jtptunimus gdl cristyfati 6742 2 babii
DESCRIPTION
penyuluhanTRANSCRIPT
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kognisi adalah suatu proses mental yang dengannya seorang individu
menyadari dan mempertahankan hubungan dengan lingkungannya baik
lingkungan dalam maupun lingkungan luarnya (fungsi mengenal). Bagian-
bagian dari proses kognisi bukan merupakan kekuatan yang terpisah-pisah,
tetapi sebenarnya ia merupakan cara dari seorang individu untuk berfungsi
dalam hubungannya dengan lingkungannya. Proses kognisi meliputi sensasi,
persepsi, perhatian ingatan asosiasi, pertimbangan, pikiran dan kesadaran
(Yosep, 2007). Persepsi atau pencerapan adalah kesadaran akan suatu
rangsang yang dimengerti. Jadi persepsi adalah sensasi ditambah dengan
pengertian, yang didapat dari proses interaksi dan asosiasi macam-macam
rangsang yang masuk atau dengan perkataan lain dapat disebutkan sebagai
pengalaman tentang benda-benda dan kejadian-kejadian yang ada pada saat itu
(Yosep, 2007).
Halusinasi merupakan persepsi yang salah tentang stimulus lingkungan
actual (Videbeck, 2008). Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa
dijumpai adanya rangsang dari luar. Walaupun tampak sebagai sesuatu yang
khayal, halusinasi sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan penderita
yang terepsesi (Yosep, 2007).
Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang
berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien
sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007).
Halusinasi pendengaran meliputi mendengar suara-suara, paling sering
adalah suara orang berbicara kepada klien atau membicarakan klien. Mungkin
ada satu atau banyak suara, dapat berupa suara orang yang dikenal atau tidak
2
dikenal. Berbentuk halusinasi perintah yaitu suara yang menyuruh klien untuk
mengambil tindakan, sering kali membahayakan diri sendiri atau orang lain
dan di anggap berbahaya (Videbeck, 2008).
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai
halusinasi diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa
halusinasi adalah persepsi klien melalui panca indera terhadap lingkungan
tanpa ada stimulus atau rangsangan yang nyata. Sedangkan halusinasi
pendengaran adalah kondisi dimana pasien mendengar suara, terutamanya
suara-suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkanya
dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
B. Rentang respon neurobiologis
Respon perilaku klien dapat diidentifikasi sepanjang rentang respon
yang berhubungan dengan fungsi neurobiologik. Perilaku yang dapat diamati
dan mungkin menunjukkan adanya halusinasi disajikan dalam tabel berikut
(Stuart, 2007: 241)
RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS
Respon adaptif Respon maladaptif
Skema . 1 Rentang respon neurobiologis
(Stuart, 2007)
1. Pikiran logis
2. Persepsi akurat
3. Emosi konsisten
dengan pengalaman
4. Perilaku sesuai
5. Hubungan sosial
1. Pikiran kadang
menyimpang
2. Ilusi
3. Reaksi emosional
berlebihan
4. Perilaku ganjil
5. Menarik diri
1. Kelainan
pikiran/delusi
2. Halusinasi
3. Ketidakmampuan
untuk control emosi
4. Ketidakteraturan
5. Isolasi sosial
3
1. Respon adaptif
a. Pikiran logis
Pendapat atau pertimbangan yang dapat diterima akal
b. Persepsi akurat
Pandangan dari seseorang tentang suatu peristiwa secara cermat.
c. Emosi konsisten dengan pengalaman
Kemantapan perasaan jiwa sesuai dengan peristiwa yang pernah
dialami.
d. Perilaku sesuai
Kegiatan individu atau sesuatu yang berkaitan dengan individu
tersebut diwujudkan dalam bentuk gerak atau ucapan yang tidak
bertentangan dengan moral.
e. Hubungan sosial
Hubungan seseorang dengan orang lain dalam pergaulan ditengah-
tengah masyarakat (Stuart, 2007).
