laporan prakerin mahesa ryan pamuji (08.54.06236)
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI PT TIRTA CISADANE
TANGERANG
Oleh
Mahesa Ryan Pamuji
NIS 08.54.06236
KEMENETRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN – SMAK BOGOR
BOGOR
2012
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
DI PT TIRTA CISADANE TANGERANG
Sebagai Syarat untuk Mengikuti Ujian Akhir
Di Sekolah Menengah Kejuruan – Smak Bogor
Tahun Pelajaran 2011/2012
Oleh
Mahesa Ryan Pamuji
NIS 08.54.06236
KEMENETRIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN – SMAK BOGOR
BOGOR
2012
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Disetujui dan disahkan oleh:
Disetujui oleh:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Didin Solahudin Meita UtariNIP. 05.131 NIP.09. 176
Pembimbing III,
Rusman. M,SiNIP.19781113 200502 1 001
Disahkan oleh:
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan – Smak Bogor,
Dra. Hadiati AgustineNIP. 19570817 198103 2 002
KATA PENGANTAR
Laporan berjudul Laporan Praktik Kerja Industri di PT Tirta Cisadane-
Tangerang dengan subjudul Penetapan Kadar Fe dalam air minum dan air baku
ini, bertujuan untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian akhir kelas tiga belas (
XIII) semester delapan (VIII) tahun ajaran 2011/2012 di Sekolah Menengah
Kejuruan – Smak Bogor. Praktik Kerja Industri Dilaksanakan selama kurang lebih
3 bulan (1 November 2011 – 31 Januari 2012).
Secara garis besar, laporan ini berisi pendahuluan, tinjauan umum,
tinjauan khusus, tinjauan pusaka, metode analisis, pembahasan, serta kesimpulan
dan saran mengenai kegiatan di Laboratorium PT Tirta Cisadane.
Puji syukur Penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dan
berkat anugerah dan karunia-Nya, maka penulis dapat melaksanakan dan
menyelesaian laporan Praktik Kerja Industri di PT Tirta Cisadane, Tangerang.
Secara khusus saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa manusia tidak luput dari kesalahan sehingga
laporan ini masih memiliki banyak kesalahan dan masih perlu diperbaiki. Oleh
karena itu, Penulis terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak.
Penulis berharap agar laporan dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang
membaca, baik yang sebidang dalam ilmu analis kimia maupun diluar ilmu analis
kimia
Tangerang, Januari 2012 Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri.......................................................................1
B. Tujuan Praktik Kerja Industri...................................................................................1
BAB II INSTITUSI TEMPAT PRAKERIN........................................................................3
A. Sejarah Institusi........................................................................................................3
B. Fungsi Organisasi.....................................................................................................3
C. Sistem Pengolahan Air.............................................................................................4
D. Ruang Lingkup Laboratorium..................................................................................7
BAB III TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................9
A. Air...............................................................................................................................9
B. Sumber Air.............................................................................................................10
C. Parameter Kualitas Air...........................................................................................11
D. Bahan Kimia Pengolah Air.....................................................................................14
E. Penjaminan Mutu Pengujian...................................................................................15
F. Grafik Kendali Mutu..............................................................................................17
BAB IV METODE ANALISIS.........................................................................................22
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................26
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN.................................................................................33
A. Simpulan.......................................................................................................................33
B. Saran...........................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................35
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Faktor pengganggu dalam penetapan besi...............................................24
Tabel 2 Pembacaan kadar Besi selama bulan Desember 2011..............................26
Tabel 3 Peraturan Menteri Kesehatan No 492/MENKES/PER/IV/2010 untuk
kadar Fe................................................................................................................26
Tabel 4 PP No. 22 tahun 2001 untuk kadar Fe.....................................................27
Tabel 5 Pembacaan kontrol sampel Fe.................................................................29
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 1).............................19
Gambar 3 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 3).............................20
Gambar 2 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 2).............................20
Gambar 4 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 4).............................21
Gambar 5 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 5).............................21
Gambar 6 Reaksi antara Fe dengan ortho-penantroline.....................................................23
Gambar 7 Kadar Fe dalam Treated Water.........................................................................27
Gambar 8 Kadar Fe dalam raw water................................................................................28
Gambar 9 Grafik kendali mutu akurasi untuk control sampel...........................................30
Gambar 10 Grafik kendali mutu presisi.............................................................................31
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Tirta Cisadane..............................................37
Lampiran 2 . Skematis Sistem Pengolahan Air......................................................39
Lampiran 3 . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010.....40
Lampiran 4 . Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001........................................44
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri
Sejalan dengan meningkatnya pembangunan dan modernisasi di sektor
industri maka tidak dapat dielakan lagi sekolah-sekolah kejuruan, khususnya
SMK-SMAK Bogor harus mampu menghadapi tuntutan dan tantangan yang
senatiasa datang mengikuti perkembangan jaman seperti sekarang ini.
Mengingat tuntutan dan tantangan masyarakat industri pada tahun-tahun
mendatang akan terus meningkat dan bersifat padat pengetahuan dan
keterampilan, maka pengembangan akan pendidikan menengah kejuruan
khususnya untuk ruang lingkup kimia analisis harus difokuskan pada kualitas
lulusannya. Berkaitan dengan hal itu, maka pola pengembangan yang
diterapkan dalam pembinaan mutu sistem pendidikan menjadi sangat penting,
salah satunya dengan dilaksanakannya program praktik kerja industri.
Praktik kerja industri dilaksanakan oleh setiap siswa SMK-SMAK
Bogor, kelas XIII pada semester 8 yang dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung
mulai 1 November 2011 hingga tanggal 29 Januari 2012.
B. Tujuan Praktik Kerja Industri
Adapun tujuan praktik kerja industri ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan dan memantapkan keterampilan siswa sebagai
bekal kerja yang sesuai dengan program studi kimia analisis.
2. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap profesional siswa dalam
rangka memasuki dunia kerja.
3. Meningkatkan wawasan siswa pada aspek-aspek yang potensial pada dunia
kerja, antara lain: struktur organisasi, disiplin, lingkungan, dan sistem kerja.
1
2
4. Memporoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan
mengembangkan pendidikan di Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor.
5. Memperkenalkan fungsi dan tugas seorang analis kimia kepada lembaga-
lembaga penelitian dan perusahaan industri ditempat pelaksanaan prakerin
(sebagai konsumen tenaga analis kimia).
6. Meningkatkan pengetahuan siswa dalam hal penggunaan instrument kimia
analisis yag lebih modern, dibandingkan dengan fasilitas yang tersedia di
sekolah.
