jurnal analisa pemeliharaan main booster pump untuk meningkatkan pemompaan bbm di tbbm balongan

10
Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 1 ANALISA PEMELIHARAAN MAIN BOOSTER PUMP DALAM MENINGKATKAN PEMOMPAAN BBM DI TERMINAL BBM BALONGAN Fahrudin, M. Kholil, Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, 2013 Jl.Meruya Selatan Kembangan Jakarta Barat 11650 Telp: +621-5861779, 68640100, 5840816 Fax: Fax: +621-5861906, www.mercubuana.co.id Abstrak Pemeliharaan menjadi hal yang penting dikarenakan semakin bertambahnya kesadaran bahwa pemeliharaan yang baik akan memberi andil yang besar terhadap kinerja perusahaan, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi kesuksesan suatu perusahan secara keseluruhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui optimalisasi pemeliharaan pompa yang diterapkan oleh perusahan, masalah – masalah yang muncul dalam sistem pemeliharaan dan tingkat biaya pemeliharaan baik preventif maupun korektif yang selanjutnya menentukan alternatif kegiatan pemeliharaan yang paling optimal. Studi kasus penulisan ini dilakukan di TBBM Balongan dengan memfokuskan penelitian pada mesin pompa (main booster pump). Pemilihan mesin ini mempertimbangkan dari segi fungsi dan penggunaan, pemeliharaan, spare part dan harga mesin yang tinggi. Untuk mengetahui tingkat biaya pemeliharaan korektif digunakan alat analisis biaya yaitu dengan probabilitas kerusakan mesin dan rata – rata biaya kerusakan mesin dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Kemudian dengan rumus analisis biaya korektif diperoleh besarnya biaya pemeliharaan korektif pada tahun 2012. Sedangkan untuk mengetahui tingkat biaya pemeliharaan preventif terlebih dahulu dihitung probabilitas kerusakan mesin yang diperkirakan tiap bulan dan kemudian dihitung biaya total pemeliharaan korektif. Untuk analisis tersebut dibutuhkan data berupa jumlah kerusakan mesin, jumlah biaya pemeliharaan meliputi biaya pemeliharaan korektif dan jumlah biaya preventif. Dari perhitungan data hasil analisa, didapat minimum cost selama pemeliharaan yang menghemat biaya operasi. Pemeliharaan preventive pada main booster pump menghemat biaya operasional Rp. 3.751.796,- jika dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali atau sebesar 16% lebih hemat dibandingkan dengan corective maintanance sebesar Rp. 23.986.982. Dari masalah yang ditemukan tersebut, penulis mencoba mencari solusi dengan perbedaan perhitungkan biaya yang cukup besar dapat menjadi sebuah kebijakan untuk top manajemen dalam melaksanakan pemeliharaan mesin pompa. Kata kunci : pemompaan, pemeliharaan, pemeliharaan preventif, pemeliharaan korektif & biaya Abstract Maintenance is important due to the increasing awareness that maintenance of good will give a share to the company's performance, so that in the end will affect the success of a company as a whole. The purpose of this research is to know the maintenance optimization of pump which is applied by the company, the issue of the problems appeared in system maintenance and good preventive maintenance cost levels and further determine an alternative corrective maintenance activities the most optimal. A case study of the writing was done in Balongan TBBM by focusing research on pump machine (main booster pump). This machine considering elections in terms of functionality and use, maintenance, spare parts and the price of the machine is high. To find out the level of corrective maintenance costs cost analysis tools used by the probability of damage to the machine and the average cost of damage machine for a period of 1 (one) year. Then with corrective cost analysis formulas obtained the magnitude of corrective maintenance costs by 2012. As for knowing the level of preventive maintenance cost first calculated the probability of damage to the machine is estimated each month and then calculated the total cost of corrective maintenance. The data required for the analysis of the amount of damage to the machine, the amount of maintenance costs include the cost of corrective maintenance and total cost of preventative. In a result of an analysis data accounting in TBBM balongan, is got minimum cost during maintenance that manages operation cost. The preventive maintenance in main booster pump save operational costs Rp. 3.751.796,- if is held everyone six months or 16% more less than corrective

Upload: rudini-mulya

Post on 27-Dec-2015

161 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Analisa Pemeliharaan Main Booster Pump Untuk Meningkatkan Pemompaan BBM Di TBBM Balongan

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 1

ANALISA PEMELIHARAAN MAIN BOOSTER PUMP DALAM MENINGKATKAN PEMOMPAAN BBM DI TERMINAL BBM BALONGAN

Fahrudin,

M. Kholil, Teknik Industri, Universitas Mercu Buana, 2013 Jl.Meruya Selatan Kembangan

Jakarta Barat 11650 Telp: +621-5861779, 68640100, 5840816 Fax: Fax: +621-5861906, www.mercubuana.co.id