2. Respon transisi
a. Pikiran kadang menyimpang
Kegagalan dalam mengabstrakan dan mengambil kesimpulan.
b. Ilusi
Persepsi atau respon yang salah terhadap stimulus sensori.
c. Reaksi emosional berlebihan
Emosi yang diekspresikan dengan sikap yang tidak sesuai.
d. Perilaku ganjil
Perilaku aneh yang tidak enak dipandang, membingungkan, kesukaran
mengolah dan tidak kenal orang lain.
e. Menarik diri
Perilaku menghindar dari orang lain (Stuart, 2007).
4
3. Respon mal adaptif
a. Kelainan pikiran/delusi
Keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak
diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita sosial.
b. Halusinasi
Persepsi yang salah terhadap rangsangan.
c. Ketidakmampuan untuk kontrol emosi
Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk mengalami
kesenangan, kebahagiaan, keakraban dan kedekatan.
d. Ketidakteraturan
Ketidak selarasan antara perilaku dan gerakan yang ditimbulkan.
e. Isolasi sosial
Suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang karena orang lain
menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Stuart, 2007).
C. Manifestasi klinik
Berdasarkan jenis dan karakteristik halusinasi tanda dan gejalanya
sesuai. Menurut Stuart (2007) pada klien gangguan jiwa ada beberapa jenis
jenis halusinasi dan karakteristik tertentu, diantaranya :
Tabel 2 : karakteristik halusinasi (Stuart, 2007)
No Jenis Halusinasi Karakteristik
1 Pendengaran Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara
kata yang jelas, berbicara dengan klien bahkan
sampai percakapan lengkap antara kedua penderita
halusinasi. Pikiran yang terdengar jelas dimana klien
mendengar perkataan bahwa pasien disuruh untuk
melakukan sesuatu kadang – kadang dapat
membahayakan.
2 Penglihatan Stimulus penglihatan dalam kilatan cahaya, gambar
geometris, gambar karton atau panorama yang luas
5
dan kompleks. Penglihatan dapat berupa sesuatu yang
menyenangkan / sesuatu yang menakutkan seperti
monster.
3 Penciuman Membau bau-bau seperti darah, urine, feses
umumnya bau-bau yang tidak menyenangkan.
Halusinasi penciuman biasanya akibat stroke, tumor,
kejang dan demensia
4 Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti darah, urine, dan feses
5 Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa
stimulus yang jelas, rasa tersetrum listrik yang dating
dari tanah, benda mati atau orang lain.
6 Chanesthetic Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena
(arteri), pencernaan makanan.
7 Kinestetik Merasa pergerakan sementara bergerak tanpa berdiri.
D. Etiologi
Menurut (Stuart, 2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi yaitu:
1. Faktor predisposisi
a. Biologi
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan
dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
1.) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah
frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku
psikotik.
2.) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan, ketidak seimbangan antara dopamin dan
neurotransmitter lain, dan masalah-masalah pada system reseptor
dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
6
3.) Pembesaran ventrikel dan penurunan masa kortikal menunjukan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung
oleh otopsi (post-mortem).
b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi
respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan
yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah
penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup klien.
c. Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita
seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana
alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stres.
2. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan
setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan
tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap
stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan
kekambuhan (Keliat, 2006).
Menurut (Stuart, 2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan
halusinasi adalah:
a. Biologis
Stressor biologis yang berespon neurobiologist maladaptif meliputi
: Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara
selektif menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk
diinterpretasikan.
7
b. Stres lingkungan
Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap
stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stresor berlebihnya informasi pada saraf yang menerima dan
memperoses inflamasi di thalamus frontal otak.
3. Mekanisme koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari
pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologi
termasuk
a. Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya
untuk mengurangi ansietas, hanya mempunyai sedikit energi yang
tertinggal untuk aktivitas hidup sehari-hari.
b. Projeksi sebagai upaya untuk menjelaskan keracunan persepsi.
c. Menarik diri.
