jurusan diii perbankan syariah fakultas ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7609/1/ta...

120
ANALISIS PELATIHAN KARYAWAN DI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH TUMANG BOYOLALI TUGAS AKHIR Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Akhir pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga dalam Rangka Memperoleh Gelar Ahli Madya Diploma Tiga DIII Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy) Oleh: WIDAD RIDLOTIL FATIKHA NIM: 201-14-026 JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 18-Feb-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PELATIHAN KARYAWAN DI LEMBAGA

    KEUANGAN MIKRO SYARIAH TUMANG BOYOLALI

    TUGAS AKHIR

    Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Akhir pada

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga dalam Rangka

    Memperoleh Gelar Ahli Madya Diploma Tiga DIII

    Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

    Oleh:

    WIDAD RIDLOTIL FATIKHA

    NIM: 201-14-026

    JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2017

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    “dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya”

    “dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya”

    “kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna”

    (Q.S. An-Najm: 39-41)

    “”

    PERSEMBAHAN

    Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk:

    1. Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis

    sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

    2. Bapak dan Ibu (Muhammad Junaedi dan Siswanti), terima kasih atas kasih

    sayang dan doa yang diberikan selama ini.

    3. Untuk kakak-kakakku (Budi Prasetyo, Aji Widiyardani, Noor Sadono dan

    Dwi Wuryandari) terimakasih atas dukungan dan motivasinya. Tanpa kalian

    aku tidak bisa seperti sekarang.

    4. Untuk ponakan-ponakanku (Nana, Rara, Azza, Ila dan Iyan) teimakasih telah

    mewarnai hari-hariku. Senyum kalian adalah semangat bagiku.

    5. Untuk Danang Eko Saputra yang selalu memberi semangat dan motivasi serta

    maumenjadi tempatku berbagi suka dan duka. Terimakasih ya.

    6. Sahabat-sahabat yang selalu mendukung dan menyemangati.

    7. Teman-teman seperjuangan D III Perbankan Syariah angkatan 2014 yang

    telah bersama berjuang selama ini.

    8. Almamaterku IAIN Salatiga.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala berkah dan rahmat-Nya

    penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Pelatihan

    Karyawan Di Lembaga Keuangan Mikro Syariah Tumang Boyolali sebagai syarat

    untuk menyelesaikan pendidikan D-III dalam jurusan Perbankan Syariah pada

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas

    dari berbagai pihak yang membantu, baik berupa bimbingan, dorongan maupun

    informasi yang berkaitan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis

    mengucapkan banyak terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga beserta

    wakil-wakilnya.

    2. Bapak Dr. Anton Bawono M. Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Islam.

    3. Bapak Drs. H. Alfred L, M.Si selaku Ketua Jurusan D-III Perbankan Syariah.

    4. Bapak Abdul Aziz N.P., S.Ag., M.M. selaku dosen pembimbing yang telah

    membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir

    ini.

    5. Keluarga besar BMT Tumang yang telah membantu dalam pembuatan Tugas

    Akhir ini.

    6. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan, serta motivasi

    sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

    7. Teman-teman D-III Perbankan Syariah angkatan tahun 2014.

    8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir

    ini.

    Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tidak ada

    sesuatu apapun yang sempurna kecuali Allah SWT oleh karena itu, dengan senang

  • viii

    hati penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas

    Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada

    umumnya.

    Salatiga, 12 Juni 2017

    Penulis

  • ix

    ABSTRAK

    Fatikha, Widad. 2017. Analisis Pelatihan Karyawan di Lembaga Keuangan

    Mikro SyariahnTumang Boyolali. Tugas Akhir. Ekonomi dan Bisnis Islam

    Program Studi D III Perbankan Syariah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

    Salatiga. Pembimbing Abdul Aziz N.P., M.M.

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembangunan ketenagakerjaan sebagai

    bagian dari upaya pengembangan sumber daya manusia diarahkan pada

    peningkatan harkat, martabat dan kemampuan manusia serta kepercayaan pada

    diri sendiri. Untuk membina dan pengembangan tenaga kerja sesuai dengan

    kebutuhan pembangunan, antara lain melalui pelatihan. Tujuan penelitian ini

    adalah untuk mengetahui program pelatihan di BMT Tumang, untuk mengetahui

    kendala-kendala pelatihan, untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil

    dalam mengatasi kendala Program Pelatihan.Metode penelitian ini menggunakan

    pendekatan kualitatif dengan model deskriptif melalui wawancara dan observasi.

    Penelitian dilakukan di BMT Tumang Kecamatan Boyolali Kabupaten

    Boyolali.Hasil analisa penelitian ini bahwa pelatihan di BMT Tumang hampir

    sama dengan teori yang ada, macam-macam pelatihan yang dilakukan di BMT

    Tumang dan materi yang diberikan pada saat latihan yaitu sebagai berikut:

    pelatihan yang dilakukan yaitu menggunakan metode on the job training dan

    pelatihan keterampilan (skill), pelatihan pengetahuan (knowledge), pelatihan

    sikap (attitude). Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kendala pelatihan terletak

    pada waktu, latar belakang peserta pelatihan yang berbeda, pelatih atau trainer.

    Kebijakan yang diambil untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan

    pematangan materi dicabang, adanya standart trainer.

    Kata kunci: Pelatihan Karyawan, Lembaga Keuangan Mikro.

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iv

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .................................................................... v

    MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

    ABSTRAK ............................................................................................................ ix

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

    E. Metode Penelitian........................................................................................ 7

    F. Sistematika Penulisan ................................................................................. 9

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 11

    B. Kajian Teoritik .......................................................................................... 18

    BAB III LAPORAN OBJEK

    A. Gambaran Umum ...................................................................................... 25

    1. Sejarah BMT Tumang ........................................................................ 25

    2. Visi dan Misi BMT BMT Tumang .................................................... 28

    3. Identitas dan Kelengkapan Organisasi ............................................... 31

    4. Struktur Organisasi ............................................................................. 33

    5. Produk-produk ................................................................................... 34

  • xi

    B. Data Deskriptif .......................................................................................... 45

    1. Job Description .................................................................................. 45

    2. Kondisi SDM...................................................................................... 57

    BAB IV ANALISIS

    A. Pelatihan di BMT Tumang ........................................................................ 59

    1. Tujuan Pelatihan ................................................................................ 60

    2. Macam-macam Pelatihan ................................................................... 61

    3. Jenis-jenis Pelatihan ........................................................................... 64

    4. Perencanaan Kebutuhan Pelatihan ..................................................... 67

    5. Langkah-langkah Pelatihan ................................................................. 71

    6. Database Pelatihan ............................................................................. 73

    B. Kendala-kendala dalam Pelatihan ............................................................. 74

    C. Kebijakan-kebijakan dalam mengatasi Kendala ....................................... 75

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 77

    B. Saran .......................................................................................................... 78

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79

    LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 3.1 Logo BMT Tumang .......................................................................... 31

    Gambar 3.2 Struktur Organisasi ............................................................................ 34

    Gambar 4.1 Langkah-langkah Pelatihan ............................................................... 71

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 15

    Tabel 3.3 Kondisi SDM BMT Tumang ................................................................ 58

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Antonio (2001: 227) Undang–undang memberikan kesempatan yang luas

    bagi beroperasinya bank–bank dengan prinsip syariah, baik dengan cara

    menkonversi, membuka unit syariah maupun mendirikan bank baru dan

    menerapkan pasal – pasal yang membuka peluang pengembangan yang lebih

    luas bagi Bank Syariah. Ditambah dengan diberlakukannya UU No 21 tahun

    2008 tentang Perbankan Syariah maka pengembangan industri perbankan

    syariah nasional semakin mempunyai landasan hukum yang memadai.

    Lembaga Keuangan Syariah (LKS) merupakan sebuah alternatif system

    dalam bidang keuangan yang dinilai bisa dijadikan jalan lain dalam bidang

    budaya bisnis masyarakat Indonesia yang tidak hanya keagamaan tetapi juga

    bernilai ekonomis sebagai konsekuensi logis dibukanya bank syariah baru,

    lembaga keuangan dan non keuangan syariah lainnya, maka diperlukan

    sumber daya manusia yang memiliki kecakapan dan kompetensi di bidang

    lembaga keuangan syariah dan non keuangan syariah.

    Dalam organisasi apapun, baik bisnis atau pemerintahan sumber daya

    manusia (SDM) sangatlah penting, seperti yang ditegaskan oleh Hartatik

    (2014: 12) SDM mempunyai peran sebagai pengelola agar sistem tetap

    berjalan sesuai aturan, maka pengelolaannya tentu harus memperhatikan

    aspek-aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, dan motivasi. SDM

  • 2

    merupakan aset organisasi yang sangat vital. Peran dan fungsinya tidak dapat

    digantikan oleh sumber daya lainnya.

    Untuk mencapai tujuan tersebut setiap organisasi harus mempersiapkan

    SDM nya dalam menghadapi segala perubahan-perubahan yang terjadi akibat

    perkembangan dunia ekonomi, bisnis, sosial serta ilmu pengetahuan dan

    teknologi (IPTEK).

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat

    membawa dampak positif terhadap arti pentingnya manajemen sumber daya

    manusia dalam melaksanakan aktifitas perusahaan adalah tentang pemakaian

    tenaga kerja yang mempunyai peranan penting. Salah satu aspek pengelolaan

    sumber daya manusia adalah melalui pelatihan. Dengan adanya pelatihan

    pada perusahaan, maka kegiatan perusahaan dapat dilaksanakan secara efisien

    dan efektif.

    Guna menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam bidang lembaga

    keuangan bank maupun non bank, maka BMT Tumang membutuhkan

    program pelatihan ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan

    prestasi kerja para karyawan. Dengan adanya program pelatihan maka kinerja

    karyawan akan semakin bagus dan akan berimbas ke perekonomian negara.

    Menurut Wibowo (2010: 442) Pelatihan melibatkan segenap sumber

    daya manusia untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan

    pembelajaran sehingga mereka segera akan dapat menggunakannya dalam

    pekerjaan. Pada dasarnya, pelatihan diperlukan karena adanya kesenjangan

  • 3

    antara keterampilan pekerja sekarang dengan keterampilan yang dibutuhkan

    untuk menempati posisi baru.

    Pelatihan yang diutarakan oleh Rivai (2009: 211) merupakan wahana

    untuk membangun SDM menuju era globalisasi yang penuh dengan

    tantangan. Karena itu, kegiatan pelatihan tidak dapat diabaikan begitu saja

    terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat, tajam, berat

    pada abad milenium ini. Berkaitan dengan hal tersebut kita menyadari bahwa

    pelatihan merupakan fundamental bagi karyawan.

    Haris (2000:342) mengatakan bahwa pemberian program pelatihan dalam

    perusahaan adalah sangat penting karena pelatihan adalah proses belajar yang

    ditimbulkan oleh reaksi tingkah laku seorang karyawan dalam hubungan

    dengan organisasi dan untuk mengurangi tingkat biaya.

    Mondy (2008: 215) Pelatihan harus memiliki tujuan-tujuan yang jelas

    dan ringkas serta dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

    Tujuan diadakannya pelatihan yang diselenggarakan perusahaan dikarenakan

    perusahaan menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja pegawai

    sehingga dapat sesuai dengan tujuan perusahaan.

    Pelatihan diarahkan untuk membekali, meningkatkan, dan

    mengembangkan kompetensi tenaga kerja guna meningkatkan kemampuan

    produktifitas, dan kesejahteraan. Program pelatihan bertujuan memperbaiki

    kinerja karyawan yang tidak memuaskan, memutakhirkan keahlian para

    karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi, mengurangi waktu

    pembelajaran bagi karyawan baru agar kompoten dalam pekerjaan, membantu

  • 4

    memecahkan masalah operasional, mempersiapkan karyawan untuk promosi,

    mengorientasikan karyawan terhadap organisasi, memenuhi kebutuhan

    pertumbuhan pribadi. Simamora (2004:276).

    Untuk merealisasikan tujuan tersebut salah satu cara yang bisa ditempuh

    yaitu dengan melaksakan program latihan kerja bagi karyawan guna

    meningkatkan keterampilan dan kecakapan mereka sesuai dengan bidangnya

    masing-masing.

    Pelatihan yang efektif terdiri dari Kesiapan Peserta Pelatihan (Learner

    Readiness) seorang pelatih harus memiliki kesiapan dan kemauan untuk

    belajar sesuatu hal baru yang terkait dengan pekerjaannya, gaya belajar

    (Learning Styles) setiap karyawan memiliki gaya belajar yang berbeda-beda

    dalam memahami suatu ilmu baru, transfer pembelajaran (Learning Transfer)

    pelatihan yang efisien haruslah mampu diterapkan dan diimplementasikan

    oleh karyawan baik dalam jangka panjang ataupun jangka pendek pasca

    pelatihan yang diterimanya. Mathis dan Jackson (2009:269).

    Menurut Handoko (2010: 110-114), ada dua metode yang digunakan

    perusahaan dalan pelatihan, yaitu :

    1. Metode On The Job Training

    Pelatihan ini dilakukan di tempat kerja. Karyawan dilatih tentang

    pekerjaan baru dengan pengawasan langsung seorang pelatih.

    2. Metode Off The Job Training

    Metode pelatihan ini dilakukan di luar tempat kerja (off the job training),

    meliputi teknik-teknik presentasi informasi dan metode simulasi.

  • 5

    Berdasarkan paparan diatas dan mengingat begitu pentingnya program

    pelatihan yang mampu meningkatkan kinerja karyawan, dimana kinerja

    karyawan akan menentukan ketercapaian tujuan lembaga. Maka penulis

    tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Pelatihan

    Karyawan di Lembaga Keuangan Mikro Syariah TUMANG Boyolali”

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan

    sebagai berikut:

    1. Bagaimana Program Pelatihan yang dilaksanakan di BMT TUMANG?

    2. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam melaksanakan Program

    Pelatihan di BMT TUMANG?

    3. Kebijakan-kebijakan apa yang diambil dalam mengatasi kendala Program

    Pelatihan di BMT TUMANG?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui Program Pelatihan yang dilaksanakan di BMT

    TUMANG.

    2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan

    Program Pelatihan di BMT TUMANG.

    3. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil dalam mengatasi

    kendala Program Pelatihan di BMT TUMANG.

  • 6

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari hasil penelitian tentang Analisis Pelatihan di BMT

    TUMANG, yaitu:

    1. Bagi IAIN Salatiga

    a. Menambah wawasan bagi mahasiswa terutama untuk Fakultas

    Ekonomi Bisnis Islam.

    b. Menciptakan kerjasama antara Institut Agama Islam Negeri Salatiga

    dengan lembaga lainnya dalam pelaksanaan pembangunan bangsa.

    2. Bagi Peneliti

    a. Sebagai syarat untuk memenuhi penyusunan Tugas Akhir guna

    memperoleh Gelar Ahli Madya Jurusan D-III Perbankan Syariah

    Fakultas Ekonomi Bisnis Islam di IAIN Salatiga.

    b. Sebagai alat ukur agar mengetahui sejauh mana ilmu yang diperoleh

    dibangku perkuliahan dan mempraktikkan teori-teori dari mata

    kuliah yang pernah diberikan.

    c. Menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan secara langsung

    di lapangan sehingga membangkitkan bakat dan kreatifitas.

    3. Bagi BMT

    a. Sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan proses

    pelatihan agar mampu meningkatkan kualitas kerja karyawan.

    b. Untuk menjaga citra baik sebuah LKS.

    c. Sebagai persiapan menghadapi persaingan yang semakin ketat dan

    sengit.

  • 7

    4. Bagi Peneliti Lain

    a. Sebagai bahan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

    pembuatan program khusus.

    b. Berharap agar penelitian ini dapat memberikan motivasi kepada

    peneliti lain agar dapat lebih baik.

    E. Metode Penelitian

    1. Model Penelitian

    Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan

    model deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian ini bersifat untuk

    mengembangkan teori, sehingga akan menemukan teori baru dan

    dilakukan sesuai dengan kaidah non statistik. Data kualitatif diperoleh

    melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara,

    analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan

    dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah

    gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.

    2. Sumber Data

    Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sumber data

    sekunder. Sumber data primer diperoleh dari wawancara langsung

    kepada pihak-pihak yang bersangkutan yaitu dengan manajer,

    personalia, trainer, dan pegawai. Sedangkan data sekunder adalah data

    yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian dengan cara

    mempelajari referensi dan dokumen yang terkait, yaitu dari data

    dokumentasi dan publikasi.

  • 8

    3. Teknik Pengumpulan Data

    a. Data Primer

    1) Wawancara (interview)

    Menurut Mangkuprawira (2004: 48) wawancara merupakan

    proses interaksi antara dua atau lebih orang dalam sebuah proses

    komunikasi melalui wawancara akan dengan pemegang

    pekerjan dan jabatan baik secara individual maupun kelompok,

    akan diperoleh data dan informasi tentang hubungan antara

    persyaratan kerja dan kinerja atau perilaku yang bersangkutan.

    Wawancara dilakukan dengan Bapak Sigit Prihantoro, S.Psi

    selaku Divisi Personalia dengan topik wawancara menyangkut

    tentang Pelatihan yang dilakukan KSPPS BMT Tumang

    terhadap pengelola-pengelolanya.

    2) Pengamatan (observasi)

    Observasi merupakan cara untuk mengamati perilaku

    karyawan dan pekerjaan yang dapat dilakukan secara langsung

    dan tidak langsung ke khalayak dan individu bersangkutan.

    Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data secara

    jalas dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan

    yang sistematis tentang hal-hal yang berhubungan dengan

    Pelatihan (Mangkuprawira, 2004: 47).

  • 9

    b. Data Sekunder

    Melalui studi dokumentasi, penulis mendapat informasi data

    tambahan yang terkait dengan dokumen-dokumen Pelatihan yang

    didapat dari bagian personalia, selain itu penulis membaca buku-

    buku yang berisi teori mengenai tema yang penulis usung, yang

    nantinya bisa menjadi data pelengkap.

    F. Sistematika Penulisan

    Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis perlu

    menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan hasil

    penelitian yang baik dan mudah dipahami. Adapun sistematika tersebut

    adalah sebagai berikut :

    BAB I Pendahuluan

    Pada bab ini menyajikan enam pokok pembahasan dalam

    penulisanlaporan ini yaitu : Latar Belakang Masalah, Rumusan

    Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian

    dan Sistematika Penulisan.

    BAB II Landasan Teori

    Bab ini membahas tentang kajian pustaka yang berisikan

    penelitian terdahulu sebagai refrensi atau pembanding dengan

    penelitian yang akan dilakukan penulis. Selain membahas tentang

    kajian pustaka dalam bab ini membahas tentang teori-teori yang

    mendukung penelitian.

  • 10

    BAB III Gambaran Umum Obyek Penelitian

    Pada bab ini menyajikan gambaran umum dan data-data

    deskriptif. Gambaran umun disajikan informasi umum mengenai

    obyek umum penulisan tugas akhir diantaranya Sejarah KSPPS

    BMT Tumang, Visi dan Misi, Identitas Lembaga, Struktur

    Oraganisasi, Produk-Produk BMT Tumang, Job Description,

    Kondisi SDM.

    BAB IV Analisis Data

    Pada bab analisis menyajikan pembahasan dari berbagai

    hasil pengumpulan data dana analisis mengenai hal tersebut.

    Penulis akan menganalisis pelatihan di KSPPS BMT Tumang.

    BAB V PENUTUP

    Pada bab ini diuraikan kesimpulan dari penulisan tugas

    akhir dan diuraikan beberapa saran dari penulis.

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Pustaka

    Penelitian Nu Graha (2005) berjudul “Pengaruh Pelatihan Terhadap

    Kemampuan Karyawan dan Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan (Studi

    Pada Karyawan PT. Gatra Mapan Malang)”. Metode yang digunakan adalah

    metode kuantitatif dengan menggunakan populasi seluruh karyawan tetap

    yaitu 247 orang dan sampel yang digunakan adalah 72 orang. Hasil dari

    penelitian ini adalah kualifikasi baik, kemampuan karyawan berpengaruh

    signifikan pada kinerja karyawan.

    Berdasarkan analisis regresi linier berganda dapat diketahui secara

    bersama-sama yang terdiri dari tenaga pelatihan (X1), materi pelatihan (X2),

    metode pelatihan (X3), fasilitas pelatihan (X4), dana lama pelatihan (X5)

    memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan kerja karyawan (Z)

    dengan menunjukkan bahwa nilai p = 0,000 < 0,05. Nilai koefisien korelasi

    berganda (R) yang diperoleh adalah positif yaitu 0,628, maka dapat diartikan

    bahwa terdapat hubungan yang kuat antara variabel bebas (tenaga pelatihan,

    materi pelatihan, metode pelatihan, fasilitas pelatihan, dana lama pelatihan)

    terhadap variabel terikat (kemampuan karyawan).

    Selanjutnya dalam Tugas Akhir yang disusun oleh Putri Riskiyani (2007)

    yang berjudul “Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Bank Syari’ah Mandiri

    Pekalongan” mengatakan bahwa pelatihan bagi karyawan BSM Pekalongan

  • 12

    mempunyai dampak lebih positif atau sangat berpengaruh. Karena pelatihan

    tersebut mempunyai manfaat yang lebih bagi masing-masing pribadi.

    Pelatihan bagi karyawan dapat mengasah ilmu mereka dan mereka dapat

    bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan keterampilan dan kemampuan

    yang mereka miliki. Pelatihan yang diadakan oleh BSM Pekalongan dapat

    memaksimalkan kinerja karyawan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam

    pengembangan BSM tersebut. Karyawan BSM Pekalongan akan dapat

    mengetahui lebih jelas apa sesungguhnya sasaran mereka, disamping

    memajukan kesiapan serta kemampuan untuk meraih hasil yang lebih berarti.

