jenis kesalahan.doc
DESCRIPTION
kesalahanTRANSCRIPT
JENIS-JENIS KESALAHAN DALAM PENGUKURAN
Dalam mengukur suatu besaran fisika, kita dapat menggunakan
beberapa alat ukur. Dalam menggunakan alat ukur tersebut, kita dituntut
agar mampu memilih dan menggunakannya dengan benar. Selain itu, kita
juga dituntut untuk membaca skala yang ditunjukkan oleh alat ukur secara
benar. Namun kenyataannya, dalam menggunakan alat ukur tersebut, kita
tidak mungkin mendapatkan nilai benar. Nilai yang kita laporkan selalu
mempunyai ketidakpastian yang disebabkan oleh kesalahan-kesalahan
dalam pengukuran. Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran tersebut dapat
digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Kesalahan Kasar/ Umum (Mistakes/ Blunders)
b. Kesalahan Sistematik (Systematic Error)
c. Kesalahan Random/ Tak Terduga (Occidental Error)
Gambar 1. Bagan jenis kesalahan dalam pengukuran
Berdasarkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kesalahan, kesalahan
yang terjadi pada pengukuran dapat diklasifikasikan sebagai kesalahan
karena alam (natural errors), kesalahan karena alat ( instrumental errors) dan
kesalahan karena pengukur (personal errors).
Jenis Kesalahan
Kesalahan Umum / Kasar (Mistakes/
Blunders)
Kesalahan Sistematis
(Systematic Error)
Kesalahan Random / Tak Terduga
(occidental Error)
Gambar 2. Bagan sumber-sumber kesalahan
Kesalahan Umum / Kasar (Mistakes/Blunders)
Kesalahan kasar timbul oleh kekeliruan yang berat dan selalu dapat
dihindarkan dengan penyipatan yang teliti dan tepat. Kesalahan ini
dilakukan oleh surveyor. Kesalahan ini dapat disebabkan karena pengamat
kurang terampil dalam menggunakan alat ukur, posisi mata saat membaca
skala yang tidak benar dan kekeliruan dalam membaca skala.
Gambar 3. Cara pembacaan skala
Sumber-Sumber Kesalahan
Personal -keterbatasan pengukur dalam melakukan pengukuran-kecerobohan pengukur
Alatketidaksempurnaan kontruksi alat dan kalibrasi
AlamPerubahan kondisi lingkungan saat pengukuran
Untuk dapat menghindari kesalahan ini dapat dilakukan hal sebagai berikut :
a. melakukan pengukuran lebih dari satu kali
b. memeriksa secara teliti seluruh tinggi yang menjadi target survey
c. melakukan pembacaan berulang dan memeriksa konsistensi hasil bacaan
yang layak
d. memverifikasi/mengkonfirmasi data yang dicatat dengan membaca ulang
hasil bacaan
e. mengulang seluruh pengukuran secara mandiri dan periksa konsistensinya
f.menggunakan cek geometri atau aljabar sederhana, seperti
membandingkan jumlah tiga sudut yang diukur pada bidang segitiga dengan
180o.
g. melakukan pengukuran oleh beberapa pengamat, sesuai dengan tugasnya
masing-masing
h. pengukuran dengan model dan teknik tertentu.
Kesalahan Sistematis (Systematic Error)
Umumnya kesalahan sistematis timbul dari alat ukur itu sendiri. Kesalahan
sistematis dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain :
a. Kesalahan titik nol yang telah bergeser dari titik yang sebenarnya
b. Kesalahan kalibrasi, yaitu kesalahan yang terjadi akibat adanya
penyesuaian pembubuhan nilai pada garis skala saat pembuatan alat.
c. Kesalahan alat lainnya, misalnya : melemahnya pegas yang
digunakan pada neraca pegas sehingga dapat memengaruhi gerak
jarum penunjuk, dll.
Contoh kesalahan yang termasuk dalam kesalahan sistematis, yaitu :
1. Zero error
Ketika sedang tidak digunakan atau sedang tidak ada data, alat ukur
seharusnya menunjukkan angka nol. Tetapi sering terjadi, misalnya pada
amperemeter, pada saat tidak dialiri arus listrik, jarum berada di atas atau di
bawah angka nol. Oleh karena itu, ketika alat ukur tersebut digunakan akan
menimbulkan kesalahan.
2. Penskalaan yang tidak sempurna
Lebar skala harus sama (konsisten) dan standart. Kebanyakan alat ukur
sudah memenuhi syarat ini. Akan tetapi, dalam pembuatannya mungkin
terjadi ketidaksempurnaan.
Untuk menghindari kesalahan ini, ada beberapa hal yang harus dilakukan,
antara lain :
a. melakukan kalibrasi alat secara benar sebelum menggunakan alat ukur
b. mengoreksi hasil pengukuran
Kesalahan Random / Tak terduga (Occidental Error)
Selain kesalahan yang timbul dari surveyor dan alat ukur, kesalahan juga
dapat timbul dari lingkungan sekitar saat terjadi pengukuran, keslahan ini
disebut dengan kesalahan random atau kesalahan tak terduga. Kesalahan
random dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain :
a. getaran udara atau undulasi
b. kondisi tanah tempat berdiri alat
c. kecepatan udara atau kondisi atmosfer
d. perubahan suhu saat pengukuran
Cara menghindari kesalahan ini, antara lain :
a. Menggunakan alat presisi tinggi
b. Waktu pengambilan data : pagi 07.00-11.00, sore 14.00-17.00
c. Alat ukur dipayungi
Menggunakan metode pengolahan data tertentu (grafis, bouwditch,
perataan, kuadrat terkecil, dll)
Referensi :
Bang Taka, 2011, Mikrometer OD dalam http://catatan-piper-
comex.blogspot.com/2011/10/micrometer-od.html?m=0 diakses pada
tanggal 30 September 2012
Budiyanto, 2012, Macam-macam kesalahan pengukuran dalam
http://budisma.web.id/materi/sma/fisika-kelas-x/macam-macam-kesalahan-
pengukuran/ diakses pada tanggal 30 September 2012
Civil Engineering, 2012, Kesalahan-Kesalahan dalam Pengukuran dalam
http://belajar-teknik-sipil.blogspot.com/2010/03/kesalahan-kesalahan-
dalam-pengukuran.html diakses pada tanggal 30 September 2012
Frick, Heinz. 1985. Ilmu dan Alat Ukur Tanah. Kanisius
Tim Fisika. 2008. Fisika 1A. Jakarta : Grasindo