jurnal air (wawan)

15
PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia coli PADA DEPO AIR MINUM ISI ULANG DI DESA KOPELMA KECAMATAN SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH Gunawan Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh ABSTRAK Air adalah materi esensial di dalam kehidupan, tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik yang sering menginfeksi melalui minuman dan makanan yang tidak dimasak dengan temperature tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan bakteri Escherichia coli pada depo air minum isi ulang di desa Kopelma kecamatan Syiah Kuala kota Banda Aceh. Subyek penelitian adalah air minum isi ulang pada depo yang terdapat di desa Kopelma kecamatan Syiah Kuala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekskriptif observatif. Key word: Air minum isi ulang, Bakteri Escherichia coli PENDAHULUAN Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum, sehingga

Upload: aanyogi

Post on 25-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

MIKROBORGANISME AIR

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal AIR (Wawan)

PEMERIKSAAN BAKTERI Escherichia coli PADA DEPO AIR MINUM ISI ULANG DI DESA KOPELMA KECAMATAN SYIAH KUALA KOTA

BANDA ACEH

GunawanFakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala

Darussalam, Banda Aceh

ABSTRAK

Air adalah materi esensial di dalam kehidupan, tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang

tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif

anaerob, kemoorganotropik yang sering menginfeksi melalui minuman dan makanan yang tidak

dimasak dengan temperature tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan

bakteri Escherichia coli pada depo air minum isi ulang di desa Kopelma kecamatan Syiah Kuala

kota Banda Aceh. Subyek penelitian adalah air minum isi ulang pada depo yang terdapat di desa

Kopelma kecamatan Syiah Kuala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dekskriptif observatif.

Key word: Air minum isi ulang, Bakteri Escherichia coli

PENDAHULUAN

Air merupakan salah satu sumber

daya alam yang memiliki fungsi sangat

penting bagi kehidupan dan perikehidupan

manusia, serta untuk memajukan

kesejahteraan umum, sehingga merupakan

modal dasar pembangunan dan komponen

lingkungan hidup yang sangat penting bagi

kelangsungan hidup. Menurut Departemen

Kesehatan (1994), di Indonesia rata-rata

keperluan air adalah 60 liter per kapita,

meliputi : 30 liter untuk keperluan mandi, 15

liter untuk keperluan minum dan sisanya

untuk keperluan lainnya. Untuk negara-

negara yang sudah maju, ternyata jumlah

tersebut sangat tinggi.

Tantangan yang sangat berat

dihadapi dalam masalah mengolah air

adalah karena semakin meningkat dan

tingginya pencemaran yang memasuki

badan air. Pencemaran tersebut dapat berasal

dari Sumber domestik (terdiri dari rumah

Page 2: Jurnal AIR (Wawan)

tangga) dan sumber non-domestik (terdiri

dari kegiatan pabrik, industri, pertanian).

Air minum isi ulang (AMIU)

menjadi solusinya. Air minum yang bisa

diperoleh di depo-depo tersebut harganya

bisa sepertiga dari produk air minum dalam

kemasan yang bermerek. Karena itu banyak

rumah tangga beralih pada layanan ini. Hal

inilah yang menyebabkan depo-depo air

minum isi ulang bermunculan. Keberadaan

depo air minum isi ulang terus meningkat

sejalan dengan dinamika keperluan

masyarakat terhadap air minum yang

bermutu dan aman serta layak untuk

dikonsumsi. Meski lebih murah, tidak semua

depo air minum isi ulang terjamin keamanan

produknya. Hasil pengujian laboratorium

yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan

Makanan (POM) atas kualitas depo air

minum isi ulang di Jakarta (Kompas, 2009)

menunjukkan adanya cemaran mikroba.

Berdasarkan Keputusan Menteri

Kesehatan No.1997/2002 tentang Syarat-

syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum,

pengawasan mutu air pada depo air minum

menjadi tugas dan tanggung jawab dinas

kesehatan kabupaten/kota. Menurut

Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002,

bahwa air minum yang dikonsumsi

masyarakat harus memenuhi persyaratan

kesehatan kualitas air minum. Persyaratan

kualitas air minum yang dimaksud meliputi

persyaratan bakteriologis, kimiawi,

radioaktif dan fisik.

