jenis desain penelitian

7
JENIS DESAIN PENELITIAN 1. Cross-Sectional Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Penelitian cross sectional ini sering disebut juga penelitian transversal, dan sering digunakan dalam penelitian-penelitian epidemiologi. Kelebihan 1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa. 2. Mudah dilaksanakan karena pengukuran variabel-variabel hanya dilakuakn satu kali, pada satu saat (tidak ada follow-up). 3. Menghasilkan hipotesis spesifik untuk penelitian anlitis. 4. Dapat digunakan untuk mengetahui prevalensi penyakit dan masalah kesehatan lainnya pada masyarakat. Kelemahan 1. Subyek penelitian bsar bila variabelnya banyak. 2. Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek lemah. 3. Hubungan waktu tidak bisa ditentukan sehingga peran logika dan teori penting. 4. Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat. 5. Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan (nilai prognostiknya lemah).

Upload: noverda-checaria-aziz

Post on 03-Aug-2015

352 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: JENIS DESAIN PENELITIAN

JENIS DESAIN PENELITIAN

1. Cross-Sectional

Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-

faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus

pada suatu saat (point time approach). Penelitian cross sectional ini sering disebut juga

penelitian transversal, dan sering digunakan dalam penelitian-penelitian epidemiologi.

Kelebihan

1.      Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.

2.      Mudah dilaksanakan karena pengukuran variabel-variabel hanya dilakuakn satu kali, pada

satu saat (tidak ada follow-up).

3.      Menghasilkan hipotesis spesifik untuk penelitian anlitis.

4.      Dapat digunakan untuk mengetahui prevalensi penyakit dan masalah kesehatan lainnya

pada masyarakat.

Kelemahan

1.      Subyek penelitian bsar bila variabelnya banyak.

2.      Kesimpulan korelasi faktor risiko dengan efek lemah.

3.      Hubungan waktu tidak bisa ditentukan sehingga peran logika dan teori penting.

4.      Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.

5.      Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan (nilai prognostiknya lemah).

6.      Tidak tepat untuk meneliti penyakit yang durasinya pendek

Contoh:

Penelitian tentang hubungan bentuk tubuh dengan hipertensi. Maka peneliti memilih suatu

populasi untuk dijadikan penelitian, memilih sampel penelitian secara random , kemudian dari

Page 2: JENIS DESAIN PENELITIAN

masing-masing sampel tersebut diambil data dengan wawancara menderita hipertensi atau tidak

(efek), dan pada saat yang sama juga diambil data paparan yaitu bentuk tubuh (gemuk atau

kurus) dengan metode observasi. Kemudian dihitung proporsi penderita hipertensi yang gemuk

dan yang kurus, serta yang bukan penderita hipertensi yang gemuk dan yang kurus. Maka dapat

disimpulkan hubungan antara bentuk tubuh dan hipertensi.

2. Case Control

Rancangan epidemiologis yang mempelajari hubungan antara paparan (amatan penelitian) dan

penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan

status paparannya. Mempelajari seberapa jauh f risiko mempengaruhi terjadinya efek. f risk

dipelajari melalui pendekatan retrospektif efek diidentifikasi saat ini, f risk diidentifikasi masa

lalu.

Langkah-langkah Case Control :

o Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai

o Menetapkan variabel penelitian

o Menetapkan subjek penelitian

o Melakukan pengukuran variabel

o Analisis hasil

Ciri-ciri Penelitian Case Control

Pemilihan subyek berdasarkan status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan amatan apakah

subyek mempunyai riwayat terpapar atau tidak. Subyek yang didiagnosis menderita penyakit

disebut: Kasus berupa insidensi yang muncul dan populasi, sedangkan subyek yang tidak

menderita disebut Kontrol.Jenis penelitian ini dapat saja berupa penelitian restrospektif bila

peneliti melihat ke belakang dengan menggunakan data yang berasal dari masa lalu atau bersifat

prospektif bila pengumpulan data berlangsung secara berkesinambungan sering dengan

berjalannya waktu. Idealnya penelitian kasus kontrol itu menggunakan kasus (insiden) baru

untuk mencegah adanya kesulitan dalam menguraikan faktor yang berhubungan dengan

penyebab dan kelangsungan hidup.

Karakteristik Penelitian Case Control

o Merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif

o Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok kontrol

o Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan sebab-akibat

o Terdapat hipotesis spesifik yang akan diuji secara statistik

b) Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Case Control

Kelebihan :

Page 3: JENIS DESAIN PENELITIAN

• Cocok untuk mempelajari penyakit yg jarang ditemukan

• Hasil cepat, ekonomis

• Subjek penelitian bisa lebih sedikit

• Memungkinkan mengetahui sejumlah faktor risiko yang mungkin berhubungan dengan

penyakit

• Kesimpulan korelasi > baik, krn ada pembatasan dan pengendalian f risk

• Tidak mengalami kendala etik.

Kelemahan :

• Bias

• Tdk diketh pengaruh variabel luar yg tak terkendali dgn teknik matching

• Pemilihan kontrol dgn mathcing akan sulit bila faktor risiko yg di “matching”kan banyak

• Kelompok kasus dan kontrol tidak random à apakah faktor luar seimbang?

c) Contoh Penyakit Tidak Menular dalam Penelitian ini

Penelitian kasus kontrol tentang hubungan antara rokok dan kanker paru-paru dengan

menggunakan pendekatan atau rancangan prospektif.

