bogor
adalah dua (2) orang staff guru pengajar yang berkaitan dengan masalah penerapan
SMM.
Tabel 2. Jenis data yang digunakan dalam penelitian.
Jenis Data Deskripsi Data
1. Data Primer • Penerapan dan permasalahan
penerapan ISO 9001:2008.
• Prioritas kriteria masalah, aktor,
penyebab masalah dan alternatif
tindakan.
2. Data Sekunder • Gambaran umum perusahaan.
• Penerapan ISO 9001:2008.
• Tinjauan Pustaka
3. Kualitatif • Penerapan ISO 9001:2008.
• Identifikasi masalah.
4. Kuantitatif • Data prioritas kriteria masalah, aktor,
penyebab masalah dan alternatif
tindakan.
41
3.4 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data untuk identifikasi permasalahan penerapan ISO
menggunakan AHP. Data yang dikumpulkan diproses dengan menggunakan program
komputer Microsoft Office Excel. Tahapan atau langkah-langkah dalam analisis data
menurut Saaty (1993) adalah :
1. Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem dilakukan dengan cara mempelajari beberapa rujukan
untuk memperkaya ide atau diskusi dengan para pakar atau orang yang menguasai
permasalahan untuk mendapatkan konsep relevan dengan permasalahan dan
mengidentifikasi masalah, serta mendapatkan solusi yang diinginkan. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan AHP dalam kerangka
penentuan perencanaan. Pemecahan masalah dan solusi yang diinginkan adalah
mendapat skenario optimal dari pengembangan strategi promosi, maka untuk
menyusun analisis tersebut perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
2. Penyusunan Hirarki
Penyusunan hirarki atau struktur keputusan dilakukan dengan
mengelompokkan unsur-unsur sistem alternatif keputusan kedalam suatu abstraksi
sistem hirarki keputusan.
3. Komparasi Berpasangan
Penentuan tingkat kepentingan pada setiap tingkat hirarki atas pendapat
dilakukan dengan teknik komparasi berpasangan (pairwise comparison).
Teknik komparasi berpasangan dalam AHP dilakukan dengan cara
membandingkan antara unsur satu dengan unsur lainnya dalam satu tingkat secara
berpasangan, sehingga diperoleh nilai kepentingan dari masing-masing unsur.
Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik pada setiap unsur
yang dibandingkan dengan hasil wawancara langsung dengan narasumber seorang
ahli atau praktisi yang terlibat dan mengetahui permasalahan tersebut. Untuk
mengkuantitatifkan data yang bersifat kualitatif tersebut digunakan skala banding
secara berpasangan seperti pada Tabel 3.
42
Tabel 3. Nilai skala banding berpasangan
Kepentingan Definisi Penjelasan
1 Kedua unsur sama
pentingnya.
Dua unsur mempengaruhi
sama kuat pada sifat itu.
3 Unsur yang satu sedikit
lebih penting daripada
unsur yang lainnya.
Pengalaman atau
pertimbangan sedikit
menyokong satu unsur atas
lainnya.
5 Unsur yang satu jelas lebih
penting dibanding unsur
lainnya.
Satu unsur dengan kuat
disokong dan dominasinya
terlihat dalam praktek.
7 Satu unsur sangat jelas
lebih penting dibanding
unsur lainnya.
Satu unsur yang kuat
disokong dan
didominasinya terlihat
dalam praktek.
9 Satu unsur mutlak lebih
penting dibanding unsur
lainnya.
Sokongan unsur yang satu
atas yang lainnya terbukti
memiliki tingkat penegasan
tertinggi.
-2, 4, 6, 8 Nilai-nilai diantara kedua
pertimbangan di atas.
Kompromi diperlukan
diantara dua pertimbangan.
Kebalikan Nilai-nilai di
atas
Bila nilai-nilai di atas
dianggap membandingkan
antara unsur A dan unsur B,
maka nilai-nilai kebalikan
(1/2, 1/3, ..., 1/9) digunakan
untuk membandingkan
kepentingan B terhadap A.
Sumber : Saaty, 1993
43
4. Matriks Pendapat Individu
Formulasi matriks individu adalah :
C1 C2 ........ Cn
C1 1 ........ a1n
A= (aij) C2 I/12 ........ a2n
........ ........ ........ ........ ........
Cn a1n a2n ........ 1
C1, C2,....,Cn adalah kumpulan unsur pada setiap tingkat kepuasan dalam
hirarki keputusan dengan empat (4) tahapan, yaitu :
a. Perkalian baris (Z) dengan menggunakan rumus :
.................................................(1)
Dimana Zi = vektor eigen
m = jumlah responden
n = jumlah unsur yang dibandingkan
b. Perhitungan Vektor Prioritas atau Vektor Ciri :
.........................................................................(2)
Dimana eVPi = Unsur vektor prioritas ke-i
44
c. Perhitungan nilai eigen maksimum (λmax) dengan rumus berikut :
VA = aij X VP dengan VA = (v aij)
VB = ...................................................................................(3)
dengan VB = (Vbi) dimana VB adalah nilai Eigen
VA = Vektor Antara
...................................................................................(4)
Untuk I = 1, 2,...., n
d. Perhitungan Indeks Konsistensi (CI)
Konsistensi logis menunjukkan intensitas relasi antara pendapat yang
didasarkan pada suatu kriteria tertentu dan saling membenarkan secara logis.
Tingkat konsistensi menunjukkan suatu pendapat mempunyai nilai yang sesuai
dengan pengelompokkan unsur pada hirarki. Tingkat konsistensi juga
menunjukkan tingkat akurasi suatu pendapat terhadap unsur-unsur pada suatu
tingkat hirarki. Untuk mengetahui CI digunakan rumus berikut :
......................................................................(5)
Dimana λmax = Eigen Value
n = Jumlah yang dibandingkan
Untuk mengetahui konsistensi secara menyeluruh dari berbagai pertimbangan
dapat diukur dari nilai Rasio Konsentrasi (CR). Nilai CR adalah perbandingan
antara CI dengan indeks acak atau Random Index (RI), dimana nilai RI telah
ditentukan seperti terlihat pada Tabel 4.
45
Tabel 4. Nilai RI
N RI N RI N RI N RI n RI
1 0,00 2 0,00 3 0,52 4 0,89 5 1,11
6 1,25 7 1,35 8 1,40 9 1,45 10 1,49
Sumber : Saaty (1993)
e. Revisi Pendapat
Revisi pendapat dapat dilakukan apabila nilai CR pendapat cukup tinggi
(lebih besar dari 0,1), dengan mencari deviasi RMS (Root Mean Square) dari
baris-baris (aij) dan perbandingan nilai bobot baris terhadap bobot kolom (wi/wj)
dan merevisi pendapat pada baris yang mempunyai nilai terbesar, yaitu :
........................................................................(6)
Beberapa ahli berpendapat jika jumlah revisi terlalu besar, maka sebaiknya
narasumber tersebut dihilangkan. Jika penggunaan revisi ini sangat terbatas
mengingat akan terjadinya penyimpangan dari jawaban yang sebenarmya.
f. Matriks Pendapat Gabungan
Matriks pendapat gabungan merupakan matriks baru yang unsur-unsurnya (gij)
berasal dari rataan geometrik unsur matriks pendapat individu yang nilai CR
memenuhi syarat. Tujuan dari penyusunan matriks pendapat gabungan ini adalah
membentuk suatu matriks yang mewakili matriks-matriks pendapat individu yang
ada. Matriks ini selanjutnya digunakan untuk mengukur tingkat konsistensi dan
vektor prioritas dari unsur-unsur hirarki yang mewakili semua responden. Matriks
pendapat gabungan ini menggunakan formulasi berikut :
……………..............................................................(7)
Dimana m adalah jumlah responden, aij adalah matriks individu
46
g. Pengolahan vertikal
Pengolahan vertikal digunakan untuk menyusun prioritas pengajuan setiap
unsur pada tingkat hirarki keputusan terhadap sasaran utama. Jika Cvij didefinisikan
sebagai nilai prioritas pengaruh unsur ke-i pada tingkat ke-j terhadap sasaran
utama, maka :
Cvij = ΣCH ij (t, i-1)sXVWt(i-1)t-1 ..........................................(8)
Untuk i = 1,2,3,....,p
j = 1,2,3,....,r
t = 1,2,3,....,s
Keterangan :
Ch ij (t,i-1) = Nilai prioritas pengaruh unsur ke-j tingkat ke-1 terhadap unsur ke-t
pada tingkat diatasnya (i-1), yang diperoleh dari pengolahan
horizontal.
VW t(i-1) = Nilai prioritas pengaruh unsur ke-t pada tingkat ke (i-1) terhadap
sasaran mutu, yang diperoleh dari hasil pengolahan vertikal.
p = Jumlah tingkat hirarki keputusan.
R = Jumlah unsur yang ada pada tingkat ke-i.
S = Jumlah unsur yang ada pada tingkat ke-i = 1.
47
Kerangka pemikiran hirarki proses pada penelitian berjudul kajian penerapan
SMM ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota Bogor dapat dilihat pada Gambar 4.
Tema :
Faktor :
Aktor :
Tujuan / alternatif :
Gambar 4. Kerangka pemikiran AHP
Faktor (Tujuan Utama)
Faktor 1 Faktor 2 Faktor 4 Faktor 3 Faktor 5
Aktor 1 Aktor 2 Aktor 5 Aktor 4 Aktor 6
Tujuan 1 Tujuan 2 Tujuan 3
Alternatif A
Aktor 3 Aktor 7
Alternatif B
Alternatif C
Alternatif D
48
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil SMP Negeri 1 Kota Bogor
4.1.1 Deskripsi Umum SMP Negeri 1 Kota Bogor
SMP Negeri 1 Kota Bogor adalah salah satu sekolah negeri di kota Bogor.
Sekolah ini merupakan sekolah tertua di wilayah kota Bogor. SMP Negeri 1 Kota
Bogor berdiri pada tahun 1918 dengan nama “Mulo” dan berubah nama menjadi
SMP Negeri Bogor pada tanggal 1 Januari 1949. Sekolah ini dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan prestasi, baik akademik maupun non akademik. Sejak
tahun 2004 SMP Negeri 1 Kota Bogor diseleksi oleh Direktorat Pembinaan SMP
Dirjen Manajemen DIKDASMEN (Direktorat Pendidikan Dasar dan Manajemen)
departemen pendidikan nasional sebagai sekolah “Sekolah Berstandar Nasional
(SSN)”. Pada Tanggal 14 Maret 2007 SMP Negeri 1 Kota Bogor ditetapkan
sebagai “Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)” dengan Surat
keputusan Nomor 543/C3/KEP/2007 oleh Direktur Pembinaan SMP Dirjen
Manajemen DISDIKNAS (Dinas Pendidikan Nasional) DEPDIKNAS
(Departemen Pendidikan Nasional).
