jurusan perbandingan agama fakultas...

93
1 KEYAKINAN UMAT BUDDHA TERHADAP DEWI KWAN IM DAN APLIKASI AJARAN-AJARANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI- HARI PENGANUTNYA (STUDI KASUS DI VIHARA AVALOKITESVARA, PONDOK CABE) Disusun Oleh: FIKRI FAUZ AL HAFIDZ 105032101037 JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M

Upload: duongnguyet

Post on 01-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

1

KEYAKINAN UMAT BUDDHA TERHADAP DEWI KWAN IM DAN

APLIKASI AJARAN-AJARANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-

HARI PENGANUTNYA

(STUDI KASUS DI VIHARA AVALOKITESVARA, PONDOK CABE)

Disusun Oleh:

FIKRI FAUZ AL HAFIDZ

105032101037

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430H/2009M

Page 2: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

2

KEYAKINAN UMAT BUDDHA TERHADAP DEWI KWAN IM DAN

APLIKASI AJARAN-AJARANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-

HARI PENGANUTNYA

(STUDI KASUS DI VIHARA AVALOKITESVARA, PONDOK CABE)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana S1

Oleh:

Fikri Fauz Al Hafidz

NIM: 105032101037

Dibawah Bimbingan

Hj. Siti Nadroh, M. Ag

NIP: 150282310

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 3: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

3

PENGESWAHAN PENITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul ”KEYAKINAN UMAT BUDDHA TERHADAP DEWI

KWAN IM DAN APLIKASI AJARAN-AJARANNYA DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI PENGANUTNYA (STUDI KASUS DI

VIHARA AVALOKITESVARA, PONDOK CABE)”. Telah diujikan dalam

sidang munaqasah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan telah dinyatakan LULUS pada tanggal 15 Juni 2010 diharapkan

dewan penguji, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Strata (S1) pada jurusan Perbandingan Agama.

Jakarta, 18

Juni 2010

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Sekertaris

Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M.Si Maulana, MA

NIP: 198651129 199403 1 002 NIP:19650207 199903 1 001

Penguji I Penguji II

Drs. H. Roswen Dja’far Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, M.Si

NIP: 150 022 782 NIP: 198651129 199403 1 002

Dibawah bimbingan

Siti Nadroh, M.si

NIP: 150282310

Page 4: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

4

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang Maha Pengasih dan

penyayang, yang selalu memberi hidayah dan naungan kepada semua manusia,

khususnya penulis. Sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini walaupun

masih terdapat banyak kekurangan.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan besar umat

manusia, yang patu dijadikan contoh tauladan, yang membawa manusia dari

jaman kegelapan kejaman yang penuh dengan kenikmatan ilmu pengetahuan,

Muhammad SAW.

Selanjutnya, penulis mengugucapkan bayak terima kasih kepada semua

orang yang telah membantu dalam proses penulisan ini secara langsung dan tidak

langsung:

1. Papa dan Mama tercinta yang selalu dan tak akan pernah lelah

memberikan semangat, perhatian kasih sayang dan cintanya kepada

Penulis. Papa dan Mama terima kasih atas semuanya Fikri akan selalu

menyayangi Papa dan Mama. Semoga Papa dan Mama selalu

mendapatkan kebahagiaan dari Allah SWT.

2. Ibu Siti Nadroh M.Si selaku dosen pembimbing. Penulis haturkan banyak

terima kasih atas waktu yang terbuang demi membimbing penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Penulis meminta maaf jika selama masa

bimbingan banyak sekali kesalahan dan kesalahan yang penulis lakukan.

Semoga Allah SWT memberikan Ridho dan Kebahagiaan kepada ibu.

Page 5: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

5

3. Kajur dan Sekjur Perbandingan Agama, Ibu Ida Rasyidah dan Bapak

Maulana terima kasih atas semua yang telah Ibu dan Bapak berikan.

Semoga Ibu dan Bapak selalu dalam naungan kebahagiaan Allah SWT.

Dan kepada Bapak M. Nuh Hasan saya ucapkan selamat selaku Ketua

Jurusan Perbandingan Agama yang baru, semoga bapak bisa membawa

jurusan Perbandingan Agama ke arah yang lebih baik.

4. Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Pembantu-Pembantu Dekan dan

seluruh Dosen Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,

penulis ucapkan terima kasih atas segala kemudahan dan ilmu yang telah

bapak dan ibu berikan kepada penulis, penulis akan berusaha untuk

mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan di dalam kehidupan sehari-

hari.

5. Seluruh karyawan Perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Perpustakaan

Utamayang telah menyediakan fasilitas dan pelayanan yang penulis

butuhkan. Semoga perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Perpustakaan

Utama bisa lebih lengkap lagi koleksi buku-bukunya.

6. Bapak rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta seluruh staf-stafnya

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih.

7. Kepada Suhu Bhadrasilo, Bhante Shanti, Samanera Sucitta, Sumita selaku

pengurus Vihara Avalokitesvara yang telah menerima penulis dan

memberikan semua informasi yang penulis butuhkan.

8. Kepada mas Doni dan teman-teman remaja dan seluruh umat Vihara

Avalokitesvara terima kasih atas kesediaannya diwawancarai oleh penulis.

Page 6: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

6

9. Teruntuk yang tersayang Gretha Yuliana yang selalu memberikan

semangat dan motivasi, kasih sayang dan rasa cintanya untuk penulis.

10. Spesial untuk kakak dan adik ku yang cantik Isma Maryam dan Syifa

Fauziah, dan Iqbal Chusni Ramdhan terima kasih atas semua doa,

semangat, nasehat dan dukungannya sehingga penulis bisa menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

11. Kawan-kawan Perandingan Agama khususnya angkatan 2005, Titis,

Ulum, Samsul, Wahyu, Guntur, Robbi, Wasil, Deli, Toto, Lukman,

Zamroni, Rahmat, Kiki, Lian, Imas dan Iis. Terima kasih kawan-kawan

telah menemani dalam masa perkuliahan. Masa yang takkan terlupakan,

tertawa bareng dan kesel-keselan menjadi bumbu-bumbu penghangat

hubungan kita. Terima Kasih banyak kawan-kawan. Sukses untuk kita

semua.

12. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada sahabat penulis si Vina,

vina terima kasih atas segala motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

13. Semua teman-teman yang menemani penulis di kampus ada Ayus, Banu,

Alay, dan Ian. Terima kasih banyak fellas.

14. Semua teman-teman yang mendukung ada Isdananto, Yefa, Mahesa,

Ferdiansyah dan Lukman. Terima kasih atas segala dukungannya fellas.

Jakarta, April 2010

Penulis

Page 7: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

7

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ………………………………...6

C. Tujuan Penulisan ………………………………………………. 7

D. Metodologi Penelitian …………………………………………. 8

1. Model Penelitian ………………………………………….. 8

2. Objek Penelitian ………...…………………………………8

3. Subjek Penelitian …………………………………………..8

4. Instrumen Pengumpulan Data ……………………………..9

5. Teknik Pengumpulan Data ………………………………...9

a. Metode Lapangan (field research) ....................................... 9

a.a. Metode Observasi ............................................................9

a.b. Interview (Wawancara) .................................................. 9

b. Metode Kepustakaan ............................................................9

6. Analisis Data ………………………………………………10

E. Sistematika Penulisan …………………………………………..10

BAB II VIHARA AVALOKITESVARA

A. Pengertian Vihara ……………………………………………… 13

B. Bagian-bagian dalam Vihara ……………………………………14

1. Ruang Bakti Sala atau Altar yang paling besar ……………14

2. Ruang Meditasi ……………………………………………14

Page 8: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

8

3. Kuti ………………………………………………………..14

4. Pohon Bodhi ……………………………………………… 15

5. Perpustakaan ………………………………………………15

6. Altar Leluhur ………………………………………………15

7. Stupa ……………………………………………………….16

C. Sejarah Vihara Avalokitesvara ………………………………….16

D. Etika Masuk Vihara ……………………………………………..18

E. Kegiatan Sosial Keagamaan dalam Vihara ……………………...20

BAB III DEWI KWAN IM DAN AJARAN-AJARANNYA

A. Sejarah Singkat Dewi Kwan Im ………………………………..22

a. Lahirnya Puteri Miao Shan …………………………………23

b. Cobaan Miao Shan Menjadi Bhikkuni …………………….. 25

c. Perjalanan Miao Shan ke Vihara Tu Ti Pa Kung …………..28

d. Dua Pendamnping Miao Shan ……………………………...29

e. Bakti Miao Shan Terhadap Ayahnya …………………........ 30

f. Miao Shan Mendapat Gelar Menjadi Bodhisatva Dewi Kwan Im

(Avalokitesvara) ………………………………………. 33

B. Fungsi dan Tugas atau Peranan Dewi Kwan Im di Dunia …….. 34

C. Ajaran-ajaran Dewi Kwan Im ………………………………….36

D. Mantra Ta Pei Cou ……………………………………………..40

E. Hari-hari Besar Dewi Kwan Im ....……………………………..43

Page 9: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

9

BAB IV KEYAKINAN UMAT BUDDHA TERHADAP DEWI KWAN IM

DAN APLIKASI AJARAN-AJARANNYA DALAM KEHIDUPAN

SEHARI-HARI PENGANUTNYA

A. Pandangan Umat Buddha Terhadap Dewi Kwan Im …………. 46

a. Aliran Besar dalam Agama Buddha ...................................... 47

b. Dewi Kwan Im Menurut Umat Buddha Hinayana dan Mahayana

...............................................................................48

B. Aplikasi Ajaran-ajaran Dewi Kwan Im dalam Kehidupan Sehari-

hari ……………………………………………………………...49

a. Hubungan Manusia dengan Dewa-dewi …………………...50

b. Hubungan Manusia dengan Manusia ………………………51

c. Hubungan Manusia dengan Makhluk Gaib ………………..53

d. Hubungan Manusia dengan Alam …………………………55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………..58

B. Saran …………………………………………………………59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam agama Buddha terdapat beberapa aliran, aliran ini muncul setelah

meninggalnya Sang Guru Sidharta Gautama. Dua kelompok yang paling menonjol

pada masa perpecahan itu adalah Mahayana1 dan Hinayana2, yang mana di dalam

perkembangannya kedua aliran ini berpegang teguh pada keyakinan atau doktrin

masing-masing, sehingga kedua kelompok ini terus menjauh. Selain itu juga

terdapat Buddha Tridharma atau disebut juga dengan Sam Kauw yang berarti tiga

jalan kebenaran.

Tridharma berasal dari kata Tri dan Dharma. Tri berarti tiga dan Dharma

berarti ajaran kebenaran. Jadi secara harfiah Tridharma berarti tiga ajaran

kebenaran. Yang dimaksud dengan Tiga Ajaran kebenaran di sini adalah ajaran

Sang Buddha Gautama, ajaran Nabi Konghucu dan ajaran Nabi Lao Zi. Tridharma

merupakan agama Buddha Mahayana yang juga mempelajari Konfusianisme dan

Taoisme3.

Namun dalam keyakinannya terhadap Dewa-Dewi kedua kelompok ini

tidak berbeda jauh. Dewi Kwam In misalnya, Dewi ini adalah salah satu Dewi

yang sangat “favorit” karena hampir di setiap rumah para penganut umat Buddha

1 Mahayana (perahu besar) merupakan segolongan manusia yang bersifat liberal, yang menyatakan diri mereka sebagai dari garis penerus ajaran Buddha yang sesungguhnya. Huston Smith, Agama-agama Manusia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm. 158. 2 Theravada atau Hinayana (perahu kecil) artinya para penasehat, sesepuh. Merupakan segolongan pemuka agama lebih tua yang kolot, yang mempertahankan dengan setia ajaran Buddha. Ibid. 3 D. S Singgih, Tridharma Suatu Pengantar, (Jakarta, Yayasan Samarotungga, 1987), h. 1.

Page 11: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

11

dan di vihara-vihara pasti ada patung dewi tersebut. Dalam suatu kisah dewi

Kwan Im di ceritakan dalam hidupnya sangatlah sabar, karena walaupun ia diusir

dari rumahnya yaitu istana yang besar dan mewah oleh ayahnya, ia tetap rela

mengorbankan bagian-bagian tubuhnya untuk menyembuhkan penyakit ayahnya.

Inilah satu alasan mengapa sang dewi dicintai oleh penganut Buddha dan non

Buddha.

Kwan Im adalah penjelmaan Buddha Welas Asih di Asia Timur. Kwan Im

sendiri berasal dari dialek Hokkian yang dipergunakan mayoritas komunitas Cina

di Indonesia. Nama lengkap dari Kwan Im adalah Kwan She Im Phosat yang

merupakan terjemahan dari nama aslinya dalam bahasa Sanskrit, Avalokiteśvara.

Dalam bahasa Jepang, Kwan Im disebut Kannon' atau secara resmi

Kanzeon. Dalam bahasa Korea disebut Gwan-eum atau Gwanse-eum, dan dalam

bahasa Vietnam Quán Âm atau Quan Thế Âm Bồ Tát.

Avalokitesvara sendiri pada awalnya di India ia digambarkan sebagai laki-

laki dan ini berlangsung selama Dinasti Tang (tahun 618-907). Namun pada awal

Dinasti Sung (960-1279), berkisar pada abad ke 11, para pengikutnya melihat

bahwa Avalokitesvara itu adalah sosok wanita, karena sifatnya yang welas asih.

Kemudian pada masa Dinasti Yuan (1206-1368) sosok Kwam Im lebih jelas

bahwa ia menjadi seorang wanita. Lalu sejak masa Dinasti Ming, atau berkisar

pada abad ke 15, Kwan Im secara menyeluruh dikenal sebagai wanita4.

Pada masyarakat Cina baik Buddhis maupun non-Buddhis mereka

meyakini bahwa sosok Dewi Kwam Im memiliki sifat yang sangat baik, sehingga

4 http://id.wikipedia.org/wiki/Kwan_Im, 02-02-2010

Page 12: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

12

dalam perwujudan kecintaan mereka terhadap dewi sangat terasa, contoh kecilnya

saja mereka memiliki patung atau stupa Dewi Kwan Im di setiap rumah.

Tidak hanya umat Buddha saja yang memuja atau membanggakan sosok

Dewi Welas Asih tersebut, bahkan di Cina walaupun ia tidak memeluk agama

Buddha ia tetap mengagungkan sosok dewi, contohnya dengan mereka memajang

patung Dewi Kwan Im.

Sifat Dewi Kwan Im ini sangatlah cocok untuk diterapkan di dalam

kehidupan sehari-hari oleh para penganutnya, karena dalam kehidupan sehari-hari

pasti bertemu dengan orang yang berbeda agama, suku, bahasa, karakter, tingkah

laku atau kebiasaan. Maka dari itu bersikap sabar, baik hati atau rendah diri, adil,

mengasihi orang lain, dan lain-lain itu sangatlah tepat diterapkan.

Ajaran welas asih Avalokitesvara Kwan Im Po Sat yang harus diingat dan

dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari itu lebih mengarah kepada hubungan

manusia dengan manusia, seperti harus menolong orang lain yang membutuhkan

pertolongan, namun saat menolong orang diusahakan agar orang yang kita tolong

tidak mengetahuinya dan jangan pernah mengharapkan imbalan atas apa yang kita

lakukan. Membagi sebagaian harta yang kita miliki untuk orang lain yang kurang

beruntung, membuat orang lain senang atau menyenangkan orang lain, itu salah

satu cara untuk melepaskan penderitaan orang tersebut, jadi kita telah mengurangi

derita yang mereka alami.

Mengikhlaskan segala sesuatu yang terjadi, walaupun kenyataannya pahit.

Contohnya apabila kita melakukan rencana yang kita buat, kemudian kita tidak

sampai pada tujuan yang kita capai bahkan lebih buruk dari itu, maka

Page 13: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

13

mengikhlaskanlah kejadian tersebut dan menjadikan pelajaran agar kita lebih baik

dari kemarin.

Balaslah kebaikan yang orang lain berikan kepada kita atau balas budi

yang lebih dari orang tersebut kasih. Apabila orang tersebut memberi kita air putih

maka kita usahakan membalas dengan air susu.

Janganlah kamu punya dendam terhadap orang lain yang telah berbuat

tidak baik terhadapmu, akan tetapi sayangilah orang yang telah berbuat jahat

terhadap kamu. Itu jauh lebih baik dari pada kamu menyimpan dendam.

Sifat-sifat atau ajaran inilah yang dimiliki sang dewi yang ditiru dan

dijalankan oleh penganutnya, karena apa yang diperbuat di dalam hidup maka

itulah yang di dapat, atau dalam Buddha itu di kenal dengan “karma”. Jadi apabila

seseorang berbuat baik maka hal-hal baik atau sesuatu yang baik akan datang pula

kepada orang tersebut. Dan sebaliknya apabila seseorang berbuat buruk maka

sesuatu yang buruk atau hal-hal yang buruk pula yang akan ia dapatkan. Dan

segala kebaikan yang dilakukan semoga dapat menjadi kebaikan juga untuk orang

lain, sehingga dapat bersama-sama menuju Moksa atau Surga.

Kekacauan alam atau ketidak-seimbangan alam ini pun disebabkan oleh

ulah dan sifat manusianya itu sendiri. Dimana masih banyak manusia yang ingin

mendapatkan kesenangan duniawi saja, ingin capat kaya dengan cara mudah, dan

sifat-sifat buruk manusia. Maka dari hal-hal buruk yang dilakukan oleh manusia

maka alam menjawabnya dengan bencana atau tragedi alam.

Menurut ajaran agama Buddha penerangan yang sempurna, pengetahuan

sejati dan kebebasan batin sempurna, yaitu ada empat kesunyataan mulia, yaitu

Page 14: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

14

penderitaan, sumber penderitaan, lenyapnya penderitaan, dan delapan cara yang

utama menuju lenyapnya penderitaan itu5. Hal ini serupa dengan ajaran dewi yang

menyuruh kita harus sabar dalam menghadapi masalah apapun, menerima apapun

yang kita dapat dan kita punya dengan ikhlas.

Sebagaimana sifat yang dimiliki oleh Dewi Kwan Im, maka para

pengikutnya (umat Buddha) ataupun non-Buddha, sebagai umat manusia patut

ditiru. Seperti yang diketahui apabila perbuatan itu baik secara umum, maka

sebagai manusia yang hidup berdampingan boleh menirunya. Jadi segala sesuatu

hal yang baik boleh diikuti atau ditiru selama itu tidak menggangu kenyamanan

dan keamanan orang lain.

Ada dua hal utama yang menarik untuk dibahas dalam skripsi ini, yang

pertama di dalam ajaran agama Buddha itu banyak sekali para Bodhisatva6, akan

tetapi mengapa hanya Dewi Kwan Im saja yang terkenal dan jasanya selalu

dikenang sepajang masa. Dan yang kedua, saat Dewi Kwan Im telah menjadi

Bodhisatva dan mandapat kesempatan untuk menjadi Buddha mengapa ia tidak

mau, Dewi Kwan Im lebih menginginkan menjadi Bodhisatva saja.

