jiman

39
PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL ) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI CEMANI 02 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Jiman SD Negeri Cemani 02 UPTD Pendidikan Kecaanatan Grogol Kabupaten Sukoharjo ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam melalui metode Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester II tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Mei 2011. Subjek dalam penelitian adalah proses dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri atas 32 siswa yaitu 11 laki-laki dan 19 perempuan. Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data, data kualitatif hasil pengamatan proses belajar dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriftif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam pada siswa

Upload: aulia

Post on 02-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jiman

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS IVSD NEGERI CEMANI 02 SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

JimanSD Negeri Cemani 02 UPTD Pendidikan Kecaanatan Grogol Kabupaten Sukoharjo

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam melalui metode Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester II tahun pelajaran 2010/2011.

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Mei 2011. Subjek dalam penelitian adalah proses dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri atas 32 siswa yaitu 11 laki-laki dan 19 perempuan.

Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data, data kualitatif hasil pengamatan proses belajar dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriftif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester II tahun pelajaran 2010/2011. Proses belajar IPA materi Sumber Daya Alam dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek memahami (nilai rata-rata 3,1 menjadi 4,6, meningkat 1,5; persentase 62,5% menjadi 91,3%, naik 28,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), aspek menjelaskan (nilai rata-rata 3,3 menjadi 4,5, naik 1,2; prosentase 65% menjadi 89,4%, naik 22,4%; dari kategori baik menjadi amat baik); dan aspek mengumpulkan informasi (nilai rata-rata 3,6 menjadi 4,6, meningkat 1,0; persentase 71,3% menjadi 91,9%, naik 20,6%; dari kategori baik menjadi amat baik). Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 13 siswa (41%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 32 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 19 siswa (59%) dan nilai rata-rata kelas dari 59,2 menjadi 82,5, meningkat sebesar 23,3.

Page 2: Jiman

Kata Kunci : Proses dan hasil belajar IPA, metode Problem Based Learning (PBL)

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil pengalaman guru SD Negeri Cemani 02, bahwa

pembelajaran IPA masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat di dalam

buku, dan juga belum memanfaatkan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran

secara maksimal. Mengajak siswa berinteraksi langsung dengan lingkungan jarang

dilakukan. Guru masih mempertahankan urutan-urutan dalam buku tanpa

memperdulikan kesesuaian dengan lingkungan belajar siswa. Hal ini membuat

pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran

yang disampaikan. Maka pengajaran semacam ini cenderung menyebabkan

kebosanan kepada siswa. Berdasarkan kenyataan hasil ulangan IPA masih rendah

dari 32 siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II tahun pelajaran

2010/2011 ada 19 siswa (59%) yang dinyatakan belum tuntas, 13 siswa (41%)

dinyatakan belum tuntas, dengan nilai siswa terendah 45, nilai tertinggi 75 dan

nilai rata kelas 59,2.

Berdasarkan permasalahan di atas kemampuan awal siswa ini harus digali

agar siswa lebih belajar mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan

mengkaitkan dengan pelajaran baru. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah

menggunakan pendekatan pembelajaran yang lebih mendekatkan pada lingkungan

siswa. Konsep-konsep yang dikembangkan sebaiknya berhubungan dengan alam

sekitar agar menjadi konteks pembelajaran yang bermakna. Meskipun demikian

mengaitkan konteks lingkungan dalam kehidupan sehari-hari dengan isi materi

bukan pekerjaan yang mudah, karena perlu waktu dan proses yang panjang.

Namun kenyataannya guru cenderung mengikuti isi kurikulum dan anak belajar

secara verbal, keadaan semacam ini jauh dari konsep belajar bermakna.

Untuk mengatasi permasalahan di atas perlu adanya alternatif pemecahan

masalah yaitu dengan pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah (Problem

Based Learning) selanjutnya disingkat dengan PBL, yang akan memberikan

motivasi siswa untuk melakukan pemecahan masalah pada masalah-masalah nyata

dalam kehidupan yang mereka hadapi serta merangsang siswa untuk

Page 3: Jiman

menghasilkan sebuah produk/karya (Singletary, 2000:76). Secara garis besar PBL

menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat

memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan inkuiri.

PBL berpusat kepada siswa mendorong inkuiri terbuka dan berpikir bebas yang

dikemukakan dalam bentuk laporan, karya yang akan dijadikan bahan evaluasi

sehingga membantu siswa untuk menjadi mandiri.