4.1.2. Logo SMP Negeri 1 Kota Bogor
Arti Logo :
1. Segi Lima sebagai lima dasar Pancasila.
2. Lingkaran sebagai ikatan dari seluruh aspek lingkungan sekolah, yaitu Kepala
Sekolah, Guru, Staff Tata Usaha, Siswa dan instansi terkait.
3. Bunga Cempaka sebagai bunga yang banyak disukai.
4. Kuncup bunga sebagai simbol kelas 7 (tujuh) pada SMP Negeri 1 Kota Bogor.
5. Daun bunga sebagai simbol kelas 8 (delapan) pada SMP Negeri 1 Kota Bogor.
6. Kelopak bunga sebagai kelas 9 (sembilan) pada SMP Negeri 1 Kota Bogor.
49
7. Kerang sebagai simbol alat sama dengan yang digunakan sebagai Terompet
oleh dewa Wisnu untuk menyebarkan hal-hal yang baik. Saat ini kerang dapat
disimbolkan sebagai alat komunikasi Guru kepada Siswa atau lainnya.
8. Tiga tahapan di atas Kerang sebagai simbol bahwa SMP Negeri 1 Kota Bogor
menerima siswa dari tiga (3) kalangan, yaitu kalangan bawah, kalangan
menengah dan kalangan atas.
9. Warna dasar biru mencerminkan kreatifitas dan seni, menyukai berbagai hal
yang berkaitan dengan musik dan seni.
10. Warna dasar kuning mencerminkan kebahagiaan, optimisme, serta si “pemikir”
yang sering berhasil menjawab berbagai masalah dengan kemampuan berpikir.
Menciptakan ide-ide yang membuat orang takjub, cerdas dan ekspresif.
4.1.3. Area dan Fasilitas SMP Negeri 1 Kota Bogor
Lokasi : Jalan Ir. H. Djuanda No 16 Kelurahan Paledang, Kecamatan
Bogor Tengah Kota Bogor 16122 Jawa Barat.
Luas Tanah : 3.135 m²
Luas Gedung : 4.112,6 m²
Total Lantai : Samping kanan empat lantai
Samping kiri tiga lantai
Fasilitas dan pelayanan
1. Ruang belajar menggunakan AC (Air Conditioning).
2. Sarana belajar berbasis ICT : Komputer/laptop, LCD (Liquid Crystal Display),
proyektor dan internet.
3. Tiga (3) line speedy untuk jaringan internet dan LAN (Local Area Network) ke
setiap ruangan dan kelas.
4. Tujuh (7) titik hotspot/wireless di setiap lantai bangunan sekolah.
5. Parabola dan streaming siaran TV-Edukasi ke setiap ruangan berbasis LAN.
6. Laboratorium IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Biologi, Laboratorium IPA
Fisika, Laboratorium multimedia/komputer, perpustakaan, ruang kesenian dan
Laboratorium bahasa.
7. Klinik sekolah dengan pelayanan check up para siswa secara rutin oleh dokter
dan perawat khusus.
8. Pelayanan lingkungan sekolah yaitu keamanan, kebersihan dan kenyamanan di
seluruh area (indoor dan outdoor) yang terpelihara dengan baik.
50
4.1.4. Visi dan Misi SMP Negeri 1 Kota Bogor
1. Visi SMP Negeri 1 Kota Bogor
Dengan iman dan taqwa pada tahun 2013 SMP Negeri 1 Kota Bogor
menjadi sekolah bertaraf internasional.
2. Misi SMP NEGERI 1 KOTA BOGOR
a. Mengembangkan delapan (8) aspek Standar Nasional Pendidikan (SNP)
melalui perluasan pendalaman penambahan adopsi dan adaptasi,
b. Mewujudkan pembelajaran bilingual berbasis teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) dengan pendekatan Contextual, Teaching and Learning
(CTL),
c. Menjalin hubungan kerjasama dengan sekolah bertaraf internasional didalam
dan luar negeri guna mewujudkan “School Sister” dan lintas budaya antar
bangsa.
3. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Kota Bogor
Dalam organisasi ini, Kepala Sekolah (Kepsek) beserta Wakil Kepala
Sekolah (Wakasek) mendukung dan mengupayakan pendidikan bagi siswa dan
staf pendukungnya. Komite Sekolah merupakan mitra sekolah. Kepala Sekolah
selaku pemimpin merupakan kunci yang menjadi motor penggerak dalam
memelihara dan memperkuat proses peningkatan mutu secara terus-menerus.
Sekolah berkoordinasi dengan komite sekolah menentukan kebijakan dan
pengambilan keputusan dalam hal-hal tertentu.
Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Kepala Sekolah di bantu oleh
bagian Tata Usaha Sekolah, terutama pekerjaan administrasi. Sedangkan
pekerjaan yang berhubungan dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa
Kepala Sekolah memberikan wewenang kepada PKS (Pembantu Kepala
Sekolah), antara lain kesiswaan, pendanaan, kurikulum dan manajemen.
Struktur organisasi pada SMP Negeri 1 Kota Bogor dapat dilihat pada
Lampiran 3.
51
4.2 Penerapan ISO 9001:2008
Prinsip-prinsip SMM adalah suatu aturan atau kepercayaan dan dijadikan pedoman
dalam pengoperasian institusi, yang diarahkan pada peningkatan kinerja
berkesinambungan untuk jangka panjang yang menitikberatkan pada pelanggan beserta
kebutuhan semua mitra yang lain. Prinsip-prinsip SMM adalah :
1. Fokus pada pelanggan
Pelanggan utama SMP Negeri 1 Kota Bogor adalah pelajar yang secara
langsung menerima jasa; pelanggan kedua, yaitu orangtua dan sponsor pelajar yang
memiliki kepentingan langsung secara individu maupun institusi; Pelanggan ketiga,
yaitu pihak yang memiliki peran penting, meskipun tidak langsung seperti
pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan. SMP Negeri 1 Kota Bogor
memfasilitasi siswa untuk dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan
menyediakan komputer setiap kelas dan menyediakan dana dialokasikan untuk
kegiatan siswa.
2. Kepemimpinan
Para pemimpin menetapkan persatuan dari maksud dan arah organisasi.
Para pemimpin sekolah harus menciptakan dan menjaga lingkungan internal, dimana
pegawai dapat menjadi benar-benar terlibat dalam pencapaian tujuan instistusi.
Organisasi harus memiliki seorang pemimpin tertinggi di lingkungan organisasinya
yang disebut leader. Pada SMP Negeri 1 Kota Bogor dipimpin oleh kepala sekolah
(Principal atau headmaster). Sukses atau gagalnya SMP Negeri 1 Kota Bogor antara
lain sangatlah ditentukan oleh kehandalan kepala sekolah.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kota Bogor merupakan pemimpin yang
Kredibel (dapat dipercaya karena kejujuran dan komitmennya terhadap diri sendiri
dan lembaga sekolah), usaha keras untuk mewujudkan visi dan misi sekolah; diterima
bawahannya dan dapat mempertanggungjawabkan kepemimpinannya; Terampil
secara konspetual (menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau IPTEK), sosial
(mampu bergaul dan memiliki jaringan kerja yang luas atau networking) dan teknikal
(agar lebih berwibawa dan tidak mudah dikelabui bawahannya).
3. Pengikutsertaan Siswa
Siswa merupakan pelanggan utama SMP Negeri 1 Kota Bogor. Keikutsertaan
siswa memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat sekolah.
Sebagai pelanggan utama institusi pendidikan setiap siswa di sekolah memiliki
52
potensi yang bernilai sebagai salah satu aset institusi. Oleh karena itu, setiap siswa
diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk berprestasi, berkarier dan
berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah.
4. Pendekatan Proses
Suatu hasil yang diinginkan dicapai secara lebih efektif, ketika sumber-sumber
daya aktivitas-aktivitas yang sesuai dikelola sebagai suatu proses. Pengembangan,
desain dan penyampaikan kurikulum pengajaran dan pembelajaran.
5. Pendekatan Sistem dalam Manajemen
Mengidentifikasi, memahami dan mengelola suatu sistem untuk mencapai
tujuan yang ditentukan, dimana pada akhirnya bertujuan meningkatkan efektivitas dan
efisiensi organisasi. Setiap produk memanfaatkan manajemen tertentu dalam suatu
sistem yang ada untuk meningkatkan mutu pendidikan.
6. Peningkatan Berkelanjutan
Peningkatan berkelanjutan menjadi suatu tujuan permanen SMP Negeri 1 Kota
Bogor. Agar dapat sukses, SMP Negeri 1 Kota Bogor melakukan proses sistematis
dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku pada SMP
Negeri 1 Kota Bogor terdiri langkah perencanaan, melaksanakan rencana, memeriksa
hasil pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang
diperoleh.
7. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Keputusan pada SMP Negeri 1 Kota Bogor didasarkan pada analisa data dan
informasi. Setiap keputusan berdasarkan pada fakta bukan pada perasaan (feeling)
atau ingatan semata. Ada dua (2) konsep yang berkaitan dengan hal ini yang pertama
adalah prioritatisasi yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada
semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang
ada.
Dengan menggunakan data, manajemen dan tim dalam organisasi dapat
memfokuskan usahanya pada situasi tertentu. Konsep yang kedua adalah variasi atau
variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai
variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi.
8. Hubungan dengan Pemasok yang Saling Menguntungkan
Suatu Institusi dan pemasok-pemasoknya saling bergantung dan saling
menguntungkan, agar meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai.
53
pemasok dalam institusi adalah juga pelanggan yang memerlukan pelayanan internal
agar mampu membangun hubungan yang saling menguntungkan.
Penerapan ISO 9001:2008 di SMP Negeri 1 Kota Bogor dapat dijelaskan melalui
klausul-klausul dalam ISO 9001:2008 itu sendiri, yaitu :
Klausul 1. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penerapan SMM di SMP Negeri 1 Kota Bogor meliputi :
1. Lokasi
Bogor Kota, Jl. Ir. H. Djuanda No.16 Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah
Kota Bogor 16122 Jawa Barat, Indonesia.
