jurnal 2015.doc
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBERIAN INFORMASI TENTANG PENYAKIT STROKE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN STROKE
YANG DIRAWAT DI RSUD TGK. CHIK DI TIRO SIGLI 2015
ABSTRAK
Banyak dari sektor hospitalisasi yang dapat menimbulkan kecemasan. Salah satunya pasien-pasien rawat inap dengan penyakit kronik misalnya penyakit stroke. Kecemasan pasien stoke yang meningkat akan mengganggu jalannya proses penyembuhan penyakit. Kecemasan pasien stroke dapat dikurangi dengan cara diberikan informasi tentang penyakit stroke. Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian informasi tentang penyakit stroke terhadap tingkat kecemasan pasien stroke di RSUD Tgk. Chik Di tiro Sigli 2015. Metodelogi penelitian : quasi experiment dengan pendekatan desain pretest-postest with group desain. Teknik pengambilan Sampel menggunakan metode porposive sampling dengan jumlah sampel 20 responden. Pengumpulan data dengan mengukur tingkat kecemasan pre test dan post test pada kelompok eksperimen. Metode analisa data dengan uji t-test. Hasil Penelitian : skala kecemasan sebelum diberikan informasi (pretest) yaitu mean;2,05 dan Std Deviation 0,686. skala kecemasan sesudah diberikan informasi (posttest) yaitu mean;1,60 dan Std Deviation 0,681. Pengaruh pemberian informasi sebelum dan sesudah yaitu nilai t : 3,943, df :19, p value : 0,0001. Kesimpulan : Ada pengaruh pemberian informasi stroke terhadap kecemasan pasien stroke. Disarankan : Perlunya diberikan informasi penyakit stroke terhadap pasien stroke agar dapat menurunkan kecemasan pada pasien.
Kata Kunci : Informasi penyakit Stroke, Kecemasan, Pasien Stroke
PENDAHULUAN
Agar tercapai derajat kesehatan yang
optimal ini, diperlukan suatu pelayanan
kesehatan yang terbaik dari para tenaga
kesehatan khususnya kepada pasien rawat
inap di Rumah Sakit. Salah satunya adalah
memberikan hak-hak pasien secara tepat.
Undang-undang kesehatan nomor 23
tahun 1992 pasal 53 serta SK Dirjen
Yanmed No.YM.00.03.2.6.956
menerangkan tentang hak pasien untuk
mendapatkan informasi yaitu bahwa pasien
berhak untuk mendapatkan informasi
tentang penyakitnya, tindakan medik yang
akan dilakukan dan komplikasi yang dapat
terjadi akibat tindakan tersebut.
Meskipun begitu masih sering
ditemukan di tempat-tempat pelayanan
kesehatan bahwa pasien kurang
mendapatkan informasi yang lengkap
tentang penyakitnya. Kurangnya informasi
ini akan menyebabkan kurangnya
pengetahuan. Kurang pengetahuan pada
pasien dapat dipengaruhi oleh : umur,
tingkat pendidikan, dan lingkungan. Kurang
pengetahuan pada pasien dapat berujung
pada kecemasan.(DepkesRI, 2000)
Hampir semua pasien yang datang ke
tempat pelayanan kesehatan seperti di
Rumah Sakit akan mengalami kecemasan.
Hal ini biasanya disebabkan karena pasien
merasa khawatir terhadap penyakitnya.
Kecemasan yang dialami pasien yang akan
menjalani rawat inap dapat dipengaruhi oleh
adanya perasaan-perasaan tidak menentu
dari pasien.
Banyak dari sektor hospitalisasi yang
dapat menimbulkan kecemasan. Salah
satunya pasien-pasien rawat inap dengan
penyakit kronik misalnya penyakit stroke.
Stroke terjadi sekitar 800-1000 kasus setiap
tahunnya. Stroke di Indonesia merupakan
pembunuh nomer tiga setelah penyakit
infeksi dan penyakit koroner. Sekitar 28,5%
pasien stroke di Indonesia meninggal dunia.
Berdasarkan data WHO (2010),
setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di
seluruh dunia menderita stroke. Diantaranya
ditemukan jumlah kematian sebanyak 5 juta
orang dan 5 juta orang lainnya mengalami
kecacatan yang permanen. Negara
berkembang juga menyumbang 85,5% dari
total kematian akibat stroke di seluruh
dunia. Di Indonesia, prevalensi stroke
mencapai angka 8,3 per 1.000 penduduk.
Daerah yang memiliki prevalensi stroke
tertinggi adalah Nanggroe Aceh Darussalam
(16,6 per 1.000 penduduk) dan yang
terendah adalah Papua (3,8 per 1.000
penduduk). Sepanjang tahun 2015 terdapat
936 pasien stroke rawat inap RSUD Tgk.
Chik Di Tiro Sigli. Dari hasil studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
tanggal 4-6 Mei 2015 di RSUD Tgk. Chik
Di Tiro Sigli (dari hasil interview dan
observasi) didapatkan 7 pasien stroke
(100%) diketahui 1 orang (14,29%) tidak
mengalami kecemasan dan 6 orang
(85,71%) pasien mengalami kecemasan
ringan yang ditandai dengan gangguan pola
tidur, sedih, gangguan pencernaan dan
sering buang air kecil.
METODELOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah quasi experiment
dengan pendekatan desain pretest-postest
with group desain, Populasi dalam
penelitian ini adalah semua pasien rawat
inap yang menderita stroke di ruang rawat
inap saraf RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli
pada saat dilakukan penelitian sebanyak 20
orang. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode Purposive Sampling
yaitu sampel penelitian didasarkan pada
suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
oleh peneliti sendiri (Notoadmodjo,2002).
Sampel pada penelitian ini berjumlah 20
orang yang terdiri dari kelompok intervensi.
Sampel diambil dari semua subjek yang
memenuhi kriteria pemilihan sampai jumlah
subjek terpenuhi.
Analisa data pada penelitian ini
meliputi analisa univariat dan bivariat sesuai
dengan jenis penelitian yaitu quasi
experiment yang mengungkapkan sebab
akibat. Analisa data menggunakan metode
statistik deskriptif untuk memberi gambaran
data masing-masing variabel yang diteliti.
Analisa bivariat dilakukan untuk
membuktikan hipotesis penelitian dengan
menggunakan teknik statistik berupa
independent t-test.
HASIL PENELITIAN
Tabel 5.1.Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
di RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli 2015
No. Umur Frekuensi %1. 31 – 40 tahun 1 52. 41 – 50 tahun 6 303. 51 – 60 tahun 10 504. 61 – 70 tahun 3 15
Jumlah 20 100
Berdasarkan Tabel 5.1. di atas maka
dapat diketahui bahwa responden penelitian
didominasi oleh responden berumur 51 – 60
tahun yaitu sebanyak 10 responden atau
50% dari keseluruhan responden, sedangkan
yang paling sedikit adalah responden
berumur 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 1
responden atau 5% dari keseluruhan
responden.
Tabel 5.2.Karakteristik RespondenBerdasarkan
Pendidikan di RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli 2015
Berdasarkan Tabel 5.2. di atas maka dapat
diketahui bahwa responden penelitian
didominasi oleh responden dengan
pendidikan SLTA/sederajat yaitu sebanyak 8
responden atau 40% dari keseluruhan
responden, sedangkan yang paling sedikit
adalah responden dengan pendidikan D3/S1
yaitu sebanyak 2 responden atau 10% dari
keseluruhan responden.
Tabel 5.3.Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli 2015
Berdasarkan Tabel 5.3. di atas maka
dapat diketahui bahwa responden penelitian
didominasi oleh responden laki-laki yaitu
sebanyak 13 responden atau 65% dari
keseluruhan responden.
Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Pre Test di RSUD Tgk. Chik
Di Tiro Sigli 2015
Berdasarkan Tabel 5.4 di atas maka
diketahui bahwa tingkat kecemasan
responden pada waktu pre-test untuk
kelompok eksperimen didominasi oleh
responden dengan tingkat kecemasan sedang
yaitu sebanyak 11 responden atau 55% dari
No. Pendidikan Frekuensi %1. SD/sederajat 4 202. SLTP/sederajat 6 303. SLTA/sederajat 8 404. D3/S1 2 10
Jumlah 20 100
No. Jenis Kelamin Frekuensi %1. Laki-laki 13 652. Perempuan 7 35
Jumlah 20 100
No. Tingkat Kecemasan
Kel. EksperimenFrekuensi %
1. Ringan 4 202. Sedang 11 553. Berat 5 25
Jumlah 20 100
keseluruhan responden dan yang paling
sedikit adalah responden dengan tingkat
kecemasan ringan yaitu sebanyak 4
responden atau 20% dari
keseluruhan responden.
Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Responden Post Test di RSUD Tgk. Chik
Di Tiro Sigli 2015
Berdasarkan Tabel 5.5 di atas maka
diketahui bahwa tingkat kecemasan
responden pada waktu post test untuk
kelompok eksperimen didominasi oleh
responden dengan tingkat kecemasan ringan
yaitu sebanyak 10 responden atau 50% dari
keseluruhan responden dan yang paling
sedikit adalah tingkat kecemasan berat yaitu
sebanyak 2 responden atau 20%. Adapun
responden dengan tingkat kecemasan sedang
sebanyak 8 responden atau 40% dari
keseluruhan responden.
Tabel 5.6Hasil Uji Statistik Paired T-Test Perbedaan Tingkat Kecemasan Pre Test dan Post Test
pada Kelompok Eksperimen di RSUDTgk. Chik Di Tiro Sigli 2015
Dari hasil analisis yang ditabulasikan
dalam tabel 5.6. di atas terlihat bahwa terjadi
penurunan tingkat kecemasan pre test
dengan post test pada kelompok eksperimen.
Hasil tersebut dapat diketahui bahwa dengan
menggunakan derajat kebebasan (df) 19
derajat kesalahan 5% atau 0,05 terlihat nilai
t hitung lebih besar dari pada t tabel dimana
t hitung sebesar 3,943 dan nilai t tabel
sebesar 2,093 dan nilai signifikan 0,001
dimana nilai p tersebut < 0,05. Jika kita
bandingkan nilainya t hitung lebih besar dari
t tabel yaitu 3,943 > 2,093 dan nilai p =
0,001 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima artinya ada beda secara signifikan
pada tingkat kecemasan responden pre test
dan post test pemberian informasi.
No. Tingkat Kecemasan
Kel. EksperimenFrekuensi %
1. Ringan 10 502. Sedang 8 403. Berat 2 10
Jumlah 20 100
Hasil Pre Test Post TestMean 2,05 1,60
Std. Deviation
0,686 0,681
t-hitung = 3,943Signifikan= 0,001
PEMBAHASAN
1. Tingkat kecemasan pasien stroke pre test di RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli pada kelompok eksperimen
Tingkat kecemasan pasien stroke pre test
pada kelompok eksperimen dalam penelitian
ini dalam kategori kecemasan sedang yaitu
skore tingkat kecemasan berada pada nilai
15-27. Kecemasan sedang merupakan
kecemasan patologis, sehingga penderita
harus mendapatkan terapi karena kondisi ini
akan mengganggu kesehatan sosial dan
memperburuk kondisi kesehatan pasien dan
mengarah ke kecemasan yang lebih berat.
Hal ini menggambarkan bahwa kecemasan
adalah masalah utama pada pasien stroke.
2. Tingkat Kecemasan Pasien Stroke Post Test Di RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli Pada Kelompok Eksperimen.
Setelah diberikan perlakuan yaitu berupa
pemberian informasi tentang penyakit stroke
pada kelompok eksperimen, dapat diketahui
bahwa rata-rata terjadi penurunan tingkat
kecemasan yaitu pasien yang mengalami
tingkat kecemasan berat dapat menurunkan
tingkat kecemasannya menjadi ke tingkat
kecemasan ringan dan berat. Artinya
pemberian informasi berpengaruh dalam
penurunan tingkat kecemasan pada pasien
stroke.
3. Pengaruh Pemberian Informasi Tentang Penyakit Stroke Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Stroke Di RSUD Tgk. Chik Di Tiro Sigli
Berdasarkan hasil analisa data dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
bermakna antara tingkat kecemasan pre test
dan post test pada kedua kelompok, artinya
ada pengaruh yang kuat pemberian informasi
tentang penyakit stroke terhadap tingkat
kecemasan pasien stroke di RSUD Tgk Chik
Di Tiro Sigli. Hasil penelitian ini tidak ada
pertentangan dengan teori yang telah
disebutkan, dimana hasil penelitian ini
dengan perhitungan t-Test diperoleh bahwa
ada pengaruh pemberian informasi tentang
penyakit stroke yang bermakna terhadap
tingkat kecemasan pasien stroke (t hitung =
3,943 lebih besar daripada t tabel = 2,093 dan
taraf signifikan = 5%).
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada
pasien mengenai pengaruh pemberian informasi
tentang penyakit stroke terhadap tingkat
kecemasan pasien stroke di RSUD Tgk. Chik Di
Tiro Sigli dapat diambil kesimpulan.
1. Tingkat
kecemasan responden pada kelompok
eksperimen saat dilakukan pre test yaitu
sebelum dilakukan tindakan intervensi
(pemberian informasi) didapatkan 55%
mengalami cemas sedang, 20% mengalami
cemas ringan dan 25% mengalami cemas
berat.
2. Tingkat
kecemasan responden pada kelompok
eksperimen saat dilakukan post test yaitu
setelah dilakukan tindakan intervensi
(pemberian informasi) didapatkan 40%
mengalami cemas sedang, 50% mengalami
cemas ringan dan 10% mengalami
kecemasan berat.
3. Ada pengaruh
yang bermakna antara pemberian informasi
tentang penyakit stroke terhadap tingkat
kecemasan pasien stroke di RSUD Tgk. Chik
Di Tiro Sigli ( t hitung = 3,943 lebih besar
daripada t tabel = 2,093 dan taraf signifikan =
5%).
SARAN1. Pasien RSUD Tgk.
Chik Di Tiro Sigli Sebaiknya setiap pasien
dan keluarga atau masyarakat yang menderita
penyakit stroke dan manjalani rawat inap
meminta penjelasan kepada perawat dan
dokter berkaitan dengan penyakit stroke agar
dapat menurunkan rasa cemas atau bahkan
hilang.
2. Insitusi RSUD Tgk.
Chik Di Tiro Sigli Perlunya aplikasi
pemberian informasi yang optimal tentang
penyakit stroke kepada pasien stroke dalam
setiap pelayanan kesehatan, seperti dengan
menggunakan media poster dan gambar yang
lebih baik sehingga pasien lebih mudah
mengerti tentang pemberian informasi
tentang penyakit stroke.
3. Insitusi Pendidikan
STIKES Medika Nurul Islam Sigli,
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai kajian pustaka dalam dunia
keperawatan.
4. Peneliti selanjutnya,
Perlu adanya penelitian selanjutnya yang
berbeda dengan subyek yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA
Asda. (2005) dengan judul “Pengaruh Pemberian Informasi Tentang Prosedur Operasi Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operatif Di Rs Pku Muhamadiyah Yogyakarta”. Skripsi PSIK FK UGM.
Arikunto, Suharsimi, 2000, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Arwani, 2002, Komunikasi Dalam Keperawatan, Editor, Monica Ester, EGC, Jakarta.
Asda, P (2005) dengan judul “Pengaruh Pemberian informasi tentang prosedur operasi terhadap tingkat kecemasan klien pre – operatif”. Skripsi PSIK FK UGM.
Brunner, Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah ( Edisi 8 ) , EGC, Jakarta
Hawari, D., 2005. Manajemen stress, cemas, dan depresi, Edisi I, Cetakan ke-3, Balai Penerbit FKUI. Jakarta
Hull, AM, 2005. Neuromaging Finding in Post-Traumatic Stress Disorders, Systemic review. British journal of psychiatry.185
Machfoedz, Ircham, M. S., 2007, Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan, dan Kebidanan, Fitramaya, Yogyakarta.
Marlinda, Evy (2000) dengan judul “Pengaruh pemberian informasi pra bedah terhadap kecemasan pasien yang akan menjalani Appendektomi di Irna I RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta“.Skripsi PSIK FK UGM.
Musrifatul, Azis Alimul, 2002, Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia, EGC, Jakarta.
Notoatmojo, S, 2002, Metode Penelitian Kesehatan, Rineka cipta, Jakarta.
Nurjannah, I, 2004. Pedoman Penanganan Gangguan Jiwa, Mocca Medika, Yogyakarta.
Nurjannah, I, 2005. Komunikasi Keperawatan Dasar – dasar komunikasi bagi Perawat, Mocca Medika, Yogyakarta.
Potter. P. A and Perry, A. G., 1993, Fundamental of Nursing, Saint Louis, Mosby Year Book.
Potter. P. A and Perry, A. G., 2005, buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktek. Edisi IV. Vol I. Jakarta : EGC
Purwanto, H. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan, EGC, Jakarta.
Pusdiknakes, 1990, Hubungan Perawat – Pasien, Jakarta.
Rooper, Nancy, 2000, Prinsip-prinsip keperawatan, Yayasan Esentia Medika, Jakarta.
Shelton, RC, 2000, Anxiety Disorders, dalam : Ebert, MH, et al., Editor :
Current Diagnosis and threatment in Psychiatry, large Medical Book / Mc Graw Hill
Smeltzer, Suzanna C dan Bare, Brenda G. (2002).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol.1, Jakarta : EGC.
Stuart & Sunden, 1995. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah, Edisi Delapan. EGC : Jakarta
Sudarwanto. (2007) dengan judul “Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik dengan pelaksanaan interaksi perawat – klien”. Skripsi PSIK FK UGM.
Suryono, Agus (2001) dengan judul “Pelaksanaan tahap -tahap komunikasi”