documentk3
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmatNYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kegiatan penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat atau tugas pengganti
Ujian akhir semester keselamatan dan kesehatan kerja yang penulis tempuh di program
Diploma IV Teknik Komputer dan Jaringan. Adapun judul dari makalah ini yaitu :”
Keselamatan dan Kesehatan Kerja bidang Kelistrikan”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
menghimbau pembaca untuk memberi kritik serta saran yang bersifat membangun untuk
membantu membuat makalah ini lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan khususnya bagi mahasiswa program Diploma IV Teknik
Komputer dan Jaringan untuk lebih memahami dan menambah wawasan tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja bidang Kelistrikan di perusahaan.
Makassar, 12 juli 2011
Penulis,
Aat Prayogo Muhtar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... page 1
DAFTAR ISI.................................................................................................. page 2
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. page 3
A. Latar Belakang ..........................................................................................page 3
B. Permasalahan..............................................................................................page 4
C. Tujuan .......................................................................................................page 5
BAB II. Pembahasan.......................................................................................page 6
A. Aspek Pencegahan Kecelakaan Listrik......................................................page 6
B. Efek Arus Listrik Terhadap Tubuh Manusia..............................................page 8
C. Faktor yang Menentukan Efek Arus Listrik Terhadap Tubuh Manusia.....page 12
D. 5 Langkah Aman Bekerja Pada Instalasi Listrik........................................page 14
E. Langkah-Langkah / prosedur / Pedoman Pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) Untuk Bidang Pekerjaan Kelistrikan.....................................................page 16
BAB III Penutup.............................................................................................page 19
A. Kesimpulan ...............................................................................................page 19
B. Saran............................................................................................................page 19
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................page 20
LAMPIRAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di bidang Kelistrikan pada
perusahaan di Indonesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005
Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan
Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di
dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global
karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang
rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya.
Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan
peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus
bersifat manusiawi atau bermartabat.
Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak
lama. Faktor keselamatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada gilirannya pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas
keselamatan kerja semakin sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku tahun 2020
mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang
ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang
harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, termasuk bangsa Indonesia. Untuk
mengantisipasi hal tersebut serta mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja
Indonesia; telah ditetapkan Visi Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat
Indonesia di masa depan, yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat,
memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 3
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi
pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara
menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat
luas.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita
pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari
beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai
faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko
kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Dalam
penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan
antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak
terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan
disekitarnya.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting
untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja
akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat
meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan
mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya keselamatan
dan kesehatan kerja.
B. Permasalahan
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana peran tenaga kesehatan dalam menangani
korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja dibidang kelistrikan guna
meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 4
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran tenaga kesehatan
dalam menangani korban kecelakaan kerja dan mencegah kecelakaan kerja dibidang
kelistrikan guna meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek Pencegahan Kecelakaan Listrik
Tindakan keselamatan kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan,
baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil kerja dan budaya tertuju pada kesejahteraan
masyarakat pada umumnya. Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara meliputi :
pencegahan terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi terjadinya penyakit akibat
pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap, mencegah dan atau mengurangi
kematian, dan mengamankan material, konstruksi, pemeliharaan, yang kesemuanya itu
menuju pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan umat manusia.
1) Menunjang terlaksananya tugas-tugas pemerintah, khususnya di bidang peningkatan
taraf hidup dan kesejahteraan tenaga kerja di perusahaan, industri, perkebunan,
pertanian yang meliputi di antaranya tentang penanganan keselamatan kerja.
2)Menuju tercapainya keragaman tindak di dalam menanggulangi masalah antara lain
keselamatan kerja.
Standar Keselamatan Kerja
Pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan digolongkan sebagai berikut:
a) Pelindung badan, meliputi pelindung mata, tangan, hidung, kaki, kepala, dan telinga.
b) Pelindung mesin, sebagai tindakan untuk melindungi mesin dari bahaya yang
mungkin timbul dari luar atau dari dalam atau dari pekerja itu sendiri
c) Alat pengaman listrik, yang setiap saat dapat membahayakan.
d) Pengaman ruang, meliputi pemadam kebakaran, sistem alarm,
air hidrant, penerangan yang cukup, ventilasi udara yang baik,
dan sebagainya.
Tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah hal yang
lebih penting dibandingkan dengan mengatasi terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat
dicegah dengan menghindarkan sebab-sebab yang bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan cara penuh kehati-hatian dalam melakukan
pekerjaan dan ditandai dengan rasa tanggung jawab. Mencegah kondisi kerja yang tidak
aman, mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam keadaan darurat, maka segera
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 6
melaporkan segala kejadian, kejanggalan dan kerusakan peralatan sekecil apapun kepada
atasannya. Kerusakan yang kecil atau ringan jika dibiarkan maka semakin lama akan semakin
berkembang dan menjadi kesalahan yang serius jika hal tersebut tidak segera diperbaiki.
Tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan harus dilakukan dengan rasa bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap tindakan keselamatan kerja. Bertanggung jawab merupakan sikap yang
perlu dijujung tinggi baik selama bekerja maupun saat beristirahat Hal ini akan sangat
bermanfaat bagi keselamatan dalam bekerja. Peralatan perlindungan anggota badan dalam
setiap bekerja harus selalu digunakan dengan menyesuaikan sifat pekerjaan yang
dilakukan.beberapa alat pelindung keamanan anggota badan, terdiri dari pelindung mata,
kepala, telinga, tangan, kaki dan hidung. Penggunaan alat pelindung ini disesuaikan dengan
jenis pekerjaan yang dikerjakan. Sebagai contoh pelindung mata, pakailah kaca mata atau
gogles untuk melindungi dari sinar yang kuat, loncatan bunga api, loncatan logam panas dan
sebagainya.
Gangguan listrik di Rumah banyak sekali penyebabnya, sedangkan yang dikemukakan
disini hanya salah satu kondisi yang sering terjadi dan membuat pemilik rumah bingung dan
terganggu dengan tiba-tiba listrik mati mendadak pada waktu hujan. Kadang-kadang karena
tidak sabar dan kurangnya pengetahuan tentang listrik rumah tangga, pemilik rumah langsung
mengembalikan posisi MCB (Mini Circuit Breaker) yang ada di meteran listrik ke posisi
“ON” dan jatuh kembali ke posisi “OFF” karena gangguan yang sebenarnya belum
diketemukan. Berikut ini TIP-TIP untuk mengatasi salah satu masalah gangguan listrik
tersebut :
1. Langkah pertama, Matikan atau tempatkan/geser seluruh “KONTAK” yang ada di
rumah pada posisi “OFF”
2. Langkah ke-dua, Cabut atau lepaskan seluruh “STECKER” yang masih terhubung
dengan “STOP KONTAK”
3. Langkah ke-tiga, kembalikan MCB pada meter listrik ke posisi “ON” dan ternyata
tidak jatuh ke posisi “OFF”
4. Langkah ke-empat, geser satu per satu secara bergantian “KONTAK” ke posisi
“ON” dan apabila “MCB” pada meter listrik jatuh kembali ke posisi “OFF” setelah
menggeser “KONTAK” yang ke Sekian, maka penyebab gangguan terletak pada
instalasi yang terhubung dengan “KONTAK” terkait.
5. Langkah ke-lima, “OFF” kan “KONTAK” terkait, sebagai penanggulangan
sementara sambil menunggu datangnya “AHLI LISTRIK” yang akan memperbaiki
instalasi listrik yang terkait dengan “KONTAK” tersebut.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 7
6. Bila dari “KONTAK” tidak ada masalah/gangguan, lakukan langkah-langkah diatas
untuk “STECKER” yang terhubung dengan “STOP KONTAK”
Mudah-mudahan TIP ini berguna bagi keluarga yang awam dengan instalasi listrik
di rumah tangga.
B. Efek Arus Listrik terhadap Tubuh Manusia
Pada satu sisi, dalam menjalankan aktivitas sehari-hari kita sangat membutuhkan daya
listrik. Namun pada sisi lain, listrik sangat membahayakan keselamatan kita kalau tidak
dikelola dengan baik. Sebagian besar orang pernah mengalami/merasakan sengatan listrik,
dari yang hanya merasa terkejut saja sampai dengan yang merasa sangat menderita. Oleh
karena itu, untuk mencegah dari hal-hal yang tidak diinginkan, kita perlu meningkatkan
kewaspadaan terhadap bahaya listrik dan jalan yang terbaik adalah melalui peningkatan
pemahaman terhadap sifat dasar kelistrikan yang kita gunakan.