Abstrak Pemeliharaan menjadi hal yang penting dikarenakan semakin bertambahnya kesadaran bahwa pemeliharaan yang baik akan memberi andil yang besar terhadap kinerja perusahaan, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi kesuksesan suatu perusahan secara keseluruhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui optimalisasi pemeliharaan pompa yang diterapkan oleh perusahan, masalah – masalah yang muncul dalam sistem pemeliharaan dan tingkat biaya pemeliharaan baik preventif maupun korektif yang selanjutnya menentukan alternatif kegiatan pemeliharaan yang paling optimal. Studi kasus penulisan ini dilakukan di TBBM Balongan dengan memfokuskan penelitian pada mesin pompa (main booster pump). Pemilihan mesin ini mempertimbangkan dari segi fungsi dan penggunaan, pemeliharaan, spare part dan harga mesin yang tinggi. Untuk mengetahui tingkat biaya pemeliharaan korektif digunakan alat analisis biaya yaitu dengan probabilitas kerusakan mesin dan rata – rata biaya kerusakan mesin dalam jangka waktu 1 (satu) tahun. Kemudian dengan rumus analisis biaya korektif diperoleh besarnya biaya pemeliharaan korektif pada tahun 2012. Sedangkan untuk mengetahui tingkat biaya pemeliharaan preventif terlebih dahulu dihitung probabilitas kerusakan mesin yang diperkirakan tiap bulan dan kemudian dihitung biaya total pemeliharaan korektif. Untuk analisis tersebut dibutuhkan data berupa jumlah kerusakan mesin, jumlah biaya pemeliharaan meliputi biaya pemeliharaan korektif dan jumlah biaya preventif. Dari perhitungan data hasil analisa, didapat minimum cost selama pemeliharaan yang menghemat biaya operasi. Pemeliharaan preventive pada main booster pump menghemat biaya operasional Rp. 3.751.796,- jika dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali atau sebesar 16% lebih hemat dibandingkan dengan corective maintanance sebesar Rp. 23.986.982. Dari masalah yang ditemukan tersebut, penulis mencoba mencari solusi dengan perbedaan perhitungkan biaya yang cukup besar dapat menjadi sebuah kebijakan untuk top manajemen dalam melaksanakan pemeliharaan mesin pompa. Kata kunci : pemompaan, pemeliharaan, pemeliharaan preventif, pemeliharaan korektif & biaya

Abstract

Maintenance is important due to the increasing awareness that maintenance of good will give a share to the company's performance, so that in the end will affect the success of a company as a whole. The purpose of this research is to know the maintenance optimization of pump which is applied by the company, the issue of the problems appeared in system maintenance and good preventive maintenance cost levels and further determine an alternative corrective maintenance activities the most optimal. A case study of the writing was done in Balongan TBBM by focusing research on pump machine (main booster pump). This machine considering elections in terms of functionality and use, maintenance, spare parts and the price of the machine is high. To find out the level of corrective maintenance costs cost analysis tools used by the probability of damage to the machine and the average cost of damage machine for a period of 1 (one) year. Then with corrective cost analysis formulas obtained the magnitude of corrective maintenance costs by 2012. As for knowing the level of preventive maintenance cost first calculated the probability of damage to the machine is estimated each month and then calculated the total cost of corrective maintenance. The data required for the analysis of the amount of damage to the machine, the amount of maintenance costs include the cost of corrective maintenance and total cost of preventative. In a result of an analysis data accounting in TBBM balongan, is got minimum cost during maintenance that manages operation cost. The preventive maintenance in main booster pump save operational costs Rp. 3.751.796,- if is held everyone six months or 16% more less than corrective

Page 2: Jurnal Analisa Pemeliharaan Main Booster Pump Untuk Meningkatkan Pemompaan BBM Di TBBM Balongan

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 2

maintenance Rp. 23.986.982,- Writer try to find a solution with a cost accounting distinction which is almost huge can become a policy to top management is held the pump machine maintenance. Key word : pumping,maintenance,preventive maintenance, corrective maintenance & cost

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya semua kegiatan operasional haruslah ditunjukan untuk menjamin terdapatnya kontinuitas dan koordinasi dalam kegiatan operasionalnya. Faktor pemeliharaan alat dan fasilitas (sarfas) operasional merupakan bagian yang sama pentingnya dengan bagian lainnya yang terdapat dalam top manajemen. Kegiatan pemeliharaan (maintenance) ini tidak dapat diabaikan begitu saja, karena sebagian besar kegiatan operasional menggunakan mesin.

PT. Pertamina (persero), dalam hal ini TBBM Balongan melakukan 3 (tiga) aktivitas dalam kegiatan operasionalnya. Tiga kegiatan itu adalah pertama penerimaan BBM dari Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan dan kapal tangker melalui jalur pipa & SPM (single point Moring). Kedua kegiatan penimbunan/inventory BBM yang ditimbun di dalam tangki timbun dengan kapasitas tertentu. Kemudian kegiatan ketiga penyaluran dengan mendistribusikannya ke Terminal BBM lainya seperti Cikampek melalui jalur 1 (satu) dan Jakarta melalui jalur 2 (dua) dan atau luar Jawa melaui kapal tanker via pipanisasi serta menggunakan mobil tangki menuju SPBU (Station Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) di wilayah III Cirebon.

Gambar 1.1 Flow Chart Operational TBBM Balongan

Mengingat semua kegiatan operasional dominan membutuhkan pompa sebagai media yang sangat vital, maka pemeliharaan terhadap pompa harus terlaksana dengan baik. Tanpa memperhatikan kegiatan pemeliharaan yang berarti secara tidak langsung telah menghilangkan asetnya, dalam jangka pendek memang seakan – akan dapat menekan biaya operasional karena tidak perlu mengeluarkan biaya pemeliharaan yang cukup besar. Namun dalam jangka panjang akan mengalami kesulitan dalam kegiatan operasionalnya karena mesin yang tidak terpelihara dengan baik akan mengalami banyak masalah seperti kerusakan, kemacetan bahkan mesin tidak dapat beroperasi sama sekali sehingga membutuhkan biaya yang sangat besar untuk memperbaikinya ataupun menggantinya dengan mesin yang baru. Dari dampak tersebut dapat mengganggu pemompaan BBM/BBK.

Melalui pelaksanaan pemeliharaan yang baik dan berkesinambungan maka sarana fasilitas (sarfas) Terminal BBM Balongan dapat dipergunakan sesuai dengan rencana, sehingga kegiatan pemompaan dapat berjalan lancar dan kemungkinan – kemungkinan kerusakan pada mesin yang terjadi dapat dikurangi bahkan dihindari sama sekali.

Mengingat pentingnya kegiatan pemeliharaan di Terminal BBM Balongan untuk menunjang kelancaran proses operasional pemompaan, maka hal inilah yang menjadi alasan penyusunan makalah

Page 3: Jurnal Analisa Pemeliharaan Main Booster Pump Untuk Meningkatkan Pemompaan BBM Di TBBM Balongan

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 3

dengan judul Analisa Pemeliharaan Main Booster Pump Dalam Meningkatkan Pemompaan BBM/BBK Di Terminal BBM Balongan. 1.2 Tujuan Penelitian Dari latar belakang di atas, tujuan dari penulisan ini adalah : 1.2.1 Mengetahui masalah yang dihadapi dalam melaksanakan pemeliharaan main booster pump di

TBBM Balongan. 1.2.2 Menganalisa cara pemecahan masalah yang timbul dalam melaksanakan pemeliharaan main

booster pump di Terminal BBM Balongan agar menjaga kelangsungan kegiatan operasional dengan menggunakan diagram Fish Bone Diagram.

1.2.3 Mengetahui manfaat yang diperoleh TBBM Balongan dalam melaksanakan pemeliharaan main booster pump tersebut setelah dilakukan analisa biaya pemeliharaan dengan menggunakan metode probabilitas.

1.3 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih mendalam

tentang manajemen operasional khususnya tentang pemeliharaan. Pun dapat memberikan masukan dan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan mengenai sistem pemeliharaan main booster pump khususnya untuk perusahaan agar lebih efektif dan efesien. Serta diharapkan berguna untuk yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai pemeliharaan main booster pump sehingga hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dan dijadikan salah satu bahan masukan ataupun bahan pertimbangan dalam kegiatan penelitian yang berkelanjutan. 1.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari studi lapangan kemudian dipadukan dengan studi pustaka sebagai landasan teori sehingga termasuk kedalam penelitian yang dapat diterapkan. Langkah – langkah penelitian :

• Menganalisa dan mengidentifikasi masalah. • Menetapkan tujuan penelitian. • Mengidentifikasi parameter penelitian. • Melakukan observasi lapangan dengan mengambil source yang ada. • Melakukan pengolahan data dan pemecahan masalah. • Penarikan kesimpulan terhadap hasil penelitian.

1.5 Pengumpulan Data Dalam penulisan ini hanya difokuskan pada pemompaan jalur 1 (satu) dimana pada salah satu

sarfas di jalur 1 (satu) sering mengalami breakdown khususnya pada main booster pump, sehingga kegiatan pemompaan BBM ke TBBM Cikampek belum optimal. Overview dari pemompaan jalur 1 (satu) terdiri dari 3 unit new suction booster pump, 4 unit gas turbine dan 3 unit main booster pump.

Gambar 1.2 Flow Chart Jalur 1

Page 4: Jurnal Analisa Pemeliharaan Main Booster Pump Untuk Meningkatkan Pemompaan BBM Di TBBM Balongan

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 4

Tabel 1.1 menunjukan matriks breakdown pada kegiatan jalur 1 selama bulan Januari 2012 hingga bulan Desember 2012

Tabel 1.1 Frekuensi breakdown sarfas kegiatan jalur 1 tahun 2012

Bulan Breakdown Mesin Pompa

Suction Booster pump Gas Turbine Main Booster Pump

Januari 1 - 1

Februari - - -

Maret - 1 -

April - - -

Mei - - -

Juni - - 1

Juli 1 - -

Augustus - 1 -

September - - 1

Oktober - - -

November - - -

Desember 1 - 2

Total 3 2 5 Sumber : Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan

Berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah breakdown, maka mesin pompa main booster pump adalah pompa yang paling sering mengalami kerusakan. Gambar 1.3 menunjukan histrogram frekuensi breakdown mesin pompa pada jalur 1 berdasarkan data tabel 1.1.

Cou

nt

Per

cent

PumpsCount

50,0 80,0 100,0

5 3 2

Percent 50,0 30,0 20,0

Cum %

Gas TurbinNew Suction Booster PumpMain Booster Pump

10

8

6

4

2

0

100

80

60

40

20

0

Pareto Chart of Pumps

Gambar 1.3 Diagram Pareto frekuensi breakdown mesin pompa pada jalur 1

Untuk menjaga sarfas tersebut yaitu main booster pump dan juga mesin – mesin lainnya agar tetap dapat beroperasi dengan baik dan tetap handal, TBBM Balongan melaksanakan kegiatan pemeliharaan sebagai berikut :

• Kegiatan pemeliharaan preventif (planed maintenance) • Kegiatan pemeliharaan korektif (unplaned maintenace)

Page 5: Jurnal Analisa Pemeliharaan Main Booster Pump Untuk Meningkatkan Pemompaan BBM Di TBBM Balongan

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 5

Kedua kegiatan ini bila dibandingkan secara teknis dan ekonomis maka kegiatan yang terencana jauh lebih baik. Oleh karena itu kegiatan pemeliharaan tidak terencana diusahakan dapat diminimalisir. 1.5.1 Kegiatan Pemeliharaan Preventif

Kegiatan pemeliharaan ini sebelumnya telah direncanakan baik dari segi waktu (time based), type pekerjaan spare part maupun pendukung lain. Kegiatan yang direncakan atau diterapkan di TBBM Balongan anatara lain :

• Pemeliharaan Rutin (Routine Maintenance) Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan terhadap sarfas yang dilakukan setiap hari dengan tujuan untuk memonitor atau mengetahui kondisi saat ini sehingga apabila ada gejala kerusakan atau penyimpangan dapat diketahui secara dini.

• Pemeliharaan Perkiraan (Predictive Maintenance) Kegiatan pemeliharaan ini merupakan salah satu sistem pemeliharan yang didasarkan pada kondisi saat ini (condition base). Sasaran dari predictive maintenance adalah untuk mengetahui gejala penyimpangan pada alat secara dini sehingga tidak terjadi mesin mati karena breakdown terutama pada alat – alat yang beroperasi secara single run.

• Semi Overhaul Kegiatan pemeliharaan ini dilakukan dengan cara memeriksa bagian internal dan mengganti part tertentu yang penting. Sasaran dari tindakan pemeliharaan ini adalah untuk mengembalikan kondisi alat ke keadaan semula. Tindakan pemeliharaan ini dilakukan berdasarkan waktu (time base), jadi secara periodik alat dalam kondisi baik maupun tidak dioperasikan dilakukan semi overhaul.

Dalam 1 (satu) bulan TBBM Balongan harus mengeluarkan biaya pemeliharaan terencana mesin pompa sebesar :

Tabel 1.2 Asumsi Biaya Pemeliharaan Terencana per-bulan tahun 2012

No Jenis Pekerjaan Pelaksana Asumsi Biaya/perbulan

1 Main Booster Pump No 1 Kap. 1355 hp PT. Adikari Wisesa Rp 3.571.000

2 Main Booster Pump No 2 Kap. 1355 hp PT. Adikari Wisesa Rp 3.571.000

3 Main Booster Pump No 3 Kap. 1355 hp PT. Adikari Wisesa Rp 3.571.000

Total Rp 10.713.000 Sumber : Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan

Dari tabel 1.2 total biaya pemeliharaan terencana yang harus dikeluarkan oleh TBBM Balongan untuk main booster pump setiap bulannya adalah Rp. 10.713.000,- 1.5.2 Kegiatan Pemeliharaan Korektif

Perbaikan pemeliharaan korektif merupakan tindakan pemeliharaan pada sarfas karena alat tersebut mengalami kerusakan baik yang sifatnya mendadak atau termonitor. Perbaikan yang dilakukan adalah kerena adanya kerusakan yang terjadi karena faktor – faktor lain yang membuat mesin tersebut rusak. Maksud dari tindakan ini adalah agar mesin ataupun sarfas tersebut dapat dipergunakan kembali dalam proses operasional, sehingga kegiatan pemompaan BBM/BBK dapat berjalan lancar tanpa adanya hambatan.

Biaya pemeliharaan korektif yang harus dikeluarkan oleh TBBM Balongan untuk main booster pump adalah :

Tabel 1.3 Asumsi Biaya Pemeliharaan Korektif per-bulan tahun 2012

No Jenis Perbaikan Bulan Pelaksa Biaya

1 Penggantian Spare Part Pada General Overhaul MBP No. 3 Caterpillar 3512

Januari PT. Adikari Wisesa 40.929.579

2 Penggantian Spare Part Kebutuhan Rutin Perawatan Dan Perbaikan MBP Juni PT. Adikari Wisesa 26.629.167

Page 6: Jurnal Analisa Pemeliharaan Main Booster Pump Untuk Meningkatkan Pemompaan BBM Di TBBM Balongan

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 6

No Jenis Perbaikan Bulan Pelaksa Biaya

3 Perbaikan / Penggantian Exhaust Engine MBP 3

September PT. Adikari Wisesa 4.156.260

4 Jasa Overhaul General (Major) Overhaul MBP No.3 Caterpillar

Desember PT. Adikari Wisesa 17.870.417

5 Penggantian Spare Part Rutin Engine Main Booster Pump (MBP)

Desember PT. Adikari Wisesa 2.607.917

Total 65.564.172 Sumber : Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan

Dari tabel tersebut total biaya pemeliharaan korektif untuk main booster pump yang harus dikeluarkan oleh TBBM Balongan adalah sebesar Rp. 65.564.172,- 1.6 Pengolahan Data 1.6.1 Sistem Existing Maintenance

TBBM Balongan merupakan salah satu unit objek vital yang menyalurkan BBM/BBK untuk kebutuhan Jabotabek dimana media tranfer yang digunakan yaitu pompa. Jika terjadi kerusakan pada salah satu mesin pompa maka proses operasional pemompaan akan terhambat.

Sistem maintenance yang diterapkan TBBM Balongan pada saat ini adalah berdasarkan konsep preventif namun pada implementasinya korektif maintenance tetap ada. Dengan konsep tersebut, tingkat kerusakan mesin yang terjadi pada mesin main booster pump masih tinggi sehingga kinerja pompa menjadi turun jika intensitas kerusakan sering terjadi. Karena media pompa merupakan objek vital yang digunakan dalam proses operasional pendistribusian BBM/BBK, maka dengan tingginya jumlah breakdown mesin tersebut dapat menimbulkan kerugian. Gambar 1.4 menggambarkan hubungan sebab akibat terhadap kondisi sistem pemeliharaan yang ada sekarang.

Sistem

Existing

Maintenance

Env ironment

Measurements

Methods

Material

Machines

Personnel

K urang koordinasi

K urang kepedulian

P elatihan y ang kurang

T ingkat kerusakan tinggi

K erusakan m esin

P engadaan y ang lam a

S pare part

T idakm em perhitungkankehandaran m esin

T idak m em perhatikankondisi m esin setiaphari

K ebijakanP em eliharaan

K ajian biay apemeliharaan

P encem aran

O perasi prosesdengan suhu tinggi

P anas

Fishbone Sistem Maintenance TBBM Balongan

Gambar 1.4 Fishbone Sistem Maintenance TBBM Balongan

1.6.2 Analisa Efesiensi Antara Pemeliharaan Terencana Dengan Pemeliharaan Korektif Terdapat 2 (dua) alternatif kebijakan pemeliharaan mesin dalam menghadapi masalah biaya

pemeliharaan dan perbaikan yaitu : 1. Menerapkan kebijakan pemeliharaan korektif, dimana perbaikan atau penyetelan dilaksanakan

hanya setelah terjadinya kerusakan mesin. 2. Menerapkan kebijakan pemeliharaan preventif, dimana pemeliharaan dan penyetelan terhadap

sarfas dilakukan pada akhir periode yang telah ditetapkan.

Page 7: Jurnal Analisa Pemeliharaan Main Booster Pump Untuk Meningkatkan Pemompaan BBM Di TBBM Balongan

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 7

Untuk memilih alternatif pemeliharaan yang lebih efesien untuk mesin main booster pump dapat digunakan metode probabilitas, dengan menghitung biaya pemeliharaan mesin main booster pump. Setelah biaya pemeliharaan mesin tersebut dihitung, maka dapat diketahui biaya yang paling murah dan efesien.

Biaya yang dihitung dalam analisis ini adalah biaya untuk melaksanakan kebijakan pemeliharaan terencana (preventive) dengan biaya untuk melaksanakan kebijakan pemeliharaan korektif. Setelah itu dari hasil biaya perhitungan tersebut, perusahaan akan mengetahui biaya pemeliharaan mesin main booster pump yang paling rendah dan kebijaksanaan pemeliharaan mesin mana yang akan diterapkan untuk selanjutnya. Untuk melakukan perhitungan tersebut perlu diketahui besarnya biaya pemeliharaan terencana serta pemeliharaan korektif.

Berdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya, dalam 1 (bulan) TBBM Balongan harus mengeluarkan biaya pemeliharaan terencana (preventive) untuk mesin 3 unit main booster pump adalah Rp. 10.713.000,- Sedangkan biaya perbaikan (overhaul/breakdown) yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mesin 3 unit main booster pump adalah Rp. 65.564.172,- Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi dan membandingkan besarnya biaya jika mengambil kebijakan pemeliharaan korektif dan atau jika mengambil kebijakan pemeliharaan preventif. 1.6.2.1 Kebijakan Pemeliharaan Korektif

Berikut data breakdown/kerusakan dan probalilitas mesin main booster pump dalam bentuk tabel :

Tabel 1.4 Perhitungan Untuk Mencari Jumlah Bulan yang Diperkirakan antara Kerusakan

Bulan Main Booster Pump

Breakdown Probabilitas terjadinya kerusakan (Pi) iPi Januari 1 0,2 0,2

Juni 1 0,2 1,2

Juli - - -

Augustus - - -

September - - -

Oktober 1 0,2 2

November - - -

Desember 2 0,4 4,8

Total 5 1 8,2 Sumber : Pengolahan Data dari Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan

Perhitungan pada tabel 1.4 di atas adalah untuk mencari jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan – kerusakan pada mesin main booster pump sebelum mengalami kerusakan. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut :

Jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan – kerusakan = Ʃ (bulan terjadinya kerusakan setelah pemeliharaan (i) x probabilitas terjadinya kerusakan (Pi)

Jadi berdasarkan perhitungan pada tabel 1.4 diketahui bahwa jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan – kerusakan (rata – rata umur) pada mesin main booster pump adalah 8,2 bulan sebelum rusak.

Biaya bulanan total kebijaksanaan (TCr) dapat ditentukan dengan pembagian biaya overhaul semua mesin (N) dengan jumlah yang diperkirakan antara kerusakan – kerusakan. Kebijaksanaan pemeliharaan korektif dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

TCr= Jumlah Mesin X Biaya Perbaikan Per-Mesin

Jumlah Bulan Yang Diperkirakan Antara Kerusakan - Kerusakan

Page 8: Jurnal Analisa Pemeliharaan Main Booster Pump Untuk Meningkatkan Pemompaan BBM Di TBBM Balongan

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 8

Jadi biaya total kebijaksanaan pemeliharaan korektif untuk 3 unit mesin main booster pump adalah sebagai berikut :

� 1.6.2.2 Kebijakan Pemeliharaan Preventif

Kebijakan ini terdiri dari 12 (dua belas) sub kebijakan, dimana setiap sub kebijaksanaan berhubungan dengan jumlah bulan tertentu antar operasi – operasi pemeliharaan. Dalam hal ini harus ditentukan biaya program pemeliharaan terencana yang meliputi pemeliharaan setiap 1 (satu) bulan, setiap 2 (dua) bulan, setiap 3 (tiga) bulan dan seterusnya sampai 12 (dua belas) bulan. Untuk melakukannya jumlah kerusakan total alternatif dihitung terlebih dahulu.

Rumus – rumus yang dipergunakan dalam menghitung biaya pemeliharaan terencana (preventive) adalah :

Bn = N +B(n-1).P1+ B(n-1).P1+ B(n-2).P2+ B(n-3).P3+ B1.P(n-1) Keterangan : Bn = perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam n bulan N = jumlah mesin Pn = probabilitas mesin rusak dalam periode n

Maka perhitungan pemeliharaan preventive untuk mesin main booster pump adalah sebagai berikut :

• Jika, n = 1 B1 = NP1 = 3.0,2 = 0,6 mesin

• Jika, n = 2 B2 = N(P1+P2)+B1.P1 = 3(0,2+0)+(0,6.0,2) = 0,72 mesin

• Jika, n = 3 B3 = N(P1+P2+P3)+B2.P1+B1.P2 = 3(0,2+0+0) + ((0,72.0,2)+(0,6.0)) = 0,744 mesin

• Jika, n = 4 B4 = N(P1→+P4)+B3.P1→+B1.P3

= 3(0,2+0+0)+((0,74.0,2)+(0,6.0)) = 0,7488 mesin

• Jika, n = 5 B5 = N(P1→+P5)+B4.P1→+B1.P4 = 3(0,2→+0)+((0,75.0,2)→+(0,6.0)) = 0,74976 mesin

• Jika, n = 6 B6 = N(P1→+P5)+B5.P1→+B1.P5 = 3(0,2→+0)+((0,75.0,2)→+(0,6.0)) = 0,1799424 mesin

• Jika, n = 7 B7 = N(P1→+P6)+B6.P1→+B1.P6 = 3(0,2→+0,2)+((0,18.0,2)→+(0,6.0,2)) = 1,35598848 mesin

• Jika, n = 8 B8 = N(P1→+P7)+B7.P1→+B1.P7 = 3(0,2→+0)+((1,36.0,2)→+(0,6.0)) = 2,39119769 mesin

• Jika, n = 9 B9 = N(P1→+P8)+B8.P1→+B1.P8 = 3(0,2→+0)+((2,39.0,2)→+(0,6.0)) = 1,82703953 mesin

• Jika, n = 10 B10 = N(P1→+P9)+B9.P1→+B1.P9 = 3(0,2→+0)+((1,83.0,2)→+(0,6.0)) = 2,31516790 mesin

• Jika, n = 11 B11 = N(P1→+P10)+B10.P1→+B1.P10 = 3(0,2→+0,2)+((2,32.0,2)→+(0,6.0,2)) = 2,53298558 mesin

• Jika, n = 12 B12 = N(P1→+P11)+B11.P1→+B1.P11 = 3(0,2→+0)+((2,53.0,2)→+(0,6.0)) = 3,68658559 mesin

( 3 x Rp. 65.564.172,-)

8,2 = Rp. 23.986.982,-

Page 9: Jurnal Analisa Pemeliharaan Main Booster Pump Untuk Meningkatkan Pemompaan BBM Di TBBM Balongan

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 9

Perhitungan mengenai keseluruhan nilai ekspektasi kerusakan mesin tiap n-bulan, rata – rata mesin per-bulan, biaya perbaikan kerusakan mesin per-bulan, biaya pemeliharaan terencana (preventive) per-bulan dan total pemeliharaan per-bulan dapat dilihat pada tabel 1.5 untuk mesin main booster pump.

Tabel 1.5 Perhitungan Biaya Pemeliharaan Terencana Dalam 12 (dua belas) Bulan Periode Pemeliharaan Yang Berbeda

(a) (b) (c) (d) (e) (f) Perkiraan Preventif

Per n-Bulan

Jumlah Kerusakan

Yang Diperkirakan

Dalam n-Bulan

Jumlah Rata-Rata Kerusakan Per-Bulan

Biaya Breakdown Yang

Diperkirakan Per-Bulan

Biaya Preventif Yang

Diperkirakan Per-Bulan

Biaya Sub Kebijakan

Pemeliharaan n Preventif Yang Diperkirakan

(a) (b) (c) = (b)/(a) (d) = (c) x Rp. 65.564.172

(e) = (1/a) x Rp. 10.713.000 (f) = (e)+(d)

1 0,6 0,6 Rp 39.338.503 Rp 10.713.000 Rp 50.051.503

2 0,72 0,36 Rp 23.603.102 Rp 5.356.500 Rp 28.959.602

3 0,744 0,248 Rp 16.259.915 Rp 3.571.000 Rp 19.830.915

4 0,7488 0,1872 Rp 12.273.613 Rp 2.678.250 Rp 14.951.863

5 0,74976 0,149952 Rp 9.831.479 Rp 2.142.600 Rp 11.974.079

6 0,1799424 0,029990 Rp 1.966.296 Rp 1.785.500 Rp 3.751.796 7 1,35598848 0,193712 Rp 12.700.609 Rp 1.530.429 Rp 14.231.037

8 2,39119769 0,298899 Rp 19.597.112 Rp 1.339.125 Rp 20.936.237

9 1,82703953 0,203004 Rp 13.309.815 Rp 1.190.333 Rp 14.500.148

10 2,31516790 0,231516 Rp 15.179.207 Rp 1.071.300 Rp 16.250.507

11 2,53298558 0,230271 Rp 15.097.555 Rp 973.909 Rp 16.071.464

12 3,68658559 0,307215 Rp 20.142.328 Rp 892.750 Rp 21.035.078 Sumber : Pengolahan Data dari Fungsi Layanan Jasa Pemeliharaan TBBM Balongan

Pada tabel 1.5 dapat diketahui bahwa total biaya pemeliharaan yang paling rendah (minimum) adalah Rp. 3.751.796,- untuk mesin main booster pump jatuh pada bulan ke 6 (enam). Dengan menggunakan metode probabilitas dapat dilihat bahwa sebaiknya TBBM Balongan melakukan kebijakan pemeliharaan terencana (preventive) setiap 6 (enam) bulan sekali untuk mesin main booster pump, karena jauh lebih efesien jika dibandingkan dengan pemeliharaan korektif yaitu Rp. 20.235.096 (Rp. 23.986.982 - Rp. 3.751.796) sekitar 16% lebih ekonomis jika menerapkan pemeliharaan terencana (preventive).

1.7 Kesimpulan dan Saran Dari hasil pengolahan data dan analisa pemeliharaan mesin pompa yang telah dilakukan pada

bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut : • Mesin dengan tingkat kerusakan tertinggi adalah mesin main booster pump dengan tingkat

persentase sebesar 50% dari keseluruhan mesin pada jalur 1. • Subsistem kebijakan pemeliharaan preventif setelah diolah dengan metode probabilitas

pelaksanaan pemeliharaan tersebut dengan minimum cost dilaksanakan pada bulan ke 6 (enam). • Persentase selisih biaya antara pemeliharaan preventif dan pemeliharaan korektif adalah 16%

(Rp. 20.235.096) untuk biaya pemeliharaan preventif sebesar Rp. 3.751.796,- sedangkan biaya pemeliharaan korektif sebesar Rp. 23.986.982,-

Page 10: Jurnal Analisa Pemeliharaan Main Booster Pump Untuk Meningkatkan Pemompaan BBM Di TBBM Balongan

Makalah | Jurusan Teknik Industri Universitas Mercubuana - 2013 10

Setelah melakukan penelitian dan analisa di TBBM Balongan, diharapkan dapat dijadikan masukan bagi perusahan. Saran – saran yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan adalah sebagai berikut :

• Setelah dilakukan analisa biaya pemeliharaan sebaiknya perusahaan melakukan kebijakan pemeliharaan terencana (preventif) setiap 6 (enam) bulan sekali untuk mesin main booster pump karena biaya pemeliharaan sangat rendah.

• Perusahaan harus memberikan pendidikan dan pelatihan khusus kepada teknisi - teknisunya maupun operator agar knowlage pekerja tidak hanya bisa mengoperasikan namun memperbaiki secara dini jika ditemukan ketidaksesuai pada mesin.

• Perbaikan terus menerus (Continuous Improvement) untuk mengatasi breakdown di berbagai proses operasional perlu dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan untuk lebih meningkatkan dan kehandalan mesin.

Referensi [1] Afif, Abu. 12 Desember 2008. Teori Dasar Pompa Sentrifugal, (online),

(http://www.agussuwesono.com/artikel/mechanical/65-teori-dasar-pompa-sentrifugal.html), diakses 3 Oktober 2011.

[2] Assauri, Sofyan, 2004, Manajemen Produksi dan Operasi, edisi revisi, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

[3] Corder, Anthony, 1992, Teknik Manajemen Pemeliharaan, ter, K. Hadi. Erlangga, Jakarta [4] Daryus, Asyari, 2007, Diktat Manajemen Pemeliharaan Mesin, Universitas Darma Persada –

Jakarta. [5] Dhillon, B.S, 2006. Maintainability, Maintenance, and Reliability for Engineers, Taylor &

Francis, Boca Raton. [6] Hani Handoko, T, 2000, Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1, BPFE

Yokyakarta. [7] Heizer, Jay and Barry Render, 2001, Operation Management, 6th edition, Prentice-Hall Inc,

New Jersey. [8] Mobley, R. Keith, 2002. An introduction to predictive maintenance, 2nd ed, butterworth-

heinemann, USA. [9] Sularso, Haruo Tahara, Pompa dan Kompressor : Pemilihan, Pemakaian dan Perawatan. PT.

Pradnya Paramita, Jakarta 2000. [10] Tampubolon, P. Manahan, 2004, Manajemen Operasional, edisi pertama, Ghalia Indonesia.