3. Cohort

Penelitian cohort sering disebut penelitian prospektif adalah suatu penelitian survei (non

eksperimen) yang paling baik dalam mengkaji hubungan antara faktor risiko dengan efek

(penyakit). Artinya, faktor risiko yang akan dipelajari diidentifikasi dahulu, kemudian diikuti ke

depan secara prospektif timbulnya efek, yaitu penyakit atau salah satu indikator status kesehatan.

Kelebihan

1.      Studi kohort merupakan desain yang terbaik dalam menentukan insidens dan perjalanan

penyakit atau efek yang diteliti.

2.      Dapat dipakai untuk mengetahui ada tidaknya asosiasi antara faktor risiko dan penyakit.

3.      Dapat memberi keterangan yang lebih lengkap mengenai faktor risiko yang dialami oleh

indvidu dan riwayat alamiah perjalanan penyakit.

4.      Dapat sangat mereduksi bias informasi. Tidak akan terjadi masalah recall atau memori.

5.      Masalah etika lebih sedikit dibandingkan dengan study eksperimental.

6.      Dapat dipakai langsung untuk menghitung insidens rate dari penyakit dan risiko relatif dari

faktor risiko yang sedang diteliti.

Page 4: JENIS DESAIN PENELITIAN

7.      Informasi mengenai studi mudah dimengerti oleh orang yang bukan ahli epidemiologi.

8.      Karena pengamatan dilakukan secara kontinu dan longitudinal, maka studi kohort memiliki

kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan yang semakin meningkat.

Kelemahan

1.      Memerlukan ukuran sampel yang besar, terutama untuk jenis penyakit yang sedikit

dijumpai dimasyarakat. Hendaklah dihindari dengan memilih kasus yang sering terjadi, atau

penyakit yang tidak kompleks.

2.      Memerlukan waktu follow up yang cukup lama. Untuk itu perlu dipilih penyakit-

penyakit yang mempunyai masa inkubasi yang singkat.

3.      Biaya yang diperlukan selama studi cukup besar dan mahal.

4.      Follow up kadang-kadang sulit dilaksanakan dan loss follow up dapat mempengaruhi hasil

penelitian.

5.      Studi kohort seringkali rumit. Untuk menghindarinya pilihlah populasi yang stabil, dan

tidak berpindah-pindah tempat.

6.      Kurang efisien segi waktu maupun biaya untuk meneliti kasus yang jarang terjadi.

7.      Terancam terjadinya drop out atau terjadinya perubahan intensitas paparan atau faktor

risiko akan dapat mengganggu analisis.

8.      Dapat menimbulkan masalah etika oleh karena peneliti membiarkan subyek tekena paparan

yang dicurigai atau dianggap dapat merugikan subyek. Hendaknya memilih faktor risiko

atauexposure yang tidak berbahaya.

Contoh:

Peneitian kohort prospektik meneliti hubungan obesitas dengan diabetes. Penelitian di mulai

ketika subjek penelitian mengalami yang mengalami obesitas (faktor yang di duga sebagai

penyebab diabetes). Kemudian perkembangan sampel diikuti misalnya sampai 10 tahun, apakah

dalam jangka waktu 10 tahun tersebut subjek mengalami efek yang dimaksud. Dibandingkan

dengan sampel kelompok lain yang tidak mengalami obesitas apakah mengalami diabetes pula

dalam jangka waktu tersebut.

Page 5: JENIS DESAIN PENELITIAN

Penelitian epidemiologi

Secara sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut :

1. Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study/studi potong lintang/studi

prevalensi atau survei.

2. Epidemiologi analitik : terdiri dari :

a. Non eksperimental :

1) Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal / prospektif studi. Kohort

diartiakan sebagai sekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat

(penyakitnya).

2) Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif. Tujuannya mencari

faktor penyebab penyakit.

3) Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi sebagai bahan untuk

penyelidikan secara empiris faktor resiko atau karakteristik yang berada dalam

keadaan konstan di masyarakat. Misalnya, polusi udara akibat sisa pembakaran

BBM yang terjadi di kota-kota besar.

b. Eksperimental. Dimana penelitian dapat melakukan manipulasi/mengontrol faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan sebagai tes yang

paling baik untuk menentukan cause and effect relationship serta tes yang

berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit maupun untuk menjawab

pertanyaan masalah ilmiah lainnya. Studi eksperimen dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

1) Clinical Trial. Contoh :

a) Pemberian obat hipertensi pada orang dengan tekanan darah tinggi untuk

mencegah terjadinya stroke.

Page 6: JENIS DESAIN PENELITIAN

b) Pemberian Tetanus Toxoid pada ibu hamil untuk menurunkan frekuensi

Tetanus Neonatorum.

2) Community Trial. Contoh : Studi Pemberian zat flourida pada air minum.

Desain epidemiologi penelitian: Untuk meneliti penyakit langka:EkologiCohort  Eksperimental:Binatang percobaanManusia Observasional:Deskriptif  Analitik