kajian pencemaran merkuri akibat pengolahan bijih emas di

9
KAJIAN PENCEMARAN MERKURI AKIBAT PENGOLAHAN BIJIH EMAS 01 SUNGAI CIKANIKI SUB. OAS CISAOANE, BOGOR Muhammad Suhaemi Syawal, Yustiawati Pusat Penelitian Limnologi-LiPI JI. Raya Jakarta Bogor KM 46 Cibinong, Bogor 16911 Email: [email protected];[email protected] ABSTRAK KAJIAN PENCEMARAN MERKURI AKIBA T PENGOLAHAN BIJIH EMAS 01 SUNGAI CIKANIKI SUB OAS CISADANE, BOGOR. Penurunan kualitas air permukaan saat ini telah mengancam peruntukannya don bahkan kelestarion sumberdaya air tersebul. Salah satu sungai yang mengalami ancaman tersebut adalah sungai Cikaniki, yang mengalir ke sungai Cianten dan bermuara di Sungai Cisadane. Sungai ini terletak di Kecamatan Nanggun, Kabupaten Bogor. Beberapa kegiatan yang berdampak buruk terjadi pada ruas hulu sungai tersebut. Kegiatan tersebut antara lain berupa penambangan emas tanpa ijin (PETI) yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Penambangan emas liar ini menimbulkan terjadinya erosi, pendangkalan, serta masuknya logam merkuri (Hg) dari proses pengolahan bijih emas ke badan sungai. Proses-proses tersebut sangat berpengaruh pada kualitas air sungai yang selama ini digunakan sebagai tempat mandi dan mencuci bagi penduduk sekitamya.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fisika-kimia air di badan sungai, tingkat pencemarannya, sumber atau lokasi pencemaran yang potensial. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober 2003, dengan mengumpulkan dan menganalisis parameter kimia dan fisika dalam empat kali pengamatan dan pada waktu yang berbeda di Sungai Cikaniki. Parameter primer yang dianalisis adalah pH, DO, COO, NH3-N dan logam-Iogam Merkuri (T-Hg), Timbal (Pb) serta Kadmium (Cd) dengan menggunakan metode standar APHA AWWA (2000). Oisamping itu dilakukan pula pengukuran parameter pendukung seperti kecepatan arus, kekeruhan, suhu dan konduktifitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Sungai Cikaniki sebagian besar parameter kualitas air masih memiliki nilai yang berada dibawah nilai yang diperbolehkan .menurut standar baku mutu pada PP NO. 82 tahun 2001. Beberapa parameter lain menunjukkan nilai diatas batas maksimum seperti konsentrasi BOD (0,97 - 4,49 mg/L), COD (8,78 - 59,43 mg/L), NH3-N (0,001 - 0,086 mg/L) dan telah terjadi pencemaran terhadap logam Merkuri (T-Hg) (0,0023 - 0,1743 mg/L). Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah bahwa telah terjadi pencemaran di setiap titik pengamatan dan waktu pengamatan oleh limbah BOD, COD, NH3-N dan Merkuri (T-Hg). Merkuri mempunyai konsentrasi rata-rata 35 kali diatas batas maksimum yang telah ditetapkan untuk Kelas III (0,002 mg/L) dan Kelas IV (0.005 mg/L). Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat diketahui parameter yang keberadaannya harus segera diwaspadai dan perlu ditindaklanjuti sesegera mungkin untuk mengatasi pencemaran. Khususnya dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran logam Merkuri yang mempunyai nilai dan pengaruh buruk terhadap lingkungan di sekitamya. Kata kunci : Pencemaran merkuri, Penambang Emas Tanpa Ijin, S. Cikaniki-Pongkor ABTRACT A STUDY ON MERCURY POLLUTION AS IMPACT OF SMALL SCALE ILLEGAL GOLD MINING ACTIVITY IN CIKANIKI RIVER, CISADANE SUB. WA TERSHED, BOGOR. Degradation of surface water has now been threatening the purpose and even its sustainability. One of the rivers get/ing such a threat is Cikaniki, which flows to Cianten River and terminated at Cisadane River. Cikaniki is located in Nanggung, a sub district of Bogor. Some activities such es small scale illegal gold mining that ignore environmental aspect occurred in the upstream pf the river. The gold mining causes erosion, sedimentation, and the disposal of mercury (Hg) as waste of gold ore processing into the river. The process is highly influence on water qus/ffy of the river, which is used by the surrounding community for domestic purposes. The aims of this study were to reveal physic-chemical water quality in the river body, the rote of pollution, potential source or location of pollution and to collect data of water quality status that presumably occurred after getting disposal or waste. The study was carried out in July to October 2003 by collecting and analyzing physical and chemical parameters in four observations and at different time in Cikaniki. Analyzed primary parameters were pH, DO, BOD, COD, NHJ-N. and heavy motals (Hg, Pb, and Cd) by standard mol/lGds of APHA AWWA (2000). Supporting paremators such as current, turbidity, temperoture, conductivity. Some parameters woro diroctly measured In tlro fluId, and ol/rofS were analyzed in Hydrochemistry Laboratory, Research Center for Limnology. The result shows that majority of water quality parameters of Cikanikl River are still under the limit tolerated value based on Indonesian Gogerment rogulation for river water No. 8212001 .. Some other parameters show outside the maximum limit such as concentration of BOD (0.97 - 4.49 mgIL), COD (8.78 - 59.43 mgIL), NH3-N (0.001 - 0.086 mgIL), and Hg (0.0023 - 0.1743 mgIL). Based on tile observation, it is concluded that pollution has occurred in every station and time of observation by BOD, COD, NHrN, and Hg wastes. Mercury had average concentration of 35 times the maximum limit stated for Class 1/1(0.002 mgIL) and Class IV (0.005 mgIL). Based on the result, some parameters have to be taken in to account and need direct follow up to handle the pollution especially the impact of Mercury pollution, which has negative impact to the environment. Key word: mercury pollution, small scale illegal gold mining (PETI), Cikaniki River, Pongkor PENOAHULUAN Sungai Cikaniki yang Sungai Cisadane terletak administratif Kecamatan bermuara di di wilayah Nanggung, 85 Kabupaten Daerah Tingkat II Sogor, Jawa Sarat. Sebagian besar penduduk yang mendiami wilayah ini masih menggunakan air Sungai Cikaniki untuk keperluan mandi, cuci

