perencanaan wisata alam di pantai bukit batu … · tarian tradisional, cerita rakyat jangkar pulau...

79
PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU KABUPATEN BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG HANY KRISTIANI SUBAKTI DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Upload: trinhduong

Post on 11-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU KABUPATEN BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN

BANGKA BELITUNG

HANY KRISTIANI SUBAKTI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU KABUPATEN BELITUNG TIMUR

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

HANY KRISTIANI SUBAKTI

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 3: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

RINGKASAN HANY KRISTIANI SUBAKTI. Perencanaan Wisata Alam di Pantai Bukit Batu, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dibimbing oleh E.K.S. HARINI MUNTASIB dan EVA RACHMAWATI. Pantai Bukit Batu merupakan rangkaian pantai yang berada di Belitung Timur. Pantai Bukit Batu memiliki pasir pantai berwarna coklat keemasan, ombak yang tenang dan susunan batuan di sepanjang pantai. Pantai Bukit Batu berbeda dengan pantai lain di wilayah Belitung Timur karena adanya bukit di dalam kawasan Pantai Bukit Batu. Pengelola belum memiliki rencana untuk mengembangkan pantai Bukit Batu. Sehingga diperlukan penelitian mengenai perencanaan wisata alam. Penelitian dilakukan pada Juli-Agustus 2012. Alat dan bahan yang digunakan kuisioner, tabel penilaian, panduan wawancara, pengelola, masyarakat dan pengunjung. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, wawancara dan pengamatan lapang. Analisis data menggunakan kriteria penilaian Objek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) berdasarkan Dirjen PHKA (2003) yang telah dimodifikasi dan analisis deskriptif. Penilaian daya tarik dan aksesibilitas menggunakan kriteria penilaian ODTWA (Dirjen PHKA 2003) menunjukan empat objek dengan klasifikasi penilaian tinggi, yaitu Pantai Malang Lepau, Bukit Malang Lepau, Batu Bertumpuk dan Teluk Malang Lepau. Masyarakat sekitar Pantai Bukit Batu memiliki potensi sosial budaya antara lain keragaman suku, keragaman agama, tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis dan kerajinan tangan khas Desa Burong Mandi. Pengunjung yang datang ke Pantai Bukit Batu didominasi oleh remaja (65%) dengan jenis kelamin laki-laki (62%). Pengelola merencanakan untuk melakukan aspal jalan dan pembangunan kolam renang di Pantai Bukit Batu.

Konsep perencanaan di Pantai Bukit Batu adalah perencanaan wisata dengan prinsip konservasi, agar sumberdaya alam tetap berkembang sesuai dengan fungsi ekologisnya sehingga tidak merubah fungsi pokok kawasan. Perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu berbasis ekologi terdiri dari rencana ruang, aksesibilitas, rencana sirkulasi, rencana aktivitas, rencana fasilitas dan perencanaan sumberdaya manusia.

Rencana ruang dibagi menjadi tiga ruang wisata yang disesuaikan dengan prioritas objek dan kondisi lapang. Pertama adalah ruang wisata utama merupakan pusat aktivitas pengunjung dengan intensitas penggunaan ruang yang tinggi. Ruang wisata utama tidak membutuhkan terlalu banyak modifikasi sumberdaya untuk mendukung aktivitas wisata yang direncanakan. Kedua, ruang wisata penunjang merupakan ruang dimana wisata yang dilakukan merupakan aktivitas wisata untuk menanggulangi terjadinya penumpukan pengunjung pada ruang wisata utama, Adapun pada ruang wisata penunjang terdapat aktivitas yang bersifat lebih rekreatif akan tetapi tidak meninggalkan nilai edukasi di dalamnya, yaitu tracking dan macaca watching. Ruang wisata pendukung lebih diarahkan pada aspek fasilitas pendukung wisata di Pantai Bukit Batu.

Konsep aksesibilitas yang direncanakan adalah penambahan papan penunjuk arah dan rambu-rambu lalu lintas sepanjang jalan menuju Pantai Bukit

Page 4: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

Batu. Sirkulasi wisata di Pantai Bukit Batu ditujukan khusus untuk tujuan wisata pantai berbasis ekologi, sehingga jalur sirkulasi yang direncanakan dibagi menjadi jalur pejalan kaki dan jalur sepeda/delman dan tidak diperuntukan bagi kendaraan bermotor. Rencana aktivitas dan fasilitas disesuaikan dengan potensi sumberdaya alam dengan mempertimbangkan keadaaan lingkungan sekitar, sehingga meminimalkan kerusakan lingkungan di Pantai Bukit Batu. Perencanaan sumberdaya manusia didasarkan pada peran serta masyarakat untuk terlibat aktif dalam kegiatan wisata alam di Pantai Bukit Batu.

Kata kunci : Belitung, Pantai Bukit Batu, perencanaan, wisata alam

Page 5: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

SUMMARY

HANY KRISTIANI SUBAKTI. Tourism Planning of Bukit Batu Beach, Belitung Timur District, Bangka Belitung Province. Under supervision of E.K.S. HARINI MUNTASIB and EVA RACHMAWATI.

Bukit Batu Beach is one of beaches in East Belitong. Bukit Batu Beach has golden brown sandy beach, calm waves and rock formation along the shore. The existences of hill around Bukit Batu Beach differentiate this beach from other beaches on the East Belitong region. The manager of Bukit Batu Beach had not had any plan to develop the coast towards natural tourism yet. Therefore, a study on the planning of natural tourism was required to support natural tourism in Bukit Batu Beach. The research was conducted at Bukit Batu Beach in July -August 2012. Instruments, used in the research were questionnaires, scoring table and interview guides. Respondents were managers, local people (93 respondents), and visitors (60 respondents). Data were gathered through literature review, interviews and field observations. Data were analyzed using a modification of Natural Tourism Objects and Attractions Assesment of develop by PHKA on 2003, known as ODTWA and descriptive analysis. Attractions and accessibility assessment using the ODTWA showed four objects with high value classification, namely Malang Lepau Beach, Malang Lepau Hill, Batu Bertumpuk, Malang Lepau Inlet. There were sociocultural potential of the communities around Bukit Batu Beach which include ethnic diversity, religious diversity, traditional dances, folklore of Anchors Belitung Island, Sea ceremonial salvation, Kwan Im temple, Bugis traditional houses and typical crafts of Burong Mandi village. Visitors of Bukit Batu Beach was dominated by teenagers (65%) and male (62%). The manager planed to build asphalt roads and a swimming pool in Bukit Batu Beach. The concept of planning in Bukit Batu Beaches was a tourism planning with the principle of conservation in order to maintain the growth natural resources in accordance with the ecological functions and to keep the function of the site. Planning of nature tourism in Bukit Batu Beach was based on the ecology. The ecological based planning of nature tourism in Bukit Batu Beach consis of spaced, accessibility, circulation, activities, facilities and human resource planning. Spatial planning consisted of divided the area into three spaces that were tailored to the priority object and field conditions. The first area was the main tourist space, which served as the center of visitors activities with high spatial use intensity. Main tourism space did not require too much modification resources to support the planned tourism activities. The second area supporting tourism space which was design to overcome visitor accumulation was in the main tourism space. In this area there were would be more recreational activities that still kept the educational value in it, namely tracking and Macaca watching. The additional supporting tourism space which was as the space support facilities in Bukit Batu Beach. The planned concept of accessibility was the addition of signposts and traffic signs along the way to Bukit Batu Beach. Circulation type in Bukit Batu Beaches were specified to a ecological – based beach destination, that the planned

Page 6: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

circulation path was divided into pedestrian and bike/wagon path and was not intended for motor vehicles. Planned activities and facilities were adapted to the natural resources, taking into account the consist of the environment, thereby minimizing damage to the environment in Bukit Batu Beach. Human resource planning was based on the participation of the community in outdoor activities Bukit Batu Beach. Keywords: Belitong, Bukit Batu Beach, planning, tourism

Page 7: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perencanaan

Wisata Alam di Pantai Bukit Batu, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung” adalah benar-benar hasil kerja saya sendiri dengan

bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah digunakan sebagai karya ilmiah

pada perguruan tinggi lain atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Bogor, Maret 2013

Hany Kristiani Subakti NIM 34080056

Page 8: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

Judul Skripsi : Perencanaan Wisata Alam di Pantai Bukit Batu, Kabupaten Belitung

Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Nama : Hany Kristiani Subakti

NIM : E34080056

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib,MS Eva Rachmawati,S.Hut,MSi NIP:19550410 198203 2 002 NIP: 19770321 200501 2 003

Mengetahui:

Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Prof.Dr.Ir. Sambas Basuni,MS NIP:19580915 198403 1 003

Tanggal Lulus:

Page 9: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Indramayu pada tanggal 1 Juli 1991.

Penulis adalah anak satu-satunya dari pasangan Bapak Tan

Tat Kiong dan Ibu Nyoh Wat Liuh. Penulis memulai

pendidikan pada tahun 1994 di Taman Kanak-Kanak BPK

Penabur dan lulus pada tahun 1996. Penulis melanjutkan

Sekolah Dasar di BPK Penabur dan lulus pada tahun 2002.

Tahun 2002 penulis melanjutkan ke SMPK BPK Penabur dan lulus pada tahun

2005, setelah itu melanjutkan ke SMAN 1 Sindang pada tahun 2005 dan lulus

pada tahun 2008. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor

(IPB) pada tahun 2008 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Penulis melanjutkan pendidikan S1 mayor Konservasi Sumberdaya Hutan dan

Ekowisata. Fakultas Kehutanan.

Penulis aktif sebagai anggota partisipan kelompok pemerhati kupu-kupu

(KPK). Penulis juga pernah melaksanakan kegiatan Praktek Pengenalan

Ekosistem Hutan (PPEH) di Gunung Papandayan dan Leuweung Sancang. Penulis

juga pernah mengikuti Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan

Gunung Walat. Penulis juga pernah mengikuti Praktek Kerja Lapang Profesi

(PKLP) di Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi. Dalam usaha memenuhi

syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan IPB,

penulis menyusun skripsi yang berjudul “Perencanaan Wisata Alam di Pantai

Bukit Batu, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung”

yang dibimbing oleh Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Eva Rachmawati

S.Hut, M.Si.

Page 10: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan berkat-Nya,

sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Penulis menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Tan Tat Kiong (Ayah), Nyoh Wat Liuh (Ibu), Bapak Tan Tat Liam beserta

keluarga dan Ibu Tan Swat Ban.

2. Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasib, MS dan Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si selaku

dosen pembimbing, serta kepada Resti Meilani S.Hut, M.Si selaku ketua sidang

dan Dr. Ir. Sucahyo Sadiyo, MS selaku dosen penguji.

3. Bapak Ir. Basuki Tjahaja Purnama MM, Bapak Handoko dan Ibu Ermi sebagai

pihak pengelola Pantai Bukit Batu, Bapak Koko Haryanto, S.IP sebagai Kepala

Desa Burong Mandi.

5. Dina Oktavia, S.Hut beserta keluarga dan Ibu Riyana beserta keluarga.

6. Rianiko Aditya Permana, terima kasih atas motivasi, semangat dan nasehatnya.

7. Sahabat-sahabatku Edelweiss 45.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu demi kelancaran penulisan skripsi ini.

Bogor, Maret 2013

Penulis

Page 11: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan YME, atas segala anugerah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perencanaan Wisata Alam di Pantai Bukit

Batu, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung” sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Departemen Konservasi Sumberdaya

Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Pantai Bukit Batu merupakan salah satu pantai di Kabupaten Belitung Timur.

Pantai Bukit Batu memerlukan adanya perencanaan, Perencanaan ini untuk

memberikan pemahaman kepada pengunjung bahwa di Pantai Bukit Batu mempunyai

daya tarik yang dapat direncanakan sebagai objek wisata. Oleh karena itu diperlukan

penelitian mengenai perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu, diharapkan

perencanaan wisata alam ini mendapat perhatian dari pengelola dan pemerintah daerah

setempat. Semoga karya ini dapat mendatangkan manfaat untuk berbagai pihak yang

bersangkutan, bagi penulis dan pembaca.

Bogor, Maret 2013

Penulis

Page 12: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang .......................................................................... 1

1.2 Tujuan ...................................................................................... 2

1.3 Manfaat .................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata ....................................................................................... 3

2.2 Obyek dan daya tarik wisata .................................................... 4

2.3 Pengelola .................................................................................. 5

2.4 Masyarakat ............................................................................... 5

2.5 Pengunjung ............................................................................... 6

2.6 Perencanaan wisata .................................................................. 6

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan waktu penelitian..................................................... 9

3.2 Alat dan bahan.......................................................................... 9

3.3 Metode ..................................................................................... 9

3.4 Teknik pengambilan data ......................................................... 10 3.4.1 Studi pustaka ................................................................... 10 3.4.2 Wawancara dengan panduan wawancara ........................ 11 3.4.3 Wawancara dengan kuisioner ......................................... 12 3.4.4 Pengamatan lapang.......................................................... 12

3.5 Analisis data ............................................................................. 14

3.6 Perencanaan wisata alam.......................................................... 15

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Pantai Bukit Batu ........................................................ 16

4.2 Status kepemilikan ................................................................... 17

4.3 Kondisi fisik ............................................................................. 17

4.4 Kondisi biologi ......................................................................... 17

4.5 Kondisi sosial ekonomi ............................................................ 17

Page 13: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

iii

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Obyek daya tarik wisata alam di Pantai Bukit Batu ................ 19 5.1.1 Daya tarik ........................................................................ 19 5.1.2 Aksesibilitas .................................................................... 27 5.1.3 Penilaian Objek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) di

Pantai Bukit Batu ............................................................ 28

5.2 Fasilitas yang sudah ada di Pantai Bukit Batu ........................ 29

5.3 Masyarakat .............................................................................. 33 5.3.1 Potensi sosial budaya masyarakat sekitar Pantai Bukit Batu ................................................................................. 33

5.3.2 Keinginan masyarakat untuk berperan serta dalam wisata alam di Pantai Bukit Batu .................................... 38

5.4 Pengunjung .............................................................................. 39 5.4.1 Karakteristik pengunjung ................................................ 40 5.4.2 Tujuan dan kegiatan pengunjung di Pantai Bukit Batu ... 40 5.4.3 Keinginan pengunjung .................................................... 41 5.4.4 Fasilitas yang diperlukan pengunjung ............................. 42 5.4.5 Harapan pengunjung ....................................................... 43

5.5 Rencana pengelola .................................................................. 43

5.6 Perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu ....................... 44 5.6.1 Konsep dasar perencanaan .............................................. 44 5.6.2 Pengembangan konsep .................................................... 45 5.6.2.1 Konsep ruang ...................................................... 45 5.6.2.2 Aksesibilitas ....................................................... 48 5.6.2.3 Konsep sirkulasi .................................................. 48 5.6.2.4 Konsep aktivitas .................................................. 49 5.6.2.5 Konsep fasilitas ................................................... 52 5.6.2 Sumberdaya manusia ...................................................... 57

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .............................................................................. 59

6.2 Saran ....................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 60

Page 14: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

iv

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1 Data dan informasi yang dikumpulkan .......................................... 9

2 Kriteria penilaian objek daya tarik ................................................. 13

3 Kriteria penilaian aksesibilitas ....................................................... 14

4 Tingkat pendidikan masyarakat Desa Burong Mandi .................... 18

5 Mata pencaharian masyarakat Desa Burong Mandi....................... 18

6 Potensi utama daya tarik wisata ..................................................... 20

7 Nilai sumberdaya alam di Pantai Bukit Batu ................................. 26

8 Penilaian variasi kegiatan wisata ................................................... 27

9 Penilaian daya tarik di Pantai Bukit Batu ...................................... 27

10 Penilaian aksesibilitas .................................................................... 28

11 Penilaian ODTWA di Pantai Bukit Batu ....................................... 29

12 Karakteristik pengunjung ............................................................... 40

13 Fasilitas yang diperlukan pengunjung dalam kegiatan wisata alam ................................................................................................ 43

Page 15: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

v

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1 Lokasi Pantai Bukit Batu………………………………………... 16

2 Peta objek daya tarik di Pantai Bukit Batu……………………… 19

3 Potensi daya tarik di Baru Bertumpuk: (a) Susunan batuan yang berukuran besar, (b) Jenis Api-api (Avicennia sp.) yang banyak dijumpai di Batu Bertumpuk ........................................................ 21

4 Kondisi jalan menuju Batu Bertumpuk: (a) Jalan aspal sepanjang ± 800 meter dari pintu masuk Pantai Bukit Batu, (b) Jalan tanah sepanjang ± 100 meter menuju Batu Bertumpuk…... 21

5 Potensi daya tarik di Pantai Malang Lepau: (a) Keindahan matahari terbit, (b) Keindahan pasir pantai berwarna coklat keemasan, (c) Keindahan batuan di tepi pantai, (d) Pohon jambu hutan (Syzygium bisulea) di sekitar Pantai Malang Lepau………………………………………… ............................ 22

6 Potensi daya tarik di Teluk Malang Lepau: (a) Dua buah batu dengan diameter ± 5 meter yang ada di Teluk Malang Lepau, (b) Kondisi air dan bebatuan di sekitar Teluk Malang Lepau. ..... 23

7 Potensi daya tarik di Teluk Malang Lepau; (a) Aktivitas bajing kelapa (Callosciurus notatus) di sekitar Teluk Malang Lepau, (b) Keindahan pandan laut (Pandanus odoratissimus) di Teluk Malang Lepau…….. ..................................................................... 23

8 Kondisi jalan menuju Teluk Malang Lepau: (a) Kondisi jalan tanah sepanjang ±100 meter, (b) Tangga yang disediakan oleh pengelola sepanjang ± 50 meter ................................................... 23

9 Potensi daya tarik di Bukit Malang Lepau: (a) Kumpulan batuan yang memiliki diameter 3-5 meter, (b) Aktivitas Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) ..................................................... 24

10 Potensi daya tarik di Bukit Malang Lepau: (a) Tumbuhan pandan berduri yang memiliki tinggi ± 3 meter, (b) Tepi Bukit Malang Lepau yang menghadap kerah laut……… ...................... 25

11 Kondisi jalan menuju Bukit Malang Lepau: (a) Kondisi jalan yang melewati bagian dalam Bukit Malang Lepau, (b) Jalan alternatif masyarakat yang melalui tepi Bukit Malang Lepau yang menghadap ke arah laut. ...................................................... 25

12 Fasilitas yang sudah ada di Pantai Bukit Batu .............................. 29

13 Kondisi papan penunjuk arah di Pantai Bukit Batu: (a) Papan penunjuk arah dengan kondisi warna yang sudah memudar, (b) Papan penunjuk arah yang berukuran kecil .................................. 30

Page 16: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

vi

14 Kondisi pos tiket di Pantai Bukit Batu: (a) Pos penjualan tiket di Pantai Bukit Batu, (b) Contoh tiket masuk ke Pantai Bukit Batu. .............................................................................................. 30

15 Jalan utama di Pantai Bukit Batu. ................................................. 31

16 Kondisi salah satu lampu yang sudah rusak di Pantai Bukit Batu.. ............................................................................................. 31

17 Bagian depan restoran di Pantai Bukit Batu. ................................ 32

18 Kondisi kamar mandi dan sumur di Pantai Bukit Batu: (a) Kondisi kamar mandi yang tidak terawatt, (b) Kondisi air sumur yang masih dapat digunakan untuk membilas .............................. 32

19 Villa di dalam kawasan Pantai Bukit Batu ................................... 33

20 Tarian tradisional khas Desa Burong Mandi: (a) Penari Tikar Lais (b) Salah satu gerakan dari Tarian Tikar Lais …. ................ 34

21 Jangkar Pulau Belitung yang ada di tengah laut Pantai Bukit Batu. .............................................................................................. 35

22 Upacara adat Selamatan Laut: (a) Ketua adat sedang menata koelimping serabi (b) Ritual upacara adat selamatan laut ........... 36

23 Rumah panggung Suku Bugis di Desa Burong Mandi ................. 36

24 Vihara Dewi Kwan Im yang terletak di Desa Burong Mandi: (a) Tarian dari Sanggar Batu Sembayang di depan Vihara Dewi Kwan Im, (b) Pertunjukan Barongsai di depan Vihara Dewi Kwan Im. ...................................................................................... 37

25 Kerajinan tangan khas Desa Burong Mandi: (a) Tas dan tempat untuk ari-ari bayi yang terbuat dari tikar lais, (b) Ibu Mila (sebelah kanan) pembuat kerajianan tangan khas Burong Mandi. ........................................................................................... 38

26 Peran serta masyarakat ................................................................. 39

27 Tujuan kunjungan ke Pantai Bukit Batu. ...................................... 40

28 Kegiatan yang dilakukan di Pantai Bukit Batu.. ........................... 41

29 Daya tarik di Pantai Bukit Batu. ................................................... 41

30 Kegiatan yang diinginkan pengunjung. ........................................ 42

31 Rencana pengelola di Pantai Bukit Batu: (a) Jalan utama yang sudah di aspal dengan bagian kiri yang belum diaspal, (b) Jalan utama yang belum diaspal. ........................................................... 44

32 Peta perencanaan ruang wisata di Pantai Bukit Batu. .................. 47

33 Konsep sirkulasi jalur pejalan kaki ............................................... 49

34 Konsep sirkulasi jalur sepeda/delman di Pantai Bukit Batu ......... 49

35 Aktivitas ruang wisata utama: (a) Aktivitas Tracking, (b) Kater, perahu tradisional masyarakat Belitung Timur ............................ 50

Page 17: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

vii

36 Aktivitas di ruang wisata penunjang: (a) Aktivitas tracking, (b) Salah satu Macaca fascicularis yang ada di Bukit Malang Lepau ............................................................................................ 51

37 Kondisi jalan untuk aktivitas bersepeda ....................................... 52

38 Peta perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu ..................... 54

Page 18: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pantai Bukit Batu merupakan salah satu pantai yang terletak di

Belitung Timur. Pantai Bukit Batu memiliki pasir pantai berwarna coklat

keemasan, ombak yang tenang dan susunan batuan di sepanjang pantai. Di

Pantai Bukit Batu terdapat sebuah bukit. Keberadaan bukit di Pantai Bukit

Batu yang membedakan dengan pantai lain di wilayah Belitung Timur. Pantai

Bukit Batu dikelola oleh pihak swasta. Pengelola mempunyai tanggung jawab

dalam pengaturan dan penyediaan kebutuhan wisata, sehingga pengelola harus

menentukan arah dan tujuan wisata di Pantai Bukit Batu (Damanik & Weber

2006).

Pantai Bukit Batu memiliki potensi sumberdaya alam yang menarik

dan alami, sehingga Pantai Bukit Batu berpotensi sebagai wisata alam. Wisata

alam merupakan kegiatan perjalanan secara keseluruhan atau sebagian perjalanan

yang secara sukarela dilakukan untuk menikmati keunikan alam dan keindahan

sumberdaya alam (Dirjen PHKA 2003). Hal ini sesuai dengan Gunn (1994) yang

menyatakan bahwa sumberdaya alam merupakan komponen utama dalam

wisata alam.

Perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu perlu mengetahui

kondisi sosial budaya masyarakat setempat dan peran yang akan mereka

lakukan, sehingga akan terbentuk proses perencanaan wisata alam yang

efektif. Perencanaan wisata berbasis alam juga harus mempertimbangkan tuntutan

masyarakat setempat sebelum melaksanakan berbagai proyek wisata untuk

meningkatkan standar hidup masyarakat lokal. Tanpa adanya perencanaan yang

efektif suatu kegiatan akan cenderung mengarah ke dampak ekonomi, sosial

dan lingkungan yang negatif (Babu 2009; Williams 1998).

Langkah awal perencanaan efektif adalah mengidentifikasi dan menilai

sumberdaya alam (Priskin 2001). Identifikasi dan penilaian sumberdaya alam

sebagai langkah awal perencanaan wisata alam belum dilakukan di Pantai

Bukit Batu, sehingga untuk menunjang wisata alam di Pantai Bukit Batu

Page 19: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

2

diperlukan perencanaan wisata yang berbasis ekologis dan dapat

mempertahankan keseimbangan daerah pantai di Pantai Bukit Batu.

1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menyusun perencanaan wisata alam di

Pantai Bukit Batu dengan langkah sebagai berikut:

1. Menilai daya tarik dan aksesibilitas di Pantai Bukit Batu.

2. Mengidentifikasi keinginan masyarakat untuk berperan serta dalam wisata

alam di Pantai Bukit Batu.

3. Mengidentifikasi karakteristik pengunjung.

4. Mengetahui rencana pengelola di Pantai Bukit Batu.

5. Menyusun perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan ekonomi masyarakat setempat dengan adanya kegiatan wisata

alam di Pantai Bukit Batu.

2. Memberikan informasi dan rekomendasi bagi pengelola dalam menyusun

perencanaan wisata alam, sehingga dapat meningkatkan pengelolaan di Pantai

Bukit Batu.

Page 20: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang

dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Undang-Undang No. 10 Tahun 2009).

Gunn (1994) menyatakan bahwa wisata didefinisikan sebagai wisata dengan jarak

perjalanan lebih dari 50 - 100 mil dari rumah. Wisata adalah pergerakan orang

untuk ke luar dari tempat ia bekerja dan melakukan aktivitas yang dilakukan di

suatu tempat wisata yang dapat memenuhi kebutuhan wisata mereka (Mathieson

& Wall 1982 diacu dalam Gunn 1994).

2.1.1 Wisata alam Wisata alam adalah kegiatan perjalanan dari kegiatan yang dilakukan

secara sukarela yang bersifat sementara untuk menikmati keunikan dan keindahan

alam di suaka margasatwa, taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata

alam (Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 2010). Hal yang serupa mengenai

wisata alam didefinisikan oleh Dirjen PHKA (2003) yaitu kegiatan perjalanan

secara keseluruhan atau sebagian dari perjalanan tersebut secara sukarela

dilakukan untuk menikmati keunikan alam dan keindahan alam di taman nasional,

taman hutan raya dan taman wisata alam.

Definisi lain menurut Ziffer (1989) diacu dalam Dawson (2008) mengenai

wisata alam adalah:

1. Tujuan wisata yaitu konservasi dan pengelolaan sumberdaya alam.

2. Sumber wisata alam adalah sumber daya alam, budaya dan sejarah di daerah

tersebut.

3. Motivasi wisata yaitu mengunjungi daerah alami yang belum dikembangkan,

serta secara langsung dan tidak langsung merasakan kondisi lingkungan

sebagai pengalaman.

4. Aktivitas wisata, memanfaatkan atraksi satwa liar dan sumber daya alam.

5. Kontribusi ekonomi wisata ke masyarakat lokal secara langsung dan tidak

langsung untuk mendukung lingkungan dan ekonomi masyarakat lokal.

Page 21: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

4

2.1.2 Prinsip-prinsip wisata

Prinsip-prinsip wisata alam sebagai wisata yang dapat meminimalkan

dampak lingkungan menurut Cooper et al. (1999) sebagai berikut:

1. Relatif mengunjungi kawasan yang berbasis alam.

2. Memiliki atraksi berupa pemandangan alam, flora, fauna dan budaya lokal.

3. Wisata alam memberikan manfaat ekonomi dan konservasi bagi masyarakat

lokal.

4. Mengembangkan wisata dengan tujuan untuk melestarikan, meningkatkan dan

mempertahankan alam dan budaya.

5. Isu-isu pembangunan pariwisata harus ditangani dengan partisipasi

masyarakat lokal dengan keputusan perencanaan berada di masyarakat lokal.

6. Wisata dapat memberikan kontribusi untuk menciptakan lapangan kerja bagi

masyarakat setempat.

2.2 Objek dan Daya Tarik Wisata

Objek wisata adalah sesuatu yang menjadi pusat daya tarik wisatawan dan

dapat memberikan kepuasan kepada wisatawan. Objek wisata tersebut dapat

berupa: alam (pantai, pemandangan alam, pegunungan dan hutan) dan budaya

(museum, candi dan galeri) (Wardiyanta 2006). Tahap-tahap yang wajib

dilakukan untuk membangun objek wisata menurut Gaol (2009) yaitu identifikasi

potensi objek wisata, pengelolaan objek wisata dan pemeliharaan objek wisata

Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memliki keunikan,

keindahan dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil

buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan (Undang-

Undang No. 10 Tahun 2009). Potensi objek dan daya tarik wisata alam yang

djelaskan dalam pedoman Analisis Daerah Operasi dan Daya Tarik Wisata Alam

(ADO-ODTWA) menurut Dirjen PHKA (2003) yaitu:

1. Flora dan fauna, potensi flora dan fauna khas beserta penyebarannya dan

memiliki daya tarik wisata alam.

2. Gejala alam, objek yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata alam.

Gejala alam tersebut antara lain: sumber air panas, air terjun, goa, puncak

gunung, kawah, danau, sungai.

Page 22: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

5

3. Keindahan alam, objek yang memiliki keindahan alam baik darat, laut dan

danau.

4. Keunikan sumberdaya alam, objek yang memiliki ciri khas. Keunikan dapat

diartikan sebagai kombinasi antara kelangkaan dan daya tarik khas yang

melekat pada suatu objek wisata (Damanik & Weber 2006).

5. Atraksi budaya, berupa adat istiadat, kesenian dan upacara adat yang memiliki

daya tarik.

2.3 Pengelola

Pengelola mempunyai tanggung jawab dalam menentukan arah dan tujuan

wisata menurut Damanik dan Weber (2006) sebagai berikut:

1. Penegasan mengenai status kepemilikan lahan.

2. Perlindungan terhadap lingkungan alam dan budaya untuk mempertahankan

objek wisata.

3. Penyediaan fasilitas wisata.

4. Keamanan dan kenyamanan wisata dan uji kelayakan fasilitas wisata.

5. Mendampingi dalam promosi wisata, yakni promosi dalam negeri atau luar

negeri.

6. Pengembangan sumberdaya manusia, terutama masyarakat lokal.

7. Konsistensi rencana dan implementasi dengan monitoring dan evaluasi yang

terus dilakukan secara berkala.

2.4 Masyarakat

Perencanaan wisata berbasis alam harus mempertimbangkan tuntutan

masyarakat setempat sebelum melaksanakan berbagai proyek wisata, ditujukan

untuk meningkatkan standar hidup masyarakat lokal (Babu 2009). Masyarakat

lokal cenderung mengetahui daerahnya dengan baik, maka nilai pengetahuan lokal

tidak diabaikan dalam perencanaan wisata (Priskin 2001).

Mason (2008) menyarankan bahwa perencanaan wisata sangat bergantung

pada nilai sosial dan budaya. Masyarakat merupakan pendukung jasa wisata dan

kunci dalam wisata, karena masyarakat sebagian besar akan menyediakan atraksi

dan menentukan produk wisata. Ko (2001) menyatakan bahwa masyarakat yang

bermukim di sekitar objek wisata alam diwajibkan untuk berperan serta secara

Page 23: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

6

aktif dalam kegiatan wisata. Sehingga seluruh perencanaan SDM melibatkan

masyarakat di sekitar Pantai Bukit Batu

Langkah dasar untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat

mengenai peran serta masyarakat dalam kegiatan wisata alam (Brandon 1993

dalam Damanik & Weber 2006) sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman yang mendalam mengenai peran yang akan mereka

lakukan,

2. Memadukan keuntungan ekonomi dengan kegiatan konservasi dan

3. Melakukan pengawasan dan evaluasi kegiatan wisata alam secara intensif.

2.5 Pengunjung

Pengunjung merupakan orang yang mengunjungi suatu negara dan bukan

merupakan tempat tinggalnya, kecuali jika orang tersebut mengusahakan

pekerjaan yang dibayar oleh negara yang dikunjunginya (Muntasib &

Rachmawati 2009). Definisi lain mengenai pengunjung menurut Damanik dan

Weber (2006) yaitu konsumen atau pengguna produk dan layanan. Tujuan

pengunjung untuk memilih destinasi wisata dipengaruhi oleh faktor usia,

pendapatan, jarak dan motivasi, proses tujuan ini berkaitan dengan penilaian

pengunjung berdasarkan keinginan dan daya tarik di tempat wisata tersebut

(Kozak 2000).

2.6 Perencanaan Wisata

Perencanaan merupakan proses membuat keputusan tentang apa yang

harus dikerjakan ke depan dan implementasinya. Perencanaan harus

memperhatikan keadaan secara realistis dan faktor yang berpotensi untuk

dikembangkan. Perencanaan dimulai dengan survei mengenai sifat dan bentuk

pengembangan yang direncanakan terutama dalam hal sumberdaya (Kusmayandi

2004).

Aspek yang mendukung perencanaan suatu kawasan wisata menjadi lebih

optimal menurut Gunn (1994):

1. Mempertahankan kelestarian lingkungan.

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di kawasan tersebut.

3. Menjamin kepuasan pengunjung.

Page 24: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

7

4. Meningkatkan keterpaduan dan pembangunan masyarakat lokal di sekitar

kawasan.

Proses penilaian wisata alam untuk perencanaan menurut Priskin (2001)

adalah:

1. Tujuan awal perencanaan adalah mengidentifikasi keseluruhan lingkungan

alam di tempat wisata

2. Penilaian sumberdaya alam yang berpotensi untuk wisata alam.

3. Identifikasi sumberdaya dengan wawancara pengelola dan masyarakat lokal.

4. Mengevaluasi fasilitas yang terkait dengan wisata.

5. Analisis data dan informasi dari lapangan. Skor penilaian lebih tinggi

merupakan sumberdaya yang diutamakan. Kategori penilaian sebagai berikut:

a. Daya tarik, mendefinisikan daya tarik cukup sulit karena bersifat

subyektif. Daya tarik diberi nilai 0-10 untuk memperlihatkan pentingnya

daya tarik. Klasifikasi untuk daya tarik lebih baik dengan klasifikasi

rendah, sedang dan tinggi.

b. Aksesibilitas, berhubungan dengan kemudahan untuk mencapai tujuan

secara fisik. Aksesibilitas menggunakan dua indikator yaitu tipe jalan

dan kelas kendaraan. Aksesibilitas diberi nilai 0-5, klasifikasi

aksesibilitas rendah, sedang dan tinggi.

c. Fasilitas, adanya fasilitas dapat meningkatkan keinginan pengunjung

untuk berwisata. Meskipun wisata tersebut berbasis alam penting untuk

tetap menyediakan dan memelihara fasilitas. Terdapat beberapa

indikator untuk menunjang fasilitas, yaitu toilet, kursi, tempat sampah,

akses bagi penyandang cacat dan naungan (gazebo).

6. Rekomendasi, berdasarkan analisis data dan informasi yang diperoleh langkah

selanjutnya adalah rekomendasi perencanaan wisata.

Gunn (1994) menyatakan bahwa langkah untuk membuat desain

perencanan wisata alam sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah dan peluang, mengidentifikasi masalah-masalah

yang terdapat pada lokasi wisata. Setelah masalah tersebut teridentifikasi,

tentukan peluang-peluang yang dapat menyelesaikan masalah di lokasi wisata.

Page 25: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

8

2. Menetapkan tujuan, tujuan yang ditetapkan harus mampu melindungi

sumberdaya alam dan budaya, meningkatkan kepuasan pengunjung dan

ekonomi masyarakat lokal.

3. Menganalisis area wisata, analisis tersebut berdasarkan faktor fisik, biologi dan

budaya masyarakat. Faktor fisik dan biologi berupa iklim, geologi, hidrologi,

tanah, vegetasi dan satwaliar. Faktor budaya berupa sejarah dan kesenian. Hasil

analisis dikembangkan dalam bentuk peta dan deskriptif.

4. Menentukan konsep perencanaan, konsep perencanaan mengarah pada

penetapan tujuan. Konsep perencanaan berdasarkan fakta-fakta di lapangan dan

menggabungkan kretivitas yang logis, sehingga arah wisata ke depan

terintegrasi dengan baik. Langkah – langkah dalam menentukan konsep

perencanaan adalah (1) pemetaan sumberdaya alam, (2) alternatif atraksi wisata

alam. Hasil langkah – langkah tersebut yang dikembangkan untuk perencanaan

wisata alam.

5. Membuat desain perencanaan, desain yang dibuat menampilkan area yang

dilindungi dan sistem sirkulasi pengunjung. Fasilitas yang menggunakan lahan

besar seperti lahan parkir didesain terpisah dengan sumberdaya alam, sehingga

meminimalkan kerusakan lingkungan.

6. Memberikan rekomendasi, rekomendasi yang diberikan harus mampu

meningkatkan potensi sumberdaya alam dan budaya, perbaikan transportasi,

perbaikan pelayanan, perbaikan informasi dan perbaikan promosi.

7. Pelaksanaan, melaksanakan rencana wisata yang telah disusun.

8. Pengawasan dan evaluasi, pengawasan dan evaluasi merupakan kegiatan untuk

melihat kemajuan dari program dan pencapaian tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan.

Page 26: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Bukit Batu, Kabupaten Belitung

Timur. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga Agustus 2012.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis, Global

Positioning System (GPS), Map Source, Global mapper 13, meteran, Sketchup 8,

kamera, kriteria Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam

(ADO-ODTWA) Dirjen PHKA (2003) yang telah dimodifikasi, kuisioner dan

panduan wawancara.

3.3 Metode

3.3.1 Data dan informasi yang dikumpulkan Pengumpulan data dilakukan melalui metode studi pustaka, wawancara

dan pengamatan lapang. Data yang dikumpulkan meliputi data kondisi umum,

potensi wisata, masyarakat, pengunjung dan pengelola (Tabel 1).

Tabel 1 Data dan informasi yang dikumpulkan No. Jenis Data Informasi yang dikumpulkan Teknik

Pengambilan Data 1 Kondisi Umum

a) Sejarah a) Sejarah Pantai Bukit Batu b) Status kepemilikan

Studi pustaka dan wawancara

b) Kondisi Biologi a) Tumbuhan dan satwa (nama latin, famili, status perlindungan)

Studi pustaka , wawancara dan pengamatan lapang

c) Kondisi Fisik a) Letak dan luas Pantai Bukit Batu b) Letak geografis dan jenis tanah c) Iklim

Studi pustaka dan wawancara

2 Potensi wisata

a) Daya tarik fisik a) Gejala alam (pantai, bukit, batuan dan teluk)

Pengamatan lapang dan studi pustaka

b) Daya tarik biologi a) Tumbuhan dan satwa (jenis

langka/dilindungi/unik) Pengamatan lapang dan studi pustaka

b) Aksesibilitas a) Aksesibilitas yang ada Pengamatan lapang

dan studi pustaka

Page 27: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

10

3.4 Teknik Pengambilan Data

3.4.1 Studi pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data-data dan informasi

mengenai sejarah Pantai Bukit Batu, kondisi (fisik dan biologi), sosial ekonomi

dan budaya masyarakat Desa Burong Mandi dan jumlah penduduk di Kecamatan

Damar. Data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, yaitu buku, majalah,

dokumen, website yang dapat menunjang dan berkaitan dengan penelitian. Studi

pustaka ini diperoleh dari pihak pengelola Pantai Bukit Batu, kantor Kebudayaan

Tabel 1 Data dan informasi yang dikumpulkan (lanjutan) No. Jenis Data Informasi yang dikumpulkan Teknik

Pengambilan Data

3 Masyarakat

a) Sosial budaya masyarakat

a) Kesenian masyarakat (seni tari, seni musik)

b) Mata pencaharian c) Aktivitas masyarakat lokal d) Mitos yang berkembang di

masyarakat

Wawancara, pengamatan lapang dan studi pustaka.

b) Peran masyarakat

dengan adanya wisata alam di Pantai Bukit Batu

a) Peran yang akan dilakukan oleh masyarakat dalam wisata alam di Pantai Bukit Batu

b) Harapan masyarakat di pantai Bukit Batu

Wawancara dan pengamatan lapang

4 Pengelola

a) Pengelolaan Pantai Bukit Batu

a) Pengelolaan kawasan b) Perencanaan wisata alam c) Permasalahan yang dihadapi d) Harapan pengelola

Wawancara dan studi pustaka

5 Pengunjung

a) Karakteristik pengunjung

a) Nama b) Umur c) Jenis kelamin d) Daerah asal e) Pendidikan

Kuisioner dan wawancara

b) Tujuan utama

pengunjung Tujuan utama datang ke pantai Kuisioner dan

wawancara c) Preferensi

pengunjung a) Daya tarik utama b) Kegiatan yang dilakukan c) Fasilitas

Kuisioner dan wawancara

d) Harapan dan saran Harapan dan saran terkait

perencanaan wisata alam Kuisioner dan wawancara

Page 28: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

11

dan Pariwisata Belitung Timur, Perpustakaan IPB, perpustakaan nasional dan

tempat-tempat lain yang menunjang topik penelitian.

3.4.2 Wawancara dengan panduan wawancara

Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi ke masyarakat

dan pengelola. Pemilihan responden sebagai berikut :

1. Wawancara dengan pengelola Pantai Bukit Batu

Penentuan responden ditentukan dengan metode purposive sampling.

Responden yang diwawancarai terdiri dari tiga orang, yaitu manager, petugas

lapang yang memahami kondisi biologi dan petugas lapang yang memahami

kondisi fisik Pantai Bukit Batu.

2. Wawancara masyarakat

Penentuan responden untuk memperoleh data kondisi sosial dan budaya

Desa Burong Mandi ditujukan kepada tokoh kunci, yaitu kepala desa, kepala

dusun dan tokoh agama. Setelah itu dilakukan teknik snow ball untuk memperoleh

informasi yang lebih mendalam (Sarwono 2011).

Penentuan responden untuk peran sera masyarakat ditentukan dengan

menggunakan metode Slovin, yaitu metode untuk menentukan ukuran sampel dari

suatu populasi (Sevilla et al. 1993). Jumlah penduduk Desa Burong Mandi tahun

2012 adalah 1362 orang (Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung Timur 2011).

Rumus Slovin yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel masyarakat

yang ada di Desa Burong Mandi, yaitu:

n = 𝑵𝟏+𝑵 (𝒆)²

n = 13621+1362(0.1)²

= 93 responden

Keterangan:

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

e : nilai kritis (batas ketelitian) 10%

3. Wawancara dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur

Penentuan responden ditentukan dengan metode purposive sampling.

Penentuan responden berdasarkan kriteria responden yang memahami kegiatan

Page 29: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

12

wisata di Kecamatan Damar dengan baik sehingga sesuai dengan topik penelitian.

Responden yang diwawancarai adalah kepala bagian promosi dan staf bagian

promosi.

4. Wawancara dengan Badan Pusat Statisik Kabupaten Belitung timur

Penentuan responden ditentukan dengan metode purposive sampling.

Responden yang diwawancarai adalah kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten

Belitung Timur. Penentuan responden dilakukan berdasarkan kriteria responden

yang memiliki dan memahami jumlah penduduk Desa Burong Mandi.

3.4.3 Wawancara dengan kuisioner

Pengambilan responden dilakukan di Pantai Burong Mandi yang letaknya

di sebelah Pantai Bukit Batu. Penentuan sampel adalah 30 responden. Penentuan

jumlah sampel menggunakan analisis statistik ukuran sampel minimum diterapkan

minimal 30 sampel (Hasan 2002). Responden yang dipilih merupakan

keterwakilan dari satu kelompok, artinya apabila pengunjung datang berkelompok

hanya satu atau dua responden yang dijadikan responden. Metode yang digunakan

untuk pengambilan responden adalah dengan insidental sampling yaitu responden

dipilih secara kebetulan dengan tidak menggunakan perencanaan tertentu

(Mardalis 2004).

3.4.4 Pengamatan lapang

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi wisata alam. Data

dan informasi diperoleh dengan menggunakan kriteria penilaian Objek Daya

Tarik Wisata Alam (ODTWA) berdasarkan Dirjen PHKA (2003) yang telah

dimodifikasi. ODTWA ini memiliki 15 unsur, namun pada penelitian ini hanya

dua unsur utama yang dinilai yaitu daya tarik dan aksesibilitas. Daya tarik dan

aksesibilitas merupakan faktor utama untuk menarik pengunjung datang ke suatu

objek wisata.

1. Daya tarik

Identifikasi potensi daya tarik wisata dilakukan dengan cara inventarisasi

ke seluruh kawasan Pantai Bukit Batu. Seluruh objek yang berpotensi sebagai

daya tarik utama ditandai dengan menggunakan GPS. Setelah itu dilakukan

penilaian dengan menggunakan kriteria penilaian ODTWA berdasarkan Dirjen

PHKA (2003) yang telah dimodifikasi oleh peneliti (Tabel 2). Unsur daya tarik

Page 30: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

13

yang dinilai antara lain potensi utama daya tarik wisata, nilai sumberdaya alam

dan variasi kegiatan yang dapat dilakukan terhadap setiap objek. Setelah

dilakukan penilaian dapat diketahui daya tarik yang diprioritaskan untuk

direncanakan sebagai wisata alam di Pantai Bukit Batu.

Tabel 2 Kriteria penilaian objek daya tarik

No. Unsur/sub unsur Kriteria Nilai

4 sub unsur

3 sub unsur

2 sub unsur

1 sub unsur

1 Potensi utama daya tarik wisata

Potensi daya tarik wisata yang mendominasi pada

suatu objek wisata

25 20 15 10 a. Batuan b. Tumbuhan c. Satwa d. Air 2 Nilai sumberdaya alam

a. Nilai sejarah Potensi daya tarik wisata yang memiliki sejarah bagi Desa Burong Mandi.

25 20 15 10 b. Nilai keindahan Potensi daya tarik wisata

yang indah dan menarik. c. Nilai pengetahuan Potensi daya tarik wisata

yang dimanfaatkan untuk pendidikan/pengetahuan

d. Nilai budaya Potensi daya tarik wisata untuk upacara adat/ritual

3 Variasi kegiatan a. Memancing

Kegiatan yang dapat dilakukan di masing-

masing objek

25

20

15

10

b. Berjemur c. Berenang d. Bersepeda e. Penelitian f. Fotografi g. Hiking h. Camping i. Tracking j. Sight seeing 2. Aksesibilitas

Penilaian aksesibilitas dilakukan dengan menggunakan kriteria penilaian

ODTWA (Dirjen PHKA 2003) yang telah dimodifikasi. Unsur yang dinilai

adalah jarak jalan dan waktu tempuh dari Bandara H.A.S Hanandjoeddin dan

pusat kota Belitung Timur serta tipe jalan (Tabel 3).

Page 31: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

14

Tabel 3 Kriteria penilaian aksesibilitas

3.5 Analisis Data

3.5.1 Daya tarik

Penilaian daya tarik yang diperoleh dianalisis dengan metode penilaian

ODTWA (Dirjen PHKA 2003) dan deskriptif. Penilaian dilakukan dengan

menjumlahkan total nilai dari 3 sub unsur kemudian dikalikan dengan bobot daya

tarik. Bobot daya tarik memiliki nilai 6 (Dirjen PHKA 2003). Kemudian diperoleh

bobot total yang menunjukan klasifikasi penilaian. Klasifikasi penilaian ini terdiri

atas rendah (180-270), sedang (271-360) dan tinggi (361-450). Klasifikasi

penilaian tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus Walpole (1995) dalam

menentukan klasifikasi penilaian daya tarik dari hasil perhitungan bobot total,

rumus yang digunakan yaitu:

P = nk

Keterangan :

P = panjang interval

n = selang (s maks-s min)

k = banyaknya kelas

3.5.2 Aksesibilitas

Penilaian aksesibilitas yang diperoleh dianalisis dengan metode penilaian

ODTWA (Dirjen PHKA 2003) dan deskriptif. Penilaian dilakukan dengan

menjumlahkan total nilai dari sub unsur, kemudian dikalikan dengan bobot

No. Unsur/sub unsur Nilai 1 Jarak jalan darat dari Bandara H.A.S

Hanandjoeddin ≤10 km 11-20 km > 20 km

2 Jarak jalan darat dari pusat kota Belitung Timur (Manggar)

≤10 km 11-20 km > 20 km

60 40 20 3 Waktu tempuh dari Bandara H.A.S

Hanandjoeddin ≤ 30 menit 60 menit ≥ 90 menit

30 20 10 4 Waktu tempuh dari pusat kota Belitung

Timur (Manggar) ≤ 30 menit 60 menit ≥ 90 menit

30 20 10 5 Tipe jalan Jalan aspal Jalan berbatu Jalan tanah

30 20 10

Page 32: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

15

aksesibilitas. Bobot aksesibilitas memiliki nilai 5 (Dirjen PHKA 2003). Kemudian

diperoleh bobot total yang menunjukan klasifikasi penilaian. Klasifikasi penilaian

ini terdiri atas rendah (350-583), sedang (584-817) dan tinggi (818-1050).

Klasifikasi penilaian tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus Walpole

(1995) dalam menentukan klasifikasi penilaian aksesibilitas dari hasil perhitungan

bobot total, rumus yang digunakan yaitu:

P = nk

Keterangan :

P = panjang interval

n = selang (s maks-s min)

k = banyaknya kelas

3.5.3 Analisis masyarakat

Data dan informasi hasil wawancara masyarakat dianalisis secara

deskriptif, sehingga diperoleh gambaran mengenai kondisi sosial budaya dan

peran serta masyarakat.

