jtptunimus gdl sitiroikan 5724 3 babii

14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diabetes Mellitus 1. Definisi Diabetes Mellitus (DM) Diabetes Melitus merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya hormon insulin hormon insulin normal hanya reseptor insulin kurangnya sehingga glukosa menumpuk di dalam darah kemudian menyebabkan kadar gula darah meningkat. Hormon insulin dihasilkan oleh sekelompok sel beta di kelenjar pangkreas dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa dalam sel tubuh. Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh gagalnya penguraian zat gula didalam tubuh (darah) pada tubuh normal, zat gula harus diurai menjadi glukosa dan glikogen oleh hormon insulin yang diproduksi sel beta pankreas. Glukosa dan glikogen inilah yang kemudian oleh tubuh melalui proses metabolisme atau pembakaran diubah menjadi energi (Hartini, 2009). Diabetes melitus sangat tepat didefinisikan sebagai serangkaian gangguan atau sindoma, di mana tubuh tidak mampu mengatur secara tepat pengolahan, atau metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Ini disebabkan oleh kekurangan baik maupun utlakinsulin hormon penting, yang dihasilkan dan dilepas oleh sel-sel khusus/sesel beta yang terletak di pankreas.(Bogdan Mc Wright, MD. 2008) Diabetes Melitus adalah suatau kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Untuk dapat memahami definisi itu lebih jelas , ada baiknya diterangkan terlebih dahulu apa yang terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes.(Syafrii Syahbudin, 2002).

Upload: nurmadella-karobiyyun-w

Post on 13-Aug-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes Mellitus

1. Definisi Diabetes Mellitus (DM)

Diabetes Melitus merupakan penyakit kelainan metabolisme yang

disebabkan kurangnya hormon insulin hormon insulin normal hanya

reseptor insulin kurangnya sehingga glukosa menumpuk di dalam darah

kemudian menyebabkan kadar gula darah meningkat. Hormon insulin

dihasilkan oleh sekelompok sel beta di kelenjar pangkreas dan sangat

berperan dalam metabolisme glukosa dalam sel tubuh.

Diabetes melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh gagalnya

penguraian zat gula didalam tubuh (darah) pada tubuh normal, zat gula

harus diurai menjadi glukosa dan glikogen oleh hormon insulin yang

diproduksi sel beta pankreas. Glukosa dan glikogen inilah yang kemudian

oleh tubuh melalui proses metabolisme atau pembakaran diubah menjadi

energi (Hartini, 2009).

Diabetes melitus sangat tepat didefinisikan sebagai serangkaian

gangguan atau sindoma, di mana tubuh tidak mampu mengatur secara

tepat pengolahan, atau metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Ini

disebabkan oleh kekurangan baik maupun utlakinsulin hormon penting,

yang dihasilkan dan dilepas oleh sel-sel khusus/sesel beta yang terletak di

pankreas.(Bogdan Mc Wright, MD. 2008)

Diabetes Melitus adalah suatau kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah

akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Untuk dapat

memahami definisi itu lebih jelas , ada baiknya diterangkan terlebih

dahulu apa yang terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes.(Syafrii

Syahbudin, 2002).

Page 2: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

2. Etiologi dan Patofisiologi

a. Etiologi

Pada penderita diabetes mellitus pangaturan sistem kadar gula

darar terganggu , insulin tidak cukup mengatasi dan akibatnya kadar

gula dalam darah bertambah tinggi. peningkatan kadar glukosa darah

akan menyumbat seluruh sistem energi dan tubuh berusaha kuat

mengeluarkannya melalui ginjal. Kelebihan gula dikeluarkan didalam

air kemih ketika makan makanan yang banyak kadar gulanya.

Peningkatan kadar gula dalam darah sangat cepat pula karena insulin

tidak mencukupi jika ini terjadi maka terjadilah diabetes mellitus.

(Tjokroprawiro, 2006 ).

