jfp muda_hubungan pusat dan daerah_edisi 2008

29
HUBUNGAN PUSAT – DAERAH HUBUNGAN PUSAT – DAERAH DAN ANTAR DAERAH DAN ANTAR DAERAH LUTFI ATMANSYAH, DRS, MA. LUTFI ATMANSYAH, DRS, MA. PENGANTAR DISKUSI

Upload: vanny-resi

Post on 18-Dec-2015

232 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

HUBUNGAN

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN PUSAT DAERAH DAN ANTAR DAERAHLUTFI ATMANSYAH, DRS, MA.PENGANTAR DISKUSI

  • POKOK BAHASANKONSEPSI OTONOMI DAERAHKONSEPSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHANKONSEPSI HUBUNGAN PUSAT DAERAHKENDALA DAN FRIKSI DALAM HUBUNGAN PUSAT - DAERAH

  • ADA APA DENGAN HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH ?

  • KONFLIK PUSAT DAERAHKetimpangan struktur ekonomi yang mencolok antara jawa dan luar jawaSentralisasi politikKorupsi birokrasiEksploitasi SDARepresi dan pelanggaran HAMPenyeragaman politik hingga budaya

  • UNSUR-UNSUR OTONOMI DAERAH FORMAT BARUOtonomi Daerah sebagai bagian instrumen demokratisasi.Otonomi Daerah dalam rangka devolution of powerOtonomi Daerah sebagai "otonomi masyarakat"Otonomi Daerah sebagai "kontrak" pusat dan daerah.Otonomi Daerah harus fleksibel/kondisional.Perlunya institusionalisasi pemberdayaan masyarakat lokal.Perlunya perluasan sumber PAD, hak pengelolaan SDA dan pajak.

  • KONSTRUKSI BANGUNAN OTONOMI DAERAH DALAM NKRI TERDIRI ATAS 8 (DELAPAN) PILAR UTAMA adanya kewenangan untuk mengelola urusan pemerintahan yang diserahkan (merupakan inti otonomi daerah) yang menjadi dasar daerah otonom untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya, adanya kelembagaan yang merupakan pewadahan tugas dan wewenang, adanya SDM aparatur yang menjalankan urusan rumah tangga daerah, adanya manajemen pelayanan publik yang baik, sehingga daerah mampu menyediakan pelayanan publik secara efektif dan efisien, adanya sumber keuangan untuk membiayai pelaksanaan otonomi daerah, adanya lembaga legislatif yang merupakan perwujudan dari wakil-wakil rakyat, adanya masyarakat dan wilayah kerja dengan batas-batas tertentu, adanya pembinaan dan pengawasan dari kementerian/departemen teknis

  • KEHADIRAN PEMERINTAHAN DAERAH MENDORONG DEMOKRASI MELALUI:Tambahan kesempatan bagi masyarakat untuk memberikan suaranya, melalui pemilihan-pemilihan lokal.Memberikan hak yang luas bagi warganya untuk berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan pemerintahan termasuk kegiatan dalam kelompok penekan.Politisi lokal memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada pemilihannya ketimbang para pejabat atau politisi di pusat.Merupakan latihan atau sekolah untuk membangun sistem yang demokratis.Pemerintah Daerah sebagai wakil komunitas sub nasional dalam lingkungan daerah tertentu, bisa mendorong terwujudnya negara bangsa.Memperluas pemahaman individu kearah pemahaman konsep kebangsaan yang lebih luas, sehingga misalnya tidak menganggap bahwa pemungutan suara sekedar cermin kepentingan pribadi tetapi juga untuk kepentingan bangsa/nasional.Masyarakat lokal didorong untuk menyelesaikan sendiri konflik-konflik yang terjadi secara internal, tanpa campur tangan Pusat sehingga bisa meningkatkan stabilitas nasional.Memungkinkan timbulnya kebijaksanaan-kebijaksanaan inovatif dan alternatif. Kesalahan yang ditimbulkan oleh kebijaksanaan Daerah jauh lebih kecil akibatnya ketimbang akibat keputusan pemerintah Pusat

