jurnal 2015.doc

14
PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI TENTANG PENYAKIT STROKE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN STROKE YANG DIRAWAT DI RSUD TGK. CHIK DI TIRO SIGLI 2015 ABSTRAK Banyak dari sektor hospitalisasi yang dapat menimbulkan kecemasan. Salah satunya pasien-pasien rawat inap dengan penyakit kronik misalnya penyakit stroke. Kecemasan pasien stoke yang meningkat akan mengganggu jalannya proses penyembuhan penyakit. Kecemasan pasien stroke dapat dikurangi dengan cara diberikan informasi tentang penyakit stroke. Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian informasi tentang penyakit stroke terhadap tingkat kecemasan pasien stroke di RSUD Tgk. Chik Di tiro Sigli 2015. Metodelogi penelitian : quasi experiment dengan pendekatan desain pretest-postest with group desain. Teknik pengambilan Sampel menggunakan metode porposive sampling dengan jumlah sampel 20 responden. Pengumpulan data dengan mengukur tingkat kecemasan pre test dan post test pada kelompok eksperimen. Metode analisa data dengan uji t-test. Hasil Penelitian : skala kecemasan sebelum diberikan informasi (pretest) yaitu mean;2,05 dan Std Deviation 0,686. skala kecemasan sesudah diberikan informasi (posttest) yaitu mean;1,60 dan Std Deviation 0,681. Pengaruh pemberian informasi sebelum dan sesudah yaitu nilai t : 3,943, df :19, p value : 0,0001. Kesimpulan : Ada pengaruh pemberian informasi stroke terhadap kecemasan pasien stroke. Disarankan : Perlunya diberikan informasi penyakit stroke terhadap pasien stroke agar dapat menurunkan kecemasan pada pasien. Kata Kunci : Informasi penyakit Stroke, Kecemasan, Pasien Stroke

Upload: muhammad-ikhsan

Post on 11-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal 2015.doc

PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI TENTANG PENYAKIT STROKE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN STROKE

YANG DIRAWAT DI RSUD TGK. CHIK DI TIRO SIGLI 2015

ABSTRAK

Banyak dari sektor hospitalisasi yang dapat menimbulkan kecemasan. Salah satunya pasien-pasien rawat inap dengan penyakit kronik misalnya penyakit stroke. Kecemasan pasien stoke yang meningkat akan mengganggu jalannya proses penyembuhan penyakit. Kecemasan pasien stroke dapat dikurangi dengan cara diberikan informasi tentang penyakit stroke. Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian informasi tentang penyakit stroke terhadap tingkat kecemasan pasien stroke di RSUD Tgk. Chik Di tiro Sigli 2015. Metodelogi penelitian : quasi experiment dengan pendekatan desain pretest-postest with group desain. Teknik pengambilan Sampel menggunakan metode porposive sampling dengan jumlah sampel 20 responden. Pengumpulan data dengan mengukur tingkat kecemasan pre test dan post test pada kelompok eksperimen. Metode analisa data dengan uji t-test. Hasil Penelitian : skala kecemasan sebelum diberikan informasi (pretest) yaitu mean;2,05 dan Std Deviation 0,686. skala kecemasan sesudah diberikan informasi (posttest) yaitu mean;1,60 dan Std Deviation 0,681. Pengaruh pemberian informasi sebelum dan sesudah yaitu nilai t : 3,943, df :19, p value : 0,0001. Kesimpulan : Ada pengaruh pemberian informasi stroke terhadap kecemasan pasien stroke. Disarankan : Perlunya diberikan informasi penyakit stroke terhadap pasien stroke agar dapat menurunkan kecemasan pada pasien.

Kata Kunci : Informasi penyakit Stroke, Kecemasan, Pasien Stroke

PENDAHULUAN

Agar tercapai derajat kesehatan yang

optimal ini, diperlukan suatu pelayanan

kesehatan yang terbaik dari para tenaga

kesehatan khususnya kepada pasien rawat

inap di Rumah Sakit. Salah satunya adalah

memberikan hak-hak pasien secara tepat.