Insulin berfungsi untuk mengatur kadar gula dalam darah guna

menjamin kecukupan gula yang disediakan setiap saat bagi seluruh

jaringan dan organ, sehingga proses-proses kehidupan utama bisa

berkesinambungan. Pelepasan insulin dihambat oleh adanya hormon –

hormon tertentu lainnya, terutama adrenalin dan nonadrenalin, yang

dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar adrenal, yang juga dikenal sebagai

katekolamin, dan somatostatin.(Bogdan Mc Wright, MD. 2008).

b. Patofisiologi

Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke

lambung dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan itu

makanan di pecah menjadi bahan dasar dari makanan itu. Karbohidrat

menjadi glukosa, protein menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam

lemak. Ketiga zat makan itu akan diserap oleh usus dan kemudian masuk

ke dalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk

dipergunakan oleh organ-organ didalam tubuh sebagai bahan bakar.

Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk

dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makan terutama

glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya

adalah timbulnya energi. Proses ini disebut metabolisme. Dalam proses

metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu

Page 3: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat

dipergunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau

hormon yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas (Suyono, 2004).

Pada DM type II jumlah insulin normal, malah mungkin lebih

banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel

yang kurang. Reseptor insulin ini dapat di ibaratkan sebagai lubang kunci

pintu masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi lubang kuncinya yang

kurang, hingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena

lubang kuncinya (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan

sedikit, sehingga sel akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa

di dalam pembuluh darah meningkat (Suyono, 2004).

Efek samping insulin adalah penambahan berat badan yang

mungkin diduga karena tiga penyebab : (Bogdan Mc Wright, MD.

2008)

1). Insulin diketahui memiliki efek anabolik (pembentukan tubuh).

2). Ketika kontrol terdapat glisemia yang baik mulai dicapai karena

adanya terapi insulin, sedikit gula yang hilang didalam urin.

3). Pengobatan insulin membuat orang merasa lebih baik.

. 3. Penyebab Diabetes Mellitus

Penyebab DM adalah kurangnya produksi dan ketersediaan insulin

dalam tubuh yang mencukupi maka tidak dapat bekerja secara normal atau

terjadinya gangguan fungsi insulin. Insulin berperan utama dalam

mengatur kadar glukosa dalam darah, yaitu 60-120 mg/dl waktu puasa dan

dibawah 140 mg/dl pada dua jam sesudah makan (orang normal)

(Tjokroprawiro, 2006).

Kekurangan Insulin disebabkan karena terjadinya kerusakan

sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel beta pulau langerhans dalam

kelenjar penkreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Ada beberapa

faktor yang menyebabkan DM sebagai berikut :

Page 4: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

a. Genetik atau Faktor Keturunan

Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diwariskan,

bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita DM memiliki

kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan

anggota keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga

menyebutkan DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks.

Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan

kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk

diwariskan kepada anak-anaknya (Maulana, 2008).

b. Virus dan Bakteri

Virus yang menyebabkan DM adalah rubella, mumps, dan

human coxsackievirus B4. Diabetes mellitus akibat bakteri masih

belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri

cukup berperan menyebabkan DM (Maulana, 2008).

c. Bahan Toksin atau Beracun

Ada beberapa bahan toksik yang mampu merusak sel beta

secara langsung, yakni allixan, pyrinuron (rodentisida),

streptozotocin (produk dari sejenis jamur) (Maulana, 2008).

d. Asupan Makanan

Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan

dengan asupan makanan, baik sebagai factor penyebab maupun

pengobatan. Asupan makanan yang berlebihan merupakan factor

risiko pertama yang diketahui menyebabkan DM. Salah satu asupan

makanan tersebut yaitu asupan karbohidrat. Semakin berlebihan

asupan makanan semakin besar kemungkinan terjangkitnya DM

(Maulana, 2008).

e. Obesitas

Retensi insulin paling sering dihubungkan dengan

kegemukan atau obesitas. Pada kegemukan atau obesitas, sel-sel

lemak juga ikut gemuk dan sel seperti ini akan menghasilkan

beberapa zat yang digolongkan sebagai adipositokin yang jumlahnya

Page 5: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

lebih banyak dari keadaan pada waktu tidak gemuk. Zat-zat itulah

yang menyebabkan resistensi terhadap insulin (Hartini, 2009).

