pt. industri sandang ii unit lawang

Upload: anjar-chayow

Post on 14-Jan-2016

232 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Analisis Perusahaan

TRANSCRIPT

  • MAKALAH SEMINAR BUSINESS POLICY

    ANALISIS DAN PILIHAN STRATEGIS

    PADA PT.INDUSTRI SANDANG NUSANTARA II UNIT LAWANG

    Disusun Oleh :

    KELOMPOK III

    Linda Astuti NRP : 21024196

    Nila Fatma NRP : 21024182

    Risma Arisona NRP : 21024185

    Sri Ludiana Hanani NRP : 20924167

    Sri Puji Astutik NRP : 21024194

    SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)

    JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

    MALANG

    2013

  • 2

    KATA PENGANTAR

    Berikut ini kami persembahkan sebuah makalah yang mempelajari pembahasan mengenai

    Analisis dan Pilihan Strategis pada PT.INDUSTRI SANDANG NUSANTARA II UNIT LAWANG

    Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca, terutama penulis sendiri.

    Pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis

    mohon maaf, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membangun dan memperbaiki

    kemampuan dalam pembelajaran dan masa yang akan datang.

    Kami ucapkan terimakasih, kepada Bapak Prof.DR.H.Taher Al-Habsyi selaku dosen mata

    kuliah Seminar Business Policy yang telah memberikan bimbingan dan wawasan dalam proses

    pengerjaan makalah ini serta rekan kelas Seminar Business Policy yang berkenan berdiskusi dan

    bertukar ide dalam penyelesaian makalah ini.

    Malang, November 2013

    Penulis

  • 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Sandang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Ketersediaannya menjadi hal yang

    sangat perlu diperhatikan. Maka sangat bijak apabila didirikan suatu perusahaan yang menyediakan

    kebutuhan sandang masyarakat dan menjadi perusahaan yang berkembang dalam jangka panjang.

    Mengantisipasi kebutuhan konsumen dan pembenahan perusahaan merupakan tindakan

    PT.Industri Sandang Nusantara II Unit Lawang untuk bertahan dan mengembangkan bisnis yang

    telah berdiri untuk dapat menghadapi persaingan dan terus bertumbuh.. Untuk memenuhi tuntutan ini

    terciptalah analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunity, dan Threat) yang memiliki peran

    penting dalam menetapkan suatu strategi perusahaan.

    Analisis SWOT merupakan cara yang sistematis didalam melakukan analisis-analisis terhadap

    wujud ancaman dan kesempatan agar dapat membedakan keadaan lingkungan yang akan datang

    sehingga dapat ditemukan masalah yang ada. Dari analisis SWOT, perusahaan dapat menentukan

    strategi efektif yang sejauh mungkin memanfaatkan kesempatan yang berlandaskan pada kekuatan

    yang dimiliki perusahaan, mengatasi ancaman yang datang dari luar, serta mengatasi kelemahan yang

    ada.

    Dalam makalah ini kami akan memberikan penjelasan mengenai arti pentingnya melakukan

    pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi, evaluasi dan pengendalian.

  • 4

    BAB II

    MATERI

    2.1 Pendapat Tentang Proses Manajemen Strategis

    Menurut Hunger dan Wheelen (1996:9) proses manajemen strategis meliputi empat elemen

    dasar, yaitu :

    1. Pengamatan Lingkungan

    Meliputi analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal.

    Analisis Eksternal

    Lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (peluang dan ancaman) yang

    berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam pengendalian jangka

    pendek dari manajemen puncak.

    Lingkungan eksternal memiliki dua bagian :

    a. Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen atau kelompok yang secara

    langsung berpengaruh atau dipenuhi oleh operasi-operasi utama organisasi.

    a. Lingkungan sosial terdiri dari kekuatan umum. Kekuatan itu tidak berhubungan

    langsung dengan aktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan

    sering mempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang.

    Analisis Internal

    Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dan kelemahan)

    yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka

    pendek dari manajemen puncak.

    2. Perumusan Strategi

    Perumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen

    efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan

    perusahaan, tujuan-tujuan yang dapat dicapai, pengembangan, strategi dan penetapan

    pedoman kebijakan.

    3. Implementasi Strategi

    Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan strategi dan

    kebijaksanaannya dalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan

    prosedur untuk mewujudkan strategi dan kebijakan organisasi.

    4. Evaluasi dan Pengendalian

    Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-aktivias perusahaan

    dan hasil kerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan kinerja

    yang diinginkan.