Siapa Dewi Kwan Im dan bagaimana Dewi Kwan Im bisa menjadi Dewi?

Kemudian apa saja yang menjadi ajaran-ajararannya? Dan Bagaimana aplikasi

umat Buddha dalam kecintaannya terhadap Dewi Kwan Im di dalam kehidupan

sehari-hari? Hal ini lah yang membuat penulis tertarik untuk mengambil judul

5 Antropologi Agama Bagian Ke-I, Pendekatan Budaya Terhadap Aliran Kepercayaan, Agama Hindu, Buddha, Kong HU Cu, di Indonesia), Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hal 211. 6 Bhodisatva adalah tingkatan untuk mencapai kesempurnaan yang dilewati oleh para calon Buddha, jadi setiap calon Buddha pasti melewati fase ini.

Page 15: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

15

“Keyakinan Umat Buddha Terhadap Dewi Kwan Im dan Aplikasi Ajaran-

ajarannya Dalam Kehidupan Sehari-hari Penganutnya”.

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

Karena sosok Avalokitesvara (Dewi Kwan Im) itu tidak hanya di kagumi

oleh umat Buddha, maka akan penulis batasi pada KEYAKINAN UMAT

BUDDHA TERHADAP DEWI KWAN IM DAN APLIKASI AJARAN-

AJARANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI PENGANUTNYA

. Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penulis membatasi masalah

sebagai berikut:

1. Siapa Dewi Kwan Im dan bagaimana Dewi Kwan Im bisa menjadi Dewi?

2. Apa yang membuat umat Buddha menyukai sosok Dewi Kwan Im dan apa

yang menjadi ajaran-ajaran khas Dewi Kwan Im?

3. Lalu bagaimanakah keyakinan umat Buddha sesungguhnya terhadap sosok

dan sifat Dewi Kwan Im tersebut?

4. Apa aplikasi umat Buddha terhadap kecintaannya kepada Dewi Kwan Im

di dalam kehidupan sehari-hari?

Jadi penulisan tentang keyakinan umat Buddha terhadap Dewi Kwan Im

dan aplikasi ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari, ini di batasi hanya

pada pokok-pokok tentang Dewi Kwan Im berikut ajaran-ajarannya dan

pengaplikasian ajaran-ajaran Dewi Kwan Im oleh umat Buddha dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 16: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

16

C. Tujuan Penulisan

1. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memahami keyakinan umat Buddha

terhadap Dewi Kwan Im dan aplikasi yang dilakukan oleh umat Buddha

khususnya di Vihara Avalokitesvara yang berada di Pondok Cabe dalam

kecintaannya terhadap Dewi Kwan Im.

2. Dengan mengambil judul Keyakinan Umat Buddha Terhadap Dewi Kwan Im

dan Aplikasi Ajaran-ajarannya dalam Kehidupan Sehari-hari Penganutnya,

penulis bermaksud turut memperkaya kajian tentang agama Buddha baik

dikalangan mahasiswa perbandingan agama dan masyarakat umum. Skripsi

ini bisa dijadikan bahan bacaan oleh mahasiswa perbandingan agama yang

ingin mengenal lebih jauh Dewi Kwan Im. Disadari bersama, meski telah

banyak kajian mengenai tema serupa dilakukan, namun sedikit sekali

dijumpai kajian yang secara spesifik menyoroti keyakinan umat Buddha

terhadap Dewi Kwan Im dan aplikasi ajaran-ajarannya dalam kehidupan

sehari-hari penganutnya.

3. Untuk memenuhi tugas akhir pada Jurusan Perbandingan Agama Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah

Jakarta, selain menambah pengetahuan tentang keyakinan umat Buddha

terhadap Dewi Kwan Im dan aplikasi ajaran-ajarannya dalam kehidupan

sehari-hari penganutnya. Pada saat yang sama, penulisan ini juga merupakan

syarat guna memperoleh gelar sarjana Teologi Islam pada Jurusan tersebut.

Page 17: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

17

4. Untuk menjalin rasa kebersamaan dan toleransi umat Islam dengan umat

Buddha, khususnya bagi UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Vihara Avalokitesvara di Pondok Cabe.

D. Metodologi Penelitian

Ada beberapa metode penelitian yang digunkan oleh penulis dalam

menulis skripsi ini, hal ini dikarenakan agar mendapatkan data yang banyak,

valid, dan objektif.

1. Model Penelitian

Model penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini menggunakan

model penelitian kualitatif. Karena, penelitian kualitatif sendiri memiliki

pengertian penelitian yang berupaya untuk menyajikan dunia sosial, dan

perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, prilaku, persepsi dan persoalan

tentang manusia yang diteliti.7

2. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini:

1. Keyakinan umat Buddha terhadap Dewi Kwan Im

2. Pelaksanaan ajaran-ajaran Dewi Kwan Im dalam kehidupan sehari-hari

umat Buddha, khususnya di Vihara Avalokitesvara Jl. Cabe Raya Rt.

002/Rw. 09 Desa Pondok Cabe, Tangerang Selatan.

7 Lexy J. Moleong, Metologi Pendekatan Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), hlm. 6.

Page 18: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

18

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah umat Buddha yang ada di

lingkungan ataupun jemaat Vihara Avalokitesvara Jl. Cabe Raya Rt. 002/Rw. 09

Desa Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Adapun subjek dalam penelitian ini hanya

memfokuskan diri pada jemaat dan Bhikkhu yang ada di Vihara Avalokitesvara.

4. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang penulis gunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah pedoman wawancara dan buku catatan. Pedoman wawancara digunakan

agar lebih fokus dalam menggali apa yang menjadi sasaran penelitian dan buku

catatan untuk mencatat hasil wawancara.

5. Teknik Pengumpulan Data8

a. Metode Lapangan (field research)

a.a. Metode Observasi

Artinya penulis secara langsung mengamati fenomena keagamaan

umat Buddha yang ada di sekitar lingkungan Vihara Avalokitesvara.

a.b Interview (wawancara)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara

menggali informasi dari subjek penelitian. Wawancara ini dilakukan

dengan mengacu pada pada pedoman wawancara yang penulis buat.

8 Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 186.

Page 19: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

19

b. Metode Kepustakaan

Metode ini penulis lakukan dengan cara menggali dari buku-buku,

artikel-artikel dan catatan-catatan yang berkaitan dengan tema penelitian.

6. Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah penting untuk memperoleh

temuan-temuan hasil penelitian, dalam penelitian ini analisa data yang digunakan

adalah dengan metode deskriftif analisis. Maksudnya adalah analisis penelitian ini

didasarkan pada penggambaran secara objektif terhadap tema penelitian dengan

pendekatan kualitatif, datanya diperoleh melalui wawancara dan pengamatan

(observasi).

Adapun teknik penyusunan skripsi ini berdasarkan pada pedoman

penulisan, skripsi, tesis, dan disertasi yang diterbitkan oleh Syarif Hidayatullah

Jakarta 2009. Penulis menggunakan dua metode ini agar dalam penulisan ini

mendapatkan data yang banyak dan objektif.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan skripsi ini ditunjukan untuk memberikan

gambaran secara garis besar yang akan penulis kemukakan dalam tiap-tiap bab

untuk mempermudah pembahasan. Oleh sebab itu, skripsi ini akan disusun dalam

empat bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Page 20: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

20

Bab ini berisi penjelasan tentang Latar Belakang Masalah, Batasan

dan Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metodologi Penelitian,

dan Sistematika Penulisan.

BAB II VIHARA AVALOKITESVARA

Pada bab ini dijelaskan tentang Pengertian Vihara, Sejarah

berdirinya Vihara Avalokitesvara, Etika Masuk Vihara dan

Kegiatan Sosial Keagamaan dalam Vihara.

BAB III DEWI KWAN IM DAN AJARAN-AJARANNYA

Dalam bab ini berisi penjelasan tentang Sejarah Singkat Dewi

Kwan Im, Fungsi dan Tugas atau Peranan Dewi Kwan Im, Ajaran-

ajaran Dewi Kwan Im, Mantra Ta Pei Cou, dan Hari-hari Besar

Dewi Kwan Im.

BAB IV KEYAKINAN UMAT BUDDHA TERHADAP DEWI KWAN

IM DAN APLIKASI AJARAN-AJARANNYA DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI PENGANUTNYA

Pada Bab ini dijabarkan tentang Pandangan Umat Buddha terhadap

Dewi Kwan Im baik pandangan menurut Mahayana dan Hinayana

maupun umat Buddha sendiri, dan Aplikasi Ajaran-ajaran Dewi

Kwan Im dalam Kehidupan Sehari-hari kaitannya dengan

Hubungan Manusia dengan Dewa-Dewi, Hubungan Manusia

Page 21: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

21

dengan Manusia, Hubungan Manusia dengan Mahkluk Gaib dan

Hubungan Manusia dengan Alam.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang Kesimpulan dari pembahasan penelitian, dan

Saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 22: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

22

BAB II

VIHARA AVALOKITESVARA

A. Pengertian Vihara

Vihara Adalah tempat beribadah untuk umat Buddha. Pada awalnya

Vihara digunakan untuk tempat tinggal atau penginapan para bhikkhu dan

bhikkhuni. Akan tetapi pengertian Vihara telah berkembang menjadi:

Vihara adalah tempat melakukan segala macam bentuk upacara keagamaan menurut keyakinan, kepercayaan, dan tradisi agama Buddha, serta tempat umat awam melakukan ibadah atau sembahyang menurut keyakinan, kepercayaan, dan tradisi masing-masing baik secara perorangan maupunpun berkelompok. Di dalam Vihara terdapat satu atau lebih ruangan untuk penempatan altar.9

Para penganut Buddha dapat datang ke Vihara untuk melakukan meditasi

ataupun membacakan parrita. Adapun manfaat dari membaca parrita tersebut,

yaitu kita dapat menenangkan pikiran manusia, karena di dalam parrita terdapat

bimbingan terhadap umat manusia khususnya umat Buddha untuk mengarahkan

pikiran mereka kearah yang lebih positif. Dan di dalam membaca parrita apabila

di renungkan artinya itu akan lebih menyentuh setiap orang yang membacanya.

Di dalam meditasi dan berdoa atau sembahyang di dalam Vihara kita harus

merasa nyaman, oleh karena itu dalam pembangunan atau bentuk vihara harus di

buat nyaman, dan ada pula dupa didalam Vihara berfungsi membuat harum

seluruh rungan Vihara sehingga para jemaat yang datang menjadi lebih nyaman.

Dupa ini pun menjadi salah satu ciri khas dari Vihara itu sendiri.

9 Suwarto. T, Buddha Dharrma Mahayana, Majelis Agama Buddha Indonesia. 1999, h. 908

Page 23: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

23

B. Bagian-bagian dalam Vihara Avalokitesvara

Ada beberapa bagian di dalam Vihara Avalokitesvara di Pondok Cabe,

bagian-bagian di Vihara Avalokitesvara ini memiliki fungsi agar menambah

keimanan dan kenyamanan di dalam melakukan sembahyang di dalam vihara.

1. Ruang Bakti Sala atau Altar yang paling besar

Yaitu suatu bangunan induk dari Vihara atau arama yang digunakan untuk

berbagai kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan, seperti upacara

kegamaan, hari-hari besar, pembacaan sutra, sembahyang, dan kegiatan

keagamaan lain-lainnya.

2. Ruang Meditasi

Ruang ini digunakan sebagai tempat bermditasi dan ruangan ini juga dapat

digunakan sebagai sekolah minggu atau kebaktian muda-mudi (jemaat yang masih

muda)

3. Kuti

Yaitu bangunan untuk tempat tinggal bhikkhu dan samanera. Bagian

bangunan ini terpisah dari uposatha. Pada awalnya satu kuti di tempati oleh satu

bhikkhu atau samanera, tetapi karena bertambahnya jumlah para bhikkhu, maka di

buatlah kuti yang lebih besar dengan beberapa bagian dan ruangan sehingga

tempat ini dapat di tempati oleh beberapa orang bhikkhu.

Page 24: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

24

4. Pohon Bodhi

Pohon Bodhi dapat disebut juga dengan pohon kebijaksanaan ini

mengingatkan umat Buddha kepada pencapaian tingkat kebuddhaan dari pertapa

Gautama, setelah dicapainya kebuddhaan di bawah pohon tersebut yang telah

memberikan perlindungan dan perjuangannya dalam mencapai penerangan

sempurna. Umat Buddha yang mempunyai keyakinan dan rasa bakti akan

menyatakan rasa hormat dan sujudnya di bawah pohon Bodhi sama seperti di

depan altar Sang Buddha atau stupa.

Dalam Mahaparinibbana-sutta, Sang Buddha bersabda: “Siapa saja yang mengunjungi tempat suci peninggalan Sang Tathagata dengan membawa bunga, dupa, dan serbuk cendana, serta melakukan kebaktian, maka mereka akan bahagia untuk waktu yang lama.10

5. Perpustakaan

Perpustakaan adalah salah satu tempat yang sangat penting dalam

pembelajaran atau memperdalam ilmu agama dari buku-buku yang ada di dalam

perpustkaan itu. Maka dari itu perpustakaan di buat dan di tata dengan baik dan

nyaman agar minat membaca dan belajar lebih tinggi.

6. Altar Leluhur

Ruangan ini digunkan untuk menaruh abu leluhur dan digunakan saat

ritual atau penghormatan kepada leluhur atau Ulambana (pelimpahan jasa). Hal ini

dilakukan agar sebagai manusia yang masih hidup untuk selalu mengenang jasa

dari pada leluhur.

10 Bhikkhu subalaratano dan Samanera Uttamo, Puja, h.18

Page 25: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

25

7. Stupa

Yaitu tempat menyimpan relic Sang Buddha atau para arahat, siswa Sang

Buddha. Abu jasmani Sang Buddha yang dipuja sebagai relic biasanya disimpan

di dalam stupa. Selain itu juga untuk menandai sebagai tempat bersejarah dalam

kehidupan Sang Buddha, dan untuk menghormati Sang Buddha.

C. Sejarah Vihara Avalokitesvara

Pendiri dari Vihara Avalokitesvara adalah bhikkhuni Y.A Mahatheri

Jinakumari yang lahir di Jambi pada tahun 1912 dan Keturunan Tiongkok. Ketika

umur 43 tahun, ia menjadi samaneri di Vihara Nagasena Pacet Puncak.

Belum sampai satu tahun, ia menjadi samaneri kemudian ia dibaptis

menjadi bhikkhuni. Upacara pembaptisannya dilaksanakan di Vihara Nagasena.

Semenjak menjadi bhikkhuni ia tidak boleh menemui suami dan anaknya, sejak

itu pula ia sudah berpisah dengan suaminya walaupun tidak dengan resmi, karena

dalam ajaran agama Buddha seorang bhikkhu atau bhikkhuni tidak boleh

menikah. Ia harus mengabdi sepenuhnya untuk agama dan meninggalkan hal-hal

yang bersifat keduniawian.

Ia meninggal pada tahun 1995, tepatnya ketika ia berumur 85 tahun, di

Vihara Avalokitesvara Pondok Cabe karena sakit jantung. Sekarang tulang dan

abunya ada di Vihara Nagasena dan Vihara Avalokitesvara. Sebelum ia meninggal

ia bermimpi disemayamkan oleh orang yang memakai jubah hitam. Setelah itu

ketika bangun ia sembahyang dan pada kondisi sembahyang itulah ia meninggal.

Page 26: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

26

Ia diberi tanah seluas 1000 m2 oleh bibinya di Pondok Labu untuk

dibangun vihara, tetapi karena letaknya kurang strategis kemudian ia pindah ke

Pondok Cabe yang sekarang ini diberi nama Vihara Avalokitesvara.

Pembangunan vihara ini 60% dari biaya pribadi dan 40% dari umat Buddha

lainnya. Sekarang luas Vihara Avalokitesvara bertambah menjadi 3000 m2.

Vihara ini diresmikan pada tanggal 6 Januari 1985. Terlaksananya peresmian ini

selain berkat Bhikkhuni Jinakumari yang mempunyai cita-cita yang tulus juga di

bantu oleh para umat Buddha yang lainnya memberikan dorongan baik itu berupa

materi maupun immateri.

Sebelum dibangun vihara, tempat ini merupakan tanah lapang yang

ditumbuhi oleh ilalang. Namun, karena letaknya yang cukup strategis, maka

kemudian didirikanlah vihara Avalokitesvara dengan tujuan agar umat Buddha

khususnya yang tinggal di wilayah Pondok Cabe dan sekitarnya dapat beribadah

secara berjamaah.

Vihara Avalokitasvara sekarang ini sudah lebih berkembang, terbukti

dengan didirikannya Vihara Dewi Kwan In di sebelah kanan Vihara

Avalokitesvara. Proses pembangunan Vihara Dewi Kwan Im ini memakan waktu

sekitar satu tahun dan diresmikan pada tanggal 17 Januari 2003

Tujuan didirikannya Vihara Dewi Kwan In ini adalah agar jemaah dapat

mengingat dan menghormati para Dewa, oleh karena itu di dalam vihara Dewi

Kwan Im ini terdapat beberapa patung dewa.

Vihara Avalokitesvara terletak di Jl. Cabe Raya Rt. 002/Rw. 09 Desa

Pondok Cabe Udik, Jakarta Selatan, lokasinya terletak di depan Universitas

Page 27: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

27

Terbuka (UT). Luas Vihara ini adalah 3000 m2 dan terdiri dari beberapa bagian,

yaitu:

a. Vihara Avalokitesvara luasnya 1500 m2 yang terdiri atas Ruang utama

(ruang untuk melakukan kebaktian), bagian kiri terdapat garasi, perpustakaan,

dan kantor, di lantai atas terdapat ruang belajar untuk anak-anak, bagian

kanan terdapat ruang perpustakaan dan kamar-kamar, dilantai atas terdapat

kamar untuk anak, dan di bagian belakang terdapat dapur.

b. Vihara Dewi Kwan Im, vihara ini merupakan bagian dari Vihara

Avalokitesvara dengan luas 1320 m2 dengan bagian-bagian: ruang inti yang

didalamnya terdapat patung-patung dewa yaitu; Dewa Pelindung Dharma,

Dewa Buddha Amitabha, dan Dewa Cinta Kasih. Bagian belakang terdapat

beberapa patung dewa lainnya yaitu, Dewa Rezeki, Dewa Tanah, Dewa

Langit, Dewa Bumi, dan Dewa Kwan Kong. Kesemua patung dewa-dewa

tersebut di tempatkan dalam ruang kotak yang berukuran 3x3 m2. Bagian luar

Vihara terdapat patung Dewa Empat Muka yang berasal dari Thailand,

maksud dari Empat Muka tersebut adalah mencakup Dewa Rezeki, Jodoh,

dan Dewa Keberuntungan.

D. Etika Masuk Vihara Avalokitesvara

Di dalam vihara ada beberapa etika atau aturan-aturan yang harus di

patuhi, aturan-aturan ini secara umum seluruh vihara itu sama, antara lain11:

1. Tata krama berpakaian

11 Tim Penyusun, Buku Pelajaran Pendidikan Agama Buddha Berbasis Kompetensi SLTAKelas 2, Paramita, 2005. Hal 97-98

Page 28: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

28

a. Mengenakan pakaian yang rapi, bersih dan sopan. Tidak menggunakan

busana ketat, rok mini, celana pendek, dan baju tanpa lengan.

b. Menanggalkan alas kaki, dan melepas tutup kepala sebelum memasuki

vihara.

2. Tata krama dalam pikiran

a. Memasuki halaman vihara dengan pikiran yang bersih.

b. Berusaha menjaga kesadaran, agar selama dalam vihara pikiran benar-

benar suci.

3. Tata krama dalam upacara

a. Saling memberi salam dengan bersikap anjali jika bertemu dengan

sesama umat Buddha.

b. Tidak berbicara yang tidak sopan dan kasar dalam vihara.

c. Menjaga keheningan dengan menghindari pembicaraan yang tidak

perlu, bicara keras, atau berteriak.

4. Tata krama dalam perbuatan

a. Setiba di vihara hendaknya langsung memasuki ruangan kebaktian

untuk bersujud di depan altar.

b. Menggunakan waktu untuk bermeditasi, ketika menunggu waktu

kebaktian dimulai. Dan meninggalkan ruang kebaktian dengan tanpa

bersuara.

c. Tidak membunuh, mencuri, berdua yang tidak sopan, dan minuman

keras/obat terlarang.

d. Tidak merokok di dalam vihara.

Page 29: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

29

e. Tidak membawa senjata tajam, minuman keras, obat terlarang, serta

barang-barang yang dilarang lainnya.

5. Tata krama terhadap bhikkhu/bhikkhuni

a. Berdiri memberi penghormatan dengan ber-anjali dan sedikit

membungkuk jika bhikkhu/bhikkuni lewat dengan mengucapkan salam.

b. Memanggil bhikkhu dengan “Bhante”, dan memanggil bhikkuni

“Ayya”. Calon bhikkhu “Samanera” dan calon bhikkhuni “Samaneri”.

Panggilan “Sefu”/Suhu dapat digunakan terhadap bhikkhu/bhikkhuni,

yang merupakan seorang guru.

c. Berhenti sejenak bila berpapasan dengan anggota Sangha.

d. Bangun jika sedang duduk, dan memberikan tempat duduk di tempat

yang terbaik.

e. Duduk di tempat yang tidak lebih tinggi dari bhikkhu/bhikkhuni.

f. Konsultasi pribadi oleh umat yang berjenis kelamin berbeda dengan

bhikkhu/bhikkhuni seharusnya dilakukan di ruang terbuka, dan lain-

lain.

E. Kegiatan Sosial Keagamaan dalam Vihara Avalokitesvara

Kegiatan sosial keagamaan yang rutin diadakan di Vihara Avalokitesvara

adalah sebagai berikut12:

1. Kujungan ke panti sosial dan panti jompo bersama para jemaahnya.

12 Wawancara pribadi dengan Suhu bhadrasilo.

Page 30: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

30

Hal ini mengajarkan kepada muda-mudi dan anak-anak bahwa masih ada

yang lebih di bawah perekonomiannya, fisiknya, dan lain-lain dari kita. Agar para

umatnya tidak menyia-nyiakan kesempatan saat masih kuat untuk selalu berbuat

baik.

2. Berdoa bersama kepada jemaah ataupun umat Buddha yang lain apabila sakit

ataupun meninggal.

Para Suhu atau Bhante di Vihara Avalokitesvara sering diminta untuk

berdoa di tempat umatnya yang telah meninggal atau pun sakit. Hal ini juga bisa

dijadikan pelajaran bagi para umatnya yang ikut dalam berdoa, bahwa fisik

manusia tidak selalu sehat.

3. Pembagian paket sembako sebanyak 500 paket yang dapat ditukarkan dengan

kupon yang telah dibagikan. Paket ini dibagikan kepada jemaah dan warga

sekitar atau tetangga Rt. 01 dan Rt. 07 yang agamanya Buddha maupun non-

Buddha.

Masih banyak saudara satu umat, maupun yang berbeda agama yang

membutuhkan bantuan atau pertolongan, sehingga Vihara Avalokitesvara ini

melakukan kegiatan sosial membagikan sembako kepada para umat dan tetangga

sekitar baik itu yang agamanya Buddha maupun non Buddha.

Page 31: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

31

BAB III

DEWI KWAN IM DAN AJARAN-AJARANNYA

A. Sejarah Singkat Dewi Kwan Im

Nama Dewi Kwan Im itu berasal dari bahasa Cina, di setiap daerah atau

negara mempunyai sosok Dewi ini sendiri-sendiri dan cerita yang berbeda-beda

pula, dalam bahasa Jepang Dewi Kwan Im disebut Kannon' atau secara resmi

Kanzeon. Dalam bahasa Korea disebut Gwan-eum atau Gwanse-eum, dan dalam

bahasa Vietnam Quán Âm13 atau Quan Thế Âm Bồ Tát.

Agama Buddha yang berada di Indonesia lebih dominan condong kearah

timur (Cina) dan mereka lebih mengetahui tentang cerita atau sejarah Dewi Kwan

Im dari daratan Cina. Karena setelah runtuhnya kerajaan Sriwijaya, yaitu kerajaan

Buddha terbesar saat itu hancur, maka agama Buddha berkembang pesat di Cina

bukan di India lagi seperti pertama kalinya agama Buddha ini ada.

Dalam Sejarah hidupnya Dewi Kwan Im ini terbagi dari beberapa bagian,

yang pertama yaitu saat Dewi Kwan Im lahir menjadi seorang anak dari pemimpin

Negara yang sangat besar, sehingga ia tumbuh dewasa dan cantik. Akan tetapi ia

tidak mau menikah dengan pria manapun, ia ingin menjalani hidup dengan ajaran

Dewa untuk bersyukur dan berterimakasih kepada kedua orang tuanya. Sejarah ini

13 Ia dianggap Avalokitesvara dari Vietnam karena ia mampu melewati ketidakadilan dalam

hidupnya sampai ia meninggal dan orang-orang Vietnam menganggapnya Dewi Welas Asih

dari Vietnam (Quan Am Thi Kinh). Ceramah Dharma Y.A. Maha Biksu Thich Nhat Hanh,

Melampaui ketidakadilan dan Menuju tepian Tanpa Penderitaan.

Page 32: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

32

berisi sampai Dewi Kwan Im Parrinibana14 atau meninggalnya Dewi Kwan Im

a. Lahirnya Puteri Miao Shan

Po Chia dari His Yu pemimpin Negeri Hsing Lin, ia ingin menguasai

negeri yang dipimpin oleh Kaisar Tu Hao, maka terjadilah peperangan yang

banyak memakan korban jiwa dari kedua belah pihak. Kemenangan tersebut

direbut oleh Po Chia, negeri tersebut berganti nama menjadi Hsing Lin dan Po

Chia memberi gelar untuk dirinya Raja Miao Chuan. Kemudaian Raja Miao

Chuan menikah dengan Po Ya, setelah menikah ia diberi gelar Permaisuri Pao Te.

Setelah lama menikah mereka belum dikarunia keturunan. Pada suatu hari

permaisuri mengajak raja untuk berdoa ke Gunung Huan Shan, menurut orang-

orang dewa yang tinggal di gunung ini sangat baik. Kemudian raja dan

permaisurinya pergi sembahyang di Hua Shan.

Dewa Hua Shan yang murah hati ini mengetahui kekejaman Mioa Chuang

saat peperangan. Karena itulah Dewa Hua Shan tidak ingin mengabulkan doanya.

Ketulusan doa raja dan permaisuri maka Dewa Hua Shan mempertimbangkannya.

Kemudian Dewa Hua Shan memerintahkan Chien Li Yen (si Mata Yang Bisa

Melihat 1000 li jauhnya) dan Shung Feng Erl (si Telinga Angin Baik) untuk

mencari tahu apakah ada orang yang baik akan lahir ke dunia. Di India tepatnya di

Gunung Chiu Ling Shan, di Desa Chih Hua Yuan. Ada tiga pemuda yaitu Shih

Wen, Shih Chen, dan Shih Shan, nenek moyang mereka adalah orang yang patuh

dan taat pada ajaran Buddha.

14 Parinibbana terdiri dari kata pari dan nibbana. Arti pari adalah sempurna, komplit, tuntas, amat sangat, sedangkan arti nibbana adalah padamnya api, lenyapnya lobha, dosa dan moha, selamt, pembebasan, keserasian, kedamaian. Jadi, dalam pengertian umum parinibbana adalah pembebasan sempurna atau kebebasan sempurna. Dalam kaitannya dengan Buddha Dhamma, parinibbana artinya kebebasan mutlak dari kelahiran dan kematian.

Page 33: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

33

Diperbatasan India dan Tiongkok ada seorang kepala perampok yang

kejam bernama Wang Che, ia dikejar oleh tentara. Wang Che dan gerombolannya

melarikan diri sehingga mereka kelapararan, kehausan, dan membutuhkan tempat

berlindung. Wang Che berhenti di rumah Shih Wen yang tinggal bersama adik-

adiknya, lalu Wan Chen meminta tolong pada keluarga itu, Shih Wen mengetahui

kejahatannya maka Wen Chen diusir. Wan Chen merampas makanan, setelah itu

ia pergi kerumah hartawan Tai ia mengamuk dan membunuh orang-orang yang

ada di sana serta merampas harta dan rumah itu dibakar.

Saat kejadian tersebut Malaikat Tu’ti (Touw Tee Kong) melihatnya,

kemudian ia langsung melapor Raja Langit. Menurut Raja Langit keluarga Shih

adalah penyebab kejadian tersebut karena tidak menolong Wan Chen. Raja Langit

memerintahkan memenjarakan roh keluarga Shih setelah mereka meninggal.

Petugas langit yang membawa roh keluarga Shih bertemu dengan Dewa

Hua Shan, kemudian ia menceritakan tentang Miao Chuang. Prajurit langit

memberikan saran kepada Dewa Hua Shan untuk meminta kepada Giok Hong

Siang Tee agar mengampuni dan melepaskan keluarga Shih dan roh-roh mereka di

turunkan kedalam rahim Ratu Pao Te.

Giok Hong Siang Te memenuhi permintaannya, akan tetapi keluarga Shih

tersebut dirubah menjadi perempuan agar bisa menebus dosanya. Akhirnya

selama tiga tahun berturut-turut Permaisuri Pao Te mendapat keturunan anak

perempuan.

Anak pertama Miao Ching, anak kedua Miao Yin, anak yang ketiga adalah

Miao Shan. mereka sangat cantik, akan tetapi Miao Shan lebih cerdas dan tingkah

Page 34: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

34

lakunya pun sopan dan halus. Puteri Miao Shan pun senang mempelajari kitab-

kitab Buddha sehingga dia lebih bijaksana dan senang berbuat baik. Ketika

dewasa Miao Shan sudah memiliki cita-cita yang suci, yaitu ingin mencapai

kesempurnaan.

Untuk melanjutkan tahta kerajaannya Raja Miao Chuang menjodohkan

puteri-puterinya. Miao Ching dijodohkan dengan pejabat sipil yang bernama Chao

Kuei alias Te Ta. Miao Yin mendapatkan jodoh perwira militer yang lulus dengan

mendapat pujian tinggi dalam bidang perang, yang bernama Ho Fen alias Ch’so.

Hanya Miao Shan saja yang memutuskan untuk tidak menikah.

Mendengar keinginan Miao Shan ayahnya marah, karena takut durhaka

kepada orang tua ia ingin menikah, akan tetapi dengan seorang tabib. karena ia

ingin menyembuhkan manusia dari berbagai macam penyakit. Dengan cara inilah

ia dapat meneruskan keinginannya menjadi seorang bhikkuni. Kemudian raja

marah, sehingga ia melepaskan baju kerajaan Miao Shan dan mengasingkannya,

akan tetapi Mio Shan merasa senang.

b. Cobaan Miao Shan Menjadi Bhikkuni

Puteri Miao Shan mengetahui di Yu Chou, tepatnya di Liong Lung Shu

Hsien ada sebuah biara yang bernama Biara burung Putih (Pe Chiao Chan Su). Di

sana tinggal para bhikuni (niko) dan Miao Shan ingin pergi kesana.

Lalu raja mengetahuinya dan mengijinkan Miao Shan untuk pergi ke

Vhiara Burung Putih, akan tetapi sebelumnya sudah ada utusan raja agar memaksa

pimpinan biara menolak dengan alasan apapun.

Page 35: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

35

Vihara ini dipimpin oleh bhikkuni yang bernama I Yu. Setibanya di Vihara

Burung Putih, Puteri Miao Shan meminta izin kepada ketua vihara, karena

ketulusan hatinya sehingga mereka tak tega mengusirnya maka ia dijinkan masuk.

Lalu I Yu, memperkerjakan Puteri Mioa Shan di dapur untuk menyiapkan

makan untuk para bhikkuni, apabila tidak memuaskan maka Puteri Miao Shan

berhak kita usir dari vihara, dengan gembira Puteri Miao Shan menerimanya.

Giok Hong Siang Tee (Raja Langit) terharu melihat kegigihan Miao Shan,

lalu Raja Langit memanggil para dewa dan roh-roh halus untuk membantu Miao

Shan menyelesaikan tugas-tugas beratnya.

Akhirnya I Yu memerintahkan Chen Chen Chan datang ke Kerajaan untuk

melapor kepada Raja Miao Chuang atas apa yang telah terjadi di vihara, agar raja

sendiri yang membawanya pulang.

Kemudian raja memanggil salah seorang perwira istana bernama Hu Pi Li

dengan pasukannya untuk membakar Vihara Burung Putih. Para bhikkhuni di

Vihara kaget melihat pasukan dari istana mengepung dan ingin membakarnya.

Lalu salah satu niko menemui Puteri Miao Shan, ia menyalahkan puteri bahwa

ialah penyebab kejadian ini. Lalu Puteri Miao Shan berlutut menengadah kelangit

berdoa kepada Buddha. Seketika langit mendung dan hujan besar.

Hu Pi Li kembali ke istana untuk melapor, dengan marah Raja Miao

Chuang memerintahkan Hu Pi Li untuk kembali lagi ke vihara untuk mengikat

Puteri Miao Shan dan memenggal kepalanya di tempat itu juga.

Saat itu Tu-ti mendengarnya dan langsung melapor Kerajaan Langit.

Kemudian Tu-ti menceritakannya, Kaisar Langit langsung memerintahkan Tu-ti

Page 36: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

36

mengagalkannya, dan apabila Miao Shan meninggal, buatlah ia tidak merasakan

sakit dan jasadnya harus utuh.

Hari eksekusipun tiba, lalu Tu-ti menjalankan perintah. Golok yang

digunakan untuk menebas patah, akhirnya raja memutuskan mencekiknya dengan

kain hingga meninggal. Setelah meninggal roh puteri melayang-layang lalu

muncul seorang utusan dari Yen Wang (Raja Akherat), kemudian puteri diajak

berjalan ke neraka. Sesampainya di neraka puteri disambut oleh dewa, mereka

menyukai puteri apabila sedang berdoa.

Saat puteri ingin membacakan doa untuk para dewa, ia meminta agar

semua tahanan di neraka dilepaskan agar dapat mendegarkan doanya juga.

Kemudian dewa melepaskan semua tahanan, lalu puteri membacakan doa. Saat

membacakan doa tiba-tiba neraka berubah menjadi nyaman layaknya surga dan

semua alat hukuman hilang berubah menjadi bunga teratai.

c. Perjalanan Miao Shan ke Vihara Tu Ti Pa Kung

Sejak kedatangan Puteri Miao Shan ke akherat semuanya menjadi kacau,

tidak ada lagi neraka yang panas dan tempat penghukuman. Kemudian Pan Kuan

(seorang dewa yang mencatat umur manusia) meceritakan kejadian ini ke Yen

Wang (Raja Akherat). Akhirnya roh Puteri Miao Shan diantarkan lagi kejasadnya.

Saat Puteri Miao Shan sendirian tiba-tiba Buddha mucul dihadapannya,

Buddha menyuruhnya pergi ke Hsiang Shan, disana ada sebuah vihara letaknya

ada di tengah lautan di pulau Pu To San. Karena jaraknya sangat jauh lalu ia

diberi buah Sian-to yang berkhasiat tidak lapar, tidak haus, tidak tua ataupun mati.

Page 37: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

37

Di Hsiang Shan ia telah melewati segala cobaan sehingga ia telah

mencapai kesempurnaan sejati. Ti Tsang Wang Posat (Ksitigarbha Bodhisatva) ke

Hsiang Shan. Akhirnya sekarang Puteri Miao Shan telah menjadi Ratu dari 3000

Bodhisatva dan dari semua manusia di muka bumi. Tu-ti Pa Kung (Dewa Bumi)

pada tanggal 19 bulan Imlek akan melantik Puteri Miao Shan ke atas tahta

kesuciannya, supaya manusia diseluruh dunia bisa menerima kebijaksanaan,

kebaikan dan keselamatan serta kemurahan hatinya.

Hari itu Miao Shan diminta duduk di atas Bunga Teratai, ia dinobatkan

sebagai Raja Langit dan Bumi. Miao Shan selalu sendiri di Hsiang Shan, ia

diperbolehkan mencari anak lelaki dan anak permpuan untuk menemaninya di

Vihara Tu Ti Pa Kung.

d. Dua Pendamnping Miao Shan

Tu-ti Pa Kung (Dewa Bumi) mendapatkan tugas untuk mencari anak laki-

laki dan perempuan, ia melihat seorang biksu kecil bernama Shan Tsai. Pada suatu

hari Puteri Miao Shan menguji keteguhan hati Shan Tsai, dengan Puteri Miao

Shan menjadi korban perampokan.

Saat para perampok mengerjar Puteri Miao Shan, ia lari ke atas Gunung Ta

Hua Shan. Shan Tsi yang sedang meditasi pun terganggu, lalu Shan Tsai melihat

dan ingin menolongnya. Setibanya ditepi jurang Puteri Miao Shan akhirnya

melompat, tanpa pikir panjang Shan Tsai pun ikut melompat untuk

menyelamatkannya. Saat terbangun dan menangis karena kasihan pada Puteri

Miao Shan, Shan Tsai baru menyadarinnya kalau ia sudah meninggal. Mulai saat

Page 38: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

38

itu Shan Tsai berdoa selalu disamping Puteri Miao Shan.

Puteri Miao Shan melihat Putera Raja Naga Laut Selatan sedang berenang

menjadi ikan besar, karena kurang hati-hati ia terkena jaring nelayang, lalu dibawa

ikan hasil tangkapannya itu ke pasar. Puteri Miao Shan memerintahkan Shan Tsai

untuk menyamar dan membeli ikan tersebut kemudian dilepaskan di Pulau Tu To.

Setibanya di rumah dan bertemu ayahnya ia menceritakan kebaikan Puteri

Miao Shan. Untuk membalas budi Puteri maka raja memberikan mutiara terbaik

untuk dihadiahkan kepada puteri. Lalu Putera Naga Laut Selatan memerintahkan

adiknya (Liong Nio) untuk memberikan hadiahnya kepada Puteri Miao Shan.

Liong Nio amat terkesan sewaktu melihat Miao Shan Sehingga ia

memohon agar bias menjadi pendampingnya juga. Miao Shan Terus menolong

makhluk lain dengan menangguhkan Nirvana nya sendiri.15

e. Bakti Miao Shan Terhadap Ayahnya

Buddha Che Lan meminta pada Yu Huang agar memberinya hukuman

yang setimpal dengan dosa-dosa Raja Miao Chuang. Karena belum saatnya Raja

Miao Chuang meninggal maka Kaisar Langit memanggil Dewa Penyakit untuk

memberikan Raja Miao Chuang penyakit bisul-bisul disekujur tubuhnya dan tidak

ada yang bisa menyembuhkan penyakitnya kecuali anaknya sendiri yaitu Puteri

Miao Shan.

Bisul-bisul itu datang pada Raja Miao Chuang di seluruh bagian tubuhnya.

Kedua Puterinya dan suami-suaminya tidak memperdulikan keadaan ayahnya 15 Gambaran ini biasa Muncul di bentuk-bentuk Dewi Kwan Im yang duduk bermeditasi di atas

Bunga Teratai dengan Lion Nio dan Shan Tsai di sebelah kanan dan kiri Dewi Kwan Im. Majalah, Kwan Im Po Sat Avalokitesvara Bhodisatva. Hal 2

Page 39: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

39

yang sedang sakit, mereka setiap hari hanya berfoya-foya dan bersenang-senang

saja.

Karena raja tidak kuat lagi menahan rasa sakitnya, maka ia mengeluarkan

pengumuman siapa saja yang dapat menyembuhkan penyakitnya maka orang itu

akan diangkat untuk menggantikannya.

Puteri Miao Shan mengetahui ayahnya sedang sakit, karena ke welas

asihnnya maka pergi menolong ayahnya dengan menyamar menjadi tabib.

Sesampainya di depan kamar ayahnya, lalu ia masuk untuk memeriksa penyakit

ayahnya. Saat memeriksanya menurut ia penyakitnya memang luar biasa, tetapi

untuk menyembuhkannya tidak terlalu sulit. “akan tetapi mencari obatnya

sungguh sulit”. Raja merasa dipermainkan maka tabib itu diusir.

Pada malam berikutnya Raja Miao Chuang bermimpi bahwa hanya tabib

itulah yang dapat menyembuhkannya. Lalu permaisuri memerintahkan kepada

pengawal kerjaan untuk membawa kembali pendeta tesebut, setelah tabib itu

berada dikerajaan, raja bertanya kepada tabib obat apa yang sangat sulit itu. Lalu

tabib itu menjawab obat itu adalah sepasang bola mata dan sepasang tangan

manusia yang masih hidup dicampur dengan ramuan dan kemudian dimasak dan

minyaknya dioleskan kepenyakit raja.

Raja bingung karena mana ada orang yang mau mengorbankan bagian

tubuhnya untuknya. Lalu Puteri Miao Shan menjawab ada, raja harus mengirim

orang kepercayaan kerajaan yang taat pada peraturan Buddha untuk pergi ke

Hsiang Shan.

Jarak yang harus ditempuh sangat jauh dan merekapun harus berpantangan

Page 40: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

40

menjadi vegetarian untuk sampai ke Hsiang Shan. Kemudian raja memerintahkan

Chao Chen dan Liu Chin untuk pergi ke Hsiang Shan. Karena raja takut

dipermainkan oleh pendeta tersebut, memenjarakan pendeta sampai kedua

pengawal kerajaan yang pergi ke Hsiang Shan telah kembali.

Akhirnya utusan Raja Miao Chuang telah tiba di vihara. Lalu mereka

bertemu dengan Shan Tsai, kemudian mereka diantar menemui Puteri Miao Shan.

Lalu kedua orang utusan istana tersebut membacakan pesan yang disampaikan

oleh raja. Setelah mendengarkan isi surat dari raja, lalu Puteri Miao Shan

memberikan pisau untuk mengambil mata dan tangannya.

Setelah kembali kedua utusan kerjaan ini memberikan mata dan tangan

yang mereka bawa, kemudian diracik oleh tabib dan obat tersebut dioleskan

kebagian tubuh raja yang terkena bisul. Dalam seketika bisul-bisulnya dan rasa

sakitnya hilang.

Saat raja ingin menyampaikan janjinya, pendeta itu berkata dengan lantang

bahwa dirinya hanya seorang tabib miskin yang telah meninggalkan kesenangan

duniawi. Ia hanya berpesan kepada raja untuk menjadi raja yang baik, adil,

bijaksana, jujur, dan setia kepada semua rakyat-rakyatnya. Lalu dari atas

munculah awan dan dinaiki oleh pendeta tersebut. Perlahan-lahan pendeta tersebut

pergi.

Saat ia pergi ada selembar surat jatuh dan kemudian dibacakan dihadapan

raja “Aku adalah seorang guru-guru dari belahan Barat (India). Kedatanganku

untuk menyembuhkan penyakit Raja Miao Chuang. Aku pun mengajarkan

Pelajaran Kebenaran Sejati bagi umat manusia!”

Page 41: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

41

Setelah itu Raja Miao Chuang bertanya kepada utusannya yang pergi

mengambil tangan dan mata. Lalu prajurit yang pergi tersebut mengatakan

wajahnya mirip Puteri Miao Shan. Raja baru menyadari bahwa hanya anak sendiri

yang rela berkorban untuk orang tuanya.

Raja, permaisuri dan kedua kakak Miao Shan beniat pergi ke Hsiang Shan

untuk menemui Puteri Miao Shan. Namun saat ditengah perjalanan Raja Miao

Chuang dan permaisuri ditawan oleh Singa Hijau dan Gajah Putih, lalu para dewa

membantu Raja Miao Chuang dan permaisurinya.

Setelah terbebas mereka berdua langsung menemuinya, Puteri Miao Shan

yang duduk di atas altarnya dengan bentuk yang menyeramkan dengan bentuk

tanpa mata dan tangan.

Setelah beberapa hari Raja Miao Chuang kembali ke kota untuk

mengumumkan penggantinya sebagai raja. Chao Chen adalah nama yang disebut

sebagai pengganti raja, karena ia adalah seorang pedana menteri yang bijaksana

dan setia. Lalu Miao Chuang tinggal di Hsiang Shan di samping puterinya untuk

menjalani kehidupan suci.

f. Miao Shan Mendapat Gelar Menjadi Bodhisatva Dewi Kwan Im

(Avalokitesvara)

Malaikat penjaga yang sedang melakukan kewajibannya pada hari itu

mengabarkan kedatangan utusan dari Yu Huang yaitu Ta Pei Chin Hsing.

Kemudian utusan itu segera membacakan firman Thian (Tuhan) Kaisar Langit di

Page 42: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

42

depan Miao Shan.16

Miao Shan mendapat gelar Bodhisatva yang Welas Asih, yang selalu

menolong umat manusia, Miao Shan berdiri di atas bunga teratai yang agung.

Miao Ching mendapat gelar Bodhisatva yang Amat Bijak dan Kecantikan

Yang Sempurna, ia menunggangi Siluman Singa Hijau. Miao Yin mendaat gelar

Bodhisatva yang Amat Bijaksana dan Kegemilanagan yang Sempurna, ia

menunggangi Siluman Gajah Putih.

Ayahnya Miao Shan, Miao Chuang diangkat menjadi Po Sat yang bisa

Menenangkan Kebajikan Pemeriksaan Manusia. Ibunya Pao Te mendapatkan

gelar Po Sat (Bodhisatva) Selaksa Kebajikan.

Shan Tsai diberi gelar Pemuda Emas dan Lung Nu diberi gelar Gadis Batu

Yu.

B. Fungsi dan Tugas Atau Peranan Dewi Kwan Im di Dunia

Dewi Kwan Im adalah seorang Bodhisatva, Setiap manusia yang ingin

mencapai tingkatan paling sempurna (Buddha) pasti menjadi Bodhisatva dahulu.

Kemudian perkumpulan Buddha rundingkan atau didiskusikan, apakah orang

tersebut sudah saatnya menjadi Buddha atau belum. Setelah itu apabila orang

tersebut mau, maka orang tersebut lahir kembali ke bumi menjadi manusia, inilah

ujian terakhirnya.

16 Sasana, Riwayat Hidup Avalokitesvara Bodhisatva (Kwan Im Po Sat), Sasana, Jakarta, 1997.

Hal. 84.

Page 43: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

43

Dewi Kwan Im memutuskan menjadi seorang Bodhisatva walaupun ia

telah mencapai kesempurnaan dan mendapat kesempatan untuk menjadi seorang

Buddha, hal ini ia lakukan karena saat Dewi Kwan Im terbang menuju ke langit

untuk menjadi Buddha ia masih mendengar tangisan dan jeritan dari manusia.

Menurutnya masih banyak manusia yang harus ditolong dari segala penderitaan,

kesengsaraan, kesusahan, dan segala penderitaan-penderitaan yang lain. Dewi

Kwan Im akan menolong dan membantu semua manusia untuk terlepas dari

segala penderitaan dan mencapai kesempurnaan.

Dalam gambaran yang sering dilihat atau bentuk-bentuk penampakan

Dewi Kwan Im dengan Seribu Tangan dan Seribu Mata itu mempunyai makna,

bahwa tangan yang banyak ini bisa menolong orang dimana pun mereka berada,

dan matanya bisa melihat orang-orang yang menderita walaupun di tempat yang

gelap sekalipun.17

Oleh karena itu Dewi Kwan Im lebih memilih kembali ke dunia untuk

menjadi Bodhisatva dimana Dewi Kwan Im mempunyai ikrar atau tekad yang

kuat untuk menyelamatkan manusia dari segala penderitaan di dunia. Sehingga

seluruh makhluk akan terselamatkan dari penderitaan dan mencapai

kesempurnaan bersama-sama. Karena pada intinya semua manusia memiliki satu

tujuan hidup, yaitu adalah kebahagiaan yang sempurna.

Jadi tugas atau peranan Dewi Kwan Im di dunia adalah untuk mengajak

dan menjaga umat manusia untuk melepas penderitaan dan mencapai

17 Dari kesaksian atau pengalaman spiritual umat Buddha yang melihat penampakan Dewi Kwan

Im dengan Seribu Tangan dan Seribu Mata. Majalah Sinar Dharma, Edisi 06 : Ahada 2548

BE/2004. Hal 16

Page 44: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

44

kesempurnaan kepada siapa saja yang percaya, yakin, dan taat kepada ajarannya,

maka sang Dewi Kwan Im akan membatu melepaskan diri dari penderitaan dan

kesengsaraan.

C. Ajaran-ajaran Dewi Kwan Im

Adapun ajaran welas asih dari Avalokitesvara Kwan Im Po Sat yang harus

diingat dan dilaksanakan oleh para penganutnya dalam kehidupan sehari-hari. Di

bawah ini adalah ajaran-ajaran Dewi Kwan Im yang saya kutip dari buku A.

Mulyono, Tutunan Baik dan Kebenaran dari Avalokitesvara (Dewi Kwan Im),

Departemen Agama, Jakarta, 1987.

1. Jika orang lain bikin susah, anggaplah itu suatu tumpukan rejeki.

Contohnya bila seseorang sedang membutuhkan pertolongan dan

kemudian orang lain mempersulit jalannya untuk menyelesaikan masalah.

Anggaplah itu sebagai tumpukan rejeki.

2. Mulai hari ini belajarlah setiap hari untuk menyenangkan hati orang lain.

Belajarlah menyenangi atau membahagiakan orang lain setiap hari dengan

cara melayani apa yang mereka butuhkan, menolong, menghibur, dan lain-

lain.

3. Jika kau merasakan pahit dalam hidupmu dengan sesuatu tujuan, itulah

bahagia.

Mengikhlaskan segala sesuatu yang terjadi walaupun tujuan yang sudah

direncanakan itu tidak berhasil.

4. Lari-larilah yang cepat untuk mengejar hari esok.

Page 45: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

45

Persiapkanlah diri untuk datangnya hari esok, berusahalah di hari ini

semampunya untuk bekal di hari esok.

5. Setiap hari kau sudah harus merasa puas dengan apa yang kau miliki.

Merasa puaslah terhadap apa yang sudah dimiliki sekarang, dan

bersyukurlah kepada Yang Maha Kuasa atas semua pemberian-Nya.

6. Setiap kali ada orang yang memberimu satu, harus mengembalikannya 10

kali lipat.

Balaslah kebaikan seseorang terhadapmu dengan kebaikan yang lebih

besar dari pada orang lain berikan.

7. Nilailah kebaikan orang lain terhadapmu, tetapi hapuslah semua jasa yang

kau berikan kepada orang lain.

Apabila kamu berbuat baik maka janganlah kamu mengahapkan pamrih

atau imbalan dari orang tersebut ataupun mengingat-ingat kebaikan yang

telah kamu lakukan, akan tetapi berilah sesuatu atau balaslah perbuatan

baik yang orang lain perbuat untuk kita.

8. Dalam keadaan benar kau difitnah, dipersalahkan dan dihukum kau akan

mendapat pahala.

Bersabarlah kamu apabila berada di posisi benar, tetapi kamu malah di

salahkan, difitnah, dan bahkan sampai dihukum. Niscaya kamu akan

mendapatkan pahala dari-Nya.

9. Dalam keadaan salah kau dipuji dan kau dibenarkan itu merupakan

hukuman.

Page 46: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

46

Takutlah kamu apabila dipuji dan di benarkan oleh orang lain padahal

kamu berada pada posisi salah, karena itu adalah hukuman.

10. Orang yang benar kita bela, tetapi orang yang salah kita nasehati.

Belalah orang yang berbuat benar dan nasehatilah kepada orang telah

melakukan kesalahan.

11. Jika perbuatanmu benar kau difitnah dan kau dipersalahkan tetapi kau

menerimanya, maka akan datang rejekimu berlimpah-ruah.

Jika kamu melakukan perbuatan yang benar tetapi kamu difitnah dan di

persalahkan, kemudian kamu menerimanya dengan ikhlas, maka kamu

akan mendapatkan rejeki yang melimpah-ruah.

12. Tidak mau selalu melihat kesalahan orang lain, tetapi selalu menyoroti diri

sendiri itulah kebenaran.

Lebih baik kamu melihat atau mengkoreksi atau mengintrospeksi diri

sendiri dari pada kamu terus menerus mencari-cari kesalahan yang orang

lain perbuat.

13. Orang yang baik diajak bergaul, tetapi yang jahat dikasihi.

Bertemanlah dengan orang yang baik, akan tetapi janganlah kamu

memusuhi orang yang jahat, kasihi atau sayangi mereka yang jahat itu

lebih baik dari pada memusuhinya.

14. Kalau wajahmu murung, sedih, dan tegang janganlah dekat aku dan datang

di istanaku.

Page 47: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

47

Janganlah kamu meminta atau berdoa kepada Dewi Kwan Im apabila

dengan wajah murung, sedih dan tegang, karena itu tandanya kamu tidak

mensyukuri nikmat-Nya.

15. Kalau wajahmu senyum, hatimu senang, maka kau akan kuterima.

Datanglah dengan wajah yang senyum dan hatimu senang untuk berdoa

dan meminta kepada Dewi Kwan Im, karena itu tandanya kamu bersyukur

dengan apapun yang telah diberikan-Nya.

16. Dua orang asing mengakui kesalahan masing-masing, maka dua orang itu

akan bersahabat sepanjang masa.

Apabila ada orang yang bertikai atau bermusuhan dan kemudian mereka

berdua telah mengakui kesalahannya masing-masing maka mereka berdua

akan menjadi teman sejati sepanjang masa.

17. Saling salah-menyalahkan, maka mereka akan putus hubungan.

Dan apabila kedua belah pihak tetap saling menyalahkan, maka meraka

akan putus hubungan sepanjang masa.

18. Kalau kau rela menolong orang yang dalam keadaan susah, maka jangan

sampai diketahui kau sebagai penolongnya.

Tolonglah orang yang berada di dalam keadaan yang susah, janganlah

sampai orang itu tahu bahwa kamulah yang telah menolongnya.

19. Jangan mengucapkan kejelekan orang di belakangnya sedikitpun, sebab

kau akan dinilai jelek oleh si pendengarnya,

Page 48: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

48

Contohnya apabila kamu menceritakan kepada seseorang tentang

keburukan orang lain, maka orang yang mendengarkan kamu itu akan

menilai jelek kepadamu.

20. Kalau kau tahu orang itu berbuat salah, maka tegurlah langsung dengan

kata-kata yang lemah lembut hingga orang itu menjadi lebih insyaf.

Tegurlah orang yang telah berbuat salah dengan kata-kata yang lemah-

lembut agar orang itu segera insyaf, karena apabila kita lawan dengan cara

yang keras maka akan memperkeruh keadaan.

21. Sembah doamu akan kuterima, apabila kau bisa sabar dan menuruti

jalanku.

Jadilah orang yang sabar dan teguh dalam menjalankan setiap ajaran-

ajaran Dewi Kwan Im, karena Dewi Kwan Im akan mendengar dan

menerima segala doa hanya kepada orang yang sabar dan teguh dalam

menjalankan ajaran-ajaran-Nya.

D. Mantra Ta Pei Cou

Mantera Ta Pei Cou itu berisi dari 84 kalimat atau puja-pujaan dari bahasa

mandarin atau Cina, Sangsekerta, dan Pali. Isinya adalah pujaan-pujaan terhadap

Dewa maupun Bodhisatva yang lainnya. Mantera ini biasa dibaca oleh umat

Buddha Mayahana, karena umat Buddha Mahayana meyakini dan memuja Dewi

Kwan Im.

Karena pada perkembangan Agama Buddha itu ke daerah Timur atau

Tiong Kok atau Cina, maka Mantera Ta Pei Cou itu berbahasa Mandarim.

Page 49: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

49

Mantera Ta Pei Cou memiliki manfaat bagi yang membacanya, apabila

ada seseorang yang menderita sakit lalu bacalah mantra Ta Pei Cou maka orang

itu akan sembuh, Apabila Seseorang sedang berdagang lalu orang tersebut

membaca mantera Ta Pei Cou maka dagangan orang tersebut akan lancar seperti

yang diinginkan. Bahkan mantera ini bisa digunakan saat pemberkahan rumah.

Namun orang yang membaca mantera ini harus yakin, percaya dan

memuja atau menjalankan semua ajaran-ajaran Dewi Kwan Im. Contohnya orang

itu harus menjadi vegetarian atau hanya memakan sayur-sayuran, tidak memakan

daging.

Isi Manta Ta Pei Cou atau Mantra Welas Asih, sebagai berikut:

NA MO PEN SHE SE’ CIA MOU NI FO Terpujilah Guru Agung Sakyamuni Buddha NA MO TA PEI KWAN SHE YIN PHU SA Terpujilah yang Maha Welas Asih Avalokitesvara Bhodisatva NA MO CIE LAN SHEN CUNG PHU SA Terpujilah Sangharma Bodhisatva/Pengawal Dharma NA MO HE LA TA NA TO LA YE YE, Dengan penuh sujud aku berlindung kepada Tri Ratna, NA MO A LI YE PO LU CIE TI SUO PU LA YE, Dengan penuh sujud aku berlindung kepada yang Maha Sempurna, PHU TI SA TO PO YE MO HE SA TO PO YE Makhluk yang telah mencapai pencerahan Bodhi MO HE CIA LU NI CIA YE, Makhluk Agung Maha Welas Asih, AUM SA PO LA FA YI SU TA NA TA SIE, Aum Beliau yang mempunyai kekuatan kesempurnaan Dharma, NA MO SI CI LI TO YI MENG A LI YE Dengan sepenuh hati dan sujud aku berlindung kepadaMu PO LU CIE TI SE FO LA LING TO PO, Sumber segala kesucian, NA MO NA LA CIN CE Setulus hati aku bersujud pada Mu SI LI MO HE PU TUO SA MI, Cahaya kebaikan agung yang tiada batas, SA PHO AH THA TOU SU PHENG OH SE YIN Para Buddha sayup-sayup merasakannya

Page 50: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

50

SA PO SA TO NA MO PO SA TO Yang memiliki semua kemuliaan kebahagian kemakmuran tak terkalahkan NA MO PO CIA MO FA THE TOU Sumber berkah semua makhluk di seluruh penjuru alam TA CHE TA AUM AH PO LU CI LU CIA TI Aum beliau yang mendengarkan suara dunia mengatasi segala rintangan karma CIA LO TI, YI SI LI MOHO PHU THI SA TO Aku akan menjalankan ajaranMu sampai tercapainya pencerahan SA PO SA PO MO LA MO LA, Member yang baik untuk semuanya di dalam berkah dan kebijaksanaan Mu, MO SI MO SI LI THO YIN CHI LU CHI LU Inti ketenangan tak tehingga laksana Dharma melepaskan keterbatasan mengembangkan kemajuan pribadi dan menolong semua makhluk CHIE MENG, TU LU TU LU FA SE YE TI Berlatihlah atasi kelahiran dan kematian raih kemenangan Agung Gemilang MO HO FA SE YE TI, TO LA TO LA TI LI NI Bersatulah tenang jernih tajam berani pancarkan cahaya terang benderang SE FO LA YE, CE LA CE LA MO MO FA MO LA Gungcang-guncanglah bebaskan aku dari noda batin MU TI LI, YI SI YI SI SE NA SE NA Datang-datanglah dengar-dengarlah AH LA SEN FU LA SHE LI, Raja Dharma memutar arahan, FA SA FA SEN FO LA YA SE YE HU LU HU LU MO LA, Kabar gembira senyum suka cita terimalah Dharma menyatu dalam hati, HU LU HU LU SI LI SA LA SA LA Laksana Dharma tanpa timbul keraguan teguh tak tergoyahkan SI LI SI LI SU LU SU LU, Raih kemenangan tak terkalahkan bagaikan embun sejuk yang menyembuhkan, PU THI YE PU THI YE PU THO YE PU THO YE, Terang-teranglah batin sadar-sadarlah tercerahkan, MI TI LE YE NA LA CIN CE TI LI SE NI NA, Beliau yang Maha Welas Asih yang patut dipuja laksana pedang kebenaran yang kuat dan tajam, PHO YE MO NA SA PO HE, Kepada yang Sempurna Svaha SI THO YE SA PHO HE, Kepada yang Mulia Svaha MO HO SI THO YE SA PHO HE, Kepada yang Maha Gaib Svaha SI TO YU YI SE PO LA YE SA PHO HE, Beliau yang memiliki ketenangan gaib sempurna Svaha NA LA CIN CE SA PHO HE, MO LA NA LA Pelindung yang Maha Welas Asih Svaha, SA PHO HE, SI LA SEN A MU CU YE SA PHO HE, Beliau yang mampu mengatasi semua kesulitan Svaha yang berwajah singa

Page 51: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

51

Svaha, SA PO MO HO AH SI THO YE SA PHO HE, Beliau yang memiliki Keajaiban Agung Svaha CE CI LA AH SI TO YE SA PHO HE, Beliau yang memiliki kegaiban Cakra Svaha, PHO TO MO CI SI THO YE SA PHO HE, Yang memegang bunga teratai Svaha NA LA CIN CE PU CIA LA YE SA PHO HE, Pelindung yang Welas Asih dan patut dipuja Svaha, MO PO LI SEN CIE LA YE SA PHO HE, Resi agung yang menjalani hidup suci Svaha, NA MO HE LA TA TA NA TO LA YE YE, Dengan penuh sujud aku berlindung kepada Tri Ratna, NA MO AH LI YE PO LU CIE TI Dengan penuh sujud aku berlindung SUO PO LA YE SA PHO HE, Kepada yang Maha Sempurna Svaha, AUM SI THIEN TU MAN TO LA PHA TO YE Aum semoga mantra ini membuahkan kegaiban kesuksesan SA PHO HE Svaha18

E. Hari-hari Besar Dewi Kwan Im

Di dalam penghormatan terhadap Dewi Kwan Im, umat Buddha

melakukan beberapa upacara atau memperingati hari-hari besar Dewi Kwan Im

Po Sat. Ada tiga hari-hari besar Dewi Kwan Im Po sat, yaitu19:

a. Hari lahirnya Dewi Kwan Im Po Sat: Yi-gwee-kauw yang dilaksanakan pada

Imlek tanggal 19 bulan 2.

b. Hari Kwan Im Po Sat mendapat penerangan: Lak-gwee-cap-kauw yang

diperingati pada tanggal Imlek tanggal 19 bulan 6.

c. Hari dimana Dewi Kwan Im mencapai Nibana: Kau-gwee-cap-kauw yang di

rayakan pada tanggal Imlek tanggal 19 bulan 9.

18 Li Fo Chan Hui Wen Pa She Pa Fo, Kitab Kebhaktian Buddhist, Bandar Lampung, 2004. 19 Wawancara pribadi dengan Bhante Shanti

Page 52: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

52

Di Dalam persembahan untuk Dewi Kwan Im ini tidaklah sulit dan hanya

sederhana saja, tetapi bagi yang mempunyai harta yang berlebih boleh dia rayakan

dengan besar-besaran. Tidak boleh membawa persembahan yang berunsur

makhluk hidup (daging), karena Dewi Kwan Im itu dikenal sebagai vegetarian.

Persembahan yang harus ada dalam persembahan hari-hari besar Dewi

Kwan Im adalah pelita atau lilin, bunga, buah-buahan. Persembahan ini adalah

sebagai pelajaran buat kita. Karena Setiap manusia akan mengalami fase

kehidupan dari kelahiran sampai dengan kematian. Sama halnya dengan lilin,

bunga, dan buah. Lilin dari terang benderang lalu meredup kemudian mati, bunga

yang cantik saat mekar atau berbunga lama-kelamaan akan layu dan mati, begitu

pula buah-buahan sekarang terlihat segar tapi setelah beberapa hari akan

membusuk dan mati.

Itu semua pelajaran bagi setiap manusia agar tidak menyia-nyiakan masa

muda, masa sehat, dan masa jayanya untuk tetap berbuat baik.

Ada pun Persembahan dari tradisi Cina yang masih dilakukan, akan tetapi

ini tidak wajib hukumnya. Buah-buahan, kue-kue, dan sayur-sayuran. Jenis buah-

buahan dan kue-kuean yang harus ada di dalam persembahan Dewi Kwan Im Po

Sat adalah:

1. Kue Khu (kue kura-kura) yang melambangkan panjang umur dan sehat.

2. Kue Wajik yang berbentuk gunungan yang lancip di ujungnya, karena bentuk

gunungan lancip pada itu melambangkan seorang pemimpin yang baik dan

bijaksana dalam mengambil keputusan.

3. Kue Mangkok, melambangkan kesejahteraan dan harta yang melimpah ruah.

Page 53: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

53

4. Pisang, melambangkan semangat kerja yang luar biasa atau alat untuk

mencapai tujuan, karena bentuk pisang seperti perahu yang melambangkan

kita bisa mengarungi lautan dengan berlayar untuk mencapai tujuan.

5. Apel dalam bahasa Cina disebut Cinwo, yang berarti keselamatan.

6. Kue Naga melambangkan pengayoman, kue naga ini memiliki harapan kepada

umat manusia saling mengayomi dan saling sayang-menyayangi.

7. Bakpau, melambangkan bentuk kebahagian.

Di dalam tata cara penyembahan atau prayaan hari-hari besar Dewi Kwan

Im adalah membaca sutra Dewi Kwan Im (Shapdarmapundarika) setelah itu

mendengarkan ceramah dari pemuka agama. Shapdarmapundarika ini sudah

terdiri dari mantera Ta Pei Cou dan ajaran-ajaran Dhamma. Saat pemujaan di hari-

hari besar Dewi Kwan Im ini tidak ada perbedaan tata cara pemujaan antar pria,

wanita, maupun pemuka agama.20

20 Wawancara pribadi dengan Bhante Shanti.

Page 54: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

54

BAB IV

KEYAKINAN UMAT BUDDHA TERHADAP DEWI KWAN IM DAN

APLIKASI AJARAN-AJARANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-

HARI PENGANUTNYA

A. Pandangan Umat Buddha Terhadap Dewi Kwan Im

Seluruh umat Buddha meyakini Dewi Maha Welas Asih, yaitu Dewi

Kwan Im atau Avalokitesvara itu sebagai Bodhisatva. Mereka yakin bahwa Dewi

Kwan Im ini membantu setiap manusia yang mengalami penderitaan atau

dhukkha.

Dukkha itu akan berhenti pada diri seseorang yang mengerti dan melihat, bukan pada diri seseorang yang tidak mengerti dan tidak melihat. Apakah yang dimengerti dan dilihat? Perhatian yang benar dan perhatian yang tidak benar. Bila seseorang tidak memperhatikan dengan benar, maka muncullah dukkha baru dan bertambahlah dukkha yang telah ada. Bila seseorang memperhatikan dengan benar, dukkha yang akan timbul dapat dihindari dan dukkha yang telah ada dapat dilenyapkan.21

Dewi Kwan Im membantu semua manusia untuk melepas manusia terlepas

dari penderitaan, akan tetapi itu semua tergantung dari manusianya sendiri mau

merubah karmanya menjadi karma baik ataupun menghilangkan dukkha yang

telah ada dan menghindari dukkha yang akan datang.

Bantuan yang Dewi berikan bisa secara langsung ataupun pelajaran.

Seperti jangan melihat orang dari wajahnya dan harta yang banyak tidaklah

penting. Ajaran ini berguna agar manusia mengurangi penderitaan.

Ada beberapa alasan mengapa sosok Dewi Kwan Im sangat dicintai oleh 21 Team Penerjemah Kitab Suci Agama Buddha, Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya 1, Departemen

Agama RI, 1993. Hal 3.

Page 55: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

55

umat Buddha dan bahkan non Buddha pun ada yang mencintai sosoknya. Hal itu

dikarenakan dari cerita Dewi Kwan Im yang berkembang di Cina, sosok dewi

tersebut sangatlah sabar dalam segala cobaaan yang menghalangi niat baiknya

untuk mencapai kesempurnaan, namun setelah ia telah mencapai kesempurnaan

dan mendapat kesempatan untuk menjadi seorang Buddha, Dewi Kwan Im

menolaknya dan ingin tetap menjadi Bodhisatva.

Setelah melihat perjuangan dia untuk mencapai kesempurnaan untuk

menjadi Buddha dan ia tetap memilih untuk menjadi Bodhisatva, inilah kasih

sayang Dewi Kwan Im terhadap umat manusia sehingga para umat Buddha

mengidolakn sosok Dewi Kwan Im tersebut diantara Bodhisatva-bodhisatva yang

ada.

a. Aliran Besar dalam Agama Buddha

Dalam agama Buddha ada dua aliran besar, yakni Theravada atau

Hinayana kemudian aliran ini pecah membuat aliran Mahayana. Timbulnya aliran

ini dikarenakan Sang Guru Besar Sidharta Gautama telah meinggal, dan murid-

murid setianya membahas tentang ajaran-ajarannya.

Pada awalnya itu para Bhikkhu Theravada ini melakukan konsili (Sangiti)

diselenggarakan di Rajagraha di bawah pimpinan Bhikkhu Kassapa dan diikuti

oleh 500 orang, untuk menyusun Vinaya dan Sutta. Konsili kedua diadakan di

Vesali, 100 tahun setelah Maha Pari-Nirvana Buddha. Pada konsili kedua ini

banyak munculnya sekte-sekte sampai dengan konsili ke tiga. Konsili ke empat

diadakan pada tahun 78 Masehi, di bawah anjuran Raja Kanishka di Purusapura,

Page 56: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

56

Jelandhar Kashmir.22

Aliran Mahayana ini muncul dan diresmikan saat konsili ke empat, hal ini

menjadikan Buddhisme mendapat semangat baru dari kemunculan aliran ini.

Karena aliran ini lebih fleksibel dengan keadaan sosial dan kebudayaan, sehingga

orang yang non Buddhis pun tertarik dan pada akhirnya memeluk agama Buddha.

Aliran Hinayana (perahu kecil) adalah aliran yang memegang teguh ajaran

asli Guru Besar, sedangkan aliran Mahayana (perahu besar) ini memisahkan diri

dari Hinayana karena aliran Mahayana lebih lebih fleksibel tergantung

lingkungannya, akan tetapi tidak meninggalkan ajaran-ajaran utama dari Sang

Buddha.

Dua aliran besar dari agama Buddha ini memiliki perbedaan prisip yang

cukup signifikan, sehingga kedua aliran ini berbeda pandangan dalam

mempresepsikan dan mengaplikasikannya dalam kehidupannya. Sehingga

perspektif atau pandangan terhadap Dewi Kwan Im ini berbeda cukup jauh.

b. Dewi Kwan Im Menurut Umat Buddha Hinayana dan Mahayana

Ada perbedaan pandangan atau pemahaman terhadap Dewi Kwan Im

antara aliran Hinayana dan aliran Mahayana. Dalam aliran Hinayana, mereka

mempercayai adanya Dewi Kwan Im atau Avalokitesvara sebagai Dewi Welas

Asih pada posisi Bodhisatva. Akan tetapi aliran ini tidak melakukan pemujaan

atau penghormatan seperti apa yang dilakukan oleh aliran Mahayana.

Hal ini dikarenakan tujuan ataupun istilah perahu kecil dalam aliran

22 Chau Ming, Beberapa Aspek Tentang Buddha Mahayana, Jakarta, 1987, hal 3.

Page 57: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

57

Hinayana yang mempunyai cita-cita mencapai kesempurnaan menjadi seorang

Buddha sendiri dahulu, lalu setelah menjadi Buddha barulah menyelamatkan umat

manusia.

Berbeda dengan aliran Mahayana mereka meyakini adanya Dewi Kwan Im

dan melakukan pemujaan atau penghormatan terhadap Dewi Kwan Im. Ini selaras

dengan istilah perahu besar yang ada dalam Mahayana dan ikrar Dewi Kwan Im

yang besisi bahwa Dewi Kwan Im tidak akan menjadi Buddha sebelum semua

manusia menjadi Buddha, dan Dewi Kwan Im akan terus menolong semua

makhluk terlepas dari penderitaan untuk mencapai kesempurnaan. Hal ini

dikarenakan masih banyak manusia yang menderita di bumi ini, oleh karena itu

tugasnya untuk membatu manusia agar terlepas penderitaan.

Dalam Pendidikan calon Bhikku dan Bhikkuni dalam ajaran Mahayana di

tambah satu sila lagi, yaitu sila Bodhisatva. Yang dimana arti atau isi sila tersebut

sama dengan ikrar Dewi Kwan Im yang menyatakan bahwa dirinya tidak akan

menjadi Buddha sebelum semua manusia menjadi Buddha. Pada umumnya dalam

Mahayana sebelum makan selalu melakukan pelimpahan jasa kepada makhluk-

makhluk yang tidak tampak ataupun melakukan pelimpahan jasa setiap pagi, siang

dan sore hari.23

Maksudnya apabila dunia manusia ini bisa dianggap pantai, dan setiap

manusia mempunyai tujuan pantai sebrang (Nirvana). Dalam penyebrangan pantai

tersebut kita menggunakan perahu, aliran Mahayana (perahu besar) karena dalam

penyebrangan naik perahu tersebut aliran Mahayana menolong semua orang

23 Wawancara pribadi dengan Suriadi Sucitta Dhammika.

Page 58: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

58

terlebih dahulu, setelah semua orang telah tertolong, baru mereka bersama-sama

sampai sebeberang menjadi Buddha. Namun dalam aliran Hinayana (perahu kecil)

mereka mendahulukan diri mereka sendiri sampai tujuan (Nirvana) dan menjadi

Buddha, lalu setelah itu mereka baru menyelamatkan manusia.

Sosok Dewi Kwan Im ini mempunyai peran yang cukup kuat di kalangan

aliran Buddha Mahayana, para umatnya begitu mencintai sosok Dewi Kwan Im

dari segala sifat-sifat yang dimilikinya. Dan hampir umat Buddha Mahayana

menjalani ajaran-ajaran dan menjadikan sosok yang patut ditiru. Coantoh kecilnya

mereka meratakan 3 hari besar Dewi Kwan Im (kelahiran, parinibana, mencapai

kesempurnaan) dan juga menjadi seorang vegetarian.

B. Aplikasi Ajaran-ajaran Dewi Kwan Im dalam Kehidupan Sehari-hari

Ajaran-ajaran Dewi Kwan Im mengajari tentang kemanusiaan, kebaikan,

kasih sayang, kesabaran, dan lain-lain. Karena ajaran-ajaran Dewi Kwan Im lebih

menyempit pada hubungan manusia dengan manusia yang lainnya, umat Buddha

melakukan beberapa aplikasi atau diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Baik

itu dalam hubungan mereka dengan manusia, alam, dan para dewa.

a. Hubungan Manusia dengan Dewa-dewi

Dewa dan dewi itu berbeda alam dengan manusia, akan tetapi derajat

manusia masih berada di bawah dewa. Dewa adalah makhluk yang menerima

karma baik yang telah dilakukan di dalam kehidupan sebelumnya, sehingga para

dewa diberi hadiah oleh Thian (Tuhan) hidup yang enak. Di alam dewa umurnya

lebih panjang dari pada alam manusia, akan tetapi di alam dewa ini para dewa

Page 59: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

59

bisa sakit dan meninggal layaknya seorang manusia.

Walaupun di alam dewa ini hidup dengan enak, akan tetapi apabila dewa

hanya menikmatinya saja dan tidak menolong atau berbuat baik, maka hanya itu

saja yang mereka dapatkan dan pada kehidupan yang akan datang tidak akan bisa

seperti saat ini. Oleh karena itu walaupun jadi seorang dewa harus tetap

menjalankan perbuatan baik agar bisa mencapai kesempurnaan.

Untuk mencapai alam kesempurnaan ini para dewa harus tumimbal lahir

menjadi manusia dan membuat karma baik agar bisa mencapai tingkatan

Bodhisatva dan kemudian menjadi seorang Buddha.

Dalam aplikasi hubungan manusia dengan dewa menurut ajaran Dewi

Kwan Im, manusia haruslah hormat kepada dewa, akan tetapi tidak mendewakan

mereka. Sebagai manusia, umat Buddha boleh meminta tolong kepada dewa dan

mendoakan para dewa, dan tugas para dewa adalah membantu para Bodhisatva

(Dewi Kwan Im) dan menolong manusia yang membutuhkan pertolongan.24

Dalam kehidupannya Dewi Kwan Im mencontohkan bahwa ia

menghormati para dewa dan mengajari sutra-sutra, dan sebaliknya dewa-dewi pun

menyenangi sosok Dewi Kwan Im, mereka menyukai Dewi Kwan Im saat

membacakan doa untuk mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Dewi Kwan Im

tidak hanya manusia saja akan tetapi para dewa pun disayangi olehnya.

24 Wawancara pribadi dengan Doni Pabhasaro

Page 60: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

60

b. Hubungan Manusia dengan Manusia

Dalam Ajaran Dewi Kwan Im ini lebih condong pada hubungan manusia

dengan manusia, karena pada alam inilah seseorang bisa menjadi Buddha atau

malah mengalami kelahiran kembali menjadi lebih buruk dari pada manusia itu

sendiri. Dewi Kwan Im memandang manusia sebagai makhuk yang harus

ditolong agar terlepas dari penderitaan ataupun kelahiran kembali untuk

mencapai tingkatan Buddha bersama-sama, seperti ikrar Dewi Kwan Im

“sebelum semua manusia menjadi Buddha, maka ia tidak akan menjadi Buddha”.

Karena kecintaannya terhadap Derwi Kwan Im, ikrar tersebut ditambahkan

dalam sila aliran Mahayana, yaitu sila Bhodhitsva. Yang dimana dalam sila

tersebut menjalankan apa yang seperti Dewi Kwan Im ikrarkan, yaitu

meneyelamatkan semua manusia dari segala penderitaan dan mencapai tingkatan

Buddha bersama-sama..

Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari hubungan manusia dengan

manusia itu harus saling tolong-menolong, saling membantu, dan memberi

kebajikan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, sehingga

setiap manusia dapat terlepas dari penderitaan dan seseorang yang telah berbuat

baik akan mendapatkan karma yang baik pula.

Berbakti kepada orang tua, menyayangi sudara-saudara, menghormati

pada sesepuh, tidak hanya itu saja, bersikap baik dan ramah pada setiap orang

yang berada disekitar kita dan karena kita hidup bersama mereka saat di dunia.

Di dalam hidup Dewi Kwan Im, ia mencontohkan betapa ia berbaktinya

kepada orang tuanya, walaupun orang tuanya sendiri yang memerintahkan orang

Page 61: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

61

untuk membunuhnya. Namun saat ayahnya sedang sakit yang serius, ia

menolongnya dengan memberikan mata dan tangannya untuk menyembuhkan

ayahnya.

Walaupun orang tua telah berbuat jahat terhadap anaknya, namun sebagai

anak yang berbakti haruslah mengingatkan orang tua dan memaafkannya secara

tulus dan ikhlas. Karena tidak ada istilah mantan anak, mantan ibu, mantan ayah,

karena dalam darah anak itu berasal dari ayah dan ibunya.

Dalam kehidupan ini manusia tidak hidup sendiri atau individu, akan

tetapi manusia sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan pertolongan dari orang

lain, maka dalam kehidupan ini kita sesama manusia harus hidup berdampingan

dalam kasih sayang agar terjalin hubungan yang baik antar manusia.

Manusia satu dengan manusia lainnya tidak boleh saling merugikan,

seperti memfitnah, mencuri, membunuh, dan lain-lain dengan alasan apapun,

karena perbuatan buruk itu hanya menguntungkan sebelah pihak saja dan tidak

perbuatan buruk tidak akan pernah menjadi baik dengan alasan apapun. Karena

sikap yang merugikan orang lain dapat menghambat manusia untuk mencapai

kesempurnaan.

Menolong orang lain itu tidak perlu melihat latar belakang orang tersebut,

apakah orang itu satu agama, apakah orang itu pernah berbuat buruk, apakah

orang tersebut kaya atau miskin. Hal-hal itu tidak penting dan tidak perlu

dipikirkan saat ingin menolong orang lain, belajar ikhlas dan tanpa pamrih

apabila ingin menolong orang lain. Karena kebaikan yang kita lakukan pasti akan

ada imbalan dari yang maha kuasa.

Page 62: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

62

Pikiran adalah lebih dahulu, mulanya dan asal dari segala sesuatu dibuat.

Berdasarkan pikiran yang kotor berkata dan berbuat. Penderitaan mengikutinya

bagaikan roda pedati mengikuti jejak lembu yang menariknya25.

Pikiran adalah yang mengendalikan diri kita, jadi apabila pikiran kita

buruk maka ucapan dan perbuatan yang akan dilakukan akan buruk pula, akan

tetapi apabila pikiran itu baik maka ucapan dan perbuatan yang dilakukan akan

baik pula. Hal ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari antara manusia karena

manusia selalu berhubungan dengan manusia lainnya.

c. Hubungan Manusia dengan Mahkluk Gaib

Alam gaib ini isinya ada roh-roh leluhur yang telah meninggal dan para

roh halus atau makhluk yang menderita. Sebagai manusia yang memiliki leluhur

baik itu guru ataupun orang tua yang telah meninggal, oleh karena itu manusia

yang masih hidupharus berbuat baik kepada siapa saja baik kepada yang masih

hidup dan kepada makhluk-makhluk yang tidak tampak, dengan cara mendoakan

mereka atau memberikan pelimpahan jasa26.

Sebagai manusia harus menjadi pelita bagi orang lain ataupun makhluk

lain yang tidak nampak, dalam pelimpahan jasa atau membagi kebaikan kepada

para leluhur dan roh-roh halus itu kebaikan yang diberikan itu tidak akan habis

bahkan kebaikan yang dimiliki akan bertambah. Bisa istilahkan manusia itu

sebagai lilin dan kebaikan itu api di atasnya, Api yang telah ada bisa membagi api

25 Anggabalo, Bhikkhu, alih bahasa, Dhammapa Atthakatha, Yayasan Dhammadipa-arama, Cetakan kedua, Jakarta, 1993, hal 15. 26 Pelimpahan jasa adalah memberikan kebaikan kepada leluhur yang telah meninggal ataupun roh halus), wawancara pribadi dengan Suriadi Sucitta Dhammika.

Page 63: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

63

itu kelilin-lilin yang lain sehingga ruangan gelap yang hanya ada cahaya dari api

lilin pertama bisa menjadi terang benderang karena api itu dibagikan kepada lilin-

lilin yang lain. Meskipun api itu telah dibagikan akan tetapi api yang ada pertama

kali tidak akan habis sebelum lilin itu habis.27

Oleh kerana itu kebaikan atau doa dikirimkan kepada roh nenek moyang

atau leluhur dan roh-roh halus tidak akan pernah habis, dan bahkan bisa menjadi

lebih baik lagi untuk orang yang telah memberikannya. Karena dalam ajaran

Welas Asih Dewi Kwan Im itu harus berbuat baik kepada siapa saja baik itu

sesama manusia ataupun alam gaib.

Di dalam hidupnya Dewi Kwan Im mencontohkan sikap yang baik kepada

makhluk halus atau siluman, saat ayah dan ibunya ingin pergi menemuinya di

tengah perjalanan kedua orang tuanya ditahan dan kemudian Dewi Kwan Im

meminta tolong kepada para dewa untuk membantu kedua orang tuanya. Saat

Siluman tersebut akan dihukum, Dewi Kwan Im meminta Buddha untuk

mengampuninya, akhirnya kedua siluman ini menjadi tunggangan kedua kakak

dari Miao Shan.

d. Hubungan Manusia dengan Alam

Sebagai manusia mahkluk yang sempurna apabila dibandingkan dengan

tumbuhan dan hewan, seharusnya manusia bisa menjaga dan melestarikan alam

yang ditinggali olehnya, karena manusia hidup berdampingan dengan alam dan

sangat membutuhkan alam agar bisa bertahan hidup dan melamgsungkan hidup di

27 Wawancara pribadi dengan Suriadi Sucitta Dhammika.

Page 64: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

64

alam ini..

Manusia harus bisa menjaga ekosistem alam ini agar bisa tetap berjalan

seperti yang telah diciptkan beserta aturan-aturannya. Manusia bisa menjaga alam

ini dengan cara melepas hewan-hewan ke habitatnya, karena hewan satu dengan

hewan lain dan tumbuhan pasti saling membutuhkan, contohnya burung dengan

kerbau saling membutuhkan (burung memakan kutu-kutu yang ada dibadan

kerbau), kerbau dengan rumput (kerbau memakan rumput, lalu kerbau buang

kotoran. Kotoran tersebut sebenarnya manjadi pupuk bagi tanaman yang terkena

kotorannya) dan masih banyak contoh lainnya.

Apabila salah satu hewan tidak ditempatkan pada habitatnya, maka akan

terjadi ketidak seimbangan dan bisa-bisa terjadi bencana kecil, seperti tanah yang

tidak subur, tumbuhan yang tidak bisa tumbuh dengan baik, hewan kelaparan, dan

lain-lain.

Rasa sayang Dewi Kwan Im terhadap hewan ia tunjukan bahwa ia tidak

memakan daging dan hewan-hewan yang lain, yang dapat memutuskan rantai

kehidupan hewan itu. Contohnya tidak memakan telur ayam kampung, karena

telur ayam kampung dapat menciptakan kehidupan baru. Berbeda halnya dengan

telur ayam negeri, telur tersebut walaupun dierami berhari-hari tidak akan menetas

dan tidak dapat melahirkan ayam lagi seperti telur ayam kampung.

Umat-umat di Vihara Avalokitesvara di Pondok Cabe setiap melakukan

ibadah di hari minggu setelah setelah sembahyang mereka makan bersama, dan

dalam setiap makanan yang disajikan itu tidak terdapat unsur daging ataupun

hewan, bahkan dari penedap rasa mereka tidak menggunakan penyedap makanan

Page 65: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

65

dengan rasa daging. Mereka membuat makanan berbentuk daging, ikan, ayam,

dan lain-lain dari tepung terigu akan tetapi rasanya tetap seperti tepung terigu.

Hal ini salah satu bentuk cinta para umat Buddha terhadap Dewi Kwan Im

yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan banyak hal positif apabila tidak

memakan daging-dagingan.

Jika ingin menggunakan sumber daya alam ini, maka manusia harus

memperhitungkan dampak yang akan terjadi. Boleh saja menebang pohon yang

besar, akan tetapi tidak boleh terus-menerus dalam waktu yang sama, karena hal

ini dapat membuat bencana alam. Dalam kehidupan ini sudah banyak manusia

yang mengeksploitas alam dengan sesuka hatinya untuk kepentingan pribadi, oleh

karena itu ada beberapa bencana alam yang terjadi di muka bumi ini. Hal ini pasti

saling berkaitan, contohnya penebangan hutan yang secara terus-menerus akan

mengakibatkan erosi, panas yang berlebihan, dan banjir yang besar. Penggalian

tau penambangan minyak yang secara berlebihan berdampak seperti lumpur di

Siduardjo atau biasa disebut Lumpur Lapindo.

Alam akan mengeluarkan energi positif untuk manusia apabila manusia itu

sendiri bisa menjaga alam dan lingkungannya serta melestarikannya. Karena

manusia dan alam ini saling behubungan dan saling membutuhkan, oleh karena itu

perbuatan yang manusia lakukan baik ataupun buruk pasti akan ada efeknya untuk

manusia itu sendiri, dan efek dari perbuatan itu tergantung dari perbuatan yang

dilakukannya.

Page 66: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang penulis lakukan ada beberapa kesimpulan yang dapat

didapat:

1. Dewi Kwan Im adalah seorang Bodhisatva yang tetap memilih untuk menjadi

Bodhisatva sampai semua manusia terlepas dari karma buruk. Itulah ikrar

Dewi Kwan Im mengapa memilih menjadi Bodhisatva. Setelah semua

manusia terlepas dari karma buruk barulah ia seorang Buddha bersama-sama

dengan umat manusia. Namun ajaran ini lebih khusus pada agama Buddha

aliran Mahayana.

2. Nama Dewi Kwan Im ini berasal dari Cina, sedangkan nama Avalokitesvara

itu berasal dari bahasa Sangsekerta yang memiliki arti, “Avalokite” yang

artinya melihat dunia loka awam, dan “Svara” artinya suara. Jadi arti secara

keseluruhan Bodhisatva Avalokitesvara ini dapat melihat walaupun tempat itu

gelap dan dapat mendengar dari kejauhan segala penderitaan manusia yang

ada di bumi.

3. Karena hal tersebut umat Buddha, Khususnya aliran Mahayana mencintai dan

menghormati sosok Dewi Kwan Im. Karena sifat welas asih yang

dimilikinya, umat Buddha banyak sekali dan hampir keseluruhan dari umat

Buddha di Vihara Avalokitesvara yang mengikuti ajaran-ajarannya, seperti

menjadi vegetarian (tidak memakan daging ataupun ikan) dan ajaran-

Page 67: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

67

ajarannya yang ada 21 yang sudah penulis uraikan pada Bab III.

4. Dari segala yang diajarkan oleh Dewi Kwan Im para umat Buddha

mengaplikasikannya ke dalam kehidupannya sehari-hari, seperti berbuat baik

kepada setiap manusia dan harus menolong manusia yang membutuhkan

pertolongan. Mereka juga tidak menyiksa hewan dan bagi yang vegetarian

tidak memakan daging. Para umat juga mempercayai bahwa alam ini hidup

dan dapat merasakan apa yang telah diperbuat manusia, jadi apabila manusia

dapat menjaga alam maka alam akan mengeluarkan energi positif untuk

manusia itu sendiri, sebaliknya apabila manusia merusak alam, alam akan

marah dalam bentuk bencana alam.

B. Saran

Banyak pesan yang ada dalam tulisan skripsi ini, hal ini baik untuk semua

manusia khusunya umat Buddha. Contoh kelakuan baik saat Dewi Kwan Im

(Miao Shan) menjadi manusia dan ajaran-ajarann Dewi Kwan Im saat menjadi

Bodhisatva boleh tiru baik umat Buddha maupun non Buddha.

Ajaran-ajaran tersebut berkaitan erat dalam kehidupan manusia dan ajaran-

ajaran tersebut lebih terarah pada hubungan manusia dengan manusia, jadi para

penganut agama lain boleh mengikuti ajarannya untuk berbuat baik kepada orang

lain, karena pada dasarnya setiap agama mengajarkan umatnya untuk berbuat

baik.

Hubungan manusia dengan manusia yang lainnya, baik itu satu keyakinan

maupun tidak itu harus menjalin kerukunan, tidak saling meghina atau

Page 68: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

68

menjatuhkan dan tidak adanya diskriminasi. Karena pada dasarnya setiap orang

yang berbuat baik kepada orang lain, maka orang tersebut akan dapat kebaikan

juga.

Jadi apabila seseorang melakukan perbuatan buruk seperti mencuri atau

korupsi, membunuh, menipu, dan lain-lain. Walaupun dengan alasan apapun dan

itu baik untuk dirinya sendiri, akan tetapi pihak lain merasa dirugikan. Dan pasti

ada karma yang akan orang tersebut dapatkan.

Sebagai manusia (makhluk yang sempurna) oleh karena itu wajib menjaga

alam ini atau bumi. Karena manusia tinggal di atas bumi, apabila manusia hanya

bisa mengeksploitasnya saja dan tidak menjaganya, pasti alam akan tidak

seimbang sehingga ini akan menjadikan salah satu alasan mengapa terjadi

bencana alam yang sangat dasyat.

Hal ini tidak hanya diungkapkan dalam kajian agama saja, akan tetapi

dalam kajian sains ini juga dibahas karena alam sudah mulai tidak seimbang dan

diprediksi lagi, hal ini disebabkan oleh tangan-tangan manusia yang tak

bertanggung jawab.

Sebagai mahkluk ciptaan Tuhan yang sempurna dalam fisik apabila

bandingkan dengan hewan dan tumbuhan. Manusia juga diberikan akal dan

pikiran untuk bisa berfikir oleh Tuhan, itulah yang membedakan antara manusia

dengan hewan. Maka sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran harus

manfaatkan untuk hal-hal yang baik. Dan manusia juga harus besyukur dengan

atas apa yang telah Tuhan berikan, dan besyukurlah juga dengan cara

menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya.

Page 69: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

69

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mukti, H. M., Agama-agama di Dunia, IAIN Sunan kalijaga Press,

Yogyakarta, cet ke-1, 1988.

Anggabalo, Bhikkhu, alih bahasa, Dhammapa Atthakatha, Yayasan Dhammadipa-

arama, Cetakan kedua, Jakarta, 1993.

Antropologi Agama Bagian Ke-I, (Pendekatan Budaya Terhadap Aliran

Kepercayaan, Agama Hindu, Buddha, Kong HU Cu, di Indonesia), Citra

Aditya Bakti, Bandung, 1993.

Ceramah Dharma Y.A. Maha Biksu Thich Nhat Hanh, Melampaui ketidakadilan

dan Menuju tepian Tanpa Penderitaan.

Eliade, Mircea, Editor in Chief, The Encyclopedia of Religion, (Macmillan

Publishing Company: New York, 1974, Vol 1 dan 2

Gui, Zi, Di, Budi Pekerti Seorang Murid, Mukti Jaya, Jakarta, 2008, Cet Ke-VI

Li Fo Chan Hui Wen Pa She Pa Fo, Kitab Kebhaktian Buddhist, Bandar

Lampung, 2004.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kwan_Im. 02-02-2010

http://pilihan.wordpress.com/2008/06/19/kisah-dewi-kwan-im/. 02-02-2010

http://pilihan.wordpress.com/dewi-kuan-im/. 02-02-2010

Majalah Kwan Im Po Sat Avalokitesvara Bhodisatva.

Majalah Sinar Dharma, Edisi 06 : Ahada 2548 BE/2004.

Page 70: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

70

Ming Chau, Beberapa Aspek Tentang Buddha Mahayana, Jakarta, 1987

Mulyono, A., Tutunan Baik dan Kebenaran dari Avalokitesvara (Dewi Kwan Im),

Departemen Agama, Jakarta, 1987.

Moleong, Lexy, J., Metologi Pendekatan Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2007

Sasana, Riwayat Hidup Avalokitesvara Bodhisatva (Kwan Im Po Sat), Sasana,

Jakarta, 1997.

Sien, C.T, The Enlightenment of Bodhisattva Kuan-Yin (Avalokitesvara), C.T.

Sien 1993.

Sien, Shen, Siao, Riwayat Dewi Kwan im (Kuan Yin Te Tao), Bina Pustaka,

Jakarta.

Smith, Huston, Agama-agama Manusia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001

Singgih, D. S. Marga, Tridharma Suatu Pengantar, Yayasan Samarotungga,

Jakarta, 1987.

Suhardi, Adi, Drs., Status Wanita di Dalam Agama Buddha, Suatu Uraian

Singkat, Yayasan Dhammaduta Carika, Jakarta, 1986.

Team Penerjemah Kitab Suci Agama Buddha, Kumpulan Sutta Majjhima Nikaya

1, Departemen Agama RI, 1993.

Tim Penyusun, Buku Pelajaran Pendidikan Agama Buddha Berbasis Kompetensi

SLTAKelas 2, Paramita, 2005.

Page 71: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

71

Wahyono, Mulyadi, Pokok-pokok Dasar Agama Buddha Depratemen Agama RI

Proyek Peningkatan Pendidikan Agama Buddha, Jakarta, 2007.

Page 72: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

72

Rumusan Hasil Wawancara

Pewawancara : Fikri Fauz Al Hafidz

Responden : Suhu Bhadrasilo

Hari dan Tanggal : 15 April 2010

Tempat : Vihara Avalokitesvara, Pondok Cabe

Pertanyaan : Siapakah pendiri Vihara Avalokitesvara Pondok Cabe?

Jawaban : Pendiri Vihara Avalokitesvara adalah Bhiksuni Jinakumari dan

Bante Hasin Jinarakita.

Pertanyaan : Tanggal berapa Vihara ini didirikan?

Jawaban : Vihara ini pertama kali dibangun pada tanggal 27 Desember 1983

dan kemudian diresmikan oleh pemerintah pada tahun 1984.

Pertanyaan : Apa arti nama Avalokitesvara?

Jawaban : Arti nama Avalokitesvara adalah Bodhisatva yang memiliki arti

cinta kasih yang luas, karena Bodhisatwa ingin mengajak semua umat manusia

agar terlepas dari segala penderitaan dan merasakan bahagia, yang paling utama

adalah mencapai kesempurnaan bersama-sama.

Pertanyaan : Vihara Avalokitesvara satu yayasan atau tidak dengan Vihara

Kwan Im (Yayasan Ananda) yang berada persis di sebelah kanan Vihara

Avalokitesvara?

Jawaban : Pada mulanya Vihara Kwan Im ini satu yayasan dengan Vihara

Avalokitesvara, kemudian Yayasan Ananda ingin membuat sebuah panti asuhan,

dan kemudian beberapa barang yang ada di Vihara Avalokitesvara yang

berornamen Dewi Kwan Im dibawa dan dipindahkan ke dalam Yayasan Ananda.

Lambat laun Yayasan Ananda memisahkan diri dengan Vihara Avalokitesvara

dan menjadikan Yayasan tersebut sebuah Vihara juga.

Pertanyaan : Di dalam Vihara Avalokitesvara terdapat ruang apa saja?

Jawaban : 1. Ruang Meditasi

Ruangan ini juga di gunakan sebagai tempat sekolah minggu atau

kebaktian muda-mudi (jemaat yang masih muda)

2. Ruang Bakti Sala atau Altar yang paling besar

Page 73: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

73

Digunakan sebagai tempat sembahyang atau segala kegiatan

rohani di Vihara Avalokitesvara. Tempat utama ini di gunakan

pula sebagai tempat merayakan hari-hari besar dalam agama

Buddha.

3. Ruang Kuti (4 kamar)

Selain untuk kamar para Bhikkhu/Bhikhuni, ruangan Kuti ini juga

berfungsi sebagai kamar tamu Bhikkhu atau Bhikkhuni yang

berkunjung atau memberi ceramah di Vihara Avalokitesvara.

4. Ruang Perpustakaan

Di ruangan ini terdapat buku-buku tentang pendidikan agama

Buddha mulai dari untuk anak-anak yang mudah dimengerti

hingga yang dewasa atau orang tua.

5. Ruang Altar Leluhur

Ruangan ini digunakan saat ritual atau penghormatan kepada

leluhur atau Ulambana (pelimpahan jasa).

6. Ruangan atau aula untuk remaja dan anak-anak

Ruang atau aula ini digunakan untuk berdiskusi dan belajar

tentang agama Buddha.

Pertanyaan : Apa Fungsi dupa di dalam agama Buddha?

Jawaban : Fungsi dupa untuk membangkitkan kesadaran, karena dupa

mengeluarkan wewangian yang dapat membuat kita menjadi tetap sadar dan

membuka aura positif kita.

Dan bahan-bahan dari dupa itu sendiri adalah bubuk cendana dan kayu gaharu.

Pertanyaan : Apa makna dari persembahan-persembahan untuk Dewa dan

Sang Buddha?

Jawaban : Makna buah, lilin (pelita hidup), bunga yang berada di altar

adalah untuk mengingatkan kita bahwa bahwa kita sebagai

makhluk hidup akan mengalami siklus atau roda kehidupan, tidak

selamanya kita kuat, muda dan tampan. Ada masa pasti kita akan

mengalami masa tua, dimana kita tidak bisa lagi melakukan

perbuatan di saat kita muda dan kuat, lalu kita pasti akan

Page 74: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

74

meninggal, contohnya lilin atau pelita yang menyala terang

benderang itu lama kelamaan akan mati, bunga yang mekar indah

akan menjadi layu seiring berjalannya waktu, begitupun dengan

buah-buahan lambat laun akan menjadi busuk, air putih adalah

kesucian.

Pertanyaan : Apakah harus ada patung yang berbentuk dewa, Sang Buddha,

dan Dewi Kwan Im di dalam Vihara Avalokitesvara dan apakah harus ada pula

persembahan untuk mereka?

Jawaban : Patung-patung yang berada di dalam Vihara itu bukan berhala,

fungsi dari patung-patung itu adalah untuk mengingatkan kita kembali bahwa kita

(umat Buddha) itu memiiki guru besar yang patut ditiru. Dalam ajaran Buddha itu

sendiri tidak dianjurkan untuk memasang patung ataupun sesajian di atas altar, ini

hanya sebagai rasa hormat kita kepada guru-guru yang telah meningggal dan

mengajarkan kita banyak ilmu di dunia untuk mencapai kesempurnaan.

Pertanyaan : Apa saja kegiatan Sosial yang dilakukan oleh umat Buddha di

Vihara Avalokitesvara?

Jawaban : 1. Kujungan ke panti sosial dan panti jompo bersama para

jemaatnya, baik muda-mudi maupun orang tua.

2. Berdoa bersama kepada jemaat ataupun umat Buddha yang

lain apabila sakit ataupun meninggal

3. Pembagian paket sembako sebanyak 500 paket yang dapat

ditukarkan dengan kupon yang telah dibagikan. Paket ini dibagikan

kepada jemaat dan warga sekitar atau tetangga Rt. 01 dan Rt. 07

yang agamanya Buddha maupun non Buddha.

(Suhu Bhadrasilo)

Page 75: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

75

Rumusan Hasil Wawancara

Pewawancara : Fikri Fauz Al Hafidz

Responden : Bhante Shanti

Hari dan Tanggal : 24 April 2010

Tempat : Vihara Avalokitesvara, Pondok Cabe

Pertanyaan : Apa tugas dan fungsi Dewi Kwan Im?

Jawaban : Dewi Kwan Im adalah seorang Bodhisatva yang dimana

mempunyai ikrar bahwa ingin menyelamatkan manusia dari segala penderitaan di

dunia dan mencapai kesempurnaan.

Jadi tugas dia adalah untuk mengajak dan menjaga umat manusia untuk melepas

penderitaan dan mencapai kesempurnaan kepada siapa saja yang percaya, yakin,

dan taat kepada ajarannya, maka sang Dewi Kwan Im akan membatu melepaskan

diri dari penderitaan dan kesengsaraan.

Pertanyaan : Mantera ta Pei Cou itu mantra apa?

Jawaban : Mantera Ta Pei Cou itu berisi doa-doa dan pujian, Mantera ini

biasa di baca oleh umat Buddha Mayahana, karena umat Buddha Mahayana

meyakini dan memuja Dewi Kwan Im.

Karena pada perkembangan Agama Buddha itu ke daerah Timur atau Tiong Kok

atau Cina, maka Mantera Ta Pei Cou itu berbahasa Mandarim.

Mantera Ta Pei Cou berfungsi atau mempunyai manfaat bagi yang

membacanya. Jadi apabila kita dalam kesakitan ingin minta kesembuhan, maka

bacalah mantera ini. Apabila kita berdagang, apabila membaca itu untuk berharap

kelancaran dalam berdagang. Bahkan mantera ini bisa digunakan saat perbekahan

rumah.

Pertanyaan : Apa saja hari-hari besar Dewi Kwan Im?

Jawaban : 1. Bulan 2 tanggal 19 Imlek, itu hari kelahiran Dewi Kwan Im.

Dalam setiap vihara biasanya tanggal perayaannya berbeda-beda ada yang tanggal

17 atau 18, tapi tanggal ia lahirnya adalah 19.

Page 76: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

76

2. Bulan 6 tanggal 19 Imlek, hari dimana Dewi Kwan Im

mencapai kesempurnaan, akan tetapi ia tidak mau, karena ia

berikrar ingin menyelamatkan orang banyak menjadi Bodhisatva.

3. Bulan 9 tannggal 19 Imlek, hari dimana Dewi Kwan Im

Paribana atau meninggal.

Pertanyaan : Adakah persembahan khusus untuk merayakan hari-hari besar

Dewi Kwan Im?

Jawaban : Dalam merayakan hari-hari besar Dewi Kwan Im tidak ada

keharusan untuk di besar-besarkan, akan tetapi yang harus ada ialah pelita atau

lilin, bunga teratai, buah-buahan.

Persembahan itu pun hanya untuk kita berfikir bahwa kita tidak akan hidup

panjang, hidup ini adalah proses agar kita bisa terlepas dari derita atau karma

buruk untuk mencapai kesempurnaan.

Namun dalam tradisi Tiong Kok atau Cina, biasanya mereka mengggunakan kue-

kue yang berbentuk kura-kura atau mangkok dan lain-lain. Itu hanya lambang

untuk harapan kita, contoh kue kura-kura itu melambangkan umur yang panjang,

dan kue-kue yang lainnya.

Pertanyaan : Bagaimana hubungan manusia dengan dewa-dewi, manusia

dengna manusia, dan manusia dengan alam menurut ajaran Dewi Kwan Im?

Jawaban : 1. Manusia dengan dewa-dewi

Dewa-dewi dan manusia memiliki tempat yang berbeda, mereka

lebih tinggi bila dibandingkan kita, dan mereka juga bisa

mengubah segala sesuatu sesuai dengan keinginan mereka.

Jadi kita sebagai manusia harus menghormatinya, karena mereka

lebih tinggi, dan manusia harus meminta tolong pada dewa-dewa

karena mereka akan menolong.

2. Manusia dengan manusia

Sesama manusia harus saling mencintai, saling sayang

menyayangi, saling menghormati, saling menghargai, dan lain-lain.

Karena setiap manusia di bumi ini itu sama dimata Tuhan, jadi

apabila dikehidupan yang sekarang kita berhasil dan sukses, maka

Page 77: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

77

janganlah sombong, karena dikehidupan mendatang itu belum

tentu kita akan hidup berhasil dan sukses, karena karma itu ada dan

harus kita lepaskan semua penderitaan untuk mencapai

kesempurnaan.

3. Manusia dengan Alam

Dalam Buddha, alam dengan manusia itu saling membutuhkan,

karena manusia memiliki fisik yang sempurna bila dibandingkan

dengan makhuk tuhan yang lainnya.

Karena manusia makhluk yang sempurna maka manusia harus

menjaga alam ini dengan baik, dan pasti alam ini akan menjadi

sahabat kita, surga di dunia buat kita sebagai manusia, dan alam

pun akan mengeluarkan hal-hal yang positif untuk manusia.

Pertanyaan : Bagaimana pandangan dua aliran besar dalam agama Buddha,

yaitu Hinayana atau Teravada dan Mahayana terhadap Dewi Kwan

Im?

Jawaban : 1. Hinayana atau Teravada

Mereka percaya Dewi Kwan im itu Bodhisatva, akan tetapi mereka tidak memuja

Dewi Kwan Im.

Dalam aliran ini mazhab-mazhab lain tidak boleh mengisi ceramah di dalam

vihara Hinayana atau teravada, hanya boleh berkunjung saja ke Vihara.

Dalam saat belajar mereka pun tidak mempelajari Mahayana maupun Tantrayana

2. Mahayana

Dalam aliran Mahayana percaya pada Dwi Kwan Im dan memuja Dewi Kwan Im.

Aliran-aliran lain diperbolehkan ceramah di vihara milik Mahayana. Dan saat

belajar pun mereka mempelajari Hinayana atau Teravada dan Tantrayana

(Bhante Shanti)

Page 78: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

78

Rumusan Hasil Wawancara

Pewawancara : Fikri Fauz Al Hafidz

Responden : Sumita

Hari dan Tanggal : 02 Mei 2010

Tempat : Vihara Avalokitesvara, Pondok Cabe

Pertanyaan : Siapa Kwan Im dalam pandangan keagamaan bapak/ibu?

Jawaban : Dewi Kwan Im adalah seorang Bodhisatva, Bhodisatva adalah

seorang yang telah mencapai kesempurnaan, namun ia memilih

nutuk tetap berada di bumi untuk menolong umat manusia secara

langsung.

Pertanyaan : Tugas Dewi Kwan Im?

Jawaban : Menolong makhluk hidup yang menderita, agar setiap manusia

lepas dari penderitaan dan mencapai kebahagiaan.

Pertanyaan : Praktek pemujaannya seperti apa?

Jawaban : Melakukan Puja Bakti atau sembahyang dengan melafalkan nama

Dewi Kwan Im, dan membaca mantera Ta Pei Cou.

Pertanyaan : Ada perbedaan atau tidak dalam praktek pemujaan bagi para

penganut laki-laki atau perempuan, tokoh agama, muda atau mudi?

Jawaban : Tidak ada, semua praktik pemujaan terhadap Dewi Kwan Im ini

tidak ada perbedaan antara laki-laki, perempuan, tokoh agama,

ataupun kaum awam.

Pertanyaan : Manfaat pemujaan terhadap Dewi Kwan Im?

Jawaban : Manfaat dari pemujaan terhadap Dewi Kwan Im, yang pasti

mendapat karma baik, selain itu dari doa-doa atau harapan-harapan

yang kita ucapkan dengan tulus

Pertanyaan : Bagaimana hubungan manusia dengan dewa, manusia dan alam

menurut ajaran Dewi Kwan Im?

Jawaban : 1. Dewa

Manusia berada di bawah alam dewa, oleh karena itu umat manusia

memuja para dewa untuk menghotmatinya dan meminta

Page 79: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

79

pertolongan kepada dewa terhadap apa yang kita keluh kesahkan

ataupun yang kita butuhkan, agar terlepas dari penderitaan.

2. Manusia

Selaras atau sama-sama memuja dewa dan dewi, tidak ada

perbedaan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya,

selalu berbuat baik dan saling tolong menolong antar manusia.

Karena setiap manusia dalam Buddha mempunyai satu tujuan,

yaitu mencapai nibana atau nirvana.

3. Alam

Manusia harus menjaga dan merawat alam, karena akan ada timbal

balik dengan apa yang kita perbuat dengan alam. Misalnya apabila

kita berbuat baik dengan alam, maka alam akan mengeluarkan

energi positif untuk kita.

Pertanyaan : Bagaimana Pandangan Dewi Kwan Im terhadap dewa, manusia

dan alam menurut anda?

Jawaban : 1. Dewa

Saling membantu atau mengisi, maksudnya setiap dewa ataupun

dewi memiliki tugas yang berbeda-beda, oleh karena itu para dewa

dan dewi saling Bantu-membantu dalam menyelamatkan umat

manusia.

2. Manusia

Manusia adalah makhluk yang perlu di tolong untuk terlepas dari

segla derita untuk mencapai kebahagiaan.

3. Alam

Perlu dijaga kelestariannya agar tetap bias membantu manusia

untuk mengurangi derita dan mencapai kebahagiaan. Karena

apabila alam ini sudah tidak lestari, maka alam akan marah dan

membuat segala macam bencana.

( Sumita )

Page 80: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

80

Rumusan Hasil Wawancara

Pewawancara : Fikri Fauz Al Hafidz

Responden : Doni Pabhassaro

Hari dan Tanggal : 09 Mei 2010

Tempat : Vihara Avalokitesvara, Pondok Cabe

Pertanyaan : Jelaskan presepsi Dewi Kwan Im menurut anda dalam pandangan

ajaran Buddhist?

Jawab : Dewi Kwan Im itu bisa berubah wujud menjadi orang-orang di

sekitar kita. Orang tua adalah Dewi Kwan Im di dalam kehidupan

di dunia manusia.

Dewi Kwan Im Pho Sat (Avalokitesvara Bodhisatva) adalah dewi

welas asih, yang memberikan welas asihnya untuk semua makhluk.

Beliau berikrar tidak akan mencapai nibbana sebelum semua

makhluk mencapainya lebih dahulu.

Pertanyaan : Bagaimana Peran Dewi Kwan Im di dunia?

Jawab : Memberikan pencerahan melaui ajaran-ajrannya dan

membimbing umat manusia mencapai nibbana.

Pertanyaan : Bagaimana praktek pemujaannya atau penghormatan anda

terhadap Dewi Kwan Im?

Jawab : Selain itu, lebih baik dengan mengimplementasikan ajaran-

ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.

Saya secara pribadi tidak setuju dengan istilah “pemujaan”,

melainkan “penghormatan” karena ajaran-ajarannya yang mulia.

Praktek penghormatan tidak begitu mengetahui dalam tata caranya.

Namun kami umat Buddha biasanya melakukan sembahyang

khusus untuk Dewi Kwan Im dengan istilah “Kwan Im Se Jit”,

disebut “Liom Keng” dan mengingat kembali ajaran-ajarannya dan

disertakan membaca “Ta Pei Cou”.

Page 81: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

81

Pertanyaan : Menurut anda adakah perbedaan dalam ritual pemujaan atau

penghormatan kepada Dewi Kwan Im, antara jemaat bapak/ibu,

tokoh agama, dan remaja?

Jawab : Sepengetahuan saya, tak ada perbedaan mencolok, namun dalam

praktek penghormatan tersebut ada perbedaan dalam membaca

sutra-sutra, baik dalam irama dan doa.

Pertanyaan : Apa manfaat yang anda dapatkan dalam pemujaan atau

penghormatan terhadap Dewi Kwan Im?

Jawab : Akan memberikan ketenangan pikiran dan batin, semua hal

berasal dari pikiran (mindset). Jika di dalam pikiran buruk, maka

yang keluar dari diri kita pun buruk, dan begitu sebaliknya.

Pengingat (reminders) akan ajaran-ajaran welas asih.

Pertanyaan : Dalam ajaran Dewi Kwan Im, bagaimana hubungan manusia

dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan dewa?

Manusia dan dewa adalah alam kehidupan yang berbeda, dewa

adalah makhluk yang hasil karma baiknya berbuah menjadi

makhluk yang lebih mulia, namun dewa tidak kekal. Ada yang

mempercayai dwwa juga memberikan welas asih, contohnya dewa

kesejahteraan (Dewa Bumi atau Hok Tek Tjeng Sin). Kalau kita

selalu mengenang Dewa Bumi niscaya karama baik akan tumbuh

dan sejahtera. Namun semuanya berdasar Ehipassito (datang, lihat

dan rasakan).

Manusia dan alam, ajaran Dewi Kwan Immengajarkan untuk

menanam kebajikan kepada semua mahkluk termasuk hewan

(mempunyai jiwa), tumbuhan dan ekosistemnya.

Pertanyaan : Bagaimana Dewi Kwan Im memandang dewa, manusia dan alam

menurut anda?

Jawab : Dewi Kwan Im akan terus membimbing dan menuntun semua

makhluk, termasuk dewa, manusia dan alam. Jadi menurut saya

Dewi Kwan Im memang benar-benar Dewi Welas Asih.

( Doni Pabhassaro )

Page 82: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

82

Rumusan Hasil Wawancara

Pewawancara : Fikri Fauz Al Hafidz

Responden : Suriadi Sucitta Dhammika

Hari dan Tanggal : 09 Mei 2010

Tempat : Vihara Avalokitesvara, Pondok Cabe

Pertanyaan : Jelaskan presepsi Dewi Kwan Im menurut anda dalam pandangan

ajaran Buddhist?

Jawab : Dewi Kwan Im adalah seorang Bodhisatva, dan ia mempunyai

nama sangsekerta, yaitu Avalokitesvara.

Dewi Kwan Im mempunyai cita-cita menolong semua manusia dan

mahkluk hidup.

Pertanyaan : Peran atau tugas Dewi Kwan Im?

Jawab : Dewi Kwan Im mempunyai ikrar akan menolong semua makhluk

hidup.

Ikrarnya sebagai berikut:

Apabila ada yang menyebut nama saya dan dengan hati yang

sungguh-sungguh saya akan menolong dia keluar dari penderitaan.

Sebelum seluruh manusia terlepas dari penderitaan, maka saya

tidak akan menjadi Buddha.

Adapun bentuk-bentuk yang digambarkan oleh Dewi Kwan Im,

antara lain adalah seribu tangan (ini di analogikan bahwa ia adalah

seorang yang welas asih sehingga bisa menolong siapa saja dengan

tangan-tangannya), wajah seram (digambarkan bahwa ia sedang

mengajar di neraka), memegang botol, dan yang sering tampak

adalah di mahkotanya ada bentuk seorang Buddha.

Pertanyaan : Bagaimana praktek pemujaannya atau penghormatan anda

terhadap Dewi Kwan Im?

Jawab : Dewi Kwan Im mempunyai sutra tersendiri yang disebut “Ta Pei

Cou” atau Maha Karuna Darari.

Page 83: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

83

Mantera khususnya adalah “Om Mani Pad Me Hom”. Mantera ini

bisa dibaca setiap saat, mantera ini biasanya dibaca 108 kali.

Kemudian kita memperingati hari kelahirannya, parinibbana dan

mencapai kesempurnaan.

Selebihnya praktek kebhaktian biasa.

Pertanyaan : Menurut anda adakah perbedaan dalam ritual pemujaan atau

penghormatan kepada Dewi Kwan Im, antara jemaat bapak/ibu,

tokoh agama, dan remaja?

Jawab : Tidak ada perbedaan dalam praktek pemujaan atau penghormatan

terhadap Dewi Kwan Im antara umat dewasa, renaja dan tokoh

agama.

Pertanyaan : Apa manfaat yang anda dapatkan dalam pemujaan atau

penghormatan terhadap Dewi Kwan Im?

Jawab : Kita jadi lebih sadar lagi, bahwa masih banyak yang menderita di

dunia ini.

Kita sebagai manudia harus menjadi pelita bagi orang lain (lilin),

melepas hewan ke habitatnya, membacakan doa kepada makhluk

yang tidak terlihat, pelimpahan jasa (memberikan kebaikan kepada

para leluhur yang telah meninggal ataupun roh halus).

Maksud dari manusia harus bagaikan pelita ini adalah bagaikan api

yang menyala di atas lilin, kita bisa bagikan api ke orang lain

sebagai penerangan, akan tetapi api yang kita miliki tidak akan

habis, itu bagaikan kebaikan yang kita berikan kepada orang lain

atau nenk moyang atau roh halus, akan tetapi kebaikan yang kita

miliki tidak akan habis.

Pertanyaan : Dalam ajaran Dewi Kwan Im bagaimana hubungan manusia

dengan manudia, manusia dengan alam, manusia dengan dewa?:

Jawab : Manusia dengan manusia: Harus saling tolong-menolong

Manusia dengan alam: Wajib menjaga kelestarian alam, karena

manusia dan alam ini saling berhubungan.

Page 84: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

84

Manusia dengan dewa/dewi: Manusia wajib menghormati dewa,

akan tetapi bukan mendewakan.

Pertanyaan : Bagaimana Dewi Kwan Im memandang dewa, manusia dan alam

menurut anda?

Jawab : Dewi Kwan Im memberikan ajarannya kepada manudia dan

dewa, manudia harus menjaga alamnya. Karena dewa berbeda

alam dengan manus-ia, maka dewa pun harus menjaga alamnya.

Page 85: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

85

Rumusan Hasil Wawancara

Pewawancara : Fikri Fauz Al Hafidz

Responden : Renny Tjeris

Hari dan Tanggal : 9 Mei 2010

Tempat : Vihara Avalokitesvara, Pondok Cabe

Pertanyaan : Jelaskan presepsi Dewi Kwan Im menurut anda dalam pandangan

ajaran Buddhist?

Jawab : Dewi Kwan Im adalah seorang Dewi yg Welas Asih,yang

menolong semua umat manusia dari segala Penderitaan.

Pertanyaan : Bagaimana Peran Dewi Kwan Im di dunia?

Jawab : Sebagi dewi, ia penolong umat manusia, maka dari itu Dewi

Kwan Im selalu dihormati oleh umat manusia.

Pertanyaan : Bagaimana praktek pemujaannya atau penghormatan anda

terhadap Dewi Kwan Im?

Jawab : Membacakan mantera-mantera Nya dan disembahyang untuk

menghormatrinya.

Pertanyaan : Menurut anda adakah perbedaan dalam ritual pemujaan atau

penghormatan kepada Dewi Kwan Im, antara jemaat bapak/ibu,

tokoh agama, dan remaja?

Jawab : Tidak ada.

Pertanyaan : Apa manfaat yang anda dapatkan dalam pemujaan atau

penghormatan terhadap Dewi Kwan Im?

Jawab : Dapat merasakan Dewi Kwan Im selalu bersama kita.

Pertanyaan : Dalam ajaran Dewi Kwan Im, bagaimana hubungan manusia

dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan dewa?

Jawab :.

Pertanyaan : Bagaimana Dewi Kwan Im memandang dewa, manusia dan alam

menurut anda?

Jawab :

( Renny Tjeris )

Page 86: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

86

Rumusan Hasil Wawancara

Pewawancara : Fikri Fauz Al Hafidz

Responden : Metta Meilisa

Hari dan Tanggal : 9 Mei 2010

Tempat : Vihara Avalokitesvara, Pondok Cabe

Pertanyaan : Jelaskan presepsi Dewi Kwan Im menurut anda dalam pandangan

ajaran Buddhist?

Jawab : Dewi Kwan Im itu tadinya dewa-dewi di khayangan, cuma karena

Dia saat itu sangat perihatin dengan khidupan masyarakt di bumi

makanya dia memohon sama Raja Langit buat turun ke bumi dan

hidup sebagai manusia biasa yang ikut merasakan penderitaan

demi menolong umat manusia setelah Dia meninggal Dia kembali

lagi ke khayangan melanjutkan tugasnya.

Pertanyaan : Bagaimana Peran Dewi Kwan Im di dunia?

Jawab : Peranannya Dia sama seperti dewa-dewi yang lain yang ikut

membantu dan menolong manusia di dunia, hanya saja Dewi Kwan

Im memang bertugas berhubungan langsung dengan manusia. Oleh

karena itu Dewi Kwan Im lebih sering datang menolong manusia.

Karena setiap dewa mengemban atau memiliki tugasnya masing-

masing yang berbeda-beda baik itu jabatan dan posisinya.

Pertanyaan : Bagaimana praktek pemujaannya atau penghormatan anda

terhadap Dewi Kwan Im?

Jawab : Sama saja seperti dewa-dewi yang lain, memang Dewi Kwan Im

memiliki Hari perayaan khusus karena perjuangannya yang sangat

besar kepada umat manusia di dunia.

Pertanyaan : Menurut anda adakah perbedaan dalam ritual pemujaan atau

penghormatan kepada Dewi Kwan Im, antara jemaat bapak/ibu,

tokoh agama, dan remaja?

Jawab : Tidak ada.

Page 87: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

87

Pertanyaan : Apa manfaat yang anda dapatkan dalam pemujaan atau

penghormatan terhadap Dewi Kwan Im?

Jawab : Ada, setiap pemujaan kepada dewa-dewi manapun ada

manfaatnya, kita akan lebih dilindungi, diberi rejeki, ditolong dan

prasaan kita akan jauh lebih tenang.

Pertanyaan : Dalam ajaran Dewi Kwan Im, bagaimana hubungan manusia

dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan dewa?

Jawab : Manusia dengan manusia harus saling menjaga, tidak saling

merugikan dan mencelakai.

Manusia dengan alam akan lebih berpikir dalam menggunakan

sumber daya alam dan harus mengelolanya dengan baik, sehingga

tercapailah keseimbangan.

Manusia dengan dewa-dewi terjadi kontak batin yang mendalam

dan relevan.

Pertanyaan : Bagaimana Dewi Kwan Im memandang dewa, manusia dan alam

menurut anda?

Jawab : Manusia dalam pandangan Dewi Kwan Im selalu dikasihani,

karena sering berada dalam jalan yang salah. Walaupun ada yang

di jalan yang benar, akan tetapi manusia sulit untuk mencapai

pencerahan. Oleh karena itu Dewi Kwan Im sangat simpati dan

empati untk menolong manusia.

Alam dalam pandangan Dewi Kwan Im itu adalah sebrusaha

munkin menolong keadaan alam yg rusak, tapi itu semua

tergantung dari manusianya itu sendiri. Jadi segala akibat yang

terjadi pada bumi harus ditanggung oleh manusia karena itu adalah

karma dari perbuatannya yang merusak alam.

Dewa-dewi dalam pandangan Dewi Kwan Im, brsahabat baik,

karena mereka hidupnya di khayangan. Akan tetapi tetap saja ada

praturan dan tugas yang harus Dewi Kwan Im taati.

( Metta Meilisa )

Page 88: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

88

Rumusan Hasil Wawancara

Pewawancara : Fikri Fauz Al Hafidz

Responden : Suriadi Sucitta Dhammika

Hari dan Tanggal :

Tempat : Vihara Avalokitesvara, Pondok Cabe

Pertanyaan : Kitab suci agama Buddha seperti apa?

Jawab : Kitab suci agama Buddha yaitu Tripitaka “Tiga Keranjang”, kitab

itu terdiri dari tiga bagian, Suta Pitaka (isinya tentang khotbah

Sang Buddha), Abidama pitaka, Winaya Pitaka (besrisi tentang

peraturan-peraturan). Namun bagian-bagian ini masih terbagi-bagi

dari beberap bagaian lagi yang jumlahnya bisa lebih dari seratus

kitab atau buku.

Pertanyaan : Sembahyang apa yang dilakukan olrh bante saat pagi, siang, dan

malam hari?

Jawab : Dalam aliran Mahayana sebelum makan biasanya bante

melakukan sembahyang pelimpahan jasa kepad mahkluk-mahkluk

yang tidak tampak. Dan sembahyang pelimpahan jasa ini dilakukan

pada saat pagi, siang dan sore hari.

Pertanyaan : Apa itu Po-Sat?

Jawab : Po-Sat itu bahasa mandarinya Bodhisatva

Pertanyaan : Apa perbedaan Spesifik antara aliran Hinayana dan Mahayana

Jawab : Dalam mahayana silanya ditambah satu dan sila itu diutamakan,

yaitu sila Bodhisatva, sila ini sama seperti ikrarnya Dewi Kwan Im

yang mau menolong semua manusia.

Namun dalam Hinayana umatnya menjadi Buddha terlebih dahulu

baru melonong orang.

Pertanyaan : Apa itu Nirvana? Apakah sama denganistilah Surga dengan

agama lain?

Page 89: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

89

Jawab : Nirvana itu hanya istilah saja, akan tetapi bisa dikatakan seperti

itu agar mudah dipahamai. Nirvana adalah kesempurnaan dimana

tidak ada lagi kelahiran dan kematian, posisi ini diduduki oleh pada

Buddha.

Page 90: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

90

Rumusan Hasil Wawancara

Pewawancara : Fikri Fauz Al Hafidz

Responden : Mugie Wijaya

Hari dan Tanggal : Ketua PMV Avalokitesvara dan Pembina PMV Periode

2007-2008

Tempat : Vihara Avalokitesvara, Pondok Cabe

Pertanyaan : Jelaskan presepsi Dewi Kwan Im menurut anda dalam pandangan

ajaran Buddhist?

Jawab : Dewi kwan Im adalah manusia biasa yang kemudian

melaksanakan ajaran Buddha dengan baik yang membawa dampak

kesucian pada dirinya. sosoknya yang welas asih menjadi inspirasi

rakyat China waktu itu. Nama dan ajarannya dihormati sampai

sekarang dan berkembang dunia, terutama di Asia seperti Negara

IndoChina, Jepang, Korea, Tibet, Singapura juga Indonesia.

Pertanyaan : Bagaimana Peran Dewi Kwan Im di dunia?

Jawab : Peranan nya menjadi ispirator mengenai kesucian spiritual yang

didasari atas dasar cinta kasih tanpa batas. Yang sangat dibutuhkan

oleh umat dunia, agar tetap tentram dan damai sepanjang masa.

Pertanyaan : Bagaimana praktek pemujaannya atau penghormatan anda

terhadap Dewi Kwan Im?

Jawab : Pemujaanya sampai sekarang lestari dengan adanya tempat2

seperti arca, pagoda, vihara, atau altar yang yang melambangkan

ciri khas Dewi Kwan im. Dan setiap tanggal kelahiran dan

pencapaian Pencerahanya selalu dikenang dengan membacakan

doa-doa tertentu.

Pertanyaan : Menurut anda adakah perbedaan dalam ritual pemujaan atau

penghormatan kepada Dewi Kwan Im, antara jemaat bapak/ibu,

tokoh agama, dan remaja?

Page 91: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

91

Jawab : Pada dasarnya sama, hanya pada negara-negara tertentu doa

diterjemahkan dalam bahasa masing-masing agar memahami

makna dari doa lebih mendalam.

Pertanyaan : Apa manfaat yang anda dapatkan dalam pemujaan atau

penghormatan terhadap Dewi Kwan Im?

Jawab : Manfaat dalam setiap pemujaan sebenarnya untuk menumbuhkan

keyakinan, keyakinan menumbuhkan pikiran yang jernih dan baik

sehingga menuai tindakan2 baik yang pada akhirnya menjadikan

kita manusia yang baik dan bijak. Demikian juga pemujaan

terhadap dewi kwan im, berfungsi untuk mengingat hal2 positif

yang nantinya bisa kita tiru dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan : Dalam ajaran Dewi Kwan Im, bagaimana hubungan manusia

dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan dewa?

Jawab :. Sesama manusia dianggap memiliki derajat dan potensi yang

sama untuk mencapai keberhasilan spiritual atau kesucian. Hendaknya

sesama manusia menyayangi manusia yang lain seperti menyayangi

anaknya sendiri yang tunggal.

Dengan alam hidup selaras, menghormati tanpa merusaknya. Menyayangi

alam juga menyayangi manusia.

Dewa dewi juga sesama hidup di alam semesta, meski berbeda alam tetapi

bisa saling menghargai dan menghormatinya.

Pertanyaan : Bagaimana Dewi Kwan Im memandang dewa, manusia dan alam

menurut anda?

Jawab : Karena dianggap sama maka Dewi kwan im pun semasa hidupnya

tidak pernah menganggap dirinya berbeda dengan manusia yang

lain.

Alam semesta adalah penopang hidup manusia, yang semestinya di

jaga dan dihormati pula.

Dewa dewi adalah tetangga lain alam, Karena dewa ataupun dewi

sebenarnya adalah sebutan mahluk surga yang dahulunya juga

Page 92: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

92

mungkin saja adalah manusia yang terlahir disurga. Kita pun bisa

terlahir dialam dewa kalau banyak menanam kebajikan.

( Mugie Wijaya )

Page 93: JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/780/1/FIKRI FAUZ...1 keyakinan umat buddha terhadap dewi kwan im dan aplikasi ajaran-ajarannya

93

Rumusan Hasil Wawancara

Pewawancara : Fikri Fauz Al Hafidz

Responden :

Hari dan Tanggal :

Tempat : Vihara Avalokitesvara, Pondok Cabe

Pertanyaan : Jelaskan presepsi Dewi Kwan Im menurut anda dalam pandangan

ajaran Buddhist?

Jawab :

Pertanyaan : Bagaimana Peran Dewi Kwan Im di dunia?

Jawab :

Pertanyaan : Bagaimana praktek pemujaannya atau penghormatan anda

terhadap Dewi Kwan Im?

Jawab :

Pertanyaan : Menurut anda adakah perbedaan dalam ritual pemujaan atau

penghormatan kepada Dewi Kwan Im, antara jemaat bapak/ibu,

tokoh agama, dan remaja?

Jawab :

Pertanyaan : Apa manfaat yang anda dapatkan dalam pemujaan atau

penghormatan terhadap Dewi Kwan Im?

Jawab :

Pertanyaan : Dalam ajaran Dewi Kwan Im, bagaimana hubungan manusia

dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan dewa?

Jawab :.

Pertanyaan : Bagaimana Dewi Kwan Im memandang dewa, manusia dan alam

menurut anda?

Jawab :