  • Urusan PemerintahanKonsep urusan pemerintahan menunjukan dua indikator penting, yaitu fungsi atau aktivitas dan asal urusan pemerintahan tersebut. Urusan pemerintahan yang didistribusikan hanya berasal dari Presiden dan tidak berasal dari Lembaga Negara lainnya. Oleh karena itu, dalam konteks ini muncul berbagai urusan pemerintahan seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan lain-lain. Dalam hal ini tidak lazim untuk menyebut urusan konstitusi. legislasi dan yudikasi dalam tataran otonomi daerah.

  • PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHANPemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah.Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:politik luar negeri;pertahanan;keamanan;yustisi;moneter dan fiskal nasional; danAgama.

  • Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi urusannya, Pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa.Dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di luar urusan pemerintahan, Pemerintah dapat: menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan;melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah; ataumenugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan.URUSAN PEMERINTAHAN

  • URUSAN PEMERINTAHANPenyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan.

    kriteria eksternalitas adalah penyelenggara suatu urusan pemerintahan ditentukan berdasarkan luas, besaran, dan jangkauan dampak yang timbul akibat penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan.

    kriteria akuntabilitas adalah penanggungjawab penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan ditentukan berdasarkan kedekatannya dengan luas, besaran, dan jangkauan dampak yang ditimbulkan oleh penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan.

    kriteria efisiensi adalah penyelenggara suatu urusan pemerintahan ditentukan berdasarkan perbandingan tingkat daya guna yang paling tinggi yang dapat diperoleh.

  • Penyelenggaraan urusan pemerintahan merupakan pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota atau antarpemerintahan daerah yang saling terkait, tergantung, dan sinergis sebagai satu sistem pemerintahan.Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kriteria tertentu terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. URUSAN PEMERINTAHAN

  • urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara antara lain:perlindungan hak konstitusional;perlindungan kepentingan nasional, kesejahteraan masyarakat, ketentraman dan ketertiban umum dalam kerangka menjaga keutuhan NKRI; danpemenuhan komitmen nasional yang berhubungan dengan perjanjian dan konvensi internasional.

    urusan pilihan adalah urusan yang secara nyata ada di Daerah dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi unggulan daerah.URUSAN PEMERINTAHAN

  • Dalam organisasi negara bangsa selalu terdapat sejumlah urusan pemerintahan yang sepenuhnya diselenggarakan secara sentralisasi beserta penghalusannya dekonsentrasi. Tetapi tidak pernah terdapat suatu urusan pemerintahan apapun yang diselenggarakan sepenuhnya secara desentralisasi. Urusan pemerintahan yang menyangkut kepentingan dan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara lazimnya diselenggarakan secara sentralisasi dan dekonsentrasi. Urusan pemerintahan yang mengandung dan menyangkut kepentingan masyarakat setempat (lokalitas) diselenggarakan secara desentralisasi.URUSAN PEMERINTAHAN

  • Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur disertai dengan pendanaan sesuai dengan urusan yang didekonsentrasikan. URUSAN PEMERINTAHAN

  • Hubungan Pusat dan Daerah di Era ReformasiKewenangan Pemerintah Pusatmemegang kewenangan di bidang : keuangan dan moneter, luar negeri, peradilan, pertahanan dan keamanan, agama dan kewenangan bidang lain.Kewenangan bidang lain, meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi dan standarisasi nasional

  • Hubungan Pusat dan Daerah di Era Reformasi1. Pertanian2. Kelautan3. Pertambangan dan Energi4. Kehutanan dan Perkebunan5. Perindustrian dan Perdagangan6. Perkoperasian7. Penanaman Modal8. Kepariwisataan9. Ketenagakerjaan10. Kesehatan11. Pendidikan Nasional12. Sosial13. Penataan Ruang14. Pertanahan15. Pemukiman16. Pekerjaan Umum17. Perhubungan18. Lingkungan Hidup19. Politik Dalam Negeri dan Administrasi Publik20. Pengembangan Otonomi Daerah 21. Perimbangan Keuangan22. Kependudukan23. Olah Raga24. Hukum dan Perundang-undangan25. Penerangan.

    Kewenangan Pemerintah Provinsi, dalam bidang:Contd

  • Hubungan Pusat dan Daerah di Era ReformasiKewenangan Pemerintah Kab./KotaAdapun kewenangan Kabupaten dan Kota pada dasarnya sama dengan kewenangan yang dimiliki oleh Pemerintah Propinsi Kab/Kota diwajibkan melaksanakan sedikitnya 11 bidang kewenangan :1. Pekerjaan Umum2. Kesehatan3. Pendidikan dan Kebudayaan4. Pertanian5. Perhubungan6. Perindustrian dan Perdagangan7. Penanaman Modal8. Lingkungan Hidup9. Pertanahan10. Koperasi11. Tenaga Kerja.Contd

  • ASAS-ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DAERAHSentralisasiDesentralisasiDekonsentrasiMedebewindVrijbestuur

  • SENTRALISASIAsas pemerintahan yang terpusatTidak dikenal adanya penyetahan wewenang kepada bagian-2 (daerah/wilayah) dalam menyelenggarakan urusan pemerintahanSegala kewenangan berada di Pemerintah Pusat, jika pun ada kewenangan di daerah, itu hanya melaksanakan kehendak atau kebijakan Pemerintah Pusat

  • DESENTRALISASI Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat (disebut Pemerintah) kepada daerah otonom dalam kerangka negara kesatuan.Asas pembagian wilayah negara menjadi daerah besar atau daerah kecil yang berhak mengatur urusan pemerintahan sendiri.Penyerahan wewenang di bidang tertentu secara vertikal dari institusi/ lembaga/ pejabat yang lebih tinggi kepada institusi/ lembaga/ pejabat bawahannya sehingga yang diserahi atau dilimpahi wewenang tertentu itu berhak bertindak atas nama sendiri dalam urusan tersebut.Manifestasi bentuk susunan organisasi negara yang terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintah yang leboi rendah serta dibentuk baik berdasarlan aspek teritorial maupun fungsi-2 pemerintahan tertentu.

  • JENIS DESENTRALISASIDesentralisasi teritorial adalah penyerahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (otonom) dan batas pengaturan termaksud adalah daerah; sedangkan Desentralisasi fungsional adalah penyerahan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus fungsi tertentu dan batas pengaturan termaksud adalah jenis fungsi itu sendiri, misalnya soal pendidikan dan kebudayaan, pertanahan, kesehatan, dan lain-lain.

  • KEBAIKAN DAN KELEMAHAN DESENTRALISASI

    KEBAIKANKELEMAHANmengurangi bertumpuknya pekerjaan di pemerintah pusatMempercepat pelayanan kpd masyarakat daerahPelibatan masy lokal dlm proses pemerintahanSarana untuk mengimplementasikan negara hukum, khususnya dalam rangka pemencaran kekuasaanDapat memberi kepuasan bagi daerah-2 karena sifatnya yang lebih langsungMembuka akemungkina bagi desintegrasiMembuka keseimbangan dan keserasian antar kepentingan dan daerah dapat lebih mudah tergangguMembuka kemungkinan timbulnya ketimpangan antar daerah karena perbedaan kemampuan dari masing-2 daerahDesentralisasi (teritorial) dapat mendorong timbulnya daerah-isme.

  • DEKONSENTRASIManifestasi penyelengaraan pemerintahan negara dengan asas sentralisasi yang dipersempit.pelimpahan wewenang dari pemerintahan kepada daerah otonom sebagai wakil pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah dalam kerangka negara kesatuan, dan lembaga yang melimpahkan kewenangan dapat memberikan perintah kepada pejabat yang telah dilimpahi kewenangan itu mengenai pengambilan atau pembuatan keputusan.Tidak menimbulkan otonomi karena kewenangan, pendanaan, sarana dan prasarana ditentukan oleh pemerintah pusat atau pemerintah yang lebih tinggi.

