jurnal percobaan 3

7
PERCOBAAN 3 Hari/tanggl : Selasa, 4 Maret 2014 Jurusan/fakultas : Pendidikan Kimia/MIPA Identitas : 1. Ni Putu Widiasti (1113031049) 2. Ni Putu Merry Yunithasari (1113031059) 3. I Dewa Gede Abi Darma (1113031064) I. Judul : Kalor Pelarutan II. Tujuan 1. Menentukan kalor pelarutan CuSO 4 .5H 2 O dan CuSO 4 2. Menentukan kalor reaksi secara tidak langsung dengan menggunakan hukum Hess. III. Dasar Teori Kalor adalah bentuk energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem, sebagai akibat adanya perbedaan suhu antara sistem dengan lingkungan. Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai membentuk larutan jenuh. Kalor pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa dilarutkan dalam sejumlah tertentu pelarut. Kalor pelarutan pada suatu temperatur T dapat didefinisikan sebagai kalor yang diserap atau dilepaskan oleh sistem selama proses berlangsung, pada saat temperatur awal maupun temperatur akhir sistem sama dengan T. Apabila suatu larutan suhunya diubah, maka hasil kelarutannya juga akan berubah. Secara teoritis, kalor pelarutan suatu senyawa harus diukur pada proses pelarutan

Upload: lohtu-widiasti

Post on 25-Nov-2015

27 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

PERCOBAAN 3Hari/tanggl: Selasa, 4 Maret 2014Jurusan/fakultas: Pendidikan Kimia/MIPAIdentitas: 1. Ni Putu Widiasti(1113031049) 2. Ni Putu Merry Yunithasari(1113031059) 3. I Dewa Gede Abi Darma(1113031064) I. Judul: Kalor PelarutanII. Tujuan 1. Menentukan kalor pelarutan CuSO4.5H2O dan CuSO42. Menentukan kalor reaksi secara tidak langsung dengan menggunakan hukum Hess.III. Dasar TeoriKalor adalah bentuk energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem, sebagai akibat adanya perbedaan suhu antara sistem dengan lingkungan. Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai membentuk larutan jenuh. Kalor pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa dilarutkan dalam sejumlah tertentu pelarut. Kalor pelarutan pada suatu temperatur T dapat didefinisikan sebagai kalor yang diserap atau dilepaskan oleh sistem selama proses berlangsung, pada saat temperatur awal maupun temperatur akhir sistem sama dengan T. Apabila suatu larutan suhunya diubah, maka hasil kelarutannya juga akan berubah. Secara teoritis, kalor pelarutan suatu senyawa harus diukur pada proses pelarutan tak hingga, namun dalam prakteknya pelarut yang ditambahkan jumlahnya terbatas, yaitu sampai tidak lagi timbul perubahan panas ketika ditambahkan lebih banyak pelarut. Penentuan kalor pelarutan biasanya menggunakan kalorimeter adiabat. Dalam kalorimeter terjadi perubahan temperatur karena pembebasan atau penyerapan kalor reaksi oleh sistem. Reaksi yang terjadi dalam kalorimeter adiabat dapat ditulis sebagai berikut:A (To) + B (To) C (T1) + D (T1) A, B : pereaksi To : temperatur awalC,D : hasil reaksi T1 : temperatur akhirH To = Cp (C + D + S ) (T1 To)H T1 = Cp (A + B + S ) (T1 To)dimana, Cp = harga air kalorimeterPenggunaan kapasitas kalor zat pereaksi memberikan kalor reaksi pada temperatur akhir (T1) dan penggunaan kapasitas kalor hasil reaksi memberikan kalor reaksi pada temperatur awal (To). Dalam percobaan ini akan ditentukan kalor pelarutan dua senyawa, yaitu CuSO4.5H2O dan CuSO4 anhidrat. Kemudian dengan menggunakan Hukum Hess akan dihitung kalor reaksi: CuSO4(s) + H2O(l) CuSO4.5H2O(s)IV. ALAT DAN BAHAN Alat No.Nama AlatUkuran/skalaJumlah

1Kalorimeter -1 set

2Gelas Ukur50 mL1 buah

3Pemanas magnetik-1 buah

4Termometer 1000C1 buah

5Batang pengaduk-1 buah

6Gelas kimia100 mL2 buah

7Pipet tetes-1 buah

8Lumpang-1 buah

9Alu-1 buah

10Cawan Porselen-1 buah

11Desikator-1 buah

Bahan No.Nama BahanKonsentrasiJumlah

1Aquades-200 mL

2CuSO4.5H2O-10,0026 gram

V. Prosedur Kerja dan Hasil PengamatanNo.Langkah KerjaHasil Pengamatan

1Timbang sebanyak 10 gram kristal CuSO4.5H2O.

2Gerus kristal CuSO4.5H2O tersebut menggunakan mortal dan pensel, sehingga diperoleh serbuk halus berwarna putih kebiruan.

3Timbang secara teliti 5 gram CuSO4.5H2O yang telah dihaluskan.

4Alat kalorimeter beserta termometer dan pengaduknya disiapkan, kemudian masukkan 100 mL air suling.

5Catat suhu air pada kalorimeter tersebut mulai dari menit pertama sampai menit ke tiga.

MenitSuhu Air ( 0C )

6Tepat pada menit ke empat masukkan 5 gram CuSO4.5H2O dan sambil diaduk. Catat suhu mulai menit ke lima sampai didapatkan suhu yang hampir konstan.MenitSuhu Setelah Penambahan CuSO4.5H2O ( 0C )

7Panaskan 5 gram serbuk CuSO4.5H2O yang lain dalam cawan porselin. Aduk perlahan-lahan sampai semua air hidrat yang terdapat pada serbuk kristal tersebut menguap.

8Dinginkan serbuk anhidrat tersebut dalam desikator untuk mencegah penyerapan uap air kembali dari udara.

9Dengan menggunakan serbuk kristal CuSO4 anhidrat, ulangi percobaan dengan cara yang sama seperti langkah-langkah di atas.MenitSuhu Air ( 0C )

MenitSuhu Setelah Penambahan CuSO4 anhidrat ( 0C )

VI. Daftar PustakaRetug, Nyoman dan Dewa Sastrawidana. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja: IKIP N SingarajaSukardjo, Pr. 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta : Rineka Cipta.

Praktikan :Ni Putu Widiasti/NIM.1113031049()Ni Putu Merry Yunithasari/NIM.1113031059()I Dewa Gede Abi Darma/NIM.1113031064()

Singaraja, 4 Maret 2014Dosen Pengampu

Ni Made Wiratini, S.Pd,M.Sc