judgment and decision making (jdm) yang … · hasil yang ditargetkan: mahasiswa mengetahui secara...
TRANSCRIPT
Mata Kuliah: Akuntansi Keperilakuan
PENELITIANPENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
JUDGMENT AND DECISION MAKING (JDM) YANG BERKUALITASDALAM AKUNTANSI KEPERILAKUAN
TIM PENELITI
Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.SiDrs. I Ketut Suryanawa, M.Si, Ak
I Made Karya Utama, S.E., M.Com., Ak
JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANATAHUN 2014
PENELITIAN PENUNJANG PROSES PEMBELAJARAN
1
Judul Penelitian : Judgment and Decision Making (JDM) yang Berkualitas
dalam Akuntansi KeperilakuanNama Mata Kuliah : Akuntansi Keperilakuan
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap: Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.Si
b. NIP/NIDN: 19690115 199402 2 001 / 0015016906
c. Pangkat/Gol: Pembina Tingkat I / IVb
d. Jabatan Fungsional: Lektor Kepala
e. Jurusan: Akuntansi
f. Alamat Rumah: Jl. Dukuh I No. 10 Gatsu Timur Denpasar
g. Telepon Rumah/HP : (0361) 3661115 / 081338693296
Jumlah Anggota Peneliti: 2 orang
Lama Penelitian: 4 bulan
Jumlah biaya: Rp 5.000.000
Denpasar, 28 Nopember 2014
Ketua Jurusan Ketua Peneliti
(Dr. A.A.G.P.Widanaputra, S.E., M.Si., Ak) (Dr. I.G.A.N. Budiasih, S.E., M.Si)
NIP 19650323 199103 1 004 NIP 19690115 199402 2 001
MengetahuiDekan
Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, S.E., M.SNIP 19610827 198601 1 001
2
Identitas Penelitian
1. Judul Proposal : Judgment and Decision Making (JDM) yang Berkualitas dalam
Akuntansi Keperilakuan
2.Mata Kuliah : Akuntansi Keperilakuan
3.Ketua Peneliti :a. Nama Lengkap : Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.Sib. NIP /NIDN : 19690115 199402 2 001 / 0015016906c. Pangkat/Gol : Pembina Tingkat I / Ivbd. Jabatan fungsional : Lektor Kepalae. Jurusan/Fakultas : Akuntansi / Ekonomi dan Bisnisf. Alamat rumah : Jl. Dukuh I No. 10 Gatsu Timur Denpasarg. Telepon rumah/HP : (0361) 3661115 / 081338693296h. E-mail : [email protected]
1. Anggota tim peneliti:
No
Nama BidangKeahlian
Jurusan Alokasiwaktu
(jam/mg)1. Drs. I Ketut Suryanawa, M.Si, Ak Akuntansi
KeuanganAkuntansi 4
2. I Made Karya Utama, S.E., M.Com., Ak Akuntansi Keuangan
Akuntansi 4
2. Objek penelitian yang diteliti : Judgment and Decision Making
3. Masa pelaksanaan penelitian: 4 bulan
4. Anggaran yang diusulkan: Rp 5.000.000
5. Lokasi penelitian: Denpasar Bali
6. Hasil yang ditargetkan: mahasiswa mengetahui secara jelas materi tentang Judgment and
Decision Making yang berkualitas dan menerapkannya dalam akuntansi keperilakuan.
ABSTRAK
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai ” Judgment and Decision Making(JDM) yang Berkualitas dalam Akuntansi Keperilakuan” dalam mata kuliah AkuntansiKeperilakuan, akan dirancang sebuah materi penunjang pembelajaran untuk materi mata
3
kuliah tersebut. Materi ini dirancang sebagai pegangan bersama antara dosen dan mahasiswadalam proses belajar mengajar yang efektif. Adanya materi penunjang pembelajaran sebagaipegangan bersama, maka tugas dosen tidak lagi mengajar secara konvensional, tetapi lebihmengarahkan, memotivasi dan memperlancar proses belajar mandiri mahasiswa sehinggapertemuan di kelas akan diisi dengan hal-hal yang bersifat konseptual dan menguatkanpemahaman mandiri mahasiswa.
Tujuan penelitian JDM akuntansi adalah untuk meningkatkan JDM, sehingga parapeneliti dan/ atau praktisi seringkali ingin tahu siapakah yang memiliki kualitas JDM yangtinggi. Secara umum, kualitas JDM dipengaruhi oleh: 1) Faktor Individu, karakteristikpembuat keputusan berdampak pada cara yang digunakan dalam mengambil keputusan; 2)Faktor Tugas, berhubungan dengan dimensi tugas itu sendiri; dan 3) Faktor Lingkungan,berhubungan dengan suasana dan keadaan di sekitar individu ketika menilai dan mengambilkeputusan.Kata Kunci: Judgement and Decision Making, Kualitas, Akuntansi Keperilakuan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang akuntansi
keperilakuan diperlukan adanya usaha baik dari mahasiswa maupun dosennya. Hal ini
disebabkan karena materi ini lebih bersifat praktik, yang membutuhkan tidak saja
pemahaman tetapi juga teknis praktiknya di bidang keperilakuan akuntansi. Merupakan
persyaratan mutlak yang harus dipenuhi oleh seorang dosen untuk mendukung usaha
peningkatan pemahaman mahasiswanya. Perumusan yang tepat terhadap tujuan pembelajaran
dan isinya menjadikan susunan materi menjadi lebih terarah. Proses transfer ilmu antara
dosen dengan mahasiswa juga sangat ditentukan oleh kemampuan dosen dalam
mengkomunikasikan apa yang dimaksud dalam materi pembelajaran . Kemampuan ini sangat
didukung oleh peran media yang digunakan sebagai sarana alat bantu dalam penyampaian
materinya, seperti adanya materi penunjang pembelajaran sebagai pegangan mahasiswa.
Salah satu materi yang sering kurang dipahami mahasiswa dalam mata kuliah
Akuntansi Keperilakuan ini adalah Judgment Decision Making yang berkualitas dalam
akuntansi keperilakuan. Hal ini disebabkan karena materi ini sulit dipahami dan harus
dipahami terlebih dahulu oleh mahasiswa sebelum penerapannya dalam pembuatan pada
sebuah penelitian sesuai materi bersangkutan.
4
Aspek keperilakuan dalam akuntansi sebenarnya lebih banyak membicarakan tentang
pertimbangan (Judgment) dan akhirnya pengambilan suatu keputusan (Decision making) baik
bagi investor, manajer, auditor, maupun pengambil keputusan lainnya. Pengambilan suatu
keputusan tentunya didasarkan pada berbagai pertimbangan tertentu hingga menghasilkan
keputusan yang berkualitas terbaik. Keputusan berarti membuat suatu pemikiran tentang
suatu masalah dan mengambil bagian dari suatu tindakan. Keputusan biasanya mengikuti
penilaian dan terlibat dalam pemilihan dari berbagai alternatif berdasarkan penilaian tentang
alternatif tersebut. Biasanya banyak kesalahan yang dilakukan dalam membuat suatu
pertimbangan dan pengambilan keputusan sebagai suatu kesalahan yang sistematik.
Melihat kenyataan bahwa pemahaman mahasiswa terhadap materi Judgment Decision
Making dalam mata kuliah Akuntansi Keperilakuan belum memadai, perlu dirancang metode
pembelajaran yang lebih efektif disertai alat bantu yang mendukung, yaitu adanya materi
penunjang pembelajaran sebagai pegangan untuk mahasiswa. Berdasarkan hal tersebut
masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut: bagaimanakah materi perkuliahan tentang
Judgment Decision Making yang berkualitas dalam akuntansi keperilakuan sebagai metode
pembelajaran yang lebih efektif agar dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap
materi tersebut?
BAB II KAJIAN TEORETIS
Oleh karena akuntansi merupakan ilmu terapan, alasan praktis mengenai penelitian
Judgment Decision Making (selanjutnya disingkat JDM) adalah penting. Bagaimanapun juga
terdapat alasan teoritis mengenai penelitian JDM pada akuntansi. Pengaturan akuntansi
mempunyai fitur yang unik di mana teori dalam disiplin lain tidak terbentuk dengan baik.
Terdapat dua bagian penting, yang pertama peneliti harus memahami bagaimana
permasalahan JDM secara umum. Kedua, peneliti perlu mempertimbangkan hubungan
5
praktis yang membedakan akuntansi (dan ilmu terapan lainnya) dari domain lain. Secara
umum, penelitian eksperimen memiliki banyak keunggulan dibandingkan metode lain.
Eksperimen memungkinkan peneliti untuk mengendalikan penjelasan alternatif untuk hasil
melalui manipulasi sistematis variabel kontrol. Karena eksperimen memungkinkan peneliti
untuk memanipulasi apa saja, hingga mereka dapat memberikan informasi tentang efek dari
sesuatu yang tidak ada di dunia nyata. Sebuah eksperimen dapat menciptakan situasi di mana
variabel tersebut tidak dikacaukan dengan menggunakan desain faktorial.
Dalam akuntansi, masalah ini lebih rumit karena individu yang tertarik pada peneliti
akuntansi sering menghadapi beberapa konstituen untuk JDM mereka, dan konstituen
tersebut berbeda-beda sesuai dengan karakterisasi kualitas JDM-nya. Hal ini berarti bahwa
tidak tepat bagi para peneliti akuntansi untuk mempersempit kualitas JDM hingga menjadi
hanya satu definisi yang digunakan di semua studi JDM yang berkaitan dengan akuntansi.
Mendefinisikan kualitas JDM dapat menimbulkan berbagai tantangan tersendiri
sehingga telah menjadi subjek dari banyak pembahasan dalam psikologi. Tantangan pertama
(Suartana: 2010) adalah apakah kualitas harus didefinisikan dari perspektif jawaban akhir
individu, yaitu dilihat dari hasil (output) atau kinerja (performance), atau dari perspektif
terkait bagaimana jawaban tersebut didapatkan, yaitu dilihat dari input dan proses, atau dari
proses saja. Masalah yang kedua yaitu bisa saja ada beberapa kriteria yang digunakan untuk
mengevaluasi kinerja ataupun proses, sehingga bisa menimbulkan beberapa kemungkinan
dimensi kualitas JDM. Misalnya, jawaban akhir bisa dievaluasi, apakah itu sesuai dengan
jawaban orang lain atau apakah itu sesuai dengan realita. Peneliti harus memutuskan yang
mana dari dimensi ini yang paling penting. Seiring dengan hal ini, ketika peneliti memilih
dimensi kinerja atau proses untuk diteliti, peneliti harus menentukan bagaimana
mendefinisikan dimensi tersebut secara konseptual. Ketika membahas perbedaan kualitas
JDM, seringkali peneliti dan bahkan lebih sering lagi para praktisi, ingin mengetahui apa
6
yang dimaksud dengan JDM yang berkualitas tinggi. Akibatnya, peneliti harus
mendefinisikan JDM berkualitas tinggi, atau siapa yang ahli dalam dimensi kualitas JDM
tertentu.
Kesulitan lebih lanjut muncul ketika mendefinisikan kualitas JDM dalam akuntansi.
Secara umum, ada beberapa konstituen JDM dalam profesional akuntansi (Mark I. Hwang
and Jerry W. Lin: 1998). Konstituen profesional akuntansi meliputi atasan dan teman dalam
organisasi mereka (misalnya, mitra di perusahaan akuntan publik), klien internal (misalnya,
manajer pemasaran yang menggunakan informasi biaya untuk membuat keputusan tentang
harga), dan klien eksternal (misalnya, perusahaan-perusahaan yang membayar untuk audit,
perantara klien perbankan investasi rumah). Mereka juga melibatkan pihak ketiga yang
menggunakan karya profesional akuntansi (misalnya, kreditur yang menggunakan laporan
audit, investor yang menggunakan laporan para analis), pembuat standar, regulator atau lebih
umumnya anggota pemerintah yang mengevaluasi karya profesional akuntansi.
