kadeham

34
TUGAS KADEHAM BAB 1 – BAB 4 Oleh: ARIF FERAZA NUGRAHA 027.12.024 TEKNIK GEOLOGI

Upload: arif-feraza-nugraha

Post on 17-Sep-2015

369 views

Category:

Documents


66 download

DESCRIPTION

KADEHAM

TRANSCRIPT

TUGAS KADEHAMBAB 1 BAB 4

Oleh:ARIF FERAZA NUGRAHA027.12.024

TEKNIK GEOLOGIFAKULTAS TEKNIK KEBUMIAN DAN ENERGIUNIVERSITAS TRISAKTIJAKARTA2013BAB 1MEMAHAMI PENDIDIKAN KEBANGSAAN, DEMOKRASI, DAN HAM (KADEHAM)

A. LANDASAN PENDIDIKAN KADEHAM1. Landasan Hukum Pasal 27 ayat 3, setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 30 ayat 1, tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dala usaha pertahanan keamanan negara. Pendidikan Kewiraan berdasarkan SK Bersama Menteri Pertahanan dan Keamaan, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1973. UU No. 20 Tahun 1982 tentang Pokok-pokok Penyelenggara Pertahanan Keamanan Negara. UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi ( SK Dirjen Dikti) 1993 menyatakan bahwa Pendidikan Kewiraan termasuk Mata Kuliah Dasar Umum bersama dengan Pendidikan Agama, Pancasila, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, dan Ilmu Alamiah Dasar bersifat wajib di PT. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1994 menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata kuliah umum bersama dengan Pendidikan Agama dan Pancasila. Keputusan Dijen Dikti No. 19 Tahun 1997 menyatakan bahwa Pendidikan Kewiraan termasuk muatan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan komponen mata kuliah umum di PT yang wajib ditempuh oleh mahasiswa. SK Dirjen Dikti No. 151 Tahun 2000 menyatakan bahwa Pendidikan Kewiraan bermuatan Pendidikan Kewarganegaraan termasuk Mata Kuliah Pegembangan Kepribadian (MPK). SK Dirjen Dikti No. 267 Tahun 2000 meyantakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dan PBBN termasuk MPK yang merupakan kurikulum inti di PT. SK Dirjen Dikti NO. 232 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. SK Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 38/DIKTI/Kep/2002 tentang Ramb-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di PT. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional SK Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor: 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di PT.

2. Landasan KonseptualPendidikan Kadeham tidak sekedar untuk mengantar peserta didik untukmemahami keragaman budaya, tetapi sekaligus mengantarkan mereka untukmenghayati nilai-nilai bersama yang bisa di sharing sebagai dasar dan pandangan hidup bersama. Dengan pendidikan, beragam keyakinan, tradisi, adat,dan budaya akan memperoleh tempat dan posisinya secara wajar. Sikap simpati, apresiasi, dan empati terhadap budaya yang berbeda akan tertanam. Hal ini bisaterjadi karena pendidikanKadeham memang menolakdominasi-hegemoni budayayang berujung padaterbangunnya kultur monolik.Orientasi pada tumbuh-kembangnya kesadaran budaya hendaknya dimaknaisebagai situasi biophily, yakni perasaan cinta kepada segala sesuatu yang bukannya situasi necrophily, yakni perasaan cinta kepada materi atau kebendaan belaka.Dengan demikian, pengkajian muatan local dalam Pendidikan Kadeham akan menjadi subversive-force, yang mengubah dan memperbaharui keadaan, sekaligus menyadarkan dan memberdayakan manusia Indonesia sesuaidengan visi Indonesia 2030.

