jawaban_uts_evaluasi.pdf

Upload: rinawahyuningsih

Post on 06-Jul-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    1/15

     Nama : Tia Nuri Wijaya

     Nim : 14121610748

    Kelas : Biologi C/6

    Tugas : UTS Evaluasi

    JAWABAN UTS EVALUASI

    1. Hubungan antara Tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi memiliki perbedaan arti dan fungsi,

     Namun semuanya tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan karena semuanya memiliki

    keterkaitan yang erat.

    A. Tes

    Tes merupakan salah satu bentuk instrumen yang terdiri atas sejumlah pertanyaan,

    atau butir-butir soal yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi melalui

     jawaban responden atau peserta tes. Dengan demikian, fungsi tes adalah sebagai alat ukur.

    B. Pengukuran

    Menurut Zainul dan Nasution (2001), bahwa pengukuran memiliki dua karakteristik

    utama yaitu: penggunaan angka atau skala tertentu dan menurut suatu aturan atau formula

    tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu proses

     pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk membandingkan antara alat ukur dan

    objek yang ukur serta hasilnya bersifat kuantitatif (bentuk skor).

    C. Penilaian

    Menurut Sidin Ali dan Khaeruddin (2012), bahwa penilaian adalah proses penentuan

    kualitas suatu objek dengan membandingkan antara hasil-hasil ukur dengan standar penilaian

    tertentu.

    D. Evaluasi

    Evaluasi menurut Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat

    dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi

    yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes

    maupun non tes.

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    2/15

    Perbedaan antara tes, pengukuran dan penilaian terletak pada waktu dan fungsinya.

    Tes digunakan sebagai alat atau media untuk memperoleh informasi tentang orang lain.

    Pengukuran digunakan untuk memberi angka pada karakteristik tertentu yang dimiliki oleh

    orang, hal, atau obyek yang diambil dari sebuah tes. Sedangkan penilaian digunakan untuk

    mengambil keputusan berdasarkan data-data yang diperoleh berdasarkan pengukuran

    sebelumnya.

    Perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang lingkup

     penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek

    saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks

    internal. Ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu

    sistem dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal. Evaluasi

    dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes

    merupakan salah satu alat (instrument ) pengukuran. Pengukuran lebih membatasi pada

    gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik,

    sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian tidak hanya

    didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan

    wawancara.

    Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih ditekankan pada penilaian

     proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada hasil belajar. Apabila dilihat dari

    keberpihakannya, menurut Stiggins (1993) asesmen lebih berpihak kepada kepentingan

    siswa. Siswa dalam hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan,

    kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi menurut Rustaman (2003) lebih

     berpihak kepada kepentingan evaluator.

    Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi

    dengan asesmen. Evaluasi (evaluation) merupakan penilaian program pendidikan secara

    menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Evaluasi

     program menelaah komponen-komponen yang saling berkaitan tentang perencanaan,

     pelaksanaan, dan pemantauan. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope

    yang lebih sempit (lebih mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi. Seperti dikemukakan

    oleh Kumano (2001) asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan program

     pembelajaran.

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    3/15

    Harlen (1982) mengungkapkan perbedaan antara asesmen dan evaluasi dalam hal

    metode. Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan metode yang bervariasi. Asesmen

    dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut.

    Selain dari itu, subyek untuk asesmen hanya siswa, sementara itu subyek evaluasi lebih luas

    dan beragam seperti siswa, guru, materi, organisasi, dll.

    Yulaelawati (2004) menekankan kembali bahwa scope asesmen hanya mencakup

    kompetensi lulusan dan perbaikan cara belajar siswa. Jadi hubungannya lebih pada peserta

    didik. Ruang lingkup evaluasi yang lebih luas ditunjukkan dengan cakupannya yang meliputi

    isi atau substansi, proses pelaksanaan program pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan

    dan peningkatan tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan prasarana, dan

     pembiayaan.

    2. A. Taksonomi Bloom Revisi

    Berdasarkan Taksonomi Bloom menjadi sesuatu yang penting dan mempunyai

     pengaruh yang luas dalam waktu yang lama. Namun salah seorang murid Bloom yang

     bernama Lorin W Anderson beserta rekannya merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990.

    Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi

    Bloom dalam bentuk sebuah buku yang berjudul  A Taxonomy for Learning, Teaching, and

     Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educatioanl Objectives yang disusun oleh

    Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl.

    Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, Masing-masing kategori masih

    diurutkan secara hirarki dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif

    kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah

    enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan

    kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.

    Taksonomi Hasil revisi Anderson pada Ranah Kognitif adalah:

    1. 

