jurnal perc.1 kimia analitik
TRANSCRIPT
![Page 1: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/1.jpg)
Selasa, 30 Agustus 2011
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK INSTRUMEN CARA PENGOPERASIAN SPECTRONIC-20 GENESIS SECARA VIRTUAL LABORATORY
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK INSTRUMENCARA PENGOPERASIAN SPECTRONIC-20 GENESIS
SECARA VIRTUAL LABORATORY
I. Judul Praktikum : Cara Pengoperasian Spectronic-20 Genesis secara
Virtual Laboratory
II. Tujuan Praktikum :a. Mahasiswa dapat melakukan percobaan secara virtual laboratory dengan menggunakan
spectronic 20-Genesis
b. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip dasar Spectronic-20 Genesis melalui media
pembelajaran kimia tanpa melakukan eksperimen secara langsung di laboratorium
III. Landasan Teori:
Gambar Spektrofometer Spektronik-20
Spektronik-20 yang ditunjukkan pada gambar di atas pada hakekatnya terdiri dari
monokromator kisi-difraksi dan sistem deteksi elektronik, amplifikasi dan pengukuran.
Spektronik-20 merupakan spektrometer visible yang susunannya menggunakan satu berkas
tunggal (single beam). Spektrofotometer jenis ini memiliki susunan paling sederhana yang
terdiri dari sumber sinar, monokromator, kisi difraksi dan sistem pembacaan secara langsung.
Cahaya putih dari lampu wolfram difokuskan oleh lensa A ke celah masuk; lensa B
mengumpulkan cahaya dari celah masuk itu dan memfokuskan ke celah keluar setelah
dipantulkan dan didespersikan oleh kisi difraksi untuk memperoleh berbagai panjang
gelombang. Cahaya monokromatik yang menembus celah keluar melewati sampel yang akan
diukur dan jatuh ke tabung foto.
![Page 2: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/2.jpg)
(http://annisanfushie.wordpress.com/open-the-page-in-blog/)
Di dalam suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi
dari setiap atom yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh
suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai
suatu energi.
Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya polikromatis)
mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan diserap.
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan elektron dari
keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan elektron ini
disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah cahaya inframerah maka
elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan
bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah
lagi.
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi suatu
suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel sampel disinari dengan
cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. ketika cahaya mengenai sampel sebagian
akan diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan. Pada
spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau cahaya yang mengenai permukaan
zat dan cahaya setelah melewati zat tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah It/I0 atau
I0/It. Proses penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan :
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang
hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum lambert-beer atau
Hukum Beer, berbunyi: jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan
sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu
fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan.
![Page 3: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/3.jpg)
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung banyaknya cahaya yang hanburkan:
dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:
dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas cahaya setelah
melewati sampel. Hukum beer dapat ditulis sebagai:
A= a . b . c atau A = ε . b . c
dimana:
A = absorbansi
b atau l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur.
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur
dalam molar
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam
ppm)
Secara eksperimen, Hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan yang
digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar dengan dengan
panjang gelombang tunggal (monokromatis).
2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak dipengaruhi oleh
molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal kuvet) yang sama.
4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor.
5. Indeks reflaksi larutan tidak tergantung pada konsentrasi. Dimana hukum lamber-beer tidak
berlaku untuk larutan dengan konsentrasi tinggi.
![Page 4: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/4.jpg)
Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang dimaksud
sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya yang dapat dilihat
oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki
energi sebesar 299–149 kJ/mol.
Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom dengan energi terendah
disebut keadaan dasar (ground-state). Energi yang dimiliki sinar tampak mampu membuat
elektron tereksitasi dari keadaan dasar menuju kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi
atau menuju keadaan tereksitasi.
Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang ditangkap oleh
mata manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari
disebut warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap
warna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna hitam bila menyerap
semua warna yang terdapat pada spektrum sinar tampak. Untuk lebih jelasnya perhatikan
tabel berikut:
Panjang gelombang (nm)
Warna warna yang diserap
Warna komplementer
400 – 435 Ungu Hijau kekuningan
435 – 480 Biru Kuning
480 – 490 Biru-kehijauan Jingga
490 – 500 Hijau kebiruan Merah
500 – 560 Hijau Ungu kemerahan
560 – 580 Hijau kekuningan Ungu
580 – 595 Kuning Biru
595 – 610 Jingga Biru kehijauan
610 – 800 Merah Hijau kebiruan
![Page 5: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/5.jpg)
Pada spektrofotometer sinar tampak, sumber cahaya biasanya menggunakan lampu
tungsten yang sering disebut lampu wolfram. Wolfram merupakan salah satu unsur kimia,
dalam tabel periodik unsur wolfram termasuk golongan unsur transisi tepatnya golongan VIB
atau golongan 6 dengan simbol W dan nomor atom 74. Wolfram digunakan sebagai lampu
pada spektrofotometri tidak terlepas dari sifatnya yang memiliki titik didih yang sangat tinggi
yakni 5930 °C.
Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis adalah panjang
gelombang dimana suatu zat memberikan penyerapan paling tinggi yang disebut λmaks. Hal ini
disebabkan jika pengukuran dilakukan pada panjang gelombang yang sama maka data yang
diperoleh makin akurat atau kesalahan yang muncul makin kecil.
Berdasarkan hukum Beer absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi,
karena b atau l harganya 1 cm dapat diabaikan dan ε merupakan suatu tetapan . Artinya
konsentrasi makin tinggi maka absorbansi yang dihasilkan makin tinggi, begitupun
sebaliknya konsentrasi makin rendah absorbansi yang dihasilkan makin rendah.
Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar tampak adalah zat
dalam bentuk larutan dan zat tersebut harus tampak berwarna. Jika tidak berwarna
maka larutan tersebut harus dijadikan berwarna dengan cara memberi reagen tertentu yang
spesifik. Reagen ini disebut reagen pembentuk warna. Berikut adalah sifat-sifat yang harus
dimiliki oleh reagen pembentuk warna:
1) Kestabilan dalam larutan. Pereaksi-pereaksi yang berubah sifatnya dalam waktu beberapa
jam, dapat menyebabkan timbulnya semacam cendawan bila disimpan. Oleh sebab itu harus
dibuat baru dan kurva kalibarasi yang baru harus dibuat saat setiap kali analisis.
2) Pembentukan warna yang dianalisis harus cepat.
3) Reaksi dengan komponen yang dianalisa harus berlangsung secara stoikiometrik.
4) Pereaksi tidak boleh menyerap cahaya dalam spektrum dimana dilakukan pengukuran.
5) Pereaksi harus selektif dan spesifik (khas) untuk komponen yang dianalisa, sehingga warna
yang terjadi benar-benar merupakan ukuran bagi komponen tersebut saja.
6) Tidak boleh ada gangguan-gangguan dari komponen-komponen lain dalam larutan yang
dapat mengubah zat pereaksi atau komponen komponen yang dianalisa menjadi suatu bentuk
![Page 6: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/6.jpg)
atau kompleks yang tidak berwarna, sehingga pembentukan warna yang dikehandaki tidak
sempurna.
7) Pereaksi yang dipakai harus dapat menimbulkan hasil reaksi berwarna yang dikehendaki
dengan komponen yang dianalisa, dalam pelarut yang dipakai.
Setelah larutan ditambahkan reagen atau zat pembentuk warna maka larutan tersebut harus memiliki lima sifat di bawah ini:
1) Kestabilan warna yang cukup lama guna memungkinkan pengukuran absorbansi dengan
teliti. Ketidakstabilan, yang mengakibatkan menyusutnya warna larutan (fading), disebabkan
oleh oksidasi oleh udara, penguraian secara fotokimia, pengaruh keasaman, suhu dan jenis
pelarut. Namun kadang-kadang dengan mengubah kondisi larutan dapat diperoleh kestabilan
yang lebih baik.
2) Warna larutan yang akan diukur harus mempunyai intensitas yang cukup tinggi (warna harus
cukup tua) yang berarti bahwa absortivitas molarnya (ε) besar. Hal ini dapat dikontrol dengan
mengubah pelarutnya. Dalam hal ini dengan memilih pereaksi yang memiliki kepekaan yang
cukup tinggi.
3) Warna larutan yang diukur sebaiknya bebas daripada pengaruh variasi-variasi kecil kecil
dalam nilai pH, suhu maupun kondisis-kondisi yang lain.
4) Hasil reaksi yang berwarna ini harus larut dalam pelarut yang dipakai.
5) Sistem yang berwarna ini harus memenuhi Hukum Lambert-Beer.
(https://wanibesak.wordpress.com/tag/spektrofotometer-sinar-tampak/)
IV. Alat dan Bahan :
Program Pendukung , powered by : Macromedia Flash Player 6
Alat : Spectronic-20 Genesis
Bahan : a. Larutan Blanko (aquadest)
b. Larutan berwarna CoCl4-2 (biru muda )dan Co(H2O)6
+2 (merah muda).
V. Prosedur Kerja: klik in : http://my-diaryzone.blogspot.com/2011/01/chemistry-animations-and-simulations.html
a. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum dari larutan sampel CoCl4-2 dan
Co(H2O)6+2
1. Perhatikan Macromedia Flash Player 6 . Media pembelajaran tersebut merupakan bentuk
virtual laboratory dari sebuah spectronic-20 Genesis, hampir semua fungsi utama dari
instrumen dapat dilakukan secara virtual dengan media tersebut, misalnya pemilihan panjang
![Page 7: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/7.jpg)
gelombang, pengukuran absorbansi /transmitansi, hubungan konsentrasi dengan absorbansi
dan pencarian panjang gelombang dengan serapan maksimum.
2. Tahap pertama dalam virtual ini adalah menentukan panjang gelombang serapan maksimum
dari larutan berwarna CoCl4-2 (biru muda )dan Co(H2O)6
+2 (merah muda).
3. Spectronic -20 Genesis ini memiliki dua mode yaitu Wavelength mode dan Molarity mode.
Untuk tahap pertama, pastikan memilih bagian pada Wavelength Mode dengan indikasi ada
tombol persegi berwarna biru dibagian bawah kiri dengan tulisan Molarity mode.
4. Lihat kotak berwarna kuning di sebelah kiri gambar alat ini dimana di dalamnya terdapat dua
kuvet yaitu untuk sampel (dapat di gunakan untuk dua larutan) dan untuk blanko (aquadest).
5. Buka tempat kuvet (sample compartement) dengan menekan kotak tombol yang bertuliskan
Click here to open. Setelah tempat kuvet terbuka, arahkan kursor ke kuvet yang berisi
aquadest, tekan ,dan tariklah kuvet tersebut ke dalam tempat kuvet sambil tetap menekan
mouse kiri. Kemudian tutup tempat kuvet dengan menekan tombol dialog yang sesuai.
Pastikan bahwa display LCD pada spectronic-20 Genesis menunjukkan panjang gelombang
400 nm . Set pembacaan alat ini pada absorban nol (karena larutan blanko) dengan menekan
tombol yang bertuliskan 0 ABS / 100%T. Perhatikan display yang harus menunjukkan nilai
absorban nol (0.000 A). Sampai pada langkah ini, dapat diketahui bahwa pada panjang
gelombang tersebut semua cahaya yang diberikan akan ditransmisikan semua (tidak ada yang
diserap).
6. Buka tempat kuvet dan kembalikan kuvet pada tempatnya semula dengan menekan tombol
biru bertuliskan Remove cuvette. Dengan kondisi tempat kuvet masih terbuka, tempatkan
kuvet sampel yang berisi salah satu larutan ke dalam tempat kuvet dengan cara yang sama
sebagaimana tadi menempatkan kuvet blanko. Kemudian tutup tempat kuvet dan catat nilai
absorban yang ditampilkan pada display. Perhatikan bahwa di bagian atas alat sekarang
tergambar tampilan kurva hubungan antara absorban dan panjang gelombang dengan satu
nilai dari absorban dari larutan sampel yang ditempatkan pada alat spectronic-20 Genesis.
7. Buka tutup tempat kuvet dan kembalikan kuvet di tempatnya semula. Naikkan nilai panjang
gelombang menjadi 410 nm dengan cara menekan tombol naik (berwarna kuning) yang
terletak tepat di bawah display. Kemudian ulangi langkah-langkah berikutnya untuk setiap
kenaikan panjang gelombang sebesar 10 nm sampai mencapai panjang gelombang 600 nm.
8. Setelah selesai melakukan semua panjang gelombang dengan range antara 400-600 nm
dengan interval 10 nm, berdasarkan kurva yang tergambar pada tampilan, analisis setiap
pergerakan point di sekitar daerah panjang gelombang yang diperkirakan terdapat panjang
gelombang dengan serapan (absorban) yang terbesar.
![Page 8: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/8.jpg)
9. Ulangi langkah 5 sampai 8 untuk larutan sampel yang kedua.
10. Tentukan panjang gelombang dengan serapan maksimum dari dua larutan sampel yang
diberikan berdasarka kurva kalibrasi yang terbentuk !
b. Pembuatan kurva kalibrasi dari dari larutan standar CoCl4-2 dan Co(H2O)6
+2
1. Setelah selesai dengan tahap pertama, ubahlah mode spectronic ini pada Molarity mode,
dengan menekan tombol biru pada bagian kiri bawah.
2. Tentukan larutan standar yang ingin digunakan, aturlah agar panjang gelombang yang akan
digunakan yaitu panjang gelombang yang diperoleh pada tahap pertama sesuai dengan
larutan standar yang dipilih. Dengan larutan yang sama, jangan mengubah panjang
gelombang ini selama percobaan.
3. Variasikan konsentrasi larutan dengan mengatur nilai Molarity pada kotak dialog kuning di
sebelah pilihan larutan. Setiap larutan agar diatur sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh
beberapa data . Catat data konsentrasi dan absorbansi yang terbaca pada display !
4. Dengan menggunakan microsoft excel , plot data yang diperoleh dan tentukan slope(m) dan
intercept (c )dan persamaan garis y= mx + c. Perhatikan nilai r2 !
5. Ulangi langkah 2-4 dengan larutan kedua dan panjang gelombang yang sesuai.
6. Analisis hubungan antara konsentrasi larutan sampel terhadap absorbansi berdasarkan kurva
kalibrasi yang diperoleh dan amati apakah kurva ini memenuhi Hukum Lambert-Beer atau
tidak. Berikan penjelasan grafik !
Sebagai sampling dari pengoperasian Spectronic-20 Genesis dengan menggunakan
versi Virtual Laboratory, maka perhatikan contoh berikut ini :
VI. Data Pengamatan (contoh 1):
a. Larutan CoCl4-2
Panjang gelombang (nm) Absorbansi400 0.245410 0.323420 0.405430 0.468440 0.519450 0.569460 0.626470 0.674480 0.728490 0.778500 0.816510 0.831
![Page 9: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/9.jpg)
520 0.801530 0.759540 0.668550 0.544560 0.398570 0.264580 0.192590 0.146600 0.13
Berdasarkan kurva yang diperoleh , terlihat bahwa terdapat kurva berbentuk parabola
terbuka ke bawah dengan puncak panjang gelombang maksimum pada 510 nm.
b. Larutan Co(H2O)6+2
Panjang gelombang (nm) absorbansi400 0.028410 0.039420 0.058430 0.095440 0.15450 0.222460 0.294470 0.346480 0.387490 0.427500 0.476510 0.506520 0.486530 0.42540 0.319550 0.232560 0.152570 0.09580 0.056590 0.043600 0.036
![Page 10: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/10.jpg)
Berdasarkan kurva yang diperoleh , terlihat bahwa terdapat kurva berbentuk parabola
terbuka ke bawah dengan puncak panjang gelombang maksimum pada 510 nm.
Spektrum absorbsi adalah grafik yang menyatakan hubungan antara absorbansi
dengan panjang gelombang. Spektrum ini dapat dibuat dengan cara mengalurkan nilai
absorbansi suatu larutan standar dengan konsentrasi tertentu pada berbagai panjang
gelombang. Berdasarkan spektrum ini, panjang gelombang maksimum suatu larutan dapat
ditentukan. Bila kurvanya ideal, akan diperoleh kurva simetri dengan puncak sempit,
sehingga absorbansi maksimum(terbesar) berada di puncak kurva.
Panjang gelombang maksimum dapat diketahui dengan melihat nilai absorbansi
maksimum yang terukur pada spektronik-20 untuk panjang gelombang tertentu. Kenapa
panjang gelombang maksimum yang dipilih, hal ini karena di sekitar panjang gelombang
maksimum tersebut, bentuk kurva serapan adalah datar sehingga hukum Lambert-Beer akan
terpenuhi dengan baik sehingga kesalahan yang ditimbulkan pada panjang gelombang
maksimum dapat diperkecil. Larutan sampel tertentu menghasilkan warna komplementer
yang dapat menyerap cahaya. Warna-warna ini ditimbulkan oleh adanya panjang gelombang
yang dimiliki larutan tersebut. Setiap warna memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda
dengan interval tertentu.
(http://junikomang.blogspot.com/2010/03/analisis-campuran-dua-komponen-tanpa.html)
Contoh (2):
![Page 11: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/11.jpg)
B. Membuat Kurva Kalibrasi Standar Larutan Standar CoCl4-2 dan Co(H2O)6
+2
a. Kurva Kalibrasi Larutan Standar CoCl4-2 pada 510 nm
Konsentrasi Absorbansi0.002 00.004 0.6640.006 0.9970.008 1.3290.01 1.661
0.012 1.9930.014 2.3250.016 2.6580.018 2.990.02 3.322
Berdasarkan grafik ini , terlihat bahwa kurva yang terbentuk adalah linier, di mana
konsentrasi sampel Larutan Standar CoCl4-2 berbanding lurus dengan absorbansi yang terjadi
pada panjang gelombang maksimum 510 nm. Hal ini telah sesuai dengan Hukum Lambert-
Beer.
b. Kurva Kalibrasi Larutan
Standar Co(H2O)6+2 pada 510 nm
Konsentrasi Absorbansi0.002 00.004 0.4050.006 0.6070.008 0.810.01 1.012
0.012 1.2140.014 1.4170.016 1.6190.018 1.8220.02 2.024
![Page 12: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/12.jpg)
Berdasarkan grafik ini , terlihat bahwa kurva yang terbentuk adalah linier , di mana
konsentrasi sampel Larutan Standar Co(H2O)6+2 berbanding lurus dengan absorbansi yang
terjadi pada panjang gelombang maksimum 510 nm. Hal ini telah sesuai dengan Hukum
Lambert-Beer.
Kurva kalibrasi adalah grafik yang menyatakan hubungan antara absorbansi yang
diukur pada panjang gelombang maksimum dengan konsentrasi suatu larutan standar. Untuk
membuat kurva kalibrasi, dibuat larutan (standar) induk/stock yang kemudian diencerkan
![Page 13: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/13.jpg)
sesuai variasi konsentrasi yang dikehendaki. Larutan-larutan encer ini diukur absorbansi/
transmitannya padapanjang gelombang maksimum.
Menurut hukum Lambert-Beer, bila sistem ideal, akan diperoleh garis lurus melalui
titik (0,0) karena secara matematikhubungan antara absorbansi (tanpa satuan), dinyatakan
dengan persamaan A =є . b. C dengan A adalah absorbansi (tanpa satuan), є adalah koefisien
ekstingsi molar (mol-1. cm-1), b adalah panjang jalan sinar (1 cm) dan C adalah
konsentrasi (molar).
Plot absorbansi terhadap konsentrasi, atau log %T terhadap konsentrasi dikenal
sebagai aluran hukum Beer. Untuk membuat graft diukur absorbans sederetan larutan dengan
konsentrasi yang diketahui. Tebal sel dan panjang gelombang yang dipakai diambil tetap.
Jika diperoleh aluran yang lurus, artinya larutan (dan alatnya) mengikuti hukum Lambert-
Beer pada panjang gelombang yang dipakai, maka aluran ini dapat dipakai untuk menentukan
konsentrasi suatu larutan.
Salah satu syarat hukum Beer adalah sinar yang dipakai harus monokromatik. Hal ini
hanya dapat diperoleh di laboratorium. Oleh karena pada saat yang bersamaan beberapa
panjang gelombang yang melewati larutan, maka tampaknya hukum Beer tidak diikuti dan
diperoleh aluran yang tidak lurus (melengkung). Untuk itu; tujuan pada awal kebanyakan
analisis optik adalah mencari panjang gelombang yang dapat menghasilkan aluran hukum
Beer yang lurus atau melengkung sedikit sekali.
(http://biografinanni.blogspot.com/2009/11/spektroskopi-serapan-dalam-daerah.html)
![Page 14: Jurnal Perc.1 Kimia Analitik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082318/55cf99c7550346d0339f1e8e/html5/thumbnails/14.jpg)
VII. Simpulan Berdasarkan contoh pengoperasian Virtual Laboratory Spectronic-20 di atas, dapat
disimpulkan bahwa :
a. Panjang gelombang maksimum suatu larutan sampel berwarna dapat diketahui dengan
melihat nilai absorbansi maksimum yang terukur pada spektronik-20 untuk panjang
gelombang tertent dan dapat dianalisis melalui kurva hubungan antara panjang gelombang
dan absorbansi.
b. Kurva kalibrasi adalah grafik yang menyatakan hubungan antara absorbansi yang
diukur pada panjang gelombang maksimum dengan konsentrasi suatu larutan standar.
Untuk membuat kurva kalibrasi, dibuat larutan (standar) induk/stock yang kemudian
diencerkan sesuai variasi konsentrasi yang dikehendaki. Larutan-larutan encer ini
diukur absorbansi/ transmitannya padapanjang gelombang maksimum Menurut
hukum Lambert-Beer, bila sistem ideal, akan diperoleh garis lurus melalui titik (0,0).
VIII. Daftar Pustaka
http://annisanfushie.wordpress.com/open-the-page-in-blog/
https://wanibesak.wordpress.com/tag/spektrofotometer-sinar-tampak/
http://junikomang.blogspot.com/2010/03/analisis-campuran-dua-komponen-tanpa.html
http://biografinanni.blogspot.com/2009/11/spektroskopi-serapan-dalam-daerah.html