jiman
TRANSCRIPT
PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI METODE PROBLEM BASED
LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS IVSD NEGERI CEMANI 02 SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
JimanSD Negeri Cemani 02 UPTD Pendidikan Kecaanatan Grogol Kabupaten Sukoharjo
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam melalui metode Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester II tahun pelajaran 2010/2011.
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Mei 2011. Subjek dalam penelitian adalah proses dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri atas 32 siswa yaitu 11 laki-laki dan 19 perempuan.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data, data kualitatif hasil pengamatan proses belajar dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriftif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester II tahun pelajaran 2010/2011. Proses belajar IPA materi Sumber Daya Alam dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek memahami (nilai rata-rata 3,1 menjadi 4,6, meningkat 1,5; persentase 62,5% menjadi 91,3%, naik 28,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), aspek menjelaskan (nilai rata-rata 3,3 menjadi 4,5, naik 1,2; prosentase 65% menjadi 89,4%, naik 22,4%; dari kategori baik menjadi amat baik); dan aspek mengumpulkan informasi (nilai rata-rata 3,6 menjadi 4,6, meningkat 1,0; persentase 71,3% menjadi 91,9%, naik 20,6%; dari kategori baik menjadi amat baik). Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 13 siswa (41%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 32 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 19 siswa (59%) dan nilai rata-rata kelas dari 59,2 menjadi 82,5, meningkat sebesar 23,3.
Kata Kunci : Proses dan hasil belajar IPA, metode Problem Based Learning (PBL)
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil pengalaman guru SD Negeri Cemani 02, bahwa
pembelajaran IPA masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat di dalam
buku, dan juga belum memanfaatkan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran
secara maksimal. Mengajak siswa berinteraksi langsung dengan lingkungan jarang
dilakukan. Guru masih mempertahankan urutan-urutan dalam buku tanpa
memperdulikan kesesuaian dengan lingkungan belajar siswa. Hal ini membuat
pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran
yang disampaikan. Maka pengajaran semacam ini cenderung menyebabkan
kebosanan kepada siswa. Berdasarkan kenyataan hasil ulangan IPA masih rendah
dari 32 siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II tahun pelajaran
2010/2011 ada 19 siswa (59%) yang dinyatakan belum tuntas, 13 siswa (41%)
dinyatakan belum tuntas, dengan nilai siswa terendah 45, nilai tertinggi 75 dan
nilai rata kelas 59,2.
Berdasarkan permasalahan di atas kemampuan awal siswa ini harus digali
agar siswa lebih belajar mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan
mengkaitkan dengan pelajaran baru. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah
menggunakan pendekatan pembelajaran yang lebih mendekatkan pada lingkungan
siswa. Konsep-konsep yang dikembangkan sebaiknya berhubungan dengan alam
sekitar agar menjadi konteks pembelajaran yang bermakna. Meskipun demikian
mengaitkan konteks lingkungan dalam kehidupan sehari-hari dengan isi materi
bukan pekerjaan yang mudah, karena perlu waktu dan proses yang panjang.
Namun kenyataannya guru cenderung mengikuti isi kurikulum dan anak belajar
secara verbal, keadaan semacam ini jauh dari konsep belajar bermakna.
Untuk mengatasi permasalahan di atas perlu adanya alternatif pemecahan
masalah yaitu dengan pendekatan pembelajaran berdasarkan masalah (Problem
Based Learning) selanjutnya disingkat dengan PBL, yang akan memberikan
motivasi siswa untuk melakukan pemecahan masalah pada masalah-masalah nyata
dalam kehidupan yang mereka hadapi serta merangsang siswa untuk
menghasilkan sebuah produk/karya (Singletary, 2000:76). Secara garis besar PBL
menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat
memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan inkuiri.
PBL berpusat kepada siswa mendorong inkuiri terbuka dan berpikir bebas yang
dikemukakan dalam bentuk laporan, karya yang akan dijadikan bahan evaluasi
sehingga membantu siswa untuk menjadi mandiri.
Berdasarkan paparan di atas, maka penelti perlu mengadakan penelitian
tindakan kelas berjudul: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar IPA Materi
Sumber Daya Alam melalui Metode Problem Based Learning (PBL) pada Siswa
Kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II Tahun Pelajaran 2010/2011”
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian : Apakah melalui metode Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam pada
siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II tahun pelajaran 2010/2011?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan proses
dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam melalui metode Problem Based
Learning (PBL) pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II tahun
pelajaran 2010/2011.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah: manfaat bagi siswa, membuat
siswa lebih tertarik dan antusias dalam belajar IPA karena adanya perubahan
pemikiran tentang pelajaran IPA yang sebelumnya merupakan hal yang kurang
disukai menjadi pelajaran yang disukai, dan belajar IPA itu tidak sulit bahkan
sangat menyenangkan. Manfaat bagi Guru, penelitian ini dapat membantu guru
memperbaiki pembelajaran mata pelajaran IPA, sebagai masukan untuk
meningkatkan minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran IPA dan dapat
meningkatkan rasa percaya diri guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran
IPA di Kelas IV SD.
Manfaat bagi sekolah dan pendidikan secara umum penelitian ini
memberikan sumbangan positif tentang metode pembelajaran IPA di Kelas IV
SD, menanggulangi kesulitan pembelajaran IPA di Kelas IV dan menciptakan
kerjasama yang kondusif antara peneliti dengan sekolah untuk kemajuan sekolah
dalam pelajaran IPA.
KAJIAN TEORI
Proses Belajar
Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang,
dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta
didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap
ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus
berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran.
Kualitas pembelajaran atau pembentukan kompetensi dapat dilihat dari
segi proses dan segi hasil. Segi proses, pembelajaran atau pembentukan
kompetensi dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-
tidaknya sebagian besar tujuh puluh lima persen peserta didik terlibat secara aktif,
di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang
besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses
pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif
pada diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar tujuh
puluh lima persen (Mulyasa. 2007:24).
Seorang guru melakukan pengukuran hasil menggunakan alat pengukur
yang disebut tes, sedangkan dalam penilaian proses ia menggunakan alat
pengukur yang disebut alat pengukur non tes, seperti observasi, wawancara
kuesioner, skala nilai, daftar cek, catatan anekdote, dan sebagainya (Masidjo,
2002: 2).
Sebagaimana yang diungkapkan oleh E.Mulyasa (2007: 65), bahwa tugas
guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus
menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of
learning) kepada seluruh peserta didik, untuk mampu melakukan proses
pembelajaran ini si guru harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya.
Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih
dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana
implikasinya dalam proses pembelajaran.
Hasil Belajar IPA
Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar
dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara
terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Sedangkan S. Nasution
berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang
belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan dan
penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil
yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran
yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar
dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui
apakah siswa telah menguasai materi atau belum. Penilaian merupakan upaya
sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan
untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan
peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Cullen, 2003 :33).
Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai
ulangan tengah semester (sub formatif) dan nilai ulangan semester (sumatif).
Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah
hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran IPA.
Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam satuan
bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal
yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan
dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali
dalam setiap semester. Tujuan ulangan harian untuk memperbaiki modul dan
program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai
bagi para peserta didik.
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Pembelajaran IPA di SD merupakan interaksi antara siswa dengan
lingkungan sekitanya. Hal ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu
mengutamakan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga
pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran tersebut. Guru berkewajiban untuk
meningkatkan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran
IPA. Tujuan ini tidak terlepas dari hakikat IPA sebagai produk, proses dan sikap
ilmiah. Oleh sebab itu, pembelajaran IPA perlu menerapkan prinsip-prinsip
pembelajaran yang tepat.
Asy’ari, Muslicah (2006:25) memaparkan beberapa prinsip pembelajaran
IPA di SD sebagai berikut. 1) Empat Pilar Pendidikan Global, yang meliputi
learning to know, learning to do, learning to be, learning to live together.
Learning to know, artinya dengan meningkatkan interaksi siswa dengan
lingkungan fisik dan sosialnya diharapkan siswa mampu membangun pemahaman
dan pengetahuan tentang alam sekitarnya. Learning to do, artinya pembelajaran
IPA tidak hanya menjadikan siswa sebagai pendengar melainkan siswa
diberdayakan agar mau dan mampu untuk memperkaya pengalaman belajarnya.
Learning to be, artinya dari hasil interaksi dengan lingkungan siswa diharapkan
dapat membangun rasa percaya diri yang pada akhirnya membentuk jati dirinya.
Learning to live together, artinya dengan adanya kesempatan berinteraksi dengan
berbagai individu akan membangun pemahaman sikap positif dan toleransi
terhadap kemajemukan dalam kehidupan bersama. 2) Prinsip Inkuiri, prinsip ini
perlu diterapkan dalam pembelajaran IPA karena pada dasarnya anak memiliki
rasa ingin tahu yang besar, sedang alam sekitar penuh dengan fakta atau fenomena
yang dapat merangsang siswa ingin tahu lebih banyak. Masnur Muslichah, dalam
Istiqomah, Lailatul (2009:32) berpendapat bahwa inquiri diawali dari pengamatan
terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan bermakna untuk menghasilkan
temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian, pengetahuan dan
ketrampilan yang diperolah siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta,
tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya. Beberapa komponen
inqiuri yang terdapat dalam pembelajaran antara lain: (a) pengetahuan dan
ketrampilan akan lebih lama diingat apabila siswa menemukan sendiri, (b)
informasi yang diperoleh siswa akan lebih mantap apabila diikuti dengan bukti-
bukti atau data yang ditemukan sendiri oleh siswa, dan (c) siklus inquiri adalah
observasi, bertanya, mengajukan dugaan, pengumpulan data dan penyimpulan. 3)
Prinsip Konstruktivisme. Dalam pembelajaran IPA sebaiknya guru dalam
mengajar tidak memindahkan pengetahuan kepada siswa. Melainkan perlu
dibangun oleh siswa dengan cara mengkaitkan pengetahuan awal yang mereka
miliki dengan struktur kognitifnya. 4) Prinsip Salingtemas (sains, lingkungan,
teknologi, masyarakat). IPA memiliki prinsip-prinsip yang dibutuhkan untuk
pengembangan teknologi. Sedang perkembangan teknologi akan memacu
penemuan prinsip-prinsip IPA yang baru. 5) Prinsip pemecahan masalah. Pada
dasarnya dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhadapan dengan berbagai
macam masalah. Disisi lain, salah satu alat ukur kecerdasan siswa banyak
ditentukan oleh kemampuannya memecahkan masalah. Oleh karena itu,
pembelajaran IPA perlu menerapkan prinsip ini agar siswa terlatih untuk
menyelesaikan suatu masalah. 6) Prinsip pembelajaran bermuatan nilai.
Masyarakat dan lingkungan sekitar memiliki nilai-nilai yang terpelihara dan perlu
dihargai. Oleh karena itu, pembelajaran IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar
tidak berdampak buruk terhadap lingkungan atau kontradiksi dengan nilai-nilai
yang diperjuangkan masyarakat sekitar. 7) Prinsip Pakem (pembelajaran aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan). Prinsip ini pada dasarnya merupakan prinsip
pembelajaran yang berorientasi pada siswa aktif untuk melakukan kegiatan baik
aktif berfikir maupun kegiatan yang bersifat motorik. Ketujuh prinsip itu perlu
dikembangkan dalam pembelajaran IPA yang kontekstual di SD. Hal ini bertujuan
agar pembelajaran IPA lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa, sehingga
hasil belajar yang diperoleh siswa maksimal.
Materi Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam berupa benda mati atau
makhluk hidup yang berada di bumi. Sumber daya alam dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia. (Jumitasari, 2009:1)
SDA yang dapat diperbarui ialah kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan
terus-menerus karena dapat tersedia kembali. SDA itu tersedia kembali karena
siklus alam maupun karena perkembangbiakan. Contoh: tanah, hutan, hewan, air,
dan udara. Tanah adalah tempat kita semua berpijak. Kita dan makhluk - makhluk
hidup lainnya tinggal di atas tanah. Ada banyak sekali jenis tanah. Jenis-jenis
tanah itu antara lain tanah vulkanik, tanah humus, dan tanah gambut.
Salah satu ciri hutan adalah banyak pepohonan dan banyak binatang yang
berkeliaran. Hutan sangat berguna bagi manusia. Apa saja kegunaan hutan bagi
manusia? Kegunaan hutan antara lain untuk menahan erosi, menyimpan air,
menyediakan kayu untuk bahan-bahan bangunan, dan sebagai paru-paru
lingkungan. Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat rusak. Hutan dapat
rusak dan musnah jika tidak dilestarikan. Apa saja yang membuat hutan rusak dan
gundul? Penyebab kerusakan hutan antara lain: 1) penebangan hutan secara liar,
2) kebakaran hutan yang terjadi pada musim kemarau, 3) pembakaran hutan untuk
membuat ladang.
Ada hewan atau binatang liar dan hewan peliharaan. Contoh binatang liar
antara lain gajah, harimau, buaya, rusa, beruang, dan kancil. Contoh hewan ternak
antara lain sapi, kambing, ayam, itik, kelinci, dan kerbau. Hewan termasuk
sumber daya alam yang dapat diperbarui. Binatang liar bisa berkembang biak
sendiri. Ada juga hewan-hewan langka yang sengaja ditangkarkan.
Semua makhluk hidup memerlukan air. Begitu juga kita, manusia.
Manusia menggunakan air untuk diminum, mandi, mencuci, dan memasak. Kita
dapat memperoleh air bersih dari sumur, mata air, air hujan, dan air dari PAM.
PAM singkatan dari Perusahaan Air Minum.
Selain untuk keperluan sehari-hari, masih banyak kegunaan air. Antara
lain untuk mengairi sawah, memelihara ikan, sarana transportasi, dan pembangkit
listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Air sering disingkat PLTA.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui ialah sumber daya alam
yang dapat habis. Contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah
bahan tambang. Jika bahan tambang yang tersedia habis, kita tidak bisa
memproduksinya lagi. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui ialah
sumber daya alam yang dapat habis. Contoh sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui adalah bahan tambang. Jika bahan tambang yang tersedia habis, kita
tidak bisa memproduksinya lagi.
Barang tambang logam, antara lain besi, emas, perak, timah, tembaga,
bauksit, nikel, dan mangan. Barang-barang tambang bukan logam, antara lain
minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Mineral termasuk barang tambang bukan
logam. Di antaranya batu kapur, yodium, kalsit, asbes, dan belerang.
Sumber daya alam harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Dengan demikian,
sumber daya alam tersebut dapat terus kita nikmati. Sumber daya alam yang ada
di Indonesia bermanfaat untuk pemenuhan hidup masyarakat. Pemanfaatan
sumber daya alam antara kota dan desa berbeda-beda. Pada daerah perkotaan
sumber daya alam diolah secara modern. Lain halnya dengan daerah pedesaan
yang masih tradisional. Selain itu, kebutuhan sumber daya alam di perkotaan lebih
besar dibandingkan di pedesaan. Namun, sumber daya alam yang dimanfaatkan
tersebut digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Apabila hanya dimanfaatkan saja, kekayaan alam akan makin berkurang.
Akhirnya, akan habis sama sekali. Apabila hal itu terjadi, maka makhluk hidup
akan menderita. Terutama manusia yang paling banyak memanfaatkan sumber
daya alam. Kemiskinan akan terjadi. Mungkin pula akan timbul kelaparan. Supaya
tidak lekas habis, perlu upaya pelestarian. Kekayaan alam harus dilestarikan agar
dapat dimanfaatkan terus-menerus. Untuk itu, manusia wajib selalu berusaha
melestarikan alam.
Cara melestarikan kekayaan alam adalah sebagai berikut : 1) Sumber
daya alam tidak dapat diperbarui harus digunakan secara hemat. Agar sumber
daya alam tersebut dapat terus dinikmati. Selain itu, sumber daya alam yang dapat
diperbarui pemanfaatannya juga harus bijaksana. 2) Mencari bahan pengganti
untuk sumber daya alam yang mudah habis. 3) Upaya perlindungan dilakukan
dengan membuat suaka margasatwa dan cagar alam. Suaka margasatwa adalah
perlindungan terhadap hewan. Khususnya pada hewan langka agar tidak punah.
Cagar alam adalah perlindungan terhadap hutan atau tumbuh-tumbuhan.
4) Penanaman pohon kembali (reboisasi). 5) Pembuatan terasering untuk
mencegah erosi. Selain itu, kesuburan tanah tetap terjaga. 6) Mengolah limbah
agar aman sebelum dibuang. Dengan demikian, limbah tidak akan merusak
lingkungan. 7) Tidak menangkap ikan menggunakan bahan peledak, racun, bahan
kimia, dan pukat harimau. 8) Tidak menebang hutan secara sembarangan.
Metode Problem Based Learning (PBL)
Boud dan Felleti (1991, dalam Saptono, 2003) menyatakan bahwa
“Problem Based Learning is a way of constructing and teaching course using
problem as a stimulus and focus on student activity”. H.S. Barrows (1982:88)
menyatakan bahwa PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan
pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk
mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru. Dengan demikian,
masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar anak didik dapat belajar sesuatu
yang dapat menyokong keilmuannya.
PBL adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan
masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini mahasiswa dirangsang untuk
mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah
mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini
akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan
kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL.
Tidak selamanya proses belajar dengan metode PBL berjalan dengan
lancar. Ada beberapa hambatan yang dapat muncul. Yang paling sering terjadi
adalah kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta
didik dan pengajar masih terbawa kebiasaan metode konvensional, pemberian
materi terjadi secara satu arah. Faktor penghambat lain adalah kurangnya waktu.
Proses PBL terkadang membutuhkan waktu yang lebih banyak. Peserta didik
terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi persoalan yang diberikan.
Sementara, waktu pelaksanaan PBL harus disesuaikan dengan beban kurikulum.
Dengan menggunakan pendekatan PBL ini, siswa akan bekerja secara
kooperatif dalam kumpulan untuk menyelesaikan masalah sebenarnya dan yang
paling penting membina kemahiran untuk menjadi siswa yang belajar secara
sendiri (Hamizer, dkk, 2003:109).
Siswa akan membina kemampuan berpikir secara kritis secara kontinu
berkaitan dengan ide yang dihasilkan serta yang akan dilakukan. Dalam
melaksanakan proses pembelajaran PBL ini, Bridges (1992:54) dan Charlin
(1998:281) telah menggariskan beberapa ciri-ciri utama seperti berikut. 1)
Pembelajaran berpusat dengan masalah. 2) Masalah yang digunakan merupakan
masalah dunia sebenarnya yang mungkin akan dihadapi oleh siswa dalam kerja
profesional mereka di masa depan. 3) Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh
siswa saat proses pembelajaran disusun berdasarkan masalah. 4) Para siswa
bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri. 5) Siswa aktif
dengan proses bersama. 6) Pengetahuan menyokong pengetahuan yang baru. 7)
Pengetahuan diperoleh dalam konteks yang bermakna. 8) Siswa berpeluang untuk
meningkatkan serta mengorganisasikan pengetahuan. 9) Kebanyakan
pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok kecil.
Berikut langkah-langkah PBL. Guru memulai sesi awal PBL dengan
presentasi permasalahan yang akan dihadapi oleh siswa. Siswa terstimulus untuk
berusaha menyelesaikan permasalahan di lapangan. Siswa mengorganisasikan apa
yang telah mereka pahami tentang permasalahan dan mencoba mengidentifikasi
hal-hal terkait. Siswa berdiskusi dengan mengajukan pertanyaan tentang hal-hal
yang tidak mereka pahami. Guru mendampingi siswa untuk fokus terhadap
pertanyaan yang dianggap penting. Setelah periode self-study, sesi kedua
dilakukan. Pada awal sesi ini siswa diharapkan dapat membagi pengetahuan baru
yang mereka peroleh. Siswa menguji validitas dari pendekatan awal dan
menyaringnya. Siswa berlatih mentransfer pengetahuan dalam konteks nyata
melalui pelaporan di kelas.
PBL berbeda dengan metode konvensional. Metode konvensional berupa
ceramah yang memusatkan perhatian siswa sepenuhnya kepada guru sehingga
yang aktif di sini hanya guru, sedangkan siswa hanya tunduk mendengarkan
penjelasan yang dipaparkan. Partisipasi siswa rendah karena hanya diberi
kebebasan untuk bertanya mengenai materi yang telah dijelaskan oleh guru
sehingga metode konvensional masih kurang menggugah daya pemikiran siswa.
Sedangkan, metode PBL adalah metode pembelajaran yang berbasis kepada
partisipasi para siswa. Pada jam pertama pembelajaran, metode yang diterapkan
adalah diskusi. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang ditunjuk secara
acak. Pertanyaan yang diajukan bersifat menggali pendapat dan mengembangkan
kemampuan analisis siswa. Kemudian, pada satu jam terakhir, guru memberikan
rangkuman dan inti dari diskusi pada hari itu disertai dengan inti dari konteks
materi dihubungkan dengan implementasi di lapangan.
Kerangka Berpikir
Kondisi awal guru belum menggunakan metode Problem Based Learning
(PBL) dalam pembelajaran IPA materi Sumber Daya Alam, maka proses dan hasil
belajar IPA masih rendah.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil belajar IPA perlu
adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan metode
Problem Based Learning (PBL). Siklus I menggunakan metode metode Problem
Based Learning (PBL) secara individu dan siklus II menggunakan metode
Problem Based Learning (PBL) secara berkelompok. Dengan tindakan yang
berbeda dari siklus I ke siklus II diharap proses dan hasil belajar IPA meningkat.
Kondisi akhir diduga dengan menggunakan metode Problem Based
Learning (PBL) dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA materi Sumber
Daya Alam pada siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II tahun pelajaran
2010/2011.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: metode Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA materi Sumber Daya Alam pada
siswa kelas IV SD Negeri Cemani 02 semester II tahun pelajaran 2010/2011.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan April 2011 sampai
dengan bulan Juni 2011. Penelitian dilaksanakan di Kelas IV SD Negeri Cemani
02, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Propinsi Jawa Tengah.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah proses dan hasil belajar IPA materi sumber daya
alam. iswa kelas IV SD Negeri Cemani 02, dengan jumlah siswa 32 orang yang
terdiri dari 11 laki-laki dan 19 perempuan.
Sumber Data
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang
berasal dari subjek penelitian (primer) dan dari bukan subjek (skunder).
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa teknik tes, dan teknik
non tes. Sedangkan alat Pengumpulan Data meliputi dokumen, tes dan
pengamatan. Dokumen digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
kondisi awal siswa yaitu berupa daftar nilai/laporan penilaian, pengolahan dan
analisis hasil belajar siswa. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil
belajar siswa yang berupa butir soal. Pengamatan menggunakan lembar penilaian
yaitu untuk mengetahui proses siswa dalam: 1) Memahami hubungan antara
sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat, 2) Menjelaskan
dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan, 3)
Mengumpulkan informasi tentang dampak pengambilan sumber daya alam tanpa
ada usaha pelestarian terhadap lingkungan.
Validitas dan Analisis Data
Untuk memperoleh data yang valid mengenai proses dan hasil belajar IPA
materi Sumber Daya Alam pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester
II tahun pelajaran 2010/2011 yaitu: 1) proses belajar (observasi) divalidasi melalui
trianggulasi sumber, yaitu data yang berasal dari siswa, guru dan rekan
kolaborator yang merupakan data kualitatif dianalisis menggunakan analisis
diskriptif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan
proses kondisi awal, siklus I dan siklus II. 2) hasil belajar yang berupa nilai test
yang divalidasi adalah instrumen test yang berupa butir soal dengan content
validity diperlukan kisi-kisi soal. Data yang berupa angka (data kuantitatif)
dianalisis menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes
kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setalah siklus II, kemudian
direfleksi.
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4
tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan/observasi dan
refleksi.
Indikator Keberhasilan
Peningkatan proses indikatornya adalah adanya peningkatan proses dari
kurang aktif menjadi aktif. Peningkatan hasil belajar IPA materi Sumber Daya
Alam indikatornya adalah nilai ulangan harian yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) 65.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA sebelum diadakan penelitian
dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 1
Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
No Uraian Nilai Ulangan Harian
1 Nilai terendah 45
2 Nilai tertinggi 75
3 Nilai rerata 59,2
4 Rentang nilai 30
Gambar 1
Grafik Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal
Gambar 2
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil nilai ulangan
harian IPA sebelum diadakan penelitian pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani
02 tahun pelajaran 2010/2011 ada 19 siswa (59%) yang dinyatakan belum tuntas,
13 siswa (41%) dinyatakan belum tuntas, dengan nilai siswa terendah 45, nilai
tertinggi 75 dan nilai rata kelas 59,2.
Deskripsi Siklus I
Siklus I menggunakan metode metode Problem Based Learning (PBL)
tanpa bimbingan guru. Pembelajaran dilaksanakan dengan buku siswa dan sumber
bacaan siswa selama 2x35 menit (2x pertemuan), dengan standar kompetensi:
Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi,
dan masyarakat. Kompetensi dasar: Menjelaskan dampak pengambilan bahan
alam terhadap pelestarian lingkungan sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Materi yang disampaikan pada siklus I ini adalah materi
Sumber Daya Alam.
Hasil observasi tentang proses belajar siswa pada materi Sumber Daya
Alam Siklus I dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 2
Nilai Proses Belajar Siklus I
No Aspek-aspekJumlah
SkorRata-rata
PersentaseKategori
1
Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat
100 3,1 62,5 baik
2
Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan
104 3,3 65,0 baik
3
Mengumpulkan informasi tentang dampak pengambilan sumber daya alam tanpa ada usaha pelestarian terhadap lingkungan
114 3,6 71,3 baik
Gambar 3
Grafik Proses Belajar Siklus I
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil pengamatan
proses belajar IPA materi Sumber Daya Alam siklus I pada siswa Kelas IV SD
Negeri Cemani 02 Semester II tahun pelajaran 2010/2011, yang meliputi aspek 1)
Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi,
dan masyarakat, 2) Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap
pelestarian lingkungan, 3) Mengumpulkan informasi tentang dampak
pengambilan sumber daya alam tanpa ada usaha pelestarian terhadap lingkungan
diperoleh skor rata-rata proses kategori baik.
Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel dan gambar
grafik berikut.
Tabel 3
Nilai Ulangan Harian Siklus I
No Uraian Nilai Ulangan Harian
1 Nilai terendah 50
2 Nilai tertinggi 90
3 Nilai rerata 71,4
4 Rentang nilai 40
Gambar 4
Grafik Nilai Ulangan Harian Siklus I
Gambar 5
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Siklus I
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil nilai ulangan
harian IPA materi Sumber Daya Alam siklus I pada siswa Kelas IV SD Negeri
Cemani 02 tahun pelajaran 2010/2011 masih ada 4 siswa (13%) yang dinyatakan
belum tuntas, dengan nilai siswa terendah 50, nilai tertinggi 90 dan nilai rata kelas
71,4.
Deskripsi Siklus II
Siklus II merupakan revisi dari siklus I. Perencanaan tindakan yang telah
disusun oleh peneliti bersama rekan kolaborator adalah dengan menggunakan
metode Problem Based Learning (PBL) dengan bimbingan guru. Pembelajaran
dilaksanakan dengan buku siswa dan sumber bacaan siswa selama 2x35 menit (2x
pertemuan), dengan standar kompetensi: Memahami hubungan antara sumber
daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Kompetensi dasar:
Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Materi yang disampaikan
pada siklus II ini adalah materi Sumber Daya Alam yang merupakan lanjutan dari
materi yang telah dibahas di siklus sebelumnya.
Hasil observasi tentang proses belajar siswa pada materi Sumber Daya
Alam Siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar grafik berikut.
Tabel 4
Nilai Proses Belajar Siklus II
No Aspek-aspekJumlah Skor
Rata-rata
PersentaseKategori
1
Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat
146 4,6 91,3 Amat baik
2
Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan
143 4,5 89,4 Amat baik
3 Mengumpulkan informasi tentang dampak pengambilan sumber daya alam tanpa ada usaha
147 4,6 91,9 Amat baik
pelestarian terhadap lingkungan
Gambar 6
Grafik Proses Belajar Siklus II
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil pengamatan
proses belajar IPA materi Sumber Daya Alam siklus II pada siswa kelas VI SD
Negeri Cemani 02 tahun pelajaran 2010/2011, yang meliputi aspek aspek 1)
Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi,
dan masyarakat, 2) Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap
pelestarian lingkungan, 3) Mengumpulkan informasi tentang dampak
pengambilan sumber daya alam tanpa ada usaha pelestarian terhadap lingkungan
diperoleh skor rata-rata proses dalam kategori amat baik.
Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel dan gambar
grafik berikut.
Tabel 5
Nilai Ulangan Harian Siklus II
No Uraian Nilai Ulangan Harian
1 Nilai terendah 65
2 Nilai tertinggi 100
3 Nilai rerata 82,5
4 Rentang nilai 35
Gambar 7
Grafik Nilai Ulangan Harian Siklus II
Gambar 8
Grafik Nilai Ketuntasan Belajar Siklus II
Berdasarkan Tabel dan Gambar grafik diatas tentang hasil nilai ulangan
harian IPA materi Sumber Daya Alam siklus II pada siswa Kelas IV SD Negeri
Cemani 02 tahun pelajaran 2010/2011 Semua siswa yang berjumlah 32 anak
(100%) dinyatakan tuntas, dengan nilai siswa terendah 65, nilai tertinggi 100 dan
nilai rata kelas 82,5.
Pembahasan
Hasil pembahasan dalam penelitian ini ada 3 hal, meliputi tindakan, proses
belajar, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi Sumber Daya
Alam.
Tabel 6
Tindakan per Siklus
No Kondisi Awal Siklus I Siklus II
1 Belum
menggunakan
metode Problem
Based Learning
(PBL)
Menggunakan
metode Problem
Based Learning
(PBL) tanpa
bimbingan guru
Menggunakan
metode Problem
Based Learning
(PBL) dengan
bimbingan guru.
Tabel di atas menunjukkan bahwa pada kondisi awal, pelaksanaan
pembelajaran IPA pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester II tahun
pelajaran 2010/2011 belum menggunakan metode Problem Based Learning
(PBL). Pada siklus I menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) tanpa
bimbingan guru. Dilanjutkan siklus II menggunakan metode Problem Based
Learning (PBL) dengan bimbingan guru. Hal tersebut dimaksudkan untuk
mengkombinasikan penggunaan metode agar siswa lebih paham.
Tabel 7
Proses Belajar Siswa per Siklus
No Kondisi Awal
Siklus I Siklus II Refleksi
1 Siswa:Proses dan semangat siswa mengikuti pembelajaran IPA masih kurang.
Memahami:Nilai rata-rata: 3,1Persentase: 62,5%Kategori: baik
Menjelaskan:Nilai rata-rata 3,3Persentase: 65,0%Kategori: baik
Mengumpulkan informasi:Nilai rata-rata 3,6Persentase: 71,3%Kategori: baik
Memahami:Nilai rata-rata: 4,6Persentase: 91,3%Kategori: amat baik
Menjelaskan:Nilai rata-rata 4,5Persentase: 89,4%Kategori: amat baik
Mengumpulkan informasi:Nilai rata-rata 4,6Persentase: 91,9%Kategori:amat baik
Proses belajar IPA materi Sumber Daya Alam dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek memahami (nilai rata-rata 3,1 menjadi 4,6, meningkat 1,5; persentase 62,5% menjadi 91,3%, naik 28,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), aspek menjelaskan (nilai rata-rata 3,3 menjadi 4,5, naik 1,2; prosentase 65% menjadi 89,4%, naik 22,4%; dari kategori baik menjadi amat baik); dan aspek mengumpulkan informasi (nilai rata-rata 3,6 menjadi 4,6, meningkat 1,0; persentase 71,3% menjadi 91,9%, naik 20,6%; dari kategori baik menjadi amat baik).
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari kondisi awal ke kondisi akhir
terdapat peningkatan tentang proses belajar. Proses belajar IPA materi Sumber
Daya Alam dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan: aspek memahami (nilai
rata-rata 3,1 menjadi 4,6, meningkat 1,5; persentase 62,5% menjadi 91,3%, naik
28,8%; dari kategori baik menjadi amat baik), aspek menjelaskan (nilai rata-rata
3,3 menjadi 4,5, naik 1,2; prosentase 65% menjadi 89,4%, naik 22,4%; dari
kategori baik menjadi amat baik); dan aspek mengumpulkan informasi (nilai rata-
rata 3,6 menjadi 4,6, meningkat 1,0; persentase 71,3% menjadi 91,9%, naik
20,6%; dari kategori baik menjadi amat baik).
Tabel 8
Hasil Belajar Siswa per Siklus
No Kondisi Awal
Siklus I Siklus II Refleksi
1 Ulangan harian pada kondisi awal diperoleh nilai belum tuntas sebanyak 19 siswa (59%) dan yang tuntas sebanyak 13 siswa (41%). Nilai rata-rata kelas: 59,2
Ulangan harian pada siklus I diperoleh nilai belum tuntas sebanyak 4 siswa (13%) dan yang tuntas sebanyak 28 siswa (87%). Nilai rata-rata kelas: 71,4
Ulangan harian pada siklus II diperoleh nilai belum tuntas sebanyak 0 siswa (0%) dan yang tuntas sebanyak 32 siswa (100%) Nilai rata-rata kelas: 82,5
Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 13 siswa (41%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 32 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 19 siswa (59%) dan nilai rata-rata kelas dari 59,2 menjadi 82,5, meningkat sebesar 23,3.
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dari kondisi awal ke
siklus II mengalami peningkatan, yaitu dari 13 siswa (41%) yang mendapat nilai
tuntas menjadi 32 siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 19 siswa (59%)
dan nilai rata-rata kelas dari 59,2 menjadi 82,5, meningkat sebesar 23,3.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui metode
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan proses belajar IPA materi
Sumber Daya Alam pada siswa Kelas IV SD Negeri Cemani 02 Semester II tahun
pelajaran 2010/2011. Proses belajar IPA materi Sumber Daya Alam dari siklus I
ke siklus II terdapat peningkatan: aspek memahami (nilai rata-rata 3,1 menjadi
4,6, meningkat 1,5; persentase 62,5% menjadi 91,3%, naik 28,8%; dari kategori
baik menjadi amat baik), aspek menjelaskan (nilai rata-rata 3,3 menjadi 4,5, naik
1,2; prosentase 65% menjadi 89,4%, naik 22,4%; dari kategori baik menjadi amat
baik); dan aspek mengumpulkan informasi (nilai rata-rata 3,6 menjadi 4,6,
meningkat 1,0; persentase 71,3% menjadi 91,9%, naik 20,6%; dari kategori baik
menjadi amat baik). Hasil belajar siswa dari kondisi awal ke siklus II mengalami
peningkatan, yaitu dari 13 siswa (41%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 32
siswa (100%). Terjadi peningkatan sebanyak 19 siswa (59%) dan nilai rata-rata
kelas dari 59,2 menjadi 82,5, meningkat sebesar 23,3.
Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) membantu
siswa yang lambat dalam memahami pelajaran IPA khususnya materi Sumber
Daya Alam. 2) memberikan pengaruh yang positif baik dalam pendidikan dan
sosial pada guru dan pada siswa. 3) merupakan cara praktis untuk membantu
siswa dalam pelajaran IPA khususnya materi Sumber Daya Alam.
Saran
Saran bagi Guru: pergunakan metode yang bervariasi dan sesuai dengan
memperhatikan materi dan kondisi siswa dan gunakan alat peraga yang mudah
diterapkan kepada siswa, sederhana tetapi dapat meningkatkan proses siswa.
Memotivasi siswa tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan. Mengajar dan
mendidik siswa secara professional. Saran bagi Kepala Sekolah: Berikan
dorongan dan motivasi kepada guru untuk selalu melakukan Penelitian Tindakan
Kelas. Lengkapi sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Jumitasari. 2009. Dunia pendidikan: sumber daya alam
http://sarijumitasari.blogspot.com/2012/06/ips-kelas-4-sd-semester-1.html
Singletary, JP. 2000. Sound Ecology "Strudent aplly problem based learning to
environmental question. The Science Teacher.
Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya
Masidjo, 2002. Penilaian Pencapaian Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta:
Kanisius.
Saptono, Sigit. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang: UNNES
H.S. Barrows. 1982. A Taxonomy of Problem BasedLlearning Methods. Medical
Education.
Biodata Penulis:
Nama : Jiman, S.Pd
NIP : 19610123 198201 1 002
Unit Kerja : SD Negeri Cemani 02 UPTD Pendidikan Kecaamatan
Grogol Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah