!!!. (semifinal)proposal kelompok lawang - karies
DESCRIPTION
ikmTRANSCRIPT
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 1/39
PROPOSAL DIAGNOSIS KOMUNITAS
Upaya Mempertahankan Jumlah Gigi Sehat Tanpa Karies pada Siswa KelasIV, V, VI di SDN Turirejo 02 Melalui Program “GGS”
Oleh:
Agra Dhira Narendraputra 0910710001
Annisa Fitri L. 0610713007
Annisa Rahma 0910711004
Edah Humaidah 0910710062
Ervan Adhiwiyana K 0910710068
Icmi Dian R 0910713017
Tia Maya Afrita 0910710123
Putri Kartika Sari 0910714048
Pembimbing :
drg. Purwani Tirahiningrum, MPd
dr. Nuretha H.P.
Kepala Puskesmas :
Drg. Izzah El Maila
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2014
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 2/39
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Program Pembangunan Kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan berperilaku dan dalam
lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu adil dan merata (Depkes RI, 2009).
Karies gigi merupakan salah satu penyakit yang diderita sekitar 90% oleh anak-anak
(Damanik, 2009). Karies gigi menjadi masalah kesehatan yang penting karena kelainan pada
gigi ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia dan jika dibiarkan berlanjut akan
merupakan sumber fokal infeksi dalam mulut sehingga menyebabkan keluhan rasa sakit.
Kondisi ini tentu saja akan mengurangi frekuensi kehadiran anak ke sekolah, mengganggu
konsentrasi belajar, mempengaruhi asupan gizi sehingga dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan yang akan mempengaruhi status gizi anak dan dapat berimplikasi pada kualitas
sumber daya (Siagian, 2008).
Pembangunan di bidang kesehatan gigi merupakan bagian integral dari pembangunan
kesehatan secara umum. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit yang tersebar luas di
masyarakat Indonesia (Suwelo, 1992). Faktor penyebab dari penyakit gigi dan mulut
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Depkes
RI, 2006). Kesehatan gigi dan mulut telah mengalami peningkatan pada abad terakhir tetapi
prevalensi terjadinya karies gigi pada anak tetap merupakan masalah klinik yang signifikan.
Status kesehatan gigi dan mulut pada anak kelompok usia 12 tahun merupakan indikator utama
dalam kriteria pengukuran pengalaman karies gigi (Depkes RI, 1999).
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat di Indonesia pada umumnya
berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut. Hasil penelitian Kusnoto, dkk (Kusnoto, 2003)
mengenai kebersihan gigi dan mulut yang diukur dengan menggunakan OHI-S indeks
menunjukkan bahwa rata-rata kebersihan gigi dan mulut murid-murid sekolah dasar kelas IV –
VI di wilayah DKI Jakarta termasuk kategori sedang yaitu 53,8% dari seluruh murid yang
diperiksa. Hasil penelitian Setiawan, 2000 menunjukkan bahwa 88,3% responden mempunyai
status kebersihan gigi dan mulut pada kategori tidak bersih, hanya 11,7% responden yang
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 3/39
3
mempunyai status kebersihan gigi pada kategori bersih. Hal ini merupakan masalah yang perlu
ditanggulangi mengingat bahwa kebersihan gigi dan mulut merupakan faktor yang sangat
menentukan dalam proses pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
Salah satu faktor yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies adalah
kebersihan gigi dan mulut (hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kebersihan mulut
menduduki urutan pertama sebagai penyebab timbulnya karies. Kidd dan Bechal, 2009
berpendapat bahwa gigi yang bersih, misalnya gigi yang bebas dari plak tidak akan mempunyai
karies. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kebersihan gigi dan mulut pada anak
sekolah adalah perilaku menyikat gigi yang masih belum baik.
Susenas 1998 menyatakan dari 77,2% masyarakat yang menyikat gigi hanya 8,1%
yang menyikat gigi tepat pada waktunya (Susenas, 1998). Sementara itu, data SKRT 2001
menunjukkan perilaku sikat gigi anak sekolah yangsangat baik hanya 9% dan cukup baik 13%,sedangkan 61% lainnya mempunyai perilaku yang kurang baik dalam menyikat gigi (SKRT,
2001). Salah satu faktor lokal timbulnya penyakit gigi adalah plak. Plak memegang peranan
penting sebagai penyebab dua penyakit utama yaitu karies dan gingivitis.
Menurut Nio, 1987 usaha yang paling penting untuk mencegah atau mengurangi
pembentukan plak adalah penyikatan gigi. Murid-murid di SD yang terdapat di Kecamatan
Lawang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut terutama karies gigi karena sekitar lokasi
sekolah banyak sekali terdapat fasilitas jajanan anak-anak, pada umumnya jajanan anak-anak
bersifat manis dan melekat seperti coklat, biskuit dan permen, ditambah lagi kebiasaan
memelihara kebersihan gigi dan mulut yang masih kurang. Menurut Tarigan, 1989 makanan
sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, makanan yang bersifat membersihkan gigi yang
dapat mengurangi kerusakan gigi seperti apel, jambu air, bengkuang dan lain sebagainya,
sebaliknya makanan yang manis, lunak dan melekat pada gigi amat merusak gigi seperti
permen dan coklat, walaupun air ludah dan lidah merupakan pembersih alamiah terhadap gigi
tapi pelekatan permen sukar dibersihkan oleh pembersih alamiah ini terlebih pada fisur atau
celah antara gigi.
Upaya pencegahan kerusakan gigi anak dititikberatkan ada anak kelompok umur < 14
tahun (usia SD) karena anak-anak seusia tersebut mulai tumbuh gigi tetap sehingga rentan
terhadap penyakit karies gigi (Rumaropen, 2005). Pada anak-anak terutama pada usia sekolah
dasar (kelas IV, V, dan VI), struktur giginya termasuk jenis gigi bercampur antara gigi susu dan
gigi permanen, sehingga rentan mengalami karies gigi. Anak kelas dua sekolah dasar yang
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 4/39
4
mempunyai usia rata-rata delapan tahun merupakan salah satu kelompok usia kritis untuk
terkena karies gigi karena mengalami transisi pergantian gigi susu lebih memungkinkan retensi
sisa makanan yang dapat menyebabkan kondisi kebersihan mulut anak menjadi tidak baik
dibandingkan dengan orang dewasa. Gigi susu yang mengalami karies akan menyebabkan
gangguan dalam pertumbuhan rahang maupun posisi gigi tetap (Haryani, et al , 2002).
Program Gigiku, Gigimu Sehat (GGS) merupakan program yang bertujuan untuk
Mempertahankan jumlah gigi sehat tanpa karies pada siswa kelas IV, V, VI di SDN Turirejo 02
selama minimal tiga tahun. Terdapat empat sub program yang akan dijalankan, yaitu
penyuluhan, pelatihan, penccatatan, dan advokasi. Dengan program ini diharapkan siswa dapat
mempunyai kebiasaan menjaga kesehatan gigi yang baik.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mempertahankan jumlah gigi sehat tanpa karies pada siswa kelas IV, V, VI di
SDN Turirejo 02 selama minimal tiga tahun.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan siswa sampai 80% tentang kesehatan gigi dan
mulut setelah terlaksananya program.
2. Meningkatkan jumlah siswa yang bisa menggosok gigi dengan benar sampai
90% setelah terlaksananya program.
