pedoman iss 2015.doc
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan selain merupakan
pusat rujukan medik, juga berpotensi terhadap resiko penularan infeksi yang sering disebut
dengan Healthcare Associated Infections (HAIs) . HAIs adalah infeksi yang terjadi pada
pasien selama perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain yang tidak
ditemukan dan tidak dalam masa inkubasi saat pasien masuk rumah sakit. HAIs dapat
disebabkan oleh flora endogen atau karena mikroorganisme dilingkungan institusi penyedia
pelayanan kesehatan.
Keberhasilan dalam pelayanan kesehatan salah satu indikatornya adalah angka
HAIs rendah oleh sebab itu maka diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian resiko
penularan secara terpadu mulai dari tingkat pelaksana,manager unit kerja dan pimpinan
rumah sakit agar pasien, keluarga pasien, masyarakat yang berkunjung maupun petugas
rumah sakit tidak terkena infeksi . Secara terstruktur dalam upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi di Rumah Sakit adalah dengan memberdayakan secara optimal
pelayanan sterilisasi yang diselenggarakan oleh CSSD (Central Sterile Supply Departement)
melalui proses sterilisasi yang tersentralisasi dalam satu atap managemen agar kualitas
barang steril yang dihasilkan dapat terstandarisasi dengan mutu terjamin sehingga terjadi
efisiensi cost dalam pelayanan sterilisasi di Rumah Sakit
Central Sterile Supply Departement (CSSD) merupakan unit kerja yang berfungsi dalam
memutus mata rantai infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi di
Rumah sakit . Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, CSSD sangat tergantung
pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan medik, unsur penunjang medik maupun
unit kerja/instalasi lainnya di rumah sakit seperti instalasi farmasi , instalasi pemeliharaan
sarana , unit Laundri dan Unit sanitasi .Apabila terjadi hambatan pada salah satu unit diatas
maka pada akhirnya akan mengganggu proses sterilisasi dan berdampak terhadap barang
steril yang dihasilkan .
Central Sterile Supply Departement ( CSSD) mempunyai fungsi yang sangat penting dalam
mendukung keselamatan pasien oleh sebab itu barang barang steril yang dihasilkan harus
dijamin kesterilannya secara kontinue dan konsisten dalam memenuhi keperluan perawatan
pasien baik untuk keperluan darurat maupun keperluan rutin ruangan 1
Dalam memenuhi standar akteriditasi dalam Pelayanan sterilisasi , CSSD harus di kelola
secara profesional dibawah seorang Manager yang mempunyai pengetahuan ,kompetensi
dan ketrampilan di bidang sterilisasi dengan kualitas SDM CSSD yang sudah tersertifikasi
melalui pendidikan dan pelatihan khusus tentang CSSD . Disamping itu fasiltas CSSD juga
menjadi prioritas seperti bangunan , ruangan operasional ( area kotor,area bersih,area
steril), peralatan sterilisasi , air, listrik, sarana ruangan (AC,Hepafilter , termometer ), sarana
penunjang ( bak pencucian , meja pengemasan dll) dan kualitas barang yang akan
dilakukan proses sterilisasi baik barang habis pakai maupun peralatan instrument karena
hasil proses sterilisasi sangat tergantung dari fasilitas yang tersedia bila fasilitas tidak sesuai
standar maka barang steril yang dihasilkan tidak bermutu dan tidak steril.
Di RSUP Sanglah Denpasar pelayanan CSSD dilakukan oleh instalasi yang diberi
nama Instalasi Sterilisasi Sentral (ISS) RSUP Sanglah Denpasar, yang dipimpin oleh
seorang kepala instalasi. Di RSUP Sanglah Seluruh pelayanan sterilisasi mulai dari
penerimaan, pencucian, validasi, produksi, sterilisasi, penyimpanan dan distribusi dilakukan
ISS, kecuali sterilisasi dialisat untuk cuci darah dan scope endoscopi.
B. Tujuan
Sebagai pedoman dalam pengelolaan pelayanan sterilisasi di Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar.
C. Ruang lingkup
Pedoman pelayanan sterilisasi ini menjadi acuan dalam memberikan pelayanan sterilisasi
kepada seluruh pelayanan di RSUP Sanglah Denpasar yang meliputi :
- Menyediakan dan menyelenggarakan kegiatan sterilisasi alat, bahan dan linen steril
kebutuhan pasien di rumah sakit.
- Membantu menyediakan kebutuhan instalasi yang memerlukan barang steril
- Menyelenggarakan standarisasi mulai dari proses dekontaminasi, pengemasan sampai
dengan sterilisasi.
- Memelihara dan melakukan inventaris peralatan sterilisasi secara akurat.
- Memelihara efektifitas secara akurat terhadap berbagai proses pembersihan, desinfeksi
dan sterilisasi.
- Memberikan kontribusi dalam pengembangan pelayanan mutu di Rumah Sakit yang
terkait dengan pengendalian HAIs.
2
- Mengefisienkan tenaga perawat dan cleaning service dalam kegiatan sterilisasi di unit
kerja
D. Batasan Operasional
1. Aerasi : metode yang didesain dengan tujuan untuk menyeterilkan Etilen Oxid dengan
cara sirkulasi udara panas dalam lemari tetutup
2. Antiseptik : substansi untuk mencegah atau menghambat pertumbuhan atau aktivitas
mikroorganisme dengan menghambat aktivitas atau merusaknya. Istilah itu digunakan
khususnya untuk preparat yang diaplikasikan ke kulit/jaringan.
3. Asepsis : mencegah kontak dengan mikroorganisme
4. Autoclave : perangkat sterilisaisi atau alat lain yang menggunakan tekanan uap.waktu
yang diperlukan untuk sterilisasi tergantung dari suhu, vakum, dan tekanan.
5. Indikator biologi: perangkat untuk memantau proses-proses sterilisasi. perangkat terdiri
dari standar, populasi mikroorganisme (bakteri spora biasanya)yang diketahui resisten
terhadap proses sterilisasi yang dipantau. Indikator biologis dimaksudkan untuk
menunjukkan apakah kondisi memadai untuk mencapai sterilisasi. indikator biologis
negatif tidak membuktikan bahwa semua item dalam keadaan yang steril atau bahwa
mereka semua dalam kondisi sterilisasi yang memadai.
6. Uji bowie-dick: uji diagnostik kemampuan sterilisasi untuk mengeluarkan udara dari ruang
dari sterilisasi uap prevacuum.
7. Indikator kimia: perangkat untuk memantau proses sterilisasi. perangkat dirancang untuk
merespon dengan bahan kimia, karakteristik atau kondisi fisik dalam ruang sterilisasi.
Indikator kimia dimaksudkan untuk mendeteksi kegagalan sterilisasi potensial yang bisa
dihasilkan dari kemasan yang salah, kelebihan atau kekurangan berat dari sterilisasi,
atau malfungsi alat sterilisasi. respon lulus dari indikator kimia tidak membuktikan item
disertai dengan indikator steril. asosiasi untuk kemajuan instrumen medis telah
ditetapkan dalam lima kelas indikator kimia: Kelas 1 (indikator proses), kelas 2 (indikator
uji bowie-dick), kelas 3 (indikator parameter tunggal), kelas 4 (indikator multi-parameter)
dan kelas 5 (indikator terpadu)
8. Container system, rigid container : perangkat penahanan sterilisasi dirancang untuk
menampung perangkat medis disterilisasi, penyimpanan, transportasi, pingisian aseptik.
3
9. Kontaminasi : kondisi yang actual atau berpotensi kontak dengan mikroorganisme,
seperti yang digunakan dalam menjaga kesehatan, syarat umum mengacu pada
keberadan mikroorganisme yang dapat menyebakan penyakit atau infeksi.
10. Pembersihan : menghilangkan, biasanya detergen atau air atau enzym pembersih, tanah
yang menempel, darah, subtansi protein, mikroorganisme dan kotoran lain di permukaan,
celah-celah, gerigi, sambungan, dan lumen instrumen, perangkat dan peralatan dengan
proses manual atau mesin yang dipersiapkan untuk penanganan item yang aman dan
atau dekontaminasi.
11. Kultur : pertumbuhan mikrorganisme dalam atau pada medi nutrisi; untuk pertumbuhan
dalam atau pada sebuah media (Media kultur : subtansi atau preparat untuk
menumbuhkan atau menanam mikroorganisme)
12.Dekontaminasi : menggunakan cara fisika atau kimia untuk menghapus, menon-aktifkan,
atau merusak pathogen bloodborne pada suatu permukaan atau item pada intinya
mereka tidak mampu lagi menularkan partikel infeksi dan permukaan atau itema menjadi
aman untuk diberikan penanganan. Pada fasilitas kesehatan, syarat umum mengacu
pada semua pathogen organism.
13.Area dekontaminasi: Area dari fasilitas kesehatan yang didesain untuk mengumpulkan,
retensi, dan membersihkan debu atau item yang terkontaminasi,
14.Deterjen : Alat pembersih anti bakteri seperti yang tertera pada labelnya. Mereka terdiri
dari komponen hidrofilik dan sebuah komponen lipo-filik dan dapa dibagi dalam empat
tipe: anionik, cationik, amphoterik, dan no-ionik deterjen.
15.Desinfektan : Biasanya berbentuk bahan kimia (taoi terkadang berbentuk keras) yang
dapat menghancurkan pathogen penyebab penyakit atau mikroorganisme berbahaya
lainya tetapi ungkin tidak membunuh bakteri-bakteri spora. Mengacu pada zat yang
diterapkan kepada benda mati.
16.Penyucian :panas atau zat kimia pengrusak patogen atau mikroorganisme lain.
Penyucian lebih tidak berbahaya dari sterilisasi karena penghancuran yang paling dikenal
untuk mikroorganisme patogen tapi tidak diperlukan untuk semua bakteri (contohnya :
spora bakteri)
17.Endoskopi : sebuah intrumen yang memungkinkan untuk di uji atau di treatmen dari
bagian kanal tubuh atau rongga tubuh
4
18.Pembersih enzym : sebuah larutan yang digunakan sebelum desinfeksi alat untuk
meningkatkan pembersihan materi organik (contohnya : protease untuk menghilangkan
protein)
19.Waktu paparan : periode pada proses sterilisasi dimana item terpapar laurtan sterilisasi
pada parameter spesifikasi sterilisasi. Contohnya, pada proses sterilisai penguapan,
waktu yang dibutuhkan item untuk terpapar penguapan jenuh pada suhu yang spesifik.
20. Inkubator: aparatus untuk mempertahankan suhu konstan dan cocok untuk pertumbuhan
dan budidaya mikroorganisme
21. Indikator mekanik: perangkat yang memantau proses sterilisasi (grafik, alat pengukur).
22.Perangkat medis: instrumen, alat, bahan, atau artikel lainnya, baik digunakan sendiri atau
dalam kombinasi, termasuk perangkat lunak yang diperlukan untuk aplikasi, yang
dimaksudkan oleh produsen untuk digunakan bagi manusia untuk diagnosis,
pencegahan, pemantauan pengobatan, atau pengentasan penyakit
23. Sterilisasi adalah suatu proses penanganan alat atau bahan yang tidak steril menjadi
steril dengan menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora
melalui metoda sterilisasi yang tepat.
24. Steril adalah kondisi dimana barang atau peralatan bebas dari semua mikroorganisme
termasuk spora
25. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan barang atau
peralatan
26. Tanggal kadaluarsa adalah tanggal yang menyatakan batas waktu terakhir barang masih
memenuhi persyaratan steril selama disimpan sesuai dengan cara yang benar.
E. Landasan Hukum
1. Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tanggal 27 Maret
2007 tantang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah sakit dan
Fasilitas kesehatan lainnya.
3. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply Department / CSSD) di
Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jakarta 2009
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Kualifikasi tenaga yang bekerja di sentralisasi sterilisasi dibedakan sesuai dengan kapasitas
tugas dan tanggung jawabnya, yang dibagi atas Kepala Instalasi, Koordinator dan teknis
pelayanan sterilisasi.
1. Kepala Intalasi
Uraian tugas :
a. Mengarahkan semua aktifitas staf yang berkaitan dengan supply alat medis steril bagi
perawatan pasien di rumah sakit
b. Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengembangan diri/personal
lainnya.
c. Menentukan metode yang efektif bagi penyiapan dan penanganan alat/bahan steril
d. Bertanggung jawab agar staf mengerti akan prosedur dan penggunaan mesin sterilisai
secara benar.
e. Memastikan bahwa teknik aseptic diterapkan pada saat penyiapan dn penanganan alat steril
baik yang sekali pakai maupun yang dipakai ulang.
f. Kerjasama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan koordinasi yang bersifat
internal/external
g. Melakukan seleksi untuk calon tenaga di sentralisasi sterilisasi, menyiapkan konsep dan
rencana kerja serta melakukan evaluasi pada waktu yang telah ditentukan.
h. Membuat perencanaan program kerja
i. Membuat laporan kinerja.
Kualifikasi tenaga
a. Pendidikan terakhir minimal S1 di bidang kesehatan, atau S1 Umum dengan minimal masa
kerja 5 tahun di bidang sterilisasi.
b. Telah mendapat pelatihan tambahan tentang prosedur dan teknis pelayanan sterilisasi.
c. Telah mendapat pelatihan tambahan tentang Manajemen
d. Mengetahui tentang psikologi personal
e. Mempunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang sterilisasi.
2. Koordinator Pelayanan
6
Uraian tugas
a. Melakukan koordinasi dengan ruang perawatan tentang kebutuhan barang steril.
b. Melakukan evaluasi dan monitoring secara kontinyu validitas proses pencucian dan
pengemasan alat.
c. Memberikan bimbingan kepada staff di bagian penerimaan, pencucian, pengemasan dan
produksi.
d. Memonitor kinerja staf di bagian penerimaan, pencucian, pengemasan dan produksi.
e. Membuat laporan kepada Ka. ISS bila ada permasalahan di bagian penerimaan, pencucian,
pengemasan dan produksi.
f. Menerima informasi dari bagian distribusi tentang jumlah kebutuhan alat steril.
g. Melakukan monitoring untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman serta menerapkan
manajemen resiko yang efektif
h. Memberikan masukan kepada kepala instalasi tentang kinerja staf di bagian penyimpanan
dan distribusi.
Kualifikasi tenaga
a. Pendidikan terakhir minimal D3 dengan minimal masa kerja 5 tahun di bidang sterilisasi.
b. Telah mendapat pelatihan tambahan tentang prosedur dan teknis pelayanan sterilisasi.
c. Telah mendapat pelatihan tambahan tentang Manajemen
d. Mempunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang sterilisasi.
3. Staf sentralisasi sterilisasi
Uraian tugas :
a. Bertanggung jawab terhadap Kepala Instalasi
b. Tidak alergi terhadap bahan-bahan yang digunakan di sentalisasi sterilisasi.
c. Dapat mengerti perintah dan menerapkannya menjadi aktivitas
d. Dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan
e. Mengikuti prosedur kerja/Standar prosedur oprasional yang telah dibuat
f. Dapat menjalankan pekerjaan baik dengan perintah langsung maupun tidak
langsung/telepon
g. Dapat mengerjakan pekerjaan rutin/berulang-ulang yang relatif mebosankan.
h. Dapat menerima tekanan pekerjaan dan kadang-kadang lembur
i. Memakai alat pelindung diri (apron, topi, pelindung kaki, sarung tangan, masker dan alat
pelindung telinga)
7
j. Memelihara peralatan sterilisasi, alat dan bahan steril.
Kualifikasi tenaga :
a. Harus mengikuti pelatihan sterilisasi yang bersertifikasi
b. Dapat belajar dengan cepat
c. Mempunyai ketrampilan yang baik
d. Personal hygiene baik
e. Disiplin dalam mengerjakan tugas keseharian.
B. Distribusi Ketenagaan
Dalam tugas kesehariannya, kegiatan operasional pelayanan sterilisasi berada di bawah
kendali Instalasi Sterilisasi Sentral. Untuk dapat memberikan pelayanan 24 jam kepada seluruh
instalasi yang ada di rumah sakit, tenaga diatur dengan jaga pagi, sore dan malam. Dalam
memberikan pelayanan sterilisasi Instalasi Sterilisasi Sentral melakukan pelayanan antar jemput
kepada pelayanan kamar operasi. Dalam memberikan pelayanan sterilissi 24 jam tersebut
Instalasi mendistribusikan tenaga sebagai berikut :
1. Jaga pagi
Bagian penerimaan 1 orang
Bagian pencucian 2 orang
Bagian pengemasandan sterilisasi 2 orang
Bagian produksi 6 orang
Bagian penyimpanan dan penyerahan 1 orang
Bagian distribusi 4 orang
Bagian inventarisasi alat 1 orang.
2. Jaga sore
Bagian penerimaan, penyimpanan dan penyerahan 1 orang
Bagian pencucian 2 orang
Bagian pengemasan, sterilisasi, produksi, distribusi 4 orang
3. Jaga malam
Bagian penerimaan, pencucian, pengemasan, produksi, sterilisasi, penyimpanan, dan
distribusi dilakukan 3 orang
C. Pengaturan jaga
8
Seluruh tenaga di Instalasi Sterilisasi Sentral yang berjumlah 32 orang diatur jadwal jaga untuk
memenuhi pelayanan sterilisasi 24 jam. Pengaturan jag pagi dan sore hari jumlahnya lebih
banyak dibandingkan dengan jaga malam. Perbedaan jumlah ini dilakukan karena beban kerja di
waktu pagi dan sore lebih berat dibandingkan dengan jaga malam.
