kajian lingkungan bisnis pt prisma mahesa unggul.pdf

57
i KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG PADA PT PRISMA MAHESA UNGGUL KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT JAENAL ABIDIN VERAWATI NURHASANAH RINA AGUSTINA PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: schatzistone

Post on 29-Dec-2015

362 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

i

KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS

USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG PADA

PT PRISMA MAHESA UNGGUL

KABUPATEN BOGOR

JAWA BARAT

JAENAL ABIDIN

VERAWATI NURHASANAH

RINA AGUSTINA

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

ii

RINGKASAN

JAENAL ABIDIN, VERAWATI NURHASANAH, RINA AGUSTINA. Kajian

Lingkungan Bisnis Peternakan Sapi Potong pada PT Prisma Mahesa Unggul

Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dibimbing oleh

YUSALINA.

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup

besar dan dapat berkontribusi terhadap struktur perekonomian nasional. Mayoritas

penduduk Indonesia telah menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Salah

satu bagian dari sektor pertanian yang memiliki peluang sangat besar untuk

dikembangkan yaitu subsektor peternakan. Kebutuhan masyarakat akan produk-

produk peternakan sebagai penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin

meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi guna

meningkatkan kualitas hidup.

Dari segi konsumsi dalam negeri, perusahaan penggemukan sapi potong

memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangakan hal ini dikarenakan,

pada tahun-tahun mendatang diperkirakan konsumsi daging sapi potong

meningkat seiring dengan pertambahan dan kesadaran masyarakat tentang

pentingnya protein sehingga hal ini merupakan peluang bagi perusahaan.

Permintaan masyarakat akan proteni hewani yang semakin meningkat

mengakibatkan pengembangan peternakan mempunyai peluang sangat besar pada

masa yang akan datang.

PT Prisma Mahesa Unggul merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

penggemukan sapi potong dengan sistem dry lot fattening. Perusahaan ini telah

berdiri sejak tahun 2009, dengan kapasitas kandang sebanyak 1.000 ekor.

Penulisan Kajian Lingkungan Bisnis didasarkan pada hasil pengamatan dan

kerja langsung selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dimulai

pada tanggal 04 Februari 2013 sampai dengan 27 April 2013 di PT Prisma

Mahesa Unggul Bogor. Penulisan Kajian Lingkungan Bisnis bertujuan untuk

mengkaji faktor-faktor eksternal dan internal perusahaan untuk dianalisis dengan

metode SWOT, sehingga menghasilkan alternatif strategi. Hasil penulisan

diharapkan dapat memberi informasi dan masukan bagi semua pihak yang

berkepentingan.

Jenis data yang digunakan dalam penulisan KLB adalah data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dengan melakukan

wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan serta dari hasil pengamatan

selama terlibat langsung dalam kegiatan perusahaan. Data sekunder adalah data

yang diperoleh secara tidak langsung melalui penelusuran informasi dari berbagai

sumber referensi, seperti majalah, buku, laporan dari Dinas Peternakan, Badan

Pusat Statistik, dan electronic library.

Metode analisis pada Kajian Lingkungan Bisnis pada PT Prisma Mahesa

Unggul membahas lingkungan internal dan eksternal perusahaan sebagai data

dalam menganalisis berbagai aspek. Hasil analisis melalui metode analisis SWOT

untuk mengetahui peluang dan ancaman atau kekuatan dan kelemahan perusahaan

Page 3: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

iii

sehingga perusahaan berupaya mengoptimalkan peluang dan kekuatan dengan

meminimalisasikan ancaman dan kelemahan. Metode analisis dalam Kajian

Lingkungan Bisnis pada PT Prisma Mahesa Unggul menggunakan data primer

dan data sekunder.

Berdasarkan hasil analisis lingkungan perusahaan PT Prisma Mahesa

Unggul baik secara internal maupun eksternal, diperoleh beberapa alternatif

strategi yang merupakan kombinasi dari faktor internal dan eksternal yang dapat

digunakan sebagai referensi untuk proses pengembangan usaha dan perbaikan

perusahaan. Alternatif strategi S-O yaitu dengan oeningkatan kapasitas produksi

dan pendirian unit bisnis pembibitan, sedangkan alternatif strategi W-O yaitu

pendirian unit bisnis pengolahan pupuk. Alternatif strategi S-T yaitu

mengenfisiensikan biaya produksi. Sedangkan alternatif strategi W-T yaitu

dengan menjalin hubungan baik dengan pembeli dan pemasok.

Page 4: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

iv

KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS

USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG PADA

PT PRISMA MAHESA UNGGUL

KABUPATEN BOGOR

JAWA BARAT

JAENAL ABIDIN

VERAWATI NURHASANAH

RINA AGUSTINA

Laporan Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Ahli Madya pada

Program Diploma Keahlian Manajemen Agribisnis

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 5: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

v

Judul Tugas Akhir : Kajian Lingkungan Bisnis Usaha Penggemukan Sapi

Potong di PT Prisma Mahesa Unggul Kabupaten Bogor

Jawa Barat

Nama/NIM : Jaenal Abidin J3J109045

Verawati Nurhasanah J3J110083

Rina Agustina J3J210197

Program Keahlian : Manajemen Agribisnis

Disetujui oleh

Dra Yusalina, MSi

Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir M. Zairin Junior, MSc Ir Sutara Hendrakusumaatmaja, MSc

Direktur Koordinator Program Keahlian

Page 6: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) dan menyusun laporan dengan baik.

Laporan PKL ini merupakan langkah awal bagi penyusun untuk

menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu kewajiban akademik yang harus

dipenuhi dan merupakan salah satu syarat kelulusan bagi setiap mahasiswa tingkat

akhir Program Diploma III Program Keahlian Manajemen Agribisnis, Institut

Pertanian Bogor. Laporan PKL ini berisi tentang Kajian Lingkungan Bisnis

(KLB) Peternakan Sapi Potong PT Prisma Mahesa Unggul.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga laporan KLB

ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang berminat terhadap topik

peternakan sapi potong.

Bogor, Mei 2013

Penulis

Page 7: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

vii

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Kajian Lingkungan Bisnis ini dapat

diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Penyelesaiaan penulisan

Kajian Lingkungan Bisnis ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh

karena itu, penyusun menyampaikan terima kasih kepada :

1 Orang tua serta keluarga penyusun atas segala dukungan, perhatian serta

kasih sayang yang telah diberikan selama penyusunan penulisan ini.

2 Dra Yusalina, MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan ini.

3 Bapak H Irfan Harahap selaku Direktur PT Prisma Mahesa Unggul yang

telah mengizinkan penyusun untuk melaksanakan PKL di tempat usahanya.

4 M Rizki Maulana SPt selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan

segala informasi dan masukan yang dibutuhkan oleh penyusun.

5 Bapak Surahman selaku General Manager yang telah memberikan arahan

selama PKL.

6 Seluruh karyawan PT Prisma Mahesa Unggul yang telah banyak

memberikan tambahan informasi dan bantuan selama PKL serta penerimaan

yang baik.

7 Rekan-rekan mahasiswa yang telah terlibat secara langsung dan tidak

langsung, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kajian Lingkungan

Bisnis ini.

Bogor, Mei 2013

Penulis

Page 8: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Tujuan ......................................................................................................... 2

2 METODE KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS 3

2.1 Lokasi dan Waktu ....................................................................................... 3

2.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 3

2.3 Metode Analisis .......................................................................................... 3

2.3.1 Analisis Internal dan Eksternal Perusahaan ..................................... 3

2.3.2 Analisis SWOT ................................................................................ 4

3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 6

3.1 Sejarah Perusahaan .................................................................................... 6

3.2 Lokasi dan Keadaan Geografis .................................................................. 7

3.3 Struktur Organisasi .................................................................................... 8

3.4 Deskripsi Kegiatan Bisnis ........................................................................ 10

3.5 Deskripsi Keuangan Perusahaan .............................................................. 18

3.6 Deskripsi Sumberdaya Perusahaan .......................................................... 18

4 ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PERUSAHAAN 21

4.1 Analisis Lingkungan Makro .................................................................... 21

4.1.1 Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah ....................................... 21

4.1.2 Faktor Ekonomi .............................................................................. 22

4.1.3 Faktor Sosial Budaya ...................................................................... 23

4.1.4 Faktor Teknologi ............................................................................. 24

4.1.5 Faktor Ekologi ................................................................................ 24

4.2 Analisis Lingkungan Mikro ..................................................................... 24

4.2.1 Pesaing ............................................................................................ 25

4.2.2 Pelanggan ........................................................................................ 25

4.2.3 Pemasok .......................................................................................... 26

4.2.4 Intensitas Persaingan ....................................................................... 26

4.2.5 Produk Substitusi ............................................................................ 27

Page 9: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

ix

4.3 Analisis Faktor Internal............................................................................ 27

4.3.1 Aspek Manajemen .......................................................................... 27

4.3.2 Aspek Produksi ............................................................................... 28

4.3.3 Aspek Pemasaran ............................................................................ 29

4.3.4 Aspek Sumberdaya Manusia ........................................................... 29

4.3.5 Aspek Keuangan ............................................................................. 30

5 PENENTUAN ALTERNATIF STRATEGI 30

5.1 Identifikasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) ........... 31

5.2 Analisis Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threat) ....................... 33

6 SIMPULAN DAN SARAN 39

DAFTAR PUSTAKA 40

LAMPIRAN 41

Page 10: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

x

DAFTAR TABEL

1 Konsumsi protein hewani di Indonesia tahun 2008-2012 (gram/kapita/hari) 2 2 Matriks kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman 5

3 Jenis dan pemasok bahan baku yang digunakan di PT PrismaMahesa Unggul

tahun 2013 14 4 Daftar peralatan untuk pembuatan konsentrat di PT Prisma Mahesa Unggul

tahun 2013 15 5 Jumlah karyawan PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013 18

6 Sumberdaya fisik kendaraan dan bangunan pada PT Prisma Mahesa Unggul

tahun 2013 21 7 Daftar pengalaman dari karyawan PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013 30

8 Faktor internal pada PT Prisma Mahesa Unggul 33 9 Faktor Eksternal pada PT Prisma Mahesa Unggul 35 10 Analisis SWOT pada PT Prisma Mahesa Ungggul 36

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Kerja Analisis SWOT 4

2 Struktur organisasi PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013 9 3 Lahan Hijauan Makanan Ternak 17

DAFTAR LAMPIRAN

1 Layout PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013 .......................................................... 41

2 Sumberdaya fisik bangunan dan Kegiatan PT Prisma Mahesa Unggul tahun

2013 ............................................................................................................................ 42 3 Kegiatan dan sumberdaya fisik kendaraan PT Prisma Mahesa Unggul tahun

2013 ............................................................................................................................ 43

Page 11: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup

besar dan dapat berkontribusi terhadap struktur perekonomian nasional. Mayoritas

penduduk Indonesia telah menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Salah

satu bagian dari sektor pertanian yang memiliki peluang sangat besar untuk

dikembangkan yaitu subsektor peternakan. Kebutuhan masyarakat akan produk-

produk peternakan sebagai penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin

meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan gizi guna

meningkatkan kualitas hidup.

Subsektor peternakan memiliki peranan dalam memenuhi kebutuhan

masyarakat akan protein hewani, yaitu ketersediaan daging khususnya daging

sapi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2011, jumlah

konsumsi daging masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun. Data BPS mencatat, konsumsi daging pada 2011 mencapai 449 000 ton.

Kondisi ini terutama disebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang

berdampak langsung pada peningkatan pendapatan perkapita penduduk dan

meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia. Namun peningkatan konsumsi

tersebut tidak diikuti dengan peningkatan produksi daging lokal yang mencapai

292 000 ton. Hal ini menyebabkan terjadinya selisih (gap) yang cukup besar

antara produksi dan konsumsi daging secara nasional mencapai angka 157 ribu

ton pada tahun 2011. Dalam rangka menanggulangi masalah tersebut ditempuh

upaya untuk menutupi kebutuhan sapi dan daging dengan cara mengimpor daging

mencapai 34.9 persen atau 157 000 ton daging. Kebutuhan daging sapi di dalam

negeri tidak hanya ditutupi dengan impor, melainkan juga dari peningkatan

produksi ternak lokal.

Pemerintah juga telah mengupayakan program swasembada daging sapi

untuk mencegah peningkatan impor sapi hidup maupun daging segar dengan

adanya Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 59/Permentan/HK.060/8/2007

tentang Pedoman Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS).

Melalui kegiatan P2SDS tersebut diharapkan kebutuhan daging sapi bagi

masyarakat sudah dapat dipenuhi dari dalam negeri minimal sebesar 90 persen.

Strategi yang ditempuh dalam pencapaian swasembada daging sapi dilakukan

melalui (1) pengembangan sentra pembibitan dan penggemukan (2) revitalisasi

kelembagaan dan SDM fungsional di lapangan (3) dukungan sarana dan

prasarana. Strategi tersebut diimplementasikan melalui langkah operasional

diantaranya perbaikan mutu bibit baik secara penambahan jumlah maupun

peningkatan kualitas.

Dari segi konsumsi dalam negeri, perusahaan penggemukan sapi potong

memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangakan hal ini dikarenakan,

pada tahun-tahun mendatang diperkirakan konsumsi daging sapi potong

meningkat seiring dengan pertambahan dan kesadaran masyarakat tentang

pentingnya protein sehingga hal ini merupakan peluang bagi perusahaan.

Page 12: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

2

Permintaan masyarakat akan proteni hewani yang semakin meningkat

mengakibatkan pengembangan peternakan mempunyai peluang sangat besar pada

masa yang akan datang.

Tabel 1Konsumsi protein hewani di Indonesia tahun 2008-2012 (gram/kapita/hari)

Tahun Konsumsi protein/kapita

2008 2.4

2009 2.22

2010 2.55

2011 2.75

2012 3.00

Sumber : Statistik Peternakan, Direktorat Jenderal Peternakan.

Tabel 1 memperlihatkan terjadi peningkatan konsumsi protein hewani per

hari, dengan demikian prospek untuk berkembang usaha sapi potong dari sisi

permintaan, penawaran (produksi) dan populasi masih cukup luas serta demi

terwujudnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap daging yang sesuai dengan

standar nasional yaitu 6 gram per kapita per hari (Statistik Peternakan, 2013).

Salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha peternakan sapi adalah PT

Prisma Mahesa Unggul. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 2009, dengan

kapasitas sapi sebanyak 1 000 ekor. Berdasarkan kondisi di atas, PT Prisma

Mahesa Unggul dalam menjalankan usahanya memerlukan strategi yang tepat

berdasarkan kondisi internal maupun eksternal perusahaan, agar pengembangan

usaha yang direncanakan oleh PT Prisma Mahesa Unggul dapat berhasil.

1.2 Tujuan

Penulisan Laporan Kajian Lingkungan (KLB) bisnis produk sapi potong

pada PT Prisma Mahesa Unggul bertujuan mengkaji faktor-faktor eksternal dan

internal perusahaan untuk dianalisis dengan metode SWOT, sehingga

menghasilkan alternatif strategi.

1.3 Kegunaan

Kajian Lingkungan Bisnis ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak

yang membutuhkan antara lain :

1 KLB ini dapat dijadikan bahan pertimbangan, referensi dan rekomendasi

dalam melakukan pengembangan bisnis bagi PT Prisma Mahesa Unggul.

2 Bagi perguruan tinggi bermanfaat untuk menambah informasi dalam studi

literatur tentang usaha penggemukan sapi potong dan dapat menjadi bahan

pendukung untuk penelitian.

3 Mahasiswa dapat memahami lingkungan internal dan eksternal perusahaan

serta menerapkan materi perkuliahan dan rumusan strategi yang tepat pada

saat praktik kerja lapangan.

Page 13: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

3

2 METODE KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS

2.1 Lokasi dan Waktu

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dimulai pada tanggal 04

Februari 2013 sampai dengan 27 April 2013 di PT Prisma Mahesa Unggul yang

beralamat di Kampung Gelewer RT03/04 Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan

Babakan Madang, Gunung Pancar, Kabupaten Bogor.

2.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan KLB adalah data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dengan melakukan

wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan serta dari hasil pengamatan

selama terlibat langsung dalam kegiatan perusahaan. Data sekunder adalah data

yang diperoleh secara tidak langsung melalui penelusuran informasi dari berbagai

sumber referensi, seperti majalah, buku, laporan dari Dinas Peternakan, Badan

Pusat Statistik, dan electronic library.

2.3 Metode Analisis

Metode analisis pada kajian lingkungan bisnis pada PT Prisma Mahesa

Unggul membahas lingkungan internal dan eksternal perusahaan sebagai data

dalam menganalisis berbagai aspek. Hasil analisis melalui metode analisis SWOT

untuk mengetahui peluang dan kekuatan atau ancaman dan kelemahan perusahaan

sehingga perusahaan berupaya mengoptimalkan peluang dam kekuatan dengan

meminimalisasaikan ancaman dan kelemahan, metode analisis dalam mengkaji

lingkungan bisnis pada PT Prisma Mahesa Unggul menggunakan data primer dan

data sekunder. Data primer dapat langsung diperoleh pada lingkungan perusahaan

sedangkan data sekunder sebagai data pelengkap dapat diperoleh dari luar

perusahaan.

2.3.1 Analisis Internal dan Eksternal Perusahaan

Analisis internal adalah analisis yang dilakukan di lingkungan organisasi

yang berada di dalam organisasi tersebut dan secara normal memiliki implikasi

pada perusahaan. Analisis internal yang perlu diketahui pada PT Prisma Mahesa

Unggul adalah manajemen, produksi, sumberdaya manuasia, pemasaran, dan

keuangan. Faktor-faktor lingkungan internal perusahaan dijadikan sebagai acuan

Page 14: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

4

dalam menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan, sedangkan analisis

eksternal berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

Peluang (opportunities) merupakan situasi di luar perusahaan meliputi lingkungan

makro dan mikro.

2.3.2 Analisis SWOT

Setelah mengindentifikasi faktor internal dan eksternal yang dimiliki

perusahaan diperlukan suatu penetapan strategi. Hal ini bertujuan agar perusahaan

dapat bersaing dan berkembang. Dalam penetapan strategi perusahaan dapat

dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weaknesses,

Opportunities, dan Thearts). Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor

secara sistematis. Berikut kerangka kerja analisis SWOT :

Gambar 1 Kerangka Kerja Analisis SWOT

Sumber : Ismail Sholihin, 2012

Analisis dan pilihan strategi merupakan langkah awal untuk

mempertimbangkan alternatif-alternatif strategi dan memilih mana yang akan

digunakan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis lingkungan, manajemen

perusahaan kemudian dapat melakukan pemilihan, model kelompok strategi yang

mana yang akan digunakan dalam mengelola strategi perusahaan.

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

Matriks SWOT

Faktor-faktor Internal Faktor-faktor Eksternal

Analisis Situasi

Page 15: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

5

Tabel 2 Matriks ekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan / Strengths(S) Kelemahan / Weaknesses

(W)

Faktor – faktor kekuatan internal

Faktor – faktor kelemahan

internal

Peluang/ Oppurtunities(O) Strategi S-O Strategi W-O

Faktor – faktor peluangnya

Alternatif strategi yang

menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

Alternatif strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan

peluang

Ancaman/ Threats(T) Strategi S-T Strategi W-T

Faktor – faktor ancamannya

Alternatif strategi yang

menggunakan kekuatan untuk

mengatasi ancaman

Alternatif strategi untuk

meminimalkan kelemahan

dan menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti, 2006

Strategi-strategi yang didapat dari kombinasi faktor-faktor internal dan

eksternal dalam matriks SWOT sebagai berikut :

1 SO-Strategies

Strategi ini memanfaatkan seluruh kekuatan dalam memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya. Kondisi ini merupakan kondisi yang sangat

menguntungkan, sistem memiliki kekuatan dan peluang yang baik. Strategi

yang tepat adalah strategi yang mendukung pertumbuhan agresif.

2 ST-Strategies

Strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk

mengatasi ancaman yang ada. Sistem memilik kekuatan, namun

menghadapi berbagai ancaman. Strategi yang tepat adalah strategi

diversifikasi, yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

jangka panjang.

3 WO-Strategies

Strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan-kelemahan yang ada. Sistem memilik

peluang yang baik, namun terkendala kelemahan internal. Strategi yang

tepat adalah meminimalkan masalah-masalah internal, sehingga dapat

merebut peluang eksternal dengan lebih baik.

4 WT-Strategies

Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari

ancaman. Kondisi yang sangat tidak menguntungkan. Strategi yang tepat

adalah strategi defensif, yaitu meminimalkan kerugian-kerugian yang

mungkin akan timbul.

Page 16: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

6

3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Perusahaan

PT Prisma Mahesa Unggul merupakan salah satu perusahaan agribisnis

yang yang bergerak dibidang penggemukan (feedlot) sapi potong. Perusahaan ini

berdiri pada 15 Agustus 2009 merupakan kerjasama antara PT Prisma Lembu

Suro yang bergerak di bidang penggemukan sapi potong dengan PT Sahabat

Indonesia inti mandiri. Kepemilikan PT Prisma Mahesa Unggul berbentuk saham.

Kepemilikan saham terbesar dari perusahaan PT Prisma Mahesa Unggul

dipegang oleh bapak Probo Prasetyo dari PT Sahabat Indonesia Inti Mandiri 70

persen yang digunakan sebagai modal atau pinjaman kepada PT Prisma Lembu

Suro. Peternakan ini memiliki saham sebesar 25 persen dan sisanya dimiliki oleh

perseorangan yaitu bapak Senti dan bapak Wasdiro.

Pada awal dirintis, jumlah ternak yang digemukkan sebanyak 50 ekor sapi

dan sekarang jumlah ternak yang digemukkan mencapai 900 ekor sapi. Jenis sapi

yang digemukkan oleh perusahaan pada awal berdiri adalah jenis sapi SimPO

dan LimPO yang diperoleh dari supplier asal daerah Semarang. Supplier tersebut

mendatangkan ternak dari berbagai pasar hewan di daerah Jawa Tengah dan Jawa

Timur, seperti dari daerah Semarang, Nganjuk, Wirosari, Ngawi, Blora, dan

Sumber Lawang. PT Prisma Mahesa Unggul melakukan pembelian sapi dengan

cara sistem kontrak dan sistem pemesanan biasa atau tidak menggunakan sistem

kontrak. Sistem kontrak dengan supplier dilakukan dengan cara pihak PT Prisma

Mahesa Unggul memesan sapi dengan jumlah tertentu dan jenis sapi tertentu

kepada pihak supplier. Pengiriman sapi dilakukan dalam waktu tertentu yang

telah disepakati, sehingga tidak semua jumlah ternak yang dipesan dikirim secara

bersamaan dalam satu waktu.

3.1.1 Visi dan Misi

Visi PT Prisma Mahesa Unggul

“Memenuhi peningkatan kebutuhan daging yang berkualitas dan

menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat

sekitar.”

Misi PT Prisma Mahesa Unggul

“Mengembangkan budidaya sapi potong lokal yang menguntungkan bagi

perusahaan dan masyarakat sekitar.”

Page 17: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

7

3.2 Lokasi dan Keadaan Geografis

PT Prisma Mahesa Unggul yang dipimpin oleh Bapak H Irfan Harahap

memiliki kantor pusat di daerah Muara Karang Selatan Blok A Utara No 1 Kav

No 11 Kawasan Industri pergudangan Jakarta Utara 14440, Indonesia. Kegiatan

bisnis yang dijalankan yaitu Peternakan atau (feedlot) berlokasi di Kampung

Gelewer RT03/04 Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang,

Gunung Pancar, Kabupaten Bogor.

PT Prisma Mahesa Unggul memiliki topografi daerah yang datar-landai

dengan ketinggian 125-500 meter di atas permukaan laut. Iklim di sekitar

perusahaan memiliki temperatur 10-270 C, dengan curah hujan 1.500 mm per

tahun. Adapun curah hujan di daerah Babakan Madang berkisar antara 3 000-3

500 mm per tahun dengan jumlah hari adalah 141 per tahun. Jika dilihat dari

keadaan tersebut, maka wilayah Jawa Barat cocok dijadikan tempat untuk usaha

ternak.

Secara umum, Indonesia terletak pada jalur simpangan yang

menguntungkan karena diantara dua benua dan dua samudra, serta dilalui garis

khatulistiwa. Indonesia memiliki iklim tropis dengan dua musim memiliki

perbedaan suhu, curah hujan, kelembaban, dan arah angin yang berbeda. Oleh

karena itu, hal-hal yang dipertimbangankan perusahaan dalam pemilihan lokasi

adalah sebagai berikut :

3.2.1 Temperatur

Sapi termasuk hewan yang peka terhadap perubahan suhu lingkungan,

terutama perubahan yang drastis. Suhu tinggi akan menyebabkan konsumsi

pakan menurun dan berakibat pada menurunnya laju pertumbuhan sapi.

Pemaksaan penggunaan suatu lokasi yang temperaturnya berubah-ubah akan

menyebabkan menurunnya penampilan produksi. Sapi yang berada di PT Prisma

Mahesa Unggul dapat tumbuh optimal dengan kisaran suhu 10-270 C.

3.2.2 Curah Hujan

Tinggi rendahnya curah hujan di suatu lokasi berhubungan erat dengan

kondisi temperatur di lokasi perusahaan. Temperatur pada musim hujan lebih

rendah dibandingkan pada musim kemarau. Lokasi PT Prisma Mahesa Unggul

ideal untuk penggemukan sapi potong yaitu lokasi yang bercurah hujan 800-1 500

mm per tahun.

3.2.3 Arah Angin

Angin merupakan salah satu faktor pembawa kuman penyakit, sehingga

penentuan arah angin yang dominan di suatu lokasi sangat penting sebagai

petunjuk bagi pembuatan kandang. Kandang dibangun oleh perusahaan dengan

Page 18: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

8

cara berderet memanjang sesuai dengan arah angin yang dominan. Hal ini

dimaksudkan agar angin yang datang tidak menerpa sapi-sapi secara frontal.

Selain itu, perusahaan juga ditanami pohon-pohon pelindung yang berfungsi

memecah angin. Sinar matahari juga masuk ke dalam kandang secara langsung,

sehingga kebutuhan cahaya untuk sapi dapat dipenuhi.

3.2.4 Kelembaban

Tingkat kelembaban tinggi (basah) cenderung berhubungan dengan

tingginya peluang bagi tumbuh dan berkembangnya parasit dan jamur.

Sebaliknya, kelembaban redah (kering) meyebabkan udara berdebu, yang

merupakan penyebab penyakit menular. Kelembaban di lokasi perusahaan

berkisar antara 60-80 persen yang merupakan kelembaban idel bagi sapi potong.

3.3 Struktur Organisasi

PT Prisma Mahesa Unggul merupakan perusahaan perseroan terbatas

dengan kekuasaan tertinggi adalah Komisaris. Struktur organisasi bertujuan untuk

mengetahui hak dan kewajiban tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya. Adanya struktur organisasi yang baik diharapkan mampu

menjalankan usaha secara maksimal.

1 Komisaris mempunyai wewenang menanam modal di perusahaan.

2 Direktur Umum berwenang memegang kendali utama dalam menentukan

arah perusahaan, membuat kebijakan-kebijakan perusahaan.

3 Direktur Operasioanal berwenang memegang kendali harian perusahaan,

menjabarkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh direktur utama,

memonitor jalannya perusahaan pada sub-sub kegiatan serta menetapkan

peraturan-peraturan perusahaan.

4 Direktur Keuangan berwenang memegang kendali keuangan perusahaan,

menjabarkan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh direktur utama,

memonitor keuangan perusahaan.

5 General Manager berwenang melaksanakan dan memonitor kebijakan-

kebijakan yang ditetapkan oleh direksi, membuat kebijakan yang bersifat

teknis atau produktif, mengevaluasi semua kegiatan perusahaan baik yang

positif atau negatif, public relations untuk menjembatani antar kepentingan

perusahaan dengan pihak luar (Government Customer Society)

6 Fattening berwenang mengurus kegiatan farm, mulai kedatangan sapi

sampai pada penjualannya mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan,

melaksanakan dan memonitor kegiatan harian farm yang meliputi (a) unit

fattening yaitu feedbunk (tempat pakan), air minum, sanitasi, perawatan

ternak, reweight (timbang ulang), grouping (pengelompokan), penjualan

dan recording (pencatatan); dan (b) unit trading yaitu penerimaan sapi,

grading (penyatuan sapi yang relatif sama bobot badannya), penimbangan,

penjualan dan administrasi penjualan.

Page 19: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

9

7 Administrasi dan Keuangan berwenang mengurus dan mengedit semua

kegiatan farm baik yang berupa administrasi maupun keuangan, merangkum

atau merekap semua laporan kegiatan farm untuk pelaporan ke direktur

utama, baik yang berupa laporan harian, mingguan, atau bulanan,

menangani urusan luar farm (perizinan, pajak, bantuan, tamu farm), seta

membuat ajuan budget keuangan farm untuk periode kerja tertentu.

8 Feedmill bertanggung jawab atas penyediaan konsentrat sebagai bahan

pakan utama dalam pogram penggemukan sebagai unit pendukung produksi

utama. Tugas feedmill adalah memproduksi pakan yang berkualitas dan

palatable (enak) agar ternak dapat mengkonsumsi dengan baik sehingga

diharapkan ternak dapat menghasilkan pertambahan bobot badan optimal.

9 Umum terdiri dari bagian dapur, lingkungan, bagian air, tukang bangunan

dan lain-lain.

10 Security bertugas menjaga keamanan di perusahaan dan bertanggung jawab

sebagai saksi saat ternak masuk dan ternak keluar dari perusahaan. Security

juga memiliki tugas untuk memantau keadaan kandang saat malam hari.

11 HMT bertugas dalam penyediaan, pengolahan dan peyimpanan pakan yaitu

rumput gajah dan jerami padi.

12 Seksi transportasi bertanggung jawab dalam pengiriman ternak kepada

pihak pembeli dan bertugas dalam pengangkutan hijauan dan jerami.

Struktur organisasi PT Prisma Mahesa Unggul dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2 Struktur organisasi PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

Sumber : PT Prisma Mahesa Ungggul tahun 2013

Transportasi

Kandang Individu HMT

Direktur Utama

Fattening

Direktur Operasional/Produksi

Direktur Keuangan

Administrasi dan

keuangan

Keuangan

Feedmill

Umum

Security

General Manager

Kandang Koloni Pakan

Konsentrat

Komisaris

Page 20: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

10

3.4 Deskripsi Kegiatan Bisnis

Kegiatan bisnis yang dijalankan oleh PT Prisma Mahesa Unggul meliputi

kegiatan penggemukan sapi (fattening), pengadaan pakan (feedmill), dan hijauan

pakan ternak (HMT). Fokus utama kegiatan bisnis PT Prisma Mahesa Unggul

yaitu penggemukan sapi.

3.4.1 Penggemukan Sapi (Fattening)

Penggemukan sapi atau fattening bertujuan untuk mendapatkan tambahan

bobot badan dan sehat, pada sapi yang baru didatangkan dan untuk menghasilkan

nilai tambah secara ekonomis. Proses kegiatan penggemukan sapi potong di PT

Prisma Mahesa Unggul mampu menghasilkan sapi-sapi yang memiliki kualitas

terjamin. Proses kegiatan penggemukan sampai pada kegiatan penjualan sapi yang

telah sesuai dengan kualitas yang diharapkan meliputi : penyeleksian bakalan,

pemeliharaan dengan pemberian pakan (hijauan dan konsentrat) sesuai kebutuhan,

pemberian obat-obatan dan pencegahan penyakit, penimbangan bobot sapi,

penanganan kesehatan, pembersihan kandang, dan pemeriksaan sapi yang sakit.

a Subsistem Input

Subsistem input yang ada pada PT Prisma Mahesa Unggul terdiri dari :

1 Pengadaan Sapi

Pengadaan sapi bakalan yang diusahakan di PT Prisma Mahesa Unggul

diperoleh dari supplier yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jenis sapi

yang dipilih adalah Peranakan Ongole (PO), sapi keturunan Simmental (SIMPO),

sapi keturunan Limousin (LIMPO), sapi Bali, sapi Madura, dan beberapa sapi

Friesien Holstein (FH).

Perusahaan memilih sapi bakalan untuk digemukkan berjenis kelamin jantan

dan betina dengan dengan bobot 250-300 kg dan berumur diatas 2-2.5 tahun.

Selain itu, PT Prisma Mahesa Unggul memilih sapi berjenis kelamin jantan dan

betina dengan tinggi diatas 115 cm dan bobot lebih dari 100 kg sebagai pengadaan

bibit. Sapi yang dipilih haruslah bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) dan

penyakit endemik lainnya.

2 Perkandangan

PT Prisma Mahesa Unggul menerapkan sistem pemeliharaan intensif yaitu

ternak ditempatkan pada kandang. Tipe kandang menggunakan dua tipe, yaitu

kadang individu dan kandang koloni. Pada kandang individu setiap sapi dibuatkan

kandang atau tempat masing-masing dengan ukuran 2 x 1.5 m. Tipe ini dapat

memicu pertumbuhan sapi lebih cepat karena tidak terjadi kompetisi dalam

mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas. Tipe kandang individu

daisajikan pada Lampiran 2 Gambar 1. Sedangkan kandang koloni hanya terdiri

satu bangunan dan digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak. Kandang

Page 21: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

11

dengan tipe ini memiliki harga yang lebih murah dan mampu mengurangi resiko

tingkat stress pada sapi akibat proses pengeluhan yang biasa digunakan pada

kandang individu. Kelemahana tipe koloni yaitu terjadi kompetisi dalam

mendapatkan pakan. Tipe kandang koloni disajikan pada Lampiran 2 Gambar 2

Kandang yang dimiliki PT Prisma Mahesa Unggul yaitu sebanyak empat

kandang, dengan jumlah blok/baris sebanyak 16 blok/baris. Satu kandang

merupakan kandang koloni yang terdiri dari 10 blok (A1-A10), masing-masing

kandang berkapasitas 60 ekor sapi. Sedangkan tiga kandang merupakan kandang

individu yang memiliki 6 blok/baris (B1-D2) dan berkapasitas 90 ekor. Letak

bangunan kandang PT Prisma Mahesa Unggul dekat dengan sumber air,

konstruksi kandang disesuaikan dengan keadaan alam setempat. Secara umum

konstruksi kandang di PT Prisma Mahesa Unggul termasuk kuat, mudah

dibersihkan dan sirkulasi udara baik. Konstruksi kandang yang berada di PT

Prisma Mahesa Unggul meliputi beberapa hal:

1 Arah Kandang : topografi tanah serta arah angin berpengaruh pada arah

kandang, sehingga bentuk kandang menghadap ke barat.

2 Ventilasi : ventilasi kandang sangat cukup karena perusahaan menggunakan

kandang setengah terbuka.

3 Dinding : bentuk dinding menggunakan kawat, pada setiap dinding beton

menggunakan besi dengan maksud agar kandang kuat dan tahan lama.

4 Lantai : lantai kandang telah di tembok dan miring ± 2 derajat serta dibuat

kasar, dengan tujuan agar lantai kuat dan tidak licin sehingga aman bagi

ternak dan peternaknya.

5 Atap : atap kandang menggunakan asbes dan penyangga dari besi. Atap

kandang memiliki kemiringan sekitar 30 derajat mengarah ke belakang

kandang.

3 Infrastruktur

Infrasrtuktur merupakan sarana untuk menunjang jalannya suatu usaha.

Infrastruktur yang berada di PT Prisma Mahesa Unggul antara lain : luas lahan,

akses sarana transportasi, komunikasi, listrik untuk penerangan, ketersediaan air,

dan sarana lainnya. Sarana transportasi meliputi prasarana jalan dan alat

transportasi yang akan digunakan baik untuk arus sirkulasi pengiriman sapi

potong, tenaga kerja, maupun pakan.

Lokasi PT Prisma Mahesa Unggul terletak di Kampung Gelewer RT03/04

Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Gunung Pancar,

Kabupaten Bogor. Luas lahan yang dimiliki PT prisma Mahesa Unggul adalah 58

ha, untuk lokasi peternakan lahan yang digunakan seluas 8 ha. Akses sarana

transportasi mudah dijangkau karena berada tidak jauh dari jalan raya dan tol

Jagorawi.

Komunikasi yang digunakan PT Prisma Mahesa Unggul terdiri dari telepon

dan internat. Penerangan listrik perusahaan membutuhkan 3 600 watt yang

digunakan sebagai penerangan di kandang, kantor, mess, dan areal sekitar

perusahaan. Selain itu listrik digunakan untuk menyalakan mixer dan glinder di

feedmill. PT Prisma Mahesa Unggul memiliki ketersediaan air yang cukup, untuk

proses kegiatan peternakan. Saranan dan prasarana lain yang dimiliki sebagai

Page 22: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

12

penunjang proses kegiatan usaha penggemukan antar lain kandang, gudang,

kantor, pos satpam, mess, mushola dan dapur.

4 Tenaga Kerja

PT Prisma Mahesa Unggul memiliki 47 orang tenaga kerja, terdiri dari

tenaga kerja tetap, tenaga kerja borongan, dan tenaga kerja harian lepas. PT

Prisma Mahesa Unggul melakukan perekrutan tenaga kerja sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Rata-rata tenaga kerja PT Prisma Mahesa Unggul berasal

dari sekitar perusahaan, dengan latar belakang pendidikan dari SD-SLTA.

b Subsistem Budidaya

Proses budidaya penggemukan sapi potong di PT Prisma Mahesa Unggul

dijalankan sesuai prinsip-prinsip meliputi pengawasan kesehatan, pengawasan

makanan dan air, dan pengawasan kualitas hewan ternak. Proses budidaya

penggemukan sapi pada PT Prisma Mahesa Unggul sebagai berikut:

a Pemeliharaan

Sistem pemeliharaan yang diterapkan pada PT Prisma Mahesa Unggul

dilakukan secara intensif dan dikandangkan. Sapi yang baru dikirim dari pemasok

terlebih dahulu ditimbang untuk mengetahui berat badan awal, dengan begitu

perusahaan bisa mengetahui selisih pada saat nanti sapi dijual yang menentukan

untung rugi dari penjualan sapi. Sebelum sapi masuk kandang, kebersihan

kandang diperhatikan dengan membersihkan kandang mulai dari pembersihan

kotoran dan sisa-sisa pakan. Setiap kandang dipelihara oleh satu dan/atau dua

tenaga kerja, yang bertanggung jawab atas kebersihan kandang dan pemberian

pakan. Pengawasan dilakukan setiap hari dengan memperhatikan pakan dan

kesehatan ternak, untuk mengetahui kondisi sapi yang sedang sakit maupun yang

sehat. Sapi yang sakit akan dipisahkan pada kandang terpisah. Dengan

mengetahui kondisi sapi-sapi tersebut akan membantu memudahkan karyawan

dalam mengatur pemberian pakan.

b Pemberian Pakan dan Minum

Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertambahan bobot sapi.

Semakin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan pada sapi semakin besar

juga tenaga yang dihasilkan dan memberikan cadangan energi berbentuk daging

dalam tubuh sapi. Pemberian pakan pada PT Prisma Mahesa Unggul dilakukan

sebanyak 3-4 kali dalam satu hari selama 3 bulan proses penggemukan sapi.

Pengisian bak air minum dilakukan sebanyak 2 kali dalam satu hari yaitu pada

pagi dan siang hari, sehingga air minum akan selalu penuh.

c Pencegahan dan Pengobatan Penyakit

Setiap usaha peternakan termasuk penggemukan sapi pasti akan menghadapi

serangan penyakit. Jika tidak ditanggani dengan baik, penyakit dapat

mengakibatkan kerugian bagi usaha peternakan. Pencegahan penyakit yang

dilakukan oleh PT Prisma Mahesa Unggul dilakukan dengan menjaga kebersihan

Page 23: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

13

sapi dan kandangnya. Kebersihan sapi yaitu pemberian obat cacing pada saat sapi

baru datang, adapun proses pemberian obat cacing disajikan pada Lampiran 2

Gambar 3. Kebersihan kandang meliputi kegiatan membersihkan kotoran sapi,

membersihkan bak pakan dan minum. Pembersihan kotoran sapi memiliki

pengaruh penting dalam menjaga kesehatan ternak dan lingkungan sekitar

peternakan, karena kotoran merupakan sumber bibit penyakit apabila dibiarkan.

Lampiran 2 Gambar 4 menunjukkan proses pembersihan kotoran sapi.

Pembersihan bak pakan dan minum berguna untuk mengurangi dampak

kontaminasi mikroorganisme dari pakan yang sudah basi. Pencegahan lain yang

dilakukan PT Prisma Mahesa Unggul yaitu pengecekan terhadap kondisi sapi.

Apabila terdapat sapi yang sakit maka segera dilakukan tindakan penyuntikan

obat agar penyakit sapi tidak menjadi parah. Akan tetapi jika terdapat sapi yang

sudah parah tindakan yang dilakukan adalah dengan potong paksa dan/atau djual

ke jagal dengan harga yang murah, dengan catatan penyakit sapi tidak

mempengaruhi kualitas daging.

Penyakit yang sering timbul di PT Prisma Mahesa Unggul antara lain

penyakit cacingan, penyakit ini tidak mematikan tapi akan mengurangi kecepatan

pertambahan bobot sapi. Selain penyakit cacingan, penyakit lain yang timbul

adalah diare akibat ketidakseimbangan konsumsi hijauan dan konsentrat, yang

mengakibatkan penurunan nafsu makan sapi.

d Panen

Sapi dapat dipanen pada kisaran waktu 3 bulan penggemukan, namun sistem

penjualan di PT Prisma Mahesa Unggul tidak terpatok pada lamanya

penggemukan, jika ada permintaan yang menguntungkan sapi akan dijual

meskipun waktu penggemukan belum mencapai 3 bulan. PT Prisma Mahesa

Unggul tidak memotong sapi sendiri, sehingga acuan pembelian berdasarkan berat

timbang hidup. Pada sapi yang siap jual, penimbangan langsung dilakukan di

lokasi peternakan.

3.4.2 Subsistem Pemasaran

Keberadaan PT Prisma Mahesa Unggul sebagai peternakan penggemukan

sapi sudah banyak diketahui oleh para jagal-jagal yang berada di Bogor, biasanya

para jagal tersebut mendatangi ke lokasi kandang dan memilihnya sendiri. PT

Prisma Mahesa Unggul juga banyak memasarkan produknya ke luar Bogor seperti

Sukabumi, Tangerang, Cianjur, bahkan ke Medan.

Proses pengiriman sapi ke lokasi pelanggan diangkut menggunakan truk

atau mobil pick up pribadi milik PT Prisma Mahesa Unggul, tergantung jumlah

sapi yang dikirim, namun beberapa pelanggan membawa kendaraan sendiri ke

lokasi peternakan, sehingga pengangkutan ternak menggunakan mobil pelanggan.

Proses pengiriman sapi disajikan pada Lampiran 2 Gambar 5.

Promosi yang dilakukan PT Prisma Mahesa Unggul cenderung pasif hanya

melalui promosi langsung dan pembicaraan dari pelanggan ke pelanggan. Harga

jual sapi hidup di PT Prisma Mahesa Unggul 38 000 per kg, dengan rata-rata

bobot sapi hidup yang dijual sekitar 200-400 kg. Sistem pembayaran yang

diterapkan adalah sistem cash dan transfer melalui rekening Bank BCA.

Page 24: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

14

3.4.3 Pengadaan Pakan (Feedmill)

Pakan ternak merupakan salah satu kebutuhan utama dalam usaha

peternakan. Untuk memenuhi kebutuhan akan pakan PT Prisma Mahesa Unggul

memiliki unit bisnis tersendiri yang dioperasikan dalam gudang pakan. Formulasi

untuk produksi bahan baku pakan diolah secara khusus oleh teknisi yang

berpengalaman, sehingga diperoleh pakan ternak yang memiliki kualitas baik dan

terjamin untuk pertumbuhan ternak sesuai kebutuhan. Selain memenuhi

kebutuhan pakan ternak sendiri, feedmill PT Prisma Mahesa Unggul juga

menyediakan pakan untuk memenuhi kebutuhan para peternak dan perusahaan

penggemukan sapi lainnya. Unit bisnis ini memiliki kegiatan utama yaitu

memproduksi pakan konsentrat.

a Subsistem Input

1 Pengadaan Bahan Baku Konsentrat

Pengadaan bahan baku konsentrat diperoleh dari beberapa pemasok dengan

sistem order atau memesan dan membeli beberapa bahan baku secara langsung ke

toko pertanian. Pemeriksaan kualitas bahan baku dilakukan secara organoleptik

atau pengambilan sempel secara acak dengan cara memeriksa bau, tekstur, warna,

kemurnian, dan kadar air. Apabila tidak sesuai kriteria yang telah ditetapkan

perusahaan maka pihak perusahaan akan memotong beberapa persen. Pemesanan

bahan baku dilakukan oleh PT Prisma Mahesa Unggul sendiri. Jenis dan pemasok

bahan baku disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Jenis dan pemasok bahan baku yang digunakan di PT Prisma Mahesa

Unggul tahun 2013

NO Bahan Baku Pemasok Jumlah Siklus Harga

(Rp/kg)

1 Dedak Cario, Jonggol 10 ton 1 bulan dua kali 1 500

2 Ongok Lampung 16 ton 1 bulan dua kali 1 400

3 Sawit Lampung 20 ton 1 bulan 3 000

4 Kopra Sumatera 14 ton 1 bulan 3 500

5 Menir Kedelai Serang 8 ton 3 bulan 3 500

6 Molases Cirebon 15 ton 3 bulan 1 500

7 Garam Cirebon 7 ton 1 bulan dua kali 2 000

8 Urea Cibinong 200kg 1 bulan dua kali 2 000

9 Kapur Domestik Cibinong 300 kg 1 bulan dua kali 500

Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

Penetapan supplier sebagai penyedia bahan baku ditentukan oleh PT

Prisma Mahesa Unggul berdasarkan pertimbangan harga, kualitas bahan baku,

kualitas nutrisinya, dan kebutuhan bahan baku. Sebelum bahan baku datang

dilakukan penyeleksian bahan baku. Bahan baku yang telah dipesan akan

diadakan pemeriksaan purchase order. Sistem pembelian yang digunakan

Page 25: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

15

meliputi sistem pemesanan, penimbangan kendaraan, pemeriksaan bahan baku,

dan pemberiana surat tanda barang dari supplier. Penataan bahan baku pada

gudang feedmill disajikan pada Lampiran 2 Gambar 6.

2 Peralatan

Proses produksi konsentrat membutuhkan beberapa peralatan yang

digunakan sebagai penujang kegiatan. Peralatan yang digunakan di Divisi

Feedmill PT Prisma Mahesa Unggul, meliputi peralatan sederhana dan modern

disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 Daftar peralatan untuk pembuatan konsentrat di PT Prisma Mahesa

Unggul tahun 2013

No Uraian Jumlah

1 Mixer 1

2 Timbangan 1

3 Pallet truck 1

4 Grinder (mesin giling) 1

5 Jarum jahit karung 5

6 Tangki molases 6

7 Ember 2

8 Sapu 3

9 Sekop 5

10 Drum 8

Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

3 Tenaga Kerja

Divisi feedmill memiliki 5 orang tenaga kerja. Semua pekerja divisi feedmill

berjenis kelamin laki-laki yang memiliki keterampilan dan kondisi fisik yang

baik. Pada divisi ini tidak terdapat pembagian kerja yang jelas, semua pekerja

melakukan kegiatan produksi secara bergantian dan/atau bersama-sama.

b Subsistem Produksi

Produksi konsentrat dilakukan dengan mengacu kepada formula yang telah

ada yaitu, komposisi pakan, formula ditentukan oleh formulator dari PT Prisma

Mahesa Unggul. Pembuatan konsentrat dilakukan dengan cara mencampur bahan

baku yang telah tersedia dan disiapkan disamping alat mixer. Pencampuran

dilakukan sesuai dengan formulasi yang telah ditetapakn.

Proses Produksi dilakukan setiap hari kecuali hari jumat yang ditetapkan

sebagai hari libur divisi feedmill. Seluruh kegiatan operasional produksi

merupakan tanggung jawab seorang kepala bagian dan dibantu seorang kepala sub

bagian yang bertugas mengawasi jalannya proses produksi maupun kelancaran

kedatangan bahan baku.

Proses produksi dilakukan di dalam gudang pakan dekat area kandang,

seperti yang disajikan pada Lampiran 3 Gambar 7. Tahapan proses produksi

Page 26: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

16

terdiri dari pengadaan bahan baku, penggilingan bahan baku onggok,

penimbangan bahan baku, pencampuran bahan baku, penimbangan hasil produksi

dan pengemasan.

1 Penggilingan Bahan Baku Onggok

Bahan baku onggok digiling hingga halus untuk memudahkan sapi dalam

mencerna makanan. Proses awal dari kegiatan penggilingan adalah memasukkan

onggok kasar ke dalam mesin glinder. Onggok yang sudah halus dan keluar dari

mesin glinder dimasukkan ke dalam karung dan disimpan bersama bahan baku

lain yang akan digunakan.

2 Penimbangan Bahan Baku

Semua bahan baku dikumpulkan kemudian ditimbang satu per satu

menggunakan timbangan berkapasitas 300 kg. Penimbangan disesuaikan dengan

formula yang telah ditentukan.

3 Pencampuran Bahan Baku

Tahapan proses produksi berikutnya adalah pencampuran bahan baku

kedalam mixer. Pencampuran bahan baku dimulai dengan memasukkan bahan

baku onggok, dedak, menir kedelai, kopra, sawit, kapur domestik, garam, urea,

dan molases. Proses dilakukan ± 20 menit sampai bahan baku tercampur rata lalu

dikeluarkan melalui hopper peggeluaran.

4 Pengemasan

Tahapan terakhir dalam proses produksi adalah pengemasan konsentrat.

Setelah dikeluarkan melalui hopper pengeluaran, konsentrat dimasukkan ke dalam

karung lalu ditimbang dengan berat 40 kg per karung dan diikat menggunkan tali

rafiah. Setelah proses pengemasan selesai, konsentrat akan disimpan sebagai

persediaan pakan sapi esok hari maupun untuk dipasarkan. Proses penimbangan

dan pengemasan konsentrat disajikan pada Lampiran 3 Gambar 8 dan 9.

c Subsistem Pemasaran

Pengadaan unit feedmill bertujuan memenuhi kebutuhan pakan sendiri di PT

Prisma Mahesa Unggul. Selain itu, PT Prisma Mahesa Unggul memasarkan

produk konsentrat ke beberapa perusahaan lainnya. Biasanya perusahaan tersebut

merupakan pelanggan tetap yang datang setiap bulannya. Harga jual konsentrat

sebesar 2 000 per kg. Pengiriman menggunakan mobil pribadi pelanggan yang

datang langsung ke lokasi. Adapun proses pembayaran melalui sistem cash dan

transfer.

3.4.4 Hijauan Makanan Ternak

Hijaun makanan ternak merupakan salah satu pakan yang diberikan pada

sapi setelah konsentrat. PT Prisma Mahesa Unggul memiliki Divisi HMT, yang

mempunyai tugas dan fungsi mengelola, mengemas (packaging) dan

Page 27: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

17

mendistribusikan. Kegiatan divisi HMT meliputi penanaman, pemeliharaan,

panen, chopping (pemotongan) dan distribusi ke kandang. Sebagai penunjang

aktivitas divisi ini maka perusahan menyediakan satu unit alat produksi berupa

kendaraan angkut mobil box untuk alat transportasi pada divisi HMT.

a Subsistem Input

1 Pengadaan Bahan Baku

Pengadaan bahan baku hijauan makanan ternak pada PT Prisma Mahesa

Unggul terdiri dari hijauan basah dan hijauan kering. Hijauan basah merupakan

rumput gajah diambil dari lahan hijauan milik perusahaan yang berada di sekitar

area peternakan. Sedangkan hijauan kering berupa jerami padi yang diambil dari

pesawahan di daerah sekitar peternakan. Setiap harinya pekerja divisi hijauan

kering mendapat ongkos jalan sebesar 150 000 yang digunakan untuk solar,

makan, maupun pembayaran jerami.

2 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengadaan hijauan basah adalah

sabit, golok, dan mobil pick up sedangkan, untuk pengadaan hijauan kering

peralatan yang digunakan yaitu tali yang terbuat dari karung, golok dan truk yang

digunakan sebagai pengangkut hijauan kering ke kandang.

3 Tenaga Kerja

Unit Hijauan Makanan Ternak (HMT) PT Prisma Mahesa Unggul memiliki

9 orang tenaga kerja dimana 2 orang sebagai supir. Semua pekerja merupakan

laki-laki yang memiliki keterampilan dan kondisi fisik baik. Hari kerja

dijadwalkan setiap hari dalam satu bulan terdapat 4 hari libur yang di tetapkan

pada hari Jumat. Selain itu terdapat tenaga kerja harian lepas yang bekerja pada

hijauan basah dengan jumlah 10 orang yang semuannya adalah ibu-ibu, yang

bekerja dari pukul 07:00WIB-12:00WIB.

4 Proses Produksi

Proses produksi HMT PT Prisma Mahesa Unggul hanya terdiri dari proses

pengaritan dan pengemasan. Hijauan yang sudah diambil diikat menggunakan tali

yang terbuat dari karung dan langsung diserahkan ke bagian kandang. Adapun

proses pencacahan dilakukan langsung oleh anak kandang pada saat pemberian

pakan hijauan.

.

Gambar 3 Lahan Hijauan Makanan Ternak

Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul 2013

Page 28: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

18

Luas hijauan PT Prisma Mahesa Unggul mencapai 10 hektar sehingga

mencukupi kebutuhan jumlah ternak. Lahan hijauan semuanya ditanami oleh

rumput gajah.

3.5 Deskripsi Keuangan Perusahaan

Sumber keuangan PT Prisma Mahesa Unggul berasal dari dana pemilik

berbentuk saham dan diatur oleh kantor pusat yang berada di Jakarta Utara dan

dikelola oleh bagian keuangan yang bertugas mengatur semua penerimaan dan

pengeluaran perusahaan, mencatat data keuangan dan menyusun laporan

keuangan. Bagian keuangan ditangani oleh satu orang manajer dan satu orang staf

administrasi.

Sistem keuangan PT Prisma Mahesa Unggul membuat laporan dengan

teknik komputerisasi dan dilaporkan ke pemilik dan penanggung jawab

perusahaan pada saat rapat pertemuan yang diadakan setiap pemilik datang ke

perusahaan untuk membahas dan mengevaluasi perkembangan perusahaan.

Sumber pemasukan utama berasal dari penjualan sapi potong kurang lebih

85 persen. Penambahan pemasukan berasal dari penjualan pakan konsentrat.

Sedangkan biaya yang dikeluarkan berupa biaya variabel dan biaya tetap.

3.6 Deskripsi Sumberdaya Perusahaan

3.6.1 Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor penting yang

berpengaruh dalam keberhasilan usaha. PT Prisma Mahesa Unggul membagi

tenaga kerjanya menjadi dua jenis yaitu tenaga kerja kantor staf dan tenaga kerja

operasional. Tenaga kerja operasional adalah tenaga kerja yang bekerja secara

langsung menangani proses produksi. Penggajian yang dilakukan di PT Prisma

Mahesa Unggul terhadap staf dan tenaga kerja operasional sama yaitu dengan

penggajian per bulan. Pada PT Prisma Mahesa Unggul karyawan dan staf

merupakan lulusan SLTA-S1, sedangkan untuk peternak merupakan lulusan SD-

SLTA. Karyawan PT Prisma Mahesa Unggul berjumlah 47 orang, dapat disajikan

pada Tabel 5.

Page 29: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

19

Tabel 5 Jumlah karyawan PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

No Jabatan Jumlah

Karyawan

(Orang)

Pendidikan Usia

(Tahun)

Jenis

Kelamin

Lama Bekerja

(Tahun)

1 Manager

Farm /

Direktur

1 S1 30 L 3

2 Fattening 18 SD 28 L 2.5

3 Feedmill 5 SD-SLTA 35 L 1

4 Lingkungan 4 SD 50 L 1

6 Keuangan 1 S1 50 L 3

7 Administrasi 1 S1 25 P 1

8 Umum 2 SLTA 30 L 1.5

9 Security 7 SLTA 40 L 2

10 Sopir 3 SMP 50 L 1

11 OB 4 SMP 25 L 2.5

12 Teknisi 1 SLTA 27 L 1.5

Total 47

Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

Total seluruh karyawan PT Prisma Mahesa Unggul berjumlah 47 orang.

Terdapat tiga jenis pekerja yang terdapat pada PT Prisma Mahesa Unggul yaitu :

1 Pekerja Harian : Pekerja ini bekerja setiap hari, hari Senin hingga Minggu

dan mendapatkan jatah satu hari libur yang dilakukan secara bergiliran

untuk pekerja bagian kandang, sedangkan untuk pekerja bagian lingkungan,

umum, dan feedmill ditetapkan libur pada hari Jumat, pekerjaan dimulai

pukul 07:00 sampai dengan pukul 12:00 WIB, istirahat pukul 12:00 sampai

dengan pukul 13:00 WIB, kemudian dilanjutkan pukul 13:00 sampai dengan

pukul 16:00 WIB. Setiap pagi hari pukul 07:00 WIB para pekerja

melakukan absensi time card begitu pun ketika istirahat pada pukul 12:00

WIB hingga setelah selesai bekerja pada pukul 16:00 WIB.

2 Pekerja Borongan : Pekerja borongan merupakan pekerja yang bekerja di

perusahaan dengan jam kerja tidak menentu tergantung dari kebutuhan

perusahaan dan tidak memiliki sistem absensi. Jenis pekerja ini terdapat

pada pekerja bogkar muat bahan pakan.

3 Pekerja Harian Lepas : Pekerja ini bekerja setiap hari, hari Senin hingga

Minggu dan mendapatkan jatah satu hari libur yaitu hari Jumat. Pekerjaan

dimulai pukul 07:00 sampai dengan pukul 12:00. Jenis pekerjaan ini

terdapat pada Divisi HMT.

Jam kerja karyawan yang dimulai pukul 07:00 WIB-12:00 WIB

dipergunakan secara efektif oleh karyawan, hanya saja ada beberapa divisi yang

menyelesaikan pekerjaan lebih awal sebelum jam 12:00 WIB tetapi perusahaan

selalu menekankan disiplin waktu sehingga apabila pekerjaan sudah selesai

sebelum pukul 12:00 WIB, maka karyawan tidak boleh meninggalkan perusahaan

untuk istirahat.

Sistem pembayaran gaji disesuaikan pada jenis pekerja yang ada yaitu

pekerja harian, pekerja borongan, dan pekerja harian lepas. Berikut adalah sistem

gaji yang ditetapkan oleh PT Prisma Mahesa Unggul :

Page 30: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

20

1 Manager dan staf : Pihak manager dan staf menerima gaji setiap bulan

dengan ketentuan dari perusahaan.

2 Divisi Feedmill : Sistem pemberian gaji pada divisi Feedmill dilakukan

setiap sebulan sekali.

3 Divisi HMT : Pekerja divisi HMT menerima gaji dengan sistem bulanan.

4 Pekerja Harian : Pekerja harian menerima gaji setiap satu bulan sekali,

dengan upah UMR Kabupaten-Bogor 30 000 hari.

5 Pekerja Borongan : Pekerja borongan menerima upah saat pekerja selesai

melakukan pekerjaannya, dengan jumlah yang tidak menentu, biasanya 100

000 per kelompok.

6 Pekerja Harian Lepas : Pekerja harian lepas divisi HMT menerima gaji

setiap 2 minggu sekali dengan jumlah upah 15 000 per hari.

7 Unsur : Unsur merupakan perwakilan tokoh masyarakat sekitar yang terdiri

dari pegawai dinas dan keamanan mendapat upah bulanan dari perusahaan

sebesar 100 000 sampai 500 000

PT Prisma Mahesa Unggul menerapkan peraturan yang ketat kepada semua

karyawannya, sebagai usaha untuk menjaga kedisiplinan dengan menggunakan

sistem Surat Peringatan (SP) sampai tiga kali teguran kepada karyawannya.

Perusahaan juga menerapkan sistem pemecatan atau pemutusan hubungan kerja

(PHK) sebagai upaya hukuman terakhir sesuai dengan peraturan Kementrian

Tenaga Kerja kepada karyawan yang melanggar peraturan. Perusahaan

menerapkan sistem bonus dan meningkatkan posisi jabatan untuk meningkatkan

minat dan prestasi karyawan.

3.6.2 Sumberdaya Fisik

Sumberdaya fisik yang dimiliki perusahaan cukup memadai untuk

menunjang berbagai kegiatan usaha. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PT

Prisma Mahesa Unggul antara lain kantor, mobil pick up, truk, mobil box, gudang,

kandang, mess karyawan dan peralatan-peralatan penunjang proses produksi.

Lampiran 3 Gambar 10 menunjukkan gambar truk milik perusahaan dan

Lampiran 3 Gambar 11 menunjukkan gambar mess karyawan di perusahaan.

Sumberdaya fisik yang dimiliki oleh PT Prisma Mahesa Unggul sangat membantu

para karyawan dalam melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan tugas masing-

masing. Berikut ini adalah Tabel 6 berdasarkan bentuk sumberdaya fisik yang

dimiliki PT Prisma Mahesa Unggul.

Page 31: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

21

Tabel 6 Sumberdaya fisik kendaraan dan bangunan pada PT Prisma Mahesa

Unggul tahun 2013

No Uraian Jumlah (unit)

Sumberdaya Fisik Kendaraan

1 Mobil pick up 1

2 Mobil truk 2

3 Mobil box 1

Sumberdaya Fisik Bangunan

1 Kantor 1

2 Kandang 2

3 Gudang 1

4 Mess 4

5 Mushola dan dapur 1

6 Pos satpam 2

7 Kolam air minum sapi 1

Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

4 ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL

PERUSAHAAN

4.1 Analisis Lingkungan Makro

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kelangsungan perkembangan

bisnis perusahaan harus diketahui sebagai alat menganalisis sebagai peluang atau

ancaman sehingga, PT Prisma Mahesa Unggul yang merupakan salah satu bisnis

dalam peternakan memiliki upaya untuk memanfaatkan peluang dan

meminimalisasikan ancaman dari hasil analisis lingkungan makro dan mikro.

Lingkungan makro yang dimaksud antara lain : faktor politik dan kebijakan

pemerintah, faktor ekonomi, faktor sosial budaya, faktor teknologi, dan faktor

ekologi.

4.1.1 Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah

Faktor-faktor politik dan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi

perkembangan saat ini dan waktu yang akan datang sehingga menjadi peluang

bagi PT Prisma Mahesa Unggul :

1 Pengurangan impor sapi dinilai akan menguntungkan peternak karena harga

sapi potong meningkat dan membuat peternak bergairah untuk

meningkatkan populasi ternaknya. Permintaan pasar tinggi terhadap daging

sapi terutama pada hari-hari besar. Pemerintah mengeluarkan kebijakan

Page 32: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

22

untuk mengurangi impor sapi bakalan pada tahun 2013 hanya 288 000 ekor

yang akan dibagi habis untuk 24 perusahaan penggemukan, baik skala besar

maupun kecil. Padahal pada tahun 2009 total impor sapi bakalan mencapai

765 000 ekor.

2 Kebijakan pemerintah terhadap bisnis peternakan sapi. Pemerintah memiliki

program-program yang menjadikan peluang bagi PT Prisma Mahesa

Unggul. Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan produksi dan

konsumsi produk peternakan khususnya daging adalah program

swasembada daging nasional tahun 2014 yang merupakan tindak lanjut dari

program Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan yang

dicanangkan pada pertengahan tahun 2005.

3 Kebijakan pemerintahan tentang pelarangan pemotongan betina produktif

merupakan langkah yang efektif untuk menjaga/mengontrol populasi sapi

dalam negeri. Menekan pemotongan betina produktif dilakukan dari

berbagai jalur, mulai dari jalur tataniaga sapi potong hingga di tempat-

tempat pemotongan hewan.

4 Kesepakatan AFTA/NAFTA atau perdagangan bebas. Secara keseluruhan

bisnis ruminansia sudah siap menghadapi perdagangan bebas.

Faktor pemerintah dan kebijakan politik yang mempengaruhi perkembangan

perusahaan saat ini bahkan pada waktu yang akan datang sehingga menjadi

ancaman bagi PT Prisma Mahesa Unggul :

1 Perkembangan pembangunan perumahan dan tempat wisata yang

memerlukan lahan yang cukup luas mengakibatkan PT Prisma Mahesa

Unggul diperkirakan harus mencari lokasi baru untuk melakukan kegiatan

operasional karena lokasi operasional saat ini termasuk dalam salah satu

area pengembangan pembangunan Sentul City.

4.1.2 Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi yang menjadi peluang bagi PT Prisma Mahesa Unggul :

1 Perbaikan kondisi ekonomi makro. Adanya perbaikan perekonomian

nasional yang diindikasikan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di

tahun 2 000 yang semakin kuat memberikan harapan untuk berinvestasi dan

berusaha kembali. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik,

subsektor peternakan yang merupakan pasar industri pakan nampak

mengalami pemulihan dan pertumbuhan yang cukup signifikan.

2 Trend permintaan produk daging sapi yang cenderung meningkat yang

ditunjukkan dengan semakin meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat

akan produk-produk daging sapi.

3 Industri ruminansia semakin berkembang. Meningkatnya permintaan

masyarakat terhadap produk peternakan dan semakin membaiknya

perekonomian Indonesia membuat industri ruminansia menjadi bergairah,

sehingga memberikan peluang bagi berkembangnya industri pakan ternak.

4 Terdapatnya bahan baku alternatif yang cukup beragam, meskipun dalam

volume yang masih terbatas.

Page 33: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

23

Faktor ekonomi yang menjadi ancaman bagi PT Prisma Mahesa Unggul

antara lain :

1 Fluktuasi harga. Fluktuasi harga Seperti halnya produk pertanian secara

umum harga produk peternakan juga sangat fluktuatif. Penyebab terjadinya

fluktuasi harga produk peternakan adalah karena : pertama, pertumbuhan

berat badan akan menemui titik optimum, sehingga konversi pakan akan

semakin meningkat yang akan mengakibatkan tingkat keuntungan peternak

semakin turun karena meningkatnya biaya pakan; kedua, produk peternakan

seperti daging sapi tidak dapat disimpan lama. Kedua hal ini menuntut

peternak harus menjual hasil ternaknya walaupun harga saat itu murah.

Disisi lain pada waktu-waktu tertentu seperti menghadapi hari-hari besar

keagamaan harga produk peternakan dapat meningkat tinggi.

2 Tingkat inflasi. Tingkat inflasi akibat tekanan krisis dan meningkatkan

berbagai komoditas terutama pakan berdampak pada semua sektor usaha

peternakan. Inflasi yang tinggi akan berdampak pada stabilitas harga yang

tidak menentu. Hal ini akan mengakibatkan peternak kesulitan membeli

sarana produksi, sehingga mengancam kelangsungan usaha peternakan.

Berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat inflasi di Januari

2013 mencapai 1.05 persen dan mengalami kenaikan dibandingkan pada

inflasi Desember 2012 yang mencapai angka 0.34 persen. Adanya

peningkatan inflasi berdampak pada peningkatan secara umum produk-

produk, ini mengakibatkan terjadinya peningkatan harga baik produk

impor maupun produk dalam negeri. Kondisi ini mendorong PT Prisma

Mahesa Unggul untuk lebih mengefisienkan biaya produksi. Hal ini

tentunya menjadi suatu permasalahan bagi para peternak karena penetapan

harga jual yang dihasilkannya semakin rendah, ditambah dampak dari inflasi

mengakibatkan harga pakan ternak semakin mahal.

4.1.3 Faktor Sosial Budaya

Indonesia merupakan negara sedang berkembang yang memiliki

karakteristik laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik diikuti dengan laju

pertumbuhan yang pesat. Peningkatan jumlah penduduk saat ini memberikan

dampak yang besar terhadap peningkatan permintaan (demand) produk pangan

masyarakat. Selain itu, perkembangan masyarakat saat ini lebih ke arah yang lebih

maju baik dari segi pendapatan maupun tingkat pengetahuan masyarakat

mengenai pentingnya nilai gizi pangan. Selain itu, adanya pemanfaatan daging sapi

untuk hampir semua keperluan perayaan, resepsi atau perhelatan. Kondisi sosial dan

budaya masyarakat saat ini dapat dijadikan suatu peluang bagi PT Prisma Mahesa

Unggul untuk memperluas pemasaran dengan terus menggenjot produksi serta

menjaga kualitas produk yang dihasilkan, guna memasok kebutuhan daging yang

masih tinggi serta sebagai upaya mendukung dan mensukseskan peningkatan gizi

masyarakat Indonesia. Di samping potensi sebagai peluang, perusahaan juga perlu mewaspadai adanya

opini masyarakat akan bahaya kolesterol yang terkandung dalam daging sapi bagi

kesehatan, sehingga sebagian masyarakat memilih produk substitusi daging sapi.

Selain itu, adanya isu tentang penyakit yang menyerang ternak potong seperti

Page 34: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

24

penyakit sapi gila (mad cow), penyakit mulut dan kuku (PMK), dan antraks semuanya

dapat menyebabkan keraguan konsumen untuk membeli daging sapi.

4.1.4 Faktor Teknologi

Teknologi memiliki peran penting dalam meningkatkan efisiensi kerja.

Adanya teknologi mampu memberikan efisiensi pada sisi waktu, tenaga kerja dan

biaya yang dipergunakan. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini menuntut

sumberdaya manusia yang ahli dalam menguasai perangkat teknologi tersebut.

Teknologi yang berkembang saat ini dalam mengelola usaha ternak meliputi

teknologi pengolahan pakan ternak, teknologi budidaya dan perbanyakan,

teknologi pengolahan kotoran dan teknologi pengelolaan administrasi dan

informasi. Seperti pada pengolahan pakan sapi terdapat alat pencampur pakan

basah, kemudian pada budidaya dan perbanyakan terdapat teknologi Inseminasi

Buatan (IB) dan Embrio Transfer (ET) serta berbagai teknologi yang memberikan

kemudahan dalam mengelola usaha ternak sapi potong.

Berbagai teknologi yang berkembang dalam mendukung kegiatan usaha

ternak sapi potong menjadi peluang yang besar untuk mendapatkan hasil produksi

daging yang maksimal, tentunya diimbangi dengan kemampuan sumberdaya

manusianya dalam menggunakan dan mengelola teknologi tersebut.

4.1.5 Faktor Ekologi

Faktor ekologi merupakan faktor yang sangat penting dalam

keberlangsungan suatu usaha. Kondisi alam yang ideal untuk mendukung

pemeliharaan sapi potong yaitu berada di dearah dataran rendah (100-500 m)

hingga dataran tinggi (> 500 m). Temperatur ideal disekitar kandang berkisar 25-

330 C dengan kelembaban 75 persen. Topografi lahan sebaiknya relatif landai,

diusahakan tidak jauh dari lahan pertanian, kesuburan tanah cukup untuk

penanaman hijauan, dan tersedia cukup air bersih.

Kondisi kandang miliki PT Prisma Mahesa Unggul sendiri berada di daerah

yang datar-landai dengan ketinggian 125-500 meter di atas permukaan laut. Iklim

di sekitar perusahaan memiliki temperatur 10-270 C, dengan curah hujan 1.500

mm per tahun dan kelembaban berkisar 60-80 persen. Selain itu, perusahaan

berada tidak jauh dari lahan pertanian dan dekat dengan sumber air. Kondisi ini

cocok untuk pemeliharaan sapi potong.

4.2 Analisis Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro adalah para pelaku dalam lingkungan yang langsung

berkaitan dengan perusahaan atau lingkungan yang berasal dari luar perusahaan

namun sangat mempengaruhi perkembangan suatu usaha. Lingkungan mikro

yang mempengaruhi industri peternakan sapi potong terdiri dari pesaing,

pelanggan, pemasok, intensitas persaingan, dan produk substitusi.

Page 35: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

25

4.2.1 Pesaing

Pesaing merupakan ancaman bagi kelangsungan perusahaan karena saling

berkompetisi dalam memenuhi permintaan pasar. PT Prisma Mahesa Unggul

memiliki kompetisi dalam memproduksi sapi yang berkualitas dengan para

pesaingnya, seperti PT Lembu Jantan Perkasa yang berlokasi di Serang, Banten

dengan jumlah populasi sapi sekitar 3 000 ekor. Kegiatan yang dilakukan yaitu

penggemukan dan pembibitan sapi potong. PT Lembu Jantan Perkasa sudah

memiliki 5 lokasi penggemukan yang berada di daerah yang berbeda-beda di

wilayah Indonesia.

Pesaing yang telah diketahui melakukan usaha di bidang penggemukan sapi

potong di wilayah Jawa Barat diantaranya PT Fortuna Megah Perkasa yang berada

di Sentul, Bogor dengan jumlah populasi sapi sekitar 1 000-1 500 ekor, PT

Widodo Makmur Perkasa yang berada di daerah Cianjur dengan jumlah populasi

sapi sekitar 3 500 ekor, dan PT Kariyana Gita Utama yang berada di Cicurug,

Sukabumi dengan populasi sapi sekitar 800-1 000 ekor. Perusahaan harus mampu

menerapkan strategi-strategi dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang yang

ada dalam menghadapi pesaing, selain itu diharapkan PT Prisma Mahesa Unggul

termotivasi untuk selalu mengembangkan usahanya dan tetap bertahan di bisnis

sapi potong.

4.2.2 Pelanggan

Pelanggan merupakan pembeli yang melakukan pembelian secara berulang.

Pelanggan merupakan peluang bagi perusahaan, pelanggan PT Prisma Mahesa

Unggul berasal dari beberapa wilayah yaitu Jawa Barat dan Banten apabila

kualitas produk yang dihasilkan memenuhi keinginan pelanggan dan pelayanan

yang diberikan memuaskan maka pelanggan akan menjadi pembeli yang loyal.

Penjualan sapi potong biasanya konsumen melakukan pembelian secara continue

dari PT Prisma Mahesa Unggul.

Penjualan pakan konsentrat yang menjadi pelanggan tetap yaitu konsumen

yang berasal dari Cibinong, Subang, Ciampea, dan Cianjur yang datang membeli

satu bulan sekali. Pelanggan yang membeli pakan konsentrat bukan hanya

pelanggan tetap tetapi para pelanggan yang juga membeli sapi di PT Prisma

Mahesa Unggul sebagai persediaan pakan untuk sapi yang dibelinya.

Pembeli dapat menjadi ancaman bagi industri sapi potong melalui tawar

menawar harga. Pembeli berusaha memaksa produsen menurunkan harga jual,

tetapi meminta kualitas produk yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik.

Pembeli pada industri sapi potong umumnya adalah pembeli perantara seperti

pedagang pengumpul dan jagal sapi yang selanjutnya akan menjual karkas atau

daging sapi ke konsumen akhir. Posisi kelompok pembeli ini relatif kuat karena

alasan sebagai berikut ini:

1 Produsen yang bergerak dalam penggemukan sapi potong umumnya

menggunakan bangsa sapi Peranakan Ongole (PO) sehingga pembeli

memiliki cukup banyak alternatif bila tidak tercapai kesepakatan harga

dengan PT Prisma Mahesa Unggul.

Page 36: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

26

2 Pembeli mudah memperoleh informasi tentang perkembangan harga sapi

potong yang ditawarkan oleh para produsen.

3 Kelompok pembeli terpusat atau membeli dalam jumlah relatif besar dari

jumlah yang ditawarkan PT Prisma Mahesa Unggul.

4.2.3 Pemasok

Pemasok memiliki peranan penting bagi perusahaan karena dalam

menghasilkan produk sapi potong yang berkualitas dibutuhkan bahan baku yang

berkualitas baik. Pemasok bahan baku sapi bakalan PT Prisma Mahesa Unggul

merupakan pemasok tetap, tetapi proporsi penggunaan input berubah pada setiap

periodenya. Pada setiap kali periode produksi dalam satu kandang pemasok input

yang dipakai akan disesuaikan dengan kebutuhan. Pemasok bahan baku bagi

perusahaan merupakan pemasok yang telah lama bekerjasama dengan perusahaan

karena memiliki hubungan yang baik. Sapi bakalan yang digemukkan dipasok dari

supplier yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Bahan baku konsentrat dipasok dari beberapa wilayah seperti Lampung,

Jonggol, Cirebon, Cibinong, dan Serang. Bahan baku yang dipasok ke perusahaan

harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan PT Prisma Mahesa Unggul, seperti

kualitas bahan baku, kualitas nutrisinya, dan kebutuhan bahan baku. Sebelum

bahan baku datang dilakukan penyeleksian bahan baku agar bahan baku yang

akan diproduksi mampu menghasilkan konsentrat yang memiliki kualitas baik. PT

Prisma Mahesa unggul memiliki kontrak atau kerjasama yang terikat dengan

pihak pemasok agar bahan baku terjamin secara kontinuitas.

Pemasok sapi bakalan merupakan ancaman bagi perusahaan, dalam bentuk

kekuatan tawar menawar para pemasok dengan cara menaikkan harga sapi atau

menurunkan kualitas sapi bakalan. Hal ini berpengaruh besar pada perusahaan

penggemukan karena harga dan kualitas sapi bakalan sangat menentukan keuntungan

yang akan dicapai. Posisi pemasok PT Prisma Mahesa Unggul cukup kuat karena

hanya terdapat sedikit pemasok yang mengakibatkan perusahaan tergantung

kepada pemasok tersebut dan tidak memiliki pilihan alternatif lain.

4.2.4 Intensitas Persaingan

Aspek persaingan merupakan hal penting dalam menganalisis strategi bisnis

sapi potong. Perusahaan pendatang baru terutama yang tergolong skala menengah

dan besar dapat merupakan ancaman bagi perusahaan yang sudah beroperasi.

Ancaman tersebut berbentuk perebutan pangsa pasar yang dapat mempengaruhi

kestabilan harga. Besar kecilnya ancaman dari masuknya pendatang baru itu

tergantung pada barrier to entry yang ada dan reaksi dari para anggota industri

sapi potong yang telah mapan. Saat ini, pendatang baru semakin banyak karena

iklim usaha yang kondusif. Pendatang baru masuk ke dalam industri dengan skala

yang beragam (kecil, menengah, besar).

Persaingan antar perusahaan dalam industri sapi potong akan saling

mempengaruhi perusahaan yang ada dalam industri tersebut. Jumlah perusahaan

penggemukan sapi potong yang ada di wilayah Bogor dan sekitarnya sudah

Page 37: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

27

terdapat 4 perusahaan yang diketahui menjadi pesaing PT Prisma Mahesa Unggul

yaitu PT Fortuna Megah Perkasa, PT Kariyana Gita Utama, dan PT Lembu Jantan

Perkasa, dan RPH Rumpin 99. Jika dilihat dari jumlah populasi dan jumlah

penjualan setiap harinya, maka intensitas persaingan antara PT Prisma Mahesa

Unggul dengan keempat perusahaan ini terbilang tinggi. Pesaing terdekat PT

Prisma Mahesa Unggul yaitu PT Fortuna Megah Perkasa dengan kapasitas

produksi sekitar 850 ekor per tahun. Jumlah ini belum termasuk peternakan rakyat

yang berproduksi dalam skala kecil. Persaingan dalam industri sapi potong dapat

berbentuk usaha untuk mendapatkan pembeli dan dalam pelayanan. Semakin

banyaknya permintaan sapi potong di Indonesia, maka semakin besar pula

peluang usaha di bidang ternak sapi potong yang menggerakkan para pengusaha

dan perusahaan untuk berusaha di bidang ini. Hingga saat ini tidak sedikit

perusahaan peternakan yang bergerak di bidang penggemukan sapi potong, yang

menghasilkan perputaran keuangan lebih cepat dari pada usaha di bidang

pembibitan sapi potong.

4.2.5 Produk Substitusi

Daging sapi memiliki banyak produk substitusi seperti daging ayam, daging

babi, dan daging kambing. Daging ayam merupakan pilihan utama konsumen

dalam usaha memenuhi kebutuhan akan protein hewani karena harga daging ayam

yang lebih murah jika dibandingkan dengan daging sapi. Hal tersebut di

karenakan persediaan produk substitusi di pasaran yang melimpah, sehingga

membuat konsumen beralih memilih produk substitusi dibanding daging sapi,

khususnya pada saat harga daging sapi melonjak.

4.3 Analisis Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor-faktor strategi yang paling penting bagi

keberhasilan dan keberlanjutan suatu usaha. Faktor internal juga merupakan

sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat menjadi kekuatan dalam

menghadapi persaingan dan dapat menjadi kelemahan apabila sumberdaya

tersebut tidak dikelola dengan baik. Analisis faktor internal lebih menekankan

pada analisis perusahaan dalam menilai kekuatan dan kelemhan dari tiap-tiap

faktor. Faktor-faktor tersebut adalah Manajemen, Produksi, Pemasaran,

Sumberdaya Manusia dan Keuangan.

4.3.1 Aspek Manajemen

Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumberdaya untuk mencapai sasaran (goals)

secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai

dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan

secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. (Ricky W Griffin)

Page 38: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

28

Planning : Perencanaan adalah suatu proses mengembangkan tujuan-tujuan

perusahaan serta memilih serangkaian tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan

tersebut. PT Prisma Mahesa Unggul memiliki perencanaan jangka panjang yang

jelas. Perencanaan perusahaan mencakup perencanaan di tingkat korporat yang

menetapkan Visi, Misi, dan Tujuan perusahaan, hal ini membuat perusahaan

mempunyai arah yang jelas dalam menentukan bisnis yang dimasuki dalam

industri bersaing. Rencana korporat diterjemahkan menjadi tujuan dan strategi

yang lebih spesifik untuk masing-masing unit bisnis di tingkat divisi serta

perencanaan tingkat fungsional yang melakukan implementasi rencana strategi

perusahaan yang dibuat pada level korporat dan level unit bisnis.

Organizing : Pengorganisasian adalah suatu proses karyawan dan

pekerjaannya dihubungkan satu sama lain untuk mencapai tujuan perusahaan.

Pengorganisasian di PT Prisma Mahesa Unggul mencakup adanya pembagian

tugas antara divisi yang terarah, struktur organisasi yang dimiliki perusahaan

bersifat hirarki dari atas ke bawah. Tugas yang dijalankan oleh staf dan karyawan

merupakan kebijakan yang telah ditentukan komisaris. Karyawan tidak bisa

menciptakan kebijakan apabila tidak mendapat persetujuan dari komisaris.

Koordinasi antar staf dan karyawan di PT Prisma Mahesa Unggul kurang berjalan

dengan baik hal ini dapat dilihat dari adanya dualisme (manajemen kandang)

dalam menentukan tugas operasional.

Actuating : Proses memotivasi karyawan agar mereka dapat membantu

secara rela hati dan harmonis dalam mencapai tujuan perusahaan (disebut juga

pengarahan dan pelaksanaan). Gaya kepimpinan yang bersifat otoriter mampu

mempengaruhi karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai keinginan pempimpin,

tetapi disisi lain, hal tersebut tidak memotivasi karyawan untuk bekerja secara

suka rela atau senang hati dalam membantu perusahaan mencapai tujuannya.

Controlling : Pengendalian adalah suatu proses memastikan adanya kinerja

yang efisien untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Perusahaan memiliki

Standar Operasional Kerja yang baik. Pengendalian dilakukan dengan

mengevaluasi kinerja dan melakukan perbaikan.

4.3.2 Aspek Produksi

Aspek produksi sangat menentukan apakah hasil yang didapat selama proses

produksi berjalan dengan baik dan menghasilkan produk yang mempunyai

kualitas yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan. Pada aspek

produksi perusahaan menetapkan standar operasional yang ketat, tujuannya agar

karyawan bekerja dengan maksimal dan memiliki rasa tanggung jawab sehingga

mendapatkan hasil yang maksimal.

Proses produksi PT Prisma Mahesa Ungggul meliputi persiapan kandang,

pengadaan bakalan, penimbangan, pemasangan eartag, dan memberi obat cacing.

Seleksi bakalan heifer yang memiliki alat reproduksi yang baik, pemeliharaan,

pemberian pakan, dan pemberian vitamin. Pemeliharaan sapi yang sakit langsung

ditangani oleh kepala kandang dan beberapa penyakit ditangani langsung oleh

petugas Dinas Peternakan dengan penyuntikan sapi.

Pengaturan penataan persediaan bahan baku dan hasil konsentrat digudang

PT Prisma Mahesa Unggul tidak menggunakan sistem manajemen stok FIFO

Page 39: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

29

(first in first out) hal ini menyebabkan banyak bahan baku yang tertimbun

dipaling bawah menjadi rusak.

4.3.3 Aspek Pemasaran

PT Prisma Mahesa Unggul menerapkan 4 strategi pemasaran yaitu produk,

harga, tempat, dan promosi :

1 Produk : Produk yang dihasilkan berupa sapi siap potong dan sapi bakalan.

Selain itu perusahaan juga memproduksi konsentrat dan hijauan. Proses

produksi tersebut dilakukan di perusahaan. Limbah dari kotoran sapi tidak

diproduksi hanya digunakan untuk memupuk rumput gajah, buah-buahan,

dan tanaman disekitar perusahaan. PT Prisma Mahesa unggul pernah

mengolah limbah menjadi pupuk kandang, tapi proses produksi dihentikan

sekitar tiga bulan lalu.

2 Harga : Penentuan harga ditentukaan oleh kantor pusat dengan

memperhitungkan biaya produksi yang dikeluarkan dan menyesuaikan

harga jual dengan harga yang berlaku di pasaran. Harga jual hidup sapi di

PT Prisma Mahesa Unggul 38 000 per kg.

3 Tempat : Lokasi perusahaan yang beralamat di Kampung Gelewer RT03/04

Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Gunung Pancar,

Kabupaten Bogor merupakan lokasi feedlot. Perusahaan berada pada lokasi

yang strategis karena lokasi tidak jauh dari tol Sentul dan Jagorawi. Hal ini

memudahkan pembeli dan pemasok untuk menjangkau lokasi perusahaan.

Penjualan dilakukan ditempat. Pembeli yang akan membeli produk datang

langsung ke kandang dan akan mendapat informasi yang akan

disosialisasikan oleh kepala kandang yang bertugas di lapangan.

4 Promosi : Promosi yang dilakukan cenderung pasif contohnya perusahaan

jarang melakukan partisipasi dalam kegiatan pameran, dan website

perusahaan tidak berjalan secara optimal. Perusahaan juga tidak memiliki

papan nama yang berisi nama perusahaan yang dipasang di pos satpam.

Adapun perusahaan melakukan promosi dengan cara personal selling,

meskipun promosi yang dilakukan kurang perusahaan mempunyai banyak

pelanggan yang percaya akan kualitas produk yang diberikan. PT Prisma

Mahesa Unggul memiliki jaringan/networking yang luas dengan pihak-

pihak yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan.

4.3.4 Aspek Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan berasal dari berbagai daerah

dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Sebagian besar tenaga kerja

berasal dari daerah sekitar perusahaan. Hal tersebut sejalan dengan tujuan

perusahaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui perekrutan

tenaga kerja. Perusahaan tidak menetapkan persyaratan khusus dalam melakukan

rekrutmen tenaga kerja. Selain itu, rata-rata latar belakang pendidikan tenaga

kerja PT Prisma Mahesa Unggul yaitu SLTA, SLTP, dan lulusan SD. Pendidikan

staf lebih tinggi dari karyawan yaitu memiliki latar belakang pendidikan S1.

Page 40: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

30

PT Prisma Mahesa Unggul memiliki sumberdaya yang cukup

berpengalaman dibidangnya masing-masing dari setiap tingkatan manajemennya.

Pengalaman tersebut dapat dijadikan peluang yang baik untuk penggemukan sapi

potong. Tabel 7 menunjukkan pengalaman pekerja di PT Prisma Mahesa Unggul

Tabel 7 Daftar pengalaman dari karyawan PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

No Jabatan Pengalaman (tahun) Bidang

1 Manajer 12 Manajemen

3 Kepala Divisi 6 Peternakan

4 Karyawan 7 Pertanian

Sumber : PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

Tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada staf dan karyawan telah

ditentukan perusahaan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Tenaga kerja

yang dimiliki perusahaan harus mempunyai sikap disiplin, namun pada

kenyataannya di lapangan masih ditemukan sikap tidak disiplin yang dilakukan

karyawan seperti pulang sebelum waktunya, bersantai disaat jam kerja.

Total tenaga kerja yang dimiliki PT Prisma Mahesa Unggul sebanyak 47

orang, dari jumlah tersebut perusahaan dinilai masih kekurangan tenaga kerja hal

itu bisa dilihat dari kegiatan operasional tidak berjalan secara efektif. Jumlah

pekerjaan yang dikerjakannya tidak seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang

dimiliki, sehingga terdapat beberapa tenaga kerja yang merangkap pekerjaan

dengan gaji yang sama. Hal tersebut membuat motivasi kerja karyawan menjadi

berkurang dan ditambah tidak adanya program pelatihan dan pengembangan

tenaga kerja yang dilakukan perusahaan. Kelemahan lain yang dimiliki

perusahaan adalah kurangnya program K3 (keselamatn, kesehatan, kerja) terhadap

karyawannya, karena di lapangan masih banyak ditemukan pekerja yang tidak

menggunakan perlengkapan keselamatan saat bekerja, seperti masker, sepatu boat,

topi, seragam kerja, dan sarung tangan.

4.3.5 Aspek Keuangan

Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi yang

digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Didalam proses produksi,

modal dapat berupa peralatan dan perlengkapan.

Keuangan PT Prisma Mahesa Unggul terus mengalir sepanjang unit bisnis

terus berjalan. Sejauh ini keuangan yang didapat berasal dari unit fattening dan

feedmill. Unit bisnis yang paling besar dan cepat menghasilkan uang yaitu unit

fattening.

5 PENENTUAN ALTERNATIF STRATEGI

Perumusan alternatif strategi dilakukan untuk mengetahui strategi yang akan

dipakai oleh perusahaan. Tahap awal perumusan strategi adalah tahap

Page 41: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

31

pengumpulan data. Kegiatan yang dilakukan tidak hanya sebatas pengumpulan

data melainkan kegiatan pengklasifikasian alternatif strategi. Langkah awal

perumusan strategi pada PT Prisma Mahesa Unggul adalah dengan

mengidentifikasi faktor-faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

serta faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman. Berdasarkan analisis

lingkungan internal dan eksternal perusahaan maka selanjutnya dilakukan

identifikasi analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunitie, Threat ) untuk

memperoleh gambaran posisi perusahaan yang akan menentukan alternatif

strategi yang sesuai. Analisis lingkungan perusahaan yang dilakukan merupakan

identifikasi terhadap :

5.1 Identifikasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses)

5.1.1 Kekuatan

1 Struktur organisasi jelas dan terarah

Setiap karyawan di PT Prisma Mahesa Unggul sudah memiliki tugas dan

tanggung jawab masing-masing dalam memelihara dan merawat sapi. Setiap

divisi dikelola oleh satu orang pekerja, hal itu bertujuan agar lebih efisien

dan efektif.

2 Produk berkualitas

Produk yang dihasilkan merupakan sapi hidup yang memiliki kualitas

terjamin. sehat dan aman bebas dari cacing hati, dan memiliki bobot ideal

untuk dijual.

3 Ketersediaan pakan dan bahan baku yang terjamin

PT Prisma Mahesa Unggul dapat menghasilkan produk secara terus

menerus setiap periodenya, tidak ada kekosongan produk untuk dipasarkan.

Hal itu dikarenakan pasokan input produksi yang tidak pernah kurang dan

terlambat, sehingga melancarkan proses produksi perusahaan dalam

menghasilkan output.

4 Tenaga kerja memiliki loyalitas dan berpengalaman

Tenaga kerja merupakan faktor penting untuk menunjang kesuksesan suatu

usaha, tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman menjadi salah satu

kunci kesuksesan. PT Prisma Mahesa Unggul mempunyai tenaga kerja yang

berpengalaman di bidang peternakan, dan pertanian. Hal itu dapat dilihat

pada Tabel 7.

5 Modal yang kuat

Sumber modal PT Prisma Mahesa Unggul berbentuk saham, pemegang

saham terbesar dari perusahaan PT Prisma Mahesa Unggul adalah Bapak

Probo Prasetyo dari PT Sahabat Indonesia Inti Mandiri yaitu sebesar 70

persen yang digunakan sebagai modal atau pinjaman kepada PT Prisma

Mahesa Unggul. Peternakan ini memiliki saham sebesar 25 persen dan

sisanya dimiliki oleh perseorangan yaitu Bapak Senti, dan Bapak Ir H

Wasdiro.

Page 42: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

32

6 Lokasi perusahaan yang strategis

Perusahaan memiliki lokasi usaha yang strategis karena berada dekat tol

Sentul Jagorawi. Hal ini memudahkan pembeli dan pemasok untuk

menjangkau lokasi perusahaan.

5.1.2 Kelemahan

1 Penanganan limbah tidak dikelola dengan baik

Perusahaan tidak mengelola limbah hasil kotoran sapi, limbah dibuang dan

dialirkan ke kebun milik perusahaan. Hal ini mengakibatkan pencemaran

lingkungan, pada saat musim hujan kotoran mencemari air dan mengalir ke

pemukiman warga yang berada tepat di bawah lokasi hijauan.

2 Kurangnya koordinasi antara staf dan karyawan

Hubungan kerjasama antara staf dan karyawan kurang berjalan dengan baik,

karyawan kurang memahami peraturan yang ditetapkan perusahaan karena

mayoritas karyawan memiliki latar belakang yang rendah. Hal tersebut

mengakibatkan kedisiplinan karyawan belum optimal dan kurangnya

motivasi kerja karyawan.

3 Promosi tidak berjalan dengan optimal

Promosi yang dilakukan cenderung pasif contohnya perusahaan jarang

melakukan partisipasi dalam kegiatan pameran, dan website perusahaan

tidak berjalan secara optimal. Perusahaan juga tidak memiliki papan nama

yang berisi nama perusahaan yang dipasang di pos satpam. Adapun

perusahaan melakukan promosi dengan cara personal selling, meskipun

promosi yang dilakukan kurang perusahaan mempunyai banyak pelanggan

yang percaya akan kualitas produk yang diberikan.

4 Kurangnya program keselamatan dan kesehatan kerja

Kelemahan lain yang dimiliki perusahaan adalah kurangnya program K3

(keselamatan dan kesehatan kerja) terhadap karyawannya, karena di

lapangan masih banyak ditemukan pekerja yang tidak menggunakan

perlengkapan keselamatan saat bekerja, seperti masker, sepatu boat, topi,

seragam kerja, dan sarung tangan.

Adapun faktor internal yang ada pada PT Prisma Mahesa Unggul dapat

dilihat pada Tabel 8.

Page 43: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

33

Tabel 8 Faktor internal pada PT Prisma Mahesa Unggul

No Faktor Internal Kekuatan Kelemahan

1 Manajemen 1 Struktur organisai yang

jelas dan terarah.

1 Kurangnya koordinasi

antara staf dan

karyawan.

.

2 Produksi 1 Produk berkualitas.

2 Ketersediaan pakan

dan bahan baku yang

terjamin.

1 Penanganan limbah

tidak dikelola dengan

baik.

3 Sumberdaya

Manusia

1 Tenaga kerja memiliki

loyalitas dan

berpengalaman.

1 Kurangnya program K3

4 Pemasaran 1 Lokasi perusahaan

yang strategis.

2 Penetapan harga yang

tepat.

1 Promosi tidak berjalan

dengan optimal.

5 Keuangan 1 Modal yang kuat

5.2 Analisis Peluang (Opportunnities) dan Ancaman (Threat)

5.2.1 Peluang

1 Adanya kebijakan pemerintah yang mendukung

Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mendukung usaha pengembangan

peternakan sapi potong lokal diantarnya mengenai kebijkan pembatasan sapi

impor bakalan, kebijakan pemerintah mengenai larangan pemotongan betina

produktif. Selain itu, adanya perjanjian perdagangan bebas AFTA/NAFTA

dan program swasembada daging tahun 2014.

2 Kemajuan dan perkembangan teknologi peternakan

Kemajuan teknologi dalam kegiatan peternakan sapi potong sangat

berkembang pesat, terutama dalam kegiatan budidaya. Dengan kemajuan

teknologi tersebut maka proses budidaya akan manjadi lebih mudah dan

mandapatkan hasil yang semakin baik.

3 Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein hewani

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan harus selalu dijaga oleh

setiap orang. Protein hewani dan nabati menjadi salah satu sumber gizi yang

sangat dibutuhkan untuk kesehatan. Hal tersebut menjadi peluang bagi PT

Prisma Mahesa Unggul untuk memenuhi kebutuhan protein hewani tersebut.

4 Perkembangan industri peternakan

Industri ruminansia semakin berkembang. Meningkatnya permintaan

masyarakat terhadap produk peternakan dan semakin membaiknya

perekonomian Indonesia membuat industri ruminansia menjadi bergairah,

sehingga memberikan peluang bagi berkembangnya industri pakan ternak.

5 Kondisi alam sekitar peternakan yang mendukung

Lokasi kandang PT Prisma Mahesa Unggul berada pada daerah yang cocok

untuk beternak sapi dilihat dari kondisi suhu, topografi, kelembaban, dan

ketersediaan air yang cukup.

Page 44: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

34

5.2.2 Ancaman

1 Perkembangan pembangunan tata ruang kawasan Sentul

Pembangunan perumahan dan tempat wisata kawasan Sentul yang dekat

dengan lokasi peternakan berkembang dengan cepat dan mengancam

keberadaan PT Prisma Mahesa Unggul.

2 Fluktuasi harga

Berubahnya harga input dapat menyebabkan ancaman bagi peternak. Pada

peternakan sapi, pakan merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan oleh

peternak. Apabila harga pakan meningkat, maka keuntungan yang diperoleh

akan semakin menurun.

3 Tingkat inflasi

Tingkat inflasi akibat tekanan krisis dan meningkatkan berbagai komoditas

terutama pakan berdampak pada semua sektor usaha peternakan. Inflasi

yang tinggi akan berdampak pada stabilitas harga yang tidak menentu. Hal

ini akan mengakibatkan peternak kesulitan membeli sarana produksi,

sehingga mengancam kelangsungan usaha peternakan.

4 Adanya produk subsitusi

Produk subsitusi seperti daging ayam, kambing, dan domba dapat

mengurangi pelanggan yang mempunyai pilihan dalam membeli produk,

apalagi harga produk subsitusi jauh lebih murah dibanding daging sapi.

5 Persaingan perusahaan sejenis

Jumlah perusahaan penggemukan sapi potong yang ada di wilayah Bogor

dan sekitarnya sudah terdapat 4 perusahaan yang diketahui menjadi pesaing

PT Prisma Mahesa Unggul yaitu PT Fortuna Megah Perkasa, PT Kariyana

Gita Utama, PT Lembu Jantan Perkasa, dan RPH Rumpin 99. Jika dilihat

dari jumlah populasi dan jumlah penjualan setiap harinya, maka intensitas

persaingan antara PT Prisma Mahesa Unggul dengan keempat perusahaan

ini terbilang tinggi.

6 Daya tawar menawar pemasok dan pembeli lemah

Posisi pemasok PT Prisma Mahesa Unggul cukup kuat karena hanya

terdapat sedikit pemasok yang mengakibatkan perusahaan tergantung

kepada pemasok tersebut dan tidak memiliki pilihan alternatif lain. Posisi

kelompok pembeli ini relatif kuat karena mudah memperoleh informasi

mengenai alternatif pilihan produk yang diinginkan.

Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh PT Prisma Mahesa Unggul serta

ancaman yang dapat dihindari pada PT Prisma Mahesa Unggul dapat dilihat pada

Tabel 9.

Page 45: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

35

Tabel 9 Faktor Eksternal pada PT Prisma Mahesa Unggul

No Faktor Eksternal Peluang Ancaman

1 Politik dan

kebijakan

pemerintah

1 Adanya kebijakan

pemerintah yang

mendukung.

1 Perkembangan

pembangunan tata ruang

kawasan Sentul.

2 Ekonomi 1 Perkembangan industri

peternakan.

1 Fluktluasi harga.

2 Tingkat inflasi.

3 Teknologi 1 Kemajuan dan

perkembangan teknologi

peternakan.

4 Sosial dan Budaya

1 Meningkatnya kesadaran

masyarakat akan kebutuhan

protein hewani.

1 Adanya isu bahaya

kesehatan dari produk

daging sapi.

5 Ekologi

1 Kondisi alam sekitar

peternakan yang

mendukung.

6 Persaingan Industri 1 Adanya produk substitusi.

2 Daya tawar menawar

pembeli dan pemasok

lemah.

3 Persaingan antar

perusahaan sejenis.

Hasil analisis SWOT akan menghasilkan strategi-strategi yang dapat

dijalanakan oleh PT Prisma Mahesa Unggul dengan memanfaatkan kekuatan dan

peluang serta dapat meminimalisasikan kelemahan dan ancaman bagi perusahaan.

Perubahan dalam lingkungan perusahaan akan menimbulkan dampak positif dan

negatif bagi perusahaan. Dampak positif akan menimbulkan peluang-peluang

untuk mengembangkan bisnis kedepannya, sedangkan dampak negatif akan

memberikan ancaman bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya. Apabila

dampak negatif bisa diminimalisasikan maka akan menjadi kekuatan atau peluang

bagi perusahaan.

Page 46: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

36

Tabel 10 Analisis SWOT pada PT Prisma Mahesa Ungggul

Internal

Eksternal

Strenghts (S)

1 Struktur organisai yang jelas

dan terarah.

2 Produk berkualitas.

3 Ketersediaan pakan dan

bahan baku yang terjamin.

4 Tenaga kerja memiliki

loyalitas dan berpengalaman.

5 Lokasi perusahaan yang

strategis.

6 Modal yang kuat.

Weaknesses (W)

1 Kurangnya

koordinasi antara

staf dan

karyawan.

2 Penanganan

limbah tidak

dikelola dengan

baik.

3 Promosi tidak

berjalan dengan

baik

4 Kurangnya

program K3

Opportunities (O)

1 Adanya kebijakan

pemerintah yang

mendukung.

2 Perkembangan industri

peternakan.

3 Meningkatnya kesadaran

masyarakat akan

kebutuhan protein

hewani.

4 Kemajuan dan

perkembangan teknologi

peternakan.

5 Kondisi alam sekitar

peternakan yang

mendukung.

SO-Strategies

1 Perluasan Pangsa Pasar

(S2, S3, S6, O1, O2, O3)

2 Peningkatkan Kapasitas

Produksi

(S3, S4, S6, O3, O4, O5)

3 Membangun unit bisnis

pembibitan (breeding) (S1,

S4, S5, S6, O1, O4, O5)

WO-Strategies

1 Mengadakan

pelatihan dan

pengembangan

karyawan (W1,

W4, O4)

2 Mengoptimalkan

pemasaran (W3,

O3, O4)

3 Membangun unit

bisnis pengolahan

pupuk organik

(kompos dan cair)

(W2,W3, O2, O4,

O5)

Threats (T)

1 Perkembangan

pembangunan tata ruang

kawasan Sentul.

2 Tingkat inflasi.

3 Fluktuasi harga.

4 Adanya isu bahaya

kesehatan produk daging

sapi.

5 Adanya produk

substitusi.

6 Lemahnya daya tawar

menawar pemasok dan

pembeli.

7 Persaingan antar

perusahaan sejenis.

ST-Strategies

1 Mengenfisiensikan

biaya produksi (S2, S3,

S4 , T2, T3)

2 Meningkatkan kualitas

SDM (S4, S6, T4, T5,

T7)

3 Membangun kemitraan

inti-plasma (S1, S3, S5,

S6, T4, T6, T7)

WT-Strategies

1 Menjalin

hubungan baik

dengan pembeli

dan pemasok

(W3, T2, T4, T6)

Page 47: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

37

Berdasarkan matriks SWOT, dapat dirumusakan alternatif strategi yaitu :

SO-Strategies

Strategi S-O merupakan rumusan strategi yang didapat dari menganalisis

kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh perusahaan. Berikut ini adalah strategi

S-O dari PT Prisma Mahesa Unggul :

1 Perluasan Pangsa Pasar

Hasil produk sapi potong yang dibutuhkan oleh masyarakat membuat

produk dari sapi potong akan diterima masyarakat. Informasi nilai gizi dari

sapi membuat daging sapi akan mengalami peningkatan permintaan yang

didukung dengan perbaikan perekonomian Indonesia. Perluasan daerah

pemasaran, selain manfaat langsung yang diperoleh yaitu sapi potong itu

sendiri, perusahaan akan lebih dikenal oleh para penjual atau supplier

daging di pasar sehingga konsumen yang akan datang akan bertambah.

2 Peningkatkan Kapasitas Produksi

PT Prisma Mahesa Unggul memilik kekuatan dan peluang yang dapat

dimanfaatkan untuk mengembangkan kegiatan perusahaan, yaitu dengan

menambah kapasitas produksi sapi potong. Peningkatan kapasitas produksi

dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang masih kosong untuk

menambah jumlah kandang dan menambah jumlah pasokan sapi dari

pemasok, dapat menambah keuntungan perusahaan dan dapat memenuhi

permintaan daging sapi.

3 Membangun unit bisnis pembibitan (breeding)

Sapi bakalan merupakan faktor penting dalam proses penggemukan di PT

Prisma Mahesa Unggul. Perusahaan dapat meningkatkan kualitas output dan

menambah keuntungan apabila dilakukan pembangunan unit bisnis

pembibitan (breeding). Hal ini didukung dengan adanya teknologi

inseminasi buatan yang memudahkan dalam proses perkawinan induk sapi.

ST-Strategies

Strategi S-T merupakan rumusan strategi yang muncul dari menganalisis

kekuatan dan ancaman yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman yang

timbul dari segi eksternal perusahaan. Berikut ini adalah strategi S-T dari PT

Prisma Mahesa Unggul :

1 Mengenfisiensikan biaya produksi investasi kandang agar dapat bertahan

lama.

Meningkatnya tingkat inflasi berdampak pada berjalannya proses produksi

dan operasional perusahaan, dibutuhkan banyak biaya untuk melakukan

produksi sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan akan semakin

besar alternatif strategi yang dapat dilakukan adalah dengan

mengefisiensikan seluruh unit kerja dan pengurangan biaya pada unti- unit

tertentu dalam kegiatan operasional. Dengan mengefisiensikan

pembelanjaan BBM mobil pakan dalam proses produksi dan juga

pemeliharaan.

Page 48: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

38

Perusahaan berupaya dalam mengefisiensikan biaya produksi dengan

mempelajari ancaman bagi perusahaan dengan memanfaatkan kekuatan

yang ada, sehingga memperoleh keuntungan yang optimal.

2 Meningkatkan kualitas SDM

PT Prisma Mahesa Unggul masih perlu pembenahan dalam berbagai bidang

operasional, sehingga diperlukan perbaikan manajemen perusahaan.

Manajemen waktu kerja harus dilakukan perbaikan dengan meningkatkan

kedisiplinan karyawan terhadap waktu kerja. Perusahaan harus menyiapkan

diri dalam perbaikan manajemen untuk menghadapi dunia persaingan usaha

peternakan.

3 Membangun kemitraan inti-plasma

Membangun kemitraan inti-plasma untuk bersaing dengan perusahaan yang

sejenis baik berskala sama atau lebih besar. Kemitraan dilakukan dengan

harapan dapat meningkatkan jumlah produk yang dihasilkan agar dapat

memenuhi pasar.

WO-Strategies

Strategi W-O merupakan rumusan yang muncul dari menganalisis

kelemahan dan peluang yang dimiliki oleh perusahaan. Strategi ini memanfaatkan

peluang yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi kelemahan perusahaan.

Berikut ini adalah strategi W-O dari PT Prisma Mahesa Unggul :

1 Mengadakan pelatihan dan pengembangan karyawan

Untuk mengatasi kelemahan perusahaan dan menjaga kemampuan

karyawan, perusahaan perlu mengadakan pelatihan kepada karyawan dalam

sistem produksi pada perusahaan baik dari teknis maupun teknologi yang

ada.

2 Mengoptimalkan pemasaran

Promosi yang dilakukan PT Prisma Mahesa Unggul cenderung pasif.

Perusahaan dapat mengoptimalkan pemasaran untuk mendorong

peningkatan penjualan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dan

sistem informasi, seperti memperbaharui website yang dimiliki perusahaan.

3 Membangun unit bisnis pengelolaan pupuk organik

Hasil limbah PT Prisma Mahesa Unggul belum dimanfaatkan secara

optimal, sehingga perusahaan dapat meminimalisasikan kelemahan dengan

membuka unit bisnis pengolahan pupuk organik, yang didukung permintaan

pupuk organik yang meningkat.

WT-Strategies

Strategi W-T merupakan rumusan strategi yang muncul dari menganalisis

kelemahan dan ancaman yang dimiliki oleh perusahaan. Strategi ini bertujuan

untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan dari ancaman.

Berikut ini adalah strategi W-T dari PT Prisma Mahesa Unggul :

Page 49: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

39

1 Menjalin hubungan baik dengan pembeli dan pemasok

Peningkatan hubungan dengan konsumen dan pemasok dilakukan agar

konsumen mendapat kepuasan dalam membeli produk pada perusahaan, hal

ini dapat dilakukan dengan cara pelayanan yang maksimal pada saat

pembelian dan penjagaan mutu produk agar tetap berkualitas. Strategi ini

dilakukan dengan cara menjaga komunikasi antar perusahaan dengan

pemasok dan para konsumen. Hal ini bertujuan agar perusahaan tetap

mendapat pasokan bakalan yang berkulitas dengan harga yang sebanding,

mendapat pasokan bahan baku secara kontinyu dengan harga tidak terlalu

mahal. Agar knsumen bisa menjadi konsumen setia yang terus membeli sapi

di PT Prisma Mahesa Unggul.

6 SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

PT Prisma Mahesa Unggul merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

peternakan dengan unit bisnis sapi potong, unit bisnis konsentrat, dan unit bisnis

Hijauan Makanan Ternak (HMT). Usaha dirintis pada tahun 2009 mulai perintis

usaha penggemukan sapi potong yang berpusat di farm PT Prisma Mahesa

Unggul Karang Tengah-Bogor. Tujuan unit bisnis penggemukan sapi pada PT

Prisma Mahesa Unggul untuk memenuhi peningkatan kebutuhan daging yang

berkualitas dan menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sekitar peternakan.

Hasil analisis faktor eksternal yang telah dirumuskan untuk

mengidentifikasi peluang bisnis yang harus mendapatkan respon dari pelaku

bisnis dengan mengidentifikasi ancaman bisnis yang perlu diminimalisasi sebaik

mungkin, peluang yang ada setelah dilakukan analisis faktor eksternal pada

perusahaan antara lain adanya kebijakan pemerintah yang mendukung, adanya

perbaikan perekonomian nasional, permintaan produk daging sapi yang

meningkat, pertumbuhan ekonomi, perkembangan dan kemajuan teknologi

peternakan, meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein hewani,

dan kondisi alam sekitar peternakan yang mendukung.

Analisis terhadap faktor internal dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan

dan kelemahan perusahaan. Kekuatan yang dimiliki PT Prisma Mahesa Unggul

yaitu struktur organisasi yang jelas dan terarah, sistem administrasi tersusun

dengan baik, produk berkualitas, ketersediaan pakan dan bahan baku yang

terjamin, tenaga kerja memiliki loyalitas dan berpengalaman, lokasi perusahaan

yang strategis, memiliki networking yang luas, penetapan harga yang tepat, dan

modal yang kuat. Sedangkan kelemahan PT Prisma Mahesa Unggul adalah sistem

keamanan yang kurang baik, manajemen kurang berjalan dengan baik, kurangnya

koordinasi antara staf dan karyawan, penanganan limbah tidak dikelola dengan

Page 50: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

40

baik, kurangnya program pengembangan dan keselamatan karyawan, dan promosi

tidak berjalan dengan optimal.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan

beberapa hal yang berkaitan dengan perusahaan. Maka altenatif strategi yang

dapat diterapkan yaitu (1) Perluasan pangsa pasar (2) Peningkatan kapasitas

produksi (3) Membuka unit bisnis pembibitan (breeding) (4) Mengefisiensikan

biaya produksi (5) Meningkatkan kinerja SDM (6) Membangun kemitraan inti-

plasma (7) Membangun unit bisnis pengelolaan pupuk organik (8) Mengadakan

pelatihan dan pengembangan karyawan (9) Mengoptimalkan pemasaran (10)

Menjalin hubungan baik dengan pembeli dan pemasok.

6.2 Saran

Alternatif strategi yang diajukan untuk memaksimalkan peluang pada PT

Prisma Mahesa Unggul adalah strategi kombinasi antara Strength, Weaknesses,

Opportunities, dan Threat. Strategi yang dapat diterapkan perusahaan yaitu :

1 Berdasarkan kondisi perusahaan, sebaiknya melakukan strategi untuk

meningkatkan produksi meningat perusahaan telah memiliki sumberdaya

modal, lahan, dan SDM yang memadai.

2 Berdasarkan kondisi perusahaan yang belum mengolah limbah ternak,

sebaiknya perusahaan melakukan strategi untuk mengadakan pengolahan

limbah ternak menjadi pupuk organik mengingat sarana dan prasarana yang

dimiliki perusahaan sudah mendukung.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistika. 2012. Konsumsi Daging Hewan Ternak Indonesia.

Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Dinas Peternakan Kabupaten Bogor. 2012. Konsumsi Protein Hewani Indonesia.

Pemerintahaan Kabupaten Bogor. Jawa Barat

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT Prenhallindo.

Handoko TH. 2000. Edisi 1, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.

Yogyakarta. BPFE.

Rangkuti. F. 2006. Manajemen Strategik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Umum.

Redaksi Agromedia. 2010. Petunjuk Praktis Menggemukkan Sapi Potong,

Kambing, dan Domba, Agromedia Pustaka. Jakarta.

Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Page 51: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

41

LAMPIRAN

Page 52: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf
Page 53: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

41

Katerangan :

= Timbangan

= Pos Satpam

= Kandang

= Kebun HMT

= Catel Yard

D

C

B

A

G

E

R

B

A

N

G

S

Gudang Pakan

Kantor Mess Mess Mess Mess

Kolam

Mushola

Dapur

Lampiran 1 Layout PT Prisma Mahesa Unggul tahun 2013

Page 54: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf
Page 55: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

41

Lampiran 2 Sumberdaya fisik bangunan dan Kegiatan PT Prisma Mahesa Unggul

tahun 2013

Gambar 1 Kandang individu

Gambar 4 Pembersihan

kotoran

Gambar 2 Kandang koloni

Gambar 5 Pengiriman sapi

Gambar 3 Pemberian obat

cacing

Gambar 6 Penataan Bahan

baku

Page 56: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf
Page 57: KAJIAN LINGKUNGAN BISNIS PT PRISMA MAHESA UNGGUL.pdf

43

Lampiran 3 Kegiatan dan sumberdaya fisik kendaraan PT Prisma Mahesa Unggul

tahun 2013

Gambar 9 Pengemasan

konsentrat

Gambar 7 Proses produksi

konsentrat

Gambar 8 Penimbangan

konsentrat

Gambar 10 Mess karyawan

Gambar 11 Truk perusahaan