jurnal belajar pbm 4 - 25 mei 2015

6
JURNAL KEGIATAN HARIAN PROSES BELAJAR MENGAJAR I (PBM I) Nama Mahasiswa : EDI SULISTIYONO NIM : 14-0341-8086-10 Hari/ tanggal : Senin/ 25 Mei 2015 Program Studi : Magister Pendidikan Biologi Dosen Pembina : Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd Materi : Landasan Teori Belajar A. Eksplorasi konsep 1. Teori Belajar menurut Behavioristik (Tingkah Laku), adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulasi dan respons. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. 2. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh pendidik (stimulus) dan apa yang diterima oleh peserta didik (respon) harus dapat diamati dan diukur. 3. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. 4. Teori behavioristik dikembangkan oleh Pavlov, Watson, Skinner, Thorndike telah menjadi pola berpikir pendidikan sampai tahun 1950.

Upload: ed

Post on 12-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pendidikan

TRANSCRIPT

JURNAL KEGIATAN HARIANPROSES BELAJAR MENGAJAR I (PBM I)NamaMahasiswa:EDI SULISTIYONO NIM:14-0341-8086-10Hari/ tanggal:Senin/ 25 Mei 2015ProgramStudi:Magister Pendidikan BiologiDosen Pembina :Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.PdMateri : Landasan Teori Belajar

A. Eksplorasi konsep1. Teori Belajar menurut Behavioristik (Tingkah Laku), adalah sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulasi dan respons. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. 2. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh pendidik (stimulus) dan apa yang diterima oleh peserta didik (respon) harus dapat diamati dan diukur. 3. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. 4. Teori behavioristik dikembangkan oleh Pavlov, Watson, Skinner, Thorndike telah menjadi pola berpikir pendidikan sampai tahun 1950.

Pada tahun 1950 terjadi revolusi pendidikan secara kognitif dengan teori belajar secara kognitivistik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh pendidikan pada saat itu, diantaranya Piaget, Burner, dan Ausebel.(1) Kognitivisme adalah suatu filsafat yang mengganggap belajar bukanlah sekedar hubungan antara stimulus dan respon namun suatu perilaku yang didasarkan oleh kognitif yaitu berupa tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana perilaku itu terjadi.(2) Belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan, dan lain sebagainya. (3) Menurut Piaget perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, artinya proses yang didasarkan atas mekenisme biologis dari perkembangan sistem saraf. Semakin bertambah umur seseorang, makin komplek susunan sel sarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya.(4) Burner melihat perkembangan kognitif manusia berkaitan dengan kebudayaan. Bagi Bruner, perkembangan kognitif seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan kebudayaan, terutama bahasa yang biasanya digunakan. (5) Sedangkan menurut Ausebel, proses belajar terjadi jika siswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan baru (belajar menjadi bermakna/meaning full learning).

Teori Belajar menurut Konstruktivistik dikembangkan oleh beberapa tokoh pendidikan diantaranya adalah Piaget dan Vvgotsky.(1) Kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya sesuai dengan pengalamanya.(2) Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai.(3) Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses itu keaktivan seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya(4) Piaget dan Vygotsky merupakan dua tokoh utama konstruktivisme. Kedua tokoh ini juga berpendapat bahwa belajar bukan semata pengaruh dari luar, tetapi ada juga kekuatan atau potensi dari dalam individu yang belajar.(5) Prinsip-prinsip konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah:(a) Pengetahuan dibangun oleh peserta didik,(b) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke peserta didik, kecuali hanya dengan keaktifan peserta didik sendiri untuk menalar,(c) Peserta didik aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah,(d) Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancar,(e) Menghadapi masalah yang relevan dengan peserta didik(f) Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan(g) Mencari dan menilai pendapat siswa(h) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa

B. Konsep yang belum dipahami(1) Perbedaan yang prinsip dari teori belajar behavioristik, kognitivistik, dan konstruktivistikC. Indentifikasi permasalahan/ pertanyaan(1) Bagaimana implikasi dari teori belajar behavioristik, kognitivistik, dan konstruktivistik dalam pembelajaran?D. Pemecahan masalah(1) Implikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran meliputi:a. Pendidik menuliskan tujuan instruksional dalam persiapan mengajar, yang kemudian akan diukur pada akhir pembelajaran,b. Pendidik tidak perlu memperhatikan hal-hal apa yang telah diketahui peserta didik atau apa yang peserta didik pikirkan selama proses pengajaran berlangsung,c. Pendidik mengatur strategi dengan memberikan ganjaran (berupa nilai tinggi atau pujian) dan hukuman (nilai rendah atau hukuman lain),d. Pendidik lebih menekankan pada tingkah laku apa yang harus dikerjakan peserta didik bukan pada pemahaman peserta didik terhadap sesuatu.Implikasi teori belajar kognitivistik dalam pembelajaran meliputi:a. Perlakuan individu didasarkan pada tingkat perkembangan kognitif peserta didik.b. Motivasi berasal dari dalam diri individu (intrinsik) yang timbul berdasarkan pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.c. Tujuan kurikuler difokuskan untuk mengembangkan keseluruhan kemampuan kognitif, bahasa, dan motorik dengan interaksi sosial berfungsi sebagai alat untuk mengembangkan kecerdasan.d. Bentuk pengelolaan kelas berpusat pada peserta didik dengan pendidik sebagai fasilitator.e. Mengefektifkan mengajar dengan cara mengutamakan program pendidikan yang berupa pengetahuan terpadu secara hierarkis.f. Partisipasi peserta didik sangat dominan guna meningkatkan sisi kognitif peserta didik.g. Kegiatan belajar peserta didik mengutamakan belajar untuk memahami dengan cara insight learning (pembelajaran yang mendalam).Implikasi teori belajar konstruktivistik dalam pembelajaran meliputi:a. Tujuan pendidikan adalah menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapi,b. Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik,c. Pendidik hanyalah berfungsi sebagai fasilitator, mediator dan teman yang membuat situasi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri peserta didik.E. Rencana tindak lanjut (RTL)(1) Mempelajari lebih mendalam terkait implikasi praktis teori belajar behavioristik, kognitivistik, dan konstruktivistik dalam pembelajaran.

Surabaya, 25 Mei 2015Pembelajar,

Edi Sulistiyono