joint venture

12
JOINT VENTURE A. Pengertian, Contoh, dan Anggota Joint Venture Joint venture adalah kerjasama beberapa pihak atau lebih untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam bidang bisnis untuk membentuk sebuah perusahaan baru dalam jangka waktu tertentu. Kerjasama tersebut akan berakhir setelah tujuan tercapai atau pekerjaan selesai. Misalnya A dan B bekerja sama menjual bolang-baling selama perayaan Sekaten di alun-alun Yogyakarta. Atau perusahaan bangunan A dan perusahaan bangunan B kerjasama selama pembangunan jembatan sungai Opak, dan sebagainya. Joint Venture adalah suatu unit terpisah yang melibatkan dua atau lebih peserta aktif sebagai mitra. Kadang-kadang juga disebut sebagai aliansi strategis, yang meliputi berbagai mitra, termasuk organisasi nirlaba, sektor bisnis dan umum. Para anggota joint venture sering disebut dengan istilah venture atau partner atau sekutu. Anggota joint venture dapat berupa perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas, dan sebagainya. Pada umumnya semua partner ikut mengelola jalannya perusahaan. Salah satu diantara para sekutu tersebut bertindak sebagai manajernya yang disebut managing partner. Jenis–jenis Joint Venture

Upload: roswinda-rezeki

Post on 26-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

JOINT VENTUREA. Pengertian, Contoh, dan Anggota Joint VentureJoint venture adalah kerjasama beberapa pihak atau lebih untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam bidang bisnis untuk membentuk sebuah perusahaan baru dalam jangka waktu tertentu.Kerjasama tersebut akan berakhir setelah tujuan tercapai atau pekerjaan selesai. Misalnya A dan B bekerja sama menjual bolang-baling selama perayaan Sekaten di alun-alun Yogyakarta. Atau perusahaan bangunan A dan perusahaan bangunan B kerjasama selama pembangunan jembatan sungai Opak, dan sebagainya.Joint Venture adalah suatu unit terpisah yang melibatkan dua atau lebih peserta aktif sebagai mitra. Kadang-kadang juga disebut sebagai aliansi strategis, yang meliputi berbagai mitra, termasuk organisasi nirlaba, sektor bisnis dan umum.Para anggota joint venture sering disebut dengan istilah venture atau partner atau sekutu. Anggota joint venture dapat berupa perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas, dan sebagainya. Pada umumnya semua partner ikut mengelola jalannya perusahaan. Salah satu diantara para sekutu tersebut bertindak sebagai manajernya yang disebut managing partner.

Jenisjenis Joint VentureMeskipun ada banyak jenis joint venture, yang paling umum adalah antara dua atau lebih perusahaan yang memiliki tujuan yang berbeda, seperti memasuki pasar baru, meningkatkan modal dan ekspansi. Joint Venture Internasional semakin banyak dilakukan karena keuntungannya. Kedua perusahaan tidak hanya bisa berbagi pendapatan dan pertumbuhan, joint venture bisa mengurangi kebutuhan biaya jika pengetahuan atau patendibiayai sebagai kontribusi usaha. Joint venture juga memberikan akses kepada pasar internasional baru yang tidak mudah dicapai.Ada beberapa kelemahan dalam joint venture internasional. Pertama, tujuan bisnis partner joint venture bisa cukup berbeda, yang bisa menyebabkan masalah mengenai arah dan perkembangan unit baru. Disamping itu, perbedaan kultural masing-masing perusahaan menimbulkan kesulitan manajerial dalam joint venture baru. Terakhir, kebijakan pemerintah kadang-kadang bisa memiliki pengaruh negative pada arah dan operasi joint venture internasional.B. Unsur-Unsur dalamJoint Venture1. Kerjasama dua pihak atau lebih

Joint venture merupakan kerjasama dua pihak atau lebih yang sepakat untuk membentuk perusahaan baru dengan nama baru.

2. Ada modal

Dalam joint venture masing-masing pihak memberikan modal untuk disetor dan dipakai bersama untuk mengoperasikan perusahaan baru.

3. Ada surat perjanjian

Sebagai bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka dalam joint venture harus ada surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat kedua belah pihak tersebut. Dalam joint venture karena melibatkan orang lain, maka perlu diperhatikan dan diteliti apakah pihak yang akan diajak kerjasama tersebut adalah pihak yang bisa dipertanggungjawabkan.

C. Pembagian Laba Joint VentureMetode pembagian laba yang dapat dipakai juga sama dengan metode pembagian laba persekutuan, yaitu :

a. Laba dibagi sama

b. Laba dibagi dengan ratio tertentu

c. Laba dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu :

1) Modal mula-mula

2) Modal awal periode

3) Modal akhir periode

4) Modal rata-rata

d. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi menurut cara a, batau c.

e. Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, batau c.

f. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji serta bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, batau c.

D. Akuntansi Joint VentureMetode Akuntansi TerpisahDalam metode ini, joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri. Pada dasarnya sama dengan akuntansi yang diselenggarakan oleh persekutuan. Dalam hal ini, joint venture akan menyelenggarakan rekening-rekening :

a. Aktiva

b. Utang

c. Modal untuk masing-masing sekutu

d. Penghasilan

e. Biaya

Metode ini, masing-masing sekutu hanya akan mencatat investasi sendiri saja. Jadi para sekutu hanya akan mencatat apabila haknya berubah. Metode ini biasanya dipakai oleh joint venture yang umurnya relatif panjang.Metode Akuntansi Tidak TerpisahDalam metode ini, joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri. Akuntansi terhadap joint venture diselenggarakan oleh masing-masing sekutu (partner). Dalam hal ini, akuntansinya dapat dibagi menjadi dua yaitu :

a. Managing PartnerPada dasarnya managing partner akan menyelenggarakan rekening secara lengkap, yaitu rekening-rekening aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Oleh karena akuntansi tersebut dicampur dengan akuntansi perusahaannya sendiri, maka untuk membedakannya setiap rekening joint venture diberi tanda tersendiri, yaitu dengan penambahan istilah joint venture pada setiap rekening. Rekening-rekening yang diselenggarakan managing partner meliputi :

1) Rekening Aktiva-Joint Venture

2) Rekening Utang-Joint Venture

3) Rekening sekutu atau partner

4) Rekening Joint Venture

b. Non- Managing PartnerNon- managing partner hanya menyelenggarakan 2 macam rekening, yaitu :

1) Rekening Joint Venture

2) Rekening Sekutu (Partner)

a.Rekening Managing Partner

Demikian mekanisme pendebitan dan pengkreditan rekening ini:

Pendebitan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:

- Aktiva joint venture bertambah

- Utang joint venture berkurang dan

- Modal atau managing partner berkurang

Pengkreditan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:

- Aktiva joint venture berkurang

- Utang joint venture bertambah dan

- Modal atau managing partner bertambah

b.Rekening Sekutu non-Managing Partner yang lain.

Barangyang Belum TerjualSisa barang dagangan yang belum terjual harus diperlakukan secara tepat sesuai penggunaan sisa barang yang bersangkutan, yang dalam hal ini ada 3 kemungkinan yaitu :

a. Dibagi kepada Para SekutuMetode akuntansi terpisah

Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara terpisah maka pencatatan terhadap pembagian sisa barang dagangan kepada para sekutu, tergantung sistem akuntansi persediaan. Jika dengan sistem perpetual, maka pembagian sisa barang kepada para sekutu dicatat oleh joint venture dengan mendebit rekening masing-masing sekutu dan mengkredit rekening persediaan. Jika dengan sistem fisik, maka pembagian sisa barang dagangan tidak harus dicatat. Jika ingin dicatat maka akan dicatat dengan mendebit rekening modal masing-masing sekutu dan mengkredit rekening penjualan.

Metode akuntansi tidak terpisah

Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tidak terpisah, maka pembagian sisa barang kepada para sekutu tidak perlu dicatat.

b. Dijual kepada Pihak LuarApabila sisa barang dijual kepada pihak luar maka akan dicatat seperti halnya penjualan yang biasa. Jika menggunakan metode akuntansi terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening penjualan, yang akhirnya akan menambah laba sebesar harga jual. Jika menggunakan metode akuntansi tidak terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening joint venture sebesar harga jual.

c.Dijual kepada SekutuMetode yang digunakan:

1)Metode akuntansi terpisah

Jika menggunakan metode akuntansi terpisah maka transaksi tersebut hanya akan dicatat oleh joint venture dan sekutu yang bersangkutan dengan mendebit rekening sekutu yang membeli dan mengkredit rekening penjualan, masing-masing sebesar harga jual.

2)Metode akuntansi tidak terpisah

Jika menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka transaksi tersebut akan dicatat oleh semua sekutu. Sekutu pembeli akan mencatat dengan mendebit rekening pembelian atau persediaan dan mengkredit rekening joint venture. Sekutu yang lain akan mencatat dengan mendebit rekening sekutu pembeli dan mengkredit rekening joint venture, masing-masing sebesar harga jual.

E. Joint Venture yang Belum SelesaiDalam hubungannya dengan joint venture yang belum selesai tersebut timbul masalah akuntansi, yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture yaitu apakah perlu mengakui rugi-laba atas joint venture yang belum selesai. Perlu tidaknya mengakui rugi-labajoint venture yang belum selesai harus memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari pengakuan rugi laba (pendapatan dan biaya).

Dalam hal anggota joint venture mengakui laba atas joint venture yang belum selesai ini menimbulkan 2 masalah, yaitu penentuan besarnya laba atau rugi yang diakui dan pencatatannya akan tergantung pada metode akuntansi yang digunakan.

1. Metode Akuntansi Terpisah

Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka besarnya laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Apabila diperlukan maka untuk menghitung laba atau rugi tersebut diperlukan penyesuaian. Laba atau rugi tersebut akan dibagi sesuai dengan rasio atau metode pembagian laba yang disepakati. Dengan metode ini maka masing-masing sekutu hanya akan mencatat bagian laba atau rugi yang menjadi haknya.

2. Metode Akuntansi Tidak Terpisah

Apabila joint venture menggunakan metodeakuntansi tidak terpisah maka besarnya laba atau rugi dapat diketahui dari saldo rekening Joint Venture, yaitu :

Laba, apabila rekening Joint venture bersaldo kredit dan

Rugi, apabila rekening Joint venture bersaldo debit.Akuntansi untuk Joint VenturePada prinsipnya ada dua (dua ) metode :1.Buku buku diselenggarakan secara terpisah dari pembukuan masing masing anggota.2.Rekening-rekening untuk setiap transaksi dalam joint venture ada dan dicatat dalam buku masing masing anggota ( tidak diselenggarakan pembukuan secara terpisah terhadap aktivitas joint venture ).Akuntasi untuk joint venture yang diselenggarakan secara terpisah dari pembukuan masing masing anggota.Dalam pencatatan ini joint venture dianggap sebagai unti usaha yang terpisah dari pemiliknya, dalam karakteristiknya joint venture ini mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan persekutuan. Begitu pula dengan pembukuannya juga sama dengan pembukuan yang ada dalam persekutuan.Akuntansi Joint Venture untuktidakdiselenggarakan pembukuan secara terpisah.Dalam pembukuan tipe ini masing masing anggota harus mempunyai rekening-rekening sendiri mengenai apa yang ada dalam Joint venture pada bukunya. Saldo yang ada pada Joint Venture akan menunjukkan jumlah yang sama selama hubungan masih ada ( joint venture masih belum dibubarkan ).Kerja Sama yang belum selesai (Uncompleted Venture )Apabila Akuntasi untuk joint venture yang diselenggarakan secara terpisah dari pembukuan masing-masing anggota.Apabila dalam hal ini sampai akhir joint Venture suatu persetujuan masih belum bisa diakhiri, untuk keperluan kebutuhan penutupan buku masing-masing partner maka perlu dihitung rugi dan labanya. Menurut ketentuannya joint venture baru bisa dihitung apabila usaha yang menjadi obyeknya sudah selesai. Tetapi apabila pembukuan dilakukan secara terpisah maka dapat dilakukan tanpa kesulitan.Apabila Akuntasi untuk joint venture yang diselenggarakantidaksecara terpisah dari pembukuan masing-masing anggota.Seperti yang dijelaskan bahwa joint Venture hanya bisa dihitung laba/ruginya apabila telah berakhir usaha yang menjadi obyeknya maka dalam pembukuan ini mengalami hal hal yang perlu dilakukan karena pembukuan secaratidakterpisah sedikit berbeda dari pembukuan secara terpisah, yang membedakan adalah hak-hak para anggota di dalam joint venture dapat ditentukan pada setiap saat yang menyangkut aktivitas joint venture.

Hak-hak para anggota adalah selisih antara jumlah komuatif semua rekening yang mempunyai saldo debit dengan jumlah komulatif semua rekening yang mempunyai saldo kredit dari pembukuan yang diselenggarakan oleh anggota yang bersangkutan.

Rekening-rekening dengan saldo debet menunjukkan aktiva joint venture (termasuk biaya yang dibayar dimuka). Sedangkan rekening-rekening yang mempunyai saldo kredit adalah rekening yang menunjukkan kewajiban-kewajiban koint venture kepada pihka ketiga dan hak-hak anggota di dalam joint venture.Drs. L. Suparwoto, M.Sc. Ak, 2009. Akuntansi Keuangan Lanjutan, Edisi 1. Penerbit : BPFE. Yogyakarta.