E. Fase-fase halusinasi
Halusinasi yang dialami oleh klien bila berada intensitasnya dan
keparahan (Stuart membagi halusinasi klien mengendalikan dirinya semakin
berat fase halusinasinya). Klien semakin berat mengalami ansietas dan makin
dikendalikan halusinasinya lengkap tercantum dalam tabel 1.
Tabel 1 Fase-fase tingkat Halusinasi (Stuart, 2007).
Halusinasi Karakteristik Perilaku klien
FASE 1
Comforting
Ansietas sebagai halusinasi
menyenangkan
Klien mengalami perasaan seperti
ansietas, kesepian, rasa bersalah
dan takut mencoba untuk befokus
pada pikiran menyengkan untuk
meredakan ansietas individu
mengenal bahwa pikiran-pikiran
dan pengalaman sensor berada
dalam kondisi kesadaran jika
Tersenyum dan tertawa tidak sesuai
menggerekan bibir tanpa suara
mengegerkan mata yang cepat dan
respon verbal yang lambat jika
Sedang asik sendiri meningkat
tanda-tanda sarat otonomi
8
ansietas dapat ditangani psikotik.
FASE II
Complementing Ansietas berat
halusinasi memberatkan
Pengalaman sensasi menjijikan
dan menakutkan, klien mulai
lepas kendali dan mungkin
mencoba untuk mengambil
jaraknya dengan sumber yang
dipersepsikan klien mungkin
mengalami pengamalan sensori
dan menarik diri dari orang lain,
psikotik ringan
Ansietas seperti peningkatan denyut
jantung pernafasan dan tekanan
darah, rentang perhatian menyempit
asik dengan penglaman sensori dan
kehilangan kemampuan
membedakan halusinasi dan realita
FASE III
Controling
Ansietas berat pengalaman sensorsi
menjadi berkuasa
Klien berhenti menghentikan
perlawanan terhadap halusinasi
dan menyerah pada halusnasinya
menjadi menarik, klien
mengalami pengalaman kesepian
jika sensori halusinasinya
berhenti psikotik
Kemampuan dikendalikan
halusinasi akan lebih ditakuti,
kerusakan berhubungan dengan
orang lain, rentang perhatian hanya
beberapa detik / menit adanya
tanda-tanda fisik ansietas berat
berkeringat, tremor, tidak mampu
memahami peraturan.
FASE IV
Conquering panik
Ansietas panik pengalaman sensori
menaklukan
Pengalaman sensori menjadi
mengancam jika klien mengikuti
perintah halusinasi berakhir dari
beberapa jam / hari jika intervensi
terapeutif psikoti berat.
Perilaku tremor akibat panik,
potensi kuat suicida / nomicide
aktifitas merefleksikan halusinasi
perilaku isi, seperti kekerasan,
agitas menarik diri katafonici, tidak
mampu merespon terhadap
pemerintah, yang komplek tidak
mampu berespon lebih dari satu
orang.
9
F. Masalah keperawatan
Adapun masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran menurut Keliat (2006)
antara lain :
1. Halusinasi pendengaran
2. Resiko mencederai diri
3. Menarik diri
4. Harga diri rendah
G. Pohon masalah
Resiko Mencederai Diri
Menarik Diri
Harga Diri Rendah
Skema. 2 pohon masalah
(Sumber: Keliat, 2006)
H. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan yang ditentukan oleh para ahli salah satunya
sebagai berikut : diagnosa adalah masalah kesehatan aktual dan potensial yang
mampu diatasi oleh perawat berdasarkan penidikan dan pengalamannya.