Berdasarkan paparan di atas, maka penelti perlu mengadakan penelitian

tindakan kelas berjudul: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar IPA Materi

Sumber Daya Alam melalui Metode Problem Based Learning (PBL) pada Siswa

Kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II Tahun Pelajaran 2010/2011”

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian : Apakah melalui metode Problem Based Learning (PBL)

dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam pada

siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II tahun pelajaran 2010/2011?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan proses

dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam melalui metode Problem Based

Learning (PBL) pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II tahun

pelajaran 2010/2011.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah: manfaat bagi siswa, membuat

siswa lebih tertarik dan antusias dalam belajar IPA karena adanya perubahan

pemikiran tentang pelajaran IPA yang sebelumnya merupakan hal yang kurang

disukai menjadi pelajaran yang disukai, dan belajar IPA itu tidak sulit bahkan

sangat menyenangkan. Manfaat bagi Guru, penelitian ini dapat membantu guru

memperbaiki pembelajaran mata pelajaran IPA, sebagai masukan untuk

meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran IPA dan dapat

meningkatkan rasa percaya diri guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran

IPA di Kelas IV SD.

Page 4: Jiman

Manfaat bagi sekolah dan pendidikan secara umum penelitian ini

memberikan sumbangan positif tentang metode pembelajaran IPA di Kelas IV

SD, menanggulangi kesulitan pembelajaran IPA di Kelas IV dan menciptakan

kerjasama yang kondusif antara peneliti dengan sekolah untuk kemajuan sekolah

dalam pelajaran IPA.

KAJIAN TEORI

Proses Belajar

Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam

mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang,

dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta

didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap

ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus

berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai

dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran.

Kualitas pembelajaran atau pembentukan kompetensi dapat dilihat dari

segi proses dan segi hasil. Segi proses, pembelajaran atau pembentukan

kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-

tidaknya sebagian besar tujuh puluh lima persen peserta didik terlibat secara aktif,

di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang

besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses

pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif

pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar tujuh

puluh lima persen (Mulyasa. 2007:24).

Seorang guru melakukan pengukuran hasil menggunakan alat pengukur

yang disebut tes, sedangkan dalam penilaian proses ia menggunakan alat

pengukur yang disebut alat pengukur non tes, seperti observasi, wawancara

kuesioner, skala nilai, daftar cek, catatan anekdote, dan sebagainya (Masidjo,

2002: 2).

Sebagaimana yang diungkapkan oleh E.Mulyasa (2007: 65), bahwa tugas

guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus

menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of

Page 5: Jiman

learning) kepada seluruh peserta didik, untuk mampu melakukan proses

pembelajaran ini si guru harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya.

Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih

dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana

implikasinya dalam proses pembelajaran.

Hasil Belajar IPA

Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar

dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara

terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Sedangkan S. Nasution

berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang

belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan

penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil

yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran

yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar

dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui

apakah siswa telah menguasai materi atau belum. Penilaian merupakan upaya

sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan

untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan

peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Cullen, 2003 :33).

Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai

ulangan tengah semester (sub formatif) dan nilai ulangan semester (sumatif).

Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah

hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran IPA.

Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan

bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal

yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan

dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali

dalam setiap semester. Tujuan ulangan harian untuk memperbaiki modul dan

program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai

bagi para peserta didik.

Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Page 6: Jiman

Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan

lingkungan sekitanya. Hal ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu

mengutamakan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga

pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan

guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran tersebut. Guru berkewajiban untuk

meningkatkan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran

IPA. Tujuan ini tidak terlepas dari hakikat IPA sebagai produk, proses dan sikap

ilmiah. Oleh sebab itu, pembelajaran IPA perlu menerapkan prinsip-prinsip

pembelajaran yang tepat.

Asy’ari, Muslicah (2006:25) memaparkan beberapa prinsip pembelajaran

IPA di SD sebagai berikut. 1) Empat Pilar Pendidikan Global, yang meliputi

learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together.

Learning to know, artinya dengan meningkatkan interaksi siswa dengan

lingkungan fisik dan sosialnya diharapkan siswa mampu membangun pemahaman

dan pengetahuan tentang alam sekitarnya. Learning to do, artinya pembelajaran

IPA tidak hanya menjadikan siswa sebagai pendengar melainkan siswa

diberdayakan agar mau dan mampu untuk memperkaya pengalaman belajarnya.

Learning to be, artinya dari hasil interaksi dengan lingkungan siswa diharapkan

dapat membangun rasa percaya diri yang pada akhirnya membentuk jati dirinya.