Jam operasional pelayanan Instalasi Sterilisasi Sentral 24 jam. Pada Instalasi Sterilisasi Sentral
untuk pelayanan dibagi menjadi 3 shift yakni : shift Pagi mulai Pukul 07.00 Wita, Sore Pukul
13.00 Wita dan malam Pukul 20.00 Wita.
9
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
10
B. Standar Fasilitas
1. Area Umum
11
Untuk Kegiatan Manajemen terdiri dari ruang Kepala Instalasi, ruangan Kasub Inst, ruang
staf, ruang administrasi, ruang serbaguna, pantry, Musholla, toilet dan ruangan loker
2. Area Khusus
Pada area ini prinsipnya terdiri dari ruang kotor, ruang bersih dan ruang steril (ruang
penyimpanan alat steril), ruang bersih dan ruang kotor yang dibuat sedemikian rupa untuk
menghindari terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotor ke ruang bersih. Selain itu
pembagian ruangan disesuaikan dengan alur kerja. Ruang sterilisasi dibagi atas 5 ruangan
yaitu :
a. Ruang dekontaminasi
Pada ruangan ini terjadi proses penerimaan barang kotor, dekontaminasi dan
pembersihan. Ruang dekontaminasi harus direncanakan, dipelihara, dan dikontrol untuk
mendukung efisiensi proses dekomtaminasi dan untuk melindungi pekerja dari benda-
benda yang dapat menyebabkan infeksi, racun dan hal-hal berbahaya lainnya. Untuk
menjaga keamanan dan kenyamanan staf yang bekerja, suhu dan kelembaban di ruang
dekontaminasi harus diatur : suhu 18°C - 22°C dan kelembaban 35% - 75%. Untuk
mencegah terjadinya infeksi silang maka ruangan dekonmtaminasi dibuat mempunyai
tekanan udara yang lebih negative dari tekanan udara di ruangan sekitarnya dengan
menambahkan 4 exhouspan.
b. Ruang pengemasan alat
12
Di ruangan pengemasan alat dilakukan proses pengemasan alat, untuk alat bongkar
pasang maupun pengemasan dan penyimpanan barang bersih. Di ruangan ini juga
terdapat ruangan tertutup yang digunkan untuk menempatkan peralatan sterilissi suhu
rendah (Sterilisasi ETO).
Ruang pengemasan berukuran 8 m x 8 m, dengan ketinggian 2,1 m, lantai dari vinil. Mesin
untuk pengemasn ada 3 buah, mesin sterilisasi steam ada 3, sterilisasi plasma ada 1 dan
mesin sterilisasi ETO ada 1.
Dalam ruangan pengemasan ini dipersyaratkan memiliki tekanan lebih positif dari tekanan
udara diruangan sekitarnya. Proses untuk menilai atau validasi terhadap kualitas
pencucian dan kelayakan dari fungsi alat juga dilakukan di ruangan ini. Petugas yang
bekerja di ruangan ini minimal ada 3 orang, karena proses sterilisasi yang jumlah cukup
banyak maka sangat diperlukan kemampuan dari petugas untuk menilai semua peralatan
yang akan dikemas layak pakai dengan cepat.
c. Ruang produksi dan prosesing
13
Di ruang ini tempat untuk melakukan produksi kasa. Rata-rata kebutuhan kasa dalam sati hari
sebanyak 21.000 lembar. Kebutuhan ini belum mampu dipenuhi secara penuh pleh ISS
shingga ada sebagian kasa yang masih doproduksi di ruangan masing-masing. Di ruangan ini
juga dilakukan pemeriksaan linen, dilipat dan dikemas untuk persipan dilakukan proses
sterilisasi. Pada daerah ini sebaiknya juga ada tempat untuk menyimpan barang tertutup. Selain
linen pada ruangan ini juga dilakukan persiapan untuk bahan seperti kain kasa, cotton swab dan
lain lain.
b. Ruang sterilisasi
14
Di ruangan ini dilakukan proses sterilisasi alat dan bahan. Bahan yang sudah dikemas di
ruangan pengemasan kemudian dipilah-pilah sesuai dengan cara melaukan sterilisasinya.
Untuk sementara ini sterilisasi yang paling banyak dilakukan di ISS adalah sterilisasi dengan
menggunakan uap panas (Steam). Untuk sterilisasi ETO dan Plasma hanya digunakan untuk
alat-alat tertentu yang tidak tahan panas.
c. Ruang penyimpanan barang steril
Ruangan ini sebaiknya berada dekat dengan ruangan strilisasi. Apabila digunakan mesin dua
pintu maka pintu belakang berhubungan langsung dengan ruang penyimpanan. Di ruangan ini
penerangan harus memadai, suhu 18°C - 22°C dan kelembaban 35% - 75%, ventilasi
menggunkan system tekanan positif. Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan. Alat steril disimpan pada jarak 19 – 24 cm dan minimum 43 cm dari langit-langit
serta 5 cm dari dinding/tembok serta diupayakan untuk menghindari terjadinya penumpukan
debu pada kemasan. Alat steril tidak boleh disimpan dekan dengan wastafel atau saluran pipa
lainnya. Bahan yang disimpan dalam ruangan ini dikemas dengan 2 jenis kemasan yaitu :
kemasan dengan kertas dengan masa kadaluarsa 7 hari (1minggu) dan kemasan dengan
kantong/pouches dengan masa kadaluarsa 3 bulan.
Akses keruang penyimpanan steril dilakukan oleh petugas khusus yang terlatih, bebas dari
penyakit menular dan menggunkan pakaian yang sesuai dengan persyaratan.
Penggunaan alat pelindung diri
15
Instalasi Sterilisasi Sentral harus dilengkapi dengan alat pelindung diri seperti apron, topi,
masker, kaca mata (goglle), sarung tangan, pelindung kaki dan pelindung telinga untuk
melindungi petugas dari kontaminasi dari bahan infeksius maupun bahan beracun.
3. Peralatan dan Perlengkapan
a. Jumlah Mesin Sterilisasi : 5 buah
1) Sterilisasi steam kapasitas 1000 liter 3 buah
2) Sterilisasi ETO kapasitas 230 liter 1 buah
3) Sterilisasi Plasma kapasitas 120 liter 1 buah
4) Washer disinfector kapasitas 210 liter 3 buah
5) Aplikator data sterilisasi 8 buah
b. Jenis alat yang dikelola ISS
NO NAMA SET
I Set Satuan (instrumen tunggal) III SET SEDANG OK/PM
1 Arteri Klem17 Set LD Program melati
2 Nidle holder18 Set Palato OK
3 Pen marker19 Set Pelastik OK
4 Com Kecil20 Sircumsisi OK
5 Garisan21 Vena Sectie OK
6 Gunting22 Set AMP Orthopaedi
7 Kateter Logam
8 Koher IV Set Besar
9 Pinset 1 Set Bedah Dasar Umum
10 Tangkai bisturi 2 Set Maxillo
11 Spatel Lidah 3 Set vaskuler
16
12 Spiculum Cocor bebek 4 Set Ext Bedah saraf
13 Spiculum Sym 5 Set Laparatomi
14 Spuit Glesrin 6 Set Trepanasi
15 Gudel 7 Set Trakeotomi
16 Pinset anatomi 8 Set Pediatrik
17 Pinset cirurgi 9 Set Histerektomi
II Set ukuran kecil10 Set khusus THT/Tonsil
1 Kupet Kosong11 Set Khusus Urologi
2 Couter monopolar12 Set Khusus Onchologi
3 Kom Tutup13 Set Khusus Obgyn(Radikal)
4 Korentang14 Set Khusus SC
5 Couter bipolar15 Set Khusus Orthopaedi 1
6 Bengkok16 Set Khusus Orthopaedi 2
7 Set BSA17 Set Dasar Plate screw
8 Set Vena Sectie18 Set dasar Bedah anak
9 Partus19 Set Khusus Bedah Anak
10 Set Mandi20 Set Tamb Laparatomi Dig
11 Umbilical21 Set Dasar Digestive
22 Set Khusus Onchologi 8
III SET SEDANG 2 Set Khusus Mata
17
3
1 Set tali pusat24 Set Tamb Ortopaedi 3
2 BMP25 Set Small Orthopaedi
3 Forcep Tang26 Set Tambahan Bdh Anak
4 Rawat luka
5 Heacting V Waskom
6 Heacting Up 1 Waskom kecil
7 Kom Bengkok 2 Waskom Sedang
8 BMA 3 Waskom Besar
9 Set Dower
10 Set Interumen Sedang VI LINEN
11 Set Kuret 1 Duk Kecil
12 Set LP 2 Duk Sedang
13 Set Mata 3 Duk Besar
14 Terbel Tapel 4 Jas Operasi
15 Bor Tangan OK 5 Linen Rawat Inap
16 Exerpatie OK 6 Jas Rawat Inap
VII SELANG KECIL ( INSTRUMEN TUNGGAL)
1 LMA
2 Gudel
3 Selang Silikon
4 Kapas Lidi
5 Kapas Gigi
VIII SELANG SEDANG (INSTRUMEN KECIL)
1 Cov Vacum Karet
18
2 Selang Suction
3 Selang O2
4 Tranduser
IX SELANG BESAR ( INSTRUMEN SEDANG)
1 Ambu
2 Selang Respirator
3 Selang Saction
4 Curogetid
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. Sentralisasi
Sentralisasi pelayana sterilissi adalah pelayanan sterilisasi yang berpusat di satu
instalasi dan dilakukan oleh tenaga instalasi sterilisasi sentral mulai dari penerimaan,
pencucian, validasi, produksi, pengemasan, sterilisasi, penyimpanan, dan distribusi. Instalasi
sterilisasi sentral adalah instalasi pelayanan non struktural yang berfungsi memberikan
pelayanan sterilisasi yang sesuai dengan standar/pedoman dan memenuhi kebutuhan
barang steril di RSUP Sanglah Denpasar. Instalasi sterilisasi sentral ditetapkan oleh direktur
utama dan dipimpin oleh seorang kepala instalasi yang diangkat dan diberhentikan oleh
dirketur utama.
Besar kecilnya instalasi ditetapkan berdasarkan beban kerja dan tugas-tugas yang
dilaksanakan oleh pegawai pada instalasi sterilisasi sentral. Instalasi sterilisasi sentral sesuai
dengan tugas pokoknya adalah membantu instalasi lain yang menggunakan insstrumen, alat,
linen, dan bahan lain yang membutuhkan kondisi steril.
Dengan pelayanan sentralisasi ini instalasi sterilisasi sentral diharapkan mampu
meningkatkan pelayanan dari segi :
1. Kecepatan
19
Pelayanan penyediaan barang-barang steril yang di berikan oleh instalasi sterilisasi
sentral menjadi lebih cepat sampai kepada unit pemakainya, dengan mutu yang dapat
dipertangung jawabkan dan memperpendek jalur birokrasi yang ada.
2. Pengendalian Infeksi
Bersama-sama dengan tim pencegahan dan pengendalian infeksi RSUP Sanglah
Denpasar dapat mengoptimalkan kerjasama dalam memantau produk-produk yang
dihasilkan oleh instalasi sterilisasi sentral, memberikan masukan dan arahan kepada
pemakai di lapangan dalam mengatasi atau menurunkan angka kejadian infeksi.
3. Perkembangan ilmu dan teknologi
Dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi, maka kompleksitas peralatan
medis dan teknis medis memerlukan prosedur sterilisasi yang optimal sehingga
keseluruhan proses menghasilkan kualitas sterilisasi yang mutunya terjamin.
4. Pendekatan mutu
Produk-produk yang dihasilkan oleh instalasi sterilisasi sentral harus melalui proses yang
ketat sampai menjadi produk yang steril. Setiap proses sterilisasi berjalan selalu
dilengkapi dengan indikator kimia, biologi, dan fisika. Secara berkala setiap 3 bulan
dilakukan tes mikrobiologi. Kontrol mutu yang kuat akan menghasilkan produk yang
kualitasnya trjamin dan pada akhirnya dapat meneken terjadinya angka infeksi rumah
sakit.
5. Efisiensi dan efeftif
Pengelolaan pelayanan sterilisasi sentral yang profesional, mampu menyediakan produk
steril yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menekan biaya oprasional seminimal
mungkin, mencegah terjadinya duplikasi proses sterilisasi, dan meningkatkan kecepatan
pelayanan dalam distribusi barang steril.
B. Tujuan dan Tupoksi
1. Tujuan
- Terselenggaranya pusat pelayanan sterilisasi yang sesuai standar.
- Tercapainya peningkatan mutu dan perluasan cakupan pelayanan sterilisasi di Rumah
Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar melalui kerjasama dengan semua unit kerja.
- Tersedianya alat kesehatan steril untuk seluruh pelayanan
- Tercapainya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia dibidang sterilisasi
- Tersedianya tempat pendidikan dan pelatihan dibidang sterilisasi.
20
- Tersedianya tempat penelitian dan pengembangan pelayanan sterilisasi
2. Tugas Pokok
- Menyediakan dan menyelenggarakan kegiatan sterilisasi alat, bahan dan linen steril
kebutuhan pasien di rumah sakit.
- Membantu menyediakan kebutuhan instalasi yang memerlukan barang steril
- Menyelenggarakan standarisasi mulai dari proses dekontaminasi, pengemasan sampai
dengan sterilisasi.
- Memelihara dan melakukan inventaris peralatan sterilisasi secara akurat.
- Memelihara efektifitas secara akurat terhadap berbagai proses pembersihan, desinfeksi dan
sterilisasi.
- Memberikan kontribusi dalam pengembangan pelayanan mutu di Rumah Sakit yang terkait
dengan pengendalian HAIs.
- Mengefisienkan tenaga paramedis dalam kegiatan sterilisasi di unit kerja
3. Fungsi
- Merencanakan, mengkordinasikan, melaksanakan dan mengawasi serta mengevaluasi
kegiatan sterilisasi.
- Merencanakan kebutuhan barang medis, bahan pengemas yang berkualitas untuk produksi
barang medis steril.
- Menyediakan dan mendistribusikan barang steril ke Unit Kerja yang membutuhkan
- Melakukan inventaris semua peralatan sterilisasi yang digunakan di Rumah Sakit
- Mendokumentasikan setiap aktivitas penyelenggaraan proses sterilisasi sebagai bagian dari
program pengendalian mutu
- Memberikan kontribusi terhadap pendidikan & pelatihan bagi tenaga kesehatan yang terkait
dengan sterilisasi
C. Pelayanan
1. Menyiapkan barang habis pakai
1. Produksi kasa dan kapas steril
a. Uji Kualitas bahan baku
- Standar kualitas kasa yang baik adalah :
Terbuat dari bahan 100% kapas
Tidak mengandung pemutih
Tidak mengandung zat asing/kanji
Bahan baku berserat panjang
21
Memiliki daya serap yang baik dengan kerapatan 60 – 80 x 90 – 110
b. Jenis produk kasa dan kapas
- Kasa
Kasa 5 x 6 isi 4 lembar
Kasa 5 x 6 isi 5 lembar
Kasa 5 x 6 isi 10 lembar
Kasa 10 x 12 isi 10 lembar
Kasa 10 x 12 isi 20 lembar
Kasa 10 x 12 isi 40 lembar
Kasa 10 x 12 isi 80 lembar
Tampon 2 meter
Kasa depper kecil isi 5
lembar
Kasa depper kecil isi 10
lembar
Kasa depper besar isi 5
lembar
Roll IBS
Roll IGD
22
- Kapas
Cotton pellet gigi mulut isi 5
Cotton pellet gigi mulut isi 10
Cotton roll isi 3
Cotton roll isi 5
Cotton roll isi 10
Depper kecil gigi mulut isi 5
Lidi kapas kecil isi 4
Lidi kapas sedang isi 4
Lidi kapas sedang isi 10
Lidi kapas besar isi 4
c. Mekanisme permintaan BMHP steril
- Unit kerja mengajukan contoh produk kasa atau kapas yang akan diproduksi
- Mengajukan rencana kebutuhan ke Instalasi Sterilisasi Pusat
- Permintaan kebutuhan unit kerja dilakukan 2 (dua) minggu sekali
- Permintaan menggunakan formulir permintaan BMHP Steril yang disediakan
di ISP (contoh formulir terlampir)
- Pengambilan dilakukan paling cepat satu hari setelah permintaan diajukan
- Serah terima ditanda tangani kedua belah pihak
2. Produksi linen steril
Linen yang dikelola di ISS adalah linen yang sudah bersih melalui proses pencucian di
instalasi binatu (laundry). Sebelum dilakukan proses penyusunan dan pengemasan linen,
linen terlebih dahulu dilakukan pemilahan dari segi jenisnya (Linen draping, waslap, dan
jas operasi) dan juga dari segi keutuhan linen (robek, keutuhan tali pengikat, noda, sisa
temepelan stiker). Setelah melewati proses tersebut yang dikelola selanjutnya adalah
linen yang tidak robek, talinya masih utuh sesuai dengan fungsinya, bersih tanpa noda
dan tanpa tempelan stiker. Selanjutnya linen akan dikemas dengan menggunakan
kemasan kertas dan kantung/pouches dan siteril dengan menggunakan sterilisasi suhu
tinggi.
3. Menyiapkan Instrument Steril
a. Pre-Cleaning
Prabilas (Pre-Cleaning) adalah proses yang membuat benda mati lebih aman untuk
ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan, mengurangi jumlah mikroorganisme yang
mengkontaminasi, mengaktifasi virus HBV, HCV dan HIV.
- Tujuan :
Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan instrumen pada proses
selanjutnya
Menghilangkan kotoran yang terlihat dan tidak terlihat
Meningkatkan efektifitas proses cleaning, desinfeksi dan sterilisasi
- Persyaratan :
Ruangan dengan ventilasi baik, tekanan negatif, suhu 180 - 220C, kelembaban 35 -
75%, terpisah dari area lain
Perendaman menggunakan kontainer yang disesuaikan dengan ukuran instrumen
sehingga semua instrumen dapat terendam
Larutan perendaman berupa deterjen atau cairan enzimatik sesuai rekomendasi
produsen
Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI) dan mempunyai personal hygiene yang baik
Prabilas harus dilakukan segera setelah penggunaan instrumen untuk menghindari
kotoran menjadi kering
- Prosedur : Lihat SPO Pre-Cleaning
b. Cleaning
Pembersihan (Cleaning) adalah proses secara fisik membuang semua kotoran dan
sejumlah mikroorganisme dari alat kesehatan untuk menguragi risiko bagi petugas
selanjutnya
- Tujuan :
Melindungi petugas yang bersentuhan langsung dengan instrumen pada proses
selanjutnya
Menghilangkan mikroorganisme berbahaya
Meningkatkan efektifitas proses desinfeksi dan sterilisasi
- Persyaratan :
Ruangan dengan ventilasi baik, tekanan negatif, suhu 180 - 220, kelembaban 35 -
75%, terpisah dari area lain
Perendaman menggunakan sink yang disesuaikan dengan ukuran instrumen
sehingga semua instrumen dapat terendam
Larutan perendaman berupa cairan desinfektan
Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI) dan mempunyai personal hygiene yang baik
Pembersihan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan washer machine
- Prosedur : Lihat SPO Cleaning
c. Pengemasan
Pengemasan adalah kegiatan membungkus alat kesehatan yang sudah bersih dan
kering untuk dilakukan proses sterilisasi
- Tujuan :
Menjamin sterilitas instrument dalam kemasan
Keamanan dan efektifitas perawatan
Mengetahui batas kadaluarsa alat yang disterilkan.
- Persyaratan :
Ruangan dengan tekanan positif, ventilasi baik, suhu 180-220, kelembaban 35-75%,
bebas debu, terpisah dari ruangan pre-cleaning/cleaning.
Tersedia lemari penyimpanan yang tertutup, bersih dan kering
Bahan pengemas :
o Harus mampu mempertahankan sterilitas isinya hingga kemasan dibuka dan harus
mudah dibuka tanpa menyebabkan kontaminasi
o Harus sesuai dengan metoda sterilisasi yang dipakai antara lain tahan terhadap
perubahan suhu, kelembaban dan tekanan pada proses sterilisasi
o Dipilih berdasarkan lama kadaluarsa proses penyimpanan instrumen, pengemas
kertas masa kadaluarsa 1 minggu, pengemas pouches masa kadaluarsa 3 bulan,
pengemasan konteiner masa kadaluarsa 1 minggu.
Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI) dan mempunyai personal hygiene yang baik
- Prosedur : Lihat SPO Pengemasan
d. Labeling/Penandaan
Penandaan adalah kegiatan pemberian label/etiket atau catatan yang dilakukan terhadap
masing-masing kemasan dari instrumen yang akan melalui proses sterilisasi
- Tujuan :
Mengetahui batas kadaluarsa alat yang disterilkan
Memudahkan dalam penelusuran atau penarikan kembali
- Persyaratan :
Ruangan dengan tekanan positif atau sama dengan tekanan udara di sekitarnya tetapi
lebih tinggi dari tekanan udara di ruang kotor/dekontaminasi, ventilasi baik, suhu 180-
220, kelembaban 35-75%, bebas debu, terpisah dari ruangan pre-cleaning/cleaning.
Tersedia lemari penyimpanan yang tertutup, bersih dan kering
Penandaan mencantumkan minimal :
o Penandaan mencantumkan minimal :
o tanggal sterilisasi
o tanggal kadaluarsa
o Inisial nama pengemas
o Nomor mesin sterilisasi
o Nomor siklus
o Jumlah kali pemakaian re-use (untuk single-use/re-use)
Semua kemasan instrumen harus diberi penandaan sebelum dilakukan proses
sterilisasi.
Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
dan mempunyai personal hygiene yang baik.
- Prosedur : Lihat SPO Penandaan
e. Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses menghilangkan/memusnahkan semua bentuk mikroorganisme
pada instrument atau alat kesehatan termasuk endospora yang dapat dilakukan secara
fisika atau kimia meggunakan alat sterilisator
- Tujuan :
Membunuh semua mikroorganisme pada instrumen termasuk endospora
Menghasilkan instrumen steril untuk digunakan.
- Persyaratan :
Ruangan dengan ventilasi baik, suhu 180-220, kelembaban 35-75%, bertekanan positif.
Mesin sterilisasi :
o Suhu tinggi digunakan untuk instrumen yang tahan pada suhu 1210 sampai 1340C :
sterilisasi uap panas
o Suhu rendah digunakan untuk instrumen yang tahan pada suhu 550C : Ethylen
Oksida, Plasma
o Harus memenuhi uji kelayakan mesin sebelum digunakan
Sterilisasi secara kimia digunakan untuk instrument atau alat kesehatan yang akan
langsung digunakan tanpa distribusi dan penyimpanan.
Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
dan mempunyai personal hygiene yang baik.
- Prosedur : Lihat SPO Proses Sterilisasi
f. Penyimpanan
Penyimpanan instrumen steril dan bahan medis habis pakai steril adalah proses
penempatan dan pengaturan instrumen dan bahan medis habis pakai steril sesuai
persyaratan.
- Tujuan :
Menjaga sterilitas instrument dan bahan medis habis pakai yang sudah disterilkan
Memudahkan dalam pencarian sehingga mempercepat pelayanan
- Persyaratan :
Ruangan dengan penerangan memadai, suhu 180-220, kelembaban 35-75%,
ventilasi dengan tekanan positif.
Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang halus dan mudah dibersihkan.
Penyimpanan menggunakan rak yang mudah dibersihkan, disimpan pada jarak 19-
24 cm dari lantai dan minimum 43 cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding.
Petugas harus terlatih, memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI) dan mempunyai personal hygiene yang baik. Petugas harus terlatih,
memahami konsep pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dan mempunyai
personal hygiene yang baik.
- Prosedur : Lihat SPO Penyimpanan
g. Pendistribusian
Pendistribusian barang steril adalah kegiatan menyerahkan instrumen dan Bahan habis
pakai steril kepada unit kerja pengguna sesuai aturan yang berlaku.
- Tujuan :
Memenuhi kebutuhan unit kerja terhadap instrument dan alat kesehatan steril
Tertib administrasi
- Persyaratan :
Menggunakan container tertutup khusus barang bersih
Distribusi berdasarkan formulir permintaan sterilisasi barang re-use dari unit kerja
atau Formulir permintaan BMHP steril
Pada saat serah terima kedua belah pihak harus meneliti dan memeriksa instrumen
yang diserah terimakan berdasarkan jumlah dan kondisi fisik instrument.
Kedua belah pihak harus mencantumkan nama dan tanda tangan pada lembar
formulir saat serah terima.
- Prosedur : Lihat SPO Pendistribusian
BAB V
LOGISTIK
A. Peralatan dan Perlengkapan
1. Mesin Sterilisasi : 5 buah
Sterilisasi steam kapasitas 1000 liter 3 buah
Sterilisasi ETO kapasitas 230 liter 1 buah
Sterilisasi Plasma kapasitas 120 liter 1 buah
Washer disinfector kapasitas 210 liter 3 buah
Aplikator data sterilisasi 8 buah
2. Jenis alat dan instrumen
NO NAMA SET
I Set Satuan (instrumen tunggal) III SET SEDANG OK/PM
1 Arteri Klem17 Set LD Program melati
2 Nidle holder18 Set Palato OK
3 Pen marker19 Set Pelastik OK
4 Com Kecil20 Sircumsisi OK
5 Garisan21 Vena Sectie OK
6 Gunting22 Set AMP Orthopaedi
7 Kateter Logam
8 Koher IV Set Besar
9 Pinset 1 Set Bedah Dasar Umum
10 Tangkai bisturi 2 Set Maxillo
11 Spatel Lidah 3 Set vaskuler
12 Spiculum Cocor bebek 4 Set Ext Bedah saraf
13 Spiculum Sym 5 Set Laparatomi
14 Spuit Glesrin 6 Set Trepanasi
15 Gudel 7 Set Trakeotomi
16 Pinset anatomi 8 Set Pediatrik
17 Pinset cirurgi 9 Set Histerektomi
II Set ukuran kecil10 Set khusus THT/Tonsil
1 Kupet Kosong 1 Set Khusus Urologi
1
2 Couter monopolar12 Set Khusus Onchologi
3 Kom Tutup13 Set Khusus Obgyn(Radikal)
4 Korentang14 Set Khusus SC
5 Couter bipolar15 Set Khusus Orthopaedi 1
6 Bengkok16 Set Khusus Orthopaedi 2
7 Set BSA17 Set Dasar Plate screw
8 Set Vena Sectie18 Set dasar Bedah anak
9 Partus19 Set Khusus Bedah Anak
10 Set Mandi20 Set Tamb Laparatomi Dig
11 Umbilical21 Set Dasar Digestive
22 Set Khusus Onchologi 8
III SET SEDANG 23 Set Khusus Mata
1 Set tali pusat24 Set Tamb Ortopaedi 3
2 BMP25 Set Small Orthopaedi
3 Forcep Tang26 Set Tambahan Bdh Anak
4 Rawat luka
5 Heacting V Waskom
6 Heacting Up 1 Waskom kecil
7 Kom Bengkok 2 Waskom Sedang
8 BMA 3 Waskom Besar
9 Set Dower
10 Set Interumen Sedang VI LINEN
11 Set Kuret 1 Duk Kecil
12 Set LP 2 Duk Sedang
13 Set Mata 3 Duk Besar
14 Terbel Tapel 4 Jas Operasi
15 Bor Tangan OK 5 Linen Rawat Inap
16 Exerpatie OK 6 Jas Rawat Inap
VII SELANG KECIL ( INSTRUMEN TUNGGAL)
1 LMA
2 Gudel
3 Selang Silikon
4 Kapas Lidi
5 Kapas Gigi
VIII SELANG SEDANG (INSTRUMEN KECIL)
1 Cov Vacum Karet
2 Selang Suction
3 Selang O2
4 Tranduser
IX SELANG BESAR ( INSTRUMEN SEDANG)
1 Ambu
2 Selang Respirator
3 Selang Saction
4 Curogetid
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu ditangani
segera di rumah sakit di Indonesia, maka diperlukan standar keselamatan pasien rumah
sakit yang merupakan acuan bagi rumah sakit di Indonesia untuk melaksanakan
kegiatannya.Standar Keselamatan Pasien terdiri dari tujuh standar yaitu:
I. Hak pasien
II. Mendidik pasien dan keluarga
III. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
IV. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi dan
meningkatkan keselamatan pasien
V. Peran kepemimpinan dalam program peningkatan keselamatan pasien
VI. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Uraian tujuh standar tersebut diatas adalah sebagai berikut:
A. Standar I. Hak pasien
Standar :Pasien & keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana & hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya KTD (Kejadian
Tidak Diharapkan).
Kriteria :
1. Harus ada Dokter penanggung jawab pelayanan.
2. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan
3. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara jelas &
benar kepada pasien & keluarganya tentang rencana & hasil pelayanan, pengobatan
atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya KTD.
B. Standar II. Mendidik pasien dan keluarga
Standar : RS harus mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab
pasien dalam asuhan pasien
Kriteria :
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien
yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di RS harus ada sistem &
mekanisme mendidik pasien & keluarganya tentang kewajiban & tanggung jawab pasien
dalam asuhan pasien. Dengan pendidikan tsb diharapkan pasien & keluarga dapat :
1. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap & jujur.
2. Mengetahui kewajiban & tanggung jawab pasien & keluarga.
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
4. Memahami & menerima konsekuensi pelayanan.
5. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan RS.
6. Memperlihatkan sikap menghormati & tenggang rasa.
7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
C. Standar III. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
Standar :RS menjamin kesinambungan pelayanan & menjamin koordinasi antar tenaga
& antar unit pelayanan.
Kriteria :
1. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk,
pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan &
saat pasien keluar dari RS.
2. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien &
kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap
pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik & lancar.
3. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk
memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial,
konsultasi & rujukan, pelayanan kesehatan primer & tindak lanjut lainnya.
4. Terdapat komunikasi & transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga dapat
tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman & efektif
D. Standar lV. Penggunaan metoda Standar metoda-metoda peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi & program peningkatan Keselamatan Pasien (KP)
Standar :RS harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor & mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),
&melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta KP.
Kriteria :
1. Setiap RS harus melakukan proses perancangan (design) yang baik, mengacu pada
visi, misi, & tujuan RS, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah
klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, & faktor-faktor lain yang berpotensi risiko
bagi pasien sesuai dengan ”7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien RS”.
2. Setiap RS harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara lain terkait
dengan: pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi, mutu pelayanan,
keuangan.
3. Setiap RS harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua KTD, & secara
proaktif melakukan evaluasi satu proses kasus risiko tinggi.
4. Setiap RS harus menggunakan semua data & informasi hasil analisis untuk
menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja & KP terjamin.
E. Standar V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
Standar :
1. Pimpinan mendorong & menjamin implementasi program KP secara terintegrasi
dalam organisasi melalui penerapan “7 Langkah Menuju Keselamatan Pasien RS ”.
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko KP &
program menekan atau mengurangi KTD.
3. Pimpinan mendorong & menumbuhkan komunikasi & koordinasi antar unit & individu
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang KP.
4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, &
meningkatkan kinerja RS serta meningkatkan KP.
5. Pimpinan mengukur & mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja
RS & KP.
Kriteria :
1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program KP.
2. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan & program
meminimalkan insiden, yang mencakup jenis kejadian yang memerlukan perhatian,
mulai dari KNC “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) sampai dengan KTD ( Adverse
event).
3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari RS
terintegrasi & berpartisipasi dalam program KP.
4. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada
pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain & penyampaian
informasi yang benar & jelas untuk keperluan analisis.
5. Tersedia mekanisme pelaporan internal & eksternal berkaitan dengan insiden
termasuk penyediaan informasi yang benar & jelas tentang Analisis Akar Masalah
(RCA) “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss) & “Kejadian Sentinel’ pada saat
program KP mulai dilaksanakan.
6. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya menangani
“Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif untuk memperkecil risiko,
termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan “Kejadian
Sentinel”.
7. Terdapat kolaborasi & komunikasi terbuka secara sukarela antar unit & antar
pengelola pelayanan di dalam RS dengan pendekatan antar disiplin.
8. Tersedia sumber daya & sistem informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan perbaikan
kinerja RS & perbaikan KP, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber
daya tersebut.
9. Tersedia sasaran terukur, & pengumpulan informasi menggunakan kriteria objektif
untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja RS & KP, termasuk rencana tindak
lanjut & implementasinya
F. StandarVI. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Standar :
1. RS memiliki proses pendidikan, pelatihan & orientasi untuk setiap jabatan mencakup
keterkaitan jabatan dengan KP secara jelas
2. RS menyelenggarakan pendidikan & pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan & memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan
interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriteria :
1. Setiap RS harus memiliki program pendidikan, pelatihan & orientasi bagi staf baru
yang memuat topik KP sesuai dengan tugasnya masing-masing.
2. Setiap RS harus mengintegrasikan topik KP dalam setiap kegiatan in-service
training & memberi pedoman yg jelas tentang pelaporan insiden.
3. Setiap RS harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok
(teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin & kolaboratif dalam rangka
melayani pasien.
G. Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staff untuk mencapai keselamatan
pasien
Standar :
1. RS merencanakan & mendesain proses manajemen informasi KP untuk memenuhi
kebutuhan informasi internal & eksternal.
2. Transmisi data & informasi harus tepat waktu & akurat.
Kriteria :
1. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan & mendesain proses manajemen
untuk memperoleh data & informasi tentang hal-hal terkait dengan KP.
2. Tersedia mekanisme identifikasi masalah & kendala komunikasi untuk merevisi
manajemen informasi yang ada
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Program kesehatan pada petugas kesehatan
Program i n i sebagai strategi preventif terhadap infeksi yang dapat ditransmisikan
dalam kegiatan pelayanan kesehatan, antara lain:
• Monitoring dan support kesehatan petugas
• Vaksinasi bila dibutuhkan
• Vaksinasi terhadap infeksi saluran napas akut bila memungkinkan
• Menyediakan antivirus profilaksis
• Surveilans ILI membantu mengenal tanda awal transmisi infeksi salaluran napas akut
dari manusia-manusia
• Terapi dan follow up epi/pandemic infeksi saluran napas akut pada petugas
• Rencanakan petugas diperbolehkan masuk sesuai pengukuran risiko bila terkena
infeksi
• Upayakan support psikososial.
Tujuannya
• Menjamin keselamatan petugas di lingkungan rumah sakit
• Memelihara kesehatan petugas kesehatan
• Mencegah ketidakhadiran petugas, ketidakmampuan bekerja, kemungkinan
medikolegal dan KLB.
Riwayat imunisasi yang tercatat baik secara periodik menyiapkan apakah seorang
petugas memerlukan booster atau tidak.
Penyakit akibat kerja dan penyakit paska pajanan, rumah sakit memiliki tata cara
pelaporan dan manajemen yang mudah serta difahami semua petugas. Pedoman,
alur, d i s i a p k a n o l e h K o m i t e P e n c e g a h a n d a n P e n g e n d a l i a n R u m a h S a k i t yang
diinformasikan kepada petugas secara detail hingga berapa lama meliburkan petugas
paska pajanan serta membantu petugas dalam kecemasan atau rasa takut. Tata cara
dapat meliputi:
1. Informasi risiko ekspos
2. Alur manajemen dan tindak lanjut
3. Penyimpanan data
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pelayanan sterilisas akan merupakan salah satu factor untuk mencegah dan mengendalikan
infeksi maka adanya upaya untuk mempertahankan mutu akan sangat penting untuk
menunjang keberhasilan.
Mutu pelayanan sterilisasi akan berperan penting dalam membangun citra Rumah
Sakit yang kuat, sebab pelayanan sterilisasi adalah jantungnya rumah sakit. Semua alat dan
instrument yang kotor masuk ke pelayanan sterilisasi dan keluar harus menjadi alat yang
steril dan siap untuk dipakai, maka mutu pelayanan harus tetap dijaga, sebab akan sangat
kuat citra yang timbul. Mutu pelayanan sterilisasi tidak hanya pada kepuasan pengguna saja
tetapi kualitas hasil sterilisasi bisa mempengaruhi kesembuhan pasien yang di rawat di
rumah sakit. Kecepatan pelayanan, pemberian informasi yang jelas tentang respon time
hasil sterilisasi dapat menenangkan pengguna alat sterilisasi dalam memberikan estimasi
dalam persiapan tindakan oprasi yang akan dilakukan.
A. Pemantauan Mutu Sterilisasi (Kalibrasi Internal Proses Sterilisasi) dengan
Indikator BiologI, Kimia dan Mekanik pada Mesin Autoclave seperti pada tabel
berikut.
Program pemantauan mutu
fungsi mesin sterilisasi
Nama Mesin Pelaksanaan
Kalibrasi Internal Hanshin HS 1000 No 1
Hanshin HS 1000 No 2
Hanshin HS 1000 No 3
Setiap hari
Setiap hari
Setiap hari
Kalibrasi external Hanshin HS 1000 No 1
Hanshin HS 1000 No 2
Hanshin HS 1000 No 3
Setiap tahun
Setiap tahun
Setiap tahun
1. Kalibrasi Internal
Kalibrasi internal dilakukan setiap hari untuk mengetahui apakah mesin berfungsi
dengan baik untuk melakukan proses sterilisasi. Kalibrasi ini dilakukan dipagi hari
sebelum mesin digunakan untuk melakukan proses sterilisasi dengan cara :
a. Setelah mesin dihidupkan dan posisi mesih dalam keadaa ready, pilih menu cycle
2.
b. Tekan tombol change velue
c. Rubah expose time menjadi 0 menit, dan dry time menjadi 0 menit.
d. Tekan tombol save
e. Tekan tombol start
f. Tunggu sampai proses selesai dan ada print out mesin,
g. Tempelkan print out pada buku dokumentasi bowie dick test.
2. Kalibrasi eksternal
Kalibrasi eksternal dilakukan dengan mengusulkan pelaksanan kalibrasi setiap tahun
melalui Instalasi IPSMNP.
