jtptunimus gdl cristyfati 6742 2 babii

30
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kognisi adalah suatu proses mental yang dengannya seorang individu menyadari dan mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik lingkungan dalam maupun lingkungan luarnya (fungsi mengenal). Bagian- bagian dari proses kognisi bukan merupakan kekuatan yang terpisah-pisah, tetapi sebenarnya ia merupakan cara dari seorang individu untuk berfungsi dalam hubungannya dengan lingkungannya. Proses kognisi meliputi sensasi, persepsi, perhatian ingatan asosiasi, pertimbangan, pikiran dan kesadaran (Yosep, 2007). Persepsi atau pencerapan adalah kesadaran akan suatu rangsang yang dimengerti. Jadi persepsi adalah sensasi ditambah dengan pengertian, yang didapat dari proses interaksi dan asosiasi macam-macam rangsang yang masuk atau dengan perkataan lain dapat disebutkan sebagai pengalaman tentang benda-benda dan kejadian-kejadian yang ada pada saat itu (Yosep, 2007). Halusinasi merupakan persepsi yang salah tentang stimulus lingkungan actual (Videbeck, 2008). Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan penderita yang terepsesi (Yosep, 2007). Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007). Halusinasi pendengaran meliputi mendengar suara-suara, paling sering adalah suara orang berbicara kepada klien atau membicarakan klien. Mungkin ada satu atau banyak suara, dapat berupa suara orang yang dikenal atau tidak

Upload: yulia-ayu-m

Post on 24-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

penyuluhan

TRANSCRIPT

Page 1: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Kognisi adalah suatu proses mental yang dengannya seorang individu

menyadari dan mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik

lingkungan dalam maupun lingkungan luarnya (fungsi mengenal). Bagian-

bagian dari proses kognisi bukan merupakan kekuatan yang terpisah-pisah,

tetapi sebenarnya ia merupakan cara dari seorang individu untuk berfungsi

dalam hubungannya dengan lingkungannya. Proses kognisi meliputi sensasi,

persepsi, perhatian ingatan asosiasi, pertimbangan, pikiran dan kesadaran

(Yosep, 2007). Persepsi atau pencerapan adalah kesadaran akan suatu

rangsang yang dimengerti. Jadi persepsi adalah sensasi ditambah dengan

pengertian, yang didapat dari proses interaksi dan asosiasi macam-macam

rangsang yang masuk atau dengan perkataan lain dapat disebutkan sebagai

pengalaman tentang benda-benda dan kejadian-kejadian yang ada pada saat itu

(Yosep, 2007).

Halusinasi merupakan persepsi yang salah tentang stimulus lingkungan

actual (Videbeck, 2008). Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa

dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang

khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan penderita

yang terepsesi (Yosep, 2007).

Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang

berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien

sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007).

Halusinasi pendengaran meliputi mendengar suara-suara, paling sering

adalah suara orang berbicara kepada klien atau membicarakan klien. Mungkin

ada satu atau banyak suara, dapat berupa suara orang yang dikenal atau tidak

Page 2: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

2

dikenal. Berbentuk halusinasi perintah yaitu suara yang menyuruh klien untuk

mengambil tindakan, sering kali membahayakan diri sendiri atau orang lain

dan di anggap berbahaya (Videbeck, 2008).

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai

halusinasi diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa

halusinasi adalah persepsi klien melalui panca indera terhadap lingkungan

tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata. Sedangkan halusinasi

pendengaran adalah kondisi dimana pasien mendengar suara, terutamanya

suara-suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkanya

dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.

B. Rentang respon neurobiologis

Respon perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon

yang berhubungan dengan fungsi neurobiologik. Perilaku yang dapat diamati

dan mungkin menunjukkan adanya halusinasi disajikan dalam tabel berikut

(Stuart, 2007: 241)

RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS

Respon adaptif Respon maladaptif

Skema . 1 Rentang respon neurobiologis

(Stuart, 2007)