Undang-undang kesehatan nomor 23

tahun 1992 pasal 53 serta SK Dirjen

Yanmed No.YM.00.03.2.6.956

menerangkan tentang hak pasien untuk

mendapatkan informasi yaitu bahwa pasien

berhak untuk mendapatkan informasi

tentang penyakitnya, tindakan medik yang

Page 2: Jurnal 2015.doc

akan dilakukan dan komplikasi yang dapat

terjadi akibat tindakan tersebut.

Meskipun begitu masih sering

ditemukan di tempat-tempat pelayanan

kesehatan bahwa pasien kurang

mendapatkan informasi yang lengkap

tentang penyakitnya. Kurangnya informasi

ini akan menyebabkan kurangnya

pengetahuan. Kurang pengetahuan pada

pasien dapat dipengaruhi oleh : umur,

tingkat pendidikan, dan lingkungan. Kurang

pengetahuan pada pasien dapat berujung

pada kecemasan.(DepkesRI, 2000)

Hampir semua pasien yang datang ke

tempat pelayanan kesehatan seperti di

Rumah Sakit akan mengalami kecemasan.

Hal ini biasanya disebabkan karena pasien

merasa khawatir terhadap penyakitnya.

Kecemasan yang dialami pasien yang akan

menjalani rawat inap dapat dipengaruhi oleh

adanya perasaan-perasaan tidak menentu

dari pasien.

Banyak dari sektor hospitalisasi yang

dapat menimbulkan kecemasan. Salah

satunya pasien-pasien rawat inap dengan

penyakit kronik misalnya penyakit stroke.

Stroke terjadi sekitar 800-1000 kasus setiap

tahunnya. Stroke di Indonesia merupakan

pembunuh nomer tiga setelah penyakit

infeksi dan penyakit koroner. Sekitar 28,5%

pasien stroke di Indonesia meninggal dunia.

Berdasarkan data WHO (2010),

setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di

seluruh dunia menderita stroke. Diantaranya

ditemukan jumlah kematian sebanyak 5 juta

orang dan 5 juta orang lainnya mengalami

kecacatan yang permanen. Negara

berkembang juga menyumbang 85,5% dari

total kematian akibat stroke di seluruh

dunia. Di Indonesia, prevalensi stroke

mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk.

Daerah yang memiliki prevalensi stroke

tertinggi adalah Nanggroe Aceh Darussalam

(16,6 per 1.000 penduduk) dan yang

terendah adalah Papua (3,8 per 1.000

Page 3: Jurnal 2015.doc

penduduk). Sepanjang tahun 2015 terdapat

936 pasien stroke rawat inap RSUD Tgk.

Chik Di Tiro Sigli. Dari hasil studi

pendahuluan yang dilakukan peneliti pada

tanggal 4-6 Mei 2015 di RSUD Tgk. Chik

Di Tiro Sigli (dari hasil interview dan

observasi) didapatkan 7 pasien stroke

(100%) diketahui 1 orang (14,29%) tidak

mengalami kecemasan dan 6 orang

(85,71%) pasien mengalami kecemasan

ringan yang ditandai dengan gangguan pola

tidur, sedih, gangguan pencernaan dan

sering buang air kecil.

METODELOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah quasi experiment

dengan pendekatan desain pretest-postest

with group desain, Populasi dalam

penelitian ini adalah semua pasien rawat

inap yang menderita stroke di ruang rawat

inap saraf RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli

pada saat dilakukan penelitian sebanyak 20

orang. Sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode Purposive Sampling

yaitu sampel penelitian didasarkan pada

suatu pertimbangan tertentu yang dibuat

oleh peneliti sendiri (Notoadmodjo,2002).

Sampel pada penelitian ini berjumlah 20

orang yang terdiri dari kelompok intervensi.

Sampel diambil dari semua subjek yang

memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah

subjek terpenuhi.

Analisa data pada penelitian ini

meliputi analisa univariat dan bivariat sesuai

dengan jenis penelitian yaitu quasi

experiment yang mengungkapkan sebab

akibat. Analisa data menggunakan metode

statistik deskriptif untuk memberi gambaran

data masing-masing variabel yang diteliti.