Bahaya listrik dibedakan menjadi dua, yaitu bahaya primer dan bahaya sekunder. Bahaya
primer adalah bahaya-bahaya yang disebabkan oleh listrik secara langsung, seperti bahaya
sengatan listrik dan bahaya kebakaran atau ledakan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 8
Sedangkan bahaya sekunder adalah bahaya-bahaya yang diakibatkan listrik secara tidak
langsung. Namun bukan berarti bahwa akibat yang ditimbulkannya lebih ringan
dari yang primer. Contoh bahaya sekunder antara lain adalah tubuh/bagian tubuh terbakar
baik langsung maupun tidak langsung, jatuh dari suatu ketinggian, dan lain-lain.
1. Dampak Sengatan Listrik Bagi Manusia
Dampak sengatan listrik antara lain adalah:
• Gagal kerja jantung (Ventricular Fibrillation), yaitu berhentinya denyut jantung
atau denyutan yang sangat lemah sehingga tidak mampu mensirkulasikan darah
dengan baik. Untuk mengembalikannya perlu bantuan dari luar.
• Gangguan pernafasan akibat kontraksi hebat (suffocation) yang dialami oleh
paruparu.
• Kerusakan sel tubuh akibat energi listrik yang mengalir di dalam tubuh,
• Terbakar akibat efek panas dari listrik
2. Tiga Faktor Penentu Tingkat Bahaya Listrik
Ada tiga faktor yang menentukan tingkat bahaya listrik bagi manusia, yaitu
tegangan (V), arus (I) dan tahanan (R). Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi
antara satu dan lainnya yang ditunjukkan dalam hukum Ohm.
Tegangan (V) dalam satuan volt (V) merupakan tegangan sistem jaringan listrik
atau sistem tegangan pada peralatan. Arus (I) dalam satuan ampere (A) atau mili-
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 9
ampere
(mA) adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dan tahanan (R) dalam satuan
ohm, kilo ohm atau mega ohm adalah nilai tahanan atau resistansi total saluran
yang tersambung pada sumber tegangan listrik. Sehingga berlaku:
I = V/R; R= V/I; V= I x R
Bila dalam hal ini titik perhatiannya pada unsur manusia, maka selain kabel
(penghantar), sistem pentanahan, dan bagian dari peralatan lain, tubuh kita
termasuk bagian dari tahanan rangkaian tersebut.
Tingkat bahaya listrik bagi manusia, salah satu faktornya ditentukan oleh tinggi rendah
arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh kita. Sedangkan kuantitas arus akan
ditentukan oleh tegangan dan tahanan tubuh manusia serta tahanan lain yang menjadi
bagian dari saluran. Berarti peristiwa bahaya listrik berawal dari sistem tegangan yang
digunakan untuk mengoperasikan alat. Semakin tinggi sistem tegangan yang
digunakan, semakin tinggi pula tingkat bahayanya. Jaringan listrik tegangan rendah di
Indonesia mempunyai tegangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.5 dan sistem
tegangan yang digunakan di Indonesia adalah: fasa-tunggal 220 V, dan fasa-tiga
220/380 V dengan frekuensi 50 Hz. Sistem tegangan ini sungguh sangat berbahaya bagi
keselamatan manusia.
Tidak dapat dipungkiri listrik sangat berguna bagi kehidupan. Manusia akan mengalami
kesulitan hidup yang cukup serius manakala satu hari saja listrik di seluruh dunia ini harus
dimatikan. Boleh dikatakan listrik merupakan kebutuhan primer kehidupan manusia,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 10
mengingat hampir semua kegiatan manusia membutuhkan listrik Sesuai dengan yang kita
kenal listrik dibagi menjadi dua yaitu listrik arus AC dan DC. Namun, tidak banyak yang
mengetahui pengertian dan perbedaannya.
Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan dengan arus
bolak-balik (AC). Efek AC pada tubuh manusia sangat tergantung kepada kecepatan
berubahnya arus (frekuensi), yang diukur dalam satuan siklus/detik (hertz). Arus frekuensi
rendah (50-60 hertz) lebih berbahaya dari arus frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih berbahaya
dari DC pada tegangan (voltase) dan kekuatan (ampere) yang sama. DC cenderung
menyebabkan kontraksi otot yang kuat, yang seringkali mendorong jauh/melempar
korbannya dari sumber arus.
AC sebesar 60 hertz menyebabkan otot terpaku pada posisinya, sehingga korban tidak
dapat melepaskan genggamannya pada sumber listrik. Akibatnya korban terkena sengatan
listrik lebih lama sehingga terjadi luka bakar yang berat. Biasanya semakin tinggi tegangan
dan kekuatannya, maka semakin besar kerusakan yang ditimbulkan oleh Kedua jenis arus
listrik tersebut.
Kekuatan arus listrik diukur dalam ampere. 1 miliampere (mA) sama dengan 1/1,000
ampere. Pada arus serendah 60-100 mA dengan tegangan rendah (110-220 volt), AC 60 hertz
yang mengalir melalui dada dalam waktu sepersekian detik bisa menyebabkan irama jantung
yang tidak beraturan, yang bisa berakibat fatal.
Efek yang sama ditimbulkan oleh DC sebesar 300-500 mA. Jika arus langsung
mengalir ke jantung, misalnya melalui sebuah pacemaker, maka bisa terjadi gangguan irama
jantung meskipun arus listriknya jauh lebih rendah (kurang dari 1 mA). Akibat fatal dari
sengatan listrik adalah kematian atau biasa disebut electrocution. Namun efek tidak fatal dari
senggatan listrik (electric shock) juga cukup bervariasi.
Beberapa indikasi sengatan listrik
1. Efek pada jantung (Cardiac)
Arus AC 5A dapat menyebabkan asystole. Efek lainnya adalah rusaknya pembuluh jantung
(myocardial).
2. Efek pada otot tulang
Arus listrik lebih dari 15 -20 mA memunculkan gejala kontraksi yang hebat (tetanic
contraction) yang menyebabkan tubuh sulit melepaskan diri darri sumber listrik
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 11
mengakibatkan sindrome pelepasan lengan dan tulang belakang jika sengatan listrik
mengenai lengan.
3. cedera otot
Thrombosis dan occlusion yang menghasilkan ischaemia dan necrosis Yang terjadi pada
lengan mengakibatkan kerusakan otot dan memerlukan amputasi.
4. Cedera susunan syaraf (Neurological injuries)
Dapat terjadi kerusakan terpusat atau sebagian dan seketika maupun jangka panjang.
Jika sengatan listrik melewati kedua bahu, maka kerusakaan sumsum tulang belakang dapat
terjadi. Sementara sengatan listrik pada bagian kepala menyebabkan gangguan pada sistem
pernafasan, dan pengaruh jangka panjangnya seperti epilepsy, encephalopathy, dan
Parkinsonism. Efek lain dari sengatan listrik juga mengakibatkan gagal ginjal, pecahnya
gendang telinga (tegangan tinggi), katarak.
C. Faktor yang Menentukan Efek Arus Listrik Terhadap Tubuh Manusia
Suatu kecelakaan sering terjadi yang diakibatkan oleh lebih dari satu sebab.
Kecelakaan dapat dicegah dengan menghilangkan halhal yang menyebabkan
kecelakan tersebut. Ada dua sebab utama terjadinya suatu kecelakaan. Pertama,
tindakan yang tidak aman. Kedua, kondisi kerja yang tidak aman. Orang yang
mendapat kecelakaan luka-luka sering kali disebabkan oleh orang lain atau
karena tindakannya sendiri yang tidak menunjang keamanan. Berikut beberapa
contoh tindakan yang tidak aman, antara lain:
a) Memakai peralatan tanpa menerima pelatihan yang tepat
b) Memakai alat atau peralatan dengan cara yang salah
c) Tanpa memakai perlengkapan alat pelindung, seperti kacamata
pengaman, sarung tangan atau pelindung kepala jika pekerjaan tersebut
memerlukannya
d) Bersendang gurau, tidak konsentrasi, bermain-main dengan teman
sekerja atau alat perlengkapan lainnya.
e) Sikap tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan dan membawa barang
berbahaya di tenpat kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 12
f) Membuat gangguan atau mencegah orang lain dari pekerjaannya atau
mengizinkan orang lain mengambil alih pekerjaannya, padahal orang
tersebut belum mengetahui pekerjaan tersebut.