Diagnosa keperawatan yang muncul menurut Keliat (2006) :
1. Resiko mencederai diri
2. Halusinasi pendengaran
3. Menarik diri
4. Harga diri rendah
Halusinasi Pendengaran
10
I. Intervensi keperawatan
No
Dx
Diagnosa
keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan TT
Tujuan Kriteria Evaluasi Tindakan Keperawatan Rasional
1 Halusinasi TUM: Klien dapat mengontrol
halusinasi yang di alaminya
TUK 1: Klien dapat membina
hubungan saling percaya
Setelah interaksi klien
menunjukan :
1. Tanda-tanda percaya
kepada perawat :
a. Expresi wajah
bersahabat
b. Menunjukan rasa
senang
c. Ada kontak mata
d. Mau berjabat tangan
e. Mau menyebutkan
nama
f. Mau duduk
berdampingan dengan
perawat
g. Bersedia
mengungkapkan
1. Bina hubungan saling
percaya
a. Sapa klien dengan ramah
baik verbal maupun non
verbal
b. Perkenalkan nama, nama
panggilan perawat.
c. Tunjukan sikap jujur dan
menepati janji setiap kali
interaksi
d. Tanyakan perasan klien
dan masalah yang
dihadapi klien
e. Dengarkan dengan
a. Menciptakan saling
percaya pada klien
b. Tak kenal maka tak
sayang
c. Mewujudkan rasa
percaya pada klien
d. Memvalidasi perasaan
klien
e. Memperhatikan
perasaan klien
11
TUK 2: Klien dapat mengenal
halusinasinya
masalah yang dihadapi
2. Klien dapat
menyebutkan:
a) Isi
b) Waktu
c) Frekwensi
d) Situasi dan kondisi
yang menimbulkan
halusinasi
penuh perhatian
2. Klien dapat
menyebutkan:
a) Mengetahui jenis
halusinasi
b) Mengetahui isi, waktu,
frekwensi halusinasi
c) Mengetahui situasi dan
kondisi yang
menimbulkan halusinasi
Klien dapat
menceritakan mengenai
halusinasi
TUK 3: Klien dapat
mengontrol halusinasinya
3. Klien dapat
menyebutkan tindakan
yang biasanya
dilakukan untuk
mengendalikan
halusinasi
3.1 Klien dapat
menyebutkan cara
control halusinasi
3. klien dapat mengontrol
halusinasinya
a) Identifikasi bersama klien
cara atau tindakan yang
dilakukan jika terjadi
halusinasi
3.1diskusi cara yang
diinginkan
klien :
a) Jika cara yang digunakan
adaptif beri pujian
b) Jika cara yang digunakan
Klien dapat
mengidentifikasikan cara
yang harus dilakukan jika
terjadi halusinasi
a) Memberi reinforcement
positif
b) Memberikan cara yang
terbaik untuk klien
12
3.2 klien dapat memilih
dan
memperagakan cara
mengatasi halusinasi
mal adaptif diskusi cara
tersebut
3.2Diskusi cara baru untuk
memutuskan/ mengontrol
timbulnya halusinasi
a) Katakan pada diri sendiri
bahwa suara itu nyata
b) Bantu klien memilih cara
yang sudah dianjurkan
dan latih untuk mencoba
c) Beri kesempatan untuk
melaukan cara yang
dilatih
d) Pantau pelaksanaan yang
telah dipilih dan dilatih,
jika berhasil beri pujian
Memberikan cara
terbaru pada klien cara
memutus halusinasi
TUK 4: Klien dapat dukungan
dari keluarga dalam
mengontrol halusinasinya
4.keluarga menyatakan
setuju untuk mengikuti
pertemuan dengan
perawat dan keluarga
mampu menyebutkan
4.klien menyatakan setuju
untuk mengikuti
pertemuan dengan
perawat
a) buat kontrak dengan a) Bina hubungan saling
13
pengertian , tanda dan
gejalanya , proses
terjadinya halusinasi dan
tindakan untuk
mengendalikan
halusinasi
keluarga untuk
pertemuan (waktu,
tempat, topik)
b) diskusi dengan keluarga
tentang :
a. pengertian halusinasi
b. tanda dan gejala
halusinasi
c. isi halusinasi
d. waktu halusinasi
e. frekwensi halusinasi
f. situasi terjadinya
halusinasi.
percaya dengan
keluarga klien.