2. Layanan
Produk SMP Negeri 1 Kota Bogor adalah siswa dengan lulusan yang berkualitas
dengan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional.
Klausul 2. REFERENSI NORMATIF
Klausul ini hanya memuat referensi-referensi dari ISO 9001:2008.
Klausul 3. ISTILAH DAN DEFINISI
Klausul ini memuat bahwa istilah dan definisi-definisi yang berlaku dalam ISO
9001:2008.
Klausul 4. SISTEM MANAJEMEN MUTU
Klausul 4.1. Persyaratan Umum
Dokumentasi sistem manajemen mutu SMP Negeri 1 Kota Bogor mencakup :
1. Pernyataan terdokumentasi kebijakan mutu dan sasaran mutu.
2. Manual mutu.
3. Prosedur terdokumentasi dan catatan yang dipersyaratkan dalam standar internasional
4. Dokumen termasuk catatan yang ditetapkan oleh organisasi yang diperlukan untuk
memastikan perencanaan, operasi dan pengendalian proses-prosesnya efektif.
Klausul 4.2. Persyaratan Dokumentasi
Klausul 4.2.1 Umum
SMP Negeri 1 Kota Bogor membutuhkan dokumentasi berupa arsip dokumen untuk
membantu terlaksananya KBM yang baik untuk siswa. Dokumen meliputi manual mutu,
pengendalian mutu dan catatan mutu.
54
Klausul 4.2.2 Manual Mutu
SMP Negeri 1 Kota Bogor menetapkan dan memelihara manual mutu mencakup :
1. Profil Sekolah.
2. Visi dan Misi sekolah
3. Kebijakan mutu dan sasaran mutu
4. Struktur Organisasi
5. Referensi prosedur terkait.
Klausul 4.2.3 Pengendalian Dokumen
Prosedur SMP Negeri 1 Kota Bogor terdokumentasi dalam menentukan pengendalian
yang diperlukan untuk :
1. Menyetujui kesesuaian dokumen.
2. Meninjau dan memperbaharui bila diperlukan dan persetujuan ulang dokumen.
3. Memastikan bahwa perubahan dan status revisi akhir dari dokumentasi teridentifikasi.
4. Memastikan versi terbaru dari dokumen yang berlaku tersedia di tempat pemakaian.
5. Memastikan bahwa dokumen-dokumen selalu mudah dibaca dan mudah
teridentifikasi.
6. Memastikan dokumen yang berasal dari luar teridentifikasi dan pendistribusiannya
terkendali.
7. Mencegah penggunaan dokumen yang sudah tidak berlaku dan pemakaian identifikasi
yang sesuai bila dokumen tersebut dipertahankan untuk berbagai tujuan.
Klausul 4.2.4. Pengendalian Catatan Mutu
Catatan mutu SMP Negeri 1 Kota Bogor ditetapkan dan dipelihara untuk melengkapi
bukti kesesuaian terhadap persyaratan dan pelaksanaan yang efektif bagi SMM.
Prosedur terdokumentasi SMP Negeri 1 Kota Bogor ditetapkan dalam menentukan
pengendalian yang diperlukan bagi :
1. Identifikasi
2. Penyimpanan
3. Perlindungan
4. Pengambilan/Penarikan
Catatan mutu mudah dibaca, teridentifikasi, mudah dikenali dan dapat dengan mudah
ditemukan.
55
Klausul 5. TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN
Klausul 5.1. Komitmen Manajemen
Kepala Sekolah merupakan pimpinan puncak melengkapi bukti dari komitmennya untuk
pengembangan dan penerapan SMM, serta perbaikan berkesinambungan keefektifannya
dengan :
1. Kepala Sekolah memberikan informasi kepada Staff Guru dan Tata Usaha tentang
pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan lebih baik dari persyaratan wajib
maupun persyaratan peraturan.
2. Menetapkan kebijakan mutu SMP Negeri 1 Kota Bogor.
3. Memastikan bahwa sasaran mutu ditetapkan SMP Negeri 1 Kota Bogor.
4. Melaksanakan tinjauan manajemen pada SMP Negeri 1 Kota Bogor.
5. Memastikan tersedianya sumber daya pada SMP Negeri 1 Kota Bogor.
Klausul 5.2. Fokus Pada Pelanggan
Kepala Sekolah memastikan bahwa persyaratan pelanggan ditentukan dan dipenuhi
dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi, serta kepuasan siswa. Siswa merupakan
fokus dari semua kegiatan sekolah. Semua proses sekolah tertuju pada peningkatan mutu
dan kepuasan peserta didik.
Klausul 5.3. Kebijakan Mutu
Keseluruhan maksud dan tujuan SMP Negeri 1 Kota Bogor berkaitan dengan mutu yang
secara formal dinyatakan oleh Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah memastikan bahwa kebijakan mutu :
1. Sesuai dengan tujuan SMP Negeri 1 Kota Bogor.
2. Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan perbaikan berkesinambungan
keefektifan dari SMM.
3. Memenuhi kerangka untuk penetapandan peninjauan sasaran mutu.
4. Disampaikan dan dimengerti pada SMP Negeri 1 Kota Bogor.
5. Ditinjau untuk kesesuaian yang berkesinambungan.
Klausul 5.4. Perencanaan
Klausul 5.4.1. Sasaran Mutu
1. Kepala Sekolah memastikan bahwa sasaran mutu termasuk yang diperlukan untuk
memenuhi persyaratan siswa ditetapkan pada fungsi dan tingkat yang relevan pada
SMP Negeri 1 Kota Bogor.
2. Sasaran mutu SMP Negeri 1 Kota Bogor konsisten dengan kebijakan mutu.
56
Klausul 5.4.2. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kota Bogor memastikan bahwa :
1. Perencanaan SMM dijalankan untuk memenuhi persyaratan yang diberikan, serta
untuk mencapai sasaran mutu.
2. Kesatuan dari SMM dipelihara ketika perubahan-perubahan SMM direncanakan dan
diterapkan.
Klausul 5.5. Tanggungjawab, Wewenang dan Komunikasi
Klausul 5.5.1. Tanggungjawab dan Wewenang
Kepala Sekolah memastikan bahwa tanggungjawab dan wewenang ditentukan dan
dikomunikasikan pada SMP Negeri 1 Kota Bogor.
Klausul 5.5.2. Management Representative
Kepala Sekolah menunjuk anggota manajemen sebagai management representative
terlepas dari tanggung jawab yang lain, harus mempunyai tanggungjawab yang
mencakup :
1. Memastikan bahwa proses-proses yang diperlukan untuk SMM ditetapkan, diterapkan
dan dipelihara.
2. Melaporkan kepada pimpinan puncak tentang kinerja SMM serta perbaikan-perbaikan
yang diperlukan.
3. Memastikan peningkatan terhadap kesadaran tentang persyaratan pelanggan pada
seluruh bagian organisasi.
Klausul 5.5.3. Komunikasi Internal
Kepala Sekolah memastikan bahwa proses komunikasi ditetapkan pada SMP Negeri 1
Kota Bogor dan bahwa komunikasi mempunyai peran dalam meningkatkan efektivitas
SMM.
Klausul 5.6. Tinjauan Manajemen
Klausul 5.6.1. Umum
Kepala Sekolah melakukan tinjauan SMM, pada selang waktu terencana, untuk
memastikan kelayakan, kecukupan dan efektivitasnya secara terus-menerus. Tinjauan ini
termasuk kesempatan penilaian bagi peluang perbaikan dan kebutuhan perubahan SMM,
termasuk kebijakan mutu dan sasaran mutu.
57
Klausul 5.6.2. Tinjauan Masukan
Masukan untuk tinjauan manajemen, termasuk informasi berikut :
1. Hasil-hasil audit.
2. Umpan balik pelanggan.
3. Kinerja proses dan kesesuaian produk.
4. Status tindakan pencegahan dan tindakan perbaikan.
5. Tindak lanjut dari tinjauan manajemen terdahulu.
6. Perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi terhadap SMM.
7. Rekomendasi-rekomendasi bagi perbaikan.
Klausul 5.6.3 Tinjauan Keluaran
Keluaran dari tinjauan manajemen mencakup setiap tindakan dan keputusan yang
berkaitan dengan :
1. Perbaikan terhadap efektifitas SMM dan proses-prosesnya.
2. Perbaikan terhadap produk yang berkaitan dengan persyaratan pelanggan.
3. Sumber daya yang diperlukan.
Klausul 6. SUMBER DAYA MANUSIA
Klausul 6.1. Pemenuhan Sumber Daya
SMP Negeri 1 Kota Bogor menetapkan dan melengkapi sumber daya-sumber daya yang
diperlukan :
1. Untuk menerapkan dan memelihara SMM dan perbaikan terus-menerus efektifitasnya.
2. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pemenuhan persyaratan pelanggan.
Klausul 6.2. Sumber Daya Manusia
Klausul 6.2.1. Umum
Personel yang pekerjaannya mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan mutu
produk berkemampuan atas dasar pendidikan, pelatihan, keahlian dan pengalaman yang
sesuai.
Klausul 6.2.2. Kompetensi, Pelatihan dan Kesadaran
1. Menetapkan kompetensi yang diperlukan untuk personel yang pekerjaannya
mempengaruhi kesesuaian terhadap persyaratan produk.
2. Jika dapat dilaksanakan, menyelenggarakan pelatihan atau mengambil tindakan lain
untuk mencapai kebutuhan kompetensi.
3. Mengevaluasi efektivitas dari tindakan yang diambil.
58
4. Memastikan bahwa personel sadar akan relevansi dan pentingnya kegiatan, serta
memberi kontribusi dalam pencapaian sasaran mutu
5. Memelihara catatan pendidikan, pelatihan, keahlian dan pengalaman yang sesuai
Klausul 6.3. Prasarana
SMP Negeri 1 Kota Bogor menetapkan dan evaluasi, menyediakan dan memelihara
prasarana yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian persyaratan produk, pengendalian
penggunaan prasarana, inventaris barang, serta pencatatan stock barang. Prasarana pada
SMP Negeri 1 Kota Bogor meliputi :
1. Bangunan, ruang kerja dan fasilitas terkait.
2. Peralatan proses (perangkat keras dan perangkat lunak).
3. Jasa-jasa pendukung (seperti transport atau komunikasi atau sistem informasi).
Klausul 6.4. Lingkungan Kerja
SMP Negeri 1 Kota Bogor menetapkan dan mengelola lingkungan kerja secara dinamis
yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian persyaratan siswa.