    Mengingat, kata-kata operasional yang digunakan adalah mengurutkan,

    menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi,

    menemukan kembali.

    2.  Memahami, kata-kata operasional yang digunakan adalah menafsirkan,

    meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, membeberkan.

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    4/15

    3.  Menerapkan, kata-kata opersional yang digunakan adalah melaksanakan,

    menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun,

    memulai, menyelesaikan, mendeteksi.

    4.  Menganalisis, kata-kata operasional yang digunakan adalah menguraikan,

    membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur,

    mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan,

    menyamankan, membandingkan.

    5.  Mengevaluasi, kata-kata operasional yang digunakan adalah menyusun hipotesi,

    mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, membenarkan, menyalahkan.

    6.  Berkreasi, Kata-kata operasional yang digunakan adalah merancang, membangun,

    merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan,

    memperkuat, memperindah, menggubah.

    Dari penjelasan diatas maka dapat di simpulkan keterkaitan taksonomi bloom

    dengan taksonomi bloom revisi, yaitu :

    1)  Tingkatan tingkah laku pada taksonomi bloom yang lama menggunakan kata sifat

    sedangkan Anderson mengubahnya dengan menggunakan kata kerja.

    2)  Tingkatan terendah (C1) Pengetahuan diganti dengan Mengingat.

    3)  Tingkatan C5 Sintesa dan tingkatan C6 Evaluasi dilebur menjadi Mengevaluasi yang

     berkedudukan pada tingkatan C5.

    4)  Tingkatan C6 digantikan menjadi Berkreasi.

    B. Taksonomi Marzano

    Robert Marzano (2001) menstruktur dan mengkonsep kembali hirarki Bloom menjadi 6

    kategori yang berbeda. Taksonomi Bloom dikembangkan sebagai hirarki dari dasar

     pemikiran atau dasar proses akademik, sedangkan Marzano menggabungkan dasar-dasar itu

    dari tingkat berfikir pada proses kognitif dan proses metakognitif, sebagaimana konsep-

    konsep tadi berhubungan dengan manfaatnya, motivasinya, serta emosi sebagai pendukung.

    Berikut enam level yang dikemukakan oleh Robert Marzano.

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    5/15

    Sistem Level Deskripsi

    Kognitif 1. Retrieval Proses dari prosedur pengetahuan,

    mengingat kembali atau melakukan,

    tanpa pemahaman.

    2.Comprehension Proses dari urutan atau struktur

     pengetahuan, sintesis/lamgkah-

    langkah dan gambarannya secara

    mendasar untuk pemahaman dasar

    atau pemahaman awal.

    3. Analisis Proses mengakses dan menguji

     pengetahuan mengenai persamaan

    dan perbedaan, hubungan pangkat

    atas dan pangkat bawah,

    mendiagnosa kesalahan, atau logika

    yang konsekuen, atau prinsip yang

    dapat diduga.

    4. Utilization Proses dalam penggunaan pengetahuan darimana masalah bisa

    disikapi atau dipecahkan, investigasi

    dapat direncanakan, keputusan dan

    aplikasi dapat diperoleh.

    Metakognitif 5. Metakognisi Proses untuk memonitor apa dan

     bagaimana pengetahuan yang baik

     bisa dimengerti, pengujian yangsecara sadar terhadap proses-proses

    kognitif untuk melihat apakah

     proses-proses tersebut mempengaruhi

    tujuan-tujuan yang akan dicapai.

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    6/15

    Self-system 6. Self Proses mengidentifikasi respon/

    rangsangan emosi, melatih persepsi,

    motivasi, dan manfaatnya pada

    kepercayaan terhadap pengetahuan

    awal.

    Enam tingkatan atau level tersebut juga berinteraksi dengan apa yang disebut

    Marzano “tiga pengetahuan awal”, yaitu: 

    1.Informasi, mencakup: kosakata, isi secara lengkap atau prinsip.

    2.Prosedur mental, mencakup: recalling , mengklasifikasikan secara umum, memonitor

    metakognitif, dan sebagainya.

    3.Presedur psikomotor, mencakup: keahlian dan kecakapan atau penampilan.

    C. Perbedaan Taksonomi Bloom dan Taksoonomi Marzano

    Secara umum Marzano membagi urutan taksonomi pada ranah kognitif sebagai

     berikut :

      Penarikan Kembali : mengingat kembali eksekusi

     

    Pemahaman : sintesa keterwakilan

      Analisis : kecocokan pengklasifikasian, analisis kesalahan, generalisasi, spesifikasi

      Pemanfaatan Pengetahuan : pengambilan keputusan, pemecahan masalah, pertanyaan

     percobaan, penyelidikan.

    Sedangkan menurut Bloom membagi urutan taksonomi pada ranah kognitif

    sebagai berikut:

       Remembering  ( mengingat )

      Understanding  ( memahami )

       Applying  ( mengaplikasikan )

       Analyzing  ( menganalisis )

       Evaluating  ( mengevaluasi )

      Creating  (menghasilkan)

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    7/15

     

    3. Tabel Kisi-kisi Soal

    Jenis Sekolah : SMA Alokasi Waktu : 1 Jam

    Mata Pelajaran : Biologi Jumlah Soal : 10 soal

    Kurikulum : KTSP Penulis : Tia

    SK KD Indikator Aspek Bloom Jawaban

    Soal

    Jumlah

    SoalC1 C2 C3 C4 C5 C6

    1. Mengidentifikasi

    struktur dan fungsi sistem

    reproduksi laki-laki dan

    wanita.

    1, 2 1 2 C,C,D,B 4

    2. Menjelaskan proses

     pembentukan sperma dan

    sel telur.

    3. Menjelaskan proses

    ovulasi.

    4. Menjelaskan peristiwa

    menstruasi pada wanita

    dan faktor-faktor yang

    mempengaruhinya.

    1 2 1 A, B,A 3

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    8/15

      5. Mengidentifikasi proses

    fertilisasi, gestasi dan

     persalinan.

    3 2 1 D,B,B 3

    6. Mendeskripsikan alat

    kontrasepsi pada pria dan

    wanita.

    Jumlah Soal 3 2 2 2 1 10

    Keterangan :

      C2 = Memahami

      C3 = Menerapkan

      C4 = Menganalisis

      C5 = Mengevaluasi

      C6 = Mencipta

    Kunci Jawaban Soal

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    9/15

     

    4. A. Soal Tipe C2 :

    1. Sistem reproduksi manusia pada hewan dan manusia yang berfungsi untuk

    menghasilkan sel-sel kelamin adalah ?

    A.  Penis dan Testis

    B.  Penis dan Epididimis

    C.  Testis dan Ovarium

    D.  Ovarium dan Uterus

    E.  Ovarium dan Penis

    2. Pada proses spermatogenesis, spermatisit sekunder memiliki sifat..?

    A.  Haploid tanpa Kromatid

    B.  Haploid dengan kromatid tunggal

    C.  Haploid dengan kromatid ganda

    D.  Diploid dengan kromatid tunggal

    E.  Diploid dengan kromatid ganda

    3. Cairan ketuban yang berfungsi untuk menjaga embrio tetap basah dan tahan terhadap

    guncangan dihasilkan oleh ..?

    A.  Korion

    B.  Plasenta

    C.  Alantois

    D.  Amnion

    E.  Yolk

    B. Soal Tipe C3

    1. Pada siklus menstruasi, folikel yang telah melepaskan ovum berubah menjadi korpus

    luteum, penghasil hormone progesterone. Apakah pengaruh hormone tersebut apabila

    ovum tidak dibuahi oleh sperma..?

    A.  Endomentrium luruh, merangsang perkembangan folikel baru.

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    10/15

    B.  Mengaktifkan sekresi lender kelenjar-kelenjar endomentrium

    C.  Menstimulus pertumbuhan folikel, sehingga cepat membesar.

    D.  Meningkatkan produksi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisis.

    E.  Mempertahankan endomentrium sehingga siap saat implantasi.

    2. selama kehamilan, ovarium tidak akan membentuk folikel graaf yang baru, karena..?

    A.  FSH mencegah pembentukan progesterone

    B.  Progesterone mencegah pembentukan FSH

    C.  FSH mencegah pembentukan esterogen

    D.  Esterogen mencegah pembentukan FSH

    E.  Esterogen mencegah pembentukan progesterone

    C. Soal Tipe C4

    1. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini mengenai sistem reproduksi manusia pada wanita..?

    1)  Esterogen dan progesterone sangat penting saat ovulasi terjadi.

    2)  Esterogen cenderung menghambat produksi FSH oleh kelenjar pituitary anterior.

    3)  Fertilisasi ovum oleh spermatozoa biasanya terjadi di uterus.

    4)  Hormone LH sangat besar peranannya dalam produksi progesterone

    5)  Jumlah esterogen dan progesterone selalu berflukturasi di dalam darah.

    Dari pertanyaan yang diatas yang benar adalah..?

    A.  1,2,3

    B.  2,3,4

    C.  1,3,4

    D.  1,2,5

    E.  3,4,5

    2. ciri-ciri puberitas dialami pria , antara lain..?

    A.  Perubahan pada alat kelamin

    B. 