Learning to live together, artinya dengan adanya kesempatan berinteraksi dengan

berbagai individu akan membangun pemahaman sikap positif dan toleransi

terhadap kemajemukan dalam kehidupan bersama. 2) Prinsip Inkuiri, prinsip ini

perlu diterapkan dalam pembelajaran IPA karena pada dasarnya anak memiliki

rasa ingin tahu yang besar, sedang alam sekitar penuh dengan fakta atau fenomena

yang dapat merangsang siswa ingin tahu lebih banyak. Masnur Muslichah, dalam

Istiqomah, Lailatul (2009:32) berpendapat bahwa inquiri diawali dari pengamatan

terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan bermakna untuk menghasilkan

temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian, pengetahuan dan

ketrampilan yang diperolah siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta,

tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya. Beberapa komponen

inqiuri yang terdapat dalam pembelajaran antara lain: (a) pengetahuan dan

Page 7: Jiman

ketrampilan akan lebih lama diingat apabila siswa menemukan sendiri, (b)

informasi yang diperoleh siswa akan lebih mantap apabila diikuti dengan bukti-

bukti atau data yang ditemukan sendiri oleh siswa, dan (c) siklus inquiri adalah

observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data dan penyimpulan. 3)

Prinsip Konstruktivisme. Dalam pembelajaran IPA sebaiknya guru dalam

mengajar tidak memindahkan pengetahuan kepada siswa. Melainkan perlu

dibangun oleh siswa dengan cara mengkaitkan pengetahuan awal yang mereka

miliki dengan struktur kognitifnya. 4) Prinsip Salingtemas (sains, lingkungan,

teknologi, masyarakat). IPA memiliki prinsip-prinsip yang dibutuhkan untuk

pengembangan teknologi. Sedang perkembangan teknologi akan memacu

penemuan prinsip-prinsip IPA yang baru. 5) Prinsip pemecahan masalah. Pada

dasarnya dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhadapan dengan berbagai

macam masalah. Disisi lain, salah satu alat ukur kecerdasan siswa banyak

ditentukan oleh kemampuannya memecahkan masalah. Oleh karena itu,

pembelajaran IPA perlu menerapkan prinsip ini agar siswa terlatih untuk

menyelesaikan suatu masalah. 6) Prinsip pembelajaran bermuatan nilai.

Masyarakat dan lingkungan sekitar memiliki nilai-nilai yang terpelihara dan perlu

dihargai. Oleh karena itu, pembelajaran IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar

tidak berdampak buruk terhadap lingkungan atau kontradiksi dengan nilai-nilai

yang diperjuangkan masyarakat sekitar. 7) Prinsip Pakem (pembelajaran aktif,

kreatif, efektif dan menyenangkan). Prinsip ini pada dasarnya merupakan prinsip

pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif untuk melakukan kegiatan baik

aktif berfikir maupun kegiatan yang bersifat motorik. Ketujuh prinsip itu perlu

dikembangkan dalam pembelajaran IPA yang kontekstual di SD. Hal ini bertujuan

agar pembelajaran IPA lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa, sehingga

hasil belajar yang diperoleh siswa maksimal.

Materi Sumber Daya Alam

Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam berupa benda mati atau

makhluk hidup yang berada di bumi. Sumber daya alam dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia. (Jumitasari, 2009:1)

Page 8: Jiman

SDA yang dapat diperbarui ialah kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan

terus-menerus karena dapat tersedia kembali. SDA itu tersedia kembali karena

siklus alam maupun karena perkembangbiakan. Contoh: tanah, hutan, hewan, air,

dan udara. Tanah adalah tempat kita semua berpijak. Kita dan makhluk - makhluk

hidup lainnya tinggal di atas tanah. Ada banyak sekali jenis tanah. Jenis-jenis

tanah itu antara lain tanah vulkanik, tanah humus, dan tanah gambut.

Salah satu ciri hutan adalah banyak pepohonan dan banyak binatang yang

berkeliaran. Hutan sangat berguna bagi manusia. Apa saja kegunaan hutan bagi

manusia? Kegunaan hutan antara lain untuk menahan erosi, menyimpan air,

menyediakan kayu untuk bahan-bahan bangunan, dan sebagai paru-paru

lingkungan. Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat rusak. Hutan dapat

rusak dan musnah jika tidak dilestarikan. Apa saja yang membuat hutan rusak dan

gundul? Penyebab kerusakan hutan antara lain: 1) penebangan hutan secara liar,

2) kebakaran hutan yang terjadi pada musim kemarau, 3) pembakaran hutan untuk

membuat ladang.

Ada hewan atau binatang liar dan hewan peliharaan. Contoh binatang liar

antara lain gajah, harimau, buaya, rusa, beruang, dan kancil. Contoh hewan ternak

antara lain sapi, kambing, ayam, itik, kelinci, dan kerbau. Hewan termasuk

sumber daya alam yang dapat diperbarui. Binatang liar bisa berkembang biak

sendiri. Ada juga hewan-hewan langka yang sengaja ditangkarkan.

Semua makhluk hidup memerlukan air. Begitu juga kita, manusia.

Manusia menggunakan air untuk diminum, mandi, mencuci, dan memasak. Kita

dapat memperoleh air bersih dari sumur, mata air, air hujan, dan air dari PAM.

PAM singkatan dari Perusahaan Air Minum.