Bakteri coliform adalah bakteri

indikator keberadaan bakteri patogenik lain.

Lebih tepatnya, bakteri coliform fekal

adalah bakteri indikator adanya pencemaran

bakteri patogen. Penentuan coliform fekal

menjadi indikator pencemaran dikarenakan

jumlah koloninya pasti berkorelasi positif

dengan keberadaan bakteri patogen. Selain

itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah,

cepat, dan sederhana daripada mendeteksi

bakteri patogenik lain. Contoh bakteri

coliform adalah, Esherichia coli dan

Entereobacter aerogenes. Coliform adalah

indikator kualitas air. Makin sedikit

kandungan coliform, artinya, kualitas air

semakin baik. Standar Air Minum, menurut

standar WHO semua sampel tidak boleh

mengandung E. coli dan sebaiknya juga

bebas dari bakteri coliform. Standar WHO,

dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel

tidak boleh mengandung coliform dalam

100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung

E. coli dalam 100 ml.

E. coli jika masuk ke dalam saluran

pencernaan dalam jumlah banyak dapat

membahayakan kesehatan. Walaupun E. coli

merupakan bagian dari mikroba normal

Page 3: Jurnal AIR (Wawan)

saluran pencernaan, tapi saat ini telah

terbukti bahwa galur-galur tertentu mampu

menyebabkan gastroeritris taraf sedang

hingga parah pada manusia dan hewan.

Sehingga, air yang akan digunakan untuk

keperluan sehari-hari dapat menimbulkan

penyakit infeksius.

Di daerah Darussalam tepatnya Desa

Kopelma, terdapat Universitas Syiah Kuala

yang terkenal dengan semboyan Jantong

Hatee Rakyat Atjeh. Di kawasan tersebut

banyak terdapat rumah-rumah sewa ataupun

asrama-asrama mahasiswa serta masyarakat

yang bermukim tersebut yang setiap harinya

mengkonsumsi air minum isi ulang yang

diperoleh dari depo-depo pengisian air

minum isi ulang di kawasan tersebut. untuk

mendapat gambaran yang jelas mengenai

kualitas air minum khususnya kandungan

bakteri Escherichia coli (fecal coli) dalam

air minum dari depo air minum yang telah

tersedia, maka perlu dilakukan suatu

penelitian tentang kualitas air minum yang

berasal dari depo air minum isi ulang di

kawasan tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

Air

Definisi Air

Air merupakan kebutuhan pokok

dalam kehidupan manusia. Air menjadikan

manusia sehat, namun air juga dapat

berpotensi sebagai media penularan

penyakit, keracunan, dan hal lain

sebagainya. Menurut Raini (2004), air

merupakan salah satu materi alam yang

sangat vital dalam kehidupan manusia dan

digunakan masyarakat dalam berbagai

kegiatan sehari-hari, termasuk kegiatan

rekreasi, olahraga, industri, perikanan,

peternakan, pertania, pertambangan, dan

lainnya. Pertambahan jumlah penduduk

pada umumnya mengakibatkan kenaikan

dalam kebutuhan air bersih.

Permasalahan air

Banyak negara saat ini menghadapi

masalah kesehatan masyarakat yang terkait

dengan degradasi kualitas air. Berkurangnya

penyediaan air bersih disebabkan buruknya

sistem drainase dan sanitasi, serta kurang

memadainya pengelolaan sumber daya air

dan lingkungan. Saat ini sungai-sungai yang

mengalir menjadi tempat pembuangan

sampah, limbah industri, serta limbah rumah

tangga. Beberapa sungai telah mengalami

pendangkalan dan penyempitan, disamping

itu bantaran sungai sudah penuh dengan

pemukiman sehingga sungai tidak dapat lagi

diandalkan sebagai sumber air bersih. Di

Page 4: Jurnal AIR (Wawan)

kota-kota besar pasokan air bersih berkurang

sampai 40% oleh berbagai sebab, mulai dari

pencemaran sampai kurang baiknya fasilitas

air yang tersedia. Mahalnya air bersih

menyebabkan banyak penduduk sulit

memenuhi kebutuhan air bersih.

Menurunnya kualitas air dapat menyebabkan

penyebaran berbagai penyakit baik yang

menular maupun tidak menular.

Kontaminasi Air

Sumber air untuk keperluan rumah

tangga khususnya sebagai air minum,

memasak, mandi dan mencuci biasanya

dipergunakan air yang berasal dari PDAM,

sumur pompa, sumur terbuka, sumur artesis,

kolam, mata air, dan lain-lain. agar aman

dan bebas dari bakteri patogen, air untuk

minum harus dimasak sampai mendidih.

Dalam era globalisasisaat ini dimana ibu-ibu

rumah tangga yang bekerja di luar rumah

terutama mahasiswa kost ingin mencari

lebih praktis dengan menggunakan air

minum tanpa dimasak. Di Indonesia sebagai

akhibat penggunaan air minum yang tidak

memenuhi syarat kesehatan, tiap tahun

diperkirakan lebih dari 3,5 juta anak di

bawah usia tiga tahun terserang penyakit

saluran pencernaan dan diare dengan jumlah

kematian 3% atau 105.000 jiwa.

Semua sumber air secara alami telah

terkontaminasi karena air merupakan pelarut

yang universal. Sumber kontaminasi air

yang bertanggung jawab terhadap

penyebaran penyakit infeksi yang paling

sering adalah feses manusia. Banyaknya

kontaminan dalam air memrlukan standar

tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air

yang terkontaminasi oleh bakteri patogen

saluran pencernaan sangat berbahaya untuk

diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan

penemuan mikroorganisme yang ada dalam

feses manusia atau hewan. Ada beberapa

organisme yang termasuk kategori ini, yaitu

bakteri E.coli, Coliform, Enterococcus

faecalis, clostridium sp.

Indikator Sanitasi

Salah satu indikator sanitasi air dan

makanan adalah bakteri coliform. Salah

satunya adalah E.coli. Bakteri yang

keberadaannya dalam pangan menunjukkan

bahwa air atau makanan tersebut pernah

tercemar oleh feses manusia atau hewan

berdarah panas. Bakteri-bakteri indikator

sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim

terdapat dan hidup pada usus manusia. Jadi,

adanya keberadaan bakteri tersebut pada air

atau makanan menunjukkan bahwa dalam

satu atau lebih tahap pengolahan air atau

makanan pernah mengalami kontak dengan

Page 5: Jurnal AIR (Wawan)

feses yang berasal dari usus manusia

atauhewan berdarah panas. Coliform

merupakan suatu grup bakteri yang

digunakan sebagai indikator adanya polusi

kotoran dan kondisi yang tidak baik

terhadap air, makanan, susu, dan produk-

produk susu, adanya bakteri coliform di

dalam makanan atau minuman menunjukkan

adanya mikroba ikutan yang bersifat

enteropatogenik dan toksigenik yang

berbahaya bagi kesehatan. Berdasarkan

Standar Nasional Indonesia (SNI), syarat

tidak boleh terdapat coliform dalam 100 ml

air minum. Pada air bukan untuk minum

umumnya terdapat perbedaan persyaratan

coliform dan E.coli. syarat untuk air kolam

renang (Primary Contact Water) dengan

kandungan coliform < 2,4 x 103, tetapi

syarat E.coli tentunya lebih ketat, yaitu < 1 x

103 dalam 100 ml air.

Air minum isi ulang

Perkembangan bisnis air minum isi

ulang menciptakan peluang bisnis bagi

pengusaha kecil dan menengah, namun

dengan adanya temuan bakteri, aspek

regulasi dan penerapannya menjadi isu yang

kritikal. Depo-depo air minum isi ulang

yang tidak memenuhi persyaratan kualitas

harus memperbaiki proses produksi dan

kondisi sanitasinya. Dari hasil studi

diketahui bahwa 16 persen dari sampel air

depo isi ulang yang diperiksa tidak

memenuhi persyaratan SNI 01-3553-1996

tentang bakteri E.coli. Temuan ini

berdasarkan pada hasil analisis laboratorium

ditemukan 16 % dari 120 sampel air minum

isi ulang di 10 kota besar Indonesia (Jakarta,

Tangerang, Bekasi, Bogor, Cikampek,

Medan, Denpasar, Yogyakarta, Semarang,

dan Surabaya) terkontaminasi bakteri

coliform diantaranya E.coli. Meski jenis

bakteri ini tidak menimbulkan penyakit

tertentu secara langsung, tetapi

keberadaannya di dalam air minum

menunjukkan tingkat sanitasi yang rendah.

Proses Pengolahan Air

Proses pengolahan air bersih menjadi

air minum pada prinsipnya adalah proses

pengendapan, filtrasi (penyaringan) dan

disinfeksi. Proses filtrasi dimaksudkan

selain untuk memisahkan kontaminan

tersuspensi yang memisahkan campuran

yang berbentuk koloid termasuk

mikroorganisme dari dalam air sedangkan

disinfeksi dimaksudkan untuk membunuh

mikroorganisme yang tidak tersaring

sebelumnya. Proses pengendapan dimana air

yang di proses ini terlebih dahulu ditampung

di wadah sementara berupa tangki atau bak,

kemudian untuk beberapa waktu tertentu di

Page 6: Jurnal AIR (Wawan)

diamkan sampai terbentuk endapan.

Sehingga air dapat diambil tanpa diikuti

dengan endapan.

Proses menghilangkan atau

mengurangi kandungan bakteri pada air

minum isi ulang ada beberapa tahap

penyaringan. Air baku (air bersih)

dilewatkan melalui tabung yang berisi pasir

silika (Si), Karbon (C), Mangan (Mn) dan

Kalsium (Ca), penyaringan selanjutnya

dilakukan dengan menggunakan mikro filter

dengan berbagai ukuran mulai dari 10 µm

sampai 0,1 µm. Proses penyaringan ini

dilakukan selain untuk menghilangkan

bakteri, juga untuk menghilangkan logam

berat. Michael, dkk. (1988) menyatakan

bahwa setelah pengendapan dan filtrasi air

tersebut diklorinisasi untuk mematikan

mikroorganisme yang masih tertinggal.

Dosis klor yang digunakan sebanyak 0,2

sampai 1,0 mg klor bebas per liter.

Depo Air Minum Isi Ulang

Depo air minum isi ulang sebenarnya

tidak ada bedanya sedikitpun dengan usaha

lain dalam hal kewajiban perizinan. Tidak

ada pengecualian dan keistimewaan bagi

pengusaha depo air minum isi ulang di

hadapan pemerintah daerah, semua usaha

apapun wajib memiliki perizinan. Perizinan

yang dimaksud antara lain adalah memiliki

hasil test laboratorium, izizn operasional

dari dinas kesehatan kota, izin gangguan dan

mempunyai tanda daftar industri.

2. Escherichia coli

Sejarah

Escherichia coli pertama kali

diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman,

Theodor Escherich dalam studinya

mengenai sistem pencernaan pada bayi

hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan

organisme ini sebagai komunitas bakteri coli

dengan membangun segala perlengkapan

patogenitasnya di infeksi saluran

pencernaan. Nama “Bacterium Coli” sering

digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika

Castellani dan Chalames menemukan genus

Escherichia dan menyusun tipe spesies E.

coli. Bakteri ini termasuk ke dalam family

Enterobacteriaceae.

Morfologi E. coli

Escherichia coli merupakan bakteri

fakultatif anaerob, kemoorganotropik,

mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan

respirasi tetapi pertumbuhannya paling

sedikit banyak di bawah keadaan anaerob.

Pertumbuhan yang baik pada suhu optimal

37°C pada media yang mengandung 1%

peptone sebagai sumber karbon dan

nitrogen. Escherichia coli

memfermentasikan laktosa dan

Page 7: Jurnal AIR (Wawan)

memproduksi indol yang digunakan untuk

mengidentifikasikan bakteri pada makanan

dan air. Escherichia coli berbentuk besar (2-

3 mm), circular, konveks dan koloni tidak

berpigmen pada nutrient dan media darah.

Escherichia coli dapat bertahan hingga suhu

60°C selama 15 menit atau pada 55°C

selama 60 menit.

Pada uji indol bereaksi positif, tidak

tumbuh pada media yang mengandung

citrate, biasanya tidak menghasilkan H2S

dan pada uji Voges-Proskauer hasilnya

negatif. Pada uji merah metal hasilnya

positif karena bakteri ini mampu

menurunkan pH perbenihan sampai 4,5.

Bakteri ini dapat tumbuh pada temperatur 8

ºC - 48 ºC, tergantung pada strain dan media

yang digunakan.

Infeksi

Infeksi E. coli sering terjadi biasanya

melalui minuman dan makanan yang tidak

dimasak dengan temperature tinggi. E. coli

merupakan flora normal dalam usus seluruh

hewan termasuk manusia. Dalam keadaan

aerob, E. coli merupakan jenis dominan

yang ditemukan di dalam feses. Dalam

keadaan normal E. coli memiliki fungsi

yang sangat penting dalam tubuh seperti

menekan pertumbuhan dari beberapa bakteri

patogen dan mensintesis sejumlah vitamin.

Metabolisme

Dalam proses metabolisme, E. coli

menguraikan laktosa menjadi glukosa dan

galaktosa dengan bantuan enzim β-

galaktosidase, β-galaktosidase selanjutnya

menguraikan etanol dan karbondioksida.

Laktosa broth merupakan suatu media yang

digunakan untuk mendeteksi kehadiran

Coliform dalam air, makanan dan produk

susu. Laktosa menyediakan sumber

karbohidrat yang dapat difermentasi untuk

pertumbuhan bakteri E. coli. Pembentukan

gas dalam media laktosa broth yang

tertampung dalam tabung Durham dijadikan

indikator adanya pertumbuhan bakteri dapat

dilihat dari kekeruhan pada media laktosa

broth tersebut.

METODE PENELITIAN

Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah air minum

isi ulang pada depo yang terdapat di desa

Kopelma kecamatan Syiah Kuala.

Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di kota

Banda Aceh. Tahap observasi dari segi

bakteriologi dilaksanakan di laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran

Page 8: Jurnal AIR (Wawan)

Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Waktu penelitian Juni-Agustus 2011.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan : autoclav,

incubator, laminar air flow, tabung reaksi,

tabung Durcham, kawat inokulasi,

erlenmeyer, spuit, mikroskop stereo, Rak

Tabung, Spirtus, Cawan Petri. Bahan yang

digunakan : Alkohol, Media Brilliant Green

Lactase Bilebroth (BGBL), Media Eosin

Methilen Blue (EMB), kapas dan sampel air.

Pelaksanaan

a. Pengambilan sampel pada tiga depo yaitu

depo X, Y dan Z.

b. Pengujian Laboratorium

Uji Pendugaan (Presumtive test)

1. Menyiapkan 9 tabung kultur yang masing-

masing berisi 10 ml media cair kaldu

laktose steril yang sudah dilengkapi

dengan tabung Durham. Aturlah letaknya

pada rak tabung dengan memberi kode

(A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2, C3)

2. Menuangkan air sampel menggunakan

pipet steril masing-masing sebanyak 10

ml ke dalam tabung kultur yang berkode

A1, A2, A3.

3. Menuangkan air sampel menggunakan

pipet steril masing-masing sebanyak 10

ml ke dalam tabung kultur yang berkode

B1, B2, B3.

4. Menuangkan air sampel menggunakan

pipet steril masing-masing sebanyak 10

ml ke dalam tabung kultur yang berkode

C1, C2, C3.

5. Menginkubasikasikan 9 tabung kultur

yang sudah diperlakukan pada suhu 370o

C selama 1 x 24 jam.

6. Kemudian mengamati adanya gelembung

udara di dalam tabung Durham. Mencatat

kode tabung yang positif mengeluarkan

gas. Mikroba penghasil gas yang tumbuh

pada tabung adalah kelompok mikroba

yang mampu menfermentasikan laktosa.

Uji penegasan (Comfirmed test)

1. Menyiapkan tabung kultur yang masing-

masing berisi 10 ml media cair BGLB

steril yang sudah dilengkapi dengan

tabung Durham.

2. Mengatur letaknya pada rak dan masing-

msaing dengan diberi kode yang sesuai

dengan kode tabung positif pada uji

pendugaan misalnya: A1, A2, A3, B1,

B2, B3, C1, C2, C3, sehingga jumlahnya

sama dengan jumlah tabung yang positif

saja.

3. Menuangkan air sampel yang sudah

diinkubasikan dalam media kultur

laktosa dengan menggunakan pipet steril

masing-masing sebanyak 1 ml ke dalam

tabung yang positif.

Page 9: Jurnal AIR (Wawan)

4. Menginkubasikan tabung kultur yang

sudah diperlakukan pada suhu 450o C

selama 1x24 jam.

5. Mengamati adanya gelembung udara di

dalam tabung Durham. Mencatat kode

tabung yang positif mengeluarkan gas.

Mikroba penghasil gas yang tumbuh

pada tabung adalah kelompok mikroba

yang mampu memfermentasikan laktosa

dan tahan terhadap suhu tinggi (450o C),

bakteri ini disebut kelompok bakteri

coliform fekal.

Uji Pelengkap (Completed test)

Uji penguat dapat dilakukan dengan mendeteksi

adanya bakteri E. coli, caranya ialah:

1. Menginokulasikan sample perlakuan dari

tabung positif pada uji penegasan

sebanyak satu ose kepermukaan media

EMB secara zig zag. Menginkubasikan

pada suhu 3700 C selama 1x24 jam.

2. Mengamati pertumbuhan koloni pada

media EMB. Koloni yang menampakkan

adanya kilau metalik adalah koloni bakteri

E. coli.

3. Selanjutnya dapat dipastikan lagi dengan

cara mengamati inokulum dari koloni

tersebut secara langsung dengan

menggunakan mikroskop.

4. Membuat sediaan yang diwarnai secara

gram, kemudian amati di bawah

mikroskop. Bakteri E. coli

memperlihatkan sebagai bakteri berbentuk

batang, gram negatif.

c. Wawancara dengan pengelola depo air

minum isi ulang tentang sumber air baku

yang digunakan dan pemprosesan air minum

isi ulang.

d. Pengumpulan dokumen.

KESIMPULAN

1. memenuhi syarat mutu Permenkes No.

416/Menkes/Per/IX/1990.

2. E. Coli adalah flora normal dalam saluran

pencernaan, namun kadar E.coli yang tinggi

dalam makanan dapat mengganggu

kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1985. Persyaratan Sementara Cemaran Mikroba Dalam Makanan. Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan. Dirjen POM Dep. Kes R.I.

Boyd, R. F. 1995. Basic Medical Microbiology, fifth edition, Little brown Company, Boston.

Dirjen POM, Depkes R.I 1994. Kumpulan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Makanan, Bhakti Husada.

Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PAU. IPB

Jawetz, Melnick & Adelberg. 1995. Mikrobiologi Kedokteran, EGC, Jakarta.

Kompas. 2009. Mengamankan Air Minum Isi Ulang, Kamis 23 Mei 2009, Jakarta.

Pudjarwoto, Nurindah P. 1993. Kualitas air minum di Jakarta Ditinjau dari Sudut Mikrobiologi. Sanitas Vil.II (3) : 121-123.

Todar, Kenneth. 1998. Bacteriology at UW-Madison. http://www.bact.wisc.edu/bact330/lecturestaph.

Suriawiria, U. 1995. Pengantar Mikrobiologi Umum, Penerbit Angkasa, Bandung.

Page 10: Jurnal AIR (Wawan)