    Mendapatkan mimpi basah

    C.  Pertumbuhan rambut pada sekitar alat kelamin

    D.  Tumbuhnya rambut diketiak

    E.  Perubahan suara yang menjadi tinggi.

    D. Soal Tipe C5

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    11/15

    1. Urutan jalannya sperma saat di keluarkan dari tubuh adalah..?

    A.  Testis-epididimis-saluran ejakulasi-vas deferens-uretra-penis

    B.  Testis- epididimis -vas deferens- saluran ejakulasi- uretra-penis

    C.  Testis- uretra- saluran ejakulasi- vas deferens- epididimis- penis

    D.  Testis- saluran ejakulasi- uretra- vas deferens- epididimis- penis

    E.  Testis- vas deferens- epididymis- saluran ejakulasi- uretra-penis

    2. Pada fertilisasi, embrio hasil fertilisasi akan diletakan di..?

    A.  Testis

    B.  Uterus

    C.  Oviduk

    D.  Uretra

    E. 

    Labiya Mayor

    E. Soal Tipe C6

    1. Menstruasi dapat ditunda bila wanita subur diberikan suntikan hormone..?

    A.  Esterogen dan progesterone

    B.  Esterogen dan FSH

    C.  Esterogen dan LH

    D.  FSH dan LH

    E.  Progesteron dan FSH

    5. Soal Esay

    6.

    7. 1. Teori Tes Klasik

    Teori tes klasik merupakan sebuah teori yang mudah dalam penerapannya serta

    model yang cukup berguna dalam mendeskripsikan bagaimana kesalahan dalam pengukuran dapat mempengaruhi skor pengamatan. Inti teori klasik adalah asumsi-asumsi

    yang dirumuskan secara sistematis serta dalam jangka waktu yang lama. Dari asumsi-

    asumsi tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa kesimpulan.

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    12/15

    Ada tujuh macam asumsi yang ada dalam teori tes klasik ini. Allen & Yen

    menguraikan asumsi-asumsi teori klasik sebagai berikut:

    1. Asumsi pertama teori tes klasik adalah bahwa terdapat hubungan antara skor tampak

    (observed score) yang dilambangkan dengan huruf X, skor murni (true score) yang

    dilambangkan dengan T dan skor kasalahan (error ) yang dilambangkan dengan E.

    Menurut Saifuddin Azwar (2001:30) yang dimaksud kesalahan pada pengukuran dalam

    teori klasik adalah penyimpangan tampak dari skor harapan teoritik yang terjadi secara

    random. Hubungan itu adalah bahwa besarnya skor tampak ditentukan oleh skor murni

    dan kesalahan pengukuran. Dalam bahasa matematika dapat dilambangkan dengan X =

    T + E.

    2. Asumsi kedua adalah bahwa skor murni (T) merupakan nilai harapan є (X). Dengan

    demikian skor murni adalah nilai rata-rata skor perolehan teoretis sekiranya dilakukan

     pengukuran berulang-ulang (sampai tak terhingga) terhadap seseorang dengan

    menggunakan alat ukur.

    3. Asumsi ketiga teori tes klasik menyatakan bahwa tidak terdapat korelasi antara skor

    murni dan skor pengukuran pada suatu tes yang dilaksanakan (ρet   = 0). Implikasi dari

    asumsi adalah bahwa skor murni yang tinggi tidak akan mempunyai error  yang selalu

     positif ataupun selalu negatif.

    4. Asumsi keempat meyatakan bahwa korelasi antara kesalahan pada pengukuran pertama

    dan nol (ρe1e2 = 0). Artinya bahwa skor-skor kesalahan pada dua tes untuk mengukur

    hal yang sama tidak memiliki korelasi (hubungan). Dengan kesalahan pada pengukuran

    kedua adalah nol (demikian besarnya kesalahan pada suatu tes tidak bergantung

    kesalahan pada tes lain.

    5. Asumsi kelima menyatakan bahwa jika terdapat dua tes untuk mengukur atribut yangsama maka skor kesalahan pada tes pertama tidak berkorelasi dengan skor murni pada

    tes kedua (ρelt2). Asumsi ini akan gugur jika salah satu tes tersebut ternyata mengukur

    aspek yang berpengaruh terhadap teradinya kesalahan pada pengukuran yang lain.

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    13/15

    6. Asumsi keenam teori tes klasik adalah menyajikan tentang pengertian tes yang pararel.

    Dua perangkat tes dapat dikatakan sebagai tes-tes yang pararel jika skor-skor populasi

    yang menempuh kedua tes tersebut mendapat skor murni yang sama (T = T' ) dan varian

    skor-skor kesalahannya sama (se2=se' 

    2). Dalam prakteknya, asumsi keenam teori ini

    sulit terpenuhi.