3. Meningkatkan jumlah siswa yang memiliki kebiasaan menggosok gigi dengan
benar sampai 70% selama enam bulan setelah terlaksananya program.
4. Terbentuk forum diskusi antara pihak sekolah dan orang tua siswa mengenai
kesehatan gigi dan mulut setelah terlaksananya program.
1.3 Manfaat
Manfaat bagi Dokter Muda
1. Menjadi sarana penerapan ilmu kesehatan masyarakat – kedokteran pencegahan di
lapangan terutama materi diagnosis komunitas.
2. Berperan aktif dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
Manfaat bagi Puskesmas
1. Meningkatkan ketercapaian Program UKGS.
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 5/39
5
Manfaat bagi Masyarakat
1. Memberdayakan masyarakat untuk dapat menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.
2. Membentuk perilaku sehat di masyarakat.
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 6/39
6
BAB II
GAMBARAN WILAYAH
2.1 Profil Kecamatan Lawang
Kecamatan Lawang merupakan salah satu dari 33 kecamatan yang ada di Kabupaten
Malang yang berbatasan langsung dengan sebelah Utara: Kabupaten Pasuruan, Timur:
Kecamatan Jabung Selatan: Kecamatan Singosari Barat: Kecamatan Singosari.
Kota Kecamatan yang merupakan pintu gerbang masuk wilayah Malang Raya ini
merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 485-560 meter di atas permukaan laut,
memiliki kemiringan 15 %, suhu rata – rata 22ºC – 32ºC serta curah hujan rata – rata 349
mm/tahun. Kecamatan dengan luas wilayah 68,23 km² ini secara administratif terbagi
dalam 10 Desa dan 2 Kelurahan yaitu desa Sidoluhur, desa Srigading, desa Sidodadi, desa
Bedali, desa Ketindan, desa Wonorejo, desa Turirejo, desa Sumberporong, desa
Sumberngepoh dan desa Mulyoarjo dan 2 kelurahan tersebut adalah kelurahan Lawang
dan kelurahan Kalirejo. Dan terdapat 43 desa atau dukuh, 147 Rukun Warga (RW) dan 610
Rukun Tetangga (RT).
Wilayah yang terletak paling utara di Kabupaten Malang ini memiliki jumlah penduduk
92.648 jiwa per April 2012 Laki-laki = 46.165 jiwa, perempuan 46.483 jiwa. Dari jumlah
penduduk tersebut apabila dilihat dari tingkat pendidikan kurang lebih 8,14 % orang tamat
sarjana / pasca sarjana, orang 25,73 % tamat SLTA, 16,28 % orang tamat SLTP, dan 31,
19 % tamat SD, serta sebanyak kurang lebih 7,57 % belum sekolah atau tidak tamat SD.
Ditinjau dari jenis pekerjaan atau mata pencaharian penduduk kecamatan Lawang
28,29 % swasta dan wiraswasta, 3,62 % petani, 3,3 % buruh, 2,1 % PNS, 2,0 %
Purnawirawan dan pensiunan, 1,1 % TNI dan Polri, dan sisanya 58,26 % pelajar, guru,
dosen, tenaga medis, dan profesi lainnya.
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 7/39
7
Gambar 2.1 Peta Kecamatan Lawang
Secara geografis wilayah Kecamatan Lawang terbelah dua dengan pembatas rel
kereta api dan jalur utama yang merupakan jalan propinsi jurusan Malang-Surabaya.
Dimana wilayah sebelah barat jalan umumnya kontur tanahnya subur, tingkat pendidikan
tinggi, tingkat pendapatan penduduk cukup, dan kondisi sosial masyarakat berkecukupan.
Sebaliknya wilayah sebelah timur jalan umumnya kontur tanah tandus dan kering, tingkat
pendidikan rendah, tingkat pendapatan masyarakat rendah, dan kondisi sosial masyarakat
menengah ke bawah.
2.2 Identitas Desa
Nama Desa/Kelurahan : Turirejo
Kecamatan : Lawang
Kabupaten : Malang
2.2.1 Data Umum
A. Data Geografis
Sifat Geografis : Dataran Rendah
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 8/39
8
Adapun batas-batas wilayah Desa Turirejo antara lain:
Barat : Desa Wonorejo
Timur : Desa Sumberporong dan Desa Mulyoarjo
Selatan : Kelurahan Lawang dan Desa Ketindan
Utara : Desa Jatisari dan Desa sentul
Secara totpografi Desa Turirejo merupakan dataran dengan ketinggian rata – rata 491 m
dari permukaan air laut dengan kondisi tanah berbukit – bukit. Tanah berwarna coklat
dengan kemiringan lahan kurang dari 15%. Suhu rata – rata 22◦C sampai dengan 32◦C
dengan iklim tropis dan curah hujan rata – rata 200 mm/tahun.
B. Data Demografis
Turirejo Berdasarkan Data Administrasi Pemerintahan Desa akhir bulan Desember
2013, jumlah penduduk yang tercatat secara administrasi, jumlah total 8570 jiwa.Dengan
rincian penduduk berjenis kelamin Laki-laki, berjumlah 4233 jiwa, sedangkan berjenis
kelamin perempuan berjumlah 4337 jiwa.
C. Sosial Ekonomi dan Budaya
Sebagian besar masyarakat desa Turirejo menempuh pendidikan hingga Sekolah
Dasar, yang lainnya menempuh hingga SLTP dan SLTA. Secara umum mata pencaharian
warga masyarakat Desa Turirejo dapat teridentifikasi ke dalam beberapa bidang mata
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 9/39
9
pencaharian, seperti: PNS/ABRI, petani, buruh-tani, PNS/TNI/Polri, karyawan swasta, dan
wirausaha. Sebagian besar masyarakat desa Turirejo bekerja sebagai petani
2.2.2 Data Khusus
Sarana Kesehatan
Rumah sakit : -
Puskesmas : -
Pustu : 1
Poskesdes : 1
Posyandu : 1
Jumlah Pemberi Pelayanan Kesehatan
Bidan desa/swasta : 2Perawat desa/swasta : 3
Kader kesehatan posyandu : 10 (aktif 100%)
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 10/39
10
BAB III
METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
3. 1 Metode Pengambilan Data Sekunder
Data sekunder berupa gambaran wilayah di kecamatan Lawang yang diperoleh dari
kantor desa Turirejo, sedangkan data kesehatan diperoleh dari puskesmas Lawang. Data
mengenai kesehatan gigi dan mulut diperoleh dari poli gigi puskesmas Lawang dan hasil
skrining kesehatan gigi pada siswa SD.
3.2 Metode Pengambilan Data Primer
Data primer didapatkan dari wawancara dengan guru SDN 02 Turirejo dan kuesioner
yang dibagikan kepada siswa kelas IV,V, dan VI di SDN Turirejo 02.
3.3 Rencana Analisis Data
Baik data primer maupun sekunder akan diolah menggunakan metode statistik
deskriptif.
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 11/39
11
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
4.1 Data Sekunder dan Analisis Deskriptif
4.1.1 Kondisi Demografis, Sosial, dan Ekonomi
Kecamatan Lawang yang merupakan pintu gerbang masuk Wilayah Malang Raya
dengan luas wilayah 68,23 km² ini secara administratif terbagi dalam 10 Desa dan 2 Kelurahan
yaitu desa Sidoluhur, desa Srigading, desa Sidodadi, desa Bedali, desa Ketindan, desa
Wonorejo, desa Turirejo, desa Sumberporong, desa Sumberngepoh dan desa Mulyoarjo dan 2
kelurahan tersebut adalah kelurahan Lawang dan kelurahan Kalirejo.