Selain untuk keperluan sehari-hari, masih banyak kegunaan air. Antara

lain untuk mengairi sawah, memelihara ikan, sarana transportasi, dan pembangkit

listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Air sering disingkat PLTA.

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui ialah sumber daya alam

yang dapat habis. Contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah

bahan tambang. Jika bahan tambang yang tersedia habis, kita tidak bisa

memproduksinya lagi. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui ialah

Page 9: Jiman

sumber daya alam yang dapat habis. Contoh sumber daya alam yang tidak dapat

diperbarui adalah bahan tambang. Jika bahan tambang yang tersedia habis, kita

tidak bisa memproduksinya lagi.

Barang tambang logam, antara lain besi, emas, perak, timah, tembaga,

bauksit, nikel, dan mangan. Barang-barang tambang bukan logam, antara lain

minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Mineral termasuk barang tambang bukan

logam. Di antaranya batu kapur, yodium, kalsit, asbes, dan belerang.

Sumber daya alam harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Dengan demikian,

sumber daya alam tersebut dapat terus kita nikmati. Sumber daya alam yang ada

di Indonesia bermanfaat untuk pemenuhan hidup masyarakat. Pemanfaatan

sumber daya alam antara kota dan desa berbeda-beda. Pada daerah perkotaan

sumber daya alam diolah secara modern. Lain halnya dengan daerah pedesaan

yang masih tradisional. Selain itu, kebutuhan sumber daya alam di perkotaan lebih

besar dibandingkan di pedesaan. Namun, sumber daya alam yang dimanfaatkan

tersebut digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Apabila hanya dimanfaatkan saja, kekayaan alam akan makin berkurang.

Akhirnya, akan habis sama sekali. Apabila hal itu terjadi, maka makhluk hidup

akan menderita. Terutama manusia yang paling banyak memanfaatkan sumber

daya alam. Kemiskinan akan terjadi. Mungkin pula akan timbul kelaparan. Supaya

tidak lekas habis, perlu upaya pelestarian. Kekayaan alam harus dilestarikan agar

dapat dimanfaatkan terus-menerus. Untuk itu, manusia wajib selalu berusaha

melestarikan alam.

Cara melestarikan kekayaan alam adalah sebagai berikut : 1)      Sumber

daya alam tidak dapat diperbarui harus digunakan secara hemat. Agar sumber

daya alam tersebut dapat terus dinikmati. Selain itu, sumber daya alam yang dapat

diperbarui pemanfaatannya juga harus bijaksana. 2)      Mencari bahan pengganti

untuk sumber daya alam yang mudah habis. 3)      Upaya perlindungan dilakukan

dengan membuat suaka margasatwa dan cagar alam. Suaka margasatwa adalah

perlindungan terhadap hewan. Khususnya pada hewan langka agar tidak punah.

Cagar alam adalah perlindungan terhadap hutan atau tumbuh-tumbuhan.

4)    Penanaman pohon kembali (reboisasi). 5)  Pembuatan terasering untuk

Page 10: Jiman

mencegah erosi. Selain itu, kesuburan tanah tetap terjaga. 6)   Mengolah limbah

agar aman sebelum dibuang. Dengan demikian, limbah tidak akan merusak

lingkungan. 7)   Tidak menangkap ikan menggunakan bahan peledak, racun, bahan

kimia, dan pukat harimau. 8)   Tidak menebang hutan secara sembarangan.

Metode Problem Based Learning (PBL)

Boud dan Felleti (1991, dalam Saptono, 2003) menyatakan bahwa

“Problem Based Learning is a way of constructing and teaching course using

problem as a stimulus and focus on student activity”. H.S. Barrows (1982:88)

menyatakan bahwa PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan

pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk

mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru. Dengan demikian,

masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar anak didik dapat belajar sesuatu

yang dapat menyokong keilmuannya.

PBL adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan

masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini mahasiswa dirangsang untuk

mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah

mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini

akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan

kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL.

Tidak selamanya proses belajar dengan metode PBL berjalan dengan

lancar. Ada beberapa hambatan yang dapat muncul. Yang paling sering terjadi

adalah kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta

didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, pemberian

materi terjadi secara satu arah. Faktor penghambat lain adalah kurangnya waktu.

Proses PBL terkadang membutuhkan waktu yang lebih banyak. Peserta didik

terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi persoalan yang diberikan.

Sementara, waktu pelaksanaan PBL harus disesuaikan dengan beban kurikulum.

Dengan menggunakan pendekatan PBL ini, siswa akan bekerja secara

kooperatif dalam kumpulan untuk menyelesaikan masalah sebenarnya dan yang

paling penting membina kemahiran untuk menjadi siswa yang belajar secara

sendiri (Hamizer, dkk, 2003:109).