b) Agar keluarga tahu
mengenai sakit yang
diderita klien
TUK 5: Klien dapat
memanfaatkan obat dengan
baik
5.1 klien dapat
menyebutkan
a) Manfaat minum obat
b) Kerugian tidak minum
obat
c) Nama, warna, dosi,
efek terapi dan efek
samping
5.1 Diskusi dengan klien
tentang manfaat dan
kerugian tidak minum
obat, nama, warna,
dosis, cara, efek terapi
dan efek samping
penggunaan obat
a) Pantau klien saat
penggunaan obat
Agar klien mau minum obat
dengan tepat
14
b) Beri pujian jika klien
menggunakan obat
dengan benar
c) Diskusikan akibat
berhenti minum obat
jika tanpa konsultasi
dengan dokter
2 Resiko perilaku
kekerasan
TUM: Klien dapat mengontrol
perilaku kekerasan
TUK 1: Klien dapat membina
hubungan saling percaya
Setelah interaksi klien
menunjukan :
1. Tanda-tanda percaya
kepada perawat :
a) Wajah cerah,
tersenyum
b) Mau berkenalan
c) Ada kontak mata
d) Bersedia menceritakan
perasaan
1. Bina hubungan saling
percaya
a) Beri salam setiap
berinteraksi
b) Perkenalkan nama,
nama panggilan perawat
dan tujuan perawat
berinteraksi
c) Tanyakan dan panggil
nama kesukan klien
d) Tunjukan sikap empati,
a) Menciptakan hubungan
saling percaya pada
klien
b) Tak kenal maka tak
sayang
c) Agar lebih akrab dalam
menyapa klien
d) Mewujudkan percaya
kepada klien.
15
jujur dan menepati janji
setiap kali berinteraksi
e) Tanyakan perasaan
klien dan masalah yang
dihadapi klien
e) Memvalidasi perasaan
klien
TUK 2: Klien dapat
mengidentifikasi penyebab
perilaku kekerasan yang
dilakukannya
2. Klien dapat
menceritakan
penyebab perilaku
kekerasan
a) Menceritakan
penyebab perasaan
jengkel/kesal baik dari
diri sendiri maupun
lingkunganya
2.klien dapat
mengidentifikasi penyebab
perilaku kekerasan
a. Motivasi klien untuk
menceritakan penyebab
rasa kesal atau
jengkelnya
b. Dengarkan tanpa
menyela atau member
penilaian ugkapan
perasaan pasien
a) Mengungkapkan
perasaan klien
b) Memperhatikan klien
TUK 3: Klien dapat
mengidentifikasi tanda-tanda
perilaku kekerasan
3. Klien dapat
menceritakan tanda-
tanda saat terjadi
perilaku kekerasan
a) Tanda fisik : mata
merah, tangan
3. klien dapat
mengidentifikasi tanda-
tanda perilaku
kekerasan
a) motivasi klien
menceritakan kondisi a) Memberikan
16
mengepal, expresi
tegang, dan lain-lain
b) Tanda emosional :
perasaan marah,
jengkel, bicara kasar
c) Tanda social :
bermusuhan yang
dialami saat terjadi
perilaku kekerasan
fisik (tanda-tanda fisik)
saat perilaku kekerasan
terjadi
b) motivasi klien
menceritakan kondisi
emosinya (tanda-tanda
emosional) saat terjadi
perilaku kekerasan
c) motivasi klien
menceritakan hubungan
dengan orang lain
(tanda-tanda social)
kesempatan pada klien
untuk bercerita
b) Mengetahui bagaimana
perasaan klien setelah
melakukan tindak
kekerasan
c) Klien dapat memilah
mana yang benar dan
yang salah
TUK 4: Klien dapat
mengidentifikasi jenis perilaku
kekerasan yang pernah
dilakukannya
4. klien dapat
menjelaskan:
a) jenis-jenis ekspresi
kemarahan yang
selama ini telah
dilakukan
b) Persamaanya saat
melakukan kekerasan
c) Efektivitas cara yang
4. Klien dapat
mengidentifikasi jenis
perilaku kekerasan yang
pernah dilakukannya.
a) Motivasi klien
menceritakan jenis-jenis
tindak kekerasan yang
selama ini pernah
dilakukan
a.)Memberikan kesempatan
pada klien untuk
bercerita
17
dipakai dalam
menyelesaikan
masalah
b) Motifasi klien
menceritakan perasaan
klien setelah tindak
kekerasan tersebut
terjadi
c) Diskusikan apakah
dengan tindak
kekerasan yang
dilakukannya masalah
yang dialami teratasi
b.)Mengetahui bagaimana
perasaan klien setelah
melakukan tindak
kekerasan .
c.)Klien dapat memilah
mana yang benar dan
yang salah
TUK 5: Klien dapat
mengidentifikasi akibat
perilaku kekerasan
5. Klien dapat
menjelaskan akibat
perilaku kekerasan
a) Diri sendiri : luka,
dijauhi teman, dll
b) Orang lain/ keluarga :
luka tersinggungu,
ketakutan, dll
c) Lingkungan barang
atau benda rusak, dll
3) Klien dapat
mengidentifikasi akibat
perilaku dan kekerasan
a) Diri sendiri
b) Orang lain/keluarga
c) Lingkungan
Mengetahui akibat perilaku
kekerasan
18
TUK 6: Klien dapat
mengidentifikasi cara
konstruktif dalam
mengungkapkan kemarahan
6. Klien dapat :
Menjelaskan cara-cara
sehat mengungkapkan
marah
4) Klien dapat
mengidentifikasi cara
konstruktif dalam
mengungkapkan
kemarahan.
6.1 Jelaskan cara-cara sehat
untuk mengungkapkan
marah :
a) Cara fisik dalam pukul
bantal atau kasur, olah
raga
b) Verbal :
Mengungkapkan bahwa
dirinya sedang kesal
kepada orang lain
c) Social : latihan asertif
dengan orang lain
d) Spiritual : sembahyang/
doa, zikir meditasi, dsb
sesuai keyakinan
agamanya masing-
masing
Klien tahu cara untuk
mengungkapkan marah
19
TUK 7: Klien dapat
mendemonstrasikan cara
mengontrol perilaku kekerasan
7. Klien dapat
memperagakan cara
mengontrol perilaku
kekerasan
a) Fisik : nafas dalam,
memukul bantal /
kasur
b) Verbal
Mengungkapkan
perasaan kesal/
jengkel pada orang
lain tanpa menyakiti
c) Spiritual : zikir/ doa,
meditasi sesuai
dengan agama
7)klien dapat
mendemonstrasikan cara
mengontrol perilaku
kekerasan latihan klien
memperagakan cara yang
dipih
a) Peragakan cara
melaksanakan cara yang
dipilih
b) Jelaskan manfaat cara
tersebut
c) Anjurkan klien
menirukan peragaan
yang sudah dilakukan
d) Beri penguatan pada
klien, perbaiki yang
masih belum sempurna
Klien dapat
mendemonstrasikan
cara yang dipilih
TUK 8: Klien mendapat
dukungan untuk mengontrol
perilaku kekerasan
8. Perawat dapat
melakukan pertemuan
dengan keluarga
a. Menjelaskan cara
merawat klien dengan
8.Klien mendapat dukungan
keluarga untuk
mengontrol perilaku
kekerasan :
a) Diskusikan pentingnya
Agar keluarga kelien
tahu pendukung untuk
klien itu sangat penting
20
perilaku kekerasan
b. Mengungkapkan rasa
puas dalam merawat
klien
peran serta keluarga
sebagai pendukung
klien untuk mengatasi
perilaku kekerasan
b) Diskusikan potensi
keluarga untuk
membantu klien
mengatasi perilaku
kekerasan
c) Jelaskkan pengertian,
penyebab, akibat dan
cara merawat klien
d) Peragakan cara merawat
klien (menangani
perilaku kekerasan)
e) Beri kesempatan
keluarga untuk
memperagakan ulang
f) Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan
21
TUK 9: Klien menggunakan
obat sesuai program yang
telah ditetapkan
9. Klien dapat
menjelaskan:
a. Manfaat minum obat
b. Kerugian tidak minum
obat
c. Nama obat
d. Bentuk dan warna
e. Dosis yang dianjurkan
kepadanya
f. Waktu pemakaian
g. Cara pemakaian
h. Efek yang dirasakan
9.Klien menggunakan obat
sesuai program yang telah
ditetapkan
a) Jenis obat (nama,
warna, dan bentuk obat)
b) Dosis yang tepat untuk
klien
c) Waktu pemakaian
d) Cara pemakaian
e) Efek yang dirasakan
klien
Anjurkan klien :
a) Minta klien
menggunakan obat tepat
waktu
b) Lapor ke perawat/
dokter jika mengalami
efek yang tidak biasa
c) Beri pujian terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan obat
Agar klien mau minum
obat secara teratur dan
tahu mengenai dosis,
jenis obat, waktu
pemakaian dan cara
pemakaian
22
3. Isolasi sosial TUM: Klien dapat berinteraksi
dengan orang lain
TUK 1: Klien dapat membina
hubungan saling percaya
Setelah interaksi klien
menunjukan :
1. Tanda-tanda percaya
kepada perawat :
a) Wajah cerah,
tersenyum
b) Mau berkenalan
c) Ada kontak mata
1. Bina hubungan saling
percaya
a) Beri salam setiap
berinteraksi
b) Perkenalkan nama,
nama panggilan perawat
dan tujuan perawat
berinteraksi
c) Tanyakan dan panggil
nama kesukaan klien
a.)Menciptakan hubungan
saling percaya pada klien
b.)Tak kenal maka tak
sayang
c.)Agar lebih akrab dalam
menyapa klien
TUK 2: Klien mampu
menyebutkan penyebab
menarik diri
2. Klien mampu
menyebutkan minimal
satu penyebab
menarik diri
a) Diri sendiri
b) Orang lain
2.klien mampu
menyebutkan penyebab
menarik diri :
Tanyakan pada klien tentang
:
a) Orang yang tinggal
23
c) Lingkungan serumah/teman sekamar
b) Orang yang paling dekat
dengan klien
dirumah/siruangan
c) Orang yang tidak dekat
dengan klien dirumah/
diruangan
d) Apa yang membuat
klien tidak dekat dengan
orang tersebut
e) Upaya yang sudah di
lakukan agar dekat
dengan orang lain
TUK 3: Klien mampu
menyebutkan keuntungan
berhubungan social dan
kerugian menarik diri
3. Klien mampu
menyebutkan keuntungan
berhubungan social dan
kerugian menarik diri
a) Banyak teman
b) Tidak kesepian
c) Bisa berdiskusi
d) Saling menolong
3.klien mampu menyebutkan
keuntungan berhubungan
social dan kerugian
menarik diri.
Tanyakan pada klien
tentang :
a) Manfaat hubungan
social
24
Kerugian menarik diri
misalnya:
a) Sendiri
b) Kesepian
c) Tidak bisa diskusi
b) Kerugian menarik diri
TUK 4: Klien dapat
melaksanakan hubungan social
secara bertahap
4. Klien dapat
melaksanakan
hubungan social
secara bertahap
dengan :
a) Perawat
b) Perawat lain
c) Klien lain
d) Kelompok lain
4.klien dapat melaksanakan
hubungan social secara
bertahap.