    7. Asumsi terakhir dari teori tes klasik menyatakan tentang definisi tes yang setara

    (essentially t equivalent ). Jika dua perangkat tes mempunyai skor-skor perolehan dan

     X t1 dan  X t2 yang memenuhi asumsi 1 sampai 5dan apabila untuk setiap populasi subyek

    X1 =X2 + C12, dimana C12 adalah bilangan konstanta, maka kedua tes disebut tes yang

     pararel.

    Asumsi-asumsi teori klasik di atas memungkinkan untuk dikembangkan dalam

    rangka pengembangan berbagai formula yang berguna dalam melakukan pengukuran

     psikologis. Daya beda, indeks kesukaran, efektifitas distraktor, reliabilitas dan validitas

    adalah formula penting yang disarikan dari teori tes klasik.

    2. Teori Tes Modern

    Teori tes modern adalah teori tentang cara mengukur tes. tes ini adalah tes baru yang

    ada. belum banyak yang mengetahui tentang teori tes modern. Teori tes modern sering juga

    disebut Latent Trait Theory yaitu performance subjek dalam suatu tes yang dapat diprediksi

    dari kemampuannya yang bersifat laten. Atau lebih dikenal dengan  Item Response Theory 

    (IRT) yaitu respon subjek terhadap item yang menunjukkan kognitifnya. Kelebihan kinerja

    subjek dapat dilihat dengan  Item Characteristic Curve (ICC). Artinya semakin baik

     performance subjek akan semakin banyak respon (jawaban pada aitem tes) yang benar.

    Unsur teori dalam tes modern meliputi:

     

    Butir (item tes)

      Subjek (responnya)

      Isi respon subjek

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    14/15

     

    Asumsi-asumsi dalam tes modern:

    1.  Parameter butir soal dan kemampuan adalah (Invariant). Artinya soal yang dibuat

    memiliki korelasi positif dengan kemampuan yang diukur.

    2.  Unidimensionality, artinya 1 item mengukur satu kemampuan. Asumsi ini kurang

    terbukti karena pada dasarnya antara item 1 dengan lainnya saling melengkapi.

    3.  Local independence, artinya respon terhadap suatu item tidak akan berpengaruh

    terhadap item lainnya.

    Parameter butir soal pada IRT yaitu Ukuran atau aturan-aturan yang digunakan untuk

    mengetahui mana soal yang valid (bisa dipakai) dan mana soal yang tidak valid (tidak bisa

    dipakai). Aturannya ada 3:

    1.  Daya pembeda soal, Artinya item soal bisa dianggap baik kalau item soal tersebut dapat

    digunakan untuk membedakan antara subjek yang berkemampuan tinggi dari subjek

    yang berkemampuan rendah.

    2.  Taraf kesukaran soal, Artinya item soal bisa dianggap baik kalau item soal tersebut tidak

    terlalu sulit dan tidak terlalu mudah.

    3.  Kebetulan menjawab benar. Artinya item soal bisa mendeteksi subjek yang menjawab

    asal-asalan dan kebetulan benar.

    Penggunaan parameter tersebut tergantung pada penyusun alat tes, boleh menggunakan

    ketiganya atau hanya menggunakan dua saja. Ada tiga pilihan yang bisa digunakan:

    1.  Logistik 1 Parameter. Jika menggunakan logistik 1 parameter, item-item yang akan

    digunakan hanya diuji taraf kesukaran soalnya saja. Contoh saya membuat 50 item soal,

    setelah saya uji cobakan kepada N=100. Langkah selanjutnya saya hanya harus

    menyeleksi mana item-item yang memiliki taraf kesukaran sedang (item yang sedang

    ialah item yang bisa dijawab oleh 60% subjek). Langkah terakhir item-item yang

    diketahui taraf kesukarannya sedang langsung bisa digunakan untuk tes.

    2.  Logistik 2 Parameter. Jika menggunakan logistik 2 parameter, item-item yang akan

    digunakan harus diuji taraf kesukaran soalnya dan juga daya beda soalnya. Jelasnya item-

    item yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah serta bisa membedakan antara siswa

  • 8/18/2019 Jawaban_UTS_EVALUASI.pdf

    15/15

    yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah, itu yang bisa

    dipakai sebagai item soal tes.

    3.  Logistik 3 Parameter. Jika menggunakan logistik 3 parameter, item-item yang akan

    digunakan harus diuji taraf kesukaran soalnya, diuji daya beda soalnya, dan diuji

    kemungkinan kebetulan menjawab benar.