Terdapat 43 dusun atau dukuh, 147 Rukun Warga (RW) dan 610 Rukun Tetangga (RT).
Wilayah yang terletak paling utara di Kabupaten Malang ini memiliki jumlah penduduk 92.648
jiwa.
Tabel 4.1 Jumlah Rumah/Bangunan di Masing-masing Desa/Kelurahan di Kecamatan Lawangpada tahun 2012 (Sumber: BPS Kab. Malang, 2012)
No Nama Desa/Kelurahan Jumlah Rumah / Bangunan1 Lawang 3551
2 Kalirejo 3488
3 Ketindan 2033
4 Wonorejo 22035 Turirejo 2256
6 Sumber porong 1619
7 Mulyoarjo 1860
8 Sumber ngepoh 1339
9 Bedali 3989
10 Sidodadi 2445
11 Sri gading 1496
12 Sidoluhur 1855
TOTAL 28134
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 12/39
12
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk menurut Persebaran Desa / Kelurahan di Kecamatan Lawang padatahun 2012 (Sumber: BPS Kab. Malang, 2012)
Data Desa
No Nama Desa / Kelurahan Jml Penduduk tahun ini
1 Srigading 5304
2 Sidoluhur 6172
3 Sidodadi 8645
4 Bedali 16376
5 Kalirejo 10859
6 Mulyoarjo 5883
7 Sumber Ngepoh 4610
8 Sumber Porong 8312
9 Turirejo 8401
10 Ketindan 8946
11 Lawang 13177
12 Wonorejo 7851
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan (http://lawang.malangkab.go.id/)
Tingkat pendidikan LAKI - LAKI PEREMPUAN
Tidak/belum tamat SD 217 184
SD/ MI sederajat 274 323
SLTP/MTS sederajat 504 560SMA/MA sederajat 960 940SM kejuruan - -
Diploma I, II 266 233
Diploma III/ Sarjana 200 205
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 13/39
13
Gambar 4.1 Grafik Demografis Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Tabel 4.5 Tabel Profil Sarana Pendidikan
NAMA JUMLAH PEMERINTAH SWASTAJUMLAHTENAGA
PENGAJARPlaygrup 3 0 3 8
PTS 0 0 1 0
SDA/sederajat 4 3 1 0
SMP/Sederajat 3 0 3 0SMA/sederajat 3 0 3 0
TK 6 0 6 20
4.1.2 Data Kesehatan di Lawang
Tabel 4.6 Tabel Angka Kecacatan di Kecamatan Lawang
JENIS KECACATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
Autis 2 4
Cacat fisik/tuna daksa lainnya 6 2Cacat kulit 3 1
Idiot 0 0
Lumpuh 1 0Stres 8 3
Sumbing 3 1
Tuna netra 3 0
Tuna rungu 0 1
Tuna wicara 4 2
Jumlah 30 14
0 -- 1 th 1 -- 10 11 -- 20 21 -- 30 31 -- 40 41 -- 50 51 -- 60 61 -- 70 71 -- 75 >75
Perempuan 52 640 574 553 547 544 545 512 316 54
Laki-laki 63 647 565 543 467 516 522 525 318 67
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Laki-laki Perempuan
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 14/39
14
Gambar 4.2 Grafik 10 Penyakit Terbanyak pada Kunjungan Balai Pengobatan Puskesmas Lawang
Tabel 4.7 Data screening pada siswa SD di Turirejo tahun 2014NO
NAMASEKOLAH
JUMLAHSISWA
KEADAANUMUM
GIGIPRESENTASE
TELINGA
PRESENTASETONSIL VISUS
BAIK CUKUP N KARIES N ABN T1 T2 T3 N G3
1 SDNTURIREJO02
35 35 0 2 24 92.3 % 10 16 61% 12 12 35 0
2 SDNTURIREJO03
28 28 0 5 23 82.14 % 9 19 67% 18 10 28 0
3 MI ARRAUDAH
29 29 0 6 16 72.3 % 11 11 50% 16 5 29 0
4 SDNTURIREJO05
22 22 0 0 19 100 % 5 14 73% 3 16 22 0
Tabel 4.8 Data screening pada siswa SD di Turirejo tahun 2013
NONAMA
SEKOLAHJUMLAH
KEADAAN UMUM GIGI PRESENTASE
TELINGA PRESENTASE
TONSIL VISUS
BAIK CUKUP N KARIES N ABN T1 T2 T3 N G3
1SDNTURIREJO02
44 44 0 29 15 34% 41 3 6.8% 38 6 0 44 0
2SDNTURIREJO03
49 49 0 20 29 59% 44 5 10.2% 46 2 1 48 1
3SDNTURIREJO05
41 41 0 22 19 46% 35 6 14.6% 37 4 0 41 0
diare varicella dm tp 2schizofre
nia
ht
essentialhf
nasofarin
gitisgastritis atrhtritis myalgia
KUNJUNGAN 27 27 90 32 151 63 320 89 107 54
0
50
100
150
200
250
300
350
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 15/39
15
Gambar 4.3 Grafik Presentase Karies Gigi pada Siswa SD di Turirejo
0
20
40
60
80
100
120
SDN 02 TURIREJO SDN 03TURIREJO MI ARRAUDAH SDN 05 TURIREJO
Presentase Karies Gigi
2013 2014
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 16/39
16
4.2 Data Primer
4.2.1 Wawancara dengan Guru SD di Turirejo
Wawancara dilakukan pada guru SDN 02 Turirejo. Menurut Pak Y, pengetahuan
mengenai keshatan gigi dan mulut sangat penting, karena pada anak usia sekolah dasar rentan
terjadi karies gigi. Ditambah dengan banyaknya jumlah pedagang jajanan yang berpotensi
menyebabkan karies di depan sekolah. Pada wawancara juga terungkap bahwa ada program
yang ditujukan untuk kesehatan gigi dan mulut, yaitu program UKGS. Program ini berjalan
dengan cukup baik, namun terbatas pada siswa kelas 1 saja karena screening hanya dilakukan
pada siswa kelas 1. Selama ini juga belum pernah diadakan penyuluhan tentang kesehatan gigi
dan mulut di SDN 02 Turirejo. Pihak sekolah mengharapkan adanya peran aktif puskesmas
untuk memberikan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.
4.2.3 Kuisioner Siswa SDN Turirejo 02 kelas IV, V, VISurvei dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada siswa kelas IV, V, VI di SD
Turirejo 02 untuk menggali pengetahuan, sikap, serta perilaku mengenai kesehatan gigi dan
mulut. Contoh kuisioner yang diberikan pada siswa seperti di bawah ini.
Gambar 4.4 Contoh Kuesioner
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 17/39
17
Gambar 4.5 Data Deskriptif Hasil Survei no. 1 dan 2.
Gambar 4.6 Data Deskriptif Hasil Survei no. 3 dan 4.