Page 11: Jiman

Siswa akan membina kemampuan berpikir secara kritis secara kontinu

berkaitan dengan ide yang dihasilkan serta yang akan dilakukan. Dalam

melaksanakan proses pembelajaran PBL ini, Bridges (1992:54) dan Charlin

(1998:281) telah menggariskan beberapa ciri-ciri utama seperti berikut. 1)

Pembelajaran berpusat dengan masalah. 2) Masalah yang digunakan merupakan

masalah dunia sebenarnya yang mungkin akan dihadapi oleh siswa dalam kerja

profesional mereka di masa depan. 3) Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh

siswa saat proses pembelajaran disusun berdasarkan masalah. 4) Para siswa

bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri. 5) Siswa aktif

dengan proses bersama. 6) Pengetahuan menyokong pengetahuan yang baru. 7)

Pengetahuan diperoleh dalam konteks yang bermakna. 8) Siswa berpeluang untuk

meningkatkan serta mengorganisasikan pengetahuan. 9) Kebanyakan

pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok kecil.

Berikut langkah-langkah PBL. Guru memulai sesi awal PBL dengan

presentasi permasalahan yang akan dihadapi oleh siswa. Siswa terstimulus untuk

berusaha menyelesaikan permasalahan di lapangan. Siswa mengorganisasikan apa

yang telah mereka pahami tentang permasalahan dan mencoba mengidentifikasi

hal-hal terkait. Siswa berdiskusi dengan mengajukan pertanyaan tentang hal-hal

yang tidak mereka pahami. Guru mendampingi siswa untuk fokus terhadap

pertanyaan yang dianggap penting. Setelah periode self-study, sesi kedua

dilakukan. Pada awal sesi ini siswa diharapkan dapat membagi pengetahuan baru

yang mereka peroleh. Siswa menguji validitas dari pendekatan awal dan

menyaringnya. Siswa berlatih mentransfer pengetahuan dalam konteks nyata

melalui pelaporan di kelas.

PBL berbeda dengan metode konvensional. Metode konvensional berupa

ceramah yang memusatkan perhatian siswa sepenuhnya kepada guru sehingga

yang aktif di sini hanya guru, sedangkan siswa hanya tunduk mendengarkan

penjelasan yang dipaparkan. Partisipasi siswa rendah karena hanya diberi

kebebasan untuk bertanya mengenai materi yang telah dijelaskan oleh guru

sehingga metode konvensional masih kurang menggugah daya pemikiran siswa.

Sedangkan, metode PBL adalah metode pembelajaran yang berbasis kepada

Page 12: Jiman

partisipasi para siswa. Pada jam pertama pembelajaran, metode yang diterapkan

adalah diskusi. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang ditunjuk secara

acak. Pertanyaan yang diajukan bersifat menggali pendapat dan mengembangkan

kemampuan analisis siswa. Kemudian, pada satu jam terakhir, guru memberikan

rangkuman dan inti dari diskusi pada hari itu disertai dengan inti dari konteks

materi dihubungkan dengan implementasi di lapangan.

Kerangka Berpikir

Kondisi awal guru belum menggunakan metode Problem Based Learning

(PBL) dalam pembelajaran IPA materi Sumber Daya Alam, maka proses dan hasil

belajar IPA masih rendah.

Untuk memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil belajar IPA perlu

adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan metode

Problem Based Learning (PBL). Siklus I menggunakan metode metode Problem

Based Learning (PBL) secara individu dan siklus II menggunakan metode

Problem Based Learning (PBL) secara berkelompok. Dengan tindakan yang

berbeda dari siklus I ke siklus II diharap proses dan hasil belajar IPA meningkat.

Kondisi akhir diduga dengan menggunakan metode Problem Based

Learning (PBL) dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA materi Sumber

Daya Alam pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II tahun pelajaran

2010/2011.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut: metode Problem Based Learning (PBL)

dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam pada

siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II tahun pelajaran 2010/2011.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Page 13: Jiman

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan April 2011 sampai

dengan bulan Juni 2011. Penelitian dilaksanakan di Kelas IV SD Negeri Cemani

02, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah proses dan hasil belajar IPA materi sumber daya

alam. iswa kelas IV SD Negeri Cemani 02, dengan jumlah siswa 32 orang yang

terdiri dari 11 laki-laki dan 19 perempuan.

Sumber Data

Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang

berasal dari subjek penelitian (primer) dan dari bukan subjek (skunder).

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik tes, dan teknik

non tes. Sedangkan alat Pengumpulan Data meliputi dokumen, tes dan

pengamatan. Dokumen digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar

kondisi awal siswa yaitu berupa daftar nilai/laporan penilaian, pengolahan dan

analisis hasil belajar siswa. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil

belajar siswa yang berupa butir soal. Pengamatan menggunakan lembar penilaian

yaitu untuk mengetahui proses siswa dalam: 1) Memahami hubungan antara

sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat, 2) Menjelaskan

dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan, 3)

Mengumpulkan informasi tentang dampak pengambilan sumber daya alam tanpa

ada usaha pelestarian terhadap lingkungan.