Upload: phamtuong

Post on 14-Jan-2017

240 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Pencemaran Merkuri Akibat Pengolahan Bijih Emas Di

KAJIAN PENCEMARAN MERKURI AKIBAT PENGOLAHAN BIJIH EMAS01 SUNGAI CIKANIKI SUB. OAS CISAOANE, BOGOR

Muhammad Suhaemi Syawal, YustiawatiPusat Penelitian Limnologi-LiPI

JI. Raya Jakarta Bogor KM 46 Cibinong, Bogor 16911Email: [email protected];[email protected]

ABSTRAKKAJIAN PENCEMARAN MERKURI AKIBA T PENGOLAHAN BIJIH EMAS 01 SUNGAI CIKANIKI SUB OAS

CISADANE, BOGOR. Penurunan kualitas air permukaan saat ini telah mengancam peruntukannya don bahkankelestarion sumberdaya air tersebul. Salah satu sungai yang mengalami ancaman tersebut adalah sungai Cikaniki,yang mengalir ke sungai Cianten dan bermuara di Sungai Cisadane. Sungai ini terletak di Kecamatan Nanggun,Kabupaten Bogor. Beberapa kegiatan yang berdampak buruk terjadi pada ruas hulu sungai tersebut. Kegiatan tersebutantara lain berupa penambangan emas tanpa ijin (PETI) yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan.Penambangan emas liar ini menimbulkan terjadinya erosi, pendangkalan, serta masuknya logam merkuri (Hg) dariproses pengolahan bijih emas ke badan sungai. Proses-proses tersebut sangat berpengaruh pada kualitas air sungaiyang selama ini digunakan sebagai tempat mandi dan mencuci bagi penduduk sekitamya.Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui kualitas fisika-kimia air di badan sungai, tingkat pencemarannya, sumber atau lokasi pencemaranyang potensial. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Oktober 2003, dengan mengumpulkan dan menganalisisparameter kimia dan fisika dalam empat kali pengamatan dan pada waktu yang berbeda di Sungai Cikaniki. Parameterprimer yang dianalisis adalah pH, DO, COO, NH3-N dan logam-Iogam Merkuri (T-Hg), Timbal (Pb) serta Kadmium (Cd)dengan menggunakan metode standar APHA AWWA (2000). Oisamping itu dilakukan pula pengukuran parameterpendukung seperti kecepatan arus, kekeruhan, suhu dan konduktifitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SungaiCikaniki sebagian besar parameter kualitas air masih memiliki nilai yang berada dibawah nilai yang diperbolehkan

.menurut standar baku mutu pada PP NO. 82 tahun 2001. Beberapa parameter lain menunjukkan nilai diatas batasmaksimum seperti konsentrasi BOD (0,97 - 4,49 mg/L), COD (8,78 - 59,43 mg/L), NH3-N (0,001 - 0,086 mg/L) dantelah terjadi pencemaran terhadap logam Merkuri (T-Hg) (0,0023 - 0,1743 mg/L). Kesimpulan yang diperoleh dari hasilpenelitian ini adalah bahwa telah terjadi pencemaran di setiap titik pengamatan dan waktu pengamatan oleh limbahBOD, COD, NH3-N dan Merkuri (T-Hg). Merkuri mempunyai konsentrasi rata-rata 35 kali diatas batas maksimum yangtelah ditetapkan untuk Kelas III (0,002 mg/L) dan Kelas IV (0.005 mg/L). Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapatdiketahui parameter yang keberadaannya harus segera diwaspadai dan perlu ditindaklanjuti sesegera mungkin untukmengatasi pencemaran. Khususnya dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran logam Merkuri yang mempunyai nilaidan pengaruh buruk terhadap lingkungan di sekitamya.