2.300%
90.000%88.700%
4.330%9%
5.670%
.000%
10.000%
20.000%
30.000%
40.000%
50.000%
60.000%
70.000%
80.000%
90.000%
100.000%
Menjaga kesehatan gigi dan mulut tidak penting Menyikat gigi 2x sehari
Benar Salah Tidak tahu
7.330%
13.500%
2.330%
83.370%
90.340%
3.130%
.000%
10.000%
20.000%
30.000%
40.000%
50.000%
60.000%
70.000%
80.000%
90.000%
100.000%
Jika saya sakit gigi, tidak perlu pergi ke dokter Makanan manis tidak menyebabkan sakit gigi
Benar Salah Tidak Tahu
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 18/39
18
Gambar 4.5 Data Deskriptif Hasil Survei no. 5 dan 6.
Dari data kuesioner yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa
setuju bahwa masalah kesehatan gigi dan mulut adalah hal yang perlu diperhatikan. Hal ini
tercermin dari hasil kuisioner untuk pertanyaan nomor 1 dan nomor 6. Sebanyak 88,7% siswav
menganggap bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah yang penting dan sebanyak
68,56% siswa setuju bahwa gigi berlubang merupakan hal yang berbahaya. Nnamun
sayangnya mereka tidak mengetahui bagaimana menyikapi permasalahan gigi dan mulut, halini terlihat dari pertanyaan kuesioner nomor 2, 3, dan 5. Sebanyak 90% siswa mengetahui
bahwa menyikat gigi perlu dilakukan 2 kali sehari. Tapi mayoritas siswa tidak tahu kapan
pemeriksaan gigi ke dokter perlu dilakukan. Pengetahuan mengenai resiko yang dapat
menyebabkan permasalahan gigi dan mulut memadai, namun pengetahuan mengenai tatacara
untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut kurang tepat. Sehingga kami berkesimpulan bahwa
perlu diadakan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut.
38.670%
13.500%
2.330%
68.560%
59.000%
17.940%
.000%
10.000%
20.000%
30.000%
40.000%
50.000%
60.000%
70.000%
80.000%
90.000%
100.000%
Periksa gigi 1 tahun sekali Gigi berlubang bukan hal yang berbahaya
Benar Salah Tidak Tahu
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 19/39
19
4.3 Analisa Diagram Ishikawa
Presentase
karies
gigipada siswa
di SDN Turirejo
02 Lawang pada
tahun 2014
mencapai 48 %
MANPOLICY
Kurangnya pengetahuan siswa
mengenai kesehatan gigi dan mulut
Budaya menjaga kebersihan gigi dan
mulut yang masih kurang Tidak adanya penyuluhan mengenai
kesehatan gigi dan mulut
HEALTH SERVICE RESOURCES
ENVIRONMENT
Tidak adanya tindak lanjut dari tenaga
kesehatan paska-skrining
Tidak adanya kebijakan yang mengharuskan
anak untuk memeriksakan gigi secara rutin
Banyak penjual jajanan yang berpotensi
menyebabkan karies
Kurangnya kesadaran siswa mengenai
penyakit gigi dan mulut
Status Sosial ekonomi yang rendahAkses kesehatan gigi dan mulut yang sulit
dijangkau
Tidak adanya kebijakan sekolah yg secara aktifdalam mempromosikan kesehatan gigi dan
mulut
Jumlah tenaga kesehatan yang terbatas
untuk melakukan pemeriksaan gigi dan
mulutMinimalnya anggaran untuk meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut
Tidak adanya forum wali murid – guru
yang membahas pentingnya kesehatan
gigi dan mulut
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 20/39
20
Analisis Faktor Risiko
Diagram Ishikawa atau diagram tulang ikan (Fishbone) dibuat untuk menganalisis
faktor risiko dan akar permasalahan kesehatan komunitas yang merupakan prioritas utama.
Diagram Ishikawa adalah diagram yang menjelaskan bagaimana suatu permasalahanterjadi. Diagram Ishikawa terdiri daripada bagian kepala ikan dan bagian tulang ikan. Di
bagian kepala ikan berupa masalah utama atau topik yang akan di cari tahu penyebabnya
dan untuk bagian tulang ikan dibagi menjadi kategori-kategori yang bisa berpengaruh
terhadap masalah utama. Kategori-kategori yang dimasukkan ke dalam bagian tulang ikan
adalah Man, Environment, Policy, Health Service, dan Resources. Dari masing-masing
kategori, terus dikembangkan ke tahap yang lebih detail. Hasil dari diagram ini dapat
digunakan untuk menemukan solusi dan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi
permasalahan kesehatan tersebut.
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 21/39
21
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
5.1 DefinisiKaries gigi atau gigi berlubang adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang
ditandai dengan terjadinya demineralisasi bagian anorganik dan penghancuran dari subtansi
organik yang dapat menyebabkan rasa nyeri. Penyakit karies gigi bersifat progresif serta
akumulatif, berarti bila ada kelainan yang tidak diobati kian lama kian bertambah parah, dan
gigi yang sudah terkena tidak dapat kembali normal dengan sendirinya (Beck, 2000).
Kondisi gigi pada fase pertumbuhan gigi sulung dan gigi permanen akan
mempengaruhi mikrostruktur kedua jenis gigi tersebut dan akan menentukan sifat gigi
tersebut, mudah diserang atau tahan terhadap karies gigi. Sejak gigi erupsi sampai gigi
tersebut tanggal, semua permukaan gigi yang terbuka mempunyai risiko terserang karies
(Ford, 1993). Semua orang dapat mengalami karies gigi, termasuk anak-anak. Penyakit ini
mengakibatkan munculnya rasa sakit sehingga orang menjadi malas makan dan juga dapat
menyebabkan tulang di sekitar gigi menjadi terinfeksi. Apabila terjadi kerusakan pada tahap
yang berat atau sudah terjadi abses, maka gigi dapat tanggal. Anak yang kehilangan
beberapa giginya tidak dapat makan dengan baik dan seringkali sampai tidak bisa makan
kecuali makanan yang lunak. Oleh karena itu, karies gigi pada akhirnya dapat menyebabkan
keadaan kurang gizi (Kretchmer, Zimmermann, 1996; Kings, Burgers, 2000). Di samping itu,
perawatan gigi pada anak yang sudah mengalami kerusakan gigi sukar dilakukan (Beck,
2000), dan pengobatan terhadap gigi yang rusak juga menghabiskan waktu dan biaya yang
mahal (Srigupta, 2004). Oleh karena itu, pencegahan terjadinya kerusakan gigi jauh lebih
baik daripada merawat gigi yang sudah rusak.
5.2 Faktor yang Menyebabkan Karies
Pencegahan kejadian karies gigi dapat didasarkan pada tiga faktor penyebab
terjadinya karies gigi (Forrest, 1995; Latham, 1997). Faktor pertama adalah faktor host yaitu
kekuatan dari permukaan gigi, dan kedua adanya plak yang berisi bakteri, biasanya bakteri
patogen yang kariogenik seperti Streptococcus mutans. Faktor ketiga penyebab karies gigi
adalah adanya subtrat yang mendukung pertumbuhan bakteri seperti adanya karbohidrat
terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat bertahan hidup (Forrest,
1995; Latham, 1997).