Klausul 7. REALISASI PRODUK
Klausul 7.1. Perencanaan Realisasi Produk
SMP Negeri 1 Kota Bogor merencanakan dan mengembangkan proses-proses yang
dibutuhkan untuk realisasi produk. Perencanaan realsiasi produk dilakukan secara
konsisten dengan persyaratan proses-proses lain dari SMM. Di dalam realisasi produk,
SMP Negeri 1 Kota Bogor menetapkan hal-hal berikut :
1. Sasaran mutu dan persyaratan-persyaratan untuk siswa.
2. Kebutuhan untuk menetapkan proses-proses dan dokumen untuk memenuhi sumber
daya siswa.
3. Verifikasi, validasi, monitoring, pengukuran, inspeksi, serta tes spesifik yang
diperlukan untuk siswa dan kriteria bagi siswa.
4. Catatan yang diperlukan untuk melengkapi fakta-fakta bahwa realisasi proses
memenuhi persyaratan.
Klausul 7.2 Proses yang Terkait dengan Pelanggan
Klausul 7.2.1 Penetapan Persyaratan Produk
Penetapan Persyaratan Produk meliputi :
1. Persyaratan siswa masuk ke SMP Negeri 1 Kota Bogor.
2. Persyaratan batas minimal nilai KKM yang ditetapkan SMP Negeri 1 Kota Bogor.
59
3. Kegiatan Belajar Mengajar dengan dua (2) bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia.
4. Peraturan SMP Negeri 1 Kota Bogor yang harus diikuti oleh siswa.
Klausul 7.2.2 Peninjauan Kemampuan SMP Negeri 1 Kota Bogor.
Kemampuan SMP Negeri 1 Kota Bogor sebelum persetujuan adalah persyaratan produk
sudah jelas, perbedaan sudah diselesaikan dan SMP Negeri 1 Kota Bogor mempunyai
kemampuan memenuhi semua yang telah ditetapkan.
Klausul 7.2.3 Komunikasi Pelanggan
Tujuan SMM SMP Negeri 1 Kota Bogor adalah memenuhi kebutuhan pelanggan, baik
eksternal maupun internal. Kebutuhan pelanggan dapat diketahui dengan cara
membangun komunikasi yang baik dengan pelanggan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. SMP Negeri 1 Kota Bogor menetapkan dan menerapkan pengaturan yang
efektif untuk komunikasi dengan pelanggan yang berkaitan dengan :
1. Informasi siswa.
2. Pertanyaan kondisi siswa.
3. Umpan balik pelanggan, termasuk keluhan pelanggan.
Klausul 7.3 Desain Dan Pengembangan
Klausul 7.3.1 Perencanaan Desain dan Pengembangan
SMP Negeri 1 Kota Bogor merencanakan dan mengendalikan desain dan pengembangan
produk. Selama perencanaan desain dan pengembangan, SMP Negeri 1 Kota Bogor
menetapkan :
1. Tahapan perencanaan dan pengembangan
SMP Negeri 1 Kota Bogor melakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhannya
(school-based plan). Kebutuhan yang dimaksud, antara lain meningkatkan mutu
siswa. SMP Negeri 1 Kota Bogor melakukan analisis kebutuhan mutu dan hasil
analisisnya dibuat perencanaan peningkatan mutu.
2. Pengelolaan Ketenagaan
Pengelolaan ketenagaan, mulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, rekrutmen,
pengembangan, hadiah dan sangsi kinerja tenaga kerja sekolah (guru, tenaga
administrasi, laboran. et all) dapat dilakukan oleh SMP Negeri 1 Kota Bogor kecuali
menyangkut pengupahan/imbal jasa dan rekrutment Guru Pegawai Negeri yang
ditangani oleh birokrasi di atasnya, seperti pemerintah kota.
60
3. Pengelolaan Keuangan
Pengalokasian/penggunaan uang sekolah dilakukan oleh SMP Negeri 1 Kota Bogor
melaui Rancangan Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) yang digunakan sebagai
panduan pengeluaran keuangan sesuai dengan point-point tertentu yang telah
ditetapkan.
4. Hubungan Sekolah-Masyarakat
Esensi hubungan sekolah-masyarakat adalah meningkatkan keterlibatan, kepedulian,
kepemilikan dan dukungan dari masyarakat, terutama dukungan moral dan finansial.
Klausul 7.3.2 Input Desain dan Pengembangan
SMP Negeri 1 Kota Bogor memiliki input desain dan pengembangan, yaitu memiliki
kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas. Secara formal SMP Negeri 1 Kota Bogor
memberikan penjelasan tentang keseluruhan kebijakan, tujuan dan sasaran sekolah yang
berkaitan dengan mutu.
Klausul 7.3.3 Output Desain dan Pengembangan
Pelayanan siswa mulai dari penerimaan peserta didik baru, pengembangan, pembinaan,
pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan sekolah hingga pengurusan alumni.
Klausul 7.3.4 Peninjauan-Ulang Desain dan Pengembangan
Peninjauan-Ulang desain yang kondusif merupakan persyaratan bagi terselenggaranya
proses belajar mengajar. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, optimisme dan
harapan atau ekspektasi yang tinggi dari warga sekolah, kesehatan siswa dan kegiatan
yang terpusat pada siswa.
Klausul 7.3.5 Verifikasi Desain dan Pengembangan
Verifikasi dilakukan berdasarkan aturan-aturan yang direncanakan untuk memastikan
bahwa SMP Negeri 1 Kota Bogor telah menghasilkan siswa bermutu dan telah
memenuhi persyaratan mutu.
Klausul 7.3.6 Validasi Desain Dan Pengembangan
SMP Negeri 1 Kota Bogor melakukan Validasi desain dan pengembangan berdasarkan
aturan-aturan yang direncanakan untuk memastikan bahwa siswa yang dihasilkan
mampu memenuhi persyaratan.
61
Klausul 7.4 Pembelajaran
Klausul 7.4.1 Proses Pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama sekolah. Sekolah diberi kebebasan
memiliki strategi, metode dan teknik-teknik pembelajaran dan pengajaran yang paling
efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik siswa, karakteristik guru
dan kondisi nyata/metode/teknik pembelajaran dan pengajaran yang berpusat pada siswa
(student centered learning) lebih mampu memberdayakan pembelajaran siswa.
Klausul 7.4.2 Informasi Pembelajaran
Informasi pembelajaran pada SMP Negeri 1 Kota Bogor dapat diakses melalui website
internet yang dimiliki SMP Negeri 1 Kota Bogor.
Klausul 7.5 Penyediaan Produk dan Jasa
Klausul 7.5.1 Pengendalian Ketentuan Produksi dan Jasa
Pengendalian ketentuan produksi dan jasa pada SMP Negeri 1 Kota Bogor dilakukan
melalui kurikulum. Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah pusat adalah kurikulum
standar yang berlaku secara nasional (standar isi). SMP Negeri 1 Kota Bogor
mengembangkan standar isi kurikulum yang berlaku tanpa mengurangi standar isi
kurikulum yang berlaku secara nasional.
Klausul 7.5.2 Validasi Ketentuan Proses Produksi dan Jasa
Hasil produksi dan jasa dapat dilihat dari hasil tes siswa, baik pada semester pertama
yaitu semester ganjil maupun pada semester kedua, yaitu semester ganjil.
Klausul 7.5.3 Identifikasi dan Mampu Telusur (Traceability)
Identifikasi dan mampu telusur pada SMP Negeri 1 Kota Bogor dilakukan untuk
peningkatan mutu siswa.
Klausul 7.5.4 Barang Milik Pelanggan
Pada SMP Negeri 1 Kota Bogor barang milik siswa disimpan dalam loker yang terdapat
di setiap kelas, sehingga penyimpanan barang siswa akan lebih aman.
Klausul 7.5.5 Pemeliharaan Produk
Pemeliharaan siswa adalah memastikan siswa tidak mengalami penurunan dalam proses
belajar sehingga dapat menghasilkan mutu siswa yang baik. Jika siswa mengalami
penurunan proses belajar dapat ditelusuri faktor penyebab dan tindakan perbaikan.
Klausul 7.5.4 Pengendalian Sarana
Pengelolaan fasilitas dilakukan sekolah bermitra dengan komite sekolah, mulai dari
pengadaan, pemeliharaan, sampai dengan pengembangan. Hal ini berdasarkan kenyataan
62
bahwa sekolah yang paling mengetahui kebutuhan fasilitas baik kecukupan, kesesuaian,
maupun kemutakhirannya, terutama fasilitas yang erat kaitannya dengan proses belajar
mengajar.
Klausul 8. PENGUKURAN, ANALISIS dan PENINGKATAN
Klausul 8.1 Umum
Merencanakan dan mengimplementasi sistem pemantauan, analisis dan peningkatan
proses belajar untuk menunjukkan kesesuain persyaratan siswa, memastikan kesesuian
SMM ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota Bogor.
Klausul 8.2 Pemantauan dan Pengukuran
Klausul 8.2.1 Kepuasan Pelanggan
Pelanggan utama yaitu pelajar yang secara langsung menerima jasa pendidikan diberikan
pelayanan sesuai kebutuhan siswa agar terdapat kepuasan yang diinginkan oleh siswa.
Klausul 8.2.2 Internal Audit
Internal audit merupakan pihak yang bekerjasama dengan SMP Negeri 1 Kota Bogor
dalam implementasi SMM ISO 9001:2008. SMP Negeri 1 Kota Bogor bekerjasama
dengan Nadia Consultants.
Klausul 8.2.3 Pemantauan dan Pengukuran Proses
Rangkaian pemantauan dan pengukuran proses sangat penting untuk menilai dan
menjamin mutu. SMM mendokumentasikan mekanisme evaluasi siswa dalam proses
belajar untuk mengawasi prestasi siswa.
Klausul 8.2.4 Pemantauan dan Pengukuran Produk
Pemantauan dan pengukuran siswa berupa bimbingan kepada siswa atau bimbingan
pendidikan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Klausul 8.3 Pengendalian Produk tidak sesuai
Proses manajemen kurikulum dan proses belajar siswa perlu adanya pengendalian. hal itu
untuk mencegah kegagalan siswa. Pengendalian siswa yang belum memenuhi standar
pembelajaran dapat dilakukan dengan pendekatan secara psikologis terhadap siswa yang
bersangkutan.