Pelaksanaan kegiatan pemantauan indicator mutu sterilisasi dituangkan lebih rinci pada
program mutu instalasi sterilissi sentral RSUP Sanglah tahun 2015.
B. Monitoring kualitas (pengawasan mutu)
1. Prinsip : Pengawasan mutu proses sterilitas merupakan kegiatan monitoring mutu
disetiap tahap proses sterilisasi.
2. Persyaratan pengawasan mutu :
a. Dilakukan secara visual
b. Menggunakan alat bantu (indicator)
c. Melihat hasil kerja alat (mekanik).
d. Dilakukan oleh petugas yang terlatih
3. Tujuan :
a. Memastikan semua proses sterilisasi berjalan sesuai standar.
b. Memberikan jaminan mutu terhadap barang steril yang dihasilkan
4. Uji Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
a. Terbuat dari bahan 100% kapas
Ambil sepotong kasa, bakar bagian ujungnya, perhatikan warna dan bau asap
serta abunya.
Kasa yang berbaik berasap putih, berbau kertas terbakar dan abu yang halus.
Kasa yang buruk berasap hitam, berbau plastik terbakar dan abu menggumpal
karena mengandung bahan sintetis.
b. Tidak mengandung pemutih
Tempatkan kasa di ruang gelap, paparkan lampu ultra violet.
Kasa yang baik tidak akan berpendar sama sekali.
Kasa yang buruk berpendar secara tersamar sampai sangat kuat.
c. Tidak mengandung zat asing/kanji
Ambil sepotong kasa, teteskan cairan iodium.
Kasa yang baik warna iodium tidak berubah.
Kasa yang buruk, warna iodium menjadi kebiruan karena bereaksi dengan kanji.
d. Bahan baku berserat panjang
Ambil kasa, perhatikan fisiknya, raba dan ditepuk-tepuk.
Kasa yang baik benangnya padat, rapi dan debu sangat minimal.
Kasa yang buruk benangnya rapuh, tidak beraturan dan debunya banyak.
e. Memiliki daya serap yang baik
Ambil kasa, lipat, teteskan darah atau betadin, perhatikan daya serapnya.
Kasa yang baik daya serapnya cepat.
Kasa yang buruk daya serapnya kurang karena bercampur bahan sintetis.
Kasa dengan daya serap yang baik apabila ditaruh diatas air maka kasa akan
tenggelam dalam hitungan kurang dari 10 detik, bila kasa tenggelam dalam
hitungan lebih dari 10 detik maka kasa tersebut daya serapnya kurang baik.
5. Monitoring Pelaksanaan Proses Sterilisasi
a. Uji visual terhadap instrumen untuk mengetahui instrumen layak atau tidak layak
diproses sesuai IK Uji Visual, dilakukan pada :
- Loket penerimaan instrumen kotor
- Loket penerimaan instrumen bersih
- Selesai proses pembersihan (cleaning)
- Selesai proses sterilisasi
- Sebelum instrumen didistribusikan
b. Uji Mekanik terhadap alat yang digunakan untuk proses sterilisasi sebelum
penggunaan alat agar diketahui kelayakan alat sesuai IK Uji Mekanik, dilakukan
pada :
- Mesin cuci (Washer Machine)
- Mesin Ultrasonic
- Mesin cutting dan sealing pouches
- Mesin sterilisasi uap panas
- Mesin sterilisasi plasma
- Mesin sterilisasi etilen oksida
c. Uji Bowie Dick sebelum proses sterilisasi untuk mengetahui kemampuan daya
vakum dan tekanan mesin sesuai IK Uji Bowie Dick, dilakukan pada :
- Mesin sterilisasi uap panas dengan vakum
d. Uji Biologi terhadap mesin sterilisasi dilakukan setiap hari dan setiap loading
sterilisasi alat implantasi sesuai IK Uji Biologi, dilakukan pada :
- Mesin sterilisasi uap panas
- Mesin sterilisasi plasma
- Mesin sterilisasi etilen oksida
e. Pemantauan proses sterilisasi dilakukan saat mesin sterilisasi berjalan,
pemantauan dengan melihat print out proses yang dilakukan mesin sesuai IK
Pemantauan in proses mesin sterilisasi, dilakukan pada :
- Mesin sterilisasi uap panas
- Mesin sterilisasi plasma
- Mesin sterilisasi etilen oksida
6. Monitoring setelah pelaksanaan proses sterilisasi
Uji mikrobiologi terhadap produk sterilisasi sesuai jenis kemasan untuk menentukan
dan memastikan masa kadaluarsa produk sesuai IK Uji Mikrobiologi, dilakukan pada :
- Hasil sterilisasi dengan pengemas pouches
- Hasil sterilisasi dengan pengemas kertas
- Hasil sterilisasi dengan pengemas container rigid
C. Evaluasi
1. Manajemen
2. Sarana dan Prasarana
a. Semua instrumen diproses secara sentral, jika tidak memungkinkan maka kebijakan
dan prosedur harus konsisten untuk semua satelit.
b. Luas CSSD sesuai dengan kebutuhan dan desain
c. Area precleaning dan cleaning cukup untuk peralatan yang dibutuhkan dan memiliki
tempat khusus untuk menggunakan dan melepaskan APD
d. Sink untuk dekontaminasi terdiri dari 3 sink untuk perendaman, pembersihan dan
pembilasan
e. Tersedia emergency eye wash yang bisa dicapai dalam 10 detik dan mengalirkan air
selama minimal 15 menit
f. Pada alur kerja terdapat dinding pemisah antara ruang kotor dan bersih, pass box
untuk menghindari lorong dan tidak terbuka
g. Suhu dan kelembaban dimonitor di ruang dekontaminasi, area bersih dan ruang
penyimpanan steril dan dicatat setiap hari
h. Tersedia traffic control, kebijakan dan prosedur berkaitan dengan hal yang boleh
atau tidak boleh dan seragam
i. Lantai dan dinding terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, plafon mempunyai
permukaan yang rata dan terbuat dari material yang tidak mudah rontok
j. Tekanan positif untuk area bersih dan tekanan negatif untuk area precleaning dan
cleaning serta pencahayaan yang cukup untuk semua area kerja
3. Organisasi
4. Sumber Daya Manusia
a. Kebijakan tertulis :
- Personal hygiene
- Kepatuhan dalam berpakaian
- Kepatuhan dalam penggunaan APD
b. Status kesehatan :
- Mempunyai data kesehatan yang mencakup data fisik, X-ray untuk TBC, paling
sedikit sekali setahun.
- Status immunisasi untuk Hepatitis B, tetanus, typhoid fever
- Laporan mengenai sakit yang dialami
c. Supervisor Sterilisasi :
- Memiliki standar minimal kualifikasi
- Meningkatkan kompetensi
- Berpartisipasi dalam pendidikan berkelanjutan
d. Teknisi Sterilisasi :
- Memiliki standar minimal kualifikasi
- Bersertifikat atau sesuai standar lokal
- Sertifikasi kompetensi khusus (mis: operator mesin Etilen Oksida)
e. Seluruh personel :
- Memperoleh orientasi lengkap tentang Sterilisasi
- Mendapatkan pelatihan tahunan sesuai standar minimal
- Diuji kompetensinya setiap tahun
- Pelatihan tahunan tentang mesin dan alat langsung dari produsen
4. Proses
a. Pre Cleaning
- Instrumen bekas pakai dibersihkan langsung di tempat pemakaian
- Alat disposable yang terkontaminasi sudah dibuang termasuk jarum dan benda
tajam
- Kotoran pada instrumen segera dibersihkan apabila tidak segera bisa diproses
cleaning
- Instrumen kotor diusahan tetap lembab misalnya dengan menggunakan handuk
basah dll
- Tersedia kontainer khusus yang aman untuk instrumen kotor
- Gunakan kontainer yang tidak mudah tembus dan tidak mudah bocor untuk
instrumen kotor
- Instrumen kotor harus dibawa dalam kontainer tertutup saat transportasi
- Pengangkutan instrumen kotor harus menghindari area umum yang ramai
- Trolley pengangkut harus tertutup dan bisa mencegah instrumen berjatuhan dan
tumpah
- Tersedia kebijakan dan prosedur untuk pengangkutan instrumen terkontaminasi
antar gedung
b. Cleaning
- Tersedia kebijakan dan prosedur tertulis untuk proses pembersihan dan
dekontaminasi
- Kalau memungkinkan pre-cleaning menggunakan larutan enzimatik
- Instrumen dilepas (sesuai petunjuk pabrik) agar semua permukaan terkena
proses pembersihan
- Bahan pencuci digunakan menururt aturan dari pabrik (misalnya pengenceran
dan suhu larutan)
- Cara pembersihan manual dan mekanik yang digunakan sesuai dengan
petunjuk dari pabrik dan telah difahami bagian dekontaminasi
- Sikat pembersih yang digunakan dibuat khusus untuk peralatan medik,
sebaiknya sekali pakai tetapi apabila dipakai berulang maka harus dibersihkan
minimal satu kali sehari
- Hasil printout pada mesin pencucian harus dipantau
- Pemantauan terhadap alat pembersih mekanik (mesin cuci) harus dilakukan saat
pemasangan dan berkala mingguan (dianjurkan tiap hari) dan dokumentasikan
- Cara pembilasan manual dan mekanik telah difahami dan dilaksanakan sesuai
petunjuk dari pabrik
- Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi dan sterilisasi sesuai dengan
petunjuk dari pabrik
- Tersedia alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, pelindung mata,
pelindung kaki
5. Pengemasan
a. Pastikan bahwa instrumen bersih dan kering sebelum dikemas
b. Periksa instrumen dari kemungkinan kurang atau rusak. Periksa adanya karat,
goresan, korosif, torehan, retak, kotor dipermukaan plate. Pemeriksaan
menggunakan kaca pembesar
c. Pastikan bahwa setiap instrumen :
Ujung pemotong tajam
Bagian – bagian tertentu bisa digerakan dengan bebas
Instrumen yang butuh perbaikan telah dipisahkan untuk diperbaiki atau diganti
Ikuti petunjuk yang diminta untuk lubrikasi instrumen setelah dibersihkan
- Preparasi dan pemasangan
Instrumen yang tajam harus terlindungi saat dipasang ulang. Pelindung yang
digunakan harus bisa disterilkan.