5.3 Patofisiologi Karies Gigi
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 22/39
22
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik dalam upaya pencegahan karies gigi, maka
perlu diketahui masalah yang berkaitan dengan proses terjadinya karies gigi serta faktor
risiko yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi (Suwelo, 1986). Awal mula terjadinya
karies adalah terbentuknya plak gigi, yaitu lapisan tipis transparan yang menempel pada
permukaan email gigi. Plak gigi merupakan produk dari bakteri Streptococcus mutans dan
sisa-sisa makanan yang mengandung karbohidrat yang mudah terfermentasi. Dalam
keadaan normal, bakteri dalam rongga mulut ada pada semua orang dan bila berinteraksi
dengan karbohidrat terfermentasi, maka akan dihasilkan asam. Gigi yang berada dalam
kondisi asam terus menerus akan menyebabkan terjadinya proses demineralisasi pada
permukaan email gigi. Oleh karena setiap gigi membentuk plak setiap hari maka untuk
mencegah terjadinya plak sebaiknya setiap orang harus membatasi konsumsi karbohidrat
terfermentasi dan menjaga kebersihan mulut dengan cara menggosok gigi secara teratur
setiap hari (Houwink, dkk; 1993). Konsumsi karbohidrat yang mudah terfermentasi, terutama
sukrosa yang berlebihan mempunyai efek pada integritas dan kekuatan gigi seseorang.
Karbohidrat dapat dihidrolisis oleh air ludah menjadi substrat yang dapat meningkatkan
aktivitas bakteri. Aktivitas bakteri dapat menyebabkan pH mulut turun menjadi di bawah 5,5
selama 20-30 menit dan dalam waktu 1-2 jam sesudah gula dimakan, pembentukan asam
akan berhenti dan pH mulut kembali seperti biasa (Decker, Loveren, 2003). Karbohidrat
seperti sukrosa yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi dikenal dengan sebutan
makanan kariogenik (Rugg-Gun, Hackett, 1993; Decker, Loveren, 2003). Risiko peningkatan
aktivitas karies karena konsumsi makanan kariogenik, paling besar apabila makanan
tersebut dikonsumsi di antara waktu makan dan dalam bentuk yang lengket (Kidd, Buchell,
1993). Di samping itu frekuensi konsumsi makanan kariogenik juga mempunyai kontribusi
terhadap tingkat kariogenitas makanan. Peningkatan frekuensi konsumsi makanan
kariogenik menyebabkan keberadaan pH yang rendah di dalam mulut dipertahankan
sehingga terjadi peningkatan demineralisasi dan penurunan remineralisasi (Decker,
Loveren, 2003).
5.4 Pencegahan
Pencegahan karies gigi pada anak perlu ditangani dengan serius. Cara yang
ditempuh sebaiknya tidak hanya ditujukan kepada satu faktor saja tetapi dengan beberapa
faktor yang berhubungan dengan karies. 4 Karena karies gigi adalah penyakit yang
kompleks yang meliputi faktor yang bekerja secara simultan antara mikroflora atau agent,
host, subtrat, dan waktu(Beck, 2000)..
Strategi mayor yang dapat dilakukan langsung untuk mengurangi atau
menghilangkan antara lain adalah meningkatkan resistensi gigi/host, misalnya denganfluoride sistemik atau topikal dan occlusant sealent. Fluoride sistemik didapatkan melalui
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 23/39
23
fluoridasi air minum. Berdasarkan peneletian, floridasi air minum dapat mengurangi karies
sebesar 50%. Konsentrasi fluoride fluoride 1,5ppm dapat menurunkan karies secra optimum
di daerah iklim utara, sedangkan pada daerah dengan iklim panas yang mengonsumsi air
lebih banyak, diperlukan konsentrasi yang lebih rendah yaitu 0,5 ppm. Selain itu, untuk
fluoride topikal dapat melalui penggunaan pasta gigi berfluoride. Pasta gigi berfluor sangat
murah, mudah didapatkan dan merupakan sarana yang efektif untuk aplikasi fluor pada gigi.
Anak usia 6-12 tahun komposisi fluor yang dianjurkan adalah 1000-1100 ppm. Anak diatas
usia 12 tahun dapat menggunakan pasta gigi dengan komposisi fluor yang lebih tinggi, yaitu
1500-3000 ppm (Decker, Loveren, 2003).
Untuk meningkatkan resistensi host dapat pula dengan pengaplikasian occlusal
sealent. Merupakan resin yang diaplikasikan pada permukaan email untuk mencegah atau
menurunkan insiden karies. Karies biasanya sering muncul pada pit dan fisura dari
permukaan gigi. Karena aplikasi fluoride topikal biasanya tidak dapat sedalam fit dan fisura,
hal ini dapat diatasi dengan occlusal sealent. Indikasi pelapisan pit dan fisura yaitu pada
individu yang beresiko tinggi terhadap karies, gigi dengan resiko karies tinggi dengan pit dan
fisura yang dalam(Decker, Loveren, 2003).
Yang kedua adalah dengan memutus rantai agent atau mikrobial, misalkan dengan
program mengenai DHE yang menyangkut pendidikan OH dan pengangkatan plak atau plak
kontrol. Metode untuk pencegahan karies melalui kontrol plak yang pertama adalah
pengangkatan plak secara mekanik. Dilakukan dengan bantuan dokter gigi dan secara
individual di rumah. Pada pengangkatan plak secara individu al, menyikat gigi dengan pasta
gigi berfluoride. Metode untuk pencegahan karies melalui kontrol plak yang kedua adalah
dengan pengangkatan plak secara kimia, yaitu dengan antiseptik (Decker, Loveren, 2003).
Strategi yang ketiga adalah dengan memutus rantai substrat dengan memodifikasi
kebiasaan makan mereka /diet, misalnya dengan kontrol diet, larangan makanan dan
kudapan yang kariogenik, maupun penggunaan pemanis nonkariogenik. Strategi yang
terakhir adalah memodifikasi faktor waktu. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan
frekuensi pembersihan dan kumur-kumur pada waktu yang tepat serta mengurangi periodewaktu yang tersedia bagi pemaparan substrat dan bakteri pada permukaan gigi (Decker,
Loveren, 2003).
5.5 Komplikasi Karies Gigi
Gigi dan mulut memegang peranan penting pada masa anak-anak yang sedang
mengalami proses tumbuh kembang, karena merupakan ujung sefalik dari saluran
pencernaan yang menjadi pintu masuk makanan yang dibutuhkan tubuh untuk
menghasilkan energi maupun untuk perbaikan dan pertumbuhan anak (Hayati, 1994).
Morfologi gigi susu lebih memungkinkan retensi sisa makanan yang dapat menyebabkan
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 24/39
24
kondisi kebersihan mulut anak menjadi tidak baik dibandingkan dengan orang dewasa. Gigi
susu yang mengalami karies akan menyebabkan gangguan pertumbuhan rahang maupun
posisi gigi tetap. (Haryani, et al, 2002).
Kesulitan makan pada anak disebabkan oleh berbagai faktor yaitu nutrisi, penyakit
dan psikologis. Faktor penyakit antara lain adanya kelainan pada gigi geligi dan rongga
mulut seperti karies gigi, stomatitis dan gingivitis. Penyakit karies gigi dapat menyebabkan
kehilangan gigi sehingga terjadi gangguan dalam proses pengunyahan makanan, estetika
dan pergerakan gigi yang dapat menimbulkan penumpukan sisa makanan (Jumaidi, 2004),
Karies gigi yang terjadi pada anak akan mengakibatkan munculnya rasa sakit sehingga anak
menjadi malas makan dan juga dapat menyebabkan tulang di sekitar gigi menjadi terinfeksi.