Validitas dan Analisis Data

Untuk memperoleh data yang valid mengenai proses dan hasil belajar IPA

materi Sumber Daya Alam pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester

II tahun pelajaran 2010/2011 yaitu: 1) proses belajar (observasi) divalidasi melalui

trianggulasi sumber, yaitu data yang berasal dari siswa, guru dan rekan

kolaborator yang merupakan data kualitatif dianalisis menggunakan analisis

diskriptif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan

proses kondisi awal, siklus I dan siklus II. 2) hasil belajar yang berupa nilai test

yang divalidasi adalah instrumen test yang berupa butir soal dengan content

Page 14: Jiman

validity diperlukan kisi-kisi soal. Data yang berupa angka (data kuantitatif)

dianalisis menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes

kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setalah siklus II, kemudian

direfleksi.

Prosedur Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4

tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan/observasi dan

refleksi.

Indikator Keberhasilan

Peningkatan proses indikatornya adalah adanya peningkatan proses dari

kurang aktif menjadi aktif. Peningkatan hasil belajar IPA materi Sumber Daya

Alam indikatornya adalah nilai ulangan harian yang mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) 65.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA sebelum diadakan penelitian

dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.

Tabel 1

Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal

No Uraian Nilai Ulangan Harian

1 Nilai terendah 45

2 Nilai tertinggi 75

3 Nilai rerata 59,2

4 Rentang nilai 30

Page 15: Jiman

Gambar 1

Grafik Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal

Gambar 2

Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil nilai ulangan

harian IPA sebelum diadakan penelitian pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani

02 tahun pelajaran 2010/2011 ada 19 siswa (59%) yang dinyatakan belum tuntas,

13 siswa (41%) dinyatakan belum tuntas, dengan nilai siswa terendah 45, nilai

tertinggi 75 dan nilai rata kelas 59,2.

Deskripsi Siklus I

Siklus I menggunakan metode metode Problem Based Learning (PBL)

tanpa bimbingan guru. Pembelajaran dilaksanakan dengan buku siswa dan sumber

Page 16: Jiman

bacaan siswa selama 2x35 menit (2x pertemuan), dengan standar kompetensi:

Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi,

dan masyarakat. Kompetensi dasar: Menjelaskan dampak pengambilan bahan

alam terhadap pelestarian lingkungan sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Materi yang disampaikan pada siklus I ini adalah materi

Sumber Daya Alam.

Hasil observasi tentang proses belajar siswa pada materi Sumber Daya

Alam Siklus I dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.

Tabel 2

Nilai Proses Belajar Siklus I

No Aspek-aspekJumlah

SkorRata-rata

PersentaseKategori

1

Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat

100 3,1 62,5 baik

2

Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan

104 3,3 65,0 baik

3

Mengumpulkan informasi tentang dampak pengambilan sumber daya alam tanpa ada usaha pelestarian terhadap lingkungan

114 3,6 71,3 baik

Page 17: Jiman

Gambar 3

Grafik Proses Belajar Siklus I

Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil pengamatan

proses belajar IPA materi Sumber Daya Alam siklus I pada siswa Kelas IV SD

Negeri Cemani 02 Semester II tahun pelajaran 2010/2011, yang meliputi aspek 1)

Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi,

dan masyarakat, 2) Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap

pelestarian lingkungan, 3) Mengumpulkan informasi tentang dampak

pengambilan sumber daya alam tanpa ada usaha pelestarian terhadap lingkungan

diperoleh skor rata-rata proses kategori baik.

Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel dan gambar

grafik berikut.

Tabel 3

Nilai Ulangan Harian Siklus I

Page 18: Jiman

No Uraian Nilai Ulangan Harian

1 Nilai terendah 50

2 Nilai tertinggi 90

3 Nilai rerata 71,4

4 Rentang nilai 40

Gambar 4

Grafik Nilai Ulangan Harian Siklus I

Gambar 5

Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Siklus I

Page 19: Jiman

Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil nilai ulangan

harian IPA materi Sumber Daya Alam siklus I pada siswa Kelas IV SD Negeri

Cemani 02 tahun pelajaran 2010/2011 masih ada 4 siswa (13%) yang dinyatakan

belum tuntas, dengan nilai siswa terendah 50, nilai tertinggi 90 dan nilai rata kelas

71,4.