1. Pikiran logis

2. Persepsi akurat

3. Emosi konsisten

dengan pengalaman

4. Perilaku sesuai

5. Hubungan sosial

1. Pikiran kadang

menyimpang

2. Ilusi

3. Reaksi emosional

berlebihan

4. Perilaku ganjil

5. Menarik diri

1. Kelainan

pikiran/delusi

2. Halusinasi

3. Ketidakmampuan

untuk control emosi

4. Ketidakteraturan

5. Isolasi sosial

Page 3: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

3

1. Respon adaptif

a. Pikiran logis

Pendapat atau pertimbangan yang dapat diterima akal

b. Persepsi akurat

Pandangan dari seseorang tentang suatu peristiwa secara cermat.

c. Emosi konsisten dengan pengalaman

Kemantapan perasaan jiwa sesuai dengan peristiwa yang pernah

dialami.

d. Perilaku sesuai

Kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan dengan individu

tersebut diwujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan yang tidak

bertentangan dengan moral.

e. Hubungan sosial

Hubungan seseorang dengan orang lain dalam pergaulan ditengah-

tengah masyarakat (Stuart, 2007).

2. Respon transisi

a. Pikiran kadang menyimpang

Kegagalan dalam mengabstrakan dan mengambil kesimpulan.

b. Ilusi

Persepsi atau respon yang salah terhadap stimulus sensori.

c. Reaksi emosional berlebihan

Emosi yang diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai.

d. Perilaku ganjil

Perilaku aneh yang tidak enak dipandang, membingungkan, kesukaran

mengolah dan tidak kenal orang lain.

e. Menarik diri

Perilaku menghindar dari orang lain (Stuart, 2007).

Page 4: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

4

3. Respon mal adaptif

a. Kelainan pikiran/delusi

Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak

diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita sosial.

b. Halusinasi

Persepsi yang salah terhadap rangsangan.

c. Ketidakmampuan untuk kontrol emosi

Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk mengalami

kesenangan, kebahagiaan, keakraban dan kedekatan.

d. Ketidakteraturan

Ketidak selarasan antara perilaku dan gerakan yang ditimbulkan.

e. Isolasi sosial

Suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain

menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Stuart, 2007).

C. Manifestasi klinik

Berdasarkan jenis dan karakteristik halusinasi tanda dan gejalanya

sesuai. Menurut Stuart (2007) pada klien gangguan jiwa ada beberapa jenis

jenis halusinasi dan karakteristik tertentu, diantaranya :

Tabel 2 : karakteristik halusinasi (Stuart, 2007)

No Jenis Halusinasi Karakteristik

1 Pendengaran Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara

kata yang jelas, berbicara dengan klien bahkan

sampai percakapan lengkap antara kedua penderita

halusinasi. Pikiran yang terdengar jelas dimana klien

mendengar perkataan bahwa pasien disuruh untuk

melakukan sesuatu kadang – kadang dapat

membahayakan.

2 Penglihatan Stimulus penglihatan dalam kilatan cahaya, gambar

geometris, gambar karton atau panorama yang luas

Page 5: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

5

dan kompleks. Penglihatan dapat berupa sesuatu yang

menyenangkan / sesuatu yang menakutkan seperti

monster.

3 Penciuman Membau bau-bau seperti darah, urine, feses

umumnya bau-bau yang tidak menyenangkan.

Halusinasi penciuman biasanya akibat stroke, tumor,

kejang dan demensia

4 Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti darah, urine, dan feses

5 Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa

stimulus yang jelas, rasa tersetrum listrik yang dating

dari tanah, benda mati atau orang lain.

6 Chanesthetic Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena

(arteri), pencernaan makanan.

7 Kinestetik Merasa pergerakan sementara bergerak tanpa berdiri.

D. Etiologi

Menurut (Stuart, 2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi yaitu:

1. Faktor predisposisi

a. Biologi

Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan

dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini

ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:

1.) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak

yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah

frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku

psikotik.

2.) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang

berlebihan, ketidak seimbangan antara dopamin dan

neurotransmitter lain, dan masalah-masalah pada system reseptor

dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.

Page 6: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

6

3.) Pembesaran ventrikel dan penurunan masa kortikal menunjukan

terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi

otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral

ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil

(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung

oleh otopsi (post-mortem).

b. Psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi

respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan

yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah

penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.

c. Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita

seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana

alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stres.

2. Faktor Presipitasi

Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan

setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan

tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap

stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan

kekambuhan (Keliat, 2006).

