jurnal deni

Upload: denny-mukhtar

Post on 05-Mar-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nfhfjvs

TRANSCRIPT

PENATALAKSANAAN NYERI PADA LEHER DENGAN COLLETERAL MERIDIAN ACUPRESSURE THERAPY: UJI ACAK DENGAN INTERVENSI TERKONTROLAbstrak Latar belakang Collateral Meridian Acupressure Therapy (CMAT) secara relatif merupakan tehnik yang baru yang dikembangkan untuk menyembuhkan nyeri yang berat. Penelitian kecil telah dilakukan untuk memeriksa efek pemeriksaan ini terhadap nyeri leher. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi efek CMAT jangka pendek pada nyeri leher. Metode : Pada penelitian intervensi-plasebo acak dalam uji terapi-pasien, 60 pasien yang menderita nyeri leher dan dengan pergerakan leher terbatas di pilih. Peserta secara acak dibagi menjadi kelompok terapi (n=30) dan kelompok kontrol (n=30). CMAT dilakukan pada kelompok terapi, semnetara kelompok kontrol menerima terapi plasebo. Keberagaman dari nyeri sebelum dans etelah penatalaksanaan diukur dengan skala 0(tidak ada nyeri) sampai 5 (paling nyeri). Chi-square dan t-test digunakan untuk mengalaisa kategorik dan data kontinu, secara berurutan. Hasil : seluruh peserta telah meyempurnakan penelitian. Sebelum terapi, tidak ada perbedaan kelompok terhadap demografi atau data mengenai nyeri. Setelah penatalaksanaan, tingkat keparahan dari nyeri leher pada kelompok CMAT (0,70,6) secara signifikan lebih kurang dari kelompok kontrol (2,8 0,9). Kesimpulan : CMAT dapat menginduksi efek analgesik yang cepat pada nyeri leher. Hal tersebut merupakan efek jangka panjang untuk penelitian lebih lanjut. Kata Kunci Acupressure, leher nyeri, collateral meridian acupressure therapy, RCTPENDAHULUANNyeri leher merupakan gejala yang sering dialami dengan proporsi yang tinggi pada populasi. Dengan meningkatnya penggunaan internet dan computer, kasus ini menjadi lebih dominan diantara para karyawan kantoran dan siswa yang menggunakan computer sehari-hari dalam waktu yang lama.1 Nyeri leher biasanya merupakan hasil dari stres berulang, degenerasi dan deformitas pada vertebrae servikal dan juga hilangnya kurvatura normal dari tulang belakang servikal. 2 Perbedaan metode dari pengobatan cina mungkin dapat digunakan secara efektif untuk mengontrol dan menanggani nyeri leher. Metaanalisa kuantitatif telah menemukan bahwa akupuntur efektif sebagai terapi jangka pendek terhdap nyeri leher.3 Modalitas-modalitas penelitian lainnya adalah moxibustion, cupping4, point-injection dan electro-acupuncture6,7. Titik-titik akupuntur lokal seperti GB20 Fengchi dan GB12 Wangu dan titik akupuntur distal seperti SI 3 Houxu 9 dan luozhen telah dipelajari. 11,12 Titik abdominal (yang berhubungan dengan tortoise plastron)13 akupuntur kulit kepala juga telah secara luas digunakan dalam penatalaksanaan nyeri leher. 