Klausul 8.4 Analisis Data
Analisis data menetapkan, mengumpulkan data siswa serta menganalisis hasil
pembelajaran siswa untuk mendemonstrasikan kesesuaian dengan SMM ISO 9001:2008.
63
Klausul 8.5 Peningkatan
Klausul 8.5.1 Peningkatan Berkesinambungan
SMP Negeri 1 Kota Bogor melakukan peningkatan keefektifan SMM ISO 9001:2008
secara berkesinambungan melalui penggunaan kebijakan mutu yang diterapkan
disekolah, sasaran mutu, hasil audit internal atau eksternal, analisis data, tindakan
perbaikan dan pencegahan, serta tinjauan manajemen.
Klausul 8.5.2 Tindakan Perbaikan
SMP Negeri 1 Kota Bogor melakukan tindakan perbaikan untuk mengevaluasi prestasi
keseluruhan dilakukan oleh pemeriksa ekternal.
Klausul 8.5.3 Tindakan Pencegahan
SMP Negeri 1 Kota Bogor melakukan tinddakan pencegahan melalui prosedur dan
aturan yang ditaati.
4.3 Permasalahan Penerapan ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota Bogor
4.3.1 Analisis Permasalahan
Secara umum penerapan SMM ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota
Bogor dilaksanakan dengan baik sesuai dengan apa yang dipersyaratkan dalam
klausul. Namun tentu saja dalam pelaksanaan dan penerapan SMM mengalami
beberapa permasalahan. Penelusuran masalah-masalah yang dihadapi SMP Negeri
1 Kota Bogor diambil dari unsur-unsur ISO 9001:2008 itu sendiri, yaitu SMM,
tanggungjawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk dan
pengukuran, analisis dan peningkatan.
1. SMM
SMP Negeri 1 Kota Bogor berupaya memenuhi persyaratan SMM ISO
9001:2008 agar tercapai sasaran mutu yang diharapkan. Mutu produk (lulusan
dalam institusi pendidikan) sudah sangat bagus, walaupun sudah menerapkan
prosedur ISO, terkadang tetap menggunakan sistem lama, mutu yang sudah
baik sulit untuk ditingkatkan.
2. Tanggung Jawab Manajemen
Tanggung jawab manajemen setiap bagian masih sangat kurang, contohnya
adanya prosedur mutu yang seharusnya dijadikan acuan dalam bekerja tetapi
tidak dilakukan dan bahkan prosedur mutu tidak memiliki arti dalam kegiatan
bekerja.
64
3. Manajemen Sumber Daya
SDM sudah bagus, akan tetapi sumber daya yang bagus tidak menjadi semakin
bagus, karena fasilitas yang diberikan oleh pihak sekolah tidak dimanfaatkan
dengan baik oleh SDM. SDM yang bagus merasa sangat hebat, sehingga tidak
mau menerima ilmu kembali.
4. Realisasi Produk
Mutu diukur dari kepuasan pelanggan atau pengguna, meningkatnya minat,
harapan dan kepuasan pelanggan. Dalam penyelenggaraannya, quality in fact
merupakan profil lulusan institusi pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi
tujuan pendidikan yang berbentuk standar kemampuan dasar berupa kualifikasi
akademik minimal yang dikuasai oleh siswa (peserta didik). SMP Negeri 1 Kota
Bogor telah menghasilkan lulusan terbaik, akan tetapi belum maksimal.
Terkadang ada suatu waktu juara terbaik bukan di SMP Negeri 1 Kota Bogor.
5. Pengukuran, Analisis dan Peningkatan
Produk yang dihasilkan bagus, namun belum terlihat adanya peningkatan yang
sangat baik, contohnya sekolah ingin lulusan terbaik di kota Bogor ada di SMP
Negeri 1 Kota Bogor, namun kenyataannya sampai tiga (3) tahun terakhir belum
bisa tercapai, perlu adanya koreksi dengan target yang telah dibuat, dan harus
dapat menganalisis kenapa target itu bisa tercapai dan perlu adanya langkah
konkret untuk meningkatkan atau mencapai target tersebut.
4.3.2 Aktor
Aktor atau pelaku adalah pihak-pihak yang berkaitan dan bertanggungjawab
dalam pelaksanaan ISO 9001:2008 (SMM). Terdapat tiga (3) pihak yang berkaitan
dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan SMM pada SMP Negeri 1 Kota Bogor
adalah :
1. Top Management
Top Management atau manajemen puncak terdiri dari satu (1) orang, yaitu
Kepala Sekolah. Kepala Sekolah berperan memberikan dukungan dan
wewenang kepada staff dan siswa dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
2. Middle Management
Middle Management terdiri dari PKS Kesiswaan, PKS Kurikulum, PKS
Pendanaan serta PKS Manajemen. PKS Kesiswaan berperan sebagai fasilitator
sosialisasi kebijakan mutu kepada para siswa. PKS Kurikulum
65
menginterpretasikan kebijakan mutu terhadap kurikulum untuk dapat digunakan
siswa dalam peningkatan mutu. PKS Pendanaan berperan bersama dengan
stakeholder meningkatkan mutu pendidikan melalui penggalangan dana guna
menunjang pelaksanaan peningkatan mutu. PKS Manajemen bertugas untuk
mengembangkan prosedur yang dapat digunakan oleh staff dalam pencapaian
mutu pendidikan.
3. Operational Management
Operational Management pada SMP Negeri 1 Kota Bogor terdiri dari staff
guru. Keterlibatan staff guru merupakan hal penting dalam penerapan SMM.
Usaha dalam melibatkan staff guru dapat menghasilkan keputusan yang baik
dan perbaikan yang lebih efektif, karena mencakup pandangan dan pemikiran
dari pihak yang langsung berhubungan dengan situasi kerja. Meningkatkan
rasa memiliki dan tanggungjawab atas keputusan dengan melibatkan orang
yang harus melaksanakan.
4.3.3 Tujuan
Dalam penerapan ISO 9001:2008, terdapat berbagai masalah yang dianalisis
dari unsur ISO 9001:2008. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut dapat
disimpulkan menjadi tiga (3) poin tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
a. Perbaikan Dokumentasi dan Administrasi
Mendokumentasi prosedur administrasi pokok yang mencakup pendaftaran,
catatan tentang pelajar, jadwal, prosedur kesehatan dan keselamatan, ujian
masuk dan hasil, serta sistem finansial. Penataan dokumentasi dilakukan
memudahkan pengambilan data. SMP Negeri 1 Kota Bogor telah berupaya
melakukan proses pendokumentasian secara baik dalam upaya pemenuhan
persyaratan ISO 9001:2008. Namun pada pelaksanaannya masih ditemukan
permasalahan seperti penempatan dokumen yang tidak sesuai penyimpanan.
b. Perbaikan Sistem Informasi
Penggunaan teknologi sangat penting dalam penerapan ISO 9001:2008, agar
sistem dapat bekerja lebih cepat dan akurat. Sistem Internet yang ada pada SMP
Negeri 1 Kota Bogor terkadang tidak dapat dijalankan dikarenakan hanya satu
sumber jaringan internet.
66
c. Peningkatan Mutu Karyawan
Peningkatan mutu SDM pada SMP Negeri 1 Kota Bogor perlu dilakukan untuk
mendukung implementasi ISO 9001:2008. Dengan demikian, karyawan akan
lebih memahami SMM ISO 9001:2008 dan bekerja sesuai dengan prosedur
mutu yang dibuat, serta menyadari tanggungjawab yang dibebankan.
4.3.4 Alternatif Tindakan
Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam penerapan SMM ISO
9001:2008 memerlukan tindakan pemecahan yang sesuai. Alternatif tindakan yang
dapat dilakukan adalah :
1. Teamwork (kerjasama)
Kerjasama yang baik merupakan salah satu alternatif tindakan, sehingga
implementasi SMM ISO 9001:2008 dapat dilaksanakan dengan baik. Sistem
yang digunakan akan lebih baik, jika ada kerjasama yang baik dari semua pihak
yang berkaitan dengan aktivitas pada SMP Negeri 1 Kota Bogor.
2. Penambahan fasilitas pendukung/penunjang
Penambahan salah satu fasilitas pendukung berupa Filling Cabinet merupakan
salah satu hal yang perlu dilakukan pada SMP Negeri 1 Kota Bogor, agar
penyimpanan dokumentasi dapat dilakukan dengan baik.
3. Input Data yang Tepat Waktu
Input data yang dilakukan secara maksimal dan tepat waktu pada SMP Negeri 1
Kota Bogor dapat mendukung institusi dalam penerapan ISO 9001:2008,
sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam penyiapan laporan.
4. Entry Data Secara Online
Entry data secara online merupakan kegiatan yang menerapkan teknologi secara
maksimal di dalam pelaksanaanya. Entry data secara online perlu dilakukan
untuk pemrosesan data yang lebih cepat, sehingga data dapat diinformasikan.
4.4 Struktur Hirarki
Model struktur hirarki yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima
tingkat. Tingkat pertama adalah fokus permasalahan (ultimate goals), yaitu identifikasi
permasalahan implementasi ISO 9001:2008 di SMP Negeri 1 Bogor. Pemilihan fokus ini
bertujuan untuk mencari alternatif yang dapat dilakukan dalam pemecahan masalah
penerapan ISO 9001:2008. Pada tingkat kedua (2) adalah kriteria masalah (factor) yang
67
terdiri dari lima (5) faktor, yaitu SMM, tanggungjawab manajemen, manajemen sumber
daya, realisasi produk, peningkatan, analisis dan peningkatan.
Tingkat ketiga (3) adalah pelaku (actor) yang terdiri dari top management, middle
management dan operational management. Pemilihan ketiga actor tersebut berdasarkan
tim ISO 9001:2008 di SMP Negeri 1 Kota Bogor dan hasil diskusi dengan pihak SMP
Negeri 1 Kota Bogor. Peran aktor-aktor tersebut sangat penting dalam penerapan ISO
9001:2008, karena masing-masing memiliki tingkat kepentingan berbeda.