B. PENDIDIKAN KADEHAM DAN VISI INDONESIA 2030Setiap bangsa memerlukan sebuah pernyataan visi yang jelas dengan perpaduanantara fakta dan kempuan yang ada dengan imajinasi dimasa yang akan dating gunamendorong seluruh lapisan masyarakat untuk bekerja dan berusaha lebih keras lagidarisaat ini. Hal ini sangatlah penting dalam membangun konsensus politik dalam satu strategi pengembangan nasional, yang meliputiinterdependensi, peranan, dan tanggung jawab dari berbagai institusi terkait dengan perekonomian, seperti Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah, korporasi di sector privat, sector usaha menengah dan kecil, organisasi masyarakat, dan lain sebagainya. Sebuah visi juga harus dapat mengidentifikasi potensi kerugian dan kegagalan rencana serta solusi yang paling memungkinkan dalam rangka memobilisasikan usaha disertai dengan focus utama.Indonesia yang berpenduduk kurang lebih 220 juta jiwa dengan mendiami sekitar 11.000 pulau dari 17.504 pulau di seluruh nusantara, tidak bisatidak harus memiliki visi Bangsa yang jelas jika ingin keluar dari krisis multidimensi yang berkecamuk sejak akhirtahun 1990-an akibat krisis ekonomi yang melanda sebagian besar Negara-negara diasia. Meskipun kaya dengan sumber daya alam dan manusia, Indonesia masih menghadapi masalah yang besar di bidang kemiskinan, pendidikan, pengangguran, kependudukan, korupsi dan lain sebagainya. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa organisasi dunia telah menunjukkan posisi Indonesia yang sangat tertinggaldari Negara-negara lainnya (Cris Verdiansyah, 2007), khususnya dalamhal berikut:1) Indeks Pembangunan Manusia (United Nations): Peringkat 108 dari 1772) Indeks Kualitas Hidup (The Economist): Peringkat 71 dari 111.3) Indeks Kebebasan Ekonomi (Heritage Foundation/The Wall Street Journal): Peringkat 110 dari 157.4) Indeks Persepsi Korupsi (Trasparancy International): Peringkat 130 dari 163.

Visi ini telah menetapkan dan sekaligus menentukan empat target perncapaian utamanya, yaitu:1) Pada tahun 2030, dengan jumlah penduduk sekitar 285 juta jiwa, Product Domestic Bruto (PDB) Indonesia akan mencapai US$ 5,1 triliun atau bila kita hitung formulasi pendapatan perkapita mencapai US$ 18.000 per tahun (Rp 13.500.000 per bulan). Dengan pencapaian tersebut Indonesia diperkirakan akan berada di posisi kelima ekonomis terbesar setelah China, India, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. 2) Terciptanya pengelolaan kekayaan alam yang berkelanjutan3) Terwujudnya kualitas hidup modern dan merata4) Mengantarkan sedikitnya 30 perusahaan Indonesia masuk dalam daftar Fortune 500 CompaniesSebelumnya, sebagai salah satu solusi, MPR dengan TAP MPR No. VII/MPR/2001 tentang VIsi Indonesia 2020 mengamantkan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang religious, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, mandiri, maju, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara. Adapun indicator keberhasilan ketetapan tersebut antara lain:1) Penghormatan terhadap kemanusiaan2) Meningkatkan semangat persatuan dan kerukunan bangsa, toleransi, kepdulian, dan tanggung jawab social3) Berkembangnya budaya dan perlaku sportif serta menghargai dan menerima perbedaan dalam kemajemukan4) Menguatnya partisipasi politik sebgai perwujudan kedaulatan rakyat dan control social masyarakat5) Berkembangnya organisasi social, organisasi kemasyarakat, dan organisasi politik yang bersifat terbuka6) Menigkatnya kualitas sumber daya manusia sehingga mampu bekerja sama dan bersaing dalam era global7) Memiliki kemampuan dan ketangguhan dalam menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah pergaulan antarbangsa agar sejajar dengan bangsa-bangsa lain8) Terwujudnya penyelenggaraan negara yang professional, transparan, akuntable, memiliki kredibilitas, serta bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme

Salah satu indicator keberhasilan dituangkan dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional melalui MPK, khususnya Pendidikan Kewarganegaraan yang bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang mimilik rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Rasa kebangsaan diperlukan untuk:1) Menyatukan tekad menjadi bangsa yang kuat, dihormati, dan disegani oleh bangsa lain, dan2) Mempererat persatuan dan kesatuan, baik dalam arti spirit maupun geografi sehingga dapat meniadakan frontier.