14-16 Beberapa dari modalitas ini melibatkan manipulasi yang kuat bakan dengan stimulasi elektrik pada beragam metode cabutan dan tusukan.8,11 Meskipun persentase yang besar dari pasien mungkin menguntungkan dari pelaksanaan akupuntur dan/atau moxibustion, banyak pasien masih ragu untuk memilih pengobatan ini karena fobia jarum, takut akan nyeri, takut akan manipulasi fisik yang kuat, ketidaknyamanan durasi proses pengobatan, dan/atau biaya terapi yang tinggi. Alasan ini sering menyebabkan penundaan terapi, menyebabkan perburukan dan nyeri kronik. Dalam publikasi artikel pada TCM Shanghai Journal Acupuncture and Moxibustion, Dr Shan-Chi Ko mengajukan terapi yang efektif terhadap spondilopati servikal dengan menekan acupoint yang renggang. 17 Hal tersebut ditemukan dengan pertama sekali mengidentifikasi daerah meridian yang terkena di tempat lokasi nyeri yang hebat, dan menekan titik-titik yang sesuai pada bagian distal tubuh, menghilangkan nyeri dapat dilakukan sesegera mungkin. Acupressure kontralateral dapat memberikan hasil terapeutik yang lebih baiik daripada acupressure pada sisi yang terkena.18 Penemuan ini kemudian dikembangkan menjadi Collateral Meridian Acupressure Therapy (CMAT). DIketahui bahwa manipulasi dua acupoint terhadap meridian kolateral lebih efektif daripada menusuk dengan jarum daerah lokal atau menanggani daerah meridian yang terkena saja.18 Dua acupoint adalah (1) titik kontrol untuk menghubungkan lokasi yang terkena (2) titik fungsi dalam mempengaruhi lokasi yang terkena. CMAT telah dikeetahui dapat memberikan hasil yang dramatis dalam mengurangi nyeri yang menetap pada Complex Regional Pain Syndrome (CPSR)15,19 dismenore primer20, dan nyeri punggung akibat prosedur pasca regional anestesi. Penelitian saat ini dilaksanakan untuk menginvestigasi efek jangka pendek dari CMAT dalam meredakan nyeri leher. Hipotesis adalah bahwa CMAT dapat mengurangi nyeri leher secara signifikan lebih baik daripada terapi plasebo. PESERTA DAN METODEPenelitian ini disetujui oleh komite etik dan pendidikan institute Pengobatan Kedokteran Cina Tradisional, yang juga melayani panel etik penelitian. Peserta dipilih dari sejumlah pasien yang menghadiri ilmu kedokteran Cina klinis. Pasien dengan keluhan utama nyeri leher diikutsertakan. Pasien di bawah 12 tahun, yang menjalankan prosedur operasi pada region leher di ekslusikan. Total adalah 60 peserta direkrut untuk uji coba. Masing masing mengalami nyeri dan kesulitan dalam rotasi leher ke segala sisi, atau fleksi dan ekstensi leher atay keduanya. Seluruh peserta telag memberikan persetujuan tertulis. Peserta secara acak dialokasikan kepada kelompok CMAT (n=30) dan kelompok kontrol (n=30). Randomisasi dilakukan melalui wawancara dengan cara melemparkan koin tanpa mengetahui apakah bagian depan/belakang adalah kelompok terapi atau kontrol. Perseta juga blind(tidak mengetahui) terhadap alokaso kelompok mereka.

Ekslusi (n=2) tidak sesuai kriteria inklusi: usia < 12(n=1) operasi leher (n=1)Penelitian selesai(n=30) tidak ada drop outKelompok kontrol (n=30)Kelompok lengkap (n=30) tidak ada yang drop outKelompok CMAT (n=30)Acak (n=60)Dinilai untuk eligibilitas (n=62)

Seluruh perserta diwawancara sebelum terapi. Data mengenai usia, jenis kelamin, durasi nyeri, lokasi nyeri dan tingkat keparahan dari nyeri di cata. Durasi dari nyeri di catat sebagai data kategorik-akut dan kronik, akut jika kurang dari atau sama dengan 12 minggu dan kronik lebih dari 12 minggu. Skor nyeri diukur dengan skala 0 (tidak ada nyeri) sampai 5 (paling nyeri), setelah pengobatan, perserta diminta untuk menilai nyeri leher mereka lagi. Pewawancara yang mengumpulkan data dan dokter umum yang memberikan terapi tidak sama. Dokter umum adalah ahli akupuntur dengan akreditasi dan berkualifikasi yang tidak tahu menahu mengenai skor nyeri dari peserta dalam setiap waktu. Satu sesi dari pengobatan diberikan untuk seluruh peserta. Pada kelompok CMAT, standar protokol pengobatan digunakan. Titik-titik F1, F2 dan F3 ditekan satu persatu sebagai titik fungsi dalam rangkaian ini, selama menekan C1 sebagai titik kontrol (gambar 2), titik berikutnya F4, F5 dan F6 ditekan sebagai titik fungsi dalam rangkaian ini, sementara menahan C2 sebagai titik kontrol. (gambar 2), titik yang sama diulangi pada lengan lainnya dalam rangkaian yang sama. Tekanan di jaga pada masing-masing titik selama 1 menit menggunakan plastik bertangkai dengan ujung titik bundar tajam yang meruncing (Gambar 3). Tekanan yang cukup diterapkan pada masing-masing titik hingga pasien merasakan sakit atau nyeri. Untuk kelompok kontrol, protokol yang sama dilakukan dengan pengecualian bahwa titik disentuh dengan lembut tanpa tekanan.Data dimasukkan ke dalam software statistic (JMP-IN 3.2.1, SAS institute Inc). uji Chi-square dan t test digunakan untuk menganalisa data katogorik dan data kontinu, secara berurutan, tingkatan signifikannya diatur pada alfa =0,05. HASILTotal dari 60 peserta dengan nyeri leher direkruit terhadap penelitian ini. Seluruh peserta melengkapi penelitian dan tidak ada efek samping yang dilaporkan. Tabel 1 menyimpulkan informasi demografik dari dua kelompok. Tidak ada perbedaan secara statistic antara dua kelompok dalam hal usia, jenis kelamin, durasi dan lokasi nyeri. Mayoritas dari peserta dalam dua kelompok nyeri keduanya pada ruang kandung kemih dan kandung empedu. Skor nyeri sebelum dan sesudah penatalaksanaan untuk kedua kelompok seperti yang ditampilkan pada tabel 2 dan 3 secara berurutan. Rata-rata dan standar deviasi dari skor nyeri sebelum dan sesudah terapi pada dua kelompok ditampilkan pada Tabel 4. Hasil dari uji t-test dua-sampel independen bahwa sebelum terapi, tidak ada perbedaan tingkat keperahan nyeri dan setelah terapi, grup CMAT melaporkan nyeri berkurang secara signifikan dibandingkan kelompok kontrol (p< 0,0001).

DISKUSIPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah CMAT efektif dalam meringankan nyeri leher. CMAT berdasarkan teori Zang Fu Bie Tong, juga diketahui sebagai Zang Fu Tong Zhi, Zang Fu Bie tong dan Zang Fu Tong Zhi di terjemahkan sebagai koneksi yang luar biasa Zang Fu oleh Dr Wei Jie yang. 23 Sistem dari pasangan cairan ini kurang dikenal oleh sebahagian dokter umum di bidang ilmu pengobatan cina, dibandingkan dengan pasangan yang lebih dikenal seperti pasangan internal-eksternal, dan pasangan dengan nama yang sama. pemasangan dari sistem ini digambarkan pada Tabel 5. Nyeri disebabkan oleh blokade dari qi. Kebanyakan peserta mengalami nyeri leher yang berlokasi sepanjang saluran kandungan kemih dan saluran kandung empedu, bermakna bahwa terdapat blokade dari qi pada saluran ini. Menurut Zang Fu Tong Zhi, saluran kandung kemih sesuai dengan saluran jantung. Dengan menekan titik pada kanal kolateral saluran paru dan jantung secara berurutan, hal tersebut memungkinkan untuk menyeimbangkan aliran qi pada kanal yang terkena dan mengurangi nyeri, Pada protokol standar yang digunakan pada penelitian ini C1 dan C2 adalah kontrol terhadap titik C1 yang menghubungkan saluran paru terhadap saluran kandung kemih, dan C2 menghubungkan saluran jantung terhadap saluran empedu. Fungsi dari titik-titik F1 dan F4 memiliki efek terhadap area oksipital secara langsung. Fungsi dari f2 dan F2 mengenai region servikal. Fungsi dari titik-titik F3 dan F4 mengenai bagian atas punggung. Zang Fu Tong Zhi pertama disebutkan oleh Li Yan (Kursus dasar untuk ilmu kedokteran)24 selama dinasti Ming. Teori ini lebih jauh dijelaskan oleh Tang Zong Hai (dalam Yi Xue Jing Yi) (Pembaharuan Interpretasi dar medikal klasik)25 selama dinasti Qing. Dr Wei Jie yang telah menerapkan sistem ini dalam terapi akupuntur dan herbal sejak tahun 1972 dan menerima hasil yang luar biasa. 22Zang Fu Ting Zhi ditegakkan berdasarkan teori dari pembukaan, penutupan dan poros alam terhadap tiga saluran yang dan tiga saluran yin, ketiga saluran itu adalah taiyang, shaoyang, dan yangming. Tiga saluran yin adalah taiyin, shaoyin dan jueyin. Hal tersebut disebutkan dalam Neijing dan Lingsu bahwa Taiyang dan taiyin terbuka, Poros Shaoyang dan Shaoyin, Yangmin dan Jueyin tertutup. Sehingga dengan menyesuaikan poros-tutup-terbuka yang alamiah dari tiga saluran yang terhadap tiga saluran yin, sistem berpasangan yang baru dari Zang Fu Tong Zhi bisa ditegakkan. Pasangan saluran nama yang sama cocok dengan saluran pada tangan dan kaki. Sebagai contoh, seseorang dapat menggunakan saluran taiyin titik pada tangan untuk menanggani penyakit pada saluran tai yin kaki. Pernyataan ini adalah pada terapi distal, menggunakan tubuh bagian atas untuk menanggani bagian bawah dan sebaliknya. Pasangan internal-eksternal cocok pada organ/saluran yin terhadap organ/saluran yang, dan ha itu menyatakan keseimbangan yin-yang. Pada Zang Fu Tong Zhi, disana terdapat saluran tangan dan saluran kaki, dan saluran yin dan saluran yang pada setiap pasang, untuk mencapai keseimbangan antara tangan-kaki, bagian atas-bawah, zang-fu dan yin-yang. Hal ini dapat menjelaskan efek terapeutik pada CMAT dari teori ilmu kedokteran cina,.22Kekuatan dari penelitian ini adalah bahwa penelitian ini merupaka uji coba dengan kontrol intervensi plasebo. Bagaimanapun, karena hambatan waktu dan dana, ukuran sampel yang dipilih untuk penelitian ini hanya 60. Kelemahan dari penelitian ini adalah bahwa tidak ada perkiraan ukuran sampel dan penilaian kesuksesan dari blinding. Penelitian ini hanya diuji untuk pulihnya nyeri janga pendek, sehingga efek jangka panjang tidak dapat ditetapkan. Hal tersebut memungkinkan jika data yang dikumpulkan dari latar atau populasi yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda. Oleh sebab itu penelitian lebih lanjut didukung untuk menjelaskan lebih lanjut efek jangka panjang terhadap CMAT.CMAT kelihatannya memberikan efek terapeutik yang memuaskan untuk pasien yang menderita nyeri leher. Penemuan pada penelitian ini dapat menolong ahli akupuntur dan pemberi pelayanan kesehatan profesional lainnya untuk menemukan kenyamanan dengan metode non invasive untuk menghilangkan nyeri. Penerapan dari metode ini bahkan dapat diajarkan pada pasien atau pengasuh mereka dan dapat diterapkan saat dibutuhkan di rumah sebagai bagian dari pertolongan diri. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan pasien. CMAT dapat dipertimbangkan sebagai pilih, sebagai terapi tambahan terhadap terapi konvensional lainnya. Komentar klinisPenelitian ini menemukan bahwa CMAT kelihatanya memberikan efek terapi yang memuaskan untuk pasien yang mengalami nyeri leher. CMAT berdasarkan sistem pasangan meridian yang kurang dikenal diketahui dengan sebutan Zang Fung Tong Zhi. CMAT dapat dipertimbangkan sebagai pilihan terapi nyeri leher.