3
BAB II
INSTITUSI TEMPAT PRAKERIN
A. Sejarah Institusi
Dengan maksud memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat,
dimana dari PDAM Tangerang masih jauh dari sasaran yang ingin dicapai,
maka upaya yang dilakukan adalah malaksanakan pembangunan melalui
pengembangan kerjasama dengan pihak swasta, yaitu PT Tirta Cisadane.
Pada tanggal 22 April 1996 PDAM Kabupaten Dati II Tangerang
menandatangani perjanjian kerjasama pengelolaan instalasi air minum dengan
PT Tirta Cisadane. Pengolahannya didesain oleh Degremont-Perancis.
Instalasi ini selesai dibangun pada tahun 1996 dan telah memasok airnya ke
Jakarta pada tahun yang sama. Kerjasama dengan pihak swasta ini
menggunakan bentuk kontrak kelola yang berjangka waktu 15 tahun.
PT Tirta Cisadane adalah perusahaan swasta dengan jumlah karyawan
sebanyak 78 orang. PT Tirta Cisadane bertempat di:
Site Office : Jalan Raya Serpong No.1-2 Serpong, Tangerang
Selatan 15310
Head Office : Menara Sudirman lantai 6, suite D Jalan Jendral
Sudirman Kavaleri 60 Jakarta 12190
Dalam pengoperasiannya, PT Tirta Cisadane menerapkan sistem
manajemen mutu ISO 9001: 2000 dan sistem manajemen laboratorium
ISO/IEC 17025:2005.
B. Fungsi Organisasi
PT Tirta Cisadane, Tangerang menghasilkan produk air minum
untuk konsumsi masyarakat, yang sesuai dengan keputusan Menteri
Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010.Tanggung jawab PT Tirta
3
4
Cisadane adalah menjamin instalasi pengolahan air minum Cisadane dapat
beroperasi secara terus menerus selama 24 jam/hari sesuai dengan
kapasitas dan kualitas yang ditentukan.
Pendistribusian air tersebut, dikelola oleh PDAM Tirta Kerta Raharja
yang memasok air minum ke wilayah Serpong sebesar 200 L/detik dan
wilayah Jakarta 2800 L/detik yang secara komersial ditetapkan pada
tanggal 12 Desember 1996.
C. Sistem Pengolahan Air
Pengolahan air minum di Instalasi Pengolahan Air Minum Cisadane
Serpong, memiliki karakteristik bangunan seperti:
1. Bangunan Intake dan stasiun pompa air baku dengan enam buah pompa
yang masing-masing berkapasitas maksimum 850 L/detik. Pompa
tersebut dilengkapi oleh sistem anti hammer untuk melindungi pompa air
baku dari tekanan balik air jika pompa tiba-tiba berhenti bekerja.
2. Dua unit bangunan grit chamber untuk membuang atau memisahkan
partikel berukuran besar.
3. Bangunan preozon untuk mengoksidasikan bahan-bahan organik.
4. Bangunan mixing chamber untuk mereaksikan air baku dengan koagulan
(contoh Alum Sulfat, PAC), pra netralisasi pH (kapur atau Soda Kaustik),
dan pra desinfeksi (Klorin atau Kaporit).
5. Tiga unit pulsator seluas 676,7 m2 dengan modul lamellar.
6. Dua belas unit penyaring pasir tipe Aquazur V (gravitasi) masing-masing
seluas 121 m2.
7. Reservoir tempat untuk menampung air bersih yang kemudian dilakukan
penginjeksian penetral dan desinfektan.
8. Stasiun pompa air bersih, dengan enam buah pompa berkapasitas
maksimum 750 L/detik, dan satu buah regulating tank.
5
Proses pengolahan air minum secara umum yang terdapat di Instalasi
Pengolahan Air Minum Cisadane Serpong adalah:
1. Screening
Proses ini adalah pemisahan sampah, plastik, daha-dahan pohon yang
berukuran besar dari air baku.
2. Transmisi Air Baku
Proses ini adalah proses perpindahan air baku dari Intake ke grit chamber
di WTP. Pipa transmisi air baku menghubungkan pompa air baku dengan
grit chamber pada WTP untuk mengalirkan air baku.
3. Prekoagulasi
Pada proses ini dilakukan penambahan Flokulan sebelum proses
koagulasi di mixing chamber. Proses ini dilakukan pada saat kekeruhan
air baku diatas 600 NTU. Prekoagulasi dilakukan karena kemampuan
pulsator yang terbatas dalam menampung lumpur hasil koagulasi dan
sedimentasi.
4. Prasedimentasi
Pada proses prasedimentasi terjadi pengurangan kandungan zat padat
dalam air. Zat padat yang lolos dari proses screening tetapi berukuran
cukup besar, seperti lumpur,pasir, kerikil, akan mengendap karena
adanya gaya gravitasi. Proses ini terjadi di grit chamberdengan kecepatan
alir air yang sangat rendah.
5. Preozonasi
Preozonasi dapat disebut juga desinfeksi.Gas ozon diinjeksikan di
preozonchamber, sehingga pertumbuhan alga di clarifier dan filter dapat
dicegah.
6
6. Koagulasi
Proses ini adalah pencampuran koagulan (zat penggumpal) dengan air
baku untuk menggumpalkan padatan tersuspensi, yang tidak dapat
mengendap pada proses sedimentasi. Proses ini terjadi di mixing
chamber. Koagulan yang biasa dipakai adalah:
a. Tawas Alum
Alum atau aluminium sulfat adalah bahan kimia dengan
komponen utama Al2(SO4)3 ∙ H2O. Tersedia secara komersil dalam
bentuk padatan dan cairan. Kandungan Al2O3 dalam alum padat
berkisar antara 11 – 17 % tergantung jumlah air kristal yang
bervariasi dari 13 – 18 %. Kandungan Al2O3 dalam alum cair
minimal 8%. Baik untuk padat ataupun cair, kualitas alum ditentukan
dari kadar Al2O3.
b. Polialuminiumklorida ( PAC )
PAC adalah suatu persenyawaan anorganik komplek, ion
hidroksil, serta ion aluminium, yang mempunyai rumus
Alm(OH)nCl(3m-n) PAC efektif di antara tingkat pH yang lebih luas.
Tidak terlalu menurunkan pH karena tidak menghasilkan sisa
asam.
7. Flokulasi
Proses flokulasi adalah pembentukan flok-flok dari proses koagulasi.