Pada tingkat keempat (4) merupakan tujuan (object) yang sesuai dengan
permasalahan dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1 Bogor. Hal ini
terdiri dari perbaikan administrasi dan dokumentasi, perbaikan sistem informasi dan
peningkatan mutu karyawan. Ketiga (3) tujuan tersebut merupakan hasil analisis
berdasarkan diskusi dan studi literatur.
Tingkat kelima (5) adalah alternatif tindakan (alternative) yang dapat diambil
untuk mengatasi permasalahan dalam penerapan SMM ISO 9001:2008 di SMP Negeri 1
Bogor. Ketiga tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya diperoleh beberapa alternatif,
namun belum menjadi prioritas utama. Alternatif tersebut adalah teamwork (kerjasama),
penambahan fasilitas pendukung dan penunjang, input data yang tepat waktu, entry data
secara online. Struktur hirarki dapat dilihat pada Lampiran 4.
4.5 Analisis Prioritas Faktor, Aktor, Tujuan, dan Alternatif
Hasil pengolahan data pada tingkat dua (faktor atau kriteria masalah)
menunjukkan bahwa kriteria masalah yang dihadapi SMP Negeri 1 Bogor berturut-turut
adalah SMM (0,326), Tanggungjawab Manajemen (0,258), Manajemen Sumber Daya
(0,183), Realisasi Produk (0,132) dan Pengukuran, Analisis dan Peningkatan (0,098)
seperti yang terlihat pada Tabel 5. Berdasarkan kelima (5) faktor tersebut, dapat
diketahui bahwa faktor utama yang menjadi permasalahan penerapan ISO 9001:2008 di
SMP Negeri 1 Bogor adalah SMM.
SMM menjadi faktor utama yang harus mendapatkan perhatian lebih dari pihak
sekolah dibandingkan dengan faktor-faktor yang lain. Kesalahan yang muncul
didalamnya berupa kesalahan dalam hal pendokumentasian, yaitu prosedur penyimpanan
dokumen yang belum berjalan maksimal. Untuk itu, pihak sekolah perlu tertib
administrasi pada proses pengambilan dokumen, setiap dokumen yang diambil, harus
segera dikembalikan ketempatnya sesuai dengan susunannya yang telah ditentukan. Hal
68
ini dilakukan untuk mempermudah bagian TU atau pihak lain di sekolah dalam
melakukan pencarian dokumen yang dibutuhkan.
Tabel 5. Susunan prioritas faktor kriteria masalah
Faktor/Kriteria Masalah Bobot Prioritas
Sistem Manajemen Mutu 0,326 1
TanggungJawab Manajemen 0,258 2
Manajemen Sumber Daya 0,183 3
Realisasi Produk 0,132 4
Pengukuran, Analisis dan
Peningkatan
0,098 5
Hasil pengolahan data pada tingkat tiga (aktor) menunjukkan bahwa secara
berurutan peranan pelaku atau aktor yang bertanggung jawab terhadap faktor atau
kriteria masalah dalam pelaksanaan ISO 9001:2008 di SMP Negeri 1 Bogor adalah pihak
Middle Management (PKS Kesiswaan, PKS Pendanaan, PKS Kurikulum dan PKS
Manajemen), Top Management (Kepala Sekolah) dan Operational Management (Staff
Guru). Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Susunan prioritas aktor
Aktor Bobot Prioritas
Middle Management 0,6585 1
Top Management 0,4583 2
Operational Management 0,2476 3
Hasil pengolahan data pada level 4 (tujuan) menunjukkan bahwa secara berurutan
tujuan yang hendak dicapai oleh aktor-aktor dalam hubungannya dalam pelaksanaan ISO
9001:2008 di SMP Negeri 1 Bogor adalah Perbaikan Dokumentasi dan Administrasi
merupakan prioritas penting yang harus dilakukan SMP Negeri 1 Kota Bogor , Perbaikan
Sistem Informasi pada SMP Negeri 1 Kota Bogor dilakukan dengan pemeriksaan
69
jaringan internet, perbaikan Mutu Karyawan antara lain dilakukan dengan pelatihan
kepada Staff Guru dan Tata Usaha, Data tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.
Perbaikan dokumentasi dan administrasi menjadi prioritas utama yang perlu
dilakukan oleh pihak sekolah. Kurangnya fasilitas untuk penyimpanan dan keamanan
dokumen di sekolah membuat perbaikan dokumentasi dan administrasi menjadi prioritas
utama yang perlu dilakukan oleh sekolah, sehingga tidak menjadi hambatan bagi pihak
sekolah dalam pelaksanaan SMM.
Tujuan kedua yang hendak dicapai oleh SMP Negeri 1 Bogor adalah perbaikan
sistem informasi. Perbaikan sistem informasi perlu dilakukan, karena dengan adanya
sistem informasi yang modern, proses input dan transfering data menjadi lebih cepat,
serta mudah diproses.
Tujuan ketiga yang hendak dicapai oleh pihak sekolah adalah perbaikan mutu
staff TU dan guru. Untuk memperbaiki mutu staff, pihak sekolah perlu melakukan
sosialisasi mengenai pelaksanakan SMM di SMP Negeri 1 Bogor secara jelas dan
berkala, sehingga staff TU dapat memahami dan melaksanakan SMM sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan oleh sekolah, kemudian pihak sekolah perlu meningkatkan
mutu SMM dengan melakukan pendidikan dan pelatihan, sehingga sekolah memiliki
staff TU yang kompeten dan dapat menjalankan seluruh sistem yang telah ditetapkan
dengan baik untuk kemajuan sekolah.
Tabel 7. Susunan prioritas tujuan
Tujuan Bobot Prioritas
Perbaikan Dokumentasi dan
Administrasi
0,5966 1
Perbaikan Sistem Informasi 0,4257 2
Perbaikan Mutu Karyawan 0,3415 3
Hasil pengolahan data pada tingkat 5 atau lima (alternatif tindakan) menunjukkan
bahwa secara berurutan, alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
atau memecahkan penyebab permasalahan adalah Teamwork/kerjasama, Penambahan
Fasilitas Penunjang, Input Data yang Tepat Waktu, Entry Data secara Online, seperti
dimuat pada Tabel 8.
70
Teamwork merupakan alternatif dengan prioritas utama dan harus segera
dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan. Dengan adanya kerjasama antar pihak
yang berkaitan dengan penerapan SMM ISO 9001:2008, maka akan adanya
implementasi penerapan SMM yang baik. Penambahan fasilitas penunjang merupakan
alternatif kedua. Filling Cabinet merupakan suatu hal yang diperlukan di SMP Negeri 1
Bogor. Filling Cabinet diperlukan untuk menyimpan seluruh dokumen yang ada,
sehingga dokumen akan tersusun secara rapi dan aman.
Input data yang tepat waktu menjadi alternatif ketiga (3) dalam pemecahan
masalah yang dihadapi. Masukan data secara maksimal dan tepat waktu di sekolah dapat
mendukung dalam penerapan ISO 9001:2008, sehingga tidak terjadi keterlambatan
dalam penyiapan laporan atau dokumen yang akan diserahkan pada pihak sekolah. Entry
data secara online merupakan alternatif keempat dalam pemecahan masalah yang
dihadapi. Entry data secara online merupakan kegiatan yang menerapkan teknologi
secara maksimal didalam pelaksanaannya. Entry data secara online perlu dilakukan
untuk pemprosesan data yang lebih cepat, sehingga data untuk input dapat ditinjau
langsung oleh pihak sekolah. Laporan harian, mingguan dan bulanan yang dilakukan
pihak sekolah harus tetap dilaksanakan secara konsisten dan tepat waktu.
Tabel 8. Susunan prioritas alternatif tindakan
Alternatif Tindakan Bobot Prioritas
Teamwork/Kerjasama 0,4801 1
Penambahan Fasilitas Penunjang 0,3909 2
Input Data yang Tepat Waktu 0,2754 3
Entry Data Secara Online 0,2163 4
4.6 Implikasi Manajerial
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi pihak SMP
Negeri 1 Bogor dalam upaya memelihara penerapan SMM ISO 9001:2008, dimana
didapatkan empat (4) alternatif tindakan dengan nilai bobot lebih dari 20 %, yaitu pada
prioritas pertama perlu dilakukan kerjasama dengan pihak yang terkait. Sedangkan
prioritas kedua (2) adalah penambahan fasilitas penunjang yang mendukung kegiatan
71
administrasi sekolah. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk pengadaan filling cabinet
untuk menyimpan semua dokumen dan penambahan ruangan untuk menyimpan
keseluruhan dokumen dalam filling cabinet tersebut.
Prioritas ketiga (3) adalah input data tepat waktu, prioritas keempat (4) adalah
entry data secara online, karena sangat membantu proses penyebaran data menjadi lebih
cepat, maka sangat diperlukan sistem informasi berupa website. Sistem informasi
tersebut harus selalu diawasi setiap waktu, sehingga apabila terdapat gangguan jaringan,
dapat segera diatasi, sehingga proses input data tidak akan terhambat. Prioritas ketiga (3)
ini sebaiknya digunakan, apabila prioritas kedua (2) telah dilakukan oleh perusahaan.
Keempat (4) alternatif tersebut dapat memberikan manfaat pada beberapa bagian
SMP Negeri 1 Kota Bogor. Pada aspek pemasaran dapat meningkatkan citra sekolah
karena telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 yang memberikan jaminan mutu.
Pada aspek SDM, alternatif yang ada dapat meningkatkan pemahaman staff TU sebagai
wujud pembelajaran terhadap SMM, serta perwujudan kelompok kerja efektif dan
efisien.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. ISO 9001:2008 adalah suatu standar yang menetapkan persyaratan, dimana
suatu organisasi harus menunjukkan kemampuannya dalam memberikan
produk dan memenuhi persyaratan pelanggan dan pedoman hukum, serta
peraturan. Penerapan ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota Bogor dimulai
sejak tahun 2009, bekerjasama dengan WQA.
2. Faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam kajian permasalahan ISO
9001:2008 berdasarkan hirarki penyusunannya adalah SMM, tanggungjawab
manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, pengukuran, analisis
dan peningkatan. Dengan metode AHP diketahui bahwa faktor yang paling
berpengaruh adalah SMM (bobot 0,326); Aktor yang memegang peranan
penting adalah middle management dengan bobot 0,6585; Penyebab
permasalahan dalam penerapan SMM adalah perbaikan dokumentasi dan
administrasi (prioritas 1), perbaikan sistem informasi (prioritas 2) dan
perbaikan mutu karyawan (prioritas 3). Alternatif pemecahan masalah
berupa teamwork/kerjasama (prioritas 1), penambahan fasilitas penunjang
(prioritas 2), input data tepat waktu (prioritas 3) dan entry data secara online
(prioritas 4).
