jtptunimus gdl sitimaemun 5502 3 babii

15

Click here to load reader

Upload: frellyvalentino

Post on 13-Dec-2014

26 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes mellitus

1. Pengertian diabetes mellitus

Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang

ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah dalam darah atau

hiperglikemia ( Brunner, 2001 ).

Diabetes mellitus adalah suatu kelompok metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin atau kedua – duanya (Association Nursing America, 1998).

Kesimpulan dari pengertian diatas adalah diabetes mellitus

merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan kenaikan

kadar glukosa darah dalam darah atau hipenglikemia yang terjadi karena

kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-keduanya

2. Tanda dan gejala

Menurut Tjokprawiro ( 2002 ) gejala dan tanda diabetes mellitus

dapat dikelompokkan menjadi gejala akut dan kronik.

a. Gejala akut

Gejala diabetes mellitus dari penderita satu dengan lainnya

tidak selalu sama. Gejala tersebut dibawah ini adalah gejala yang pada

umumnya timbul dengan tidak mengurangi kemungkinan adanya

variasi gejala yang lain, bahkan ada penderita diabetes mellitus yang

tidak menunjukkan apapun sampai pada saat tertentu.

Pada permulaan gejala yang timbul sering disebut 3P yaitu

polifagia ( banyak makan ), polidipsi ( banyak minum ) dan poliuria

( sering kencing ). Dalam fase ini biasanya penderita menujukkan berat

badan yang terus bertambah ( gemuk ) karena pada saat ini jumlah

insulin masih mencukupi.

5

Page 2: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

6

b. Gejala kronik

Penderita diabetes mellitus tidak menunjukkan gejala akut (

mendadak ) tapi penderita menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan

atau beberapa tahun mengidap penyakit diabetes mellitus.

Gejala kronik yang sering timbul antara lain kesemutan, kulit terasa

panas, tebal dikulit, kram, mudah mengantuk, pada wanita akan gatal

disekitar kemaluan, kemampuan seksual menurun dan bisa impoten

sedangkan untuk ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian

janin dalam kandungan dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg.

3. Terapi diit

Pengaturan makan ( diit ) merupakan kunci pengendalian diabetes

mellitus, khususnya yang tergolong NIDDM yang harus diupayakan

seterusnya. Suatu pendapat yang keliru yang menganggap bahwa kalau

sudah mendapat obat anti diabetes mellitus berarti makan boleh bebas.

Dengan pengaturan makan dapat diupayakan demikian rupa

sehingga kegamukan dapat dikurangi. Dengan demikian kepekaan sel

terhadap kerja insulin meningkat, kadar gula darah dapat menurun. Dalam

waktu singkat saja sudah dapat mengurangi gejala – gejala meskipun berat

badan belum terpengaruh. Disamping itu dengan berkurangnya

kegemukan akan mengurangi faktor resiko komplikasi menahun.

Dalam menyusun pengaturan makan ada beberapa hal yang harus

diperhatikan antara lain :

a. Kebutuhan kalori

Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan

berat badan ideal. Komposisi energi adalah 60 – 70 % dari

karbohidrat, 10 – 15 % dari protein dan 20 – 25 % dari lemak.

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang

dibutuhkan penderita diabetes mellitus. Diantaranya adalah dengan

memperhitungkan berdasar kebutuhan kalori basal yang besarnya 25 –

30 kalori / kg BB ideal, ditambah atau dikurangi tergantung dari

beberapa faktor yaitu :

Page 3: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

7

1) Jenis kelamin

Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil dari pada pria, untuk itu

dapat dipakai angka 25 kal / kg BB untuk wanita dan angka 30 kal

/ kg BB untuk pria.

2) Umur

Penurunan kebutuhan kalori diatas 40 tahun harus dikurangi 5 %

untuk tiap dekade antara 40 – 59 tahun, sedangkan antara 60 – 69

tahun dikurangi 10 % dan diatas 70 tahun dikurangi 20 %.

3) Aktifitas fisik

Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda

pula.

4) Kehamilan atau laktasi

Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori / hari

dan pada trimester 2 dan 3 diperlukan tambahan 350 kalori / hari.

Pada waktu laktasi diperlukan tambahan sebanyak 550 kalori / hari.

5) Adanya komplikasi

Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu

memerlukan tambahan kalori sebesar 13 % untuk tiap kenaikan 1

derajat celcius.

6) Berat badan

Bila kegemukan atau terlalu kurus, dikurangi atau ditambah sekitar

20 – 30 % tergantung kepada tingkat kegemukan atau kekurusan.

b. Daftar bahan makanan penukar

Daftar bahan makanan penukar adalah suatu daftar nama bahan

makanan dengan ukuran tertentu dan dikelompokkan berdasarkan

kandungan kalori, protein, lemak dan hidrat arang. Setiap kelompok

bahan makanan dianggap mempunyai nilai gizi yang kurang lebih

sama.

Dikelompokkan menjadi 7 kelompok bahan makanan yaitu :

Golongan 1 : bahan makanan sumber karbohidrat

Golongan 2 : bahan makanan sumber protein hewani

Page 4: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

8

Golongan 3 : bahan makanan sumber protein nabati

Golongan 4 : sayuran

Golongan 5 : buah – buahan

Golongan 6 : minyak

Golongan 7 : makanan tanpa kalori

c. Pola diet

Menurut vitahealth ( 2004 ) pola diet pada pasien diabetes

mellitus yaitu :

a) Kurang energi

Jumlah energi disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur,

stress akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan

mempertahankan berat badan ideal.

b) Kurangi lemak

Makanan lemak tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol dan

membuat kerja insulin menjadi tidak efisien. Menurut ADA atau

EASD bahwa asupan makanan lemak jangan lebih dari 30 % dan

kolesterol kurang dari 300 mg/hari.

c) Karbohidrat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diabetes mellitus makin

meningkat sesuai dengan cara hidup modern yang memicu cara

hidup kebarat – baratan yaitu dengan meningkatnya refined

carbohydrate terutama dikota besar, karbohidrat jenis itu terdapat

pada bakeri seperti cake, roti halus cepat sekali diserap dan akan

meningkatkan kadar glukosa darah. Dengan diet tinggi karbohidrat

dan tinggi serat kadar kolesterol dan trigliserida akan menjadi baik.

d) Pemanis

Makanan yang manis dan bahan tidak seluruhnya dari gula pasir

atau gula buah yang sederhana, kombinasinya dengan protein,

lemak dan karbohidrat dapat memperlambat penyerapan gula

sederhana.

Page 5: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

9

e) Serat

Menurut ADA pasien diabetes mellitus untuk konsumsi seratnya

30 – 40 gr/hari dan serat pada diabetes mellitus lebih banyak

berasal dari sayur – sayuran yang mengandung lebih banyak serat

tak larut dibanding serat yang berasal dari buah – buahan.

d. Olah raga

Manfaat olah raga bagi diabetes adalah penurunan kadar

glukosa darah, mencegah kegemukan, berperan dalam mengatasi

kemungkinan terjadinya komplikasi. Keadaan – keadaan ini dapat

mengurangi resiko penyakit jantung koroner ( PJK ) dan meningkatkan

kualitas hidup diabetesi serta memberikan keuntungan secara

psikologis ( Ilyas, 1996 ).

Menurut Chaveau dan Kaufman ( 1989 ) dikutip oleh Ilyas (

1996 ) olah raga pada diabetesi dapat menyebabkan terjadinya

peningkatan glukosa oleh otot yang aktif, sehingga secara langsung

olah raga dapat menyebabkan penurunan kadar glukosa darah. Dan

hasil penelitian Allen bahwa olah raga aerobik yang teratur akan

mengurangi kebutuhan insulin sebesar 30 – 50 % pada diabetes melitus

tipe 1 yang terkontrol dengan baik. Pada diabetes mellitus tipe 2 yang

dikombinasikan dengan penurunan berat badan akan mengurangi

kebutuhan insulin hingga 100 %. Prinsip olah raga pada diabetesi sama

saja dengan prinsip olah raga secara umum yaitu frekuensi, time (

durasi ) dan tipe ( jenis ).

e. Obat antidiabetika oral

Menurut Tjokprawiro ( 2002 ) ada 3 obat anti diabetes yang ada

di Indonesia yaitu :

a) Tipe 1 ( Short Acting )

Jenis ini memiliki paruh waktu sekitar 4 jam, daya kerjanya cepat,

diberikan 1 – 3 kali sehari ( pagi – siang – sore ). Yang termasuk

kelompok ini adalah restinon, orinase, nadisan, dymelors.

Page 6: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

10

b) Tipe 2 ( Intermediate Acting )

Memilih paruh waktu antara 5 – 8 jam, diberikan 1 – 2 kali sehari (

pagi dan siang jangan pagi dan sore ) apabila diberikan cukup

sekali sehari, berikanlah pada pagi hari saja. Termasuk golongan

ini adalah golongan glibenclamid ( euglukon, daonil ), golongan

gliclazide ( diamicron ), golongan gliquidone ( glurenorm ) dan

golongan glipizide ( minidiab ).

c) Tipe 3

Mempunyai paruh waktu antara 24 – 36 jam, diberikan sekali saja

setiap pagi jangan diberikan dalam dosis terbaru.

4. Pemeriksaan

Menurut Margatan ( 1996 ) pemeriksaan atau check up yang harus

dilakukan oleh diabetes ada 3, yaitu :

a. Pemeriksaan fisik lengkap yang meliputi kesehatan umum seperti berat

badan, tekanan darah dan sebagainya.

b. Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan gula darah

puasa, pemeriksaan gula darah 2 jam setelah makan, urine lengkap,

lemak ( kolesterol HDL, LDL dan trigliserida ), ureum dan kreatinin.

c. Pemeriksaan spesialisasi antara lain pemeriksaan mata, syaraf dan

jantung.

B. Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus

Kepatuhan adalah menuruti suatu perintah atau suatu aturan. Menurut

Safarino ( 1990 ) Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan perawatan,

pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh perawat, dokter atau tenaga

kesehatan lainnya. Safarino yang mengutip dari Becker ( 1979 ) dalam

perilaku kepatuhan yang berhubungan dengan kesehatan adalah :

a Perilaku sehat yaitu tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatanya yaitu pencegahan penyakit, perawatan

kebersihan diri, olah raga dan pengaturan makan. Hal ini diharapkan pada

pasien diabetes mellitus dituntut untuk mematuhi peraturan dalam

Page 7: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

11

memelihara kesehatannya agar tidak terjadi komplikasi yang

berkelanjutan.

b Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan individu yang

sedang sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya,

termasuk juga kemampuan individu untuk mengidentifikasi sakit,

penyebab penyakit serta usaha – usaha mencegah penyakit tersebut.

Apabila pasien diabetes mellitus mengetahui cara perilaku sakit, maka

pasien dapat melakukan tindakan sesuai dengan penyakitnya, serta

mengetahui keadaan dalam diri pasien sendiri.

c Perilaku peranan sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan

individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan. Faktor utama

yang mempengaruhi perilaku yaitu persepsi individu tentang penyakitnya,

faktor intensitas gejala, motivasi untuk menghilangkan gejala dan faktor

sosial psikologis yang mempengaruhi respon sakit. Menurut Kelman ada

tiga cara perubahan perilaku, yaitu faktor terpaksa, karena ingin meniru (

identification ), karena menghayati manfaatnya ( internalization ). Hal ini

perlu dilakukan pada pasien diabetes mellitus agar tercapai kesembuhan

salah satunya dengan kepatuhan dalam menjalankan terapi diit selama

sakit dan setelah sembuh agar terjaga kesehatannya.

Menurut Notoatmodjo ( 2003 ) yang mengutip dari Lewin, perubahan

perilaku melalui tiga tahap yaitu pencairan, proses bergerak dan pembekuan

kembali. Pada tahap pencairan, individu menyadari adanya masalah dan

alternative penyelesaian masalah dan individu mempunyai motivasi yang kuat

untuk beranjak pada tahap bergerak yaitu bergerak menuju tahap baru karena

telah cukup mempunyai informasi serta data.

Pada tahap ini akan terjadi perubahan perilaku dimana faktor pendorong

lebih kuat dari pada faktor penguat. Pada tahap pembekuan kembali akan

terjadi perilaku baru dan keseimbangan. Pada tahap ini perlu adanya

penguatan. Menurut Notoatmodjo ( 2003 ) yang mengutip dari Lewin perilaku

kepatuhan pada individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

Page 8: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

12

a. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

merupakan hal yang sangat mempengaruhi terbentuknya perilaku

seseorang. Pengetahuan pasien yang rendah tentang pengobatan dapat

menimbulkan kesadaran yang rendah yang akan berdampak dan

berpengaruh pada pasien dalam mengikuti cara pengobatan, kedisiplinan

pemeriksaan yang akibatnya dapat terjadi komplikasi berlanjut. Upaya

pendidikan kesehatan pada pasien diabetes mellitus akan meningkatkan

pengetahuan tentang penyakit yang dideritanya, menurut Redhead ( 1993 )

menyatakan bahwa pendidikan kesehatan yang efektif pada pasien

diabetes mellitus merupakan dasar dari kontrol metabolisme yang baik

dimana dapat meningkatkan hasil klinis dengan jalan meningkatkan

pengertian dan kemampuan pengelolaan penyakit diabetes mellitus.

b. Sikap adalah reaksi tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek.

c. Ciri – ciri individu meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan

status sosial ekonomi.

d. Partisipasi keluarga merupakan keikutsertaan keluarga dalam membantu

pasien melaksanakan perawatan dan pengobatan.

Sikap pasien diabetes mellitus tehadap penyakit yang dideritanya akan

meningkat cukup berarti setelah pemberian intervensi pendidikan kesehatan

yang berpengaruh pada program untuk menjalankan terapi diit. Pasien

diabetes mellitus pada saat berinteraksi dengan orang lain selalu ada

mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai

perasaan dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku terhadap dirinya (

Anwar, 2002 ). Pandangan dan perasaan seseorang sangat dipengaruhi oleh

ingatannya pada masa lalu, tentang apa yang diketahui dan kesannya terhadap

apa yang sedang dihadapi saat ini. Pengalaman seseorang pada masa lalu

membawa sikap dan perilaku terbuka dan tertutup terhadap dorongan diri

orang lain ( Nurjanah, 2001 ).

Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien dalam mengambil suatu

tindakan untuk pengobatan seperti diit, kebiasaan hidup sehat dan ketepatan

Page 9: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

13

berobat. Sarwono menyatakan bahwa sikap dan perilaku individu dimulai

dengan tahap kepatuhan, identifikasi petugas tanpa kerelaan untuk

memberikan tindakan dan sering menghindar, hukuman jika pasien tidak

patuh. Kepatuhan pasien diabetes mellitus dalam melaksanakan program

pengobatan dapat ditingkatkan dengan mengikuti cara sehat yang berkaitan

dengan nasehat, aturan pengobatan yang ditetapkan, mengikuti jadwal

pemeriksaan dan rekomendasi hasil penyelidikan ( Murphy, 1997 ).

Perilaku kepatuhan adalah perilaku yang harus dilakukan seorang

pasien untuk melaksanakan cara pengobatan atau nasehat yang ditentukan oleh

tenaga kesehatan yang dapat memperbaiki keadaan sesuai dengan penyakit

diabetes mellitus yang dideritanya. Terbentuknya perilaku kepatuhan

ditentukan pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai – nilai yang dimiliki pasien

diabetes mellitus serta ketersediaan atau keterjangkauan fasilitas kesehatan

dan dorongan dari petugas atau dari keluarga pasien.

Kesimpulan dari pengertian diatas adalah kepatuhan penderita diabetes

Mellitus merupakan suatu perilaku yang dilakukan oleh penderita diabetes

mellitus untuk melaksanakan terapi terapi diit diabetes mellitus yang

dianjurkan oleh tenaga kesehatan yang dapat memperbaiki keadaan sesuai

dengan penyakit yang dideritanya antara lain dengan penendalian asupan

nutrisi / diit dan berolahraga secara teratur.

C. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga ( Notoatmodjo, 2003 ).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan yang mencakup dalam

domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :

Page 10: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

14

a Tahu ( Know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat – tingkat ini

adalah mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, contohnya

menyebutkan cara untuk menjalankan terapi diit pada penderita diabetes

mellitus.

b Memahami ( Comperehension )

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan terhadap objek yang

dipelajari, contohnya dapat menjelaskan mengapa harus menjalankan

terapi diit.

c Aplikasi ( Aplication )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real. Aplikasi ini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau pengguna hukum – hukum, rumus, metode,

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

d Analisis ( Analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih dalam satu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e Sintesis ( synthesis )

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian – bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi yang ada.

f Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian –

Page 11: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

15

penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan – tingkatan diatas.

Menurut Nasution ( 1993 ) pengetahuan dalam masyarakat dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain :

a. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan maka akan lebih mudah menerima hal – hal

baru dan mudah menyesuaikan dengan hal – hal baru tersebut.

b. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan

memberikan pengetahuan yang lebih jelas.

c. Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkatan pengetahuan seseorang

karena informasi – informasi baru akan disaring kira – kira susuai atau

tidak dengan budaya yang dianut.

d. Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan individu,

maksudnya pendidikan pendidikan yang lebih tinggi pengalamannya akan

lebih luas dan umur yang semakin banyak pengalamannya juga akan

semakin banyak.

e. Sosial ekonomi

Tingkat seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

2. Pengetahuan tentang diabetes mellitus

pengetahuan diabetes mellitus merupakan suatu pengetahuan yang

dimiliki oleh penderita diabetes mellitus mengenai pengertian diabetes

mellitus, tanda dan gejala diabetes mellitus, terapi diit diabetes mellitus

dan pemeriksaan diabetes mellitus.

Page 12: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

16

3. Pengetahuan tentang diit diabetes mellitus

Pengetahuan diit diabetes mellitus merupakan pengetahuan yang

dimiliki oleh penderita diabetes mellitus mengenai diit diabetes mellitus yang

meliputi kebutuhan kalori, daftar bahan makanan penukar. Pola diit dan olah

raga. Dengan penderita mellitus mempunyai pengetahuan diit diabetes

mellitus maka akan dapat memperbaiki keadaan sesuai dengan penyakit yang

dideritanya.

D. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek ( Notoatmodjo, 2003 ).

Menurut Notoatmodjo ( 2003 ) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :

1. Kepercayaan ( keyakinan ) ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak ( trend to behave ).

Menurut Notoatmodjo ( 2003 ) sikap mempunyai empat tingkatan,

yaitu :

a. Menerima ( receiving )

Menerima diartikan bahwa orang ( subjek ) memperhatikan stimulus yang

diberikan ( subjek ).

b. Merespon ( responding )

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu

usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah adalah bahwa orang menerima

ide tersebut.

c. Menghargai ( valuing )

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah indikasi sikap tingkat tiga.

Page 13: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

17

d. Bertanggung jawab ( responsible )

Bertanggung jawab antar segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan

responden terhadap suatu objek. Secara langsung dapat dilakukan dengan

pernyataan – pernyataan hipotesa, kemudian ditanyakan pendapat responden.

Menurut Soetarno ( 1993 ) ada dua faktor yang mempengaruhi

pembentukan dan perubahan sikap yaitu :

1. Faktor intern

Manusia senantiasa memilih jika dihadapkan pada beberapa

perangsang yang ada diluar dirinya. Pilihan tersebut berhubungan erat

dengan motivasi dan sikap yang sedang bekerja didalam dirinya dan yang

mengarahkan perhatiannya kepada objek – objek tertentu diantara seluruh

objek yang memungkinkan ada pada waktu itu. Pilihan yang sama kepada

semua perangsang yang dating dari luar.

2. Faktor ekstern

Pembentukan dan perubahan sikap ditentukan pula oleh faktor –

faktor ekstern, misalnya : sifat, isi dan orang – orang yang menyokong

pandangan baru itu. Cara pandangan itu diterangkan dan situasi tempat

sikap itu diperbincangkan.

Page 14: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

18

E. Kerangka Teori

(Sumber : Notoatmodjo,2003 dan Nasution,1993)

Pengaruh kepatuhan terhadap

diit diabetes mellitus :

1. Pendidikan

2. Status sosial ekonomi

3. Pengetahuan

4. Sikap

5. Partisipasi keluarga

Faktor pemungkin :

1. Informasi

2. Budaya

3. pengalaman

Faktor penguat :

Sikap dan perilaku penderita

diabetes melitus

Kepatuhan menjalankan terapi diit

pada penderita Diabetes melitus

Page 15: Jtptunimus Gdl Sitimaemun 5502 3 Babii

19

F. Kerangka Konsep

Variable Independent Variabel Dependent

G. Variabel penelitian

1. Variabel Independent ( bebas ) : pengetahuan

2. Variabel Dependent ( terkait ) : kepatuhan menjalankan terapi diit pada

penderita Diabetes mellitus

3. Hipotesis

Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan menjalankan

terapi diit pada penderita Diabetes mellitus di Puskesmas Mranggen 1

Kabupaten Demak.

Pengetahuan penderita

Diabetes melitus

Kepatuhan menjalankan terapi diit

pada penderita Diabetes melitus