Apabila terjadi kerusakan pada tahap yang berat atau sudah terjadi abses, maka gigi dapat
tanggal. Anak yang kehilangan beberapa giginya tidak dapat makan dengan baik kecuali
makanan yang lunak. Alvarez (1995) menyatakan bahwa status gizi anak akan
mempengaruhi pertumbuhan gigi, baik gigi susu maupun gigi permanen. Anak yang brstatus
gizi kurang akan mengalami tingkat keparahan karies lebih tinggi dibandingkan dengan anak
yang berstatus gizi normal. Status gizi pada awal kehidupan berpengaruh terhadap
pembentukan dan pertumbuhan gigi. Jika terdapat gangguan gizi maka akan mempengaruhi
pembentukan gigi dan mengakibatkan kerentanan terhadap karies menjadi meningkat.
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 25/39
25
BAB VI
RUMUSAN DIAGNOSIS KOMUNITAS
6.1 Identifikasi Permasalahan Kesehatan Utama
Untuk mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada puskesmas lawang, maka diperlukan metode identifikasi masalah
menggunakan kriteria M (magnitude), S (severeity), dan F (Feasibility). Pada setiap kriteria diberikan nilai 1 hingga 10. Penilaian dilakukan
oleh 5 orang dokter muda, 3 orang petugas puskesmas dan 2 orang tokoh masyarakat.
Tabel 5.1 Skoring Permasalahan Kesehatan di Kecamatan Lawang
No. Permasalahan
Kuesioner Magnitude-Severity-Feasibility
DM1 DM2 DM3 SP1 SP2 SP3 TM1 TM2 SubtotalTOTAL
M S F M S F M S F M S F M S F M S F M S F M S F M S F
1
Angka BebasJentik diKecamatanLawang sebesar53,33% padaBulan September2013.
5 6 4 4 5 3 5 6 4 6 6 5 6 6 5 7 7 6 7 6 7 8 7 7 48 49 41 138
2
Cakupan imunisasi
balita dan wanitausia subur padaBulan September2013 kurang dari10%.
6 7 6 7 6 5 8 7 6 8 7 5 7 5 4 6 6 5 7 7 6 8 6 7 51 51 44 152
3
Data akses airbersih dariProgram CLTShingga September
7 8 4 8 7 5 7 6 3 7 8 2 8 7 3 7 8 4 6 8 4 7 7 4 57 59 29 145
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 26/39
26
2013 barumencakup 139 dari35471 rumah diKecamatanLawang.
4
Jumlah kematianibu di KecamatanLawang padatahun 2013merupakan yangtertinggi di
KabupatenMalang.
8 7 4 9 7 5 8 6 3 8 6 4 8 7 6 9 7 5 7 7 6 7 8 6 64 55 39 158
5
Jumlah temuanpenderitagangguan jiwa diPuskesmasLawang selamasatu Minggumencapai 10orang.
5 7 7 6 6 6 5 5 5 4 6 5 3 5 5 4 5 6 5 6 4 4 5 4 36 45 42 123
6
Presentase siswakelas IV, V, VISDN Turirejo 02yang menderitakaries sebesar48%
7 7 9 5 7 8 8 5 7 5 6 8 6 6 8 7 7 8 8 8 9 8 7 9 54 53 66 173
7CDR TB Tahun2014 baru sebesar
5,4%
7 7 6 7 7 5 8 6 4 8 7 7 6 7 7 8 8 6 6 8 7 7 7 6 57 57 48 162
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 27/39
27
Keterangan:
DM1 : Perwakilan Dokter Muda 1
DM 2 : Perwakilan Dokter Muda 2
DM 3 : Perwakilan Dokter Muda 3
SP 1 : Staf Puskesmas 1
SP 2 : Staf Puskesmas 2
SP 3 : Staf Puskesmas 3
TM 1 : Tokoh Masyarakat 1
TM 2 : Tokoh Masyarakat 2
6.2 Identifikasi Akar Permasalahan Utama
Dari diagram Ishikawa didapatkan beberapa penyebab permasalahan utama yakni
angka karies gigi anak SD kelas 1 di Turirejo kecamatan Lawang pada tahun 2013
mencapai angka 47 % dan meningkat pada tahun 2014 mencapai angka 86 % sehingga
terjadi peningkatan dari tahun 2013 ke 2014 mencapai 47%. Kemudian dilakukan skoring
dengan metode nominal group technic untuk menentukan prioritasnya, sebagaimana
dijabarkan pada tabel berikut
No. Akar Permaasalahan D1 D2 D3 P1 P2 P3 G1 G2 G3 Jumlah Skoring
MAN
1. Kurangnyapengetahuan siswamengenai kesehatangigi dan mulut
9 8 8 8 7 9 8 7 9 73 8.1
2. Kurangnya kesadaransiswa mengenaipenyakit gigi dan
mulut
7 8 6 6 7 7 8 7 6 62 6.9
ENVIRONMENT
1. Budaya menjagakebersihan gigi danmulut yang masihkurang
8 8 9 8 7 9 9 8 8 71 7.9
2. Banyak penjual jajanan yangberpotensimenyebabkan karies
8 7 8 7 6 8 7 7 6 64 7.1
3. Sosial ekonomi yangrendah
6 6 7 7 8 8 7 6 7 55 6.1
POLICY
1. Tidak adanyapenyuluhan
8 8 9 8 9 7 7 9 9 74 8.2
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 28/39
28
mengenai kesehatangigi dan mulut
2. Tidak adanyakebijakan sekolah ygsecara aktif dalammempromosikan
kesehatan gigi danmulutTidak adanya
kebijakan yangmengharuskan anakuntuk memeriksakangigi secara rutin
9 7 7 8 8 7 7 8 7 68 7.6
HEALTH SERVICES
1. Jumlah tenagakesehatan yangterbatas untukmelakukanpemeriksaan gigi dan
mulut
6 8 8 7 7 6 6 7 7 58 6.4
2. Tidak adanya tindaklanjut dari tenagakesehatan pascascreening
7 7 8 9 8 9 8 8 8 72 8
3. Akses kesehatan gigidan mulut yang sulitdijangkau
7 7 7 8 8 9 7 7 6 66 7.3
RESOURCES
1. Minimalnya anggaranuntuk meningkatkankesehatan gigi danmulut
6 7 6 8 7 8 8 7 7 64 7.1
2. Tidak adanya forumwali murid – guruyang membahaspentingnya kesehatangigi dan mulut
8 8 9 9 8 8 8 7 9 74 8.2
Dari skoring tersebut, akar permasalahan utama adalah
1. Kurangnya pengetahuan siswa mengenai kesehatan gigi dan mulut
2. Budaya menjaga kebersihan gigi dan mulut yang masih kurang
3. Tidak adanya penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut
4. Tidak adanya tindak lanjut dari tenaga kesehatan pasca screening
5. Tidak adanya forum wali murid – guru yang membahas pentingnya kesehatan gigi
dan mulut
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 29/39
29
6.3 Identifikasi Solusi
No. Masalah Solusi DM1 DM 2 DM 3 P1 P2 P3 G1 G2 G3 Total
1. Rendahnyapengetahuansiswa SDTurirejomengenaikesehatan gigimulut
Penyuluhanpengetahuankesehatan gigi mulut
9 8 9 9 8 8 9 8 8 76
Pembuatan videodokumenterpromosi kesehatangigi dan mulut
9 8 8 9 8 8 9 9 9 77
Pelatihan sikat gigiyang baik dan benar
8 7 8 8 8 7 9 8 8 71
2 Budaya menjagakebersihan gigidan mulut yangmasih kurang
Pemberian leaflettentang kesehatangigi dan mulutkepada para siswadi SD Turirejo
6,5 7 6,5 8 7 7 7 7 6 62
Pencatatan hariankebiasaan gosokgigi yang benar
9 8 8 8 8 8 8 8 8 73
3. Tidak adanyapenyuluhanmengenaikesehatan gigidan mulut
Mengadakanpenyuluhantentang karies gigidi SDN Turirejo 02
9 8 9 8 9 8 9 9 9 78
4. Tidak adanyatindak lanjut daritenagakesehatan pascascreening
Mencanangkanprogram perawatangigi berkelanjutanpada anak dengankaries
7 7 8 7 7 7 8 8 8 67
5. Tidak adanyaforum wali murid
– guru yangmembahaspentingnyakesehatan gigidan mulut
Melakukan usahaadvokasi ke kepalasekolah untukmengadakan forumdiskusi kesehatangigi & mulut antarwali murid-guru
6 7 6 6 6 6 7 7 7 58
Dari skoring tersebut, solusi dari akar permasalahan utama adalah:
1. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi-mulut dan pelatihan sikat gigi yang baik dan
benar pada siswa kelas IV, V, VI SDN Turireejo 02
2. Pembuatan video dokumenter promosi kesehatan gigi dan mulut di SDN Turirejo 02
3. Melakukan pencatatan kebiasaan siswa yang sikat gigi dengan benar
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 30/39
30
BAB VII
PLAN OF ACTION
HEALTH PROBLEM DAN GOAL
Permasalahan utama ditentukan supaya dapat merencanakan kegiatan intervensi pada SD
di Turirejo, ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Health Problem Goal
Presentase siswa kelas IV, V, VI SDN
Turirejo 02 yang menderita karies sebesar
48%.
Mempertahankan jumlah gigi sehat tanpa
karies siswa SD kelas IV, V, VI di SDN
Turirejo 02 selama minimal 3 tahun.
FAKTOR RESIKO DAN OBJECTIVE
Faktor-faktor resiko yang menyebabkan munculnya masalah utama di SDN Turirejo 02
ditentukan dan ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Risk Faktor Objective
Adanya anggapan pada kebanyakan siswa
kelas IV, V, VI SDN 02 Turirejo bahwa karies
gigi adalah hal yang wajar
Dalam waktu 6 bulan, terdapat perubahan
pola pikir siswa sehingga karies gigi
merupakan penyakit yang harus dihindari
Rendahnya pengetahuan siswa SD Turirejo
mengenai kesehatan gigi mulut
Meningkatkan pengetahuan siswa hingga
80% tentang kesehatan gigi dan mulut
setelah terlaksananya program.
Ketidaktahuan siswa tentang cara dan waktu
menggosok gigi yang tepat
Meningkatkan jumlah siswa yang bisa
menggosok gigi dengan benar sampai 90%
setelah terlaksananya program.
Meningkatkan jumlah siswa yang memiliki
kebiasaan menggosok gigi dengan benar
sampai 70% selama enam bulan setelah
terlaksananya program.
Tidak adanya forum wali murid – guru yang
membahas pentingnya kesehatan gigi dan
mulut
Terbentuk forum diskusi antara pihak
sekolah dan orang tua siswa mengenai
kesehatan gigi dan mulut setelah
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 31/39
31
terlaksananya program.
Contributing risk factor
Risk Faktor Contributing Risk Factor Sub Objective
Adanya Anggapan Pada
Kebanyakan Siswa kelas
4, 5, 6 SDN 02 Turirejo
bahwa karies gigi adalah
hal yang wajar
- kurangnya
pengetahuan tentang
bahaya karies gigi
Pemberian motivasi kepada
siswa untuk mengubah
persepsi tentang karies gigi
Rendahnya pengetahuan
siswa SD Turirejo
mengenai kesehatan gigi
mulut
- Tidak adanya
pemberian informasi
pada siswa tentang
karies gigi di Desa
Turirejo
- Tidak adanya sarana
belajar yang cukup
mengenai kesehatan
gigi dan mulut
Pemberian informasi oleh
dokter muda dan dokter kecil
kepada siswa SD tentang
karies gigi
Ketidaktahuan siswa
tentang cara dan waktumenggosok gigi yang
tepat
Pola pikir siswa yang
menganggap tidak ada teknikkhusus untuk menyikat gigi
Memberikan informasi
tentang teknik menyikat gigiyang benar
Tidak adanya forum wali
murid – guru yang
membahas pentingnya
kesehatan gigi dan mulut
Adanya anggapan bahwa
forum kesehatan gigi dan
mulut bukan merupakan
sesuatu yang penting
Melakukan advokasi ke
kepala sekolah untuk
membentuk forum diskusi
kesehatan gigi dan mulut wali
murid-guru
Kelompok Sasaran
Target Group
Primer Siswa SDN Turirejo 02 Kelas IV, V, VI yang memiliki karies gigi
Sekunder Dokter cilik yang akan diarahkan menjadi kader kesehatan gigi dan mulut
di SD di Turirejo, orang tua dan guru SD di Turirejo
Tersier Kepala sekolah SD di Turirejo
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 32/39
32
Metode
Pembentukan sikap yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut
yang dilakukan melalui program “GGS” yang merupakan singkatan dari Gigiku, Gigimu
Sehat. Program tersebut terdiri dari:
1. PRILI (Penyuluhan GeneRasI PeLindung GigI) Kegiatan penyuluhan kepada
dokter kecil dan siswa kelas 4,5,6 SDN Turirejo 02 untuk mengetahui dan
memampukan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
2. ALIANDO (Ayo Lindungi GigI Agar „Nggak Ompong) Kegiatan pelatihan sikat
gigi dengan cara yang benar.
3. NAILA (PeNcatatan HArian Kesehatan GigI dan MuLut SiswA) Kegiatan
pencatatan kegiatan sikat gigi harian siswa.
4. GALANG (GerakAn Lindungi Gigi SiswA oleh OraNg Tua dan Guru) Kegiatan
advokasi ke sekolah untuk mengadakan forum diskusi antara pihak sekolah dengan
orang tua siswa.
Timeline Kegiatan
Tanggal Rencana Kegiatan
20-21 Oktober 2014 PRILI22-23 Oktober 2014 ALIANDO
24-27 Oktober 2014 NAILA
28-29 Oktober 2014 GALANG
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 33/39
33
BAB VIII
HEALTH PROMOTION OF ACTION
No Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana Tgl Metode Tempat Dana PJ
1 Persiapandenganmengumpulkandata data di
puskesmas
Untukmengetahuimasalahpuskesmas
Datasekunder
Anisa, Agra,anisa,putri, tia,
edah,ervan, icmi
29/09/14-4/10/14
Mengumpulkan datadaripuskesma
skemudianmengolahdatasebagaipatokanrencanakerja dansurvey
PuskesmasLawang
- Putri
2 Survey kePuskesmasPembantu dankantor desa didesa turirejo
Mengetahui jumlahpenduduk danprofil desaturirejo.
Agra,Ervan,Edah,
06/10/14 Wawancar a denganperawat,bidan, danpegawaikantordesa
Pustuturirejo dankantor desa
50.000 Anisa
3 Pelaksanaansurvey dankuesioner keSDN Turirejo 02
Mengetahuibagaimanapengetahuansiswa dan sikapsiswa terhadap
Murid kelas4, 5, 6seluruhSDN
Anisa, Agra,anisa,putri, tia,edah,
06/10/14-12/10/14
Pembagiankuesionerkepadaseluruh
SDNTurirejo 02,
100.000 Anisa
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 34/39
34
kesehatan gigimulut
Turirejo 02 ervan, icmi muridkelas 4,5,6SDNTurirejo 02
4 Pengolahandata hasilkuisioner
Mengetahuihasil daripertanyaantentangpengetahuan
dan sikapterhadapkesehatan gigimulut
Data primer Icmi, tia,anisa,putri,anisa
12-13/10/14
Menilaipengetahuan dansikapterhadap
kesehatangigi mulut
Puskesmas - Tia
4 Presentasirencanakegiatanpenyuluhanpengetahuankesehatan gigimulut
Untukmendiskusikanrencanakegiatan agarkegiatan bisaberjalan baik.
Data Anisa, Agra,anisa,putri, tia,edah,ervan, icmi
16/10/14 Presentasi GedungFAAL FKUB
Anisa, Agra,anisa,putri,tia,edah,ervan,icmi
5 Pelaksanaanpenyuluhanpengetahuankesehatan gigimulut
Untukmemberikanpengetahuankepada siswatentangkesehatan gigimulut
SD di DesaTurirejo
Anisa, Agra,anisa,putri, tia,edah,ervan, icmi
1. Absensi
2. Pretest
3.presentasitentangpengetahuankesehatangigimelalui
SDNTurirejo 02,
2.000.000 Anisa, Agra,anisa,putri,tia,edah,ervan,icmi
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 35/39
35
mediaslidepresentasi+pembagian stiker
4. Diskusidan tanya
jawab
5. Post-test
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 36/39
36
BAB IX
RENCANA EVALUASI
8.1 Sistem Evaluasi
Rencana Kegiatan EvaluasiProcess Impact Outcome
PRILI (Penyuluhan
Generasi Pelindung
Gigi)
Diharapkan terdapat
sekitar lebih dari 90
siswa yang hadir
dalam penyuluhan.
Materi penyuluhan
tersampaikan
dengan baik
Peserta penyuluhan
sangat antusias, dan
aktif dalam diskusi
Terdapat perbaikan
hasil pre dan post
test sesuai dengan
yang diharapkan
Meningkatnya
pengetahuan dari
siswa tentang
kesehatan gigi dan
mulut.
ALIANDO (Ayo
Lindungi Gigi Agar
tidak Ompong)
Demo video
kesehatan gigi dan
mulut pada siswa
yang hadir
Pelatihan cara sikat
gigi yang benar
kepada siswa yang
hadir
Seluruh siswa dapat
mengetahui cara
sikat gigi yang benar
95% dari seluruh
siswa yang hadir
dapat menerapkan
cara sikat gigi yang
benar dalam
kehidupan sehari-
hari
NAILA (Pencatatan
Harian Kesehatan
Gigi dan Mulut
Siswa)
Mempersiapkan
papan penilaian dan
log book untuk tiap
kelas dan siswa
Melatih guru untukmencatat kemajuan
siswa dalam hal cara
dan waktu menyikat
gigi
Kemajuan siswa
dalam hal cara dan
waktu meyikat gigi
dapat tercatat
dengan baik
Siswa menjadi
terbiasa menyikat
gigi pada waktu dan
cara yang benar
GALANG (Gerakan
Lindungi Gigi Anak
oleh orang tua dan
Guru)
Bernegosiasi dengan
kepala sekolah untuk
mengadakan forum
bersama orang tua
Tumbuhnya
kepedulian
lingkungan siswa
untuk membangun
Terdapatnya forum
guru dan orang tua
siswa untuk
membangun
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 37/39
37
untuk membahas
kesehatan gigi mulut
siswa
lingkungan yang
sehat gigi dan mulut
lingkungan yang
sehat gigi dan mulut
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 38/39
38
DAFTAR PUSTAKA
Alvarez, Jose. 1995. Nutrition, Tooth Development and Dental Caries. American JournalClinical Nutrition. 41
Beck, ME. 2000. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan Penyakit-Penyakit untuk Perawatdan Dokter. Yayasan Essentia Medica. Yogyakarta
Decker, Loveren, 2003. Sugars and Dental Caries, Am J Clin Nutr
Depkes, 1999. Profil Kesehatan Gigi Dan Mulut di Indonesia pada Pelita VI, Dirjen Yanmed.Jakarta
Depkes, 2006. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kedokteran Gigi Keluarga. DirjenYanmed. Jakarta.
Depkes, 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Ford, 1993. Restorasi Gigi. EGC. Jakarta.
Haryani, Wibowo, et al. 2002. Hubungan Antara Konsumsi Karbohidrat Dengan TingkatKeparahan Karies Gigi Pada Anak Usia Prasekolah Di Kecamatan Depok, SlemanYogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat. XVIII: 132-133.
Hayati, R 1994. Fungsi Gigi Pada Tumbuh Kembang Anak. Kumpulan Makalah IlmiahKPPIKG ke X: 446-450.
Houwink, B. 1993. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan. Cetakan I. Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Press.
Junaidi. 2004. Hubungan Keparahan Karies Gigi Dengan Asupan Zat Gizi dan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar . Tesis. ProgramPascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Gadjah Mada.
Kidd, EAM, and Bechal, SJ. 2002. Dasar-Dasar Karies, Penyakit dan Penanggulangannya.Jakarta: EGC.
Kings, Burgers, 2000. Nutrition for Developing Countries. Oxford, USA
Kretzmer, Zimmerman, 1996. Developmental Nutrition. Oxford, USA.
Kusnoto J,Jenie I, Astoeti T E. 2003. Hubungan Perilaku Terhadap Kebersihan Gigi danMulut Murid-murid SDN DKI Jakarta. Penderita Gigi Berjejal. Jurnal Kedokteran GigiUniversitas Indonesia. Edisi Khusus: 490-95
Nio, 1987. Bk. Preventive Dentistri, Dikkes, Bandung: 14
Rugg-gun et al, 1993. Relationship Between Dietary Habits and Caries Assessed Over TwoYears in 405 English Adolescent School Children. Arch Pral Biol
Rumaropen. 2005. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan Penyakit Gigi OrangtuaTerhadap Karies Gigi Anak. Tesis. Yogyakarta: UGM
7/18/2019 !!!. (SEMIFINAL)Proposal Kelompok Lawang - Karies
http://slidepdf.com/reader/full/-semifinalproposal-kelompok-lawang-karies 39/39
Srigupta, 2004. Pengetahuan Populer Mengenai Kesehatan Gigi. Jakarta: PuspaSwara.
Survey Kesehatan Rumah Tangga. 2001. Laporan SKRT. Jakarta
Susenas, 1998. Laporan Survey Sosial Ekonomi Nasional. Jakarta.
Suwelo, Ismu Suharsono. 2005. Karies Gigi Pada Anak. Jakarta: EGC dan Mulut.Jakarta:EGC
Tarigan.1989. Kesehatan Gigi