2609265055762_nasionalisme (k3)

41
NASIONALISME A. SEJARAH NASIONALISME INDONESIA ASAL MUASAL KATA ‘NASIONALISME’ Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu. Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini. Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.

Upload: harry-mulya

Post on 17-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

nasionalisme

TRANSCRIPT

NASIONALISME

A. SEJARAH NASIONALISME INDONESIA

ASAL MUASAL KATA NASIONALISMENasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat,atau gabungan kedua teori itu. Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri.Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini. Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.Nasionalisme Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Disamping definisi bahasa diatas terdapat beberapa rumusan lain mengenai nasionalisme, di antaranya (Yatim, 2001:58):1. Huszer dan Stevenson:Nasionalisme adalah yang menentukan bangsa mempunyai rasa cinta secara alami kepada tanah airnya.2. L. Stoddard:Nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa dan suatu kepercayaan, yang dianut oleh sejumlah besar individu sehingga mereka membentuk suatu kebangsaan. Nasionalisme adalah rasa kebersamaan segolongan sebagai suatu bangsa.3. Hans Kohn:Nasionalisme menyatakan bahwa negara kebangsaan adalah cita-cita dan satu-satunya bentuk sah dari organisasi politik, dan bahwa bangsa adalah sumber dari semua tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi.

SEJARAH NASIONALISME INDONESIA

Indonesia telah dijajah oleh bangsa Barat sejak abad XVII, namun kesadaran nasional sebagai sebuah bangsa baru muncul pada abad XX. Kesadaran itu muncul sebagai akibat dari sistem pendidikan yang dikembangkan oleh pemerintah kolonial. Karena, melalui pendidikanlah muncul kelompok terpelajar atau intelektual yang menjadi motor penggerak nasionalisme Indonesia. Melalui tangan merekalah, perjuangan bangsa Indonesia di dalam membebaskan diri dari belenggu kolonialisme dan imperialisme Barat memasuki babak baru. Inilah yang kemudian dikenal dengan periode pergerakan nasional. Perjuangan tidak lagi dilakukan dengan perlawanan bersenjata tetapi dengan menggunakan organisasi modern.

Ide-ide yang muncul pada masa pergerakan nasional hanya terbatas pada para bangsawan terdidik saja. Selain merekalah yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi juga karena hanya kelompok bangsawanlah yang mampu mengikuti pola pikir pemerintah kolonial. Mereka menyadari bahwa pemerintah kolonial yang memiliki organisasi yang rapi dan kuat tidak mungkin dihadapi dengan cara tradisional sebagaimana perlawanan rakyat sebelumnya. Inilah letak arti penting organisasi modern bagi perjuangan kebangsaan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan lahirnya nasionalisme Indonesia. Secara umum bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam dan luar. Faktor dari dalam antara lain sebagai berikut:

Seluruh Nusantara telah menjadi kesatuan politik, hukum, pemerintahan, dan berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Ironisnya adalah eksploitasi Barat itu justru mampu menyatukan rakyat menjadi senasib sependeritaan. Munculnya kelompok intelektual sebagai dampak sistem pendidikan Barat. Kelompok inilah yang mampu mempelajari beragam konsep Barat untuk dijadikan ideologi dan dasar gerakan dalam melawan kolonialisme Barat. Beberapa tokoh pergerakan mampu memanfaatkan kenangan kejayaan masa lalu (Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram) untuk dijadikan motivasi dalam bergerak dan meningkatkan rasa percaya diri rakyat di dalam berjuang menghadapi kolonialisme Barat.

Kondisi itulah yang mampu memompa harga diri bangsa untuk bersatu, bebas, dan merdeka dari penjajahan. Meskipun begitu, harus diakui bahwa munculnya kesadaran berbangsa itu juga merupakan dampak tidak langsung dari perluasan kolonialisme. Oleh karena itu, para mahasiswa yang menjadi penggerak utama nasionalisme Indonesia bisa disebut sebagai tokoh penggerak dari masyarakat. Sedang faktor yang berasal dari luar negeri antara lain kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1905 yang mampu mengangkat rasa percaya diri bahwa bangsa berwarna bisa mengalahkan bangsa kulit putih, lahirnya nasionalisme di kawasan Asia dan Afrika yang berhasil membentuk negara-negara baru, serta beberapa prinsip dari Woodrow Wilson yang termuat dalam Wilson 14 points. Semua nilai-nilai yang berasal dari luar itu berhasil diserap oleh para tokoh pelajar intelektual kita yang sedang belajar di luar negeri.

PERKEMBANGAN NASIONALISME INDONESIA

Semenjak ide-ide perubahan dan nasionalisme mulai masuk ke Indonesia, ada perubahan di dalam menghadapi kolonialisme dan imperialisme Barat. Perubahan itu antara lain mencakup strategi, pemimpin pergerakan, dan cakupan wilayah gerakan. Perlawanan terhadap kolonialisme tidak lagi ditempuh melalui perjuangan bersenjata tetapi menggunakan organisasi atau perkumpulan yang dipimpin oleh kelompok bangsawan terpelajar dengan cakupan wilayah yang lintas etnis dan budaya. Salah satu faktor yang mampu mempersatukannya adalah adanya kesadaran nasional.

Kesadaran itu mulai bangkit setelah periode politik etis diterapkan di Indonesia. Periode ini ditandai oleh munculnya priayi baru yang menempatkan pendidikan sebagai kunci perubahan masyarakat. Oleh karena itu, tidak aneh apabila banyak organisasi pergerakan yang menempatkan pendidikan sebagai tujuan gerakan. Berikut adalah gerakan yang muncul setelah kesadaran nasional mulai muncul di Indonesia.

1. BUDI UTOMOPolitik etis yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial Belanda membawa dampak munculnya priyayi Jawa yang baru atau priyayi rendahan, mereka memiliki pandangan bahwa kunci dari kemajuan adalah pendidikan.kelompok inilah yang kemudian dianggap sebagai kelompok pembentuk organisasi pergerakan yang benar-benar modern.

Dilatarbelakangi kondisi ekonomi yang buruk di Jawa, Dr. Wahidin Sudiro Husodo pada tahun 1906-1907 berkeliling pulau jawa, untuk memberikan penerangan tentang cita-citanya kepada para pegawai Belanda dan dalam berusaha mencari dana untuk beasiswa bagi pelajar Indonesia yang kurang mampu tapi cakap, Dr. Wahidin berkeinginan untuk mendirikan badan pendidikan yang di sebut Studifonds. Usaha dr. Wahidin tidak mendapatkan tanggapan yang positif dari pegawai pemerintahan Belanda. Namun usahanya mendapat respon dari para pelajar. Usaha beliaulah yang merupakan pendorong bagi pelajar, untuk mendirikan organisasi.

Organisasi Budi Utomo berdiri tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa Sekolah Kedokteran (STOVIA) di Jakarta, yaitu Sutomo, Suraji, Gunawan Mangunkusumo. Budi Utomo (BU) ini sejak awal sudah menetapkan bidang pendidikan sebagai pusat perhatiannya, dengan wilayah Jawa dan Madura sebagai sasaran. Pro dan kontra selalu mewarnai dalam kehidupan berorganisasi, tak terkecuali BU. Yang kontra mendirikan organisasi tandingan Regent Bond, yang anggota-anggotanya berasal dari kalangan bupati penganut status quo yang tidak menginginkan perubahan. Sedang yang pro, antara lain Tirto Kusumo, merupakan kalangan muda yang berpikiran maju.

Pada kongres BU yang diselenggarakan pada 3-5 Oktober 1908, Tirto Kusumo diangkat menjadi Ketua Pengurus Besar. Dalam kongres ini etnonasionalisasi semakin bertambah besar. Selain itu, dalam kongres tersebut juga timbul dua kelompok, yaitu kelompok pertama diwakili olah golongan pemuda yang merupakan minoritas yang cenderung menempuh jalan politik dalam menghadapi pemerintah kolonial. Adapun kelompok kedua merupakan golongan mayoritas diwakili oleh golongan tua yang menempuh perjuangan dengan cara lama, yaitu sosiokultural.

Golongan minoritas yang berpandangan maju dalam organisasi ini dipelopori oleh Dr. Tjipto Mangunkusumo. Dia ingin Budi Utomo bukan hanya sebagai organisasi yang mementingkan rakyat, melainkan organisasi yang memiliki jaringan di seluruh Indonesia. Sementara itu, golongan tua menginginkan dibentuknya Dewan Pimpinan yang didominasi oleh golongan tua. Golongan ini juga mendukung pendidikan yang luas bagi kaum priyayi dan mendorong kegiatan pengusaha Jawa. Tjipto terpilih sebagai salah satu anggota dewan. Namun, pada 1909 ia mengundurkan diri dan bergabung dengan Indische Partiij.

2. SAREKAT ISLAMOrganisasi ini mulanya merupakan perkumpulan para pedagang muslim yang dirintis oleh H. Samanhudi dan R.M. Tirtoadisuryo tahun 1909. Tujuannya untuk melindungi hakhak para pedagang muslim dari monopoli pedagang-pedagang besar Cina. Pada tahun 1911, Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk menghimpun pedagang muslim agar mampu bersaing dengan pedagang dari Arab, India, dan Cina. Tujuan gerakannya adalah meningkatkan perekonomian anggotanya.

Organisasi ini kemudian berkembang ke arah politik setelah dipegang oleh Haji Oemar Said Tjokroaminoto dan berganti nama menjadi Sarekat Islam. Penindasan-penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial tidak luput dari perjuangan organisasi ini, apalagi jumlah anggotanya sangat besar. Tujuan gerakan ini antara lain memajukan rakyat dengan cara persaudaraan dan tolong-menolong sesama muslim. Pemerintah akhirnya memberikan kekuatan hukum tahun 1916, sehingga SI bisa mengirimkan anggotanya ke Volksraad.

Sarekat Islam berubah lebih radikal setelah disusupi paham sosialis yang dibawa oleh Sneevliet (pendiri Indische Sosialistische Demokratische Vereeniging atau ISDV). Selain menyebarkan paham sosialis juga terang-terangan menentang kebijakan Tjokroaminoto. Akhirnya, organisasi ini pecah menjadi dua, yaitu SI Putih di bawah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto (Islam) dan SI Merah di bawah Semaun (Sosialis Komunis).

3. INDISCHE PARTIInilah organisasi kaum Indo pertama yang menanamkan kesadaran kebangsaan Indonesia. Organisasi yang dirintis oleh Douwes Dekker, bertujuan menghapuskan kolonialisme dan eksploitasi Belanda atas rakyat Hindia Belanda. Pada tahun 1912, ia mengajak Suwardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo untuk mengembangkan organisasi. Sebagai organisasi yang berhaluan nasionalis, anggotanya berlatar belakang lintas etnis dan budaya. Oleh karena itu, semboyan organisasi ini adalah Hindia untuk bangsa Hindia.

Indische Partij adalah partai politik pertama yang terang-terangan menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat Belanda memperingati 100 tahun kemerdekaannya dari Prancis, Suwardi Suryaningrat menulis artikel yang berjudul Als Ik een Nederlander was atau Seandainya Saya Seorang Belanda. Tulisan ini berisi kritikan terhadap pemerintah Belanda atas rencana pengumpulan dana bagi peringatan tersebut. Akhirnya, pada tahun 1913 Indische Partij dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan para tokohnya menyebar ke berbagai organisasi.

4. MUHAMMADIYAHMuhammadiyah adalah organisasi Islam yang bertujuan memurnikan pelaksanaan ajaran agama Islam. Didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Gerak dakwah organisasi ini adalah memajukan pengajaran dan kesejahteraan para anggotanya dengan cara mendirikan sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan. Pada tahun 1914, organisasi ini mendapat pengakuan dari pemerintah dan mendapat sambutan dari rakyat.

Dalam waktu yang singkat, Muhammadiyah mampu mendirikan cabangnya di Padang, Makassar, Bandung, Jakarta, dan kotakota besar di Indonesia. Jumlah anggotanya pun juga dengan cepat bertambah. Bahkan, organisasi ini juga ikut terlibat dalam perjuangan meraih kemerdekaan Indonesia.5. PERHIMPUNAN INDONESIAOrganisasi inilah sesungguhnya yang meletakkan dasar-dasar nasionalisme Indonesia. Semula, organisasi yang berdiri tahun 1908 ini bernama Indische Vereeniging, bersifat moderat. Kedatangan para tokoh eks Indische Partij ke Belanda tahun 1913 mampu memompa semangat para mahasiswa Indonesia di Belanda. Iwa Kusumasumantri menjadi ketua dan menyatakan tiga prinsip organisasi. Pertama, Indonesia menentukan nasibnya sendiri. Kedua, kemampuan dan kekuatan sendiri. Ketiga, persatuan dalam menghadapi Belanda. Pada tahun 1925, berubah menjadi Perhimpunan Indonesia dan semakin aktif di dalam menghadapi kolonialisme, antara lain dengan mengikuti Kongres Liga Demokrasi Perdamaian Internasional di Paris tahun 1926. Pada tahun 1927, PI menghadiri Liga Antikolonial di Brussels. Nazir Datuk Pamuntjak menyampaikan pidato berjudul Indonesia en der Vrijheidstrijd. Artikel Terkait : Pengertian, Ciri,dan Macam-Macam DemokrasiPada tahun 1925, PI mengeluarkan manifesto politik yang isinya sebagai berikut. Pertama, kesatuan nasional yaitu untuk mendirikan negara kebangsaan Indonesia yang merdeka dan bersatu maka segala perbedaan etnis primordial harus ditiadakan. Kedua, solidaritas yaitu menyamakan persepsi dan menghilangkan perbedaan untuk menghadapi kolonialisme. Ketiga, nonkooperasi yaitu kesadaran bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah sukarela tetapi harus dicapai dengan perjuangan. Keempat, swasembada yaitu mengandalkan kekuatan sendiri untuk membangun kehidupan bangsa agar sejajar dengan bangsa kolonial. Keempat ideologi tersebut mampu membuka jalan bagi lahir dan berkembangnya nasionalisme Indonesia. Apalagi para mahasiswa kita di negeri Belanda juga mengetahui adanya Wilson 14 point yang antara lain berisi kemerdekaan untuk menentukan nasib bangsa sendiri.

6. PARTAI NASIONAL INDONESIATokoh utama partai ini adalah Ir. Soekarno. Organisasi ini didirikan tanggal 4 Juli 1927 oleh para mahasiswa yang sedang melaksanakan studi di Bandung dan semakin populer setelah PKI dilarang oleh pemerintah. Tujuan gerakannya adalah kemerdekaan Indonesia, oleh karena itu sifatnya radikal. Salah satu metode yang diterapkan oleh partai ini adalah rapat-rapat akbar. Dengan cara ini maka rakyat bisa mengikuti pendidikan politik secara langsung dari para pemimpinnya.Akibat perlawanannya dengan pemerintah, banyak para tokohnya yang ditangkap oleh pemerintah dan dipenjara atau dibuang ke berbagai daerah. Dalam pidato pembelaannya di Landraad atau pengadilan negeri Bandung, Ir. Soekarno menyampaikan pidato yang berjudul Indonesia Klaagt Aan atau yang dikenal dengan Indonesia Menggugat. Pidato ini oleh banyak pengamat disebut sebagai tesis Bung Karno tentang kolonialisme. Namun, pembelaan itu tidak bisa menghindarkannya dari penjara selama 4 tahun.Itulah beberapa organisasi yang muncul karena rasa nasionalisme Indonesia, setiap organisasi memiliki perbedaan yakni terdapat organisasi yang berlandaskan agama, wilayah, maupun ekonomi dan pendidikanTAHAPAN PERKEMBANGAN NASIONALISME INDONESIA ADALAH SEBAGAI BERIKUT.Periode Awal PerkembanganDalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.Periode Nasionalisme PolitikPeriode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische Partij dan Gerakan Pemuda.Periode RadikalDalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik itu secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah). Organisasi yang bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI.Periode BertahanPeriode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh pertimbangan. Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda. Organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.

TUJUAN NASIONALISME1. Aspek politikNasionalisme bersifat menumbangkan dominasi politik imperialisme dan bertujuan menghapus pemerintah kolonial.2. Aspek Sosial EkonomiNasionalisme bersifat menghilangkan kesenjangan sosial yang diciptakan oleh pemerintah kolonial dan bertujuan menghentikan eksploitasi ekonomi. 3. Aspek BudayaNasionalisme bersifat menghilangkan pengaruh kebudayaan asing yang buruk dan bertujuan menghidupkan kebudayaan yang mencerminkan harga diri bangsa setara dengan bangsa lain.

B. KONSEP NASIONALISME INDONESIA SEBELUM KEMERDEKAANPuncak tertingi nasionalisme Indonesia terjadi setelah Perang Dunia II, dimana bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda dan Jepang. Sebelum menyatakan kemerdekaan, pergerakan-pergerakan Nasionalisme sudah banyak tumbuh dan menjadi pengerak di masyarakat, antara lain Budi Oetomo, Organisasi Sarekat Islam, Partai Nasional Indonesia, Muhammadiyah, dll. MASA ORDE LAMA Periode ini berlangsung mulai 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959 dibawah pemerintahan presiden Soekarno, yang merupakan masa pembentukan pilar-pilar pemerintahan revolusioner bangsa Indonesia, seperti anti imperialism, anti kolonialisme, sekaligus pro-perdamaian. MASA ORDE BARU Orde ini berlangsung dari tahun 1966 sampai 1998 dibawah pemerintahan presiden Soeharto, merupakan masa terkelam perjalanan Nasionalisme Indonesia. Dalam masa ini, berlaku tatanan pemerintahan kediktatoran-militer yang anti demokrasi, anti nasional, anti HAM, anti hukum dan keadilam, serta merajalelanya tindak korupsi yang menumpas idealism Nasionalisme yang sudah tumbuh pada era sebelumnya. MASA REFORMASIMasa ini dimulai pada 12 Mei 1998 sampai sekarang, ketika rezim pada masa sebelumnya dijatuhkan dari kekuasan karena beberapa sebab. Masa ini merupakan masa dimana penanaman kembali semangat Nasionalisme yang sempat hilang karena memudarnya rasa kebanggaan sebagai suatu bangsa yang satu, serta memberikan pemahaman lagi kepada para generasi muda selanjutnya tentang pentinganya semangat dan pemahaman Nasionalisme untuk kemajuan serta keutuhan bangsa Indonesia.

C. Nasionalisme dan AgamaPENGERTIAN Agama Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, gama yang berarti "tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.Menurut filolog Max Mller, akar kata bahasa Inggris "religion", yang dalam bahasa Latin religio, awalnya digunakan untuk yang berarti hanya "takut akan Tuhan atau dewa-dewa, merenungkan hati-hati tentang hal-hal ilahi, kesalehan" ( kemudian selanjutnya Cicero menurunkan menjadi berarti " ketekunan " ). Max Mller menandai banyak budaya lain di seluruh dunia, termasuk Mesir, Persia, dan India, sebagai bagian yang memiliki struktur kekuasaan yang sama pada saat ini dalam sejarah. Apa yang disebut agama kuno hari ini, mereka akan hanya disebut sebagai "hukum".Banyak bahasa memiliki kata-kata yang dapat diterjemahkan sebagai "agama", tetapi mereka mungkin menggunakannya dalam cara yang sangat berbeda, dan beberapa tidak memiliki kata untuk mengungkapkan agama sama sekali. Sebagai contoh, dharma kata Sanskerta, kadang-kadang diterjemahkan sebagai "agama", juga berarti hukum. Di seluruh Asia Selatan klasik, studi hukum terdiri dari konsep-konsep seperti penebusan dosa melalui kesalehan dan upacara serta tradisi praktis. Medieval Jepang pada awalnya memiliki serikat serupa antara "hukum kekaisaran" dan universal atau "hukum Buddha", tetapi ini kemudian menjadi sumber independen dari kekuasaan [Kata agama kadang-kadang digunakan bergantian dengan iman, sistem kepercayaan atau kadang-kadang mengatur tugas; Namun, dalam kata-kata mile Durkheim, agama berbeda dari keyakinan pribadi dalam bahwa itu adalah "sesuatu yang nyata sosial" mile Durkheim juga mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Beberapa orang mengikuti beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama pada saat yang sama.]-Nasionalisme Agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.Namun, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya merupakan simbol dan bukannya motivasi utama kelompok tersebut. Misalnya pada abad ke-18, nasionalisme Irlandia dipimpin oleh mereka yang menganut agama Protestan. Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya berjuang untuk memartabatkan teologi semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan paham yang bersangkut paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka terutamanya budaya Irlandia. Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan kebebasan.

PERMASALAHAN TERKAIT AGAMA dan NASIONALISMEGejala permasalahan agama dan nasionalisme sebenarnya jarang dijumpai di Indonesia, dimana guru sejarah mengajak murid-muridnya mengunjungi masjid atau tempat ibadah lainnya dalam rangka menanamkan semangat nasionalisme. Yang terjadi bahkan sebaliknya, pemerintah berusaha memperlemah posisi kelompok-kelompok umat beragama. Hal ini jelas merugikan bangsa secara keseluruhan, karena posisi kelompok-kelompok umat beragama yang lemah menjadikan mereka tidak berdaya menjalankan fungsi kontrol terhadap jalannya pemerintahan. Tidak heran bila praktek KKN mewabah di kalangan birokrasi pemerintah kita.Praktek KKN di negara kita, negeri Muslim terbesar di dunia, jelas memberi citra negatif Islam pada dunia. Agama jalan sendiri dan nasionalisme juga jalan sendiri, bahkan keduanya saling mencurigai dan kadang terjadi konflik yang tidak perlu.Berdasarkan kenyataan di atas, kebudayaan nasional merupakan faktor kunci bagi pembangunan suatu bangsa. Kebudayaan nasional merupakan identitas bangsa yang harus kita gali dari khasanah budaya bangsa. Yang menjadi masalah, Indonesiasebagai suatu bangsa (nation state) adalah suatu yang baru, secara legal baru diproklamasikan 17 Agustus 1945. Bangsa bukan hanya merupakan material identity, tetapi juga harus termanifestasi dalam bentuk kebudayaan dan kita belum memiliki wujud kongkrit dari kebudayaan nasional itu. Padahal, budaya inilah yang merupakan elan vital suatu masyarakat, sehingga menjadi penentu bagi kesuksesan suatu bangsa.Sebenarnya soal kebudayaan nasional ini tidak menjadi masalah karena kita sudah punya pedoman normatif berupa ideologi bangsa Pancasila dan UUD 1945. Memang dari pedoman normatif ini perlu disusun rumusan operasionalnya berdasarkan pendekatan induktif, melalui observasi terhadap kondisi sosologis, historis, maupun warisan budaya yang ada.Titik awal bagi bergulirnya proses pembentukan budaya nasional ini adalah komitmen semua komponen bangsa untuk mengamalkan perjanjian luhur yang termuat dalam dasar negara Pancasila dan UUD 1945. Semua komponen bangsa harus terlibatkan dan atau dilibatkan secara aktif dalam penafsiran Pancasila ini. Pada kenyataannya, rezim Soekarno dan Soeharto telah memonopoli penafsiran ideologi Pancasila bagi kelanggengan kekuasaannya. Dengan demikian, pendidikan sejarah telah dikooptasi oleh pemerintah agar mendukung legitimasi kekuasaannya.Pemerintah Order Baru, misalnya, akan menuduh siapa saja yang berani mengkritisi pemerintahannya dengan sebutan yang tidak membangkitkan buku kuduk sebagai ekstrim kanan bagi mereka dari kalangan kelompok agama maupun ekstrim kiri bagi mereka yang mendasarkan diri pada ideologi sosialisme dan komunisme. Memang nasionalisme, agama, sosialisme, maupun komunisme berangkat dari dasar pijakan yang berbeda, kalau bukan saling bertolak belakang, tetapi hal tersebut jangan sampai menuduh kelompok lain sedang melakukan makar terhadap Pancasila bila mereka tidak nyata-nyata menginjak-injak hukum positif negara melalui tindakan kekerasaan. Dan bila inipun terjadi maka hendaknya diperlakukan sebagai tindakan oknum, tidak bisa dinisbatkan kepada semua anggota organisasi itu, apalagi kepada isme-isme yang ada.Bila kita bicara masalah nasionalisme dan agama maka sebenarnya kita membicarakan dua komponen dasar yang membentuk pendidikan identitas itu, yaitu pendidikan sejarah/PPKn/PSPB di satu pihak dan pendidikan agama pada pihak lain. Selama ini kedua pihak berjalan sendiri-sendiri. Hal ini menunjukkan pendidikan kita mengikuti paham sekulerisme, yaitu memisahkan pendidikan keduniawian dengan pendidikan agama. Padahal agama tidak mengenal pemisahan tegas semacam itu, karena hal yang bersifat keduniawiaan akan bermakna ibadah (kegiatan agama) bila memang kita niatkan sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan atau wujud pelaksanaan amanah Tuhan sebagai khalifah fil ardhi (penguasa di bumi).Selama ini pendidikan identitas, yaitu pendidikan yang berusaha menanamkan semangat nasionalisme, hanya diemban oleh pendidikan sejarah/PPKn/PSPB. Yang terjadi di Indonesia, pemerintah mengklaim dirinya sebagai vanguard nasionalisme yang sebenarnya karena sebagai pembela NKRIyang didasarkan pada ideologi nasional Pancasila. Secara tidak langsung, pemerintah memaknai Pancasila dengan nasionalisme. Ini jelas suatu wujud sekulerisme. Bukankah sila pertama Pancasila, Ketuhanan YME, mengamanatkan Ketuhanan itu menjiwai sila-sila yang lain!Dalam sejarahnya, Pancasila, terutama aspek nasionalismenya, sering salah paham dengan agama, karena keduanya memiliki sejarah yang berbeda-beda dan keduanya telah berselingkuh dengan politik, yaitu berusaha menguasai suatu daerah tertentu sebagai lahan untuk mengimplementasikan sistem politik yang diyakininya. Sebagai suatu konsep, keduanya bisa diimplementasikan secara berbeda dalam sistem politik yang sama maupun berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisi khas suatu daerah. Oleh karena itu keduanya tidak layak mengklaim dirinya secara eksklusif. Apalagi bagi agama yang memiliki kebenaran universal, sangat tidak layak bila mencari kekuatan politik tertentu untuk mendukung kebenarannya. Kepentingan politik justru akan membiaskan kebenaran agama yang universal itu.Seharusnya nasionalisme tidak menentang agama, karena sudah diamanatkan Pancasila bahwa sila pertama menjiwai sila-sila yang lain. Dengan demikian, Pancasila sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia yang mengakui eksistensi Tuhan, sehingga semua aktivitas manusia harus mengarah kepada-Nya. Sebaliknya, agama hendaknya melepaskan klaim politik yang tidak layak itu agar dapat membimbing nasionalisme menuju kebenaran yang universal. Bila agama dapat memerankan misi mulia ini dampaknya sangat besar: (1) nasionalisme terhindar dari sekulerisme, (2) nasionalisme terhindar dari chauvinism, (3) dan kita terhindar dari split identity.NASAKOM (NASIONALISME, AGAMA DAN KOMUNISME)Sejak masa awal perjuangannya, Soekarno telah memegang pandangan bahwa untuk mewujudkan revolusi Bangsa Indonesia, yang dibutuhkan adalah Nasionalisme, Agama dan Marxisme. Pandangan yang menjadi awal perjuangannya ini kemudian, ia promosikan lagi pada tahun 1960 yang menyebabkan kekuasannya mulai goyah.Mengapa pandangan itu, yang mencuatkan nama Soekarno, pada akhirnya menjatuhkan beliau?Perang Dunia II terjadi pada tahun 1939. Namun bibitnya sebenarnya telah terjadi jauh sebelum itu yakni sejak tahun 1935. Yang paling mencolok justru adalah kejadian-kejadian sebelum Perang Dunia II yakni ketegangan demi ketegangan yang terjadi antara gagasan Nasionalisme dengan Komunisme. Nasionalisme didukung sebagian besar oleh kalangan militer dan loyalis kerajaan. Komunisme didukung oleh para buruh dan petani kecil. Nasionalis terinspirasi oleh kejayaan kerajaan di masa lalu, sedangkan komunisme didorong oleh gagasan yang ingin membentuk masyarakat tanpa kelas.Namun Soekarno ingin menyatukan keduanya (Nasionalisme dan Komunisme), dan akhirnya terbukti gagal pada tahun 1965. Pada era Soekarno, tampak ada empat kubu dalam masyarakat Indonesia yakni kubu nasionalis, komunis, militer dan islam. Kubu nasionalis dan komunis pada masa ini tampaknya bersekutu. Hal ini ditandai dengan dekatnya orang-orang nasionalis dengan orang-orang komunis seperti kedekatan Soekarno dengan D.N. Aidit dan kedekatan Partai Nasiona Indonesia (PNI) dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Kedekatan nasionalis dan komunis ini ditandai dengan tindakan represif yang dilakukan terhadap gerakan islam (baik oleh kalangan nasionalis maupun oleh komunis). Muncullah islam sebagai musuh bagi sekutu ini. Setelah itu muncul isu Dewan Jendral versus Angkatan Kelima. Dewan Jendral adalah gerakan yang dilakukan oleh para jendral TNI Angkatan Darat yang bertujuan untuk menggulingkan kekuasaan Soekarno. Angkatan Kelima adalah angkatan bersenjata setelah Angkatan Darat, Angakatan Laut, Angkatan Udara dan Kepolisian yang terdiri dari buruh dan petani yang dipersenjatai, yang konon katanya dibentuk untuk melakukan pemberontakan. Hilangnya beberapa jendral Angkatan Darat pada tanggal 1 Oktober 1965 menyulut kemarahan TNI Angkatan Darat (AD) dan menuduh PKI adalah dalangnya. Muncullah berbagai tindakan anarkis massa di berbagai daerah, kemudian TNI AD dengan dalih menertibkan kekuasaan berdasarkan SUPER SEMAR, melakukan penangkapan terhadap seluruh aktifis PKI di seluruh Indonesia. Sebagian besar dari mereka dibunuh atau di buang di Pulau Buru. Tindakan TNI AD ini sangat didukung oleh pihak islam yang selama ini merasa terdesak oleh eksistensi komunis. Setelah berhasil menumpas komunis, pihak militer (TNI AD) kemudian melakukanpenertiban terhadap orang-orang nasionalis karena dianggap dekat dengan PKI, dimana salah satu korban penertiban tersebut adalah Soekarno sendiri.Gagasan Soekarno pada tahun 1930 tentang kombinasi Nasionalisme, Agama dan Marxisme untuk membentuk Bangsa Indonesia yang merdeka memang masuk akal secara nalar. Namun pada prakteknya kemudian di berbagai Negara lainnya, kaum nasionalis mengaggap komunis merusak simbol-simbol kebanggaan dan martabat berbangsa seperti kerajaan atau kekaisaran serta kekuatan militernya yang lebih kuat dan lebih tinggi daripada bangsa lainnya. Kaum nasionalis sangat terobsesi dengan kejayaan masa lalu. Kejayaan yang diperhitungkan adalah kejayaan menguasai daerah lainnya dengan kekuatan militer. Sedangkan komunis bercita-cita membangun masyarakat yang sejahtera dengan merata tanpa memandang latar belakang dan keturunan. Tidak ada bangsa atau masyarakat yang lebih tinggi dan lebih rendah daripada lainnya. Kedua hal ini tentu saja bertentangan karena yang satu ingin lebih tinggi daripada yang lainnya (nasionalis) sedangkan yang satunya lagi ingin agar semuanya sama rata (komunis).Pada prakteknya komunis di berbagai Negara banyak menyerang institusi keagamaan karena dianggap mendukung terbentuknya kelas dalam masyarakat dan menghambat pemerataan. Hal itu pula yang diterapkan di Indonesia oleh PKI. Padahal kalau PKI jeli, seharusnya yang lebih didekati adalah kaum agamawan islam di Indonesia, karena gagasan dalam islam tidak ada pengkelasan, bahkan islam berpandangan bila perlu kesenjangan ekonomi dipersempit. Namun sejak awal Indonesia atau Nusantara ini, terutama Jawa, memang merupakan bangsa yang menganut paham Kekuasaanisme dimana setiap keputusan yang diambil didasarkan pada siapa yang berkuasa saat itu, bukan pada ideologi atau gagasan awal. Contohnya adalah pendekatan yang dilakukan PKI terhadap PNI tampaknya lebih didasarkan pertimbangan bahwa PNI adalah partai yang berkuasa saat itu, bukan didasarkan pada kemiripan gagasan.Entah bagaimana jadinya bangsa ini seandainya pada saat itu Komunis yang berkoalisi dengan Islam bertarung dengan Nasionalis yang dukung oleh Militer. Mungkin Negara Kesatuan Republik Indonesia bisa terbagi dua seperti yang pernah dialami Polandia, Vietnam, Yaman, Jerman atau Korea.PKI (PARTAI KOMUNIS INDONESIA)Cikal bakal Partai Komunis Indonesia (PKI) bermula dari kedatangan Sneevlietseorang anggota SDAP (Partai Sosialis di Belanda) ke bumi Hindia Belanda sekira 1913-1914. Di mana ia kemudian mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV) dan menginfiltrasi ke dalam tubuh Sarekat Islam (SI). Hingga akhirnya pecah menjadi SI putih dan SI merah untuk melaksanakan disiplin partai yang melarang keanggotaan rangkap. Pada Mei 1920 kongres ISDV di Semarang memutuskan mengganti nama partai menjadi Partai Komunis Hindia (PKH). Semaun terpilih menjadi Ketuanya. Pada 1924 PKH diubah kembali namanya menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Keradikalan partai ini memang tak bisa dibendung pemerintah Hindia Belanda. Pada November 1926 PKI melakukan serangkaian revolusi melawan pemerintah di daerah Jawa Barat dan Sumatera Barat. Sekaligus pula mengumumkan terbentuknya sebuah republik. Pemberontakan berhasil ditumpas oleh penguasa kolonial. Ribuan kadernya dibunuh lainnya dibuang ke Boven Digul. Pada 1927 pemerintah melarang partai ini sekalian ideologinya. Para kadernya hanya bisa bergerak underground hingga memasuki masa kemerdekaan. PKI muncul kembali pada 1945, setelah dikeluarkannya maklumat mengenai pendirian partai tanggal 3 November 1945. Muso menjadi ketuanya saat itu dan berhasil menggalang kekuatan massanya. Tiga tahun kemudian, yaitu pada Februari 1948, terjadi kongkalikong. Indonesia belum bisa berdaulat jika parlemen masih diisi oleh orang-orang kiri. Maka terjadilah upaya penekanan terhadap orang-orang di partai ini. PKI pun melakukan perlawanan. Upaya ini dianggap sebagai upaya pemberontakan. Beberapa orang PKI ditangkap dan Muso mati tertembus peluru aparat. Sisanya bersembunyi di berbagai daerah. Selama beberapa saat gerak langkah PKI terasa berhenti, namun setelah keluar pernyataan yang diumumkan oleh Mr. Soesanto Tirtoprodjo (Menteri Kehakiman), para anggota PKI berani keluar dari tempat persembunyiannya. Aliminseorang tokoh tua, diangkat menjadi ketua PKI pengganti Muso. Ia kemudian yang mengumpulkan anggota-anggotanya yang tercerai berai. Menggalang persatuan dan membentuk kader-kader yang berkualitas. Ia merupakan tokoh penting pasca Madiun 1948 itu. Di tangannya citra buruk PKI berangsur-angsur dihilangkan. Namun langkahnya diganjal oleh D.N. Aidit dari kelompok muda, yang menganggapnya bekerja terlalu lamban. PKI terkenal revolusioner dan Aidit ingin mempertahankan hal tersebut. Pada 7 Januari 1951 Alimin digusur oleh D.N. Aidit. Ketika PKI berada di dalam genggamannya, jiwa partai kembali berubah. PKI berjalan dengan demikian cepat. Pertengahan 1951 PKI memprakarsai sejumlah pemogokan buruh. PKI diganjal kembali oleh pemerintah. Namun hal tersebut bersifat sementara, renggangnya hubungan Masyumi dengan PNI, membuat PKI mendekati PNI untuk memperoleh dukungan pemerintah. Sejak saat itu basis massa PKI berkembang dengan sangat cepat. Jumlah 3.000-5.000 anggota (1950) membengkak menjadi 165.000 dalam waktu empat tahun (1954). Pada 1959 naik lagi menjadi 1,5 juta jiwa. Pada pemilu 1955, PKI berhasil memperoleh 16 persen suara dan masuk dalam daftar empat besar partai besar pada waktu pemilu.Selama rentang waktu 1955-1964 PKI mendapat banyak kemajuan. Pada 1965 jumlah massa PKI meningkat menjadi 3 juta jiwa. Partai ini kemudian ditahbiskan menjadi partai komunis terkuat di luar Uni Soviet dan Tiongkok. Pada 1962 PKI menggabungkan dirinya sebagai bagian dari pemerintah. Beberapa orangnya sempat menjabat di pemerintahan. Namun usaha ini terjegal, menjelang berakhirnya masa kekuasaan Soekarno, PKI kembali terlibat tragedi berdarah yang dikenal dengan pemberontakan G/30/S/PKI. Menjelang akhir masa demokrasi Terpimpin, PKI memperoleh kedudukan strategis dalam percaturan politik di Indonesia. Kondisi ini diperoleh berkat kepiawaian Dipa Nusantara Aidit dan tokoh-tokoh PKI lainnya untuk mendekati dan mempengaruhi Presiden Soekamo. Melalui cara ini, PKI berhasil melumpuhkan lawan-lawan politiknya sehingga suatu saat PKI akan dengan mudah dapat melaksanakan cita-cita menjadikan negara Indonesia yang berlandaskan atas paham komunis.Kendati demikian, PKI belum berhasil melumpuhkan Angkatan Darat yang pimpinannya tetap dipegang para perwira Pancasilais. Bahkan pertentangan antara PKI dan Angkatan Darat semakin meningkat memasuki tahun 1965. PKI melempar desas-desus tentang adanya Dewan jenderal di tubuh AD berdasarkan dokumen Gilchrist. Tuduhan itu dibantah AD dan sebaliknya, AD menuduh PKI akan melakukan perebutan kekuasaan.PKI menganggap TNI terutama Angkatan Darat merupakan penghalang utama untuk menjadikan Indonesia negara komunis. Oleh karena itu, PKI segera merencanakan tindakan menghabisi para perwira TNI AD yang menghalangi cita-citanya. Setelah segala persiapan dianggap selesai, pada tanggal 30 September 1965 PKI mulai melancarkan gerakan perebutan kekuasaan. Aksi ini dinamai Gerakan 30 September atau G 30 S/PKI. Gerakan ini dipimpin Letkol Untung Sutopo, selaku Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa.Pada 1 Oktober 1965 dinihari pasukan pemberontak menyebar ke segenap penjuru Jakarta. Mereka berhasil membunuh dan menculik enam perwira tinggi Angkatan Darat. Enam perwira Angkatan Darat korban keganasan PKI tersebut ialah1. Letnan Jenderal Ahmad Yani,2. Mayor Jenderal R. Suprapto,3. Mayor Jenderal S. Parman,4. Mayor Jenderal M.T. Haryono,5. Brigadir Jenderal D.I. Panjaitan, dan6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomihardjo.Jenderal Abdul Haris Nasution (Menteri Kompartemen/Kepala Staf Angkatan Bersenjata) yang menjadi sasaran utama berhasil meloloskan diri dari upaya penculikan. Akan tetapi, puterinya, Ade Irma Suryani meninggal setelah peluru penculikmenembus tubuhnya. Dalam peristiwa itu tewas pula Lettu Pierre Andreas Tendean, ajudan A.H. Nasution yang dibunuh karena melakukan perlawanan terhadap PKI. Demikian pula Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun yang tewas ketika mengawal rumah Wakil Perdana Menteri(Waperdam) II Dr. J. Leimena, yang rumahnya berdampingan dengan Jenderal A.H. Nasution.Di perkampungan Lubang Buaya para pemberontak PKI beramai-ramai menyiksa dan membunuh para perwira TNI AD. Mayat-mayat mereka dimasukkan ke dalam sumur kering dengan kedalaman 12 meter. Para pemberontak kemudian menyumbat lubang tersebut dengan sampah dan daun-daun kering.Lambang palu dan sabit yang menjadi simbol dari komunis memiliki sejarah yang tidak ada hubungannya dengan komunisme. Simbol palu mewakili para buruh dan sabit mewakiti para petani. Setelah revolusi industri di Eropa, kaum buruh dan petani semakin terpinggirkan dan tertindas. Simbol palu dan sabit yang menyilang muncul sebagai bentuk pengkomunikasian bersatunya kaum buruh dan petani dalam revolusi Bolshevik tahun 1917 di Rusia. Di tahun-tahun berikutnya, lambang palu dan sabit menjadi simbol pemberontakan, bahkan sampai sekarang.Revolusi para pekerja yang tergolong kalangan bawah tersebut mengundang perhatian dunia. Mereka yang menyepelekan kaum pekerja tidak mengira akan kekuatan yang dimiliki oleh persatuan kaum buruh dan petani. Pihak komunis-sosialis, yang sebelumnya menggunakan bendera merah atau sering dikenal dengan tentara merah, memanfaatkan simbol pekerja tersebut sebagai lambang bendera partai komunis. Tahun 1922 penggunaan lambang palu dan sabit menyilang dengan latar belakang merah diresmikan menjadi bendera komunis di seluruh dunia.Simbol merupakan kode untuk berkomunikasi atau pertukaran informasi dalam interaksi sosial. Dari uraian diatas, simbol muncul dalam bentuk lambang palu dan sabit, berupa artefak bendera, atribut, dan lainnya. Peran Artefak dalam Pertukaran Informasi yaitu:-Sebagai simbol wilayah kekuasaan & sosial-Sebagai simbol penguat kesatuan etnik-Sebagai simbol pemeliharaan dan penguatan jaringan pencarian pasangan hidup-Sebagai simbol penguatan hubungan antar masyarakat-Sebagai simbol kedudukan strukturalPada awalnya, para buruh dan petani menyampaikan eksistensi mereka dalam revolusi melalui simbol palu dan sabit. Simbol ini kemudian menjadi identitas para pekerja kasar sebagai solidaritas, pemersatu dan penguat hubungan antar masyarakat. Apabila revolusi yang dilakukan tidak memunculkan simbol, maka akan sulit untuk menunjukkan keberadaan kaum buruh dan petani di mata dunia, serta sulit untuk menggerakkan kaum pekerja yang lain. Dengan demikian simbol palu dan sabit memiliki arti penting dalam penyampaian pesan revolusi.Besarnya pengaruh revolusi palu dan sabit mengakibatkan orang mengidentikkan lambang palu dan sabit sebagai simbol pemberontakan. Dalam perkembangannya, simbol palu dan sabit tidak hanya digunakan oleh kaum pekerja tapi juga kaum borjuis (pelajar) saat menolak kebijakan pemerintah. Simbol ini juga digunakan oleh kaum sosialis yang menjunjung tinggi kesetaraan status.Tahun 1922, tentara merah meresmikan simbol palu dan arit yang menyilang dimasukkan ke dalam lambang bendera partai politiknya. Lambang ini memiliki makna bahwa partai komunis menjunjung tinggi para pekerja kasar. Dari sini diharapkan pendukung partai dapat dihimpun dari para buruh dan petani yang cenderung memiliki massa lebih banyak.Simbol palu dan sabit berubah fungsi dan makna sesuai dengan perkembangan jaman. Makna yang semula dikomunikasikan melalui simbol palu dan sabit berubah interpretasinya sesuai dengan kondisi jaman dan pengalaman sejarah.Di Indonesia, sejak peristiwa G 30 S PKI, simbol palu dan sabit menjadi tabu karena diinterpretasikan dengan komunis yang ingin menghancurkan Indonesia dari dalam. Namun setelah lengsernya pemerintahan orde baru, simbol palu dan sabit mulai bermunculan lagi dalam berbagai bentuk dan lambang. Interpretasi orang saat ini bisa beraneka macam terhadap simbol tersebut. Ada yang mengartikan sebagai penganut komunis, penganut sosialis, lambang revolusi, bentuk protes terhadap pemerintahan, dan lainnya. Semua makna tidak salah, kembali ke pengertian simbol yang memiliki banyak arti, dan hanya dipahami oleh manusia, sehingga yang bersangkutan dituntun untuk memahami objek untuk mengetahui makna yang terkandung dalam simbol tersebut.Setelah jatuhnya kekuasaan Soekarno dan naiknya Soeharto, partai ini dilarang muncul kembali berdasarkan keputusan TAP MPRS/1966. Hingga kini perdebatan mengenai partai ini masih terus berlangsung.NASIONALISME IDEALNasionalisme ideal telah diperlihatkan para leluhur atau pendiri bangsa dan negara Indonesia sekitar 69 tahun lalu. Sukarno, Hatta, Muhammad Yamin, Wahid Hasyim dan Maramis antara lain menunjukkan pengutamaan kepentingan bangsa di atas kepentingan apa pun termasuk agama. Mereka menerima Pancasila dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan dimasukkannya pasal 29 dalam UUD 45 yang menjamin kebebasan rakyat untuk memeluk agama apa pun dan melaksanakan ajaran-ajarannya. A. A. Maramis, seorang Kristen dari Minahasa bersedia menandatangani Piagam Djakarta yang menguntungkan Islam, yaitu Ketuhanan dengan kewajiban melaksanakan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Demikian juga, demi kepentingan persatuan-kesatuan NKRI, Muhammad Hatta, didukung oleh tokoh-tokoh Islam seperti Ki bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo dan KH Wahid Hasyim, bersedia menandatangani penghapusan tujuh kata yang bercorak Islam itu dari Piagam Djakarta, piagam yang lalu dijadikan pembukaan UUD 45.Seorang pemimpin negara atau aparat pemerintah, apakah dia sebagai ketua RT, lurah, bupati-walikota, menteri atau presiden sekalipun serta wakil rakyat di DPR/D, adalah pelaksana pemerintahan, abdi negara dan pelayan seluruh rakyat. Ia bukan hanya melayani rakyat dari satu suku atau agama. Ia betul-betul harus melayani negara dan seluruh rakyat tidak terkecuali dari agama apa pun. Negara adalah milik rakyat, dan rakyat di Indonesia majemuk. Karena itu, pemimpin negara atau pemerintah harus memiliki karakter dan kepribadian serta mengungkapkan dirinya dan perjuangannya sebagai seorang nasionalis yang menghargai keragaman seluruh rakyat. Ia tidak boleh eksklusif apalagi diskriminatif di dalam memperlakukan agamanya dan umat atau agama lain.Pengutamaan agama yang eksklusif dan diskriminatif merupakan potensi ancaman bagi nasionalisme dan keutuhan bangsa dan negara Indonesia. Hal ini betul-betul harus disadari, diperhatikan secara serius dan diatasi oleh seluruh eksponen bangsa, baik rakyat, umat beragama, tokoh agama dan khususnya pemerintah. Dengan begitu, Indonesia tidak akan menjadi negara gagal atau penuh konflik seperti Afghanistan, Pakistan, Irak, Suriah, Libya, Somalia dan Sudan.

D. MENUJU INTEGRASI NASIONAL BERBASIS KULTURAL-IDEOLOGIPENGERTIAN INTEGRASI NASIONALIntegrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar,yakni integrasi dan nasional.Integrasi berasal dari kata Latin yakni integrate yang berarti memberi tempat dalam suatu keseluruhan.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,integrasi berarti pembauran hingga menjadi kesatuan yang bulat dan utuh.Kata Nasional berasal dari kata nation (Inggris) yang berarti bangsa.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Integrasi nasional mempunyai arti sebagai berikut. 1. Secara politis,integrasi berarti proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.2. Secara antropologis,integrasi berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat. Howard Wriggins,seorang ahli sosiologi,menyatakan bahwa pengertian nasional sudah mengandung adanya integrasi bangsa.Artinya,pernyataan unsur-unsur yang berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi kesatuan yang lebih utuh.Atau dengan kata lain,nasional berarti berpadunya unsur-unsur masyarakat yang kecil dan banyak jumlahnya itu menjadi satu kesatuan bangsa. Pertanyaan kita sekarang adalah faktor apakah yang mendorong terjadinya proses perpaduan itu.Menurut seorang ahli sosiologi dari Perancis yang bernama Ernest Renant,proses perpaduan itu timbul akibat adanya kesadaraan,hasrat dan kemauan untuk bersatu.Kemauan untuk bersatu atau to be come together itu muncul akibat adanya berbagai kesamaan,antara lain nasib yang sama dalam perjalanan sejarah. Berangkat dari pengertian-pengertian di atas,dapat kita simpulkan bahwa integrasi nasional bangsa indonesia adalah hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu bangsa yakni bangsa indonesia.Hasrat dan kesadaraan untuk bersatu sebagai satu kesatuan bangsa itu resminya direalisasikan dalam satu kesepakatan atau konsensus nasional melalui sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kami putra dan putri Indonesia mengaku:1. bertanah air satu,tanah air indonesia.2. berbangsa satu,bangsa Indonesia.3. berbahasa satu,bahasa Indonesia. Kemauan untuk bersatu itu disadari benar oleh para perintis kemerdekaan bangsa Indonesia,karena mereka menyadari begitu heterogennya masyarakat dan budaya bngsa ini.Itulah sebabnya bentuk negara sebagai salah satu perwujudan integrasi nasional adalah negara kesatuan republik indonesia.Adapun perwujudan integrasi nasional masyarakat dan budaya bangsa Indonesia yang heterogen itu diungkapkan dlam semboyan BhinnekaTunggal Ika.Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.Contoh-contoh penghambat integrasi nasional : Perbedaan kepentingan, dengan masyarakat yang majemuk tentu akan menimbulkan pula perbedaan kepentingan antara yang satu dan yang lain, dan bila tidak disikapi secara dewasa hal ini juga dapat menimbulkan gesekan gesekan masyarakat. Diskriminasi, adalah perlakuan yang tidak adil dan memihak hanya kesatu pihak saja Masih berkembangnya paham ethosentris, yaitu paham yang menganggap budayanya adalah yang paling unggul dan merendahkan budaya yan lainnya. Masih maraknya isu keagamaan dan saling menjelek-jelekkan antara agama yang satu dan yang lainnya, contohnya adalah perang atau bentrokan antar umat beragama yang masih sering terjadi di sekitar kita. Masih mudahnya masyarakat Indonesia untuk dihasut dan di adu domba, seperti kita ketahui, dulu sewaktu Indonesia masih dijajah oleh Belanda, Belanda juga melakukan politik adu domba ( devide et impera) untuk memecah belah perlawanan rakyat yang hasilnya adalah kita kalah oleh Belanda. Kurangnya rasa persatuan dan kesatuan Bhinneka tunggal ika hanya sebatas wacana namun tidak pernah diterapkan atau di praktekkanContoh-contoh pendorong integrasi nasional : Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di masa yang akan datang. Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit. Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa. Adanya rasa senasib dan sepenanggungan Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya kedamaian1.INTEGRASI NASIONAL MURNIIntegrasi nasional murni, merupakan istilah baru yang dikemukakan oleh penulis untuk menyebut persatuan Indonesia, baik itu dari segi vertikal maupun horisontal. Setiap masyarakat pasti mengidamkan integrasi vertikal dan horisontal. Begitu juga, masyarakat Indonesia. Kenapa istilah integrasi nasional murni muncul? Kadang kala, istilah integrasi nasional hanya berorientasi kepada corak integrasi tertentu, entah corak vertikal maupun horisontal. Hal tersebut tentu mempersempit istilah integrasi nasional yang sesungguhnya tidak bersifat parsial, melainkan integral. Maka muncullah istilah integrasi nasional murni yang bersifat bulat dan utuh, yaitu mengakomodasi dua segi atau corak integrasi (vertikal dan horisontal) yang sering dipisahkan.Secara horisontal, masyarakat Indonesia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan kesatuan sosial oleh deferensisasi suku, agama, adat, dan kedaerahan. Sedangkan, secara vertikal masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan vertikal antara lapisan atas dan bawah yang cukup tajam. Indonesia sebagai negara yang penuh dengan keberagaman memiliki potensi konflik yang sangat besar, apakah itu konflik dari segi vertikal maupun dari segi horisontal. Oleh karenanya, ikatan-ikatan kebangsaan antar masyarakat harus selalu diperkuat dengan menjadikan ideologi bangsa sebagai landasan berpijak.

2.INTEGRASI NASIONAL BERKELANJUTANIndonesia mempunyai semboyan Bhineka Tunggal Ika (walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua). Meski terkesan sederhana, semboyan tersebut memiliki makna yang sangat luas dan mendalam. Implementasinya pas dengan konstelasi masyarakat Indonesia yang multikultural. Selain itu nilai-nilai persatuan bangsa yang secara implisit terkandung di dalamnya dengan tidak langsung juga memberikan pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia, agar saling kooperatif dan bergotong-royong guna mewujudkan tujuan-tujuan nasional. Intinya, semboyan tersebut ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk bersatu padu meskipun plural (majemuk).Integrasi nasional berkelanjutan adalah kondisi terciptanya sistem-sistem integrasi masyarakat Indonesia yang sinergis dan berlangsung secara continue di tengah perubahan zaman. Perlu diperhatikan, konflik bukan menjadi objek yang dinafikkan dalam konsep integrasi nasional berkelanjutan ini. Konflik merupakan realita yang tidak bisa dipisahkan dari suatu masyarakat. Seperti yang pendapat Robert Lee, masyarakat tanpa konflik ialah masyarakat mati, dan disukai atau tidak konflik merupakan fenomena kehidupan manusia (human existence), melalui itu perilaku sosial dapat dipahami. Namun demikian, dalam konsep integrasi nasional berkelanjutan, konflik yang dimaksud yaitu konflik yang dapat dikendalikan sehingga justru bertendensi membawa integrasi. Hal tersebut, sebagaimana yang diungkapkan Park, bahwa pada kadar tertentu konflik akan cenderung menciptakan integrasi.

3.AKTUALISASI INTEGRASI NASIONAL DALAM KULTURAL-IDEOLOGI PANCASILAMenurut teori fungsionalisme struktural, suatu sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus mayoritas anggota masyarakat akan nilai-nilai yang bersifat fundamental. Merujuk teori tersebut, faktor yang mengintegrasikan masyarakat Indonesia ialah konsensus masyarakat terhadap nilai-nilai fundamental tertentu. Sedangkan menukil argumentasi Parsons, kelangsungan hidup masyarakat juga membutuhkan sosialisasi dari nilai-nilai umum tersebut. Di sinilah, urgenitas Pancasila sebagai nilai-nilai fundamental masyarakat Indonesia yang terbuka dan pentingnya sosialisasi serta aktualisasi Pancasila di dalam masyarakat. Hal itu menghasilkan kekuatan pemersatu yang luar biasa berupa konsensus untuk mengintegrasikan masyarakat Indonesia yang majemuk.Adapun fase-fase yang wajib dijalani, dalam proses menuju terciptanya integrasi nasional tersebut terdiri dari fase akomodasi, kerjasama, koordinasi, dan asimilasi. Pada fase akomodasi, konflik diredakan dengan adanya usaha penyesuaian anggota masyarakat guna mencapai kestabilan. Beberapa bentuk akomodasi antara lain coercion, compromise, stalemate, dan toleransi. Namun di konteks ini, akomodasi yang dilakukan oleh Pancasila sebagai ideologi terbuka berbentuk toleransi. Karena sebagai ideologi terbuka, Pancasila mempunyai lingkup jangkauan yang beragam dan tidak bertindak diskriminatif terhadap kelompok-kelompok masyarakat tertentu.Selanjutnya, pada fase kerja sama, ditandai dengan adanya interaksi sosial pokok yang menjadi proses utama integrasi nasional murni dan berkelanjutan. Soekanto, dalam bukunya menjelaskan ada lima bentuk kerjasama:a. Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.b. Bergaining (pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan atau jasa antara dua organisasi atau lebih).c. Kooptasi (proses penerimaan atas unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik pada suatu organisasi sebagai salah satu cara menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan).d. Koalisi (kombinasi antar organisasi yang memiliki tujuan-tujuan yang sama).e. Joint venture (kerjasama pengusahaan proyek-proyek atau usaha patungan).

Kelima bentuk tersebut, sebenarnya merupakan penjabaran nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dalam kehidupan nyata.Kemudian, pada fase koordinasi, dilakukan penyempurnaan dari fase sebelumnya yang berwujud koreksi ulang dan berkesinambungkan atas aktivitas kerjasama yang telah terjalin. Tujuannya, agar kerjasama yang terjalin dapat semakin erat dan kuat. Di samping itu dalam fase ini juga diharapkan kerjasama tidak berlangsung singkat, akan tetapi dapat berkelanjutan. Fungsi aktualisasi Pancasila sebagai ideologi terbuka di sini yaitu berusaha mempererat ikatan-ikatan kerjasama berkat peran Pancasila dalam menguatkan solidaritas nasional.Terakhir fase asimilasi, perbedaan-perbedaan yang terdapat di antara masyarakat seperti baik dari aspek vertikal maupun horisontal, dikurangi dan disatukan mental, serta tindakannya demi tujuan bersama. Deferensiasi yang ada dalam masyarakat bukan berarti disamakan, misalnya melalui kekerasan. Namun, disatukan lewat rasa toleransi, keadilan, saling menghargai, dan sikap terbuka (transparan) dari kelompok yang berkuasa terhadap masyarakatnya. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan Muttaqin, suatu asimilasi akan mudah terjadi apabila didorong oleh beberapa faktor sebagai berikut:f. Adanya toleransi antara kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan sendiri melalui proses akomodasi.g. Adanya kesempatan yang sama dalam bidang tertentu. Misalnya: pada bidang ekonomi (pemenuhan barang dan jasa) tiap-tiap individu.h. Adanya rasa dan sikap saling menghargai terhadap kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat lain.i. Adanya sikap saling terbuka dari golongan yang berkuasa di masyarakat.j. Adanya pengetahuan, mengenai persamaan unsur kebudayaan yang berlainan sehingga mendekatkan masyarakat pendukung kebudayaan yang satu, dengan yang lainnya.

Rasa toleransi, keadilan, serta sikap saling menghargai yang mendorong asimilasi merupakan beberapa nilai khas ideologi Pancasila dengan keterbukaannya. Khusus bagi faktor sikap saling terbuka antara golongan penguasa dengan masyarakat, dibuktikan oleh akuntabilitas penguasa dalam konsep ideologi terbuka. Berbeda dengan ideologi tertutup yang sepenuhnya mengharuskan masyarakat untuk senantiasa taat kepada elite penguasa disebabkan sistem bersifat totaliter.Sesudah melewati empat fase yang telah diuraikan sebelumnya dengan aktualisasi Pancasila sebagai ideologi terbuka, maka integrasi nasional murni dan berkelanjutan yang selama ini diidam-idamkan oleh bangsa Indonesia dapat diwujudkan

E. STUDI KASUS

ASAL MULA ISIS

Dalam bahasa Arab, ISIS atau Islamic State in Iraq and al-Syam merupakan terjemahan dari organisasi Ad-Daulah al-Islamiyah fi al-Iraq wa asy-Syam. Tapi, Associated Press dan AS menyebutnya sebagai Islamic State in Iraq and The Levant (ISIL).Organisasi ini ada kaitannya dengan arus gerakan Salafiyah Jihadiyah yang menghimpun berbagai unsur berbeda untuk bertempur di Irak dan Suriah. Di medan tempur, mereka terbagi-bagi di bawah sejumlah front. Karena kondisi tersebut, dimunculkanlah nama organisasi yang menyebut istilah Ad-Daulah Al-Islamiyah (Islamic State). Nama ini sekaligus menjadi magnet yang menarik banyak pasukan dari berbagai daerah di medan perang untuk menyatakan kesetiaannya di bawah organisasi payung yang besar.Tidak ada konsensus tentang bagaimana harus menyebut kelompok militan tersebut. Kelompok ini dalam bentuk aslinya didukung oleh berbagai kelompok-kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin, Al-Qaeda di Irak (AQI), kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, serta sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni. ISIS dikenal karena memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada Islam Wahhabi dan kekerasan brutal seperti bom bunuh diri, dan menjarah bank. Target serangan ISIS diarahkan terutama terhadap Muslim Syiah dan Kristen. Walaupun kelompok ISIS ini mengibarkan agama Islam, tetapi ajarannya bertentangan dengan Islam. Dengan maraknya pemberitaan mengenai ISIS belakangan ini, tidak tertutup kemungkinan hanya sebagai pengalihan isu dari pemberitaan pembantaian rakyat Palestina di jalur Gaza yang dibantai Zionis. Hal ini dapat kita ikuti dari perkembangan gerakkan ISIS yang sangat cepat sekali, sementara untuk membuat suatu organisasi menjadi besar tidak mudah, karena butuh waktu yang lama. Sehingga kuat dugaan organisasi tersebut dibentuk oleh kelompok yang ingin merusak citra Islam. Pihak tersebutlah yang menjadi backing agar ISIS berkembang semakin besar. Karena secara konteks agama Islam kegiatan ISIS tersebut jelas-jelas beseberangan dengan ajaran Islam.

Wilayah kekuasaan ISIS1. Daerah kekuasaan ISIS di Irak:Wilayah SelatanWilayah DiyalaWilayah BaghdadWilayah KirkukWilayah SalahuddinWilayah AnbarWilayah Ninewa2. Daerah kekuasaan ISIS di Suriah:Wilayah Al Barakah (Hasaka)Wilayah Al Kheir (Deir al Zour)Wilayah Al RaqqahWilayah Al BadiyaWilayah Halab (Aleppo)Wilayah IdlibWilayah HamaWilayah DamaskusWilayah Pesisir (Al Sahel)

TOKOH DAN KETERKAITAN DENGAN AL-QAEDAHTokoh sentral di Balik Militan ISIS adalah Abu Bakar al-Baghdadi. Di bawah kepemimpinannya, ISIS menyatakan diri untuk bergabung dengan Front Al-Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah. ISIS memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaeda hingga tahun 2014. Namun karena misi berubah dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah dengan menggunakan aksi-aksi kekerasan, sehingga Al-Qaeda tidak lagi mengakui kelompok ini sebagai bagian darinya lagi. Abu Bakar Al-Baghdadi bahkan bersumpah untuk memimpin untuk menaklukan Roma.Pemimpin militan ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi ini juga menyerukan umat Islam untuk tunduk kepadanya.

Selain itu ISIS merupakan kelompok ekstremis yang mengikuti ideologi garis keras Al-Qaeda dan mematuhi prinsip-prinsip jihad global. Seperti Al-Qaeda dan kelompok-kelompok jihad modern lainnya, ISIS muncul dari ideologi Ikhwanul Muslimin, kelompok pertama di dunia Islam di akhir tahun 1920-an di Mesir yang mengikuti interpretasi anti-Barat yang ekstrim terhadap Islam, mempromosikan kekerasan sektarian dan menganggap mereka yang tidak setuju dengan penafsiran sebagai kafir dan murtad. Dengan tindakannya yang merusak pusara-pusara suci dan pembongkaran kuburan para nabi dan walinya yang shaleh di Irak, Mufti Pemerintah Mesir, Prof Dr Syauqi Allam mengecam tindakan ISIS dan menganggapnya tidak sesuai dengan ajaran mazhab Islam yang mana pun dan bertentangan dengan kewajaran sebagai manusia.

Keberadaan ISIS dianggap lebih berbahaya ketimbang Al-Qaeda karena mempunyai ribuan personel pasukan perang, yang siap mendeklarasikan perang terhadap mereka yang dianggap bertentangan atau menentang berdirinya negara Islam. Mereka menjadi kekuatan politik baru yang siap melancarkan serangan yang jauh lebih brutal dari pada Al-Qaeda. Gerakan revolusi yang mulanya mempunyai misi mulia untuk menggulingkan rezim otoriter, berubah menjadi tragedi. ISIS menjadi sebuah kekuatan baru yang siap melancarkan perlawanan sengit terhadap rezim yang berkuasa yang dianggap tidak mampu mengemban misi terbentuknya negara Islam. Ironisnya, mereka mengabsahkan kekerasan untuk menindas kaum minoritas dan menyerang rezim yang tidak sejalan dengan paradigma negara Islam. ISIS menjadi kekuatan politik riil dengan ideologi yang jelas dan wilayah yang diduduki dengan cara-cara kekerasan.

KEUANGAN

Sebuah studi dari 200 dokumen -surat pribadi, laporan pengeluaran dan daftar nama- diambil dari keanggotaan Al-Qaeda di Irak dan Negara Islam Irak yang dilakukan oleh RAND Corporation pada tahun 2014. Ditemukan bahwa dari tahun 2005 sampai 2010, sumbangan dari luar hanya sebesar 5% dari anggaran operasional kelompok, dengan sisanya dibesarkan di Irak. Dalam periode waktu yang diteliti, pos-pos yang diperlukan untuk mengirim hingga 20% adalah pendapatan hasil dari penculikan, pemerasan dan kegiatan lainnya ke tingkat berikutnya dari pemimpin kelompok itu. Komandan tingkat tertinggi kemudian akan mendistribusikan dana untuk pos-pos provinsi atau lokal yang sedang dalam kesulitan atau membutuhkan uang untuk melakukan serangan. Catatan menunjukkan bahwa Negara Islam Irak tergantung pada uang tunai anggota dari Mosul, yang kepemimpinan digunakan untuk menyediakan dana tambahan untuk berjuang secara militan di Diyala, Salahuddin dan Baghdad. [50]

Pada pertengahan 2014, intelijen Irak mengorek informasi dari operasi ISIS yang mengungkapkan bahwa organisasi memiliki aset senilai US $ 2 miliar,[51] menjadikannya kelompok jihad terkaya di dunia.[52] Sekitar tiga perempat dari jumlah ini dikatakan diwakili oleh aset yang disita setelah kelompok mengambil Mosul pada bulan Juni 2014, termasuk mungkin US $ 429.000.000 dijarah dari bank sentral Mosul, serta jutaan tambahan dan sejumlah besar emas batangan yang dicuri dari bank lain di Mosul.[53][54]

ISIS secara rutin melakukan pemerasan, dengan menuntut uang dari sopir truk dan mengancam akan meledakkan bisnis, misalnya. Merampok bank dan toko emas telah menjadi sumber pendapatan lain.[55] Kelompok ini secara luas dilaporkan telah menerima dana dari pendonor swasta di negara-negara Teluk,[56] baik Iran dan Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki menuduh Arab Saudi dan Qatar telah mendanai ISIS,[57][58][59][60] meskipun tidak dilaporkan ada bukti bahwa hal ini terjadi.[60][61][62][63]

Kelompok ini juga diyakini menerima dana yang cukup besar dari operasinya di Timur Suriah, di mana ia telah mengkomandoi ladang minyak dan terlibat dalam menyelundupkan bahan baku dan artefak arkeologi.[64][65] ISIS juga menghasilkan pendapatan dari produksi minyak mentah dan menjual tenaga listrik di Suriah utara. Beberapa listrik ini kabarnya dijual kembali kepada pemerintah Suriah.[66]

ISIS MASUK DI INDONESIA

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyatakan sejak awal sudah mendeteksi masuknya paham Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) ke Indonesia. Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT Mayor Jenderal Agus Surya Bhakti mengatakan paham ISIS sudah masuk ke Indonesia sebelum gerakan tersebut dideklarasikan di Timur Tengah."Kami sudah memantau bagaimana paham itu masuk Indonesia," kata Agus Surya Bhakti saat dihubungi Tempo, Ahad, 3 Agustus 2014

Menurut Agus, paham tersebut masuk ke Indonesia lebih banyak melalui jaringan Internet. Masyarakat Indonesia, dia melanjutkan, dengan mudah mengakses informasi seperti berita, artikel, hingga video tentang paham ISIS melalui dunia maya. Bahkan ada yang berkomunikasi dengan anggota ISIS di Timur Tengah

Pengamat terorisme Al Chaidar menyatakan ada anggota ISIS yang sudah kembali ke Indonesia dan mempengaruhi banyak orang untuk bergabung. Al Chaidar mengaku mengetahui informasi bahwa anggota ISIS telah berhasil membaiat sekitar 2 juta orang di Indonesia. Menurut dia, kabar itu diperolehnya dari bekas anggota ISIS yang pulang ke Tanah Air.

Pada 2013 diduga ada 56 orang Indonesia dari berbagai macam organisasi Islam dan kelompok pedagang berangkat ke Irak untuk bergabung dengan ISIS. Mereka bergabung saat pergi ke Arab Saudi untuk ibadah haji atau umrah. Dari jumlah tersebut, sekitar 16 orang telah kembali ke Tanah Air dan melanjutkan proses perekrutan di daerah masing-masing.

PENANGGULANANGAN ISIS DI INDONESIA

Butuh perangkat hukum Untuk menjerat para pendukung ISIS, Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Rikwanto mengungkapkan, Polri mengalami kesulitan karena tidak adanya regulasi. Undang-undang terorisme memang mengatur klausul soal permufakatan jahat, tetapi tidak dapat diterapkan.

"Itu belum bisa dipidana kecuali itu sudah dilakukan. Kami khusus harapkan dari pemerintah bisa memberikan tindakan yang jelas dalam kaitan undang-undang yang mengatur tentang hal itu," ujar dia.

Sementara, Saud Usman meminta pemerintah agar mengupayakan revisi Undang-undang Keormasan. Menurut dia, organisasi yang terdaftar di pemerintahan dan ternyata mendukung ISIS harus diberikan sanksi.

"Juga perlu ada perluasan dalam pemahaman tentang makar agar dapat kita terapkan pada teroris. Kita perluas bilamana masyarakat bergabung dengan ISIS berarti mereka makar," kata Saud.

Berdasarkan data yang dihimpun pemerintah, ada 514 WNI yang bergabung dengan ISIS. Kelompok pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi itu diduga menjanjikan kesejahteraan bagi mereka yang bergabung dengan ISIS. Mayoritas WNI yang bergabung dengan ISIS telah menjual harta bendanya di Tanah Air.

Saat ini, pemerintah tengah menyiapkan regulasi untuk memberikan sanksi terhadap para pengikut ISIS itu.Perkembangan kelompok teroris di Indonesia dua tahun belakangan ini sudah mulai mereda, hal ini disebabkan banyaknya tokoh-tokoh (teroris, red) penting organisasi tersebut yang sudah ditembak mati dan ditangkap Polisi. Oleh sebab itu dengan munculnya ISIS tersebut, kita sebagai masyarakat Indonesia harus bersatu menolak oragnisasi tersebut, terutama umat Islam, karena ISIS akan membuat kehidupan berbangsa dan bernegara akan terpecah belah. Dihimbau kepada umat Islam agar mencermati dan memahami betul aliran-aliran Islam yang nantinya bisa merusak Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kepada masyarakat seluruh Indonesia juga diminta untuk memantau kegiatan-kegitan yang berkaitan dengan organisasi tersebut, sehingga dapat bertindak dan memberikan informasi kepada pihak pemerintah, agar kegiatan dari organisasi tersebut jangan sampai berkembang di Republik Indonesia yang kita cintai ini. Selain itu aparat pemerintah secepatnya bertindak tegas, karena ISIS ini merupakan ancaman bagi keberagaman di negara ini. Semoga langkah-langkah yang diambil dapat menghadang berkembangnya ISIS di Republik ini.

http://www.tempo.co/read/news/2014/08/04/078596975/Bagaimana-ISIS-Masuk-Indonesiahttp://www.academia.edu/10738523/Sejarah_Lahirnya_Nasionalisme_di_IndonesiaVideo:https://www.youtube.com/watch?v=AQPlREDW-Rohttps://www.youtube.com/watch?v=k4tlp-4YnR8https://www.youtube.com/watch?v=NND2kacY2TY