B. Saran
1. Perbaikan dokumentasi dan administrasi perlu mendapat perhatian khusus dan
dapat dijadikan prioritas pertama dalam perbaikan yang dilakukan SMP
Negeri 1 Kota Bogor, dengan cara meningkatkan tanggungjawab staf TU dan
guru yang ada di sekolah, serta selalu berorientasi pada proses perbaikan dan
memberikan pemahaman merata tentang penerapan SMM ISO 9001:2008.
2. Alternatif penyelesaian masalah yang perlu dijadikan prioritas utama adalah
penambahan fasilitas penunjang kegiatan operasional pada SMP NEGERI 1
KOTA BOGOR menjadi menurut prosedur ISO 9001:2008, yaitu menambah
filling cabinet untuk menyimpan dokumen secara rapi dan aman.
DAFTAR PUSTAKA
Atmadi, S. 2010. Panduan Membangun Gugus Mutu. PT. Bernam Cipta Perkasa,
Tangerang Selatan. Gaspersz, V. 2003. ISO 9001:200 And Continual Quality Improvement. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Haberer dan Webb. 2010. Total Quality Management (Terjemahan). PT. Indeks,
Jakarta. Hadis, A dan Nurhayati. 2010. Manajemen Mutu Pendidikan. Alfabeta, Bandung. Laksmi. 2010. Analisis Implementasi ISO 9001:2000 pada Departement
Collection PT. Para Bandung Propertindo Jakarta. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Patterson, J.G. 2010. ISO 9000 Standar Kualitas Seluruh Dunia (Terjemahan). PT.
Indeks, Jakarta. Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin (Terjemahan).
PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Sallis, E. 2010. Total Quality Management In Education. IRCiSoD, Yogjakarta.
Setyawan, W. 2010. Prinsip Dasar ISO 9001:2008.
http://www.infometrik.com/wp-content/uploads/2009/08/PRINSIP-
DASAR-ISO-9001.pdf. [08-08-2011].
Syukur, A. 2010. 5R ISO 9001:2008 dan Poke Yoke Strategi Jitu Manajemen
Mutu Perusahaan. Kata Buku, Yogyakarta.
Widianingrum. 2006. Analisis Penerapan ISO 9001:2000 pada PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk, Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Widodo, S.E. 2011. Manajemen Mutu Pendidikan. PT. Ardadizya Jaya, Jakarta. Wulandari. 2009. Kajian Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000
pada PT. Unitex Tbk, Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
LAMPIRAN
75
Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara kepada pihak SMP NEGERI 1 KOTA BOGOR
Tahap 1
1. Bagaiman gambaran umum institusi pendidikan ?
2. Bagaimana sejarah memperoleh ISO 9001:2008 ?
3. Bagaimana penerapan ISO 9001:2008 pada institusi pendidikan, terutama pada
klausul-klausul yang ada ?
Tahap 2
1. Identifikasi permasalahan sesuai ISO 9001:2008 yang mencakup SMM,
tanggungjawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, analisis dan
peningkatan.
2. Siapakah pihak yang bertanggungjawab dalam penerapan ISO 9001:2008 ?
3. Bagaimana bentuk tanggungjawab pihak yang terlibat dalam penerapan ISO
9001:2008 ?
4. Apa tujuan pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam penerapan ISO 9001:2008 ?
Tahap 3
1. Manfaat penerapan ISO 9001:2008 yang dilakukan oleh institusi pendidikan ?
2. Tindakan apakah yang dapat menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan
dalam penerapan ISO 9001:2008 ?
3. Bagaimana proses audit ISO 9001:2008 yang dilakukan oleh institusi pendidikan ?
*** TERIMA KASIH ***
76
Lampiran 2. Kuesioner penelitian
KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008
PADA SMP NEGERI 1 KOTA BOGOR
Kuesioner ini merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam rangka penyusunan skripsi
berjudul :
KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008
PADA SMP NEGERI 1 KOTA BOGOR
Oleh
Nama : Siti Nuraini
Jurusan/Fak : Manajemen/Fakultas Ekonomi Manajemen
Universitas : Institut Pertanian Bogor
Saya mengharapkan partisipasi dari Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara benar dan
obyektif, karena hasil kuesioner ini akan digunakan untuk tujuan ilmiah. Atas perhatian dan
kerjasama yang baik, saya sampaikan terima kasih.
Identitas Responden
Nama :
Jabatan :
Jenis Kelamin :
A. PETUNJUK
1. UMUM
1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden dengan menjawab
setiap pertanyaan tertulis.
2. Jawaban dapat merupakan pendapat pribadi ataupun hasil diskusi atau pemikiran
orang lain.
3. Pertanyaan yang ditujukan adalah membandingkan data dua faktor berdasarkan
tingkat kepentingan atau besarnya peranan dengan memberikan skala penilaian
(petunjuk pada butir 2).
4. Dalam pengisian kuesioner ini, diharapkan responden melakukan dengan sekaligus
(tidak tertunda).
77
Lanjutan Lampiran 2.
2. SKALA PENILAIAN
Berilah nilai pada kolom yang tersedia pada tebel skala penilaian dengan memilih
nilai yang ditentukan, berdasarkan tingkat kepentingan atau besarnya peranan dari
faktor yang dibandingkan dengan ketentuan di bawah ini :
Misalnya, A dibandingkan dengan B, maka berilah nilai :
A
Mutlak lebih penting
B
9
Sangat jelas lebih penting 7
Jelas lebih penting 5
Sedikit lebih penting 3
Sama penting 1
Sedikit kurang penting 1/3
Jelas kurang penting 1/5
Sangat Jelas kurang penting 1/7
Mutlak kurang penting 1/9
Nilai skala 2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8, diberikan apabila terdapat sedikit saja perbedaan dengan
patokan-patokan di atas.
CONTOH
Apabila jenis kebutuhan hidup seperti bernafas, makan, minum, mendengarkan radio,
menonton televisi dibandingkan dengan tingkat kepentingannya dalam memenuhi
kebutuhan manusia, maka jika :
a. Bernafas jelas lebih penting dari mendengarkan radio
b. Minum sedikit lebih penting dari makan
c. Mendengarkan radio sama penting dengan menonton televisi
d. Makan sedikit kurang penting dari bernafas
Dapat diukur dengan memberikan nilai skala banding berikut :
YANG DIBANDINGKAN SKALA
Bernafas terhadap mendengarkan radio 5
Minum terhadap makan 3
Mendengarkan radio terhadap menonton televisi 1
Makan terhadap Minum 1/3
Mendengarkan radio terhadap bernafas 1/5
78
Lanjutan Lampiran 2.
B. PERTANYAAN
1. Dalam kaitan dengan fokus hirarki yaitu identifikasi permasalahan penerapan
ISO 9001:2008, faktor/kriteria masalah yang teridentifikasi adalah :
a. Sistem Manajemen Mutu (SMM) : SMM yang ditetapkan oleh Institusi
b. Tanggungjawab Manajemen : Tanggungjawab manajemen terhadap
pelaksanaan ISO 9001:2008
c. Manajemen Sumber Daya : Pengelolaan sumber daya yang dimiliki
institusi
d. Realisasi Produk : Lulusan bermutu
e. Pengukuran, Analisis & Peningkatan : Pengukuran dan upaya peningkatan
mutu manajemen oleh institusi
Untuk itu, bandingkanlah besarnya peranan/pengaruh/tingkat kepentingan masalah
tersebut terhadap :
YANG DIBANDINGKAN SKALA
SMM terhadap Tanggungjawab Manajemen
SMM terhadap Manajemen Sumber Daya
SMM terhadap Realisasi Produk
SMM terhadap Pengukuran, Analisis dan Peningkatan
Tanggungjawab Manajemen terhadap Manajemen Sumber Daya
Tanggungjawab Manajemen terhadap Realisasi Produk
Tanggungjawab Manajemen terhadap Pengukuran, Analisis dan Peningkatan
Manajemen Sumber Daya terhadap Realisasi Produk
Manajemen Sumber Daya terhadap Pengukuran, Analisis dan Peningkatan
Realisasi terhadap Pengukuran, Analisis dan Peningkatan
79
Lanjutan Lampiran 2. 2. Dalam kaitannya dengan faktor/kriteria masalah, aktor-aktor yang berperan
dalam penerapan ISO 9001:2008 adalah :
a. Top Management : Kepala Sekolah
b. Middle Management : PKS Kesiswaan, PKS Kurikulum, PKS Pendanaan dan
PKS Manajemen
c. Operational Management : Staff Guru
Untuk itu, bandingkanlah besarnya peranan/pengaruh/tingkat kepentingan aktor-aktor
yang berperan/bertanggungjawab tersebut terhadap :
1. Masalah SMM
YANG DIBANDINGKAN SKALA
Top Management terhadap Middle Management
Top Management terhadap Operational Management
Middle Management terhadap Operational Management
2. Masalah Tanggungjawab Manajemen
YANG DIBANDINGKAN SKALA
Top Management terhadap Middle Management
Top Management terhadap Operational Management
Middle Management terhadap Operational Management
3. Masalah Manajemen Sumber daya
YANG DIBANDINGKAN SKALA
Top Management terhadap Middle Management
Top Management terhadap Operational Management
Middle Management terhadap Operational Management
4. Masalah Realisasi Produk
YANG DIBANDINGKAN SKALA
Top Management terhadap Middle Management
Top Management terhadap Operational Management
Middle Management terhadap Operational Management
80
Lanjutan Lampiran 2.