Deskripsi Siklus II

Siklus II merupakan revisi dari siklus I. Perencanaan tindakan yang telah

disusun oleh peneliti bersama rekan kolaborator adalah dengan menggunakan

metode Problem Based Learning (PBL) dengan bimbingan guru. Pembelajaran

dilaksanakan dengan buku siswa dan sumber bacaan siswa selama 2x35 menit (2x

pertemuan), dengan standar kompetensi: Memahami hubungan antara sumber

daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Kompetensi dasar:

Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan

sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Materi yang disampaikan

pada siklus II ini adalah materi Sumber Daya Alam yang merupakan lanjutan dari

materi yang telah dibahas di siklus sebelumnya.

Hasil observasi tentang proses belajar siswa pada materi Sumber Daya

Alam Siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.

Tabel 4

Nilai Proses Belajar Siklus II

No Aspek-aspekJumlah Skor

Rata-rata

PersentaseKategori

1

Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat

146 4,6 91,3 Amat baik

2

Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan

143 4,5 89,4 Amat baik

3 Mengumpulkan informasi tentang dampak pengambilan sumber daya alam tanpa ada usaha

147 4,6 91,9 Amat baik

Page 20: Jiman

pelestarian terhadap lingkungan

Gambar 6

Grafik Proses Belajar Siklus II

Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil pengamatan

proses belajar IPA materi Sumber Daya Alam siklus II pada siswa kelas VI SD

Negeri Cemani 02 tahun pelajaran 2010/2011, yang meliputi aspek aspek 1)

Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi,

dan masyarakat, 2) Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap

pelestarian lingkungan, 3) Mengumpulkan informasi tentang dampak

pengambilan sumber daya alam tanpa ada usaha pelestarian terhadap lingkungan

diperoleh skor rata-rata proses dalam kategori amat baik.

Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar

grafik berikut.

Tabel 5

Nilai Ulangan Harian Siklus II

Page 21: Jiman

No Uraian Nilai Ulangan Harian

1 Nilai terendah 65

2 Nilai tertinggi 100

3 Nilai rerata 82,5

4 Rentang nilai 35

Gambar 7

Grafik Nilai Ulangan Harian Siklus II

Gambar 8

Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Siklus II

Page 22: Jiman

Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil nilai ulangan

harian IPA materi Sumber Daya Alam siklus II pada siswa Kelas IV SD Negeri

Cemani 02 tahun pelajaran 2010/2011 Semua siswa yang berjumlah 32 anak

(100%) dinyatakan tuntas, dengan nilai siswa terendah 65, nilai tertinggi 100 dan

nilai rata kelas 82,5.

Pembahasan

Hasil pembahasan dalam penelitian ini ada 3 hal, meliputi tindakan, proses

belajar, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi Sumber Daya

Alam.

Tabel 6

Tindakan per Siklus

No Kondisi Awal Siklus I Siklus II

1 Belum

menggunakan

metode Problem

Based Learning

(PBL)

Menggunakan

metode Problem

Based Learning

(PBL) tanpa

bimbingan guru

Menggunakan

metode Problem

Based Learning

(PBL) dengan

bimbingan guru.

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada kondisi awal, pelaksanaan

pembelajaran IPA pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester II tahun

pelajaran 2010/2011 belum menggunakan metode Problem Based Learning

(PBL). Pada siklus I menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) tanpa

bimbingan guru. Dilanjutkan siklus II menggunakan metode Problem Based

Learning (PBL) dengan bimbingan guru. Hal tersebut dimaksudkan untuk

mengkombinasikan penggunaan metode agar siswa lebih paham.

Tabel 7

Proses Belajar Siswa per Siklus

No Kondisi Awal

Siklus I Siklus II Refleksi

Page 23: Jiman

1 Siswa:Proses dan semangat siswa mengikuti pembelajaran IPA masih kurang.

Memahami:Nilai rata-rata: 3,1Persentase: 62,5%Kategori: baik

Menjelaskan:Nilai rata-rata 3,3Persentase: 65,0%Kategori: baik

Mengumpulkan informasi:Nilai rata-rata 3,6Persentase: 71,3%Kategori: baik

Memahami:Nilai rata-rata: 4,6Persentase: 91,3%Kategori: amat baik

Menjelaskan:Nilai rata-rata 4,5Persentase: 89,4%Kategori: amat baik

Mengumpulkan informasi:Nilai rata-rata 4,6Persentase: 91,9%Kategori:amat baik

Proses belajar IPA materi Sumber Daya Alam dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek memahami (nilai rata-rata 3,1 menjadi 4,6, meningkat 1,5; persentase 62,5% menjadi 91,3%, naik 28,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), aspek menjelaskan (nilai rata-rata 3,3 menjadi 4,5, naik 1,2; prosentase 65% menjadi 89,4%, naik 22,4%; dari kategori baik menjadi amat baik); dan aspek mengumpulkan informasi (nilai rata-rata 3,6 menjadi 4,6, meningkat 1,0; persentase 71,3% menjadi 91,9%, naik 20,6%; dari kategori baik menjadi amat baik).

