jurnal ilmiah (uas) a.n. siti mariani

9
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI DESA KUJANGSARI KECAMATAN LANGENSARI KOTA BANJAR TAHUN 2006*) LATAR BELAKANG Analisis terhadap penolong persalinan adalah hal yang penting, karena salah satu indikator proses yang penting dalam program safemotherhood adalah memperhatikan seberapa banyak persalinan yang dapat ditangani, khususnya oleh tenaga kesehatan. Indikator ini masih menjadi indikator porsi kematian ibu (AKI) yang penting dan baik serta selalu diperhatikan dalam beberapa bahasan. Semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan semakin rendah risiko terjadinya kematian. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2006 yaitu 290,8 per seratus ribu kelahiran hidup. Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2010 adalah angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup melalui pelaksanaan MPS (Making Pregnancy Safer) dengan salah satu pesan kunci yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih (Depkes, 2007). Pada tahun 2006, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Banjar sebesar 62,3%. Sedangkan di

Upload: dani-firmansyah

Post on 21-Jun-2015

975 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Ilmiah (UAS) a.n. Siti Mariani

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN

DI DESA KUJANGSARI KECAMATAN LANGENSARI

KOTA BANJAR TAHUN 2006*)

LATAR BELAKANG

Analisis terhadap penolong persalinan adalah hal yang penting,

karena salah satu indikator proses yang penting dalam program

safemotherhood adalah memperhatikan seberapa banyak persalinan yang

dapat ditangani, khususnya oleh tenaga kesehatan. Indikator ini masih

menjadi indikator porsi kematian ibu (AKI) yang penting dan baik serta

selalu diperhatikan dalam beberapa bahasan. Semakin tinggi cakupan

persalinan oleh tenaga kesehatan semakin rendah risiko terjadinya

kematian.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tahun 2006 yaitu 290,8 per

seratus ribu kelahiran hidup. Target yang diharapkan dapat dicapai pada

tahun 2010 adalah angka kematian ibu menjadi 125 per 100.000 kelahiran

hidup melalui pelaksanaan MPS (Making Pregnancy Safer) dengan salah

satu pesan kunci yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

terlatih (Depkes, 2007).

Pada tahun 2006, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di

Kota Banjar sebesar 62,3%. Sedangkan di wilayah kerja Puskesmas

Mulyasari hanya mencapai 51,8%. Selanjutnya di Desa Kujangsari hanya

mencapai 47,5%. Angka ini masih jauh dari target secara nasional, yaitu

90%.

TUJUAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat

pendidikan ibu, tingkat pendidikan suami, dan rata-rata penghasilan

keluarga tiap bulan dengan pemilihan penolong persalinan. 

Page 2: Jurnal Ilmiah (UAS) a.n. Siti Mariani

JENIS VARIABEL 

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemilihan penolong

persalinan. Sementara variabel bebas adalah pengetahuan ibu hamil,

sikap ibu hamil, perilaku ibu hamil, tingkat pendidikan suami, dan status

ekonomi keluarga.

DEFINISI OPERASIONAL

VariabelDefinisi

OperasionalJenis

VariabelAlat Ukur Kriteria Hasil

Pemilihan Penolong Persalinan

Adalah orang yang dipilih ibu hamil untuk menangani/menolong persalinan yang terakhir

NominalData KIA

Puskesmas

Linakes, jika persalinan terakhir ditolong oleh tenaga persalinan

Non Linakes, jika persalinan terakhir tidak ditolong oleh tenaga persalinan

Tingkat Pendidikan Suami

Adalah ijazah sekolah formal terakhir yang diraih suami ibu

Ordinal Ijazah

Tinggi, jika ijazah yang diraih suami ibu ≥ tingkat SMA/sederajat

Rendah, jika ijazah yang diraih suami ibu < tingkat SMA/sederajat

Tingkat Pendidikan Suami

Adalah ijazah sekolah formal terakhir yang diraih suami ibu

Ordinal Ijazah

Tinggi, jika ijazah yang diraih suami ibu ≥ tingkat SMA/sederajat

Rendah, jika ijazah yang diraih suami ibu < tingkat SMA/sederajat

Status Ekonomi Keluarga

Stratifikasi keadaan perekonomian rumah tanggga

Interval Kuesioner

Tinggi, jika rata-rata penghasilan keluarga dalam 1 bulan di atas UMR Kota Banjar (Rp. 575.000,00)