Analisa bivariat dilakukan untuk

membuktikan hipotesis penelitian dengan

menggunakan teknik statistik berupa

independent t-test.

HASIL PENELITIAN

Tabel 5.1.Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

di RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli 2015

No. Umur Frekuensi %1. 31 – 40 tahun 1 52. 41 – 50 tahun 6 303. 51 – 60 tahun 10 504. 61 – 70 tahun 3 15

Jumlah 20 100

Page 4: Jurnal 2015.doc

Berdasarkan Tabel 5.1. di atas maka

dapat diketahui bahwa responden penelitian

didominasi oleh responden berumur 51 – 60

tahun yaitu sebanyak 10 responden atau

50% dari keseluruhan responden, sedangkan

yang paling sedikit adalah responden

berumur 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 1

responden atau 5% dari keseluruhan

responden.

Tabel 5.2.Karakteristik RespondenBerdasarkan

Pendidikan di RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli 2015

Berdasarkan Tabel 5.2. di atas maka dapat

diketahui bahwa responden penelitian

didominasi oleh responden dengan

pendidikan SLTA/sederajat yaitu sebanyak 8

responden atau 40% dari keseluruhan

responden, sedangkan yang paling sedikit

adalah responden dengan pendidikan D3/S1

yaitu sebanyak 2 responden atau 10% dari

keseluruhan responden.

Tabel 5.3.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin di RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli 2015

Berdasarkan Tabel 5.3. di atas maka

dapat diketahui bahwa responden penelitian

didominasi oleh responden laki-laki yaitu

sebanyak 13 responden atau 65% dari

keseluruhan responden.

Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Pre Test di RSUD Tgk. Chik

Di Tiro Sigli 2015

Berdasarkan Tabel 5.4 di atas maka

diketahui bahwa tingkat kecemasan

responden pada waktu pre-test untuk

kelompok eksperimen didominasi oleh

responden dengan tingkat kecemasan sedang

yaitu sebanyak 11 responden atau 55% dari

No. Pendidikan Frekuensi %1. SD/sederajat 4 202. SLTP/sederajat 6 303. SLTA/sederajat 8 404. D3/S1 2 10

Jumlah 20 100

No. Jenis Kelamin Frekuensi %1. Laki-laki 13 652. Perempuan 7 35

Jumlah 20 100

No. Tingkat Kecemasan

Kel. EksperimenFrekuensi %

1. Ringan 4 202. Sedang 11 553. Berat 5 25

Jumlah 20 100

Page 5: Jurnal 2015.doc

keseluruhan responden dan yang paling

sedikit adalah responden dengan tingkat

kecemasan ringan yaitu sebanyak 4

responden atau 20% dari

keseluruhan responden.

Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Post Test di RSUD Tgk. Chik

Di Tiro Sigli 2015

Berdasarkan Tabel 5.5 di atas maka

diketahui bahwa tingkat kecemasan

responden pada waktu post test untuk

kelompok eksperimen didominasi oleh

responden dengan tingkat kecemasan ringan

yaitu sebanyak 10 responden atau 50% dari

keseluruhan responden dan yang paling

sedikit adalah tingkat kecemasan berat yaitu

sebanyak 2 responden atau 20%. Adapun

responden dengan tingkat kecemasan sedang

sebanyak 8 responden atau 40% dari

keseluruhan responden.

Tabel 5.6Hasil Uji Statistik Paired T-Test Perbedaan Tingkat Kecemasan Pre Test dan Post Test

pada Kelompok Eksperimen di RSUDTgk. Chik Di Tiro Sigli 2015

Dari hasil analisis yang ditabulasikan

dalam tabel 5.6. di atas terlihat bahwa terjadi

penurunan tingkat kecemasan pre test

dengan post test pada kelompok eksperimen.