5. Masalah Pengukuran, Analisis dan Peningkatan
YANG DIBANDINGKAN SKALA
Top Management terhadap Middle Management
Top Management terhadap Operational Management
Middle Management terhadap Operational Management
3. Dalam kaitannya dengan aktor-aktor yang berpengaruh dalam penerapan ISO
9001:2008, tujuan yang ingin diraih adalah :
a. Perbaikan dokumentasi dan administrasi
b. Perbaikan Sistem Informasi
c. Peningkatan mutu Karyawan
Untuk itu, bandingkanlah besarnya peranan/pengaruh/tingkat kepentingan
permasalahan yang dihadapi tersebut terhadap :
1. Top Management
YANG DIBANDINGKAN SKALA
Perbaikan Dokumentasi terhadap Sistem Informasi
Perbaikan Dokumentasi terhadap Peningkatan Mutu Karyawan
Perbaikan Sistem Informasi terhadap Peningkatan Mutu Karyawan
2. Middle Management
YANG DIBANDINGKAN SKALA
Perbaikan Dokumentasi terhadap Sistem Informasi
Perbaikan Dokumentasi terhadap Peningkatan Mutu Karyawan
Perbaikan Sistem Informasi terhadap Peningkatan Mutu Karyawan
3. Operational Management
YANG DIBANDINGKAN SKALA
Perbaikan Dokumentasi terhadap Sistem Informasi
Perbaikan Dokumentasi terhadap Peningkatan Mutu Karyawan
Perbaikan Sistem Informasi terhadap Peningkatan Mutu Karyawan
81
Lanjutan Lampiran 2.
4. Dalam kaitannya dengan tujuan yang ingin diraih dalam penerapan ISO
9001:2008, maka alternatif kegiatan/tindakan yang dapat diambil antara lain
melalui :
a. Teamwork (kerjasama)
b. Penambahan fasilitas pendukung/penunjang
c. Input data yang tepat waktu
d. Entry data secara online
Untuk itu, bandingkanlah besarnya peranan/pengaruh/tingkat kepentingan alternatif
kepentingan alternatif kegiatan/tindakan tersebut terhadap permasalahan berikut :
1. Perbaikan Dokumentasi dan Administrasi
YANG DIBANDINGKAN SKALA
Teamwork terhadap penambahan fasilitas pendukung/penunjang
Teamwork terhadap input data yang tepat waktu
Teamwork terhadap entry data secara online
Penambahan fasilitas pendukung/penunjang terhadap input data yang tepat
Penambahan fasilitas pendukung/penunjang terhadap entry data secara
online
Input data terhadap entry data secara online
2. Perbaikan Sistem Informasi
YANG DIBANDINGKAN SKALA
Teamwork terhadap penambahan fasilitas pendukung/penunjang
Teamwork terhadap input data yang tepat waktu
Teamwork terhadap entry data secara online
Penambahan fasilitas pendukung/penunjang terhadap input data yang tepat
Penambahan fasilitas pendukung/penunjang terhadap entry data secara
online
Input data terhadap entry data secara online
82
Lanjutan Lampiran 2.
3. Peningkatan Mutu Karyawan
YANG DIBANDINGKAN SKALA
Teamwork terhadap penambahan fasilitas pendukung/penunjang
Teamwork terhadap input data yang tepat waktu
Teamwork terhadap entry data secara online
Penambahan fasilitas pendukung/penunjang terhadap input data yang tepat
Penambahan fasilitas pendukung/penunjang terhadap entry data secara
online
Input data terhadap entry data secara online
*** TERIMA KASIH ***
83
Lampiran 3. Struktur organisasi SMP NEGERI 1 KOTA BOGOR
KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH
WAKIL KEPALA SEKOLAH
KEPALA TATA ADMINSTRASI SEKOLAH
PKS KESISWAAN
PKS KURIKULUM
PKS PENDANAAN
PKS MANAJEMEN
BP/BK LABORAN PUSTAKAWAN
STAFF GURU
SISWA
STAFF TATA ADMINSTRASI SEKOLAH
84
Lampiran 6. Susunan Hierarki Pengindentifikasian Permasalahan Implementasi ISO
9001:2008 pada SMP Negeri 1 Bogor
ada d lampiran kerangka AHP
85
Lampiran 5. Hasil Pengolahan Data
1. Pengolahan data Level 2 (Kriteria masalah/faktor)
SMM : Sistem Manajemen Mutu
TJM : Tanggungjawab Manajemen
MSD : Manajemen Sumber Daya
RP : Realisasi Produk
PAP : Pengukuran, Analisis dan Peningkatan
Matriks pendapat untuk kriteria masalah
UG SMM TJM MSD RP PAP VE VP
SMM 1 4,16 1,88 2,22 3,33 1,7853 0,3261
TJM 0,24 1 3,70 3,22 4 1,4164 0,2587
MSD 0.53 0,27 1 2,56 2,85 1,0061 0,1837
RP 0,45 0,31 0,39 1 1,96 0,7263 0,1326
PAP 0,30 0,25 0,35 0,51 1 0,5399 0,0986
TOTAL 5,474 1,0000
2. Pengolahan data level 3 (aktor)
TM : Top Management
MM : Middle Management
OM : Operational Management
a. Matriks pendapat SMM terhadap aktor
SMM TM MM OM VE VP
TM 1 5,26 3,70 1,5281 0,4857
MM 0,19 1 1,28 0,8171 0,2597
OM 0,27 0,78 1 0,8004 0,2544
TOTAL 3,1456 1,0000
b. Matriks pendapat TJM terhadap aktor
TJM TM MM OM VE VP
TM 1 2,94 3,33 1,3852 0,4467
MM 0,34 1 2,5 0,9770 0,3150
OM 0,30 0,40 1 0,7386 0,2381
TOTAL 3,1008 1,0000
86
Lanjutan Lampiran 5.
c. Matriks pendapat MSD terhadap aktor
MSD TM MM OM VE VP
TM 1 4 3,33 1,4475 0,4632
MM 0,25 1 2,85 0,9527 0,3049
OM 0,30 0,35 1 0,7247 0,2319
TOTAL 3,1249 1,0000
d. Matriks pendapat RP terhadap aktor
RP TM MM OM VE VP
TM 1 2,70 2 1,2724 0,4175
MM 0,37 1 1,66 0,9327 0,3061
OM 0,50 0,60 1 0,8419 0,2763
TOTAL 3,047 1,0000
e. Matriks pendapat PAP terhadap aktor
PAP TM MM OM VE VP
TM 1 3,57 2,63 1,3770 0,4451
MM 0,28 1 2,70 0,9608 0,3106
OM 0,38 0,37 1 0,7555 0,2442
TOTAL 3,0933 1,0000
f. Matriks pembobotan gabungan
BOBOT
TM MM OM TM MM OM
SMM 0,3261 0,4857 0,2597 0,2544 0,158387 0,0847 0,0829
TJM 0,2587 0,4467 0,3150 0,2381 0,115561 0,0814 0,0615
MSD 0,1837 0,4632 0,3049 0,2319 0,085089 0,0560 0,0426
RP 0,1326 0,4175 0,3061 0,2763 0,055360 0,4058 0,0366
PAP 0,0986 0,4451 0,3106 0,2442 0,043886 0,0306 0,0240
TOTAL 0,4583 0,6585 0,2476
87
Lanjutan Lampiran 5.
3. Pengolahan data level 4 (tujuan)
PDA : Perbaikan Dokumentasi dan Administrasi
PSI : Perbaikan Sistem Informasi
PMK : Peningkatan Mutu Karyawan
a. Matriks pendapat TM terhadap tujuan
TM PDA PSI PMK VE VP
PDA 1 2,94 1,78 1,2667 0,4134
PSI 0,34 1 3,70 1,0333 0,3373
PMK 0,56 0,27 1 0,7634 0,2492
TOTAL 3,0634 1,0000
b. Matriks pendapat MM terhadap tujuan
MM PDA PSI PMK VE VP
PDA 1 4 2,85 1,4157 0,4561
PSI 0,25 1 2,27 0,9222 0,2971
PMK 0,35 0,44 1 0,7654 0,2466
TOTAL 3,1033 1,0000
c. Matriks pendapat OM terhadap tujuan
OM PDA PSI PMK VE VP
PDA 1 3,57 2 1,3242 0,4317
PSI 0,28 1 2,27 0,9373 0,3056
PMK 0,50 0,44 1 0,8054 0,2626
TOTAL 3,0669 1,0000
d. Matriks pembobotan gabungan
BOBOT
PDA PSI PMK PDA PSI PMK
TM 0,4583 0,4134 0,3373 0,2492 0,189461 0,1545 0,1142
MM 0,6585 0,4561 0,2971 0,2466 0,300341 0,1956 0,1623
OM 0,2476 0,4317 0,3056 0,2626 0,106888 0,0756 0,0187
TOTAL 0,59669 0,4257 0,2952
88
Lanjutan Lampiran 5.
4. Pengolahan data level 5 (alternatif tindakan)
TW : Team Work
PFD : Penambahan Fasilitas Pendukung
ID : Input Data
ED : Entry Data
a. Matriks pendapat PDA terhadap alternatif tindakan
PDA TW PFD ID ED VE VP
TW 1 3,12 2,32 2,94 1,5477 0,3649
PFD 0,32 1 4,16 3,57 1,2494 0,2946
ID 0,43 0,24 1 1,88 0,1940 0,1865
ED 0,34 0,28 0,53 1 0,6526 0,1538
TOTAL 4,2408 1,0000
b. Matriks pendapat PSI terhadap alternatif tindakan
PSI TW PFD ID ED VE VP
TW 1 2,5 1,92 2,08 1,3891 0,3343
PFD 0,40 1 2,63 3,03 1,1801 0,2840
ID 0,52 0,38 1 3,03 0,9293 0,2236
ED 0,48 0,33 0,33 1 0,6559 0,1578
TOTAL 4,1544 1,0000
c. Matriks pendapat PMK terhadap alternatif tindakan
PMK TW PFD ID ED VE VP
TW 1 2,38 2,08 2,94 1,4660 0,3522
PFD 0,42 1 2,43 2,63 1,1514 0,2766
ID 0,48 0,41 1 1,53 0,8424 0,2024
ED 0,34 0,38 0,65 1 0,7019 0,1686
TOTAL 4,1617 1,0000
89
Lanjutan Lampiran 5.
d. Matriks pembobotan gabungan
BOBOT TW PFD ID ED TW PFD ID ED PDA 0,5966 0,3649 0,2946 0,1865 0,1538 0,2176 0,1757 0,1112 0,0917PSI 0,4257 0,3343 0,2840 0,2236 0,1578 0,1423 0,1208 0,0951 0,0671PMK 0,2952 0,3522 0,2766 0,2024 0,1686 0,1039 0,0816 0,0597 0,0497
TOTAL 0,4801 0,3909 0,2754 0,2163
Keterangan :
VE : Vektor eigen (perkalian baris)
VP : Vektor prioritas
90
Lampiran 6. Sertifikat ISO 9001:2008 pada SMP Negeri 1 Kota Bogor