Rendah, jika rata-rata penghasilan keluarga dalam 1 bulan di bawah UMR Kota Banjar (Rp. 575.000,00)

Page 3: Jurnal Ilmiah (UAS) a.n. Siti Mariani

METODE

Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Sebagai

unit analisis adalah rumah tangga, yaitu keluarga yang mempunyai bayi di

bawah 1 tahun. Pengumpulan data dilakukan oleh kader posyandu

dengan cara wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Selanjutnya

data diolah dan dianalisis secara univariat dan bivariat (chi-square)

dengan menggunakan software SPSS for Windows version 12.0.

POPULASI DAN SAMPEL 

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki anak di

bawah usia 1 (satu) tahun pada periode 31 Desember 2007, namanya

tercatat dalam data sasaran balita, dan bertempat tinggal di Desa

Kujangsari Kecamatan Langensari Kota Banjar. Sampel penelitian adalah

ibu-ibu yang memiliki kriteria sesuai dengan yang telah disebutkan di atas

dan terpilih menjadi responden setelah dilakukan pengambilan sampel

secara acak dengan metode simple random sampling serta bersedia

untuk diwawancarai. Dari hasil pengumpulan data, diperoleh sampel

sebanyak 156 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa dari 156 responden,

sebanyak 50,6% memilih bersalin di paraji, dan 49,4 % yang memilih

bersalin di tenaga kesehatan. Dilihat dari tingkat pendidikan sebagaian

besar reponden (87,2%) dan suaminya (82,1%) berpendidikan rendah.

Ditinjau dari rata-rata penghasilan keluarga, kebanyakan keluarga

berpenghasilan rendah (69,2%). Faktor penyebab alasan reponden untuk

bersalin dengan menggunakan pertolongan paraji adalah karena harga

persalinan yang relatif murah (27,8%), dekat dengan tempat tinggal

(63,3%), dan pelayanan yang memuaskan (8,9%) dari paraji. Sedangkan

faktor penyebab alasan responden untuk bersalin dengan menggunakan

pertolongan tenaga kesehatan adalah karena tarif persalinan yang relatif

Page 4: Jurnal Ilmiah (UAS) a.n. Siti Mariani

murah (11,7%), memuaskan (64,9%), dan dekat dengan tempat tinggal

responden (23,4%).

Selanjutnya, hasil dari analisis bivariat dengan menggnakan chi-square dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

VariabelFrekuensi Prosentase

x²p-

valueLinakesNon

LinakesLinakes

Non Linakes

Tingkat Pendidikan Isteri- Rendah, jika tidak tamat

SMU- Tinggi, jika tamat SMU

Tingkat Pendidikan Suami- Rendah, jika tidak tamat

SMU- Tinggi, jika tamat SMU

Status Ekonomi Keluarga - Rendah, jika ≤ UMR- Tinggi, jika > UMR

66

11

63

14

4829

70

9

65

14

6019

85,71

14,29

81,82

18,92

62,3437,66

88,61

11,39

82,28

17,72

75,9524,05

0,763

1,000

2,783

0,09

0,00

0,09

Dari tabel diketahui bahwa hanya variabel tingkat pendidikan

suami (p-value = 0,00) yang berhubungan dengan pemilihan penolong

persalinan. Sedangkan kedua variabel lainnya tidak berhubungan dengan

pemilihan penolong persalinan (p-value > 0,05).

Tingkat Pendidikan Isteri

Tingkat pendidikan adalah variabel yang mempunyai peran cukup

penting terhadap seseorang terutama dalam mengambil keputusan

terhadap suatu masalah. Hasil uji chi-square memperlihatkan bahwa

tingkat pendidikan isteri tidak berhubungan dengan pemilihan pertolongan

persalinan (p-value = 0,09).

Hal ini berbeda dengan Notoatmodjo (1982) yang mengemukakan

bahwa mereka yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi

cenderung memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pada penelitian ini

sebagian besar tingkat pendidikan isteri rendah (87,18 %), yaitu tamat

Page 5: Jurnal Ilmiah (UAS) a.n. Siti Mariani

atau tidak tamat SLTP. Tingkat pendidikan yang rendah meyebabkan

pengetahuan tentang resiko yang berhubungan dengan kehamilan,

persalinan dan nifas juga rendah. Meskipun demikian, dengan adanya

program dusun siaga pada 2 tahun terakhir disinyalir secara tidak

langsung menambah pengetahuan dan wawasan ibu-ibu tentang hal-hal

yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan yang aman,

terutama ibu-ibu yang biasa memeriksakan kehamilan/balitanya ke

Posyandu.

Tingkat Pendidikan Suami

Pada umumnya kedudukan suami dalam keluarga adalah sebagai

kepala keluarga. Pada penelitian ini, sebagian besar (82,05%) suami

responden berpendidikan rendah. Hasil uji chi-square memperlihatkan

bahwa tingkat pendidikan suami berhubungan dengan pemilihan penolong

persalinan (p-value = 0,00). Berkaitan dengan hal tersebut, pendidikan

yang rendah akan mempengaruhi daya nalar suami atau keluasan

wawasannya sehingga akan berdampak pada pengambilan keputusan

dalam meilih penolong persalinan isterinya.

Rata-rata Penghasilan Keluarga

Merupakan variabel yang sangat berperan dalam mengambil

keputusan suatu masalah. Wibowo (1992) yang meneliti tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi tentang pemanfaatan pelayanan antenatal

menemukan bahwa pendapatan keluarga perbulan berpengaruh terhadap

pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan penelitian terlihat bahwa sebagian besar (69,23%)

keluarga berpenghasilan rendah. Hasil uji chi square menunjukan bahwa

tidak ada hubungan antara status ekonomi keluarga dengan pemilihan

penolong persalinan (p-value = 0,09). Namun demikian, besaran tarif

melahirkan pada tenaga kesehatan yang tidak terlalu jauh dengan paraji

Page 6: Jurnal Ilmiah (UAS) a.n. Siti Mariani

memungkinkan keluarga untuk memilih tenga kesehatan sebagai

penolong persalinan.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Variabel tingkat pendidikan isteri dan rata-rata penghasilan

keluarga tidak berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan.

Sedangkan variabel yang berhubungan dengan pemilihan penolong

persalinan adalah tingkat pendidikan suami. Dengan demikian salah satu

intervensi yang dapat dilakukan adalah selain penyuluhan kepada ibu-ibu

hamil, juga mengintensifkan penyuluhan kepada para suami maupun

keluarganya di Posyandu, Puskesmas, maupun praktek sarana kesehatan

lainnya. Hal ini diharapkan agar meningkatnya pengetahuan, wawasan,

dan kesadaran akan pentingnya memilih tenaga kesehatan sebagai

penolong persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Upaya Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Jakarta, 2006.

Kesga, S. Laporan Seksi Kesehatan Ibu dan Anak Tahun 2006. Dinas Kesehatan Kota Banjar, Banjar. 2006.

Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta, 2006.

Wibowo, A. Pemanfaatan Pelayanan Antenatal: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Dan Hubungannya Dengan Bayi Berat Lahir Rendah. Disertasi. Universitas Indonesia, Jakarta. 2006.

*) Sebagaimana dimuat dalam website Kota Banjar

http://www.banjar-jabar.go.id/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=366