3.5.4 Analisis pengelola

Data dan informasi hasil wawancara pengelola dianalisis secara deskriptif

untuk memberikan gambaran mengenai rencana pengelola di Pantai Bukit Batu.

3.5.5 Analisis pengunjung

Hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner kepada pengunjung

diolah dalam bentuk tabulasi. Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan

informasi mengenai karateristik, tujuan, preferensi pengunjung.

3.6 Perencanaan Wisata Alam

Perencanaan wisata alam dianalisis secara kualitatif yaitu pendekatan yang

sesuai dengan karateristik data dan memaknai pola dan hubungan antar data yang

diperoleh (Sarwono 2011). Wisata alam di Pantai Bukit Batu difokuskan pada

konsep wisata alam yang mengacu pada tujuan serta fungsi yang telah ditetapkan.

Konsep perencanaan tersebut dalam bentuk tata ruang dan sirkulasi. Hasil dari

tahap ini berupa peta wisata alam yang menggambarkan aktivitas, fasilitas dan

penataan jalur sirkulasi yang mendukung wisata alam.

Page 33: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

16

BAB IV

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Pantai Bukit Batu

Pantai Bukit Batu berada di Desa Burong Mandi. Pantai Bukit Batu

memiliki bukit yang disebut Bukit Malang Lepau. Dahulu bukit tersebut bernama

Bukit Lepau. Tambahan kata malang memiliki sejarah ketika perompak singgah

di bukit tersebut dan berniat untuk menguasai Desa Burong Mandi. Namun, niat

perompak tersebut ditolak oleh masyarakat Desa Burong Mandi, sehingga

terjadilah pertempuran antara masyarakat dan perompak di Bukit Lepau.

Perompak memenangkan pertempuran tersebut dan banyak masyarakat yang

meninggal. Masyarakat yang menjadi korban dikuburkan tidak jauh dari Bukit

Lepau. Oleh karena itu bukit tersebut diberi tambahan kata malang, karena

banyak masyarakat Desa Burong Mandi yang meninggal.

Gambar 1 Lokasi Pantai Bukit Batu.

Page 34: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

17

4.2 Status Kepemilikan

Pantai Bukit Batu merupakan pantai milik swasta. Pantai Bukit Batu resmi

menjadi milik swasta pada tahun 2001.

4.3 Kondisi Fisik

Pantai Bukit Batu terletak di Dusun Malang Lepau, Kecamatan Burong

Mandi. Luas kawasan Pantai Bukit Batu ± 20 hektar. Letak geografis Pantai Bukit

Batu berada pada S02°41’19” dan E108°05’12,7”. Pantai Bukit Batu berada pada

ketinggian ± 50 m dpl. Jenis tanah perbukitan bergelombang, kondisi air tanah

buruk berwarna coklat dan berminyak sehingga tidak layak digunakan (Pratiwi

2010). Iklim di Pantai Bukit Batu rata-rata 25°C - 34°C dengan curah hujan

maksimum 150 mm/bulan (Profil Desa Burong Mandi 2011).

4.4 Kondisi Biologi

Pantai Bukit Batu memiliki potensi flora dan fauna yang beragam.. Flora

tersebut adalah Jambu hutan (Syzigium bisulea), Keletaan (Melastoma

malabatricum), Simpor bini (Dillenia suffruticosa), Lais (Pandanus furcatus),

Pelepak (Hynocarpus sp), Lepang (Alpinia oxymitra), Kandis laki (Garcinia

lateriflora), Pisang batu (Musa brachycarpa), Akar banar (Cissus repens),

Cempelokan (Physalis minima) dan Lengkuas (Alpinia galangal), Pinang sirih

(Areca cathecu), Betulok (Arenga pinnata), Kelapa (Cocos nucifera), Durian

(Durio zibethinus), Betor belulang (Callophyllum lanigerum), Baling-baling gede

(Cyperus brevifolius), Baling-baling kecik (C. Melanocephalus) (Yunita et al.

2009). Jenis fauna yang ditemukan di Pantai Bukit Batu yaitu Monyet ekor

panjang (Macaca fascicularis), Ular pucuk (Ahaetulla prasina), Bajing kelapa

(Callosciurus notatus) dan Elang laut (Haliaeetus levcogaster).

4.5 Kondisi Sosial Ekonomi

Desa Burong Mandi memiliki tiga dusun, yaitu Dusun Tanah Tebok,

Dusun Malang Lepau dan Dusun Burung Mandi. Tingkat pendidikan masyarakat

adalah tamatan SD (Tabel 4). Agama yang dianut diketiga dusun secara

keseluruhan (100%) beragama Islam (Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung

Timur 2011).

Page 35: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

18

Tabel 4 Tingkat pendidikan masyarakat Desa Burong Mandi No. Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Pra sekolah 54 58 112 2 Tamat SD 220 235 445 3 Tamat SLTP 112 98 210 4 Tamat SLTA 35 37 72 5 Tamat D1 4 3 7 6 Tamat D2 1 1 2 7 Tamat D3 2 1 3 8 Tamat S1 2 - 2

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Belitung Timur 2011

Mata pencaharian utama masyarakat Desa Burong Mandi adalah

penambang timah dengan jumlah 216 orang, nelayan 63 orang dan berdagang 39

orang (Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung Timur 2011) (Tabel 5).

Tabel 5 Mata pencaharian masyarakat Desa Burong Mandi No. Mata pencaharian Jumlah (orang)

1 PNS 13 2 Karyawan Swasta 20 3 Pertanian 2 4 Perkebunan 4 5 Peternakan 3 6 Nelayan 63 7 Industri 1 8 Pensiunan 10 9 Perdagangan 39 10 Pertambangan 216 11 Tidak tetap 42 12 Lain-lain 56

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Belitung Timur 2011

Page 36: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

19

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Objek Daya Tarik Wisata Alam di Pantai Bukit Batu

Hasil penilaian dengan menggunakan kriteria penilaian Objek Daya Tarik

Wisata Alam (Dirjen PHKA 2003) yang telah dimodifikasi diperoleh empat objek

utama. Objek tersebut adalah Batu Bertumpuk, Pantai Malang Lepau, Teluk

Malang Lepau dan Bukit Malang Lepau.

5.1.1 Daya tarik

Daya tarik yang dinilai terdiri dari tiga sub unsur yaitu (1) potensi utama

daya tarik wisata yang ada pada suatu objek wisata dan memiliki daya tarik

wisata, (2) nilai sumberdaya alam merupakan nilai yang melekat pada suatu

sumberdaya, sehingga sumberdaya tersebut berpotensi untuk menjadi daya tarik

suatu objek wisata dan (3) variasi kegiatan merupakan kegiatan yang dapat

dilakukan pada suatu objek wisata.

Gambar 2 Peta objek di Pantai Bukit Batu.

Page 37: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

20

5.1.1.1 Potensi utama daya tarik wisata

Dua objek yang memiliki nilai tertinggi (25) yaitu Teluk Malang Lepau

dan Bukit Malang Lepau. Keduanya mempunyai empat potensi daya tarik wisata.

Dua objek lain memiliki nilai terendah (20) yaitu Batu Bertumpuk dan Pantai

Malang Lepau. Keduanya mempunyai tiga potensi daya tarik wisata. Potensi

utama di masing-masing objek adalah batuan yang berukuran besar dan laut.

Tabel 6 Potensi utama daya tarik wisata No. Objek Potensi utama daya tarik wisata Nilai

1 Batu Bertumpuk a) Batuan berukuran besar dengan posisi bertumpuk 20

b) Tumbuhan : Api-api (Avicennia sp.)

c) Laut

2 Pantai Malang Lepau a) Batuan disekitar pantai dengan ukuran besar-kecil 20

b) Tumbuhan : Jambu Hutan (Syzigium bisulea)

c) Laut

3 Teluk Malang Lepau a) Batuan dengan diameter berukuran ± 5 meter 25

b) Tumbuhan : Pandan laut (Pandanus odoratissimus)

c) Satwa : Bajing kelapa (Callosciurus notatus)

d) Laut

4 Bukit Malang Lepau a) Batuan berukuran besar 25

b) Tumbuhan : Api-api (Avicennia sp.) dan Pandan berduri

c) Satwa : Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)

d) Laut

1. Batu Bertumpuk

Batu Bertumpuk merupakan batuan yang tersusun di sepanjang Pantai

Bukit Batu. Susunan batuan ini memberikan keindahan yang luar biasa. Batuan

tersebut memiliki ukuran yang berbeda-beda. Ukuran batuan terbesar berdiameter

± 1 meter dan terkecil berdiameter ± 0.3 meter. Keindahan Batu Bertumpuk,

selain batuan terdapat tumbuhan mangrove yang banyak dijumpai di sekitar Batu

Bertumpuk yaitu jenis api- api (Avicennia sp.) Hal ini sesuai dengan Bengen

(2001) yang menyatakan Avicennia sp. tumbuh pada daerah yang bersubstrat pasir

(Gambar 3). Keberadaan jenis api-api ini memberikan keindahan berupa

pemandangan alami zonasi mangrove.

Jalan menuju Batu Bertumpuk berupa jalan aspal (± 800 meter) dan jalan

tanah ± 100 (Gambar 4). Sebelum mencapai Batu Bertumpuk (± 10 meter)

terdapat villa milik pengelola. Pada jarak ± 200 meter dari Batu Bertumpuk

terdapat makam nenek moyang Desa Burong Mandi. Makam ini merupakan

Page 38: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

21

makam masyarakat yang dahulu kalah berperang ketika melawan perompak yang

ingin menguasai Desa Burong Mandi.

Gambar 3 Potensi daya tarik di Batu Bertumpuk: (a) Susunan batuan yang berukuran besar, (b) Jenis api-api (Avicennia sp.) yang banyak dijumpai di Batu Bertumpuk (Sumber: Rianiko Aditya).

Gambar 4 Kondisi jalan menuju Batu Bertumpuk: (a) Jalan aspal sepanjang ± 800 meter dari pintu masuk Pantai Bukit Batu, (b) Jalan tanah sepanjang ± 100 meter menuju Batu Bertumpuk.

2. Pantai Malang Lepau

Pantai Malang Lepau merupakan pantai yang ada di dalam kawasan Pantai

Bukit Batu. Nama Pantai Malang Lepau berasal dari nama bukit yang berada di

sebelah pantai, yaitu Bukit Malang Lepau. Potensi daya tarik Pantai Malang

Lepau adalah pemandangan laut ketika matahari terbit, pasir pantai berwarna

coklat keemasan dan keindahan batuan yang tersusun di tepi pantai. Pohon jambu

hutan (Syzygium bisulea) memberikan keindahan dan menambah suasana alami

di Pantai Malang Lepau (Gambar 5). Tak jauh dari tepi pantai ke arah timur laut

(5 – 7 km) terdapat sebuah batuan yang saling bertumpuk yang dikenal dengan

Jangkar Pulau Belitung. Jangkar tersebut dipercaya sebagai jangkar dari Pulau

Belitung ketika dahulu Pulau Belitung mengapung di tengah lautan. Jalan menuju

b

a b

a

Page 39: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

22

Pantai Malang Lepau berupa jalan aspal (± 800 meter) dan jalan tanah (± 50

meter).

Gambar 5 Potensi daya tarik di Pantai Malang Lepau: (a) Keindahan matahari terbit (Sumber : Rianiko Aditya), (b) Keindahan pasir pantai berwarna coklat keemasan, (c) Batuan di Pantai Malang Lepau, (d) Pohon jambu hutan (Syzygium bisulea) di sekitar Pantai Malang Lepau.

3. Teluk Malang Lepau Nama Teluk Malang Lepau berasal dari nama bukit yang ada di

sebelahnya, yaitu Bukit Malang Lepau. Potensi daya tarik Teluk Malang Lepau

antara lain adanya dua buah batuan dengan diameter berukuran ± 5 meter di tepi

teluk, ombak laut yang relatif tenang sehingga memungkinkan untuk aktivitas

berenang dan keindahan batuan yang tersusun di sepanjang tepi Teluk Malang

Lepau (Gambar 6).

Pada pagi hari terdapat aktivitas bajing kelapa (Callosciurus notatus) di

Teluk Malang Lepau. Menurut Payne et al. (2000) menyatakan bahwa bajing

kelapa hidup di hutan yang dekat dengan pantai dan dataran rendah. Keindahan

lain berupa tumbuhan Pandan laut (Pandanus odoratissimus) di tepi Teluk

Malang Lepau. (Gambar 7). Jalan menuju Teluk Malang Lepau berupa jalan aspal

a b

c d

Page 40: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

23

(± 800 meter), jalan tanah (± 100 meter) dan tangga yang telah disediakan oleh

pengelola (± 50 meter) (Gambar 8).

Gambar 6 Potensi daya tarik di Teluk Malang Lepau: (a) Dua buah batu dengan diameter ± 5 meter yang ada di Teluk Malang Lepau (Sumber : Rianiko Aditya), (b) Kondisi air dan bebatuan di sekitar Teluk Malang Lepau.

Gambar 7 Potensi daya tarik di Teluk Malang Lepau: (a) Aktivitas bajing kelapa (Callosciurus notatus) di Teluk Malang Lepau (Sumber : Rianiko Aditya), (b) Keindahan pandan laut (Pandanus odoratissimus) di sekitar Teluk Malang Lepau.

Gambar 8 Kondisi jalan menuju Teluk Malang Lepau: (a) Kondisi jalan tanah sepanjang ± 100 meter (Sumber : Rianiko Aditya), (b) Tangga yang disediakan oleh pengelola sepanjang ± 50 meter.

a b

a b

a b

Page 41: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

24

4. Bukit Malang Lepau

Bukit Malang Lepau merupakan bukit yang ada di dalam kawasan Pantai

Bukit Batu. Potensi daya tarik Bukit Malang Lepau yang berada di dalam bukit

antara lain keindahan sekumpulan batuan yang berukuran besar. Batuan tersebut

berdiameter antara ± 3-5 meter. Pengunjung dapat naik ke atas batuan tersebut

untuk menikmati pemandangan bukit dan laut yang sangat indah. Pada pagi hari

terdapat aktivitas monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di sekitar Bukit

Malang Lepau. Macaca fascicularis banyak ditemukan di Bukit Malang Lepau

karena tumbuhan yang mendominasi di bukit ini adalah jambu hutan (Syzygium

bisulea) yang buahnya merupakan pakan dari Macaca fascicularis (Gambar 9).

Gambar 9 Potensi daya tarik di Bukit Malang Lepau: (a) Kumpulan batuan yang memiliki diameter berukuran 3-5 meter, (b) Aktivitas Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis).

Potensi daya tarik Bukit Malang Lepau di sekitar tepi bukit yang

menghadap ke arah laut terdapat tumbuhan pandan berduri. Keindahan pandan

berduri ini karena memiliki tinggi ± 3 meter. Selain tumbuhan, di sekitar tepi

bukit yang menghadap ke arah laut terdapat susunan batuan yang berukuran besar.

Susunan batuan tersebut merupakan lokasi masyarakat setempat untuk

memancing (Gambar 10). Bukit Malang Lepau dapat menjadi objek daya tarik

karena merupakan perwakilan ekosistem dengan keadaan vegetasi yang cukup

lebat, sehingga menyuguhkan suasana sejuk di dalamnya.

Bukit Malang Lepau dapat dicapai melalui dua jalan. Jalan pertama berupa

jalan setapak yang melewati bagian dalam bukit. Jalan ini dapat ditempuh dengan

waktu selama ± 120 menit. Kondisi jalan berupa jalan tanah dan masih tertutup

oleh semak-semak karena jarang dilalui oleh masyarakat. Jalan kedua merupakan

a b

Page 42: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

25

jalan alternatif melalui tepi bukit yang menghadap ke arah laut. Jalan ini dapat

ditempuh dengan waktu selama ± 45 menit. (Gambar 11).

Gambar 10 Potensi daya tarik di Bukit Malang Lepau: (a) Tumbuhan Pandan Berduri yang memiliki tinggi ± 3 meter, (b) Tepi Bukit Malang Lepau yang menghadap kearah laut.

Gambar 11 Kondisi jalan menuju Bukit Malang Lepau: (a) Kondisi jalan yang melewati bagian dalam Bukit Malang Lepau, (b) Jalan alternatif masyarakat yang melalui tepi Bukit Malang Lepau yang menghadap ke arah laut.

5.1.1.2 Nilai sumberdaya alam

Nilai sumberdaya alam memiliki sub unsur berupa nilai sejarah, nilai

pengetahuan, nilai keindahan dan nilai budaya. Batu Bertumpuk dan Bukit

Malang Lepau memperoleh nilai tertinggi yaitu 20, karena memiliki tiga sub

unsur. Sedangkan Pantai Malang Lepau dan Teluk Malang Lepau memperoleh

nilai terendah yaitu 15, karena memiliki dua sub unsur (Tabel 7).

1. Nilai sejarah

Batu Bertumpuk dan Bukit Malang Lepau memiliki nilai sejarah bagi

masyarakat Desa Burong Mandi. Dahulu nenek moyang masyarakat Desa Burong

Mandi berperang melawan perompak yang singgah ke Pantai Bukit Batu.

a b

a b

Page 43: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

26

Peperangan tersebut terjadi karena perompak ingin menguasai Desa Burong

Mandi. Namun niat perompak tersebut ditolak oleh masyarakat setempat sehingga

banyak masyarakat yang meninggal. Masyarakat tersebut dimakamkan di dekat

Batu Bertumpuk. Makam nenek moyang Desa Burong Mandi tersebut masih ada

hingga saat ini.

2. Nilai keindahan

Seluruh objek di Pantai Bukit Batu memiliki nilai keindahan yang dapat

menjadi daya tarik wisata. Pada Batu Bertumpuk memiliki keindahan berupa

susunan batuan berdiameter ± 1 meter. Pada Pantai Malang Lepau memiliki

keindahan berupa pemandangan laut terutama ketika matahari terbit. Pada Teluk

Malang Lepau memiliki keindahan berupa dua buah batuan berdiameter ± 5 meter

yang berada di tepi teluk. Pada Bukit Malang Lepau memiliki keindahan berupa

pemandangan laut yang nampak dari tepi bukit.

3. Nilai pengetahuan

Seluruh objek di Pantai Bukit Batu memiliki nilai pengetahuan. Nilai

pengetahuan yang dapat dilakukan di Pantai Bukit Batu dapat berupa penelitian

mengenai gejala geologi (batuan) dan kegiatan pengamatan tumbuhan/satwa.

4. Nilai budaya

Nilai budaya berupa adat istiadat, tradisi lokal, kebiasaan (Damanik &

Weber 2006). Sumberdaya alam di Pantai Bukit Batu tidak ada yang digunakan

sebagai tradisi lokal atau adat istiadat.

Tabel 7 Nilai sumberdaya alam No. Objek Nilai sumberdaya alam Nilai

1 Batu bertumpuk Nilai sejarah, nilai keindahan dan nilai pengetahuan 20 2 Pantai Malang Lepau Nilai keindahan dan nilai pengetahuan 15 3 Teluk Malang Lepau Nilai keindahan dan nilai pengetahuan 15 4 Bukit Malang Lepau Nilai sejarah,nilai keindahan dan nilai pengetahuan 20

5.1.1.3 Variasi kegiatan

Variasi kegiatan merupakan kegiatan yang dapat dilakukan di masing-

masing objek. Semua objek utama di Pantai Bukit Batu memperoleh nilai 25,

karena memiliki empat atau lebih sub unsur. Kegiatan yang dapat dilakukan di

semua objek adalah kegiatan fotografi dan kegiatan menikmati pemandangan

(Tabel 8).

Page 44: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

27

Tabel 8 Penilaian variasi kegiatan wisata No. Objek Variasi kegiatan Nilai 1 Batu bertumpuk Bersepeda, fotografi, tracking dan menikmati

pemandangan 25

2 Pantai Malang Lepau Berjemur, berenang, fotografi dan menikmati pemandangan

25

3 Teluk Malang Lepau Berjemur, berenang, penelitian, fotografi, dan menikmati pemandangan

25

4 Bukit Malang Lepau Memancing, penelitian, fotografi, tracking dan menikmati pemandangan

25

5.1.1.4 Penilaian daya tarik di Pantai Bukit Batu

Bobot total dari empat objek di Pantai Bukit Batu yang memiliki nilai daya

tarik tertinggi sampai terendah adalah Bukit Malang Lepau dengan nilai 420, Batu

Bertumpuk dengan nilai 390, Teluk Malang Lepau dengan nilai 390 dan Pantai

Malang Lepau dengan nilai 360 (Tabel 9).

Tabel 9 Penilaian daya tarik di Pantai Bukit Batu

No. Unsur/sub unsur Batu Bertumpuk

Pantai Malang Lepau

Teluk Malang Lepau

Bukit Malang Lepau

1 Potensi utama daya tarik wisata 20 20 25 25

2 Nilai Sumberdaya alam 20 15 15 20

3 Variasi Kegiatan 25 25 25 25

Total Nilai Sub Unsur 65 60 65 70

Bobot total = Total nilai sub unsur x 6 390 360 390 420

Klasifikasi Penilaian Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

5.1.2 Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan penghubung antara daerah asal wisatawan

dengan tempat yang menyediakan atraksi wisata (Dirjen PHKA 2003). Penilaian

aksesibilitas dilakukan dari Bandara H.A.S Hanandjoeddin menuju pintu utama

Pantai Bukit Batu. Bandara H.A.S Hanandjoedin merupakan gerbang masuk

pengunjung yang berasal dari luar Pulau Belitung. Bandara tersebut berada di

Kabupaten Belitung Barat. Sedangkan Pantai Bukit Batu berada di Kabupaten

Belitung Timur. Aksesibilitas dari Kabupaten Belitung Barat menuju Kabupaten

Belitung Timur dapat ditempuh dengan tiga jalan, yaitu jalan atas, jalan tengah

dan jalan bawah. Jalan tengah merupakan jalan yang sering dilewati oleh

masyarakat, karena jalan tengah berhubungan langsung dengan kota Manggar

Page 45: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

28

sebagai pusat kota di Belitung Timur. Tiga jalan tersebut memiliki jarak ± 75 km

dengan waktu tempuh ± 1.5 jam.

Kecamatan Manggar merupakan pintu masuk ke Kabupaten Belitung

Timur. Jarak yang ditempuh dari Kecamatan Manggar ke Kecamatan Damar

(pintu utama Pantai Bukit Batu) ± 23 km. Di Kabupaten Belitung Timur belum

ada transportasi umum yang menghubungkan antar kecamatan. Pada umumnya

masyarakat setempat menggunakan kendaraan pribadi berupa motor dan mobil

untuk melakukan aktivitasnya.

Hasil penilaian aksesibilitas (Tabel 10) menunjukan bahwa jarak jalan

darat dari bandara H.A.S Hanandjoeddin mendapatkan nilai rendah yaitu 20

karena jaraknya > 20 km, jarak jalan darat dari Kecamatan Manggar juga

mendapatkan nilai rendah yaitu 20 karena jaraknya >20 km, waktu tempuh dari

Bandara H.A.S Hanandjoedin mendapatkan nilai rendah yaitu 10 karena waktu

tempuh >90 menit, waktu tempuh dari Kecamatan Manggar mendapatkan nilai

tertinggi yaitu 30 karena waktu tempuhnya <30 menit, tipe jalan mendapatkan

nilai tertinggi yaitu 30 karena berupa jalan aspal (Tabel 10).

Tabel 10 Penilaian aksesibilitas No. Aksesibilitas Nilai 1 Jarak jalan darat dari Bandara H.A.S Hanandjoeddin 20 2 Jarak jalan darat dari ibu kota Belitung Timur (Manggar) 20 3 Waktu tempuh dari Bandara H.A.S Hanandjoeddin 10 4 Waktu tempuh dari ibu kota Belitung Timur (Manggar) 30 5 Tipe jalan 30 Total Nilai Sub Unsur 110 Bobot total = Total nilai sub unsur x 5 550

Klasifikasi Penilaian Rendah

Nilai bobot total aksesibilitas adalah 550, yang termasuk ke dalam

klasifikasi penilaian kategori rendah. Kategori rendah ini dipengaruhi oleh nilai

yang rendah dari unsur jarak bandaradan Kecamatan Manggar ke pintu utama

Pantai Bukit Batu, serta waktu tempuh dari bandara ke pintu utama Pantai Bukit

Batu.

5.1.3 Penilaian Objek Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) di Pantai Bukit Batu Penilaian ODTWA di Pantai Bukit Batu diperoleh melalui penjumlahan

bobot total daya tarik dan aksesibilitas pada keempat objek (Tabel 11).

Page 46: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

29

Tabel 11 Penilaian ODTWA di Pantai Bukit Batu

No. Unsur/sub unsur Batu

Bertumpuk

Pantai Malang Lepau

Teluk Malang Lepau

Bukit Malang Lepau

1 Daya tarik 390 360 390 420

2 Aksesibilitas 550 550 550 550

Bobot total 940 910 940 970

Klasifikasi penilaian Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi

Jumlah nilai minimal dari kedua klasifikasi (daya tarik dan aksesibilitas)

agar dapat direncanakan sebagai objek wisata alam adalah 855 yaitu berdasarkan

nilai terendah dari klasifikasi sedang (daya tarik = 271, aksesibilitas = 584).

5.2 Fasilitas yang Ada di Pantai Bukit Batu

Pengelola Pantai Bukit Batu telah menyediakan beberapa fasilitas yang

berguna untuk meningkatkan pelayanan bagi pengunjung. Fasilitas yang ada di

Pantai Bukit Batu antara lain papan penunjuk arah, pos penjualan tiket, jalan

utama, lampu jalan, restoran, gazebo, sumur, kamar mandi dan villa (Gambar 12).

Gambar 12 Fasilitas yang ada di Pantai Bukit Batu.

Page 47: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

30

5.2.1 Papan penunjuk arah

Papan penunjuk arah terletak di depan pintu utama Pantai Bukit Batu.

Papan ini berfungsi sebagai penunjuk arah menuju Pantai Bukit Batu. Papan

tersebut memiliki kondisi warna yang sudah memudar dan berukuran kecil

sehingga tidak mudah dilihat oleh pengunjung (Gambar 13).

Gambar 13 Kondisi papan penunjuk arah di Pantai Bukit Batu: (a) Papan penunjuk arah dengan kondisi warna yang sudah memudar, (b) Papan penunjuk arah yang berukuran kecil.

5.2.2 Pos tiket

Pos tiket terletak ± 20 meter dari pintu utama Pantai Bukit Batu. Pos

tersebut berfungsi untuk menjual tiket Pantai Bukit Batu. Kondisi pos saat ini

dalam kondisi baik. Harga tiket masuk ke Pantai Bukit Batu adalah Rp. 5000,00

(Gambar 14).

Gambar 14 Kondisi pos tiket di Pantai Bukit Batu: (a) Pos penjualan tiket di Pantai Bukit Batu, (b) Contoh tiket masuk ke Pantai Bukit Batu.

a b

a b

Page 48: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

31

5.2.3 Jalan utama

Jalan utama menuju kawasan Pantai Bukit Batu memiliki kondisi jalan

berupa aspal sepanjang ± 800 meter dengan lebar ± 5 meter. Jalan tersebut dapat

dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat (Gambar 15).

Gambar 15 Jalan utama di Pantai Bukit Batu.

5.2.4 Lampu

Lampu jalan berada di sepanjang jalan utama menuju restoran. Kondisi

lampu tersebut sudah rusak dan tidak terawat (Gambar 16).

Gambar 16 Kondisi salah satu lampu yang sudah rusak di Pantai Bukit Batu.

5.2.5 Restoran

Restoran yang berada di dalam kawasan Pantai Bukit Batu hanya ada satu.

Kondisi restoran tersebut kurang terawat dan sudah tutup. Saat ini restoran

digunakan sebagai tempat tinggal petugas Pantai Bukit Batu (Gambar 17).

Page 49: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

32

Gambar 17 Bagian depan restoran di Pantai Bukit Batu.

5.2.6 Kamar mandi dan sumur

Kamar mandi dan sumur terletak di tepi Pantai Malang Lepau. Keduanya

berfungsi untuk membilas tubuh setelah bermain air laut. Kondisi kamar mandi

sudah rusak dan tidak terawat, sedangkan kondisi air sumur masih dapat

digunakan untuk membilas tubuh (Gambar 18).

Gambar 18 Kondisi kamar mandi dan sumur di Pantai Bukit Batu: (a) Kondisi

kamar mandi yang tidak terawat, (b) Kondisi air sumur masih dapat digunakan untuk membilas.

5.2.7 Villa

Pengelola memiliki satu buah villa yang berada di dalam kawasan Pantai

Bukit Batu. Villa ini terletak ± 10 meter dari Batu Bertumpuk. Kondisi villa saat

ini kurang terawat terlihat dari beberapa bagian cat yang sudah mengelupas

(Gambar 19).

a b

Page 50: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

33

Gambar 19 Villa di dalam kawasan Pantai Bukit Batu.

5.3 Masyarakat

5.3.1 Potensi sosial budaya masyarakat sekitar Pantai Bukit Batu

5.3.1.1 Keragaman suku di Desa Burong Mandi

Masyarakat Desa Burong Mandi memiliki potensi sosial dan budaya yang

dapat menjadi daya tarik wisata. Masyarakat Desa Burong Mandi didominasi oleh

Suku Melayu yang masih memegang teguh adat dan kebudayaannya, sedangkan

suku yang lain adalah Suku Bugis yang merupakan suku asli Sulawesi Selatan.

Suku Bugis juga masih memegang teguh adat dan kebudayaannya. Hubungan

kekerabatan antara Suku Melayu dan Suku Bugis terjalin dengan baik, hal ini

terlihat dari perkawinan antar dua suku tersebut. Perkawinan antar suku tersebut

menyebabkan terjadinya akulturasi. Akulturasi merupakan proses sosial yang

timbul bila suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan

dengan kebudayaan asing, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun

dapat di terima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan

hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri (Koentjaraningrat 1990).

Perkawinan antar suku ini memperlihatkan bahwa di Desa Burong Mandi tidak

ada konflik antar suku.

5.3.1.2 Keragaman agama di Desa Burong Mandi

Desa Burong Mandi memiliki dua buah vihara, yaitu Vihara Dewi Kwan

Im dan Vihara Sunggokong. Vihara Dewi Kwan Im merupakan vihara terbesar

dan tertua di Desa Burong Mandi. Etnis Tionghoa yang beragama Budha

berdomisili di Desa Mengkubang. Desa Mengkubang terletak di sebelah Desa

Burong Mandi, sedangkan seluruh masyarakat Desa Burong Mandi menganut

Page 51: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

34

agama Islam. Masyarakat Desa Burong Mandi tidak keberatan dengan adanya dua

vihara tersebut, bahkan masyarakat setempat sering melakukan acara desa di

halaman Vihara Dewi Kwan Im.

5.3.1.3 Tarian tradisional

Tarian tradisional khas Desa Burong Mandi adalah tarian tikar lais,

selamat datang dan hadra. Tarian tikar lais merupakan tarian yang menggunakan

tikar yang terbuat dari tumbuhan Lais (Pandanus furcatus). Tarian ini bermakna

sebagai ucapan terima kasih atas alam yang diberikan oleh Sang Maha Kuasa.

Tarian tikar lais ditampilkan ketika diadakan festival di Desa Burong Mandi

(Gambar 20). Pada acara penyambutan pengantin tarian yang ditampilkan adalah

tarian selamat datang. Tarian tersebut bermakna sebagai simbol kebahagiaan

kedua mempelai. Pada acara menyambut tamu penting yang ditampilkan adalah

tarian Hadra. Hadra merupakan tarian yang diiringi dengan musik gendang yang

berbeda bunyinya. Tarian tersebut bermakna sebagai penghormatan kepada tamu

yang datang ke Desa Burong Mandi. Tarian-tarian tersebut dapa menjadi daya

tarik wisata yang menarik bagi pengunjung dalam perencanaan wisata alam di

Pantai Bukit Batu.

Gambar 20 Tarian tradisional khas Desa Burong Mandi; (a) Penari Tikar Lais (b) Salah satu gerakan dari Tarian Tikar Lais (Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur).

5.3.1.4 Cerita rakyat Raja Berekor

Istilah Jangkar Pulau Belitung berasal dari cerita rakyat yang berjudul

Raja Berekor. Cerita ini berawal dari kerajaan di Pulau Bali. Seorang raja

memiliki seorang putri cantik, namun putri tersebut mengidap suatu penyakit

kelamin. Raja memutuskan untuk mengasingkan putri tersebut ke tengah hutan

a b

Page 52: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

35

bersama anjingnya. Beberapa bulan berlalu terdengar kabar bahwa putri tersebut

hamil akibat bersetubuh dengan anjing peliharaannya. Kabar itu terdengar oleh

raja. Raja segera menyucikan diri dan memohon kepada dewa agar

menghancurkan hutan yang dihuni oleh putrinya. Sejak saat itu terputuslah

semenanjung utara Pulau Bali.

Semenanjung utara Pulau Bali tersebut hanyut terbawa arus menuju utara.

Di tengah laut terdapat dua orang nelayan yang sedang melaut. Nelayan tersebut

bernama Datu Malim Angin dan Datu Langgar Tuban. Tak jauh dari tempat

mereka tampak sebuah pulau yang melintas terbawa arus. Datu Malim Angin

berhasil mencapai salah satu bagian pulau tersebut dan mengikatkan tali sauh

pada sebuah batang pohon mali berduri. Setelah diikat, Datu Malim Angin

menancapkannya pada sebuah gunung dan melemparkan jangkarnya ke laut. Datu

Malim Angin berlari berlawanan arah dengan pohon Mali Berduri dan

mematahkan sebatang pohon waru lalu menancapkannya di puncak gunung. Pulau

itu dinamakan “Bali-Tong” berarti Bali yang terpotong. Konon gunung pertama

adalah Gunung Baginde. Gunung Baginde dikenal dengan pancang selatan Pulau

Belitung. Gunung kedua adalah Gunung Burung Mandi dan jangkarnya

ditenggelamkan ke laut (Gambar 21).

Gambar 21 Jangkar Pulau Belitung yang ada di tengah laut Pantai Bukit Batu.

5.3.1.5 Upacara adat Selamatan Laut

Upacara adat Selamatan Laut dilakukan secara turun temurun oleh

masyarakat Desa Burong Mandi. Upacara ini bertujuan untuk menyelamatkan

masyarakat dari hal yang tidak diinginkan selama berada di laut. Upacara ini

diadakan setiap tanggal 26-27 Desember. Upacara adat ini menggunakan sesajen

berupa koe limping serabi berjumlah dua puluh lima kue. Kue tersebut terdiri atas

Page 53: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

36

lima macam warna yaitu merah, putih, hijau, kuning dan hitam. Setelah ketua adat

selesai melakukan upacara adat, sesajen tersebut dibuang ke tengah laut.

Masyarakat tidak diperbolehkan untuk mandi di laut selama tiga hari setelah

melakukan upacara adat (Gambar 22).

Gambar 22 Upacara adat Selamatan Laut: (a) Ketua adat sedang menata

koelimping serabi (b) Prosesi upacara adat selamatan laut (Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur).

5.3.1.6 Rumah adat Suku Bugis

Kampung Suku Bugis di Desa Burong Mandi sudah ada sejak tahun 1978.

Mata pencaharian Suku Bugis yang menetap Desa Burong Mandi adalah nelayan.

Salah satu yang menarik dari perkampungan Suku Bugis adalah rumah adat yang

berbentuk rumah panggung yang terdiri dari tingkat atas, tengah dan bawah

(Gambar 24). Tingkat atas pada rumah panggung biasanya digunakan untuk

menyimpan padi dan benda pusaka, tingkat tengah sebagai tempat tinggal yang

terbagi atas ruang tamu, ruang tidur, ruang makan. Sedangkan tingkat dasar

digunakan untuk menyimpan alat pertanian dan kandang ternak.

Gambar 24 Rumah panggung Suku Bugis di Desa Burong Mandi.

a b

Page 54: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

37

5.3.1.7 Vihara Dewi Kwan Im

Vihara Dewi Kwan Im berdiri sejak tahun 1747. Awalnya vihara ini

digunakan sebagai tempat ibadah. Namun, sekarang vihara ini juga digunakan

sebagai objek wisata budaya bagi pengunjung yang datang ke Desa Burong

Mandi. Beberapa acara yang rutin diselengggarakan di halaman Vihara Dewi

Kwan Im, antara lain pada Bulan Agustus diadakan pertunjukan Barongsai dan

tarian tradisional (Gambar 23). Pertunjukan tersebut dilaksanakan untuk

merayakan pesta ulang tahun Dewi Kwan Im. Pada Bulan November juga

diselenggarakan acara festival Barongsai keliling kampung dan aksi pemasangan

lampion di Vihara Dewi Kwan Im.

Gambar 23 Vihara Dewi Kwan Im yang terletak di Desa Burong Mandi: (a) Tarian dari Sanggar Batu Sembayang di depan Vihara Dewi Kwan Im, (b) Pertunjukan Barongsai di depan Vihara Dewi Kwan Im (Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur).

5.3.1.8 Kerajinan tangan khas Desa Burong Mandi

Kerajinan tangan khas Desa Burong Mandi berbahan dasar tumbuhan Lais

(Pandanus furcatus) yang sudah dianyam menjadi tikar. Tikar lais tersebut

dibentuk menjadi tas, dompet, tempat tissue dan tempat untuk ari-ari bayi. Selain

berbahan dasar tikar lais, terdapat kerajinan tangan yang berbahan dasar plastik

bekas (bungkus makanan/minuman) yang dirangkai menjadi sebuah tas. Harga

kerajinan tangan ini berkisar antara Rp. 5.000 – Rp.100.000. Kerajinan ini sudah

dijual-belikan di galeri cinderamata. Galeri Cinderamata ini berlokasi di Pantai

Burung Mandi (Gambar 25).

a b

Page 55: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

38

Gambar 25 Kerajinan tangan khas Desa Burong Mandi: (a) Tas dan tempat untuk ari-ari bayi yang terbuat dari tikar lais, (b) Ibu Mila (sebelah kanan) pembuat kerajianan tangan khas Burong Mandi.

5.3.2 Keinginan masyarakat untuk berperan serta dalam wisata alam di Pantai Bukit Batu.

Perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu didukung sepenuhnya oleh

masyarakat Desa Burong Mandi. Wawancara dilakukan kepada 93 responden

untuk mengetahui pendapat masyarakat terhadap perencanaan wisata alam di

Pantai Bukit Batu. Responden tersebut terdiri dari 47 laki-laki (51%) dan 46

perempuan (49%). Masyarakat tersebut umumnya berprofesi sebagai pekerja

tambang dan nelayan. Masyarakat menilai Pantai Bukit Batu berpotensi untuk

dikembangkan sebagai tempat wisata, namun masyarakat menghendaki adanya

kerjasama antara pengelola dan masyarakat setempat untuk bersama-sama

mengembangkan wisata alam di Pantai Bukit Batu.

Masyarakat menilai daya tarik di Pantai Bukit Batu adalah Pantai Malang

Lepau sebanyak 46%, Bukit Malang Lepau sebanyak 30%, Batu Bertumpuk

sebanyak 16% dan terakhir adalah Teluk Malang Lepau sebanyak 8%.

Masyarakat menilai seluruh objek di Pantai Bukit Batu berpotensi sebagai tempat

wisata dan dapat membuka peluang bagi masyarakat yang ingin terlibat dalam

kegiatan wisata alam.

Peran serta yang akan mereka lakukan antara lain menjadi pedagang

makanan khas Belitung (27%), pemandu wisata bagi pengunjung (25%), berjualan

cinderamata khas Desa Burong Mandi (16%), menyewakan homestay (13%),

menyewakan kapal (11%), petugas (6%) dan tukang parkir (2%) (Gambar 26).

Masyarakat menginginkan pengelolaan Pantai Bukit Batu dalam wisata alam

a b

Page 56: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

39

memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar, namun tetap memperhatikan

kelestarian alam.

Gambar 26 Peran serta masyarakat.

5.4 Pengunjung

5.4.1 Karakteristik pengunjung

Pengunjung yang datang ke Pantai Burung Mandi berusia 15-67 tahun.

Nasution (2007) membagi kelompok umur menjadi tiga, yaitu remaja (15-24

tahun), dewasa (25-50 tahun) dan tua (>50 tahun). Pengunjung Pantai Burung

Mandi didominasi oleh remaja sebanyak 65%, dewasa sebanyak 18% dan tua

sebanyak 17%.

Pengunjung terdiri atas laki-laki sebanyak 62% dan perempuan sebanyak

38%. Pengunjung laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan karena

pengunjung laki-laki ingin berwisata untuk melepaskan kelelahan setelah bekerja.

Hal ini sesuai dengan Mason (2008) yang menyatakan bahwa salah satu faktor

pengunjung melakukan wisata adalah untuk melarikan diri dari kehidupan sehari-

hari. Mayoritas pengunjung berpendidikan perguruan tinggi (PT) sebanyak

53.33% karena Desa Burong Mandi sering digunakan untuk Praktek Kerja Lapang

(PKL) atau penelitian. Jenis pekerjaan pengunjung juga didominasi oleh pelajar

dan mahasiswa sebanyak 60% (Tabel 12).

16%

27%

11% 13%

6%

25%

2%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

Pedagangcinderamata

Pedagangmakanan

Penyewaankapal

Homestay Petugas Pemanduwisata

TukangParkir

Pers

en

Peran serta masyarakat

Page 57: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

40

92%

8% 0%

20%40%60%80%

100%

Menikmati keindahanalam

Penelitian

Pers

en

Tujuan kunjungan

Tabel 12 Karakteristik pengunjung No Karateristik Persentase (%)

1 Jenis Kelamin

Laki-laki 61.67

Perempuan 38.33

2 Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar (SD) 16.00

Sekolah Menengah Pertama (SMP) 15.00

Sekolah Menengah Atas (SMA) 16.00

Perguruan Tinggi (PT) 53.33

3 Profesi/Pekerjaan

Pelajar/mahasiswa 60.00

Wiraswasta 10.00

PNS 6.67

Pegawai Swasta 3.33

Buruh tambang 15.00

Lainnya 5.00

4 Kelompok Umur

Remaja (15-24 tahun) 65.00

Dewasa (25-50 tahun) 18.33

Tua (>50 tahun) 16.67

5.4.2 Tujuan dan kegiatan pengunjung di Pantai Bukit Batu Pengunjung yang diberikan kuisioner adalah pengunjung yang sudah

pernah mengunjungi Pantai Bukit Batu. Tujuan kunjungan di Pantai Bukit Batu

untuk menikmati keindahan alam (92%) dan tujuan penelitian (8%) (Gambar 27).

Gambar 27 Tujuan kunjungan ke Pantai Bukit Batu.

Kegiatan pengunjung selama berada di Pantai Bukit Batu adalah fotografi

sebanyak 50%, karena Pantai Bukit Batu memiliki pemandangan, tumbuhan dan

satwa yang menarik. Kegiatan lain yang dilakukan adalah memancing (18%),

Page 58: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

41

berenang (12%), penelitian (7%) dan menikmati pemandangan (13%) (Gambar

28).

Gambar 28 Kegiatan yang dilakukan di Pantai Bukit Batu.

5.4.3 Keinginan pengunjung

Daya tarik dan aksesibilitas merupakan penentu utama keberhasilan dalam

penyelenggaraan wisata alam (Dirjen PHKA 2003). Sebanyak 43% pengunjung

menyatakan Pantai Malang Lepau menjadi daya tarik pertama di Pantai Bukit

Batu. Sebanyak 23% pengunjung menyatakan bahwa Bukit Malang Lepau adalah

daya tarik kedua, karena keberadaan bukit di Pantai Bukit Batu memberikan

nuansa berbeda dengan pantai lain di Belitung Timur. Sebanyak 20% Batu

Bertumpuk menjadi daya tarik ketiga, karena batuan di Pantai Bukit Batu

berukuran sangat besar. Daya tarik keempat adalah Teluk Malang Lepau sebanyak

13%, karena teluk berada diantara nuansa bukit dan laut (Gambar 29).

Gambar 29 Daya tarik di Pantai Bukit Batu.

Kegiatan yang ingin dilakukan pengunjung adalah menikmati

pemandangan sebanyak 63%, kegiatan wisata minat khusus (surfing, difing)

sebanyak 17% dan wisata pendidikan sebanyak 20% (Gambar 30). Aksesibilitas

50%

18% 12% 7%

13%

0%10%20%30%40%50%60%

Fotografi Memancing Berenang Penelitian Menikmatipemandangan

Pers

en

Kegiatan yang dilakukan

43%

23% 20% 13%

0%10%20%30%40%50%

Pantai MalangLepau

Bukit MalangLepau

BatuBertumpuk

Teluk MalangLepau

Pers

en

Daya tarik di Pantai Bukit Batu

Page 59: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

42

menuju Pantai Bukit Batu sebanyak 85% menyatakan baik, karena jalan berupa

aspal dan bebas kemacetan. Pengunjung yang berpendapat aksesibilitas di

Belitung kurang baik sebanyak 15%, karena kurangnya transportasi umum dan

rambu-rambu lalu lintas.

Gambar 30 Kegiatan yang diinginkan pengunjung.

5.4.4 Fasilitas yang diperlukan pengunjung

Fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan wisata alam adalah fasilitas yang

sederhana, namun tidak merubah suasana alami di Pantai Bukit Batu. Pengunjung

menginginkan fasilitas utama untuk wisata, antara lain papan petunjuk arah 82%,

pusat informasi 16%, pemandu wisata 16%, peta kawasan 16% dan leaflet 18%

(Tabel 13).

Fasilitas pendukung wisata yang diperlukan antara lain kamar mandi

sebanyak 67% yang berfungsi untuk membilas tubuh setelah bermain air laut.

Selain kamar mandi fasilitas lain adalah tempat sampah yang memadai sebanyak

52% untuk menjaga lingkungan dari sampah yang dibawa pengunjung.

Pengunjung menginginkan adanya tempat duduk dan toko cinderamata sebanyak

48% dan sebanyak 37% pengunjung memerlukan tempat untuk parkir.

Pengunjung memilih untuk menginap di homestay sebanyak 48%, karena

pengunjung dapat menikmati keadaan alam sekitar dan mempelajari kehidupan

masyarakat Belitung Timur.

63%

20% 17%

0%10%20%30%40%50%60%70%

Menikmatipemandangan

Wisatapendidikan

Wisata minatkhusus

Pers

en

Kegiatan yang diinginkan pengunjung

Page 60: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

43

Tabel 13 Fasilitas yang diperlukan pengunjung dalam kegiatan wisata alam No. Jenis kebutuhan Presentase (%)

1 Fasilitas utama

Papan petunjuk arah 82

Pusat informasi 16

Pemandu wisata 16

Leaflet 18

Peta kawasan 16 2 Fasilitas pendukung

Tempat parkir 37

Rumah makan 8

Tempat sampah 52

Toko cinderamata 48

Kamar mandi 67

Tempat duduk 48

3 Tempat menginap

Hotel 37

Homestay 48

Cottage 16

5.4.5 Harapan pengunjung

Harapan pengunjung bagi perencanaan wisata alam adalah:

(1) Pengunjung menginginkan adanya angkutan kota di Belitung Timur. Alternatif

saat ini adalah dengan menggunakan jasa travel.

(2) Pengunjung menginginkan untuk memperbaiki fasilitas yang ada di Pantai

Bukit Batu.

5.5 Rencana Pengelola

Kawasan Pantai Bukit Batu dikelola oleh pihak swasta. Visi pengelolaan

kawasan Pantai Bukit Batu adalah memberdayakan masyarakat sekitar dan

mengembangkan aspek ekonomi dan budaya masyarakat di Desa Burong Mandi.

Tujuan pembangunan dan pengembangan Pantai Bukit Batu adalah memajukan

pariwisata di Desa Burong Mandi, Kabupaten Belitung Timur. Petugas di Pantai

Bukit Batu hanya ada 2 orang. Satu orang bekerja sebagai penjaga kawasan dan

satu lagi bekerja sebagai petugas tiket masuk Pantai Bukit Batu

Rencana pengelola di Pantai Bukit Batu adalah melakukan aspal jalan utama

(Gambar 31). Rencana selanjutnya adalah membangun kolam renang di Pantai

Bukit Batu. Kendala yang dialami pengelola dalam perencanan kawasan yaitu

keterbatasan dana, jarak yang jauh dari bandara, sumberdaya manusia yang

Page 61: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

44

kurang memadai dan investor yang belum melihat potensi wisata di Kabupaten

Belitung Timur.

Gambar 31 Rencana pengelola di Pantai Bukit Batu: (a) Jalan utama yang sudah di aspal dengan bagian kiri yang belum diaspal, (b) Jalan utama yang belum diaspal.

5.6 Perencanaan Wisata Alam di Pantai Bukit Batu

Arah perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu adalah wisata yang

berbasis ekologis, yaitu wisata dengan pendekatan sumberdaya alam atau

mempertimbangkan sumberdaya alam yang berada dalam kawasan sehingga

sumberdaya tersebut dapat terus lestari dan terjaga dengan baik. Perencanaan

wisata alam berdasarkan hasil penilaian Objek Daya Tarik Wisata Alam

(ODTWA), wawancara pengunjung, masyarakat dan pengelola menunjukkan

bahwa objek yang diprioritaskan di Pantai Bukit Batu adalah Pantai Malang

Lepau, Bukit Malang Lepau, Batu Bertumpuk dan Teluk Malang Lepau. Prioritas

objek ini yang akan dikembangkan menjadi konsep wisata alam di Pantai Bukit

Batu.

5.6.1 Konsep dasar perencanaan

Konsep dasar perencanaan wisata alam dalam penelitian ini adalah Pantai

Bukit Batu sebagai area wisata pantai berbasis ekologis didukung dengan

keberadaan potensi sumberdaya alam yang menarik di Pantai Bukit Batu.

Perencanaan kawasan wisata berbasis ekologis mampu menjaga lingkungan agar

tetap lestari. Penataan kawasan ini dilakukan untuk merencanakan atraksi wisata

dan fasilitas pengunjung wisata tanpa mengurangi nilai ekologis dan berdampak

pada kepuasan pengunjung. Konsep tersebut melalui konsep ruang, pola sirkulasi

dan fasilitas pendukung.

a b

Page 62: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

45

Perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu diharapkan dapat memiliki

beberapa fungsi yang dapat mendukung fungsi pokok kawasan seperti:

a. Fungsi konservasi: fungsi konservasi dikembangkan pada daerah sekitar

pantai yang rawan abrasi, dengan adanya konservasi dampak negatif yang

timbul dapat dikurangi.

b. Fungsi wisata: fungsi wisata untuk memenuhi kebutuhan wisata masyarakat

dengan kegiatan wisata yang dikembangkan berdasarkan potensi sumberdaya

alam dan didukung dengan fasilitas wisata.

c. Fungsi ekologi: fungsi ekologi berkaitan dengan kawasan pantai yang bersifat

kompleks (hutan mangrove, perairan, habitat satwa darat dan biota perairan)

dan bersifat labil (mudah sekali rusak). Fungsi ini erat sekali dengan fungsi

konservasi. Fungsi ini dikembangkan untuk menjaga keseimbangan ekologi

kawasan, apabila salah satu komponen terganggu maka akan mempengaruhi

seluruh ekosistem.

5.6.2 Pengembangan konsep

5.6.2.1 Konsep ruang

Konsep ruang adalah penjabaran secara lebih detail berdasarkan objek

prioritas. Konsep ruang di Pantai Bukit Batu adalah membentuk suatu kawasan

yang mampu mendukung kebutuhan aktivitas berbasis nilai ekologis kawasan.

Alokasi ruang di Pantai Bukit Batu terkait dengan objek daya tarik prioritas,

sehingga masing-masing ruang memerlukan perencanaan yang tepat agar potensi

sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan sebagai aktivitas wisata. Untuk

mengoptimalisasi fungsi ruang dalam upaya perencanaan wisata alam, maka

direncanakan pembagian ruang wisata. Ruang wisata tersebut di bagi menjadi 3,

yaitu ruang wisata utama, ruang wisata penunjang dan ruang pendukung wisata

(Gambar 32).

1. Ruang wisata utama

Ruang wisata utama merupakan pusat aktivitas pengunjung dengan

intensitas penggunaan ruang yang tinggi. Ruang wisata utama tidak

membutuhkan terlalu banyak modifikasi sumberdaya untuk mendukung

aktivitas wisata yang direncanakan. Ruang wisata utama di Pantai Bukit Batu

meliputi Pantai Malang Lepau dan Teluk Malang Lepau. Pantai Malang Lepau

Page 63: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

46

direncanakan sebagai ruang wisata utama karena merupakan objek yang

diprioritaskan. Sedangkan Teluk Malang Lepau termasuk ke dalam klasifikasi

penilaian ODTWA tinggi dan berada pada daerah sepanjang pantai yang

berpasir. Pada ruang ini aktivitas yang dapat dilakukan adalah aktivitas wisata

seperti, tracking, berperahu, berenang, berjemur, fotografi dan menikmati

pemandangan.

2. Ruang wisata penunjang

Ruang wisata penunjang merupakan ruang dimana wisata yang dilakukan

merupakan aktivitas wisata untuk menanggulangi terjadinya penumpukan

pengunjung pada ruang wisata utama, sehingga aktivitas wisata tidak terpusat

pada wisata utama. Ruang wisata penunjang di Pantai Bukit Batu adalah area

Bukit Malang Lepau. Aktivitas wisata penunjang bersifat lebih rekreatif akan

tetapi tidak meninggalkan nilai edukasi di dalamnya. Ruang ini merupakan area

dimana banyak objek dan daya tarik yang ditemukan, tetapi banyak pula

sumberdaya alam didalamnya yang perlu dilindungi, sehingga membatasi

pengembangan wisata alam. Pada ruang ini aktivitas yang dapat dilakukan

adalah aktivitas macaca watching, tracking, memancing, fotografi dan

menikmati pemandangan.

3. Ruang pendukung wisata

Ruang pendukung wisata terdiri dari ruang penerimaan dan ruang

pelayanan yang berfungsi untuk menyambut pengunjung yang datang dan

merupakan ruang pelayanan pertama untuk pengunjung. Batu Bertumpuk

merupakan ruang pendukung wisata, karena letaknya berada di dekat pintu

utama Pantai Bukit Batu. Aktivitas wisata yang direncanakan menikmati

pemandangan alam, fotografi, berziarah dan bersepeda. Secara lebih rinci

lokasi pemanfaatan ketiga ruang wisata dapat dilihat pada Gambar 32.

Page 64: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

47

Gambar 32 Peta perencanaan ruang wisata di Pantai Bukit Batu. 47

Page 65: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

48

5.6.2.2 Aksesibilitas

Aksesibilitas dalam perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu

berkaitan dengan akses yang menghubungkan wisatawan di, ke dan selama

menuju daerah tujuan wisata harus mencakup aspek kuantitas, ketepatan waktu,

kenyamanan dan keselamatan (Damanik & Weber 2006). Aksesibilitas menuju

Pantai Bukit Batu dimulai dari Kabupaten Belitung Barat. Kabupaten Belitung

Barat menjadi lokasi pemberangkatan pengunjung dan Kabupaten Belitung Timur

sebagai lokasi tujuan. Kabupaten Belitung Barat menjadi lokasi pemberangkatan,

karena pusat bandara dan pelabuhan di Pulau Belitung berada di Kabupaten

Belitung Barat.

Aksesibilitas menuju Pantai Bukit Batu relatif baik yaitu berupa jalan

aspal, namun masih kurangnya rambu-rambu lalu lintas menjadi kendala bagi

pengunjung yang baru pertama kali datang ke Pulau Belitung. Sehingga

perencanaan aksesibilitas menuju Pantai Bukit Batu berupa penambahan papan

penunjuk arah (sign board) dan rambu–rambu lalu lintas di sepanjang jalan

menuju Pantai Bukit Batu. Untuk merealisasikan rekomendasi perencanaan

aksesibilitas tersebut diperlukan kerjasama dengan pemerintah daerah setempat.

5.6.2.3 Konsep sirkulasi

Konsep sirkulasi berfungsi untuk penghubung antar ruang wisata dan di

dalam ruang wisata itu sendiri. Konsep sirkulasi yang direncanakan di Pantai

Bukit Batu adalah sirkulasi yang aman dan nyaman. Konsep sirkulasi yang

direncanakan di Pantai Bukit Batu berbentuk melingkar, yaitu pintu masuk dan

pintu keluar berada pada lokasi yang sama. Pola pengunjung diawali dengan

masuknya pengunjung pada ruang penerima melalui pintu utama Pantai Bukit

Batu, setelah itu pengunjung dapat menentukan tujuan aktivitasnya masing-

masing.

Sirkulasi wisata di Pantai Bukit Batu ditujukan khusus untuk tujuan wisata

pantai berbasis ekologi, sehingga jalur sirkulasi yang direncanakan dibagi menjadi

jalur pejalan kaki dan jalur sepeda/delman dan tidak diperuntukan bagi kendaraan

bermotor. Jalur pejalan kaki terdapat pada jalan utama Pantai Bukit Batu, antar

ruang wisata dan di dalam ruang wisata. Jalur pejalan kaki pada jalan utama

Pantai Bukit Batu memiliki lebar 1-2 meter. Jalur pejalan kaki tersebut berupa

Page 66: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

49

jalan aspal sepanjang ± 800 meter hingga restoran di Pantai Bukit Batu.

Sedangkan jalur pejalan kaki lainnya berupa jalan tanah (Gambar 33).

Gambar 33 Konsep sirkulasi jalur pejalan kaki di Pantai Bukit Batu (Sumber: Harris & Dines 1988).

Jalur sepeda dan delman terpisah dengan jalur pejalan kaki, hal ini untuk

menghindari terjadinya singgungan/tabrakan, sehingga antar jalur tersebut

dibatasi oleh vegetasi semak atau pohon peneduh. Jalur sepeda dan delman

hanya terdapat pada jalan utama Pantai Bukit Batu hingga ke pusat informasi

(± 800 meter) dengan lebar 2-3 meter (Gambar 34).

Gambar 34 Konsep sirkulasi jalur sepeda/delman di Pantai Bukit Batu (Sumber: Harris & Dines 1988).

5.6.2.4 Konsep aktivitas

Konsep aktivitas yang direncanakan berdasarkan potensi wisata yang

terkait dengan alam dan lingkungan. Untuk masing-masing ruang memiliki

aktivitas wisata yang berbeda. Aktivitas pada ruang wisata utama berupa aktivitas

yang berkaitan dengan pendidikan dan fungsi pantai itu sendiri, sebagai

sumberdaya milik bersama yang dapat digunakan oleh siapa saja (Tuwo 2011).

Sehingga aktivitas wisata yang direncanakan tidak menimbulkan masalah dalam

Page 67: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

50

over-eksploitasi sumberdaya alam. Sedangkan aktivitas wisata penunjang yang

direncanakan merupakan aktivitas wisata yang rekreatif, tetapi tetap mengarah

pada pendidikan dan petualangan.

Aktivitas yang direncanakan pada ruang wisata utama, sepanjang pantai

berpasir, yaitu Teluk Malang Lepau hingga Pantai Malang Lepau adalah tracking,

berperahu, sight seeing, berenang dan fotografi. Tracking bertujuan untuk

memperkenalkan potensi sumberdaya alam yang unik dan menarik di ruang

wisata utama. Aktivitas berenang dan berperahu dapat dilakukan bulan April -

September, karena pada bulan tersebut ombak relatif tenang. Aktivitas berperahu

menggunakan kater (perahu tradisional masyarakat Belitung) dengan tujuan

mengunjungi Jangkar Pulau Belitung yang berada di bagian timur laut. Tujuan

kegiatan ini agar pengunjung mengenal asal-usul Pulau Belitung (Gambar 35).

Aktivitas lainnya berupa sight seeing dan fotografi, dimana pengunjung dapat

menikmati keindahan panorama alam di sepanjang Pantai Bukit Batu. Pada ruang

wisata utama diperlukan juga pemandu wisata sehingga aktivitas wisata yang

direncanakan dapat berjalan dengan baik.

Gambar 35 Aktivitas ruang wisata utama: (a) Aktivitas Tracking, (b) Kater,

perahu tradisional masyarakat Belitung Timur (Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur).

Aktivitas yang direncanakan pada ruang wisata penunjang, yaitu di Bukit

Malang Lepau adalah tracking, macaca watching, fotografi dan memancing.

Aktivitas di ruang wisata penunjang bersifat lebih rekreatif akan tetapi tidak

meninggalkan nilai edukasi di dalamnya. Ruang ini merupakan area dimana

banyak objek dan daya tarik yang ditemukan, tetapi banyak pula sumberdaya alam

di dalamnya yang perlu dilindungi, sehingga membatasi pengembangan wisata

Page 68: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

51

alam. Aktivitas tracking dengan menyusuri bagian dalam Bukit Malang Lepau,

karena jalan tersebut memiliki keanekaragaman tumbuhan dan satwa. Aktivitas ini

menempuh jarak ± 2 km dan memerlukan waktu selama ± 120 menit. Macaca

watching merupakan aktivitas menikmati monyet ekor panjang (Macaca

fascicularis) di Bukit Malang Lepau (Gambar 36). Lokasi untuk melakukan

kegiatan macaca watching dapat ditempuh melalui dua jalan. Jalan melewati

bagian dalam bukit dan jalan alternatif yang menghadap ke laut.

Gambar 36 Aktivitas di ruang wisata penunjang: (a) Aktivitas tracking, (b) Salah satu Macaca fascicularis yang ada di Bukit Malang Lepau (Sumber : Rianiko Aditya).

Aktivitas lain yang direncanakan adalah memancing. Memancing

dilakukan untuk mengenal teknik memancing yang digunakan oleh masyarakat

Desa Burong Mandi. Aktivitas memancing hanya dapat dilakukan pada bulan

April hingga Juni, karena pada bulan tersebut banyak ditemukan jenis ikan di

sekitar lokasi memancing. Aktivitas lainnya berupa fotografi. Aktivitas ini dapat

dilakukan di manapun yang memiliki potensi sumberdaya alam yang menarik.

Aktivitas yang direncanakan di ruang pendukung wisata yaitu di Batu

Bertumpuk adalah bersepeda, berziarah, sight seeing dan fotografi. Kegiatan

bersepeda dapat dilakukan dari pintu utama Pantai Bukit Batu menuju Batu

Bertumpuk. Selama bersepeda, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam

yang menarik dengan pepohonan yang rindang (Gambar 37). Aktivitas wisata

ziarah dilakukan ke makam nenek moyang masyarakat Desa Burong Mandi.

Kegiatan ini akan didampingi oleh pemandu. Pemandu bertugas menceritakan

asal–usul makam yang dianggap keramat oleh masyarakat Desa Burong Mandi.

Selama berada di makam, pengunjung tidak diperbolehkan untuk mengambil

gambar baik dalam bentuk foto atau video. Aktivitas lainnya berupa sight seeing

Page 69: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

52

dan fotografi, dimana pengunjung dapat menikmati keindahan panorama alam di

Batu Bertumpuk.

Gambar 37 Kondisi jalan untuk aktivitas bersepeda.

5.6.2.5 Konsep fasilitas

Fasilitas yang direncanakan di Pantai Bukit batu adalah fasilitas yang

mendukung aktivitas wisata. Penempatan fasilitas sesuai dengan kebutuhan

tiap ruang-ruang wisata dengan tetap memperhatikan fungsi perlindungan dan

pelestarian keanekaragaman hayati di Pantai Bukit Batu. Fasilitas yang

direncanakan untuk menunjang kegiatan wisata di Pantai Bukit Batu antara lain:

1. Area parkir

Area parkir yang direncanakan terletak di ruang pendukung wisata. Area

parkir ini berupa lahan di dekat pintu utama sebelah kanan kawasan. Area

parkir tersebut digunakan untuk parkir pengunjung. Perencanaan area parkir ini

bertujuan agar pengunjung yang datang dengan menggunakan kendaraan roda

dua atau empat dapat memakirkan kendaraannya di area tersebut. Area parkir

yang direncanakan memiliki daya tampung lima mobil dan lima unit sepeda

motor. Daya dukung area parkir ini dibatasi agar kawasan Pantai Bukit Batu

dapat tetap lestari sesuai dengan fungsinya.

2. Visitor centre dan kantor pengelola

Visitor center yang direncanakan terletak di ruang pendukung wisata.

Visitor centre berfungsi sebagai pusat dan sumber informasi pengunjung yang

datang ke kawasan serta dapat meningkatkan pelayanan pengunjung selama

berada di Pantai Bukit Batu. Visitor center akan memberikan seluruh informasi

mengenai Pantai Bukit Batu. Visitor center dilengkapi dengan sumber

informasi mengenai objek dan potensi sumberdaya alam, foto-foto dan buku-

buku informasi yang dapat memberikan pengetahuan bagi pengunjung

Page 70: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

53

mengenai Pantai Bukit Batu. Pada visitor centre akan terdapat display

mengenai objek dan atraksi wisata yang ada di Pantai Bukit Batu. Sedangkan

kantor pengelola merupakan pusat pengelola dalam mengelola kawasan.

3. Area sepeda dan delman

Sepeda dan delman merupakan fasilitas yang direncanakan untuk

memasuki kawasan Pantai Bukit Batu. Fasilitas ini berada di ruang wisata

pendukung. Jumlah sepeda yang direncanakan sebanyak 20 sepeda. Selain

sepeda, bagi pengunjung yang berusia lebih dari 50 tahun, tidak dapat

mengendarai sepeda dan mempunyai cacat fisik, pengelola akan menyediakan

delman untuk mengantar pengunjung memasuki kawasan Pantai Bukit Batu.

Jumlah delman yang direncanakan sebanyak tiga buah. Tujuan pengadaan

sepeda dan delman agar bebas dari polusi dan habitat monyet ekor panjang

tetap terpelihara di Pantai Bukit Batu.

5. Pusat informasi

Pusat informasi terletak ± 800 meter dari pintu utama Pantai Bukit Batu

dan berada di ruang pendukung wisata. Pusat informasi ini berfungsi sebagai

tempat memberikan informasi lebih mendalam kepada pengunjung mengenai

potensi sumberdaya alam yang ada di Pantai Bukit Batu. Pusat informasi ini

berada di lokasi yang strategis, yaitu berada ditengah antar ruang-ruang wisata.

Di pusat informasi juga disediakan foto-foto, peta wisata dan tata tertib wisata.

6. Shelter

Shelter berfungsi sebagai tempat pemberhentian sementara pengunjung

pejalan kaki atau sebagai tempat menikmati panorama alam pada titik yang

telah direncanakan. Shelter yang direncanakan di Pantai Bukit Batu berada

pada ruang wisata utama dan ruang wisata penunjang.

7. Papan informasi

Papan informasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu papan interpretasi dan

papan penunjuk arah. Papan interpretasi berisi mengenai penjelasan secara

lengkap mengenai objek-objek atau sumberdaya di dalam kawasan Pantai

Bukit Batu. Sedangkan papan penunjuk arah berisi penunjuk arah objek dan

atraksi wisata.

Page 71: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

54

Gambar 38 Peta perencanaan wisata alam di Pantai Bukit Batu.

54

Page 72: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

55

1. Contoh perencanaan program di Pantai Bukit Batu

Program wisata utama yang direncanakan di Pantai Bukit Batu adalah

kegiatan wisata yang mengarah ke wisata pendidikan dan petualangan. Contoh

program wisata alam yang dapat diimplementasikan di Pantai Bukit Batu adalah:

Tema: “Eksplorasi pesona keunikan alam Pantai Bukit Batu”

Sasaran: Semua umur, wisatawan domestik dan mancanegara. Sasaran

in dipilih agar semua pengunjung dapat mengetahui keunikan

Pantai Bukit Batu dengan tujuan mencintai pantai dan turut

menjaga kelestariannya.

Kapasitas program: Jumlah peserta dalam program ini dibatasi untuk 20 orang

degan komposisi masing-masing kelompok adalah 3-4 orang.

Pembatasan kapasitas ini bertujuan agar pengunjung dapat

menikmati dan memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang

ada.

Materi program: • Memperkenalkan kondisi bukit yang ada di Pantai Bukit

Batu

• Memperkenalkan satwaliar yang terdapat di Pantai Bukit

Batu

• Memperkenalkan perahu tradisional masyarakat Belitung

(Kater)

Bentuk kegiatan:

a. Tracking biodiversity

Kegiatan tracking biodiversity untuk melihat keunikan flora dan satwaliar

di sepanjang jalur. Kegiatan ini dilakukan melalui bagian dalam Bukit Malang

Lepau. Potensi yang ada di sepanjang jalur akan dijelaskan oleh pemandu wisata.

Flora menarik yang ditemui sepanajang jalur adalah Jambu hutan (Syzigium

bisulea), Keletaan (Melastoma malabatricum), Simpor bini (Dillenia

suffruticosa), Lais (Pandanus furcatus), Pelepak (Hynocarpus sp), Kandis laki

(Garcinia lateriflora), Pisang batu (Musa brachycarpa), Cempelokan (Physalis

minima) dan Lengkuas (Alpinia galangal), Pinang sirih (Areca cathecu), Betulok

(Arenga pinnata), Betor belulang (Callophyllum lanigerum), Baling-baling gede

(Cyperus brevifolius), Baling-baling kecik (C. Melanocephalus). Fauna yang

Page 73: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

56

ditemukan Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), Ular pucuk (Ahaetulla

prasina), Bajing kelapa (Callosciurus notatus). Kegiatan ini berdurasi ±120

menit.

b. Macaca watching

Macaca watching merupakan kegiatan menikmati aktivitas monyet ekor

panjang (Macaca fascicularis) di Bukit Malang Lepau. Kegiatan ini dapat

dilakukan pada pagi hari, sekitar pukul 10.00 – 12.00 WIB. Pada waktu tersebut

Macaca fascicularis akan melewati lokasi yang direncanakan sebagai macaca

watching. Lokasi untuk melakukan kegiatan macaca watching dapat ditempuh

melalui dua jalan. Jalan melewati bagian dalam bukit dan jalan alternatif yang

menghadap ke laut. Kegiatan ini berdurasi ± 30 menit.

c. Berperahu menuju Jangkar Pulau Belitung dengan menggunakan kater.

Kegiatan berperahu = menggunakan kater (perahu tradisional masyarakat

Belitung) dengan tujuan mengunjungi Jangkar Pulau Belitung yang berada di

bagian timur laut. Tujuan kegiatan ini agar pengunjung mengenal asal – usul

Pulau Belitung, sehingga kegiatan tersebut membutuhkan pemandu untuk

menceritakan sejarah Jangkar Pulau Belitung selama berada di atas kater.

2. Contoh perencanaan program di sekitar Pantai Bukit Batu

Perencanaan program di sekitar Pantai Bukit Batu adalah mengenal

budaya masyarakat Desa Burong Mandi. Contoh program wisata alam yang dapat

diimplementasikan di sekitar Pantai Bukit Batu adalah:

Judul Kegiatan: “Mengenal kerajinan tangan dan budaya Desa Burong Mandi”

Bentuk-bentuk kegiatan wisata yang direncanakan untuk pengunjung adalah :

a. Pengunjung dapat mengeksplorasi tumbuhan lais yang digunakan sebagai

bahan dasar tikar. Setelah itu pengunjung dapat belajar menganyam tumbuhan

lais menjadi tikar.

b. Tikar tersebut dapat dibuat kerajinan tangan, sehingga pengunjung dapat

belajar membuat kerajinan berupa tas, dompet, gantungan kunci dan lain-lain.

Selain itu pengunjung dapat membeli kerajinan tersebut untuk oleh-oleh.

c. Pengunjung diajak untuk menikmati keindahan arsitektur Vihara Dewi Kwan

Im. Selain itu pengunjung dapat mengikuti acara lain yang diadakan di Vihara

seperti pertunjukan Barongsai dan pemasangan lampion.

Page 74: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

57

d. Pengunjung dapat mempelajari gerakan tarian tikar lais dan dapat berperan

serta dalam pementasan cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung Sanggar Batu

Sembayang

e. Homestay : Malam harinya pengunjung menginap di rumah warga Suku

Bugis yang berupa rumah panggung. Selama menginap pengunjung dapat

mempelajari bahasa dan aktivitas yang dilakukan oleh Suku Bugis sehari-

hari di Desa Burong Mandi.

Sasaran: Remaja hingga dewasa, wisatawan lokal dan mancanegara

Waktu: 1 - 2 hari

5.6.3 Perencanaan sumberdaya manusia

Perencanaan SDM di Pantai Batu ditujukan kepada pengelola. Petugas

Pantai Bukit Batu saat ini hanya ada manager, petugas lapang dan orang petugas

karcis. Dengan kondisi seperti itu kurang efektif untuk mengawasi keseluruhan

kawasan dan berkordinasi dengan berbagai elemen yang berkaitan dengan Pantai

Bukit Batu. Perencanaan SDM dengan meningkatkan kemampuan petugas dalam

mengelola Pantai Bukit Batu. Kemampuan yang harus dimiliki manager dalam

mengelola kawasan wisata menurut Gunn (1994) sebagai berikut:

1. Mempunyai visi dan misi yang jelas,

2. Mempunyai tujuan pengelolaan yang jelas,

3. Memberikan contoh yang baik kepada pekerja lain,

4. Dapat mengevaluasi pekerja secara berkala dan

5. Mampu bekerja dalam tim.

Pengelola Pantai Bukit Batu perlu melakukan kerjasama dengan

masyarakat setempat dalam hal perencanaan SDM. Perencanaan tersebut

berdasarkan hasil wawancara masyarakat untuk berperan serta di Pantai Bukit

Batu, yaitu menjadi pedagang makanan khas Belitung, pemandu wisata,

penyewaan homestay, pedagang kerajinan tangan dan penyewaan perahu.

Kemampuan yang harus dimiliki masyarakat tersebut menurut Keputusan

menteri (2009) sebagai berikut:

1. Mampu mengikuti prosedur kesehatan, keselamatan dan keamanan di tempat

bekerja,

2. Mampu menangani situasi konflik,

Page 75: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

58

3. Mampu memberikan informasi kepada wisatawan,

4. Mampu memberikan penjelasan kepada wisatawan,

5. Mampu memimpin dan memandu rombongan wisata,

6. Mampu menyajikan informasi yang akurat dan relevan kepada wisatawan,

7. Mampu membagi informasi umum tentang kebudayaan Indonesia,

8. Mampu mengoperasikan computer,

9. Memliki keterampilan melakukan tindakan pertolongan pertama (first aid) jika

ada keadaan darurat.

10. Mampu berkomunikasi dengan bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris.

Kemampuan manager, petugas lapang, petugas karcis dan masyarakat

yang ingin berperan serta dalam kegiatan wisata di Pantai Bukit Batu dapat

ditingkatkan dengan terus memberikan pembinaan dan peningkatan ilmu

pengetahuan/keterampilan. Rekomendasi yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Pelatihan Bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya,

2. Pelatihan pemandu wisata,

3. Pelatihan mengenai ilmu kehutanan dan wisata,

4. Kursus memasak.

5. Pelatihan membuat kerajinan tangan.

6. Pelatihan mengenai pelayanan kepada pengunjung.

7. Peningkatan pengetahuan mengenai bidang wisata.

Page 76: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

59

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Pantai Bukit Batu memiliki potensi sumberdaya alam yang dapat menjadi

daya tarik wisata yaitu Pantai Malang Lepau, Bukit Malang Lepau, Batu

Bertumpuk dan Teluk Malang Lepau. Prioritas objek ini yang direncanakan untuk

konsep wisata alam di Pantai Bukit Batu. Perencanaan konsep wisata alam di

Pantai Bukit Batu dilakukan untuk mendukung keberadaan pantai melalui

pendekatan ekologis yang tidak merubah fungsi pokok kawasan, namun dapat

meningkatkan skala ekonomi sesuai dengan budaya setempat. Konsep wisata alam

yang direncanakan di Pantai Bukit Batu adalah konsep ruang, aksesibilitas,

konsep sirkulasi, konsep aktivitas dan konsep fasilitas dan perencanaan

sumberdaya manusia.

Perencanaan konsep ruang, sirkulasi, aktivitas dan fasilitas wisata di

Pantai Bukit Batu berdasarkan pada fungsi pantai dan aktivitas yang direncanakan

di dalamnya, sehingga terhindar dari kerusakan sumberdaya alam. Sedangkan

perencanaan aksesibilitas yang direncanakan sesuai dengan keinginan pengunjung

yaitu penambahan rambu-rambu lalu lintas dan penunjuk arah menuju Pantai

Bukit Batu melalui kerjasama dengan pemerintah daerah setempat. Perencanaan

sumberdaya manusia berdasarkan peran serta masyarakat untuk terlibat dalam

kegiatan wisata alam di Pantai Bukit Batu. Masyarakat menghendaki adanya

kerjasama antara pengelola dan masyarakat setempat untuk bersama-sama

mengembangkan wisata alam di Pantai Bukit Batu. Sehingga pengelola perlu

meningkatkan kemampuan masyarakat berdasarkan peran serta mereka, salah

satunya dengan mengadakan pelatihan wisata secara intensif.

6.2 Saran

Implementasi perencanaan wisata alam pada penelitian ini memerlukan

kesesuaian dengan kondisi tapak Pantai Bukit Batu. Sehingga pengelola perlu

mengembangkan detail engineering dan design guideline yaitu perencanaan tata

guna kawasan pantai untuk mempertahankan fungsi ekologi dan ekonomi di

Pantai Bukit Batu.

Page 77: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

60

DAFTAR PUSTAKA

Babu SR. 2009 Strategies for developing Sustainable Ecotourism in Kerala. International Journal of Global Bussiness 2(2), 215-234.

Bengen DG. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Biro Pusat Statistik. 2011. Belitung Timur Dalam Angka. Belitung Timur.

Cooper C, Fletcher J, Gilbert D, Shepherd R, Wanhil S. Editor. 1999. Tourism : Principles and Practice. Ed ke-2. England: Person Education Limited.

[Depbudpar] Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Republik Indonesia.

[Dirjen PHKA] Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2003. Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA). Bogor: Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan.

Damanik J, Weber HF. 2006. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta: Pusat Studi Pariwisata UGM dan Penerbit ANDI.

Dawson CP, Mc Cool SF, Moisey RN. Editor. 2008. Tourism, Recreation and Sustainability Ed.ke-2 Linking Culture and The Environment. USA: CABI.

Gaol HL. 2009. Pengembangan Daerah Tujuan Wisata Berbasis Ekowisata Lae Pondom, Bulit Simaddar, Kabupaten Dairi. Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 4. No. 2. Juni 2009. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Gunn CA. 1994. Tourism planning : Basics, Concepts, Cases. London: Taylor & Francis.

Harris, CW and Dines. 1988. Time-Server Standarts for Landscape Architecture. McGraw Hill,Inc. USA

Hasan MI. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Keputusan Menteri Nomor 57/MEN/III/2009 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pariwisata Bidang Kepemanduan Wisata.

Ko RKT. 2001. Obyek Wisata Alam Pedoman Identifikasi, Pengembangan, Pengelolaan, Pemeliharaan dan Pemasaran. Bogor: Yayasan Buena Vista.

Page 78: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

61

Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Kozak M. 2000. Comparative Analysis of Tourist Motivations by Nationality and Destinations. Journal of Tourism Management 23 (2002) 221-232.

Kusmayandi. 2004. Statistika Pariwisata Deskriptif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mardalis. 2004. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Mason P. Tourism Impact, Planning and Management. India: Butterworth- Heinemann.

Muntasib EKSH, Rachmawati E. 2009. Rekreasi Alam, Wisata dan Ekowisata. Bogor: Laboratorium Rekreasi Alam dan Ekowisata, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Nasution S. 2007. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Payne J, Francis K, Philipps, Kartikasari. 2000. Panduan lapang mamalia di Kalimantan, Sabah, Serawak & Brunei Darussalam. The Sabah Society, Wildlife Conservations Society-Indonesia Programme dan WWF Malaysia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.

Pratiwi SD. 2010. Analisis kesesuaian geologi dalam rangka rehabilitasi lahan pasca penambangan studi kasus Belitung Timur [skripsi]. Jakarta: Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti.

Priskin J. 2001. Assessment of Natural Resources for Nature-Based Tourism : The case of The Central Coast Region of Western Australia. Journal of Tourism Management 22, 637-648.

Sarwono. 2011. Mixed Methods Cara menggabungkan Riset Kuantitatif dan Riset Kualitatif Secara Benar. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Sevilla CG, Jesus AO, Twila GP, Bella PR, Gabriel GU. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Alimuddin Tuwu, Alam Syah : penerjemah. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari : An Introduction to Research Methods.

Tuwo A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut Pendekatan Ekologi, Sosial-Ekonomi, Kelembagaan dan Sarana Wilayah. Jawa Timur: Brilian International.

Page 79: PERENCANAAN WISATA ALAM DI PANTAI BUKIT BATU … · tarian tradisional, cerita rakyat Jangkar Pulau Belitung, upacara adat Selamatan Laut, Vihara Dewi Kwan Im, rumah adat Suku Bugis

62

Walpole RE. 1995. Pengantar Statistika Ed-3. Bambang Sumantri, penerjemah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Terjemahan dari : Introduction to Statistics.

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: Andi Pustaka.

Williams, S. 1998. Tourism Geography. London: Routledge.

Yunita E, Priyanti, Melati S. 2009. Keanekaragaman Tumbuhan Obat di Bukit Malang Lepau, Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Journal Biologi Lingkungan vol 3 nomor 2 oktober.