C. HAKIKAT, VISI, DAN MISI, PENDIDIKAN KADEHAM1. Hakikat Pendidikan KadehamPendidikan (UU NO. 20/2003 tentang Sisdiknas) adalah suatu usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.Hakikat Pendidikan Kadeham bertujuan membekali dan memantapkan peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar hubungan warga negara Indonesia yang Pancasilais dengan negara dan sesama warga negara. Dengan kemampuan dasar, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, memiliki kepribadian yang mantap, berpikir kritis, bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis; berpandangan luas; bersikap demokratis dan beekeadaban.2. Visi, Misi, Tujuan Pendidikan Kadeham1) Visi Pendidikan Kadeham di Univ. Trisakti menjadi sumber nilai dan pedoman penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan peserta didik mengembangkan kepribadiannya selaku warganegara yang berperan aktif menegakkan demokrasi menuju masyarakat tang berkeadaban (civil society).2) Misi Pendidikan Kadeham di Univ. Trisakti membantu peserta didik selaku warga negara agar mampu mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia serta kesadaran berbangsa, bernegara dalam menerapkan ilmunya secara bartanggungjawab terhadap kemanusiaan.3) Kompetensi Pendidikan Kadeham bertujuan untuk menguasai kemampuan berpikir, bersikap, rasional, dan dinmis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual, serta mengantarkan peserta didik selaku warga negara yang memiiki sebagai berikut:a. Wawasan kesadaran bernegara untuk membela negara dan bangsa dengan perilaku cinta tanah air;b. Wawasan kebangsaan kesadaran berbangsa demi ketahanan nasional;c. Pola piker piker, sikap komprehensif integral pada seluruh aspek kehidupan nasional.

VISIMenjadi sumber nilai dan pedoman penyelenggaraan dan pengembangan program studi dalam mengantarkan peserta didik memamntapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia Visi 2030.

MISIMembantu peserta didik memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai, menerapkan, dan mengembangkan IPTEK dan seni dengan rasa tanggung jawab.

D. TUJUAN PENDIDIKAN KADEHAMSecara khusus Pendidikan Kadeham bertujuan, sebagai berikut:Pertama, membentuk kecakapan pastisipatif yang bermutu dan bertanggungjawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara baik di tingkat local, nasional, regional maupun global;Kedua, memberdayakan warga masyarakat yang baik dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, dan demokratis serta menegakkan etika kemajemukan;Ketiga, menhasilkan peserta didik yang berpikir komprehensif analitis, kritis, serta bangga terhadap bangsa dan negara, bertindak demokratis, dan menunjang tinggi nilai-nilai HAM dengan berpegang teguh pada ideology Pancasila dan UUD 1945;Keempat, mengembangkan budaya dan perilaku demokratis yaitu kebebasan, kemerdekaan, toleransi, kemampuan melakukan dialog, negosiasi, mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijak, kemampuan menyelesaikan konflik serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan penyeenggara negara.Kelima, mampu membentuk peserta didik menjadi good and responsible citizen melalui penanaman moral dan keterampilan social, sehingga kelak mereka mampu memahami dan memecahkan persoalan-persoalan actual yang dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia.

E. KOMPETENSI PENDIDIKAN KADEHAMKompetensi merupakan dan kecakapan yang terukur setelah peserta didik mengikuti proses pembelajaran secara keseluruhan yang meliputi kemampuan akademik, sikap dan keterampilan. Dalam pembelajaran Pendidikan Kadeham, kompetensi dasar atau yang sering disebut kompetensi minimal terdiri atas tiga jenis. Pertama, kecekapan dan kemampuan penguasaan pengetahuan kewarganegaraan yang terkait dengan materi inti. Kedua, kecakapan dan kemampuan sikap kewarganegaraandan pemberdayaan warga negara. Ketiga, kecakapan dan keamampuan berpartisipasi dalam proses penataan berbangsa dan bernegara, kemampuan melakukan control terhdapa penyelenggaraan negara dan pemerintahan, danpemberdayaan warganegara.Standar kompetensi yang wajib dikuasai peserta didik adalah mampu berpikir rasioanal, bersikap dewasa dan dinamis, berpandangan luas, dan bersikap demokratis yang berkeadaban sebagai warganegara Indonesia. Dengan berbekal kemampuan intelektual ini diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan proses pembelajaran sepanjang hayat, mejadi ilmuwan dan professional yang berkepribadian dan menjunjung nilai-nilai falsafah bangsa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kompetensi dasar yang diharapkan: mahasiswa menjadi ilmuwan yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokrasi yang berkeadaban menjadi warganegara yang memiliki daya saing; berdisiplin, dan berpasrtisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan system Pancasila.

F. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KADEHAMPendidikan Kewarganegaraan muali diselenggarakan tahun 1973/1974 merupakan kurikulum nasional dala bentuk pendidikan tahap awal yang diselenggarakan di tingkat pendidikan dasar dan menengah dan tahap lanjut berbentuk Pendidikan Kewiraan di Pendidikan Tinggi (PT).Materi Pendidikan Kewarganegaraan juga berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai berikut:1) Awal tahun 1979 bernama Pendidikan Kewiraan; materi disusun oleh lembaga Pertahanan Nasional dan Dirjen Dikti2) Tahun 1985 terdapat penambahan materi, yaitu pengantar meliputi pengetahuan Pendidikan Kewiraan dan hubungannya mata kuliah lain3) Tahun 1995 nama mata kuliah berubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan; dengan materi yang kurang lebih sama4) Tahun 2001 terdapat penambahan materi; yaitu HAM, demokrasi, otonomi daerah, lingkungan hidup, Ketahanan Nasional, Politik dan Strategi Nasional5) Tahun 2002 Keputusan Dirjen Dikti Nomor: 38/DIKTI/kep/2002, dengan materi demokrasi, HAM, bela negara, otonomi daerah, Wawasan Nusantara6) Tahun 2006 Keputusan Dirjen Dikti Nomor: 43/DIKTI/kep/ 2006 dengan materi filsafat Pancasila, identitas nasional, politik dan startegi Nasional, demokrasi Indonesia, HAM dan rule of law.

BAB 2KEBANGSAAN

A. LATAR BELAKANGSalah satu permasalahan pokok yang belum tercapaikan di dalam proses menjadi negara bangsa Indonesia setelah berusia lebih dari setengah abad adalah terbentuknya sebuah system politik demokratis yang berlandaskan pada nilai persatuan dan kesatuan, kebangsaan dan integrasi sosial yang mampu beradabtasi dengan proses pengubahan global.Nasionalisme atau kebangsaan Indonesia sebagai landasan ideologis bagi keberadaan sebuah komunitas politik mengalami pasang surut di sepanjang sejarah Indonesia. Menarik perhatian bahwa tuntutan separatism dan disintegrasi bangsa sebagai manifestasi dari rapuhnya kebangsaan Indonesia datang dari daerah terutama luar Jawa seperti Aceh, Papua, Ambon dan lain sebagainya. Realitasnya bukan semangat kebangsaan yang terwujud secara praktis, tetapi justru pemusatan kekuasaan oleh satu kelompok, monopoli, korupsi, kolusi, nepotisme, feodalisme birokrasi, tindakan represi dan primordialisme, yang pada gilirannya membawa semangat kebangsaan dan solidaritas bangsa menjadi rapuh dan terkoyak.

B. HAKIKAT NASIONALISME1. Pengertian NasionalismeDalam beberapa literature ilmu-ilmu social, istilah nasionalisme berasal dari bahasa Latin, yaitu natio berarti bangsi yang dipersatukan karena kelahiran, dan dari kata nasci yang berarti dilahirkan. Nasionalisme berarti bangsa yang bersatu karena faktor kelahiran yang sama.Secara obyektif nasionalisme mengandung unsur-unsur bahasa, ras, etnik, agama, peradaban, wilayah, negara dan kewarganegaraan. Unsur-unsur pokok tersebut amat kuat membentuk nasionalisme dan membantu mempercepat proses evolusi nasionalisme ke arah pembentukan negara nasional.Selain itu nasionalisme juga merupakan paham kebangsaan yang timbul karena adanya persamaan nasib dan sejarah, serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat.Dalam perspektif ilmu politik maupun ilmu social, terdapat beberapa konsep yang berkaitan dengan nasionalisme, yaitu:1. National sebagai masalah kebangsaan yang menyeluruh seperti terkandung antara lain dalam istilah kepentingan nasional, keamanan nasional dan pertahanan nasional1. Nationalism sebagai semangat kebangsaan yang dilandasi oleh rasa sebangsa dan setanah air serta senasib sepenanggungan1. Nationality sebagai pengalaman dalam segala bidang1. Nationhood sebagai kualitas kesadaran setiap warganegara terhadap semua masalah national, nationalism dan nationality seperti tersebut di atas.

1. Perkembangan Konsep NasionalismeNasionalisme bangsa tumbuh dan berkembang sebagai jawaban atas kondisi struktur social yang ada. Nasionalisme bangsa Indonesia lahir dibawah tekanan penjajahan. Oleh karena itu, nasionalisme Indonesia bersifat anti penjajahan, anti kolonialisme dan imperialism.Sesuai dengan Visi Indonesia 2030, nampaknya bangsa Indonesia perlu mengembangakan nasionalisme baru, yang lebih cocok dengan tuntutan perubahan global. Meskipun belum dapat dikonstruksikan secara teoritis, namun nasionalisme baru yang perlu diformulasikan sekurang-kurangnya bercirikan:1. Cita-cita persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih menekankan kembali pada pola pikir yang mendahulukan penciptaan kesejahteraan dan keadilan masyarakat1. Budaya individualism, hedonism, konsumerisme, harus diganti dengan cita-cita kemasyarakatan, kebersamaan, toleransi dan integrasi social1. Orientasi yang cenderung elitis dan kekuasaan diganti orientasi massa dan pemberdayaan social1. Cara melihat ideology sebagai tertutup, sempit dan sacral diubah menjadi ideology terbuka dan rasional1. Kesadaran untuk mengembangkan rasa percaya diri, keberanian, patriotism dan tanggung jawab untuk menjaga martabat bangsa.

C. HAKIKAT BANGSA1. Memahami Konsep BangsaKonsep bangsa memiliki pengertian yang sangat luas beragam. Secara umum pengertian bangsa adalah sekumpulan manusia yang merupakan suatu kesatuan karena mempunyai kesatuan politik yang sama. Istilah bangsa ata Nation berasal dari bahasa Perancis dan natie berasal dari baha Belanda, sedangkan bahasa Jerman disebut volk.

1. Perkembangan Konsep BangsaKebangsaan adalah suatu bentuk loyalitas yang sifatnya fluktuatif, dapat turun dan naik. Berdasarkan pemikiran ini, adalah menarik untuk mempertanyakan orang-orang yang masih berdomisili, lahir dan kerja di Indonesia umpamanya, tidak memiliki kesadaran, kesetiaan dan kemauan untuk membangun Indonesia.

1. Proses Pembentukan Negara-BangsaSuatu bangsa akan terbentuk apabila masalah-masalah bentuk partisipasi politik dan rezim politik disepakati jawabannya. Namun pada proses politisi yang dilakukan secara memadai, mungkin saja terdapat satu atau lebih kelompok suku bangsa yang tidak bersedia ikut serta dalam bangsa yang baru. Mungkin disebabkan ketidaksetujuan mereka terhadap pilihan bentuk-bentuk partisipasi politik dan rezim politik. Dalam situasi ini, mungkin terdapat satu atau lebih kelompok etnis yang menghendaki suatu negara sendiri atau lebih kelompok etnis yang menghedaki suatu negara sendiri atau mungkin menghendaki bentuk kompromi seperti daerah istimewa dengan hak-hak dan kewenangan khusus.

D. BANGSA INDONESIA DAN IDENTITAS NASIONAL1. Apakah Bangsa Indonesia Itu?Bangsa Indonesia tumbuh atau terbentuk karena kehendak suku bangsa-suku bangsa dan orang-orang bangsa lain yang ada di Indonesia untuk bersama-sama mencapai masa depan yang lebih baik yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman sebelumnya.Secara formal istilah bangsa Indonesia digunakan melalui hasil Kongres Pemuda kedua Pemuda Indonesia di Jakarta tangal 27-28 Oktober 1928 butir kedua, yaitu:Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu BANGSA INDONESIA.Tumbuhnya nation Indonesia dapat dilihat dari kebangkitan nasional dengan lahirnya Budi Utomo pada tahun 1908. Pada mulanya gerakan Budi Utomo terbatas sebagai gerakan sekelompok mahasiswa kedokteran yang berasal dari Jawa. Kemudian gerakan Budi Utomo tersebut merangkum kepentingan nasional yang lebih luas. Terbentuknya bangsa Indonesia, dapat dikaji di dalam Sumpah Pemuda tahun 192. Anggota panitia Sumpah Pemuda terdiri atas berbagai suku bangsa dan agama.

1. Apakah Identitas Bangsa Itu?Identitas suatu bangsa berkaitan erat dengan pengertian suatu bangsa. Dibandingkan dengan konsep etnisitas, konsep bangsa merupakan konsep yang relatif baru. Apabila etnisitas mempunyai pengertian yang relative stabil, sebaliknya di dalam kehidupan modern.

1. Faktor-Faktor Pembentukan Identitas Nasional1. Primordialismef. Perkembangan Ekonomi1. Keagamaan1. Pemimpin Bangsa1. Sejarah Bangsa1. Bhinneka Tunggal IkaBAB 3DEMOKRASIA. LATAR BELAKANGHampir semua negara menyatakan dirinya demokratis. Setiap orang tak terkecuali senantiasa menyatakan bahwa dirinya demokratis. Demokrasi masih menjadi sebuah agenda penting sistem politik di seluruh dunia. Manusia dari berbagai bangsa atau negara, dengan berbagai latar belakang agama, peradaban, dan sejarah, umumnya mengakui demokrasi sebagai sesuatu yang harus diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat. Demokrasi digunakan banyak orang terutama dalam bidang politik. Oleh karena itu, pemahaman akan konsep demokrasi secara komprehensif, ilmiah dan obyektif menjadi sangat signifikan. Pemahaman tersebut mencakup mengenai konsep-konsep dasar demokrasi, bentuk demokrasi, dan implementasi demokrasi di Indonesia.B. HAKIKAT DEMOKRASIDitinjau dari asal-usul katanya, istilah demokrasi berasal dari kata Yunani demos yang berarti rakyat, dan kratia berarti kewenangan untuk mengatur (rule). Demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Secara sederhana demokrasi dapat didefinisikan sebagai kekuasaan/kewenangan untuk mengatur masyarakat/rakyat (rule of the people). Konsep demokrasi sebagai kedaulatan rakyat bertumpu pada prinsip bahwa rakyat secara keseluruhan dipandang sebagai pemegang kedaulatan politik. Istilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern.

2. PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASIDemokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif, dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang slaing lepas dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain.Dalam demokrasi yang besifat global, terdapat delapan prinsip yang harus dijadikan pedoman, yaitu: 1. Partisipasi2. Inklusivitas3. Perwakilan (representation)4. Transparansi5. Akuntabilitas6. Responsiveness7. Kompetisi/otoritas8. SolidaritasDengan memberikan penekanan pada status individu dan masyarakat atau rakyat secafa keseluruhan, maka sistem demokrasi dapat dikategorikan, sebagai berikut :a. Demokrasi Langsung dan Demokrasi Perwakilanb. Demokrasi Konsosiasionalc. Demokrasi Kompetitifd. Demokrasi Konsensuse. Demokrasi Sentralisasif. Demokrasi DesentralisasiMenurut Chan Heng Chee, Direktur Institute of Southeast Asian Studies, demokrasi khas Asia memiliki empat karakteristik:1. Adanya rasa komunitarian yang memberikan tekanan besar kepada kebaikan bersama2. Adanya penerimaan yang luas dan penghargaan kepada otoritas dan hirarki3. Adanya suatu partai dominan yang harus berkuasa selama dua atau tiga dekade lebih4. Adanya birokrasi yang tersentralisasi dan negara yang kuatEmpat ciri yang dikemukakan ini semuanya berbeda dengan ciri demokrasi liberal. Menurut Robert A. Dahl (1985), sebagai ajaran universal, demokrasi paling tidak ditunjukkan oleh lima nilai utama. 1. Adanya hak yang sama dan tidak diperdebatkan antara rakyat yang satu dengan rakyat yang lainnya.2. Partisipasi efektif yang menunjukkan adanya proses dan kesempatan yang sama bagi rakyat untuk mengekspresikan prefesinya dalam pengambilan keputusan.3. Adanya pengertian yang sama dan sebangun yang menunjukkan bahwa rakyat mengerti dan paham terhadap keputusan-keputusan yang diambil negara, tidak terkecuali sistem birokrasi.4. Adanya kontrol akhnir yang ditentukan oleh rakyat, yang menunjukkan bahwa rakyat memiliki kesempatan istimewa untuk membuat keputusan, membatasi materi, atau memperluas materi yang akan diputuskan dan dilakuakn melalu proses-proses politik, yang dapat diterima dan memuaskan berbagai pihak.5. Inclusiveness yakni suat pertanda yang menunjukkan bahwa yang berdaulat adalah seluruh rakyat.Beberapa kriteria bagi proses demokrasi:a. Hak suara yang merata.b. Partisipasi aktif seluruh warganegara.c. Pemahaman yang memadai dalam memperoleh akses informasi.d. Keputusan akhir terhadap setiap kebijakan negara berada di tangan masyarakat (rakyat).e. Akomodatif dan tidak diskriminatif.Pemilihan Umum adalah suatu proses dimna apara pemilih memilih orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Para pemilih dalma Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para kandidat Pemilu menawarkan visi program-programnya pada masa kampanye.PELAKSANAAN DEMOKRASI DI INDONESIA Secara garis besar demokrasi yang pernah berkembang di Indonesia, dapat dibedakan sebagai berikut:1. Implementasi Awal Demokrasi di Indonesia (1949-1959)2. Implementasi Demokrasi Terpimpin (1959-1965)3. Implementasi Demokrasi Pancasial Era Orde Baru (1966-1998)4. Implementasi Demokrasi Era Reformasi (1998-sekarang)DEMOKRASI INDOENSIA DI MASA DEPANSeperti telah disinggung pada bagian sebelumnya, denga gagalnya pelaksanaan demokrasi konstitusional yang prematur, Demorasi Terpimpin dan Demokrasi Pancasila, maka masyarakat Indonesia perlu mengkaji ulang pengalaman-pengalaman tersebut untuk dapat menumbuhkembangkan demorasi yang sesungguhnya.Adapun pilar-pilar demokrasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:1. Kedaulatan rakyat2. Pemerintahan yang mewujudkan good governance3. Kekuasaan mayoritas4. Terjaminnya hak-hak minoritas jaminan terhadap HAM5. Pemilihan umum yang bebas, jujur, dan adil6. Persamaan hak di depan hukum7. Peradialn yang bebas dan tidak memihak8. Pembatasan kekuasaan pemerintah secara konstitusional melalui pengawasan yang akuntabel9. Kemajemukan spsial, ekonomi, dan politik10. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat11. Terwujudnya masyarakat adab

BAB 4HAK ASASI MANUSIA

A. LATAR BELAKANGHak Asasi Manusia merupakan landasan bagi kebebasan, ekadilan, dan kedamaian. HAM menyangkut semua aspek yang dibutuhkan manusia untuk tetap menjadi manusia, baik dari segi kehidupan sipil, politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. Oleh karena itu secara konseptual, HAM mengandung ciri-ciri, sebagai berikut:1. HAM tidak perlu diberikan atau pun diwarisi1. HAM berlaku untuk semua orang1. HAM tidak dapat dilanggar

B. PENGERTIAN DAN DEFINISI HAK ASASI MANUSIAIstilah HAM pada hakikatnya memiliki pengertian yang hampir sama, meskipun masing-masing negara menggunakan bahsa yang berbeda-beda. Kita dapat menemukan definisi HAM yang lebih singkat, yaitu: Human rights could be generally defined as those rights which are inherent in our nature and without which we cannot live as human beings. HAM dapat didefinisikan sebagai hak-hak yang bersifat melekat yang secara alamiah manusia tidka dapat hidup tanpa adanya hak-hak tersebut.C. SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIAMagna Charta,Ingrris (1215)Magna Charta ini dikeluarkan pada tahun 1215 di Inggris dan sering disebut sebagai cikal bakal HAM, walaupun sebenarnya kurang tepat. Magna Charta sesungguhnya hanya berisi kompromi antara Raja John dengan para bangsawan tentang pembagian kekuasaan, khususnya dalam rangka mengurangi kekuasaan raja.Bill of Rights,Inggirs (1689)Lahir sebagai akibar dari Glorious Revolution yang merupakan hasi perjuangan parlemen melawan pemerintahan raja-rajaDeclaration of Independence, USA (1776)Deklarasi Kemerdekaan merupakan alasan masyarakat Amerika untuk melepaskan diri dari kekuasaan Inggris yang terjadi pada tahun 1776.D. HAM DALAM PERSPEKTIF ISLAM (DEKLARASI KAIRO)Dalam perspektif Islam, HAM diletakkan sebagai hurumat (kemuliaan, kelapangan, penghormatan). Dengan pengertian ini, pada hakikatnya manusia didudukkan sebagai makhluk yang dimuliakan Tuhan, dan kemuliaan manusia itu tampak pula pada anasir penciptaanya yang sempurna.

E. PENGATURAN DAN KATEGORISASI HAK ASASI MANUSIASebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa HAM telah diatur melalui mekanisme hukum internasional. Adapun mekanisme tersebut antara lain meliputi instrumen hukum HAM internasional berupa perjanjian internasional yang dihasilkan PBB, termasuk pula didalamnya sarana kelembagaan untu kmengawasi pelaksanaan HAM.Hak-hak sipil dan politk (generasi I)1. Hak untuk menentukan nasib sendiri1. Hak untuk hidup1. Hak untuk tidak dihukum mati1. Hak untuk tidak disiksa1. Hak untuk tidak ditahan sewenang-wenang1. Hak atas peradilan yang adilHak-hak bidang politik1. Hak untuk menyampaikan pendapat1. Hak untuk berkumpul dan berserikat 1. Hak untu kmendapat persamaan perlakuan di depan hukum1. Hak unuk memilih dandipilihHak-hak Sosial, Ekonomi dan Budaya1. Hak untuk bekerja1. Hak untu kmendapat upah yang sama1. Hak untu ktidak dipaksa bekerja1. Hak untuk cuti1. Hak atas makanan1. Hak atas perumahan1. Hak atas kesehatan1. Hak atas pendidikan1. Hak-hak bidang budayaHak Pembangunan1. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang sehat1. Hak untuk memperoleh perumahan yang layak1. Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai

F. SEJARAH PERKEMBANGAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA1. Pemikiran Para Pendiri Negara Tentang HAMSebagai negara hukum atau negara yang berdasarkan atas hukum, maka segala sesuatu yang berkaitan dengan berbangsa dan bernegara terntunya harus dilandasi dengan aspek hukum atau yuridis.Secara singkat perbedaan pendapat tentang perlu tidaknya dimasukkan HAM dalam UUD 1946 adalah :1. Yang tidak menyetujui HAM dimasukkan dalam UUD 1945 :1. Soekarno 1. Soepomo1. Yang menyetujui HAM dimasukkan dalam UUD 1945:1. Mohammad Hatta1. Mohammad Yamin

G. HAM DALAM UUD 1945 DAN PERUBAHANNYADibandingkan dengan UUDS 1950, ketentuan HAM di dalam UUD 1945 realtif sedikit sedikit, hanya tujus pasal saja masing-masing Pasal 27,28,29,30,31,31 dan 34, sedangkan di dalm UUDS 1950 didapati cukup lengkap pasal-pasal HAM, yaitu sejumlah 35 pasal, yakni dari Pasal 2 sampai dengan Pasal 42.Hak-hak yang tercantum dalam UU no 39 tahun 1999 tentang HAM terdiri atas:1. Hak untuk hidup1. Hak mengembangkan diri1. Hak memperoleh keadilan1. Hak atas kebebasan pribadi1. Hak aras rasa aman1. Hak atas kesejahteraan1. Hak turut serta dalam pemerintahan1. Hak wanita1. Hak anak

H. PELANGGARAN HAMPelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelom;ok orang termasuk apart negara baik disengaja mapun tidak sengaja atau kelalaian yang secara melawak hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh UU dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

I. PENGADILAN HAMBerdasasrkan UU no 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, makan yang merupakan lingkup kewenangan pengadilan HAM menurut UU no 26 tahun 2000 adalah:1. Pengadialn HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara pelnaggaran HAM yang berat 1. Pengadialn HAM berwenang juga memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat yang dilakukan di luar batas teritoria lwilayah NKRI oleh warganegara Indonesia1. Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang berat yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah 18 tahun pada saat kejahatan dilakukan1. Pelanggaran HAM yang berat meliputi :1. Kejahatan genosida1. Kejahatan terhadap kemanusiaan