  • 5

    2.2 Penyusunan Policy dan Programnya

    Dalam penyusunan policy dan programnya, maka kita harus memahami mengenai

    matriks kekuatan-kelemahan-peluang-ancaman (SWOT) yang merupakan sebuah alat

    pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi:

    1. Strategi SO (Kekuatan-Peluang)

    Strategi yang memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan

    dari peluang eksternal. Jika sebuah perusahaan memiliki kelemahan besar, maka

    perusahaan akan berjuang untuk mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan.

    2. Strategi WO (Kelemahan-Peluang)

    Strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil

    keuntungan dari peluang eksternal.

    3. Strategi ST (Kekuatan-Ancaman)

    Strategi yang menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau

    mengurangi dampak ancaman ekternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang

    kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan eksternal.

    4. Strategi WT (Kelemahan-Ancaman)

    Merupakan taktik defensif (strategi bertahan) yang diarahkan untuk mengurangi

    kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.

    Terdapat delapan langkah dalam membentuk sebuah Matriks SWOT :

    1. Buat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan.

    2. Buat daftar ancaman-ancaman eksternal utama perusahaan.

    3. Buat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan.

    4. Buat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan.

    5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada sel Strategi

    SO.

    6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya pada sel Strategi

    WO.

    7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada sel Strategi

    ST.

    8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya pada sel Strategi

    WT.

    Walaupun matriks SWOT digunakan secara luas dalam perencanaan strategis, analisis

    tersebut memiliki beberapa keterbatasan yaitu : pertama, SWOT tidak menunjukkan cara untuk

    mencapai suatu keunggulan kompetitif. Kedua, SWOT merupakan penilaian yang statis (atau

    terpotong-potong) dan tunduk oleh waktu. Ketiga, analisis SWOT bisa membuat perusahaan

    member penekanan yang berlebih pada satu faktor internal atau eksternal tertentu dalam

    merumuskan strategi.

  • 6

    BAB III

    PEMBAHASAN KASUS

    Sebelum kita menentukan strategi yang cocok untuk kasus pada PT.Industri Sandang

    Nusantara II Unit Lawang. maka terlebih dahulu kita harus melihat dari beberapa faktor, karena

    matriks SWOT melibatkan faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang belum ditemukan

    selama masa pengamatan lingkungan.

    Dalam matriks tersebut, kombinasi Peluang dan Ancaman dengan Kekuatan dan Kelemahan

    menghasilkan empat kumpulan strategis alternatif, baik bagi perusahaan berbisnis tunggal maupun

    multibisnis (atau unit bisnis).

    Berikut beberapa pengamatan yang dapat dilihat dari segi-segi faktor internal dan eksternal:

    4.1 Faktor Internal

    A. Kekuatan (Strength) Perusahaan

    1. Letak strategis dekat dengan sumber tenaga kerja ,berada didaerah yang penduduknya

    relatuf cukup maju dibidang pendididkan sehingga memungkinkan perusahaan

    mendapatkan tenaga kerja yang selektif baik tenaga ahli maupun tenaga kasar

    2. Cukup tersedianya fasilitas komunikasi dan transportasi

    3. Lokasi pasar dekat dengan perusahaan

    4. Dekat dengan sumber air ,sehingga kebutuhan air untuk keperluan pabrik terjamin

    5. Area tanah yang luas dan masi terdapat lahan yang kosong sehingga memungkinkan

    perluasan dan pengembangan pabrik

    6. Kesejahteraan karyawan terjamin

    7. Tersedianya tenaga penyelenggara kegiatan medis yang bersifat preventif maupun

    korektif bagi karyawan

    8. Adanya standar keselamatan kerja yang diterapkan bagi seluruh karyawan dan

    pengunjung/mitra.

    9. Adanya program pengembangan dan pelatihan bagi karyawan yang ditinjau dan dan

    dievaluasi secara teratur berkelanjutan.

    10. Perusahaan telah menggunakan dan mengoptimalisasi penggunaan teknologi

    informasi/komputerisasi untuk operasional perusahaan di seluruh bagian.

    11. Perusahaan telah melaksanakan Kesepakatan Kerja Bersama yang mendukung

    hubungan industrial antara pengusaha dan karyawan yang memuat perlakuan hak dan

    kewajiban yang sesuai, penyelesaian masalah secara kekeluargaan, kebebasan

    menjalankan ibadah pada jam kerja dan jaminan sosial tenaga kerja.

    B. Kelemahan (Weakness) Perusahaan 1. Masih banyak karyawan yang pendidikanya SD yaitu sejumlah 118 sedangkan

    persyaratan umum pendidikan minimal SMP

    2. Masih banyak karyawan yang belum ikut pengembangan yaitu sejumlah 272 orang

    3. Segmen pasarnya hanya pada perusahaan tekstil

    4. Promosi kurang dan tidak dilakukan oleh patal lawang melainkan oleh pusat

    5. Kondisi finansial perusahaan yang kurang sehat

  • 7

    2. Faktor Eksternal:

    A. Peluang (Opportunities) Perusahaan

    1. Jumlah penduduk yang meningkat dapat menjadi peluang baik dalam pemasaran karena

    dengan bertambahnya penduduk maka akan meningkat juga permintaan barang.

    2. Adanya perkembangan di bidang teknologi. Dengan adanya perkembangan teknologi

    maka akan semakin mempermudah kegiatan pemasaran maupun kegiatan produksi.

    3. Perusahaan menyesuaikan hasil produksinya dengan keadaan sosial masyarakat sehingga

    produk dapat mudah dipasarkan.

    B. Ancaman (Threat) Perusahaan

    1. Adanya pesaing dari produk impor dan lokal dengan kualitas dan harga yang lebih

    rendah dan teknologi yang lebih canggih

    2. Keadaan perekonomian yang kurang stabil. Dengan perekonomian yang kurang stabil

    akan mempengaruhi jumlah pesanan dari perusahaan tekstil dimana jumlah pesanan

    mengalami penurunan.

    3. Situasi politik yang tidak stabil mempengaruhi jumlah investor yang akan menanamkan

    modalnya di Indonesia.

    Setelah kita mengetahui dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada perusahaan,

    maka kita harus menyusun pula Penyusunan Policy dan Programnya.

    Perhatikan pada penjelasan dibawah ini:

    1. Penyusunan policy dan program untuk strategi SO:

    2. Penyusunan policy dan program untuk strategi WO:

    3. Penyusunan policy dan program untuk strategi ST:

    4. Penyusunan policy dan program untuk strategi WT:

  • 8

    BAB VI

    RASIO KEUANGAN

    1. Rasio Likuiditas

    a. CR = CA

    x 100% CL

  • 9

    2. Rasio Profitabilitas

    KESIMPULAN

    1. Kebijakan yang diambil

    Kebijakan Strategi Puncak

    Kebijakan Strategis Bisnis

    2. Perumusan kebijakan

    3. Program

  • 10

  • 11

    3. Rasio Leverage

  • 12

    4. Rasio Aktivitas

  • 13

    5. Rasio Pertumbuhan

  • 14

    6. Perhitungan Rasio X

  • 15

    7. Analisa Z Score

  • 16

    Lampiran Rasio

    Asumsi Bahwa Tanah Naik 12 % dan Aktiva Tetap lainya turun 6 % dari Nilai Buku, dengan rincian sebagai berikut ;