Di sisi lain, kecelakaan sering terjadi akibat kondisi kerja yang tidak aman.
Berikut ini beberapa contoh yang menggambarkan kondisi kerja tidak aman,
antara lain :tidak ada instruksi tentang metode yang aman, tidak ada atau
kurangnya pelatihan si pekerja, memakai pakaian yang tidak cocok untuk
mengerjakan tugas pekerjaan tersebut, menderita cacat jasmani, penglihatan
kabur, pendengarannya kurang, mempunyai rambut panjang yang mengganggu
di dalam melakukan pekerjaan dan system penerangan ruang yang tidak
mendukung.
BEKERJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN LISTRIK.
1. Untuk lokasi-lokasi kerja tertentu (daerah terbuka dan daerah ketinggian) harus dilengkapi
dengan penangkal petir
2. Pada saat bekerja, instalatir listrik harus memastikan tangan dan kakai pada kondisi kering.
3. Setiap pekerja harus menggunakan sepatu dari bahan karet atau berisolasi, tidak boleh
telanjang kaki.
4. Setiap peralatan listrik yang mengandung voltage
tinggi, harus diberi tanda bahaya.
5. Pastikan setiap kabel yang terkelupas harus segera
ditutup dengan bahan isolator.
6. Pastikan bahwa sistem pentanahan untuk panel
atau listrik yang dipakai untuk bekerja sudah
terpasang dengan baik.
7. Pemeriksaan berkala terhadap panel atau kotak
listrik harus dilakukan oleh petugas yang berkompeten.
8. Jaringan atau instalasi listrik harus ditempatkan dan diatur sedemikian rupa untuk menghindari
terjadinya kecelakaan akibat listrik.
9. Ukuran dan kualitas kabel harus sesuai dengan tingkat keperluannya.
Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera melalui 3 cara:
1. Henti jantung (cardiac arrest) akibat efek listrik terhadap jantung.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 13
2. Perusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik yang melewati tubuh.
3. Luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik.
D. Lima langkah aman bekerja pada Instalasi Listrik
Langkah -langkah yang harus ditempuh oleh seorang instalatir antara lain :
A. Buat denah ruangan (seperti gambar 4.1). Penggunaan masing-masing ruangan
dinyatakan dalam seperti : satu ruang tamu dan teras, 3 kamar tidur, sebuah ruang
makan, dapur, kamar mandi, dan sebuah gudang. Tentukan letak perlengkapan
hubung bagi. PHB utama harus dipasang di tempat yang mudah dicapai dari jalan
masuk rumah (biasanya di gang atau serambi), dan tempatnya harus cukup bebas.
Karena instalasinya kecil, sehingga hanya ada satu PHB yang ditempatkan di gudang
(sesuai pasal 602 sub B).
B. Menentukan jumlah kotak-kontak dinding, seperti tertera pada denah gambar
bangunan.
C. Menempatkan kotak -kontak dinding sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti
ayat 840 C5 menyatakan bahwa kotak -kontak dinding yang dipasang kurang dari
1,25 m dari lantai haus diberi tutup pengaman. Membuat pentanahan kotak-kontak
dinding. Karena lantainya dibuat dari kayu yang tidak menghantarkan listrik, kotak-
kontak dinding di kamar tidur dan gudang tidak perlu ditanahkan, tetapi di ruangan
dapur yang terdapat saluran air harus digunakan kontak pengaman.
D. Setelah semua komponen perlengkapan yang akan dipasang sudah ditentukan,
gambar instalasinya (seperti dijelaskan pada gambar 4.2. )
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 14
E. Setelah gambar rencana instalasi sudah dibuat, maka buat juga diagram instalasi
dan rekapitulasi daya yang dibutuhkan (seperti dijelaskan pada gambar 4.3).
Luas penampang hantaran hubung antara kotak meter PLN dengan perlengkapan
hubung bagi utama dari instalasi minimal 4 mm2.
Adapun Sumber lain :
1. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (bukan instalasi listrik), harus
dibumikan/ditanahkan dengan baik sehingga potensiaInya selalu sama dengan bumi
dan tidak akan timbul tegangan sentuh yang membahayakan manusia. Bagian instalasi
yang dimaksud dalam butir ini, misalnya: lemari panel dan pipa-pipa dari logam;
2. Titik-titik pentanahan atau pembumian harus selalu dijaga agar tidak rusak sehingga
pentanahan atau pembumian yang tersebut dalam butir 1 di atas berlangsung dengan
baik;
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 15
3. Peredam las listrik yang dilakukan pada instalasi yang terbuat dari logam, misalnya:
instalasi ketel uap PLTU, harus menggunakan tegangan yang cukup rendah sehingga
tidak timbul tegangan sentuh yang membahayakan;
4. Bagian dari instalasi yang bertegangan, khususnya tegangan tinggi, harus dibuat
sedemikian hingga tidak mudah disentuh orang;
5. Dalam melaksanakan pekerjaan di instalasi tegangan tinggi, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan:
a. Jangan sekali-kali membuka sakelar pemisah (PMS) yang masih dilalui arus, karena
hal ini dapat menimbulkan ledakan yang berbahaya. Untuk mencegah terjadinya hal
ini, terlebih dahulu pemutus tenaga (PMT) harus dibuka agar tidak ada lagi arus
yang melalui PMS bersangkutan. Instalasi yang baru (mutakhir) menggunakan
sistem interlock di mana artinya PMS tidak dapat dibuka atau ditutup sebelum PMT
dibuka atau ditutup terlebih dahulu. Bila tidak ada sistem interlock, maka bekerja
dalam instalasi seperti itu perlu ekstra hati-hati di mana harus ada dua orang yang
bekerja; seorang yang melakukan pembukaan atau, pemasukan PMS dan PMT,
seorang lagi yang mengamati bahwa pelaksanaan pekerjaan ini tidak keliru;
b. Bagian instalasi yang telah dibebaskan tegangannya dan akan disentuh, harus
ditanahkan atau dibumikan terlebih dahulu;
c. Jika pelaksanaan pekerjaan menyangkut beberapa orang, maka pembagian tanggung
jawab harus jelas;
d. Harus ada tanda pemberitahuan yang jelas bahwa sedang ada pekerjaan
pemeliharaan sehingga tidak ada orang yang memasukkan PMT;
e. Jika akan dilakukan pekerjaan di sisi sekunder transformator arus, misaInya untuk
mengecek alat ukur atau mengecek relai, jangan lupa menghubung-singkatkan sisi
sekunder transformator arus tersebut terlebih dahulu untuk mencegah timbulnya
tegangan tinggi.
E. Langkah-Langkah / prosedur / Pedoman Pemberian Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Untuk Bidang Pekerjaan Kelistrikan
Prosedur Pertolongan untuk Korban Sengatan Listrik Jika ada orang yang
tersengat listrik, segera hubungi pertolongan medis jika tanda-tanda atau
gejala-gejala di bawah ini tampak pada korban:
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 16
Serangan jantung
Masalah pada irama jantung (arrhythmias)
Kegagalan bernafas
Sakit dan kontraksi pada otot
Epilepsi/ayan
Kesemutan dan rasa geli
Tidak sadar/pingsan
Sementara menunggu pertolongan datang, ikuti langkah-langkah ini:
1. Lihat dulu! Jangan sentuh! Tubuh korban mungkin masih teraliri
listrik. Menyentuh korban akan menjadikan anda korban berikutnya.
2. Jika mungkin, matikan sumber listriknya dulu. Jika tidak bisa,
jauhkan sumber listrik dari korban dan penolong dengan
menggunakan benda-benda non konduktif, misalnya kayu atau plastik
(pastikan benda-benda tersebut dalam keadaan kering).
3. Cek tanda-tanda sirkulasi darah pada korban (pernafasan, batuk,
atau gerakan tubuh). Jika tidak ada, segera mulai lakukan CPR
(Cardiopulmonary Resuscitation). “ yaitu suatu teknik menyelamatkan
nyawa yang digunakan ketika pernafasan atau detak jantung
seseorang terhenti baik dengan cara memompa jantung atau dengan
napas buatan.”
4. Cegah shock, Baringkan korban dan jika mungkin posisikan kepala
korban sedikit lebih rendah dari pinggang, dan naikkan kakinya.
PENCEGAHAN :
Jauhkan kabel listrik dari jangkauan anak-anak
Gunakan pengaman pada colokan listrik
Ajarkan kepada anak-anak mengenai bahaya dari listrik
Ikuti petunjuk pabrik jika menggunakan alat-alat elektronik
Hindari pemakaian alat listrik pada keadaan basah
Jangan pernah menyentuh alat listrik ketika sedang memegang
keran atau pipa air
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 17
Untuk menghindari sambaran petir sebaiknya tidak berada di
tempat terbuka (lapangan) dan segera mencari tempat
perlindungan selama hujan turun (tetapi jangan berada dibawah
pohon atau pelindung yang terbuat dari logam). Segera
tinggalkan kolam renang, berada di dalam mobil akan lebih aman.
Tersetrum terjadi bila seseorang memegang alat elektronik atau
kabel listrik yang rusak, bila sudah terjadi begitu otot-otot tangan tidak
bisa lagi melepas benda yang menyebabkan penderita tersetrum. Bila
Anda memegang penderita tanpa sebelumnya mematikan aliran listrik
maka Anda akan terkena strum. Tindakan yang dapat Anda lakukan:
1. Segera matikan aliran listrik. Cabut steker. Atau matikan sikring
pusat.
2. Jauhkan penderita dari sumber listrik. Untuk dapat memegang
penderita tanpa kesetrum anda memerlukan benda yang tidak bisa
mengantarkan listrik. Gunakan misalnya, sarung tangan karet yang
kering (air juga dapat mengantarkan listrik !!), atau tongkat sapu.
(lihat gbr disamping).
3. Periksa apakah penderita masih bernapas dengan normal. Bila
tidak lakukan pernapasan mulut.
4. Bila penderita masih bernapas dengan normal baringkan
dengan posisi sisi mantap . Yaitu miringkan penderita ke sisi kanan,
tangan kiri penderita letakkan di pipi kanan.Hal ini dilakukan supaya
penderita bisa bernapas spontan (tidak tertutup oleh lidah ).
5. Hubungi segera dokter atau ambulans
6. Letakkan kain atau pakaian yang kering dan tidak berbulu pada
permukaan luka.
Pengobatan bagi orang yang terkena cedera akibat listrik yaitu terdiri dari :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 18
1. menjauhkan/memisahkan korban dari sumber listrik.
2. memulihkan denyut jantung dan fungsi pernafasan melalui resusitasi jantung paru
(jika diperlukan).
3. mengobati luka bakar dan cedera lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
kesehatan dan keselamatan kerja di bidang kelistrikan diharapkan dapat menjadi upaya
preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja
dengan listrik dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali
hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini
adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja terutama dalam bidang kelistrikan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 19
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja dalam bidang
kelistrikan adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui
pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan
pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja
dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
B. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja dalam bidang kelistrikan sangat penting dalam
pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi
(lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja di
bidang kelistrikan harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi
seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://arsvida.wordpress.com/2009/02/19/kesetrum-sengatan-listrik/
http://qodirnet.blogspot.com/2009/12/efek-sengatan-listrik.html
http://fitzania.com/dampak-radiasi-arus-listrik-terhadap-kesehatan/]
http://instalasilistrik.net/efek-bahaya-arus-listrik/
http://royers.wordpress.com/tag/bahaya-listrik/
http://deelectrical.wordpress.com/category/dasar-dasar-kelistrikan/
http://sutanrajodilangik.wordpress.com/2007/11/23/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan/
http://dasetia.blogspot.com/2010/03/keselamatan-dan-kesehatan-kerja-di.html
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bidang Kelistrikan Page 20