    Meningkatnya ketrampilan sangat menguntungkan bagi BSM Pekalongan dan

    pelatihan dapat meningkatkan rasa percaya diri pada setiap karyawan. Selain

    menambah kinerja karyawan, pelatihan juga dapat meningkatkan pelayanan

    yang lebih baik terhadap nasabah dan karyawan lebih siap menghadapi

    perubahan–perubahan yang terjadi seperti perubahan produk, perubahan

    teknologi dan lain-lain.

    Penelitian Endayani, Hamid dan Djudi (2015) yang berjudul “Pengaruh

    Pelatihan Kerja Terhadap Kemampuan Kerja dan Kinerja Karyawan PT.

    BPRS Bumi Rinjani Kepanjen”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah metode kuantitatif dan analisis data yang digunakan dalam penelitian

    ini adalah analisis deskriptif, Nilai inferensial, dan multiple regression

    analysis. Dengan menggunakan populasi seluruh karyawan dan sample yang

    digunakan adalah 60 karyawan. Berdasarkan analisis deskriptif variabel

    metode pelatihan menggambarkan jawaban yang positif dari responden

  • 13

    mengenai pernyataan yang telah diberikan. Hal ini berarti metode pelatihan

    yang dilaksanakan di PT. BPRS Bumi Rinjani Kepanjen cukup baik. Hasil

    dari penelitian Endayani adalah hasilnya cukup baik, kemampuan karyawan

    meningkat setelah mengikuti pelatihan yang telah diikuti.

    Penelitian dari Fendy Levy (2013) yang berjudul “Pengaruh Pembinaan,

    Pelatihan dan Pengembangan, Pemberdayaan dan Partisipasi terhadap Kinerja

    Karyawan di PT Njonja Meneer Semarang”. Dapat disimpulkan bahwa

    pembinaan, pelatihan dan pengembangan, pemberdayaan dan pastisipasi

    mempengaruhi kinerja karyawan diatas lima puluh persen. Dengan

    menggunakan populasi seluruh karyawan dan sample yang digunakan adalah

    80 karyawan.

    Penelitian Balawa (2016) yang berjudul “Analisis Kebutuhan Pelatihan

    Karyawan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Denpasar”. Penelitian dari

    Balawa menggunakan penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah kualitatif. Populasi yang digunakan adalah 80 orang.

    Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan yaitu dalam tingkat kesesuaian

    antara job description dan job spesification pada PT Asuransi Jiwa Sinarmas

    MSIG Cabang Denpasar di 3 unit kerja terdapat 31 karyawan yang memenuhi

    standard kinerja dan 49 karyawan yang belum memenuhi standar kinerja, dari

    49 orang tersebut 23 memiliki kompeten dan 26 karyawan tidak kompeten.

    Untuk meningkatkan kinerja karyawan yang dimiliki pada masing-masing

    unit kerjanya. Belum banyak standard kinerja yang dapat terpenuhi, maka

    perusahaan agar dapat memberikan pelatihan yang lebih baik”.

  • 14

    Penelitian Suartana (2016) yang berjudul “Analisis Dampak Pelatihan

    Terhadap Kinerja Karyawan”. Penelitian ini berisi analisis kinerja karyawan

    sebelum diadakan pelatihan, keuntungan yang diberikan karyawan, dampak

    pelatihan terkadap kinerja karyawan. Dalam penelitian Suartana

    menggunakan jumlah sample sebanyak 50 orang. Jenis data yang digunakan

    adalah jenis data kuantitatif dengan sumber data sekunder.

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

    simpulan yang pertama kinerja karyawan sebelum pelatihan hanya sebesar

    Rp. 1.668.992.000,- .Yang kedua keuntungan sebelum pelatihan adalah Rp.

    417.248.000,- yang menunjukkan keuntungan yang diperoleh PT Bussan

    Auto Finance (BAF) Cabang Singaraja sebesar Rp. 980.226.000,- . Dampak

    pelatihan terhadap kinerja karyawan adalah sebesar Rp. 2.649.218.000,-,

    sehingga dari data tersebut dapat diketahui peningkatan kinerja karyawan

    dalam menyalurkan kredit menjadi sebesar Rp. 980.226.000,-. Hasil dari

    penelitian ini diantaranya kinerja karyawan sebelum pelatihan belum optimal,

    terdapat peningkatan keuntungan setelah pelatihan yang diperoleh

    perusahaan, dan terdapat dampak pelatihan terhadap kinerja sesudah

    pelatihan.

    Berdasarkan pemaparan dari penelitian yang sudah ada di atas maka

    penelitian yang akan diajukan berbeda dengan penelitian sebelumnya.

    Terdapat beda penelitian yang terletak pada objek penelitian dan tempat

    penelitian. Yang pertama penulis melakukan penelitian ini di BMT Tumang

    Boyolali, yang kedua penulis memfokuskan bagaimana program pelatihan

  • 15

    yang dilakukan di BMT tersebut, apakah dalam program pelatihan ada

    perbedaan dengan BMT lain, yang ketiga langkah apa yang dilakukan di

    BMT Tumang dalam mengatasi berbagai kendala yang ada dalam program

    pelatihan. Yang keempat penelitian ini menggunakan metode penelitian

    deskriptif kualitatif dengan sumber data primer dan data sekunder yang data

    primernya diperoleh dengan cara observasi dan wawancara sedangkan

    penelitian sebelumnya menggunakan metode kuantitatif. Data yang diperoleh

    dianalisis dengan cara mendeskripsikannya secara mendalam terkait rumusan

    masalah. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan penelitian sebelumnya,

    maka disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini:

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

    Nama Judul Metode Hasil

    Nu Graha

    (2005)

    Pengaruh Pelatihan

    Terhadap Kemampuan

    Karyawan dan

    Dampaknya Terhadap

    Kinerja Karyawan

    (Studi Pada Karyawan

    PT. Gatra Mapan

    Malang)

    Penelitian kuantitatif

    dengan

    menggunakan

    populasi seluruh

    karyawan tetap yaitu

    247 orang dan

    sampel yang

    digunakan adalah 72

    orang.

    Hasil dari penelitian ini adalah

    kualifikasi baik, kemampuan

    karyawan berpengaruh

    signifikan pada kinerja

    karyawan.

    Hasil penelitian maka

    diperoleh terdapat hubungan

    yang kuat antara variabel

    bebas (tenaga pelatihan, materi

    pelatihan, metode pelatihan,

    fasilitas pelatihan, dana lama

    pelatihan) terhadap variabel

    terikat (kemampuan

  • 16

    karyawan).

    Putri

    Riskiyani

    (2007)

    Pengaruh Pelatihan

    terhadap Kinerja Bank

    Syari’ah Mandiri

    Pekalongan

    Metode Kuantitatif Pelatihan bagi karyawan BSM

    Pekalongan mempunyai

    dampak lebih positif atau

    sangat berpengaruh. Karena

    pelatihan tersebut mempunyai

    manfaat yang lebih bagi

    masing-masing pribadi.

    Pelatihan bagi karyawan dapat

    mengasah ilmu mereka dan

    mereka dapat bekerja

    semaksimal mungkin sesuai

    dengan ketrampilan dan

    kemampuan yang mereka

    miliki.

    Endayani,

    Hamid dan

    Djudi

    (2015)

    Pengaruh Pelatihan

    Kerja Terhadap

    Kemampuan Kerja dan

    Kinerja Karyawan PT.

    BPRS Bumi Rinjani

    Kepanjen

    Metode kuantitatif

    dan analisis data

    yang digunakan

    dalam penelitian ini

    adalah analisis

    deskriptif, Nilai

    inferensial, dan

    multiple regression

    analysis.

    Hal ini berarti metode

    pelatihan yang dilaksanakan di

    PT. BPRS Bumi Rinjani

    Kepanjen cukup baik. Hasil

    dari penelitian Endayani

    adalah hasilnya cukup baik,

    kemampuan karyawan

    meningkat setelah mengikuti

    pelatihan yang telah diikuti.

    Balawa

    (2016)

    Analisis Kebutuhan

    Pelatihan Karyawan PT

    Asuransi Jiwa Sinarmas

    MSIG Denpasar

    Metode Kualitatif Tingkat kesesuaian antara job

    description dan job

    spesification pada PT Asuransi

    Jiwa Sinarmas MSIG Cabang

  • 17

    Denpasar di 3 unit kerja

    terdapat 31 karyawan yang

    memenuhi standar kinerja dan

    49 karyawan yang belum

    memenuhi standar kinerja, dari

    49 orang tersebut 23 memiliki

    kompeten dan 26 karyawan

    tidak kompeten. Untuk

    meningkatkan kinerja

    karyawan yang dimiliki pada

    masing-masing unit kerjanya.

    Belum banyak standar kinerja

    yang dapat terpenuhi, maka

    perusahaan agar dapat

    memberikan pelatihan yang

    lebih baik

    Suartana

    (2016)

    Analisis Dampak

    Pelatihan Terhadap

    Kinerja Karyawan

    Metode Kuantitatif Hasil dari penelitian ini

    diantaranya kinerja karyawan

    sebelum pelatihan belum

    optimal, terdapat peningkatan

    keuntungan setelah pelatihan

    yang diperoleh perusahaan,

    dan terdapat dampak pelatihan

    terhadap kinerja sesudah

    pelatihan.

  • 18

    B. Kajian Teoritik

    1. Pelatihan

    a. Pengertian Pelatihan

    Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan

    pengetahuan dan keahlian tertentu, serta sikap agar karyawan semakin

    terampil dan mampu melaksanakan tanggungjawabnya dengan

    semakin baik, sesuai dengan standar (Mangkuprawira, 2004:134).

    Sedangkan menurut Gomes, (2003: 197) pelatihan adalah setiap

    usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan

    tertentu yang sedang menjadi tanggungjawabnya, atau satu pekerjaan

    yang ada kaitannya dengan pekerjaan.

    Simanjuntak (2005: 97) pelatihan merupakan bagian dari

    investasi SDM untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan

    kerja, dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai.

    Sedangkan menurut Panggabean (2001: 41) pelatihan adalah suatu

    cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan

    keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaannya

    sekarang.

    Maka dapat ditarik kesimpulan pelatihan adalah suatu proses atau

    usaha untuk memperbaiki, mengubah, meningkatkan keterampilan

    dan pengetahuan kerja guna meningkatkan kinerja karyawan agar

    tujuan-tujuan organisasional dapat tercapai.

  • 19

    b. Tujuan Pelatihan

    Menurut Mangkunegara (2006: 52), pelatihan memiliki berbagai

    tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau lembaga

    keuangan, antara lain:

    1) Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi.

    2) Meningkatkan produktivitas kerja.

    3) Meningkatkan kualitas kerja.

    4) Meningkatkan perencanaan sumber daya manusia.

    5) Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja.

    6) Meningkatkan rangsangan agar karyawan mampu berprestasi

    secara maksimal.

    7) Meningkatkan perkembangan pribadi karyawan.

    8) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan.

    Sedangkan menurut Simamora (2006: 276) mengutarakan

    berbagai tujuan yang ingin dicapai dengan pelatihan karyawan, yaitu:

    1) Memperbaiki kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja secara

    tidak memuaskan.

    2) Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan

    teknologi.

    3) Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar

    kompoten dalam pekerjaan.

    4) Membantu memecahkan masalah orperasional.

  • 20

    5) Mempersiapkan karyawan untuk promosi satu cara untuk

    menarik, menahan, dan memotivasi karyawan adalah melalui

    program pengembangan karir yang sistematis.

    6) Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi.

    7) Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi.

    c. Manfaat Pelatihan

    Searah dengan tujuan yang ingin dicapai pelatihan karyawan,

    tentunya memiliki manfaat dengan adanya pelatihan karyawan

    tersebut, seperti yang diutarakan oleh Mangkuprawira (2004: 137),

    yaitu:

    1) Memperbaiki komunikasi antara kelompok dan individual.

    2) Membantu dalam orientasi untuk karyawan baru mendapatkan

    pekerjaan baru melalui pengalihan dan atau promosi.

    3) Menyediakan informasi tentang kesempatan yang sama dan

    kegiatan yang disepakati.

    4) Memperbaiki keterampilan hubungan lintas personal.

    Bukan hanya Mangkuprawira, Siagian (2008) mengutarakan

    tujuh manfaat dari penyelenggaraan program pelatihan, antara lain:

    1) Meningkatkan produktivitas kerja organisasi.

    2) Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan.

    3) Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan

    tepat.

  • 21

    4) Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam

    organisasi.

    5) Mendorong sikap keterbukaan manajemen.

    6) Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif.

    7) Penyelesaian konflik secara fungsional.

    d. Metode Pelatihan

    Menurut Handoko (2010: 110-114), ada dua metode yang

    digunakan perusahaan dalan pelatihan, yaitu :

    1) Metode On The Job Training

    Pelatihan ini dilakukan di tempat kerja. Karyawan dilatih

    tentang pekerjaan baru dengan pengawasan langsung seorang

    pelatih.

    2) Metode Off The Job Training

    Metode pelatihan ini dilakukan di luar tempat kerja (off the

    job training), meliputi teknik-teknik presentasi informasi dan

    metode simulasi.

    e. Langkah langkah dalam Pelatihan

    Menurut Dessler (2013: 273), terdapat lima langkah dalam proses

    pelatihan, yaitu:

    1) Menganalisis kebutuhan pelatihan.

    2) Merancang keseluruhan program pelatihan.

    3) Mengembangkan, menyusun dan membuat materi pelatihan.

    4) Mengimplementasikan atau menerapkan program pelatihan.

  • 22

    5) Menilai atau mengevaluasi efektivitas materi.

    f. Kendala-kendala dalam Pelatihan

    Kendala di dalam pelaksanaan program pelatihan biasanya

    merupakan faktor penghalang bagi organisasi dalam melaksanakan

    rancangan program pelatihan. Dilihat dari segi pentingnya pelatihan,

    hal ini sangat tidak diinginkan oleh semua pihak yang terlibat di

    dalam pelaksanaan pelatihan.

    Menurut Moekijat (2009: 68), hambatan dalam proses

    pelaksanaan pelatihan, antara lain:

    1) Tidak adanya kebijakan yang luas dan kompehensif yang bersifat

    lengkap.

    2) Tidak adanya penilaian yang dilaksanakan yang bisa dijadikan

    dasar perencanaan untuk pelatihan berikutnya.

    3) Penunjukan peserta tidak berdasarkan analisis kebutuhan.

    4) Tujuan program pelatihan tidak jelas akan kompetensi yang

    dicapai/terlalu umum.

    5) Kurikulum pelatihan tidak jelas.

    6) Metodologi pelatihan kurang tepat alat peraga/media

    pembelajaran yang kurang memadai.

    7) Bahan pelatihan banyak diadopsi dari luar negeri kadang-kadang

    tidak sesuai dengan kebutuhan instansi/organisasi pengirim.

    8) Pelatih-pelatih kurang dikembangkan.

  • 23

    9) Pelatih-pelatih yang baik kurang tertarik pada lembaga-lembaga

    pelatihan karena tidak adanya pola pikir.

    10) Dan suatu system tindak lanjut (follow-up) yang tepat tidak ada.

    Adapun kendala-kendala dalam pelatihan menurut Mondy

    (2009: 210) diantaranya:

    1) Karyawan tidak mengetahui akan diadakannya pelatihan.

    2) Karyawan yang dimutasi tidak bisa mengikuti pelatihan.

    3) Beberapa karyawan tidak tertarik mengikuti pelatihan.

    g. Kebijakan-kebijakan untuk Mengatasi Kendala Pelatihan

    Menurut Moekijat (2009: 89), untuk mengatasi atau

    meminimalisir agar faktor-faktor kendala tidak muncul dalam

    pelatihan, dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Materi pelatihan disertai dengan ujian umpannya pre tes maupun

    post test. Hal ini dilakukan untuk melibatkan kemampuan

    peserta latihan sebelum dan sesudah pelatihan dilaksanakan,

    apakah mengalami perubahan kea rah peningkatan atau sama

    sekali tidak terjadi perubahan.

    2. Tujuan pelatihan harus jelas dinyatakan secara khusus, meliputi:

    Pelatih harus professional dan menguasai materi, metodologi

    pelatihan sesuai dengan spesialisasinya.

    3. Isi program pelatihan harus direncanakan dan ditujukan kepada

    pencapaian tujuan secara keseluruhan.

    4. Metodologi pelatihan relevan dengan tujuan pelatihan.

  • 24

    5. Pelatihan bersifat continue dikembangkan.

    6. Pelatihan harus di integrasikan dengan perubahan administrasi

    yakni organisasi prosedur dan pegawai/peserta pelatihan, artinya

    hasil pelatihan dapat bermanfaat apabila lingkungan organisasi

    dapat mendukung adanya perubahan.

  • 25

    BAB III

    GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian

    1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang

    Gagasan untuk mendirikan koperasi berbasis Islam ini diawali dari

    perbincangan ringan beberapa warga Tumang yang telah bekerja/

    berdomisili di Jakarta di rumah Bapak Suryanto, SH pada bulan Februari

    1997. Pada dasarnya pendirian BMT Tumang bukan hanya sekedar

    meramaikan aktifitas perkoperasian waktu itu, namun didasari

    keprihatinan pendiriannya atas sistem perekonomian dan tatanan

    kehidupan yang dikedepankan pada masa orde baru ternyata tidak bisa

    memberikan jawaban akan harapan terwujudnya masyarakat adil dan

    makmur.

    Keprihatinan akan nasib masyarakat desa yang justru merupakan

    jumlah mayoritas penduduk di Indonesia, khususnya di daerah Boyolali

    juga menjadi perhatian pendiri BMT Tumang. Masyarakat desa kesulitan

    dalam mengakses permodalan pembiayaan dari perbankan karena

    berbagai alasan penilaian yang tidak rasional. Perbankan dalam hal ini

    dinilai lemah dalam komitmennya menciptakan lingkungan usaha yang

    lebih adil dan lebih menyejahterakan masyarakat.

    Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga telah menjadi

    kajian tersendiri di kalangan umat Islam. Hal-hal tersebut juga sangat

    dirasakan oleh masyarakat Desa Tumang. Terutama beberapa orang yang

  • 26

    dalam menjalankan ekonominya terjerat masalah dengan rentenir atau

    istilah masyarakat setempat adalah bank plecit. Persoalan riba atau

    bunga dari rentenir itulah yang juga menjadi perhatian serius para

    pengurus dan pengelola BMT.

    Setelah dilakukan beberapa kali pertemuan, pemilihan calon

    pengelola dan sosialisasi pendirian, pada tanggal 1 Oktober 1998 Baitul

    Maal wat Tamwil (BMT) Tumang mulai beroperasi dengan modal awal

    Rp. 7.050.000,-, dengan menggunakan kantor (pinjam) salah satu

    ruangan tidak terpakai di Komplek Balai Desa Tumang, Cepogo,

    Boyolali. Pada awalnya modal tersebut dikelola untuk pembiayaan kecil,

    tanpa jaminan, pembukuan dan pelayanannya juga masih manual.

    Sedangkan untuk mencari tambahan simpanan, menggunakan media

    bumbung dari bambu dan kotak kayu, yang bertujuan agar anggota bisa

    menabung sedikit demi sedikit dengan adanya bumbung tersebut, untuk

    penarikan simpanannya dilakukan setelah jam kerja seminggu sekali.

    Setelah beberapa saat operasional pada tanggal 10 April 1999,

    BMT Tumang mendapatkan badan hukum dari departemen koperasi

    dengan Nomor: 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999 yang kemudian lebih

    dikenal dengan nama KSU “BMT Tumang”. Pada awalnya selain untuk

    sektor pembiayaan, KSU BMT Tumang ada juga usaha sektor riil alat

    penyewaan pemotong besi, jualan asitilin untuk pengrajin tembaga,

    jualan perlengkapan jahit.

  • 27

    Pada tanggal 30 April 2002, BMT Tumang telah mendapatkan

    pengesahan Perubahan Anggaran Dasar (PAD) dengan Nomor:

    02/PAD/505/IV/2002. Dalam rentang waktu satu dasawarsa melayani

    umat, BMT Tumang telah berkembang dengan sangat cepat, hingga akhir

    september 2008 BMT ini mencatat pembiayaan yang diberikan ke

    masyarakat anggota telah mencapai lebih dari Rp. 9.000.000.000,-.

    Kemudian pada tanggal 12 Januari 2011, BMT Tumang telah

    mendapatkan Pengesahan dengan Keputusan Gubernur Nomor:

    02/PAD/XIV/I/2011 tentang Perubahan Anggaran Dasar dari Koperasi

    Serba Usaha tingkat Kabupaten Boyolali menjadi Koperasi Jasa

    Keuangan Syariah (KJKS) tingkat Propinsi Jawa Tengah. Yang

    kemudian lebih dikenal dengan nama KJKS BMT Tumang dan wilayah

    operasional sebelumnya hanya di Kabupaten Boyolali meningkat di

    tingkat Provinsi Jawa Tengah, sehingga mulai tahun 2011 KJKS BMT

    Tumang sudah bisa membuka cabang di luar Kabupaten Boyolali.

    Terakhir pada tanggal 26 Oktober 2016, BMT Tumang menerima

    surat dari Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Deputi

    bidang Kelembagaan. Dimana Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

    (KSPPS) BMT Tumang telah teracatat dalam Daftar Umum

    KoperasiNomor:155/Lap-PAD/VIII/2016 tanggal 8 Agustus 2016.

    Perubahan Anggaran Dasar meliputi:

  • 28

    a. Perubahan nama yang semula Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT

    Tumang menjadi Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah

    (KSPPS) BMT Tumang,

    b. Perubahan wilayah keanggotaan semula wilayah Provinsi Jawa

    Tengah menjadi wilayah Lintas Provinsi. Sehingga mulai saat ini

    KSPPS BMT Tumang sudah bisa membuka cabang baru di luar

    Provinsi Jawa Tengah.

    Sampai saat ini KSPPS BMT Tumang tercatat memiliki 17 cabang,

    166 pengelola BMT Tumang, dan 22.000 anggota yang tergabung di

    seluruh cabang BMT Tumang baik anggota funding maupun finance,

    dengan aset saat ini kurang lebih sebesar Rp. 120.000.000.000,-.

    Sungguh pencapaian yang luar biasa dengan hanya diawali dari modal

    usaha sebesar Rp. 7.050.000,- dan dengan slogan “BMT Tumang untuk

    Indonesia” maka mulai tahun 2017 mulai dirancang dan berikhtiar untuk

    mengembangkan sayap di luar Jawa Tengah, meskipun visi awal

    pendirinya bersifat lokal dan spesifik (mengentaskan rentenir di desa

    Tumang), sesuai dengan jati diri sebagai lembaga dakwah melalui

    ekonomi syariah, mulai dirancang gagasan cabang jauh.

    2. Visi dan Misi BMT Tumang

    Dalam rangka melanjutkan keberlangsungan operasi BMT serta

    untuk mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi BMT

    Tumang di masa depan, maka dirumuskanlah Visi dan Misi BMT

    Tumang sebagai gambaran cita – cita, serta harapan yang ingin

  • 29

    diwujudkan dalam kurun waktu lima tahun kedepan, yaitu periode tahun

    2016-2020. Berikut adalah Visi dan Misi BMT Tumang:

    a. Visi

    BMT Tumang memiliki Visi “Menjadi Lembaga Keuangan

    Syariah yang mandiri, terdepan dan sejahtera”.

    Visi tersebut menggambarkan suatu semangat untuk

    membangun ekonomi masyarakat (umat) dalam rangka mewujudkan

    kesejahteraan para anggota BMT melalui tata kelola yang baik,

    tangguh, dan terdepan menuju kemandirian BMT dengan bercirikan

    syariah yang diridhoi Allah SWT.

    b. Misi

    Untuk mencapai Visi tersebut telah dirumuskan 3 (tiga) Misi

    sebagai berikut:

    1) Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mandiri,

    terdepan, amanah, dan sejahtera.

    BMT Tumang berupaya mewujudkan sebuah lembaga

    keuangan syariah yang terdepan (modern) dari segi pelayaan

    dan daya dukung operasional. Mutu pelayanan dan daya dukung

    operasional hendaknya sejajar atau lebih tinggi dengan lembaga

    keuangan syariah/non syariah terkemuka. BMT Tumang akan

    berupaya secara terus menerus meningkatkan lembaga BMT

    Tumang tanpa tergantung pada pihak-pihak tertentu, namun

  • 30

    mengandalkan pada kekuatan yang dimiliki (mandiri) serta

    mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan bekerja cerdas

    dan keras. Dalam melaksanakan jasa layanan keuangan syariah

    kepada masyarakat BMT mengutamakan norma-norma kebaikan

    (amanah), memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga

    keberadaan BMT dapat memberikan nilai tambah bagi pengguna

    jasa keuangan syariah serta dapat meningkatkan kesejahteraan

    bagi anggota BMT serta masyarakat luas.

    2) Membangun kualitas SDM yang tangguh, profesional dan

    berdaya saing tinggi

    Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan, BMT berupaya

    membangun kapasitas SDM yang profesional yang memiliki

    tingkat keahlian tinggi pada masing-masing bidang dan

    memiliki integritas yang baik (tangguh, jujur, pekerja keras,

    bekerja dengan ikhlas dan berjiwa amanah), sehingga memiliki

    daya saing tinggi dan mampu menghadapi tantangan masa kini

    dan masa yang akan datang.

    3) Mewujudkan pelayanan keuangan syariah yang unggul dengan

    dukungan sistem informasi terkini dan sarana prasarana yang

    memadai.

    Untuk mendukung layanan keuangan syariah yang unggul,

    BMT berupaya meningkatkan sarana prasarana yang memadai.

    Selain tersedia sarana prasarana yang memadai layanan BMT

  • 31

    perlu didukung oleh ketersediaan infrastruktur teknologi

    informasi terkini (modern) sesuai perkembangan zaman .

    3. Identitas Lembaga dan Kelengkapan Organisasi

    Identitas Lembaga BMT Tumang:

    a. Nama Lembaga : KSPPS BMT TUMANG

    b. Diresmikan pada tanggal : 30 September 1998

    c. Alamat Kantor Pusat : Jl.Boyolali–Magelang Km.10,

    Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah 57362

    d. Telepon/Fax : (0276) 323454 / 323336

    e. Website : www.bmttumang.com

    f. Logo :

    Gambar 3.1. Logo BMT Tumang

    Gambar 3.1. Logo BMT Tumang

    g. Alamat Kantor Cabang :

    1) Tumang, Jl. Melati 12 Tumang, Cepogo, Boyolali, Telp. 0276

    323 335,

    2) Cepogo, Jl. Boyolali – Magelang Km.10 Cepogo, Boyolali,

    Telp. 0276 323 454,

    3) Boyolali, Jl. Pandanaran No. 299, Boyolali, Telp. 0276 323

    034,

    4) Ampel, Jl.Boyolali-Semarang Km. 10, Gladagsari, Ampel,

    Boyolali Jl. Telp. 0276 330 626,

    http://www.bmttumang.com/

  • 32

    5) Andong, Jl. Raya Kacangan Andong, Boyolali, Telp. 0271

    7893025,

    6) Kartasura, Jl. Ahmad Yani No.83, Kartasura, Telp. 0271

    784385,

    7) Salatiga, Jl. Sukowati No.9, Salatiga Telp. 0298 312729,

    8) Delanggu, Jl. Raya Solo–Jogja KM 21 (selatan pasar delanggu)

    Delanggu, Klaten,Telp. 0272554358,

    9) Selo, Jl. Boyolali-Magelang KM.18, Selo Boyolali, Telp. 0276

    3295240,

    10) Suruh, Jl. Raya Suruh-Salatiga, Kab. Semarang (Timur Pasar

    Suruh), Telp. (0298) 317434,

    11) Solo, Jl. Brigjen Sudiarto 5/2, Joyosuran, Pasar Kliwon,

    Surakarta, Telp. (0271) 642257,

    12) Grabag, Jl.KH Siraj, Desa Krajan I, Grabag, Magelang, Telp.

    (0293) 310830,

    13) Simo, Jl. Singoprono Raya, Km. 01 Pelem Simo, Boyolali, Telp.

    (0276) 3260086,

    14) Karangpandan, Jl. Lawu No. 85 Karangpandan, Karanganyar.

    15) Jatinom, Barat Pasar Gabus, Krajan Jatinom, Klaten.

    16) Musuk, Jl. Raya Boyolali-Drajitan KM 5, Tampir Barat, Musuk,

    Boyolali, Telp. (0276) 3280340.

    17) Sragen, Jl. Raya Sukowati No. 323, Kauman Rt. 25 Rw. 08

    Sragen Wetan, Sragen. Telp. (0271) 8961279.

  • 33

    Kelengkapan Organisasi BMT Tumang:

    a. Badan Hukum : 242/BH.KDK.11.25/IV/1999,

    b. Perubahan Anggaran Dasar : 02/PAD/XIV/I/2011,

    c. Nomor Pokok Wajib Pajak : 02.014.0381.4-527.000,

    d. SIUP : 063/11.32/PK/X/2012,

    h. TDP : 113324600215,

    i. Jangkauan pelayanan : Lintas Provinsi,

    j. Waktu Operasional : Hari Senin–Jum’at, jam 07.30–16.00

    WIB.

    4. Struktur Organisasi

    Organisasi BMT Salah satu penunjang untuk tercapainya tujuan

    organisasi/perusahaan secara efektif dan efisien adalah dibentuknya

    struktur organisasi. Struktur organisasi ini harus disesuaikan dengan

    keadaan, kemampuan, dan perkembangan dari organisasi tersebut.

    Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui sampai dimana

    wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang dalam

    menjalankan tugasnya. Berikut adalah struktur organisasi BMT Tumang:

  • 34

    Struktur Organisasi BMT Tumang

    Gambar 3.2. Struktur Organisasi BMT Tumang

    5. Produk-produk BMT Tumang

    Di dalam BMT Tumang terdapat berbagai jenis maca produk yang

    ditawarkan. Mulai dari produk untuk pendanaan dan juga produk untuk

    tabungan, macam-macamnya sebagai berikut:

  • 35

    a. Produk Simpanan BMT Tumang

    Simpanan merupakan sarana untuk menggali potensi dana dari

    masyarakat, untuk kemudian difungsikan secara profesional guna

    meningkatkan taraf hidup masyarakat lainnya, sehingga saling

    menguntungkan. Beberapa bentuk simpanan maupun tabungan dari

    BMT Tumang, yaitu:

    1) Simpanan Mudharabah Al Mutlaqoh

    Simpanan Mudharabah Al Mutholaqoh adalah simpanan

    berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-muthlaqah, dimana

    mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT TUMANG

    untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk

    pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada

    anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari

    pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah

    (bagi hasil) yang disepakati di awal. Simpanan ini dapat diambil

    sewaktu-waktu.

    Adapun manfaat dari produk simpanan mudaharabah al-

    mutlaqoh meliputi:

    a) Aman, manfaat, menguntungkan dan InsyaAllah Barokah

    b) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan

    ketentuan syariah

    c) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda

    d) Bebas biaya administrasi

  • 36

    Untuk menjadi anggota, persyaratan yang harus dipenuhi

    antara lain:

    a) Menjadi anggota BMT TUMANG

    b) Membayar simpanan pokok Rp. 10.000,- dan simpanan

    wajib Rp. 5.000,-

    c) Setoran selanjutnya minimal Rp. 1.000,-

    d) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening

    e) Perorangan melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri

    lainnya

    f) Lembaga menyerahkan identitas yang ditentukan oleh

    KSPPS BMT TUMANG

    Adapun bagi hasil Simpanan Mudharabah Al Mutlaqoh,

    antara lain:

    a) InsyaAllah halal dan barokah.

    b) Anggota penyimpan akan mendapatkan bagi hasil simpanan

    sesuai dengan kesepakatan.

    c) Besarnya bagi hasil simpanan ditetapkan menurut

    keuntungan KSPPS BMT Tumang dengan nisbah antara

    BMT : anggota adalah 70 : 30.

    d) Bagi hasil yang dimaksud akan diperhitungkan setiap akhir

    bulan dan akan ditambahkan secara otomatis ke rekening

    simpanan anggota setiap awal bulan.

  • 37

    Dalam simpanan mudharabah al mutlaqoh terdapat

    beberapa produk yang ditawarkan BMT Tumang, yaitu:

    Simpanan Sukarela (Sikala), Simpanan Idul Fitri, Simpanan Idul

    Qurban, Simpanan Pendidikan, Simpanan Haji, dan Simpanan

    Menikah.

    2) Simpanan Mudharabah Berjangka

    Simpanan Mudharabah Berjangka (DEPOSITO) adalah

    Simpanan berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-

    muthlaqah, dimana mudharib memberikan kepercayaan kepada

    BMT TUMANG untuk memanfaatkan dana yang dapat

    digunakan dalam bentuk pembiayaan secara produktif, dapat

    memberikan manfaat pada anggota yang lain secara halal dan

    profesional. Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan

    BMT sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal.

    Adapun manfaat dari produk simpanan mudaharabah

    berjangka meliputi:

    a) Aman, manfaat, menguntungkan dan InsyaAllah barokah

    b) Bagi hasil yang kompetitif (bersaing) sesuai dengan

    ketentuan syariah

    c) Menolong sesama tanpa harus mengurangi keuangan anda

    d) Bebas biaya administrasi

    Untuk menjadi anggota, persyaratan yang harus dipenuhi

    meliputi:

  • 38

    a) Menjadi anggota BMT TUMANG

    b) Simpanan minimal Rp. 1.000.000,-

    c) Mengisi dan menandatangani formulir pembukaan rekening

    d) Melampirkan fotocopy KTP atau identitas diri lainnya

    Adapun bagi hasil Simpanan Mudharabah Berjangka, antara

    lain:

    a) InsyaAllah halal dan barokah,

    b) Bagi hasil akan dipindahbukukan ke rekening simpanan

    mudharabah biasa setiap tanggal 1,

    c) Ketentuan nisbah bagi hasil yang ditawarkan adalah:

    Jangka Waktu Nisbah Penyimpanan

    1 Bulan 35%

    3 Bulan 40%

    6 Bulan 42,5%

    12 Bulan 45%

    3) Simpanan Mudharabah Masa Depan

    SiMudaMaPan adalah Produk Simpanan di BMT

    TUMANG dengan prinsip akad mudharabah mutlaqah, yaitu

    perjanjian mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian

    tertentu (investasi tidak terikat). Simpanan tersebut

    direncanakan khusus untuk kebutuhan anggota di waktu yang

    akan datang.

  • 39

    Adapun manfaat dari produk simpanan mudaharabah masa

    depan meliputi:

    a) Dengan Akad Mudharabah Muthlaqah penyimpan dapat

    memperoleh bagi hasil dari hasil usaha BMT TUMANG

    yang insyaAllah halal dan barokah

    b) Bagi hasil yang diterima setiap bulannya akan ditambahkan

    ke simpanan, sehingga akan meningkatkan saldo pokok

    simpanan, yang secara otomatis akan menambah bagi hasil

    secara proporsional

    c) Untuk simpanan jangka waktu minimal 3 tahun akan

    mendapatkan manfaat khusus yaitu akan dimasukkan ke

    dalam Keluarga Peduli Pendidikan, diantaranya:

    (1) Setiap tahun ajaran baru akan mendapatkan bingkisan

    peralatan sekolah

    (2) Anggota yang sakit (opname) akan mendapatkan

    santunan Rp.200.000,

    (3) Anggota yang meninggal dunia akan mendapatkan

    santunan sebesar Rp.1.000.000,-

    (4) Setiap anak didik yang berprestasi bisa diusulkan

    mendapatkan beasiswa dari Divisi Maal BMT

    TUMANG

    Untuk menjadi anggota, persyaratan yang harus dipenuhi

    meliputi:

  • 40

    a) Menjadi anggota BMT TUMANG

    b) Setoran minimal setiap bulan Rp.50.000,-

    c) Jangka waktu dan ketentuan nisbah bagi hasil penyimpan :

    Jangka Waktu Nisbah Penyimpanan

    1 Tahun 35%

    2 Tahun 40%

    3-5 Tahun 45%

    6-9 Tahun 46%

    10-12 Tahun 47,5%

    Lebih dari 12 Tahun 48%

    Dari bagi hasil yang seharusnya diterima, 2,5%nya

    disisihkan untuk infaq sosial yang akan dimasukan ke bagian

    Maal BMT TUMANG. Ilustrasi penerimaan bagi hasil Si Muda

    Mapan

    Simpanan : Rp.100.000,- per bulan

    Waktu : 6 tahun

    Nisbah : 46 %.

    Tah

    un

    ke

    Pokok

    Simpanan

    Perkiraan

    BaHas

    ZIS Perkiraan

    BaHas

    Bersih

    Jumlah

    pokok &

    Perkiraan

    BaHas

    1 1,200,000 71,720 1,793 69,927 1,269,927

    2 2,400,000 312,776 7,819 304,956 2,704,956

    3 3,600,000 745,181 18,630 726,552 4,326,552

    4 4,800,000 1,939,814 34,845 1,358,969 6,158,569

  • 41

    5 6,000,000 2,286,786 57,170 2,229,616 8,229,615

    6 7,200,000 3,455,862 86,397 3,369,466 10,569,466

    *) bagi hasil diperoleh berdasarkan perhitungan data bulan juni

    2016

    **) indeks bagi hasil tiap bulan akan berubah, sesuai dengan

    pendapatan BMT

    b. Produk Pembiayaan BMT Tumang

    Sebagai lembaga keuangan syariah BMT Tumang tidak hanya

    menampung dana dari masyarakat, tetapi juga menyalurkan dana ke

    masyarakat. Penyaluran dana ini biasanya dilakukan oleh BMT

    Tumang dalam bentuk pembiayaan-pembiayaan terhadap usaha yang

    dijalankan oleh masyarakat. Beberapa jenis pembiayaan yang

    dikeluarkan oleh BMT Tumang yaitu:

    1) Pembiayaan Investasi

    Transaksi pembiayaan investasi di BMT Tumang dapat

    dilakukan dalam 2 jenis transaksi, yakni:

    a) Pembiayaan Mudharabah

    Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha antara

    dua pihak, dimana pihak pertama yang menyediakan

    seluruh modal (BMT) dan pihak kedua yang bertindak

    selaku pengelola (anggota). Keuntungan usaha dibagi

    diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan

    kedalam kontrak.

  • 42

    b) Pembiayaan Musyarakah

    Musyarakah merupakan bentuk kerjasama pengkongsian

    dana yang dilakukan oleh dua atau lebih anggota untuk

    melakukan usaha tertentu, masing-masing pihak memberikan

    kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi

    berdasarkan nisbah yang telah disepakati, sedangkan kerugian

    ditanggung oleh semua pihak sebesar modal yang disertakan

    dalam usaha tersebut. Dalam aplikasinya digunakan untuk

    modal kerja dan investasi, dana dari BMT merupakan

    pertisipasi BMT dalam usaha yang dikelola anggota dan BMT

    berhak ikut serta dalam mengelola usaha.

    2) Pembiayaan Jual Beli

    Ada beberapa konsep jual beli yang diperbolehkan dalam

    Islam, berikut adalah pembiayaan dengan konsep jual beli yang

    ditawarkan BMT Tumang

    a) Pembiayaan Murabahah

    Murabahah adalah salah satu produk pembiayaan

    BMT Tumang, dimana nasabah menjalin kerja sama dengan

    pihak BMT untuk memenuhi kebutuhan pembelian barang

    atau peminjaman uang, dengan jaminan dan ketentuan yang

    telah disepakati bersama didalam akad. Margin pembiayaan

    dan harga pokok barang diketahui kedua belah pihak secara

    terang-terangan atau transparan. Besarnya angsuran

    disesuaikan dengan kemampuan nasabah.

  • 43

    b) Pembiayaan Salam

    Salam adalah akad pembelian (jual-beli) yang

    dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan

    pembelian terlebih dahulu atas barang yang dipesan/

    diinginkan dan melakukan pembayaran dimuka atas barang

    tersebut, baik dengan cara pembayaran sekaligus ataupun

    dengan cara mencicil, yang keduanya harus diselesaikan

    pembayarannya (dilunasi) sebelum barang yang dipesan/

    diinginkan diterima kemudian. (Penghantaran barang/

    delivery dilakukan dengan cara ditangguhkan).

    c) Pembiayaan Istishna

    Istishna adalah akad bersama pembuat (produsen)

    untuk suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad

    jual beli suatu barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh

    pembuat (produsen) yang juga sekaligus menyediakan

    kebutuhan bahan baku barangnya. Jika bahan baku

    disediakan oleh pemesan, akad ini menjadi akad Ujrah

    (Upah).

    3) Pembiayaan Jasa/Sewa

    Selain pembiayaan investasi dan jual-beli, dari BMT

    Tumang juga menyediakan produk pembiayaan jasa atau sewa

    yang terdiri dari:

  • 44

    a) Pembiayaan Ijarah

    Ijarah adalah pemilikan hak atas manfaat dari

    penggunaan sebuah asset sebagai ganti dari pembayaran.

    Pengertian Sewa (Ijarah) adalah sewa atas manfaat dari

    sebuah asset.

    b) Pembiayaan Muntahiyah Bittamlik

    Pembiayaan ini adalah bentuk kerjasama perjanjian

    antara pihak bank sebagai lessor (pihak yang menyewakan)

    dengan nasabah sebagai lessee (pihak penyewa). Dalam

    aplikasinya pihak penyewa bersedia untuk membayar uang

    sewa atas barang atau jasa yang telah diterimanya, dan pada

    akhir masa sewa terjadi pemindahan hak kepemilikan dari

    pihak bank kepada penyewanya tersebut.

    4) Pembiayaan Qordhul Hasan

    Selain mencari keuntungan dengan akad tijarah, BMT

    Tumang juga menerapkan akad tabaru’ akad kebaikan dalam

    pembiayaan, salah satunya akad qardhul hasan. Qardhul hasan

    merupakan bentuk perjanjian pemberian pinjaman dari bank

    kepada nasabah dengan kewajiban nasabah mengembalikan

    pinjaman tersebut sebesar pokok sesuai dengan jangka waktu

    baik secara tunai maupun angsuran. Dalam BMT Tumang akad

    ini ditawarkan dalam bentuk produk pokusma.

  • 45

    Dari beberapa produk pembiayaan yang ditawarkan oleh

    BMT Tumang, semuanya diaplikasikan dalam pembiayaan yang

    diajukan anggota sesuai kegunaannya, akan tetapi yang sering

    digunakan adalah akad murabahah dan ijarah. Besarnya

    margin/nisbah ditentukan bersama antara anggota dan pihak

    BMT, anggota diperbolehkan menawar margin yang ditetapkan

    BMT. Berikut adalah syarat pengajuan produk pembiayaan yang

    ditawarkan oleh BMT Tumang:

    1. Menjadi anggota KSPPS BMT Tumang,

    2. Mempunyai usaha produktif

    3. Mengisi formulir permohonan dilampiri fotocopy suami

    istri dan kartu keluarga, fotocopy agunnan, rekening

    pembayaran listrik,

    4. Bersedia di survey,

    5. Mempunyai agunan/jaminan (sertifikat atau BPKB), kecuali

    akad qardhul hasan tidak menggunakan agunan.

    B. Deskriptif

    1. Job Description

    Struktur organisasi dibentuk agar dapat memperjelas jalur

    komunikasi, wewenang dan tanggung jawab yang memungkinkan adanya

    kerjasama yang terkoordinasi antara satu sama lain untuk mencapai satu

    tujuan umum perusahaan. Berikut ini komponen struktur organisasi BMT

    Tumang:

  • 46

    a. Rapat Anggota

    Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam lembaga

    koperasi. Keanggotaan diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran

    Rumah Tangga Koperasi. Keanggotaan koperasi melekat pada diri

    anggota sendiri dan tidak dapat dipindahkan kepada orang lain

    dengan dalih apapun. Setiap anggota harus tunduk kepada ketentuan

    dalam AD/ART Koperasi, peraturan khusus dan keputusan-

    keputusan rapat anggota. Tugas Rapat Anggota BMT Tumang antara

    lain:

    1) Mengevaluasi kinerja Koperasi secara keseluruhan selama 1

    (satu) tahun

    2) Memberikan catatan hasil kinerja selama 1 (satu) tahun kepada

    pemangku kepentingan.

    Wewenang Rapat Anggota BMT Tumang antara lain:

    1) Mengesahkan Rencana Kerja dan Rencana anggaran dan

    Pendapatan Koperasi untuk tahun buku berikutnya dan

    peninjauan Anggaran belanja untuk tahun buku yang berjalan.

    2) Penetapan pembaian Sisa Hasil Usaha (SHU)

    3) Pemilihan dan pengangkatan anggota pengurus (jika masa

    jabatannya telah selesai).

    Rapat Anggota yang dilaksanakan tiap tahun setelah tutup

    buku tahunan disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang biasanya

  • 47

    dilaksanakan pada bulan Maret tahun berikutnya dan pelaksanaan

    RAT tahun ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2017.

    b. Pengurus

    Pengurus adalah penerima amanat anggota untuk menjalankan

    organisasi dan usaha koperasi dengan berlandaskan pada RK–RAPB

    (Rencana Kerja–Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja) yang

    diputuskan atau ditetapkan dalam rapat anggota. Tugas pengurus

    BMT Tumang antara lain :

    1) Menyelenggarakan RAT,

    2) Menyusun/merumuskan kebijakan umum untuk mendapat

    persetujuan Rapat Anggota,

    3) Menyelenggarakan Rapat Pengurus untuk:

    a) Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT Tumang

    b) Menentukan da membuat kebijakan strategi BMT Tumang

    4) Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan

    BMT Tumang.

    Wewenang pengurus BMT Tumang antara lain:

    1) Bersama pengurus yang lain mengangkat, member sanksi dan

    memberhentikan pengelola BMT Tumang,

    2) Menyetujui/ menolak mengenai:

    a) Pembiayaan yang nilainya diatas wewenang Manajer

    Utama,

  • 48

    b) Kebijakan baru BMT Tumang dengan pertibangan dari

    sekretaris dan bendahara,

    c) Kerjasama dengan pihak lain (investor dari luar) yang

    diusulkan Manajer.

    3) Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan Manajer Utama.

    c. Pengawas

    Pengawasan memiliki peranan mengawai atas aktivitas

    koperasi baik tentang keorganisasian ataupun usaha dilakukan

    dengan terencana atau mendadak.

    1) Pengawas Manajemen

    Tugas pengawas manajemen BMT Tumang antara lain:

    a) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal

    minimal satu kali dalam satu tahun,

    b) Memberikan pengarahan terhadap pengangkatan Pengelola,

    penyusunan anggaran dan rencana kerja,

    c) Memberikan pengarahan terhadap permohonan pembiayaan

    yang tidak dapat diputuskan oleh pengurus.

    Wewenang pengawas manajemen BMT Tumang, yaitu

    mengawasi dan memeriksa laporan keuangan dan aspek

    manajemen lainnya.

    2) Pengawas Syariah

    Tugas pengawas syariah BMT Tumang antara lain:

  • 49

    a) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal

    minimal satu kali dalam satu tahun,

    b) Memberikan masukan dan pengarahan terhadap

    pengangkatan pengelola, penyusunan anggaran dan rencana

    kerja,

    c) Memonitor kegiatan BMT dan memberikan arahan yang

    berkaitan dengan aspek syariah.

    Wewenang pengawas syariah BMT Tumang adalah

    memotivasi dan memeriksa kegiaan BMT agar sesuai dengan

    kaidah syariah Islam.

    d. Manajer Utama

    Manajer utama adalah orang yang memiliki wewenag yang

    tinggi dalam pelaksanaan kegiatan diseluruh cabang BMT Tumang.

    Manajer Utama di BMT Tumang adalah Bapak Adib Zuhari, S.Sos,

    M.Si. Fungsi Manajer Utama adalah menampung aspirasi, saran,

    kritik dan menentukan sikap untuk kemajuan BMT Tumang.

    Tugas manajer utama BMT Tumang antara lain :

    1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui

    Pengurus, dan untuk hal-hal prinsipil disetujui oleh Pengawas

    atau Rapat Anggota,

  • 50

    2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran BMT dan

    rencana kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada

    pengurus yang selanjutnya akan dibawa pada rapat anggota,

    3) Menyusun dan meminta persetujuan Pengurus tentang

    pembukaan Rekening Bank dan penandatanganan Rekening

    simpanan BMT pada Bank secara bersama-sama,

    4) Membuat laporan secara periodi kepada pengurus,

    5) Menyampaikan laporan keuangan dan laoran tingkat kesehatan

    BMT secara periodic kepada Pengawas Manajemen.

    Wewenang manajer utama BMT Tumang antara lain:

    1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp.

    150.000.000,-, dan lebih dari jumlah tersebut harus dengan

    persetujuan Rapat Pengurus.

    2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan.

    3) Mengusulkan promosi, mutasi, demosi dan pemberhentian

    Pengelola.

    e. Internal Audit

    Internal audit BMT Tumang memiliki peran mengontrol dan

    meneliti aliran kas dan pendapatan BMT diseluruh cabang,

    sedangkan tugas internal audit BMT Tumang antara lain:

  • 51

    1) Pengumpulan data atau informasi mengenai pencatatan,

    klarifikasi, penyusunan laporan keuangan yang terdiri dari

    Neraca, Daftar Laba/Rugi, Arus Kas, Perubahan Modal, Car,

    serta laporan lain yang diperlukan.

    2) Memastikan bahwa semua kebijakan, rencana dan prosedur

    koperasi telah benar-benar ditaati.

    3) Memastikan bahwa semua harta milik koperasi telah

    dipertanggung jawabkan dan dijaga dari semua kerugian.

    4) Menerima pemberitahuan tentang adanya proses nota debet/nota

    kredit.

    Wewenang internal audit BMT Tumang antara lain:

    1) Dapat menggunakan fungsi pengawasan sebagai alat kontrol

    mekanisme operasional.

    2) Meminta data/informasi yang berkaitan dengan hal audit kepada

    manajemen koperasi.

    f. Manajer Operasional

    Fungsi dari manajer operasional adalah merencanakan,

    mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh aktivitas di

    bidang operasional baik yang berhubungan dengan pihak internal

    maupun eksternal yang dapat meningkatkan profesionalisme BMT

    khususnya dalam pelayanan terhadap mitra maupun anggota BMT.

  • 52

    Tugas dari manajer operasional BMT Tumang adalah sebagai

    berikut:

    1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service

    excellence) kepada mitra atau anggota BMT Tumang,

    2) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang

    ada dalam operasional BMT Tumang,

    3) Terarsipnya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat

    manajemen dan rapat operasional. (Buku Standart Operasional

    Prosedur).

    Wewenang manajer operasional BMT Tumang antara lain:

    1) Mengeluarkan biaya operasional rutin dalam batas wewenang,

    2) Menyetujui pengeluaran kas untuk penarikan tabungan dalam

    batas weweanang,

    3) Melakukan kontrol terhadap kehadiran pengelola,

    4) Memeriksa seluruh laporan dalam bidang operasional.

    g. Manajer Marketing

    Peran manajer marketing adalah untuk memimpin dan

    bertanggung jawab terhadap seluruh proses kegiatan marketing agar

    target perusahaan tercapai. Tugas manajer marketing BMT Tumang

    antara lain:

    1) Pencapaian target marketing baik funding maupun lending,

  • 53

    2) Penyelenggaraan rapat marketing dan penyelesaian

    permasalahan ditingkat marketing,

    3) Penilaian dan evaluasi kinerja bagian marketing.

    Wewenang manajer marketing BMT Tumang antara lain:

    1) Memberikan usulan untuk pengembangan pasar,

    2) Menentukan target funding dan lending bersama dengan

    Manajer Utama.

    h. Manajer Cabang

    Manajer cabang adalah seorang yang memiliki wewenang

    tertinggi di suatu cabang BMT Tuamang. Fungsi dari manajer

    cabang adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kepada anggota

    serta melakukan pembinaan agar pembiayaan yang diberikan tidak

    macet. Adapun tugas manajer cabang BMT Tumang adalah sebagai

    berikut:

    1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui

    Manajer Utama,

    2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran BMT cabang

    dan rencana kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada

    Manajer Utama,

    3) Menyusun dan meminta persetujuan Manajer Utama tentang

    peraturan wewenang Komite Pembiayaan,

  • 54

    4) Mengajukan usul kepada Manajer Utama tentang jenis atau

    produk baru untuk disetujui penggunaannya,

    5) Membuat laporan secara periodik kepada Manager Utama.

    Wewenang manajer cabang BMT Tumang antara lain:

    1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp 25.000.000,-,

    dan lebih dari jumlah tersebut harus mendapatkan persetujuan

    Manajer Utama,

    2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan,

    3) Mengusulkan promosi, mutasi, demosi dan pemberhentian

    Pengelola BMT cabang.

    i. Marketing (Funding dan Finance)

    Merupakan salah satu bagian pekerjaan di perbankan yang

    memiliki fungsi dan tugas memperkenalkan, mempromosikan,

    meluaskan jaringan/relasi, untuk memasarkan produk dana. Adapun

    Tugas marketing (funding dan finance) antara lain:

    1) Menjalankan tugas lapangan yaitu menawarkan produk BMT.

    2) Mengatur rute kunjungan harian.

    3) Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan kepada

    Manajer cabang.

    4) Menyimpan dokumen terkait sesuai dengan standar baku.

    Wewenang marketing (funding dan finance) antara lain:

  • 55

    1) Mengusulkan strategi pemasaran untuk jangka pendek, jangka

    menengah dan jangka panjang.

    2) Melakukan negosiasi bagi hasil kepada anggota sesuai dengan

    kebijaksanaan pemasaran.

    j. Kasir/Teller

    Fungsi dari teller adalah bertindak sebagai penerima uang dan

    juru bayar, serta diharuskannya mengetahui semua jenis pekerjaan.

    Adapun tugas teller BMT Tumang antara lain:

    1) Menerima atau menghitung uang dan membuat bukti

    penerimaan,

    2) Melakukan pembayaran sesuai dengan perintah keluar,

    3) Melayani dan membayar pengambilan simpanan,

    4) Membuat buku kas harian,

    5) Bertanggung jawab penuh pada aset BMT yaitu uang brankas,

    surat jaminan nasabah dan teller room,

    6) Melaporkan hasil progres harian,

    7) Membuat input data, daftar kolektibilitas pembiayaan dan surat

    akad pembiayaan,

    8) Setiap akhir kerja menghitung uang yang ada dan meminta

    pemeriksaan kepada manajer cabang.

    Wewenang teller BMT Tumang antara lain:

    1) Mengatur pola administrasi yang efektif.

  • 56

    2) Mengajukan pengeluaran kas kepada manajer cabang.

    k. Customer Service (CS)

    Customer service atau sering di sebut dengan CS adalah salah

    satu pekerjaan yang ada di perbankan atau perkantoran yang

    berperan memberikan informasi kepada pengunjung atau nasabah.

    Adapun Tugas customer service BMT Tumang antara lain:

    1) Memberikan pelayanan paripurna kepada anggota sesuai dengan

    tugas dan kewenangannya.

    2) Memberikan informasi kepada anggota baik penarikan maupun

    penyetoran (simpanan atau angsuran).

    Wewenang customer service BMT Tumang antara lain:

    1) Mengatur pola administrasi CS yang efektif.

    2) Mengusulkan pola pelayanan yang efektif dan efisien kepada

    Manajer Cabang.

    l. Devisi Maal

    Fungsi dari devisi maal adalah menyalurkan pembiayaan

    qordhul hasan dengan tanpa bagi hasil untuk masyarakat atau

    pedagang kecil miskin dan yang produktif melalui POKUSMA

    (Kelompok Usaha Masyarakat).

  • 57

    Adapaun tugas tugas dari devisi maal adalah :

    1) Melakukan survey untuk pengalokasian dana qordhul hasan

    2) Melakukan pembinaan dan pemberian subsidi untuk ustad/guru

    TPA

    3) Memberikan beasiswa untuk anak SD, SMP dan SMA

    4) Membantu kegiatan sosial keagamaan (mengaji, kajian umum,

    pembangunan masjid, dll)

    5) Memberikan santunan untuk fakir miskin yang dilaksanakan

    setahun sekali di bulan ramadhan

    6) Memberikan santunan untuk yatim piatu yang dilaksanankan di

    bulan muharom

    7) Membuat bulletin dakwah

    8) Melakukan pembinaan kepada ta’mir masjid FOTAMAS

    (Forum Ta’mir Masjid)

    Sumber : Draf Program Kerja Divisi Maal KSU BMT Tumang

    2. Kondisi SDM KSPPS BMT Tumang

    Kondisi Sumber Daya Manusia yang bekerja di BMT Tumang

    adalah dengan laki-laki berjumlah 76 orang dan perempuan berjumlah 90

    orang, jadi jika semua dijumlah ada 166 orang yang tersebar diseluruh

    cabang BMT Tumang.

    Karyawan Jumlah

    Laki-laki 76

  • 58

    Perempuan 90

    TOTAL 166

    Gambar 3.3. Kondisi SDM BMT Tumang

    Berikut salah satu susunan SDM yang berada di BMT Tumang

    Pusat:

    a. Pengawas Syariah, Pengawas Manajemen dan Pengurus

    1) Pengawas Syariah:

    a) Drs.H.MunirAsrori

    b) H.MS.Zuhri

    c) H.AliSya’ni,BA

    2) Pengawas Manajemen:

    a) H.Soeryanto,SH

    b) Edi Darmasto,SE.Akt

    c) H.Sismanto.SE

    d) H.M.Muchlas,SH.MH

    e) Aris Munandar,SE

    3) Pengurus:

    a) Ketua : Dwi Rochmiathy, S.Pd.M.M.

    b) Sekretaris : Rofiq Ridhoni, S.Kep.

    c) Bendahara : H.M.Wasil, SE.M.M.

    d) Anggota : H.Munawir, A.Ma.Pd.

    Nanang Ibrahim, ST

  • 59

    BAB IV

    ANALISIS DATA

    A. Pelatihan di BMT TUMANG

    Dalam rangka mendukung terciptanya sumber daya manusia yang handal

    dan profesional dalam lembaga keuangan syariah, maka perlu adanya

    pelatihan sumber daya manusia. Pelatihan merupakan upaya untuk

    mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia. Pelatihan

    pada umumnya berkaitan dengan peningkatan kemampuan atau ketrampilan

    karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu.

    Pelatihan memberikan keuntungan secara langsung kepada organisasi,

    tepatnya memberikan sejumlah keuntungan dalam bentuk praktek kerja, baik

    bagi manajer maupun karyawan. Praktek seperti ini dapat meningkatkan

    kerjasama, kreativitas kerja, komunikasi serta berkurangnya krisis

    manajemen. Dengan pelatihan karyawan dapat mengetahui lebih jelas apa

    sesungguhnya sasaran mereka, menunjukkan kesiapan serta kemampuan

    untuk meraih hasil yang lebih baik, meningkatnya ketrampilan mereka dan

    juga meningkatnya rasa percaya diri seorang karyawan.

    Menyadari akan pentingnya pelatihan bagi asset perusahaan, manajemen

    KSPPS BMT Tumang selalu melakukan perbaikan yang berkesinambungan

    guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan sumber daya manusia.

    Pelatihan menurut manajemen KSPPS BMT Tumang adalah kegiatan

    untuk meningkatkan kompetensi kerja, produktifitas, disiplin, sikap dan etos

  • 60

    kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang

    dan kualitas pendidikan. (Rencana Strategi KSPPS BMT Tumang).

    Kegiatan pelatihan yang ada di BMT Tumang sudah sesuai dengan VISI

    dan MISI yang sudah dijabarkan diatas. Dengan tujuan pelatihan yang ada di

    BMT Tumang sudah mewakili VISI dan MISI BMT Tumang yaitu

    membangun kualitas SDM yang tangguh, profesional dan berdaya saing

    tinggi.

    1. Tujuan Pelatihan

    Bedasarkan hasil wawancara dengan Sigit Prihantoro, S.Psi selaku

    Divisi Personalia pada tanggal 10 Mei 2017, tujuan pelatihan di BMT

    Tumang, antara lain:

    a. Pembinaan

    Pembinaan diberikan kepada pengelola BMT Tumang, tujuan

    dari pembianaan itu sendiri adalah memupuk kesetiaan dan ketaatan,

    meningkatkan adanya rasa pengabdian rasa tanggung jawab,

    kesungguhan kerja dalam melaksanakan tugasnya, meningkatkan

    sikap dan moral kerja.

    b. Peningkatan skill

    Tujuan dilaksanakan pelatihan yaitu peningkatan skill yang akan

    berimbas kepada kinerja pengelola. Dengan peningkatan skill

    diharapkan akan meningkatkan kualitas kerja.

  • 61

    c. Pencapaian target

    Dengan diadakannya pelatihan target yang akan dicapai setiap

    tahunnya diharapkan meningkat, dengan begitu pancapaian target

    tesebut akan berimbas untuk kemajuan BMT Tumang.

    d. Membantu memecahkan masalah operasional

    Berdasarkan kajian teoritik menurut Mangkunegara (2016: 52) dan

    hasil wawancara tentang tujuan pelatihan diatas, maka tujuan pelatihan

    yang ada di BMT Tumang sudah sesuai dengan teori. Semua tujuan

    pelatihan di BMT Tumang sudah mencangkup semua yang diutarakan

    oleh Mangkunegara dan Simamora. Namun tujuan pelatihan sendiri

    hanya dilakukan untuk jangka pendek, berbeda dengan pengembangan

    yang bertujuan untuk jangka panjang.

    2. Macam-macam Pelatihan

    Pelatihan wajib diikuti pengelola, baik pengelola baru maupun

    pengelola lama. Di KSPPS BMT Tumang dapat dibagi menjadi dua

    macam, antara lain: Bagi pengelola baru wajib mengikuti pelatihan on

    the job training, yaitu pelatihan yang berbentuk penugasan pengelola

    yang telah berpengalaman (senior) untuk membimbing atau mengajarkan

    kepada pengelola baru. On the job training ini berlangsung selama 3

    bulan. Sedangkan Pelatihan yang diberikan kepada pengelola lama

    adalah Pelatihan Keterampilan (skill), Pelatihan Pengetahuan

    (knowledge), Pelatihan Sikap (attitude). Berikut adalah penjelasannya:

  • 62

    a. Pelatihan ketrampilan adalah sebuah pelatihan mengenai pengenalan

    dan pendalaman ketrampilan seseorang baik secara teknis (hard

    skill) maupun bersifat pengembangan pribadi (soft skill). Pelatihan

    ini bertujuan untuk menambah pengetahuan maupun skill karyawan.

    Yang termasuk dalam Pelatihan Ketrampilan adalah:

    1) Pelatihan Teller meliputi menghitung uang dengan cepat,

    pelayanan nasabah (performance), accounting.

    Pelatihan Teller rutin setiap bulan dan dilakukan di Aula

    KSPPS BMT Tumang Kantor Pusat. Pelatihan Teller diisi oleh

    Trainers dari dalam dan luar. Namun sudah hampir satu tahun

    ini BMT Tumang memilih menggunakan trainers dari dalam

    yang mana jikalau dari dalam mampu memahami sifat dan

    karakter dari pengelola tersebut. Sehingga dapat memberikan

    materi yang tepat sesuai kebutuhan. Pelatihan ini sangat

    berpengaruh terhadap kinerja Teller. Teller mampu melayani

    nasabah dengan ramah, cepat dan benar

    2) Pelatihan Marketting meliputi pelatihan Marketing Hipposelling

    dan Bestselling

    Pelatihan Hipposelling adalah menjual produk dengan

    dengan sentuhan perasaan sedangkan Bestselling adalah menjual

    produk dengan keadaan tertentu. Pelatihan Marketing juga rutin

    diadakan setiap bulan sekali (Wawancara dengan Fauziatul

    Aliyah, S.Psi selaku divisi marketing pada 12 Juni 2017).

  • 63

    3) Pelatihan Pimpinan berdasarkan standard. Dan standard tersebut

    sudah sesuai dengan modul kepemimpinan. Misalnya pelatihan

    manajemen resiko, pelatihan kepemimpinan dan pengembangan

    diri. Pelatihan pimpinan diadakan setiap 3 bulan sekali atau

    hampir setiap 2 minggu sekali ada. (wawancara dengan Hadziq

    Nastain, S.Hi selaku Manajer Cabang Ampel, 12 Juli 2017).

    b. Pelatihan Pengetahuan (knowledge)

    1) Beberapa indikator utama secara individual, antara lain:

    a) Mengisi waktu untuk membaca buku yang berkaitan dengan

    ke-BMT-an maupun aspek syariah.

    b) Menghadiri kajian-kajian yang berkaitan