Menurut (Stuart, 2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan

halusinasi adalah:

a. Biologis

Stressor biologis yang berespon neurobiologist maladaptif meliputi

: Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur

proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk

dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara

selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk

diinterpretasikan.

Page 7: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

7

b. Stres lingkungan

Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap

stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

c. Sumber koping

Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi

stresor berlebihnya informasi pada saraf yang menerima dan

memperoses inflamasi di thalamus frontal otak.

3. Mekanisme koping

Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari

pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologi

termasuk

a. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya

untuk mengurangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang

tertinggal untuk aktivitas hidup sehari-hari.

b. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan keracunan persepsi.

c. Menarik diri.

E. Fase-fase halusinasi

Halusinasi yang dialami oleh klien bila berada intensitasnya dan

keparahan (Stuart membagi halusinasi klien mengendalikan dirinya semakin

berat fase halusinasinya). Klien semakin berat mengalami ansietas dan makin

dikendalikan halusinasinya lengkap tercantum dalam tabel 1.

Tabel 1 Fase-fase tingkat Halusinasi (Stuart, 2007).

Halusinasi Karakteristik Perilaku klien

FASE 1

Comforting

Ansietas sebagai halusinasi

menyenangkan

Klien mengalami perasaan seperti

ansietas, kesepian, rasa bersalah

dan takut mencoba untuk befokus

pada pikiran menyengkan untuk

meredakan ansietas individu

mengenal bahwa pikiran-pikiran

dan pengalaman sensor berada

dalam kondisi kesadaran jika

Tersenyum dan tertawa tidak sesuai

menggerekan bibir tanpa suara

mengegerkan mata yang cepat dan

respon verbal yang lambat jika

Sedang asik sendiri meningkat

tanda-tanda sarat otonomi

Page 8: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

8

ansietas dapat ditangani psikotik.

FASE II

Complementing Ansietas berat

halusinasi memberatkan

Pengalaman sensasi menjijikan

dan menakutkan, klien mulai

lepas kendali dan mungkin

mencoba untuk mengambil

jaraknya dengan sumber yang

dipersepsikan klien mungkin

mengalami pengamalan sensori

dan menarik diri dari orang lain,

psikotik ringan

Ansietas seperti peningkatan denyut

jantung pernafasan dan tekanan

darah, rentang perhatian menyempit

asik dengan penglaman sensori dan

kehilangan kemampuan

membedakan halusinasi dan realita

FASE III

Controling

Ansietas berat pengalaman sensorsi

menjadi berkuasa

Klien berhenti menghentikan

perlawanan terhadap halusinasi

dan menyerah pada halusnasinya

menjadi menarik, klien

mengalami pengalaman kesepian

jika sensori halusinasinya

berhenti psikotik

Kemampuan dikendalikan

halusinasi akan lebih ditakuti,

kerusakan berhubungan dengan

orang lain, rentang perhatian hanya

beberapa detik / menit adanya

tanda-tanda fisik ansietas berat

berkeringat, tremor, tidak mampu

memahami peraturan.

FASE IV

Conquering panik

Ansietas panik pengalaman sensori

menaklukan

Pengalaman sensori menjadi

mengancam jika klien mengikuti

perintah halusinasi berakhir dari

beberapa jam / hari jika intervensi

terapeutif psikoti berat.

Perilaku tremor akibat panik,

potensi kuat suicida / nomicide

aktifitas merefleksikan halusinasi

perilaku isi, seperti kekerasan,

agitas menarik diri katafonici, tidak

mampu merespon terhadap

pemerintah, yang komplek tidak

mampu berespon lebih dari satu

orang.

Page 9: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

9

F. Masalah keperawatan

Adapun masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan

gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran menurut Keliat (2006)

antara lain :

1. Halusinasi pendengaran

2. Resiko mencederai diri

3. Menarik diri

4. Harga diri rendah

G. Pohon masalah

Resiko Mencederai Diri

Menarik Diri

Harga Diri Rendah

Skema. 2 pohon masalah

(Sumber: Keliat, 2006)

H. Diagnosis keperawatan

Diagnosis keperawatan yang ditentukan oleh para ahli salah satunya

sebagai berikut : diagnosa adalah masalah kesehatan aktual dan potensial yang

mampu diatasi oleh perawat berdasarkan penidikan dan pengalamannya.

Diagnosa keperawatan yang muncul menurut Keliat (2006) :

1. Resiko mencederai diri

2. Halusinasi pendengaran

3. Menarik diri

4. Harga diri rendah

Halusinasi Pendengaran

Page 10: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

10

I. Intervensi keperawatan

No

Dx

Diagnosa

keperawatan

Rencana Tindakan Keperawatan TT

Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan Rasional

1 Halusinasi TUM: Klien dapat mengontrol

halusinasi yang di alaminya

TUK 1: Klien dapat membina

hubungan saling percaya

Setelah interaksi klien

menunjukan :

1. Tanda-tanda percaya

kepada perawat :

a. Expresi wajah

bersahabat

b. Menunjukan rasa

senang

c. Ada kontak mata

d. Mau berjabat tangan

e. Mau menyebutkan

nama

f. Mau duduk

berdampingan dengan

perawat

g. Bersedia

mengungkapkan

1. Bina hubungan saling

percaya

a. Sapa klien dengan ramah

baik verbal maupun non

verbal

b. Perkenalkan nama, nama

panggilan perawat.

c. Tunjukan sikap jujur dan

menepati janji setiap kali

interaksi

d. Tanyakan perasan klien

dan masalah yang

dihadapi klien

e. Dengarkan dengan

a. Menciptakan saling

percaya pada klien

b. Tak kenal maka tak

sayang

c. Mewujudkan rasa

percaya pada klien

d. Memvalidasi perasaan

klien

e. Memperhatikan

perasaan klien

Page 11: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

11

TUK 2: Klien dapat mengenal

halusinasinya

masalah yang dihadapi

2. Klien dapat

menyebutkan:

a) Isi

b) Waktu

c) Frekwensi

d) Situasi dan kondisi

yang menimbulkan

halusinasi

penuh perhatian

2. Klien dapat

menyebutkan:

a) Mengetahui jenis

halusinasi

b) Mengetahui isi, waktu,

frekwensi halusinasi

c) Mengetahui situasi dan

kondisi yang

menimbulkan halusinasi

Klien dapat

menceritakan mengenai

halusinasi

TUK 3: Klien dapat

mengontrol halusinasinya

3. Klien dapat

menyebutkan tindakan

yang biasanya

dilakukan untuk

mengendalikan

halusinasi

3.1 Klien dapat

menyebutkan cara

control halusinasi

3. klien dapat mengontrol

halusinasinya

a) Identifikasi bersama klien

cara atau tindakan yang

dilakukan jika terjadi

halusinasi

3.1diskusi cara yang

diinginkan

klien :

a) Jika cara yang digunakan

adaptif beri pujian

b) Jika cara yang digunakan

Klien dapat

mengidentifikasikan cara

yang harus dilakukan jika

terjadi halusinasi

a) Memberi reinforcement

positif

b) Memberikan cara yang

terbaik untuk klien

Page 12: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

12

3.2 klien dapat memilih

dan

memperagakan cara

mengatasi halusinasi

mal adaptif diskusi cara

tersebut

3.2Diskusi cara baru untuk

memutuskan/ mengontrol

timbulnya halusinasi

a) Katakan pada diri sendiri

bahwa suara itu nyata

b) Bantu klien memilih cara

yang sudah dianjurkan

dan latih untuk mencoba

c) Beri kesempatan untuk

melaukan cara yang

dilatih

d) Pantau pelaksanaan yang

telah dipilih dan dilatih,

jika berhasil beri pujian

Memberikan cara

terbaru pada klien cara

memutus halusinasi

TUK 4: Klien dapat dukungan

dari keluarga dalam

mengontrol halusinasinya

4.keluarga menyatakan

setuju untuk mengikuti

pertemuan dengan

perawat dan keluarga

mampu menyebutkan

4.klien menyatakan setuju

untuk mengikuti

pertemuan dengan

perawat

a) buat kontrak dengan a) Bina hubungan saling

Page 13: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

13

pengertian , tanda dan

gejalanya , proses

terjadinya halusinasi dan

tindakan untuk

mengendalikan

halusinasi

keluarga untuk

pertemuan (waktu,

tempat, topik)

b) diskusi dengan keluarga

tentang :

a. pengertian halusinasi

b. tanda dan gejala

halusinasi

c. isi halusinasi

d. waktu halusinasi

e. frekwensi halusinasi

f. situasi terjadinya

halusinasi.

percaya dengan

keluarga klien.

b) Agar keluarga tahu

mengenai sakit yang

diderita klien

TUK 5: Klien dapat

memanfaatkan obat dengan

baik

5.1 klien dapat

menyebutkan

a) Manfaat minum obat

b) Kerugian tidak minum

obat

c) Nama, warna, dosi,

efek terapi dan efek

samping

5.1 Diskusi dengan klien

tentang manfaat dan

kerugian tidak minum

obat, nama, warna,

dosis, cara, efek terapi

dan efek samping

penggunaan obat

a) Pantau klien saat

penggunaan obat

Agar klien mau minum obat

dengan tepat

Page 14: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

14

b) Beri pujian jika klien

menggunakan obat

dengan benar

c) Diskusikan akibat

berhenti minum obat

jika tanpa konsultasi

dengan dokter

2 Resiko perilaku

kekerasan

TUM: Klien dapat mengontrol

perilaku kekerasan

TUK 1: Klien dapat membina

hubungan saling percaya

Setelah interaksi klien

menunjukan :

1. Tanda-tanda percaya

kepada perawat :

a) Wajah cerah,

tersenyum

b) Mau berkenalan

c) Ada kontak mata

d) Bersedia menceritakan

perasaan

1. Bina hubungan saling

percaya

a) Beri salam setiap

berinteraksi

b) Perkenalkan nama,

nama panggilan perawat

dan tujuan perawat

berinteraksi

c) Tanyakan dan panggil

nama kesukan klien

d) Tunjukan sikap empati,

a) Menciptakan hubungan

saling percaya pada

klien

b) Tak kenal maka tak

sayang

c) Agar lebih akrab dalam

menyapa klien

d) Mewujudkan percaya

kepada klien.

Page 15: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

15

jujur dan menepati janji

setiap kali berinteraksi

e) Tanyakan perasaan

klien dan masalah yang

dihadapi klien

e) Memvalidasi perasaan

klien

TUK 2: Klien dapat

mengidentifikasi penyebab

perilaku kekerasan yang

dilakukannya

2. Klien dapat

menceritakan

penyebab perilaku

kekerasan

a) Menceritakan

penyebab perasaan

jengkel/kesal baik dari

diri sendiri maupun

lingkunganya

2.klien dapat

mengidentifikasi penyebab

perilaku kekerasan

a. Motivasi klien untuk

menceritakan penyebab

rasa kesal atau

jengkelnya

b. Dengarkan tanpa

menyela atau member

penilaian ugkapan

perasaan pasien

a) Mengungkapkan

perasaan klien

b) Memperhatikan klien

TUK 3: Klien dapat

mengidentifikasi tanda-tanda

perilaku kekerasan

3. Klien dapat

menceritakan tanda-

tanda saat terjadi

perilaku kekerasan

a) Tanda fisik : mata

merah, tangan

3. klien dapat

mengidentifikasi tanda-

tanda perilaku

kekerasan

a) motivasi klien

menceritakan kondisi a) Memberikan

Page 16: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

16

mengepal, expresi

tegang, dan lain-lain

b) Tanda emosional :

perasaan marah,

jengkel, bicara kasar

c) Tanda social :

bermusuhan yang

dialami saat terjadi

perilaku kekerasan

fisik (tanda-tanda fisik)

saat perilaku kekerasan

terjadi

b) motivasi klien

menceritakan kondisi

emosinya (tanda-tanda

emosional) saat terjadi

perilaku kekerasan

c) motivasi klien

menceritakan hubungan

dengan orang lain

(tanda-tanda social)

kesempatan pada klien

untuk bercerita

b) Mengetahui bagaimana

perasaan klien setelah

melakukan tindak

kekerasan

c) Klien dapat memilah

mana yang benar dan

yang salah

TUK 4: Klien dapat

mengidentifikasi jenis perilaku

kekerasan yang pernah

dilakukannya

4. klien dapat

menjelaskan:

a) jenis-jenis ekspresi

kemarahan yang

selama ini telah

dilakukan

b) Persamaanya saat

melakukan kekerasan

c) Efektivitas cara yang

4. Klien dapat

mengidentifikasi jenis

perilaku kekerasan yang

pernah dilakukannya.

a) Motivasi klien

menceritakan jenis-jenis

tindak kekerasan yang

selama ini pernah

dilakukan

a.)Memberikan kesempatan

pada klien untuk

bercerita

Page 17: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

17

dipakai dalam

menyelesaikan

masalah

b) Motifasi klien

menceritakan perasaan

klien setelah tindak

kekerasan tersebut

terjadi

c) Diskusikan apakah

dengan tindak

kekerasan yang

dilakukannya masalah

yang dialami teratasi

b.)Mengetahui bagaimana

perasaan klien setelah

melakukan tindak

kekerasan .

c.)Klien dapat memilah

mana yang benar dan

yang salah

TUK 5: Klien dapat

mengidentifikasi akibat

perilaku kekerasan

5. Klien dapat

menjelaskan akibat

perilaku kekerasan

a) Diri sendiri : luka,

dijauhi teman, dll

b) Orang lain/ keluarga :

luka tersinggungu,

ketakutan, dll

c) Lingkungan barang

atau benda rusak, dll

3) Klien dapat

mengidentifikasi akibat

perilaku dan kekerasan

a) Diri sendiri

b) Orang lain/keluarga

c) Lingkungan

Mengetahui akibat perilaku

kekerasan

Page 18: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

18

TUK 6: Klien dapat

mengidentifikasi cara

konstruktif dalam

mengungkapkan kemarahan

6. Klien dapat :

Menjelaskan cara-cara

sehat mengungkapkan

marah

4) Klien dapat

mengidentifikasi cara

konstruktif dalam

mengungkapkan

kemarahan.

6.1 Jelaskan cara-cara sehat

untuk mengungkapkan

marah :

a) Cara fisik dalam pukul

bantal atau kasur, olah

raga

b) Verbal :

Mengungkapkan bahwa

dirinya sedang kesal

kepada orang lain

c) Social : latihan asertif

dengan orang lain

d) Spiritual : sembahyang/

doa, zikir meditasi, dsb

sesuai keyakinan

agamanya masing-

masing

Klien tahu cara untuk

mengungkapkan marah

Page 19: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

19

TUK 7: Klien dapat

mendemonstrasikan cara

mengontrol perilaku kekerasan

7. Klien dapat

memperagakan cara

mengontrol perilaku

kekerasan

a) Fisik : nafas dalam,

memukul bantal /

kasur

b) Verbal

Mengungkapkan

perasaan kesal/

jengkel pada orang

lain tanpa menyakiti

c) Spiritual : zikir/ doa,

meditasi sesuai

dengan agama

7)klien dapat

mendemonstrasikan cara

mengontrol perilaku

kekerasan latihan klien

memperagakan cara yang

dipih

a) Peragakan cara

melaksanakan cara yang

dipilih

b) Jelaskan manfaat cara

tersebut

c) Anjurkan klien

menirukan peragaan

yang sudah dilakukan

d) Beri penguatan pada

klien, perbaiki yang

masih belum sempurna

Klien dapat

mendemonstrasikan

cara yang dipilih

TUK 8: Klien mendapat

dukungan untuk mengontrol

perilaku kekerasan

8. Perawat dapat

melakukan pertemuan

dengan keluarga

a. Menjelaskan cara

merawat klien dengan

8.Klien mendapat dukungan

keluarga untuk

mengontrol perilaku

kekerasan :

a) Diskusikan pentingnya

Agar keluarga kelien

tahu pendukung untuk

klien itu sangat penting

Page 20: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

20

perilaku kekerasan

b. Mengungkapkan rasa

puas dalam merawat

klien

peran serta keluarga

sebagai pendukung

klien untuk mengatasi

perilaku kekerasan

b) Diskusikan potensi

keluarga untuk

membantu klien

mengatasi perilaku

kekerasan

c) Jelaskkan pengertian,

penyebab, akibat dan

cara merawat klien

d) Peragakan cara merawat

klien (menangani

perilaku kekerasan)

e) Beri kesempatan

keluarga untuk

memperagakan ulang

f) Beri pujian kepada

keluarga setelah

peragaan

Page 21: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

21

TUK 9: Klien menggunakan

obat sesuai program yang

telah ditetapkan

9. Klien dapat

menjelaskan:

a. Manfaat minum obat

b. Kerugian tidak minum

obat

c. Nama obat

d. Bentuk dan warna

e. Dosis yang dianjurkan

kepadanya

f. Waktu pemakaian

g. Cara pemakaian

h. Efek yang dirasakan

9.Klien menggunakan obat

sesuai program yang telah

ditetapkan

a) Jenis obat (nama,

warna, dan bentuk obat)

b) Dosis yang tepat untuk

klien

c) Waktu pemakaian

d) Cara pemakaian

e) Efek yang dirasakan

klien

Anjurkan klien :

a) Minta klien

menggunakan obat tepat

waktu

b) Lapor ke perawat/

dokter jika mengalami

efek yang tidak biasa

c) Beri pujian terhadap

kedisiplinan klien

menggunakan obat

Agar klien mau minum

obat secara teratur dan

tahu mengenai dosis,

jenis obat, waktu

pemakaian dan cara

pemakaian

Page 22: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

22

3. Isolasi sosial TUM: Klien dapat berinteraksi

dengan orang lain

TUK 1: Klien dapat membina

hubungan saling percaya

Setelah interaksi klien

menunjukan :

1. Tanda-tanda percaya

kepada perawat :

a) Wajah cerah,

tersenyum

b) Mau berkenalan

c) Ada kontak mata

1. Bina hubungan saling

percaya

a) Beri salam setiap

berinteraksi

b) Perkenalkan nama,

nama panggilan perawat

dan tujuan perawat

berinteraksi

c) Tanyakan dan panggil

nama kesukaan klien

a.)Menciptakan hubungan

saling percaya pada klien

b.)Tak kenal maka tak

sayang

c.)Agar lebih akrab dalam

menyapa klien

TUK 2: Klien mampu

menyebutkan penyebab

menarik diri

2. Klien mampu

menyebutkan minimal

satu penyebab

menarik diri

a) Diri sendiri

b) Orang lain

2.klien mampu

menyebutkan penyebab

menarik diri :

Tanyakan pada klien tentang

:

a) Orang yang tinggal

Page 23: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

23

c) Lingkungan serumah/teman sekamar

b) Orang yang paling dekat

dengan klien

dirumah/siruangan

c) Orang yang tidak dekat

dengan klien dirumah/

diruangan

d) Apa yang membuat

klien tidak dekat dengan

orang tersebut

e) Upaya yang sudah di

lakukan agar dekat

dengan orang lain

TUK 3: Klien mampu

menyebutkan keuntungan

berhubungan social dan

kerugian menarik diri

3. Klien mampu

menyebutkan keuntungan

berhubungan social dan

kerugian menarik diri

a) Banyak teman

b) Tidak kesepian

c) Bisa berdiskusi

d) Saling menolong

3.klien mampu menyebutkan

keuntungan berhubungan

social dan kerugian

menarik diri.

Tanyakan pada klien

tentang :

a) Manfaat hubungan

social

Page 24: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

24

Kerugian menarik diri

misalnya:

a) Sendiri

b) Kesepian

c) Tidak bisa diskusi

b) Kerugian menarik diri

TUK 4: Klien dapat

melaksanakan hubungan social

secara bertahap

4. Klien dapat

melaksanakan

hubungan social

secara bertahap

dengan :

a) Perawat

b) Perawat lain

c) Klien lain

d) Kelompok lain

4.klien dapat melaksanakan

hubungan social secara

bertahap.