Tabel di atas menunjukkan bahwa dari kondisi awal ke kondisi akhir

terdapat peningkatan tentang proses belajar. Proses belajar IPA materi Sumber

Daya Alam dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek memahami (nilai

rata-rata 3,1 menjadi 4,6, meningkat 1,5; persentase 62,5% menjadi 91,3%, naik

28,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), aspek menjelaskan (nilai rata-rata

3,3 menjadi 4,5, naik 1,2; prosentase 65% menjadi 89,4%, naik 22,4%; dari

kategori baik menjadi amat baik); dan aspek mengumpulkan informasi (nilai rata-

rata 3,6 menjadi 4,6, meningkat 1,0; persentase 71,3% menjadi 91,9%, naik

20,6%; dari kategori baik menjadi amat baik).

Tabel 8

Page 24: Jiman

Hasil Belajar Siswa per Siklus

No Kondisi Awal

Siklus I Siklus II Refleksi

1 Ulangan harian pada kondisi awal diperoleh nilai belum tuntas sebanyak 19 siswa (59%) dan yang tuntas sebanyak 13 siswa (41%). Nilai rata-rata kelas: 59,2

Ulangan harian pada siklus I diperoleh nilai belum tuntas sebanyak 4 siswa (13%) dan yang tuntas sebanyak 28 siswa (87%). Nilai rata-rata kelas: 71,4

Ulangan harian pada siklus II diperoleh nilai belum tuntas sebanyak 0 siswa (0%) dan yang tuntas sebanyak 32 siswa (100%) Nilai rata-rata kelas: 82,5

Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 13 siswa (41%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 32 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 19 siswa (59%) dan nilai rata-rata kelas dari 59,2 menjadi 82,5, meningkat sebesar 23,3.

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dari kondisi awal ke

siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 13 siswa (41%) yang mendapat nilai

tuntas menjadi 32 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 19 siswa (59%)

dan nilai rata-rata kelas dari 59,2 menjadi 82,5, meningkat sebesar 23,3.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode

Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan proses belajar IPA materi

Sumber Daya Alam pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester II tahun

pelajaran 2010/2011. Proses belajar IPA materi Sumber Daya Alam dari siklus I

ke siklus II terdapat peningkatan: aspek memahami (nilai rata-rata 3,1 menjadi

4,6, meningkat 1,5; persentase 62,5% menjadi 91,3%, naik 28,8%; dari kategori

baik menjadi amat baik), aspek menjelaskan (nilai rata-rata 3,3 menjadi 4,5, naik

1,2; prosentase 65% menjadi 89,4%, naik 22,4%; dari kategori baik menjadi amat

baik); dan aspek mengumpulkan informasi (nilai rata-rata 3,6 menjadi 4,6,

meningkat 1,0; persentase 71,3% menjadi 91,9%, naik 20,6%; dari kategori baik

Page 25: Jiman

menjadi amat baik). Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami

peningkatan, yaitu dari 13 siswa (41%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 32

siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 19 siswa (59%) dan nilai rata-rata

kelas dari 59,2 menjadi 82,5, meningkat sebesar 23,3.

Implikasi

Implikasi dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) membantu

siswa yang lambat dalam memahami pelajaran IPA khususnya materi Sumber

Daya Alam. 2) memberikan pengaruh yang positif baik dalam pendidikan dan

sosial pada guru dan pada siswa. 3) merupakan cara praktis untuk membantu

siswa dalam pelajaran IPA khususnya materi Sumber Daya Alam.

Saran

Saran bagi Guru: pergunakan metode yang bervariasi dan sesuai dengan

memperhatikan materi dan kondisi siswa dan gunakan alat peraga yang mudah

diterapkan kepada siswa, sederhana tetapi dapat meningkatkan proses siswa.

Memotivasi siswa tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan. Mengajar dan

mendidik siswa secara professional. Saran bagi Kepala Sekolah: Berikan

dorongan dan motivasi kepada guru untuk selalu melakukan Penelitian Tindakan

Kelas. Lengkapi sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Jumitasari. 2009. Dunia pendidikan: sumber daya alam

http://sarijumitasari.blogspot.com/2012/06/ips-kelas-4-sd-semester-1.html

Singletary, JP. 2000. Sound Ecology "Strudent aplly problem based learning to

environmental question. The Science Teacher.

Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya

Page 26: Jiman

Masidjo, 2002. Penilaian Pencapaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta:

Kanisius.

Saptono, Sigit. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: UNNES

H.S. Barrows. 1982. A Taxonomy of Problem BasedLlearning Methods. Medical

Education.

Biodata Penulis:

Nama : Jiman, S.Pd

NIP : 19610123 198201 1 002

Unit Kerja : SD Negeri Cemani 02 UPTD Pendidikan Kecaamatan

Grogol Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah