jurnal penelitian, pendidikan dan pengajaran | vol no 3

6
156 Copyright 2020 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PERANCAH (SCANFFOLDING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BERASTAGI Amsal Sembiring 1 Yusni Khairul Amri 2 Titi Lestari 3 [email protected] | [email protected] | [email protected] ABSTRAK Penelitian ini adalah untuk mengetahui Model pembelajaran perancah Scaffolding terhadap kemampuan menulis paragraf eksposisi oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Berastagi. Populasi dalam penelitian ini adalah dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 240 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model pembelajaran perancah scaffolding dengan masalah dan tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan menulis paragraf eksposisi. Instrumen yang digunakan adalah penugasan dalam bentuk menulis paragraf eksposisi Data yang diperoleh dianalisis dengan nilai rata-rata menulis paragraf eksposisi di kelas eksperimen adalah 78,9 sedangkan untuk menulis paragraf eksposisi di kelas kontrol adalah 63,2 berada pada kategori baik. Pada taraf nyata ɑ = 0.05 dengan jumlah sampel 30 orang didapat = 0,161, Setelah harga r direkomendasikan terhadap ternyata > atau 7,40 > 0,161 maka memenuhi kriteria pengujian hipotesis dengan berarti ada hubungan antara menulis paragraf eksposis maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis Nihil (Ho) ditolak. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran perancah (Scaffolding) terhadap kemampuan menulis paragraf eksposisi oleh kelas X SMA Negeri 1 Berastagi. Kata Kunci: Menulis Paragraf Eksposisi, Model Perancah (Scanffolding). PENDAHULUAN Bahasa adalah seperangkat komunikasi baik lisan maupun tulisan. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan baik sehingga bahasa dikatakan alat komunkasi yang paling unggul, karena sampai saat ini bahasa merupakan sarana terlengkap yang dimiliki mahasiswa untuk berkomunikasi. Seandainya manusia tidak mempunyai bahasa amat sulit dibayangkan bagaimana manusia itu mengadakan kontak hidupnya dalam sehari-hari. Pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran di sekolah yang dapat mengarahkan siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia. Pelajaran bahasa Indonesia mengandung empat keterampilan yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada penelitian ini, peneliti lebih mengarahkan pemikirannya tentang keterampilan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menurut Tarigan Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran Journal Homepage: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol No 3

Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol No 3 2020 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v1i3.5397.g4676

156 Copyright 2020

E-ISSN: 2721-7795

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PERANCAH (SCANFFOLDING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1

BERASTAGI

Amsal Sembiring1 Yusni Khairul Amri2 Titi Lestari3 [email protected] | [email protected] | [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini adalah untuk mengetahui Model pembelajaran perancah Scaffolding terhadap kemampuan menulis paragraf eksposisi oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Berastagi. Populasi dalam penelitian ini adalah dan sampel dalam penelitian ini sebanyak 240 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model pembelajaran perancah scaffolding dengan masalah dan tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan menulis paragraf eksposisi. Instrumen yang digunakan adalah penugasan dalam bentuk menulis paragraf eksposisi Data yang diperoleh dianalisis dengan nilai rata-rata menulis paragraf eksposisi di kelas eksperimen adalah 78,9 sedangkan untuk menulis paragraf eksposisi di kelas kontrol adalah 63,2 berada pada kategori baik. Pada taraf nyata ɑ = 0.05 dengan jumlah sampel 30 orang didapat = 0,161, Setelah harga r direkomendasikan terhadap ternyata > atau 7,40 > 0,161 maka memenuhi kriteria pengujian hipotesis dengan berarti ada hubungan antara menulis paragraf eksposis maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis Nihil (Ho) ditolak. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran perancah (Scaffolding) terhadap kemampuan menulis paragraf eksposisi oleh kelas X SMA Negeri 1 Berastagi. Kata Kunci: Menulis Paragraf Eksposisi, Model Perancah (Scanffolding).

PENDAHULUAN Bahasa adalah seperangkat

komunikasi baik lisan maupun tulisan. Dengan bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan baik sehingga bahasa dikatakan alat komunkasi yang paling unggul, karena sampai saat ini bahasa merupakan sarana terlengkap yang dimiliki mahasiswa untuk berkomunikasi. Seandainya manusia tidak mempunyai bahasa amat sulit dibayangkan bagaimana manusia itu mengadakan kontak hidupnya dalam sehari-hari. Pelajaran bahasa Indonesia

merupakan salah satu pelajaran di sekolah yang dapat mengarahkan siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia. Pelajaran bahasa Indonesia mengandung empat keterampilan yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada penelitian ini, peneliti lebih mengarahkan pemikirannya tentang keterampilan menulis.

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung atau tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menurut Tarigan

Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran

Journal Homepage: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php

Page 2: Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol No 3

Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol No 3 2020 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v1i3.5397.g4676

157 Copyright 2020

E-ISSN: 2721-7795

(2008:22) bahwa “Menulis adalah menurunkan lambang-lambang grafis

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu”. Jadi, menulis pada hakikatnya merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut.

Salah satu keterampilan menulis yang perlu dikembangkan pada silabus KTSP tahun 2006 pada Tingkat Sekolah Menengah Pertama khususnya di kelas X semester genap adalah menulis menulis paragraf eksposisi. Menulis menulis paragraf eksposisi adalah salah satu materi yang tercantum dalam standar isi sekolah menengah pertama, yang telah dijabarkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi menulis kelas Xadalah mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks menulis paragraf eksposisi, slogan/poster. Standar kompetensi tersebut dikhususkan lagi dalam kompetensi dasar dalam bentuk menulis teks menulis paragraf eksposisi secara singkat, padat, dan jelas serta dijabarkan dalam indikator.

Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu aspek menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa ini diajarkan mulai dari tingkat SD hingga SMA. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bukan lagi hanya penguasaan teori saja, yang penting adalah keterampilan menggunakan

bahasa itu dengan baik dan benar dengan hubungan ke empat aspek tersebut.

KERANGKA TEORI

Keterampilan menulis Merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa, dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasan. Mulyoutomo (2011:173) mengatakan: “Menulis adalah merangkai huruf atau angka dengan pena atau alat tulis lain untuk melahirkan pikiran atau gagasan dan perasaan.” Selain itu, Marwoto dalam Dalman (2014:4) menyatakan bahwa, “Menulis adalah mengungkapkan ide atau gagasanya dalam bentuk karangan secara leluasa.”

Selanjutnya, Tarigan (2008:3) mengatakan: “Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.” Selanjutnya, Lado dalam Syarief (2005:9) menyatakan bahwa, “Menulis adalah meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang dimengerti orang lain. Jadi, orang lain dapat membaca simbol grafis itu, jika mengetahui bahwa itu menjadi bagian dari ekspresi bahasa.”

Menulis paragraf eksposisi adalah keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian. Menurut Mitchell V. Charnley dalam Laila Amelia (2014:1) menulis paragraf eksposisi adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa, atau kejadian yang faktual, penting dan menarik bagi sebagian besar pembaca, pendengar atau pemirsa. Dalam KBBI (Offline Versi 1.1. tahun 2010) bahwa “Menulis paragraf eksposisi merupakan cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat; kabar, laporan, pemmenulis paragraf eksposisihuan dan pengumuman”.

Page 3: Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol No 3

Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol No 3 2020 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v1i3.5397.g4676

158 Copyright 2020

E-ISSN: 2721-7795

Strategi pembelajaran kreatif produktif merupakan strategi yang tidak hanya memotivasi siswa untuk kreatif, melainkan berusaha agar kreativitas siswa dapat produktif dan berdaya guna. Wena (2011:139) mengatakan “Strategi pembelajaran kreatif produktif merupakan strategi yang dikembangkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar”. Melalui strategi kreatif produktif, siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir, berimajinasi dan belajar yang teratur secara mandiri serta menghasilkan ide-ide yang kreatif.

Strategi kreatif produktif bukan hanya sekadar strategi pembelajaran yang diarahkan agar setiap peserta didik dapat terlibat aktif dalam kelas saat proses pembelajaran. Akan tetapi, strategi kreatif produktif ini dijadikan sebagai cara pandang, pola berpikir, dan arah berbuat yang diambil guru dalam memilih metode pembelajaran yang memungkinkan efektifnya pembelajaran untuk membimbing dan mengarahkan siswa dapat menghasilkan sesuatu secara produktif. Dalam strategi ini diketahui dapat terintegrasi terhadap peningkatan kemampuan siswa untuk menulis menulis paragraf eksposisi, karena siswa diasah untuk dapat aktif dan kreatif dalam menemukan ide dan gagasan baru untuk kebutuhan diri sendiri dan lingkungan sosial secara produktif. Dengan adanya kesempatan siswa aktif dan kreatif dalam pembelajaran, maka siswa dapat menjadikan pembelajaran tersebut sebagai pengalaman dalam belajar.

Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Suprijono (2010:46)

menyatakan bahwa, “Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial.” Selanjutnya, Soekamto dalam Shoimin (2014:23) mengatakan: “Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar.”

Menurut Suprijono (2009:46) menyatakan bahwa “Model pembelajaran adalah landasan praktik pembalajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasinya pada tingkat operasional dikelas”. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk pada guru dikelas.

Scaffolding diartikan ke dalam bahasa Indonesia “perancah”, yaitu bambu (balok) yang dipasang untuk tumpuan ketika hendak mendirikan rumah, hendak mendirikan tembok, dsb Poerwadarminta dalam Yamin, (2011:165). Menurut Yamin (2011:165) mengatakan bahwa Peranan pembelajaran scaffolding adalah sebagai expert learners, sebagai manager, dan sebagai mediator. Sebagai expert learners, pembelajar diharapkan memiliki pemahaman mendalam tentang materi pembelajaran sehingga dapat memberikan bantuan kepada peserta didik, menyediakan waktu yang cukup untuk peserta didik, menyediakan masalah dan alternatif solusi, memonitor proses belajar dan pembelajaran,

Page 4: Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol No 3

Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol No 3 2020 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v1i3.5397.g4676

159 Copyright 2020

E-ISSN: 2721-7795

berusaha mencapai tujuan kognitif, metakognitif, afekrif, dan psikomotorik peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan Model Perancah (Scaffolding) diartikan ke dalam bahasa Indonesia “perancah”, yaitu bambu (balok) yang dipasang untuk tumpuan ketika hendak mendirikan rumah, hendak mendirikan tembok. expert learners, sebagai manager, dan sebagai mediator. Sebagai expert learners, pembelajar diharapkan memiliki pemahaman mendalam tentang materi pembelajaran sehingga dapat memberikan bantuan kepada peserta didik, menyediakan waktu yang cukup untuk peserta didik, menyediakan masalah dan alternatif solusi, memonitor proses belajar dan pembelajaran,

METODE PENELITIAN

Sugiono (2008:6) “Metode penelitian merupakan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan”. Elvis (2011:28) “Metode penelitian adalah cara atau jalan yang harus ditampuh untuk menemukan pengetahuan baru dari hal-hal yang belum diketahui”.

Pengertian di atas dapat disimpulkan metode penelitian adalah kunci paling penting untuk mengetahui hasil dari penelitian. Oleh karena itu, baik tidaknya kualitas hasil penelitian sangatlah banyak ditemukan oleh ketetapan dalam memilih metode penelitian. Metode yang tepat memungkinkan terjawabnya masalah

yang tepat pula. Dengan demikian, metode penelitian adalah cara kerja yang terarah dan terencana untuk dapat memahami obyek penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen two group posttest only desain dengan tujuan mengetahui efektivitas pengajaran dengan menggunakan model perancah dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Berastagi..

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini akan diuraikan secara terperinci mengenai hasil penelitian tentang efektivitas model pembelajaran perancah (scaffolding) terhadap kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Berastagi. Setelah diadakan penelitian dan data sudah terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalis data. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dimana terdapat dua kelompok yang dianalisis. Kelompok pertama adalah eksperimen dan yang kedua adalah kelompok kontrol.

Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah

1. Mengoreksi lembar kerja siswa

2. Memberi skor pada lembar kerja siswa

3. Menyusun data Post-test dalam bentuk tabel

Setelah lembar jawaban siswa untuk menulis paragraf eksposisi diperiksa, diketahui skor yang diperoleh siswa. Adapun kriteria yang dinilai adalah: 1 = Gagasan utama, 2= kohesi kalimat dalam paragraph, 3= kohesi kalimat dalam paragraph, 4= kesatuan gagasan utama dalam paragraph, 5= pengembang

Page 5: Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol No 3

Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol No 3 2020 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v1i3.5397.g4676

160 Copyright 2020

E-ISSN: 2721-7795

paragraph, 6= diksi/ pilihan kata, 7= ciri karangan eksposisi

Berdasarkan nilai yang diperoleh dari kemampuan menulis paragraf eksposisi diatas maka penyebaran nilai antara 60 sampai 91. Nilai terendah 60 dan tertinggi 91. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah nilai kelas eksperimen sebesar 2367.

Berdasarkan penerapan model

pembelajaran pembelajaran scaffolding yang dilakukan oleh peneliti dalam proses belajar mengajar menulis khususnya menulis paragraph eksposisi, maka hasilnya dapat memberikan jawaban umum atas permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu adanya peningkatan kemampuan siswa menulis paragraf eksposisi melalui model pembelajaran scaffolding di kelas X SMA Negeri 1 Berastagi. Jawaban umum yang dapat diberikan terhadap kemampuan siswa menulis paragraf eksposisi melalui model pembelajaran scaffolding adalah secara umum tingkat kemampuan siswa pada awalnya masih tergolong rendah dan kurang, setelah peneliti menerapkan model pembelajaran scaffolding pada pembelajaran menulis ditemukan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf eksposisi.

Hal ini terjadi karena model pembelajaran scaffolding merupakan suatu model pembelajaran yang tidak sekadar model pembelajaran saja melainkan mengarahkan setiap peserta didik dapat terlibat aktif dan kreatif dalam kelas saat proses pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagai jawaban umum atas permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu setelah peneliti menerapkan model pembelajaran scaffolding pada pembelajaran menulis paragraf eksposisi, maka ditemukan

adanya perubahan dan peningkatan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tentang efektivitas model pembelajaran perancah (scaffolding) terhadap kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Berastagi maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 menggunakan metode ceramah berkategori cukup dengan nilai rata-rata 62,13. 2) Kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Berastagi menggunakan model perancah (scaffolding) berkategori baik dengan nilai rata-rata 78,6. 3) Berdasarkan hasil to diperoleh lebih besar dari ttabel yaitu 7,40>0,11, maka hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini membuktikan bahwa jika guru menggunakan model perancah (scaffolding) lebih efektif dari pada menggunakan metode ceramah terhadap kemampuan menulis paragraf eksposisi oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Berastagi.

Saran Peningkatkan kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa, maka disarankan:

1. Guru hendaknya menggunakan metode alternatif yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf eksposisi.

2. Siswa hendaknya lebih aktif dan memperhatikan guru.

3. Hendaknya dalam menulis paragraf eksposisi yang diajarkan dapat memperbaiki nilai-nilai etika berbahasa siswa, sesuai dengan karakter siswa agar membantu perkembangan daya bahasanya dalam berkomunikasi.

Page 6: Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol No 3

Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengajaran | Vol No 3 2020 http://dx.doi.org/10.30596%2Fjppp.v1i3.5397.g4676

161 Copyright 2020

E-ISSN: 2721-7795

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Sutu Pendekatan Praktik.Jakarta:Bumi Aksara Depdikinas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Finoza,Lamuddin. 2008 Kompsisi Bahasa Indonesia.Jakarta: Adikasi Insan Mulia. Inayati.2009. Upaya Peningkatan Aktivitas Hasil Belajar Matematika Melalui LKS Scaffolding Pada Konsep Matriks. Tersedia di Http:// Fajar Harapan.Org.Id/Jurnal [Diakses 1-04-2014].

Istarani. 2012. Kumpulan Metode Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Belajar. Joyce B well, m. Carloun. E. 2009. Models Of Teacing.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.s Keraf, Goris. 1982. Eksposisi Dan Deskripsi. Jakarta : Nusa Indah. Keraf,Goris. 1971. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah. Kosasih E. 2007. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung: Rama Widia Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir Menulis. Jakarta: Erlangga. Tarigan, Henry Guntur, 1986, Prinsip-

Prinsip Dasar Sastra. Bandung, Angkasa.