jiwa lawang baru

5
DISKUSI Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan psikiatri, menunjukkan bahwam pasien mengalami depresi berat akibat putus dengan pacarnya dan diperberat pada saat pasien bertengkar dengan pacarnya (memiliki 2 pacar) karena salah satu pacarnya tidak membalas sms. Pasien juga sempat melihat bayangan-banyangan sebelumnya. Pasien merasa putus asa Pasien merasa mudah lelah, tidak pernah bermain futsal lagi sejak satu bulan yang lalu. Pasien mengakui kehilangan semangat, merasa pesimis dan tidak tahu cita-citanya nanti menjadi apa. Pasien mengaku bingung untuk memilih dan menjalankan aktifitasnya. Keluhan susah tidur juga dialami pasien. Sesuai dengan gejala yang dialami pasien, menurut PPDGJ III, diagnosis aksis 1 yang sesuai untuk pasien ini adalah Depresi Berat dengan Gejala Psikotik ( F. 32.3 ) Gejala utama dari episode depresi adalah afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan dan berkurangnya energy yang

Upload: ajung-chenk-barbados

Post on 08-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jiwa

TRANSCRIPT

DISKUSI Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan psikiatri, menunjukkan bahwam pasien mengalami depresi berat akibat putus dengan pacarnya dan diperberat pada saat pasien bertengkar dengan pacarnya (memiliki 2 pacar) karena salah satu pacarnya tidak membalas sms.Pasien juga sempat melihat bayangan-banyangan sebelumnya. Pasien merasa putus asa Pasien merasa mudah lelah, tidak pernah bermain futsal lagi sejak satu bulan yang lalu. Pasien mengakui kehilangan semangat, merasa pesimis dan tidak tahu cita-citanya nanti menjadi apa. Pasien mengaku bingung untuk memilih dan menjalankan aktifitasnya. Keluhan susah tidur juga dialami pasien.Sesuai dengan gejala yang dialami pasien, menurut PPDGJ III, diagnosis aksis 1 yang sesuai untuk pasien ini adalah Depresi Berat dengan Gejala Psikotik ( F. 32.3 )Gejala utama dari episode depresi adalah afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan dan berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.Gejala lain adalah konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan suram dan pesimistis, gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu makan berkurang.Menurut PPDGJ III, diagnose Episode Depresi Berat tanpa Gejala psikotik ( F.32.2 ) memiliki kriteria :1. Semua 3 gejala utama depresi harus ada2. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat.3. Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang mencolok, maka pasien tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode depresi berat masih dapat dibenarkan.4. Episode depresi biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnose dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.5. Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan social, pekerjaan atau urusan kuliah kecuali pada taraf yang sangat terbatasMenurut PPDGJ III, diagnosis Episode Depresi dengan Gejala Psikotik ( F.32.3 ) memiliki kriteria :1. Episode depresi yang memenuhi kriteria menurut F.32.2 tersebut diatas2. Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi berupa auditorik atau olfaktori biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran atau daging yang busuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.Jika ditemukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan afek.Pada episode depresif diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu.Dari riwayat psikososial dan lingkungan (aksis IV), pasien memiliki masalah dengan pacarnya. Pasien juga mengalami kebingungan untuk menjalani hubungan diantara 2 pacarnya dan tidak dapat memilih diantara keduanya. Akibatnya, pasien tidak pernah berkumpul lagi dengan teman-temannya (bersosialisasi). Pasien mengaku tidak bisa konsentrasi saat kuliah. Dilihat dari penilaian fungsi global, gangguan yang dialami pasien tergolong dalam skala GAF scale 60-51, yaitu Penderita ini di anjurkan mendapat terapi psikofarmaka dengan fluoxetine yaitu obat anti depresi yang menghambat reuptake aminergic neurotrasnmiter dan menghambat penghancuran oleh enzim monoamine oxidase sehingga terjadi peningkatan jumlah aminergic neurotransmitter pada celah sinap neuron tersebar yang dapat meningkatkan aktivitas reseptor serotonin.Prognosis untuk pasien ini adalah dubia et malam. Selain terapi psikofarmaka dilakukan psikoterapi berupa terapi keluarga dan masyarakat agar bisa menemukan keadaan penderita dengan tidak menimbulkan stressor-stresor baru, melainkan dapat menciptakan suasana yang kondusif untuk kesembuhan penderita. Psikoterapi merupakan penatalaksanaan gangguan jiwa lanjutan yang sudah tenang bertujuan untuk menguatkan daya tahan mental, mempertahankan control diri dan mengembalikan keseimbangan adaptif. Peran keluarga dan masyarakat sangan penting dalam membantu kesembuhan pasien.