Proses ini dipercepat dengan pengadukan yang lambat. Dengan proses
ini, didapatkan ukuran flok yang semakin bersar dan mudah dipisahkan
oleh air. Flokulasi terjadi di clarifier chamber.
8. Klarifikasi
Proses klarifikasi adalah proses pengendapan flok-flok dari proses
koagulasi. Pada proses ini terjadi pemisahan zat tersuspensi sebesar 99%.
7
9. Filtrasi
Proses ini adalah pemisahan yang masih lolos dari proses klarifikasi,
yaitu dengan cara penyaringan dengan media pasir.
10. Desinfeksi
Desinefksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen
pada objek yang tidak hidup dengan pengecualian pada endospora
bakteri. Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk
membunuh kuman patogen dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh
spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun kedokteran. Desinfeksi
yang dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Minum Cisadane Serpong
menggunakan gas klorin atau kaporit sebagai desinfektan cadangan.
11. Netralisasi
Proses ini bertujuan untuk menetralkan pH air, dengan penambahan
kapur atau soda kautik.
12. Distribusi
Proses ini merupakan suatu proses penyaluran air bersih dari reservoir
sampai ke konsumen.
D. Ruang Lingkup Laboratorium
Laboratorium PT Tirta Cisadane telah terakreditasi oleh Komite
Akreditasi Nasional sebagai labaoratorium penguji sesuai ISO/IEC
17025:2005. Secara garis besar, laboratorium di PT Tirta Cisadane memiliki
fungsi utama:
1. Fungsi kontrol ( Laboratorium kualitas )
Laboratorium berfungsi sebagai kontrol terhadap berbagai mutu
produk, baik bahan baku, produk akhir ataupun analisis limbah. Fungsi
kontrol lainnya sebagai kcontrol kualitas peralatan inspeksi dan pengujian.
8
2. Fungsi pengendalian ( Laboratorium Proses )
Laboratorium proses befungsi sebagai pengendali kualitas proses,
berkaitan dengan optimalisasi chemical process, penentuan dosis, dan
trouble shooting process.
3. Fungsi pengembangan ( Laboratorium R&D )
Laboratorium R&D berfungsi sebagai pengembangan dengan adanya
riset dan pengembangan yang menunjang optimalisasi dan efisiensi proses.
Laboratorium dilengkapi sumber daya manusia dan sistem
manajemen yang handal, ditunjang dengan peratalan yang sesuai dengan
fungsi yang akan dikembangkan, sehingga didapatkan kinerja yang
optimal dari ketiga fungsi diatas. Sistem manajemen yang harus dikuasai
laboratorium diantaranya sistem inspeksi, kalibrasi, pelaporan, informasi,
penjaminan mutu, keselamatan dan keamanan.
Laboratorium di PT. Tirta Cisadane dipimpin oleh seorang Kepala
seksi dengan lima orang analis. Jadwal kerja analis laboratorium terbagi
empat bagian, dengan pembagian waktu kerja sebagai berikut :
Daily : 08.00 – 17.00 WIB
Shift I : 07.00 – 15.00 WIB
Shift II : 15.00 – 23.00 WIB
Shift III : 23.00 – 07.00 WIB
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Air
Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dari atom Hidrogen dan
Oksigen dengan rumus kimia H2O. Sebuah molekul air terdiri dari satu atom O
yang berikatan kovalen dengan dua atom H. Molekul air yang satu dengan
molekul-molekul air yang lainnya bergabung melalui suatu ikatan Hidrogen
antara atom H dengan atom O pada molekul air yang lain. Adanya ikatan
hidrogen inilah yang menyebabkan air memiliki sifat-sifat yang khas. Sifat-
sifat air diantaranya:
1. Pada keadaan normal, air merupakan zat cair yang tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa.
2. Biasa digunakan sebagai pelarut polar.
3. Membeku pada suhu 0 0C dan mendidih pada suhu 100 0C pada tekanan 1
atm.
4. Bila direaksikan dengan logam alkali, air akan mengurai dan melepaskan
H2.
5. Dapat mengalami ionisasi:
H2O → H+ + OH-
Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Apabila manusia
hewan dan tumbuhan akan mati jika kekurangan air. Pengaruh air sangat luas
bagi kehidupan, khususnya air untuk keperluan makan dan minum. Saat ini
kualitas air minum di kota-kota besar di Indonesia masih memprihatinkan.
Kepadatan penduduk, tata ruang yang salah dan tingginya eksploitasi sumber
daya air sangat berpengaruh pada kualitas air (Mahida, 1993).
Kualitas air yang buruk disebabkan pula karena adanya berbagai jenis
bakteri patogen dan kandungan bahan-bahan kimia berbahaya, sehingga
diperlukan pengendalian dan pemeriksaan bahan-bahan berbahaya dalam air.
9
10
B. Sumber Air
1. Air Angkasa
Air angkasa disebut juga air hujan. Air hujan adalah air yang
menguap karena panas dan kemudian mengembara di udara.Disaat
mengembara tersebut, uap air bercampur dan melarutkan gas-gas
oksigen, nitrogen, karbondioksida, debu, dan senyawa lainnya.Oleh
karena itu, air hujan juga mengandung debu, bakteri, serta berbagai
senyawa yang terdapat dalam udara (Mahida, 1993).
2. Air Permukaan
Air permukaan merupakan air baku utama bagi produksi air
minum. Sumber air permukaan dapat berupa sungai, danau, waduk,
empang, dan air dari saluran irigasi.Pada umumnya air permukaan sudah
mengalami pencemaran, sedangkat derajat pencemaran tergantung pada
lokasi daerahnya, misalnya bagian muara sungai lebih tinggi derajat
pencemarannya dibandingkan bagian hulu.
3. Air Tanah dan Mata Air
a. Air Tanah
Air tanah merupakan sumber air bagi masyarakat pedesaan dalam
bentuk mata air atau sumur, baik dalam berbentuk sumur galian, sumur
pompa dalam maupun sumur pompa dangkal. Dilihat dari segi kuantitas,
air tanah relatif cukup banyak jika dibandingkan dengan air hujan. Air
tanah adalah air yang bergerak dalam tanah dan terdapat di dalam ruang-
ruang antar butir-butir tanah maupun retakan batuan.Air bergerak ke
dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju
muka air tanah (Polunin, 1997).
Dengan demikian, kondisi air tanah sangat bergantung pada
kondisi tanahnya. Pada umumya, air tanah mengandung kadar Besi dan
Mangan yang cukup tinggi.
11
b. Mata Air
Pada umumya mata air dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu mata
air karang (rock spring) dan mata air tanah (earth spring), tergantung
pada letak sumber airnya.Mata air harus terjaga dari masuknya air dari
luar ke dalam daerah mata air karena hal itu dapat menyebabkan mata
air tercemar.
Perlindungan mata air dari pencemaran dapat dilakukan dengan
membuat konstruksi bangunan yang sesuai. Bangunan tersebut
sebaiknya terbuat dari beton dengan sistem pengeluaran air secara
gravitasi atau dipasang saluran sedemikian rupa sehingga air dapat di
pompa secara mekanis ke tangki-tangki penyimpanan.
4. Air Laut
Air laut digunakan sebagai sumber air oleh masyarakat.Air laut
memiliki kandungan garam yang sangat tinggi.Masyarakat yang tinggal
di sekitar pantai biasannya memanfaatkan air laut untuk diambil
garaBesiya.Air laut memiliki kehidupan biologi yang khas (Wibisono,
2005).
C. Parameter Kualitas Air
Air minum yang dihasilkan oleh pengolahan air harus memenuhi
persyaratan sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.492/MENKES/KEP/IV/2010 tentang Syarat-Syarat
dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
Parameter minimal kualitas air minum yang wajib dianalisa sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.492/MENKES/KEP/IV/2010 antara lain adalah sebagai berikut:
1. Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan :
a. Mikrobiologi :
12
1) Parameter E.Coli.
2) Parameter Total bakteri bentuk koli.
b. Kimia An-Organik :
1) Parameter Arsen.
2) Parameter Flourida.
3) Parameter Total Krom.
4) Parameter Kadmium.
5) Parameter Nitrit.
6) Parameter Nitrat.
7) Parameter Sianida.
8) Parameter Selenium.
2. Parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan:
a. Parameter Fisika :
1) Parameter Bau.
2) Parameter Rasa.
3) Parameter Warna.
4) Parameter Total Padatan Terlarut.
5) Parameter Kekeruhan (NTU).
6) Parameter Daya Hantar Listrik (DHL).
7) Parameter Suhu.
b. Parameter Kimia :
1) Parameter Aluminium.
2) Parameter Mangan.
3) Parameter Total Hardness.
4) Parameter Klorida
5) Parameter Besi.
6) Parameter Seng.
13
7) Parameter Sulfat.
8) Parameter Tembaga.
9) Parameter Sisa Klor/Klor bebas.
10) Parameter Ammonia.
11) Parameter pH.
Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan adalah
parameter yang jika keberadaannya melebihi baku mutu akan menimbulkan
efek yang langsung dirasakan oleh tubuh. Parameter yang tidak berhubungan
langsung dengan kesehatan adalah parameter yang jika keberadaannya
melebihi baku mutu akan menimbulkan efek di kemudian hari.
Parameter uji harian (daily analysis) yang dilakukan pada analisis
kualitas air baku, dan air minum di Laboratorium PT Tirta Cisadane, Serpong
diantarannya sebagai berikut:
1. Parameter Fisika
a. Suhu
b. Kekeruhan
c. Konduktivitas
d. Warna
2. Parameter Kimia
a. CO2 Bebas
b. Alkalinitas
c. Besi
d. Mangan
e. NH3
f. Total Padatan Terlarut
14
D. Bahan Kimia Pengolah Air
1. Koagulan
Koagulan adalah suatu bahan kimia yang di dalam air akan
terhidrolisis membentuk koloid bermuatan positif, digunakan untuk
menetralkan koloid-koloid negatif dalam air dengan cara membentuk
flok-flok, sehingga ukuran koloid menjadi lebih besar, maka koloid
tersebut terendapkan dan air menjadi jernih ( Proste, R.L., 1997 )
2. Kapur (Ca(OH)2)
Kapur yang digunakan dalam proses pengolahan air berupa
suspensi partikel halus kalsium hidroksida dalam air, disebut juga milk of
lime / lime milk. Larutan Ca(OH)2 merupakan basa dengan kekuatan
sedang yang digunakan dalam proses pengolahan air untuk menaikkan pH
air yang turun akibat penambahan koagulan.
3. Klorin
Klorin adalah salah satu bahan kimia yang biasa dipakai dalam
proses pemurnian air sebagai desinfektan (dalam bentuk asam
hipoklorit). Klorin dalam air tiga kali lebih efektif sebagai desinfektan
untuk membunuh Eschericia Coli daripada bromida dan enam kali lebih
efektif daripada iodide pada konsentrasi sama.
Yang dimaksud dengan klorin tidak hanya Cl2 saja akan tetapi
termasuk pula asam hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl-), juga
beberapa jenis kloramin seperti monokloramin (NH2Cl) dan dikloramin
(NHCl2) termasuk di dalamya. Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau
dari garam-garam NaOCl dan Ca(OCl)2.
Bentuk desinfektan yang ditambahkan akan mempengaruhi
kualitas yang didesinfeksi. Penambahan klorin dalam bentuk gas akan
menyebabkan turunnya pH air, karena terjadi pembentukan asam kuat.
15
Sedangkan kalsium hipoklorit akan menaikkan pH dan kesadahan total air
yang didesinfeksi.
E. Penjaminan Mutu Pengujian
Program penjaminan mutu pengujian berguna untuk menjamin hasil
data analisis yang dilakukan dalam suatu laboratorium mendapat hasil yang
cermat dan akurat. Sebagai salah satu persyaratan wajib ISO/IEC
17025:2005, Laboratorium PT Tirta Cisadane sendiri menerapkan beberapa
program penjaminan mutu pengujian diantaranya adalah partisipasi dalam
uji profisiensi, validasi metode analisis dan pengendalian mutu pengujian.
Penjaminan mutu dimasukkan ke dalam setiap metode analisis sebagai salah
satu persyaratan minimum. Suatu program penjaminan mutu yang baik
terdiri dari beberapa elemen seperti uji kemampuan awal, blanko sampel,
sampel spike, replikasi analisa, internal standard.
1. Uji kemampuan awal
Sebuah lab harus melakukan sebuah uji kemampuan setidaknya
sekali, oleh setiap analis, sebelum analisa suatu sampel, untuk
mendemonstrasikan ketepatan dari suatu metode dalam mendapat hasil
yang sesuai untuk setiap analat. Demonstrasi ini juga berguna untuk
melihat hasil modifikasi dari suatu metode, apakah hasil analisis dari
suatu modifikasi metode baku akan sepresisi dan seakurasi metode awal.
2. Pengujian untuk kapabilitas
Biasa dinamakan control sampel, digunakan untuk mengetahui
apakah metode yang selama ini berjalan lab memberikan nilai baik
dengan menganalisa suatu sampel yang telah diketahui kadarnya.
3. Reagent blank
Berisi pelarut dan seluruh peraksi yang ditambahkan kedalam
sampel dan mendapat perlakuan yang sama seperti sampel, Dilakukan
untuk mengidentifikasi adanya kontribusi dari kontaminan dan pereaksi
16
yang menyebabkan kesalahan dalam pembacaan analat (penambahan dan
pengurangan konsentrasi). Jika didapat hasil blanko yang tidak sesuai,
maka dicari segala kemungkinan penyebab kontaminasi dan dicari cara
penghilangan kontaminan tersebut
4. Laboratory fortified blank
Laboratory fortified blank adalah sebuah pereaksi yang berisi
sample air yang ditambahkan analat dari matrik – matrik tertentu yang
telah diketahui konsentrasinya. LFB digunakan untuk mengevaluasi
performa laboratorium.
5. Kalibrasi
Kalibrasi merupakan prosespenetapan hubungan dari suatau nilai
yang diperoleh dengan suatu standar pengukuran. Kalibrasi biasa
dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan
standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi.
6. Spiked Sample
Spiked sample adalah sampel yang telah ditambahkan analat
tertentu yang telah diketahui konsentrasinya dengan perlakuan tertentu
sehingga meminimalisir adanya perubahan matriks pada sampel. Analat
yang ditambahkan kepada sampel volumenya tidak boleh melebihi 5%
volume sampel induk.
17
F. Grafik Kendali Mutu
Grafik kendali diperoleh dengan menggambarkan konsentrasi hasil
pengukur dari larutan standar seperti reagent blanks, laboratory control
standards, spiked sampel sebagai sumbu vertikal dan sederetan pengamatan
berulang selama waktu tertentu sebagai sumbu horizontal. Grafik ini
digunakan sebagai alat bantu visual dalam pembacaan data Penjaminan Mutu.
Ada beberapa jenis grafik kendali yang dapat digunakan, tetapi untuk
laboratorium pengujuan kimia biasa digunakan grafik X ( untuk kendali
akurasi ) dan grafik R ( untuk kendali presisi ). Grafik X menggambarkan
apakah suatu hasil pengukuran rata-rata dalam keadaan terkendali, yaitu jika
datanya berada dalam criteria X ± 2 SD ( sd= standar deviasi = simpangan
baku yang dihitung dari sejumlah pembacaan). Sedangkan grafik R
menggambarkan apakah pengukuran dalam keadaan terkendali, yaitu jika R <
batas kendali. Nilai R= % differensi antara dua data hasil pengulangan per
rata-rata data tersebut.
1. Grafik akurasi
Grafik ini biasanya digunakan untuk kendali akurasi. Grafik dibuat
berdasarkan data dari beberapa pengukuran, yaitu minimum 12 data.
Grafik kendali mutu akurasi biasanya dibuat dengan
menggambarkan konsentrasi (kadar) atau persentase akurasi atau rekoveri
dari larutan standar sebagai sumbu bertikal dan pengamatan atau pengujian
berulang selama waktu ( periode) tertentu sebagai sumbu horizontal. Dari
data yang terkumpul, dihitung nilai rata-rata = x, yang juga merupakan
garis tengah atau nilai target dari standar baku acuan bersertifikat
(Certificated References Material, CRM). Setelah itu dihitung batas
kendali (Control Limit) dari standar deviasi yang didapat, baik batas
kendali atas (Upper Control Limit, UCL) maupun batas kendali bawah
(Lower Control Limit). Data hasil analisis sendiri harus sebesar 95%
berada didalam WL dan 99% didalam CL.
18
Nilai rata-rata dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rata−rata= x1+x2+x 3+…. xnjumla h data
Standar deviasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
sd2=¿¿
Dengan keterangan :
Sd = standar deviasi
x = rata-rata pengujian
Xn = pengujian ke-n pegulangan
n = jumlah pengulangan pengujian
Batas dari kendalinya ditentukan sebagai berikut:
Batas Kendali Atas (Upper Control Limit, UCL);
UCL= x+3 sd
Batas Peringatan Atas ( Upper Warning Limit, UWL);
UWL=x+2 sd
Batas Peringatan Bawah (Lower Warning Limit, LWL);
LWL=x−2 sd
Batas Kendali Bawah (Lower Control Limit, LCL);
LCL=x−3 sd
2. Grafik presisi
Grafik ini dibuat juga dari nilai rata-rata RPD dan dari standar
deviasi dari suatu pengukuran suatu sampel pada pengendalian mutu.
Presisi menunjukan seberapa besar kedekatan nilai prediksi/model satu
sama lain.Nilai pembacaan yang baik antara satu pembacaan dengan yang
lainnya akan menghasilkan RPD yang kecil yang berarti perbedaan antar
dua pembacaan kecil..Untuk grafik jenis ini, hanya upper control limit dan
upper warning limit yang penting. Pengulangan atau repitibilitas
19
dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi teknisi, tingkat kesulitan
metode, dan kesesuaian metode pengujian dengan contoh uji dengan alat
yang digunakan.
Relative Percent Difference ( RPD ) dapat dihitung dengan:
RPD= X 1−X 2(X 1+X 2)/2
x100 %
Dengan keterangan :
RPD = persen relatif antar dua pembacaan
X2 = pembacaan kedua
X1 = pengujian pertama
Batas dari kendalinya ditentukan sebagai berikut:
Batas Kendali Atas (Upper Control Limit, UCL);
UCL= x+3 sd
Batas Peringatan Atas ( Upper Warning Limit, UWL);
UWL=x+2 sd
Syarat-syarat data yang tidak diterima atau out of control pada hasil
analisis antara lain:
a. Pembacaan melebihi 3 kali standar deviasi dari rata-rata ( diluar
batas control limit )
20
Gambar 1 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 1)
b. Dua pembacaan secara berurut-urut berada diatas garis warning
limit
c.
Jarak antara dua pembacaan melebihi 4 kali standar deviasi
Gambar 3 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 3)
Gambar 2 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 2)
21
d. Empat pembacaan dengan secara berturut-turut berada pada satu
sisi yang sama dan melebihi satu kali standar deviasi, serta diantara
4 data tersebut ada data yang melebihi 2 standar deviasi dari rata-
rata
Gambar 4 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 4)
e. 10 pembacaan berada di satu sisi yang sama
Gambar 5 Contoh data pada grafik kendali yang ditolak (peraturan 5)
Sebenarnya, selain syarat-syarat diatas, masih ada syarat-syarat lain
agar data ditolak atau out of control, namun untuk skala laboratorium
biasanya hanya syarat syarat ini yang digunakan.
22
23
BAB IV
METODE ANALISIS
1. Pengambilan sampel
Pengambilan sampel yang representatif mutlak dilakukan untuk kegiatan
analisis suatu zat. Untuk setiap jenis contoh memiliki cara yang berbeda-beda
dalam pengambilannya.
Pengambilan contoh air untuk setiap proses pengolahan air untuk analisis kadar
besi sebagai berikut:
a. Disediakan tempat sampel berukuran 1000 ml.
b. Sampel raw water diambil pada tap sampling, kemudian dicatat waktu
pengambilannya.
c. Sampel treated water diambil pada tap sampling, kemudian dicatat waktu
pengambilannya.
d. Diambil kembali masing-masing sampel ke dalam wadah gelas kaca yang
bersih atau menggunakan wadah plastik. Tidak perlu ditambahkan asam jika
langsung dianalisa. Untuk penyimpanan sampel dalam analisis lebih lanjut,
digunkanan HNO3 pekat hingga pH 2 atau lebih. Sampel ini dapat disimpan
hingga 6 bulan pada suhu ruang. Sebelum dianalisa, atur pH larutan hingga
3-5.
2. Penetapan Kadar Besi secara Spektrofotometri
a. Dasar
Ferrover Iron Reagent Powder Pillow mengubah semua besi terlarut
dan kebanyakan besi tak larut menjadi besi II. Indikator 1,10 penantrolin
pada pereaksi membentuk warna sindur yang sesuai dengan konsentrasi
22
24
besi. Hasil reaksi diukur pada 510 nm. Metoda ini dapat digunakan untuk
analisis air, air limbah, dan air laut.
b. Alat
1) Cuvet
2) Spektrofotometer HACH DR/2500
3) Pipet volume 10 ml
c. Bahan
1) Sampel
2) Ferrover Iron Reagent Powder Pillow
3) Tissue
d. Reaksi
e. Cara Kerja
- Analisis Sampel
1) Tekan Hach program, Pilih program 265 Iron, Ferrover, tekan
Start.
2) Isi 10 ml sampel ke dalam sampel sel.
3) Tambahkan 1 Sachet FerroVer iron regent powder pillow.
4) Tekan ikon waktu, tekan Ok. Waktu reaksi 3 menit akan dimulai.
5) Isi sampel sel ke 2 dengan 10 ml sampel (sebagai blanko).
Gambar 6 Reaksi antara Fe dengan ortho-penantroline
25
6) Setelah pengatur waktu berbunyi, letakan sampel sel blanko ke
dalam sel holder, tekan Zero. Display akan menampilkan 0,00 mg/L
Fe.
7) Masukan sampel sel yang ditambahkan pereaksi ke dalam sel holder,
tekan Read. Hasil akan tampak dalam mg/L Fe.
- Kontrol Sampel
1) Pengambilan matriks sampel air olahan (treated water) kurang lebih
30L.
2) Adisi sampel dengan standard, homogenkan.
3) Kemas dalam beberapa botol.
4) Tetapkan nilai acuan dengan cara uji homogenitas.
5) Lakukan analisis terhadap kontrol sampel setiap kali melakukan
analisis besi, sesuai metode analisis besi.
6) Hasil pengujian sampel dapat diterima jika hasil pemeriksaan kontrol
sampel masuk dalam rentang nilai acuan kontrol sampel.
f. Gangguan Analisis
Masalah utama dalam penetapan kadar Fe cara spektrofotometri
adalah gangguan-gangguan yang dapat mengganggu hasil pembacaan dalam
penetapan. Dari semua pengganggu yang ada, kekeruhan (turbidity) adalah
penggaggu utama yang ada khususnya pada air baku (raw water). Selain
kekeruhan, masalah lain yang mungkin timbul berasal dari senyawa lain
seperti di bawah ini,
Tabel 1 Faktor pengganggu dalam penetapan besi
Senyawa penggangu Tingkat Gangguan dan Cara Penanganan
Kalsium, Ca2+ Tidak menimbulkan efek selama konsentrasi
dibawah 10.000 mg/L sebagai CaCO3
26
Klorin, Cl- Tidak menimbulkan efek selama konsenstrasi
dibawah 185.000 mg/L
Tembaga, Cu2+ Tidak menimbulkan efek. Terdapat masking agent
pada FerroVer Reagent
Kadar Besi yang tinggi Menghambat pembentukan warna. Encerkan sampel,
dan analisis ulang
Oksida Besi Memerlukan destruksi ringan.
Magnesium Tidak menimbulkan efek selama konsentrasi
dibawah 100.000 mg/L sebagai MgCO3
Molybdat Molybdenum Tidak menimbulkan efek selama kadarnya dibawah
10 mg/L sebagai Mo
Tingginya kadar Sulfida,
S2-
1. Diproses pada ruang asam atau pada ruangan
yang bersikulasi udara baik. Tambahkan asam
klorida pekat ( HCl-p ) 5 m kedalam 100 ml
sampel pada Erlenmeyer. Panaskan selama 20
menit
2. Dinginkan. Atur pH hingga mencapai range 3-5
menggukanan Natrium Hidroksida ( NaOH ).
Encerkan dengan air suling hingga mencapai
volume 100 ml
3. Analisa
Kekeruhan Disaring dengan menggunakan 0,2 µm filter
membran kaca.
pH larutan Atur pH hingga mencapai 3-5
27
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil pembacaan Fe pada sampel raw dan treated water
Tabel 2 Pembacaan kadar Besi selama bulan Desember 2011
Tanggal
Fe (mg/L)
Treated waterRaw water
simplo Duplo01/12/2011 0,02 0,50 0,5202/12/2011 0,03 0,60 0,60
05/12/2011 0,05 0,770,78
06/12/2011 0,01 0,380,40
07/12/2011 0,03 0,460,44
08/12/2011 0,02 0,560,55
09/12/2011 0.00 0,210,23
12/12/2011 0.00 0,78 0,7613/12/2011 0,04 0,54 0,5614/12/2011 0.00 0,40 0,4115/12/2011 0,05 0,69 0,7016/12/2011 0,02 0,43 0,4519/12/2011 0.00 0,28 0,2720/12/2011 0,01 0,67 0,6821/12/2011 0,04 0,34 0,3222/12/2011 0.00 0,56 0,5823/12/2011 0,01 0,48 0,5027/12/2011 0,01 0,48 0,4728/12/2011 0.00 0,68 0,6829/12/2011 0.00 0,70 0,71
Baku mutu yang digunakan oleh PT.Tirta cisadane terhadap air minum
olahannya adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010.
Tabel 3 Peraturan Menteri Kesehatan No 492/MENKES/PER/IV/2010 untuk kadar Fe
28
Jenis parameter Satuan Kadar yang Diperbolehkan
Besi mg/L 0,3
Baku mutu tersebut menyatakan bahwa kadar Besi dalam air minum
maksimal 0,3 mg/L. Bila dibandingkan dengan kadar Besi pada air olahan dari
tanggal 1 hingga 29 Desember 2011, tidak ada kadar Besi yang melebihi batas
maksimum. Maka air minum hasil olahan PT.Tirta Cisadane selama jangka waktu
tersebut memenuhi persyaratan kadar Besi dalam air minum.
1/12/2
011
2/12/2
011
5/12/2
011
6/12/2
011
7/12/2
011
8/12/2
011
9/12/2
011
12/12/2
011
13/12/2
011
14/12/2
011
15/12/2
011
16/12/2
011
19/12/2
011
20/12/2
011
21/12/2
011
22/12/2
011
23/12/2
011
27/12/2
011
28/12/2
011
29/12/2
0110.00
0.20
0.40
0.60
Kadar Fe dalam air olahan ( treated water ) bulan Desember 2011
kadar besi dalam air olahankadar besi maksimum berdasarkan PERMENKES/N0.492/MENKES/PER/2010 ( 0.30 mg/L )
Tanggal Pengujian
Kada
r Fe
( mg/
L)
Gambar 7 Kadar Fe dalam Treated Water
Setelah didapat hasil pengamatan kadar Fe pada raw water dari tanggal 1
Desember hingga 29 Desember 2011, dapat disimpulkan bahwa air baku yang
digunakan (raw water) tidak memenuhi persyaratan pada PP No. 82 tahun 2001
dimana kadar maksimal kadar besi dalam air baku ( golongan tipe 1 ) sebesar 0,3
mg/L.
Tabel 4 PP No. 22 tahun 2001 untuk kadar Fe
Jenis parameter Satuan Kadar yang Diperbolehkan
26
29
Besi mg/L 0,3
Namun dengan pengolahan air yang lebih lanjut, kadar Fe dapat ditekan
sehingga menjadi lebih layak untuk digunakan sebagai air minum.
1/12/2
011
2/12/2
011
5/12/2
011
6/12/2
011
7/12/2
011
8/12/2
011
9/12/2
011
12/12/2
011
13/12/2
011
14/12/2
011
15/12/2
011
16/12/2
011
19/12/2
011
20/12/2
011
21/12/2
011
22/12/2
011
23/12/2
011
27/12/2
011
28/12/2
011
29/12/2
0110.00
0.20
0.40
0.60
0.80
Kadar Fe dalam air baku ( raw water ) bulan Desember 2011
kadar Fe dalam air bakukadar maksimum Fe pada air baku berdasar sed PP No. 82 tahun 2001 ( 0.30 mg/L )
Tanggal pengujian
Kada
r Fe
( mg/
L)
Gambar 8 Kadar Fe dalam raw water
30
2. Pembacaan kontrol dan pembuatan grafik kendali mutu
Dalam penetapan ini juga dilakukan pembacaan terhadap kontrol
sampel untuk memastikan bahwa analisis yang sedang berlangsung dalam
laboratorium masih terkontrol. Untuk memudahkan dalam mengamati kontrol
tersebut maka dibuatlah bagan kontrol yang terdiri dari bagan kontrol akurasi,
dan bagan kontrol presisi.
- Tabel pembacaan control sampel Fe pada control sampel
Tabel 5 Pembacaan kontrol sampel Fe
Tanggal
Fe (mg/L)
Tanggal
Fe (mg/L)
Kontrol Sampel Kontrol Sampel1/12/2011 0,35 15/12/2011 0,332/12/2011 0,34 16/12/2011 0,355/12/2011 0.38 19/12/2011 0,326/12/2011 0,32 20/12/2011 0,347/12/2011 0.36 21/12/2011 0,378/12/2011 0,35 22/12/2011 0,349/12/2011 0,33 23/12/2011 0,3312/12/2011 0,35 27/12/2011 0,3313/12/2011 0,37 28/12/2011 0,36
14/12/2011 0,34 29/12/2011 0,34
Hasil pembacaan kontrol sampel tersebut kemudian dapat dibuat grafik
akurasi untuk memudahkan pengamatan visual.
Pembacaan control sampel dan pembuatan grafik kendali mutu ini pun
didasarkan dari ISO 17025.2005 pada sub klausal 5.9.2 yang yang
menyatakan data pengendalian mutu harus dianalisis dan, bila ditemukan
berada di luar kriteria, tindakan tertentu harus dilakukan untuk mengoreksi
permasalahan dan mencegah pelaporan hasil yang salah.
31
- Grafik bagan kontrol akurasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 200.25
0.27
0.29
0.31
0.33
0.35
0.37
0.39
0.41
0.43Grafik kendali mutu akurasi
Kontrol Sampelrata - rata (0,347)UWL (0,379101812)LWL (0,314898188)UCL (0,39152718)LCL (0,298847282)
tanggal pengujian
Fe (m
g/L)
Gambar 9 Grafik kendali mutu akurasi untuk control sampel
32
- Grafik bagan kontrol presisi
1/12/2011
2/12/2011
5/12/2011
6/12/2011
7/12/2011
8/12/2011
9/12/2011
12/12/2011
13/12/2011
14/12/2011
15/12/2011
16/12/2011
19/12/2011
20/12/2011
21/12/2011
22/12/2011
23/12/2011
27/12/2011
28/12/2011
29/12/2011
0
6
12
18
24
30
Grafik Bagan Kontrol Presisi
%RPD Fe 15%
Tanggal Pengujian
% R
PD
Gambar 10 Grafik kendali mutu presisi
33
Dapat dilihat pada gambar bagan kontrol akurasi penetapan Besi di atas
bahwa seluruh kadar pembacaan kontrol sampel masih berada di dalam daerah
LWL (lower warning level), dan UWL (upper warning level), kecuali satu
pembacaan, pada tanggal 3 Februari yang melebihi batas upper warning limit.
Namun hal ini masih dapat diterima karena data baru dapat dianggap tidak valid
jika ada dua pembacaan berturut-turut melewati garis warning limit
Bagan kontrol presisi dibuat berdasarkan nilai %RPD dari pengulangan
pembacaan sampel. Pada bagan kontrol presisi penetapan Besi dapat diamati
bahwa tidak ada data %RPD (Relative Percent Difference) yang melewati batas
15%. Maka dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa penetapan kadar
Besi dari tanggal 1 hingga 29 Desember 2011 masih terkontrol kecermatan
hasilnya. Batas 15% pada bagan kontrol presisi Besi ini ditentukan elah
laboratorium PT. Tirta Cisadane sendiri berdasarkan evaluasi selama satu tahun.
Pada dasarnya, dalam pembuatan bagan kontrol presisi sama dengan
pembuatan bagan control akurasi, dengan tetap menggunakan garis rata-rata (μ),
yang didapat dari rata-rata %RPD, dan digunakan warning limit (WL) yang
didapat dari rata-rata + 2x standar deviasi, serta digunakan juga control limit (CL)
yang didapat dari rata-rata + 3x standar deviasi. Berikut contohnya :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718190.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
Grafik presisi
%RPD FeUWLUCLrata-rata
Tanggal pengujian
% R
PD
Gambar 9 Grafik kendali mutu presisi
34
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di Laboratorium
PT. Tirta Cisadane, penulis mendapatkan pengalaman dan tambahan ilmu
pengetahuan dalam bekerja. Dengan bekerja penulis mendapatkan
informasi mengenai pekerjaan yang dilakukan.
Berdasarkan hasil analisis penetapan kadar Besi pada treated water,
dan raw water dari tanggal 1 hingga 29 Desember 2011 dapat disimpulkan
bahwa:
1.Kadar Besi dalam air minum hasil olahan PT. Tirta Cisadane pada
tanggal 1 hingga 29 Desember 2011 telah memenuhi persyaratan
yang ada pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010, yakni maksimal 0,3 mg/L.
2.Kadar Besi dalam air baku yang berasal dari sungai cisadane pada
tanggal 2 hingga 29 Desember 2011 tidak memenuhi persyaratan
PP No. 82 tahun 2001, yakni maksimal 0,3 mg/L sebagai air kelas
I, dengan rata-rata sebesar 0,53 mg/L , namun hal ini tidak
berpengaruh pada kualitas air minum yang dihasikan, kerena air
baku yang ada masih dapat diolahan secara lebih lanjut sehingga
kadar pengotor dalam air dapat ditekan
3.Berdasarkan pengamatan pada bagan kontrol akurasi dan presisi
dapat disimpulkan bahwa data analisis selama tanggal 1 hingga 29
Desember 2011 dapat diterima. Namun apabila didapat data
kontrol sampel yang melebihi garis batas (out of control), maka
dilakukan pengulangan. Jika hasil yang didapat tetap out of
control, maka dilakukan pembacaan pada kontrol sampel yang lain.
Jika masih terjadi out of control, maka dilakukan pembacaan
33
35
kontrol standar, dan jika out of control kembali terjadi, maka
analisis dihentikan, lalu dilakukan investigasi secara menyeluruh.
B. Saran
1. Sistem yang diterapkan oleh laboratorium PT. Tirta Cisadane baik
dalam penjaminan kualitas mutu air olahan, pengecekan bahan kimia
pengolahnya, bahan baku air dari Sungai Cisadane beserta limbahnya
sudah sangat baik, dan dapat terus dipertahankan.
2. Di tempat prakerin, penulis dapat menambah beberapa ilmu seperti
proses kalibrasi, pengolahan data, penggunaan Alat Pelindung Diri
dengan sangat baik semoga SMAKBO bisa menerapkan sistem
penjaminan mutu ini.
36
DAFTAR PUSTAKA
Chemical disinfectant, Chlorine. Januari 13, 2012. Lenntech BV,Rotterdamseweg, 402 M, 2629 HH Delft, The Netherlands. http://www.lenntech.com/processes/disinfection/chemical/disinfectants-chlorine.htm
Definitions of Quality-Assurance Data. Januari 27, 2012. BQA Memos 90.03, 92.01 and 95.01. http://bqs.usgs.gov/memos/aggregated.coding.html
Eaton, Andrew D, Lenone S. Clesceri, Eugene W. Rice, dan Arnold E. Greenberg. 2005. Standard Methods for The Examination of Water and Waste Water, 21st edition. Washington, DC : American Public Health Association.
Firdaus Achmad, Sukmawati Rahayu, dan Yani Sumarriani. Penerapan Grafik- X Dan Grafik- R Sebagai Grafik Kendali Dalam Pengujian Kualitas Air. BSN, JAKARTA. www.bsn.go.id/files/
Hach. 2008. Water Analysis Handbook Fifth Edition. Colorado: Hach Company
Sterilisasi-dan-desinfeksi. Januari 27, 2012. Bascom Label, Teori Kesehatan.http://www.bascommetro.com/2009/12/sterilisasi-dan-desinfeksi.html
Thompson, Michael. 1995. Harmonized Guidelines for Internal Quality Control in Analytical Chemistry Laboratories. International Union of Pure Applied Chemistry
Westgard, James. "Westgard Rules" and Multirules. Januari 24, 2012. Westgard QC • 7614 Gray Fox Trail • Madison, Wisconsin 53717. http://www.westgard.com/westgard-rules-and-multirules.htm
35
37
LAMPIRAN
Direksi
Head Office
Finance
Staff
Purchasing
Staff
Research and Development
Staff
Accounting
Staff
Research and Development
Staff
Site Office
38
Direksi
Head Office Site Office
Produksi Manager
Supervisor Produksi
Group Leader
Produksi
Operator
Produksi
Asisten QA Manager
Kepala Seksi
Laboratorium
Senior
Analis
Analis
Kepala Seksi
ISO & K3
Staff
Maintenance Manager
Supervisor Sipil
Teknisi
Superviso
r Mekanik
Group
Leader
Mekanik
Teknisi
Superviso
r Elekt
ro
Teknisi
Supervisor Instr
umen
Teknisi
Human Resource Manager
Supervisor Human
Resource
Staff Human
Resource
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT Tirta Cisadane
Site office
Head office
39
Lampiran 2 . Skematis Sistem Pengolahan Air
40
Lampiran 3 . Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010
41
42
43
44
Lampiran 4 . Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001
45
46