    TAHUN 2002

    NO AKTIVA

    TETAP

    NILAI

    BUKU

    PENURUNAN

    (6 %) SISA

    1 Tanah 189,863,000 22,783,560 212,646,560

    2 Emplosement 8,380,704 502,842 7,877,862

    3 Bangunan 291,818,534 17,509,112 274,309,422

    4 Mesin 822,802,687 49,368,161 773,434,526

    5 Instalasi 222,454,617 13,347,277 209,107,340

    6 Kendaraan 205 12 193

    7 Inventaris 419,857 25,191 394,666

    Jumlah 1,535,739,604 103,536,156 1,477,770,568

    TAHUN 2003

    NO

    AKTIVA

    TETAP

    NILAI

    BUKU

    PENURUNAN

    (6 %) SISA

    1 Tanah 189,863,000 22,783,560 212,646,560

    2 Emplosement 7,232,187 433,931 6,798,256

    3 Bangunan 243,182,107 14,590,926 228,591,181

    4 Mesin 914,328,463 54,859,708 859,468,755

    5 Instalasi 261,825,210 15,709,513 246,115,697

    6 Kendaraan 6 0 6

    7 Inventaris 484 29 455

    Jumlah 1,616,431,457 108,377,667 1,553,620,910

  • 17

    TAHUN 2004

    NO

    AKTIVA

    TETAP

    NILAI

    BUKU

    PENURUNAN

    (6 %) SISA

    1 Tanah 189,863,000 22,783,560 212,646,560

    2 Emplosement 8,380,704 502,842 7,877,862

    3 Bangunan 291,818,534 17,509,112 274,309,422

    4 Mesin 814,328,463 48,859,708 765,468,755

    5 Instalasi 222,454,617 13,347,277 209,107,340

    6 Kendaraan 205 12 193

    7 Inventaris (231,446,731) (13,886,804) (217,559,927)

    Jumlah 1,295,398,792 89,115,708 1,251,850,204

  • 18

    REKAPITULASI RASIO KEUANGAN

    PT INDUSTRI SANDANG NUSANTARA II UNIT LAWANG

    No RASIO KEUANGAN TAHUN

    2002 2003 2004

    1 Rasio Likuiditas

    a. Current Ratio ( dalam % ) 407.47 359.12 385.22

    b. Quick Ratio ( dalam % ) 216.21 217.53 213.98

    c. Cast Ratio ( dalam % ) 5.65 2.26 6.72

    d. Inventory to Networking Capital 62.20 54.64 60.04

    2 Rasio Profitabilitas

    a. ROI ( dalam % ) 2.55 -5.57 0.74

    b. ROE ( dalam % ) 3.30 -6.50 0.97

    c. GPM ( dalam % ) 6.46 -4.21 94.54

    d. NPM ( dalam % ) 2.62 -4.30 0.74

    e. OPM ( dalam % ) 3.61 -4.28 0.94

    3 Rasio Laverage

    a. DR ( dalam % ) 22.81 25.37 23.79

    b. DER ( dalam % ) 29.56 29.58 31.21

    c. LDTAR ( dalam % ) 0.00 0.00 0.00

    d. LDER ( dalam % ) 0.00 0.00 0.00

    e. CDER ( dalam % ) 29.56 29.58 31.21

    4 Rasio Aktivitas

    a. ITO ( dalam % ) 0.00 0.00 0.00

    b. CATO ( dalam % ) 1.04 1.43 1.09

    c. NWCTO ( dalam % ) 1.38 1.98 1.47

    d. FATO ( dalam % ) 17.47 23.05 1.02

    e. TATO ( dalam % ) 0.97 1.30 0.99

    5 Rasio Pertumbuhan

    a. Pertumbuhan Laba ( dalam % ) 0.00 -326.52 -113.14

    b. Pertumbuhan Penjualan ( dalam % ) 0.00 38.84 -24.48

    c. Pertumbuhan Asset 0.00 3.43 -1.00

    6 Perhitungan Rasio X

    a. X1 0.70 0.66 0.68

    b. X2 0.08 -0.06 0.01

    c. X3 0.04 -0.06 0.01

    d. X4 0.23 0.21 0.19

    e. X5 0.97 1.30 0.99

    Z score 2.19 1.91 2.10

  • 19

    BAB V

    KESIMPULAN

    1. Kebijakan yang Diambil

    a. Kebijakan Strategi Puncak

    Melakukan Aliansi Strategis dengan Perusahaan Tekstil

    b. Kebijakan Strategis Bisnis

    Melakukan penetrasi pasar

    2. Perumusan Kebijakan

    a. Bergabung dengan asosiasi dan UKM yang bergerak di bidang tekstil

    b. Meningkatkan permodalan dengan membuka peluang permodalan berupa saham untuk

    menyehatkan keuangan perusahaan

    c. Memasuki pemasaran yang lebih luas ke daerah-daerah lain di daerah Jawa, Sumatra,

    Kalimantan, dan Nusa Tenggara.

    d. Peningkatan komunikasi dan aliansi pada perusahaan tekstil untuk mengurangi resiko

    ketidakpastian pasar

    e. Memasuki pemasaran viral dengan menyediakan website yang dapat diakses potensial

    konsumen dan fokus pada pasar tekstil

    f. Peningkatan produktivitas , desain dan mutu produksi

    g. Meningkatkan keahlian dan mengelola kompetensi karyawan

    h. Memperhatikan dan meningkatkan pengelolaan kesejahteraan karyawan

    3. Program

    a. Menjalin hubungan dengan perusahaan tekstil dan asosiasi terkait untuk menambah

    jaringan pemasaran

    b. Meningkatkan promosi

    c. Membuka jaringan website yang memungkinkan komunikasi bagi calon konsumen ataupun

    distributor untuk dapat melihat produk.

    d. Observasi lokasi bahan baku cadangan dengan varian harga dan kualitas dari supplier lokal

    maupun luar yang lebih terjangkau

    e. Maintenance alat dan kelengkapan secara teratur

    f. Membeli mesin dengan teknologi yang lebih baik untuk mengejar kualitas pesaing dan

    meraih pasar apabila ada pemodal yang berminat