Kata kunci : Pencemaran merkuri, Penambang Emas Tanpa Ijin, S. Cikaniki-Pongkor

ABTRACTA STUDY ON MERCURY POLLUTION AS IMPACT OF SMALL SCALE ILLEGAL GOLD MINING ACTIVITY IN

CIKANIKI RIVER, CISADANE SUB. WA TERSHED, BOGOR. Degradation of surface water has now been threateningthe purpose and even its sustainability. One of the rivers get/ing such a threat is Cikaniki, which flows to Cianten Riverand terminated at Cisadane River. Cikaniki is located in Nanggung, a sub district of Bogor. Some activities such essmall scale illegal gold mining that ignore environmental aspect occurred in the upstream pf the river. The gold miningcauses erosion, sedimentation, and the disposal of mercury (Hg) as waste of gold ore processing into the river. Theprocess is highly influence on water qus/ffy of the river, which is used by the surrounding community for domesticpurposes. The aims of this study were to reveal physic-chemical water quality in the river body, the rote of pollution,potential source or location of pollution and to collect data of water quality status that presumably occurred after gettingdisposal or waste. The study was carried out in July to October 2003 by collecting and analyzing physical and chemicalparameters in four observations and at different time in Cikaniki. Analyzed primary parameters were pH, DO, BOD,COD, NHJ-N. and heavy motals (Hg, Pb, and Cd) by standard mol/lGds of APHA AWWA (2000). Supporting parematorssuch as current, turbidity, temperoture, conductivity. Some parameters woro diroctly measured In tlro fluId, and ol/rofSwere analyzed in Hydrochemistry Laboratory, Research Center for Limnology. The result shows that majority of waterquality parameters of Cikanikl River are still under the limit tolerated value based on Indonesian Gogerment rogulationfor river water No. 8212001 .. Some other parameters show outside the maximum limit such as concentration of BOD(0.97 - 4.49 mgIL), COD (8.78 - 59.43 mgIL), NH3-N (0.001 - 0.086 mgIL), and Hg (0.0023 - 0.1743 mgIL). Based on tileobservation, it is concluded that pollution has occurred in every station and time of observation by BOD, COD, NHrN,and Hg wastes. Mercury had average concentration of 35 times the maximum limit stated for Class 1/1(0.002 mgIL) andClass IV (0.005 mgIL). Based on the result, some parameters have to be taken in to account and need direct follow upto handle the pollution especially the impact of Mercury pollution, which has negative impact to the environment.

Key word: mercury pollution, small scale illegal gold mining (PETI), Cikaniki River, Pongkor

PENOAHULUAN

Sungai Cikaniki yangSungai Cisadane terletakadministratif Kecamatan

bermuara di

di wilayahNanggung,

85

Kabupaten Daerah Tingkat II Sogor, JawaSarat. Sebagian besar penduduk yangmendiami wilayah ini masih menggunakan airSungai Cikaniki untuk keperluan mandi, cuci

Page 2: Kajian Pencemaran Merkuri Akibat Pengolahan Bijih Emas Di

dan kakus. Air minum sehari-hari diperolehdari sumur tanah yang dibuat dengankedalaman rata-rata 10 meter. Bagian huluSungai Cikaniki terdapat Unit PenambanganEmas Pongkor resmi dari PT. Antam (AntamUPEP) yang telah melakukan aktivitasnyapad a tahun 1992. Ekstraksi emas dari bijihemas pad a penambangan ini adalah denganmeng-gunakan bahan Sianjda atau yangdisebut proses sianidasi. Selainpertambangan emas resmi tersebut, terdapatpula Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI)yang disebut gurandil. PETI tersebut telahmemulai penambangan secara diam-diampad a tahun 1992 dan pad a tahun 1998sampai akhir tahun 2000 jumlah penambangliar yang berasal dari berbagai wilayahIndonesia semakin meningkat dandiperkirakan mencapai lebih dari 3000 orang.Penambangan liar emas tersebut telahmenimbulkan dampak terhadap lingkungandi sekitamya, seperti kerusakan hutan, erosi,pencemaran air, udara dan sampah. Prosespenambangan bijih emas di wilayah bukitpongkor oleh masyarakat dilakukan dengancara menggali tanah di sekitar bukit tersebutkemudian dilakukan proses pencucianataupun pemisahan bijih emas dari tanahnyadi sungai Cikaniki dan beberapa anak sungailainnya dengan menggunakan senyawa­senyawa kimia berbahaya dan beracun bagilingkungan maupun kesehatan manusia.Proses yang menggunakan Merkuri (Hg)atau kuik (quick silver) sebagai bahan dasar,sang at tidak memperhatikan aspekkesehatan dan lingkungan, baik dalampenggunaan alat gelundungan (tabung besi)atau penggunaan logam merkuri sebagaipengikat bijih emas yang sisanya biasanyalangsung dibuang ke sungai. Proses inididuga telah merusak sifat kimia dari kualitasair sungai tersebut. Keadaan seperti diatas

diamati pada bagian hulu sungai dekatpegunungan (anak Sungai Cikaniki) dan dibeberapa lokasi bagian hilir sungai. Lokasi­lokasi tersebut menjadi tempat peng­operasian gelundungan yang aliran airnyaakhirnya masuk ke Sungai Cikaniki.Beberapa penduduk desa yang berada diwilayah Kec. Nanggung bahkan mengolahdan membuang sisa pengolahannyalat"lgsung ke S. Cikaniki.

Bahayanya senyawa merkuri terhadapmanusia baik secara langsung maupun tidakdapat mengakibatkan kematian maupunkecacatan pad a generasi selanjutnya apabila mengkonsumsi makanan yang telahtercemari oleh senyawa tersebut. Hal iniseperti yang terjadi di negara Jepang yaitu diwilayah pantai Minamata pada sekitar tahun1953 sampai 1960 dimana kurang lebih 146nelayan diwilayah itu meninggal danmengalami cacat tubuh karena meng­konsumsi ikan dan kerang laut yang telahtercemar oleh limbah merkuri. Penambangliar emas di sepanjang Sungai Amazon diBrasil membuang satu kilogram merkuriuntuk tiap kilogram emas tambang. Merkuripencemar itu 80 % berasal dari destilasiamalgam yang tidak sempurna, misalnyadengan menguapkan di udara terbuka dansisanya 20% terbuang bersama tailing ataulimbah tanah yang telah diambil emasnyal9J.

Penggunaan merkuri untuk pengolahanbijih emas telah lama berkembang, namunteknologi yang digunakan masih tradisional,sehingga menyebabkan merkuri yangdigunakan untuk mengekstrak emas banyakterbuang ke lingkungan perairan secara tidakterkendali. Terbuangnya merkuri secarabebas ke lingkungan perairan daratberpotensi mer1yebabkan efek racun padaekosistem perairan daratl10I.

---- -- - - - -- ------~- - - -- --- ~----- - ---

Titik

Jarak

lO,kasi WilayahPosisi (G P S)

Kedalamanlebar (m)(m) (m)

TS -1

0Desa CisaruaS : 06° 37' 05.6" E

1,1~1,828

: 106°32' 32.1"

TS - 2

2400Desa Curug BitungS: 06° 37' 01.7" E

1,0-1,555

: 106° 32' 31.4"

TS - 3

13150Desa panjaunganS : 06° 34' 12.3" E

0,8 -1,167

: 106°33' 46.1"T k Lokasi P

86

bilan C hAir di S.Cikanik"

Page 3: Kajian Pencemaran Merkuri Akibat Pengolahan Bijih Emas Di

Untuk mencegah efek pencemaranmerkuri yang lebih meluas di kemudian hari,perlu dikembangkan metoda/teknologi yangdapat mengurangi pencemaran logam-Iogamberat di perairan darat khususnya merkuri.Menyadari pentingnya peranan sungaibagi masyarakat ~awa Barat, sertapentingnya penyediaan kebutuhan air bakuuntuk kehidupan sehari-hari bagi masyarakatJakarta, maka pemerintah telah melakukanupaya dan kebijakan dengan membuatPeraturan Perundang-undangan LingkunganHidup yang menyangkut tata carapengendalian dan kriteria pencemaranlingkungan antara lain, PeraturanPemerintah No. 82 Tahun 2001, ten tangPengelolaan Kualitas Air dan PengendalianPencemaran Air serta Keputusan MenteriNegara Lingkungan Hidup Nomor : MENKLH,No. 115 Tahun 2003, tentang PedomanPenentuan Status Mutu Air. Namun hinggasaat ini peraturan dan perundang-undangantentang lingkungan hidup masih belummaksimal diterapkan o(eh pemerintah pusatmaupun daerah serta masyarakat padaumumnya. Tujuan dari penelitian ini adalahuntuk mengetahui status/ kondisipencemaran logam berat Kadmium (Cd),Timbal (Pb) dan khususnya merkuri (Hg)pada Sungai Cikaniki yang bermuara di S.Cisadane. Adapun sasaran dari penelitian iniadalah untuk mengkaji status dan dampakkerusakan lingkungan terhadap sumberdayaair di Sungai Cikaniki dan sekitarnya sertamengkaji langkah-Iangkah penghentianpencemaran limbah merkuri akibatpengolahan bijih emas dan kerusakanlingkungan untuk perbaikan kondisisumberdaya air.

METODOLOGI PENELITIAN

1. Lokasi PenelitianPenelitian ini mengambil lokasi yaitu di

Sungai Cikaniki Kecamatan Nanggung -

87

Leuwiliang Kabupaten Oaerah Tingkat IIBogor yang bermuara di Oaerah AliranSungai Cisadane. Secara geografis daerahini terletak pad a 06° 90' Lintang Selatan dan106° 33 ' Bujur Timur dan kurang lebih 30kilometer sebelah Barat kota Bogor.Pengambilan contoh air dilakukan di tigadesa di Kecamatan Nanggung yangmerupakan daerah terdekat yang dilintasioleh S. Cikaniki, yaitu Os. Cisarua (TS-1),Os. Curug Bitung (TS-2) dan Os Panjaungan(TS-3). Frekuensi pengambilan contoh airdilakukan sebanyak 4 (em pat) kali yaitubulan Juli, Agustus, September dan Oktober2003.

2. Pengambilan dan penanganan contohairPengambilan contoh air dilakukan

menggunakan snatch bottle sampler dandilakukan dengan metoda integrasi(integrated samples) dalam waktu relatifsama, kemudian contoh air tersebut di­composite. Contoh air untuk logamdimasukkan kedalam botol gelas yang sudahdicuci dengan larutan asam dan contoh airtersebut ditambahkan asam nitrat sebagaipengawet kemudian disimpan dalam kotakes (cool box), sedangkan analisis logammenggunakan Atomic AbsorptionSpectrophotometer (AAS) sesuai denganStandard Methode APHA, AWWA, 2000.Pengukuran kualitas air dilapanganmenggunakan Water Quality Checker,HORIBA U-10.

3. Analisis DataData hasil pengukuran kualitas air

dilapangan dan di laboratorium yaitu denganmembandingkan dengan PP No. 82 Tahun2001, ten tang Pengelolaan Kualitas Air danPengendalian Pencemaran, khususnya untukbaku mutu air kelas III dan IV.

Page 4: Kajian Pencemaran Merkuri Akibat Pengolahan Bijih Emas Di

8~'"

oosooo 670000

is

\. I I- I~I GD P~n9olahanbljih ~mas I 8

---- -.----., - n - ----1-----(;,(;1100 t:/:;ooo

2 .• KIJomCCers----.....

Legenda:

~""""~: Jalan utama

-----: Jalan

: Sungai

1'5 : Titik Sampling

Gambar 1. Lokasi pengambilan contoh air S. Cikaniki

HASIL DAN PEMBAHASAN

HasH pengukuran dan pengujian airSungai Cikaniki dapat dilihat pada Tabel 2.Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan dan wawancara denganmasyarakat diperoleh fakta bahwa dari 10 ­15 kg tanah galian yang mengandung bijihemas yang dimuatkan pada satugelundungan, dengan menggunakan 0,5

88

hingga 1 kg logam merkuri, maka estimasisisa merkuri yang berasal dari satugelundungan yang dioperasikan di S.Cikaniki adalah 20 % x 1 kg Merkuri = 200g/1 buah gelundungan.Sementara itu pada tahun 1999 diperkirakan

terdapat lebih dari 1000 buah gelundun~anyang beroperasi setiap harinya 111•

Page 5: Kajian Pencemaran Merkuri Akibat Pengolahan Bijih Emas Di

Tabel 2. Hasil Rerata Analisis Fisika dan Kimia Air S " Cikanik"

,1":'·Pa;~~c(cr.' SJd~.n" "t,

JuliA~u.lu,ScptcmbcrOklob,'r

TS-I

TS-lTS-ITS-lTS-JTS-ITS-lTS-JTS-J,TS-ITS-lTS-J

Suhu

flc27,727,826.827.126.725,826.226.327.727.527.327.4

DHL

'IS/em5140737678918910452595158

Kckcruhan

NTU868312418514"114133134!ff96107111

Kcc. Arus

m1detik0,36'0.250.490.650.5D0.840.540.550.450.460.480.65

pH

,5.65.96.86.76.76.66.96.86.16.26.26.1

DO

rny/L5.544.458,067,487.565.365.595,776.395,665.02".03

6005

mglL4,366.491.401.282.861,941,431,973.653.464.685,42

COD

mg/L18.821,352.356.554.269.428,926.419.834.454.867,1

NHJ,N

mg/L0,3340,2760,1490,1350.1450,0940.0950.1360.2190.2160.1210.104

Merkurimg/L

0,0080,0270,0100.0110,0100,0080,0090.0050,0150,0160,0390,023(T-Hg)Timbsl

mglL0.0730.0090,0200,0220.0230,0490.0030.0030,0550.0520.0450.034(Pb)

Kadmiummg/L

0.0160.0170,0090,0110.0050.0110,0160,0070,0070.0030,0060,005(Cd)

Hingga tahun 2003 pengolahan bijih emasdengan menggunakan gelundungan di S.Cikaniki sudah cukup jauh berkurang,diperkirakan sekitar 100 - 200 gelundunganyang masih beroperasi baik langsung didalam badan sungai maupun tidak langsungdengan menggunakan listrik/ diesel di rumahatau lokasi-Iokasi tertentu, Hal ini diduga adaketerkaitannya dengan harga em asdipasaran yang sudah mencapai harga yangcukup stabil, disamping lahan (tanah) yangsudah sangat terbatas untuk penggalian.

Cara penambangan emas danpengolahan bijih emas oleh para pen am bangliar ini sangat sederhana, tetapi akibatkesederhanaan dan ketidak-tahuan sertaketidakpedulian mereka telah membawaaklbat buruk bagI kelangsungan hlduplingkungan di sekitarnya.

Hasil pengamatan terhadap ruas SungaiCikaniki yang dimulai dari Os. Cisarua hinggaOs Panjaungan menunjukkan suatu sungaipegunungan yang berarus tenang, bertebingcuram dan berdasar batu, pasir dan kerikil.Batu-batu besar di bagian badan sungaiumumnya be~arak relatif dekat satu denganyang lainnya dengan diameter yangbervariasi antara 0,5 - 5 meter. Batuan yangterdapat di badan sungai ada yang tersusunsecara alami membentuk tanggul,bendungan atau lubuk-lubuk di belokansungai. Namun di beberapa tanggul atau

89

bendungan batu-batu juga tersusun secarabuatan oleh manusi. Hal ini dilakukan olehpara penambang-penambang emas liaruntuk mengalirkan air sungai gunamenjalankan gelundungan. Oi beberapabagian lain dijumpai arus yang tidak terlaluderas, sedang dasarnya berupa batuberkerikil, pasir atau pasir berlumpur. Anak­anak sungai di ruas Sungai Cikaniki ini jugaberciri sebagai sungai pegunungan yangterdiri atas Sungai Cisarua, S. Cihiris, S.Ciparai dan S. Cileungsi, dan kumpulan anaksungai yang mengalir di daerahpertambangan. Erosi dan tanah longsorakibat dari penggalian batu, pasir atau tanahmasih dijumpai di beberapa lokasi bagianhulu maupun bagian hilir Sungai Cikaniki. HalInl dlduga koruna pongololaan danpengolahan lahan dan pertambangan yangbelum sempurna disamping adanya curahhujan yang cukup tinggi.

Air Sungai Cikaniki yang bersumber daridaerah pegunungan sang at memungkinkanair ini memiliki suhu yang rendah. Hasilpengukuran menunjukkan bahwa suhuberkisar antara 25,8 - 27,8 DC. Nilai suhu airantar waktu pengamatan tidak mengalamiperubahan yang cukup besar. Oaya HantarListrik (OHL) berkisar antara 40 - 104 !-IS/cm.Nilai OHL tertinggi selama pengamatanterjadi pada bulan Oktober 2003 di DesaPanjaungan (TS-3) dan nilai OHL terendah

Page 6: Kajian Pencemaran Merkuri Akibat Pengolahan Bijih Emas Di

40 JlS/cm terjadi pada bulan Juli 2003 diDesa Curug Bitung (TS-2). Konduktivitasatau Daya Hantar Listrik menggambarkanbanyaknya garam terlarut atau terionisasidalam air. Dalam penentuan kualitas airtawar, parameter ini cukup penting untukdiperhatikan. Daya Hantar listrik adalahsuatu ungkapan numerik bagi kemampuancontoh air untuk mengalirkan arus listrik.Ungkapan numerik ini tergantung padakonsentrasi total senyawaan yang terlarut didalam air dan suhu pada saat pengukuran[131•

Hasil pengukuran memperlihatkan nilaikekeruhan air sungai pada tiga titikpengamatan berkisar antara 83 - 185 NTU.Nilai kekeruhan tertinggi dan terendah terjadipada bulan September dan Juli di DesaCurug Bitung (TS-2). Tinggi rendahnya nilaikekeruhan ini disebabkan karena adapengaruh dan proses pengendapan selamaair sungai tersebut mengalir ke hilir danditambah dengan adanya tanggul-tanggulbuatan pada badan sungai serta padapengukuran bulan September hujan sudahmulai turun. Kecepatan arus air sungai padatiga titik pengamatan berkisar antara 0,25­0,84 m/dtk. Kecepatan arus terbesar terjadidi Desa Cisarua (TS-1) pada bulan Oktober.Hal ini terjadi karena curah hujan cukuptinggi sehingga mempengaruhi kecepatanarus. Untuk daerah Kecamatan Nanggung(Gn. Pongkor) titik awal terjadinya hujandimulai pada bulan September danpeningkatan curah hujan terjadi pad a bulanNovember sampai mencapai puncaknyapada bulan Januari tahun berikutnya.Disamping itu lokasi pengamatan tersebutsungainya lebih sempit dibandingkan lokasiyang lain[111•

Hasil pengukuran memperlihatkanbahwa pH air Sungai Cikaniki pada tiga titikpengamatan berkisar antara 5,6 - 6,9.Selama pengamatan pH air sungai tertinggiterjadl pede bulan Oktober di Dose CurugBitung (TS-2) dan terendah terjadi padabulan Juli di desa Cisarua (TS-1).Rendahnya nilai pH diduga bahwa S.Cikaniki sebagai muara dari beberapa anaksungai lainnya berada di daerah mineralisasiyang mengandung mineral pirit yang bersifatasam(3]. Batas toleransi organisme perairanterhadap pH bervariasi dan dipengaruhibanyak faktor antara lain, suhu, oksigenterlarut, alkalinitas dan adanya berbagaianion dan kation serta dinyatakan pulabahwa perairan yang ideal bagi perikananadalah yang nilai pH aimya berkisar 6,5 ­8,5141.

90

Oksigen sang at penting bagi pernapasandan merupakan salah satu komponen utamabagi metabolisme ikan dan organismeperairan lainnya. Kelarutan oksigen di dalamair dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi garamdan tekanan parsial gas·gas yang ada diudara maupun di air. Makin tinggi suhu,konsentrasi garam dan tekanan parsial gasyang terlarut dalam air maka kelarutanoksigen dalam air makin ber-kurang danmerupakan parameter kualitas air paling kritisdi perairan. Selanjutnya dinyatakan bahwakonsentrasi Oksigen Terlarut optimum untukpertumbuhan ikan harus lebih besar dari 5mg/L dan apabila tidak terdapat senyawaberacun pada perairan sungai terse but makakandungan oksigen minimum sebesar 2 mg/Lsudah cukup mendukung kehidupanorganisme secara normal dan dapatmendukung kehidupan organisme akuatik,tetapi organisme tersebut dapat pulaterhambat pertumbuhannya(5].

Berdasarkan hasil pengujianmemperfihatkan bahwa konsentrasi OksigenTerlarut pada tiga stasiun berkisar antara4,45 - 8,06 mg/L. Fluktuasi konsentrasiOksigen Terlarut menunjukkan tidak adaperbedaan, hal ini dimungkinkan karenakondisi sungai yang umumnya berarus derasdan berbatu sehingga secara alami dapatmenambah konsentrasi oksigen (aerasi)pada perairan tersebut. Menurut Pescod,penguraian zat organik adalah peristiwaalamiah; apabila suatu badan air dicemarioleh zat organik, bakteri dapat mengha­biskan oksigen terlarut yang dapatmengakibatkan kematian ikan-ikan dalam airdan keadaan menjadi anaerobik sehinggadapat menimbulkan bau busuk pada airtersebue11J. Selanjutnya dinyatakan pulabahwa konsentrasi BOD yang lebih dari 12mg/L menandakan perairan tersebut kotordan yang melampaui 20 mg/L sudah tidakproduktif legi untuk pertumbuhan organismedi perairan.

Berdasarkan kriteria yang dipergunakanuntuk evaluasi tingkat pencemaran air untukbaku mutu air dinyatakan dalam bentukklasifikasi, seperti untuk konsentrasi BOD < 1mg/L disebut pencemaran sangat ringan;untuk konsentrasi BOD 1 - 3 mg/L disebutpencemaran ringan; untuk konsentrasi BOD3 - 6 mg/L disebut pencemaran sedang danuntuk konsentrasi BOD > 6 mg/L disebutpencemaran berat (Puslitbang Pengairan,Kualitas Lingkungan di Indonesia, 1990).Mengacu kepada kriteria di atas, secaraumum air Sungai Cikaniki untuk konsentrasi

Page 7: Kajian Pencemaran Merkuri Akibat Pengolahan Bijih Emas Di

BOD dapat dikatakan telah terjadipeneemaran sedang pada tiga lokasipengamatan, yaitu berkisar antara 1,28hingga 6,49 mg/L.

Berdasarkan kriteria yang diper-gunakanuntuk evaluasi tingkat peneemaran air untukbaku mutu air dinyatakan dalam bentukklasifikasi, seperti untuk konsentrasi COD < 5mg/L disebut peneemaran sangat ringan;untuk konsentrasi COD 6 - 9 mg/L disebutpeneemaran ringan; untuk konsentrasi COD10 - 15 mg/L disebut peneemaran sedangdan untuk konsentrasi COD > 16 mg/Ldisebut peneemaran berat (PuslitbangPCiIMSt.1lfgn, Kuc*littu\ I.lngkuna!i1n ell IndQ!1li1lh:a,

1990). Mengaeu kepada kriteria di atas,seeara umum air Sungai Cikaniki untukkonsentrasi COD rata-rata dapat dikatakantelah terjadi peneemaran berat, dengankonsentrasi berkisar 18,79 hingga 69,40mg/L. Ammonia dalam air permukaanumumnya berasal dan limbah rumah tanggaatau domestik. Konsentrasi Ammoniaselama pengamatan berkisar antara 0,094 ­0,334 mg/L. Dalam empat kali pengamatankonsentrasi Ammonia tertinggi terjadi padabulan Juli 2003 di desa Cisarua (TS-1) dankonsentrasi terendah terjadi pad a bulanOktober 2003 di desa Cisarua (TS-1).

Menurut Peseod, air tanah hanyamengandung sedikit ammonia yang dapatmenempel pad a partikel-partikel tanah liatselama infiltrasi air ke dalam tanah dan akansulit terlepas dan partikel tanah liat terse but[11 J. Dinyatakan pula bahwa konsentrasiammonia sebaiknya tidak melebihi dari 1mg/L untuk perairan tropis, karena apabilalebih dan 1 mg/L dapat menghambat dayaserap haemoglobin terhadap oksigen, yangmenyebabkan ikan dan hewan air lainnyaakan mati lemas. Ditetapkan pula kon­sentrasi Ammonia untuk air minum harus

dibawah 0,1 mg/L dan pada air sungai harusdibawah 0,5 mg/L sebagai syarat mutu airsungai di Indonesia (Puslitbang Pengairan,Kualitas Lingkungan di Indonesia, 1990).Seeara umum konsentrasi Ammonia di S.Cikaniki telah te~adi peneemaran atau telahmelebihi nilai baku mutu air Kelas III dengankonsentrasi 0,02 mg/L. .

Konsentrasi merkuri air Sungai Cikanikipada em pat kali pengamatan berkisar antara0,0052 - 0,0394 mg/L. Dari hasilpengamatan terdapat konsentrasi merkunyang meneapai rata-rata 25 kali lebih tinggidari batas maksimum yang diperbolehkanberdasarkan PP No. 82 Tahun 2001. Nilaikonsentrasi tersebut menunjuk-kan masih

91

adanya kegiatan pengolahan bijih emas padabadan perairan dan di darat, baik di hulusungai maupun di hilir. Ceeeran, sisa ataulimbah merkuri dari pengolahan bijih emaslangsung dibuang di sung ai, sedangkanpengolahan yang dilakukan di rumahpenduduk pembuangannya dilakukandengan membuat parit-parit keeil yang aUranlimbahnya dapat langsung masuk ke sungaiatau tanah.

Disamping itu logam merkuri yangterdapat di udara ternyata bukan hanyaberasal dan penguapan dan tumpahan darimerkun, tetapi uap merkun ini jugabur.umber gAri pgl.psnnm senyaw9 mfiJrk",risebagai efek dari aktivitas bakteri yang hiduppada perairan yang telah tercemar olehlogam merkuri. Proses ini berawal dariperombakan logam merkuri (ion Hg22+) yangmengendap pada dasar sedimen perairanyang telah tereemar sebelumnya dan olehdukungan faktor suhu, pH, zat padat danfaktor lainnya yang terdapat pad a sedimenperairan tersebut. Selanjutnya ion-ion yangtelah dirombak oleh aktivitas bakteri dapatmembentuk senyawa metil-merkuri yangsangat mudah menguap ke udara dansangat beraeun bagi biota perairan[9J•

Seeara umum di Sungai Cikaniki telahterjadi peneemaran Merkuri yang cukup beratdibandingkan dengan batas maksimum BakuMutu Kualitas Air dalam PP. No. 82 Tahun2001 untuk kelas III dengan batas maksimumyang diperbolehkan adalah 0,002 mg/l.

Konsentrasi Timbal air sungai Cikanikipada tiga stasiun selama pengamatanberkisar antara 0,003 - 0,073 mg/L.Konsentrasi Timbar tertinggi te~adi padabulan Juli 2003 di Desa Cisarua (TS-1) atauhampir tiga kali lebih tinggi dan konsentrasimaksimum yang diperbolehkan. Sedangkankonsentrasi terendah (0,003 mg/L) terjadipad a bulan Oktober 2003 di DesaPanjaungan. Adanya konsentrasi timbal padaperairan ini diduga karena masih tingginyaaktivitas kendaraan angkutan (motor danmobil) maupun mesin diesel yang digunakansebagai penggerak alat pengolahan bijihemas tersebut. Timbal yang ada dalamtatanan udara. terutama bersumber danbuangan (asap) kendaraan bermotor. Asaptersebut akan membentuk partikulat­partikufat di udara bebas dengan unsur­unsur lain kemudian akan jatuh ke tanahatau menempel (diserap) oleh tumbuh­tumbuhan [9]. Disamping itu melalui proses­proses geologi atau proses korosifikasi danbatuan mineral akibat arus yang deras dan

Page 8: Kajian Pencemaran Merkuri Akibat Pengolahan Bijih Emas Di

angin merupakan salah satu jalur sumbertimbal yang dapat masuk ke dalam badanperairan. Konsentrasi kadmium pada tigastasiun selama pengamatan berkisar antara0,0029 - 0,0158 mg/L atau dari beberapastasiun pengambilan sedikit lebih tinggi darikadar maksimum Kelas III yangdiperbolehkan (0,01 mg/L). Konsentrasikadmium tertinggi terjadi pad.a bulan Oktoberdi desa Curug Bitung (TS-2) hampir dua kalilebih tlnggi dari konsentrasi maksimum yangdiperbolehkan, sedangkan konsentrasiterendah terjadi pada bulan Agustus di desaCisarua (TS-1). Dalam strata lingkungansenyawa Kadmium dan persenyawaannyaditemukan dalam banyak lapisan tanah,secara sederhana dapat diketahui bahwakandungan logam Kadmium akan dapatdijumpai di daerah-daerah penimbunansampah yang terbawa aliran air hujan, selaindalam air buangan indu5tri[9J•

Secara umum konsentrasi Kadmiumpada Sungai Cikaniki masih berada dibawahnilai Baku Mutu Kualitas Air dalam PP. 82Tahun 2001 untuk Kelas III dan IV darikonsentrasi maksimum yang diperbolehkanadalah 0,01 mg/L.

KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

Kualitas air di Sungai Cikaniki untukparameter Suhu, Konduktivitas (DHL),Kekeruhan (Turbiditas), pH, Oksigen Terlarut(DO), Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) beradadi bawah batas maksimum dari standar bakumutu kualitas air Kelas III dan IV yangdikeluarkan oleh pemerintah melaluiPeraturan Pemerin18h Republik IndonesiaNo. 82 Tahun 2001 ten18ng PengelolaanKualitas Air dan Pengendalian Pencemaran.Beberapa parameter kuali18s air di SungaiCikaniki kecenderungan atau diduga telahterjadl penoemoren, entorea luln :• BOD dan COD : berdasarkan kriteria

yang digunakan untuk evaluasi tingkatpencemaran air yang dinyatakan dalambentuk klasifikasi, diduga bahwa telahte~adi pencemaran ringan sampaisedang. Demikian pula halnya denganCOD, telah te~adi pencemaran berat.

• Ammonia-N: dapat dikatakan tercemarberdasarkan batas maksimum (sebesar0,02 mg/L) PP No. 82 tahun 2001.

• Timbal dan kadmium : tercemar ringanberdasarkan batas maksimum (sebesar0,03 dan 0,01 mg/L) PP. No. 82 tahun2001

92

• Merkuri (T-Hg) : berdasarkan hasH uji dilaboratorium telah terjadi pence-maran25 kafi lebih besar dari batas maksimum(sebesar 0,002 mg/L) PP No. 82 Tahun2001.

2. Saran

a) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjutsecara berkala dan ber­kesinambungan terhadap dampakyang terjadi serta untuk mengetahuiperkembangan kuali18s air SungaiCikaniki.

b) Sudah selayaknya seluruh lapisanmasyarakat menyikapi akan dampakpencemaran dengan ikut terlibatdalam pengelolaan danpemeliharaan kualitas air sungaidengan tidak membuang limbahmerkuri tersebut ke dalam badansungai dan tidak melakukanpengolahan di badan sungai.

c) Perlu diberikan penyuluhanmengenai pengelolaan danpengolahan bijih emas dengan caramenyimpan sisa buangan (limbahmerkuri).

d) Perlu dilakukan pengawasan danusaha-usaha dari pihak terkait(khususnya instansi pemerintah)dalam membimbing dan memper­kenalkan pengelolaan lingkungandan pengolahan bijih em as yangbaik dengan menyediakan kantong­kantong penyimpanan sisa limbahmerkuri tersebut.

e) Perlu diberikan alternatif teknologidengan mengembangkan danmengkaji penggunaan retort sebagaipemurnian merkuri.

DAFTAR PUSTAKA1. Anonymous. 2000. Standard Methods for

the Examination of Water andWastewater, APHA, AWWA, WEFWashington DC : 1993 pp.

2. Anonymous, 1999. Laporan hasil-hasHPenelitian Puslit Geoteknologi-LiPI.

3. Anonymous, 1999. Pencemaran Air diOaerah Jabotabek. Dinas Pengairan PU.Departemen Pekerjaan Umum RI.Laporan Tahunan.

Page 9: Kajian Pencemaran Merkuri Akibat Pengolahan Bijih Emas Di

4. Black, P. E., 1996. WatershedHydrology. 2nd Edition. State University ofNew York, College of EnvironmentalScience and Forestry Syracuse, NewYork.

5. Boyd, C.E. 1990. Water quality in pondsfor aquaculture. Birmingham Pub. Co.Auburn, Alabama, USA.482

6. Maney, K.H & W~ber, J.R, 1971.Analysis of Industrial Wastewater. JohnWilley and Sons.

7. Maney, Khalil H, (Ed.). 1973.Instrumental Analysis for Water PollutionCon troll. 3th print. Ann Arbor Sei. Inb.Inc., Ann Arbor, Michigan.

8. Metcalf & Eddy, 1991. WastewaterEngineering Treatment Disposal, Reuse.3th Ed. Singapore: Me Graw Hill Book Co.

9. Moore, J.W & Ramamoorty, S. 1983.Heavy Metals in Natural Waters. AppliedMonitoring and Impact Assesment.Springier-Verlag New York BerlinHeidelberg Tokyo.

93

10. Pratiwi, D., 1993. Kondisi Fisika KimiaPerairan Sungai Siak di Sekitar PT.Rantau Wijaya Sakti Plywood KelurahanLimbungan Kec. Rumbai KotamadyaPekan Baru. Skripsi Sarjana Fak.Perikanan Universitas Riau.

11. Syawal, M.S., 2000. pengamatankualitas air Sungai Cikaniki Sub.DASCisadane Leuwiliang, Bogar. SkripsiSarjana Universitas Pakuan.

12. Syawal, M.S., Shunitz, T., 2002.Influence of Illegal Gold Mining onMercury Levels in Cikaniki River inPongkor Area, West Java, Bogor.Proceeding of the InternationalSymposium on Land Management andBiodiversity in Southeast Asia. Bali,Indonesia.

13. Wardoyo, S.T.H., 1983. MetodaPengukuran Kualitas Air. TrainingPenyusunan Analasis Mengenai DampakLingkungan. PUSDI-PSL-IPB - Bogor.