Adanya beberapa konstituen untuk JDM profesional akuntansi dan berbagai tujuan
untuk masing-masing konstituen ini menunjukkan bahwa ada banyak dimensi kualitas JDM
yang relevan dengan tugas yang berhubungan dengan akuntansi tertentu, sehingga peneliti
tidak bisa menetap pada sebuah dimensi atas dasar argumen teoritis. Misalnya, apakah yang
dimaksud dengan JDM berkualitas tinggi bagi seorang profesional pajak ketika
mempersiapkan pengembalian pajak (E. R. Iselin: 2006). Klien wajib pajak kemungkinan
mendefinisikan hal ini sebagai JDM yang paling banyak memberikan penghematan biaya.
Namun, profesional pajak juga harus mampu mempertahankan hukum pajak sesuai dengan
JDM mereka jika klien diaudit. Apabila tidak mampu mempertahankan JDM maka dapat
menimbulkan konsekuensi yang serius seperti denda. Mengingat bagaimana profesional
akuntansi berfokus pada lebih dari satu dimensi kualitas ketika membuat penilaian dan
keputusan, maka peneliti mungkin perlu juga melakukan hal demikian. Seminimal mungkin,
7
seorang peneliti yang berfokus sesuai kebutuhan pada dimensi tertentu harus menspesifikasi
untuk pembaca konstituen yang diasumsikan tersebut untuk individu yang tertarik dalam
penelitian dan pandangan konsekuen tentang kualitas yang diadopsi.
Lebih penting lagi, jika profesional akuntansi menghadapi berbagai konstituen, maka
banyak dari mereka yang memiliki berbagai macam tujuan mengenai JDM professional.
Profesional-profesional tersebut nampaknya tidak dapat memaksimalkan kualitas JDM pada
semua dimensi yang relevan. Dengan kata lain, profesional akuntansi harus memilih antara
berbagai dimensi kualitas JDM. Misalnya, auditor yang mitranya berharap agar mengikuti
standar profesional tetapi juga dengan waktu yang minimal, mungkin auditor tidak bisa
melakukan keduanya (E. Chewning, Jr and A. Harrell: 1990). Jadi, misalnya, mereka
mungkin menunjukkan JDM yang berkualitas tinggi pada dimensi waktu agar mendapatkan
JDM kualitas tinggi pada dimensi standar profesional berikutnya. Agar lebih mendalami
pemahaman kita tentang JDM profesional akuntansi, maka peneliti pada akhirnya harus
mempertimbangkan pilihan ini ketika mendefinisikan kualitas JDM.
Intinya adalah kualitas JDM dalam akuntansi (dan profesional lainnya) tidak dapat
dianggap sebagai konstruk berdimensi satu. Untuk setiap tugas JDM tertentu dan kelompok
individu yang tertarik pada para peneliti akuntansi, ada beberapa dimensi kualitas yang
relevan. Dengan demikian, penelitian akuntansi pertama-tama perlu secara jelas
mendefinisikan kualitas JDM yang berfokus pada beberapa dimensi. Setelah dimensi
didefinisikan, peneliti akuntansi masih menghadapi masalah terkait pengukuran dimensi
tertentu.
BAB III METODE PENELITIAN
8
Perumusan yang tepat terhadap tujuan pembelajaran dan isi ajarannya menjadikan
susunan materi menjadi lebih terarah. Proses transfer ilmu antara dosen dan mahasiswa juga
sangat ditentukan oleh kemampuan dosen untuk mengkomunikasikan apa yang dimaksudkan
dalam isi pembelajaran. Kemampuan ini sangat didukung oleh peran media yang
dipergunakan sebagai sarana alat bantu untuk penyampaian.
Disamping untuk memahami bagaimana perusahaan memandang kualitas JDM
professional mereka, peneliti juga harus mempelajari tentang bagaimana konstituen lain
memandang kualitas JDM untuk para professional. Jelasnya, peneliti bisa mewawancara atau
mensurvei pihak-pihak ketiga untuk mendapatkan pemahaman. Misalnya, peneliti bisa
mewawancara para manajer pemasaran yang menggunakan pekerjaan akuntan manajerial
untuk melihat dimensi yang penting dari JDM akuntan.
Dalam akuntansi, orang-orang seringkali hanya ingin tahu lebih banyak tentang
kualitas JDM daripada apakah ada perbedaan diantara para professional pada beberapa proses
yang penting atau dimensi kinerja dari kualitas. Karena salah satu tujuan penelitian JDM
akuntansi adalah untuk meningkatkan JDM, maka para peneliti (dan praktisi) seringkali ingin
tahu siapa yang memiliki kualitas JDM yang tinggi, yaitu siapakah yang merupakan seorang
pembuat keputusan yang ahli. Tentu saja, ini memerlukan penjelasan JDM yang berkualitas
tinggi pada beberapa dimensi. Hal ini telah menimbulkan banyak perdebatan baik itu dalam
psikologi maupun akuntansi.
Berdasarkan hal tersebut, agar penunjang materi pembelajaran mengenai JDM yang
berkualitas dalam akuntansi keperilakuan ini lebih terarah dan mengenai sasarannya, maka
dalam pembuatannya dilakukan dengan rancangan metode deskriptif kualitatif disertai
penjelasan contoh-contoh praktis dari berbagai penelitian akuntansi yang telah dilakukan.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman materi terhadap perkuliahan Akuntansi
9
Keperilakuan ini, metode yang dikembangkan adalah dengan menerapkan alat bantu berupa
modul atau materi penunjang pembelajaran, studi kasus dan presentasi dengan Power Point.
BAB IV PEMBAHASAN
Keputusan merujuk pada membuat pikiran seseorang tentang adanya suatu masalah
dan mengambil tindakan. Keputusan biasanya mengikuti penilaian dan melibatkan pilihan
antara berbagai alternatif berdasarkan penilaian tentang alternatif-alternatif dan preferensi
untuk faktor-faktor seperti risiko dan uang. Dengan kata lain, penilaian mencerminkan
kepercayaan, sedangkan keputusan mencerminkan keyakinan yang baik dan preferensi.
Kemudian penelitian JDM dapat didefinisikan secara luas sebagai penelitian yang berfokus
pada sesuatu tentang penilaian atau keputusan baik sebagai variabel dependen maupun
variabel independen.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa produsen, pengguna, auditor, dan regulator
informasi akuntansi, serta akuntan, tidak selalu membuat penilaian dan keputusan yang
berkualitas tinggi. Lebih penting lagi, banyak kesalahan JDM yang sistematis. Kesalahan
sistematis terletak pada perbedaan antara JDM secara aktual dan JDM yang berkualitas
tinggi. JDM yang terjadi baik karena jenis orang tertentu secara konsisten melakukan
kesalahan atau karena individu secara konsisten melakukan kesalahan dalam keadaan
tertentu. Pembenaran lebih lanjut untuk mempelajari JDM dalam akuntansi timbul dari
kenyataan bahwa kesalahan sistematis, dan kualitas JDM yang rendah dapat mengakibatkan
konsekuensi ekonomi yang serius bagi individu dalam membuat keputusan di perusahaan
tempatnya bekerja. Lebih spesifik, kualitas individu JDM dapat memengaruhi evaluasi
kinerja, kompensasi, retensi kerja, dan promosi. Karena akuntansi adalah bidang terapan,
alasan praktis untuk mempelajari JDM sangatlah penting. Pengaturan Akuntansi memiliki
fitur unik yang teori-teori dalam disiplin lain tidak dapat berkembang dengan baik. Sebagai
10
contoh, proses pemeriksaan dalam audit adalah unik karena menggabungkan unsur
akuntabilitas oleh bawahan kepada atasan yang menghadapi insentif yang berbeda,
pengambilan keputusan kelompok, kebutuhan untuk mengikuti standar profesional, dan
pembatasan lainnya pada praktik (Ashton dan Ashton, 1995).
IV. 1 Pengertian Kualitas JDMKualitas JDM merupakan pekerjaan yang pada dasarnya kompleks karena ada
sejumlah masalah yang harus diselesaikan dalam rangka memperbaiki setiap definisi tersebut.
Dalam akuntansi, masalah ini lebih rumit karena individu yang tertarik pada peneliti
akuntansi sering menghadapi beberapa konstituen untuk JDM mereka, dan konstituen
tersebut berbeda-beda sesuai dengan karakterisasi kualitas JDM.Intinya adalah kualitas JDM dalam akuntansi (dan keadaan profesional lainnya) tidak
dapat dianggap sebagai konstruk berdimensi satu. Untuk setiap tugas JDM tertentu dan
kelompok individu yang tertarik pada para peneliti akuntansi, ada beberapa dimensi kualitas
yang relevan, seperti perjanjian dengan teman sebaya atau korespondensi yang realistis.