4. Glukosa Darah

a. Pengertian

Glukose merupakan bentuk paling sederhana dari molekul gula,

yang merupakan produk akhir dari pencernaan karbohidrat dan bentuk

dimana karbohidrat diserap dari usus ke dalam aliran darah. Terkadang

orang menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak dijumpai di

alam, terutama pada buah-buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung

dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir

pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa (Erliensty, 2009).

b. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa

Kriteria diagnostik DM menurut PERKENI (2006) atau yang

dianjurkan ADA (American Diabetes Association) yaitu bilatredapat

salah satu atau lebih hasil pemeriksaan gula darah dibawah ini:

1). Kadar gula darah sewaktu (plasma vena) lebih atau sama dengan

200 mg/dl

2). Kadar gula darah puasa (plasma vena) lebih atau sama dengan 126

mg/dl

3). Kadar glukosa plasma lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2

jam sesudah beban glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa oral

(TTGO).

Tabel 1KADAR GLUKOSA SEWAKTU DAN PUASA

Kadar glukosa darah sewaktu BukanDM

Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah sewaktuPlasma vena <110 110 - 199 >200Darah kapiler <90 90 - 199 >200Kadar glukosa darah puasaPlasma vena <110 110 - 125 >126Darah kapiler <90 90 - 109 >110

Sumber : PERKENI, (2006)

Page 6: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

c. Faktor Risiko Diabetes Mellitus

Menurut Syafrii Syahbudin (2002) dan Bogdan Mc Wright,

MD (2008), resiko terkena diabetes melitus lebih tinggi salah satunya

kriteria dari faktor risiko seperti :

1). Kurangnya olah raga

2). Rendahnya berat badan bayi yang lahir karena tidak memadainya

asupan gizi pada janin selama tahap perkembangan, terutama jika

ibu bayi memiliki kelebihan berat badan dalam hidupnya.

3). Kurang mengkonsumsi serat

4). Kegemukan

5). Pola makan yang salah

6). Minum obat yang dapat menaikkan kadar glukosa darah

7). Stres

5. Gejala Diabetes Mellitus

Gejala penyakit diabetes mellitus dapat digolongkan menjadi dua

yaitu gejala angkut dan gejala kronik.

a. Gejala Angkut dikenal beberapa istilah :

1). Hipoglikemia : keadaan seseorang dengan kadar glukosa darah di

bawah nilai normal. Gejala ini ditandai dengan munculnya rasa

lapar, gemetar, mengeluarkan keringat, pusing, gelisah dan

penderita bisa jadi koma.

2). Ketoasidosis diabetik yang diartikan sebagai keadaan tubuh yang

sangat kekurangan insulin dan bersifat mendadak akibat infeksi,

luka suntik insulin, pola makan yang terlalu besar atau setres.

3). Koma hiposmoler non kronik yang diakibatkan adanya dehidrasi

berat, hiotensi, dan shock.

Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita ke

penderita yang lain tidaklah selalu sama tetapi terhadap keluhan yang

umumnya timbul seperti banyak makan (polifagia), banyak minum

(polidipsia), dan banyak kencing (poliuria). Apabila keadaan tersebut

tidak segera diobati maka lama kelamaan mulai timbul gejala yang

Page 7: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

disebabkan oleh kurangnya insulin. Kurangnya insulin menyebabkan

gejala yang timbul hanya polidipsia, poliuria, penurunan berat badan

dengan cepat, mudah lelah, dan nafsumakan berkurang.

(Tjokroprawito,2006)

b. Gejala Kronik

Komplikasi kronis diartikan sebagai kelainan pembuluh darah

yang akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung, gangguan fungsi

ginjal, dan gangguan saraf. Komplikasi kronik sering dibedakan

berdasarkan bagian tubuh yang mengalami kelainan, seperti kelainan

di bagian mata, mulut, urogenital, saraf dan kulit. Kadang – kadang

penderita diabetes melitus tidak menunjukan gejala angkut atau

mendadak tetapi baru menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan

atau beberapa tahun mengidap penyakit diabetes melitus . Gejala

kronik yang sering timbul pada penderita diabetes melitus adalah

kesemutan, kulit terasa panas, rasa tebal dikulit, kram, capai, mudah

mengantuk, mata kabur, gatal disekitar kemaluan, gigi mudah goyang

atau mudah lepas, kemampuan seksual menurun atau bahkan

impotensi, bagi ibu hamil sering mengalamin keguguran atau berat

bayi lahir lebih dari 4 kg. (Tjokroprawito,2006)

6. Komplikasai Diabetes Mellitus

Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara angkut maupun

kronik , yaitu timbul beberapa bulan atau beberapa tahun setelah mengidap

penyakit Diabetes Mellitus. (Tjokroprawito,2006)

Komplikasi akut yang sering timbul adalah hipoglikemia dan koma

diabetik. Hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan

glukosa, dengan tanda-tanda : rasa lapar, gemetar, keringat dingin,

pusing.Berlawanan dengan koma hipoglikemik, koma diabetin ini timbul

karena kadar darah dalam tubuh semakin tinggi, dan biasanya lebih dari

600 mg/dl. Gejala koma diabetik adalah nafsu makan menurun, banyak

minum, banyak kencing, mual dan muntah, napas menjadi cepat dan

Page 8: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

berbau aseton, sering disertai panas karena terjadi infeksi. .

(Tjokroprawito,2006)

Komplikasi kronik yang sering timbul adalah bila penderita lengah,

komplikasi Diabetes Mellitus dapat menyerang seluruh alat tubuh, mulai

rambut sampai ujung kaki termasuk semua alat tubuh di dalamnya.

Sebaliknya, komplikasi tersebut tidak akan muncul jika perawatan

Diabetes Mellitus dilaksanakan dengan tertib dan teratur.

(Tjokroprawito,2006).

Pencegahan Diabetes Mellitus

Program pencegahan diadetes dengan mengatur pola makan dan

olahraga yang teratur, termasuk penurunan 5 hingga 7 persen dari berat

badan total dapat menurunkan resiko terkena diabetes tipe 2 sebesar 60 %.

Caranya adalah mengurangi asupan lemak serat dengan berjalan sekitar 30

menit dalam sehari, lima hari dalam seminggu.

7. Klasifikasi Diabetes Mellitus

1. Kelompok Berdasarkan Pola Makan

a. Jenis DM yang menjangkit wilayah dengan penduduk yang berpola

makan dan berpola hidup modern dan tradisional.

b. Jenis DM yang disebabkan kekurangan makan (malnutrition) ada

didaerah yang kekurangan pangan (Tjokroprawiro, 2001).

2. Kelompok berdasarkan klinis atau Medis

a. Diabetes Mellitus (DM)

1) DM tipe I atau DMTI (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin)

2) DMTTI (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin)

3) DMTM (Diabetes Mellitus Terkait Malnutrisi)

4) Diabetes Mellitus yang behubungan atau sindrom tertentu.

b. Gangguan Toleransi Glukosa

Gangguan ini terjadi pada kelompok tidak gemuk, gemuk dan

berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu.

Page 9: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

c. Diabetes Mellitus pada Kehamilan (Gestional/DM)

Ganggun ini baru terjadi pada seseorang setelah hamil.

Sebelumnya kadar glukosa darah dalam keadaan normal

(Tjokroprawiro, 2001)

3. Kelompok Berdasarkan Resiko Tinggi

a. Toleransi glukosa pernah abnormal.

b. Kedua orang tua mengidap DM.

c. Pernah melahirkan bayi dengan berat badan 4 kg (Tjokroprawiro,

2001).

8. Penatalaksanaan Diet Diabetes Mellitus

a. Tujuan diet

Tujuan diet diabetes mellitus adalah membantu pasien agar

memperbaiki kebiasaan makan dan olah raga untuk mendapatkan

kontrol metabolik yang lebih baik dengan cara ( Almatsier,2004)

1). Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal

dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dengan

obat penurunan glukosa oral dan aktifitas fisik

2). Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat

badan yang normal.

3). Menghindari atau menanganin komplikasi atau pasien yang

menggunakan insulin seperti hipoglikemia

4). Meningkatkan derajad kesehatan sacara keseluruhan melalui gizi

yang optimal.

Tujuan diet menurut (Slamet Suyono, 2002)

1. Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah

mendekati normal

2. Mencapai dan mempertahankan lipit mendekati normal

3. Mencapai dan mempertahankan berat badan agar selalu dalam

batas-batas yang memadai atau berat badan idaman + 10%

4. Mencegah komplikasi angkut dan kronik

5. Meningkatkan kualitas hidup

Page 10: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

b. Syarat Diet Diabetes Mellitus

Syarat diet yang harus dipenuhin untuk pelaksanaan diet

diabetes melitus menurut ALMASIER (2004) adalah memberikan

cukup energi untuk mencapai dan mempertahankan berat badan

normal. Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan

kebutuhan untuk metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal,

ditambah kebutuhan untuk aktifitas fisik dan keadaan khusus.

Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makanan pagi 20%, siang

30%, sore 25%, serta 2-3 porsi untuk makanan selingan masing-

masing 10-15%. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari

kebutuhan energi total. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari

kebutuhan energi total dalam bentuk <10% dari kebutuhan energi total

berasal dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh ganda dan

selebihnya lemak tidak jenuh tunggal, komsumsi kolestrol <300

mg/hari. Komsumsi serat 25 gram/hari mengutamakan serat larut air,

dan ajuran mengkonsumsi natrium 3000 mg/hari (9 gram garam) dan

bagi penderita yang mempunyai hipertensi konsumsi natrium sebesar

2400 mg/hari atau 6 gram garam.

B. Serat

1. Pengertian serat

Serat adalah makan berbentuk karbohidrat komplek yang banyak

terdapat pada dinding sel tanaman. Serat tidak dapat dicerna dan tidak

dapat diserap oleh saluran pencernaan manusia. Bahkan pangan nabati,

selain mengan dung zat-zat komponen penting untuk kesehatan, yang

kenal dengan zat non gizi .(Soilistijani,1999)

2. Manfaat Serat

Serat sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia . Untuk itulah kita

sangat dianjurkan untuk mengkomsumsi serat yang cukup setiap hari.

Manfaat serat :

Page 11: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

1). Sembelit

Merupakan kesulitan dalam pengeluaran sisa pencernaan.

Gangguan ini dapat dihindari dengan mengkonsumsi makanan

berserat tinggi yang tidak larut air .

2).Wasir

Merupakan pembekakan pada pembuluh balik porosmaka

mengkonsumsi serat larut dalam air.

3). Membantu melancarkan buang air besar

4). Mengatur kadar gula darah dan kadar energi dalam tubuh.

2. Anjuran Komsumsi Serat Untuk Diabetes

Rekomendasi asupan serat untuk pasien diabetes sama dengan

untuk orang yang tidak diabetes. Dianjurkan mengkonsumsi 20-30 g

serat makan dari sumber berbagai bahan makanan. Di Indonesia

anjurannya adalah kira-kira 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut

air.(Kartini Sukardji, 2002).

3. Keuntungan Pemberian Serat Pada Penderita Diabetes

1). Perasaan kenyang dan puas yang mampu menekan nafsu makan

dan penurunan berat badan

2). Makanan tinggi serat biasanya rendah kalori

3). Membantu buang air besar secara teratur

4). Menurunkan kadar lemak darah yang meningkatkan risiko

terjadinya penyakit jantung.

C. Kategori IMT Dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Berat badan dikatakan normal bila berat badan untuk tinggi badan

tertentu secara statistic dianggap paling baik untuk menjamin

kesehatan dan umur oanjang (Soeharto,2004).

Rumus yang digunakan untuk menentukan Indeks Masa Tubuh (IMT)

seseorang adalah :

Berat badan (kg)

IMT =

Tinggi badan(m)2

Page 12: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

Tabel 2

KATEGORI INDEK MASA TUBUH

Kategori IMT

Kurus

Kekurangan berat badan

tingkat berat

Kekurangan berat badan

tingkat ringan

< 17,0

17,0 – 18,5

Normal >18,5 – 25,0

Gemuk

Kelebihan berat badan

tingkat ringan

Kelebihan berat badan

tingkat berat

>25,0 – 27,0

>27

Sumber : WHO,(2000)

D. Faktor Resiko Kolesterol

1. Rasio LDL/HDL > 6.0

2. Umur : laki > 45 tahun, wanita sejak menoapause

3. Genetik : riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner, saudara

laki sebelum 55 tahun dan wanita sebelum 65 tahun terkena PJK

4. Perokok

5. Tekanan darah tingi

6. Makanan berlemak dan berkalori tinggi

7. Diabetes mellitus

8.Pemakaian obat kontrasepsi

9. Kurang gerak, tidak berolahraga

Apabila kolesterol dalam tubuh kita sampai melebihi batas

kebutuhan atau tertimbun di dalam dinding pembulu darah akan

menyebabkan suatu kondisi yang disebut dengan aterosklerosis, yaitu

penyempitan atau pengerasan pembulu darah. Kadar kolesterol yang

tinggi dapat menyumbat aliran darah. Apabila penyumbatan terjadi di

jantung, tentunya dapat menyebabkan serangan jantung. Apabila

penyumbatan terjadi di otak, dapat menyebabkan serangan otak atau

Page 13: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

strok. Kondisi seperti ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah

tinggi atau darah tinggi.

A. Hubungan Asupan Serat Dengan Kadar Glukosa Darah

Serat adalah makan berbentuk karbohidrat komplek yang banyak

terdapat pada dinding sel tanaman. Serat tidak dapat dicerna dan tidak

dapat diserap oleh saluran pencernaan manusia. Bahkan pangan nabati,

selain mengan dung zat-zat komponen penting untuk kesehatan, yang

kenal dengan zat non gizi .(Soilistijani,1999)

Makan dengan kadungan serat kasar yang tinggi akan memberikan rasa

kenyang karena komposisi karbohidrat komplek yang menghentikan nafsu

makan sehingga mengakibatkan turunnya konsumsi makanan. Diety serat

tinggi yaitu 25 gram perhari mampu memperbaiki pengontrolan kadar gula

darah, menurunkan peningkatan insulin yang berlebihan didalam darah

serta menurunkan kadar lemak darah.

Pemberian serat secara klinis tidak banyak menggangu penyerapan

vitamin atau mineral. Serat merupakan kontra indikasi pada gangguan

pengosongan lambung seperti gastroparesis diabetes yang responya

terhadap prokinetik. (Arisman,2002)

B. Hubungan Asupan Serat Dengan Kadar Kolesterol Total

Meningginya kolesterol plasma darah merupakan unsur bahaya

pengerasaan pembulu darah, serat tidak hanya dapat menyebabkan

kolesterol keluar dari darah, tetapi juga dapat mengurangi kekentalan

kolesterol, juga dapat mencegah penyerapan kolesterol makanan.

Serat baik untuk menurunkan kadar kolesterol dan mencegah

konstipasi karena menyerap air ketika melewati saluran pencernaan,

sehingga tekstur feses menjadi lunak. Agar terbebas dari masalah

sembelit, konsumsi serat harus diimbangi dengan asupan air yang

cukup. Jika kurang minum, serat akan memperparah sembelit atau

gangguan pada usus besar.(Yuli,2010)

Page 14: Jtptunimus Gdl Sitiroikan 5724 3 Babii

B. KERANGKA TEORI

KERANGKA KONSEP

C. Hipotesa

1. Ada hubungan antara asupan serat dengan kadar glukosa darah penderita

diabetes mellitus tipe II pasien rawat inap di Rumah Sakit Roemani

Semarang

Ada hubungan antara asupan serat dengan kadar kolesterol total penderita diabetesmellitus tipe II pasien rawat inap di Rumah Sakit Roemani Semarang

Asupan serat

Kadar Glukosadarah

Kadar KolesterolTotal

Asupan serat

- Kadar kolestrol total dan gula darah- Melancarkan BAB- Mengatur kadar gula darah- Menurunkan berat badan- Mampu menahahan lapar