  • TUGAS PEMBANTUAN (MEDEBEWIND)Keikutsertaan pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah yang kewenangannya lebih luas dan lebih tinggi di daerah tersebut. Tugas pembantuan adalah salah satu wujud dekonsentrasi, akan tetapi pemerintah tidak membentuk badan sendiri untuk itu, yang tersusun secara vertikal.

  • 2 JENIS MEDEBEWINDMedebestuur (dalam arti luas), dimana pemerintah daerah harus menerapkan kebijakan yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah pusatMedebewind (dalam arti sempit), dimana pemerintah daerah dapat menerapkan kebijakan pemerintah pusat sesuai dengan keadaan daerah setempat.

  • VRIJBESTUURPenyelenggaraan urusan yang tidak jelas menjadi kewenangan siapa dan dalam hal ini pemerintah daerah bebas untuk menentukan sendiri apakah akan menyelenggarakan urusan tersebut.Contohnya adalah pengurusan jual beli atau tukar menukar barang keperluan penduduk setempat di wilayah perbatasan provinsi papua dengan negara Papua New Guenea.

  • SS.05*GEOPOLITIK INDONESIAOtonomi DaerahSentralisasi : Pemerintah diatur dari pusatDesentralisasi : Pelayanan langsung kepada rakyatFilosofi Pemda ada, ada rakyat yang dilayani Rakyat beri legitimasi Output Public goods & Public regulationDekonsentrasi : tidak semua tugas2 teknis dapat dilaksanakan Pemda

    SS.05

  • PENERAPAN ASAS PENYELENGARAAN PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIASentralisasi, diwujudkan dalam bentuk adanya Departemen Kementerian Negara dan Lembaga Non DepartemenDesentralisasi, diwujudkan dalam membentuk pemerintahan daerah sbg penyelenggaran pemerintah daerah otonomDekonsentrasi, diwujudkan dalam membentuk Pemerintahan Provinsi sebagai wilayah administrasi dan wakil pemerintah pusat.Medebewind, diwujudkan dlm bentuk penugasan dari unit pemerintahan yang lebih tingi kepada pemerintah yang lebih rendah.Vrijbestuur, dalam konteks otonomi luas dilakukan oleh daerah sepanjang urusan tersebut bukan kewenangan pemerintah pusat. Vrijbestuur yang lintas kab./kota menjadi kewenangan provinsi, sedangkan yang lokal menjadi kewenangan kab./kota.

  • BAGAN TIGA JENIS HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH

    AzasSifat Pemberian KewenanganPerbedaan Kewenangan PemerintahPusatProvinsiKabupaten/ KotaDesentralisasiPenyerahanPengawasanPengendalianPertanggung jawaban UmumKordinasiPengawasanKebijaksanaanPerencanaanPelaksanaanPembiayaan (kecuali gaji pegawai)DekonsentrasiPelimpahanKebijaksanaanPerencanaanPembiayaanPengawasanPengawasanMenunjangMelengkapiMedebewindKeikut-sertaanKebijaksanaanPerencanaanPelaksanaanPembiayaanPengawasanPengawasanMembantuPelaksanaan

  • UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAHUUD 1945.UUD 1945 Amandemen II.Undang-undang No. 1 Tahun 1945 tentang Pemerintahan Daerah.Undang-undang No. 22 Tahun 1948 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan DaerahUndang-undang No. 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan DaerahUndang-undang No. 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan DaerahUndang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di DaerahUndang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan DaerahUndang-undang No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan DaerahUndang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan DaerahUndang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah

  • HUBUNGAN PUSAT DAERAH DARI WAKTU KE WAKTU

    PERIODEKONFIGURASI POLITIKPRODUK HUKUMDASAR HUKUM POLA HUB KEKUASAAN PUSAT-DAERAHPOLA HUB PUSAT - DAERAHPerjuangan Kemerdekaan1945-1949DemokrasiOtonomi LuasUU No.1/1945UU No. 22/1948HarmonisPasca kemerdekaan1950-1059DemokrasiOtonomi LuasUU No.1/1957Mulai KonflikDemokrasi Terpimpin1959-1965OtoriterOtonomi TerbatasPenpres No.18/ 1959 dan UU No.18/1965KonflikOrde Baru1965 1998OtoriterSentralisasi, DekonsentrasiUU No. 5/1974UU No.5/1979Konflik1999 - sekarangDalam prosesOtonomi Luas, Desentralisasi, Dekonsentrasi dan MedebewindUU No. 22 & 25 tahun 1999

    UU No. 32 & 33 tahun 2004Dalam proses

  • VISI OTONOMI DAERAH HUBUNGAN ANTARA PUSAT - DAERAHBidang PolitikLahirnya kepala pemerintahan yg demokratisPenyelenggaraan pemerintah yg responsif pd kepentingan masyMekanisme pengambilan keputusan yang akuntabel dan transparanStruktur pemerintahan sesuai kebutuhan daerahSistem, pola karir politik dan administrasi yg kompetitifPengembangan manajemen sistem pemerintahan yg efektifBidang EkonomiLancarnya kebijakan ekonomi nasional di daerahPeluang pemda kembangkan kebijakan ekonomi regional dan lokal untuk optimalkan potensi ekonominyaFasilitasi investasi dan mudahkan proses perijinanBidang Sosial BudayaMenciptakan dan memelihara harmoni sosialMemelihara nilai-nilia lokal yg dipandang bersifat kondusif terhadap kemampuan masyarakat merespon dinamika kehidupan di sekitarnya.

  • HUBUNGAN ANTARA PUSAT DAERAHMENURUT UU NO.32/04 DAN NO.33/04DALAM BIDANG KEWENANGANPembagian wilayah NKRI dalam beberapa wilayah (Nasional, Provinsi,Kabupaten/Kota dan Desa)PP 25/2000 mengatur kewenangan pemerintah dan provinsi sebagai daerah otonomDALAM BIDANG KEUANGANPenyerahan dan pengalihan pembiayaan, sarana dan prasarana serta SDMMenganut prinsip money follow functions (no mandate without funding)Dari specific grant ke block grantDALAM BIDANG PENGAWASANPerda tdk boleh bertentangan dgn kepentingan umum, perda lain, peraturan perundangan yg lebih tinggiLebih fokus pd pengawasan represif dan tidak menganut pengawasan preventif

  • KENDALA DALAM PENATAAN HUBUNGAN PUSAT - DAERAHKapasitas Administrasi Pemerintah Daerah Kesenjangan Antar Daerah Kesenjangan Politik Perilaku Birokrasi

  • FRIKSI ANTAR TINGKATAN PEMERINTAHANFriksi antara Pusat dan daerah:Masalah kewenangan pertanahanMasalah kewenangan pelabuhan, bandara, dsbMasalah kewenangan tenaga kerja asingFriksi antara Kab/Kota dengan Provinsi:Masalah kewenangan atas ijin HPH, dsbMasalah hierarki otonomiMasalah Ijin bagi Bupati/WalikotaMasalah Pengelolaan PariwisataFriksi antar Kab/Kota itu sendiri:Masalah batas lautMasalah pelarangan pendatang tanpa tujuan jelas

  • ISU-ISU PERMASALAHAN YANG MUNCUL Hubungan Propinsi dengan Kab/Kota dan dengan DPRD masalah kedudukan dan peran Gubernur Keinginan bagi daerah otonom untuk meningkatkan Penghasilan Asli Daerah (PAD) yang berlebihanKemungkinan munculnya konflik kepentingan antar daerah dan antar daerah dengan pusat yang berkaitan dengan pendayagunaan Sumber Daya AlamAntara perencanaan pembangunan daerah Kabupaten/Kota, daerah propinsi dan pusat ada kemungkinan tidak terjadinya integrasi dan sinergiMunculnya egoisme kedaerahan yang berlebihanSikap dan perilaku birokrasi pusat yang cenderung tetap mempertahankan status quo

    *************************************