Hasil tersebut dapat diketahui bahwa dengan

menggunakan derajat kebebasan (df) 19

derajat kesalahan 5% atau 0,05 terlihat nilai

t hitung lebih besar dari pada t tabel dimana

t hitung sebesar 3,943 dan nilai t tabel

sebesar 2,093 dan nilai signifikan 0,001

dimana nilai p tersebut < 0,05. Jika kita

bandingkan nilainya t hitung lebih besar dari

t tabel yaitu 3,943 > 2,093 dan nilai p =

0,001 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha

diterima artinya ada beda secara signifikan

pada tingkat kecemasan responden pre test

dan post test pemberian informasi.

No. Tingkat Kecemasan

Kel. EksperimenFrekuensi %

1. Ringan 10 502. Sedang 8 403. Berat 2 10

Jumlah 20 100

Hasil Pre Test Post TestMean 2,05 1,60

Std. Deviation

0,686 0,681

t-hitung = 3,943Signifikan= 0,001

Page 6: Jurnal 2015.doc

PEMBAHASAN

1. Tingkat kecemasan pasien stroke pre test di RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli pada kelompok eksperimen

Tingkat kecemasan pasien stroke pre test

pada kelompok eksperimen dalam penelitian

ini dalam kategori kecemasan sedang yaitu

skore tingkat kecemasan berada pada nilai

15-27. Kecemasan sedang merupakan

kecemasan patologis, sehingga penderita

harus mendapatkan terapi karena kondisi ini

akan mengganggu kesehatan sosial dan

memperburuk kondisi kesehatan pasien dan

mengarah ke kecemasan yang lebih berat.

Hal ini menggambarkan bahwa kecemasan

adalah masalah utama pada pasien stroke.

2. Tingkat Kecemasan Pasien Stroke Post Test Di RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli Pada Kelompok Eksperimen.

Setelah diberikan perlakuan yaitu berupa

pemberian informasi tentang penyakit stroke

pada kelompok eksperimen, dapat diketahui

bahwa rata-rata terjadi penurunan tingkat

kecemasan yaitu pasien yang mengalami

tingkat kecemasan berat dapat menurunkan

tingkat kecemasannya menjadi ke tingkat

kecemasan ringan dan berat. Artinya

pemberian informasi berpengaruh dalam

penurunan tingkat kecemasan pada pasien

stroke.

3. Pengaruh Pemberian Informasi Tentang Penyakit Stroke Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Stroke Di RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli

Berdasarkan hasil analisa data dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan yang

bermakna antara tingkat kecemasan pre test

dan post test pada kedua kelompok, artinya

ada pengaruh yang kuat pemberian informasi

tentang penyakit stroke terhadap tingkat

kecemasan pasien stroke di RSUD Tgk Chik

Di Tiro Sigli. Hasil penelitian ini tidak ada

pertentangan dengan teori yang telah

disebutkan, dimana hasil penelitian ini

dengan perhitungan t-Test diperoleh bahwa

ada pengaruh pemberian informasi tentang

penyakit stroke yang bermakna terhadap

tingkat kecemasan pasien stroke (t hitung =

3,943 lebih besar daripada t tabel = 2,093 dan

taraf signifikan = 5%).

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada

pasien mengenai pengaruh pemberian informasi

tentang penyakit stroke terhadap tingkat

Page 7: Jurnal 2015.doc

kecemasan pasien stroke di RSUD Tgk. Chik Di

Tiro Sigli dapat diambil kesimpulan.

1. Tingkat

kecemasan responden pada kelompok

eksperimen saat dilakukan pre test yaitu

sebelum dilakukan tindakan intervensi

(pemberian informasi) didapatkan 55%

mengalami cemas sedang, 20% mengalami

cemas ringan dan 25% mengalami cemas

berat.

2. Tingkat

kecemasan responden pada kelompok

eksperimen saat dilakukan post test yaitu

setelah dilakukan tindakan intervensi

(pemberian informasi) didapatkan 40%

mengalami cemas sedang, 50% mengalami

cemas ringan dan 10% mengalami

kecemasan berat.

3. Ada pengaruh

yang bermakna antara pemberian informasi

tentang penyakit stroke terhadap tingkat

kecemasan pasien stroke di RSUD Tgk. Chik

Di Tiro Sigli ( t hitung = 3,943 lebih besar

daripada t tabel = 2,093 dan taraf signifikan =

5%).

SARAN1. Pasien RSUD Tgk.

Chik Di Tiro Sigli Sebaiknya setiap pasien

dan keluarga atau masyarakat yang menderita

penyakit stroke dan manjalani rawat inap

meminta penjelasan kepada perawat dan

dokter berkaitan dengan penyakit stroke agar

dapat menurunkan rasa cemas atau bahkan

hilang.

2. Insitusi RSUD Tgk.

Chik Di Tiro Sigli Perlunya aplikasi

pemberian informasi yang optimal tentang

penyakit stroke kepada pasien stroke dalam

setiap pelayanan kesehatan, seperti dengan

menggunakan media poster dan gambar yang

lebih baik sehingga pasien lebih mudah

mengerti tentang pemberian informasi

tentang penyakit stroke.

3. Insitusi Pendidikan

STIKES Medika Nurul Islam Sigli,

Diharapkan hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai kajian pustaka dalam dunia

keperawatan.

4. Peneliti selanjutnya,

Perlu adanya penelitian selanjutnya yang

berbeda dengan subyek yang lebih besar.

Page 8: Jurnal 2015.doc

DAFTAR PUSTAKA

Asda. (2005) dengan judul “Pengaruh Pemberian Informasi Tentang Prosedur Operasi Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif Di Rs Pku Muhamadiyah Yogyakarta”. Skripsi PSIK FK UGM.

Arikunto, Suharsimi, 2000, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Arwani, 2002, Komunikasi Dalam Keperawatan, Editor, Monica Ester, EGC, Jakarta.

Asda, P (2005) dengan judul “Pengaruh Pemberian informasi tentang prosedur operasi terhadap tingkat kecemasan klien pre – operatif”. Skripsi PSIK FK UGM.

Brunner, Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ( Edisi 8 ) , EGC, Jakarta

Hawari, D., 2005. Manajemen stress, cemas, dan depresi, Edisi I, Cetakan ke-3, Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Hull, AM, 2005. Neuromaging Finding in Post-Traumatic Stress Disorders, Systemic review. British journal of psychiatry.185

Machfoedz, Ircham, M. S., 2007, Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta.

Marlinda, Evy (2000) dengan judul “Pengaruh pemberian informasi pra bedah terhadap kecemasan pasien yang akan menjalani Appendektomi di Irna I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta“.Skripsi PSIK FK UGM.

Musrifatul, Azis Alimul, 2002, Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia, EGC, Jakarta.

Notoatmojo, S, 2002, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka cipta, Jakarta.

Nurjannah, I, 2004. Pedoman Penanganan Gangguan Jiwa, Mocca Medika, Yogyakarta.

Nurjannah, I, 2005. Komunikasi Keperawatan Dasar – dasar komunikasi bagi Perawat, Mocca Medika, Yogyakarta.

Potter. P. A and Perry, A. G., 1993, Fundamental of Nursing, Saint Louis, Mosby Year Book.

Potter. P. A and Perry, A. G., 2005, buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktek. Edisi IV. Vol I. Jakarta : EGC

Purwanto, H. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan, EGC, Jakarta.

Pusdiknakes, 1990, Hubungan Perawat – Pasien, Jakarta.

Rooper, Nancy, 2000, Prinsip-prinsip keperawatan, Yayasan Esentia Medika, Jakarta.

Shelton, RC, 2000, Anxiety Disorders, dalam : Ebert, MH, et al., Editor :

Page 9: Jurnal 2015.doc

Current Diagnosis and threatment in Psychiatry, large Medical Book / Mc Graw Hill

Smeltzer, Suzanna C dan Bare, Brenda G. (2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol.1, Jakarta : EGC.

Stuart & Sunden, 1995. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah, Edisi Delapan. EGC : Jakarta

Sudarwanto. (2007) dengan judul “Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik dengan pelaksanaan interaksi perawat – klien”. Skripsi PSIK FK UGM.

Suryono, Agus (2001) dengan judul “Pelaksanaan tahap -tahap komunikasi”