Instrumen yang terbuka seperti gunting dan klem dalam keadaan tidak terkunci
dan posisi terbuka
Instrumen dengan banyak bagian yang dilepaskan saat sterilisasi harus
dipastikan bisa dipasangkan kembali secara aseptik
Instrumen berat ditempatkan pada tempat yang tidak menyebabkan kerusakan
pada instrumen yang halus
- Peralatan berlumen :
Harus dilepaskan secara hati-hati misalnya kateter, needle
Pelembut untuk lumen harus dianjurkan sesuai petunjuk dari pabrik
Instrumen yang kompleks seperti endoskopi atau instrumen yang berlobang
harus dipersiapkan sesuai dengan petunjuk dari pabrik
- Bengkok/Baskom :
Dibedakan dalam diameter
Gunakan nonlinting material adsorben diantara bengkok
Pengemasan tidak melebihi 3,5 kg
Kontainer set intrumen tidak boleh lebih dari 12,5 kg
Penggunaan pengemas rigid harus disesuaikan dengan berat dan densitas dari
set instrumen
- Check List Pengemasan
Bahan pengemas harus terpapar minimal dua jam pada suhu dan kelembaban
yang disarankan sebelum digunakan
Bahan pengemas diperiksa secara berkala kalau kemungkinan rusak seperti
bocor, kotor dll
- Penutup pengemasan :
- Pengemas kertas/pouches :
label ditempelkan pada sisi plastik
Pada kemasan terbungkus : penulisan dilakukan pada indikator tape atau pakai
label khusus
Tray dengan dasar mesh atau berlobang atau pengemas rigid harus diperiksa
pada saat akan digunakan untuk memastikan tidak ada bagian yang tajam atau
mesh yang bolong
6. Proses Sterilisasi
- Ikuti petunjuk dari produsen
Tersedia petunjuki tertulis dari pabrik untuk parameter setiap siklus
Petunjuk untuk mengukur parameter setiap siklus dilakukan sesuai petunjuk
pabrik
Tersedia petunjuk tertulis untuk menentukan parameter sterilisasi setiap siklus
untuk setiap alat kedokteran termasuk set yang dipinjamkan dan item spesial
atau instrumen kompleks
- Loading sterlisisasi mengikuti instruksi tertulis dari produsen
Parameter yang sama untuk semua grup item yang sama
- Sterilisasi menggunakan tray :
Tersedia jarak antar kemasan
Tidak bertumpuk
Tidak menyentuh dinding chamber
Pada loading campuran, tempatkan item logam di bawah kemasan linen,
kertas dan pouches
Panci, mangkok dan tray padat ditempatkan miring menghadap ke satu arah
Pouches ditempatkan pada tray khusus untuk penempatan miring
Penempatan pembungkus kain tegak lurus pada keranjang
Pada rigid kontainer terdapat beberapa bagian yang perlu jadi perhatian, ikuti
instruksi produsen
- Unloading Proses Sterilisasi
Hasil sterilisasi : tidak mengandung air atau basah karena lembab dianggap
sebagai kontaminasi
Hasil sterilisasi harus didinginkan minimal 30 menit dan tidak boleh disentuh
Tempatkan tray pada area khusus jauh dari AC atau van
Item emergency harus segera digunakan tanpa harus disimpan
- Monitor Fisik, Indikator Kimia dan Indikator Biologi
Parameter tiap cycle bisa didapat dari printout mesin seperti minimum
tempratur, lama terpapar, tanda tangan dan tanggal
Uji Bowie Dick dilakukan setiap hari sebelum loading pertama
Bowie Dick dilakukan pada 135-1400C selama 3,5 sampai 4 menit. Dan hasil
didokumentasikan
Setiap kemasan menggunakan indikator kimia eksternal (tape atau label)
Indikator kimia internal, klass 4, klass 5 atau klass 6
Indikator ditempatkan dalam setiap kemasan dilokasi tersulit, pada kontainer
rigid letakan indikator internal klas 5 pada setiap diaginalnya
Untuk tiap loading alat implant lakukan uji biologi dan indikator klass 5
Untuk non implan perlu ditambahkan monitoring dengan Uji biologi atau
indicator klass 5
Kemampuan mesin sterilisasi diuji dengan uji Biologi rutin setiap hari
- Kontrol uji biologi dan hasil
Kontrol uji biologi diinkubasi dalam incubator menggunakan no lot yang sama
dengan sampel uji biologi
Uji biologi dilakukan untuk seminggu 2 kali, setiap hari senin dan hari kamis
- Uji Kualifikasi
Pada kerusakan mesin sterilisasi atau setelah perbaikan stem lakukan 3 kali
uji biologi dan 3 kali uji Bowie Dick sebelum mesin layak digunakan
- Perawatan mesin sterilisasi
Saringan pengering diperiksa setiap hari
Permukaan bagian dalam dan luar mesin sterilisasi dibersihkan secara rutin
7. Penyimpanan dan Distribusi
- Penyimpanan Produk Steril
Kebijakan dan SOP tertulis tersedia untuk penentuan masa kadaluarsa
produk, masa kadaluarsa terdapat pada pengemasan
Akses terbatas pada tempat penyimpanan produk steril
Kardus dan karton tidak boleh digunakan di area penyimpanan
Suhu ruang penyimpanan kurang dari 18 - 230C dan kelembaban relative
kurang dari 35 - 70%
Produk steril disimpan pada jarak 19 – 24 cm diatas lantai, 43 cm dibawah
plafond dan 5 cm dari dinding
Instrumen medic termasuk rigid container tidak disimpan pada tempat yang
mudah basah
Perlengkapan disimpan dengan baik diatas rak bukan dilantai
Sistem penyimpanan container tidak bertumpuk
- Distribusi
Peralatan ditangani dengan hati-hati
Pengemasan harus diperiksa secara visual untuk memastikan label
tercantum baik
Troley untuk ditribusi harus mempunyai jarak antara bagian bawah trolley
dengan lantai.
Penutup harus dicuci setiap habis digunakan
Troley harus didekontaminasi dan dikeringkan sebelum digunakan kembali
untuk alat steril
8. Dokumentasi
- Dokumentasi Peralatan dan Dokumentasi Siklus
Dokumentasi untuk setiap mesin cuci harus dilakukan : Pengawasan dan
pemeriksaan proses pembersihan
Dokumentasi untuk tiap mesin sterilisasi termasuk hasil untuk setiap load,
misalnya monitoring hasil
- Untuk hasil printout setiap siklus :
Periksa dan pastikan bahwa awal siklus tercatat, siklus yang dipilih cocok
untuk isi load, suhu yang diinginkan serta waktu sterilisasi tercapai, tidak ada
error pada proses sterilisasi
- Catat untuk setiap siklus berupa :
Nomor lot, isi loading, lama terpapar dan suhu berapa, nama atau inisial
petugas sterilisasi
Hasil uji biologi jika memungkinkan
Hasil uji Bowie Dick
Laporkan kalau ada kesalahan dalam hasil uji
- Produk Recall
Kebijakan dan prosedur singkat dan jelas
Pencatatan dilakukan
Penandaan load control termasuk nomor mesin, tanggal, siklus, dan
kadaluarsa
- Kegagalan proses sterilisasi :
Jika kegagalan tidak bisa langsung diketahui, proses ulang seluruh load dan
tarik kembali produk untuk disterilkan kembali menggunakan mesin dengan
uji biologi negatif
BAB IX
PENUTUP
Upaya pemberian pelayanan kesehatan yang aman di RS tidak bisa diwujudkan hanya
dengan upaya peningkatan kesadaran saja, akan tetapi dibutuhkan upaya peningkatan
sistem dan pemikiran yang holistik. Upaya mewujudkan pelayanan yang aman di RS
dilakukan di semua unit pelayanan, baik pada unit pelayanan medik, pelayanan penunjang
medik, maupun pada unit pelayanan administrasi, manajemen, dan unit penjaminan mutu
melalui penerapan program keselamatan pasien. Instalasi Sterilisasi Sentral RSUP Sanglah
Denpasar secara umum bertugas untuk memberikan pelayanan sterilisasi bagi seluruh
instalasi yang ada di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dan melaksanakannya
dengan bekerjasama secara lintas sektoral dan lintas fungsi, serta bertanggung jawab
langsung kepada Direktur SDM dan Pendidikan RSUP Sanglah Denpasar.
Dengan disusunnya buku ini semoga dapat dijadikan pedoman oleh seluruh instalasi
khususnya Instalasi Sterilisasi Sentral dalam memberikan pelayanan sterilisasi.