Beri motivasi dan bantu

klien untuk berkenalan/

berkomunikasi dengan :

a) Perawat

b) Perawat lain

c) Klien lain

d) Kelompok

TUK 5: Klien mampu

menjelaskan perasaanya setelah

berhubungan social

5. Klien mampu

menjelaskan

perasaannya setelah

berhubungan social

dengan :

a) Orang lain

5.Klien mampu menjelaskan

perasaannya setelah

berhubungan social dengan

a) orang lain

b) kelompok

Page 25: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

25

b) Kelompok

TUK 6: Klien mendapat

dukungan dari keluarga dalam

memperluas hubungan social

6. Perawat dapat bertemu

dengan keluarga dan

dapat menjelaskan:

a) Pengertian menarik

diri

b) Tanda gejala menarik

diri

c) Penyebab dan akibat

menarik diri

d) Cara merawat klien

menarik diri

6.klien mendapat dukungan

keluarga dalam

memperluas hubungan

social

Jelaskan pada keluarga

tentang :

a) Pengertian menarik diri

b) Tanda dan gejala

menarik diri

c) Penyebab dan akibat

menarik diri

d) Cara merawat klien

menarik diri

4. Harga diri

rendah

TUM : Klien memiliki konsep

diri yang positif

TUK 1: Klien dapat membina

hubungan saling percaya

dengan perawat

1. Setelah 4x interaksi

klien menunjukkan :

Klien menunjukkan

ekspresi wajah

bersahabat

menunjukkan rasa

1. Bina hubungan saling

percaya dengan

menggunakan prisip

komunikasi terpeutik

a) Sapa klien dengan

ramah baik verbal

maupun non verbal

Page 26: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

26

senang , ada mata

kontak, mau

menyebutkan nama.

Mau menjawab salam,

klien mau duduk

berdampingan dengan

perawat, mau

mengutarakan masalah

yang dihadapi

b) Perkenalkan diri dengan

sopan

c) Tanyakan nama lengkap

dan nama panggilan

kesukaan yang disukai

klien

d) Jelaskan tujuan

pertemuan

e) Jujur dan menepati janji

TUK 2: Klien dapat

mengidentifikasi aspek positif

dan kemampuan yang dimiliki

2. Klien dapat

menyebutkan

a) Aspek positif dan

kemampuan yang

dimiliki klien

b) Aspek positif keluarga

c) Aspek positif

lingkungan klien

2.klien tidak dapat

mengidentifikasi aspek

positif dan kemampuan

yang dimiliki

Diskusikan dengan klien

tentang :

a) Aspek positif yang

dimiliki klien, keluarga,

lingkungan

b) Kemampuan yang

dimiliki klien

Page 27: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

27

TUK 3: Klien dapat menilai

kemampuan yang dimiliki

untuk dilaksanakan

3.klien menyebutkan

kemampuan yang dapat

dilaksanakan

3. Klien dapat menilai

kemampuan yang

dimiliki untuk

dilaksanakan

a) Diskusikan dengan

klien kemampuan yang

dapat dilaksanakan

b) Diskusi kemampuan

yang dapat dilanjutkan

pelaksnaanya

TUK 4: Klien dapat

merencanakan kegiatan kesuai

dengan kemampuan yang

dimiliki

4. Klien membuat

rencana kegiatan

harian

4. klien dapat merencanakan

kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang

dimiliki

Rencanakan bersama

klien aktivitas yang dapat

dilakukan setiap hari

sesuai kemampuan klien

a) Kegiatan mandiri

b) Kegiatan dengan

bantuan

Page 28: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

28

TUK 5: Klien dapat melakukan

kegiatan sesuai rencana yang

di buat

5. Klien melakukan

kegiatan sesuai jadwal

yang dibuat

5.klien dapat melakukan

kegiatan sesuai rencana

yang dibuat

a) Anjurkan klien untuk

melaksanakan kegiatan

yang telah direncanakan

b) Pantau kegiatan yang

dilaksanakan klien

c) Berikan pujian atas

usaha yang dilakukan

klien

d) Diskusikan

kemungkinan

pelaksanaan kegiatan

setelah pulang

TUK 6: Klien dapat

memanfaatkan system

pendukung yang ada

6. Klien

Memanfaatkan system

pendukung yang ada di

keluarga

6. klien dapat memanfaatkan

system pendukung yang

ada.

a) Beri pendidikan

kesehatan pada

keluarga tentang cara

Page 29: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

29

merawat klien dengan

harga diri rendah

b) Bantu keluarga

memberikan dukungan

selama klien dirawat

c) Bantu keluarga

menyiapkan lingkungan

dirumah

Page 30: Jtptunimus Gdl Cristyfati 6742 2 Babii

30