Beri motivasi dan bantu
klien untuk berkenalan/
berkomunikasi dengan :
a) Perawat
b) Perawat lain
c) Klien lain
d) Kelompok
TUK 5: Klien mampu
menjelaskan perasaanya setelah
berhubungan social
5. Klien mampu
menjelaskan
perasaannya setelah
berhubungan social
dengan :
a) Orang lain
5.Klien mampu menjelaskan
perasaannya setelah
berhubungan social dengan
a) orang lain
b) kelompok
25
b) Kelompok
TUK 6: Klien mendapat
dukungan dari keluarga dalam
memperluas hubungan social
6. Perawat dapat bertemu
dengan keluarga dan
dapat menjelaskan:
a) Pengertian menarik
diri
b) Tanda gejala menarik
diri
c) Penyebab dan akibat
menarik diri
d) Cara merawat klien
menarik diri
6.klien mendapat dukungan
keluarga dalam
memperluas hubungan
social
Jelaskan pada keluarga
tentang :
a) Pengertian menarik diri
b) Tanda dan gejala
menarik diri
c) Penyebab dan akibat
menarik diri
d) Cara merawat klien
menarik diri
4. Harga diri
rendah
TUM : Klien memiliki konsep
diri yang positif
TUK 1: Klien dapat membina
hubungan saling percaya
dengan perawat
1. Setelah 4x interaksi
klien menunjukkan :
Klien menunjukkan
ekspresi wajah
bersahabat
menunjukkan rasa
1. Bina hubungan saling
percaya dengan
menggunakan prisip
komunikasi terpeutik
a) Sapa klien dengan
ramah baik verbal
maupun non verbal
26
senang , ada mata
kontak, mau
menyebutkan nama.
Mau menjawab salam,
klien mau duduk
berdampingan dengan
perawat, mau
mengutarakan masalah
yang dihadapi
b) Perkenalkan diri dengan
sopan
c) Tanyakan nama lengkap
dan nama panggilan
kesukaan yang disukai
klien
d) Jelaskan tujuan
pertemuan
e) Jujur dan menepati janji
TUK 2: Klien dapat
mengidentifikasi aspek positif
dan kemampuan yang dimiliki
2. Klien dapat
menyebutkan
a) Aspek positif dan
kemampuan yang
dimiliki klien
b) Aspek positif keluarga
c) Aspek positif
lingkungan klien
2.klien tidak dapat
mengidentifikasi aspek
positif dan kemampuan
yang dimiliki
Diskusikan dengan klien
tentang :
a) Aspek positif yang
dimiliki klien, keluarga,
lingkungan
b) Kemampuan yang
dimiliki klien
27
TUK 3: Klien dapat menilai
kemampuan yang dimiliki
untuk dilaksanakan
3.klien menyebutkan
kemampuan yang dapat
dilaksanakan
3. Klien dapat menilai
kemampuan yang
dimiliki untuk
dilaksanakan
a) Diskusikan dengan
klien kemampuan yang
dapat dilaksanakan
b) Diskusi kemampuan
yang dapat dilanjutkan
pelaksnaanya
TUK 4: Klien dapat
merencanakan kegiatan kesuai
dengan kemampuan yang
dimiliki
4. Klien membuat
rencana kegiatan
harian
4. klien dapat merencanakan
kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang
dimiliki
Rencanakan bersama
klien aktivitas yang dapat
dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan klien
a) Kegiatan mandiri
b) Kegiatan dengan
bantuan
28
TUK 5: Klien dapat melakukan
kegiatan sesuai rencana yang
di buat
5. Klien melakukan
kegiatan sesuai jadwal
yang dibuat
5.klien dapat melakukan
kegiatan sesuai rencana
yang dibuat
a) Anjurkan klien untuk
melaksanakan kegiatan
yang telah direncanakan
b) Pantau kegiatan yang
dilaksanakan klien
c) Berikan pujian atas
usaha yang dilakukan
klien
d) Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan kegiatan
setelah pulang
TUK 6: Klien dapat
memanfaatkan system
pendukung yang ada
6. Klien
Memanfaatkan system
pendukung yang ada di
keluarga
6. klien dapat memanfaatkan
system pendukung yang
ada.
a) Beri pendidikan
kesehatan pada
keluarga tentang cara
29
merawat klien dengan
harga diri rendah
b) Bantu keluarga
memberikan dukungan
selama klien dirawat
c) Bantu keluarga
menyiapkan lingkungan
dirumah
30