Dengan demikian, penelitian akuntansi pertama-tama perlu secara jelas mendefinisikan
kualitas JDM yang berfokus pada beberapa dimensi. Setelah dimensi didefinisikan, peneliti
akuntansi masih menghadapi masalah terkait pengukuran dimensi tertentu. Permasalahan pertama yang perlu dibahas ketika mendefinisikan dan mengukur
kualitas JDM adalah apakah kualitas JDM seseorang harus dievaluasi berdasarkan sejauh
mana output-nya, atau berdasarkan penilaian atau keputusan terakhir, yang sesuai dengan
beberapa jawaban akhir yang benar, atau sebaliknya didasarkan pada sejauh mana
pertimbangan atau proses pengambilan keputusannya (misalnya, penggunaan informasi) yang
sesuai dengan beberapa proses yang benar. Terdapat argumen kuat untuk kedua posisi tersebut, seperti pada pandangan kinerja
(performance view), perusahaan sering kali mengevaluasi personil mereka atas dasar jawaban
akhir (output penilaian atau keputusan), kemungkinan karena output lebih murah atau mudah
diamati dibandingkan dengan proses dan input. Di pihak lain, pandangan proses (process
11
view) tentang evaluasi kualitas JDM juga memiliki dukungan. Perusahaan dapat
mengevaluasi para karyawan berdasarkan pada proses daripada berdasarkan kinerja, atau
sebagai evaluasi tambahan setelah mengevaluasi kinerja. Memperkenalkan dimensi utama
dari kualitas JDM yang dilihat baik dari perspektif proses ataupun dari perspektif kinerja,
seseorang harus memiliki standar yang membandingkan proses atau kinerja JDM seseorang
dalam rangka untuk menentukan apakah itu adalah proses yang benar atau jawaban akhir
yang benar. Teori JDM Normatif
Teori-teori yang biasanya berasal dari ekonomi, statistik, atau psikologi dan yang
berhubungan dengan semua penilaian manusia serta pengambilan keputusan, tidak hanya ada
dalam akuntansi. JDM berkualitas tinggi yang didefinisikan sesuai dengan teori normatif
sering disebut rasionalitas (rationality). JDM rasional berarti bahwa JDM tersebut persis, atau
mendekati pendekatan, seperti yang ditentukan teori normatif. Teori kegunaan harapan (Expected Utility “EU” theory) (Von Neumann dan
Morgenstern, 1947), telah menjadi teori normatif yang paling banyak diterima atau diakui
sehubungan dengan pengambilan keputusan. Secara singkat, teori EU mengasumsikan bahwa
orang-orang menghadapi berbagai alternatif dalam keadaan pengambilan keputusan dan
memilih alternatif yang memaksimalkan kegunaan yang diharapkan. Teori probabilitas (termasuk Teorema Bayes) berfungsi sebagai kriteria normatif
untuk mengevaluasi penilaian probabilitas. Penilaian probabilitas yang berkualitas rendah
bisa didefinisikan seperti halnya penilaian yang tidak sesuai dengan output rumus
probabilitas seperti Teorema Bayes atau penilaian yang berasal dari suatu proses yang tidak
sesuai dengan proses implisit dalam rumus. Dengan demikian, orang dapat dikatakan
melanggar teori probabilitas karena penilaian probabilitas akhir mereka tidak benar atau
karena, misalnya, ketika merevisi probabilitas, mereka gagal untuk mempertimbangkan
probabilitas sebelum kejadian (sebagaimana ditentukan oleh Teorema Bayes).IV.2 Mengukur Kualitas JDM
12
Untuk mengukur kualitas JDM sesuai dengan hasil aktual atau hasil yang sudah
diperkirakan memiliki banyak bentuk, tergantung apakah peneliti sedang melakukan
penilaian atau keputusan. Selain itu, jika peneliti sedang melakukan penilaian, jenis penilaian
yang sedang dilakukan juga akan memiliki pengaruh. Keputusan melibatkan pilihan dari
berbagai alternatif, sehingga keputusan biasanya diukur dalam model kategoris. Misalnya,
auditor bisa memilih pendapat yang tidak bermutu tanpa pengecualian, yaitu pendapat
termodifikasi yang memprihatinkan, pendapat yang merugikan, sangkalan dan sebagainya. Penilaian dalam akuntansi mungkin terdiri dari dua tipe dasar: (1) penilaian dari
probabilitas kejadian atau keadaan yang akan datang (misalnya, penilaian profesional pajak
tentang probabilitas klien yang diaudit); (2) perkiraan kuantitas yang akan datang (misalnya,
perkiraan pendapatan para analis) atau kuantitas saat ini tetapi yang tidak dapat diketahui
(misalnya perkiraan auditor tentang salah penyajian mata uang dalam laporan keuangan
kliennya). Akurasi yang sesuai dengan hasil aktual merupakan dimensi kualitas JDM yang
berlaku untuk sebagian banyak penilaian dan keputusan akuntansi karena memiliki beberapa
hasil yang utama. Dalam penelitian akuntansi, dimensi lain dari kualitas JDM yaitu sejauh mana JDM
sesuai dengan teori profesional atau badan pengetahuan (misalnya, laporan COSO untuk
kontrol internal), atau standar profesional dan regulasi atau peraturan lainnya (seperti, standar
auditing, aturan SFAC). Serupa dengan hal ini, peneliti dapat membandingkan JDM dengan
kebijakan perusahaan, yang biasanya didasarkan pada standar profesional. Kriteria ini
digunakan karena beberapa hal: (1) ada beberapa tugas JDM akuntansi yang tidak
berhubungan erat dengan hasil aktual; (2) dalam lingkungan akuntansi, teori dan standar ini
merupakan penjabaran untuk perilaku yang mungkin lebih memberatkan, katakanlah, fakta
yang individu sepakati satu sama lain. Alasan perusahaan menggunakan profesional akuntansi adalah untuk menghasilkan
laba. Maka kriteria lain yang sering disarankan untuk mengevaluasi kualitas JDM adalah
waktu atau biaya yang terjadi untuk melakukan tugas JDM. Pihak ketiga juga berfokus pada
13
waktu dan biaya untuk melakukan JDM sebagai dimensi kualitas yang penting. Seorang
investor menginginkan rekomendasi yang tepat dari pialangnya.Dimensi kualitas JDM lainnya yang masih belum bisa diselidiki adalah sampai sejauh
mana JDM individu berkorespondensi dengan JDM orang lain. Orang lain tersebut bisa saja
teman sebaya (misalnya, auditor dengan peringkat yang sama sebagai individu) atau seorang
ahli (misalnya, auditor yang dinominasi oleh perusahaannya untuk menjadi yang terbaik).
Jawaban akhir individu (pertimbangan atau keputusan) bisa dibandingkan dengan jawaban
dari orang lain, atau proses JDM individu seperti informasi yang digunakannya, bisa
dibandingkan dengan proses-proses orang lain. Pengukuran kualitas JDM yang
membandingkan jawaban satu orang dengan jawaban orang lain disebut sebagai konsensus. Selain membandingkan JDM seseorang terhadap JDM orang lainnya, para peneliti
dapat membandingkan suatu JDM professional pada satu titik waktu terhadap JDM-nya pada
titik waktu setelah itu. Para peneliti dapat mengukur dimensi kualitas JDM ini dari suatu
perspektif proses atau kinerja, yang menggunakan ukuran-ukuran yang serupa dengan yang
digunakan untuk kriteria JDM dengan persetujuan orang lain. Bagaimana caranya seorang peneliti menentukan dimensi proses atau kinerja yang
penting untuk tugas JDM tertentu? Dapat digunakan teknik analisis tugas untuk mempelajari
tentang dimensi kualitas, yaitu: (1) peneliti bisa mempelajari bagaimana perusahaan melihat
kualitas JDM dengan mempelajari tentang parameter dari kompensasi dan sistem evaluasi
kinerja, atau yang lebih umum, insentif yang formal dan informal yang dihadapi oleh
profesional akuntansi tentang kepentingan. Misalnya, orang-orang yang telah bekerja sebagai
auditor tahu bahwa promosi pekerjaan auditor berfokus secara formal pada kinerja teknis,
sejauh mana mereka memenuhi anggaran waktu, keterampilan manajerial, dan perkembangan
klien (Tan dan Libby, 1997) namun juga mungkin secara informal untuk menyenangkan para
klien. Jika peneliti tidak memiliki pengetahuan yang langsung dari sumbernya yang terkini
dari evaluasi kinerja dan rencana kompensasi, maka dia bisa mewawancarai atau mensurvei
14
para profesional tentang dimensi kualitas JDM yang penting dalam rencana ini atau membaca
wawancara atau survei yang telah diterbitkan.IV.3 JDM yang Berkualitas
Salah satu tujuan penelitian JDM akuntansi adalah untuk meningkatkan JDM, maka
para peneliti (dan praktisi) seringkali ingin tahu siapakah yang memiliki kualitas JDM yang
tinggi, yaitu siapakah si pembuat keputusan yang ahli atau ahli dalam JDM. Tentu saja, ini
memerlukan penjelasan JDM yang berkualitas tinggi pada beberapa dimensi. Karena ini
bukanlah sebuah tugas yang sepele sebagai konsekuensinya. Mempertimbangkan suatu definisi yang mutlak dari keahlian juga berarti secara
operasional menentukan tingkat mutlak dimana seseorang adalah seorang ahli. Hal ini
merupakan isu utama lainnya sehubungan dengan mendefinisikan ahli JDM berkualitas
tinggi. Isu yang berhubungan dengan memutuskan orang manakah yang merupakan ahli di
JDM adalah baik dengan menetapkan kualitas dalam hal kriteria objektif (yaitu, hasil aktual,
teori normatif, JDM orang lain, waktu dan biaya) atau apakah dengan menunjuk seorang ahli
yang oleh kelompok sosial tertentu dipercaya sebagai ahli.Dalam rangka mengevaluasi keahlian dari para investor dan manager, maka beberapa
pertimbangan kualitas mutlak di samping kualitas yang relatif mutlak diperlukan karena ada
cita-cita mutlak yang bisa dikalkulasi (keuntungan pasar).Produser informasi akuntansi mencakup para manajer dan akuntan manajemen serta
analis keuangan.Sangat sedikit studi yang memeriksa apakah perbedaan kualitas JDM
diantara para manajer dan akuntan manajemen menjadi masalah bagi individu itu sendiri atau
bagi yang lainnya yang menggunakan pekerjaan mereka.Para regulator informasi akuntansi dan akuntan adalah Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (FASB), Komisi Sekuritas (SEC), Institut Akuntan Publik Bersertifikasi Amerika
(AICPA), dan yang lainnya. Para pengevaluasi pekerjaan akuntan termasuk jaksa penuntut,
hakim, dan juri, seperti juga berbagai badan pengaturan seperti SEC.Tidak ada studi yang
secara langsung memeriksa hubungan antara kualitas regulator dan pengevaluasi dengan
konsekuensi ekonomi. Satu-satunya bukti yang tidak langsung pada pengevaluasi diberikan
15
oleh Palmrose (1991), yang mendokumentasikan bahwa para auditor kemungkinan lebih
besar untuk menjadi sukses dalam pemeriksaan pengadilan hakim daripada dalam
pemeriksaan pengadilan. Jika percaya bahwa para hakim memiliki kualitas JDM yang lebih
tinggi, maka hasil ini akan menyatakan suatu hubungan antara kualitas JDM pengevaluasi
dan hasil litigasi bagi para auditor. IV.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kualitas JDM
Secara umum, kualitas JDM dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini:1) Faktor Individu, karakteristik pembuat keputusan akan berdampak pada cara yang
digunakan dalam mengambil keputusan2) Faktor Tugas, berhubungan dengan dimensi tugas itu sendiri3) Faktor Lingkungan, berhubungan dengan suasana dan keadaan di sekitar individu
ketika menilai dan mengambil keputusan.IV.4.1 Faktor individu
Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam segala aspek, seperti
tingkat pengetahuan, motivasi, kemampuan memengaruhi, kepercayaan diri, dan lain-lain.
Pada akhirnya perbedaan tersebut membuat setiap individu memiliki perbedaan dalam proses
kognitif mereka ketika menyelesaikan tugas, termasuk juga ketika membuat dan menilai
sebuah keputusan.Proses kognitif merupakan langkah menengah dalam pengambilan keputusan. Proses
kognitif ini dipengaruhi oleh motivasi dan afektif (perasaan). Motivasi dapat didefinisikan
sebagai keadaan internal organisme yang mendorong atau menggerakkannya untuk bertindak
(Reber; 1995). Kunda (1990, 1999) menyimpulkan bahwa pemikiran dapat mencerminkan
motivasi untuk mencapai penilaian dan keputusan yang akurat, atau sesuai dengan apa yang
diinginkan. Pemikiran yang termotivasi memengaruhi proses kognitif dengan cara membuat
individu berupaya lebih keras dan melakukan yang terbaik dalam proses kognitif tersebut.
Namun, pemikiran yang terlalu termotivasi dapat menghasilkan informasi yang bias dalam
pengambilan keputusan.Afektif didefinisikan sebagai sebuah reaksi evaluatif, baik yang bersifat positif
ataupun negatif, terhadap sebuah peristiwa. Afektif memiliki peran dalam proses kognitif
yang menentukan JDM (Forgas, 1995; Mellers and McGraw, 2001). Afeksi dapat
16
merekonstruksi informasi yang kongruen dari memori sehingga dapat memengaruhi JDM
masa kini maupun masa depan.Sebagian besar penelitian tentang faktor individu dalam akuntansi memiliki
keterkaitan dengan struktur pengetahuan. Hal sama juga terjadi pada JDM yang sangat
membutuhkan berbagai jenis pengetahuan untuk menghasilkan keputusan yang berkualitas
tinggi. Kurangnya pengetahuan memiliki implikasi sebagai salah satu sumber kualitas JDM
yang rendah (Berton and Adler, 1992).Keterlibatan pribadi dapat diartikan sebagai individu yang telah melakukan penilaian
atau pengambilan keputusan dalam sebuah hal secara berulang ulang. Secara umum, kualitas
JDM yang dilakukan oleh individu yang sebelumnya pernah melakukan JDM dalam hal yang
sama akan menjadi lebih baik. Akan tetapi dalam beberapa kasus, keterlibatan pribadi ini
justru memiliki efek negatif pada kualitas JDM.Pengetahuan dan keterlibatan pribadi berasal dari pengalaman dalam melakukan
sebuah tugas atau pekerjaan. Pengalaman dapat diartikan sebagai hasil nyata dalam sebuah
pekerjaan, yang dapat disamakan dengan pengertian praktik.1) Konten dan struktur pengetahuan pada kualitas JDM
Konten pengetahuan dapat diartikan sebagai kuantitas dan spesifikasi informasi yang
dimiliki oleh setiap individu, sementara struktur pengetahuan adalah bagaimana dan sejauh
apa informasi tersebut digunakan. Baik konten maupun struktur pengatahuan memiliki
pengaruh terpisah pada kualitas JDM.Konten pengetahuan memiliki pengaruh yang positif bagi JDM. Penelitian Chi et al
(1998), Ericsson dan Smith (1991), Hoffman (1992), serta Ericsson (1996) mengindikasikan
jika individu dengan konten pengetahuan yang lebih besar dan kuat mampu menggunakannya
untuk melakukan JDM yang lebih baik dibandingkan dengan individu yang memiliki konten
pengetahuan yang kurang dan lemah. Namun hal tersebut tidak bersifat konsisten pada semua
permasalahan, disebabkan karena:a. Konten pengetahuan dapat memberikan efek positif terhadap JDM apabila
relevan dengan permasalahan yang hendak diambil keputusannya.b. Tidak semua konten pengetahuan dapat memberikan efek yang positif. Tidak
17
jarang sebuah konten pengetahuan berefek positif apabila dimoderasi oleh
konten pengetahuan lainnya.c. Konten pengetahuan tidak dapat digunakan oleh individu sebagaimana mestinya.
Sebagaimana halnya dengan konten pengetahuan, umumnya struktur pengetahuan juga
berdampak positif untuk JDM (Chi et al. 1988). Hal tersebut terjadi disebabkan karena:a. Individu yang memiliki struktur pengetahuan yang baik dapat mengingat
kembali informasi yang telah diberikan dengan lebih cepatb. Individu yang memiliki struktur pengetahuan yang baik mampu menyelesaikan
sebuah permasalahan khusus dengan mengambil solusi-solusi yang bersifat
umum. Hal itu dilakukan dengan mengaitkan sebuah permasalahan yang
dihadapi dengan kejadian-kejadian sehari-hari, untuk kemudian ditarik sebuah
kesimpulan.c. Struktur pengetahuan tidak hanya mengandung item-item terkait dengan
pengetahuan, tetapi juga berisi tentang strategi dan rencana tentang JDM. Oleh
karena itu, pokok permasalahan dengan cepat diketahui, sehingga solusi dan
keputusannya dapat segera diselesaikan.Namun demikian, tidak semua individu mampu menggunakan struktur pengetahuan
yang tepat untuk permasalahan yang dihadapinya. Struktur pengetahuan berkembang dengan
pengalaman, sehingga pada awalnya kemungkinan belum memiliki kemampuan untuk
membuat strategi dan solusi.2) Pengaruh keterlibatan pribadi pada kualitas JDM
Keterlibatan pribadi berarti bahwa seseorang yang saat ini sedang membuat penilaian
atau keputusan untuk tugas tertentu sebelumnya pernah membuat penilaian dan keputusan
untuk tugas itu, baik secara pribadi maupun tergabung dalam kelompok. Keterlibatan pribadi
ini dapat membuat individu untuk melakukan JDM yang sama dengan periode sebelumnya.
Apabila kualitas JDM periode sebelumnya rendah, maka kualitas untuk periode sekarang
akan sama rendahnya. Hal ini dikenal sebagai eskalasi komitmen. Eskalasi komitmen
memiliki dampak negatif pada kualitas JDM. Namun, terdapat beberapa upaya yang dapat
18
dilakukan untuk meminimalkan dampak eskalasi komitmen tersebut, antara lain dengan
melakukan evaluasi secara berkala mengenai kinerja individu dalam hal JDM. 3) Pengaruh kemampuan pada kualitas JDM
Kemampuan merujuk pada bakat yang relatif tetap ketika seseorang mencapai usia
dewasa (Carroll, 1993). Kemampuan dapat didefinisikan sebagai kapasitas seorang individu
untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Klasifikasi mengenai kemampuan
kognitif sangatlah banyak, namun secara umum dalam tes kecerdasan, biasanya kemampuan
kognitif diklasifikasikan dalam 3 bagian, yakni kemampuan verbal, kemampuan penalaran,
dan kemampuan spasial (Anderson, 2005), sebagai berikut :a. Kemampuan verbal meliputi bakat yang berkaitan dengan pemahaman membaca,
mengeja, dan sejenisnya.b. Kemampuan penalaran termasuk kemampuan berpikir induktif dan deduktif, serta
bakat yang berhubungan dengan penalaran dengan konsep kuantitatif dan matematis.c. Kemampuan spasial merujuk pada kemampuan untuk mengidentifikasi dan
memahami pola dalam rangsangan visual, serta kemampuan untuk memanipulasi pola
visual.
Hunter (1986) berhipotesis bahwa “adanya dampak positif dari kemampuan kognitif terhadap
prestasi kerja”, dan terjadi karena adanya dua alasan berikut:
a. Kemampuan kognitif dapat membantu dalam akuisisi pengetahuan, yang kemudian
akan berdampak positif pada kinerja seseorang (Ackerman, 1989).b. Tugas yang berhubungan dengan pekerjaan cukup bervariasi, khususnya mereka bisa
sangat berbeda dari tugas-tugas standar praktik selama periode pembelajaran.
Secara keseluruhan, pengaruh dari kemampuan pada kualitas JDM dalam akuntansi
muncul secara konsisten dengan teori-teori yang menyatakan bahwa adanya pengaruh positif
dari kemampuan pada kualitas JDM, dan pengaruh positif yang lebih besar ketika
kompleksitas tugas yang tinggi.
4) Pengaruh motivasi intrinsik pada kualitas JDMUmumnya, motivasi menurut Reber (1995) didefinisikan sebagai keadaan internal
organisme yang mendorong atau mendorongnya untuk bertindak. Istilah motivasi berasal dari
19
kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Dengan kata lain, motivasi intrinsik
adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya
seorang yang senang membaca tidak perlu lagi didorong untuk membaca, tapi dengan
sendirinya akan mencari buku-buku untuk dibacanya. Secara keseluruhan, studi akuntansi
tentang pengaruh motivasi intrinsik pada kualitas JDM cukup konsisten dengan teori yang
masih ada, di mana motivasi intrinsik berpengaruh positif pada kualitas JDM.5) Pengaruh afeksi pada kualitas JDM
Seperti halnya motivasi, affect / afeksi adalah emosi umum dan spesifik yang berasal
dari hasil tertentu. Emosi umum mencakup kebahagiaan dan frustasi. Emosi spesifik
mencakup rasa syukur, bangga, ketidakmampuan, dan rasa bersalah. Secara umum, affect
mengacu pada reaksi evaluatif terhadap rangsangan yang memiliki valensi positif atau negatif
(Fiske dan Taylor, 1991). Reaksi afektif dapat disebabkan oleh suasana hati dan emosi
seseorang. Sebagian besar penelitian tentang pengaruh afeksi dalam akuntansi yang terkait
dengan JDM menemukan bahwa afeksi berperan dalam JDM.6) Pengaruh keyakinan / kepercayaan diri pada kualitas JDM
Keyakinan biasanya mengacu pada "keterjaminan" dalam JDM (Reber 1995).
Keyakinan / kepercayaan diri (Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan dan
penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang
efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang
semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. Bloomfield et al. (1999) meneliti pengaruh dari kepercayaan diri seorang investor
dalam perdagangan di pasar modal. Investor yang memiliki sedikit informasi namun merasa
terlalu percaya diri, maka akan membuat bias dalam penentuan prediksi harga atau dapat
berdampak negatif / merugikan bagi investor. Dengan kata lain, kepercayaan diri dengan
adanya informasi yang kurang akan memiliki pengaruh negatif pada kualitas JDM mereka.7) Pengaruh risiko pada kualitas JDM
20
Dalam berbagai faktor yang dapat memengaruhi JDM, seperti kemampuan, motivasi,
dan faktor-faktor lainnya, mungkin berbeda untuk setiap sikap tentang risiko (Risk Attitudes),
dan sikap ini dapat memengaruhi kualitas JDM. Beberapa teori menunjukkan ada perbedaan
untuk setiap individu dalam sikap risiko. Menurut Hogarth (1987) seseorang dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yakni Risk Averse (seseorang yang tidak menyukai risiko), Risk
Neutral (seseorang yang berpandangan netral terhadap risiko) dan Risk Seeking / Risk Taker
(seseorang yang lebih menyukai risiko).
Jadi, sikap atau pandangan seseorang terhadap risiko akan berpengaruh positif
terhadap JDMnya. Karena bagi seorang Risk Averse, Risk Neutral ataupun Risk Seeking akan
memiliki JDM yang berbeda-beda pula.
8) Pengaruh gaya kognitif pada kualitas JDM
Setiap individu memiliki karakteristik yang khas, yang tidak dimiliki oleh individu
lain. Selain berbeda dalam tingkat kecakapan memecahkan masalah, taraf kecerdasan, atau
kemampuan berpikir, seseorang juga dapat berbeda dalam cara memperoleh, menyimpan
serta menerapkan pengetahuan.
Gaya kognitif merujuk pada cara seseorang memroses, menyimpan maupun
menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau menanggapi berbagai jenis
situasi lingkungannya. Disebut sebagai gaya dan bukan sebagai kemampuan karena merujuk
pada bagaimana seseorang memroses informasi dan memecahkan masalah dan bukan
merujuk pada bagaimana proses penyelesaian yang terbaik.
9) Pengaruh gender dan latar belakang budaya pada kualitas JDM
Penelitian sering dilakukan tentang apakah ada perbedaan JDM antara laki-laki dan
perempuan atau antara orang-orang dari berbagai latar belakang budaya. Apakah ada
perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dapat memengaruhi kualitas JDM? Ada bukti
bahwa pria dan wanita berbeda dalam kemampuan kognitifnya. Meskipun tidak ada
21
perbedaan dalam kecerdasan secara keseluruhan. Pria cenderung memiliki nilai yang lebih
tinggi dalam tes kemampuan spasial dan penalaran, sedangkan wanita cenderung memiliki
nilai yang lebih tinggi pada tes kemampuan verbal (Halpern, 2000). Selanjutnya, Geis (1993)
mengutip bukti bahwa laki-laki cenderung memiliki lebih banyak kekuasaan dan kontrol
dalam situasi kerja dan bahwa faktor-faktor ini menyebabkan motivasi yang lebih besar untuk
laki-laki.
Jadi, jelas ada perbedaan sikap antara Pria dan Wanita (Byrnes et al, 1999; Slovic,
2000; Olsen dan Cox, 2001) di mana secara umum perempuan cenderung lebih berhati hati
dan menolak risiko (Risk Averse) dibandingkan Pria. Dengan adanya perbedaan pandangan
akan risiko antara Pria dan Wanita, jelas akan berdampak pada JDMnya.
Penelitian terkini menunjukkan juga, bahwa adanya perbedaan budaya dapat
memengaruhi pengambilan keputusan. Budaya dengan tingkat individualisme yang tinggi
akan berpengaruh negatif pada kualitas JDM (Diener dan Suh, 1999). Beberapa studi juga
menunjukkan perbedaan overconfidence dalam pengetahuan pada kelompok-kelompok
budaya. Orang-orang dari kelompok budaya yang berbeda mengkategorikan sesuatu dengan
cara yang berbeda dan juga berbeda dalam kebutuhan mereka dalam mengkategorikan
informasi (Shiraev dan Levy, 2001; Nisbett, 2003). Singkatnya, orang-orang dengan jenis
kelamin yang berbeda dan dari latar belakang budaya yang berbeda, berbeda dengan faktor
lain yang dapat memengaruhi kualitas JDM.
IV.4.2 Faktor Tugas
1) Pengaruh pengambilan memori pada kualitas JDMAgar memori memiliki pengaruh santai pada proses pengambilan keputusan, penilaian
atau keputusan memerlukan pengambilan informasi sebelumnya. Proses pengambilan
keputusan terjadi ketika orang membentuk penilaian atau keputusan atau mereka melihat
informasi. Dalam situasi ini, memori dan JDM mungkin berkorelasi karena informasi yang
digunakan memengaruhi JDM dan juga memengaruhi memori, atau karena JDM
22
memengaruhi memori. Jadi, dalam membahas pengambilan memori, maka dikeluarkanlah
pertanyaan pertama yang mengeksplorasi sejauh mana akuntansi terkait JDM adalah memori
berbasis on-line. Produk dari pengambilan memori dapat memengaruhi kualitas JDM
langsung atau proses kognitif lainnya. Hubungan pengambilan memori untuk JDM mungkin
tidak memiliki mediator jika pengambilan mengarah langsung ke jawaban yang benar. 2) Pengaruh pencarian informasi pada kualitas JDM
Kecepatan pencarian informasi memiliki efek positif pada dimensi efisiensi kualitas
JDM dan berpotensi pada dimensi lain karena pencarian cepat dapat memeroleh potongan
lebih banyak informasi yang relevan dalam jangka waktu tertentu. Namun, karena kecepatan
pencarian dipengaruhi oleh kedalaman pencarian, sulit untuk membuat prediksi tentang hal
itu sehubungan independen dengan kualitas JDM kecuali untuk efisiensi. Secara keseluruhan
temuan akuntansi mengenai hubungan penelitian informasi kualitas JDM cukup mirip dengan
psikologi seseorang. Kedalaman pencarian memiliki berbagai kaitan dengan kualitas JDM,
sesuai dengan yang mencerminkan perbedaan struktur pengetahuan dan adaptasi terhadap
kendala pengolahan.
3) Pengaruh representasi masalah pada kualitas JDMSebuah representasi masalah adalah kerangka mental yang menyelenggarakan
pemahaman pengambil keputusan JDM, dengan demikian menyediakan peta jalan untuk
menyelesaikan tugas (Anderson, 2005). Penciptaan representasi melibatkan beberapa langkah
pengolahan, sehingga ada beberapa dimensi representasi yang berkaitan dengan kualitas
JDM. Faktor-faktor yang memengaruhi representasi masalah pada kualitas JDM tergantung
pada dimensi representasi kepentingan. Isyarat yang relevan dan akurat cenderung memiliki
efek positif jika dalam representasi yang diselenggarakan mengandung prinsip-prinsip yang
tidak pantas. Hal yang sama berlaku strategi solusi dan kendala. Bahkan ketika orang
memiliki prinsip pengorganisasian yang benar, mereka mungkin tidak dapat mencapai
kualitas JDM tertinggi jika mereka tidak mengetahui unsur-unsurnya.4) Pengaruh generasi hipotesis pada kualitas JDM
23
Banyak pekerjaan akuntansi, terutama audit memerlukan generasi hipotesis karena
sifat diagnostiknya. Konsisten dengan hal ini, semua studi akuntansi biasanya berhubungan
dengan masalah audit. Misalnya investor kemungkinan menghasilkan hipotesis tentang
apresiasi harga saham. Selanjutnya, ada variasi dalam cara di mana pembuat keputusan
menghasilkan hipotesis, jumlah yang dihasilkan dan sebagainya. Oleh karena kualitas
hipotesis dalam pengaturan akuntansi dapat memiliki konsekuensi ekonomi yang serius
seperti hasil investasi diturunkan dan kerugian dalam proses pengadilan, memahami proses
ini dan masalahnya adalah penting. Proses generasi hipotesis melibatkan pemikiran dari
serangkaian penjelasan atau prediksi yang diberikan kemudian mengambil langkah evaluasi.
Teori generasi hipotesis menentukan bahwa orang pertama yang menghasilkan hipotesis
berdasarkan informasi dalam memori kemudian mengikutinya. Mereka beralasan mundur
untuk memeriksa konsistensi hipotesis yang diisyaratkan untuk menentukan apakah mereka
cukup layak untuk mengevaluasi (Gettys dan Fisher, 1979).5) Pengaruh evaluasi hipotesis dan bukti pada kualitas JDM
Proses kognitif final yang menarik adalah evaluasi hipotesis. Dalam langkah ini,
orang-orang biasanya mengumpulkan informasi lebih lanjut yang berfungsi sebagai bukti
untuk mendukung atau menentang hipotesis yang awalnya dihasilkan. Berdasarkan bukti-
bukti ini, dipilih satu atau lebih hipotesis. Evaluasi hipotesis dalam proses ini jelas penting
dalam tugas yang memerlukan generasi hipotesis sebelumnya seperti analisis rasio dalam
audit. Namun banyak tugas akuntansi yang tidak memerlukan generasi eksplisit pengolahan
hipotesis yang mirip dengan evaluasi hipotesis, yaitu:a. Pengaruh desain uji
Sebagai contoh, auditor harus memilih orang-orang dalam uji spesifik untuk
digunakan dalam setiap akun, ukuran sampel dan waktu untuk setiap tes. Kualitas
desain biasanya berhubungan positif dengan efektivitas JDM tetapi belum tentu
efisien (Moriss dan Rouse, 1985).b. Pengaruh pencarian dan pengukuran
24
Pencarian informasi dan pengukuran yang juga merupakan elemen penting dari
evaluasi hipotesis, sebagai sebuah dimensi kegiatan ini yang disebutkan
sebelumnya akan terus relevan untuk kualitas JDM pada tahap ini.c. Pengaruh pembobotan dan pengukuran kombinasi isyarat saat evaluasi hipotesis
Langkah-langkah akhir dalam evaluasi hipotesis adalah pembobotan dan
pengukuran kombinasi isyarat. Salah satu cara yang nyaman untuk
mendiskusikan keteraturan dalam langkah-langkah ketika bagian dari evaluasi
hipotesis adalah untuk mengklasifikasikan bagaimana hubungannya dengan
teorema Bayes (Fischhoff dan Beyth-Marom, 1983).
d. Pengaruh pembobotan dan kombinasi isyarat saat evaluasi buktiAda sejumlah peraturan tambahan yang terkait dengan pembobotan dan
kombinasi isyarat selama pengevaluasian bukti. Terdapat dua cara orang dapat
dikombinasikan bukti (isyarat) untuk membuat penilaian atau keputusan. Proses
kompensasi dari “konflik yang dihadapi” (Einhorn dan Hogarth, 1981) ini berarti
bahwa orang-orang secara eksplisit menentukan bagaimana adanya saling
bertentangan seperti harga dan kualitas. Proses non kompensasi tidak
mengizinkan isyarat untuk mengimbangi satu sama lain. Demikian salah satu
motif untuk menghindari konflik dalam penggunaan proses ini.e. Studi akuntansi uji desain
Studi Akuntansi berkaitan dengan hipotesis dan evaluasi bukti, sehingga
kelompok penelitian ini dibagi berdasarkan kecepatan proses. Studi desain uji
dalam audit menemukan perbedaan kualitas desain antara auditor yang
tampaknya memiliki pengetahuan terkait. Bahkan menunjukkan auditor
berpengetahuan tidak selalu memilih tes yang paling diagnostik dan kadang-
kadang menunjukkan bias konfirmasi dalam memilih tes.f. Studi akuntansi pada pembobotan dan kombinasi isyarat saat evaluasi hipotesis
Studi evaluasi hipotesis melibatkan tugas audit yang semakin banyak. Studi pada
estimasi Swieringa et al (1976), menemukan bahwa siswa tidak selalu
25
menggunakan heuristik keterwakilan dalam kasus audit, sehingga mereka tidak
selalu mengabaikan tingkatan dasar.IV.4.3 Faktor Lingkungan
Variabel lingkungan merupakan faktor yang mengelilingi individu sementara variabel
ini menjalankan tugas JDM. Variabel ini bukan berlaku pada orang secara spesifik atau tugas
spesifik, namun secara umum berlaku pada semua orang dan semua tugas dalam lingkungan
tertentu.
1) Pengaruh motivasi pada kualitas JDM
Banyak variabel lingkungan memengaruhi kualitas JDM, paling tidak, lewat
peningkatan motivasi. Sebagai kajian bahwa motivasi secara umum didefinisikan sebagai
keadaan organisasi yang memengaruhi dan menggerakkan tindakan. Pemikiran saat ini
menyatakan ada dua jenis pengaruh motivasi diarahkan untuk mencapai kepastian atau
keputusan yang tepat. Pertama, motivasi bisa diarahkan kearah pencapaian kepastian atau
keputusan yang diinginkan. Kedua, motivasi bisa dijelaskan dalam jenis motivasi yang bisa
terjadi dalam ketentuan akuntansi.
Para peneliti menyatakan ada tiga pengaruh yang memungkinkan positif atas motivasi
terhadap kebenaran dalam usaha kognitif yang berhubungan dengan kinerja saat ini dari tugas
JDM. Pertama, orang mungkin meningkatkan arah usaha, ini berarti bahwa orang mungkin
lebih terlibat secara khusus terhadap proses kognitif dibandingkan tanpa anteseden motivasi.
Kedua, orang mungkin meningkatkan durasi usaha dengan menghabiskan lebih banyak
waktu bekerja dengan aktif pada tugasnya. Ketiga, orang mungkin meningkatkan intensitas
usaha, ini berarti bahwa mereka mengarahkan lebih banyak perhatian pada tugas selama
waktu yang diberikan.
2) Pengaruh insentif moneter pada kualitas JDM
Sejalan dengan kerangka alasan yang termotivasi, insentif moneter bisa memberikan
penghargaan kepada orang atas JDM yang tepat atau kepastian atau keputusan yang
26
diinginkan secara khusus. Misalnya para analis diberi penghargaan berdasarkan keakuratan
perkiraan pemerolehan mereka dan mungkin juga dihargai atas peningkatan volume
perdagangan, yang biasanya difasilitasi dengan pengeluaran rekomendasi pembelian. Insentif
moneter yang berhubungan dengan ketepatan keputusan dianggap memiliki pengaruh positif
pada kualitas JDM atau sejalan dengan teori normatif.
Secara khusus, banyak kajian akuntansi untuk insentif mendefinisikan kualitas JDM
sebagai kesepakatan dengan yang lain, sering ada implikasi bahwa kelompok tertentu lebih
benar daripada kelompok yang lain. Sebagian besar teori menempatkan bahwa insentif
berhubungan dengan pemerolehan jawaban yang tepat yang memengaruhi kualitas JDM
lewat peningkatan motivasi dan usaha. Insentif yang berhubungan dengan simpulan yang
diinginkan meningkatkan motivasi dalam mendapatkan simpulan tersebut, yang kemudian
mengarah pada usaha yang ditujukan untuk mendukung pada simpulan. Usaha ini bisa
bertambah besar atau bertambah kecil, jika tidak maka tidak ada hubungan dengan kualitas
JDM.
Insentif dikatakan dapat meningkatkan motivasi. Teori harapan menyatakan bahwa
orang membuat perkiraan dan keputusan yang diharapkan mengarah pada hasil yang
memuaskan secara maksimum. Sesuai teori ini, motivasi dipengaruhi oleh harapan mengenai
hubungan usaha-hasil dan daya tarik (atau utilitas) dari hasil. Insentif moneter pada kualitas
JDM juga lebih menarik dari pembayaran secara flat, tergantung nilai yang diharapkan dari
masing-masing nilai. Lebih jauh, harapan usaha-hasil sebaiknya lebih tinggi dari insentif
daripada tanpa pembayaran atau dengan pembayaran non kontigensi. Ini karena usaha yang
lebih besar dipandang mengarah ke kualitas JDM yang lebih besar dan dengan demikian
mengarah pada pembayaran yang lebih besar.
3) Pengaruh akuntabilitas dan justifikasi pada kualitas JDM
27
Sejalan dengan kerangka alasan termotivasi, para teori akuntabilitas membedakan
antara akuntabilitas pada pihak yang memiliki pandangan yang sudah diketahui (simpulan
yang diinginkan) dengan akuntabilitas pada pihak yang memiliki pandangan yang tidak bisa
diketahui. Akuntabilitas pada satu pihak dengan pandangan yang tidak diketahui biasanya
dipandang memiliki pengaruh positif pada kualitas JDM. Kualitas JDM bisa diukur sebagai
keakuratan hasil, sejalan dengan teori normatif dan sebagainya. Akuntansi mempelajari
pengaruh akuntabilitas atas berbagai dimensi kualitas JDM. Akuntabilitas pada satu pihak
dengan pandangan yang diketahui jelas akan memiliki pengaruh positif pada kualitas JDM
jika pandangan yang diketahui itu benar.
Akuntabilitas dikatakan memengaruhi kualitas JDM. Teori ini menyatakan bahwa
akuntabilitas yang memasukkan peningkatan motivasi merupakan usaha tersendiri. Bukan
karena orang bekerja lebih keras, namun mengarah pada beberapa usaha mereka dalam
antisipasi dan mempersiapkan kritik yang mungkin dari keputusan mereka. Teori ini
memprediksikan bahwa hal ini mengarah pada proses kognitif yang lebih komplek karena
orang harus mempertimbangkan pandangan yang berbeda (Bonner, 2008).
Untuk akuntabilitas pada satu pihak dengan pandangan yang diketahui, mediator
kunci adalah motivasi untuk mencapai simpulan yang diinginkan. Literatur akuntansi
menunjukkan bahwa motivasi ini sering mengarah pada adopsi strategi dari pandangan yang
diketahui. Dengan kata lain, orang berusaha melakukan usaha kognitif secara minimal;
mereka secara sederhana melakukan penyesuaian.
Akuntabilitas biasanya termasuk didalamnya unsur tertentu; pihak lain dilibatkan,
JDM seseorang bisa dilacak, ada beberapa jenis evaluasi terlibat didalamnya, dan ada
kemungkinan justifikasi. Sama seperti insentif, persyaratan akuntabilitas bisa
diimplementasikan dengan beberapa cara, dan atribut yang berbeda ini bisa memberikan
28
pengaruh akuntabilitas secara positif. Sama dengan insentif, orang bisa diberi tahu
persyaratan akuntabilitas sebelum JDM atau setelah JDM.
4) Pengaruh penentuan tujuan pada kualitas JDM
Tujuan merupakan akhir dari tindakan dan teori ini membedakan antara tujuan pribadi
dengan tujuan yang ditentukan. Tujuan yang ditentukan adalah tujuan sebuah organisasi atau
usaha individu ditujukan kepada seseorang, sedangkan tujuan pribadi adalah yang sebenarnya
diadopsi oleh seseorang. Meskipun ada banyak tujuan, namun fokus pada tujuan yang
ditentukan sejalan dengan fokus pada JDM yang berhubungan dengan pekerjaan akuntansi.
Tujuan yang sudah ditentukan biasanya dipandang memiliki pengaruh positif atas
kinerja. Banyak literatur psikologi menilai pengaruh tujuan yang ditentukan dalam tugas
produksi, menilai kinerja sebagai kuantitas output yang bisa diterima dan pengaruh tujuan
pada kualitas JDM. Menurut Bonner (2008) JDM yang berhubungan dengan tujuan sering
merefleksikan hasil yang merupakan produk kualitas satu atau lebih keputusan. Keputusan
tersebut didasarkan atas pertimbangan seperti pelanggan yang potensial atas produk dan
keefektifan periklanan atas produk tertentu. Dengan demikian apakah JDM memenuhi tujuan
yang ditentukan berarti melakukan penilaian apakah satu atau lebih hasil dihubungkan
dengan JDM memenuhi tujuan yang ditentukan.
Secara khusus Locke dan Latham (1990) mengajukan bahwa tujuan yang ditentukan
secara positif memengaruhi tujuan personal karena tujuan cenderung diterima bila apa yang
sudah ditentukan oleh orang yang berwenang. Tujuan yang ditentukan secara positif
memengaruhi kebebasan sendiri karena tujuan memberikan informasi mengenai tingkat
kinerja seseorang yang diharapkan untuk dicapai, dengan demikian tingkat kinerja bisa
tercapai. Selanjutnya tujuan personal di mana keduanya secara positif memengaruhi kinerja
lewat pengarahan usaha, durasi usaha, intensitas usaha dan dalam beberapa kasus
pengembangan strategi (Bonner, 2008).
29
Tujuan dapat meningkatkan motivasi. Sesuai teori harapan, pencapaian tujuan harus
dipertimbangkan memiliki lebih dari nol ketertarikan atau utilitas. Orang merasa bangga
dalam mencapai tujuan, terutama jika mereka mendapatkan atribut itu bagi dirinya daripada
faktor eksternal. Orang juga bisa menggerakkan utilitas dari mencoba dengan keras dan
menerima tantangan walaupun mereka tidak mencapai tujuan tersebut. Di samping itu,
harapan usaha-hasil dipengaruhi oleh kehadiran tujuan. Orang memiliki ide yang jelas dan
kuat akan memungkinkan mereka mencapai hasil yang diinginkan.
Sebagaimana insentif dan akuntabilitas, tujuan bisa diimplementasikan dengan
berbagai cara. Menurut Bonner (2008) tujuan berbeda-beda sesuai jumlah dimensi dan
dimensi ini bisa memberikan pengaruh positif, sebagaimana telah dibuktikan lewat meta-
analisis. Pertama, tingkat kesulitan tujuan yang ditentukan memiliki efek positif atas kualitas
JDM sampai pada poin dimana tujuan menjadi bertambah sulit. Dengan demikian tujuan
yang ditentukan secara mudah akan memiliki pengaruh lebih kecil pada kualitas JDM
daripada melakukan tujuan yang ditentukan dengan sulit dan mungkin tidak memiliki
pengaruh berbeda daripada yang tanpa tujuan sama sekali. Ini terjadi karena tugas yang
ditentukan dengan mudah mengarah pada motivasi yang lebih rendah dan tujuan pribadi yang
lebih mudah. Kedua, tujuan sulit secara khusus memiliki pengaruh yang lebih besar pada
kualitas JDM dan menjadi tujuan yang jelas, seperti lakukan yang terbaik atau lakukan tanpa
tujuan, yang kadang-kadang diasumsikan secara implisit untuk menyediakan instruksi untuk
melakukan yang terbaik. Ini terjadi karena variasi dalam motivasi, tujuan pribadi, usaha dan
dengan demikian kualitas JDM lebih besar daripada lakukan yang terbaik.
5) Pengaruh umpan balik pada kualitas JDM
Umpan balik biasanya dipandang memiliki pengaruh positif pada kualitas JDM.
Meskipun kualitas JDM sering secara operasional akurat lewat hasil dalam kajian psikologi,
perlu dipelajari pengaruh umpan balik pada semua dimensi kualitas JDM. Sejalan dengan
30
pentingnya berbagai dimensi kualitas JDM dalam kajian akuntansi maka perlu mempelajari
pengaruh umpan balik dalam sejumlah dimensi tersebut.
Umpan balik dipandang berpengaruh positif atas kualitas JDM melalui paling tidak
dua mekanisme, pertama peningkatan motivasi dan usaha. Disini motivasi adalah salah satu
variasi yang benar karena umpan balik diberikan dalam berbagai uji terhadap berbagai
karakteristik, dan dengan demikian menghasilkan berbagai keputusan. Dengan kata lain,
tidak ada kemungkinan motivasi terorientasi kearah simpulan yang diinginkan karena ada
berbagai simpulan yang berhubungan dengan berbagai tugas. Dalam hal ini, motivasi bisa
memengaruhi kualitas JDM lewat peningkatan usaha, durasi, atau intensitas atau usaha yang
mengarah pada pengembangan strategi (Bonner, 2008).
6) Pengaruh kelompok dan tim pada kualitas JDM
Secara alami, JDM kelompok dianggap lebih tinggi dari JDM individu, meskipun ini
sering bukan sebuah kasus. JDM kelompok atau tim bisa dibandingkan dengan JDM individu
dari kelompok dengan atribut yang berbeda dalam berbagai dimensi kualitas, meskipun
keakuratan dibandingkan hasil dan kesesuaian teori normatif muncul menjadi dimensi paling
sering diteliti. Juga penting meneliti waktu dan biaya sehubungan dengan JDM kelompok
dibandingkan JDM individu (atau kelompok dengan berbagai atribut) dengan pentingnya
dimensi ini dalam ketentuan akuntansi dan JDM kelompok bisa jauh lebih memakan waktu
daripada JDM individu (Bonner, 2008).
BAB V SIMPULAN
Mengukur kualitas JDM sesuai dengan hasil aktual atau hasil yang sudah diperkirakan
memiliki banyak bentuk, tergantung apakah peneliti sedang melakukan penilaian atau
keputusan. Dalam penelitian akuntansi, dimensi lain dari kualitas JDM yaitu sejauh mana
JDM sesuai dengan teori profesional atau badan pengetahuan, atau standar profesional dan
31
regulasi atau peraturan lainnya. Serupa dengan hal ini, peneliti dapat membandingkan JDM
dengan kebijakan perusahaan, yang biasanya didasarkan pada standar profesional. Alasan
perusahaan menggunakan profesional akuntansi adalah untuk menghasilkan laba. Maka
kriteria lain yang sering disarankan untuk mengevaluasi kualitas JDM adalah waktu atau
biaya yang terjadi untuk melakukan tugas JDM. Dimensi kualitas JDM lainnya yang masih
belum bisa diselidiki adalah sampai sejauh mana JDM individu berkorespondensi dengan
JDM orang lain. Selain membandingkan JDM seseorang terhadap JDM orang lainnya, para
peneliti dapat membandingkan suatu JDM professional pada satu titik waktu terhadap JDM-
nya pada titik waktu setelah itu. Para peneliti dapat mengukur dimensi kualitas JDM ini dari
suatu perspektif proses atau kinerja, yang menggunakan ukuran-ukuran yang serupa dengan
yang digunakan untuk kriteria JDM dengan persetujuan orang lain. Tujuan penelitian JDM akuntansi adalah untuk meningkatkan JDM, maka para
peneliti (dan praktisi) seringkali ingin tahu siapakah yang memiliki kualitas JDM yang tinggi.
Secara umum, kualitas JDM dipengaruhi oleh:1) Faktor Individu, di mana karakteristik pembuat keputusan akan berdampak pada cara
yang digunakan dalam mengambil keputusan.
Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam segala aspek, seperti
tingkat pengetahuan, motivasi, kemampuan memengaruhi, kepercayaan diri, dan lain-lain.
Pada akhirnya perbedaan tersebut membuat setiap individu memiliki perbedaan dalam proses
kognitif mereka ketika menyelesaikan tugas, termasuk juga ketika membuat dan menilai
sebuah keputusan.
Adapun faktor-faktor individu yang memengaruhi kualitas JDM adalah a) Konten dan
Struktur Pengetahuan. Baik konten maupun struktur pengatahuan memiliki pengaruh terpisah
pada kualitas JDM; b) Keterlibatan pribadi, dapat membuat individu untuk melakukan JDM
yang sama dengan periode sebelumnya. Apabila kualitas JDM periode sebelumnya rendah,
maka kualitas untuk periode sekarang akan sama rendahnya. Hal ini dikenal sebagai eskalasi
32
komitmen; c) Kemampuan, dimana pengaruh kemampuan pada kualitas JDM dalam
akuntansi muncul secara konsisten dengan teori-teori yang menyatakan bahwa adanya
pengaruh positif dari kemampuan pada kualitas JDM, dan pengaruh positif yang lebih besar
ketika kompleksitas tugas yang tinggi; d) Motivasi, dimana studi akuntansi tentang pengaruh
motivasi intrinsik pada kualitas JDM cukup konsisten dengan teori yang masih ada, di mana
motivasi intrinsik berpengaruh positif pada kualitas JDM; e) Reaksi afektif, yang dapat
disebabkan oleh suasana hati dan emosi seseorang. Sebagian besar penelitian tentang
pengaruh afeksi dalam akuntansi yang terkait dengan JDM menemukan bahwa afeksi
berperan dalam JDM; f) Keyakinan / kepercayaan diri (Confidence), sebagai meyakinkan
pada kemampuan dan penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih
pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi
lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya yang
juga ikut memengaruhi kualitas JDM; g) Risiko, dimana sikap atau pandangan seseorang
terhadap risiko akan berpengaruh positif pada kualitas JDMnya. Karena bagi seorang Risk
Averse, Risk Neutral ataupun Risk Seeking akan memiliki JDM yang berbeda-beda pula; h)
Gaya Kognitif, dimana Gaya kognitif merujuk pada cara seseorang memroses, menyimpan
maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau menanggapi berbagai
jenis situasi lingkungannya. Disebut sebagai gaya dan bukan sebagai kemampuan karena
merujuk pada bagaimana seseorang memroses informasi dan memecahkan masalah dan
bukan merujuk pada bagaimana proses penyelesaian yang terbaik; i) Gender dan budaya,
dimana orang-orang dengan jenis kelamin yang berbeda dan dari latar belakang budaya yang
berbeda, berbeda dengan faktor lain yang dapat memengaruhi kualitas JDM.
2) Faktor Tugas, di mana berhubungan dengan dimensi tugas itu sendiri.Adapun faktor-faktor tugas yang dapat memengaruhi kualitas JDM adalah: a)
Pengambilan memori, dimana produk dari pengambilan memori dapat memengaruhi kualitas
JDM secara langsung atau melalui proses kognitif lainnya. Hubungan pengambilan memori
33
untuk JDM mungkin tidak memiliki mediator jika pengambilan mengarah langsung ke
jawaban yang benar; b) Pencarian informasi, dimana kecepatan pencarian informasi memiliki
efek positif pada dimensi efisiensi kualitas JDM dan berpotensi pada dimensi lain karena
pencarian cepat dapat memeroleh potongan lebih banyak informasi yang relevan dalam
jangka waktu tertentu; c) Representasi, dimana penciptaan representasi melibatkan beberapa
langkah pengolahan, sehingga ada beberapa dimensi representasi yang berkaitan dengan
kualitas JDM. Faktor-faktor yang memengaruhi representasi masalah pada kualitas JDM
tergantung pada dimensi representasi kepentingan; d) Generasi hipotesis, dimana proses
generasi hipotesis melibatkan pemikiran dari serangkaian penjelasan atau prediksi yang
diberikan kemudian mengambil langkah evaluasi. Teori generasi hipotesis menentukan
bahwa orang pertama yang menghasilkan hipotesis berdasarkan informasi dalam memori
kemudian mengikutinya; e) Evaluasi hipotesis dan bukti, dimana orang-orang biasanya
mengumpulkan informasi lebih lanjut yang berfungsi sebagai bukti untuk mendukung atau
menentang hipotesis yang awalnya dihasilkan. Berdasarkan bukti-bukti ini, dipilih satu atau
lebih hipotesis.
4) Faktor Lingkungan, yang berhubungan dengan suasana dan keadaan di sekitar individu
ketika menilai dan mengambil keputusan.
Adapun faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi kualitas JDM sebagai berikut: a)
Motivasi, dimana ada dua jenis pengaruh motivasi diarahkan untuk mencapai kepastian atau
keputusan yang tepat. Pertama, motivasi bisa diarahkan kearah pencapaian kepastian atau
keputusan yang diinginkan. Kedua, motivasi bisa dijelaskan dalam jenis motivasi yang bisa
terjadi dalam ketentuan akuntansi; b) insentif moneter, yang bisa memberikan penghargaan
kepada orang atas JDM yang tepat atau kepastian atau keputusan yang diinginkan secara
khusus. Insentif moneter yang berhubungan dengan ketepatan keputusan dianggap memiliki
pengaruh positif pada kualitas JDM atau sejalan dengan teori normatif; c) Akuntabilitas dan
34
Justifikasi, dimana teori akuntabilitas membedakan antara akuntabilitas pada pihak yang
memiliki pandangan yang sudah diketahui (simpulan yang diinginkan) dengan akuntabilitas
pada pihak yang memiliki pandangan yang tidak bisa diketahui. Akuntabilitas pada satu pihak
dengan pandangan yang diketahui jelas akan memiliki pengaruh positif pada kualitas JDM
jika pandangan yang diketahui itu benar; d) Penentuan tujuan, dimana membedakan antara
tujuan pribadi dengan tujuan yang ditentukan. Meskipun ada banyak tujuan, namun fokus
pada tujuan yang ditentukan sejalan dengan fokus pada JDM yang berhubungan dengan
pekerjaan akuntansi.Tujuan yang sudah ditentukan biasanya dipandang memiliki pengaruh
positif atas kinerja; e) Umpan balik, yang biasanya dipandang memiliki pengaruh positif pada
kualitas JDM. Meskipun kualitas JDM sering secara operasional akurat lewat hasil dalam
kajian psikologi, perlu dipelajari pengaruh umpan balik pada semua dimensi kualitas JDM; f)
kelompok, yang dapat dibandingkan dengan JDM individu dari kelompok dengan atribut
yang berbeda dalam berbagai dimensi kualitas, meskipun keakuratan dibandingkan hasil dan
kesesuaian teori normatif muncul menjadi dimensi paling sering diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Ackerman, P. 1989. Individual Differences and Skill Acguisition. In Learning and IndividualDifferences: Advances in Theory and Research, edited by P Ackerman, R. Sternberg,and R. Glaser. New York: W.H. Freeman and Company.
Anderson, J. 2005. Cognitive Psychology and Its Implications, 6th ed. New York: WorthPublishers.
Ashton, R., and A. Ashton, ed.1995. Judgement and Decision Making Research inAccounting and Auditing. Cambridge, MA: Cambridge University Press.
Berton, L., and S. Adler. 1992. CPA’s Nightmare: How Audit of a Bank Cost PriceWaterhouse $338 Million Judgement. Wall Street Journal.
Bloomfield, R., R. Libby, and M. Nelson. 1999. Confidence and the Welfare of Less-InformedInvestors. Accounting, Organizations and Society.
Byrnes, J., D. Miller, and W. Schafer. 1999. Gender Differences in Risk Taking: A Meta-Analysis. Psychological Bulletin.
Carroll, J. 1993. Human Cognitive Abilities: A Survey of Factor-Analytic studies. New York:Cambridge University Press.
35
Chi, M., R. Glaser, and M. Farr, ed. 1988. The Nature of Expertise. Hillsdale, NJ: LawrenceErlbaum Associates.
Diener, E., and E. Shuh. 1999. National Differences in Subjective Well-Being. In Well-Being:The Foundations of Hedonic Psychology, edited by D. Kahneman, E. Diener, and N.Schwarz. New York: Russell Sage Foundation.
E. Chewning, Jr and A. Harrell. 1990. The effect of Information Load on Decision Maker CueUtilization Levels and Decision Quality in a Financial Distress Decision Task.Accounting Organizations and Society.
Einhorn, H., and R. Hogarth. 1981. Behavioral Decision Theory: Processes of Judgementand Choice. Annual Review of Psychology.
E. R. Iselin. 2006. Accounting Information and the Quality of Financial ManagerialDecisions. Journal of Information Science 22.
Fischhoff, B., and R. Beyth-Marom. 1983. Hypothesis Evaluation from a BayesianPerspective. Psychological Review.
Fiske, S., and S. Taylor. 1991. Social Cognition, 2nd ed. New York: McGraw-Hill.
Forgas, J. 1995. Mood and Judgement: The Affect Infusion Model (AIM). PsychologicalBulletin.
Geis, F. 1993. Self-Fulfilling Prophecies: A Social Psychological View of Gender. In thePsychology of Gender, edited by A. Beall and R. Sternberg. New York: GuilfordPress.
Gettys, C., and S. Fisher. 1979. Hypothesis Plausibility and Hypothesis Generation.Organizational Behavior and Human Performance.
Halpern, D. 2000. Sex Differences in Cognitive Abilities, 3rd ed. Mahwah, NJ: LawrenceErlbaum.
Hogarth, R. 1987. Judgement and Choice, 2nd ed. New York: John Wiley.
Hunter, J. 1986. Cognitive Ability, Cognitive Aptitudes, Job Knowledge, and JobPerformance. Journal of Vocational Psychology.
Kunda, Z. 1990. The Case for Motivated Reasoning. Psychological Bulletin.
Kunda, Z. 1999. Social Cognition: Making Sense of People. Cambridge, MA: The MIT Press.
Locke, E., and G. Latham. A Theory of Goal setting and Task Performance. EnglewoodCliffs, NJ: Prentice-Hall.
Mark I. Hwang and Jerry W. Lin. Information Dimention, Information Overload, andDecision Quality. 1998.
Mellers, B., and A. McGraw. 2001. Anticipated Emotions as Guides to Choice. CurrentDirections in Psychological Science.
Morris, N., and W. Rouse. 1985. Review and Evaluation of Empirical Research inTroubleshooting. Human Factors.
36
Nisbett, R. 2003. The Geography of Thought: How Asians and Westerners ThinkDifferently…and Why. New York: Free Press.
Olsen, R., and C. Cox. 2001. The Influence of Gender on the Perception and Response toInvestment Risk: The Case of Professional Investors. Journal of Psychology andFinancial Markets.
Palmrose, Z. 1991. Trials of Legal Disputes Involving Independent Auditors: Some EmpiricalEvidence. Journal of Accounting Research.
Reber, A. 1995. The Penguin Dictionary of Psychology, 2nd ed. New York: Penguin Books.
Shiraev, E., and D. Levy. 2001. Introduction to Cross-Cultural Psychology: Critical Thinkingand Contemporary Applications. Boston: Allyn and Bacon.
Slovic, P. 2000. The Perception of Risk. Sterling, VA: Earthscan Publishers.
Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi Keperilakuan (Teori dan Implementasi). Penerbit AndiYogyakarta.
Swieringa, R., M. Gibbins, L. Larsson, and J. Sweeney. 1976. Experiments in the Heuristicsof Human Information Processing. Journal of Accounting Research.
Tan, H., and Libby. 1997. Tacit Managerial Versus Technical Knowledge as Determinationsof Audit Expertise in the Field. Journal of Accounting Research (Spring).
BAB VI PEMBIAYAAN
Pembiayaan dirinci berdasarkan jenis pengeluaran sebagai berikut.
6.1 Anggaran Untuk Pelaksana (Honor dan Upah)
Tim Orang Mingg Bulan Jam/mg Upah jam / Total (Rp)Peneliti u/Bln Kerja Minggu (Rp)a. Ketua 1 2 4 4 40.000 1.280.000b. Anggota 2 2 4 4 15.000 960.000
SUB-TOTAL 6.1 2.240.000
6.2 Anggaran untuk bahan habis pakai
No Nama bahan/banyaknya Kegunaan Harga (Rp)1. Kertas, Flash Disk, Alat Tulis, dll Pengolahan Data 750.0002. Tinta Priter Laser Jet, dll Penyusunan Laporan 750.000SUB-TOTAL 6.2 1.500.000
6.3 Pengeluaran Pengolahan Data, Laporan, Publikasi, Paten, dll
No Jenis pengeluaran Keperluan Biaya (Rp)1. Rapat, seminar, dll Pengolahan Data 260.0002. Penjilidan, dll Analisis dan Laporan Data 1.000.000SUB-TOTAL 6.3 1.260.000TOTAL ANGGARAN ( 6.1+6.2+6.3) 5.000.000
BAB VII JADUAL KEGIATAN PENELITIAN
37
Kegiatan penelitian direncanakan akan dilakukan dalam waktu kurang lebih 4 (empat) bulan dengan
rincian sebagai berikut.
No Kegiatan Bulan ke1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal X2. Pengumpulan Data Awal (I) X3. Pengumpulan Data (II) X x4. Pengolahan Data x5. Penulisan Draf Laporan X6. Laporan Akhir X
LAMPIRAN 1 BIODATA TIM PENELITI
Biodata Ketua Peneliti:1. Nama : Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.Si.2. Tempat/Tanggal Lahir : Denpasar, 15 Januari 19693. Jenis Kelamin : Perempuan4. Agama : Hindu5. NIP/NIDN : 19690115 199402 2 001/00150169066. Pangkat/Golongan : Pembina Tingkat I/IVb7. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala8. Bidang Ilmu : Akuntansi9. Instansi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana10. Alamat Kantor : Jalan PB Sudirman Denpasar11. Telp/Faks. Kantor : (0361) 22413312. Alamat Rumah : Jalan Dukuh I No. 10 Gatsu Timur Denpasar13. Telp/HP : (0361) 3661115 / 08133869329614. Alamat Email : [email protected]
15. Riwayat Pendidikan :No. Jenjang
PendidikanTempat Tahun
LulusJurusan/Konsentrasi
1. SD SD1 Saraswati Denpasar 1982 -2. SMP SMPN 1 Denpasar 1985 -3. SMA SMA 1 Denpasar 1988 Sosial4. Strata 1 Fakultas Ekonomi UNUD 1993 Akuntansi5. Pasca Sarjana Magister Sains UGM Yogjakarta 2003 Akuntansi6. Pasca Sarjana Program Doktor Ilmu Akuntansi UB 2012 Akuntansi
16. Pengalaman Penelitian/Publikasi Ilmiah:No Judul Penelitian/Publikasi Ilmiah Jenis Tahun1. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
tanggung jawab sosial PerusahaanJurnal AUDI 2009
2. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap EconomicPerformance
Buletin Ekonomi 2009
38
3. Fenomenologi Atas Tafsir Ujian Komprehensif Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana: Suatu Studi Interpretif
Riset Universitas 2010
4. Peranan konservatisme terhadap information asymmetry: Suatu Tinjauan Teoretis
Buletin Ekonomi 2011
5. Dampak dari information asymmetry terhadapopportunistic earnings management
Jurnal AUDI 2011
6. Accounting Practices and The Use of Money inThe Reign of King Udayana in Bali: AnEthnoarcheological Approach
Indonesia Journal Accounting Research (IJAR)
2012
7.Inscriptions as medium of recording and reportingaccounting practices in reign of King Udayana inBali
Proceeding the 7th Accounting History International Conference
2013
8.Metode Grounded Theory Dalam Riset Kualitatif
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis
2014
17. Pengalaman Mengikuti Pertemuan Ilmiah:No Topik Tempat Tahun Sebagai1. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) 13 Purwokerto 2010 Peserta2. International Accounting Conference Bali 2010 Peserta3. Pelatihan dan Pembelajaran ”International
Financial Reporting Standard (IFRS)”Bali 2010 Peserta
4. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) 14 Aceh 2011 Peserta5. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) 15 Banjarmasin 2012 Pemakalah6. The Fourth UB International Concortium Malang 2012 Pemakalah6. Accounting History International Conference Spanyol 2013 Pemakalah7. Pelatihan Certified Sustainability Reporting
Specialist (CSRS)Malang 2013 Peserta
8. Asian Academic Accounting Association India 2014 Pemakalah9. Asia Pacific Management Accounting
AssociationThailand 2014 Pemakalah
18. Keahlian: Corporate Social Responsibility/Sustainability Reporting
19. Pengalaman Pengabdian pada Masyarakat:
No Topik Kedudukan
Tempat Thn
1. Pelatihan Manajemen Kredit untuk Pengawas Koperasi
Anggota Klungkung, Bali 2006
2. Strategi Meningkatkan Daya Saing Koperasi Anggota Gianyar, Bali 20083. Pelatihan anggota LPD di desa Tianyar Anggota Karangasem, Bali 20134. Pengabdian Masyarakat dalam Penghijauan di
Desa Bakas KlungkungAnggota Klungkung, Bali 2014
5. Penyuluhan Peran LPD (Lembaga PerkreditanDesa) Desa Demulih Kecamatan SusutKabupaten Bangli
Anggota Bangli, Bali 2014
Biodata Anggota Peneliti 1Nama : Drs. I Ketut Suryanawa, M.Si., Ak
39
Tempat/Tanggal Lahir : Tabanan, 9 Juli 1963Jenis Kelamin : Laki-lakiAgama : HinduAlamat : Br. Parekan Sibanggede – Ds. Abiansemal – Kab. BadungTelepon/HP : (0361) 8044724 / 08123948183Email : [email protected] Pendidikan:1. Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang
Lulus tahun 19872. Master (S2) bidang Akuntansi pada Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta Lulus tahun 1995Riwayat Pekerjaan:1. Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana sejak tahun 1988 sampai
sekarang2. Partner pada Kantor Akuntan Publik Drs. Ketut Muliartha RM dan Rekan sejak tahun
1992 sampai tahun 20123. Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana periode 1999 –
20034. Head Project Technological and Profesional Skill Sector Development Project (TPSDP)
Program Study of Accounting Fakultas Ekonomi Universitas Udayana tahun 2003 - 20075. Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana periode 2004 – 20086. Ketua Pengelola Program S2 Kekhususan Akuntansi Pemerintahan / Pengawasan
Keuangan Negara Universitas Udayana tahun 2007 sampai tahun 20107. Ketua Program Pendidikan Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
September 2008 sampai tahun 2012Pengalaman dalam Penelitian:1. Analisis Hubungan antara Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan Tingkat
Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris pada KantorAkuntan Publik di Bali)
2. Analisis Pengaruh Opini Audit Going Concern dan Pergantian Manajemen pada AuditorSwitching
3. Analisis Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard pada The Coffe Bean and TeaLeaf Cabang Bali
4. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Gaya Kepemimpinan dan Locus ofControl sebagai vafiabel Moderasi
5. Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham dengan Devidend Per Share sebagaiVariabel Moderasi
6. Pengukuran Kinerja Berbasis Balanced Scorecard pada Koperasi Serba Usaha KutaMimba
7. Pengaruh Struktur Manajerial, Leverage dan Financial Distress terhadap KonservatismeAkuntansi
8. Pengaruh Environmental Performance pada Reaksi Investor di Perusahaan High ProfileBursa Efek Indpnesia Tahun 2008-2012
9. Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility pada ReturnSaham
10. Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Nilai Perusahaan
Biodata Anggota Peneliti 21. Nama Lengkap : I Made Karya Utama, SE, M.Com, Ak
40
2. NIP/NIDN : 19770821 200212 1 003/ 0021087701
3. Tempat / Tgl. Lahir : Denpasar, 21 Agustus 1977
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. Status Perkawinan : Kawin
6. Agama : Hindu
7. Golongan / Pangkat : IIIC/Penata
8. Jabatan Fungfsional : Lektor
9. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana Denpasar
10.11.
Alamat Rumah :Alamat Email :
Jl. Hayam Wuruk No: 85 A [email protected]
Daftar Karya Tulis Ilmiah
NO JUDULNAMA
JURNAL PENERBITISSN/ISBN VOLUME PENULIS
1
Dividen Payout Ratiodan Faktor yang
Mempengaruhinya(Studi Pada Bursa
Efek IndonesiaPeriode 2006 - 2010)
JurnalManajemen
BisnisSyariah
ProgramPasca
Sarjana(PPs)
UniversitasIslam BatikSurakarta
1979-0619
Vol. 8 No:01/ Th. VI,
Januari 2012
I MadeKaryaUtama
2
Faktor - Faktor YangMempengaruhi Luas
PengungkapanCorporate Social
Responsibility (StudyPada Perusahaan Non
Keuangan di BursaEfek Indonesia)
Juara -Jurnal RisetAkuntansi
PSAkuntansi ;
FEUNMAS
DPS
2088 -3382
Volume 02Nomor 1 ;Februari
2012
I MadeKarya
Utama ;Pande Putu
FebriKurniawati
3
Analisis CAMELS:Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank yangTerdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Jurnal Bisnisdan
Kewirausahaan
PoliteknikNegeriBali,
Jimbaran
0216 -9843
Volume 8,No: 2, Juli
2012
I MadeKarya
Utama ;Komang
Ayu MahaDewi
41
4
The Effect ofPerceived
EnvironmentalUncertainty on the
Relationship betweenBudgetary
Participation andPerformance : A CaseStudy on NGO The
Nature Conservancy-Indonesia Marine
Program
ProceedingInternationalAccountingConference
(22 - 23November2012); The4th IACSF
FEUniversitasIndonesia
ISBN:978-602-
97982-2- 7
AAA PutriMirayantiD.; Ni LuhSupadmi; I
Made KaryaUtama
5
Inscriptions asmedium of recording
and reportingaccounting practices
in reign of KingUdayana in Bali
Proceedingthe 7th
AccountingHistory
InternationalConference
Universidad Pablo deOlavide;
Universidad de Sevilla
IGANBudiasih; I
Made KaryaUtama
6Investasi Ekonomi
(PerspektifPendidikan Tinggi)
MediaEkonomika
FEBUNUD
ISSN:1410 -7092
Edisi 25;Tahun
XXV ; 2013
I MadeKaryaUtama
7
Pengaruh RasioCAMEL dan
PengungkapanSukarela Pada
Tingkat KepercayaanNasabah LPD di
KabupatenKlungkung
E-JurnalAkuntansiUniversitasUdayana
FEBUNUD
ISSN:2302-8556
Edisi 3.3(2013): 179-
197
I NengahDwi RiskaApriliana; IMade Karya
Utama
8
PengaruhProfesionalisme,
PengetahuanMendeteksiKekeliruan,
Pengalaman, EtikaProfesi Pada
PertimbanganTingkat Materialitas
E-JurnalAkuntansiUniversitasUdayana
FEBUNUD
ISSN:2302-8556
Edisi 5. 1(2013): 112 -
129
Ni MadeAyu Lestari;
I MadeKaryaUtama
9
Pengaruh IndikatorGood CorporateGovernance dan
Profitabilitas padaPengungkapan
Corporate SocialResponsibility
E-JurnalAkuntansiUniversitasUdayana
FEBUNUD
ISSN:2302-8556
Volume 3No: 3 Juni
2013
AmaliaRamdhaningsih; I Made
KaryaUtama
42
LAMPIRAN 2
SURAT PERNYATAAN PERSONALIA PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini kami: 1. Nama Lengkap: Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, S.E., M.Si
NIP/NIDN: 19690115 199402 2 001/0015016906Fakultas/P.S.: Ekonomi dan BisnisStatus dalam Penelitian: Ketua
2. Nama Lengkap: Drs. I Ketut Suryanawa, MSi, AkNIP/NIDN: 19630709 198803 1001/0009076303Fakultas: Ekonomi dan BisnisStatus dalam Penelitian: Anggota
3. Nama Lengkap: I Made Karya Utama, S.E., M.Com., AkNIP/NIDN: 19770821 200212 1 003/0021087701PS/Fakultas: Ekonomi dan BisnisStatus dalam Penelitian: Anggota
Menyatakan bahwa kami secara bersama-sama telah menyusun penelitian penunjangproses pembelajaran jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang berjudul“Judgment and Decision Making (JDM) yang Berkualitas dalam AkuntansiKeperilakuan” dengan jumlah usulan dana sebesar Rp. 5.000.000. Kami secara bersama-sama bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penelitian ini sampai tuntas sesuai denganpersyaratan yang dituangkan dalam Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dan ditandatangani bersama sehingga dapatdigunakan sebagaimana mestinya.
Bukit Jimbaran, 28 Nopember 2014
(I Made Karya Utama, S.E., M.Com., Ak) (Dr. I.G.A.N. Budiasih, S.E., M.Si)
43